Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 47

Public Comment veision

1
Indonesia: Laporan Kemajuan IRM
2011-2013
Daftar Is|
!"#$"%&!'( *!"+,'&'" %,&%,-.!/ 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 1
!0 2'.'* 3%2','"+ 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 4
!!0 5*$&%&( 5%"6-&-"'" *%"7'"' ',&! 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 81
!!!0 5*$&%&( ,$"&-2.'&! &%2'9' 5%2',&'"''" 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 8:
!;0 5%2',&'"''" ,$9!.9%" 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 8<
80 5%*3'!,'" 2'6'"'" 5-32!,( 5%"+-*'"+'" ,%9!&,!"'" 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 8=
1 5%*3'!,'" 2'6'"'" 5-32!,( &-3&!#! 5%"#!#!,'" 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 84
> 5%*3'!,'" 2'6'"'" 5-32!,( &-3&!#! ,%&%?'.'" 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 18
: 5%"!"+,'.'" !".%+*!.'& 5-32!,( ,%5$2!&!'" 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 1>
< 5%"!"+,'.'" !".%+*!.'& 5-32!,( .!"++!"6' *!&!,$ ,$*-5&! 000000000000000000000000000000000000000000000000000 1<
= 5%"!"+,'.'" !".%+*!.'& 5-32!,( 5%"%*!9''" 5%+'@'! "%+%*! &!5!2 000000000000000000000000000000000000 1A
A 5%"!"+,'.'" !".%+*!.'& 5-32!,( 5%*.'"'?'" 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 14
B 5%"+%2$2''" &-93%*#'6' 5-32!, &%7'*' 2%3!? %/%,.!/( !"/$*9'&! 9%"+%"'! '53" 000000 >8
4 5%"+%2$2''" &-93%*#'6' 5-32!, &%7'*' 2%3!? %/%,.!/( !"/$*9'&! 9%"+%"'! '53#
,'3-5'.%" 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 >>
8C 5%"+%2$2''" &-93%*#'6' 5-32!, &%7'*' 2%3!? %/%,.!/( 5%"+'#''" &%7'*'
%2%,.*$"!, 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 ><
88 5%"+%2$2''" &-93%*#'6' 5-32!, &%7'*' 2%3!? %/%,.!/( 5$*.'2 $"%D9'5 000000000000000000000 >A
81 5%"+%2$2''" &-93%*#'6' 5-32!, &%7'*' 2%3!? %/%,.!/( ,%.%*3-,''" 9%"+%"'!
2!"+,-"+'" 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 >4
;0 #'/.'* 5%*!,&' 5%"!2'!'" &%"#!*! 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 :8
;!0 2'"+,'? ,% #%5'" 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 :1
2'95!*'"( 9%.$#$2$+! 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 :<

!"#$"%&'() +'",-(&(" .-&%-/0'1
Laporan kema[uan Mekan|sme e|aporan Independen 2011-2013

!"#$ &'(#)$*#$+ ,-)+$#)./0"
Kemitiaan Pemeiintah Teibuka
(0uP) aualah sebuah piakaisa
inteinasional sukaiela yang
beitujuan untuk menjamin
komitmen uaii pemeiintah
kepaua masyaiakat untuk
meningkatkan tianspaiansi,
membeiuayakan masyaiakat,
membeiantas koiupsi, uan
memanfatkan teknologi baiu
untuk mempeikokoh tata kelola
pemeiintahan. Nekanisme
Pelapoian Inuepenuen (IRN)
melakukan peninjauan uua kali
setahun atas kegiatan-kegiatan
setiap negaia peseita 0uP.

Sebagai salah satu uaii uelapan
negaia penuiii 0uP, Inuonesia
mulai ikut seita ualam 0uP
secaia iesmi paua bulan
Septembei 2u11.

Inuonesia membentuk '!"#$
&'(#)$*#$+ 1$2'$#.0-'
Pemeiintah Teibuka Inuonesia
(0uI) sebagai koalisi nasional
untuk mengkooiuinasikan 0uP.
Tim Inti 0uI teiuiii atas lima
bauan pemeiintah yang
uipimpin oleh 0nit Keija
Piesiuen Biuang Pengawasan
uan Pengenualian Pembangunan
(0KP-PPP atau 0KP4), uan
empat oiganisasi masyaiakat
mauani (LSN), yang uipilih oleh
pemeiintah.

23$&%& 452
Negaia yang ikut seita ualam
0uP melakukan pioses
konsultasi uengan masyaiakat
selama penyusunan uan
pelaksanaan iencana aksi 0uP
meieka.

Selama tahap penyusunan
iencana aksi 0uI, pioses
konsultasi uengan masyaiakat
uilakukan melalui seiangkaian
uiskusi intensif maupun secaia
online walaupun sebagian
pemangku kepentingan tiuak
meneiima pembeiitahuan
sebelumnya, meieka secaia
umum melapoikan bahwa
pengumuman tentang
konsultasi telah uieuaikan
secaia luas, lebih uibanuingkan
uengan pioyek-pioyek
pemeiintah paua masa lalu.
Kebanyakan peseita konsultasi
aualah staf LSN atau peneliti
uaii peiguiuan tinggi ui }akaita
uan sekitainya, yang sebagian ui
antaia peseitanya juga memiliki
jaiing keija ke uaeiah.
Selama tahap pelaksanaan paua
tahun 2u12, pemeiintah
menyelenggaiakan seuikitnya
enam peitemuan Tim Inti yang
biasanya beiupa peitemuan-
peitemuan setengah haii atau
satu haii. Tim Inti uan
kementeiian sektoial hauii
uisamping peiwakilan-
peiwakilan LSN teisebut.
Foium teisebut beitemu ui
}akaita setiuaknya setiap uua
bulan.

Secaia tiuak iesmi, peiwakilan-
peiwakilan LSN ualam Tim Inti
secaia iutin menyelenggaiakan
peitemuan uengan LSN yang
lebih luas untuk melapoikan
kemajuan uan mencaii masukan
untuk peibaikan pelaksanaan
iencana aksi.


Renc ana aksi Indonesia berisi 12 komitmen ambisius dalam banyak sektor penting.
Walaupun hanya lima komitmen yang termasuk kategori selesai, lima komitmen lainnya
menunjukkan kemajuan berarti, dan hanya dua komitmen dengan kemajuan terbatas.
Mengingat tingkat ambisius dari keseluruhan komitmen tersebut, hasil ini menunjukkan
kemajuan awal yang sangat penting bagi O pen Government Partnership di Indonesia.

6%-'7(&
Anggota sejak: 2u11
}umlah komitment: 12

5EFGEHEIJKJF
Selesai: S LJMK 81
Seuang beijalan: 7 LJMK 81
Belum uimulai: C LJMK 81
Tiuak jelas: C LJMK 81
Bibatalkan: u LJMK 12

ketepatan waktu
Lebih cepat uaiiSesuai
uengan jauwal: = NO 81

erhat|an kom|tmen
Akses pu. infoimasi: 88 NO 81
Keikutseitaan masy.: : NO 81
Peitanggungjawaban: > NO 81
Tek. & inovasi utk. tianspaiansi &
peitanggungjawaban: = NO 81

1antangan besar
Nasyaiakat yg. aman: 8 NO 81
Tanggung jawab
peiusahaan: 1 NO 81
Layanan masy.: = NO 81
Sumbeiuaya masy.: 88 NO 81
Integiitas masy.: 81 NO 81

Public Comment veision
S
2%7(-&("((" -$8'08%"
Tabel 1 meiingkas uua belas komitmen yang uibuat oleh Inuonesia uan menyajikan penilaian uaii
peneliti IRN mengenai tahap penyelesaian setiap komitmen, apakah masing-masing sesuai uengan
jauwal waktu, uan langkah-langkah penting beiikutnya. Apabila tiuak teiseuia catatan waktu ualam
iencana aksi, ketepatan waktu komitmen uinilai beiuasaikan keahlian peneliti inuepenuen teisebut.
Rencana Inuonesia menitikbeiatkan teiutama paua pembeiian layanan uan akses infoimasi secaia
online.
Tabel 2 meiingkas penilaian peneliti IRN mengenai kemajuan setiap komitmen.
.JPEH 8( 5EFKHJKJF ,EQJRSJF QEFSMST ,NQKTQEF
Judul Singkat dan Ikhtisar Komitmen Tahap
Penyelesaian
Ketepatan
Waktu
Langkah-langkah
Berikutnya

B
e
l
u
m

d
i
m
u
l
a
i

S
e
d
i
k
i
t

B
a
n
y
a
k

S
e
l
e
s
a
i


Lebih cepat
dari jadwal,
terlambat dari
jadwal, atau
sesuai dengan
jadwal?

1. Perbaikan Layanan Publik: Pengurangan Kemiskinan.
Menerbitkan informasi alokasi anggaran, dan rencana dan
hasil pelaksanaan pada situs web maupun mekanisme
keikutsertaan.
Terlambat dari
jadwal
Memantapkan
sosialisasi atas apa
yang dilaksanakan
2. Perbaikan Layanan Publik: Subsidi Pendidikan.
Menerbitkan data alokasi, penyerapan, dan penggunaan
anggaran.
Terlambat dari
jadwal
Melanjutkan kegiatan
yang sudah
dilaksanakan
3. Perbaikan Layanan Publik: Subsidi Kesehatan.
Menerbitkan data alokasi dan penggunaan anggaran, dan
daftar penerima jaminan kesehatan dan proses
memperolehnya.
Terlambat dari
jadwal
Melanjutkan kegiatan
yang sudah
dilaksanakan
4. Peningkatan Integritas Publik: Kepolisian. Menerbitkan
profil instansi dan petugas, biaya dan waktu pelayanan,
status kasus, dan sebuah laporan tahunan.
Terlambat dari
jadwal
Melanjutkan kegiatan
yang sudah
dilaksanakan
5. Peningkatan Integritas Publik: Tingginya Risiko Korupsi
di Kantor Pajak, Imigrasi, dan Bea dan Cukai. Menerbitkan
profil instansi dan petugas, biaya dan waktu pelayanan,
status kasus, dan sebuah laporan tahunan.


Sesuai dengan
jadwal
Mempertahankan dan
memantau
6. Peningkatan Integritas Publik: Penerimaan Pegawai
Negeri Sipil. Menerbitkan pembukaan, persyaratan, proses
penerimaan, kriteria seleksi, hasil ujian, dan pengumuman
pengangkatan pegawai baru. Juga mengumumkan
pengaduan masyarakat dan cara mengatasinya.
Terlambat dari
jadwal
Melanjutkan kegiatan
yang sudah
dilaksanakan
7. Peningkatan Integritas Publik: Pertanahan. Menerbitkan
jenis layanan, proses, biaya dan waktu yang dibutuhkan, dan
status permintaan layanan.
Sesuai dengan
jadwal
Memantapkan
sosialisasi atas apa
yang dilaksanakan
8. Pengelolaan Sumberdaya Publik secara Lebih Efektif:
Informasi mengenai APBN Menerbitkan APBN (usulan dan
yang disetujui), daftar proyek dan anggaran, penyerapan,
laporan tahunan, laporan teraudit, dan penyebarluasan
informasi anggaran kepada masyarakat.


Sesuai dengan
jadwal
Memantapkan
sosialisasi atas apa
yang dilaksanakan
Public Comment veision
4

.JPEH 1( *KFUVJIJF ,EQJRSJF QEFSMST ,NQKTQEF
kom|tmen k|ngkasan 1emuan
1.
Pengurangan
Kemiskinan
Dengan dipelopori oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),
pemerintah Indonesia membangun Basis Data Terpadu mengenai 40% keluarga dengan taraf
kesejahteraan terendah, untuk memudahkan koordinasi program-program penanggulangan
kemiskinan. Ada dua kendala utama. Pertama, penting bagi TNP2K untuk memperluas jenis
dan jumlah data yang disediakan pada Basis Data Terpadu. Kedua, UKP4 dapat menggunakan
kewenangannya dalam OGI untuk mengurai hambatan dalam pelaksanaan upaya ini dengan
merekomendasikan diterbitkannya peraturan presiden, sebagai bagian terakhir dari komitmen
yang disarankan.
2. Subsidi
Pendidikan
Pemerintah telah mulai menerbitkan data tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Menurut penilaian oleh kementerian terkait, pemerintah telah melaksanakan upaya ini sebelum
ada Rencana Aksi OGI, sebagai tanggapan atas permintaan masyarakat. Akan tetapi,
penyertaannya ke dalam Rencana Aksi OGI membuat upaya ini dapat ditelusuri secara rutin.
Untuk perbaikan ke depan, data yang disediakan perlu lebih terperinci/disagregat (misalnya
data pengelauaran di setiap sekolah secara terperinci) dengan transparansi dan mekanisme
pengaduan melalui situs web perlu ditautkan pada pokok pengaduan maupun instansi terkait
yang akan menanggapinya.
3. Subsidi
Kesehatan
Pemerintah telah mulai menerbitkan data Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebagaimana
terdaftar dalam komitmennya melalui situs web Kementerian Kesehatan. Serupa dengan
komitmen no.2, upaya ini sudah ada sebelum keterlibatan Indonesia dalam OGP. Akan tetapi,
penyertaannya ke dalam Rencana Aksi OGI memungkinkan kemajuan upaya ini dapat
ditelusuri secara rutin walaupun tidak secara luar biasa membuat maju pelaksanaan oleh
pemerintah. Penyediaan data yang lebih terperinci dan lebih spesifik dalam pola realisasi
pembelanjaan BOK diharapkan akan membantu memperbesar keikutsertaan masyarakat untuk
memantau. Demikian juga, pemerintah perlu membakukan penyajian data tersebut di semua
daerah. Penyajian yang tidak seragam dapat memperumit penelaahan antarkabupaten dan
pertanggungjawabannya.
9. Pengelolaan Sumberdaya Publik secara Lebih Efektif:
Informasi mengenai APBD Kabupaten. Menerbitkan APBD
(usulan dan yang disetujui), daftar proyek dan anggaran per
kecamatan, dan penyerapan.
Terlambat dari
jadwal
Memantapkan
sosialisasi atas apa
yang dilaksanakan
10. Pengelolaan Sumberdaya Publik secara Lebih Efektif:
Pengadaan secara Elektronik. Memasang dan menjalankan
perangkat lunak di 56 instansi pada pemerintah pusat.

Sesuai dengan
jadwal
Memantapkan
sosialisasi atas apa
yang dilaksanakan
11. Pengelolaan Sumberdaya Publik secara Lebih Efektif:
Portal untuk meningkatkan pengelolaan kehutanan secara
efisien. Mendigitalisasi data mengenai hutan primer dan
sekunder pada portal tunggal.
Sesuai dengan
jadwal
Banyak memperbaiki
komitmen
12. Pengelolaan Sumberdaya Publik secara Lebih Efektif:
Keterbukaan mengenai Lingkungan. Menerbitkan
informasi mengenai pendapatan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dari industri ekstraktif, membentuk
sebuah forum multipihak untuk penyusunan rencana tata
ruang, dan menerbitkan rencana tata ruang tersebut.
Sesuai dengan
jadwal
Memantapkan
sosialisasi atas apa
yang dilaksanakan
Public Comment veision
S
4. Kepolisian Sampai dengan Agustus 2013, situs web Kepolisian RI menyediakan sedikit kemajuan tentang
pelaksanaan komitmen ini. Bagan organisasi dan daftar setiap Kepolisian Daerah sekarang
dapat diperoleh, termasuk nama dan alamat para Kepala Kepolisian. Walaupun ini benar-benar
menunjukkan kemajuan, tiga aspek lain dalam komitmen tersebut lebih terkendala dalam
pelaksanaannya. Pembaruan sekali-kali dan informasi tampak pada laman Beranda, tetapi
sangat terbatas.
5. Tingginya
Risiko Korupsi
Situs web Ditjen Pajak, Kantor Imigrasi, dan Kantor Bea dan Cukai telah berhasil menyediakan
dan memperbarui secara rutin sebagian besar informasi yang terdaftar dalam komitmen
tersebut. Disamping mengatasi kendala teknis yang tersisa pada situs web tersebut, satu
langkah penting berikutnya adalah menautkan mekanisme pengaduan dan pengadu, baik untuk
pihak berwenang internal maupun eksternal, terutama yang bertugas dalam pencegahan
korupsi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi atau Badan Pengawas Keuangan.
6. Penerimaan
Pegawai
Negeri Sipil
(PNS)
Pemerintah merencanakan meningkatkan transparansi dalam penerimaan PNS. Akan tetapi,
moratorium (penundaan) pengangkatan PNS baru sejak September 2011 telah menghentikan
untuk sementara komitmen ini. Tindakan ini bertujuan baik, yaitu untuk mencegah
menggelembungnya biaya pegawai, penataan kembali, peninjauan kembali penempatan PNS,
penerimaan secara transparan, dan meningkatkan keprofesionalan PNS. Moratorium tersebut
merupakan langkah bagus untuk mereformasi sistem, dan pemerintah ke depan hanya perlu
melanjutkan komitmen ini ketika moratorium dicabut kelak.

7. Pertanahan Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah berhasil menyediakan sebagian besar informasi yang
terdaftar dalam komitmen di atas. Instrumen ini belum berhasil menyediakan layanan online
beserta status/kemajuannya, ataupun belum dapat menyediakan tindak lanjut penanganan
pengaduan, yaitu menunjukkan status dan tanggapan atas pengaduan. Satu langkah penting
berikutnya adalah memperbaiki mekanisme pengaduan dan menautkannya dengan pihak
berwenang tertentu dalam sistem pemantauan internal, disamping dengan pihak berwenang
eksternal yang bertugas dalam pencegahan korupsi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi atau
Badan Pemeriksa Keuangan. Satu langkah penting lain adalah menyediakan jalur birokrasi
yang lebih pendek dengan menyediakan layanan online.
8. Informasi
mengenai
APBN
Situs web Ditjen Anggaran telah dikenal cukup lama sebagai salah satu dari situs web
pemerintah yang paling maju. Masih ada sedikit masalah yang berkaitan dengan kelambatan
pembaruan situs web tersebut. Masalah lain terkait dengan penerbitan penggunaan anggaran
karena terkait dengan besarnya data dari kementerian-kementerian sektoral yang perlu
diunggah sedangkan masyarakat di lain pihak menuntut untuk memperoleh data yang sangat
terperinci, yaitu angka anggaran per proyek di setiap kementerian.
9. Informasi
mengenai
APBD
Kabupaten
Secara keseluruhan, situs web mengenai APBD kabupaten menyediakan informasi penting
untuk masyarakat. Walaupun ada kemajuan, situs web tersebut belum menyediakan APBD
terperinci (usulan & yang disetujui), daftar proyek dan anggaran terperinci, dan penyerapan
anggaran. Kendalanya terletak pada koordinasi dengan pemerintah daerah (34 provinsi dan 409
kabupaten), untuk menyediakan data terperinci dalam bentuk yang mudah diunggah ke situs
web secara tepat waktu. Untuk mengatasi kendala ini, pemerintah dapat menyediakan panduan
pembakuan informasi yang disediakan oleh situs web pemerintah daerah karena banyak
pemerintah daerah telah mulai menerbitkan anggaran mereka secara online, tetapi mungkin
saja dalam format berbeda-beda. Pemerintah pusat juga perlu memperjelas aturan untuk
menenerbitkan APBD terperinci sebagai syarat wajib dalam proses persetujuan keuangan
setiap tahun. Pada akhirnya, situs webnya sendiri perlu banyak perbaikan teknis.
10. Pengadaan
secara
Elektronik
Dengan dipelopori oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),
pemerintah Indonesia mendorong penggunaan Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE)
sebagai bagian dari reformasi untuk membentuk sistem pengadaan yang lebih efektif dan
efisien. LPSE pada saat ini telah digunakan di 546 satuan kerja dalam kementerian dan
Public Comment veision
6
lembaga negara. Jumlah transaksi yang dilakukan secara elektronik semakin meningkat
walaupun masih merupakan sebagian kecil dari keseluruhan pengadaan oleh negara Indonesia.
Untuk perbaikan medatang, pengadaan secara elektronik perlu dibakukan, dilembagakan ke
dalam sebuah undang-undang secara jelas, dipromosikan kepada swasta, dan merupakan
bagian dari pelatihan baku bagi para pejabat pemerintah.
11. Portal One-
Map
One-Map (Satu Peta) adalah sebuah program untuk memaduserasikan informasi geospasial
pemerintah dan membuat sebuah peta dasar serbaguna untuk digunakan oleh semua
kementerian sektoral yang mengurusi penguasaan lahan, hak guna lahan, dan perizinan
penggunaan lahan. Kementerian-kementerian sektoral terkait telah bersepakat dan secara
bersama-sama membuat One-Map (Satu Peta) atas lahan. Ada kebutuhan mendesak untuk
mendorong penggunaan peta ini, dan memadukannya dengan bidang-bidang lain yang
bermasalah atau yang terdapat dalam rencana aksi, misalnya kasus perizinan yang tumpang-
tindih, sengketa lahan, penyelesaian sengketa penguasaan lahan, dan perencanaan tata ruang.
Perintisan peta tersebut di beberapa daerah dan kementerian teknis akan membantu
mempercepat proses tersebut dan pengumpulan data di lapangan untuk peta tersebut sebagai
sebuah instrumen untuk mengatasi masalah.
12.
Keterbukaan
mengenai
Lingkungan
Pemerintah Indonesia menerbitkan laporan EITI pertamanya pada awal 2013. Laporan ini
menyajikan penerimaan pemerintah dari setiap perusahaan, dengan menggunakan data tahun
2009, yang dibayarkan oleh sebagian besar perusahaan minyak, gas, mineral, dan batu bara
yang beroperasi di negara ini. Pemerintah perlu melengkapi penerbitan laporan EITI tersebut
dengan panduan yang jelas mengenai cara membaca datanya, agar lebih memahami temuan-
temuan sehingga menyebabkan semakin terlibatnya masyarakat dalam perbaikan yang
dibutuhkan oleh sistem tersebut. Situs web EITI perlu ditautkan pada situs web/data
kementerian-kementerian sektoral dan menyoroti informasi lebih terperinci yang disediakan
oleh kementerian-kementerian sektoral. Informasi terperinci mengenai setiap kontrak juga
akan lebih bermanfaat bagi para pemangku kepentingan. Hal ini selaras dengan rekomendasi
mengenai penyediaan data terperinci untuk sebagian besar komitmen OGI.

Public Comment veision
7
kekomendas|
0uI telah beihasil membeii iuang bagi keikutseitaan masyaiakat, tetapi paua tahap awal ini belum
optimal. Balam hal komitmen yang secaia teknis sulit, pemeiintah menitikbeiatkan paua
pembentukan keiangka uasai, atau menyeuiakan tambahan bantuan beiupa pemantauan iutin
teihauap upaya yang telah aua sebelum 0uP, tetapi sayangnya kuiang banyak membantu menangani
masalah-masalah stiuktuial yang teikait uengan pelaksanaan oleh kementeiianlembaga. Beibagai
konsultasi uan uiskusi kelompok teiaiah uengan paia pemangku kepentingan menyoioti seuikit-
uikitnya lima iekomenuasi bagi pemeiintah untuk menyempuinakan iencana aksi 0uI beiikutnya.
8W 9EFGEQXSMFJVJF $+! IEPJUJK IEPSJY KFITMSQEF SFTSV LKRJHJFVJF LJHJQ VEMJFUVJ
XEHJVIJFJJF -FLJFUD-FLJFU TEFTJFU ,ETEMPSVJJF !FONMQJIK 5SPHKV Z--D,!5W[ IEPJUJK
HJFLJIJF GJFU HEPKY VNVNY PJUK !FLNFEIKJ0 <0}
00-KIP ini telah membeii lanuasan kuat bagi tianspaiansi ui Inuonesia, tetapi sayangnya sejak
uibeilakukan paua tahun 2uu8, pelaksanan 00-KIP ini menghauapi banyak sekali batu sanuungan.
Bengan uemikian, 0uI peilu mengambil peian untuk menuoiong peicepatan uan mengatasi kenuala-
kenuala ualam pelaksanaan 00-KIP uengan memanfaatkan 0uP sebagai sebuah instiument
inteinasional yang penting.
1W 9EQKHKY \JVSXJF GJFU HEPKY ITMJTEUKI[ TETJXK IKITEQKV LJHJQ MEF\JFJ JVIK PEMKVSTFGJ0
Penyusunan stiategi untuk iencana aksi 2u12 memang meiupakan tahap peletakan lanuasan yang
penting, sehingga uapat uipahami jika pemeiintah memilih cakupan yang iealistis. Ke uepan,
beiuasaikan kebeihasilan ualam iencana aksi peitama, Inuonesia peilu menyusun iencana aksi yang
lebih ambisius ualam aiti lebih stiategis uan sistemik, untuk mempeicepat teicapainya konuisi
'pemeiintah teibuka', melampaui upaya ui kementeiianlembaga yang suuah aua sebelum auanya
0uI.
>W 9EQXEMLJHJQ TMJFIXJMJFIK IKITEQ LEFUJF QEQXEMVSJT ITMSVTSM KFIEFTKO[ LKPJFLKFUVJF
LEFUJF IEVJLJM QEFGNMNTK XMJVTKVDXMJVTKV TEHJLJF0Rencana aksi beiikutnya aualah paua waktu
0uI haius beigeiak lebih maju uaii upaya-upaya yang telah uilaksanakan uengan baik oleh
kementeiianlembaga sebelumnya uengan menuoiong peiubahan sistem insentif ui seluiuh sistem
untuk menuoiong peiubahan peiilaku yang sejalan uengan 00-KIP. Lagi pula, kaiena sebagian besai
komitmen 0uI sampai sekaiang lebih menitikbeiatkan paua penyeuiaan infoimasi melalui Inteinet,
pemeiintah peilu menjajaki saluian-saluian tianspaiansi lainnya, untuk menjangkau khalayak yang
lebih luas.

:W 9EQXEMLJHJQ XEMJF LJF LNMNFUJF $+5 LJHJQ QEHJVIJFJVJF TMJFIXJMJFIK LK !FLNFEIKJ0
Banyak iencana tianspaiansi kementeiian-kementeiian paua saat ini mengalami hambatan sistemik,
misalnya ketiuaksepakatan mengenai batasan infoimasi yang uibuka atau uikecualikan. Instansi-
instansi teisebut memeilukan sebuah instansi uengan kemampuan kooiuinasi kuat sepeiti Tim Inti
0uI untuk membantu menguiai hambatan sistemik teisebut. Selain itu, pemeiintah juga peilu
memastikan pengatuian kelembagaan yang memastikan pelaksanaan 0uI ke uepan, agai tiuak
teigantung paua keauaan politik, misalnya hasil pemilihan umum menuatang.

<W 9EQXEMPJKVK TJTJ VEHNHJ XEQEMKFTJYJF NHEY .KQ !FTK IEPJUJK KFITJFIK XEFUVNNMLKFJIK $+!0
Banyak pemangku kepentingan menyoioti peilunya mempeibaiki atuian ualam 0uITim Inti,
misalnya tata caia pembuatan keputusan. Tim Inti peilu mencakup keteiwakilan uaii lebih banyak
kementeiian uan membeii lebih banyak iuang bagi LSN ualam pembuatan keputusan. Pembahasan
lebih lanjut uibutuhkan misalnya mengenai bagaimana memilih peiwakilan-peiwakilan LSN,
menuoiong keikutseitaan yang lebih intensif uan luas uaii LSN lainnya, uan bagaimana Tim Inti
membuat uan melapoikan keputusan seuemikian iupa sehingga membeii posisi yang setaia antaia
LSN uan pemeiintah.



Public Comment veision
8












Aiticle SS Inuonesia aualah sebuah lembaga auvokasi beiuasaikan iiset yang uiuiiikan
paua tahun 2uu9. Nisinya ialah untuk meningkatkan tata kelola uan pengelolaan
keuangan negaia yang baik ualam kaitannya uengan layanan uasai, sumbeiuaya
ekstiaktif, uan auaptasi uan mitigasi peiubahan iklim ui Inuonesia.

0uP beitujuan untuk memastikan komitmen nyata pemeiintah untuk meningkatkan
tianspaiansi, membeiuayakan masyaiakat, membeiantas koiupsi, uan memanfaatkan
teknologi baiu untuk mempeikuat tata kelola. Nekanisme Pelapoian Inuepenuen 0uP
menilai penyusunan uan pelaksanaan iencana aksi nasional guna mempeicepat
musyawaiah ui kalangan paia pemangku kepentingan uan mempeibaiki
peitanggungjawaban.
5EMIGJMJTJF ,EHJGJVJF( Tianspaiansi Anggaian: 4 uaii 4
Akses pu. Infoimasi: 00 Biunuangkan
Pengungkapan Kekayaan:4 uaii 4
Keikutseitaan Nasy.: 9.12 uaii 1u

2u11
0ntuk ikut seita ualam 0uP, pemeiintah haius menunjukkan komitmen
teihauap 'pemeiintah teibuka' uengan memenuhi kiiteiia minimum
ualam biuang-biuang pokok 'pemeiintah teibuka'. Inuikatoi pihak ketiga
uigunakan untuk menentukan kemajuan negaia atas setiap biuang
teisebut. 0ntuk infoimasi lebih lanjut, kunjungi:
http:www.opengovpaitneiship.oigeligibility.
Public Comment veision
9
!9 :(0(3 ;%7(-(",
2("#/(" 452
Open Government Partnership/Kemitraan Pemerintah Terbuka (OGP) adalah sebuah prakarsa
internasional multipihak sukarela yang bertujuan untuk menjamin komitmen dari pemerintah
kepada masyarakat untuk meningkatkan transparansi, memberdayakan masyarakat,
memberantas korupsi, dan memanfatkan teknologi baru dalam kerangka memerkokoh tata kelola
pemerintahan. Dalam mencapai tujuan akhir ini, OGP menyediakan sebuah forum internasional
untuk melakukan pembicaraan dan saling berbagi di kalangan pemerintah, organisasi
masyarakat madani (LSM), dan swasta, yang semuanya memberi sumbangsih terhadap cita-cita
bersama, yaitu pemerintah terbuka. Para pemangku kepentingan mencakup pemerintah yang
ikut serta maupun LSM dan perusahaan swasta yang mendukung asas dan misi OGP.

Indonesia, salah satu dari delapan negara pendiri Open Government Partnership (OGP), mulai
keikutsertaan resminya dalam OGP pada bulan September 2011, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono secara resmi mengajukan prakarsa tersebut disamping para kepala negara
lain dan para menteri di New York.

Agar dapat ikut serta dalam OGP, pemerintah harus menunjukkan komitmen terhadap
pemerintah terbuka yang dapat dibuktikan dengan memenuhi seperangkat kriteria kinerja
(minimum) mengenai ukuran-ukuran penting dalam pemerintah terbuka yang terutama
merupakan hasil dari peningkatan kemampuan tanggap pemerintah, pemantapan keterlibatan
masyarakat, dan pemberantasan korupsi. Indikator yang dikeluarkan oleh organisasi-organisasi
di luar OGP digunakan untuk menetapkan sejauh mana kemajuan suatu negara dalam setiap
ukuran, dengan nilai yang diberikan sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Indonesia bergabung
dalam kemitraan tersebut dengan melampaui persyaratan kelayakan minimum, yaitu dengan nilai
tinggi pada setiap kriteria. Sewaktu bergabung, Indonesia memiliki peringkat tertinggi dari yang
dimungkinkan untuk kategori Anggaran Terbuka (2 dari maksimum 2),
i
Akses pada Undang-
Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik (2 dari maksimum 2)
ii
, dan Pengungkapan
Kekayaan bagi Para Pejabat Tinggi (2 dari maksimum 2).
iii
Indonesia juga memiliki nilai 7.06 dari
maksimum 10 pada Indeks Demokrasi, sub-nilai Kebebasan Sipil, yang diterbitkan oleh Satuan
Intelijen Ahli Ekonomi.
iv


Semua pemerintah peserta OGP harus menyusun rencana aksi negara peserta OGP yang
memerinci komitmen nyata dalam jangka waktu dua tahun pertama. Para pemerintah perlu
memulai rencana aksi mereka dengan saling berbagi upaya yang ada terkait dengan
seperangkat lima kendala besar, termasuk program-program yang sedang berlangsung dan
strategi-strategi khusus mengenai pemerintah terbuka. [Lihat Bab IV untuk daftar lengkap
bidang-bidang yang menghadapi Kendala Besar] Rencana aksi perlu kemudian menetapkan
komitmen-komitmen OGP setiap pemerintah, yang memperluas pelaksanaan oleh pemerintah di
luar data dasar sekarang dalam hal kendala besar terkait. Komitmen-komitmen ini dapat saja
mengembangkan upaya-upaya yang ada, menetapkan langkah-langkah baru untuk
menyelesaikan reformasi yang sedang berlangsung, atau memulai tindakan pada bidang yang
sepenuhnya baru.

Bersama dengan anggota-anggota lain pendiri OGP, Indonesia menyusun Rencana Aksi
Nasionalnya dari Juni sampai dengan September 2011. Tanggal mulai berlaku Rencana Aksi
yang diserahkan pada bulan September secara resmi adalah 1 Januari dengan pelaksanaan
berlangsung sampai dengan 31 Desember 2012. Kementerian terkait menerbitkan penilaian
sendiri pada bulan April 2013. Pada waktu penyusunan (Juli-Agustus 2013), para pejabat dan
anggota LSM telah menerbitkan rencana aksi nasional kedua.

Sesuai dengan persyaratan OGP, Mekanisme Pelaporan Independen (IRM) dalam OGP telah
melaksanakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan rencana aksi pertama Indonesia,
Public Comment veision
1u
yang menjadi dasar bagi laporan ini. Itu merupakan tujuan IRM untuk menyebarluaskan
pembicaraan yang sedang berlangsung berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan
komitmen-komitmen mendatang di setiap negara peserta OGP.
kerangka ke|embagaan
Pada tanggal 20 September 2011, Indonesia membentuk Open Government Indonesia (OGI)
sebagai koalisi nasional yang bertanggung jawab untuk mewakili dan melaksanakan OGP di
negara ini. Beberapa macam organisasi menjadi anggota OGI. Instansi-instansi pemerintah
meliputi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP
atau UKP4), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Komisi Informasi Pusat, Kementerian Dalam Negeri, dan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dari kalangan LSM,
para anggotanya adalah Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
(Seknas FITRA), Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO), Indonesian Center for
Environmental Law/Pusat Kajian Hukum Lingkungan Indonesia (ICEL), dan Transparency
International Indonesia/Transparansi Internasional Indonesia (TII).

UKP4 memelopori pelaksanaan Rencana Aksi Indonesia.
v
Dengan dibentuk oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Desember 2009, UKP4 memiliki kewenangan besar
dalam mengkoordinasikan para pejabat tinggi pemerintah. Lima tanggung jawab utamanya
adalah:
1. Pengawasan dan memfasilitasi program-program antarsektor.
2. Mengurai hambatan dalam pelaksanaan berbagai prakarsa melalui penelaahan dan
koordinasi.
3. Pemantauan hal-hal strategis yang memiliki kemungkinan dampak positif atau negatif
terhadap tata kelola pemerintahan, untuk mengusulkan tanggap cepat dari Presiden atau
Wakil Presiden.
4. Menjalankan ruang kendali Bina Graha untuk membantu pembuatan keputusan strategis.
5. Penugasan khusus oleh Presiden atau Wakil Presiden.
vi


Dalam rangka OGP, UKP4 menghadapi beberapa kendala resmi dan tidak resmi. Secara resmi,
meskipun tugasnya luas, instansi tersebut dibentuk melalui peraturan presiden, yang merupakan
produk hukum dengan jenjang kedua terendah dalam hal tingkatan kewenangannya.
vii
Peraturan
ini memberi kewenangan kepada UKP4, yang digunakannya untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan OGP, terutama melalui pemantauan dan pemberian nilai terhadap rencana setiap
instansi. Berlandaskan hasil evaluasi ini, UKP4 kemudian mengajukan rekomendasi khusus
kepada instansi-instansi atau kepada para pemimpin pelaksana. Tetapi, UKP4 kadang-kadang
menghadapi kesulitan dalam mengkoordinasikan pelaksanaan OGP.

Pada bulan Juli 2011, dengan jadwal waktu ketat untuk menyusun Rencana Aksi Nasional
pertama OGP, UKP4 menetapkan memilih sedikit LSM untuk bergabung dengan perwakilan-
perwakilan pemerintah dalam Tim Inti yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengelolaan
program, pemantauan dan evaluasi upaya pemerintah terbuka. Empat LSM (yaitu Indonesian
Center for Environmental Law, Transparency International Indonesia, Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (FITRA), dan Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO)), dan lima
kementerian/lembaga negara (yaitu UKP4, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Komisi Informasi Pusat)
diundang untuk membentuk Tim Inti.
viii





i
Open Budget Partnership. Open budgets change lives. Washington, DC: Open Budget
Partnership, 2012. http://internationalbudget.org/wp-content/uploads/OBS2012-infographic.png
Public Comment veision
11

ii
http://ccrinepal.org/files/documents/legislations/12.pdf
iii
Djankov, Simeon, Rafael La Porta, Florencio Lopez-de-Silanes, dan Andrei Shleifer. Disclosure
by Politicians. Tuck School of Business Working Paper 2009-60 (2009): http://bit.ly/19nDEfK;
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Types of information
decision makers are required to formally disclose, and level of transparency. Dalam
Government at a Glance 2009, 132. OECD, 2009. http://bit.ly/13vGtqS; Messick, Ricard.
Income and Asset Disclosure by World Bank Client Countries. Washington, DC: World Bank,
2009. http://bit.ly/1cIokyf
iv
Economist Intelligence Unit. 2010. Democracy Index 2010: Democracy in Retreat. London:
Economist. Tersedia di: http://graphics.eiu.com/PDF/Democracy_Index_2010_web.pdf
v
http://opengovindonesia.org/
vi
UKP4. Sekilas UKP-PPP. Diperoleh 18 Agustus 2013. http://www.ukp.go.id/profil
vii
Undang-Undang No. 10 Tahun 2004. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
http://bit.ly/160B6iR
viii
Hidayat, Tara. Dikutip dalam Dolar Vasani. Indonesia: Time for More Proactive Engagement
and Better Access to Information. Blog Open Government Indonesia. 1 Juli 2013.
http://bit.ly/16ZZOEB
Public Comment veision
12
!!9 23$&%&) 2%"</&/"(" +%"=("( >-&'
Negara peserta OGP dipersyaratkan untuk mengikuti proses konsultasi selama penyusunan
rencana rencana aksi OGP mereka. Negara tersebut harus:
Memerinci perincian proses konsultasi dengan masyarakat dan jangka waktu yang
tersedia (setidak-tidaknya online) sebelum melaksanakan konsultasi tersebut
Berkonsultasi dengan masyarakat luas secara nasional, termasuk LSM dan swasta;
menggali beragam pendapat; meringkas hasil konsultasi dengan masyarakat tersebut
dan semua kiriman tanggapan tertulis dari perorangan yang tersedia online
Melakukan kegiatan-kegiatan OGP dalam peningkatan kepedulian untuk memperbesar
keikutsertaan masyarakat dalam konsultasi
dengan pemberitahuan sebelumnya dalam waktu yang memadai dan melalui berbagai
cara termasuk online dan melalui pertemuan-pertemuan perorangan- untuk memastikan
diperolehnya kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat
Persyaratan kelima, yaitu selama konsultasi, ditetapkan dalam Pasal-pasal Tata Kelola
Pemerintahan OGP, Bab III: Konsultasi selama Pelaksanaan,
Negara harus menetapkan sebuah forum agar memungkinkan konsultasi multipihak
secara rutin mengenai pelaksanaan OGP dapat saja sebuah instansi yang ada atau
yang baru

Pada umumnya, para pemangku kepentingan menerima bahwa Rencana Aksi yang sekarang ini
berfungsi hanya sebagai tahap pertama OGI karena pemerintah lebih menitikberatkan pada
pembentukan proses dan instansi.

Proses untuk konsultasi dengan masyarakat, termasuk jadwal waktunya, tersedia online sebelum
dimulainya konsultasi tersebut.
i
Walaupun tidak semua pemangku kepentingan yang
diwawancarai menerima pemberitahuan sebelumnya, mereka pada umumnya melaporkan bahwa
pengumuman mengenai konsultasi tersebut telah disebarkan secara luas, setidak-tidaknya
dibandingkan dengan proyek-proyek pemerintah pada masa lalu. Pemberitahuan sebelumnya
telah diperoleh LSM-LSM utama di Jakarta dan jumlah lokakarya dan diskusi kelompok terarah
yang diselenggarakan selama konsultasi ini (lebih dari 30) merupakan bukti mengenai
memadainya pemberitahuan sebelumnya yang memberi waktu persiapan kepada LSM.

Kebanyakan, hanya LSM-LSM di Jakarta dihubungi atau didorong untuk ikut serta, tetapi
sebagian LSM di kabupaten/kota sekitar Jakarta ikut serta, dan banyak di antaranya juga
memiliki jaring kerja di seluruh Indonesia. Dengan didukung oleh beberapa lembaga pendana,
LSM menyelenggarakan lokakarya-lokakarya untuk mengevaluasi rencana aksi dan
menyampaikan tanggapan dan masukan rekomendasi untuk Tim Inti melalui perwakilan-
perwakilan LSM.

LSM semakin peduli bahwa proses tersebut tidak partisipatif !. pemerintah saja yang menunjuk
mereka.
ii
Pemerintah menanggapi dengan menjelaskan bahwa proses OGP pertama di
Indonesia didasarkan pada gagasan mari kita mulai saja dan lihat bagaimana nanti saja. Ada
ratusan LSM di Indonesia. Kita menginginkan organisasi-organisasi yang telah terbukti rekam
jejak, pengalaman, dan kecocokannya di lapangan, tetapi tanpa keterkaitan dengan partai politik
apa pun, Tara Hidayat dari UKP4 menjelaskan. Kita sekarang tahu bahwa itu semestinya
dilakukan secara berbeda.
iii


Kebanyakan peserta dalam konsultasi tersebut adalah para staf LSM dan peneliti dari perguruan
tinggi, dengan sedikit peserta dari kementerian teknis dan lembaga negara lainnya.
Pembahasan biasanya dilakukan dengan metode Diskusi Kelompok Terarah (FGD), yaitu
Public Comment veision
1S
menggunakan pokok-pokok pembahasan tertentu. Risalah pertemuan dari diskusi tersebut
diedarkan untuk diperiksa dan diberi masukan.

Menurut pendapat peneliti IRM, dengan mempertimbangkan keanekaragaman Indonesia, dirasa
sulit untuk menjangkau semua pemangku kepentingan yang terkait. Dalam hal ini, peserta
konsultasi merupakan, secara umum, sekumpulan pemangku kepentingan yang beraneka
ragam, terutama lintas sektor dan persoalan. Walaupun kekurangterwakilan terlihat pada swasta
dan peserta daerah, konsultasi tersebut bermanfaat karena pemerintah membuka ruang cukup
lebar bagi para pemangku kepentingan untuk memberi masukan atau rekomendasi terhadap
rencana aksi pemerintah. Melalui proses ini, kebanyakan pemangku kepentingan merasa bahwa
masukan mereka cukup ditampung dan dimasukkan ke dalam Rencana Aksi tersebut. Pada satu
sisi, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah menanggapi kepedulian para pemangku
kepentingan. Tetapi pada sisi lain, strategi yang menampung kepentingan semua pemangku
kepentingan ini membuat rencana tersebut mencakup agenda yang agak besar dan terperinci,
dan mudah dikritik karena sebab itu.





i
Wawancara dengan Ridaya Laodengkowe, Staf Prorep, 28 Mei 2013, wawancara melalui
telepon; FGD dengan para pemangku kepentingan pada tgl. 3 Juni 2013
ii
Suryani, Tanti. Dikutip dalam Dolar Vasani. Indonesia: Time for More Proactive Engagement
and Better Access to Information. Blog Open Government Indonesia. 1 Juli 2013.
http://bit.ly/16ZZOEB
iii
Hidayat, 1 Juli 2013.
Public Comment veision
14
!!!9 23$&%&) ?$"&/70(&' &%7(8( 2%7(-&("(("

Selama tahap pelaksanaan, pemerintah menyelenggarakan enam konsultasi multipihak yang
biasanya berupa pertemuan-pertemuan setengah hari atau satu hari. Tim Inti dan kementerian-
kementerian sektoral ikut serta disamping perwakilan-perwakilan LSM yang kebanyakan dari
Jakarta. Forum tersebut bertemu di Jakarta setidaknya setiap dua bulan.

Secara tidak resmi, perwakilan-perwakilan LSM secara rutin menyelenggarakan pertemuan
dengan LSM yang lebih luas dan tidak langsung terlibat dalam OGI untuk melaporkan kemajuan
dan memberi masukan dalam rangka perbaikan pelaksanaan rencana aksi. Demikian pula,
beberapa komitmen tumpang-tindih dengan upaya terkait lain, yang Indonesia sedang
laksanakan sejalan dengan OGP. Sebagai contoh, Publikasikan Apa yang Anda Bayar bertemu
dengan kementerian-kementerian dan perusahaan-perusahaan mengenai keikutsertaan
Indonesia dalam Extractive Industries Transparency Initiative/Prakarsa Transparansi Industri
Ekstraktif (EITI), yang temanya tumpang-tindih dengan OGP dan REDD+ (sebuah kemitraan di
kalangan negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi
hutan).

Dengan melihat ke depan, ada beberapa cara untuk meningkatkan keterwakilan dan
keikutsertaan dalam konsultasi. Hal ini diulas pada Bab VI. Langkah ke Depan.



Public Comment veision
1S
!@9 2%7(-&("((" ?$8'08%"
Intisari OGP adalah komitmen-komitmen dalam rencana aksinya. Bab ini menguraikan
persyaratan untuk komitmen tersebut sebelum menyajikan laporan atas masing-masing
komitmen kemudian.

Komitmen OGP harus dibuat berkaitan dengan sekumpulan lima kendala besar yang dihadapi
oleh pemerintah. OGP mengakui bahwa semua negara memulai dari data dasar yang berbeda.
Negara diminta memilih kendala-kendala besar dan komitmen-komitmen nyata yang paling
berkaitan dengan konteks khas negara tersebut. Rencana aksi, standar, atau komitmen tertentu
tidak untuk dipaksanakan pada setiap negara.

Lima kendala besar OGP adalah:
1. Perbaikan Layanan Publik tindakan-tindakan untuk mengurusi seluruh
keanekaragaman layanan masyarakat, termasuk kesehatan, pendidikan, pengadilan
pidana, air, listrik, telekomunikasi, dan bidang-bidang layanan terkait lain, dengan
membantu mempercepat peningkatan layanan publik atau inovasi swasta
2. Peningkatan Integritas Publik tindakan-tindakan untuk mengurusi korupsi dan etika publik,
akses pada informasi, sosialisasi reformasi keuangan, dan kebebasan media dan LSM
3. Pengelolaan Sumberdaya Publik secara Lebih Efektif tindakan-tindakan untuk
mengurusi anggaran, pengadaan, sumberdaya alam, dan bantuan luar negeri
4. Menciptakan Masyarakat yang Lebih Aman tindakan-tindakan untuk mengurusi
keamanan publik, sektor keamanan, bencana dan tanggap darurat, dan lingkungan
5. Peningkatan Pertanggungjawaban Perusahaan tindakan-tindakan untuk mengurusi
tanggung jawab perusahaan atas persoalan-persoalan seperti lingkungan, antikorupsi,
perlindungan konsumen, dan keterlibatan masyarakat

Walaupun sifat komitmen nyata dalam setiap bidang yang menghadapi kendala besar
semestinya luwes dan memungkinkan untuk mewakili keadaan-keadaan khas di setiap negara,
semua komitmen OGP semestinya mencerminkan empat asas pokok pemerintah terbuka, yaitu:
Transparansi: informasi mengenai kegiatan-kegiatan dan keputusan-keputusan pemerintah
itu terbuka, lengkap, tepat waktu, bebas tersedia untuk umum, dan memenuhi standar dasar
data terbuka (misalnya dapat dibacanya data mentah oleh mesin)
Keikutsertaan Masyarakat: pemerintah berupaya untuk mengerahkan masyarakat dalam
perbincangan publik, memberi masukan, dan memberi sumbangsih yang mengarah pada
tata kelola pemerintahan yang lebih cepat tanggap, inovatif, dan efektif.
Pertanggungjawaban: sudah adanya aturan, peraturan, dan mekanisme yang
mengharuskan para pelaku di kalangan pemerintah untuk memberi alasan atas tindakan-
tindakan mereka, bertindak dengan mempertimbangkan kritik atau persyaratan yang
diberikan untuk mereka, dan menerima tanggung jawab atas kegagalan menjalankan
undang-undang atau komitmen.
Teknologi dan Inovasi: pemerintah menerapkan arti pentingnya menyediakan
masyarakatnya akses terbuka pada teknologi, peran teknologi baru dalam
menggerakkan inovasi, dan arti pentingnya meningkatkan kemampuan masyarakatnya
dalam menggunakan teknologi.

Negara dapat menitikberatkan komitmennya pada tingkat nasional dan/atau daerah tempat
yang mereka yakin bahwa upaya-upaya pemerintah terbuka berdampak terbesar. Mengingat
bahwa untuk mencapai komitmen-komitmen pemerintah terbuka sering melibatkan proses
bertahun-tahun, pemerintah perlu menyertakan jadwal waktu dan tolok ukur pada komitmen
mereka yang menunjukkan apa yang akan dicapai setiap tahun, jika memungkinkan.

Bab ini memerinci setiap komitmen Indonesia yang tercakup dalam rencana aksi awalnya.
Public Comment veision
16
A9 2%3B('-(" :(<("(" 2/B7'-) 2%",/3(",(" ?%8'&-'"("

Instans| pengkoord|nas| Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K)
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Keikutsertaan, Pertanggungjawaban,
Teknologi dan inovasi
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Sedang
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Terlambat dari jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Memantapkan sosialisasi atas apa yang dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi, pertanggungjawaban, dan keikutsertaan masyarakat dalam
program-program pemerintah untuk pengurangan kemiskinan. Hal ini mencakup penyediaan
informasi pada situs web mengenai alokasi anggaran untuk program pengurangan kemiskinan,
rencana pelaksanaan, dan hasil pelaksanaannya. Mekanisme keikutsertaan masyarakat melalui
daur program dari awal hingga akhir harus ditegakkan melalui peraturan-peraturan. (Jalur I,
selambat-lambatnya Desember 2012)
>D( <(", C%3E(#'F
Dengan dipelopori oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),
pemerintah Indonesia membangun sebuah sistem yang dinamai Basis Data Terpadu untuk
memudahkan koordinasi program-program penanggulangan kemiskinan. TNP2K adalah sebuah
instansi pemerintah, yang diketuai oleh Wakil Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden,
yang peran utamanya adalah meningkatkan pelaksanaan program-program penanggulangan
kemiskinan terarah tersebut dengan menerapkan sistem-sistem yang lebih baik, memajukan
koordinasi dan pemaduan program, dan pemantauan dan mengevaluasi hasil-hasilnya secara
efektif.

Salah satu prioritas utama TNP2K adalah penyatuan Kerangka Pencapaian Sasaran Nasional ke
dalam basis data tunggal, untuk digunakan oleh berbagai upaya pengurangan kemiskinan. Hal
ini merupakan hikmah yang dipetik dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, yaitu program-
program bantuan masyarakat yang mengandalkan basis data dan pendekatan yang berbeda
untuk membidik sasaran keluarga miskin, yang berarti upaya pengulangan yang boros.

Basis data terpadu yang baru mencakup 40% keluarga terbawah (berdasarkan status sosial
ekonominya) di Indonesia. Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS), sebuah survei
terhadap 26 juta keluarga yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan
Juli 2011, menyediakan sebagian besar data tersebut. Salah satu tujuan akhir dari sistem Basis
Data Terpadu adalah untuk memudahkan koordinasi dan penggunaan sumber data primer
keluarga miskin oleh para pemangku kepentingan program perlindungan sosial.

Pada saat ini, ada tiga cara memperoleh data dari basis data tersebut, yaitu:
(i) Melalui situs web, setiap orang dapat memperoleh banyak data mengenai sebaran
keluarga miskin antarprovinsi dan kabupaten.
(ii) Melalui permintaan keterangan langsung, setiap orang dapat meminta data yang
lebih terperinci mengenai keluarga miskin.
Public Comment veision
17
(iii) Melalui permintaan keterangan langsung, instansi pemerintahan seperti pemerintah
daerah atau instansi terkait lain yang membutuhkan data lebih terperinci dapat
meminta data mentah, misalnya menurut nama beserta alamatnya.
i

Walaupun telah diakui secara luas mengenai arti pentingnya proyek ini, timbul ketidaksepakatan
mengenai transparansi data tersebut sebagaimana dibahas di bawah ini.

Bahkan menurut penilaian oleh kementerian terkait, rencana ini telah dibuat jauh sebelum ada
Rencana Aksi OGI. Namun demikian, basis data tersebut dapat digolongkan sebagai kemajuan
secara umum dalam hal rencana pemerintah yang telah ada sebelumnya mengenai transparansi
kelembagaan. OGI mengungkapkan komitmen ini untuk mencermati dan memungkinkan
menelusuri kemajuan secara rutin.

2%"0'",-(G !0/F
Perihal kendala, berdasarkan terwawancara, pihak-pihak yang membutuhkan dan meminta data
menjumpai cara yang berbeda untuk memperoleh data. Mereka melaporkan persyaratan yang
terlalu rumit bagi permintaan data oleh masyarakat, dan menduga-duga bahwa hanya lembaga-
lembaga yang telah dikenal atau instansi-instansi pemerintah dapat memperoleh data dengan
mudah.

Beberapa LSM dan lembaga penelitian menuntut informasi pemerintah sedemikian terperincinya
sehingga mencakup data mentah menurut nama beserta alamatnya. Pemerintah bersikeras
bahwa data ini, yang dikumpulkan secara sah berdasarkan kebutuhan pemerintah, dilindungi
karena tergolong yang dikecualikan menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, yang menghormati kerahasiaan pribadi warga negara. Kasus ini
diajukan atas prakarsa LSM untuk diputuskan oleh Komite Informasi Pusat,
ii
dengan hasil
putusan mengakui data pribadi perorangan sebagai informasi yang dikecualikan.
iii
Hal ini berarti
bahwa instansi-instansi pemerintah memperoleh versi data yang terperinci sampai tingkat
perorangan sedangkan versi untuk publik kurang terperinci dan tidak menyebutkan sumber
informasi.

Pemangku kepentingan lain mengeluh mengenai ketiadaan data tertentu, terutama
pengungkapan tingkat kemajuan dalam melaksanakan berbagai program penanggulangan
kemiskinan. Informasi seperti itu dapat digunakan untuk meningkatkan kadar
pertanggungjawaban pemerintah dan melindungi dari berbagai upaya yang tumpang-tindih.

Menurut penilaian oleh kementerian terkait, para pemangku kepentingan mungkin harus merevisi
sasaran ini karena TNP2K bukan instansi pelaksana, tetapi hanyalah dimaksudkan sebagai
perantara kebijakan bagi beberapa instansi pelaksana dalam jajaran pemerintah. Akibatnya,
TNP2K tidak memiliki kewenangan untuk memaksa instansi-instansi pelaksana lain
mengungkapkan data mereka, ataupun untuk memilah mana yang publik memiliki hak untuk
memperolehnya, ataupun untuk berurusan dengan persoalan-persoalan hak cipta yang berkaitan
dengan laporan-laporan yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga seperti LSM internasional yang
menggunakan data tersebut.

Namun demikian, basis data TNP2K itu sumber data resmi satu-satunya yang seharusnya
digunakan oleh pemerintah dalam beragam program penanggulangan kemiskinan, akses publik
ke basis data tersebut melalui situs web atau permintaan keterangan langsung merupakan
prestasi penting, terutama dalam hal teknologi. Sebagian LSM dan pemerintah daerah selaku
pemangku kepentingan telah mulai menggunakan data ini. Walaupun mengajak untuk membuka
lebih banyak data, banyak pemangku kepentingan mengakui bahwa pengungkapan sebaran dan
pengukuran kemiskinan pada saat ini cukup bermanfaat dan merupakan langkah pertama yang
penting.

Public Comment veision
18
:(",-(G -% H%D("
Ada dua kendala utama dalam pelaksanaan komitmen ini sepenuhnya. Pertama, penting bagi
TNP2K untuk memperluas jenis dan jumlah data yang disediakan pada Basis Data Terpadu. Hal
ini mencakup pengumpulan data dari kementerian-kementerian teknis yang dianggap sangat
penting untuk penelaahan kemiskinan. Data yang disediakan untuk instansi-instansi pemerintah
tersebut semestinya disediakan melalui komitmen ini, sedemikian rupa sehingga menghormati
kerahasiaan pribadi dan informasi yang dikecualikan, kepada masyarakat sehingga rencana
pemerintah dalam hal pengurangan kemiskinan yang terarah dapat dipertanggungjawabkan.

Kedua, dalam menghadapi masalah-masalah hambatan seperti itu (masalah-masalah koordinasi
dengan kementerian teknis atau lembaga lain, ketidaksepakatan mengenai status data yang
dapat diterbitkan, atau mengenai persyaratan siapa yang dapat memperoleh data), OGI berada
di tempat yang tepat untuk dapat membantu mengatasi masalah-masalah tersebut. Secara
khusus, UKP4 dapat menggunakan kewenangannya dalam OGI untuk mengatasi
ketidaksepakatan ini dan mengurai hambatan dalam pelaksanaannya, yang mungkin dengan
merekomendasikan diterbitkannya peraturan presiden, sebagai bagian terakhir dari komitmen
yang disarankan.

i
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di http://www.tnp2k.go.id/tanya-jawab/basis-data-terpadu/
ii
Komisi Informasi Pusat. Perkumpulan Inisiatif Minta Data TNP2K untuk Social Audit. 19
Januari 2013. http://bit.ly/15YcD4V
iii
Komisi Informasi Pusat. Tak Penuhi Syarat Mitigasi, Majelis Komisioner Kalahkan Pemohon
Soal Data Penerima Jamkesmas. 18 Mei 2013. http://bit.ly/19PGTfP
Public Comment veision
19
I 2%3B('-(" :(<("(" 2/B7'-) 6/B&'#' 2%"#'#'-("

Instans| pengkoord|nas| Kementerian Pendidikan
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Keikutsertaan
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Terlambat dari jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Melanjutkan kegiatan yang sudah dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi, pertanggungjawaban, dan keikutsertaan masyarakat dalam bidang
subsidi pemerintah untuk pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Data dan informasi yang perlu diterbitkan adalah: data alokasi, penyerapan, dan penggunaan
anggaran. Penerbitan informasi tersebut perlu dilakukan di setiap SD dan SMP di 411 kabupaten.
(Jalur I, selambat-lambatnya Desember 2012)
>D( <(", C%3E(#'F
Pemerintah telah mulai menerbitkan data mengenai Bantuan Operasional Sekolah (BOS), baik
melalui situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun masing-masing sekolah.
Ada empat komitmen yang telah didaftar sebagai komitmen, yaitu: alokasi BOS, penyerapan
BOS, pengeluaran BOS, dan mekanisme pengaduan. Pelaksanaan pengungkapan data tersebut
beragam dalam hal perincian dan tingkat kelengkapannya.
Alokasi BOS telah diterbitkan pada situs web dengan tingkat perincian maksimum, yaitu:
masing-masing alokasi BOS untuk setiap sekolah sudah tersedia untuk umum.
Penyerapan BOS telah diterbitkan yang bersifat umum: jumlah yang diserap atau
provinsi yang telah menerima bantuan tersebut.
Penerbitan pengeluaran BOS, data terpenting yang dibutuhkan oleh masyarakat, telah
dimulai pada sejumlah sekolah sampel (kira-kira 1% SD).
Dalam hal mekanisme pengaduan, yang diarahkan pada BOS secara umum dan bukan
sekadar persoalan transparansi, situs web tersebut telah menyediakan sarana online
yang mencakup statistik aduan, perincian aduan, dan kemajuan menanggapinya.
i

2%"0'",-(G !0/F
Menurut penilaian oleh kementerian terkait, pemerintah telah melaksanakan rencana ini jauh
sebelum ada Rencana Aksi OGI, sebagai tanggapan atas permintaan masyarakat. Akan tetapi,
penyertaannya ke dalam Rencana Aksi OGI memungkinkan kemajuan sarana ini dapat ditelusuri
secara rutin dengan menitikberatkan pada perhatian LSM terhadap hal tersebut, walaupun
sebagian dari aspeknya tidak secara luar biasa membuat maju pelaksanaan oleh pemerintah.

Para pemangku kepentingan sangat menghargai pengungkapan alokasi BOS seterperinci itu (per
sekolah), karena ini sudah cukup lama diminta oleh masyarakat. Sekolah-sekolah (staf sekolah,
orang tua murid atau komite sekolah) sekarang dapat memperoleh data ini untuk tujuan
perencanaan atau pemantauan. LSM-LSM, khususnya yang menitikberatkan pada pendidikan,
juga secara aktif menggunakan data ini untuk pertanggungjawaban dan pemantauan; demikian
pula, lembaga-lembaga penelitian untuk pengumpulan data.

Public Comment veision
2u
Statistik dan perincian aduan menunjukkan penggunaan secara rutin dan luas mekanisme
pengaduan online tersebut. Hal ini merupakan prestasi penting dari komitmen ini.

Namun demikian, masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan komitmen ini.
Sebagian besar data tersebut hanya disediakan secara gabungan sedangkan
kebutuhannya adalah secara terperinci.
Lembar-lembar data yang diekspor sering berisi rumus-rumus perhitungan yang ruwet,
yang berarti mencakup banyak nilai dalam setiap baris/lajur atau berisi banyak lembar
kerja dalam sebuah berkas pengolahan angka, yang menyulitkan penelaahan dan bukan
berformat data terbuka.
Ketelitian data masih diragukan.
Penyediaan data mengenai pengeluaran BOS di lebih dari 10.000 sekolah merupakan
upaya yang besar, dan data tersedia untuk kurang dari 1% SD.
Web sering menjadi lambat ketika aliran data mencapai puncak.
Secara fisik, mempertahankan berkas-berkas sebanyak itu secara online merupakan
kendala karena terbatasnya sumberdaya dan keterampilan pada saat ini.
Walaupun tampak digunakan dengan baik sejauh ini, tidak ada jaminan pemaksaan atau
tanggap terhadap mekanisme pengaduan online. Banyak pertanyaan menerima
tanggapan demikian, Kami akan meneruskan permintaan keterangan tersebut atau
Mohon mengajukan pengaduan Anda kepada sekolah/instansi di provinsi setempat.
Belum ada mekanisme untuk memantau dan memaksakan transparansi dan penerbitan
data per sekolah di luar 1% sekolah sampel.
Ada ketidaksepakatan dalam hal status dasar dari sumber informasi, misalnya apakah
tanda terima pembayaran digolongkan sebagai data untuk umum dan diharuskan terbuka
untuk umum ataukah tidak.
:(",-(G -% H%D("
Ada dua langkah penting berikutnya dalam melaksanakan komitmen ini, yaitu:

Pertama, data perlu disediakan untuk umum sedapat-dapatnya secara terperinci. Ini mencakup
penyediaan data sedemikian rupa sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ini akan
memungkinkan melakukan perbandingan antarsekolah dan kemajuan sekolah dari waktu ke
waktu. Menampilkan data seperti berapa pendapatan yang diterima oleh sebuah sekolah
dibandingkan dengan berapa yang seharusnya, atau membandingkan data mengenai jumlah
siswa yang ada dengan alokasi dana, akan memungkinkan penelaahan data secara mudah dan
teliti. Secara umum, data dalam lembar data semestinya tidak mengandung rumus-rumus
perhitungan yang ruwet sehingga penelaahan sedapat-dapatnya mudah dan tidak salah.

Kedua, sedikit perbaikan tetapi tepat terhadap transparansi dan mekanisme pengaduan melalui
situs web adalah menautkannya dengan pokok aduan maupun instansi terkait yang bertugas
menanggapi. Sebagai contoh, menautkan aduan mengenai suatu dinas tertentu pada tingkat
pusat, provinsi, kabupaten, atau sekolah ke dinas yang bersangkutan untuk menanggapi dan
kepada instansi pada tingkat pusat untuk memaksa mengatasi aduan tersebut akan
memungkinkan mekanisme tersebut semakin dapat dipertanggungjawabkan.



i
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di http://bos.kemdiknas.go.id/home/berita/48 dan
http://bos.kemdiknas.go.id/pengaduan/
Public Comment veision
21
J 2%3B('-(" :(<("(" 2/B7'-) 6/B&'#' ?%&%G(0("

Instans| pengkoord|nas| Kementerian Kesehatan
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Keikutsertaan
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Terlambat dari jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Melanjutkan kegiatan yang sudah dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi, pertanggungjawaban, dan keikutsertaan masyarakat dalam bidang
subsidi pemerintah pada sektor kesehatan. Data dan informasi yang perlu diterbitkan adalah:
data alokasi dan penggunaan anggaran, daftar penerima jaminan kesehatan, proses
memperoleh layanan jaminan kesehatan. Penerbitannya dilakukan di setiap pusat kesehatan
masyarakat (Puskesmas) tingkat kecamatan di 497 kabupaten. (Jalur I, selambat-lambatnya
Desember 2012).
>D( <(", C%3E(#'F
Sebagaimana halnya dengan layanan pendidikan, tiga pertanyaan terbesar masyarakat adalah:
berapa alokasi anggaran, apakah anggaran mencapai penyedia layanan, dan apakah digunakan
semestinya. Sebagai tanggapan atas kebutuhan ini, pemerintah telah mulai menerbitkan data
sebagaimana didaftar pada komitmen di atas melalui situs web Kementerian Kesehatan,
termasuk alokasi dan realisasi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), tata cara memperoleh
layanan jaminan kesehatan, dan informasi kesehatan terkait lain.

Kementerian Kesehatan mengadakan BOK untuk mendukung kegiatan-kegiatan Puskesmas.
Pada tahun 2013, dana ini disebarkan kepada 9.419 Puskesmas di 26 provinsi di Indonesia.
Data alokasi BOK tersebut ditampilkan melalui web dalam bentuk jumlah gabungan per
kabupaten setiap bulan, termasuk kemajuan penggunaan dana ini. Situs web tersebut juga
menampilkan petunjuk teknis dengan cukup bagus mengenai penggunaan dana BOK secara
tepat, dan bagaimana setiap Puskesmas menggunakan alokasi BOK-nya.

Data pengeluaran disediakan dalam bentuk gabungan. Dengan demikian, pemerintah masih
menemui masalah yang berkaitan dengan transparansi pengeluaran, terutama yang berupa
angka gabungan, yaitu pada tingkat kabupaten dan bukan pusat. Disamping itu, situs web
Kementerian Kesehatan mengandalkan pada situs web setiap pemerintah daerah untuk
memasok datanya, yang mendorong pemerintah daerah untuk berperan, tetapi juga membagi-
bagi tanggung jawab.
i


Serupa dengan komitmen no.2, upaya ini sudah ada sebelum keterlibatan Indonesia dalam OGP.
Akan tetapi, dengan memasukkannya ke dalam Rencana Aksi OGI memungkinkan kemajuan
sarana ini dapat ditelusuri secara rutin walaupun tidak secara luar biasa membuat maju
pelaksanaan oleh pemerintah.

2%"0'",-(G !0/F
Walaupun tidak ada bukti mengenai banyaknya pemangku kepentingan yang telah
menggunakan data tersebut berkat komitmen ini, jumlah data yang diterbitkan dan penerapannya
Public Comment veision
22
secara luas akan memberdayakan LSM. Semua pengguna di kalangan staf Puskesmas hingga
masyarakat secara umum dapat memanfaatkan data tersebut untuk kajian dan penilaian atau
pemantauan dan pembelaan (advokasi).

Para pemangku kepentingan menetapkan dua kendala utama, yaitu: sejauh mana
penggabungan data dan pembaruan data. Pertama, data mengenai pengeluaran masih
disediakan secara gabungan sedangkan kebutuhannya adalah secara terperinci. Kedua, data
yang disajikan tersebut tidak diperbarui secara rutin. Sebagaimana disebutkan sebelumnya,
Kementerian Kesehatan mengandalkan pada situs web pemerintah-pemerintah daerah dalam hal
data mengenai pengeluaran. Memastikan bahwa lebih dari 400 kabupaten menyediakan
informasi ini dengan cukup cepat menghadapi kendala besar.

Kendala terakhir adalah bahwa sampai dengan Agustus 2013, data tersebut sama sekali tidak
mudah diperoleh, ditelaah ataupun dibandingkan. Disamping kesulitan dalam menjelajahi situs
web, situs web tersebut juga menyajikan data dalam bentuk yang berbeda-beda, dalam jangka
waktu yang berbeda-beda, dan menggunakan indikator-indikator yang berbeda-beda
antarkabupaten.

Aspek yang menarik dengan diterbitkannya data ini untuk umum adalah disediakannya ruang
bagi keikutsertaan masyarakat. Situs web Purworejo menyediakan sebuah sarana untuk
menyampaikan penjelasan mengenai dokumen-dokumen dan informasi lain,
ii
dan walaupun tidak
jelas apakah penjelasan ini memengaruhi kebijakan, ini merupakan upaya yang patut dipuji
dalam rangka semangat OGP.

:(",-(G -% H%D("
Penyediaan data yang cukup terperinci dan lebih spesifik dalam pola realisasi pembelanjaan
akan membantu memperbesar keikutsertaan masyarakat. Penyerapan BOK yang lebih terperinci,
misalnya menunjukkan bagaimana pemerintah kabupaten dan Puskesmas menggunakan
anggaran mereka, sebagai contoh, akan membantu memperkuat pemantauan oleh masyarakat.
Dalam hal organisasi, pemerintah perlu berupaya untuk membakukan cara penyajian data
tersebut di semua daerah. Penyajian yang tidak seragam menyulitkan penelaahan
antarkabupaten dan pertanggungjawabannya.


i
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/berita-bok/daftar-
alamat-website-26-kabkota-og-bok
ii
http://www.dinkespurworejo.go.id/bok/desember-2012
Public Comment veision
2S
K 2%"'",-(0(" !"0%,3'0(& 2/B7'-) ?%D$7'&'("
Instans| pengkoord|nas| Kepolisian Negara RI
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Teknologi dan inovasi
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, menciptakan masyarakat yang
lebih aman, Perbaikan layanan publik
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Sedikit
ketepatan Waktu Terlambat dari jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Melanjutkan kegiatan yang sudah dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi, pertanggungjawaban, dan keikutsertaan masyarakat terhadap
layanan polisi dan tuntutan masyarakat. Data dan informasi yang perlu diterbitkan mencakup:
profil instansi dan petugas, jenis dan mekanisme pelayanan, waktu dan biaya yang dibutuhkan,
status/kemajuan kasus, dan laporan tahunan. Data dan informasi perlu diterbitkan pada situs web
instansi. (Jalur I, selambat-lambatnya Desember 2011).
>D( <(", C%3E(#'F
Komitmen ini mencakup empat jenis informasi yang berbeda. Sampai dengan Agustus 2013,
situs web Kepolisian RI menyediakan sedikit kemajuan pelaksanaan komitmen ini.

Bagan organisasi dan daftar setiap Kepolisian Daerah sekarang dapat diperoleh, termasuk nama
dan alamat para Kepala Kepolisian. Walaupun ini benar-benar menunjukkan kemajuan, tiga
aspek lain dalam komitmen tersebut lebih terkendala dalam pelaksanaannya. Bagian Ketentuan
dan Layanan dalam situs web tersebut mendaftar banyak berkas yang dapat diunduh, tetapi
ketika IRM memeriksanya, tautan-tautan tersebut tidak jalan ataupun berkas-berkas unduhan
kosong. Beberapa kasus dapat diperoleh, tetapi memberi sangat sedikit informasi dan belum
diperbarui sejak 2010. Ringkasan tahunan terakhir yang tersedia juga bertanggal tahun yang
sama, tetapi tidak berisi informasi setiap kategori berisi angka nol.

Pembaruan sekali-kali dan informasi tampak pada laman Beranda, tetapi sangat terbatas.
Sebagai contoh, sebuah berita mengenai upaya penegakan aturan baru tentang lalu lintas berisi
beberapa data tentang jumlah tahanan dan kecelakaan, tetapi cara penyajiannya tidak
memungkinkan untuk digunakan dalam penelaahan atau perbandingan untuk
dipertanggungjawabkan.
i
Berita lain mengenai layanan perizinan memberi informasi mengenai
tempat dilakukannya pendaftaran, tetapi tidak memberi tahu waktu atau biaya sebagaimana
dijelaskan pada komitmen tersebut.
ii


Secara keseluruhan, hasil ini menyimpulkan bahwa pokok persoalan ini telah berubah sedikit
setelah perancangan dan pelaksanaan Rencana Aksi Indonesia.
iii


2%"0'",-(G !0/F
Walaupun para pemangku kepentingan melaporkan telah memanfaatkan sebesar-besarnya
uraian tata cara dan layanan polisi, misalnya tata cara permohonan surat izin mengemudi, IRM
tidak dapat mengunduh atau memperoleh berkas apa pun yang dinyatakan tersedia pada situs
web tersebut.

Public Comment veision
24
Walaupun situs web tersebut sekarang menunjukkan nama dan alamat kepala-kepala kepolisian,
hal ini tidak terlalu bermanfaat untuk pertanggungjawaban publik karena publik dapat
mengajukan aduan tanpa memiliki informasi ini.

Para pengguna sangat mengeluhkan mekanisme pengaduan online yang tidak berfungsi karena
sulit untuk terus mengikuti tanggapan dari pihak berwenang mengenai aduan-aduan tersebut. Hal
ini telah menurunkan semangat masyarakat untuk melapor.

Dengan demikian, satu-satunya bagian dari komitmen ini yang telah dilaksanakan adalah
menerbitkan informasi mengenai profil instansi dan petugas. Jika ada kemungkinan dampak
besar dari aspek-aspek lain dalam komitmen ini, peneliti IRM menganggap bahwa pelaksanaan
dan arti pentingnya terbatas.

:(",-(G -% H%D("
Walaupun para pemangku kepentingan melaporkan banyak perbaikan dalam hal informasi
mengenai jenis layanan dan mekanisme polisi, mereka juga menyatakan bahwa korupsi masih
terjadi. Gebrakan-gebrakan biasanya memperbaiki sistem sebentar saja, tetapi kemudian kasus-
kasus mulai muncul kembali. Karena itu, langkah pokok penting berikutnya adalah pemerintah
memperbaiki sistem penelusuran aduan sehingga publik dapat melihat cara aduan mereka
ditangani.



i
http://www.polri.go.id/berita/15153
ii
http://www.polri.go.id/headline/berita/15258
iii
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di http://www.polri.go.id/
Public Comment veision
2S
L 2%"'",-(0(" !"0%,3'0(& 2/B7'-) C'",,'"<( +'&'-$ ?$3/D&'
Instans| pengkoord|nas| Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Imigrasi, dan Kantor Bea
dan Cukai
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Teknologi dan inovasi
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Selesai
ketepatan Waktu Sesuai dengan jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Mempertahankan dan memantau
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi, pertanggungjawaban, dan keikutsertaan masyarakat dalam bidang-
bidang layanan publik yang menunjukkan tingginya risiko korupsi seperti Kantor Pajak, Kantor
Imigrasi, dan Kantor Bea dan Cukai. Data dan informasi yang perlu diterbitkan mencakup: profil
instansi dan petugas, jenis dan mekanisme pelayanan, waktu dan biaya yang dibutuhkan,
status/kemajuan kasus, dan laporan tahunan. Data dan informasi tersebut perlu diterbitkan pada
situs web instansi. (Jalur I, selambat-lambatnya Desember 2011).
>D( <(", C%3E(#'F
Situs web Ditjen Pajak, Kantor Imigrasi, dan Kantor Bea dan Cukai telah berhasil menyediakan
sebagian besar informasi yang terdaftar dalam komitmen tersebut, yaitu: profil instansi, profil
petugas, jenis dan mekanisme pelayanan, waktu dan biaya yang dibutuhkan, status/kemajuan
kasus, dan laporan tahunan. Semuanya diperbarui dan dipelihara secara rutin.

Situs web Direktorat Jenderal Pajak sepenuhnya berfungsi dan semua informasi terkait mudah
diperoleh. Laman beranda menonjolkan ikon sederhana untuk mekanisme cara praktis, yang
mengantar ke halaman-halaman yang menjelaskan cara mendaftar, cara melapor, cara
membayar, dan cara memperoleh pengembalian kelebihan membayar pajak dan retribusi. Situs
web ini juga menunjukkan berbagai fungsi pengadaan secara elektronik, termasuk formulir
elektronik, pelaporan online, penagihan online, dan pencarian keterangan nomor pokok wajib
pajak (NPWP).
i


Komitmen untuk memperbarui situs web Kantor Imigrasi juga sepenuhnya dilaksanakan. Situs
tersebut menguraikan peran dan tanggung jawab resmi kantor tersebut, maupun daftar alamat
terkait, termasuk para penasihat hukum imigrasi dan tempat-tempat penahanan. Dalam hal
pengadaan secara elektronik, setiap orang dapat memperoleh informasi sederhana dengan
mudah dalam memohon visa dan paspor, dan ada juga permohonan online yang memungkinkan
warga negara memperoleh visa dan paspor dalam sehari.
ii


Situs web Kantor Bea dan Cukai menyediakan informasi yang cukup lengkap mengenai tata cara
pengadaan secara elektronik seperti impor, ekspor, dan bea dan cukai. Sebuah tombol
pengiriman aduan yang berfungsi terletak secara jelas pada laman beranda, dengan perintah-
perintah terperinci mengenai cara mengirim dan menindaklanjuti aduan. Aduan-aduan tidak
dapat dilihat oleh umum sehingga informasi tidak tersedia mengenai seberapa bagus mekanisme
pertanggungjawabannya berfungsi dalam kenyataannya.
iii




Public Comment veision
26
2%"0'",-(G !0/F
Para pemangku kepentingan melaporkan penggunaan secara luas bagian pengadaan secara
elektronik pada situs web tersebut. Namun demikian, mereka mengeluhkan banyak masalah
yang berkaitan dengan kesulitan dalam permohonan online, misalnya mengunggah dokumen-
dokumen terkait, maupun kesulitan dalam memahami perintah-perintah.

Kendala umum pada ketiga komitmen tersebut adalah bahwa transparansi saja tidak secara
otomatis merupakan pertanggungjawaban. Walaupun para pemangku kepentingan menganggap
bahwa informasi yang disediakan pada situs web sangat memadai untuk memperbaiki perolehan
layanan, transparansi ini saja tidak dapat menekan korupsi yang terjadi.

:(",-(G -% H%D("

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Aksi sebagai instansi-instansi yang memiliki risiko
korupsi tinggi, kantor-kantor tersebut perlu melakukan upaya-upaya khusus untuk memastikan
bahwa aduan-aduan lebih mudah diajukan, diterima, ditujukan, ditelusuri, dan ditangani.
Disamping mengatasi kendala teknis yang tersisa mengenai situs web tersebut, langkah penting
lain berikutnya adalah menautkan mekanisme pengaduan dan pengadu tidak hanya pada pihak
berwenang khusus dalam sistem pemantauan internal, tetapi juga pada pihak berwenang
eksternal, terutama yang bertugas dalam pencegahan korupsi seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi atau Badan Pengawas Keuangan.



i
http://www.pajak.go.id/
ii
http://www.imigrasi.go.id/index.php
iii
http://www.beacukai.go.id/
Public Comment veision
27
M 2%"'",-(0(" !"0%,3'0(& 2/B7'-) 2%"%3'8((" 2%,(N(' O%,%3'
6'D'7

Instans| pengkoord|nas| Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Pertanggungjawaban
kenda|a besar CG Perbaikan layanan publik, Peningkatan integritas publik,
Pengelolaan sumberdaya publik secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Sedikit
ketepatan Waktu Terlambat dari jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Melanjutkan kegiatan yang sudah dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi dalam penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) oleh pemerintah pusat
dan daerah. Data dan informasi yang perlu diterbitkan mencakup lowongan dan persyaratan
jabatan, proses penerimaan, kriteria seleksi, hasil ujian, dan pengumuman calon PNS yang
diterima; aduan-aduan masyarakat mengenai proses penerimaan PNS dan cara mengatasi
masing-masing juga perlu ditampilkan untuk umum. (Jalur II, selambat-lambatnya Desember
2013).
>D( <(", C%3E(#'F
Dalam rangka mendukung reformasi PNS, pemerintah merencanakan untuk meningkatkan
transparansi dalam penerimaan PNS. Akan tetapi, moratorium pengangkatan PNS baru sejak
September 2011 telah menghentikan untuk sementara pelaksanaan komitmen ini. Moratorium ini
bertujuan untuk mencegah menggelembungnya biaya pegawai, menata kembali dan
merasionalisasi organisasi, meninjau kembali penempatan PNS, penerimaan secara transparan,
dan meningkatkan keprofesionalan PNS.

Sistem pengangkatan pegawai baru akan memerlukan beberapa persyaratan. Kementerian-
kementerian dan lembaga-lembaga negara lain akan diwajibkan untuk memiliki rencana
sumberdaya manusia (SDM) lima tahun, yang didukung dengan telaah jabatan dan beban kerja,
yang sejalan dengan rencana peninjauan kembali penempatan PNS. Kantor-kantor pemerintah
juga akan diharuskan melakukan proses penerimaan yang terbuka, jujur, hemat, dan
bertanggung jawab. Hanya kantor-kantor pemerintah yang menggunakan kurang dari 50%
anggaran keseluruhannya untuk pegawai akan diizinkan untuk mengangkat pegawai baru, dan
bahkan kemudian, penerimaan hanya akan diizinkan setelah disetujui oleh Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional.
i


Cara baru dalam penerimaan pegawai tidak dimulai selama masa pelaksanaan OGP sehingga
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi hanya mengungkap
sedikit informasi. Situs web tersebut menjelaskan sistem pengangkatan PNS baru, telaah jabatan
dan beban kerja bagi setiap kementerian dan lembaga pada pemerintah pusat maupun bagi
setiap pemerintah provinsi dan kabupaten di Indonesia. Situs web tersebut juga mengumumkan
sebuah telaah anggaran yang menunjukkan jumlah penggunaan anggaran untuk pegawai di
setiap kabupaten dan apakah mereka layak untuk mengangkat PNS baru.
ii



Public Comment veision
28

2%"0'",-(G !0/F
Upaya-upaya sebelumnya untuk mereformasi sistem yang korup terbukti sulit. Persoalan-
persoalan besar dalam hal transparansi dan pertanggungjawaban, misalnya penyuapan dan
nepotisme, terus mewabah dalam penerimaan PNS di Indonesia.
iii
Hal ini telah menimbulkan
kesan bahwa penerimaan PNS itu berhubungan dengan uang dan bukan kecakapan, yang
dalam jangka panjang dapat menyebabkan keberterimaan atau pembenaran atas kelakuan
terlarang tersebut.

Karena pelaksanaan komitmen ini masih sangat terbatas, tidak banyak yang dapat diceritakan
mengenai pemanfaatan informasinya. Tetapi, informasi apa pun yang terdapat di sana
seharusnya membantu LSM untuk memantau sistem pengangkatan pegawai pada waktu cara
baru dilaksanakan nanti.

:(",-(G -% H%D("

Moratorium pengangkatan PNS baru merupakan langkah bagus untuk mereformasi sistem
tersebut. Penempatan PNS secara buruk bermula dari persoalan desentralisasi. Bagi-hasil dari
pemerintah pusat tergantung antara lain pada jumlah PNS, yang mendorong pemerintah-
pemerintah daerah untuk menghabiskan banyak anggaran mereka untuk pegawai.

Menurut pendapat peneliti IRM, komitmen ini dapat dicapai. Oleh karena itu, pemerintah perlu
terus berusaha melaksanakan komitmen ini dalam semua aspeknya. Sebagai contoh, langkah
penting adalah membuka hasil ujian kualifikasi kepada publik, terutama apabila pemerintah telah
melaksanakan computerized assistance test/CAT (ujian dengan bantuan komputer) dalam sistem
penerimaan PNS sebagaimana direncanakan. Hal ini akan memungkinkan masyarakat
membantu membuat proses tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

i
Indonesia Lifts Moratorium on Hiring Civil Servants. Jakarta Globe. 21 Januari 2013. Diperoleh
14 Agustus 2013. http://www.thejakartaglobe.com/archive/indonesia-lifts-moratorium-on-hiring-
civil-servants/
ii
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di http://www.menpan.go.id/
iii
Blunt, Peter, Mark Turner, dan Henrik Lindroth. Patronage, Service Delivery, and Social Justice
in Indonesia. International Journal of Public Administration 35, Iss. 2 (2012): 214-220.
Public Comment veision
29
P 2%"'",-(0(" !"0%,3'0(& 2/B7'-) 2%30("(G("

Instans| pengkoord|nas| Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Teknologi dan inovasi
kenda|a besar CG Perbaikan layanan publik, Peningkatan integritas publik,
Pengelolaan sumberdaya publik secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Sesuai dengan jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Memantapkan sosialisasi atas apa yang dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi dan pertanggungjawaban layanan publik di Kantor Pertanahan. Data
dan informasi yang perlu diterbitkan mencakup: jenis layanan, proses yang dibutuhkan untuk
penyediaan layanan, perkiraan waktu untuk menyelesaikan sebuah layanan, biaya penyediaan
layanan, status/kemajuan layanan yang diminta. Data dan informasi tersebut perlu diterbitkan
pada situs web instansi. (Jalur II, selambat-lambatnya Desember 2011).
>D( <(", C%3E(#'F
Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah berhasil menyediakan sebagian besar informasi yang
terdaftar dalam komitmen di atas, yaitu: jenis layanan, proses yang dibutuhkan untuk penyediaan
layanan, perkiraan waktu untuk menyelesaikan sebuah layanan, biaya penyediaan layanan,
status/kemajuan layanan yang diminta. Tata caranya mencakup: layanan pendaftaran tanah
untuk pertama kali, penyimpanan data pendaftaran tanah, sistem pencatatan dan informasi
tanah, pengukuran bidang tanah, pengelolaan penggunaan tanah, dan mekanisme pengaduan.
Penjelasan mengenai tata cara tersebut sangat terperinci, dengan contoh-contoh dalam
mengikuti proses dan perkiraan biaya. Namun demikian, situs web ini belum berisi permohonan
layanan online ataupun status/kemajuan layanan yang diminta.
i


Instansi pengkoordinasi/situs web pada tahap awal ini baru berhasil menyediakan mekanisme
dan tata cara, misalnya mekanisme pengaduan pada tahap pertama, yaitu menampung aduan.
Instrumen ini belum berhasil menyediakan komitmen-komitmen lain yang ada pada daftar, yaitu
layanan online beserta status/kemajuannya ataupun belum dapat menyediakan tahap
penanganan aduan berikutnya, yaitu menunjukkan tanggapan beserta pembaruan/kemajuan
aduan.

2%"0'",-(G !0/F
Para pemangku kepentingan, terutama pegiat dalam persoalan korupsi dan pertanahan,
menganggap bahwa komitmen ini sangat penting. Layanan yang disediakan pada situs web ini
telah digunakan secara luas oleh masyarakat untuk mengunduh tata cara layanan, sebelum
memperoleh layanan yang sesungguhnya (di kantor BPN). Ini sangat membantu masyarakat,
terutama dalam menyiapkan persyaratan dan memperkirakan biaya dan waktu. Akan tetapi,
manfaat informasi ini masih terbatas karena birokrasi yang ruwet dan panjang dalam layanan
yang sesungguhnya di kantor BPN.

:(",-(G -% H%D("
Layanan pertanahan dikenal secara luas karena birokrasinya yang sangat rumit dan panjang,
dan karenanya, rawan terhadap korupsi, terutama mengenai persoalan rumit sertifikat tanah yang
Public Comment veision
Su
tumpang-tindih. Dalam hal kerumitan masalahnya, pemerintah perlu memajukan jenis
transparansi yang mendesak dibutuhkan untuk mencegah korupsi maupun membantu
mempercepat sistem tersebut.

Satu langkah penting berikutnya adalah memperbaiki mekanisme pengaduan dan menautkannya
pada pihak berwenang khusus dalam sistem pemantauan internal, disamping pada pihak
berwenang eksternal yang bertugas untuk mencegah korupsi seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi atau Badan Pemeriksa Keuangan.

Langkah penting lainnya adalah menyediakan jalur birokrasi yang lebih pendek dengan
menyediakan layanan online. Hal ini akan mengurangi keterlambatan dan biaya layanan
sebagaimana sekarang sehingga masyarakat efisien dalam berurusan dengan Kantor
Pertanahan. Pada waktu yang sama, banyak masyarakat yang tidak memiliki akses atau terbiasa
dengan Internet akan mengalami kesulitan untuk memperoleh layanan ini. Komitmen OGP pada
masa mendatang perlu mempertimbangkan hal ini.




i
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di http://www.bpn.go.id/home.aspx
Public Comment veision
S1
Q 2%",%7$7((" 6/8B%3#(<( 2/B7'- &%=(3( :%B'G .1%-0'1) !"1$38(&'
8%",%"(' >2;O

Instans| pengkoord|nas| Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Sesuai dengan jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Memantapkan sosialisasi atas apa yang dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi dan pertanggungjawaban atas informasi anggaran pada tingkat
nasional. Data dan informasi yang perlu diterbitkan mencakup: APBN (usulan & yang disetujui),
daftar proyek dan anggaran, penyerapan anggaran berkala, laporan anggaran tahunan, laporan
anggaran teraudit, laporan keuangan yang ramah masyarakat. (Jalur II, selambat-lambatnya Juli
2012).
>D( <(", C%3E(#'F
Situs web Ditjen Anggaran telah dikenal cukup lama sebagai salah satu dari situs web
pemerintah yang paling maju. Situs tersebut menyediakan informasi yang terdiri atas: Nota
Keuangan dan APBN tahun berjalan, data mengenai APBN tahun berjalan, dan usulan revisi
APBN tahun berjalan. Situs web juga menyediakan daftar proyek dan anggaran, dengan satu-
satunya syarat bagi pengguna adalah perlu memasang aplikasi khusus untuk menjalankan dan
membaca data tersebut.

Situs web tersebut juga menyediakan layanan seperti aplikasi perangkat lunak untuk membantu
instansi-instansi pemerintah merumuskan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) beserta angka
sasaran penerimaan negara bukan pajak (PNBP), mencatat realisasi PNBP, dan merumuskan
Standar Biaya Khusus (biaya satuan khusus untuk pengeluaran kementerian sebagaimana diatur
dengan undang-undang). Penyerapan anggaran dilaporkan dalam laporan triwulan, tetapi
pengeluaran hanya berupa angka gabungan; tidak terperinci. Anggaran tahunan dan laporan
anggaran teraudit disediakan, tetapi bukan laporan keuangan yang ramah masyarakat (yaitu
penyajian anggaran yang disederhanakan dan dapat diperoleh masyarakat yang tidak memiliki
pengetahuan teknis).

Penerbitan alokasi anggaran yang telah disetujui melalui proses penganggaran tersebut cukup
mudah diperoleh walaupun masih ada masalah yang berkenaan dengan kelambatan dan
penundaan mengunggah ke situs web. Masalah kedua terkait dengan penerbitan penggunaan
anggaran karena berkenaan dengan sejumlah besar data dari kementerian-kementerian sektoral
sedangkan masyarakat menuntut untuk memperoleh data yang disagregat dan sangat terperinci,
yaitu menunjukkan anggaran per proyek di setiap kementerian/lembaga.

2%"0'",-(G !0/F
Banyak pemangku kepentingan melaporkan telah memanfaatkan secara rutin penerbitan
informasi tentang APBN, terutama untuk digunakan dalam penelitian atau proyek yang
menerapkan metode penelaahan anggaran, misalnya metode Tinjauan Pengeluaran Publik atau
Public Comment veision
S2
Penelusuran Pengeluaran Publik. Jumlah tohokan pada data tersebut menunjukkan tren
meningkat selama setahun terakhir, yang menjadi bukti bahwa data ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat.
i
Namun demikian, terutama bagian yang berisi informasi terperinci, misalnya
rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga (RKA-KL) dan sasaran dan realisasi PNBP di
setiap kementerian sektoral, tidak dapat diperoleh umum.

:(",-(G -% H%D("
Pertanggungjawaban anggaran telah menjadi salah satu dari tuntutan terbesar masyarakat. Dua
pertanyaan besar mengenai penganggaran adalah: apakah pengalokasian dilakukan secara
efisien dan masuk akal, dan apakah anggaran yang dialokasikan digunakan sebagaimana
dimaksudkan tanpa dikorupsi. Untuk melaksanakan dua tujuan ini, pemerintah perlu mendorong
transparansi yang lebih mendalam.

Tiga langkah berikutnya sebagai rekomendasi adalah:
- Memperdalam transparansi dengan menyediakan data alokasi anggaran yang disgregat
dan lebih terperinci dan melengkapinya dengan penelaahan anggaran, misalnya: maksud
alokasi, biaya, perbandingan dengan anggaran sebelumnya, indikator sasaran penting,
dan lain-lain. Ini akan memungkinkan masyarakat terlibat dalam pemantauan dan
penelaahan anggaran.
- Memperbaiki transparansi proses penganggaran pada tahap pembahasan di DPR
karena ini merupakan salah satu dari proses yang rawan terhadap korupsi. Sejauh
memungkinkan, mencatat prosesnya dan menerbitkan risalah pembahasan di DPR
melalui situs web tersebut.
ii

- Memperluas transparansi mengenai penggunaan anggaran, dengan menautkannya pada
situs web kementerian-kementerian sektoral, dengan data terperinci sebagaimana
diperlukan sehingga memungkinkan masyarakat terlibat dalam pemantauan.



i
Walaupun ada kemungkinan bahwa instansi-instansi pemerintah bertanggung jawab atas jumlah tohokan,
dengan mempertimbangkan praktik lazimnya bahwa jika instansi pemerintah membutuhkan data dari
instansi pemerintah lain, mereka meminta data tersebut langsung dan bukan mengklik situs web yang
bersangkutan, orang dapat saja menganggap bahwa masyarakat mengklik lebih banyak.
ii
Menurut Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat RI, pembahasan dalam Komisi tertutup untuk umum. Ini
merupakan hal penting sewaktu anggaran terperinci dibahas. Hanya Sidang Pleno terbuka untuk umum
meskipun hanya untuk menyetujui APBN.
Public Comment veision
SS
R 2%",%7$7((" 6/8B%3#(<( 2/B7'- &%=(3( :%B'G .1%-0'1) !"1$38(&'
8%",%"(' >2;H ?(B/D(0%"

Instans| pengkoord|nas| Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Keuangan
Daerah
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Terlambat dari jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Memantapkan sosialisasi atas apa yang dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi dan pertanggungjawaban atas informasi anggaran (menurut
kegiatan) pada tingkat kabupaten. Data dan informasi yang perlu diterbitkan mencakup: APBD
(usulan & yang disetujui), daftar proyek (tingkat kecamatan) dan anggaran, dan penyerapan
anggaran. (Jalur II, selambat-lambatnya Desember 2012).
>D( <(", C%3E(#'F
Secara keseluruhan, situs web mengenai APBD kabupaten menyediakan informasi penting bagi
masyarakat.
i
Pertama, situs tersebut menampilkan secara cukup jelas sebuah telaah dan profil
setiap APBD. Profil ini berisi beberapa indikator yang sangat penting dan lazim digunakan,
misalnya informasi umum, tren pendapatan, tren pengeluaran, pinjaman pemerintah, dan nisbah
pengeluaran langsung/pengeluaran program. Kedua, situs web tersebut menelaah kemajuan
transparansi pengelolaan APBD di setiap provinsi dan kabupaten di Indonesia. Telaah ini terdiri
atas 12 aspek, yang diturunkan dari kriteria yang digunakan dalam Open Budget Index (Indeks
Anggaran Terbuka), termasuk ringkasan APBD, peraturan daerah tentang APBD, informasi
umum dan narahubung di kantor anggaran kabupaten, realisasi APBD, komposisi pinjaman/
investasi, dan laporan hasil pemeriksaan (LHP) atas laporan keuangan pemerintah daerah.
Ketiga, situs web ini juga menjelaskan tata cara baku pengalokasian keuangan penting seperti
Dana Alokasi Khusus (DAK). Keempat, situs tersebut menyediakan permohonan sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) untuk membantu pemerintah daerah dalam mengelola
keuangan mereka sesuai dengan standar pengelolaan keuangan publik.

Walaupun ada kemajuan ini, situs web tersebut belum memenuhi sebagian lain dari komitmen,
yaitu: penyediaan APBD terperinci (usulan & yang disetujui), daftar proyek dan anggaran
terperinci, dan penyerapan anggaran. Kendalanya terletak pada koordinasi dengan pemerintah
daerah (34 provinsi dan 409 kabupaten), untuk menyediakan data terperinci dalam bentuk yang
mudah diunggah ke situs web secara tepat waktu.

2%"0'",-(G !0/F
Banyaknya pengunjung situs web ini menunjukkan bahwa situs web ini beserta data khususnya
sangat penting bagi banyak pihak. Kebanyakan orang menggunakan data tersebut untuk
penelitian dan penelaahan, terutama mengenai profil APBD. Profil APBD tersebut disajikan
dengan baik dan sangat bermanfaat bagi banyak pihak, termasuk para penentu kebijakan terkait,
untuk memahami APBD secara mendalam dan sistematis.

Public Comment veision
S4
Permohonan SIPKD cukup rumit memasang perangkat lunaknya, tetapi ini terutama ditujukan
untuk pemerintah daerah. Datanya sendiri juga tidak tersusun dengan baik sehingga menyulitkan
untuk menemukan hasil penelaahan dan informasi. Walaupun sebagian besar komitmen ini tidak
mengubah pelaksanaan oleh pemerintah, penerbitan laporan berisi data oleh instansi-instansi
pemerintah merupakan langkah penting ke depan, karena jenis pekerjaan ini hingga sekarang
dilaksanakan oleh LSM-LSM internasional atau para analis Bank Dunia dan bukan oleh para
pemangku kepentingan di Indonesia.

:(",-(G -% H%D("
Bagian terpenting yang terlewat dari komitmen ini adalah pengungkapan APBD terperinci.

Untuk mengatasi kendala ini, pemerintah dapat menyediakan panduan pembakuan informasi
yang disediakan pada situs-situs web pemerintah daerah karena banyak pemerintah daerah telah
mulai menerbitkan anggaran mereka, tetapi dalam format yang berbeda-beda. Pemerintah pusat
juga perlu memperjelas aturan tentang penerbitan APBD terperinci sebagai syarat wajib dalam
proses persetujuan laporan keuangan tahunan. Hal ini akan memastikan bahwa semua provinsi
dan kabupaten menyediakan data tersebut pada situs web mereka, atau pada situs web
Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Keuangan Daerah, secara tepat waktu.

Pada akhirnya, situs webnya sendiri perlu banyak perbaikan teknis. Mutu informasi tidak dapat
berdampak secara utuh jika informasi itu sendiri sulit untuk ditemukan.



i
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di: http://djkd.kemendagri.go.id/?#
Public Comment veision
SS
AS 2%",%7$7((" 6/8B%3#(<( 2/B7'- &%=(3( :%B'G .1%-0'1)
2%",(#((" &%=(3( .7%-03$"'-

Instans| pengkoord|nas| Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP)
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Pertanggungjawaban, Teknologi dan inovasi
kenda|a besar CG Perbaikan layanan publik, Peningkatan integritas publik,
Pengelolaan sumberdaya publik secara lebih efektif
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Sesuai dengan jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Memantapkan sosialisasi atas apa yang dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi dan pertanggungjawaban atas kegiatan-kegiatan pengadaan oleh
instansi-instansi pemerintah. Perangkat lunak pengadaan secara elektronik akan dipasang dan
dijalankan di 56 instansi pada pemerintah pusat. (Jalur II, selambat-lambatnya Desember 2012).
>D( <(", C%3E(#'F
Dengan dipelopori oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),
pemerintah mendorong penggunaan Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE) sebagai
bagian dari reformasi untuk membentuk sistem pengadaan yang lebih efektif dan efisien.
i
LPSE
adalah sistem yang terdesentralisasi sehingga setiap instansi pemerintah (kementerian,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perguruan tinggi negeri, badan usaha milik
negara) memiliki instalasi LPSE sendiri. Penyederhanaan tata cara pengadaan tersebut
ditetapkan melalui peraturan presiden pada tahun 2010.
ii
Sebagai bagian dari perubahan
peraturan tersebut, unit layanan pengadaan (ULP) yang khusus dibentuk di setiap kementerian
menangani pembelian-pembelian di kementerian yang bersangkutan.

Lembaga Pengadaan secara Elektronik telah dibentuk dan sekarang ini digunakan di 546 satuan
kerja pada kementerian dan lembaga negara. Walaupun jumlah transaksi yang dilakukan secara
elektronik telah meningkat, itu masih merupakan sebagian kecil dari keseluruhan pengadaan
publik di Indonesia.

Beberapa kendala mempengaruhi pemasangan program pengadaan secara elektronik, yaitu:
- Pendekatan dari atas oleh pemerintah pusat yang memerintahkan pemerintah-
pemerintah daerah untuk menerapkan sistem pengadaan secara elektronik menganggap
berlebihan bahwa pemerintah-pemerintah daerah telah siap dalam hal sarana dan
keterampilan yang dibutuhkan.
- Desentralisasi telah menyebabkan peraturan pengadaan yang berbeda pada tingkat
pemerintah yang berbeda. Banyak pejabat daerah tidak cukup mengenal ketentuan-
ketentuan LPSE untuk melaksanakannya, dan biasanya menghindari upaya
pemberlakuannya.
Disamping itu, beberapa persoalan muncul selama pelaksanaan komitmen tersebut.
- Bahkan apabila sudah ada, sebagian sistem pengadaan secara elektronik yang ada
belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan oleh pemakai-akhir (instansi pemerintah
Public Comment veision
S6
yang melakukan pengadaan) atau jumlah kontraktor/pemasok yang ikut dalam lelang
kurang dari yang diharapkan.
-
Kemampuan peserta lelang untuk menafsirkan transaksi tergantung pada instansi mana
yang melakukan pengadaan. Demikian pula, informasi mengenai pengadaan tersedia,
tetapi hanya jika peserta lelang mengetahui ke mana dapat melihat atau memiliki akses
khusus ke pejabat pengadaan. Maksudnya, struktur lelang sering merongrong
persaingan yang adil.Kadang-kadang, tenggat waktu dan aturan diubah di tengah-tengah
proses pengadaan.
- Biaya siluman, paksaan untuk menyuap atau memberi imbalan kepada pejabat publik,
masih ada.
- Pemenang lelang diumumkan secara terbuka, tetapi jarang ditemukan pejabat
pengadaan memberi alasan teknis atau keuangan mengenai penetapan pilihan tersebut,
dan tidak ada mekanisme penyelesaian sengketa.
2%"0'",-(G !0/F
Pelelangan dan pembelian secara elektronik (e-tendering dan e-purchasing) oleh LPSE
memungkinkan proses pengadaan lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih bebas
dari percaloan. Walaupun lambat, sistem tersebut telah berada pada jalur yang benar.
PERTAMINA, perusahaan minyak negara, telah menjadi yang terdepan sebagai teladan terbaik
dalam hal pengadaan publik, dengan menerapkan transparansi dan integritas lebih besar dalam
sistem pengadaannya.
iii


Namun demikian, masalah-masalah masih ada. Pengadaan secara elektronik saja tidak dapat
mencegah korupsi, dan lelang diatur masih terjadi, yaitu sebuah perusahaan memberi imbalan
kepada para pesaingnya untuk menawar lebih tinggi sehingga memenangi lelang. Para
pemangku kepentingan menyatakan tipis harapan atas dampak keseluruhan komitmen ini,
dengan menyatakan masih terlewatnya informasi sangat penting seperti cara penetapan
pemenang lelang.

:(",-(G -% H%D("
Rekomendasi berikut dapat memperbaiki komitmen ini.
- Memperkuat undang-undang tentang pengadaan nasional dengan memberinya
keunggulan hukum yang jelas atas undang-undang lain yang ada. Ketiadaan sebuah
undang-undang nasional yang secara jelas menggantikan peraturan-peraturan daerah
(provinsi dan kabupaten) menyebabkan kurang seragamnya aturan pengadaan di
seluruh Indonesia.
- Secara sistematis, melatih para pejabat pemerintah provinsi dan kabupaten untuk
memudahkan penerapan secara seragam atas aturan-aturan pengadaan yang baru.
- Mendidik swasta mengenai cara ikut serta dalam pengadaan dan memberdayakan LSM
untuk ikut serta sebagai pemantau independen dalam pengadaan publik.
- Membuat tata cara baku pelaksanaan teknis pengadaan secara elektronik, misalnya
penyiapan persyaratan barang/jasa, kerangka acuan untuk lelang terbuka, lelang publik,
penunjukan langsung, persyaratan prakualifikasi, kerangka waktu dan penjadwalan,
pemeriksaan, dan penyelesaian sengketa.


i
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di: http://www.lkpp.go.id/v3/
ii
Keputusan Presiden No. 54 Tahun 2010. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/10289/
iii
APEC Procurement Transparency Standards in Indonesia, TII-CIPE, 2011.
Public Comment veision
S7
AA 2%",%7$7((" 6/8B%3#(<( 2/B7'- &%=(3( :%B'G .1%-0'1) 2$30(7
4"%TU(D

Instans| pengkoord|nas| Badan Informasi Geospasial (BIG) & UKP4
Instans| pendukung Semua kementerian sektoral terkait
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Teknologi dan inovasi
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif, Peningkatan pertanggungjawaban
perusahaan
kekhususan tu[uan akh|r Tinggi
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Banyak
ketepatan Waktu Sesuai dengan jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Banyak memperbaiki komitmen
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Mengembangkan portal One-Map untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kehutanan.
Upayanya adalah mendigitalisasi data dan informasi yang berkaitan dengan hutan primer dan
sekunder (termasuk lahan gambut) pada sebuah portal tunggal. Data dan informasi tersebut akan
dipaduserasikan dengan data mengenai izin yang diberikan untuk pengusahaan setiap kawasan.
(Jalur II, selambat-lambatnya Desember 2013).
>D( <(", C%3E(#'F
One-Map (Satu Peta) adalah sebuah program untuk memaduserasikan informasi geospasial
pemerintah dan membuat peta dasar serbaguna tunggal untuk digunakan oleh semua
kementerian sektoral yang mengurusi penguasaan lahan, hak guna lahan, perizinan penggunaan
lahan, dan semacamnya. Kesalahan sebelumnya, yaitu definisi dan metodologi yang beragam
menyebabkan perbedaan antarpeta kementerian-kementerian, membawa banyak masalah
seperti pemberian izin yang tumpang-tindih. Proyek ini bertujuan tidak semata-mata untuk
membuat sebuah produk, tetapi mengarah menuju kerjasama lintas sektor dan antara
pemerintah pusat dan daerah untuk memupuk rasa saling percaya dan meletakkan landasan
menuju tata kelola sumberdaya alam dan reformasi birokrasi yang lebih baik.

2%"0'",-(G !0/F
Kementerian-kementerian sektoral terkait telah bersepakat dan secara bersama-sama membuat
One-Map (Satu Peta) dalam hal lahan. Sebagian kementerian telah mulai membuat peta tematik
mereka sendiri yang dikembangkan dari peta dasar ini. Masyarakat ikut serta sampai tahap
tertentu karena lembaga masyarakat memberi masukan-masukan untuk menyempurnakan peta
aslinya. Bentuk awal peta ini telah digunakan pada beberapa proyek rintisan pemberian izin
untuk menghindari tumpang-tindih.

Peta ini dibuat atas upaya yang telah ada, yaitu Jaringan Data Spasial Nasional, dan akan
digunakan sebagai satu-satunya rujukan informasi dasar geospasial. Peta ini juga akan berlaku
sebagai dasar untuk pemetaan tematik, yaitu setiap sektor dapat membuat peta tematik untuk
keperluan sektornya, dengan menggunakan aturan standar pemetaan yang disetujui oleh BIG
sehingga dapat dipadukan dengan tema-tema lain untuk menghasilkan sebuah peta tematik
nasional.
i


Public Comment veision
S8
Kendalanya adalah dalam berkoordinasi dengan semua kementerian sektoral terkait, yang
membutuhkan waktu dan tenaga, maupun dalam mendukung bantuan teknis dan sarana yang
dibutuhkan untuk membuat peta tunggal ini.

:(",-(G -% H%D("
Ada kebutuhan mendesak yang mendorong penggunaan peta ini, dan memadukannya dengan
bidang-bidang lain yang bermasalah atau yang terdapat dalam rencana aksi, misalnya kasus
perizinan yang tumpang-tindih, sengketa lahan, penyelesaian sengketa penguasaan lahan, dan
perencanaan tata ruang. Perintisan peta tersebut di.beberapa daerah dan kementerian teknis
akan membantu mempercepat proses tersebut dan pengumpulan data di lapangan untuk
memeriksa kebenaran peta sebagai instrumen untuk mengatasi masalah.

Yang penting adalah Indonesia perlu mempertimbangkan untuk menerbitkan peta ini sehingga
LSM dapat memperoleh informasi yang sama dengan yang diperoleh pemerintah dan para mitra
swastanya. Komitmen sebagaimana dirancang mendorong pemerintah yang lebih efisien dan
telah menghasilkan pertanggungjawaban dan transparansi yang lebih besar walaupun ini belum
sebesar yang seharusnya karena belum semua kementerian dan lembaga menambahkan
informasi mereka. Juga masih ada penentangan di kalangan instansi-instansi pemerintah untuk
menggabungkan informasi mereka sedemikian rupa sehingga menampilkan informasi bersama
semua instansi. Kementerian dan lembaga juga perlu memperjelas informasi mana yang akan
dan tidak akan disediakan dalam rangka Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik
sehingga memungkinkan publik mempertanyakan kasus-kasus yang informasinya disediakan
dan kemudian akses ditiadakan.
ii




i
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di: http://www.satgasreddplus.org/
ii
http://www.freedominfo.org/2013/07/indonesian-minister-denies-access-to-concession-maps/.
Keterangan: Sebagian LSM internasional menyesuaikan informasi dari peta sebelum peta
tersebut dihapus, dan menggunakannya untuk membuat peta-peta tematik lain. Lihat
http://insights.wri.org/news/2013/06/peering-through-haze-what-data-can-tell-us-about-fires-
indonesia sebagai contoh.
Public Comment veision
S9
AI 2%",%7$7((" 6/8B%3#(<( 2/B7'- &%=(3( :%B'G .1%-0'1)
?%0%3B/-((" 8%",%"(' :'",-/",("
Instans| pengkoord|nas| Sekretariat EITI, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian
Instans| pendukung Tidak ada
Narahubung d|tetapkan? Tidak
N||a|-n||a| CG Akses pada informasi, Keikutsertaan
kenda|a besar CG Peningkatan integritas publik, Pengelolaan sumberdaya publik
secara lebih efektif, Peningkatan pertanggungjawaban
perusahaan
kekhususan tu[uan akh|r Sedang
1|ndakan atau rencana Melakukan tindakan
1ahap penye|esa|an Selesai
ketepatan Waktu Sesuai dengan jadwal
Langkah-|angkah ber|kutnya Memantapkan sosialisasi atas apa yang dilaksanakan
C%-& 7%",-(D -$8'08%"
Menggalakkan transparansi, pertanggungjawaban, dan keikutsertaan masyarakat dalam bidang
lingkungan, sumberdaya alam, dan pengelolaan data tata ruang. Tindakan-tindakan pentingnya
mencakup:
Penerbitan informasi penerimaan pemerintah (pusat & daerah) dari industri ekstraktif
(minyak & gas bumi, batu bara). (Jalur III, selambat-lambatnya Oktober 2012).
Pembentukan forum multipihak untuk penyusunan rencana tata ruang. (Jalur III,
selambat-lambatnya Juli 2012).
Penerbitan dokumen rencana tata ruang. (Jalur III, selambat-lambatnya Desember
2012).
>D( <(", C%3E(#'F
Pemerintah Indonesia menerbitkan laporan EITI pertamanya pada awal 2013.
i
Laporan ini
menyajikan penerimaan pemerintah dari setiap perusahaan, dengan menggunakan data tahun
2009,
ii
yaitu dari sebagian besar perusahaan minyak, gas bumi, mineral, dan batu bara yang
beroperasi di negara ini. Walaupun keseluruhan sumbangan dari sektor minyak dan gas bumi
terhadap penerimaan negara sudah lama menjadi informasi publik, laporan EITI menunjukkan
jumlah sumbangan secara tepat dari setiap perusahaan minyak dan gas bumi, dan lebih lagi,
angkanya tepat sama untuk setiap perusahaan pertambangan berukuran besar dan menengah,
termasuk yang izinnya diberikan oleh pemerintah daerah. Laporan tersebut memberitahukan
yang mungkin merupakan pertama kali mengenai angka keseluruhan sumbangan dari pajak
penghasilan dan iuran sektor mineral dan batu bara, karena sebelum pelaksanaan EITI, satu-
satunya yang diketahui oleh umum adalah angka tunggal untuk keseluruhan iuran yang dibayar
oleh perusahaan-perusahaan pertambangan.
iii


Karena laporan ini dihasilkan melalui pendekatan multipihak, yang melibatkan pemerintah,
pengusaha swasta, dan LSM, proses tersebut memakan waktu lama. Persoalan-persoalan
administratif menyebabkan banyak penundaan, dan sulit mengkoordinasikan banyak
kementerian sektoral untuk mengumpulkan data, maupun mengumpulkan data dari 200
perusahaan lebih.

2%"0'",-(G !0/F
Walaupun laporan tersebut diterbitkan baru pada awal tahun 2013, proses EITI telah berperan
sangat besar dalam memaksakan transparansi pada sektor industri ekstraktif. Pembentukan
Public Comment veision
4u
sebuah Kelompok Multipihak untuk membantu proses EITI telah berperan penting dalam
membuka pembicaraan antarpemangku kepentingan, memupuk rasa saling percaya, dan
memulai pemahaman yang lebih dalam di kalangan LSM sehingga memperkuat peran mereka
dalam pengawasan. OGI menyediakan mekanisme pemantauan atas penyusunan laporan EITI,
dengan kemampuan tambahan untuk menjadi penghubung dengan pihak berwenang yang lebih
tinggi (seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian).

Dalam hal kerumitan persoalan teknis di seputar sektor-sektor ini, banyak orang awam tidak
mudah memahami laporan tersebut sehingga menurunkan semangat untuk terlibat lebih dalam
untuk melakukan inovasi. Telaah media atas laporan tersebut beserta liputannya hanya sedikit
dan beberapa LSM sekarang melakukan penyebarluasan informasi tersebut kepada para
pemangku kepentingan mereka.

:(",-(G -% H%D("
Ada beberapa langkah berikutnya untuk pelaksanaan komitmen ini, yaitu:
- Pemerintah perlu melengkapi penerbitan laporan EITI tersebut dengan panduan yang
jelas mengenai cara membaca datanya untuk lebih memudahkan memahami temuan-
temuannya dan menyebabkan semakin terlibatnya masyarakat dalam perbaikan yang
dibutuhkan oleh sistem tersebut.
- Situs web EITI perlu ditautkan pada situs web/data kementerian-kementerian sektoral
dan menyoroti informasi lebih terperinci yang disediakan oleh kementerian-kementerian
sektoral tersebut.
- Informasi terperinci mengenai setiap kontrak akan lebih bermanfaat lagi bagi para
pemangku kepentingan. Hal ini selaras dengan rekomendasi tentang penyediaan data
terperinci pada waktu mendatang mengenai sebagian besar komitmen OGI.


i
http://eiti.ekon.go.id/eng_downloads.php?cat=3
ii
Ada kritik dalam menggunakan data tahun 2009, tetapi kelompok multipihak sudah siap untuk
menerbitkan laporan mutakhir tahun 2010 dan 2011. Lihat Bartlett, Sam. Towards real-time EITI
data. Blog EITI. 5 Juli 2013. http://bit.ly/1a5DuKd
iii
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di: http://eiti.ekon.go.id/eng_index.php
Public Comment veision
41
@9 H(10(3 2%3'-&( 2%"'7('(" 6%"#'3'

Bab ini meringkas proses penilaian sendiri yang telah dilakukan dan diterbitkan oleh Indonesia.
Secara keseluruhan, proses ini berhasil karena Tim Inti mendorong tanggapan publik dengan
mengedarkan naskah tersebut melalui jaring kerja mereka. Namun demikian, para pemangku
kepentingan mencatat terbatasnya informasi mengenai kemajuan setiap komitmen.


Apakah laporan kemajuan tahunan
diterbitkan?
Ya, pada bulan April 2013
Apakah dilakukan sesuai dengan jadwal? Ya
Tersediakah laporan tersebut dalam bahasa
Indonesia? Menurut para pemangku
kepentingan, apakah itu memadai?
Ya
Tersediakah laporan tersebut dalam bahasa
Inggris?
Ya
Apakah pemerintah menyediakan waktu dua
minggu untuk menampung tanggapan publik
mengenai draf laporan penilaian sendiri?
Ya
Apakah menerima tanggapan publik? Ya
Apakah laporan tersebut diunggah pada
portal OGP?
Ya
Apakah laporan penilaian sendiri juga berisi
ulasan mengenai upaya-upaya konsultasi?
Ya
Apakah laporan tersebut mencakup semua
komitmen?
Ya
Apakah laporan tersebut menilai
penyelesaian komitmen berdasarkan jadwal?
Tidak
Apakah laporan tersebut menegaskan
kembali tanggung jawab untuk melakukan
keterbukaan?
Ya
Apakah laporan tersebut menjelaskan
hubungan antara Rencana Aksi dan bidang-
bidang yang menghadapi Kendala Besar?
Ya



Public Comment veision
42
@!9 :(",-(G -% H%D("
C%7((G V8/8 (0(& +%"=("( >-&' 2%30(8( !"#$"%&'(

Pemerintah Indonesia memperluas 12 komitmen semula yang diserahkan sebagai bagian dari
rencana aksi OGP-nya menjadi 38 rencana aksi, dengan sasaran yang berwujud dan spesifik
untuk memantau secara ketat kemajuan pencapaiannya. Rencana aksi sebanyak 38 ini
dikelompokkan ke dalam 3 jalur, yang disebut dengan Strategi 3 Jalur, dengan tujuan untuk
memperkuat dan mempercepat kegiatan yang sedang berlangsung yang mendorong dan
mempercepat keterbukaan, mengembangkan portal-portal berisi informasi sangat penting yang
secara langsung berhubungan dengan kebutuhan masyarakat, dan memacu prakarsa baru
dalam hal keterbukaan. Rencana aksi yang telah diperluas ini diberlakukan sebagai sebuah
peraturan melalui Inpres No. 14 Tahun 2011 agar mengikat dalam pelaksanaannya.
i
Walaupun
perluasan komitmen OGP semula ini patut dipuji, hanya 12 komitmen semula OGP yang ditelaah
dalam laporan IRM ini.

Tingkat transparansi yang ditunjukkan oleh OGI, walaupun masih dalam tahap awal, telah dapat
membuka ruang untuk memperdalam keikutsertaan masyarakat dalam setidak-tidaknya tiga cara,
yaitu:
1. Penyingkapan informasi mengenai layanan publik membuat masyarakat lebih mudah
memperoleh layanan.
2. Penyingkapan informasi memungkinkan masyarakat terlibat lebih dekat dalam memantau
layanan.
3. Ruang untuk menampung masukan/aduan dari masyarakat memungkinkan masyarakat
semakin terlibat, memeriksa, dan ikut serta dalam membuat keputusan.
Akan tetapi, ini belum mencapai tingkat kesiapan untuk melangkah ke tahap berikutnya
sebagaimana diharapkan. Para pejabat pemerintah belum diberi pemacu semangat untuk
melakukan perbaikan secara besar-besaran dan mengatasi masalah-masalah. Masih terlewatnya
mekanisme pertanggungjawaban, yang perlu dibedakan dengan transparansi, untuk memastikan
bahwa para pejabat pemerintah melakukan tindakan-tindakan berdasarkan masukan dari
masyarakat. Walaupun OGP telah cukup berhasil dalam memacu kementerian/lembaga terkait
untuk menyingkap informasi bagus dengan menggunakan teknologi informasi, misalnya situs
web atau portal, keberhasilan ini menemui kendala-kendala. Mutu situs-situs web membutuhkan
penanganan lebih lanjut dan pembaruan secara rutin. Para pemangku kepentingan
mempertanyakan cara-cara agar informasi sampai kepada rakyat Indonesia, dan sejauh mana
data diungkapkan. Penggunaan situs-situs web tersebut secara besar-besaran dirasakan
sebagai pemihakan kepada masyarakat perkotaan yang memiliki akses lebih baik ke Internet,
dan bukan kepada daerah-daerah perdesaan dan terpencil yang kurang akses.

Pada akhirnya, dua kendala yang lebih besar dalam perancangan rencana aksi muncul selama
penelaahan IRM.

Pertama, dalam hal komitmen yang secara teknis sulit, pemerintah menitikberatkan pada
pembentukan kerangka dasar, atau penyediaan sedikit pembaruan terhadap sebuah situs web
atau sarana yang ada sebelum OGP, tanpa banyak memperbaiki pelaksanaan oleh pemerintah.
Walaupun menunjukkan kemajuan ini, aspek-aspek dalam komitmen-komitmen yang secara
teknis terkendala kurang diperhatikan, dan pemerintah tidak mengakui kendala-kendala tersebut,
dan bahkan memilih untuk menitikberatkan hanya pada penilaian sendiri atas keberhasilan
mereka yang terbatas. Strategi ini dapat mengurangi kepercayaan para pemangku kepentingan
terhadap komitmen-komitmen tersebut karena apa yang dilaksanakan oleh Indonesia memang
nyata, penting, dan berhasil, dan dapat mengalihkan perhatian dari langkah berikutnya yang
paling tepat yang dapat dirancang untuk mengatasi kemajuan yang terbatas. Contoh-contohnya
adalah komitmen #7 (Pertanahan), #9 (APBD Kabupaten), dan terutama komitmen #3 dan #4
(Subsidi Kesehatan dan Kepolisian).
Public Comment veision
4S

Kedua, komitmen yang sulit secara politis tidak mempertimbangkan taraf kemajuan yang
diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Contoh paling berat dari kendala ini dalam
pelaksanaannya dapat dilihat pada komitmen #11 (Portal One-Map), yaitu persoalan-persoalan
politik dan ekonomi jangka panjang yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya kehutanan
telah menyulitkan komitmen tersebut.
ii
Walaupun Indonesia berhasil menciptakan sarana
tersebut agar pelaksanaan oleh pemerintah lebih baik, para pemangku kepentingan menuntut
agar itu digunakan untuk meningkatkan pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat. Oleh
karena itu, persoalan yang peka secara politis ini maupun yang lainnya perlu diperhatikan dalam
kegiatan-kegiatan OGP pada masa mendatang di Indonesia.

Pada umumnya, para pemangku kepentingan menerima bahwa Rencana Aksi OGI yang
sekarang berfungsi lebih sebagai tahap pertama OGI, yaitu pemerintah menitikberatkan pada
penyusunan proses dan kerangka kelembagaan. Oleh karena itu, rekomendasi utama secara
umum kepada pemerintah untuk rencana aksi berikutnya adalah memperkuat kerangka dasarnya
yang tidak berhasil dilaksanakan, dan menyusunnya berdasarkan kerangkanya yang berhasil.
iii


Selama wawancara dan pertemuan dengan para pemangku kepentingan, tidak ada komitmen
penting khusus yang dibicarakan dianggap terpenting. Sebagai gantinya, para pemangku
kepentingan merekomendasikan agar rencana aksi berikutnya secara umum mencakup upaya-
upaya untuk mematuhi amanat dalam UU-KIP. Hal ini akan mencakup khususnya pembentukan
dan pemfungsian secara tepat Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di setiap
satuan kerja kementerian/lembaga dan setiap tingkat pemerintah. Hal ini dijelaskan di bawah ini
melalui rekomendasi pertama.
+%-$8%"#(&' V8/8

Berbagai konsultasi dan diskusi kelompok terarah dengan para pemangku kepentingan
menyoroti sedikit-dikitnya lima rekomendasi bagi pemerintah untuk menyempurnakan rencana
aksi OGI berikutnya.

Pertama, menyempurnakan OGI sebagai instrumen dalam kerangka transparansi kokoh
yang Indonesia telah lembagakan melalui UU-KIP-nya. Banyak aspek dalam Undang-Undang
ini menjadi landasan kuat untuk melaksanakan upaya-upaya transparansi lintas sektor. Namun
demikian, sejak diberlakukannya pada tahun 2008, Undang-Undang ini menghadapi batu
sandungan yang menghambat pelaksanaannya. Salah satunya adalah cara pikir birokrasi yang
telah mengakar perihal kerahasiaan yang mendorong para pejabat mencari cara-cara agar
ketentuan pengecualian dalam Undang-Undang tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan
tujuan dari keterbukaan informasi publik. Batu sandungan yang kedua adalah ketiadaan
mekanisme untuk menangani permintaan di banyak instansi publik. Yang ketiga adalah ketiadaan
mekanisme pemberian sanksi untuk menegakkan aturan dari Komisi Informasi Pusat.

Dengan demikian, OGI perlu berperan untuk mendorong pelaksanaan UU-KIP, dengan
memanfaatkan semangat gerakan OGP untuk mengurai hambatan-hambatannya. UKP4 perlu
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kepatuhan instansi-instansi pemerintah
terhadap UU-KIP.

Kedua, memilih cakupan strategis tetapi ambisius dalam rencana aksi berikutnya untuk
perbaikan lebih lanjut pada sektor-sektor yang sudah dicakup.
Mengandalkan upaya kementerian dan lembaga sekarang sebagai rencana aksi tahap pertama
itu dapat dipahami. Cara yang tanpa susah payah ini memungkinkan pemerintah untuk
meletakkan landasan sistem yang kokoh dan realistis. Pendekatan yang terarah ini perlu
dilanjutkan. Namun demikian, berdasarkan keberhasilan rencana aksi OGP pertama, Indonesia
perlu mengembangkan konsep yang lebih ambisius dalam membantu mempercepat kondisi
Public Comment veision
44
pemerintah terbuka di setiap sektor sasaran yang melampaui upaya-upaya yang sudah ada
sebelum adanya rencana aksi pertama tersebut.

Ketiga, memperdalam transparansi sistem dengan memperkuat struktur insentif,
dibandingkan dengan sekadar menyoroti praktik-praktik teladan.
Serupa dengan rekomendasi sebelumnya, sekaranglah waktunya bagi OGI untuk bergerak lebih
maju daripada upaya yang pemerintah telah laksanakan dengan cukup baik. Hal ini akan
membutuhkan perubahan sistemik yang mendorong perubahan perilaku yang sejalan dengan
UU-KIP. Lagi pula, sebagian besar komitmen OGI sampai sekarang telah menitikberatkan pada
penyediaan informasi kepada masyarakat yang memiliki akses ke Internet. Ke depan, pemerintah
perlu lebih giat menjajaki cara-cara untuk menyediakan akses kepada mereka yang tidak
memiliki kemudahan akses ke Internet.

Keempat, memperkuat instansi pengkoordinasi untuk memaksakan pelaksanaan OGP.
Banyak rencana transparansi kementerian-kementerian pada saat ini telah macet atau terhenti
oleh hambatan sistemik, misalnya kurangnya koordinasi antarinstansi pemerintah atau sengketa
hukum. Instansi-instansi tersebut memerlukan sebuah instansi pengkoordinasi yang memiliki
kewenangan untuk membantu mengurai hambatan tersebut. Para pemangku kepentingan
menganggap bahwa OGI dan Tim Inti memiliki waktu dan status yang tepat untuk berperan
sebagai fasilitator atau pemberdaya. Pemerintah juga perlu memastikan pengaturan
kelembagaan yang memastikan pelaksanaan OGI ke depan agar tidak tergantung pada keadaan
politik, misalnya hasil pemilihan umum mendatang.

Kelima, memperbaiki tata kelola pemerintahan oleh Tim Inti sebagai instansi
pengkoordinasi OGI.
Banyak pemangku kepentingan menyoroti perlunya memperbaiki peraturan dan aturan main
dalam OGI/Tim Inti, misalnya tata cara pembuatan keputusan, dan memberi ruang lebih luas
kepada LSM dalam membuat keputusan. Tim Inti perlu mencakup keterwakilan dari lebih banyak
kementerian sektoral dan LSM. Pembahasan lebih lanjut dibutuhkan misalnya mengenai
bagaimana memilih perwakilan-perwakilan LSM dibandingkan dengan menyerahkannya kepada
pilihan pemerintah. LSM-LSM yang menjadi anggota Tim Inti sekarang maupun LSM-LSM di luar
itu juga menekankan perlunya mekanisme yang memungkinkan para anggota Tim Inti
memperoleh amanat dari dan melaporkan kembali kepada LSM-LSM lainnya. Penjelasan juga
dibutuhkan misalnya mengenai bagaimana Tim Inti membuat keputusan sedemikian rupa
sehingga memberi posisi yang setara antara LSM dan pemerintah.

i
http://opengovindonesia.org/?p=2267
ii
Hapsari, Maharani. The Political Economy of Forest Governance in Post-Suharto Indonesia.
Dalam Kimura, Hirotsune, Suharko, Aser Javier, dan Ake Tangsupvattana. Limits of Good
Governance in Developing Countries. Gadjah Mada University Press, 2011.
iii
Hal ini sangat penting untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan pelaksanaan
Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik dalam konteks Indonesia.
Public Comment veision
4S
:(8D'3(") U%0$#$7$,'
Sebagai pelengkap dalam penilaian sendiri oleh pemerintah peserta OGP, laporan penilaian
independen disusun oleh para peneliti tata kelola pemerintahan yang berwibawa; lebih disukai
yang berasal dari setiap negara peserta OGP. Para pakar ini menggunakan kuesioner dan
panduan laporan independen OGP sebagaimana lazimnya, berdasarkan gabungan antara
wawancara dengan para pemangku kepentingan OGP setempat dan penelaahan data dan
informasi. Laporan ini diberikan kepada Dewan Pakar Internasional dngan sedikit anggota (yang
ditunjuk oleh Komite Pengarah OGP) untuk dilakukan tinjauan oleh rekan sejawat agar
memastikan diterapkannya standar penelitian yang sebaik-baiknya dan uji tuntas.

Penelaahan kemajuan rencana aksi OGP didasarkan pada gabungan antara wawancara,
penelaahan data dan informasi, dan umpan-balik dari hasil pertemuan-pertemuan dengan
pemangku kepentingan non-pemerintah. Laporan IRM disusun berdasarkan temuan-temuan
dalam laporan penilaian oleh kementerian terkait dan penilaian-penilaian kemajuan lain yang
diterbitkan oleh LSM, swasta atau organisasi-organisasi internasional.

Setiap peneliti setempat melakukan pertemuan-pertemuan dengan para pemangku kepentingan
untuk memastikan penggambaran peristiwa-peristiwa secara saksama. Karena adanya kendala
anggaran dan waktu, IRM tidak dapat berkonsultasi kepada semua pihak yang berkepentingan
atau terkait. Dengan demikian, IRM mendorong transparansi metodologi, dan karena itu apabila
memungkinkan, mengumumkan kepada masyarakat mengenai proses keterlibatan para
pemangku kepentingan dalam penelitian. (Hal ini diperinci kemudian pada bab ini.) Dalam
konteks nasional yang mempersyaratkan anonimitas narasumber dari pemerintah ataupun non-
pemerintah-, IRM berkewajiban untuk melindungi anonimitas narasumber tersebut. Disamping
itu, karena keterbatasan metode yang diperlukan, IRM sangat mengharapkan penjelasan atas
naskah publik dari setiap dokumen nasional.
+("=(",(" H'&-/&' ?%7$8D$- C%3(3(G)
Pertemuan ini, yang diselenggarakan dalam dua sesi pada tanggal 3 Juni 2013, menghadirkan
bersama-sama lebih kurang 25 orang pemangku kepentingan. Perwakilan dari LSM, pemerintah,
dan swasta semuanya diundang. Daftar lengkap peserta dapat dilihat pada Ikhtisar Pertemuan.
LSM: Upaya-upaya dilakukan untuk menjangkau para peserta selain yang diduga
biasanya hadir, tetapi kebanyakan yang hadir adalah dari organisasi-organisasi
sebagaimana biasanya karena mereka paling peduli akan OGI. Peserta mencakup
Transparency International Indonesia (TII), Forum Indonesia untuk Transparansi
Anggaran (FITRA), Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO), dan sebuah LSM
lain.
Pemerintah: Para peserta mewakili kementerian-kementerian yang paling terkait dengan
OGI. Ini mencakup Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yang ditugaskan untuk
pelaksanaan EITI, dan Kementerian Kesehatan, Pendidikan dan Kebudayaan, dan Arsip
Nasional Republik Indonesia di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika. Akan
tetapi, UKP4 tidak hadir, yang dikabarkan khawatir dapat membelokkan atau
memengaruhi diskusi tersebut.
Swasta: Walaupun diundang, perwakilan dari swasta tidak hadir.
!-G0'&(3 2%30%8/(")
Peneliti nasional memulai pertemuan tersebut dengan memperkenalkan OGI secara singkat
sebelum mengerucut pada sistematika dan proses IRM. Dia kemudian menyajikan temuan-
temuan awal. Dia menyinggung komitmen khusus maupun proses umum yang diperoleh selama
wawancara-wawancara multipihak.

Public Comment veision
46
Kemudian, peneliti tersebut memulai diskusi yang dimoderatorinya. Dia menanyakan kepada
para peserta serangkaian pertanyaan.
1. Untuk kelompok secara keseluruhan, Apa pendapat Anda mengenai Rencana Aksi yang
sekarang, dan apa kemajuan yang Anda lihat dalam pelaksanaannya?
2. Untuk perwakilan empat LSM, Apa komitmen yang Anda pikir paling cocok dengan
kegiatan lembaga Anda?
3. Untuk kelompok secara keseluruhan, Bagaimana cara kita melangkah ke depan?
Daftar eserta: IGD IkM Indones|a (3 Iun| 2013)

IGD ertama (10.00-13.00)

No. Nama
Instans|
1 rawlLo kemenLerlan kesehaLan (usaL komunlkasl, kemenkes)
2 ladhllna kemenLerlan kesehaLan (SeL 8Ck, ulL[en ClklA, kemenkes)
3 Andl kasman Arslp naslonal 8epubllk lndonesla
4 Merelyn 8.A Arslp naslonal 8epubllk lndonesla (An8l)
3 8onald 1ambunan LxLracLlve lndusLrles 1ransparency lnlLlaLlve (Ll1l)
6 lebrl Pendrl lndonesla CorrupLlon WaLch (lCW)
7 llham Cendekla usaL 1elaah dan lnformasl 8eglonal (aLLlro)
8 !umono Allansl edull endldlkan lndonesla (Al)
9 8asukl 1rlono ArLlcle 33 lndonesla
10 Clcl ?usella ArLlcle 33 lndonesla
11 Abdul Waldl komlLe Anggaran lndonesla (kAl)
12 uody rlambodo SouLheasL Asla 1echnology and 1ransparency lnlLlaLlve "SLA11l) - PlvCS
13 Ahmad 8oflk usaL 1elaah dan lnformasl 8eglonal (aLLlro)
14 MorenLallsa lnsLlLuLe for LssenLlal Servlces 8eform (lLS8)
13 WaloLa ersaLuan Curu 8epubllk lndonesla (C8l)

IGD kedua (14.00-17.00)

No. Nama
Instans|
1 Alex lrwan lord loundaLlon
2 uanar rogram 8epresenLasl (rorep) uSAlu
3 Lukman Paklm SekreLarlaL naslonal lorum lndonesla unLuk 1ransparansl Anggaran
(Seknas ll18A)
4 uarmanlngLyas lorum endldlkan
3 Marcella kemenLerlan endldlkan dan kebudayaan
6 llham Saerong 1ransparency lnLernaLlonal lndonesla (1ll)
Public Comment veision
47
7 SulasLlo lndonesla arllamenLary CenLre (lC)
8 MaryaLl Abdullah ubllsh WhaL ?ou ay (W?) lndonesla
9 8asukl 1rlono ArLlcle 33 lndonesla
10 Clcl ?usella ArLlcle 33 lndonesla


H(10(3 C%3N(N("=(3(
Peneliti IRM juga mewawancarai sejumlah pemangku kepentingan di Indonesia, dengan bertatap
muka seorang demi seorang atau melalui telepon. Terwawancara ditunjukkan pada daftar di
bawah.



No. Nama Crgan|sas|
1 Alamsyah komlsl lnformasl usaL
2 Suahasll nazara 1lm naslonal ercepaLan enanggulangan kemlsklnan (1n2k)
3 uedl CahyanLo unlL ker[a reslden 8ldang engawasan dan engendallan
embangunan (uk4) - CCl
4 Adlpradana unlL ker[a reslden 8ldang engawasan dan engendallan
embangunan (uk4) - Cne Map
3 Andl kasman Arslp naslonal 8epubllk lndonesla (An8l)
6 Wlske 8oLlnsulu unlverslLas Sam 8aLulangl
7 MaryaLl Abdullah usaL 1elaah dan lnformasl 8eglonal (aLLlro)
8 llham Cendekla usaL 1elaah dan lnformasl 8eglonal (aLLlro)
9 ?una larhan SekreLarlaL naslonal lorum lndonesla unLuk 1ransparansl
Anggaran (Seknas ll18A)
10 Wld[a[anLl lsdl[oso SML8u
11 8ldaya Lon unlLed SLaLes Agency for lnLernaLlonal uevelopmenL (uSAlu)
12 !umono LducaLlon neLwork
13 Suparman lederasl Curu lndependen lndonesla (lCll)
14 Andl kasman Arslp naslonal 8epubllk lndonesla (An8l)
13 ShlLa Laksml SouLheasL Asla 1echnology and 1ransparency lnlLlaLlve "SLA11l)
- PlvCS
16 Ahmad 8oflk usaL 1elaah dan lnformasl 8eglonal (aLLlro)
17 nurul Wldyanlngrum AkA1lCA 8andung
18 labby 1umlwa lnsLlLuLe for LssenLlal Servlces 8eform (lLS8)
19 8achLlar k unlLed naLlons uevelopmenL rogramme (unu)
20 1anLl 1llA
21 Wld[a[anLl lsdl[oso SML8u
22 uanar rorep uSAlu
23 Pendrlk ?ayasan enguaLan arLlslpasl, lnlslaLlf dan kemlLraan
MasyarakaL lndonesla (?applka)
24 WaslngaLu uzaklah lnsLlLuLe for uevelopmenL and Lconomlc Analysls (luLA),
?ogyakarLa
23 SulasLlo lndonesla arllamenLary CenLre (lC)

You might also like