You are on page 1of 8

Pembuatan Aplikasi Sistem Seleksi Calon Pegawai dan Pemilihan

Supplier dengan Metode Analytic Network Process (ANP) dan Analytic


Hierarchy Process (AHP) di PT X.

Leo Willyanto Santoso, Alexander Setiawan, Andreas Handojo


Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri – Universitas Kristen Petra
Jln. Siwalankerto 121 – 131 Surabaya 60236
email : leow@petra.ac.id, alexander@petra.ac.id, handojo@petra.ac.id

ABSTRAK spesifikasi, dan jadwal penggunaannya). Tim Operational


Control System (OCS) memberikan usulan supplier
Perusahaan sebagai suatu organisasi yang
(minimal terhadap 3) berdasarkan hasil seleksi dan
digerakkan oleh sumber daya manusia dihadapkan pada
evaluasi terhadap penawaran proyek disertai spesifikasi
beragam pilihan dalam rangka menentukan tenaga kerja
sesuai dengan permintaan proyek dengan
yang berkualitas. Pilihan yang dibuat oleh sebuah
mempertimbangkan pula harga yang paling kompetitif
perusahaan dalam penerimaan tenaga kerja sangat
dan daya pasok yang mencukupi. Kemudian, supplier
berpengaruh pada performa dan kemajuan perusahaan.
mengirim seluruh dokumen permintaan dan penawaran ke
Selain itu, pemilihan supplier yang tepat dalam
Kabag OCS dan tim OCS kantor untuk mendapatkan
pengadaan barang juga hal yang fital dalam perusahaan.
persetujuan perusahaan. Pembelian semua keperluan
PT. X mengalami permasalahan seperti di atas. Hal yang
tersebut dilakukan oleh bagian purchasing dengan
tersulit dalam membuat pilihan adalah upaya
prosedur pengadaan dan pengiriman bahan dan alat
menghilangkan faktor subjektifitas dari manajer
proyek yang telah diatur dengan menerbitkan P.O
personalia dan manajer pengadaan barang sehingga setiap
(Purchase Order).
pilihan yang dibuat bersifat objektif dengan berdasarkan
Berdasarkan proses yang berjalan di atas, hal ini
pada kriteria-kriteria yang diharapkan oleh perusahaan.
tentu menyulitkan dengan menggunakan sistem manual
Berdasarkan permasalahan tersebut, PT. X membutuhkan
karena banyaknya formulir atau dokumen yang perlu
suatu aplikasi komputer yang dapat mendukung
dipakai, jenis bahan baku yang sangat banyak serta
pengambilan keputusan menggunakan metode ANP dan
banyak supplier yang memberikan penawaran pada bahan
AHP untuk pemilihan calon pegawainya. Aplikasi yang
baku yang sama. Akibatnya, proses penentuan supplier
dibutuhkan bukan merupakan pengambil keputusan utama
(yang ditentukan oleh banyak hal) membutuhkan waktu
yang menggantikan peran manusia namun hanya sebagai
lama, sehingga bisa mengganggu atau menunda jalannya
pendukung pengambilan keputusan. Aplikasi yang
proyek. Karena itu dibutuhkan suatu sistem yang
dibangun akan menyajikan informasi perbandingan calon
menyediakan penilaian dan penentuan terhadap supplier
tenaga kerja disesuaikan dengan kriteria tenaga kerja yang
dengan menggunakan metode AHP.
telah ditentukan oleh PT. X.
Selain itu, karyawan/pegawai merupakan satu
faktor yang penting pada PT. X. Pegawai yang berkualitas
Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Analytical akan menghasilkan kinerja yang baik pada perusahaan
Network Process, Analytic Hierarchy serta mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Melihat
Process, Kriteria pentingnya kualitas pegawai pada perusahaan, maka
proses seleksi calon pegawai merupakan bagian yang
penting untuk memberikan pegawai yang kualitas bagi
I. PENDAHULUAN perusahaan. PT. X harus berhati-hati dalam proses
pengambilan keputusan saat seleksi calon pegawai.
PT X merupakan salah satu Perusahaan Jasa PT. X melakukan proses seleksi calon pegawai
Konstruksi Nasional yang berdomisili di Surabaya dengan untuk menilai kemampuan teknis serta penilaian
wilayah operasinya meliputi wilayah Indonesia. psikologis calon pegawainya. Tes psikologi secara umum
Perusahaan ini telah memulai usahanya pada tahun 1986. akan menunjukkan keadaan emosional seseorang, di
Kebutuhan semua bahan dan alat yang samping itu tes kemampuan teknis akan menunjukkan
diperlukan dalam memenuhi suatu proyek dibeli oleh kompetensi seseorang untuk dapat bekerja. Meski
perusahaan berdasarkan pada permintaan kebutuhan demikian, seseorang dengan kemampuan teknis yang baik
bahan dan alat proyek, yang dituliskan dalam daftar apabila tidak ditunjang dengan kecerdasan emosional
permintaan bahan dan alat proyek (jenis, ukuran, jumlah, yang cukup, akan mengalami kesulitan dalam lingkungan
kerjanya. PT. X akan menilai kelayakan calon • Bagaimana membuat suatu aplikasi yang dapat
pegawainya berdasarkan relasi tes kemampuan teknis dan membantu melihat potensi calon pegawai
tes psikologi. Selain itu PT. X juga akan untuk menempati suatu posisi tertentu pada
mempertimbangkan hasil wawancara serta latar belakang PT. X?
pendidikan dan pekerjaan calon pegawai. Dengan 4 tes di • Bagaimana membuat rancangan database yang
atas maka diharapkan PT. X akan memperoleh calon dapat menyimpan data calon pegawai dan
pegawai dengan kompetensi yang baik. pegawai secara teratur?
Dalam proses seleksi calon pegawai, keputusan • Bagaimana membuat suatu aplikasi yang dapat
yang diambil sering dipengaruhi subyektifitas dari para membantu PT. X dalam mengambil keputusan
pengambil keputusan. Subyektifitas dapat terjadi karena untuk merekrut pegawai?
tidak ada metode standar yang sistematis untuk menilai
kelayakan calon pegawai. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
Salah satu metode pengambilan keputusan yang • Membuat aplikasi pengambilan keputusan dalam
dapat digunakan dalam proses seleksi calon pegawai memilih suatu supplier yang paling efisien dan dapat
adalah metode Analytic Network Process (ANP). Meski dialokasikan di PT. X.
demikian, jika model ANP diterapkan dalam penentuan • Membuat aplikasi berbasis web untuk mendukung
seleksi pegawai secara manual, maka akan sulit untuk proses pengambilan keputusan dalam seleksi calon
dilakukan karena dalam metode ini terdapat banyak pegawai dengan memanfaatkan metode Analytic
perhitungan yang harus dilakukan sebelum dilakukan Network Process (ANP), sedangkan untuk pemilihan
pengambilan keputusan. ANP merupakan metode yang supplier, digunakan metode Analytic Hierarchy
sistematis dan seleksi yang tepat dengan menggunakan Process (AHP), sehingga akan diperoleh alternatif
menggunakan metode pengambilan keputusan yang keputusan pemilihan calon pegawai secara objektif
mampu menunjukkan menilai kompetensi calon pegawai serta sesuai dengan kriteria pegawai yang dibutuhkan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan PT. X
atau pengambil keputusan berdasarkan analisa data yang
sistematis. Dimana pada penelitian ini, akan dilakukan Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menunjang
eksperimen terhadap metode ANP dan AHP. kinerja yang maksimal dengan cara membantu PT. X
Melihat realita tersebut, maka perlu dibangun sebuah dalam dalam penentuan supplier dan pegawai terbaik
aplikasi berbasis web dengan metode ANP untuk
mendukung proses seleksi calon pegawai. Aplikasi yang
dibangunakan memberikan suatu sistem yang dapat II. ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN
menyimpan data calon pegawai, hasil tes kemampuan ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
teknis dan psikologi secara terintegrasi dan kemudian
melakukan analisa terhadap data calon pegawai untuk Metode Analytic Network Process (ANP)
menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy
perusahaan dalam pemilihan calon pegawai. Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki
Merujuk pada latar belakang serta permasalahan kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi
di atas, maka penelitian ini akan difokuskan untuk keterkaitan antar kriteria atau alternatif [3]. Keterkaitan
merancang dan membuat aplikasi untuk: pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu
1. Merancang dan membuat aplikasi pengambilan set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar
keputusan multi kriteria untuk pemilihan supplier elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya
pada PT X dengan menggunakan metode Analytic keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih
Hierarchy Process (AHP). Permasalahan yang kompleks dibandingkan dengan metode AHP.
dihadapi adalah: Secara umum langkah-langkah yang harus
• Bagaimana menentukan nilai suatu kriteria dilakukan dalam menggunakan ANP adalah:
• Bagaimana memasukkan penilaian-penilaian 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan kriteria
dalam kriteria solusi yang diinginkan.
• Bagaimana cara membuat agar aplikasi ini 2. Menentukan pembobotan komponen dari sudut
mudah untuk digunakan pandang manajerial.
2. Merancang dan membuat sistem seleksi calon 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang
pegawai berbasis web menggunakan Analytic menggambarkan kontribusi atau pengaruh setiap
Network Process (ANP). Permasalahan yang elemen atas setiap kriteria. Perbandingan dilakukan
dihadapi adalah: berdasarkan penilaian dari pengambil keputusan
dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen.
4. Setelah mengumpulkan semua data perbandingan Nilai bij adalah nilai perbandingan elemen Bi terhadap Bj
berpasangan dan memasukkan nilai-nilai yang menyatakan hubungan [2]:
kebalikannya serta nilai satu di sepanjang diagonal  Seberapa jauh tingkat kepentingan Bi bila
utama, prioritas masing-masing kriteria dicari dan dibandingkan dengan Bj, atau
konsistensi diuji.  Seberapa besar kontribusi Bi terhadap kriteria A
5. Menentukan eigenvector dari matriks yang telah dibandingkan dengan Bj, atau
dibuat pada langkah ketiga.  Seberapa jauh dominasi Bi dibandingkan dengan
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk semua Bj, atau
kriteria.  Seberapa banyak sifat kriteria A terdapat pada Bi
7. Membuat unweighted super matrix dengan cara dibandingkan dengan Bj.
memasukkan semua eigen vector yang telah dihitung Bila diketahui nilai bij maka secara teoritis nilai bji = 1 /
pada langkah 5 ke dalam sebuah super matriks. bij, sedangkan bij dalam situasi i = j adalah mutlak 1.
8. Membuat weighted super matrix dengan cara Pembobotan dengan ANP membutuhkan model
melakukan perkalian setiap isi unweighted yang merepresentasikan saling keterkaitan antar kriteria
supermatrix terhadap matriks perbandingan kriteria dan subkriteria yang dimilikinya. Ada 2 kontrol yang
(cluster matrix). perlu diperhatikan didalam memodelkan sistem yang
9. Membuat limiting supermatrix dengan cara hendak diketahui bobotnya. Kontrol pertama adalah
memangkatkan super matriks secara terus menerus kontrol hierarki yang menunjukkan keterkaitan kriteria
hingga angka disetiap kolom dalam satu baris sama dan sub kriterianya. Pada kontrol ini tidak membutuhkan
besar, setelah itu lakukan normalisasi terhadap struktur hierarki seperti pada metode AHP. Kontrol
limiting supermatrix. lainnya adalah kontrol keterkaitan yang menunjukkan
10. Ambil nilai dari alternatif yang dibandingkan adanya saling keterkaitan antar kriteria atau cluster
kemudian dinormalisasi untuk mengetahui hasil (Saaty, 1996). Jika diasumsikan suatu sistem memiliki N
akhir perhitungan. cluster dimana elemen-elemen dalam tiap cluster saling
11. Memeriksa konsistensi, rasio konsistensi tersebut berinteraksi atau memiliki pengaruh terhadap beberapa
harus 10 persen atau kurang. Jika nilainya lebih dari atau seluruh cluster yang ada. Jika cluster dinotasikan
10%, maka penilaian data keputusan harus dengan Ch, dimana h = 1, 2, …, N, dengan elemen
diperbaiki. sebanyak nh yang dinotasikan dengan eh1, eh2, …, ehnh.
Menyusun priotitas merupakan salah satu bagian Pengaruh dari satu set elemen dalam suatu cluster pada
yang penting dan perlu ketelitian di dalamnya. Pada elemen yang lain dalam suatu sistem dapat
bagian ini ditentukan skala kepentingan suatu elemen direpresentasikan melalui vektor prioritas berskala rasio
terhadap elemen lainnya. Langkah pertama dalam yang diambil dari perbandingan berpasangan. Jaringan
penyusunan prioritas adalah menyusun perbandingan pada metode ini memiliki kompleksitas yang tinggi
berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk dibanding dengan jenis lain, karena adanya fenomena
berpasangan seluruh untuk setiap sub sistem hirarki. feedback dari cluster satu ke cluster lain, bahkan dengan
Perbandingan tersebut kemudian ditransformasikan ke cluster-nya sendiri. Kriteria calon pegawai dinyatakan
dalam bentuk matriks untuk maksud analisis numerik, sebagai cluster sedangkan elemen dan sub elemennya
yaitu matriks n x n. merupakan strategi objektif dengan KPI-KPI-nya. Pada
Misalkan terdapat suatu sub sistem hirarki Gambar 2, memperlihatkan model jaringan dengan
dengan kriteria A dan sejumlah elemen di bawahnya, B1 feedback dan dependence cluster satu dengan cluster
sampai Bn. Perbandingan antar elemen untuk sub sistem lainnya.
hirarki itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n x n.
Matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.

A B1 B2 B3 --- Bn
B1 b11 b12 b13 --- b1n
B2 b21 b22 b23 --- b2n
B3 b31 b32 b33 --- b3n
--- --- --- --- --- ---
Bn bn1 bn2 bn3 --- bnn
Gambar 2: Model Feedback dan Dependence pada Cluster
Gambar 1: Matriks Perbandingan Berpasangan
Setelah model dibuat, maka dilakukan yang dihasilkan dari perbandingan yang dilakukan secara
pentabelan dari hasil data pairwise comparison dengan acak merupakan suatu matriks yang mutlak tidak
menggunakan tabel supermatriks. Kemudian akan konsisten. Dari matriks acak tersebut didapatkan juga
dilakukan proses pembobotan untuk setiap cluster yang nilai onsistency Index, yang disebut dengan Random
telah ditentukan berdasarkan kriteria calon pegawai. Index (RI).
Algoritma perhitungan pembobotan yang dilakukan Dengan membandingkan CI dengan RI maka
dimulai dari data dengan bentuk pairwaise comparison didapatkan patokan untuk menentukan tingkat konsistensi
sampai dihasilkan bobot tiap indikator kinerjanya. suatu matriks, yang disebut dengan Consistency Ratio
Kriteria dibuat berdasarkan kebutuhan dan tujuan dari (CR), dengan rumus :
pemilihan. CR = CI / RI (3)
Untuk menunjukkan hasil akhir dari perhitungan Keterangan :
perbandingan maka supermatriks akan dipangkatkan CR = Consistency Ratio
secara terus-menerus hingga angka setiap kolom dalam CI = Consistency Index
satu baris sama besar. Rumus perhitungannya, dapat RI = Random Index
dilihat pada persamaan (1).
n
k
Dari 500 buah sample matriks acak dengan skala

1 M ∑a ij perbandingan 1 – 9, untuk beberapa orde matriks [2]


j =1 mendapatkan nilai rata-rata RI sebagai berikut:
lim
M →∞ M

k =1
n n
k
(1)
Suatu matriks perbandingan adalah konsisten
∑ ∑a ij bila nilai CR tidak lebih dari 10%. Apabila rasio
i =1 j =1 konsistensi semakin mendekati ke angka nol berarti
semakin baik nilainya dan menunjukkan kekonsistenan
Hubungan preferensi yang dikenakan antara dua matriks perbandingan tersebut.
elemen tidak mempunyai masalah konsistensi relasi. Bila
elemen A adalah dua kali elemen B, maka elemen B
adalah ½ kali elemen A. Tetapi, konsistensi tersebut tidak III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
berlaku apabila terdapat banyak elemen yang harus
dibandingkan. Oleh karena keterbatasan kemampuan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT.
numerik manusia maka prioritas yang diberikan untuk X, permasalahan yang ada yaitu untuk seleksi pekerja
sekumpulan elemen tidaklah selalu konsisten secara logis. operasional belum sepenuhnya memanfaatkan tes secara
Misalkan A adalah 7 kali lebih penting dari D, B adalah 5 tertulis, penilaian lebih banyak dilakukan melalui
kali lebih penting dari D, C adalah 3 kali lebih penting wawancara sehingga penilaian yang dibuat bersifat
dari B, maka tidak akan mudah untuk menemukan bahwa subjektif. Selain itu belum tersedia pendataan yang baik
secara numerik C adalah 15/7 kali lebih penting dari A. untuk mencatat data calon pegawai karena data yang
Hal ini berkaitan dengan sifat AHP itu sendiri, yaitu dimiliki saat ini masih berupa dokumen tertulis.
bahwa penilaian untuk menyimpang dari konsistensi Sedangkan untuk pemilihan supplier, permasalahannya
logis. adalah bagaimana menentukan nilai suatu kriteria untuk
Dalam prakteknya, konsistensi tersebut tidak memilih supplier dan bagaimana memasukkan penilaian-
mungkin didapat. Pada matriks konsisten, secara praktis penilaian dalam kriteria untuk memilih supplier.
λmax = n, sedangkan pada matriks tidak setiap variasi dari Dari permasalahan yang muncul, maka beberapa
aij akan membawa perubahan pada nilai λmax. deviasi λmax hal berikut ini dibutuhkan oleh PT. X dalam pembuatan
dari n merupakan suatu parameter Consistency Index (CI) sistem pendukung keputusan, antara lain:
sebagai berikut : • Diperlukan suatu sistem terhubung dengan database
CI = (λmax - n) / (n - 1) (2) mengenai data calon pegawai dan data supplier.
Keterangan: Sehingga apabila sewaktu–waktu perusahaan
CI = Consistency Index membutuhkan tenaga kerja dan supplier dapat
λmax = nilai eigen terbesar memanfaatkan data yang telah dimiliki sebelumnya.
n = jumlah elemen yang dibandingkan • Menjelaskan klasifikasi databasenya.
• Diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang
Nilai CI tidak akan berarti apabila terdapat objektif dalam seleksi calon pegawai dan pemilihan
standar untuk menyatakan apakah CI menunjukkan supplier dengan cara menampilkan nilai
matriks yang konsisten. Saaty memberikan patokan perbandingan antar calon serta kesesuaian terhadap
dengan melakukan perbandingan secara acak atas 500 kriteria yang dibutuhkan.
buah sample. Saaty berpendapat bahwa suatu matriks
ERD dari sistem pendukung keputusan ini dapat
dilihat pada Gambar 3.
karakter_abr09 karakter_abr01 jadw al_w aw anc ara
no_id no_id tanggal
subkriteria19 subkrit eria1 status
subkriteria29 subkrit eria2 Kriteria_KerjaSama_MBTI
pertany aan_w aw ancara
subkriteria39 subkrit eria3 node
subkriteria49 subkrit eria4 Kriteria_Pegaw ai node
nilai_ks _eks trovert
node pertany aan
subkriteria59 subkrit eria5 nilai_ks _introvert
nila i_kepribadia n
karakter_abr02 nila i_mbti
karakter_abr10
nila i_latar_belakang Kriteria_Dis iplin_Karakter
no_id no_id
jadwal
node
subkriteria110 subkrit eria12
nilai_dis_ketegas an
subkriteria210 subkrit eria22
Data_Jabatan nilai_dis_tanggung_jaw ab
subkriteria310 subkrit eria32
subkriteria410 subkrit eria42 bobot_kriteria_pegawai id_jabatan
pertanyaan_wawancara
subkriteria510 subkrit eria52 menjabat departemen Kriteria_TanggungJaw ab_Kepribadian
jabatan node
karakter_abr11 karakter_abr03 nila i_tj_sanguin
no_id Calon Pegaw ai
no_id nila i_tj_melankolis
subkriteria111 subkrit eria13 no identitas nila i_tj_kolerik
user_id Kepribadian cluster_matriks
subkriteria211 subkrit eria23 nila i_tj_plegmatis
subkrit eria33 pass sanguin bobot_cluster nodes
subkriteria311 nilai_kepribadian
subkrit eria43 nama melankolis alternativ es
subkriteria411
alamat kolerik karakter
subkriteria511 subkrit eria53
tempat_lahir plegmatis kepribadian Kriteria_KerjaSama_LatarBelakang
berkeprbadian
karakter_abr12 tanggal_lahir latar_belakang node
karakter_abr04
email mbti nilai_ks_pekerjaan
no_id no_id
subkriteria112 handphone nilai_ks_pendidikan
subkrit eria14
subkriteria212 f oto
subkrit eria24
subkriteria312 posisi_lamaran Kriteria_Ketegasan_MBTI
subkrit eria34
subkriteria412 subkrit eria44 node
subkriteria512 nila i_ket_feeling
subkrit eria54
Tes _MBTI nila i_ket_thinking
ekstrov ert kriteria
karakter_abr13 karakter_abr05 introv ert Kriteria_Komunikasi_MBTI
no_id no_id s ensing
subkriteria113 node
subkrit eria15 intuition nila i_kom_ekstrovert
subkriteria213 subkrit eria25 thinking nilai_MBTI nila i_kom_introv ert
subkriteria313 subkrit eria35 f eeling Has il ANP nila i_kom_intuiting
subkriteria413 subkrit eria45 hasil_MBTI judging
subkriteria513 kode_anp nila i_kom_s ensing
subkrit eria55 perc eiv ing tanggal
nila i_anp
karakter_abr14 karakter_abr06 Kriteria_Komunikas i_LatarBelakang
no_id no_id node
Latar_Belakang
subkriteria114 subkrit eria17 nila i_kom_pekerjaan
subkriteria214 nila i_pekerjaan
subkrit eria27 nila i_kom_pendidikan
subkriteria314 nila i_pendidikan
subkrit eria37
pendidikan
subkriteria414 subkrit eria47 nilai_latar_belakang Kriteria_Disiplin_MBTI
subkriteria514 berlatar_belakang pengalaman_kerja
subkrit eria57 node
nilai_dis_judging
karakter_abr15 karakter_abr07 nilai_dis_perceiv ing
no_id no_id karakter_abr08 soal_mbti s oal_temperamen Admin
subkriteria115 subkrit eria17 no_id no no id_admin
subkriteria215 subkrit eria27 s ubkrit eria18 soal s oal pass w ord
subkriteria315 subkrit eria37 s ubkrit eria28 nila i nila i
subkriteria415 subkrit eria47 s ubkrit eria38
subkriteria515 subkrit eria57 s ubkrit eria48
s ubkrit eria58

Gambar 3: Conceptual Data Model (CDM)

Pengujian sistem ini dimulai dari halaman awal yang akan


digunakan untuk masuk ke halaman profil. Calon pegawai
yang telah terdaftar harus memasukkan user id dan
password pada halaman ini untuk dapat mengakses
halaman berikutnya. Calon pegawai yang belum terdaftar
dapat melakukan pendaftran dengan menekan tombol
form pendaftaran Tampilan halaman awal calon pegawai
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4: Halaman Awal Aplikasi

Calon pegawai yang belum pernah mendaftar


dapat melakukan proses registrasi dengan mengisi setiap
kolom informasi yang ada secara lengkap. Setelah Gambar 5: Halaman Profil Calon Pegawai
melakukan pendaftaran maka calon pegawai akan
menerima konfirmasi melalui email. Tampilan halaman Pada halaman administrator sistem dapat
profil calon pegawai dapat dilihat pada Gambar 5. melakukan pemilihan calon pegawai menggunakan
metode Analytic Network Process. Selain melakukan
pemilihan, sistem juga dapat melakukan beberapa fitur
lain seperti melakukan penilaian wawancara,
menampilkan data calon pegawai serta pengaturan akun
administrator. Administrator dapat melakukan
wawancara dengan dipandu beberapa pertanyaan yang
terdapat pada halaman wawancara, yang sekaligus
memberikan penilaian kuantitatif. Tampilan halaman
wawancara calon pegawai dapat dilihat pada Gambar 6.
dengan sub-kriterianya. Setelah memasukkan nama sub-
kriteria pada form input sub- kriteria (Gambar 9) maka
user memasukkan faktor pendukung dari sub-kriteria
(Gambar 10).

Gambar 8 Form kriteria

Gambar 6: Halaman Wawancara

Gambar 9 Input sub kriteria

Gambar 7: Halaman Pemilihan Calon untuk Seleksi


Gambar 10 Input faktor pendukung dari sub-kriteria
Seleksi calon pegawai diawali dengan pemilihan nama-
nama calon pegawai yang akan dibandingkan, semua
calon yang dibandingkan harus memiliki posisi lamaran Untuk memasukkan nilai relasi antar kriteria ini,
yang sama. Tampilan halaman pemilihan calon pegawai disediakan form relasi (Gambar 11) yang nantinya akan
untuk seleksi dapat dilihat pada Gambar 7. menampilkan satu-persatu relasi yang ada antara kriteria.
Sedangkan untuk proses pemilihan supplier, saat User tinggal memilih nilai yang ada dan saat tombol Next
proses memasukkan kriteria ini maka secara otomatis ditekan maka relasi berikutnya akan muncul. Proses
akan tercipta relasi antar kriteria yang baru dan kriteria perhitungan relasi dapat dilihat pada Gambar 12.
yang lama, sehingga nantinya user tinggal memasukkan
nilai relasi pada form input relasi. Setelah memasukkan
kriteria dan sub-kriteria maka pada pada form kriteria
(Gambar 8) akan ditampilkan susunan kriteria beserta
Gambar 11 Form Input Relasi Kriteria

Gambar 12 Proses Perhitungan Relasi Kristeria


Gambar 14 Form Konsistensi

Setelah mendapatkan nilai relasi antar supplier


IV. KESIMPULAN
dan antar kriteria maka hasil dari kedua matrik tersebut
dikalikan dan menjadi hasil akhir (Gambar 13) yang
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
menampilkan sebaiknya supplier mana yang dipilih. Hasil
adalah sebagai berikut :
perhitungan akhir tersebut langsung disimpan pada
• Hasil perhitungan ANP dan AHP yang dilakukan
database dan dapat diakses kembali melalui menu report.
dalam aplikasi ini sesuai dengan hasil perhitungan
ANP dan AHP secara manual.
• Sistem aplikasi yang dibangun dapat membantu
manajer personalia PT. X dalam melakukan seleksi
calon pegawai sehingga mendukung penilaian yang
seimbang dan objektif.
• Sistem aplikasi yang dibangun dapat membantu
manajer pengadaan barang PT. X dalam melakukan
seleksi supplier sehingga mendukung penilaian yang
seimbang dan objektif.
• Aplikasi ini dirancang dan dibuat fleksibel dalam
penambahan kriteria dan sub-kriteria sehingga dapat
menyesuaikan dengan keadaan PT. X

REFERENCES
Gambar 13 Form AHP Akhir
[1] Efraim Turban, Jay E. Aronson, Ting Peng Liang.
Penghitungan konsistensi dilakukan pada setiap (2008). Decision Support Systems and Intelligent
matrik relasi yang ada, seperti pada Gambar 14 tingkat Systems Jilid 1 Ed. 7. Yogyakarta: Penerbit Andi.
kekonsistenan untuk harga, ready stok dan cara [2] Saaty, T.L. (2004). Fundamentals of the analytic
pembayaran masih dapat ditolerir karena di bawah 10%. network process dependence and feedback in
Tetapi tingkat kekonsistenan untuk relasi antara supplier
decision-making with a single Network. Pittsburgh :
dengan kriteria kualitas dan waktu pengiriman terdapat
RWS Publications.
sedikit kesalahan karena tingkat kekonsistenannya [3] Saaty, T. L. (2008). Relative measurement and its
bernilai lebih dari 10%. generalization in decision making why pairwise
comparisons are central in mathematics for the
measurement of intangible factors the analytic
hierarchy/network process. Pittsburgh : RWS kinerja (Studi Kasus pada PT. X), Jurnal Teknik
Publications. Industri, vol 5 No. 1 Juni 2003, pp. 50-62.
[4] Sebnemburnaz* & Y. Ilker Topcu., (2006) A Universitas Kristen Petra.
multiple-criteria decision- making approach for the [6] Yuksel, I. (2007). Personnel selection using analytic
evaluation of retail location, journal of multi-criteria network process. Istanbul : İstanbul Ticaret
decision analysis, Wiley InterScience Üniversitesi Fen Bilimleri Dergisi Yı.
[5] Vanany, Iwan., (2003), Aplikasi analytic network
process (ANP) pada perancangan sistem pengukuran

You might also like