Professional Documents
Culture Documents
Kuliah 18. Fisiologi Sistem Kardiovaskuler (DR - Pipiet)
Kuliah 18. Fisiologi Sistem Kardiovaskuler (DR - Pipiet)
Pipiet Wulandari
Total blood volume = 4-5 L (7% fat-free body mass) Low pressure system , capasitance vessels ( 80%) Central venous pressure right atrium , 4-12 cm H2O Distribution of blood :
Overview
overview
cardiac cycle.
(1) systole (2) diastole.
Cardiac cycle
Heart Sounds
S1-S4. Biasanya yang terdengar suara jantung pertama dan kedua. Suara jantung terjadi berhubungan dengan aktivitas katup jantung. Suara jantung pertama, dikenal dengan "lubb" (S1) terjadi kurang dari 1 detik. S1, menandakan permulaan kontraksi ventrikel, terjadi karena penutupan katup AV. Suara jantung kedua, "dupp" (S2) terjadi saat permulaan pengisian ventrikel, akibat penutupan katup semilunar.
End-diastolic volume (EDV). The amount of blood in each ventricle at the end of ventricular diastole (the start of ventricular systole). End-systolic volume (ESV). The amount of blood remaining in each ventricle at the end of ventricular systole (the start of ventricular diastole). Stroke volume (SV). The amount of blood pumped out of each ventricle during a single beat, which can be expressed as EDV - ESV = SV. Ejection fraction. The percentage of the EDV represented by the SV. Cardiac output (CO), the amount of blood pumped by each ventricle in 1 minute.
End-diastolic volume
End-systolic volume.
ESV tergantung: (1) the preload, (2) the contractility of the ventricle, and (3) the afterload.
Bahwa sewaktu tekanan atrium meningkat, maka volume yang dikeluarkan oleh masing-masing ventrikel permenitnya akan meningkat. Cara lain menyatakan mekanisme FrankStarling, sewaktu ventrikel diisi sampai tekanan atrium naik lebih tinggi, maka volume ventrikel dan kontraksi meningkat dan jantung akan memompa lebih banyak darah pada arteri.
Cells :
Automaticity (impulse generation ) Rhythmicity ( fr & regularity of pacemaking act) All or none response by gap junction = impulse complete contraction
Pacemaker system (SA & AV node) Conduction system (bundle of His, purkinje fibers) Working myocardium
Kumpulan saluran ini lebih lambat terbuka, tetapi saluran ini tetap terbuka selama seperbeberapa puluh detik. Selama waktu ini ion Na & Ca mengalir lewat saluran ini masuk ke bagian dalam serat otot jantung dan hal ini akan mempertahankan periode depolarisasi dalam waktu panjang plateu
Saluran Kalium
Bila potensial aksi menjalar sepanjang membran ot. Jantung potensial aksi menyebar ke serat ot. Jantung sepanjang tubulus T. Dari tubulus T, bekerja pada membran tubulus sarkoplasmik long. pelepasan ion Ca+ ke dalam sarkoplasma otot.
Fungsi Ion Kalsium : Ion Ca+ berdifusi miofibril dan mengkatalisis reaksi kimiawi mempermudah pergeseran filamen aktin dan miosin timbul kontraksi otot. Saat potensial aksi, ion- ion Ca tambahan dari tubulus T berdifusi ke dalam sarkoplasma meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung
b. Pengaruh ion kalsium: Kelebihan: Menyebabkan kontraksi jantung secara spastis karena ion2 kalsium membangkitkan kotraksi jantung. Kekurangan: Kelemahan jantung=ion kalium
Di dalam otot jantung ada tiga macam saluran ion membran yang berperan penting dalam menyebabkan perubahan voltase potensial aksi yaitu : 1.saluran cepat natrium 2.saluran lambat kalsium-natrium 3.saluran kalium
Sistem konduksi diatur sedemikian rupa sehingga impuls jantung tidak akan menjalar terlalu cepat dari atrium menuju ke ventrikel dengan demikian penundaan ini akan memberi waktu yang cukup bagi atrium untuk mengosongkan isinya ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel dimulai.
Impuls pada jantung ditimbulkan oleh: Nodus sinus: frekuensi 70-80 kali/mnt Nodus A-V: frekuensi 40-60 kali/mnt Serat purkinje: frekuensi 15-40 kali/mnt
Nodus sinus lebih banyak mengatur denyut jantung dibanding nodus A-V dan serat purkinje Jadi nodus sinus merupakan pacu jantung yang normal
Setiap kali nodus sinus melepaskan impuls, impuls akan dihantarkan ke nodus A-V dan serat purkinje yang akan merangsang membran nodus AV dan serat purkinje yang peka, kemudian akan mengalami proses pemulihan dari potensial aksi dan menjadi hiperpolarisasi.
Electrocardiogram (ECG)
Acth by parasympatetic fibers (M2 cholinoceptors on pacemaker) Noe ephinephrine (NE) by sympatetic fibers & plasma (E) Beta 1 adrenoceptors
INERVASI COR
INERVASI COR EKSTRINSIK (OTONOMIK) MEDULLA OBLONGATA PUSAT PARASIMP. PUSAT SIMP. (PUSAT KARDIOINHIBITORIS) (PUSAT KARDIOAKSELERATORIS) (CIC: CARDIOINHIBITORY CENTER) (CAC: CARDIOACCELERATORY CENTER) N X: ACh MED. SPIN. N. cardiacus: NE
NODUS SA
MYOCARDIUM
NODUS AV
DJ DENYUT JANTUNG
KECEPATAN DJ KEKUATAN DJ
1. 2. 3.
Diperlukan pada saat olah raga, dan kondisi lain yang memerlukan aliran darah yang cepat Menyebabkan 3 efek penting: Meningkatkan denyut jantung Meningkatkan kontraksi jantung Meningkatkan tekanan ejeksi meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa
1.
2.
3.
Biasanya mengurangi aktivitas jantung selama periode istirahat Menyebabkan 3 efek penting: Menurunkan denyut jantung Menurunkan kontraksi otot arteri Menunda konduksi impuls melalui simpul AV Menurunkan aktivitas jantung pada periode istirahat
Arterial BP in systemic circulation Maximun BP (systolic ) ejection phase Minimum BP (dyastolic) isovolumic contraction Pulse pressure = BP amplitude (Systolicdyastolic) --- SV, arterial compliance
Blood pressure
Baroreseptor Vasoreseptor
*SIN. CAROT.: Letak: di percabangan a. caroticus communis menjadi a. carot. externus & internus
COR CARDIAC OUTPUT TEK. DARAH ARTERIAL KECEPATAN KONTRAKSI KEKUATAN KONTRAKSI * Jika tek. darah Proses: sebaliknya
CO2/O2
TEK. DARAH BARORESEPTOR* : AORTICUS SINUS CAROTICUS N IX N. HERING NX SIN. CAROTIC. * Akhiran saraf menyebar(spray) di dinding arteria
Glom. Aortic.
Arcus aortae
MED. OBL.
SIN. AORTIC.
(+) CAC