3.7.4.3 Nervus Medianus Injury

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Compression of the median and ulnar nerves at the wrist is frequently encountered.

Carpal tunnel syndrome usually occurs without any obvious extrinsic cause; several cases have however been reported caused by anomalous or hypertrophic muscles. A survey of the literature shows that compression neuropathy of the median nerve has been reported in relation with anomalies affecting three muscles: the first (or second) lumbrical, the palmaris longus and its anatomic variants and the superficial flexor of the index finger. In the ulnar tunnel the situation is thoroughly different: so-called idiopathic ulnar tunnel syndrome is rare and an extrinsic compressing structure can usually be disclosed. Anomalous muscles belong to the palmaris longus/abductor digiti minimi group; the flexor carpi ulnaris is sometimes involved. One can suspect the presence of such an anomalous muscle when the compression syndrome concerns a patient who is not within the "usual" age group with symptoms initiated or aggravated by physical exercise.

3.7.4.3

Nervus Medianus Injury

N. medianus injury biasanya disebabkan oleh cedera di bagian carpi (low lesions) dan di bagian antebrachii superior (high lesions). 1. Low lesions Sindrom yang paling sering terjadi adalah carpal tunnel syndrome (Gambar 22) akibat terjepitnya n. medianus saat melewati celah antara os.carpalis dan ligamentum transversus.[23]

Gambar 22.Carpal tunnel syndrome. Sumber: Baehr M, Frotscher M. DUUS Topical Diagnosis in Neurology. Germany: Thieme; 2005.

Akibatnya, timbul nyeri dan sensory loss pada distribusi n. medianus (manus palmaris superficialis, digiti I, II, III, dan setengah digiti IV),kelemahan pada median myotomes di tangan dan bagian thenar. Hal ini dapat disebabkan karena cedera akibat gerakan fleksi pergelangan tangan yang terlalu lama, seperti mengetik dan merajut.[23] Dari pemeriksaan khusus, Tinels sign positif pada carpal tunnel syndrome. Diagnosisnya didapatkan melalui gejala klinis, tetapi tes elektrofisiologis, seperti segmental nerve conductions dapat mengkonfirmasi lesi dan melokalisasi letak kompresi. Pengobatan konservatif menggunakan wrist splint, tetapi pada kasus berat, dilakukan tindakan operatif. [23]

1. High lesions

High lesions dapat disebabkan oleh fracture di bagian antebrachii, dislokasi bagian cubiti, luka tusukan, luka tembakan, trauma, iskemik, maupun kompresi anatomi, seperti terjepitnya m. pronator teres, sehingga menyebabkan kelemahan dan sensory loss.[18][23] Lesi pada n. medianus menyebabkan kelemahan dan sensory loss, tetapi hanya pada beberapa pergerakan yang benar-benar paralisis karena adanya kontribusi sinergik otot yang masih diinervasi oleh nervus lain.[23] Gejala yang timbul sama dengan low lesions, dengan tambahan ketidakmampuan pergerakan fleksi articulatio interphalangeal proximalis 1-3 dan articulatio interphalangeal distalis 2-3 disebabkan oleh paralisis m. flexor digitorum superficialis dan m. flexor digitorum profundus. Tambahan lain, ditemukan paralisis pergerakan radial wrist flexion dan m. pronator teres, pergerakan fleksi articulatio metacarpophalangeal 2-3 juga tidak dapat dilakukan karena paralsis dari m. lumcbricalis 1-2. Oleh karena itu, pasien dengan n. medianus injury tidak dapat mengepalkan tangan karena digiti II dan III yang mengalami ekstensi parsial. Tanda ini disebut dengan sign of benediction (Gambar 28c).[18][23] Cedera pada n. interosseous anterior yang disebut dengan anterior interosseous syndromejarang terjadi.Gejala motorik yang timbul mirip dengan high lesions dari n. medianus injury, tetapi tanpa adanya defisit sensorik.Kelemahan tersebut adalah kelemahan pada m. flexor pollicis longus (kelemahan motorik digiti I), m. flexor digitorum profundus I dan II, dan m. pronator quadratus. Penyebab yang paling sering adalah brachial neuritis (Parsonage-Turner syndrome) yang berhubungan dengan shoulder girdle pain setelah imunisasi atau penyakit virus.[18][23]

Jika terjadi avulsi saraf, sebaiknya dilakukan nerve grafting. Post operasi, dilakukan splint pada pergelangan tangan. Jika fungsi sensorik membaik, tetapi fungsi motorik oposisi pada digiti I tidak membaik, dilakukan transfer m. extensor indicis proprius atau m. abductor digiti minimi ke m. abductor pollicis brevis.M. extensor carpi radialis longus dapat ditransfer ke m. flexor digitorum profundus, m. brachioradialis ke m. flexor pollicis longus, dan m. extensor indicis ke m. abductor pollicis brevis.[18][23]

You might also like