Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4 Scene 3 Blok 11 Angkatan 2006
Kelompok 4 Scene 3 Blok 11 Angkatan 2006
Arisman Anggota :
Azwar Zulmi Mutia Fatrina Mita Adriani Andi Hasyim Kenny Merryn Yuliarni Leo Fernando Rani Apriani Said Sabri Intan Meilita Septika Lena Elida
Mr. Brown, 60 years old come to emergency room with chief complaint can not voiding spontaneously since 3 hours ago and suffered from lower abdominal pain. History of illness, he has weak of stream and strain of urination since 6 months ago. Discuss this case completely.
INFORMASI TAMBAHAN Obstructive symptoms occurred since 6 months ago include hesitancy (delay to start voiding), decreased force and caliber of stream, sensation of incomplete bladder emptying, straining to urinate, post void dribbling (kencing terakhir menetes) Iritative symptoms : urgency, frequency (kencing sedikit sedikit dan sering karena obstruksi prostate) and nocturia (terbangun waktu kencing selama jam tidur > 1) IPSS (International Prostatic Symptoms Score) since 6 months ago = 28 (0-7 = mild ; 8-9 = moderate; 20-35 = severe) On physical examination - BP = 150/90 mmHg - HR = 105 x/min - Temperature = 37 0C - Head and neck : normal - Chest : normal
- Abdominal :
Inspection : distend lower abdominal Palpation : bladder palpable 2 cm below the
umbilicus
DRE (Digital Rectal Examination) should be done after insert the catheter into the urethra :
Sphincter tone is normal, prostate enlarge,
Laboratory finding : serum creatinine = 1,0 urine sediment = RBC 10 /HPF, WBC 0-2/HPF Imaging : USG : bilateral mild hydronefrosis, bladder is full, prostate enlarge 6 cm x 5 cm x 5 cm
Cannot voiding spontaneously : Tidak bisa berkemih secara spontan Lower abdominal pain : Nyeri perut bagian bawah Hesitancy : menunggu lama dipermulaan berkemih Sensation of incomplete bladder emptying : sensasi rasa penuh di buli-buli akibat pengosongan buli-buli yang tidak sempurna Straining to urinate : mengedan saat berkemih Dribbling : urin yang menetes pada akhir miksi Urgency : sensasi ingin berkemih yang tak terkontrol / tak bisa tertahan lagi.
Frequency : berkemih sering tetapi sedikit-sedikit Nocturia : keinginan untuk berkemih pada malam hari IPSS/ AUA since 2 months ago : 28 Distend lower abdominal : perasaan penuh pada bagian bawah perut (vesika urinaria ) Consistency rubbery: konsistensi kenyal / elastis ( kelenjar prostat) Induration : bagian yang menonjol dan teraba keras Bilateral mild hydronephrosis : Hidronefrosis bilateral ringan
Mr. Brown 60 tahun mengeluh nyeri pada perut bawah dan tidak bisa kencing sejak 3 jam yang lalu. Tekanan darahnya 150/90 mmHg, nadi 105 x/ menit.Buli-buli penuh, prostate membesar, micros hematuria, hidroneprosis ringan bilateral. Gejala Lower Urinary Tract Symptoms sejak 6 bulan lalu.
Bagaimana anatomi, fisiologi berkemih, dan histology lower abdominal pain traktus urinarius pada ? 2. Anamnesis
1.
a. b. c. d.
7.
8. 9.
e. Pathogenesis
Mr.Brown, 60 tahun, dengan retensi urin yang disebabkan pembesaran prostate jinak, hipertensi serta hidronefrosis ringan.
Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler,yang terletak disebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm.12
Kelenjar
lobus :
lobus medius lobus lateralis (2 lobus) lobus anterior lobus posterior 8,12
Kelenjar prostate menyekresi cairan encer, seperti susu, yang mengandung ion sitrat, kalsium,ion fosfat, enzim pembeku, dan profibrinolisin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasa ovum, karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan sebagai akibat, akan menghambat fertilisasi sperma. Juga, secret vagina bersifat asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH sekitarnya meningkat kira-kira 6 sampai 6,5. Akibatnya, merupakan suatu kemungkinan bahwa cairan prostate menetralkan sifat asam dari cairan lainnya setelah ejakulasi dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma.
Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang bermuara dikanan dari verumontanum dibagian posterior dari uretra pars prostatika. Disebelah depan didapatkan ligamentum pubo prostatika, disebelah bawah ligamentum triangulare inferior dan disebelah belakang didapatkan fascia denonvilliers. Fascia denonvilliers terdiri dari 2 lembar, lembar depan melekat erat dengan prostat dan vesika seminalis, sedangkan lembar belakang melekat secara longgar dengan fascia pelvis dan memisahkan prostat dengan rektum. Antara fascia endopelvic dan kapsul sebenarnya dari prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi pleksus prostatovesikal
Pada
Pada BPH kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis : kapsul anatomis kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya (outer zone) sehingga terbentuk kapsul kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara bagian dalam (inner zone) dan bagian luar (outer zone) dari kelenjar prostat. BPH sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena mengandung banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu keganasan prostat. Sedangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung jaringan kelenjar.
1. Supra Vesika
sempurna dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Rochani,2000) : disebabkan karena persarafan kandung kemih misalnya trauma medula spinalis, atau kerusakan syaraf-syaraf sympatis dan para sympatis akibat trauma operasi atau neuropati DM. Obat-obatan anticholinergike, smooth muscle relaksasi. Symphatikomimetik dapat menyebabkan retensi urine.
2. Vesika.
Penyebab vesikal adalah kelainan-kelainan
kandung kemih yang diakibatkan obstruksi lama atau infeksi kronis yang menyebabkan fibrosis buli-buli sehingga kontraksi buli-buli melemah.
3. Infra Vesikal
Penyebab infra vesikal adalah penyebab
mekanik seperti:
Klep uretra posterior congenital Meatus stenosis kongenital Striktur uretra Batu uretra Prostat hipertropi
Riwayat penyakit sekarang : lemahnya pancaran dan aliran urin sejak 2 bulan yang lalu
Penyebab - Obstruksi pada traktus urinarius akibat pembesaran kelenjar - Kelemahan otot detrusor dalam berkontraksi Mekanisme Pada kasus benign prostat hyperplasia lemahnya pancaran urin merupakan manifestasi dari penyempitan uretra pars prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama saehingga kontraksi terputus-putus.
Retensi: a.1 kali retensi b.> 1 kali retensi c.Inkontinensia Kencing sulit ditunda: a.Tidak tahu c. Sedang b.Ringan d. Berat Kencing saat malam hari: a.0 1 c. 3 - 4 b.2 d. > 4 Kencing siang hari a.> 3 jam sekali b.Setiap 2 3 jam sekali c.Setiap 1 2 jam sekali d.< 1 jam sekali
Adakah anda merasa buli-buli tidak kosong setelah buang air kecil? Berapa kali anda hendak buang air kecil lagi dalam waktu 2 jam setelah buang air kecil:
c. 3 d. 4 e. 5
Berapa kali terjadi air kencing berhenti sewaktu buang air kecil? a.0 c. 3 b.1 d. 4 c.2 e. 5 Berapa kali anda tidak dapat menahan keinginan buang air kecil? a.0 c. 3 b.1 d. 4 c.2 e. 5 Berapa kali arus air seni lemah sekali sewaktu buang kecil? a.0 c. 3 b.1 d. 4 c.2 e. 5
Berapa kali terjadi anda mengalami kesulitan memulai buang air kecil (harus mengejan)? 0 c. 3 1 d. 4 2 e. 5 Berapa kali anda bangun untuk buang air kacil di waktu malam? 0 c. 3 1 d. 4 2 e. 5 Andaikata hal yang anda alami sekarang akan tetap berlangsung seumur hidup, bagaimana perasaan anda? Sangat senang d. Agak tidak senang Cukup senag e. Tidak menyenangkan Biasa saja f. Sangat tidak
menyenangkan
Jumlah nilai :
0 = baik sekali 1 = baik
2 = kurang baik
3 = kurang 4 = buruk
5 = buruk sekali
konstriksi leher kandung kemih memerlukan tekanan yang tinggi untuk mengeluarkan urin. Kandung kemih diregangkan sampai mencapau tekanan tersebut dan akan mengeluarkan isinya sampai tekanan tersebut turun lagi. Keadaan ini merupakan miksi karena kelebihan isi (overflow voiding). Urgensi : idem Sensasi pengosongan bledder tidak lampias: idem Masih menetes : idem Sering terbangun dari tidur : idem Suhu tubuh 370C : sedikit demam Distensi abnormal Bladder teraba 2 cm di bawah umbilicus : prostat membesar
BPH +
+
+ + + + + +
+
+ +
+
+ +
+ +
+ +
Intermiten Distensi abnormal Tekanan darah naik Hidronefrosis Pembesaran prostat Demam Kreatinin serum Ureum RBC
+ + + -
+ + - [+,Pembesaran bladder] + + +
atau normal
WBC
Kultur
Laboratorium
Kasus Normal Interpretasi 1,4 Normal Tinggi : azotemia pra renal, penyakit ginjal, 1 mg/dl 0,5 mg/dl
Serum Kretinin
RBC
10 lpb
0 3 lpb
Leukosit
0 2 0 5 lpb
lpb
Normal
Jika meningkat menunjukkan adanya
peradangan
USG
Bilateral mild hidronefrosis: meningkatnya tekanan di pyelum dan di calyx akibat urin yang tidak keluar. Bladder is full : penuh karena urin tidak dapat keluar sehingga terus tertahan di bladder Prostate enlargement 6 x 5 x 5 cm ( normal = 3 x 4 x 2,5 cm) : terjadi pembesaran prostat
BPH adalah pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. Pembesaran prostat jinak akibat sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal, yang biasanya dialami laki-laki berusia diatas 50 tahun.
1/3 dari laki-laki berumur diatas 50 tahun BPH secara histologi 90% terdapat pada pria berumur diatas 85 tahun. 45% terjadi laki-laki berumur 46 tahun Meningkat 24% pada pria diatas 80 tahun
Beberapa teori berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor pertambahan usia, yaitu: Teori DHT (dehidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan enzim 5- reduktase dikonversi menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat. Teori Reawakening. Teori ini berdasarkan kemampuan stroma untuk merangsang pertumbuhan epitel. Teori stem cell hypotesis. Stem sel akan berkembang menjadi sel aplifying. Sel aplifiying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen ini akan berproliferasi dan menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal.
dibawah pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari epidermis growth factor (EGF) dan atau fibroblast growth factor (FGF) dan atau adanya penurunan ekspresi transforming growth factor (TGF ), akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan akan menghasilkan pembesaran prostat. Peranan dari growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. Terdapat empat peptic growth factor yaitu; basic transforming, dan1, transforming growth factor growth factor, transforming growth factor epidermal growth factor.
Teori Hormonal
Teori ini dibuktikan bahwa sebelum pubertas
dilakukan kastrasi maka tidak terjadi BPH, juga terjadinya regresi BPH bila dilakukan kastrasi. Selain androgen (testosteron/DHT), estrogen juga berperan untuk terjadinya BPH.
Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkuramgnya sel yang mati
Perubahan paling awal pada BPH adalah di kelenjar periuretra sekitar verumontanum:
Perubahan hiperplasia pada stroma berupa
nodul fibromuskuler, nodul asinar atau nodul campuran fibroadenomatosa. Hiperplasia glandular terjadi berupa nodul asinar atau campuran dengan hiperplasia stroma. Kelenjar-kelenjar biasanya besar dan terdiri atas tall columnar cells. Inti sel-sel kelenjar tidak menunjukkan proses keganasan.
BPH adalah perbesaran kronis dari prostat pada usia lanjut yang berkorelasi dengan pertambahan umur. Perubahan yang terjadi berjalan lambat dan perbesaran ini bersifat lunak dan tidak memberikan gangguan yang berarti. Tetapi, dalam banyak hal dengan berbagai faktor pembesaran ini menekan uretra sedemikian rupa sehingga dapat terjadi sumbatan partial ataupun komplit. Penurunan kadar serum testosteron, dan kadar estrogen meningkat. Juga terdapat teori bahwa rasio estrogen/androgen yang lebih tinggi akan merangsang hyperplasia jaringan prostat. Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin di antara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Hal ini mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil.
Usia tua Merokok Aktivitas fisik yang kurang PSA tinggi (antigen spesifik prostat)
Etiologi2 BPH Penyempit an uretra TIV Hipertrofi m. detrusor Trabekula, selula, divertikula
Residual urin stasis Peradang an Infiltrasi dr plasma sel, limfosit, sel PMN Edema submukos a VU Pembentu kn batu Daya tampung VU mengecil Daya m. detrusor smkin lmh
Residual urin
Elektrolit imbalance
Gagal ginjal
Hiper kalemia
Hiper natremia
Frekuency, urgency, nocturia, urge continance yg berlangsung trsmenerus Tahanan outflow lbh meningkat
takikardi
HT Usia
Retensi urin VU membsr & meregang Daya kontraksi menghilang Overflow incontinance
Obstruksi pada uretra dan kehilangan fungsi vesica urinaria menyebabkan pengosongan vesica urinaria tidak sempurna. Hesistansi, aliran dan pancaran urin lemah Urgensi, urin keluar hanya menetes atau bocor Sering berkemih terutama saat malam (nocturia) Retensi urin dan incontinence karena overflow Intermiten Frekuensi Unge incontinence (sulit menahan kencing)
Obstruksi. Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga faktor yaitu volume kelenjar periuretral, elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat, kekuatan kontraksi otot detrusor. Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaris yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh., gejalanya ialah:
Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency) Nokturia Miksi sulit ditahan (Urgency) Disuria (Nyeri pada waktu miksi) (P/UI)
Gejala-gejala tersebut diatas sering disebut sindroma prostatismus. Secara klinis derajat berat gejala prostatismus itu dibagi menjadi : Grade I : Gejala prostatismus + sisa kencing < 50 ml Grade II : Gejala prostatismus + sisa kencing > 50 ml Grade III : Retensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih bagian atas + sisa urin > 150 ml 7
Watchful Waiting Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan.Tindakan yang dilakukan adalah observasi saja tanpa pengobatan.
Terapi Medikamentosa. Pilihan terapi nonbedah adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa).
Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per oral. Prazosin (Minipress) 2 mg per oral Alfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oral Indoramin 20 mg per oral Terazosin (Hytrin) 1-5 mg peroral; bisa dititrasi dengan dosis maksimal 10 mg berdasarkan tolerabilitas dan perkembangan gejala.may titrate to maximal dose of 10 mg based on tolerability and symptomatic improvement Doxazosin (Cardura) 1 mg per oral Tamsulosin (Flomax) 0,4 ma per oral pada awalmya kemudian ditingkatkan menjadi 0,8 mg per oral.
menghampat konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan kadar DHT menjadi turun, yang dapat mengurangi ukuran prostat.
Finasteride (Proscar) 5 mg per oral Dutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral
Tekniknya antara lain Transurethral laser induced prostatectomy (TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser therapy.
Menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yang menimbulkan obstruksi dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter. Transurethral incision of the prostate (TUIP) Dilakukan terhadap penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan ukuran prostat kecil. Terapi laser
Trans urethral needle ablation (TUNA) Alat yang dimasukkan melalui uretra yang apabila posisi sudah diatur, dapat mengeluarkan 2 jarum yang dapat menusuk adenoma dan mengalirkan panas, sehingga terjadi koagulasi sepanjang jarum yang menancap di jaringan prostat. High intensity focused ultrasound (HIFU) Melalui probe yang ditempatkan di rektum yang memancarkan energi ultrasound dengan intensitas tinggi dan terfokus. Intraurethral stent Adalah alat yang secara endoskopik ditempatkan di fosa prostatika untuk mempertahankan lumen uretra tetap terbuka. Transurethral baloon dilatation Dilakukan dengan memasukkan kateter yang dapat mendilatasi fosa prostatika dan leher kandung kemih.
uretra atau rektum sampai suhu 42-45oC sehingga diharapkan terjadi koagulasi.
Kini, sudah beredar suplemen makanan yang dapat membantu mengatasi pembesaran kelenjar prostat. Salah satunya adalah suplemen yang kandungan utamanya saw palmetto. Berdasarkan hasil penelitian, saw palmetto menghasilkan sejenis minyak, yang bersama-sama dengan hormon androgen dapat menghambat kerja enzim 5-alpha reduktase, yang berperan dalam proses pengubahan hormon testosteron menjadi dehidrotestosteron (penyebab BPH). Hasilnya, kelenjar prostat tidak bertambah besar.
Zat-zat gizi yang juga amat penting untuk menjaga kesehatan prostat di antaranya adalah :
Vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting dalam mencegah pertumbuhan sel kanker, karena menurut penelitian, 5-10% kasus BPH dapat berkembang menjadi kanker prostat. Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat. Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu melancarkan pengeluaran air seni dan mendukung fungsi ginjal. L-Glysine, senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran rangsangan ke susunan syaraf pusat. Zinc, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma.
Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker prostat merupakan kanker pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru-paru. BPH yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping yang cukup merugikan bagi penderita.
Hemoragi Pembentukan bekuan Obstruksi kateter Disfungsi seksual Impotensi Retensi urin Insufiensi ginjal Infeksi traktus urinarius berulang Hematuria Kalkuli pada vesica urinaria Gagal ginjal dan uremia Refluks vesico uretet Hidroureter Hidronefrosis