Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 60

Tutor : dr.

Arisman Anggota :

Azwar Zulmi Mutia Fatrina Mita Adriani Andi Hasyim Kenny Merryn Yuliarni Leo Fernando Rani Apriani Said Sabri Intan Meilita Septika Lena Elida

Mr. Brown, 60 years old come to emergency room with chief complaint can not voiding spontaneously since 3 hours ago and suffered from lower abdominal pain. History of illness, he has weak of stream and strain of urination since 6 months ago. Discuss this case completely.

INFORMASI TAMBAHAN Obstructive symptoms occurred since 6 months ago include hesitancy (delay to start voiding), decreased force and caliber of stream, sensation of incomplete bladder emptying, straining to urinate, post void dribbling (kencing terakhir menetes) Iritative symptoms : urgency, frequency (kencing sedikit sedikit dan sering karena obstruksi prostate) and nocturia (terbangun waktu kencing selama jam tidur > 1) IPSS (International Prostatic Symptoms Score) since 6 months ago = 28 (0-7 = mild ; 8-9 = moderate; 20-35 = severe) On physical examination - BP = 150/90 mmHg - HR = 105 x/min - Temperature = 37 0C - Head and neck : normal - Chest : normal

- Abdominal :
Inspection : distend lower abdominal Palpation : bladder palpable 2 cm below the

umbilicus

DRE (Digital Rectal Examination) should be done after insert the catheter into the urethra :
Sphincter tone is normal, prostate enlarge,

consistency rubbery, no induration.

Laboratory finding : serum creatinine = 1,0 urine sediment = RBC 10 /HPF, WBC 0-2/HPF Imaging : USG : bilateral mild hydronefrosis, bladder is full, prostate enlarge 6 cm x 5 cm x 5 cm

Cannot voiding spontaneously : Tidak bisa berkemih secara spontan Lower abdominal pain : Nyeri perut bagian bawah Hesitancy : menunggu lama dipermulaan berkemih Sensation of incomplete bladder emptying : sensasi rasa penuh di buli-buli akibat pengosongan buli-buli yang tidak sempurna Straining to urinate : mengedan saat berkemih Dribbling : urin yang menetes pada akhir miksi Urgency : sensasi ingin berkemih yang tak terkontrol / tak bisa tertahan lagi.

Frequency : berkemih sering tetapi sedikit-sedikit Nocturia : keinginan untuk berkemih pada malam hari IPSS/ AUA since 2 months ago : 28 Distend lower abdominal : perasaan penuh pada bagian bawah perut (vesika urinaria ) Consistency rubbery: konsistensi kenyal / elastis ( kelenjar prostat) Induration : bagian yang menonjol dan teraba keras Bilateral mild hydronephrosis : Hidronefrosis bilateral ringan

Mr. Brown 60 tahun mengeluh nyeri pada perut bawah dan tidak bisa kencing sejak 3 jam yang lalu. Tekanan darahnya 150/90 mmHg, nadi 105 x/ menit.Buli-buli penuh, prostate membesar, micros hematuria, hidroneprosis ringan bilateral. Gejala Lower Urinary Tract Symptoms sejak 6 bulan lalu.

Bagaimana anatomi, fisiologi berkemih, dan histology lower abdominal pain traktus urinarius pada ? 2. Anamnesis
1.

a. Keluhan utama : Tidak bisa berkemih secara spontan


Penyebab Dampak lebih lanjut Mekanisme pada Mr. Brown

b. Keluhan tambahan : nyeri perut bagian bawah


Penyebab Mekanisme pd Mr. Brown

c. RPS : lemahnya pancaran urin, gejala obstruksi, dan IPSS

sejak 6 bulan yang lalu, serta adanya gejala iritatif


Penyebab Mekanisme Bagaimana RPP dari 6 bulan yang lalu sampai sekarang ?

Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik ? 4. DD 5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan penunjang ? 6. DK


3.

a. b. c. d.
7.
8. 9.

Definisi Etiologi Faktor resiko Manifestasi klinis

e. Pathogenesis

Penatalaksanaan Prognosis Komplikasi

Mr.Brown, 60 tahun, dengan retensi urin yang disebabkan pembesaran prostate jinak, hipertensi serta hidronefrosis ringan.

Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler,yang terletak disebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm.12

Kelenjar

lobus :

prostat terbagi menjadi 5

lobus medius lobus lateralis (2 lobus) lobus anterior lobus posterior 8,12

Kelenjar prostate menyekresi cairan encer, seperti susu, yang mengandung ion sitrat, kalsium,ion fosfat, enzim pembeku, dan profibrinolisin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasa ovum, karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan sebagai akibat, akan menghambat fertilisasi sperma. Juga, secret vagina bersifat asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH sekitarnya meningkat kira-kira 6 sampai 6,5. Akibatnya, merupakan suatu kemungkinan bahwa cairan prostate menetralkan sifat asam dari cairan lainnya setelah ejakulasi dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma.

Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang bermuara dikanan dari verumontanum dibagian posterior dari uretra pars prostatika. Disebelah depan didapatkan ligamentum pubo prostatika, disebelah bawah ligamentum triangulare inferior dan disebelah belakang didapatkan fascia denonvilliers. Fascia denonvilliers terdiri dari 2 lembar, lembar depan melekat erat dengan prostat dan vesika seminalis, sedangkan lembar belakang melekat secara longgar dengan fascia pelvis dan memisahkan prostat dengan rektum. Antara fascia endopelvic dan kapsul sebenarnya dari prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi pleksus prostatovesikal

Pada

potongan melintang kelenjar prostat terdiri dari :


Kapsul anatomi Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian,
Bagian luar disebut kelenjar prostat sebenarnya. Bagian tengah disebut kelenjar submukosa, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatous zone Disekitar uretra disebut periurethral gland.

Pada BPH kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis : kapsul anatomis kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya (outer zone) sehingga terbentuk kapsul kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara bagian dalam (inner zone) dan bagian luar (outer zone) dari kelenjar prostat. BPH sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena mengandung banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu keganasan prostat. Sedangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung jaringan kelenjar.

Keluhan utama : tidak bisa voiding secara sempurna


Penyebab tidak bisa voiding secara

1. Supra Vesika

sempurna dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Rochani,2000) : disebabkan karena persarafan kandung kemih misalnya trauma medula spinalis, atau kerusakan syaraf-syaraf sympatis dan para sympatis akibat trauma operasi atau neuropati DM. Obat-obatan anticholinergike, smooth muscle relaksasi. Symphatikomimetik dapat menyebabkan retensi urine.

Penyebab supra vesikal adalah hal-hal yang

2. Vesika.
Penyebab vesikal adalah kelainan-kelainan

kandung kemih yang diakibatkan obstruksi lama atau infeksi kronis yang menyebabkan fibrosis buli-buli sehingga kontraksi buli-buli melemah.

3. Infra Vesikal
Penyebab infra vesikal adalah penyebab

mekanik seperti:

Klep uretra posterior congenital Meatus stenosis kongenital Striktur uretra Batu uretra Prostat hipertropi

Keluhan tambahan : nyeri perut bagian bawah


Penyebab Infeksi traktus urinary Diverticulitis Ectopic pregnancy Penyakit radang pelvis Lokasi Lower middle abdomen
Lower left abdomen

Dapat disebakan oleh penyakit radang pelvis


Dapat disebabkan oleh gangguan lower colon,lactose intolerance, infeksi traktus urinary, penyakit radang usus besar yang dikenal sebagai diverticulitis Dapat disebabkan oleh hernia maupun ectopic pregnancy.

Lower right abdomen

Riwayat penyakit sekarang : lemahnya pancaran dan aliran urin sejak 2 bulan yang lalu
Penyebab - Obstruksi pada traktus urinarius akibat pembesaran kelenjar - Kelemahan otot detrusor dalam berkontraksi Mekanisme Pada kasus benign prostat hyperplasia lemahnya pancaran urin merupakan manifestasi dari penyempitan uretra pars prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama saehingga kontraksi terputus-putus.

Yang perlu anamnesis lainnya :


Berdasarkan Score Madsen Iversen
Pancaran urin: a. Normal c. Lemah b. Berubah-ubah d. Menetes Mengedan saat berkemih: a. Tidak b. Ya Harus menunggu saat akan kencing: a. Tidak b. Ya Buang air kecil terputus-putus: a. Tidak b. Ya Kencing tidak lampias: a.Tidak tahu b.Berubah-ubah c.Tidak lampias

Retensi: a.1 kali retensi b.> 1 kali retensi c.Inkontinensia Kencing sulit ditunda: a.Tidak tahu c. Sedang b.Ringan d. Berat Kencing saat malam hari: a.0 1 c. 3 - 4 b.2 d. > 4 Kencing siang hari a.> 3 jam sekali b.Setiap 2 3 jam sekali c.Setiap 1 2 jam sekali d.< 1 jam sekali

Berdasarkan Skor internasional gejala-gejala


Keluhan pada bulan terakhir
a.Tidak sama sekali b.<1 sampai 5 kali c.>5 sampai 15 kali a.Ya b.Tidak a.0 b.1 c.2

prostat WHO (International Prostate Symptom Score, IPSS)


d. 15 kali e. > 15 kali f. Hampir selalu

Adakah anda merasa buli-buli tidak kosong setelah buang air kecil? Berapa kali anda hendak buang air kecil lagi dalam waktu 2 jam setelah buang air kecil:
c. 3 d. 4 e. 5

Berapa kali terjadi air kencing berhenti sewaktu buang air kecil? a.0 c. 3 b.1 d. 4 c.2 e. 5 Berapa kali anda tidak dapat menahan keinginan buang air kecil? a.0 c. 3 b.1 d. 4 c.2 e. 5 Berapa kali arus air seni lemah sekali sewaktu buang kecil? a.0 c. 3 b.1 d. 4 c.2 e. 5

Berapa kali terjadi anda mengalami kesulitan memulai buang air kecil (harus mengejan)? 0 c. 3 1 d. 4 2 e. 5 Berapa kali anda bangun untuk buang air kacil di waktu malam? 0 c. 3 1 d. 4 2 e. 5 Andaikata hal yang anda alami sekarang akan tetap berlangsung seumur hidup, bagaimana perasaan anda? Sangat senang d. Agak tidak senang Cukup senag e. Tidak menyenangkan Biasa saja f. Sangat tidak
menyenangkan

Jumlah nilai :
0 = baik sekali 1 = baik

2 = kurang baik
3 = kurang 4 = buruk

5 = buruk sekali

Kencing sedikit dan frekuensi sering : karena

konstriksi leher kandung kemih memerlukan tekanan yang tinggi untuk mengeluarkan urin. Kandung kemih diregangkan sampai mencapau tekanan tersebut dan akan mengeluarkan isinya sampai tekanan tersebut turun lagi. Keadaan ini merupakan miksi karena kelebihan isi (overflow voiding). Urgensi : idem Sensasi pengosongan bledder tidak lampias: idem Masih menetes : idem Sering terbangun dari tidur : idem Suhu tubuh 370C : sedikit demam Distensi abnormal Bladder teraba 2 cm di bawah umbilicus : prostat membesar

Tekanan darah 150/90 mmHg : Hipertensi stage 1


HR 105x/menit : takikardi ringan

Colok dubur setelah dilakukan kateter di uretra


Tonus spincter normal Pembesaran prostat Kensistensi rubri (karet) Tidak ada undurasi (sklerosis/pengerasan)

VU berisi 300 400 cc


Peregangan VU Mengaktifkan reseptor regang yg membawa impuls ke korda spinalis Merangsang persarafan parasimpatis VU berkontraksi secara volunter Relaksasi otot2 perineal dan m. sfingter uretra Kontraksi m. detrusor Perbedaan tekanan Tek. VU > tek. uretra

Urin dipancarkan keluar melalui uretra

Gejala - gejala Tidak dapat berkemih secara sempurna

BPH +

Batu di bladder Prostatitis -

Nyeri perut bagian bawah


Pancaran dan aliran urin lemah Sakit saat kencing Frekuensi Sensasi pengosongan tidak lampias Masih menetes Sering terbangun malam hari untuk berkemih

+
+ + + + + +

+
+ +

+
+ +

+ +

+ +

Intermiten Distensi abnormal Tekanan darah naik Hidronefrosis Pembesaran prostat Demam Kreatinin serum Ureum RBC

+ + + -

+ + - [+,Pembesaran bladder] + + +

atau normal

WBC
Kultur

Laboratorium
Kasus Normal Interpretasi 1,4 Normal Tinggi : azotemia pra renal, penyakit ginjal, 1 mg/dl 0,5 mg/dl

Serum Kretinin

gagal ginjal, azotemia pasca renal.

RBC

10 lpb

0 3 lpb

Hematuria, adanya infeksi atau inflamasi pada traktus urinarius.

Leukosit

0 2 0 5 lpb
lpb

Normal
Jika meningkat menunjukkan adanya

peradangan

USG

Bilateral mild hidronefrosis: meningkatnya tekanan di pyelum dan di calyx akibat urin yang tidak keluar. Bladder is full : penuh karena urin tidak dapat keluar sehingga terus tertahan di bladder Prostate enlargement 6 x 5 x 5 cm ( normal = 3 x 4 x 2,5 cm) : terjadi pembesaran prostat

BPH [Benign Prostate Hyperplasia]

BPH adalah pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. Pembesaran prostat jinak akibat sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal, yang biasanya dialami laki-laki berusia diatas 50 tahun.

1/3 dari laki-laki berumur diatas 50 tahun BPH secara histologi 90% terdapat pada pria berumur diatas 85 tahun. 45% terjadi laki-laki berumur 46 tahun Meningkat 24% pada pria diatas 80 tahun

Beberapa teori berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor pertambahan usia, yaitu: Teori DHT (dehidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan enzim 5- reduktase dikonversi menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat. Teori Reawakening. Teori ini berdasarkan kemampuan stroma untuk merangsang pertumbuhan epitel. Teori stem cell hypotesis. Stem sel akan berkembang menjadi sel aplifying. Sel aplifiying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen ini akan berproliferasi dan menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal.

Teori growth factor


Faktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel stroma

dibawah pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari epidermis growth factor (EGF) dan atau fibroblast growth factor (FGF) dan atau adanya penurunan ekspresi transforming growth factor (TGF ), akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan akan menghasilkan pembesaran prostat. Peranan dari growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. Terdapat empat peptic growth factor yaitu; basic transforming, dan1, transforming growth factor growth factor, transforming growth factor epidermal growth factor.

Teori Hormonal
Teori ini dibuktikan bahwa sebelum pubertas

dilakukan kastrasi maka tidak terjadi BPH, juga terjadinya regresi BPH bila dilakukan kastrasi. Selain androgen (testosteron/DHT), estrogen juga berperan untuk terjadinya BPH.

Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkuramgnya sel yang mati

Perubahan paling awal pada BPH adalah di kelenjar periuretra sekitar verumontanum:
Perubahan hiperplasia pada stroma berupa

nodul fibromuskuler, nodul asinar atau nodul campuran fibroadenomatosa. Hiperplasia glandular terjadi berupa nodul asinar atau campuran dengan hiperplasia stroma. Kelenjar-kelenjar biasanya besar dan terdiri atas tall columnar cells. Inti sel-sel kelenjar tidak menunjukkan proses keganasan.

BPH adalah perbesaran kronis dari prostat pada usia lanjut yang berkorelasi dengan pertambahan umur. Perubahan yang terjadi berjalan lambat dan perbesaran ini bersifat lunak dan tidak memberikan gangguan yang berarti. Tetapi, dalam banyak hal dengan berbagai faktor pembesaran ini menekan uretra sedemikian rupa sehingga dapat terjadi sumbatan partial ataupun komplit. Penurunan kadar serum testosteron, dan kadar estrogen meningkat. Juga terdapat teori bahwa rasio estrogen/androgen yang lebih tinggi akan merangsang hyperplasia jaringan prostat. Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin di antara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Hal ini mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil.

Usia tua Merokok Aktivitas fisik yang kurang PSA tinggi (antigen spesifik prostat)

Etiologi2 BPH Penyempit an uretra TIV Hipertrofi m. detrusor Trabekula, selula, divertikula

Pancaran air seni lemah Aliran air seni kecil Hesitancy

Residual urin stasis Peradang an Infiltrasi dr plasma sel, limfosit, sel PMN Edema submukos a VU Pembentu kn batu Daya tampung VU mengecil Daya m. detrusor smkin lmh

Residual urin

Refluks vesika ureter Hidroureter hidronefrosis

Daya m. detrusor melemah

Mengejan utk BAK


Pancaran air seni tetap lemah Aliran seni kecil sekali Menetes

Elektrolit imbalance

Gagal ginjal

Masa kontraksi jd lbh pndek Otot2 jd menipis

m. detrusor lbh sensitif

Hiper kalemia

Hiper natremia

Frekuency, urgency, nocturia, urge continance yg berlangsung trsmenerus Tahanan outflow lbh meningkat

Pengosongan VU tdk smprna Daya pompa VU < daya tahanan outflow

Rasa nyeri, pedih, berdarah, panas saat miksi

takikardi

HT Usia

Retensi urin VU membsr & meregang Daya kontraksi menghilang Overflow incontinance

Obstruksi pada uretra dan kehilangan fungsi vesica urinaria menyebabkan pengosongan vesica urinaria tidak sempurna. Hesistansi, aliran dan pancaran urin lemah Urgensi, urin keluar hanya menetes atau bocor Sering berkemih terutama saat malam (nocturia) Retensi urin dan incontinence karena overflow Intermiten Frekuensi Unge incontinence (sulit menahan kencing)

Obstruksi. Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga faktor yaitu volume kelenjar periuretral, elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat, kekuatan kontraksi otot detrusor. Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaris yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh., gejalanya ialah:

Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency) Nokturia Miksi sulit ditahan (Urgency) Disuria (Nyeri pada waktu miksi) (P/UI)

Gejala-gejala tersebut diatas sering disebut sindroma prostatismus. Secara klinis derajat berat gejala prostatismus itu dibagi menjadi : Grade I : Gejala prostatismus + sisa kencing < 50 ml Grade II : Gejala prostatismus + sisa kencing > 50 ml Grade III : Retensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih bagian atas + sisa urin > 150 ml 7

Watchful Waiting Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan.Tindakan yang dilakukan adalah observasi saja tanpa pengobatan.

Terapi Medikamentosa. Pilihan terapi nonbedah adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa).

Alpha adrenergic blocker untuk menghambat efek


sinapsis postgenglionik pada otot polos dan kelenjar exokrin.

Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per oral. Prazosin (Minipress) 2 mg per oral Alfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oral Indoramin 20 mg per oral Terazosin (Hytrin) 1-5 mg peroral; bisa dititrasi dengan dosis maksimal 10 mg berdasarkan tolerabilitas dan perkembangan gejala.may titrate to maximal dose of 10 mg based on tolerability and symptomatic improvement Doxazosin (Cardura) 1 mg per oral Tamsulosin (Flomax) 0,4 ma per oral pada awalmya kemudian ditingkatkan menjadi 0,8 mg per oral.

5-alpha reduktase inhibitors untuk

menghampat konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan kadar DHT menjadi turun, yang dapat mengurangi ukuran prostat.
Finasteride (Proscar) 5 mg per oral Dutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral

Terapi Bedah Konvensional (Open


simple prostatectomy)
Indikasi untuk melakukan tindakan ini adalah bila ukuran prostat terlalu besar, di atas 100g, atau bila disertai divertikulum atau batu buli-buli.

Terapi Invasif Minimal

Transurethral resection of the prostate (TUR-P)

Tekniknya antara lain Transurethral laser induced prostatectomy (TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser therapy.

Menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yang menimbulkan obstruksi dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter. Transurethral incision of the prostate (TUIP) Dilakukan terhadap penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan ukuran prostat kecil. Terapi laser

Terapi alat Microwave hyperthermia

Memanaskan jaringan adenoma melalui alat yang dimasukkan melalui

Trans urethral needle ablation (TUNA) Alat yang dimasukkan melalui uretra yang apabila posisi sudah diatur, dapat mengeluarkan 2 jarum yang dapat menusuk adenoma dan mengalirkan panas, sehingga terjadi koagulasi sepanjang jarum yang menancap di jaringan prostat. High intensity focused ultrasound (HIFU) Melalui probe yang ditempatkan di rektum yang memancarkan energi ultrasound dengan intensitas tinggi dan terfokus. Intraurethral stent Adalah alat yang secara endoskopik ditempatkan di fosa prostatika untuk mempertahankan lumen uretra tetap terbuka. Transurethral baloon dilatation Dilakukan dengan memasukkan kateter yang dapat mendilatasi fosa prostatika dan leher kandung kemih.

uretra atau rektum sampai suhu 42-45oC sehingga diharapkan terjadi koagulasi.

Kini, sudah beredar suplemen makanan yang dapat membantu mengatasi pembesaran kelenjar prostat. Salah satunya adalah suplemen yang kandungan utamanya saw palmetto. Berdasarkan hasil penelitian, saw palmetto menghasilkan sejenis minyak, yang bersama-sama dengan hormon androgen dapat menghambat kerja enzim 5-alpha reduktase, yang berperan dalam proses pengubahan hormon testosteron menjadi dehidrotestosteron (penyebab BPH). Hasilnya, kelenjar prostat tidak bertambah besar.

Zat-zat gizi yang juga amat penting untuk menjaga kesehatan prostat di antaranya adalah :

Vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting dalam mencegah pertumbuhan sel kanker, karena menurut penelitian, 5-10% kasus BPH dapat berkembang menjadi kanker prostat. Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat. Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu melancarkan pengeluaran air seni dan mendukung fungsi ginjal. L-Glysine, senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran rangsangan ke susunan syaraf pusat. Zinc, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma.

Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker prostat merupakan kanker pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru-paru. BPH yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping yang cukup merugikan bagi penderita.

Hemoragi Pembentukan bekuan Obstruksi kateter Disfungsi seksual Impotensi Retensi urin Insufiensi ginjal Infeksi traktus urinarius berulang Hematuria Kalkuli pada vesica urinaria Gagal ginjal dan uremia Refluks vesico uretet Hidroureter Hidronefrosis

You might also like