Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 40

Teknik Analisis Pencemar Lingkungan (TAPL) RE 091305

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

AQC
Larutan Standar Sumber Kesalahan Bahan Sumber Kesalahan Analis
17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

Kegunaan:
Menghindari terjadinya kesalahan analisis Menghindari terjadinya hasil yang tidak tepat

Menghindari terjadinya kesalahan mengambil keputusan

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

Analitical Quality Control (AQC)


AQC : internal dan eksternal AQC eksternal dikenal sebagai Quality

Assesment, tidak dipelajari dalam MAPL

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

AQC
1. Sertifikasi dari kompetensi operator 2. Menggunakan zat aditif yang dikenal 3. Analisis dari Standar Suplai External 4. Analisis dari Reagen Blanko 5. Kalibrasi 6. Analisis Duplikat 7. Grafik Kontrol

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

UWL/LWL: Upper/Lower Warning Level UCL/LCL : Upper/Lower Control Level


17/10/2013 Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS 6

Quality Assurance (1)


Prinsip dari program asuransi kualitas (Quality Assurance) untuk laboratorium adalah tindakan-tindakan yang disiapkan sebagai berikut: 1. Persiapan cover dan lembar tanda tangan. 2. Persiapan organisasi staff dan tugas/tanggungjawab masingmasing secara jelas. 3. Sampel kontrol dan prosedur dokumentasi yang baik. 4. Standart Operation Procedure (SOP) dari masing-masing metode analisis telah jelas.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

Quality Assurance (2)


5. Rekruitmen Analis yang sudah ditraining

6. Prosedur pemeliharaan alat


7. Prosedur kalibrasi alat 8. Aktivitas kualiti kontrol internal 9. Prosedur bagi data yang bias maupun presisi 10. Reduksi data 11. Reporting/laporan

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

Akurasi dan Presisi Hasil Analisis


. . .. . ... . . ....

.
. . . . .

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

10

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

11

Akurasi

Diukur dalam bentuk bias, yaitu perbedaan antara hasil analisis dengan nilai benar. Presisi Diukur dalam bentuk deviasi standar (SD) dari uji: - Replicability - Repeatability - Reproducibility (tergantung sumber variasinya)

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

12

Sumber Kesalahan Bahan yang digunakan


1. Bahan Kimia Dibagi menjadi beberapa grade (tingkat kualitas) dari yang tertinggi s/d terendah: i. Standar Primer Lab. Kimia Memiliki nilai kemurnian (purity) yang diketahui dari analisis, dalam bentuk Certificate of analysis yang khusus per botol. Misalnya: purity: >99.9 %; 99.999%.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

13

ii. Analyzed reagens Lab. Kimia Mengetahui nilai kadar pengotor (impurities) yang diketahui dari analisis. Contoh: Pro analysis (p.a.) Analytical reagent, analytical grade Industrial grade Kadar pengotor dinyatakan dalam: - Kadar maksimum (%, ppm) - % atau ppm.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

14

iii) USP Reference Standards Obat-obatan - Memiliki nilai purity - Biasanya bahan obat-obatan iv) Pure, CP (Chemical Pure), Highest Purity v) Purified, practical grade untuk sintesa

vi) Teknis (technical grade, commercial grade) kemurnian bervariasi.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

15

Untuk analis: a. Biasanya bisa dipakai langsung tanpa dicek. b. Dalam hal-hal tertentu perlu dicek, sbb.: - Bandingkan dengan yang sebelumnya dipakai. - Dilakukan special treatment, misalnya: * Pengeringan pada 105oC * Pengukuran/analisis (cromatography/spectrocopic) * pengukuran blanko

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

16

Mencegah kesalahan: Mencatat tanggal pertama kali dibuka Lihat expiration date Tutup rapat-rapat untuk mencegah pengaruh dari luar dalam penyimpanan. Bahan yang sudah dikeluarkan jangan dimasukkan kembali (dibuang atau dipakai saja) Ingat status kestabilannya. Pengaruh suhu, sinar, kelembaban, bakteri, lama penyimpanan (hidrolisis, dekomposisi)

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

17

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

18

Air
Aquadest Kualitas ditentukan oleh: a. Desain alat destilasi b. Bahan konstruksi alat destilasi c. Kualitas air yang didistilasi d. Kecepatan distilasi e. Kebersihan alat distilasi
i)

Air yang didestilasi: - Hardness tinggi? water softening - Mengandung bahan organik? penyaring karbon aktif.
17/10/2013 Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS 19

ii) Untuk trace metal analysis? - Gunakan double distilled water (aquabidest) dari all pyrex distillation apparatus. - Atau pakai ultra pure water (UPW) dari Millipore Milli Q system/water purification unit. iii) Untuk air bebas zat organik? - Destilasi murni dengan dibubuhi sedikit KMnO4 KOH (pemurnian dengan ion exchanger hanya membersihkan/menghilangkan zat anorganik) iv) Air bebas mikroba - Gunakan membran berpori (ukuran pori 0.2 m) plus penyinaran dengan sinar uv

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

20

3. Larutan Baku (Standar Solution)


Sumber-sumber kesalahan: i) Menggunakan bahan standar yang tidak sesuai. Gunakan kualitas/grade tertinggi ii) Dari tahap/proses menstandarkan larutan: i) Kesalahan hitung ii) Kesalahan analisis, misalnya: Kesalahan titrasi: penentuan titik akhir titrasi (indikator) Suhu yang berbeda antara standarisasi larutan dengan waktu.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

21

iii) Perubahan konsentrasi dengan waktu:

- Penguapan pelarut - Pengaruh udara (CO2, O2) - Pengaruh bakteri dan fungus, mold. (misalnya standar NH4+, nitrat, Na-tiosulfat). Perlu standarisasi ulang.

Mencegah kesalahan: a. Tugaskan pembuatan larutan standar ke orang yang ditentukan. b. Orang tersebut menyimpan rekaman/catatan pembuatan larutan standar. - Agar traceable (mudah ditelusuri)

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

22

- Berisi cara pembuatan, bahan yang dipakai, tanggal

kalkulasi, prosedur standarisasi.


c. Menstandarkan ulang (cek) oleh orang kedua. d. Beri/pasang LABEL e. Gunakan alat volumetri, timbangan yang terkalibrasi.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

23

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

24

Sumber Kesalahan dari Analisis


1. Memperkecil kesalahan dari analis:
- Training yang cukup memadai - Supervisi oleh yang lebih berpengalaman - Alat terpelihara dan terkalibrasi - Beban kerja tidak berlebih - Mengetahui metose yang bersangkutan: * Kelemahan/keterbatasannya * Interferensi/gangguan/jenis matriks * Mengatasi gangguan * Masalah kontaminasi * Kestabilan contoh * Recovery analit - Mengikuti uji profisiensi/uji banding antar lab. - Melakukan uji intra-lab (korelasi) (control sample, analysis, repeatability test)

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

25

Sumber Kesalahan dari Instrument


1. Pembuatan kurva kalibrasi
Metode pembuatan kurva kalibrasi harus tepat: - metode biasa? - metode adisi standar? - metode standar internal? Kurva kalibrasi harus mencakup daerah kerja (working concentration range), daerah linier, dan sebagainya.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

26

Sumber Kesalahan dari Instrument


2. Kalibrasi instrumen
Instrumen harus dikalibrasi ke Lab. Kalibrasi yang kompeten/berwenang. Jadual kalibrasi disesuaikan dengan beban kerja instrumen. Contoh: balance, oven, furnace, autoklaf, rerfraktometer, viksiometer, termometer, timer, pengukur kuat-tarik.

3. Pemeliharaan dan Pengecekan Instrumen


Sebagai upaya untuk menjaga kerusakan dan agar tetap baik kinerjanya.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

27

Contoh Sumber Kesalahan pada Instrumen


a. Pada penggunaan neraca: Titik nol, kondisi keseimbangan sampel dengan suhu dan kelembaban dalam neraca. b. Pemanasan instrumen sebelum dipakai (untuk mencapai stabilitas). c. mengukur di luar daerah kerjanya. d. mengukur sampel dan standar terlalu jauh jarak waktunya. e. Baseline belum/tidak stabil.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

28

Contoh Sumber Kesalahan pada Instrumen


f. Kegagalan salah satu/lebih komponen/bagian instrumen yang tidak diketahui. g. Instrumen tidak bekerja sesuai dengan kinerja yang seharusnya. Misal: - kepekaan berubah. - Repeatibility/presisi yang buruk. h. Beban kerja berlebihan i. Sesudah selesai bekerja tidak diperlakukan seperti yang seharusnya.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

29

Sumber kesalahan dari Sarana dan Lingkungan Laboratorium


1. Pengaruh suhu di Lab.
- Waktu retensi pada analisis HPLC bisa berubah. - Terhadap pengukuran volume larutan organik. - Terhadap validitas kurvba baku yang diukur pada suhu berbeda dengan pengukuran sampel. - Terhadap base line pada HPLC.
2.

Pengaruh Kelembaban
- Terhadap larutan (kehilangan air), bahan kimia (menyerap uap air).

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

30

Sumber kesalahan dari Sarana dan Lingkungan Laboratorium 3. Pengaruh tegangan listrik
- pengaruh suhu open, inkubator, furnace (tegangan turun

suhu turun) Hasil analisis kadar air, pengukuran viskositas akan salah.

4. Pengujian yang tidak kompatibel harus dipisahkan ruangannya. Misalnya analisis residu pestisida dengan analisis bahan makanan, analisis logam dalam air dengan dalam mineral.

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

31

Contoh Kesalahan di Laboratorium


a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Sampling tidak representatif. Salah identifikasi contoh Metode tidak diikuti dengan benar. Laporan salah. Membaca data salah. Salah pengenceran/pemipetan. Salah hitung Salah membaca grafik Reagen terkontaminasi

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

32

Contoh Kesalahan di Laboratorium


j. Kemurnian bahan kimia kurang sesuai. k. Kesalahan menstandarkan larutan baku. l. Kesalahan mengukur: - peak area, peak height m. Memakai kuvet gelas (bukan silika/quartz) pada pengukuran daerah UV. n. Kuvet yang dipakai kurang seragam/iden tidak identik. o. Alat gelas belum bersih/terkontaminasi. p. Pipet dan sebagainya dikeringkan pada 100oC . q. Salah interprestasi data. s. Salah menerapkan metode analisis.
17/10/2013 Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS 33

MEMILIH NORMALITAS
Digunakan untuk larutan titran 1 mL larutan titran = 1 mg bahan yang dititrasi

Sehingga 1 L larutan standard = 1000 mg atau 1 gram bahan

yang dititrasi

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

34

Normalitas asam ?
NH3 = 1/berat NH3 = 1/17 = N/17 = 0,0588 N NH3 N = 1/14 = 0,0715 N

Alkalinitas (sebagai CaCO3) = N/50 = 0,02 N

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

35

Menyiapkan larutan N/1 dan N/50 H2SO4


Larutan H2SO4 digunakan untuk menentukan alkalinitas sebagai CaCO3

dengan BE = 50, sehingga diperlukan larutan N/50. Tetapi jika menggunakan larutan N/50 maka diperlukan jumlah larutan yang sangat besar, dan lebih mudah menggunakan larutan N/1 yang diencerkan menjadi N/50.
Kemurnian H2SO4 biasanya 96 98%, dan lagi sulit untuk menimbang

karena sifatnya yang sangat higroskopis.


Larutan H2SO4 harus distandarisasi dengan larutan Na2CO3 sebelum

digunakan untuk mengetahui secara pasti Normalitasnya.


Untuk memudahkan perhitungan, perhitungan 1L H2SO4. Maka 1L dari N/1

H2SO4 akan mengandung 1,008 g ion Hidrogen

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

36

Menyiapkan larutan N/1 dan N/50 H2SO4


1 GMW = 98 g murni H2SO4 = 2,016 g H+ GMW/2 = 49 g murni H2SO4 = 1,008 g H+ Jika kemurnian 96%, maka 49/0.96 = 51 g H2SO4 = 1,008 g

H+

Buat larutan lebih kuat dari N/1, tambahkan 5% = 51 x 1,05

= 53,5 g
Masukkan dalam labu ukur 1L (mula-mula dalam 500 mL

lalu tambah air sampai 1L)

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

37

Menyiapkan larutan primer standard


Digunakan Na2CO3 => GMW = 106 g => EW = 53

53 g Na2CO3 1000 mL N/1 H2SO4


1,06 g Na2CO3 20 mL N/1 H2SO4

Saat larutan N/1 H2SO4 sudah tersedia, maka kita dapat

membuat 1L larutan N/50, dari XmL N/1 H2SO4 mL x 1N = 1000mL x 0,02N mL = 20

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

38

Lets Have a Great Sem!

17/10/2013

Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS

39

You might also like