Professional Documents
Culture Documents
Johannes Marthin
Praktisi Pemasaran di Surabaya
Hatane Semuel
Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya
Email: samy@petra.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat brand loyalty konsumen atas shampoo merek Head & Shoulders
dan mengetahui susunan piramida loyalitas, yang meliputi switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, dan
committed buyer atas shampoo merek Head & Shoulders. Hasil penelitian atas 1200 orang pelanggan menunjukkan bahwa:
(1) Shampoo merek Head & Shoulders mempunyai konsumen yang paling banyak pada tingkat committed buyer, yaitu
91,25%, sehingga disimpulkan bagus. (2) Prosentase switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, dan
committed buyer atas shampoo merek Head & Shoulders berturut-turut adalah 18,50%, 42,08%, 79,67%, 86,60%, dan
91,25%, sehingga susunan piramida loyalitas adalah seperti piramida terbalik. Hal ini mengindikasikan bahwa merek Head
& Shoulders memiliki brand equity yang kuat.
Kata kunci: brand loyalty, switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, committed buyer.
Abstract: This research is to know level of brand loyalty of shampoo Head & Shoulders and pyramid of brand loyalty,
which consist of switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, and committed buyer of shampoo Head
& Shoulders. Result of this research up on 1200 respondents indicate that: (1) Shampoo Head & Shoulders have consumer
which at most at committed buyer, that is 91.25%, so that concluded nicely. (2) Percentage of switcher buyer, habitual buyer,
satisfied buyer, liking of the brand, and committed buyer of shampoo Head & Shoulders successively is 18.50%, 42.08%,
79.67%, 86.60%, and 91.25%, so that pyramid of brand loyalty is like inversed pyramid. This matter indication that brand of
Head & Shoulders have strong brand equity.
Keywords: brand loyalty, switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, committed buyer.
90
Marthin: Analisis Tingkat Brand Loyalty pada Produk Shampoo 91
dan mengandung menthol alami yang membikin kulit kualitas), brand association (asosiasi merek), dan
kepala terasa dingin supaya konsumen merasa segar other proprietary brand assets (asset-asset merek
dan bugar. (2) SMOOTH & SILKY, dapat meng- lain). Peter dan Olson (2003) memberikan definisi,
hilangkan ketombe dan mengandung bahan pelembab brand loyalty adalah komitmen hakiki dalam
untuk mengurangi kekeringan rambut, mencegah membeli ulang sebuah merek yang istimewa. Brand
kerusakan dan rambut bercabang supaya rambut jadi loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran
sangat lembut. (3) CLEAN & BALANCED, juga keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek
dapat menghilangkan ketombe dan menjadikan (Durianto et al., 2001). Ukuran ini mampu memberi-
rambut lembut dan terasa sangat bersih (“Testimoni,” kan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang
2007). pelanggan beralih ke merek produk yang lain,
Ishak Maulana, Assistant Supervisor AC Nielsen terutama jika pada merek tersebut didapati ada
Surabaya menyatakan bahwa untuk produk-produk perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut
toiletris, shampoo merek Head & Shoulders lain.
merupakan salah satu merek shampoo yang banyak Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada
dikonsumsi oleh masyarakat di Surabaya, di samping suatu merek tidak akan dengan mudah berpindah ke
Clear, Pantene, Rejoice, Head & Shoulders, dan merek lain, apapun yang terjadi dengan merek
terakhir merek Sunsilk (Wawancara, September 22, tersebut. Apabila loyalitas pelanggan terhadap suatu
2007). Ditambahkan bahwa dominasi penjualan merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan
shampoo untuk masing-masing toko/plaza/super tersebut dari ancaman dan serangan merek produk
market jumlahnya dan mereknya tidak sama. pesaing dapat dikurangi. Dengan demikian, brand
Pelanggan yang mengkonsumsi dan menjadi loyal loyalty merupakan salah satu indikator dari brand
pada shampoo merek Head & Shoulders memiliki equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan,
pertimbangan tertentu, misalnya, disesuaikan dengan yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan
karakteristik dan problematik rambut yang dimiliki di masa mendatang.
pelanggan. Semua pertimbanga tersebut didasarkan
pada pengharapan rambut menjadi indah, sehat, dan Fungsi Brand Loyalty
bebas ketombe. Pelanggan yang loyal terhadap
shampoo dengan merek tertentu tidak akan mudah Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari
berganti ke merek lain (Durianto et al., 2001). suatu strategi pemasaran, maka akan membuat brand
Sebaliknya, pelanggan yang tidak loyal akan mudah loyalty menjadi asset stategis bagi perusahaan.
berganti ke merek lain, yang dimungkinkan karena Beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand
faktor karakteristik produk, harga, dan kenyamanan loyalty kepada perusahaan, yaitu “reduced marketing
pemakaian merek produk alternatif.. Aaker (1991) costs, trade leverage, attracting new customers, dan
loyalitas sejumlah pelanggan terhadap merek, provide time to respond to competitive threats”
tentunya tidak dapat dipisahkan dari variabel-variabel (Durianto et al., 2001, p.127).
yang membentuknya, yaitu habitual behaviour, 1. Reduced marketing costs (Mengurangi biaya
switching cost, satisfaction, liking of the brand, dan pemasaran)
commitment. Adanya brand loyalty kaitan dengan biaya
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagai- pemasaran. Biaya pemasaran akan lebih murah
manakah tingkat brand loyalty konsumen atas merek terutama dalam mempertahankan pelanggan
shampoo dengan mengambil merek Head & dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan
Shoulders sebagai sebuah studi kasus. Brand loyalty pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan
akan diklasifikasikan melalui piramida loyalitas, menjadi kecil jika brand loyalty meningkat.
meliputi swicher, habitual buyer, satisfied buyer, 2. Trade leverage (Meningkatkan Perdagangan)
liking of the brand, dan committed buyer atas Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan
shampoo merek Head & Shoulders, (Aaker, 1991). menghasilkan peningkatan perdagangan dan
memperkuat keyakinan perantara pemasaran.
TINJAUAN PUSTAKA Semakin biasa konsumen membeli suatu produk,
maka semakin tinggi frekuensi pembelian
Brand Loyalty konsumen tersebut, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan penjualan.
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan salah
3. Attracting new customers (Menarik pelanggan
satu dari 5 variabel brand equity yang dikembangkan
baru)
oleh Aaker (1991), di samping brand awareness
Banyaknya pelanggan yang merasa puas dan suka
(kesadaran merek), perceived quality (persepsi
pada merek tertentu, maka akan menimbulkan
92 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 90-102
perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan melekat dengan tindakan pelanggan beralih
lain untuk mengkonsumsi merek tertentu tersebut. merek.
Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya 4. Liking of the brand (menyukai merek)
akan merekomendasikan merek yang pernah/ Pelanggan yang masuk dalam kategori liking of
sedang dikonsumsi kepada teman/kerabat dekat- the brand merupakan pelanggan yang sungguh-
nya, sehingga akan menarik pelanggan baru. sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan
4. Provide time to respond to competitive threats ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada
(Memberi waktu untuk merespon ancaman merek. Rasa suka pelanggan bisa saja didasari
persaing) oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rang-
Brand loyalty akan memberikan waktu pada kaian pengalaman dalam penggunaan sebelum-
perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika nya, baik yang dialami pribadi maupun oleh
salah satu pesaing mengembangkan produk baru kerabat atau pun disebabkan oleh perceived
dan unggul, maka pelanggan yang loyal akan quality yang tinggi. Meskipun demikian, sering
memberikan waktu pada perusahaan untuk kali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang
memperbaruhi produk yang dihasilkan dengan sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat
cara menyesuaikan atau mengadakan inovasi untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang
untuk dapat mengunguli produk baru pesaing. spesifik.
5. Committed buyer (Konsumen yang komit terhadap
Tingkatan Brand Loyalty merek produk yang dibeli)
Menurut Durianto et al. (2001) beberapa ting- Commitment yaitu kepercayaan bahwa produk
katan brand loyalty adalah: yang dikonsumsi mampu melahirkan komunikasi
1. Switcher (Konsumen yang suka berpindah- dan interaksi di antara pelanggan yang ada (Aaker,
pindah) 1991, Herizon & Maylina, 2003). Pada tahapan
Pelanggan yang berada pada tingkat switcher loyalitas committed buyer pelanggan merupakan
loyalty adalah pelanggan yang berada pada tingkat pelanggan setia (loyal). Pelanggan memiliki suatu
paling dasar dari piramida brand loyalty pada kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan
umumnya. Pelanggan dengan switcher loyalty bahkan merek tersebut menjadi sangat penting
memiliki perilaku sering berpindah-pindah merek, bagi pelanggan dipandang dari segi fungsi
sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa
merek-merek yang dikonsumsi. Ciri yang paling sebenarnya diri pelanggan. Pada tingkatan ini,
nampak dari jenis pelanggan ini adalah membeli salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjuk-
suatu produk karena harga yang murah atau kan oleh tindakan merekomendasikan dan
karena faktor insentif lain. mempromosikan merek tersebut kepada pihak
2. Habitual buyer (Konsumen yang membeli karena lain.
kebiasaan)
Habitual behavior merupakan aktivitas rutin Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan
konsumen dalam membeli suatu merek produk, pemasaran yang berbeda dan juga mewakili tipe asset
meliputi proses pengambilan keputusan pembelian yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya.
dan kesukaan terhadap merek produk tersebut. Tingkatan (hirarki) brand loyalty yang disebutkan di
Pelanggan yang berada dalam tingkatan habitual atas, yaitu mulai dari switcher (tingkat yang paling
buyer dapat dikategorikan sebagai pelanggan yang rendah-dengan porsi yang paling besar), habitual
puas dengan merek produk yang dikonsumsi atau
buyer, satisfied buyer, liking of the brand, hingga
setidaknya pelanggan tidak mengalami ketidak-
committed buyer (tingkat paling tinggi-dengan porsi
puasan dalam mengkonsumsi merek tersebut.
yang paling kecil) adalah sangat sesuai bagi merek
3. Satisfied buyer (Konsumen yang puas dengan
pembelian yang dilakukan) yang belum memiliki brand equity yang kuat (lihat
Pada tingkatan satisfied buyer, pelanggan suatu Gambar 1A). Sebaliknya bagi merek dengan brand
merek masuk dalam kategori puas bila pelanggan equity yang kuat, maka tingkatan atau hirarki brand
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demi- loyalty dimulai dari switcher (tingkat yang paling
kian mungkin saja pelanggan memindahkan rendah-dengan porsi yang paling kecil), habitual
pembelian ke merek lain dengan menanggung buyer, satisfied buyer, liking of the brand, hingga
switching cost (biaya peralihan) yang terkait committed buyer (tingkat paling tinggi-dengan porsi
dengan waktu, uang, atau risiko kinerja yang yang paling besar) (lihat Gambar 1B).
Marthin: Analisis Tingkat Brand Loyalty pada Produk Shampoo 93
Committed buyer
Switcher
A B
Sumber: Durianto et al. (2001, p.130).
Gambar 1. Hirarki Brand Loyalty dengan Brand Equity Lemah (A) Hirarki Brand Loyalty dengan Brand
Equity Kuat (B)
Fenomena
1. Shampoo merek Head & Shoulders pada tahun 2005 memiliki Loyalty Index dan Customer
Satisfaction tertinggi (Palupi, 2005, p.30), meskipun di tahun 2006 sudah tidak lagi duduk di
peringkat satu, karena digeser oleh merek Pantene (sama-sama produksi Procter & Gamble)
(Palupi, 2006, p.31 ).
2. Sekarang (2007) shampoo merek Head & Shoulders diproduksi dengan formula baru, kemasan
baru, harga baru, dan tiga varian: REFRESHING MENTHOL, SMOOTH & SILKY, CLEAN &
BALANCED, di mana kesemuanya itu ditujukan untuk membuat pelanggan loyal terhadap
produk shampoo Head & Shoulders (“Testimoni,” 2007).
3. Shampoo merek Head & Shoulders merupakan salah satu dari lima merek shampoo
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Surabaya, yaitu Clear, Pantene, Rejoice,
Head & Shoulders, dan terakhir merek Sunsilk (Maulana, September 22, 2007).
Brand Loyalty
Brand equity yang kuat dapat dicapi dengan liabilitis merek yang terkait dengan suatu merek,
melakukan promosi besar-besaran, dengan konse- nama, simbol, yang mampu menambah atau
kuensi perusahaan harus memikul biaya yang besar mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk
(Durianto et al., 2001). Adapun yang dimaksud atau jasa, baik pada perusahaan maupun pada
dengan brand equity adalah seperangkat asset dan pelanggan.
94 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 90-102
kan shampoo merek Head & Shoulders. Jawaban data berupa daftar pertanyaan yang disusun secara
responden diukur dengan skala ordinal dan sistematis, di mana metode penyebaran kuesioner
metode pengukuran skala menggunakan Skala dilakukan secara langsung kepada responden terpilih.
Likert 5 respon, mulai: 1 (sangat tidak puas), 2
(tidak puas), 3 (biasa saja), 4 (puas), dan 5 (sangat Uji Validitas dan Reliabilitas
puas).
4. Liking of the brand, yaitu konsumen yang berada Kuesioner sebelum disebarkan secara formal
pada tingkat keempat dari suatu piramida brand untuk mendapatkan data utama penelitian, maka
terlebih dahulu dilakukan pretest terhadap 30 orang
loyalty pada umumnya, dan dapat dikategorikan
responden agar dapat diketahui validitas dan reliabili-
sebagai konsumen yang sungguh-sungguh me-
tasnya (Singarimbun & Effendi, 2005), yang dapat
nyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini
dijelaskan sebagai berikut:
dijumpai perasaan emosional yang terkait pada
1. Uji Validitas Alat Ukur (Kuesioner)
merek. Mengacu pada Durianto et al. (2001) yang
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
disesuaikan dengan obyek penelitian, liking of the ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang
brand diukur melalui tiga pertanyaan, yaitu: (a) ingin diukur. Uji validitas menggunakan korelasi
Konsumen benar-benar menyukai shampoo Pearson Product Moment (SPSS v.13), yaitu
merek Head & Shoulders karena kualitasnya korelasi nilai masing-masing butir pertanyaan
baik, (b) Konsumen benar-benar suka pada merek dengan nilai total pertanyaan (nilai variabel). Butir
Head & Shoulders karena terkenal, dan (c) pertanyaan dikatakan valid apabila korelasi (r) >
Konsumen benar-benar suka pada merek Head & r(0,05;n-2). Butir pertanyaan tidak valid dibuang, dan
Shoulders karena mencerminkan merek berkelas. dilakukan proses validitas diulang untuk butir
Jawaban responden diukur dengan skala ordinal yang valid saja.
dan metode pengukuran skala Likert 5 respon, 2. Uji Reliabilitas Alat Ukur (Kuesioner)
mulai: 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
(biasa saja), 4 (suka), dan 5 (sangat suka). sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya dalam
5. Committed buyer, yaitu konsumen yang berada mendapatkan data penelitian, baik pada waktu
pada tingkat kelima (tertinggi) dari suatu piramida sekarang maupun yang akan datang. Uji relia-
brand loyalty pada umumnya, dan dapat bilitas menggunakan metode Cronbachs's Alpha,
dikategorikan sebagai konsumen yang setia pada yang diaplikasikan dengan program SPSS (v.13).
merek. Konsumen memiliki suatu kebanggaan Apabila nilai Cronbachs's Alpha (r-Alpha) lebih
sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek besar dari 0,60 maka alat ukur dinyatakan reliabel
tersebut menjadi sangat penting bagi konsumen (Hair et al., 1998). Sebaliknya, apabila alat ukur
dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai tidak reliabel, maka harus diuji coba ulang.
suatu ekspresi mengenai jati dirinya. Mengacu
pada Durianto et al. (2001) yang disesuaikan Analisis Deskriptif
dengan obyek penelitian, committed buyer diukur
melalui tiga pertanyaan, yaitu: (a) Konsumen 1. Crosstab (Tabulasi Silang)
pernah merekomendasikan ke orang lain untuk Crosstab adalah sebuah tabel silang yang terdiri
membeli shampoo merek Head & Shoulders, (b) atas satu baris atau lebih dan satu kolom atau lebih
Konsumen pernah merasa bangga menggunakan (Santoso, 2002). Crosstab menghasilkan tabel-
shampoo merek Head & Shoulders, dan (c) tabel yang mencerminkan distribusi gabungan dua
Konsumen pernah merasa percaya diri atau lebih variabel dengan jumlah kategori atau
menggunakan merek Head & Shoulders. nilai pembeda yang terbatas.
Jawaban responden diukur dengan skala ordinal 2. Rata-rata Hitung (Mean)
dan metode pengukuran adalah Skala Likert 5 Mean untuk mengetahui nilai tunggal dari setiap
respon, mulai: 1 (tidak pernah), 2 (jarang), 3 variabel penelitian, sehingga dapat digunakan
untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang
(kadang-kadang), 4 (sering), dan 5 (selalu).
dibahas. Penelitian ini menggunakan lima interval
kelas, di mana formulasi setiap kelas dapat
Data utama penelitian bersumber pada data
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Durianto
primer, yaitu data yang berasal dari responden
et al., 2001):
(konsumen shampoo merek Head & Shoulders) yang
menjawab kuesioner, yang dijadikan sampel Interval kelas = (Skala tertinggi – Skala terendah) /
penelitian. Alat utama untuk pengumpulan data Jumlah kelas
adalah kuesioner. Kuesioner, yaitu alat pengumpul = (5 - 1) / 5 = 0,80
96 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 90-102
Rentang skala adalah: (1) 1,00 sampai dengan venience sampling, yaitu memilih responden yang
1,80 = Sangat jelek, (2) 1,80 sampai dengan 2,60 memenuhi kriteria seperti yang telah disebutkan pada
= Jelek. (3) 2,60 sampai dengan 3,40 = Cukup. (4) metode penelitian di atas. Responden dipilih pada
3,40 sampai dengan <4,20 = Baik, dan (5) 4,20 berbagai tempat di Surabaya, seperti pada kelompok
sampai dengan 5,00 = Sangat baik. perumahan, pertokoan, dan di kampus. Hasil pe-
3. Standard Deviation (SD) ngumpulan yang dilakukan selama 3 bulan diperoleh
Standard deviation untuk mengetahui penyim- sebanyak 1200 responden, yang berarti telah melebihi
pangan data dari nilai tengah (mean), sehingga angka minimum yang disyaratkan sebesar 1076
akan diketahui gambaran tunggal terhadap variasi responden. Hasil analisis yang akan dilakukan
data atau untuk mengetahui homogenitas jawaban kemudian didasarkan pada jumlah responden se-
responden. SD tidak besar (tidak lebih dari 20% banyak 1200 tersebut.
mean) menunjukkan variasi data kecil, jawaban
responden relatif homogen, demikian juga Analisis Switcher Buyer
sebaliknya (Santoso, 2002).
4. Prosentase (%) Switcher buyer adalah konsumen yang sensitif
Prosentase digunakan untuk melihat seberapa terhadap perubahan harga atau diskon dan mem-
besar jumlah switcher buyer, habitual buyer, punyai perilaku berganti-ganti merek shampoo.
satisfied buyer, liking of the brand buyer, dan Responden yang termasuk switcher buyer adalah
committed buyer, agar dapat dibuat piramida responden yang menjawab ”sering” (skor 4) dan
tingkat loyalitas merek. Prosentase dihitung ”selalu” (skor 5) untuk tiga pertanyaan untuk meng-
berdasarkan jumlah responden yang menjawab indikasikan switcher buyer.
skor 4 dan skor 5 dibagi dengan jumlah responden Tabel 1 menunjukkan secara kumulatif rata-rata
penelitian secara kumulatif (3 x 400 jawaban). responden shampoo merek Head & Shoulders jarang
berpindah ke merek shampoo lain karena faktor
PEMBAHASAN harga, diskon, dan tidak tersedianya barang di toko,
yang ditunjukkan melalui jumlah skor 1, 2, dan 3
Responden yang terpilih sebagai sampel, meng- sebanyak 978 orang (81,50%). Responden yang
gunakan dilakukan melalui metode purposive con- benar-benar sensitif terhadap harga, diskon, dan
Cumulative
Habitual buyer Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1. Sangat tidak setuju 44 3.7 3.7 3.7
2. Tidak setuju 343 28.6 28.6 32.3
3. Ragu-ragu 308 25.7 25.7 57.9
4. Setuju 362 30.2 30.2 88.1
5. Sangat setuju 143 11.9 11.9 100.0
Total 1200 100.0 100.0
ketersediaan barang dan sering pindah ke shampoo Tabel 3 menunjukkan bahwa secara kumulatif
merek lain ditunjukkan melalui jumlah frekuensi skor rata-rata responden tidak puas dan biasa saja atas
4 dan 5 sebanyak 222 orang (18,50%). Mean dari kemampuan shampoo merek Head & Shoulders
switcher buyer sebesar 2,50, masuk dalam kategori dalam menghilangkan ketombe, mengatasi proble-
jelek (rentang skala 1,80 sampai dengan < 2,60), dan matik rambut, dan atas keindahan/ kesehatan rambut,
nilai SD = 0,84 lebih besar dari 20% mean (0,50) yang ditunjukkan melalui jumlah skor 1, 2, dan 3
maka dapat dikatakan jawaban responden relatif sebanyak 244 orang (20,33%). Sebaliknya, responden
berbeda satu dengan yang lainnya atau cukup yang benar-benar puas dan sangat puas atas hal-hal
heterogen. Kategori jelek ini, memberikan arti bahwa tersebut di atas ditunjukkan melalui jumlah skor 4 dan
informasi yang nampak, memberikan harapan yang 5 sebanyak 956 orang (79,67%). Mean dari satisfied
baik bagi shampoo merek Head & Shoulders. buyer sebesar 4,04, masuk dalam kategori baik (skala
3,40 sampai dengan < 4,20), dan nilai SD = 0,79 lebih
Habitual Buyer kecil dari 20% mean (0,81) maka dapat dikatakan
jawaban responden satu dengan yang lain relatif
Habitual buyer adalah konsumen yang berada mendekati sama atau homogen. Kategori baik
pada tingkat kedua dari suatu piramida brand loyalty memberikan arti bahwa informasi yang tergali
pada umumnya, dan dapat dikategorikan sebagai mampu menunjukkan dukungan brand loyalty yang
konsumen yang puas dengan merek produk yang kuat terhadap brand equity dari shampoo merek Head
dikonsumsi atau setidaknya konsumen tidak & Shoulders.
mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi
merek produk tersebut. Habitual buyer dihitung Analisis Liking of the Brand
berdasarkan jawaban ”setuju” (skor 4) dan ”sangat
setuju” (skor 5) dari tiga pertanyaan habitual buyer. Liking of the brand buyer adalah konsumen yang
Tabel 2 menunjukkan secara kumulatif rata-rata berada pada tingkat keempat dari suatu piramida
responden tidak setuju dan ragu-ragu bahwa brand loyalty pada umumnya, dan dapat dikategori-
keputusan pembelian shampoo merek Head & kan sebagai konsumen yang sungguh-sungguh me-
Shoulders adalah karena kebiasaan, cocok, dan nyukai merek tersebut, di mana pada tingkatan ini
banyak orang menggunakannya, yang ditunjukkan dijumpai perasaan emosional yang terkait pada
melalui jumlah skor 1, 2, dan 3 sebanyak 695 orang merek. Responden yang termasuk tingkatan liking of
(57,92%). Sebaliknya, responden yang benar-benar the brand adalah yang menjawab ”suka” (skor 4) dan
setuju dan sangat setuju bahwa keputusan pembelian ”sangat suka” (skor 5) dari tiga pertanyaan liking of
shampoo merek Head & Shoulders adalah karena the brand.
kebiasaan, mengganti shampoo karena cocok, dan Tabel 4 menunjukkan secara kumulatif rata-rata
menggunakan shampoo karena banyak orang responden tidak suka dan biasa saja pada merek Head
menggunakan ditunjukkan melalui jumlah skor 4 dan & Shoulders, baik karena alasan kualitas, terkenal,
5 sebanyak 505 orang (42,08%). Mean dari habitual dan sebagai merek berkelas, yang ditunjukkan
buyer sebesar 3,18, masuk dalam kategori cukup melalui jumlah skor 2 dan 3 sebanyak 160 orang
(rentang skala 2,60 sampai dengan < 3,40), dan nilai (13,33%). Sebaliknya, responden yang benar-benar
SD = 0,96 lebih besar dari 20% mean (0,64) maka suka dan sangat suka atas merek Head & Shoulders
dapat dikatakan jawaban responden satu dengan yang dengan alasan-alasan di atas ditunjukkan melalui
lain relatif berbeda atau heterogen. Kategori cukup jumlah skor 4 dan 5 sebanyak 1.040 orang (86,67%).
memberikan arti bahwa informasi yang tergali Mean dari liking of the brand sebesar 4,23, masuk
memberikan harapan yang baik bagi shampoo merek dalam kategori sangat baik (skala 4,20 - < 5,00), dan
Head & Shoulders. oleh karena nilai SD = 0,64 lebih kecil dari 20% mean
(0,85) maka dapat dikatakan jawaban responden satu
Analisis Satisfied Buyer dengan yang lain relatif mendekati sama. Kategori
baik memberikan arti bahwa informasi yang tergali
Satisfied buyer adalah konsumen yang berada mampu menunjukkan dukungan brand loyalty yang
pada tingkat ketiga dari suatu piramida brand loyalty kuat atas shampoo merek Head & Shoulders.
pada umumnya, dan dapat dikategorikan sebagai
konsumen yang puas dengan merek produk yang Analisis Committed Buyer
dikonsumsi. Satisfied buyer dihitung berdasarkan
jawaban ”puas” (skor 4) dan ”sangat puas” (skor 5) Committed buyer, yaitu konsumen yang berada
dari tiga pertanyaan satisfied buyer. pada tingkat kelima dari piramida brand loyalty pada
98 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 90-102
Cumulative
Committed buyer Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2. Jarang 5 .4 .4 .4
3. Kadang-kadang 100 8.3 8.3 8.8
4. Sering 627 52.3 52.3 61.0
5. Selalu 468 39.0 39.0 100.0
Total 1200 100.0 100.0
umumnya, dan dapat dikategorikan sebagai konsu- Sebaliknya, responden yang benar-benar sering
men yang setia pada merek. Konsumen memiliki dan selalu merekomendasi pada orang lain, bangga,
suatu kebanggaan sebagai pengguna merek dan dan percaya diri menggunakan shampoo merek Head
bahkan merek menjadi sangat penting bagi konsumen & Shoulders ditunjukkan melalui jumlah skor 4 dan 5
dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu sebanyak 1.095 orang (91,25%). Mean dari
ekspresi mengenai siapa sebenarnya konsumen. committed buyer sebesar 4,30, masuk dalam kategori
Responden yang masuk tingkatan committed buyer sangat baik (skala 4,20 - < 5,00), dan nilai SD = 0,53
adalah yang menjawab ”sering” (skor 4) dan ”selalu” lebih kecil dari 20% mean (0,86) menunjukkan
jawaban responden satu dengan yang lain relatif
(skor 5) dari tiga pertanyaan committed buyer yang
mendekati sama. Kategori sangat baik memberikan
diajukan.
arti bahwa responden sangat committed pada
Tabel 5 menunjukkan bahwa secara kumulatif shampoo merek Head & Shoulders.
rata-rata responden jarang dan kadang-kadang
merekomendasi pada orang lain, bangga, dan percaya Brand Loyalty
diri menggunakan shampoo merek Head & Shoul-
ders, yang ditunjukkan melalui jumlah skor 2 dan 3 Brand loyalty adalah komitmen hakiki dalam
sebanyak 105 orang (8,75%). membeli ulang sebuah merek produk yang istimewa,
Marthin: Analisis Tingkat Brand Loyalty pada Produk Shampoo 99
karena produk dengan merek tersebut mampu Berdasarkan Gambar 2, maka dapat dikatakan
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Di bahwa terdapat 18,50% switcher buyer atau
bawah ini disajikan tingkat brand loyalty dari pelanggan shampoo merek Head & Shoulders yang
shampoo merek Head & Shoulders, yang didasarkan cenderung berganti-ganti merek, terutama pelanggan
atas kumulasi jawaban responden untuk swicther yang sensitif terhadap harga, diskon, dan tidak
buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the tersedianya di toko. Sesuai dengan konsepnya, jumlah
brand, dan committed buyer yang telah ditunjukkan switcher buyer harus paling sedikit (kecil) dari
pada sub-sub bab di muka. sejumlah variabel pembentuk brand loyalty, terutama
Berdasarkan Tabel 6, maka dapat diketahui bagi merek yang memiliki brand equity yang kuat
prosentase masing-masing atribut pembentuk brand (Durianto et al., 2001), demikian juga yang dihasilkan
loyalty dari shampoo merek Head & Shoulders adalah dari penelitian ini. Pelanggan yang masuk dalam
sebagai berikut: kategori switcher buyer tersebut dapat dimungkinkan
1. Switcher buyer = (182 + 40) / 1200 x 100% karena beberapa alasan, yaitu: (1) tidak mengutama-
= 18,50%. kan kualitas atau manfaat yang dapat dirasakan dari
2. Habitual buyer = (362 + 143) / 1200 x 100% pemakaian shampoo merek Head & Shoulders, dan
= 42,08%. (2) tidak mempunyai masalah yang serius dengan
3. Satisfied buyer = (558 + 398) / 1200 x 100% rambut yang dimiliki, maksudnya dengan shampoo
= 79,67%. merek apapun pelanggan mendapatkan sesuatu yang
4. Liking of the brand = (579 + 461) / 1200 x 100% diharapkan.
= 86,67%. Pelanggan yang membeli shampoo merek Head
5. Commited buyer = (627 + 468) / 1200 x 100% & Shoulders karena faktor kebiasaan (habitual buyer)
= 91,25%. jumlahnya relatif banyak, yaitu 42,08%, jumlah
tersebut adalah lebih banyak dari jumlah switcher
Berdasarkan data prosentase di atas, maka dapat buyer (18,50%). Sesuai dengan konsepnya, jumlah
digambar piramida terbalik brand loyalty dari habitual buyer harus lebih banyak dari jumlah
shampoo merek Head & Shoulders sesuai hasil switcher buyer didasarkan pada konsep piramida
penelitian, sebagai mana ditunjukkan pada Gambar 2. terbalik, terutama bagi merek yang memiliki brand
equity yang kuat (Durianto et al., 2001), demikian
Committed buyer: 91,25%
juga yang dihasilkan dari penelitian ini. Kebiasaan
pelanggan membeli shampoo merek Head &
Shoulders tentu memiliki alasan tertentu, yaitu merasa
Liking of the brand buyer: 86,67%
cocok dengan shampoo merek Head & Shoulders
tersebut dan karena banyak orang yang membeli
Satisfied buyer: 79,67%
shampoo merek Head & Shoulders.
Pelanggan yang puas (satisfied buyer) dengan
Habitual buyer: 42,08%
shampoo merek Head & Shoulders jumlahnya relatif
Switcher: banyak, yaitu mencapai 79,67%, jumlah tersebut
18,50%
adalah lebih banyak dari jumlah habitual buyer
(42,08%). Sesuai dengan konsepnya, jumlah satisfied
buyer harus lebih banyak dari jumlah habitual buyer
Gambar 2. Piramida Brand Loyalty Shampoo didasarkan pada konsep piramida terbalik, terutama
Merek Head & Shoulders bagi merek yang memiliki brand equity yang kuat
100 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 90-102
(Durianto et al., 2001). Pelanggan yang puas terhadap buyer atas shampoo merek Head & Shoul-
shampoo merek Head & Shoulders menilai bahwa ders berturut-turut adalah 18,50%, 42,08%,
shampoo ini mempunyai kemampuan untuk 79,67%, 86,60%, dan 91,25%, sehingga
menghilangkan ketombe dan mampu mengatasi susunan/tingkatan piramida loyalitas terbalik
problematik rambut kering/bercabang/lepek/suram, seperti konsep teori, dapat dipenuhi.
serta dapat menjamin keindahan/kesehatan rambut 3. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa merek
pelanggan. Head & Shoulders memiliki brand equity yang
Pelanggan yang menyukai merek (liking of the kuat dibenak pelanggannya.
brand) Head & Shoulders jumlahnya relatif tinggi,
yaitu mencapai 86,67%, jumlah tersebut adalah lebih DAFTAR PUSTAKA
banyak dari jumlah satisfied buyer (79,67%). Sesuai
dengan konsepnya, jumlah liking of the brand buyer Aaker, David A., 1991. Managing brand equity. New
harus lebih banyak dari jumlah satisfied buyer York: The Free Press.
didasarkan pada konsep piramida terbalik, terutama
________, 1997) Manajemen ekuitas merek. (Aris
bagi merek yang memiliki brand equity yang kuat
Ananda, Trans.). Jakarta: Mitra Utama.
(Durianto et al., 2001), demikian juga yang dihasilkan
dari penelitian ini. Pelanggan yang menyukai merek Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T., 2001. Strategi
Head & Shoulders tentu memiliki alasan-alasan menaklukkan pasar melalui riset ekuitas dan
tersendiri, yaitu kualitasnya baik, terkenal, dan perilaku konsumen. Jakarta: Gramedia.
mencermikan merek berkelas.
Efferin, S., Darmadji, S.H. & Tan, Y., 2004. Metode
Jumlah pelanggan yang komitmen (committed
penelitian untuk akuntansi. Malang: Bayu-
buyer) terhadap shampoo merek Head & Shoulders media Publishing.
adalah paling banyak yaitu mencapai 91,25%, jumlah
tersebut adalah lebih banyak dari jumlah liking of the Fornel, Claes. 1992. A national customer satisfaction
brand buyer (86,67%). Sesuai dengan konsepnya, barometer: The Swedish experience. Journal of
jumlah committed buyer harus lebih banyak dari Marketing. Vol. 56, January, 6-21.
jumlah liking of the brand buyer didasarkan pada
Hair, J.F.Jr., Anderson, R.E., Tatham, R.L. & Black,
konsep piramida terbalik, terutama bagi merek yang W.C., 1998. Multivariate data analysis (5th ed.
memiliki brand equity yang kuat (Durianto et al., Intl. ed.). Upper Saddle River: Prentice Hall
2001), demikian juga yang dihasilkan dari penelitian Intl., Inc.
ini. Committed buyer sebanyak 91,25%, maksudnya
terdapat 91,25% pelanggan yang setiap (loyal) pada Herizon & Maylina, Wenny. April 2003. Faktor-
shampoo merek Head & Shoulders, di mana faktor yang mempengaruhi kesetiaan terhadap
pelanggan tersebut memiliki suatu kebanggaan merek pada konsumen pasta gigi Pepsodent di
sebagai pengguna shampoo merek Head & Shoulders Surabaya. Ventura. Vol. 6. No. 1, 98-115.
dan bahkan merek Head & Shoulders tersebut Hatane, Semuel 2006. Ekspektasi Pelanggan dan
menjadi sangat penting bagi pelanggan dipandang Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas
dari segi fungsinya. Dengan demikian dapat Toko Modern dengan Kepuasan Pelanggan
dikatakan bahwa shampoo merek Head & Shoulders sebagai Intervening. Jurnal Manajemen
mempunyai brand equity yang kuat (tinggi), sehingga Pemasaran. Vol. 1. No. 2. Oktober, 53-64.
membangkitkan loyalitas dengan segala bentuk
komitmennya. Berdasarkan uraian hasil analisis dan Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran pemasaran dan loyali-
pembahasan di atas, maka hipotesis pertama dan tas konsumen. Bandung: Alfabeta.
kedua yang diajukan terbukti kebenarannya. Komitmen. 2004. Tanggal akses 27 September 2007.
Palupi, D.H., 2006. Para kampium pencetak loyalitas Singarimbun, M. & Effendi, S., (Editor). 2005.
pelanggan 2006. Swasembada. No. 06/XXII, Metode penelitian survai (edisi Revisi). Jakar-
ta: LP3ES.
Maret 23-April 5, 30-44.
Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L.T. & Oetomo,
Peter, J.P. & Oslon, J.C., 2003. Consumer behaviour D.S., 2001. Teknik sampling. Jakarta: Grame-
and marketing strategy (6th ed.). Singapore: dia.
McGraw Hill.
Testimoni. 2007. http://hs1vs3.com/testimoni.htm.
Santoso, S., 2002. SPSS statistik parametrik. Jakarta: Tanggal akses 28 September 2007.
Elex Media Komputindo.
Tjiptono, F., 1998. Strategi pemasaran. (ed. II). Andi
Offset,Yogyakarta:.