Professional Documents
Culture Documents
Abstrak. Pengawasan lingkungan dari insektisida yang mempengaruhi kesehatan manusia dan
ekosistem, telah menjadi pusat perhatian karena penggunaan insektisida di dunia. Deteksi insektisida
di lingkungan dapat dilakukan dengan biosensor yang menggunakan asetilkolinesterase. Dalam
penelitian ini telah dilakukan modifikasi asetilkolinesterase Torpedo californica secara in silico
(simulasi komputer). Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan sensitifitas dan kespesifikan
terhadap organofosfat. Modifikasi asetilkolinesterase dilakukan secara in silico dengan program
Modeller 6.2 dan untuk mengetahui efek modifikasi terhadap sensitifitas dan kespesifikannya
digunakan program AutoDock 3.0. Strategi yang digunakan untuk memperoleh mutan yaitu dengan
kombinasi mutan tunggal yang diharapkan dapat meningkatkan sensitifitas enzim terhadap
organofosfat. Dalam penelitian ini tidak dapat diperoleh asetilkolinesterase yang lebih sensitif dan
spesifik terhadap organofosfat. Kesulitan prediksi efek mutasi terhadap inhibisi organofosfat terjadi
karena adanya dua model pengikatan organofosfat yang dipengaruhi oleh konsentrasi. Namun dengan
strategi ini diperoleh mutan yang lebih sensitif dan spesifik terhadap karbamat. Hasil terbaik untuk
peningkatan sensitifitas dan kespesifikan karbamat terjadi pada mutan F330A dengan peningkatan ki
sebesar 0,42 untuk karbaril dan 0,31 untuk karbofuran.
Kata kunci: asetilkolinesterase, biosensor, insektisida, pemodelan homologi, docking.
Efek Mutasi Asetilkolinesterase pada Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa mutan
Substrat Asetilkolin sebagai substrat didocking ke F290L/F330A memilki ki yang lebih tinggi dari
semua mutan dan dibandingkan hasilnya dengan wild type. Ki heptenofos pada mutan F290L/F330A
asetilkolinesterase wild type. Proses perhitungan mengalami peningkatan ki sebesar 0,105x10-5
docking membutuhkan waktu rata-rata delapan jam terhadap ki wild type. Akan tetapi mutan tersebut
tiap perhitungan. Dari hasil docking diketahui tidak dapat digunakan karena terjadi peningkatan
bahwa mutan tunggal dan kombinasinya k1 substrat yang cukup besar, yaitu sebesar
meningkatkan k1 substrat (data hasil docking pada 4,44x10-5.
semua mutan tidak ditampilkan pada artikel ini). Mutan F290L/F330A memiliki orientasi
Kombinasi mutan tunggal yang dilakukan pengikatan heptenofos pada sisi periperal, seperti
dalam penelitian ini menyebabkan bertambah pada Gambar 4. Heptenofos membentuk ikatan
besarnya ruang gorge asetilkolinesterase. hidrogen dengan residu S122 dan terjadi interaksi
Bertambahnya ukuran ruang menyebabkan energi dipol-dipol induksi antara gugus C=O residu N85
internal ligand berkurang dan substrat lebih mudah dan Y70 dengan gugus –CH3 organofosfat.
ke sisi aktif, sehingga k1 substrat meningkat. Pada
beberapa mutan, perbesaran ruang gorge 20.00
18.00
ki (10 )
12.00
-5
10.00
probabilitas pengikatan substrat pada sisi periperal. 8.00
6.00
Ikatan asetilkolin seperti pada Gambar 1, 4.00
2.00
distabilkan oleh kantung oksi anion yang terdiri 0.00
F2 / F3 I/Y3 A
I/Y A
L/ A/ 4A
4A
F2 L/ F A/Y A
L 4A
A 4A
L/ 1I 4A
F2 L/ Y A
F2 L/ F A
F2 / F3 L
F3 L/ Y 1I
A
F2 e
F3 L
F2 / F I
1
31 3 4
88 30 34
88 290
p
88
88 30
90 30
30
90 33
88 33
90 33 33
33
88 33 33
90 33
30 33
Ty
F3 Y3
F2 F3 / Y3
F2 / F3
F
F /Y
ild
1
W
90 30
F2
L
ikatan hidrogen antara gugus karbonil asetilkolin
F2
dengan gugus NH peptida. Gugus ekor kuarterner Mutan
trimetilamonium terikat pada sisi anionik yang Gambar 2. Grafik k1 Substrat dengan Probabilitas
terdiri dari residu W84, Y130 dan E199. W84 dan Lebih Besar dari 50%
Y130 berikatan dengan bagian kation melalui
interaksi kation-π dan interaksi hidrofobik, 1.200
sedangkan E199 melalui interaksi elektrostatik. 1.000
0.800
ki (10 )
-5
0.600
0.400
0.200
0.000
90 33 Y3 A
I/Y 4A
F3 /Y A
4A
90 F3 /Y A
F2 L/ F 4 A
88 F3 /Y3 A
F2 / F 31I/ 34A
F2 8L/ Y 30 A
F2 0L 0 A
30 Y3 I
F2 L/ F 0 L
A
F2 8L/ F 31I
F2 pe
F3 8L
F3 0L/ 331
F2 L/ F 1 I/ 3 4
L/ 0 A 3 4
F2 8L/ 0 A 334
A 34
30
31 33
33
88 29
90 33
Ty
9 33
8 F3
3 3
8 3
9 /F
8 33 Y
i ld
W
F2
L
F2
Mutan
3
Sudarko, Devit Suwardiyanto dan A.A Istri Ratnadewi
Data hasil perhitungan docking diklorfos dapat berikatan dengan sisi periperal terlebih dahulu
dibuat grafik seperti pada Gambar 5. Dari Gambar walaupun dengan probabilitas yang kecil.
tersebut dapat diketahui bahwa mutan Secara keseluruhan, pemodelan inhibisi
F290L/F330A/Y334A memiliki ki yang lebih organofosfat pada asetilkolinesterase dengan
tinggi dari wild type. Konstanta inhibisi diklorfos AutoDock tidak dapat memprediksi pengaruh
mutan F290L/F330A/Y334A mengalami mutasi. Hal tersebut disebabkan inhibisi
peningkatan sebesar 4,2x10-5 terhadap ki wild type. organofosfat memiliki lebih dari satu tahap inhibisi
Akan tetapi pada mutan tersebut juga terjadi dan dipengaruhi oleh konsentrasi. AutoDock
peningkatan k1 substrat yang cukup besar, yaitu memiliki keterbatasan tidak dapat memprediksi
65,75 x 10-5. Model pengikatan diklorfos pada model inhibisi yang dipengaruhi oleh konsentrasi.
mutan F290L/F330A/Y334A seperti pada Gambar AutoDock hanya dapat memprediksi probabilitas
6. terbesar keadaan akhir model pengikatan suatu
45 ligand pada makromolekul.
40
35
Ada dua macam model inhibisi organofosfat,
30 yaitu fosforilasi irreversibel pada sisi aktif dan
ki (10 )
-5
25
20 interaksi reversibel pada sisi peripheral.13
15
10 Pengikatan organofosfat pada asetilkolinesterase
5
0
juga dipengaruhi oleh konsentrasi organofosfat.
Pada konsentrasi rendah organofosfat menyerang
F2 / F3 1 I/Y 4A
I/Y 4A
L/ A/ 4A
4A
F2 8L/ 0 A/ 4A
F2 / F3 A
A/ 4 A
F2 / F3 I/ Y 4A
F2 L/ Y 0 A
F2 0L/ 0 A
F3 / Y 1 I
F2 L/ F 0 L
A
F2 / F 1I
F2 e
F3 L
L 4
p
88
30
3
88 F3 3
31 33
90 30 33
33
3 33
1 3
88 29
90 33
30 33
Ty
88 33
3
90 F3
F3 Y
i ld
L
W
L 3
9
L
8
Mutan
periperal asetilkolinesterase dapat diilustrasikan
Gambar 5. Grafik Konstanta Inhibisi Diklorfos pada Gambar 7. Konstanta kecepatan k+1 dan k-1
menjelaskan ikatan reversibel AB ke sisi periperal,
dan dua titik sebelah kiri asetilkolinesterase
menunjukkan ikatan reversibel AB ke sisi
periperal. ki’ menunjukkan perubahan ki sebagai
hasil adanya ikatan pada sisi periperal. Sedangkan
k3 menunjukkan reaktifasi enzim.14
Dengan mendocking ulang kompleks ligand
yang telah terikat pada sisi periperal
asestilkolinesterase akan diperoleh kompleks
organofosfat yang terikat di sisi periperal dan sisi
aktif sekaligus. Organofosfat kedua memiliki
probabilitas 100% masuk ke sisi aktif
asetilkolinesterase dengan nilai ki sebesar 1,31x10-5
Gambar 6. Ikatan diklorfos pada mutan untuk heptenofos dan 4,14x10-5 untuk diklorfos.
F290L/F330A/Y334A Hal tersebut sesuai dengan asumsi Kardos and
Dari hasil docking diperoleh probabilitas Sulfatos14 bahwa organofosfat dapat membentuk
terbesar pengikatan organofosfat terjadi pada sisi kompleks AB--AChE-A.
periperal dan hanya beberapa run (ulangan) yang
menghasilkan orientasi organofosfat ke sisi aktif. ki k3
AB + AChE AChE-A AChE
Pada asetilkolinesterase wild type yang diinhibisi + +
diklorfos, diperoleh tiga belas run dari 150 run B A
k-1 k+1
yang menunjukkan orientasi ligan ke sisi aktif.
Sedangkan yang mengunakan inhibitor heptenofos
diperoleh dua belas run dari 150 run. Probabilitas ki'
AB AChE-A
k2
AB AChE
AB + AB AChE
pada mutan lainnya juga menunjukkan +
kecenderungan pengikatan ke sisi periperal. Hal B
tersebut menunjukkan bahwa organofosfat juga Gambar 7. Kinetika Inhibisi Organofosfat pada
dapat langsung memfosforilasi sisi katalitik tanpa Asetilkolinesterase.14
2
ki (10 )
-5
Karbaril
1.5
Karbofuran
1
0.5
0
F2 F 3 I /Y A
F2 L/F A/Y 4A
F2 /F 3 I/Y A
I/Y A
F2 e
F2 L/Y A
F2 /F 3 A
F2 L/F A
A/ 4A
L/ A/ 4A
4A
F2 L/F 1I
F3 L/Y 1I
F3 L
F2 L/F L
1 34
p
88
30
L 4
31 34
0
0
90 30
88 F33
90 33
88 30 33
Ty
90 33 33
90 30 33
33
90 33
30 33
88 29
88 33
88 F33 Y3
F 3 Y3
ild
W
1
F2
L/
L
F2
Mutan
5
Sudarko, Devit Suwardiyanto dan A.A Istri Ratnadewi