Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 26

-- MUSYRIFAH

MODUL
Mata Pelajaran IPA Terpadu SMP/MTs Kelas IX

Sistem Ekskresi
Dosen Pembimbing:
Drs. ADNAN, M.S

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Sistem Ekskresi

Sistem Ekskresi
Petunjuk Belajar Untuk membantu Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini: 1. Tangkap konsep dasar esensial dan pengertian demi pengertian melalui pemahaman sendiri dalam kegiatan belajar kemudian diskusikan dengan teman atau tutor anda. 2. Jangan lewatkan untuk menjawab soal-soal latihan dalam setiap akhir kegiatan belajar. 3. Cobalah mengerjakan soal-soal tes formatif kemudian cocokkan dan ukur tingkat keberhasilan jawaban anda dengan kunci jawaban yang tersedia. Setelah mempelajari modul ini PENDAHULUAN dengan tekun anda akan mampu menerapkan pemahaman mengenai Saat bernapas, kita sistem ekskresi dalam kehidupan mengeluarkan karbon dioksida. Di sehari-hari saat udara panas, tubuh kita Secara terperinci, setelah mengeluarkan keringat. Sebaliknya, menyelesaikan materi ini maka anda di saat udara dingin, kita sering diharapkan mampu mengeluarkan air seni (urin). mendeskripsikan sistem ekskresi Mengapa tubuh kita melakukan hal pada manusia dan hubungannya demikian? Apa sebenarnya yang dengan kesehatan. dikeluarkan bersama keringat dan SELAMAT BELAJAR ! air seni tersebut?

Sistem Ekskresi

Peta Konsep Modul

Ginjal Kulit Organ ekskresi Hati


Paru-paru

Filtrasi Proses Pembentuka n urin Reabsorpsi Augmentasi ADH Faktor yang Mempengar uhi Proses Pembentuka n Urin Hormon Insulis Konsumsi Air Gagal ginjal Nefritis Kelainan Diabetes Kencing batu

Sistem Ekskresi

Sistem Ekskresi

KEGIATAN BELAJAR
Pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dalam tubuh dengan tujuan agar kesetimbangan tubuh terjaga disebut ekskresi. Ekskresi melibatkan alatalat khusus dan membentuk suatu sistem yang disebut sistem sistem ekskresi. Sistem ekskresi sangat berperan dalam homeostasis

(kesetimbangan) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh.

A.

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA


Alat ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, kulit, hati, dan paru-

paru. Air dapat dikeluarkan melalui semua alat ekskresi tersebut, tetapi setiap alat ekskresi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda. 1. Organ Ekskresi a. Ginjal Pada manusia, ginjal

merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi.

Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah sebagai berikut: Mengekskresikan zat sisa

seperti urea, asam urat, kreatin, dan zat lain yang bersifat racun; Mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh;

Sistem Ekskresi

Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garamgaram, yaitu membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang; Mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan mengekskresikan urin yang bersifat basa, tetapi dapat pula mengekskresikan urin yang bersifat asam; Menjalankan fungsi sebagai hormon, dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu renin dan eritropoietin yang diduga memiliki fungsi endokrin. Ginjal diselubungi oleh suatu kapsul yang terbentuk dari jaringan serabut. Bagian luar ginjal disebut korteks, sedangkan bagian dalamnya disebut medula. Pada bagian dalam terdapat ruang kosong (pelvis), serta nerfron yang merupakan unit fungsional dan struktural terkecil. Pada manusia terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari badan Malpighi (mengandung glomerulus uang diselubungi kapsul Bowman) dan saluran nefron. Nefron macam mengandung yaitu dua unsur

unsur,

pembuluh (elemen vaskuler) dan unsur epitel. Bagian nefron yang mengandung unsur pembuluh, yaitu arteriol, glomerulus

(kumpulan kapiler), arteri eferen, dan kapiler tubuler. Bagian

Sistem Ekskresi

nefron yang mengandung unsur epitel, yaitu kapsul bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle yang terdiri dari saluran menurun dan saluran naik, tubulus kontortus distaa, dan tubulus pengumpul (tubulus kolektifus). Pada medula terdapat piramida ginjal dan piala ginjal ayng banyak mengandung pembuluh-pembuluh untuk mengumpulkan hasil ekskresi. Pembuluh-pembuluh tersebut berhubungan dengan ureter yang bermuara pada kantung kemih (vesika urinaria). Kantung kemih berfungsi sebagai tempat penampugan urin sementara. Urin keluar dari tubuh melalui lubang urin yang sebelumnya melewati uretra terlebih dahulu. Nefron ada dua macam, yaitu nefron korteks dan nefron jukstamedula. Nefron korteks terletak di bagian korteks, pada umumnya ditandai oleh adanya lengkung Henle yang pendek. Nefron jukstamedula memiliki glomerulus yang letaknya di bagian korteks dekat bagian medula serta memiliki lengkung Henle yang panjang dan menjulur jauh ke dalam bagian medula.

b. Kulit Kulit merupakan organ terbesar yang terdapat di seluruh permukaan tubuh dan terdiri dari beberapa jaringan yang memiliki fungsi spesifik. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung tubuh terhadap segala bentuk rangsangan. Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat. Ketebalan kulit

Sistem Ekskresi

hanya beberapa milimeter yang tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu kulit ari (epidermis) dan kulit jangat (dermis).

Epidermis atau kulit ari tersusun dari berlapis-lapis sel, di mana sel-sel terluarnya merupakan sel-sel mati yang lepas setiap waktu dan digantikan dengan sel-sel baru pada dasar epidermis. Dermis atau kulit jangat merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah epidermis. Lapisan ini lebih tebal daripada epidermis. Pada lapisan ini terdapat pembuluh-pembuluh darah, saraf, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat. Kulit sebagai salah satu organ dari sistem ekskresi, memiliki kelenjar keringat pada lapisan dermis yang berfungsi untuk mengeluarkan air dan garam (NaCl). Kurang lebih terdapat tiga juta kelenjar keringat dalam dermis. Adanya kelenjar keringat ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan panas tubuh agar suhunya tetap. Ketika tubuh berada pada kisaran suhu tinggi/panas, pembuluh darah akan melebar, pori-pori terbuka, sehingga kulit

Sistem Ekskresi

mengeluarkan keringat. Selama berkeringat, tubuh terasa dingin, karena panas tubuh dipinjam untuk mengeluarkan keringat.

c. Hati Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian kanan atas rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem pencernaan, juga berperan dalam sistem eksresi. Fungsi hati dalam sistem eksresi adalah mengahsilkan empedu terus-menerus yang ditampung di dalam kantung empedu. Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml. empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid (lesitin), zat warna (pigemen) empedu (billirubin dan biliverdin), dan beberapa ion.

Empedu penghancuran

berasal hemoglobin

dari eritrosit

yang telah tua. Hemoglobin dalam eritrosit akan diuraikan menjadi hemin (kristal), zat besi, dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah untuk pembentukan antobodi atau hemoglobin baru. Sedangkan hemin akan dirombak menjadi billirubin dan biliverdin yang merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijau biru. Zat warna tersebut di dalam usus

Sistem Ekskresi

akan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan. Empedu berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, berperan dalam absorbsi lemak di usus halus, mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air, dan pembetukan urea. Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam amino tersebut akan mengalami deaminasi. Deaminasi merupakan pemindahan gugus amin (-NH) dari asam amino. Deaminasi merupakan terkumpulnya amonia yang bersifat racun. Hati dengan bantuan arginase akan mengubah arginin (salah satu asam amino esensial) menjadi ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam empedu dan urin.

d. Paru-Paru Selain respirasi, sebagai paru-paru organ juga

berfungsi sebagai organ eksresi. Mengapa? Karena sisa-sisa hasil metabolisme berupa karbon

dioksida dan air dalam bentuk uap air yang dikeluarkan oleh paru-paru. Sisa metabolisme dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paru-paru untuk di buang. Proses pembuangan diawali

Sistem Ekskresi

dengan berdifusinya karbondioksida dari sel-sel ke dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan dikeluarkan melalui udara yanh dihembuskan pada saat ekspirasi.

2. Proses Pembentukan Urin Di dalam ginjal terjadi pembentukan urin yang melalui

serangkaian proses filtrasi (penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentsi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak mungkin disimpan lagi).

1) Filtrasi (penyaringan) Pembentukan urin diawali dengan filtrasi darah di glomerulus. Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke ruang kapsul Bowman dengan menembus membran filtrasi.

Sistem Ekskresi

10

Membran filtrasi terdiri dari 3 lapisan, yaitu sel endotelium glomerulus, membran basiler, dan epitel kapsul Bowman. Sel-sel endotelium glomerulus dalam badan Malpighi akan mempermudah proses filtrasi. Di dalam glomerulus, sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil penyaringan tersebut berupa urin primer (filtrat glomerulus) yang mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antarsel. Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit (senyawa yang larutannya merupakan pengantar listrik) dan kristaloid (kristal halus yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Kadar anion di dalam urin primer termasuk ion Cl- dan ion HCO3-, lebih tinggi 5% daripada kadar anion plasma, sedangkan kadar kationnya lebih rendah 5% daripada kadar kation plasma. Selain itu, urin primer mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, dan asam amino.

2) Reabsorpsi (penyerapan kembali) Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke pembuluh darah yang mengelilinginya, yatiu kapiler peritubuler. Sel-sel tubulus renalis secara selektif

mereabsorpsi zat-zat yang terdapat dalam urin primer. Reabsorpsi tergantung dari kebutuhan akan zat-zat yang terdapat di dalam urin

Sistem Ekskresi

11

primer. Zat-zat makanan seluruhnya direabsorpsi, sedangkan reabsorpsi garam anorganik bervariasi tergantung dari kadar zat tersebut di dalam plasma. Setelah reabsorpsi, kadar urea menjadi lebih tinggi dan zat-zat yang dibutuhkan tidak ditemukan lagi. Urin yang dihasilkan setelah proses reabsorpsi disebut urin sekunder (filtrat tubulus). - Reabsorpsi air Pada keadaan normal, hampir 99% dari air yang menembus membran filtrasi akan direabsorpsi sebelum mencapai ureter. Reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal dilakukan dengan proses osmosis yang disebut reabsorpsi obligat. Sebaliknya, reabsorpsi air di tubulus kontortus distal disebut reabsorpsi fakultatif, yaitu reabsorpsi yang terjadi tergantung dari kebutuhan, jadi, jika tubuh terlalu banyak mengandung air, tidak terjadi reabsorpsi. Sedangkan jika tubuh mengandung air dengan jumlah yang sedikit, terjadilah reabsorpsi. Reabsorpsi air di tubulus kontortus distal dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis. Bila sekresi hormon antidiuretik dari kelenjar hipofisis sangat berkurang, maka reabsorpsi air akan dihambat. Hal tersebut menyebabkan jumlah urin yang diekskresikan menjadi banyak dan dapat mencapai 20 L selama sehari semalam. Keadaan yang demikian disebut diabetes insipidus. - Reabsorpsi zat tertentu

Sistem Ekskresi

12

Reabsorpsi zat-zat tertentu dapat terjadi secara transpor aktif dan difusi. Sebagai contoh, pada sisi tubulus yang berdekatan dengan lumen tubulus renalis terjadi difusi ion Na+, sedangkan pada sisi sel tubulus yang berdekatan dengan kapiler terjadi transpor aktif ion Na+ di sel tubulus ke kapiler menyebabkan menurunnya kadar ion Na+ di sel tubulus renalis, sehingga difusi Na+ terjadi di lumen sel tubulus renalis. Pada umumnya zat yang penting bagi tubuh direabsorpsi secara transpor aktif. - Reabsorpsi zat yang penting bagi tubuh Zat-zat penting bagi tubuh yang secara aktif direabsorpsi adalah protein, asam amino, glukosa, asam asetoasetat, dan vitamin. Glukosa dan asam asetoasetat merupakan sumber energi, sedangkan protein dan asam amino merupakan bahan pengganti sel yang sudah tua. Zat-zat tersebut direabsorpsi secara aktif di tubulus proksimal, sehingga tidak ada lagi di lengkung Henle. 3) Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Peristiwa ini disebut juga sekresi tubular. Sel-sel tubulus mengeluarkan zat-zat tertentu yang mengandung ion hidrogen dan ion kalium kemudia menyatu dengan ion sekunder. Penambahan ion hidrogen sangat penting karena membantu menjaga keseimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai menurun, sekresi ion hidrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3-7,4) dan urin

Sistem Ekskresi

13

yang dihasilkan memiliki pH dengan kisaran 4,5-8,5. Urin yang terbentuk akan disimpan sementara di kantung kemih untuk selanjutnya dibuang melalui uretra.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Urin Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang menyangkut hormon (antidiuretik dan insulin) dan faktor eksternal yang menyangkut jumlah air yang diminum. 1) Hormon antidiuretik (ADH) Hormon antidiuretik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis (neurohipofisis). Pengeluaran hormon ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus-menerus mengendalikan tekanan osmotik draah (kesetimbangan konsentrasi air dalam darah). Oleh karena itu, hormon ini akan mempengaruhi proses reabsorpsi air pada tubulus kontortus distal, sehingga

permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karena cara kerja dan pengaruhnya inilah, hormon tersebut disebut sebagai hormon antidiuretik. Jika tekanan osmotik darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ke ginjal. ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga meningkatkan

Sistem Ekskresi

14

permeabilitas

saluran

pengumpul,

sehingga

memperbesaar

membran sel saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi keluar dari pipa pengumpul lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut akan berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namun, akibatya urin yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat.

2) Hormon insulin Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans dalam pankreas. Hormon insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Akibat dari keadaan tersebut adalah terjadi gangguan reabsorpsi di dalam tubulus distal, sehingga dalam urin masih terdapat glukosa.

3) Jumlah air yang diminum Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah menjadi tinggi, dan konsentrasi protein dalam darah menurun, sehingga filtrasi menjadi

berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyebabkan darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan menyebabkan menurunnya

Sistem Ekskresi

15

penyerapan air, sehingga urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer.

B. GANGGUAN DAN KELAINAN GINJAL


Ginjal manusia merupakan alat utama ekskresi, sehingga jika ada gangguan ginjal tentu akan mengganggu sistem ekskresi. Luka berat, banyak kehilangan darah, keracunan zat-zat tertentu, dan penyakit tertentu dapat menimbulkan terganggunya fugnsi ginjal, terutama terganggunya pembentukan urin. Beberapa kelainan atau gangguan tersebut antara alin sebagai berikut.

1. Gagal ginjal Kegagalan fungsi ginjal yang akut dapat menyebabkan nefritis, pendarahan, dan fungsi ginjal terhenti secara tiba-tiba. Gejala yang umum adalah tidak terjadi pembentukan urin yang disebut anuria. Gejala ini berbahaya karena dapat

menimbulkan uremia. .

Sistem Ekskresi

16

2. Nefritis Nefritis adalah peradangan pada

nedron karena bakteri Streptococcus yang masuk melalui saluran

pernafasan. Dari saluran pernapasan, bakteri terbawa oleh darah ke ginjal. Akibat adanya peradangan, protein yang masuk bersama urin primer tidak dapat disaring, sehingga akan ikut keluar bersama urin. Nefritis kronis biasanya terjadi pada orang lanjut usia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah dalam ginjal, dan rusaknya glomelurus atau tubulus.

3. Diabetes Dikenal dua jenis diabetes, yaitu diabetes insipidus dan diabetes melitus. a. Diabetes insipidus Diabetes insipidus adalah suatu penyakit kelenjar hipofisi gagal mensekresikan hormone antideuritik, sehingga eksresi urin

meningkat. Pada umumnya urin yang dieksresikan berjumlah antara 4-6 liter setiap hari , tetapi dapat mencapai 12-15 liter setiap hari,

tergantung dari jumlah air yang diminum. Penderita diabetes insipidus cenderung mengalami dehidrasi dan Pengeluaran elektrolit dari cairan tubuh. Akan tetapi, kecenderungan ini diimbangi oelh perasaan ingin minum dan ingin makan makanan yang lebih banyak

Sistem Ekskresi

17

mengandung garam. Penyakit ini umumnya ditimbulkan oleh tumor di hipootalamus atau hipofisis yang mengakibatkan rusaknya bagian hipotalamus yang mengatur sekresi hormone antodeuritik.

b. Diabetes melitus Diabetes mellitus atau dikenal dengan kencing manis, yaitu terdapatnya glukosa dalam urin yaitu menurunnya hormone insulin yang dihasilkan di kelanjar pancreas. Menurunnya hormon insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glikogen menjadi glukosa dan reabsorbsi glukosa dalam glomelurus.

4. Kencing batu Kencing batu atau batu ginjal yaitu terbetuknya butiran-butiran senyawa kalsium dari dan

penimbunan asam urat, sehingga CaCO3 (kalsium karbonat) pada ginjal atau saluran urin yang dapat menyebabkan kesulitan pengeluaran urin. Kencing batu dapat terjadi karena faktor hormone (yang dihasilkan kelenjar anak gondok) paratiroid dan jika seseorang kurang minum atau sering menahan buang air kecil.

Sistem Ekskresi

18

LATIHAN>>>>

Untuk

memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah soal berikut ini. 1. Sebutkan organ-organ dan fungsinya pada sistem ekskresi manusia. 2. Jelaskan fungsi sistem ekskresi bagi tubuh manusia. 3. Apakah yang terjadi apabila zat-zat sisa hasil metabolisme di dalam tubuh tidak dikeluarkan? 4. Sebutkan zat-zat dalam tubuh yang merugikan dalam proses eksresi 5. Apakah fungsi utama paru-paru?

UMPAN BALIK>>>>
1. Kulit, paru-paru, hati, dan ginjal. Kulit mengeluarkan keringat. Paru-paru

mengeluarkan air dan CO2. Hati mengeluarkan bilirubin. Adapun ginjal menghasilkan urine.
2. Sistem ekskresi berguna untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme,

mengatur homeostatis tubuh dan mengatur pH cairan tubuh.


3. Zat-zat sisa metabolisme jika tidak dikeluarkan akan meracuni tubuh. 4. Urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, backeri dan obat-

obatan.
5. Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi,

karena mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan

Sistem Ekskresi

19

diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.

Sistem Ekskresi

20

RANGKUMAN

1.

Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme dalam tubuh dengan tujuan agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga.

2. 3.

Alat ekskresi pada manusia adalah ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Alat ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Di dalam ginjal terjadi proses pembentukan urin melalui serangkaian proses, yaitu filtrasi (penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyerapan kemabali), serta augmentasi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak mungkin disimpan lagi).

4.

Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang menyangkut hormon dan faktor eksternal yang

menyangkut jumlah air yang diminum. 5. Paru-paru selain sebagai alat respirasi juga berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi karena paru-paru merupakan tempat pengikatan karbon dioksida dari plasma darah ke dalam alveolus lalu dikeluarkan pada saat udara dihembuskan keluar. 6. Fungsi hati berkaitan dengan sistem ekskresi adalah dengan

menghasilkan empedu. 7. Fungsi kulit yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah mengeluarkan keringat yang mengandung air dan sisa-sisa metabolisme melalui penguapan.

Sistem Ekskresi

21

8.

Gangguan dan kelaianan ginjal dapat menyebabkan gangguan pada proses pembentukan urin. Beberapa kelainan dan gangguan tersebut antara lain kegagalan fungsi ginjal, nefritis, diabetes insipidus dan diabetes melitus, dan kencing batu.

?
1.

Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat! Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak

digunakan lagi oleh sel-sel dan darah, dikeluarkan oleh tubuh bersama urine, keringat, dan pernapasan. Proses pengeluaran ini disebut . a. Sekresi b. Ekskresi 2. c. Respirasi d. Defekasi

Eksresi sebagai salah satu ciri makhluk hidup berfungsi untuk . a. Membuang sampah sisa metabolisme b. Merangsang pengeluaran hormon c. Mengeluarkan zat yang berperan dalam metabolisme d. Menambah zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.

3.

Organ tubuh yang mempunyai fungsi filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi adalah . a. Hati b. Kulit c. Paru-paru d. Ginjal

Sistem Ekskresi

22

4.

Dalam sistem ekskresi, hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk . a. O2 b. Urin c. Keringat d. Cairan empedu

5.

Dari hasil pengujian urine Amir, ternyata ditemukan glukosa. Hasil ini menunjukkan adanya kelainan fungsi ginjal pada proses . a. Sekresi b. Filtrasi c. Reabsorpsi d. Augmentasi

6.

Organ ekskresi pada manusia yang berfungsi dalam filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi adalah . a. Ginjal b. Kulit c. Hati d. Paru-paru

7.

Dinding yang terbuat dari bahan yang bersifat permeabel terhadap air dan bergantung dari kebutuhan untuk menyimpan air adalah . a. Ureter b. Glomerulus c. Tubulus proksimal d. Tubulus kolektivus

8.

Unit fungsional terkecil dari ginjal yaitu . a. Nukleus b. Neuron c. Nefron d. Glomerulus

9.

Proses berikut yang tidak terjadi di nefron dan tubulus kolektivus adalah. a. Filtrasi b. Eliminasi urea dari tubuh c. Reabsorpsi nutrien d. Konsentrasi urin

Sistem Ekskresi

23

10. Badan Malpighi pada ginjal terdiri atas . a. Glomerulus dan pelvis b. Glomerulus dan kapsul Bowman c. Nefron dan glomerulus d. Nefron dan kapsul Bowman

Sistem Ekskresi

24

KUNCI JAWABAN
1. B 2. A 3. D 4. D 5. C 6. 7. 8. 9. A D C D

10. B

Sistem Ekskresi

25

DAFTAR PUSTAKA
Adnan dan Halifah Pagarra. 2006. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis Erlangga Soewolo, Soedjono Basoeki dan Titi Yudani. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: IMSTEP JICA Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sistem Ekskresi

26

You might also like