You are on page 1of 8

Definisi Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menurut Para Ahli.

Setiap hari dalam kegiatan bisnis kita melakukan usaha/ melakukan kegiatan entrepreneurship untuk
mendapatkan keuntungan tentunya. Tapi sebelumnya tentu kita ingin tahu apa sih artinya
entrepreneurship kan ?!
Apa sih definisi Entrepreneurship ? Silahkan baca definisinya menurut berbagai ahli.
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu
dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta
menerima penghargaan /imbalan moneter dan kepuasan pribadi.
Menurut Para Ahli :
Peter F Drucker
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) .
Thomas W Zimmerer
Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan
upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a
person who founds and operates an innovative business).
Robbin & Coulter
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts
and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through
innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled.
Dari definisi tentang Entrepreneurship diatas terdapat 3 tema penting yang dapat di identifikasi:
1. the pursue  of opportunities ,
2. innovation,
3. growth.
Penjelasannya :
1. pursuit  of opportunities , (entrepreneurship adalah berkenaan dengan mengejar kecenderungan dan
perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain tidak melihat dan memperhatikannya).
2. innovation, (entrepreneurship mencakup perubahan perombakan, pergantian bentuk, dan
memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru…. Yaitu produk baru atau cara baru dalam melakukan
bisnis).
3. growth (Pasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas dengan tetap kecil atau tetap
dengan ukuran yang sama. Entrepreneur menginginkan bisnisnya tumbuh dan bekerja keras untuk
meraih pertumbuhan  sambil secara berkelanjutan mencari kecenderungan dan terus melakukan
innovasi produk dan pendekatan baru .
Istilah kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya, maka definisi:
“Entrepreneurship is the result of a disiplined, systimatic process of applying creativity and innovations
to satisfy need and opportunities of the marketplace“.
Kewirausahaan dari Perspektif Ekonomi: Peluang Usaha

Avin Fadilla Helmi & Muhammad Sulkhan R

Pengantar

Kewirausahaan dalam perspektif ekonomi dapat dijelaskan dari peluang usaha. Titik fokus
pertama dalam kegiatan berwirausaha adalah apakah seseorang melihat peluang usaha di sekitarnya.
Peluang usaha ini akan dibahas 3 hal yaitu:

1. Dua perspektif besar peluang usaha yaitu Schumpeterian (1934) dan Kiznerian (1973)

2. tiga sumber utama peluang usaha  yaitu perkembangan teknologi, perubahan kebijakan/
politik, dan perubahan sosial/ demografi.

3. bentuk lain dari peluang usaha seperti organisasi baru, pasar baru, proses bisnis baru dll

Peluang Usaha

Sebagai situasi dimana orang memungkinkan menciptakan kerangka fikir baru dalam rangka
menkreasi dan mengkombinasikan sumberdaya, ketika  pengusaha merasa yakin terhadap
keuntungan yang diperoleh (Shane, 2003).

Perbedaan utama antara peluang kewirausahaan dengan situasi yang lain adalah dalam peluang
usaha adalah orang mencari keuntungan yang membutuhkan suatu kerangka fikir yang baru dari
pada sekedar mengoptimalkan kerangka fikir yang telah ada.

Peluang usaha: Schumpeterian (1934) dan Kiznerian (1973)

Schumpeter (19340 percaya bahwa informasi baru merupakan suatu yang penting dalam
menjelaskan eksistensi  peluang usaha. Perubahan teknologi, tekanan politik, faktor-faktor lingkungan
makro dan kecenderungan sosial dalam menciptakan informasi baru  yang dapat digunakan
pengusaha untuk mendapatkan dan mengkombinasikan kembali sumber daya dalam bentuk yang
lebih bernilai.

Kizner (1973) berpendapat bahwa peluang kewiarusahaan hanya membutuhkan cara baru
untuk membuat inovasi berdasarkan informasi yang telah tersedia yaitu belief mengenai cara
menggunakan sumber daya yang seefisien mungkin.

Table 1. Perbedaan antara peluang Schumpeterian vs Kiznerian

Schumpeterian Kiznerian
Disequilibrating Equilibrating

Requires new information Does not requires new information

Very innovative Less innovative

Rare Common

Involves creation Limited to discovery

Berdasarkan perbedaan tersebut terlihat bahwa Kiznerian lebih mengutamakan peluang dari
sesuatu yang telah mapan (cateris paribus). Informasi yang diperlukan bukan informasi yang bersifat
radikal sehingga inovasi yang muncul biasa terjadi. Sangat berlainan dengan Schumpeterian, peluang
terjadi dalam situasi ketidakseimbangan. Dalam situasi ini, informasi yang didapatkan banyak dan
sering kali bersifat radikal. Sifat radikal ini menyebabkan inovasi jarang terjadi karena situasi yang
radikal juga jarang terjadi. 

Sumber Peluang usaha: Schumpeterian (1934)

Ada tiga kategori sumber peluang usaha yaitu:

1.perubahan teknologi

2.perubahan politik dan kebijakan

3.perubahan sosial dn demografi

ke tiga sumber ini menunjukkan perubahan dalam membuat perbedaan nilai sumber daya tertentu
dan menciptakan keuntungan yang menjanjikan.

1.Perubahan Teknologi

Perubahan teknologi merupakan usmber penting dalam kewirausahaan karena memungkinkan


untuk mengalokasikan sumber daya dengan cara yang berbeda dan lebih potensial (Casson, 1995).
Faksimili, surat, dan telepon sering digunakan sebelum ditemukannya e-mail. Email ternyata lebih
produktif untuk mengirim informasi dibandingkan tipe yang lain. Penemuan internet ini memungkinkan
orang membuat kombinasi sumber daya baru yang disebabkan perubahan teknologi.

Blau (1978) meneliti wirausahawan mandiri di AS selama dua decade dan menemukan bahwa
perubahan teknologi meningkatkan jumlah wirausahawan mandiri. Demikian juga dengan hasil
penelitian Shane (1996) memperlihatkan bahwa jumlah organisasi dari tahun ke 1899 sampai dengan
1988 meningkat seiring dengan meningkatnya perubahan teknologi.

2.Perubahan politik dan kebijakan

Perubahan politik dan kebijakan terkadang menjadi sumber peluang kewirausahaan  karena
perubahan tersebut memungkinkan rekombinasi sumber daya agar lebih produktif.

Beberapa kejadian empiris mendukung argument bahwa perubahan politik adalah peluang
usaha. Delacoxroix dan Carool (1993) meneliti Koran Argentina dari tahun 1800 - 1900 dan Koran
Irlandia 1800 – 1925 yang me nemukan bahwa ada hubungan positif antara perubahan politis dengan
meningkatnya pertumbuhan perusahaan baru. Bahkan perang pun dapat menjadi peluang usaha
dengan menyediakan peralatan perang. Di Indonesia dengan perubahan dalam Pemilihan Kepala
Daerah secara langsung, baik ditingkat nasional, propinsi, dan kaputen/ kota memberikan ruang
berwirausaha sablon, percetakan, dll.

Kebijakan juga dapat menumbuhkan minat berwirausaha. Regulasi ini penting karena
menyangkut legalitas sebuah perusahaan. Studi yang dilakukan oleh Kelly & Kelly dan Amburgey
(1991) menemukan bahwa pertumbuhan airline di Amerika meningkat setelah adanya paket
deregulasi airline. Demikian juga di Indonesia, jika jaman orde baru hanya didominasi dengan 2 atau 3
airline, dalam era reformasi ini lebih dari 10 airline. Sebelum terkena banjir lumpur, Sidoarjo adalah
kabupaten yang menerapkan layanan satu atap. Hasilnya memang mampu mendorong iklim usaha
karena kemudahan wirausaha mendapatkan ijin usaha. Pengalaman sukses ini telah diadopsi oleh
kabupaten yang lain seperti halnya Kota Yogyakarta dan kabupaten Sragen.

3.Perubahan demografi

Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, juga dikenal sebagai daerah tujuan
bagi pensiunan. Hal ini membawa dampak bagi jenis usaha yang dikembangkan di kota Yogyakarta.
Yogyakarta didominasi oleh usia pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan sarana dan prasarana
untuk kost. Warung makanan, toko eceran, minimarket, layanan jasa pencucian pakaian (laundry),
salon, dan bahkan yang sedang trend adalah distro dan usaha café merupakan usaha bisnis yang
tidak pernah sepi di kota Yogyakarta.

Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan adalah sumber peluang usaha karena sebagai pusat penelitian. Hasil-hasil
penelitian tersebut menjadi dasar peluang usaha. Zucker dkk (1998) meneliti tentang berdirinya
perusahaan bioteknologi. Mereka menemukan bahwa jumlah ilmuwan dan universitas ternama dalam
suatu daerah tersebut meningkatkan stok dan peningkatan jumlah perusahaan bioteknologi.
Universitas bergengsi menhhasilkan hak paten yang lebih banyak. UGM dengan Research University
merupakan salah satu langkah menghasilkan penelitian-penelitian yang dapat menghasilkan paten
dan dapat diterima di pasar.

Disarikan dari Shane, S. 2003. A General Theory of Entrepreneurship.the Individual-opportunity


Nexus. USA: Edward Elgar.

Sejarah dan Pengertian Kewirausahaan


Avin Fadilla Helmi & Rista Bintarawita Megasari*)
 
A.Sejarah Kewirausahaan

Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:

1. Periode awal

Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo. Dalam masanya,
terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan
mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif
adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi
lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang
diperoleh sebesar 25%.

2. Abad pertengahan

Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan


pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko
namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh
pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam bidang
arsitektural.

3. Abad 17

Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan
adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang
tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan
menghadapi resiko.

4. Abad 18

Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi
dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana
untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan
wirausahawan sebagai seorang penemu.

5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang
mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.

6. Abad 20

Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.

B. Pengertian Kewirausahaan

Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan entrepreneurial, dan


entrepreneur.

1.Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu
dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas
kewirausahaan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.

2.Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang


merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.

3.Wirausahawan (entrepreneur) didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya


berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai
yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa
perubahan, inovasi, dan aturan baru.

4.Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.

Inventor dan Entrepreneur

Berikut ini beberapa perbedaan antara inventor dan entrepreneur. Inventor didefinisikan sebagai
seseorang yang bekerja untuk mengkreasikan sesuatu yang baru untuk pertama kalinya, ia
termotivasi dengan ide dan pekerjaannya. Inventor pada umumnya memiliki pendidikan dan motivasi
berprestasi yang tinggi. Menurutnya, standar kesuksesan bukanlah dari moneter semata tetapi dari
hak patent yang didapatnya.

Sedangkan wirausaha atau entrepreneur lebih menyukai berorganisasi daripada menemukan


sesuatu. Ia mengatur dan memastikan agar organisasinya berkembang dan bertahan. Entrepreneur
berupaya mengimplementasikan penemuannya sehingga disukai publik namun inventor lebih
menyukai menemukan atau menciptakan sesuatu.

Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi:

1.Pengambilan inisiatif,

2.Mengorganisasi dan mengorganisasi kembali mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah
sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis
3.Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.

Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian timbul pengertian
baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu
yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung,
fisik, dan resiko social, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta
kemandirian personal.

Melalui pengertian tersebut, terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:

1.Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang
akan menggunakan hasil kreasi tersebut.

2.Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus
dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan
timbul dalam kewirausahaan.

3.Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi berkisar pada
resiko keuangan, fisik dan resiko social.

4.Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan
yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap
sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

C.Pengambilan Keputusan untuk Berwirausaha

Setiap orang memiliki ide untuk berkreasi namun hanya sedikit orang yang tertarik untuk terus
melanjutkan sebagai seorang wirausahawan. Berikut ini beberapa paparan yang menyebabkan
seseorang mengambil keputusan untuk berwirausaha:

1.mengubah gaya hidup atau meninggalkan karir yang telah dirintis. Hal ini biasanya dipicu oleh
keinginan untuk mengubah keadaan yang statis ataupun mengubah gaya hidupnya karena
adanya suatu hal negative yang menimbulkan gangguan.

2.Adanya keinginan untuk membentuk usaha baru. Faktor yang mendukung keinginan ini antara lain
adalah budaya juga dukungan dari lingkungan sebaya, keluarga, dan partner kerja. Dalam
budaya Amerika dimana menjadi bos bagi diri sendiri lebih dihargai daripada bekerja dengan
orang lain. Hal ini lebih memacu seseorang untuk lebih mengembangkan usaha daripada bekerja
untuk orang lain. Selain itu, dukungan pemerintah juga menjadi faktor yang tak kalah penting.
Dukungan ini dapat terlihat melalui pembangunan infrastruktur, regulasi yang mendukung
pembentukan usaha baru, stabilitas ekonomi dan kelancaran komunikasi. Faktor selanjutnya
adalah pemahaman terhadap pasar. Tentu saja hal ini menjadi penting terutama dalam
meluncurkan produk baru ke pasaran. Selanjutnya adalah peranan dari model yang akan
mempengaruhi dan juga memotivasi seorang wirausahawan. Faktor yang terakhir adalah
ketersediaan finansial yang akan menunjang usaha.

D.Peranan Wirausaha dalam Perkembangan Ekonomi

Peranan wirausaha tidak hanya sekedar meningkatkan pendapatan perkapita tapi juga
memicu dan mundukung perubahan struktur masyarakat dan bisnis. Dalam hal ini, pemerintah dapat
berperan sebagai inovator. Pemerintah akan bergerak sebagi pelindung dalam memasarkan hasil
teknologi dan kebutuhan sosial.

Disarikan dari Hisrich, R.D. dkk. 2005. Entrepreneurship. sixth edition. New York: McGraw-Hill.

You might also like