Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Swakelola Sampah Dusun Sukunan Dan Gondolayu Lor
Manajemen Swakelola Sampah Dusun Sukunan Dan Gondolayu Lor
4
July 2006, First Draft
Katakunci:
participation, waste self-management, management
Waste Self-Management
in Sukunan and Gondolayu Lor Village Province of Yogyakarta
Surahma Asti Mulasari, Haryono, Mubasysyir Hasanbasri
Latar Belakang
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Lokasi
penelitian adalah Dusun Sukunan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yo-
gyakarta dan Gondolayu Lor, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta. Tampat
tersebut diambil sebagai lokasi penelitian karena merupakan daerah yang
dianggap berhasil berkesinambungan melaksanakan swakelola sampah di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis merupakan system of action
swakelola sampah Sukunan dan Gondolayu Lor. Subjek penelitian terdiri
dari warga masyarakat yang melaksanakan swakelola di Dusun Sukunan
dan Gondolayu Lor, panitia/seksi swakelola, perangkat desa swakelola,
pemuka masyarakat, pemerintah daerah (kelurahan, kecamatan setem-
pat), petugas pengangkut sampah di daerah swakelola, wakil Dinas Ke-
bersihan/DKKP/DLH, Dinas Kesehatan, Bapedalda, dan LSM seperti Wa-
lhi-Shalink DIY dan Environment Services Program. Data pendukung
diambil dari dokumen-dokumen terkait dalam rangka triangulasi. Data
dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam, observasi, dan penelusuran
dokumen. Sampel tersebut diambil secara proposive sampling, yaitu data
diambil dari stakeholder yang terkait swakelola sampah Sukunan dan
Gondolayu Lor.
a. Sejarah komunitas
Sukunan memiliki masalah yang hendak dipecahkan bersama. Masalah
tersebut memberikan semangat untuk bekerja dan berjuang. Dengan
melihat sejarah masa lalu, warga Sukunan merasakan begitu besar
manfaat yang didapat setelah masalah tersebut terselesaikan. Hal
tersebut dapat diyakini sebagai pondasi yang kokoh bagi
keberlangsungan organisasi swakelola sampah di Sukunan. Bukti dapat
dilihat dari konsistensi Sukunan yang telah memasuki tahun ke-4
melaksanakan swakelola sampah. Bukti lain adalah adanya prestasi yang
diperoleh sampai sekarang ini. Untuk mengerti bagaimana manajemen
dijalankan, pemikiran dapat di arahkan untuk mengamati beberapa hal.
Pengamatan pada keinginan untuk mengerti tentang sesuatu yang terjadi
sekarang, pengamatan pada keinginan untuk mencoba dan pengamatan
pada kemampuan memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa
datang.
Sejarah komunitas Gondolayu Lor sedikit berbeda dengan Sukunan.
Semangat untuk maju dan mendapatkan prestasi menjadikan daerah ini
mudah menjalankan suatu kegiatan. Motivasi untuk mendapatkan
pengahargaan dan berprestasi menjadikan seseorang bekerja optimal
dalam menjalankan kewajibannya14. Kelemahan dibandingkan Sukunan
adalah akan menurunnya semangat warga apabila tujuan sudah dicapai.
Hal buruk tersebut dapat dicegah dengan niat yang kuat, keuntungan
yang menjanjikan, atau adanya inovasi yang terus menerus. Sejarah
masing-masing komunitas menjadi kriteria sosial bagi masyarakat daerah
tersebut untuk menyamakan perbedaan karakteristik, cara pandang dan
langkah dalam mencapai suatu tujuan15.
b. Perasaan memiliki
Perasaan memiliki mengambil peranan penting dalam mengukur
partisipasi masyarakat. Perasaan memiliki dapat diukur dari keangotaan
atau keterlibatan dalam suatu kegiatan untuk bersama-sama memenuhi
kebutuhan atau kepuasan8. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
sekarang ada 85 persen (dari 397 KK) warga Gondolayu Lor dan 100
persen (dari 210 KK) warga Sukunan, maka dapat dikatakan bahwa
partisipasi warga tinggi dalam swakelola sampah. Tingginya peran serta
masyarakat menunjukkan bahwa mereka punya kesadaran untuk ikut
serta dalam kegiatan swakelola sampah. Bahkan di Sukunan yang pada
awal kegiatan 85 persen sekarang telah meningkat menjadi 100 persen
Daftar Pustaka