Professional Documents
Culture Documents
Bab Vi Perencanaan Bangunan Utama
Bab Vi Perencanaan Bangunan Utama
Bab Vi Perencanaan Bangunan Utama
0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d46430100000000
000100fb290000000001000000180300000000000018030000010000006c0000000000000
0000000001a000000370000000000000000000000702f0000cd1b000020454d4600000100
180300001200000002000000000000000000000000000000f6090000e40c0000d80000001
70100000000000000000000000000005c4b030068430400160000000c000000180000000a
00000010000000000000000000000009000000100000009b05000047030000250000000c0
000000e000080250000000c0000000e000080120000000c00000001000000520000007001
000001000000d2ffffff0000000000000000000000009001000000000000044000224300610
06c0069006200720069000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000000000000000000000000000000110040ae110010000000a
4b1110024af110052516032a4b111009cae1100100000000cb0110088b1110024516032a4b
111009cae11002000000049642f319cae1100a4b1110020000000fffffffffc02d300d0642f31f
fffffffffff0180ffff0180efff0180ffffffff0000010000080000000800004300000001000000000
000002c01000025000000372e90010000020f0502020204030204ef0200a07b20004000000
000000000009f00000000000000430061006c0069006200720000000000410e000064af110
0dee32e31e88d0832c4b21100d0ae11009c38273106000000010000000caf11000caf1100e8
7825310600000034af1100fc02d3006476000800000000250000000c000000010000002500
00000c00000001000000250000000c00000001000000180000000c0000000000000254000
0005400000000000000000000001a000000370000000100000088870741d1450741000000
002c000000010000004c0000000400000000000000000000009a050000490300005000000
0200000001b00000046000000280000001c0000004744494302000000ffffffffffffffff9c050
00048030000000000004600000014000000080000004744494303000000250000000c0000
000e000080250000000c0000000e0000800e0000001400000000000000100000001400000
00400000003010800050000000b0200000000050000000c0231010602040000002e011800
1c000000fb020600030000000000bc02000000000102022253797374656d0000000000000
000000000000000000000000000000000000000040000002d010000040000002d01000004
000000020101001c000000fb02efff0000000000009001000000000440002243616c696272
6900000000000000000000000000000000000000000000000000040000002d01010004000
0002d010100040000002d010100050000000902000000020d000000320a10000000010004
00000000000702310120320a00040000002d010000040000002d010000030000000000
Data-data :
- Kemiringan dasar sungai rata-rat (I) =0,004
- Jenis tanah pada lokasi bendung
= pasir kasar
- Koefisien kekasaran manning
(n) = 0,025
= + 484.747 m
A = ( b + m*h ) *h
= ( 20+ 1*1 ) *1
m=1
= 21m2
P = b + 2*h m2 + 1
= 20 + 2*1 12 + 1
= 22,828 m
R=A/P
= 21/ 22,828 = 0,919 m
Kecepatan (V)
Q=A*V
= 21 * 2,392 = 50.236 m3/dt
untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan !!
Elevasi
(m)
484.747
494.253
504.747
514.253
524.747
534.253
544.747
554.253
564.747
574.253
584.747
594.253
604.747
H
(m2)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
A
(m)
0
21
44
69
96
125
156
189
224
261
300
341
384
P
(m)
20
22.8284
25.6569
28.4853
31.3137
34.1421
36.9706
39.7990
42.6274
45.4559
48.2843
51.1127
53.9411
R
(m)
0
0.9199
1.7149
2.4223
3.0657
3.6612
4.2196
4.7489
5.2548
5.7418
6.2132
6.6715
7.1189
V
(m/dt)
0
2.3922
3.6311
4.5764
5.3588
6.0355
6.6377
7.1846
7.6889
8.1593
8.6022
9.0224
9.4234
Q
(m3/dt)
0
50.2363
159.7679
315.7710
514.4472
754.4404
1035.4866
1357.8972
1722.3146
2129.5825
2580.6709
3076.6312
3618.5675
Perhitungan ditabelkan sampai mencapai debit banjir rencana, Q100 = 200 m3/dt, maka
untuk mengetahui h diperoleh dengan interpolasi.
Menghitung kedalaman air (h)
Pada saaat Q = 200 m3/dt
h = 2+
( 200 159.767 )
*( 3 2 )
( 315.771 159.767)
= 2,257 m
4.1.2
: + 600.740 m
o Tinggi genangan
: 0,10
o Kehilangan tekanan
- dari saluran tersier ke sawah: 0,10
- sepanjang saluran
: 0,15 m
: 0,40 m
: 0,15 m
: 0,18 m
- untuk eksploitasi
: 0,10
- kemiringan saluran
: 0,117 m
total
: 1,297 m
o Elevasi dasar sungai dilokasi bendung
= + 484.747
m
o Elev bendung = Elev sawah tertinggi + total kehilangan
tekan
= 600.740 + 1,297 + 0,10
= 602.137 m
Jadi ketinggian mercu bendung = elev bendung-elev dasar sungai
P = 602.137 600.740 = 1.397 m
Diambil P ~ 1.4 m
Hd
P= 1.4 m
Hf
4.1.3
Lebar Bendung
Lebar bendung adalah jarak tembok pangkal satu dengan
tembok sisi lainnya.
Lebar bendung sebenarnya adalah lebar bendung total yang
telah dikurangi oleh tebal pilar.
Lebar efektif adalah lebar sebenarnya yang telah
diperhitungkan dengan koedisien pilar dan koefisien
konstraksi.
Rumus :
L = B - t
L = L 2 *( n.Kp + Ka ) *He
Dimana :
L = lebar bendung efektif (m)
L = lebar bendung sebenarnya (m)
N = jumlah pilar
Kp = koefisien konstraksi pilar
Ka = koefisien konstraksi dinding samping
He = tinggi tekanan total diatas mercu
B = lebar bendung
t = jumlah tebal pintu penguras
Pada setiap bendung terdapat banunan penguras yang berfungsi mengurangi
banyaknya bahan padat yang masuk pintu pengambilan. Bangunan penguras
biasanya diletakkan pada sisi tegak lurus as bendung, dengan maksud supaya air
yang mengalir melewati bangunan penguras sejajar dengan mercu bendung
,sehingga :
~ lebar bendung (B) = 20+ ( 2 * 2,257 ) = 24.514 m
~ direncanakan dipakai 2 pilar dengan tebal pilar @ 1m
~ lebar bendung sebenarnya
L = 24.514 2 *1 = 22.514 m
~ Harga koefisien Kp & Ka dilihat pada tabel 4.1 ( KP.02 hal-40 )
Kp = 0,01 ( untuk pilar berujung bulat )
Ka = 0,10 ( untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90o
Kearah aliran dengan 0,5 Hi > r > 0,15 Hi )
~ lebar bendung efektif
L = L 2 *( n.Kp + Ka ) * He
= 22.514 2 * ( 2 *0,01 + 0,10 ) * He
= 22.514 0,24 He
4.1.4
4.1.5
0, 99
C = 1,6 *
1 + 2a ( He / Hd )
1 + a ( He / Hd )
dimana :
Cd = koefisien debit pada saat He=Hd
Hd = tinggi tekan rencana diatas mercu (m)
P = tinggi bendung
C = koefisien pengaliran
a = konstanta yang didapat pada saat He=Hd dan Cd=C
dari persamaan diatas harga konstanta a bisa dihitung ;
1 + 2a ( He / Hd )
Hd
1,6 *
= 2,2 0,0416
1 + a ( He / Hd )
P
0 , 99
0,6 0,0416 ( Hd / P )
a=
0 , 99
1 + 0,0416 ( Hd / P )
0 , 99
He =
C* L
2/3
Q direncanakan dengan kala ulang 100 th dan ditentukan sebesar 200 m3/dt,
dengan asumsi He=Hd dan C=Cd, maka;
Q
Hd =
C*L
2/3
Elevasi
He
(m)
(m)
484
L
(m)
2.20
22.51
Q
(m3/dt
k)
0.0
494
504
514
524
534
544
554
564
574
584
594
604
614
4.1.6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
2.17
2.14
2.11
2.08
2.05
2.02
2.00
1.97
1.94
1.91
1.88
1.85
1.79
22.27
22.03
21.79
21.55
21.31
21.07
20.83
20.59
20.35
20.11
19.87
19.63
19.15
48.3
133.4
239.1
359.1
489.3
627.0
769.9
916.3
1064.8
1214.0
1363.0
1510.7
1799.5
x =3555,55 m
4.2
= parameter
1, 776
= 1,873 Hd 0,776 y
sehingga persamaan lengkungnya x
Tabel perhitungan.
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
X (m)
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
5.500
6.000
6.500
Y (m)
0.078
0.268
0.551
0.918
1.364
1.886
2.480
3.143
3.875
4.672
5.534
6.458
7.445
Diket :
Tinggi mercu (y) = 1.4 m
Dengan interpolasi diperoleh ;
x = 2.5 +
= 2.73 m
lebar tubuh bendung = x + 0,282 Hd
= 2.73 + (0,282*2,424) = 3.41 m
R = 0,5 Hd
= 1,212
r = 0,2 Hd
= 0,485
x1 = 0,175 Hd = 0,424
x2 = 0,282 Hd = 0,683
Bagian belakang titik titik koordinatnya telah dihitung dengan persamaan Y= 0,268
X1,776
Untuk menentukan lengkung akhir, harus memenuhi syarat dy/dx = 0
Kemiringan dibawah ambang rencana 1:1, maka :
dy/dx = 0,286 * 1,776 X0,776
x 0,776 = 2,101 m
x
= 2,603 m
= 1,466 m
V
g *d
dimana :
Fr = bilangan Froude
V = kecepatan aliran (m/dt)
g
Hd
Hf
P= 1.4 m
1. Untuk Fr 1,7 tidak diperlukan kolam olak. Pada saluran tanah bagian hilir harus
dilindungi dari bahaya erosi, saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan
lindungan husus.
2. Bila 1,7 Fr 2,5 kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara efektif.
Pada umumnya kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik,
untuk penurunan muka air z < 1,5 m dapat dipakai bangunan terjun tegak.
3. Jika 2,5 Fr 4,5 maka akan timbul loncatan yang tidak terbentuk dengan baik,
dan akan timbul gelombang sampai jarak yang jauh dari saluran. Cara
mengatasinya adalah dengan mengusahakan agar kolam olak untuk bilangan
froude ini mampu menimbulkan olakan (turbulensi) yang tinggi dengan blok
halngnya, atau menambah intensitas psarannya dengan pemasangan blok depan
kolam. Blok ini harus berukuran besar (USBR tipe IV)
4. kalau Fr 4,5 ini merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam ini
pendek. Tipe ini termasuk USBR tipe III yang dilengkapi dengan blok depan dan
blok halang.
Kedalam air pada kaki belakang pelimpah diperoleh dengan persamaan energi
sepanjang suatu garis arus diantara tinggi air maksimum diatas mercu dan pada kaki
bendung pelimpah.
2
P + He = d1 +
V1
2g
dimana :
P = tinggi bendung (m)
He = ketinggian air maksimum diatas bendung (m)
d1 = kedalaman air pada kaki pelimpah (m)
V1 = kecepatan aliran rata-rata pada kaki belakng pelimpah pada saat Q100
Data-data :
P = 1.4 m
He = Hd = 2,424 m
Q100 = 200 m3/dt
L
= 21.93 m
A = L * (P + Hd)
= 21.93 * ( 1.4 + 2,424 )
= 74.422 m2
jadi ;
Q
Vo = A
= 200 / 74.422 = 2.687 m/dt
Q
V1 = L * d
200
= 21.93 * d 1 = 9.119 /d1
dari persamaan energi :
2
V
P + He = d1 + 1
2g
1.4 + 2,424 = d1 + (9.119*2 / 2*9,8 d12)
d3 3.393 d2 + 4.242 = 0
dengan trial and error diperoleh , d1 = 0,632 m
Kecepatan air pada penampang (V1)
9.119
V1 = 0,632 = 14.428 m/dt
Jadi ;
V1
14.428 2
=
2g
2 * 9,8 = 10.621 m
Tinggi Loncatan Air
Persamaan untuk menghitung tinggi loncatan air dapat digunakan persamaan
untuk kedalaman konjugasi
d2
= 1 / 2 1 + 8 Fr 2 1
d1
d2 =
( KP.02 hal-56 )
d1
1 + 8 Fr 2 1
2
dimana :
d1 = kedalaman air diawal loncat air (m)
d2 = kedalaman air diatas ambang ujung (m)
Fr = bilangan Froude
g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt2)
tinggi loncatan air :
Fr =
V1
g *d
14.428
0,632
d2 = 2
1 + 8 * 5,799 2 1
= 5.415 m
jadi kedalaman air pada kolam olak adalah kecepatan penampang 2 (V2) adalah :
9.119
V2 = 5.415 = 1,684 m/dt
2
V2
1,684 2
=
2g
2 * 9,8 = 0,144 m
Maka :
V
P + He = d 2 + 2 + hf
2g
1.4 + 2,424 = 5.415 + 0,144 + hf
hf = 4,75 m
4.3.2 Elevasi Dasar Kolam Olakan .
Z
P= 1.4 m
Dimana :
D = H + 1,1*Z
H = 1,5 * d
= 1,5 * 2,424 = 3,636 m
Z = hf + V22/2g
= 4,75 + 0,144= 4,894 m
= Elev mercu + Hd
= 602.137 + 2,424 = + 604.561 m
CL =
Lv + 1 / 3LH
Z
dimana :
CL = Angka rembesan line
Lv = jumlah panjang vertikal (m)
LH = jumlah panjang horisontal (m)
Z = beda tinggi muka air pada kondisi kering (m)
CL =
4.5
Lv + 1 / 3LH
Z
38,443 + 1 / 3 * 28,5
= 5,292
9,019
> 5 . OK!!
Dimana :
Fb = tinggi jagaan (m)
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air (m)
4.5.1
V2 = 1,684 m/dt
d2 = 5.415 m
Fb2 = 0,6 + ( 0,037 * 1,684 * 5.4151/3 )
= 0,709 m
4.5.2
V1 = 14.428 m/dt
d1 = 0,632 m
Fb1 = 0,6 + ( 0,037 * 14.428 * 0,6321/3 )
= 1,058m
4.5.3
Keterangan :
Pada pelaksanaan konstruksi tinggi jagaan pada hasil perhitungan biasanya diambil 2
kalinya untuk menjaga keamanan.
4.6
kesaluran primer. Ukuran dari pintu harus sesuai dengan debit rencana untuk saluran
irigasi.
4.6.1
(KP. 02 hal-84)
dimana :
Q = debit rencana yang masuk untuk saluran irigasi (m3/dt)
= koefisien debit ( = 0,8 )
b = lebar bukaan (m)
a = tinggi jagaaan (m)
g = percepatan gravitasi ( 9,8 m/dt2)
Z = kehilangan tinggi energi pada bukaan ( = 0,15 m )
Elevasi ambang bangunan pengambilan ditentukan dari tinggi dasar Sungai,
ambang direncana di atas dasar dengan ketentuan sebagai berikut :
-
Data :
Kebutuhan air tanam
: 1,1/dt/Ha
: 1901 Ha
: 0,8
Maka ;
.?
Q = 0,8 * b * 1 2*9,8*0,2
b = 2.509 / 0,8 * 1,980
b= 1 m
karena Qrenc > Qdbtkan ,maka b diambil =1,2 m
Q = 1,9 m3/dt ,
dengan ;
Tinggi bersih bukaan = 1,0 m
Direncanakan 2 bukaan pintu , maka @ tingginya = 0,5 m
Dengan lebar bukaan = 1,2 m
Jadi lebar total pintu pengambilan = (1,2 *2) + 1
= 3,40 cm
4.7
1. Kecepatan pembilasan
V = 1,5 * C * d
q2
g
kecepatan kritis
Vc =
g * hc
1,52
9,8 = 0,618 m
Vc = 9,8 * 0,618
= 2,46 m/dt > 2,147 m/dt . OK !!
3. Kemiringan lantai penguras
Untuk mempertahankan V= 2,46 m/dt
V = 1/n * R1/3 * S1/2
Pada saat R = hc maka V = Vc
Vc = Vg * hc
g * hc * n
S =
2/3
R
S= 0,0435
Desain Dimensi Kantong Lumpur
Pengertian kantong lumpur adalah sebagian dari bangunan utama atau
merupakan bangunan pelengkap yang mempunyai fungsi untuk mengendapkan
lumpur yang masuk kesaluran.
Kantong lumpur ditempatkan dibelakang intake kemudian hasil dari pembilasan
dibuang melalui saluran pembuang.
Langkah langkah perencanaan
Menentukan ukuran partikel rencana yang akan masuk kejaringan irigasi, kantong
lumpur mengendapkan fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus (0,06
0,07 mm)
Diperkirakan diameter sedimen 0,7m = 0,07 mm (KP.02 hal-136)
Sedimen ini terangkut oleh aliran sebagai sedimen layang.
Volume bahan layang yang harus diendapkan , dimisalkan 0,5 0/00 (permil) dari
volume air yng mengalir melalui kantong lumpur (KP.02 hal-136)
Debit pengambilan rencana Qn = 1,90 m3/dt. Jarak waktu pembersihan /pembilasan
kantong lumpur untuk tujuan dan perencanaan biasanya diambil dua minggu
(KP.02 hal-145)
V = 0,0005 * Qn * T
= 0,0005 * 1,90 * (2*7*24*3600)
= 1149,12 m3
Membuat perkiraan awal luas rata-rata permukaan kantong lumpur dengan rumus :
LB =
Qn
W
dimana :
L = panjang kantong lumpur (m)
B = lebar rata-rata profil penampang (m)
Q = kebutuhan pengambilan rencana (m3/dt)
W = kecepatan endap partikel rencana (m/dt)
Untuk kecepatan endap (W) dapat dibaca dari Gbr. 7.4 (KP.02 hal-143)
-
Biasanya nilai Vn diambil 0,4 m/dt agar partikel-partikel yang lebih besar tidak
langsung mengendap dihilir pengambilan ( hulu kantong lumpur).
Harga Ks dapat diambil 45 (KP.03 hal-40) untuk beton.
Luas penampang basah (A)
An =
Qn 1,90
=
Vn
0,4 = 4,75 m2
An
B = 4,75 / 7,5 = 0,633 m
0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d4643010
0000000000100fb290000000001000000180300000000000018030000010000006
c00000000000000000000001a000000370000000000000000000000702f0000cd1b
000020454d46000001001803000012000000020000000000000000000000000000
00f6090000e40c0000d8000000170100000000000000000000000000005c4b03006
8430400160000000c000000180000000a000000100000000000000000000000090
00000100000009b05000047030000250000000c0000000e000080250000000c000
0000e000080120000000c00000001000000520000007001000001000000d2ffffff0
00000000000000000000000900100000000000004400022430061006c006900620
072006900000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000000110040ae11001000000
0a4b1110024af110052516032a4b111009cae1100100000000cb0110088b1110024
516032a4b111009cae11002000000049642f319cae1100a4b1110020000000ffffffff
fc02d300d0642f31ffffffffffff0180ffff0180efff0180ffffffff00000100000800000008
00004300000001000000000000002c01000025000000372e90010000020f050202
0204030204ef0200a07b20004000000000000000009f00000000000000430061006
c0069006200720000000000410e000064af1100dee32e31e88d0832c4b21100d0ae
11009c38273106000000010000000caf11000caf1100e87825310600000034af1100
fc02d3006476000800000000250000000c00000001000000250000000c000000010
00000250000000c00000001000000180000000c000000000000025400000054000
00000000000000000001a000000370000000100000088870741d14507410000000
02c000000010000004c0000000400000000000000000000009a050000490300005
sehingga :
b = B-2 (m*hn)
= 7,5 2 (1*0,633)
= 5,734 m
keliling basah (Pn)
Pn = b + 2*hn 1+m2
= 5,734 + 2*0,633*2
= 7,524 m
jari-jari hidraulis (R)
Rn = An/Pn = 4,75/7,524 = 0,63 m
Sehingga :
Vn = k*R2/3*Sn12
Vn
Sn =
2/3
k *R
0,4
2/3
45 * 0,63
= 1,463.10-4
Pada saat kantong lumpur dalam keadaan kosong, kecepatan rata-rat yang
diperlukan selama pembilasan untuk pasir kasar Vs = 1,5 m/dt. (KP.02 hal-146)
Debit untuk pembilasan :
Qs = 1,2 * Qn
= 1,2 * 1,90 = 2,28 m3/dt
Penampang basah pada saat pembilasan (As)
As =
Qs
Vs = 2,28 / 1,5 = 1,52 m2
0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d4643010
0000000000100fb290000000001000000180300000000000018030000010000006
c00000000000000000000001a000000370000000000000000000000702f0000cd1b
000020454d46000001001803000012000000020000000000000000000000000000
00f6090000e40c0000d8000000170100000000000000000000000000005c4b03006
8430400160000000c000000180000000a000000100000000000000000000000090
00000100000009b05000047030000250000000c0000000e000080250000000c000
0000e000080120000000c00000001000000520000007001000001000000d2ffffff0
00000000000000000000000900100000000000004400022430061006c006900620
072006900000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000000110040ae11001000000
0a4b1110024af110052516032a4b111009cae1100100000000cb0110088b1110024
516032a4b111009cae11002000000049642f319cae1100a4b1110020000000ffffffff
fc02d300d0642f31ffffffffffff0180ffff0180efff0180ffffffff00000100000800000008
00004300000001000000000000002c01000025000000372e90010000020f050202
0204030204ef0200a07b20004000000000000000009f00000000000000430061006
c0069006200720000000000410e000064af1100dee32e31e88d0832c4b21100d0ae
11009c38273106000000010000000caf11000caf1100e87825310600000034af1100
fc02d3006476000800000000250000000c00000001000000250000000c000000010
00000250000000c00000001000000180000000c000000000000025400000054000
00000000000000000001a000000370000000100000088870741d14507410000000
As
Ps
1,52 *
= 5,734 + (2 * 0,265) = 0,2426 m
untuk pembilasan koefisien kekasaran adalah 40 (KP.03 hal-30), maka besarnya
kemiringan saluran pada saat pembilasan :
Vs = k * R2/3 * S1/2
Vs
Ss =
2/3
k*R
1,5
2/3
40 * 0,243 = 9,294.10-3
pada saat pembilasan harus diusahakan kecepatan alirannya dalam subkritis (Fr <
1) hal ini untuk menghindari gerusan pada saluran akibat kecepatan aliran.
Fr =
=
Vs
g * hs
1,5
9,8 * 0,265 = 0,93 < 1
. OK!
cr = * g * hs * Ss
= 1000 * 9,8 * 0,265 * 9,294.10-3
= 24,136 N/m2
is= 9,294.10-3
L = 172 m
Gambar. Potongan memanjang kantong lumpur.
Pengecekan efisiensi
hn * Vn
L
STABILITAS BENDUNG
Bagian hulu bendung dibuat pada endapan sungai, karakteristik tanah diperkirakan
0
dari hasil tes laboratorium untuk endapan sungai berupa pasir diambil harga = 30 dan
1. Selama debit sungai rendah, pada waktu muka air hulu hanya mencapi
elevasi
mercu + 602.137 m dan pada waktu bak atau kolam olak dikeringkan.
2. Selama terjadi banjir rencana.
tinggi ujung kolam olak dihilir terhadap dsar kolam olak = 0,603 m. Setelah mencari
jalur rembesan dan tekanan air, maka dapat ditentukan gaya-gaya yang bekerja pada
bendung:
- tekanan air
(W1 - W35)
- tekanan tanah
(S1 - S2)
(G1 - G19)
Untuk mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitas.
Dalam analisa stabilitas bendung perlu dilakukan kontrol terhadap :
1. Stabilitas terhadap Guling
MT
Sf
MG
Keadaaan gempa
dengan :
Sf = angka keamanan
untuk kondisi normal Sf = 1,50
untuk kondisi ekstrim Sf = 1,25
MT = jumlah momen penahan (t.m)
MG = jumlah momen guling (t.m)
2. Stabilitas terhadap Geser
V
* f Sf
H
Keadaan gempa
dengan :
Sf = angka keamanan
f = koefisien geser (tg )
V = jumlah gaya vertikal (ton)
H = jumlah gaya horizontal (ton)
3. Stabilitas tehadap daya dukung tanah
M L L
e =
V 2 6
maka
max/ min =
3 * V
3 * ( L / 2 e) * L
dengan :
e = eksentrisitas akibat beban yang bekerja
M = MT MG (t.m)
V = jumlah gaya vertikal (ton)
L = panjang apron (m)
Gaya-gaya resultante adalah :
RV = -99,863 ton
RH = 64,769 ton
M = MV + MH
= -1512,302 + 292,649
= -1219,653 ton.m
garis tangkap (line of action) gaya resultante sekarang dapat ditentukan
sehubungan dengan titik Y.
H =
M H 292,649
=
= 4,518
RH
64,769
V =
M V 1512,302
=
= 15,144
RV
99,863
e=
L M L
2 RV 6
20,5 1219,653
< 1 / 6. * 20,5
2
99,863
Rv 6 e
1
L
L
99,863 6 *1,963
1
20,5
20,5
= 0,5 *
RV
RH EP1
99,863
62,841 49,378
= 3,709 > 2
. OK!
RV
RH
.OK!
s (1 + a / s)
hs
dimana :
S = faktor tekanan (S=2)
s = kedalaman tanah (3,943 m)
a = tebal lapisan lindung (diandaikan 0 m)
hs = tekanan air pada titik 0 m (4,640 3,943 = 0,697 m)
keamanan terhadap erosi bawah tanah menjadi :
S=
3,943
= 5,657 2
0,697
OK!
Dari peta daerah daerah gempa, dapat dihitung koefisien gempa (lihat KP.06
Parameter Bangunan)
ad = a ( ac * z ) m
E=
ad
g
dimana :
ad = percepatan gempa rencana (cm/dt2)
n,m = koefisien jenis tanah (1,56 dan 0,89)
ac = percepatan gempa dasar (160 cm/dt2)
E = koefisien gempa
G = percepatan gravitasi (cm/dt2) = 10
Z = faktor yang bergantung pada letak geografis (0,56)
ad = 1,56 * ( 160 *0,56)0,899 = 85
E = 85 / 1000 = 0,085 < 0,10
ambil E = 0,10
L M L
2 RV 6
OK!
Tekanan tanah
Rv 6 e
1
L
L
OK!
S= f*
= 0,5 *
RV
RH + H e EP
99,863
62,841 + 1,02 49,378
M H 539,405
=
= 5,888
RH
91,606
V =
M V 1458,605
=
= 14,889
RV
97,967
L M L
2 RV 6
20,5 919,2
2
97,967
< 1 / 6. * 20,5
Rv
L
6e
1
L
97,967 6 * 0,867
1
20,5
20,5
RV
RH EP1
= 0,6 *
97,967
91,606 64,508
= 2,169 > 2
. OK!
RV
RH
.OK!
s (1 + a / s)
hs
dimana :
S = faktor tekanan (S=2)
s = kedalaman tanah (3,943 m)
a = tebal lapisan lindung (diandaikan 0 m)
hs = tekanan air pada titik 0 m (8,86 7,723 = 1,137 m)
keamanan terhadap erosi bawah tanah menjadi :
S=
3,943
= 3,468 2
1,137
OK!
ad
g
dimana :
ad = percepatan gempa rencana (cm/dt2)
n,m = koefisien jenis tanah (1,56 dan 0,89)
ambil E = 0,10
L M L
2 RV 6
OK!
Tekanan tanah
6e
1
L
Rv
L
OK!
Gelincir :
S= f*
= 0,6 *
RV
RH + H e EP
97,967
91,606 + 1,335 64,508