Ada isu “pasukan lain”
menyusup. Perwira yang
berada di lapangan saat
peristiwa Trisakti terjadi,
lianggap bertanggungjawab.
MESKI perlahan, misteriyang menyelimu-
ti tragedi berdarah di Universitas Trisati
‘ulai menemukan titik terang. Ini terjadi,
rmenyusul usainya penyidikan aparat
milter techedap peristiva nan kelabu itu.
‘Menurut Komandan Polisi Militer Kodam
(Dan Pomdam) Jaya, Kolonel CPM Drs.
Hendardj,ketua Tim Pengusut ABRI yang
‘menangani peristiwa ‘Tisai, aporan pe-
nyidikan terhadap peristiwa 12 Mei 1998
jiu sudah tuntas, Minggu (24/5). Setelah
= diserahkan ke Kodam Jaya, pengumuman
terperinci dilakukan langsung oleh Pang-
lima ABRI, Jenderal (TN) Wiranto, Benat,
usai sidang kabinet pertame Senin (25/5),
Wiranto menjelaskan bahwa, ada delapan
pelaku utama dari ABRI yang diduga me-
nyebabkan kematian beberapa mahasiswa,
disamping enam perwira yang dianggap
‘mendotong terjadinya tindakan non pro-
sedurl dan indisipliner
Pernyataan yang lebih transparan, jus-
tru dateng dari Komandan Pusat Polisi
liter (Dan Puspom) ABRI, Mayjen
UND) Syamsu Djalal Perwira tinggi yang
bertugas sebagai supervisor Tim Pengusut
ABRI its menegaskan, tragedi Tiisakti
adalah tanggung jawab seluruh perwira
yang berada di tempat kejadian. Bahikan,
Syamsutegas mengidentifikasi: penem-
bakan dengan senjata tajam yang mene-
weskan empat mahasiswa itu berasal dari
keesatuan Brigade Mobil (Brimob). "Kolo-
nel Damanik kan ada di sana, Dia ikut
memberikan perintah-perintab,” ujer
Mayjen Syamsu.
Dari mana tepatnya asal-usul si pe
netnbak, sata hal past, ist telanjur beredar
santer di luar. Yakni, ada penembak gelap
atau "pasukan liar” yang
PEMAKAMAN ELANG MULYA.
yang menggelar demo
berhasil masuk ke dalam — TragadiTsakt tanggungawab —proreformesi it mulai
‘tim keamanan, saat peris- saluruh perwira yang berada di -membubarkan dir. Dari
tia Trisakti terjedi, Be- tempat kejadian, arch kentor Wali Kota Ja-
narkah? Sepanjang pekan
Jalu, Tim Investigasi Tajuk mencoba me-
rekonstruksi peristiwa bersejarah itu, ber-
dasarkan sejumlah temuan di lapangan.
Inilah hasilaya:
Hari telah senja, Ketika sekitar 6.000
mabasiswa Universitas ‘Trisakti (Usakti)
“ajuk no. 7.1 2011998
a2
Karta Barat, mereka ber-
jalan menuju kampus yang jaraknya cuma
200 meter. Aksi demo itu sendiri dimulai
pukul 12.30; Awalnye, mahasiswra berniat
long march ke gedung DPR/MPR. Namun,
Tra itu urung dilakuken, karena — tepat di
rmuka Kantor wali kota — mereka diha-‘dang batisan pasukan Pengendalian Massa
(Dalmas) Kepolisian Resort (Poles) Jakar-
ta Barat, yang didukung pasukan Koran-
do Distrik Militer (Kodi) Jakbar.
Setelah suasana reda, melalui pengeras
sara, Kapolres Jakbar, Letkol (Pol.) Drs.
‘Timur Pradopo, sempat mengueapkan te-
ima kasit kepada mahasiswa atas keter-
tiban aksi mereka. Inj antara lain karena,
sekitar pukul 1630, Dekan FH dan FE
Usalti Adi Andojo Soetjipto dan Chaira-
man Keluar dari kampus, ikut meredakan
suasana, seraya mengimbau mahasiswa
untuk kembali ke kampus.
Selang 15 menit,ketika sebagian besar
mahasiswa sudah memasuki halaman
kampus, tiba-tiba muncul seorang alum-
snus Fakultas Desain (drop-out) angkatan
1976, Mas‘ud, si mahasiswa DO itu, ber-
tingkah “ane Sejik aksi digear ia sudah
bili mudik ikut mengatur mahasiswa de-
rngan tingkahnya yang berlebshan, Pada-
hal, sebegian besar yunioimya tak menge-
nal Mas'ud. Tak sedikit mahasiswa yang
bbahkan amat jengkel atas tingkah-polah-
nya. Karena itu, mereka pun berteriak ser~
aya menunjuk ke arch Mas'ud, "a-
tel.
Secara serempak, para mahasiswa ber-
‘upaya mengeroyok Mas'ud, Merasateran-
cam, si pembuat ulah itu berlari ke arah
aparat, mencariperlindungan. Keruan,
suasana seketika tegang kembali, Pasukan,
Dalmas secara spontan kembali berjaga-
jaga menghadapi mahasiswa, Rupanya, pi-
hak keamanan pun mendiaga, Mas'ud be-
nnar seorang intel. Saat itulah terdengar
suara senjata dikokang, krak! "Kala mere-
ka mendesak, sikat soja.” seru seorang pe-
tgas.
Ketegangan kian memuncak, lebih-
lebih setelah terdengar suara, “Berani ma~
jus saya serang kamu.” Emosi mahasiswa
terpancing. Dari arah Kerumunan maba-
siswa, misalnya, mulai terlihat sebatang
bambu melenting ke arah pasukan Dal-
‘mas. Tak disangka, sambutan dari barisan
aparat justru sebuah aba-aba: "Ser-
uuu...”
‘Mabasiswa, yang tidak menduga bakal
diserbu, angkat kaki seribu. Pasukan Dal-
‘mas yang bersenjatakan pentungan me-
ngejar_mahasiswa. Tak lama kemudian,
“dor!” — terdengar svara bedil meletus.
Pasukan Brimob di belakang Dalmas pun
melontar gas air mata. Sebagian lagi, son-
‘tak memuntahkan peluru hampa dan pe-
Juru Karet ke ara mabasiswa yang mulai
igerayangi kepanikan.
‘Mereka belingsatan mencari selamat.
‘Ada yang masuk kantor wali kota, ada yang
‘menerabas ke kampus Universitas Taru-
‘manegara. Selebibnya, masuk sedalam-da-
Jamnya. ke halaman kam-
pus Usakti sendiri. Mercka
yang punya nyali lebib,
‘mencoba membalas den-
gan melempar batu atau
botol dari dalam kampus,” Mahasiswa ber-
pikir, polisi menembak pakai peluru karet.
‘Makanya mereka berani melempar batu.”
Kisah Advendi, koordinator operasi dan
pengendalian massa Crisis Center (CC)
bberpikir
'PROSES! PEMAKAMAN PAHLA-
WAN REFORMAS!, Mahasiswa
polisi menombak
ppakai peluru kart.
Pasukan Brimob terus merangiek. Dua
lapis pasukan — selapis berdiri dan selapis
Jain berjongkok — membidikkan senjata
ke arah mahasiswa dari arah pagar. Pada
saat bersamaan, belasan personel dari Unit
Reaksi Cepat, Patroli Bermotor (Patmor),
rmembidikkan senjata laras panjangnya ke
halaman kampus dari atas jembetan la.
yang di muka kampus Usakti Saya lihat
‘dengan mata kepala send, embakan dari
jembatan leyang ita mengenai kawan saya,
Yudo dan Hery, kata Andi, kepada Tajak
Penembaknya berseragam coklat, ber-
hhelm putih dengan plester merah di bela-
kang, Rompi hitam, dan di belakangnya
bertuliskan ‘polisi” warna merah, Saat ita
jarum jam menunjuk pu-
kull8.15. Situasi Kian ea
rut marut, Beberapa ma-
hasiswa berusaha meno-
Tong rekannya yang ter-
tembak, Lampu taman di halaman Usak
yang ¢ipadamkan, semakia membuat sua-
kam.
Emp. mahasiswa akhirnya tewas,
Mereka adalah: Flang Mulya Lesmana, 20,
(Fak. Teknik Sipi), Hendriawan Lesmana,