You are on page 1of 1

Kenali

Konstitusimu

U N D A N G U N D A N G D A S A R N E G A R A REPUBLIK INDONESIA TAH U N 1 94 5

Menghormati Kebebasan Beragama di Indonesia

Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia (86,1%, sensus 2000)

Meski demikian, Indonesia bukanlah negara satu agama, melainkan negara berdasarkan ke-Tuhanan

Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa, menyatakan pengakuan Indonesia atas keberadaan Tuhan.

Bhinneka Tunggal Ika, berarti berbeda-beda tapi tetap satu menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus tetap menjadi satu di tengah keberagaman.

Menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

28E

29 A A

Hak Anda untuk menjalankan ibadah, bahkan di depan umum Hak Anda untuk menyatakan pendapat Anda berkait dengan agama dan kepercayaan Anda UUD NRI 1945 menjamin hak Anda untuk beribadah (28E (1), 29 (2)) dan untuk berserikat dan berkumpul (28E (3)), termasuk berkumpul bersama-sama untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan Anda. Melarang seseorang membangun tempat ibadah atau menghambat seseorang untuk beribadah merupakan pelanggaran terhadap hak konstitusional dan asasi Anda! Berpikir, berperasaan, dan menyatakan pikiran dan perasaan Anda adalah hal-hal yang menjadikan seorang manusia utuh dan bermartabat. Hal ini dilindungi UUD NRI 1945 (28E (2)), termasuk ketika Anda berpendapat mengenai agama Anda, dan menyatakannya kepada orang-orang lain di sekitar Anda.

Bandingkan dengan berbagai negara di dunia:


Konstitusi RRC melindungi kebebasan beragama bagi lembaga-lembaga keagamaan yang dibentuk negara.

AMERIKA SERIKAT R R CHINA SAUDI ARABIA

Konstitusi AS menjamin kebebasan beragama (Amandemen I) dan memisahkan agama dari negara (separation of church and state)

Hukum tidak eksplisit melindungi kebebasan beragama, dan menjalankan agama selain agama negara secara bebas/umum dilarang.

MALAYSIA INDONESIA

Konstitusi Malaysia mengakui adanya agama negara, meski demikian secara konstitusional mengijinkan agama lain untuk dijalankan.

Jika demikian, UUD NRI 1945 sangat menjamin kebebasan beragama -lalu bagaimana dengan kejadian-kejadian berikut?
SKB Tiga Menteri (Pendirian Rumah Ibadah) Pengaturan pendirian rumah ibadah menciptakan potensi adanya pembatasan hak beribadah, sementara UUD NRI 1945 menjamin kebebasan beribadah (28E (1), 29 (2)); sehingga SKB ini secara prinsip berlawanan dengan Konstitusi. Peraturan-peraturan daerah berunsur agama Sejumlah peraturan daerah memiliki unsur/pengaruh agama tertentu di dalamnya, yang berpotensi menghambat kebebasan agama umat lain. Hal ini tidak hanya berlawanan dengan prinsip kebebasan beragama dari UUD NRI 1945, melainkan juga prinsip persamaan di hadapan hukum (28D (1)). Perusakan dan penutupan rumah ibadah Perusakan dan penutupan rumah ibadah, secara paksa baik dengan kekerasan ataupun tidak, bukan hanya melanggar hak seseorang untuk beribadah (29 (2)) atau hak untuk berserikat (28E (3)), tapi sangat mungkin kehilangan haknya untuk hidup sebagai manusia (28A), serta hak untuk terlindung dari rasa takut dan kekerasan (28G (1)(2)). Badan Kordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (BAKORPAKEM) Mendirikan lembaga yang dapat merekomendasikan kepercayaan apa yang sesat dan tidak bisa menjadi alat manipulasi, dan tentu saja berujung pada pembatasan terhadap hak asasi dan konstitusional seseorang untuk bebas beribadah menurut agama dan kepercayaannya (29 (2)). Berbicara dan berdiskusi mengenai agama Hak Anda untuk berbicara mengenai agama, termasuk mengabarkan apa yang Anda percayai kepada sesama Anda, turut dijamin UUD NRI 1945, dalam kebebasan untuk menyatakan pendapat (28E (2)).

Agama resmi dan tidak resmi? UUD NRI 1945 tidak pernah menyebutkan adanya agama resmi dan tidak resmi. Bahkan UUD NRI 1945 melindungi hak beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu yang berarti apapun agama dan kepercayaan Anda (29 (2)). Dengan demikian, agamaagama yang seringkali dianggap tidak resmi tetap boleh dijalankan di Indonesia.

UU no. 1/PNPS/1965 (Penodaan agama) Keberadaan produk perundangan ini tentu bertentangan dengan UUD NRI 1945, karena memberi wewenang pada pemerintah untuk menyebutkan agama apa saja yang diakui, padahal UUD NRI 1945 menyebutkan (...) agama dan kepercayaannya itu yang mengindikasikan bahwa apapun agama dan kepercayaannya tentu dilindungi Konstitusi (29 (2)). Organisasi massa keagamaan yang melakukan kekerasan Hak konstitusional menjamin kebebasan untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (28E (3)). Meski demikian, kekerasan dan menyebarkan rasa takut merupakan pertentangan dengan hak asasi dan konstitusional seseorang untuk hidup bebas dari rasa takut dan kekerasan (28G (1)(2)).

Tahukah Anda bahwa kejadian-kejadian di atas telah menjadi sorotan dunia:


memiliki kekerasan sosial yang tinggi Indonesia memperoleh skor

4,5
lebih banyak pembatasan dibanding Thailand dan Kamboja.

dalam Indeks Pembatasan Pemerintah (GRI) yang dikeluarkan oleh Pew (2009)1

400 300 200


2007

Angka tindak pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia yang mengkhawatirkan: ratarata di atas 200 peristiwa per tahunnya.2 Bahkan jumlah pelanggaran yang terjadi pada paruh pertama tahun 2012 hampir sama banyaknya dengan yang terjadi tahun 2007.

100
2008 2009 2010 2011 1H 2012

Tahun ini, Indonesia dipanggil oleh Konsil Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) untuk menjawab laporan pelanggaran hak asasi manusia di bidang kebebasan beragama.

Padahal Konstitusi kita menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi seluruh warga negara tanpa kecuali (tidak terbatas apa agama dan keyakinan yang dianutnya).

Lalu, apa yang harus saya lakukan?


1. Pastikan Anda memahami bahwa kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak seluruh warga negara tanpa terkecuali. Perlindungan atas hak Anda diberikan oleh UUD NRI 1945, dan Pancasila melindungi keberagaman bangsa Indonesia. 2. Informasikan dan diskusikan bersama rekan-rekan dan warga sekitar Anda, berikan pula pemahaman mengenai toleransi beragama yang harus dimiliki bersama-sama. 3. Buatlah komitmen untuk menghargai perbedaan yang memang dilindungi oleh falsafah negara ini, dengan melakukan langkah-langkah yang praktis, misalnya menghargai saudara-saudara kita yang beribadah, menghormati mereka yang berpuasa, atau membantu saudara-saudara kita (apapun agama mereka) dalam acara-acara keagamaan yang mereka lakukan.

Infogra s ini didesain oleh Matthew Hanzel untuk Institut Leimena, dan sepenuhnya tidak mewakili pandangan, pendapat, atau pemikiran dari Institut Leimena. Dapat diperbanyak selama kondisi aslinya dipertahankan dan mencantumkan sumbernya.
1 2

Pew Forum on Religion and Public Life, Global Restrictions on Religion, Desember 2009 SETARA Institute for Democracy and Peace, Report on Freedom of Religion and Belief in 2007, 2008, 2007-2009, 2010, 2011; Kondisi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia, Januari-Juni 2012.

You might also like