You are on page 1of 2

Probabilitas Penggunaan Premis untuk menentukan

Certainty Factor dari Rule


Gregorius S. Budhi 1) Rolly Intan 2)
1)
Teknik Informatika Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121 – 131 Surabaya 60236
Email: greg@petra.ac.id
2)
Teknik Informatika Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121 – 131 Surabaya 60236
Email: rintan@petra.ac.id

ABSTRAK yang memiliki kemampuan atau mengerti dalam


Penentuan tingkat keyakinan (Certainty Factor) menghadapi suatu masalah. Lewat pengalaman,
sebuah rule dalam sistem pakar cukup sulit. Ada seorang pakar mengembangkan kemampuan yang
dua cara yang sering digunakan yaitu: ‘Net membuatnya dapat memecahkan permasalahan
Belief”, diusulkan oleh E.H.Shortliffe dan dengan hasil yang baik dan efisien [1].
B.G.Buchanan, yaitu dengan menghitung Ada 2 ciri utama dari seorang pakar yang
probabilitas keyakinan dan ketidakyakinan pakar dicoba untuk ditiru, yaitu: pengetahuan dan
akan terjadinya sebuah hipotesa akibat sebuah pemikiran/pertimbangan yang dimiliki pakar.
fakta (evidence). Cara kedua dengan menggali Untuk mengerjakan ini, sistem harus mempunyai
dari hasil wawancara dengan pakar atau dengan 2 modul utama, yaitu [1]:
menanyakan langsung keyakinan pakar terhadap
rule. Kedua cara ini sulit untuk diterapkan dan 1. Knowledge base berisi pengetahuan yang
memakan waktu, apalagi ditambah fakta bahwa mengkhususkan pada area permasalahan
pakar yang terlibat biasanya tidak mengerti seperti yang diberikan oleh seorang pakar.
tentang sistem pakar. Knowledge base terdiri dari fakta-fakta yang
Metode yang diusulkan oleh peneliti ini tidak dipersoalkan, rules, konsep-konsep, dan
melibatkan pakar dalam penentuan CF sebuah relationships.
Rule. Pada metode ini CF – Rule didapat dengan
menghitung probabilitas kemunculan sebuah 2. Inference engine adalah pengolah
fakta pada semua rule yang ada. Dasar pengetahuan yang meniru
pemikirannya adalah: Semakin sering sebuah pemikiran/pertimbangan dari pakar. Suatu
fakta digunakan pada rule – rule yang ada, dapat engine bekerja dengan informasi yang
diasumsikan bahwa fakta itu semakin general. tersedia pada permasalahan yang diberikan,
Semakin general sebuah fakta, semakin kecil bergandengan dengan pengetahuan yang
tingkat keyakinan terjadinya hipotesa akibat disimpan pada knowledge base, untuk
fakta tersebut. menarik kesimpulan atau rekomendasi.
Metode ini telah dicoba untuk menghitung CF –
Rule dari rule – rule sebuah sistem pakar tentang 1.2. Knowledge base
kesehatan dengan hasil yang menjanjikan. Pengetahuan atau knowledge terdiri dari fakta
Kelemahan dari metode ini adalah bila ada rule – konsep, teori, metode heuristik, prosedur, dan
rule tambahan setelah CF – Rule dihitung, maka hubungan. Pengetahuan juga berarti informasi
perhitungan CF – Rule tersebut harus diulang yang sudah terorganisir dan teranalisa, yang
dari awal. menjadikannya mudah dimengerti dan dapat
Kata Kunci: diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau
Rule-Base Expert System, Certainty Theory, pengambilan keputusan [4].
Probabilitas. Salah satu cara representasi knowledge
(pengetahuan) adalah melalui rule. Rule
1. Landasan Teori merupakan struktur IF/THEN yang secara logika
1.1. Sistem Pakar menghubungkan informasi yang tersimpan dalam
Sistem pakar adalah program komputer yang bagian IF yang juga dikenal sebagai premis,
didesain untuk meniru kemampuan memecahkan dengan informasi yang tersimpan dalam bagian
masalah dari seorang pakar. Pakar adalah orang

1
THEN. Kumpulan rule yang saling terkait disebut CF : tingkat keyakinan (Certainty
juga sebagai rule set [4]. Factor) terjadinya hipotesa H
Bentuk umum rule sebagai berikut: akibat adanya fakta – fakta E1 s/d
En .
IF <kondisi> THEN <pernyataan>
1.4. Usulan Penentuan CF-Rule
atau Rumus yang diusulkan untuk menentukan
CF-Rule adalah sebagai berikut:
IF <kondisi> THEN <pernyataan1>
ELSE <pernyataan2>
 i nj  1
CF _ Rule = 1 −  ∑  +
1.3. Certainty Theory
Certainty Theory ini diusulkan oleh Shortliffe  j =1 m  m
dan Buchanan pada tahun 1975 untuk
mengakomadasi ketidakpastian pemikiran dimana:
(inexact reasoning) seorang pakar. n = Jumlah penggunaan fakta (var. premis)
Teori ini berkembang bersamaan dengan tertentu pada semua rule yang ada
pembuatan sistem pakar MYCIN. Team j = Banyaknya premis yang digunakan
pengembang MYCIN mencatat bahwa dokter pada sebuah rule yang dihitung CF-
sering kali menganalisa informasi yang ada Rule-nya.
dengan ungkapan seperti misalnya: mungkin, m = Jumlah rule yang digunakan.
kemungkinan besar, hampir pasti. Untuk
mengakomodasi hal ini tim MYCIN REFERENSI
menggunakan certainty factor (CF) guna [1] Durkin, John; “Expert Systems Design and
menggambarkan tingkat keyakinan pakar Development”, Prentice Hall, 1994.
terhadap permasalahan yang sedang dihadapi [1]. [2] Gonzales, Avelino J.; Dankel, Douglas D,
Secara umum, rule direpresentasikan dalam “The Engineering of Knowledge Based
bentuk sebagai berikut [1]: Systems”. Prentice Hall, 1993.
[3] Ignizio, James P., “Introduction to Expert
IF E1 [AND / OR] E2 [AND / OR] … En System : The Development and
THEN H (CF = CFi) Implementation of Rule-Based Expert
System”, McGraw-Hill, 1991.
dimana: [4] Turban, Efraim; “Decision support systems
E1 ... En : fakta – fakta (evidence) yang ada. and expert systems”, Prentice-Hall
H : hipotesa atau konklusi yang International Inc., 1995.
dihasilkan.

You might also like