Professional Documents
Culture Documents
Tutorial 1 Group 5
Tutorial 1 Group 5
Tutorial 1 Group 5
Mrs. Fatimah
B.05
Tutor: dr. Kms. Yakub
Putri Tia Adit Nur Anisa Ila Shafira Indah Rita Rio Helda Hakim
Skenario
Mrs. Fatimah, 70 years old, 43 kilograms body weight, 165 centimeters height, came to your practice room with complaints of pain to spine for 7 days duration. There were no recognizable factors which might have precipitated the pain, and the symptoms seemed to appear spontaneously. No definite history of antecedent trauma or pre-existing disease was obtained. The episode of pain began gradually. The pain became more severe over a period of 2 weeks to a month. Morning stiffness was not present. She still lives alone and always consumed coffee. I am a smoker so I must drink coffee more than common people. She had got menopause since 20 years ago.
From physical examination is completely normal. Her Lumbosakral radiologic examination was compresi fracture on L2-L5. Densitometry from femur : T score -4, from radius : -3,7.
Klarifikasi Istilah
1. Spine 2. Antecedent trauma 3. Pre-existing disease 4. Stiffness 5. Menopause 6. Compresi fracture 7. Densitometry
Identifikasi Masalah
Mrs. Fatimah, 70 years old, 43 kilograms body weight, 165 centimeters height, complaints of pain to spine for 7 days duration. There were no recognizable factors and no history of antecedent trauma or pre-existing disease was obtained but the symptoms seemed to appear spontaneously. The episode of pain began gradually and more severe over a period of 2 weeks to a month. Morning stiffness was not present. She is a smoker, she always consumed coffee, and she lives alone. She had got menopause since 20 years ago. Physical examination is completely normal. Lumbosakral radiologic examination was compresi fracture on L2-L5. Densitometry from femur : T score -4, from radius : -3,7.
Analisis Masalah
Untuk Masalah I
How is the anatomy of spine? How is the motion of spine? How is the normal and abnormal anatomy of vertebrae? How is her nutritional status? What is her height prediction when she was young? What are the kinds of pain in spine? How is the mechanism of pain in spine? Why does her pain occur for 7 day duration? How are the biochemistry and histology of spine? What is the age expectancy of Indonesian?
Why does the symptom seem to appear spontaneously? What are the precipitated factors of pain? What are the pre-existing disease that may cause the pain? What are the possible traumas that can cause the pain?
Why did the pain begin gradually? Why did the pain become more severe over a period of 2 weeks to a month?
What kind of disease that related to morning stiffness? What are the symptoms and sign of morning stiffness? What is the mechanism of morning stiffness? What are the predisposition factors of morning stiffness? How to manage the morning stiffness?
What are the ingredients of smoke and coffee? What is the correlation between her bad habits with her disease? What is the correlation between living alone with her disease? What is the correlation between smoking and drink a lot of coffee?
What is a menopause? When is average age of menopause? What are the sign and symptoms of menopause? What are the hormonal changes that affect menopause? How is metabolism changes after menopause? What is the correlation between menopause and this disease?
What kinds of physical examination that are needed to emanine for case?
Untuk Masalah VIII
What is the interpretation of lumbasakral radiologic examination result? Why compresi fracture occurs in this case? Why does the fracture occurs on L2-L5? What is the interpretation of X-ray result? What are the indication and contraindication of this examination?
What is the interpretation of densitometry examination? What is the principle ways of densitometry exam? What is the reason of densitometry from femur and radius? What are the indication and contraindication of densitometry?
Hipotesis
Mrs. Fatimah, 70 years old suffers from compresi fracture on L2-L5 due to osteoporosis.
Sintesis
1. Anatomi Fungsional Vertebrae
2. Nyeri Spinal
3. Menopause
4. Osteoporosis
5. Densitometry
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Patofisiologi Buku Ajar Patologi Farmakologi Anatomi Klinik
Anatomi Vertebra
Menurut anatomi tubuh, tulang belakang manusia terdiri dari tulang, otot, sendi, ligamen, diskus intervertebralis, medulla spinalis, cairan likwor, duramater dan radiks saraf tepi.
Corpus Vertebra Pediculus Lamina Proc. Spinosus Proc. Transversus Canalis Spinalis Facies articulatio
Nyeri Spinal
Nyeri spinal
Umur Keadaan yang mencetuskan nyeri Lokasi dan penyebaran nyeri Penyakit rektum dan pelvis
Macam-macam nyeri
Nyeri setempat/lokal Nyeri radikuler Nyeri rujukan/alih Nyeri iskemik Nyeri spasmik akibat kontraksi otot
Fisiologi Nyeri
Disalurkan dengan sinyal pada jaringan dengan reseptor yang disebut nocireceptor (ujung saraf bebas yang badan selnya terletak pada dorsal root ganglion)
Jalur nocireceptor: Neospinothalamic tract fast spontaneus Paleospinothalamic tract slow increasing
Neospinothalamic tract
Nyeri serat-serat nocireceptor tipe A cornu dorsalis sinaps dengan dendrit tractus neospinothalamic axon menuju otak anterior white comisure contralateral anterolateral column ventrobasal complex di thalamus dan bersinaps dengan dendrit somatosensory cortex tractus pyramidalis (serat-serat descendens) rami posterior dari ketiga nervi lumbar bagian atas sensasi nyeri
Pleospinothalamic
Nyeri melalui serabut tipis tipe C (tidak bermielin) lamina II dan III( substansia gelatinosa)pada dorsal horn lamina V bersinaps pada neospinothalamic menyebrang anterior white commisure naik ke anterolateral batang otak ( 1/10 ke thalamic,sisanya ke medulla oblongata,pons, periaqueductal grey,dan midbrain tectum
Thalamic
Faktor Umur Jenis Kelamin Faktor Indeks Massa Tubuh Pekerjaan Aktivitas / Olahraga
Proses degeneratif
Meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis, osteoartritis.
Penyakit inflamasi.
meliputi: artritis rematoid, spondilitis angkilopoetika
Menopause
Menopause
ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan telur aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesteron) berkurang
2.
3.
Ovarium kurang respon terhadap pituitari. Penurunan dan kehilangan sekresi estrogen dan progesteron yang terjadi pada masa klimasterrum dan pasca menopause Pada saat menopause, adanya peningkatan kadar gonadotropin yang bersirkulasi karena tidak terdapat umpan balik dari estrogen.
Masa Klimakterium
Pada masa klimaksterium terdapat masa premenopause, menopause dan postmenopause.
Premenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause. Postmenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause.
Pada kebanyakan wanita, haid berakhir terjadi pada usia 50-51 tahun, dengan klimaksterium dimulai beberapa tahun sebelumnya dan berlanjut pada beberapa tahun sesudahnya.
Osteopenia (pengurangan kadar mineral tulang) sampai osteoporosis (pengeroposan tulang). Dengan menurunnya kadar estrogen, maka proses pematangan sel tulang (osteoblast) terhambat, dan dua hormon yang berperan dalam proses ini, yaitu vitamin D dan PTH (Parathiroid Hormon) pun menurun, sehingga dimulailah proses berkurangnya kadar mineral tulang. 85% wanita menderita osteoporosis yang terjadi 10 tahun setelah menopause atau 8 tahun setelah operasi pengangkatan kedua indung telur (ovarium).
Menopause Estrogen Pengangkutan Ca dari darah ke tulang Kepadatan Awal, belum menimbulkan gejala waktu kepadatan tulang sangat berkurang tulang menjadi kolaps/hancur nyeri punggung
Diagnosis Banding
Gejala Penyakit
Nyeri Spinal Nyeri secara berangsurangsur Episodik Interval 2 minggu sampai 1 bulan
Rheumatoid artritis Tuberkulosis tulang Spondilosis Osteoporosis Herniasi diskus intervertebralis Gangguan organ visera
Osteoporosis
Gangguan tulang yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan kemerosotan mikro-arsitektur yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah
Jenis-jenis Osteoporosis
Osteoporosis postmenopause (primer) Osteoporosis sekunder Osteoporosis juvenil idiopatik Osteoporosis senilis
Osteoporosis
80% terbentuk dari tulang kortikal yang kuat dan padat dan memberikan hampir semua kekuatannya pada rangka tubuh. 20% terbentuk dari tulang trabekular, yang terbuat dari jaringan molekul halus yang mengelilingi sumsum tulang.
Pembentuk Tulang
kristal kalsium memberikan kekuatan, kepadatan, dan kekerasan pada tulang. serat kolagen menyediakan fleksibilitas. mineral lainnya : fluor, sodium, potasium, sitrat, dll berfungsi sebagai lem, menahan kristal kalsium dan fosfor bersamaan.
Osteosit Sel matang yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
Osteoblast Sel pembentuk tulang berinti satu yang memerlukan sintesis matriks oraganik baru (osteoid). Sel ini penting pada prosesosifikasi dan membentuk kolagen tipe 1.
Osteoklas yang menghancurkan tulang, berinti banyak (untuk
absorpsi), berpartisipasi dalam pembersihan dan restrukturisasi tulang dengan enzim proteolitik dan juga menghasilkan asam untuk melarutkan mineral tulang.
Struktur Tulang
Remodelling Tulang
Risiko terjatuh dan akibat kecelakaan (trauma) sulit untuk diukur dan diperkirakan. Definisi WHO mengenai osteoporosis menjelaskan hanya spesifik pada tulang yang merupakan risiko terjadinya fraktur. Ini dipengaruhi oleh densitas tulang. Kelompok kerja WHO menggunakan teknik ini untuk melakukan penggolongan: Normal : densitas tulang kurang dari 1 standar deviasi dibawah rata-rata wanita muda normal (T>-1) Osteopenia : densitas tulang antara 1 standar deviasi dan 2,5 standar deviasi dibawah rata-rata wanita muda normal (2,5<T<-1) Osteoporosis : densitas tulang lebih dari 2,5 standar deviasi dibawah rata-rata wanita muda normal (T<-2,5)
mempertahankan tingkat remodeling tulang yang normal. Ketika estrogen turun tingkat resorpsi tulang menjadi lebih tinggi dari pada formasi tulang yang mengakibatkan berkurangnya masa tulang. Regulator pertumbuhan dan homeostasis tulang dan memiliki efek langsung atau tidak langsung. Efek tidak langsungnya berhubungan dengan homeostasis kalsium meliputi regulasi absorpsi kalsium di usus, modulasi 1,25 (OH)2 D, ekskresi Ca di ginjal dan sekresi hormon paratiroid. Berperan terhadap sel-sel tulang, meningkatkan formasi tulang dan menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas.
Cont
OSTEOPOROSIS
FAKTOR RESIKO 1. JENIS KELAMIN 2. USIA 3. RAS / SUKU 4. RIWAYAT KELUARGA 5. KONSUMSI OBAT
: wanita lebih beresiko : makin bertambah usia, fungsi organ tubuh justru menurun. : ras kulit putih (Asia) beresiko lebih besar : 1 keluarga punya struktur genetik tulang yang sama. : obat kortikosteroid mengurangi massa tulang, karena menghambat proses osteoblas, obat heparin dan antikejang juga penyebab penyakit osteoporosis 6. KURUS DAN MUNGIL : tulang giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat, karena tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul 7. GAYA HIDUP YANG KURANG BAIK - Minuman berkafein (kopi) dan beralkohol. kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses osteoblas - Malas olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (pembentukan massa tulang), kepadatan massa tulang akan berkurang - Merokok karena zat nikotin mempercepat penyerapan tulang, kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang
MINUM KOPI-OSTEOPOROSIS
Kafein
Menurunkan
level estrogen
Menstimulasi (aktivitas
Pmbentukan
Vit. D trhambat
bersenyawa
dengan Ca Bebas
Ca hambat Penyerapan
Ca
Ca
Darah turun
Resorpsi
Ca dari tulang
Kepadatan
tlg turun
HUB MEROKOK-OSTEOPOROSIS
Rokok
>>
Zat
Nikotin
CO
Inhibis dan
Penyerapan
Ca ke tulang berkurang
Mningkatkan endapan
lemak d PD
Aliran
tubuh
Proses
tulang
pembentukan menurun
Produksi Hormon Estrogen Absorbsi Ca oleh Tulang OSTEOPOROSIS Osteobklast lebih aktif dari Osteoblast Kepadatan Tulang (Pengikisan Tulang secara bertahap) Mengenai Ujung Saraf bebas medula spinalis dalam Tulang Belakang Memunculkan Impuls Nyeri Tipe Lambat, Rasa Nyeri lama (2mggu-1 bulan)
OSTEOPOROSIS
Patogenesis Patogenesis Osteoporosis Tipe 1/ PostMenopause Osteoporosis Menopause
Bone Marrow Stromal Cell Absorbsi Ca Absorbsi Ca Reabsorbsi Ca & pd Tulang pd Usus pd Ginjal Mononuklear Cell
HIPOKALSEMIA PTH Resorbsi Ca dr Tulang Osteoklast lebih aktif dari Osteobloast berakibatKepadatan Tulang Osteoporosis
OSTEOPOROSIS
Patogenesis Osteoporosis Tipe 2/ Senilis Osteoporosis Usia Lanjut Sekresi GH & IGF-1 Defisiensi Ca & Vit D Hipokalsemia Defisiensi Vit K
Resorbsi Tulang & Massa Tulang Ketidakseimbangan Remodeling Tulang (Resorbsi Tulang, formasi Tulang) Osteoporosis Fraktur
Aktivitas Fisik
Massa Tulang
Menopause Penuaan
aktivitas replikatif sel-sel osteoprogenitor aktivitas biologis faktorfaktor pertumbuhan di dalam matriks aktivitas fisik
OSTEOPOROSIS
Manifestasi Klinis
Patah tulang (vertebra, pelvis, femur, & tulang penyangga beban lainnya) Punggung yang semakin membungkuk. Hilangnya tinggi badan Nyeri punggung
Diagnosis
Anamnesis Dual-energy x-ray absorptiometry (DEXA) Densitometer-USG Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin X-ray Screening ORAI
Pemeriksaan Penunjang
DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). (Gold Standard untuk osteoporosis) Pemeriksaan Radiology Foto polos menunjukkan osteopenia jika tulang telah kehilangan kalsium lebih dari 30%-50%. Scintigrafi tulang dapat ditemukan mikrofraktur yang menyebabkan nyeri yang cukup berarti yang menunjukkan peninggian aktifitas tulang berkaitan dengan fraktur. Computerized tomography (CT-scan) dapat mendeteksi lokasi fraktur atau daerah tulang yang telah diganti oleh jaringan inflamasi. Mielograf, agar batas bawah proses desak ruang yang menekan medulla spinalis dapat dipelajari dan dibuat foto rontgen. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Lain-lain : angiografi spinal, diskografi lumbal, termografi, dsb.
Pengobatan
Medikamentosa
Terapi simtomatik
Non-farmakologi gerak jalan dua kali jam setiap hari Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) Suplemen kalsium dan vitamin D
Pencegahan
1. Mengkonsumsi kalsium yang cukup (800-1200mg/hari) 2. Olahraga teratur 3. Terkena paparan sinar matahari yang cukup 4. Menghindari rokok dan kopi
Komplikasi
Kasus patah tulang sering terjadi dan merupakan komplikasi serius dari osteoporosis. Umumnya pada tulang punggung dan pinggul yang langsung mendukung berat tubuh dapat mengakibatkan kelumpuhan atau bahkan kematian, khususnya pada usia lanjut.
Prognosis
Daftar Pustaka
Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.2006. Edisi IV. Jilid 2.Jakarta :PPFKUI
Hall, dan Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed. 9Jakarta: EGC Price, Sylvia A, dkk. 2005. Patofisiologi, ed. 6, vol 2 Jakarta: EGC Hayes, Peter. C, dkk. 1997. Buku Saku Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC Kamus Kedokteran DORLAND, ed. 29. 2002. Jakarta: EGC