Download as ps, pdf, or txt
Download as ps, pdf, or txt
You are on page 1of 7

ANALISIS PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA (WORK FAMILY CONFLICT) DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN WANITA

DI PT. TIKI JNE (JALUR NUGRAHA EKAKURIR) TOMANG 45

Heni Suswiani Arti


Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830 hsuswianiarti@yahoo.com

Jerry Marcellinus Logahan


Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830 eak@binus.edu

ABSTRACT The goal of this research is to analyze the influence of dual role conflict and working stress of female workers performance at PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 either partially or simultaneously. The research method used in this research is associative method whereas the analysis technique used is simple regression and multiple linear regression. The data collection technique is done by spreading the questionnaires to 64 respondents who are female workers at PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 in Accounting division and Customer Service division. The data is processed based on workers evaluation toward dual role conflict, working stress, and female workers performance at PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45. This research results that dual role conflict affects the workers performance which is more influenced by the work which demands the workers to be always fit and able to control their emotion. Work stress partially influences the workers performance, where the workers are less involved in decision making process. Dual role conflict as well as working stress also simultaneously influence the workers performance, which can be better if the workers can manage the activity plan which is given by the company and can decrease the dual role conflict and work stress rate. Keywords : Dual Role Conflict, Work Family Conflict, Working Stress, Employees Performance

ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh konflik peran ganda (work family conflict) dan stres kerja terhadap kinerja karyawan wanita di PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 baik secara parsial maupun secara simultan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dan teknik analisis yang digunakan adalah regresi sederhana dan regresi linier berganda.Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan menyebarkan quesioner kepada 64 responden yang merupakan karyawan wanita PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 pada divisi Accounting dan divisi Customer service. Data yang diolah berdasarkan penilaian karyawan terhadap konflik peran ganda, stres kerja, kinerja Karyawan wanita di PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa konflik peran ganda berpengaruh terhadap kinerja Karyawan, hal tersebut lebih dipengaruhi oleh pekerjaan yang menuntut karyawan untuk selalu fit dan dapat mengontrol emosi. Stres kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dimana karyawan kurang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Konflik peran ganda (work family conflict) serta stres kerja juga secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, akan lebih baik apabila karyawan dapat menyusun rencana kegiatan yang diberikan perusahaan serta dapat menurunkan tingkat konflik peran ganda (work family conflict) dan stres kerja. Kata Kunci : Konflik Peran Ganda, work family conflict, Stres Kerja, Kinerja Karyawan.

PENDAHULUAN
Meningkatnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja membawa peningkatan besar dalam jumlah orang dengan tanggung jawab yang signifikan baik di kantor maupun dengan keluarga. Kerja dan keluarga adalah dua hal yang penting dalam kehidupan manusia, seseorang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga menjadi motivasi bagi seseorang untuk meningkatkan kinerja, tapi di sisi lain antara kerja dan keluarga bisa menimbulkan perbedaan. Partisipasi wanita saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam lingkungan masyarakat. Partisipasi wanita disini berhubungan dengan peran tradisi dan transisi. Peran tradisi atau domestik mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan manusia pembangunan. Peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia. Kecenderungan wanita untuk bekerja menimbulkan banyak implikasi, antara lain merenggangnya ikatan keluarga dan implikasi lain. Implikasi itulah yang membuat tenaga kerja wanita menimbulkan sebuah konflik peran ganda pada sebagian wanita yang bekerja. Work family conflict ini termasuk dalam bentuk konflik inter role di mana tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga saling bertentangan, sehingga partisipasi dalam satu peran membuatnya lebih sulit untuk berpartisipasi terhadap yang lainnya. Work family conflict juga berhubungan sangat kuat dengan depresi dan kecemasan yang diderita oleh wanita dibandingkan pria. Konflik peran terjadi ketika terdapat kebijakan atau tuntutan berbeda dan ini dapat menyebabkan ketidakpuasan individu dan penurunan kinerja organisasi. Adapun konflik peran ganda ini bisa menurunkan kinerja karyawan, sementara menurunnya kinerja karyawan bisa memberi dampak pada meningkatnya keinginan untuk keluar, meningkatnya absensi, dan menurunya komitmen organisasi. Jadi hal ini merupakan keadaan yang berbahaya bagi organisasi, karena bisa menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terganggu, yang akhirnya bisa menurunya kinerja organisasi. Istilah stres kerja, yaitu respon yang adaptif terhadap situasi eksternal yang menyebabkan penyimpangan secara fisik, psikologis dan perilaku. Sesungguhnya stress mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif stress pada tingkat rendah sampai pada tingkat moderat bersifat fungsional dalam arti berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja karyawan, sedangkan pada tingkat negatif stress pada tingkat yang tinggi adalah penurunan pada kinerja karyawan yang drastis. Bagi organisasi dampak work family conflict dan stres kerja tersebut akan berakibat pada menurunnya komitmen organisasi, motivasi, kepuasan kerja dan produktifitas, serta meningkatnya absensi bahkan turnover. Ini merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam mengolah Sumber Daya Manusia untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Pada kenyataanya, PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik yang bermarkas di Jakarta, Indonesia telah mengalami peningkatan persentase terhadap turnover karyawatinya, terutama pada divisi bagian Accounting dan Customer service. Dijelaskan bahwa pada tahun 2010 ke tahun 2011, karyawati pada divisi Customer service mengalami peningkatan Turnover yang cukup tinggi yaitu sebesar 11,2% dari 9,5% menjadi 20.7%, dan ini merupakan angka terbesar dalam lima tahun terakhir. Padahal Bisnis yang terkait dengan kepuasan pelanggan ini harus mampu berkompetisi dengan perusahaan jasa yang lain untuk menumbuh kembangkan bisnisnya. Pelayanan adalah kunci utama untuk menarik pelanggan dalam bisnis jasa. Sehingga produktivitas karyawan tergantung dari kinerja karyawan itu sendiri. Meskipun pada tahun 2011 ke 2012 PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) berhasil menurunkan tingkat turnover karyawati di divisi customer service sebesar 2,3%. Tidak demikian pula yang dialami oleh divisi accounting, presentase turnover tiap tahun yang dialami divisi accounting selalu mengalami peningkatan. Tabel 1 berikut memperlihatkan bagaimana presentase tingkat turnover karyawati di PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) pada divisi bagian Accounting dan Customer Service dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 1 Unit Kerja Accounting Customer Service 2008 13,7% 7.7% 2009 17,1% 8.3% 2010 21% 9.5% 2011 22,6% 20.7% 2012 25,1% 18.4%

Namun demikian, permasalahan mengenai kinerja merupakan permasalahan yang akan selalu dihadapi oleh pihak manajemen perusahaan, oleh karena itu manajemen perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut akan membuat manajemen perusahaan dapat mengambil berbagai kebijakan yang diperlukan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya agar dapat sesuai dengan harapan perusahaan.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif dan metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan menggunakan quesioner sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data. Sumber data utama adalah data primer yang berasal dari jawaban 64 responden karyawan wanita pada divisi accounting dan divisi customer service di PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan karyawan wanita pada divisi accounting dan divisi customer service di PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 yang berjumlah 64 orang. Seluruh anggota populasi dijadikan unit analisis dan selanjutnya diperlakukan sebagai responden. Walaupun seluruh anggota populasi dijadikan responden. Dalam penelitian ini pembagian waktu yang digunakan adalah Cross - sectional, yaitu sebuah studi yang dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam jangka menjawab penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial, lalu variabel dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan regresi berganda, dengan berbagai tahap yaitu dengan : 1. Uji validitas, untuk mengetahui tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. 2. Uji reliabilitas, untuk mengetahui tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. 3. Uji normalitas, untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau bebas. 4. Korelasi pearson 5. Regresi sederhana didasari pada hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat 6. Regresi Berganda digunakan untuk menguji hubungan dan besarnya pengaruh yang ditujukan oleh variabel Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan alat bantuan komputer seperti MSI ( Method Succesive Interval) untuk mentransformasi data ordinal dari hasil kuesioner menjadi data interval dan SPSS 16 for Windows (Statistical Product and Service Solution).

HASIL DAN BAHASAN


Berikut ini adalah hasil analisis untuk uji pengaruh antara variabel konflik peran ganda (X1) dan stres kerja (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) baik secara parsial maupun simultan. Berturut-turut akan dibahas tentang pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja, stres kerja terhadap kinerja, dan konflik peran ganda & stres kerja terhadap kinerja (secara simultan).

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict) Terhadap Kinerja
Tabel 2 Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 ,323a ,104 ,090 ,45743 a. Predictors: (Constant), Konflik peran ganda

Tabel 3
ANOVAb Model Sum of Squares df 1 Regression 1,510 1 Residual 12,973 62 Total 14,483 63 a. Predictors: (Constant), Konflik peran ganda b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Mean Square 1,510 ,209 F 7,216 Sig. ,009a

Tabel 4
Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error 5,028 ,440 -,424 ,158 Standardized Coefficients Beta -,323

Model 1

(Constant) Konflik peran ganda a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

t 11,435 -2,686

Sig. ,000 ,009

Angka R square pada tabel 2 model summary adalah 0.104. Hal ini berarti kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh konflik peran ganda sebesar 10,4%. Sedangkan sisanya sebesar 89,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Angka R pada tabel 1 model summary menunjukkan bahwa kolerasi konflik peran ganda (X1) dengan kinerja (Y) adalah 0.323. Angka 0.728 menjukkan hubungan yang lemah. Kemudian, variabel X1 dan Y, harus dilakukan pengujian signifikansi hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat tabel 2 Annova, yaitu: Hipotesis H0: hubungan antara variabel bebas X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y; Ha: hubungan antara variabel bebas X1 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y. Keputusan: Sig = 0.009 yang artinya < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik peran ganda (work family conflict) (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja (Y). Pada tabel 3 coefficient menggambarkan persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y = 5.028 + -0.424 X1 , dimana Y = Kinerja dan X1 = konflik peran ganda.

Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja


Tabel 5
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 ,558a ,312 ,301 a. Predictors: (Constant), Stres Kerja Karyawan Std. Error of the Estimate ,40092

Tabel 6
Model 1 Sum of Squares Regression 4,517 Residual 9,966 Total 14,483 a. Predictors: (Constant), Stres Kerja Karyawan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan ANOVAb df 1 62 63 Mean Square 4,517 ,161 F 28,102 Sig. ,000a

Tabel 7
Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error 5,249 ,267 -,644 ,121 Standardized Coefficients Beta -,558

Model 1

(Constant) Stres Kerja Karyawan a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

t 19,634 -5,301

Sig. ,000 ,000

Angka R square pada tabel 5 model summary adalah 0.312. Hal ini berarti kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh streskerja sebesar 31.2%. Sedangkan sisanya sebesar 68.8% dipengaruhi oleh faktor lain. Angka R pada tabel 4 model summary menunjukkan bahwa kolerasi stres kerja (X2) dengan kinerja (Y) adalah 0.558. Angka 0.558 menunjukkan hubungan yang cukup kuat. Kemudian, variabel X2 dan Y, harus dilakukan pengujian signifikansi hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat tabel 5 Annova, yaitu: Hipotesis: H0: hubungan antara variabel bebas X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y; Ha: hubungan antara variabel bebas X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y. Keputusan: Sig = 0.000 yang artinya < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan: stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja (Y). Pada tabel 6

coefficient menggambarkan persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y = 5.249 + -0.644 X1 ,dimana Y = kinerja dan X2 = tres kerja.

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict) dan Stres Kerja Terhadap Kinerja
Tabel 8
Model Summary Std. Error of the Model R R Square Adjusted R Square Estimate 1 ,635a ,403 ,383 ,37656 a. Predictors: (Constant), Stres Kerja Karyawan, Konflik peran ganda

Tabel 9
Model 1 Sum of Squares Mean Square Regression 5,833 2 2,917 Residual 8,649 61 ,142 Total 14,483 63 a. Predictors: (Constant), Stres Kerja Karyawan, Konflik peran ganda b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan ANOVAb df F 20,570 Sig. ,000a

Tabel 10
Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error 6,314 ,430 -,397 ,130 -,631 ,114 Standardized Coefficients Beta -,302 -,547

Model 1

(Constant) Konflik peran ganda Stres Kerja Karyawan a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

t 14,670 -3,047 -5,522

Sig. ,000 ,003 ,000

Angka R square pada tabel 8 model summary adalah 0.403. Hal ini berarti kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh konflik peran ganda (X1) dan stres kerja (X2) sebesar 40.3%. Sedangkan sisanya sebesar 59.7% dipengaruhi oleh faktor lain. Angka R pada tabel 7 model summary menunjukkan bahwa kolerasi konflik peran ganda (X1) dan kepuasan kerja (X2) dengan kinerja (Y) adalah 0.636. Angka 0.636 menjukkan hubungan yang kuat. Kemudian variabel bebas (X1, X2) dan variabel terikat (Y), harus dilakukan pengujian signifikansi hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat tabel 8 Annova, yaitu: Hipotesis: H0: hubungan antara variabel bebas X1 dan X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y. Ha: hubungan antara variabel bebas X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y. Keputusan: Sig = 0.000 yang artinya < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, Sehingga dapat disimpulkan: konflik peran ganda (X1) dan stres kerja (X2) berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap kinerja kayawan (Y). Pada tabel 9 coefficient menggambarkan persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y = 6.314 + -0.397 X1 + -0.631 X2 , dimana Y = kinerja, X1 = konflik peran ganda, X2 = stres kerja.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap konflik peran ganda (work family conflict), stres kerja dan kinerja karyawan pada PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Variabel konflik peran ganda (work family conflict) PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 10.4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain. Diketahui bahwa konflik peran ganda (work family conflict) dengan kinerja karyawan mempunyai hubungan lemah dan berlawanan. Dikatakan hubungannya lemah karena nilai korelasinya sebesar -0.323 yang berada dalam range 0.20 - 0.399 dan dikatakan berlawanan karena koerlasinya bernilai

negatif. Jadi, jika konflik peran ganda pada karyawan tinggi maka kinerja karyawan akan turun, begitu juga sebaliknya jika konflik peran ganda karyawan rendah maka kinerja karyawan akan naik. 2) Variabel stres kerja pada PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Variabel stres kerja memiliki pengaruhnya terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 31.2% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Diketahui bahwa variabel stres kerja memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap kinerja karyawan sebesar -0.558 yang berada dalam range 0.40 0.599. Dan hubungannya bersifat berlawanan karena nilai korelasinya negatif. Jadi, jika stres kerja karyawan tinggi maka kinerja karyawan akan turun, begitu juga sebaliknya jika stres kerja karyawan rendah maka kinerja karyawan akan naik. 3) Variabel konflik peran ganda (work family conflict) dan stres kerja secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 sebesar 59.7% dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Dan diketahui bahwa kedua variabel tersebut secara simultan memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja karyawan sebesar 0.635. dapat dikatakan kuat karena nilai tersebut berada dalam range 0.60 0.799. dan untuk penelitian ini kedua variabel sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas yang mempunyai hubungan kuat.

Saran
Berdasarkan hasil analisis data tentang Konflik Peran Ganda (Work-family Conflict) dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. TIKI JNE (jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45, maka saran yang diberikan untuk menurunkan tingkat konflik peran ganda adalah agar karyawan bisa lebih baik lagi dalam mengontrol emosi dimana karyawan dilatih untuk dapat membangun kecerdasan emosi dan kecerdasan spritiual. Sedangkan untuk menurunkan tingkat stres kerja pada karyawan di PT. TIKI JNE (jalur Nugraha Ekakurir) Tomang 45 perusahaan harus melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan agar karyawan merasa memiliki peran di dalam perusahaan.

REFERENSI
Adekola, Bola. (2010). Interferences between work and family among male and female executives in Nigeria. Journal of Business Management, 4(6): 1069-1077. Ahmad, Aminah. (2008). Direct and Indirect Effects of Work-Family Conflict on Job Performance. Journal of International Management Studies, 3(2): 176-180. Ahmad, Sariati. Skitmore, Martin (2003) Work-family conflict: a survey of Singaporean workers.Management Review, 25(1): 35-52. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bernardin, H. John. Russel, Joyce E. (2000). Human Resources Management. New York: Mc Graw Hill. Bruening, Jennifer E. Dixon, Marlene A. (2007). WorkFamily Conflict in Coaching II: Managing Role Conflict. Journal of Sport Management, 21, 471-496. citizenblog. (2012). Kinerja Pegawai menurut Sedarmayanti. Diakses 11 Oktober 2012 dari http://id.scribd.com/doc/35390443/Kinerja-Pegawai-menurut-Sedarmayanti. H. Malayu S.P. Hasibuan. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hidayat, Cecep. Ferdiansyah. (2011). Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Binus Business Review, 2(1): 379-386. JNE. (2012). JNE. Diakses 12 Desember 2012 dari http://jne.co.id/. Kuncoro, EA dan Riduwan (2007). Cara Menggunakan dan memakai Analisis Jalur (Path Analyis). Cetakan kedua. Alfabeta Bandung. Kuncoro, EA dan Riduwan (2008). Cara Menggunakan dan memakai Analisis Jalur (Path Analyis). Cetakan kedua. Alfabeta Bandung. Juliana D. Lily. Duffy, Ann J. Virick, Meghna. (2006). A gender-sensitive study of McClellands needs, stress, and turnover intent with work-family conflict. Women in Management Review, 21(8): 662-680. Lai, Fuk. (2012). Company Profil dan Tarif JNE. Diakses 22 Desember 2012 dari http://jneindonesia.blogspot.com/2012/06/jne.html. Lim, Hun D, Song, Hoon J. Chou M. (2012). Workfamily interface: Effect of enrichment and conflict on job performance of Korean workers. Journal of Management & Organization, 18(3): 383-397. Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi. Mathis, Robert L. Jackson, Jonh H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Mohsan, Faizan. Nawaz, Musarrat M. Khan, Sarfraz M. (2011) Impact of Stress on Job Performance of Employees Working in Banking Sector of Pakistan. Jurnal of Contemporary Research In Business, 2(2): 1982-1991.

Nilakusmawati, Desak P. (2008). Work Family Conflict: An Analysis of Influenced Factors and The strategy to Overcome The Conflict. Diakses 12 Desember 2012) dari http://koyasworlds.blogspot.com/2008/08/work-family-conflict.html. Noor, Noraini A. (2004). Work Family conflict, Work and Family Role Salience, and Womens WellBeing. The Journal of Social Psychology, 144(4): 389-405. Nugroho,S.(2007). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Komunikasi Keluarga dengan Konflik Peran Ibu Bekerja di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Skripsi S1. Universitas Diponegoro. Semarang. Park, Jungwee. (2007). Work stress and job performance. 75, 5-17. Portoghese, Igor. Galletta, Maura. Battistelli , Adalgisa. (2011). The Effects of Work-Family Conflict and Community Embeddedness on Employee Satisfaction: The Role of Leader-Member Exchange. International Journal of Business and Management, 6(4): 39-48. Qureshi, Ashfaq J. Hayat, Khansa. Ali, Mehwish. Sarwat, Nosheen. (2011). Impact of Job Satisfaction and Organizational Commitment on Employee Performance, Evidence from Pakistan. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 3(4): 642-657. Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi. (Edisi 12). Jakarta: Salemba Empat. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Shu, Ru Y. (2011). Work-family conflict and job satisfaction in stressful working environments. International Journal of Manpower, 32(2): 233-248. Speakman, James. Ryals, Lynette. (2010). A re-evaluation of conflict theory for the management of multiple,simultaneous conflict episodes. International Journal of Conflict Management, 21(2): 186-201. Srivastava, Rani U. Srivastava, Shamini. (2012). Outcomes of Work-Family Conflict Among Indian Information Technology (IT) Professionals. Social Science International, 28(1): 137-158. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&d). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. T. Hani Handoko. (2001). Manajemen Personalia dan sumber Daya Manusia. (Edisi Ke-15). Yogyakarta: BPFE. Triaryati, Nyoman. (2003). Pengaruh Adaptasi Kebijakan Mengenai Work Family Issue Terhadap Absen Dan Turnover. Jurusan Ekonomi Manajemen, 5(1): 85-96. Wikipedia. (2012). JNE. Diakses 12 Desember 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/JNE. Yavas, Ugur. Babakus, Emin. Karatepe, Osman M. (2008). Attitudinal and Behavioral Consequences of Work-Family Conflict and Family-Work Conflict Does Gender Matter?. International Journal of Service Industry Management, 19(1): 7-31.

RIWAYAT PENULIS
Heni Suswiani Arti lahir di kota Jakarta pada 06 Mei 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam fakultas School of business Management dengan peminatan Bisnis dan Organisasi pada tahun 2013.

You might also like