Compound Formula

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

Compound Aluminium hydroxide Aluminium phosphate Barium bromate Barium carbonate Barium chromate Barium fluoride Barium hydroxide

octahydrate Barium iodate Barium iodate monohydrate Barium molybdate Barium nitrate Barium selenate Barium sulfate Barium sulfite Beryllium hydroxide Bismuth arsenate Bismuth iodide Cadmium arsenate Cadmium carbonate Cadmium fluoride Cadmium hydroxide Cadmium iodate

Formula Al(OH)3 AlPO4 Ba(BrO3)2 BaCO3 BaCrO4 BaF2 Ba(OH)28H2O Ba(IO3)2 Ba(IO3)2H2O BaMoO4 Ba(NO3)2 BaSeO4 BaSO4 BaSO3 Be(OH)2 BiAsO4 BiI Cd3(AsO4)2 CdCO3 CdF2 Cd(OH)2 Cd(IO3)2

Ksp (25 C) 310-34 9.8410-21 2.4310-4 2.5810-9 1.1710-10 1.8410-7 2.5510-4 4.0110-9 1.6710-9 3.5410-8 4.6410-3 3.4010-8 1.0810-10 5.010-10 6.9210-22 4.4310-10 7.7110-19 2.210-33 1.010-12 6.4410-3 7.210-15 2.510-8

Cadmium oxalate trihydrate Cadmium phosphate Cadmium sulfide Caesium perchlorate Caesium periodate Calcium carbonate (calcite) Calcium carbonate (aragonite) Calcium fluoride Calcium hydroxide Calcium iodate Calcium iodate hexahydrate Calcium molybdate Calcium oxalate monohydrate Calcium phosphate Calcium sulfate Calcium sulfate dihydrate Calcium sulfate hemihydrate Cobalt(II) arsenate Cobalt(II) carbonate Cobalt(II) hydroxide (blue) Cobalt(II) iodate dihydrate Cobalt(II) phosphate Cobalt(II) sulfide (alpha) Cobalt(II) sulfide (beta)

CdC2O43H2O Cd3(PO4)2 CdS CsClO4 CsIO4 CaCO3 CaCO3 CaF2 Ca(OH)2 Ca(IO3)2 Ca(IO3)26H2O CaMoO CaC2O4H2O Ca3(PO4)2 CaSO4 CaSO42H2O CaSO40.5H2O Co3(AsO4)2 CoCO3 Co(OH)2 Co(IO3)22H2O Co3(PO4)2 CoS CoS

1.4210-8 2.5310-33 110-27 3.9510-3 5.1610-6 3.3610-9 6.010-9 3.4510-11 5.0210-6 6.4710-6 7.1010-7 1.4610-8 2.3210-9 2.0710-33 4.9310-5 3.1410-5 3.110-7 6.8010-29 1.010-10 5.9210-15 1.2110-2 2.0510-35 510-22 310-26

Copper(I) bromide Copper(I) chloride Copper(I) cyanide Copper(I) hydroxide * Copper(I) iodide Copper(I) thiocyanate Copper(II) arsenate Copper(II) hydroxide Copper(II) iodate monohydrate Copper(II) oxalate Copper(II) phosphate Copper(II) sulfide Europium(III) hydroxide Gallium(III) hydroxide Iron(II) carbonate Iron(II) fluoride Iron(II) hydroxide Iron(II) sulfide Iron(III) hydroxide Iron(III) phosphate dihydrate Lanthanum iodate Lead(II) bromide Lead(II) carbonate Lead(II) chloride

CuBr CuCl CuCN Cu2O CuI CuSCN Cu3(AsO4)2 Cu(OH)2 Cu(IO3)2H2O CuC2O4 Cu3(PO4)2 CuS Eu(OH)3 Ga(OH)3 FeCO3 FeF2 Fe(OH)2 FeS Fe(OH)3 FePO42H2O La(IO3)3 PbBr2 PbCO3 PbCl2

6.2710-9 1.7210-7 3.4710-20 210-15 1.2710-12 1.7710-13 7.9510-36 4.810-20 6.9410-8 4.4310-10 1.4010-37 810-37 9.3810-27 7.2810-36 3.1310-11 2.3610-6 4.8710-17 810-19 2.7910-39 9.9110-16 7.5010-12 6.6010-6 7.4010-14 1.7010-5

Lead(II) chromate Lead(II) fluoride Lead(II) hydroxide Lead(II) iodate Lead(II) iodide Lead(II) oxalate Lead(II) selenate Lead(II) sulfate Lead(II) sulfide Lithium carbonate Lithium fluoride Lithium phosphate Magnesium ammonium phosphate Magnesium carbonate Magnesium carbonate trihydrate Magnesium carbonate pentahydrate Magnesium fluoride Magnesium hydroxide Magnesium oxalate dihydrate Magnesium phosphate Manganese(II) carbonate Manganese(II) iodate Manganese(II) hydroxide Manganese(II) oxalate dihydrate

PbCrO4 PbF2 Pb(OH)2 Pb(IO3)2 PbI2 PbC2O4 PbSeO4 PbSO4 PbS Li2CO3 LiF Li3PO4 MgNH4PO4 MgCO3 MgCO33H2O MgCO35H2O MgF2 Mg(OH)2 MgC2O42H2O Mg3(PO4)2 MnCO3 Mn(IO3)2 Mn(OH)2 MnC2O42H2O

310-13 3.310-8 1.4310-20 3.6910-13 9.810-9 8.510-9 1.3710-7 2.5310-8 310-28 8.1510-4 1.8410-3 2.3710-4 310-13 6.8210-6 2.3810-6 3.7910-6 5.1610-11 5.6110-12 4.8310-6 1.0410-24 2.2410-11 4.3710-7 210-13 1.7010-7

Manganese(II) sulfide (pink) Manganese(II) sulfide (green) Mercury(I) bromide Mercury(I) carbonate Mercury(I) chloride Mercury(I) fluoride Mercury(I) iodide Mercury(I) oxalate Mercury(I) sulfate Mercury(I) thiocyanate Mercury(II) bromide Mercury(II) hydroxide ** Mercury(II) iodide Mercury(II) sulfide (black) Mercury(II) sulfide (red) Neodymium carbonate Nickel(II) carbonate Nickel(II) hydroxide Nickel(II) iodate Nickel(II) phosphate Nickel(II) sulfide (alpha) Nickel(II) sulfide (beta) Palladium(II) thiocyanate Potassium hexachloroplatinate

MnS MnS Hg2Br2 Hg2CO3 Hg2Cl2 Hg2F2 Hg2I2 Hg2C2O4 Hg2SO4 Hg2(SCN)2 HgBr2 HgO HgI2 HgS HgS Nd2(CO3)3 NiCO3 Ni(OH)2 Ni(IO3)2 Ni3(PO4)2 NiS NiS Pd(SCN)2 K2PtCl6

310-11 310-14 6.4010-23 3.610-17 1.4310-18 3.1010-6 5.210-29 1.7510-13 6.510-7 3.210-20 6.210-20 3.610-26 2.910-29 210-53 210-54 1.0810-33 1.4210-7 5.4810-16 4.7110-5 4.7410-32 410-20 1.310-25 4.3910-23 7.4810-6

Potassium perchlorate Potassium periodate Praseodymium hydroxide Radium iodate Radium sulfate Rubidium perchlorate Scandium fluoride Scandium hydroxide Silver(I) acetate Silver(I) arsenate Silver(I) bromate Silver(I) bromide Silver(I) carbonate Silver(I) chloride Silver(I) chromate Silver(I) cyanide Silver(I) iodate Silver(I) iodide Silver(I) oxalate Silver(I) phosphate Silver(I) sulfate Silver(I) sulfite Silver(I) sulfide Silver(I) thiocyanate

KClO4 KIO4 Pr(OH)3 Ra(IO3)2 RaSO4 RuClO4 ScF3 Sc(OH)3 AgCH3COO Ag3AsO4 AgBrO3 AgBr Ag2CO3 AgCl Ag2CrO4 AgCN AgIO3 AgI Ag2C2O4 Ag3PO4 Ag2SO4 Ag2SO3 Ag2S AgSCN

1.0510-2 3.7110-4 3.3910-24 1.1610-9 3.6610-11 3.0010-3 5.8110-24 2.2210-31 1.9410-3 1.0310-22 5.3810-5 5.3510-13 8.4610-12 1.7710-10 1.1210-12 5.9710-17 3.1710-8 8.5210-17 5.4010-12 8.8910-17 1.2010-5 1.5010-14 810-51 1.0310-12

Strontium arsenate Strontium carbonate Strontium fluoride Strontium iodate Strontium iodate monohydrate Strontium iodate hexahydrate Strontium oxalate Strontium sulfate Thallium(I) bromate Thallium(I) bromide Thallium(I) chloride Thallium(I) chromate Thallium(I) hydroxide Thallium(I) iodate Thallium(I) iodide Thallium(I) thiocyanate Thallium(I) sulfide Tin(II) hydroxide Yttrium carbonate Yttrium fluoride Yttrium hydroxide Yttrium iodate Zinc arsenate Zinc carbonate

Sr3(AsO4)2 SrCO3 SrF2 Sr(IO3)2 Sr(IO3)2H2O Sr(IO3)26H2O SrC2O4 SrSO4 TlBrO3 TlBr TlCl Tl2CrO4 Tl(OH)3 TlIO3 TlI TlSCN Tl2S Sn(OH)2 Y2(CO3)3 YF3 Y(OH)3 Y(IO3)3 Zn3(AsO4)2 ZnCO3

4.2910-19 5.6010-10 4.3310-9 1.1410-7 3.7710-7 4.5510-7 510-8 3.4410-7 1.1010-4 3.7110-6 1.8610-4 8.6710-13 1.6810-44 3.1210-6 5.5410-8 1.5710-4 610-22 5.4510-27 1.0310-31 8.6210-21 1.0010-22 1.1210-10 2.810-28 1.4610-10

Zinc carbonate monohydrate Zinc fluoride Zinc hydroxide Zinc iodate dihydrate Zinc oxalate dihydrate Zinc selenide Zinc selenite monohydrate Zinc sulfide (alpha) Zinc sulfide (beta)

ZnCO3H2O ZnF Zn(OH)2 Zn(IO3)22H2O ZnC2O42H2O ZnSe ZnSeH2O ZnS ZnS

5.4210-11 3.0410-2 310-17 4.110-6 1.3810-9 3.610-26 1.5910-7 210-25 310-23

http://urip.wordpress.com/tautan-kimia-sma/ksp-beberapa-senyawa/

BAB I PENDAHULUAN
Untuk mengetahui kandungan ion atau logam pada suatu sampel cair atau mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam food and beverage industry (industri makanan dan minuman) dan semiconductor industry (industri semikonduktor) dalam beberapa menit dapat digunakan sebuah teknik pemisahan yang dinamakan kromatografi. Bahkan dengan metode pemisahan ini, dapat ditentukan ion/logam/senyawa dari sampel yang diteliti secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam hitungan beberapa menit saja, ion-ion bermuatan positif (kation) seperti : Na+, NH4+, K+, Mg2+, Ca2+, Ag+, Cu2+ dan sejumlah kation lainnya atau ionion bermuatan negatif (anion) seperti : F-, Cl-, NO2-, Br-, SO42- dan jenis anion lainnya dapat diketahui konsentrasi/jumlahnya dalam suatu sampel. Bahkan lebih daripada itu, berbagai ion (anion dan/atau kation) dalam sampel, dapat ditentukan secara simultaneous (serempak) dalam sebuah chromatogram(kromatogram). Dengan kata lain, untuk sekali injet sampel saja ke dalam sistem kromatografi, berbagai peak (puncak) anion dan/atau kation akan muncul. Inilah salah satu yang menjadikan teknik ini lebih populer karena waktu analisisnya yang sangat singkat dan dengan hasil yang maksimal. Teknik pemisahan kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli tumbuh-tumbuhan berkebangsaan Rusia yang bernama Mikhail Tswett pada tahun 1906. Tswett memulai percobaannya dengan memisahkan sejumlah leaf pigments (zat warna daun) seperti klorofil dan xantofil dengan mengalirkan solution (larutan) ekstrak daun tersebut ke dalam sebuah kolom gelas yang sebelumnya diisi tepung kalsium karbonat yang dibuatnya sendiri. Dia menamakan fenomena yang ditemukannya ini dengan Chromatography (kromatografi). Yang dalam bahasa Rusia, chroma berarti warna dan graphein berarti menulis. Sehingga kalau diartikan secara bahasa, artinya menulis dengan warna. Teknik kromatografi ini akhirnya terus dikembangkan oleh para kromatografer lainnya antara lain R. Kurn, salah seorang kromatografer yang sangat intens mengembangkan teknik ini. Percobaannya dengan memisahkan pigmen-pigmen

tumbuhan seperti karotin membuahkan hasil. Dengan kegigihannya ini, Kurn dianugrahi medali Nobel pada tahun 1931 untuk pertama kalinya dalam bidang kromatografi. Demikian juga, Martin dan Synge mendapatkan medali Nobel pada tahun 1952 setelah sukses dengan penemuannya dalam memisahkan berbagai jenis asam amino dan asam nukleat. Kesuksesan yang telah diraih oleh para penemu ini, mengilhami banyak para kromatografer lainnya untuk lebih gigih mengembangkan teknik ini ke yang lebih modern lagi.

1. C. Kromatografi dan Aplikasinya pada Bidang Lain


a) Pada Bidang Bioteknologi

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus dipurified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.

b) Pada Bidang Klinik

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang

akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.

Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi.

Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum.

c) Pada Bidang Forensik

Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan yang cukup tajam.

Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga bisa segera diketahui.

Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan, gesekan, getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat atau bahkan munculnya percikan api. Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam bahan peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah, beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril, pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta beberapa anion lain seperti perklorat, klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat.Bisa dikatakan bahwa analisis organic ion (ion organik) dan inorganic ion (ion anorganik) memainkan peranan yang sangat penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom berlangsung. Pendeteksian ion-ion anorganik misalnya, setelah pengeboman berlangsung, akan memberikan harapan karena tidak semua material dari bahan peledak tersebut ikut meledak pada saat terjadi ledakan.

Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator untuk low explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).

d) Dalam bidang lingkungan

Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia, berarti permasalahan pun semakin maju. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global warming (pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies, Japan, tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari satu dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972). Seiring dengan hal itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Disinilah, teknik kromatografi mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis lingkungan) ini.

Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian : water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air (misal : air ledeng, air sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui jenis anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus jumlahnya. Apakah mengandung logam-logam berbahaya atau tidak.

Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi dini dapat dilakukan dengan mengetahui secara dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan nitrogen trioxide ion, NO3- (nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut. Terbentuknya hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan membentuk asam sulfat (H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat (HNO3) di udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari di udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa negara lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat penting tidak hanya untuk memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih penting lagi adalah memonitor progress (perkembangan) control polusi dari global ecology (ekologi global).

Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa efek yang fatal yang mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam dapat meningkatkan keasaman danau, sungai, bendungan yang pada akhirnya mungin dapat menyebabkan kematian pada kehidupan air. Demikian pula keasaman pada tanah dapat meningkat dan merembes ke air permukaan tanah yaitu sumber air minum sehari-hari.

e) Aplikasi pada bidang yang lain

Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang keilmuan lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas,

pertambangan, proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain. Namun karena keterbatasan ruang, dalam tulisan ini penulis hanya menampilkan beberapa contoh peran serta kromatografi dalam memudahkan dan mempercepat perolehan target data dalam beberapa bidang yang tersebut di atas. http://laskarvck.wordpress.com/kromatografi-gas/

AIR SADAH Jenis Air Sadah


Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.

Air sadah sementara


Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) > CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

Air sadah tetap


Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+. CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) > CaCO3 (s) + 2NaCl (aq) Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) > MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq) Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.

Menghilangkan Kesadahan
Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :

Resin pengikat kation dan anion

Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.

Zeolit
Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dikewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan. Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak. Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air

ADSORPSI KARBON AKTIF Karbon Aktif adalah senyawa karbon yang memiliki daya adsorbsi (daya serap) tinggi karena mengalami proses aktivasi kimia atau aktivasi uap di mana saat proses aktivasi tersebut gas hidrogen, gas-gas lain dan kandungan uap airnya terlepas dari permukaan material karbon aktif. Setelah hilang/lepasnya gas-gas dan uap air tersebut, karbon aktif memiliki daya adsorpsi(daya serap) super tinggi. Rata-rata karbon aktif memiliki luas permukaan 500- 2000 m2/g. di mana semakin besar luas permukaannya , maka semakin banyak partikel yang bisa diserap/diadsorp oleh karbon aktif. Karbon aktif akan "mengambil" senyawa organik dari cairan atau gas dengan cara "adsorpsi". Pada proses adsorpsi, molekul organik yang berada di fase gas cair. akan di"tarik" dan di ikat ke permukaan pori karbon aktif, ketika cairan atau gas tersebut melewati karbon aktif,dan disebut sebagai adsorben (zat yang diserap). Karbon aktif sebagai subyek/pelaku penyerap disebut adsorbat. Setelah zat-zat organik dalam cairan/gas diserap (adsorbsi), kemudian zat organik itu di tahan di dalam permukaan karbon aktif. Demikianlah informasi cara kerja karbon aktif khususnya untuk proses penyerapan (adsorbsi)

http://www.adywater.com/2013/05/adsorpsi-karbon-aktif.html

You might also like