Professional Documents
Culture Documents
Ekg by DR Reza
Ekg by DR Reza
Ekg by DR Reza
Sebuah grafik yang menggambarkan aktivitas listrik jantung yang direkam di permukaan tubuh. Bukan aktivitas listrik sebenarnya. Provide an approximation of the voltage produced by the source.
Nilai diagnostiknya tetap fundamental meskipun perkembangan diagnosis dan tata laksana kelainan jantung terus berkembang
Memiliki nilai diagnostik pada keadaan: 1. Hipertrofi atrium dan ventrikel 2. Iskemia dan infark miokard 3. Perikarditis 4. Pengaruh penyakit sistemik terhadap jantung. 5. Melihat pengaruh obat terhadap jantung. 6. Melihat pengaruh gangguan elektrolit. 7. Evaluasi fungsi pacu jantung.
Murah. Mudah. Cepat dilakukan. Tersedia luas. Tanpa komplikasi (risk free). Diagnostik!
1 Siklus Jantung
0.05-0.11 sec
0.12-0.20 sec
Durasi
Amplitudo
konfigurasi
Kecepatan
rekaman (25 mm/s, 50 mm/s) Standardisasi ( 1 cm/mV) Gelombang P (+) di lead I,II Gelombang P (-) di lead aVR R wave progression (upright di V4) Lead I + III = II aVR + aVL + aVF = 0
1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
Tentukan irama: SR,ST,SB,AF, QRS rate : 60 100 bpm QRS axis : 0 - +90 Morfologi gel P : P mitral, P Pulmonal PR interval : 0.12 0.20 sec QRS duration: 0.04 0.11 sec. Morfologi QRS?? ST T segment changes
Normal rhythm : Sinus Rhythm Karakteristik irama sinus: Gelombang P diikuti oleh QRS Interval R R teratur Gelombang P negatif di aVR and positif di II Frekuensi: 60 100 x/mnt
Normal heart rate : 60 100 x/minute > 100 x/minute : Sinus Takikardia < 60 x/minute : Sinus Bradikardia
300 Count number of large square (bold boxes in one R R interval) 1500 Count number of small square in one R R intervals Number of QRS complex in 6 seconds, multiply by 10
Extreme RAD
LAD
RAD
Normal
Hipertrofi/dilatasi atrium
II
V1
Ventricular hypertrophy?
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
R wave in lead I + S wave in III > 25 mm R wave in aVL > 11 mm R wave in aVF > 20 mm S wave in aVR > 14 mm R wave in V5 or V6 > 26 mm R wave in V5 or V6 + S wave in V1 > 35 mm Largest R wave + largest S wave in precordial leads > 45 mm Onset of intrinsicoid deflection in V5 or V6 0.05 second ST-segment depression and T wave inversion in the left precordial leads LV strain
Right axis deviation 110 R/S ratio in V1 or V3R > 1 R wave in V1 7 mm S wave in V1 < 2 mm qR pattern in V1 or V3R R wave in V1 + S in V5 or V6 > 10.5 mm R/S ratio in V5 or V6 1 Onset of intrinsicoid deflection in V1: 0.0350.55 second 9. rsR` in V1 with R` 10 mm
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
wall : V1,V2 Anterior wall : V3, V4 Extensive anterior : V1-V6 Lateral wall : V5, V6 High lateral wall : I, aVL Inferior wall : II, III, aVF
EKG
abnormal belum tentu patologis Serangan jantung belum tentu EKGnya abnormal. ST elevasi selain pada infark miokard akut: LBBB, LVH, variasi normal (normal variant), WPW syndrome, aneurisma ventrikel, perikarditis Dont treat the ECG, treat the patient
Khas: PR interval memanjang (> 0.20 detik), konstan, tidak ada dropped beat. Gelombang P normal. Kompleks QRS biasanya normal. Interval R R teratur.
Khas: PR interval progresif memanjang, suatu saat diikuti blok. Gelombang P normal, frekuensi biasanya normal. Kompleks QRS biasanya normal Interval R R tidak teratur
Khas: PR interval konstan, suatu saat blok. PR interval bisa normal atau memanjang. Gelombang P normal, frekuensi biasanya normal. Kompleks QRS bisa normal atau lebar, tergantung lokasi blok. Bila blok terdapat di distal His, kompleks QRS biasanya lebar. Interval R R bisa teratur atau tidak.
Khas: Gelombang P dan kompleks QRS berjalan sendirisendiri. Tidak terdapat hubungan antara keduanya (AV disosiasi). Gelombang P normal, frekuensi biasanya normal. Kompleks QRS bisa normal atau lebar, tergantung lokasi blok. Bila blok terdapat di distal His, kompleks QRS biasanya lebar. Interval R R bisa teratur atau tidak. Perlu disebutkan irama jantung yang mengambil alih (junctional atau idioventrikular)
Tidak
ada gelombang P. Tampak gelombang fibrilasi, gambaran kasar pada garis isoelektrik. Khas: R R interval irregularly irregular. Tidak teratur sama sekali. Frekuensi bisa normal (normal ventricular response) atau cepat (rapid ventricular response).
Tidak
ada gelombang P. Khas :tampak undulasi teratur menyerupai gigi gergaji (saw-toothed appearance). R R interval bisa teratur atau tidak, tergantung derajat blok. Frekuensi bisa normal (normal ventricular response) atau cepat (rapid ventricular response).
Takikardia
Takikardia
Chaotic,
QRS 0.12 detik Broad monophasic R di lead I, V5, dan V6 yang biasanya notched atau slurred. Tidak ada gelombang q di lead I, V5, dan V6. Delayed onset on intrinsicoid deflection (the R peak time) di lead V5, V6. Perubahan segmen ST dan T berlawanan arah dengan defleksi kompleks QRS.
Durasi
QRS 0.12 detik A secondary R wave (R) di prekordial kanan. R lebih besar dari R (cth. rSR) Delayed onset on intrinsicoid deflection (the R peak time) di lead prekordial kanan. Gelombang S lebar di I, V5, V6.
Durasi
PR
interval pendek Terdapat delta waves Kompleks QRS lebar Perubahan sekunder segmen ST dan T