Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

a.

Ulat Api Sethothesa asigna


S. asigna merupakan jenis ulat api yang terpenting pada tanaman kelapa sawit. Ulat ini berwarna hijau kekuningan dengan bercakbercak yang khas di punggungnya dengan panjang 30-36 mm dan lebarnya 14 mm. Jumlah ulat 5-10/pelepah merupakan populasiyang sudah kritis dan sudah harus dikendalikan. Gejala serangan Helaian daun berlubang atau habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daun. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah. Dalam kondisi yang parah tanaman akan kehilangan daun sekitar 90%. Pada tahun pertama setelah serangan dapat menurunkan produksi sekitar 69% dan sekitar 27% pada tahun kedua.

b. Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros (L))


Siklus Hidup Siklus hidup kumbang tanduk bervariasi tergantung pada habitat dan kondisi lingkungannya. Musim kemarau yang panjang dengan jumlah makanan yang sedikit akan memperlambat perkembangan larva serta ukuran dewasa yang lebih kecil dari ukuran normal. Suhu perkembangan larva yang sesuai adalah 27oC-29oC dengan kelembapan relatif 85-95% (Bedford, 1980). Satu siklus hidup hama ini dari telur sampai dewasa sekitar 6-9 bulan. Kumbang ini mempunyai telur yang berwarna putih kekuningan dengan diameter 3 mm. Bentuk telur biasanya oval kemudian mulai membengkak sekitar satu minggu setelah peletakan dan menetas pada umur 8-12 hari. Stadia larva terdiri atas 3 instar, dan berlangsung dalam waktu 82-207 hari. Larva berwarna putih kekuningan, berbentuk silinder, gemuk dan berkerut-kerut, melengkung membentuk setengah lingkaran dengan panjang sekitar 60-100 mm atau lebih (Ooi, 1988).Prepupa terlihat menyerupai larva, hanya saja lebih kecil dari larva instar terakhir dan menjadi berkerut serta aktif bergerak ketika diganggu. Lama stadia prepupa berlangsung 8-13 hari. Pupa berwarna cokelat kekuningan, berukuran sampai 50 mm dengan waktu 1728 hari. Kumbang berwarna cokelat gelap sampai hitam, mengkilap, panjang 35-50 mm dan lebar 20-23 mm dengan satu tanduk yang menonjol pada bagian kepala (Wood, 1968). Jantan memiliki tanduk yang lebih panjang dari betina sedangkan betina mempunyai banyak rambut pada ujung ruas terakhir abdomen dan jantan tidak (Wood, 1968). Umur betina lebih panjang dari umur jantan. Kerusakan Dan Pengaruhnya Di Lapangan

Kumbang O. rhinoceros menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam di lapangan sampai berumur 2,5 tahun. Kumbang ini jarang sekali dijumpai menyerang kelapa sawit yang sudah menghasilkan (TM). Namun demikian, dengan dilakukannya pemberian mulsa tandan kosong kelapa sawit (TKS) yang lebih dari satu lapis, maka masalah hama ini sekarang juga dijumpai pada areal TM. Pada areal replanting kelapa sawit, serangan kumbang dapat mengakibatkan tertundanya masa berproduksi sampai satu tahun, dan tanaman yang mati dapat mencapai 25%. Masalah kumbang tanduk saat ini semakin bertambah dengan adanya aplikasi tandan kosong kelapa sawit pada gawangan maupun pada sistem lubang tanam besar. Aplikasi mulsa tandan kosong sawit (TKS) yang kurang tepat dapat mengakibatkan timbulnya masalah kumbang tanduk di areal kelapa sawit tua. Kumbang terbang dari tempat persembunyiannya menjelang senja sampai agak malam (sampai dengan jam 21.00 WIB), dan jarang dijumpai pada waktu larut malam. Dari pengalaman diketahui bahwa kumbang banyak menyerang kelapa pada malam sebelum turun hujan. Makanan kumbang dewasa adalah tajuk tanaman, dengan menggerek melalui pangkal batang sampai pada titik tumbuh. Daun yang telah membuka memperlihatkan bentuk seperti huruf V terbalik atau karakteristik potongan serrate (Sadakhatula dan Ramachandran, 1990). Serangan yang berkali-kali pada tanaman dapat menyebabkan kematian dan menjadi rentan masuknya kumbang Rhyncophorus bilineatus (Coleoptera: Curculionidae) (Sivapragasam et al., 1990), juga bakteri ataupun jamur, sehingga terjadi pembusukan yang berkelanjutan. Dalam keadaan seperti ini tanaman mungkin menjadi mati atau terus hidup dengan gejala pertumbuhan yang tidak normal. Tanaman dapat mengalami gerekan beberapa kali, sehingga walaupun dapat bertahan hidup, pertumbuhannya terhambat dan mengakibatkan saat berproduksi menjadi terlambat. Pengendalian Pengendalian Biologi Pengendalian kumbang tanduk O. rhinoceros secara biologi menggunakan beberapa agensia hayati diantaranya jamurMetarhizium anisopliae dan Baculovirus oryctes. Jamur M. anisopliae merupakan jamur parasit yang telah lama digunakan untuk mengendalikan hama O. rhinoceros. Jamur ini efektif menyebabkan kematian pada stadia larva dengan gejala mumifikasi yang tampak 2-4 minggu setelah aplikasi. Jamur diaplikasikan dengan menaburkan 20 g/m2 (dalam medium jagung) pada tumpukan tandan kosong kelapa sawit dan 1 kg/batang kelapa sawit yang telah ditumbang. Baculovirus oryctes juga efektif mengendalikan larva maupun kumbang O. rhinoceros.

c. Wereng Padi Hijau: Nephotettix nigropictus (Stal)


Daur Hidup Telur wereng hijau diletakkan di pelepah daun di bawah rErmis dan menetas sekitar 6 han. Jumlah dalam satu kali 2hir rata-rata 250 telur, bentuknya memanjang,

warnanya riig pucat. Nimfa mengalami 5 instar dalam waktu 14 tiari Nimfa yang barn saja menetas warnanya putih krem rn garis memanjang hitam pada samping badan. Instar kedua dan kelima warnanya kuning sampai hijau. Wereng telah dewasa berwarna hijau dengan bercak hitam, panjang 4,2 5,5 mm. Nimfa memilih tinggal di bagian atas dan rnan padi. Wereng dapat terbang beberapa km dan rnemilih wi dengan tanaman padi yang muda. Daur hidup lebih 3 minggu. Dalam satu tahun mungkin 6 generasi. & Kerugian yang Ditimbulkan Nimfa dan wereng hijau dewasa mengisap cairan daun rnenvebabkan pertumbuhannya terganggu. Varietas padi erumur panjang lebih menderita daripada yang berumur Kerugian yang terbesar disebabkan karena adanya iIaran penyakit virus, yaitu tungro, cebol kuning, dli .

d. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)


Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningkuningan; di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abuabu, warna punggung kuning kehijauan dan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.

e. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.

f. Budok
Penyakit ini disebabkan oleh virus atau MLO(Mycoplasm Like Organism) yang disebar oleh serangga vektor.Daun mula berubah bentuk menjadi seperti kerupuk dengan ketebalan melebihi daun normal.Warna permukaan daun bagian bawah menjadi kasar,tulang daun menebal dan keriput.Kelainan ini akan menyebar sampai ke pucuk dan daun-daun lain dalam satu pohon.Hingga akhir pertumbuhan tanaman tertekan dan tidak bisa bertambah besar,serta konopinya pun mengecil.Untuk mencegah serangan,penyemprotan insektisida secara rutin seperti dengan Sevin 85 S,Basudin atauAzodrin 15 % selang 2-6 minggu sekali.

g. Virus Kuning
Salah satu OPT yang perlu diwaspadai adalah penyakit Virus Kuning. Penyakit ini sangat merugikan, Penyakit tanaman cabe tberupa virus kuning atau Bule sangat mengganggu. Penyakit ini disebabkan oleh serangga yang disebut Besmisia tabaci atau kutu kebul. Serangan virus kuning bisa berakibat pada penurunan produksi cabe bahkan kecenderungan gagal panen. Secara kasat mata gejala serangan penyakit Virus Kuning mudah dikenali dengan ciri-ciri: Terjadi klorosis pada anak tulang daun dari daun muda dan menyebar keseluruh bagian tanaman, hingga tampak tanaman menguning, Daun mengeriting keatas, menebal dengan ukuran yang mengecil. . Pertumbuhan terhambat atau kerdil. Jika ciri-ciri serangan penyakit Virus Kuning telah diketahui, langkah-langkah selanjutnya mengedepankan metode pengendalian secara PHT, agar supaya tanaman bisa aman tetapi lingkungan juga aman dari pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida yang kurang bijak.

h. Penyakit Kresek
Macam-macam penyakit pada tanaman padi, diantaranya adalah jenis penyakit padi yang disebabkan oleh jamur: misalnya jamur hawar pelepah contohnya bercak coklat, busuk pelepah, busuk batang, blast. Sedang yang disebabakan oleh bakteri : contohnya penyakit kresek, penyakit garis bakteri. Penyakit kresek menjadi masalah umum yang serius, karena banyak petani yang tidak tahu gejalanya secara tepat, banyak petani yang beranggapan salah bahwa penyakit ini disebabkan oleh serangga sehingga banyak petani yang menggunakan insektisida untuk mengendalikannya akibatnya upaya pengendaliannya sia-sia. Penyakit kresek disebabkan oleh bakteri, mereka bersifat sistemik artinya mereka tumbuh dan berkembang didalam jaringan pengangkutan utama pada tanaman. Pada saat tanaman terinfeksi bakteri, bakteri tersebut terangkut keseluruh bagian tanaman dan pada saat itu daun yang luas juga akan terinfeksi. Sehingga ujung daun dan bagian tepi daun serta daerah - daerah jaringan pengangkutan berubah warnanya menjadi kuning kemudian coklat.

Pertumbuhan bakteri menyumbat saluran pembuluh tersebut sehingga air dan zat makanan tidak dapat masuk kedalam atau keluar ujung daun, sehingga meyebabkan gejala kekuningan, layu dan mati pada bagian ujung daun. Pada pesemaian penyakit tersebut menyebabkan daun menjadi kuning dan akhirnya kering dan mati. Penyakit ini dapat merusak tanaman yang telah ditanam disawah. Keadaan seluruh daun tanaman yang muda yang tampak menguning dan mengering dapat dikira serangan sundep atau penggerek batang. Pada tanaman tua, bagian tepi ujung daun menjadi kuning dan menguningnya jaringan tersebut meluas kedaun bagian bawah, akhirnya ujung daun menjadi kering dan berwarna putih. >> DAMPAK SERANGAN Bagian pucuk Tanaman dan tepi daun akan mengering, sehingga proses fotosintesa tidak dapat maksimal, sehingga produksi yang dicapai tidak maksimal, berat gabah kurang bernas/ mentes, banyak butir hijau dan butir hampa, gabah warnanya menjadi kusam, tidak mengkilat. >> PENCEGAHAN Cara pengendalian penyakit kresek yang paling efektif adalah dengan melakukan pengelolaan tanaman yang baik, diantaranya : - Dengan cara menanam varitas yang tahan misalnya Ciliwung, Cigelis, Conde, Inpari 1, Inpari 6 Jete - Melakukan pemupukan berimbang dan Mengurangi jumlah pupuk N ( urea ) - Menggunakan Bakterisida misalnya Agrept 20WP, Kresek 50 SL, Puanmur, bakterisida organik; Bakteri Corine - Jangan memotong tanaman saat mau tanam sehingga tanaman tidak terluka agar masuknya bakteri dapat ditekan/ dikurangi. - Melakukan sistem pengairan yang terputus, sehingga kelembaban dapat diatur. - Mengatur jarak tanam, Melakukan gilir vareitas, dan Pergiliran tanaman

i. Penyakit Hawar
salah satu dari gejala serangan suatu patogen tumbuhan. Serangan hawar ditandai dengan perubahan penampilan tumbuhan secara cepat, diawali dengan layupada sebagian besar jaringan (terutama daun), kemudian diikuti klorosis yang cepat (hanya beberapa hari), menjadi coklat, lalu kematian jaringan di bagian permukaan.Gejala awal dapat berupa suatu lesi/bercak melingkar di daun yang semakin lama semakin membesar .

j. Gulma
segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan. Bunga mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma. Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat. Biasanya bijinya mudah tersebar, misalnya bunga dandelion dengan buahnya yang bisa tersebar hanya dengan angin kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya walaupun pohonnya telah dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya akan membuat setumpuk biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak dihancurkan. Gulma lain

seperti tumbuhan rambat bunga kuning menghasilkan puncuk yang berakar setiap kali menyentuh tanah. Dengan ini, tanaman menjalar dengan cepat. Ada Gulma yang seperti konvolvulus, harus diangkat sepenuhnya dari tanah. Sisa tangkai yang tercecer akan tumbuh sebagai tanaman baru.

TUGAS IPA HAMA & PENYAKIT

DISUSUN OLEH : -DWI KURNIAWAN (10) -TITO MEYSANDI S. (32)

SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA


TP 2012 / 2013

You might also like