Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 43

KELOMPOK 1 Yohannes Sandang C13112253 Fahrul Rinja C13112274 Fathiyah Nesa Anggriani C13112101 Dwi Magfirah Jasal C13112266

Andi Istimrar Ridjal C13112254

I. Soft Tissue Lesions A. Examples of Tissue Lesions B. Clinical Conditions Resulting from Trauma or Pathology C. Severity of Tissue Injury II.Stages of Inflammation and Repair: General Descriptions A. Acute (Inflammatory Reaction) Stage B. Subacute (Repair-Healing) Stage C. Chronic (Maturation and Remodelling) Stage D. Chronic Inflammation III.The Acute Stage: General Treatment Guidelines IV.The Subacute Stage: General Treatment Guidelines V. The Chronic Stage: General Treatment Guidelines VI. Chronic Recurring Pain Chronic InflammationGeneral Treatment Guidelines

I. Soft Tissue Lesions


A. Examples of Tissue Lesions B. Clinical Conditions Resulting from Trauma or Pathology C. Severity of Tissue Injury

A. Examples of Soft Tissue Lesions

Strain Sprain
Subluksasi
Overstretching, overexertion, overuse

Stress, stretch (putus), luka pada ligamen


Dislokasi tidak sempurna (sebagian)

Dislokasi

Pergeseran/perpindahan tulang (dr mangkuk sendi)

Muscle/ tendon rupture

Jika partial, nyeri di daerah pemutusan ketika distretch atau dikontraksikan Jika complete, tidak nyeri ketika distretch atau dikontraksikan

Tendinous Lesions

Tendinitis: inflamasi tendon Tenosinovitis: tendinitis + inflasi membran sinovial Tenovaginitis: inflamasi + penebalan tendon

Synovitis

Peradangan membran sinovial


Benjolan melekat pd kapsul sendi/lapisan tendon krn trauma Memar, menyebabkan pendarahan, edema, dan inflamasi

Ganglion
Contusion
Hemarthrosis

Keluarnya darah pada sendi karena trauma

Bursitis
Overuse syndromes, cumulative trauma disorders, repetitive strain injury

Peradangan pada bursa

Submaximal overload dan/atau frictional (gesekan) pada otot/tendon sehingga mengakibatkan inflamasi dan nyeri

B. Clinical Conditions Resulting from Trauma or Pathology

Dysfunction

Kehilangan fungsi normal


Terganggunya mekanikal sendi normal pada sinovial joint; nyeri & kehilangan fungsi

Joint dysfunction

Contractures

Pemendekan atau penyempitan kulit, fascia, otot atau kapsul joint yang menghalangi pergerakan

Adhesions Reflex muscle guarding

Kondisi abnormal kolagen pd struktur selama immobilisasi

Kontraksi otot yg diperpanjang sbg respon untuk menstimulasi nyeri (sbg tanda adanya lesi di sekitar jaringan)

Intrinsic muscle spasm

Kontraksi otot yang lama sebagai respon sirkulasi total & perubahan metabolik ketika kontraktur

Muscle weakness

Penurunan strength otot saat berkontraksi. Akibat sistemik, chemical atau local lesion dari SSP dan SST atau myoneural junction

C. Severity of Tissue Injury


GRADE I : Mild pain. 24 jam pertama. Bengkak ringan dan nyeri ketika ditekan

GRADE II: Moderate pain. Berhentinya aktivitas jaringan


GRADE III: Near-complete/complete tear. Kurangnya kekuatan jaringan + nyeri hebat

II. Stage of Inflammation and Repair: General Descriptions

A. Acute Stage (Inflammatory Reaction) B. Subacute Stage (Repair-Healing) C. Chronic Stage (Maturation and Remodelling) D. Chronic Inflammation

A. Acute Stage (Inflammatory Reaction)

Characteristic

Clinical Signs

Physio Intervention Mengontrol efek dari inflamasi (modalitas dan immobilisasi) Penyembuhan awal (ger.pasif dan massage)

Perubahan vaskular Eksudasi pd sel Penggumpalan darah Fagositosis

Inflamasi

B. Subacute Stage (Repair and Healing)


Characteristic Pertumbuhan pembuluh kapiler darah ke jaringan yang rusak Collagen formation Granulasi jaringan Clinical Signs Berkurangnya inflamasi Nyeri saat tissue resistance Physio Intervention Gerakan aktif Resistif Open and closed chain stabilization Muscular endurance exercise Carefully progressed in intensity and range

C. Chronic Stage (Maturation and Remodelling)


Characteristic Maturasi pd jaringan penghubung Remodelling Kolagen menebal Semakin tinggi densitas jaringan, semakin lama waktu yg dibutuhkan utk remodelling Clinical Signs Tidak ada inflamasi Nyeri saat resistance Physio Intervention Progressive stretching Strengthening Endurance training Functional exercises

D. Chronic Inflammation
Characteristic Poliferasi fibroblast Peningkatan produksi kolagen (immature collagen) Mature collagen memburuk Clinical Signs Peningkatan nyeri dan kekakuan setelah istirahat dan selama iritasi

III. General Treatment Guidelines (Petunjuk Penanganan Umum)

A. Acute Stage B. Subacute Stage C. Chronic Stage D. Chronic Recurring Pain-Chronic Inflammation

A. Acute Stage

1. The protection Phase


1. Impairments: iritasi, edema, spasme otot, dan efusi (trauma sendi) 2. Untuk mengurangi nyeri, istirahatkan 24 jam pertama 3. Tujuan jangka panjang: peningkatan kekuatan dan pengembalian fungsi 4. Dosis dan teknik spesifik, yaitu:

a. Joint and ligament pathology - ROM pasif hingga batas nyeri - Intermitten muscle setting - Gentle massage utk sirkulasi, atasi edema dan nyeri. - Gentle passive joint traction or glides hingga batas nyeri b. Muscle pathology - ROM pasif hingga batas nyeri - Ontermitten muscle setting - Gentle massage - Passive joint play movement - Electrical stimulation

c. Tendinous lesions - ROM pasif - Gentle massage d. Connective tissue lainnya - ROM pasif - Muscle setting exercise - Gentle massage - Passive joint play movement

GOALS

PLAN OF CARE

Kontrol nyeri, edema dan spasme

-Compresion, massage (48 jam) -Immobilisasi: istirahat, fiksasi, perban, gips -Hindari posisi menekan
-Passive movement -Electrical stimulation secara kontinu -Intervensi medical jika berdarah -Proteksi seperti perban atau gips

Memelihara jaringan lunak dan mobilitas sendi

Mengurangi pembengkakan sendi

Memelihara integegritas dan fungsi -Active-assistive area asosiasi -Modifikasi aerobik exercise Mendidik pasien Pemeliharaan aktivitas fungsional

B. Treatment
Gangguan
a. inflamasi, edema, spasme otot b. lemah c. Joint effusion Pencegahan: Terlalu banyak bergerak meningkatkan inflamasi

Kontraindikasi: Aktif ROM, streching

B. Sub-acute Stage

1. Pertimbangan klinis
a. Penurunan inflamasi b. Karena pembatasan gerakan, terjadi kelemahan otot, maka dapat dilakukan: 1) Latihan isometrik submaximal, di awal fase subakut untuk mengembangkan kendali otot. 2) ROM aktif hingga pain-free, utk mengembangkan kontrol gerakan 3) Protected closed-chain, pd permulaan dgn terkendali utk mengatur gerakan dan menstimulus kontraksi stabil otot

c. Pembatasan gerakan menyebabkan penurunan fleksibilitas 1) Sendi dan ligamen - aktif pain free - peningkatan intensitas cross-fiber massage utk jaringan lunak agar dpt bergerak bebas 2) Otot - teknik contract-relax lembut utk peningkatan panjang otot - peningkatan intensitas cross-fiber massage 3) Tendon dan bursa tendon - ROM - peningkatan intensitas cross-fiber massage 4) Jaringan penghubung yang lain - cross-fiber massage - menjaga gerakan sendi sampai fleksibilitas jaringan lunak kembali

2. Fase gerakan terkontrol


a. Gangguan: - nyeri ketika akhir ROM - penurunan kelemahan otot, edema, dan efusi - pengembangan jaringan lunak, otot, dan sendi, serta penggunaan fungsional b. Sasaran: - penyembuhan jaringan cedera - mengembalikan progresif jaringan lunak, kekuatan otot dan mobilitas sendi - merawat integritas dan fungsi daerah yang berhubungan, dan pembelajaran kpd pasien CATATAN: Terlalu banyak gerakan dapat mengakibatkan nyeri saat istirahat dan kelemahan

C. Chronic Stage

a. Perbedaan utama pada fase penyembuhan jaringanx dg

1. Pertimbangan klinis (kembali ke fase fungsi)

fase subakut : pentingnya kualitas (orientasi dan daya regang) kolagen dan penurunan ukuran luka b. Jika pergerakan pada jaringan yg cedera sudah baik, aktivitas dan fungsi dapat dilanjutkan tetapi dengan intensitas dan kompleksitas yg lebih besar c. Nyeri hanya akan meningkat saat ditekan di luar ROM d. Untuk lanjut ke latihan, 2 pertimbangan penting gerak sendi - dlm ROM yg fungsional perlu untuk mencegah trauma sendi - tanpa dukungan otot yg cukup menyebabkan trauma

e.

f.
g. h. i.

Adhesi fascia, kulit, atau jaringan lunak lainnya menghambat pergerakan dan sebaiknya dimobilisasi dengan teknik peregangan spesifik Penyembuhan bertahap meningkatkan kualitas daya regang pada jaringan yg cedera, akan berlanjut dari 12-8 bulan tergantung ukuran struktur/derajat cedera Latihan utk mencapai tujuan, yakni hasil yg fungsional Pasien yg diharuskan kembali beraktivitas dengan tuntutan; lebih intens dalam latihan kelincahan dan pengembangan kemampuan. Edukasi cara latihan yg aman dan cara mencegah tekanan2 yg berbahaya, yaitu tidak dapat ditekan berlebihan untuk aktivitas yg menyebabkan cedera awal untuk mencapai pergerakan fungsional yg bebas nyeri, berkekuatan dan daya tahan maksimal.

2. Masalah-masalah
Nyeri saat ditekan (setalah tahanan pada cedera) Jaringan lunak, kontraktur atau adhesi membatasi ROM normal Kelemahan otot Penurunan manfaat fungsional dari bagian terkait

3. Penanganan umum
TUJUAN RENCANA
MENURUNKAN NYERI DARI TEKANAN KONTRAKTUR DAN ADHESI

1. Meregangkan 2. Mengembangkan kontrol dan stabilisasi 3. Biomechanical Counseling

MENINGKATKAN PERGERAKAN JARINGAN LUNAK, OTOT, DAN ATAU SENDI

teknik peregangan spesifik pada jaringan yg tebal, jaringan lunak (peregangan pasif dan massage pada sendi, kapsul, dan ligamen terpilih, tendon, adhesi jaringan lunak (crossfiber massage), otot2 (inhibisi aktif atau teknik fleksibilitas).

MEMPERKUAT DUKUNGAN DAN OTOT TERKAIT; MENGEMBANGKAN KESEIMBANGAN BIOMEKANIK KELOMPOK OTOT

Memajukan; 1. Tahanan submaksimal ke maksimal 2. Kekhususan latihan menggunakan konsentrik dan eksentrik yg ditahan, open dan closed chain. 3. Pergerakan bidang tunggal ke banyak bidang 4. Pergerakan sederhana atau kompleks 5. Stabilitas proksimal terkontrol, pergerakan beban distal super 6. Biomekanik yg aman

MENGEMBANGKAN DAYA TAHAN OTOT DAN STABILISATOR

Meningkatkan waktu pada kecepatan rendah; memajukan kompleksitas dan waktu, memajukan kecepatan dan waktu

MEMAJUKAN KEBEBASAN FUNGSIONAL

1. Melanjutkan penggunaan alat2 pendukung dan bantuan sampai ROM menjadi fungsional, mengakibatkan tes kekuatan otot pendukung . 2. Memajukan latihan fungsional dengan aktivitas2 yg disimulasikan dari yg terlindungi dan terkontrol ke yg tidak terlindungi dan bervariasi. 3. Melanjutkan latihan peregangan dan aktivitas latihan awal sampai otot cukup kuat dan mampu merespon tuntutan2 fungsional yg dibutuhkan.

1. Menginstruksikan, memonitor
MEMBERIKAN PENDIDIKAN PADA PASIEN

ketidakpahaman dan pemenuhan.


2. cara pencegahan

D. Chronic Recurring PainChronic Inflammation

(Nyeri Kronik Berulang-Inflamasi Kronik)

1. Mekanisme nyeri berulang/berkepanjangan

Overuse, gangguan akumulatif trauma, cedera strain berulang

Trauma Cedera ulang dari old scar Konraktur/pergerakan kurang

Ketidakseimbangan antara panjang dan kekuatan


Permintaan kontraksi eksentrik yang berkelebihan secara berulang atau terus- menerus pada otot yang tidak 'siap' untuk menahan beban Kelemahan otot Ketidaksejajaran tulang atau buruknya stabilitas sendi Kembali beraktivitas terlalu capat setelah cedera Faktor lingkungan Faktor penuaan Kesalahan dalam latihan

2. Penyebab nyeri berulang/berkepanjangan

3. Pertimbangan klinis inflamasi kronik

a. Penyembuhan inflamasi kronik tahap akut - modalitas, bimbingan biomekanik yg teapat - di awal hanya memungkinkan aktivitas tanpa tekanan - latihan dimulai pada intensitas tanpa tekanan pada jaringanm dan intensitas ditingkatkan dengan tepat

b. Penyembuhan inflamasi kronik tahap sub-akut dan kronis


- Jika nyeri kronik lokal, mengkontraksikan jaringan parut akan membatasi gerakan dan menggangu dengan mikrorupture, jaringan parut sebaiknya dimobilisasi dengan friction massage, manipulasi jar.lunak, atau teknik stretching - Latihan penguatan dan stabilisasi, dalam hubungannya dengan adaptasi kerja diperlukan untuk memperkecil pola gerakan yang menyakitkan - Karena masalah kronik yang mengganggu sering kali diakibatkan dari ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan yang berulang dan berjarak. Daya tahan merupakan bagian yang tepat dalam edukasi - Saat sembuh, latihan ditingkatkan utk mengembangkan latihan fungsional mandiri.

4. Pertimbangan pengobatan inflamasi kronik


a. Gangguan 1) Nyeri - hanya setelah aktivitas berulang - langsung terasa setelah aktivitas - sulit menyelesaikan aktivitas - berlanjut dan nyeri hebat 2) Terbatas ROM-nya 3) Buruknya daya tahan dan kekuatan otot 4) Ketidakseimbangan panjang dan kekuatan otot; disfungsi biomekanik 5) Penurunan aktivitas fungsional dari suatu regio 6) Pola gerakan atau posisi yang salah terjadi terus-menerus

b. Sasaran selama periode inflamasi kronik - kesembuhan, mengurangi inflamasi - menghilangkan faktor penghambat - menjaga integritas dan mobilitas jaringan c. Sasaran mengembalikan ke tahap fungsional - strength, menggerakkan scar - menghasilkan keseimbangan antara panjang dan kekuatan otot - meningkatkan aktivitas fungsional mandiri - mengoreksi faktor lingkungan penyebab masalah PERHATIAN: Jangan melakukan stretching jika terjadi absolute stiffness (kekakuan permanen intraartikular)

TERIMA KASIH..

You might also like