Download as odt, pdf, or txt
Download as odt, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Posted on 12 Oktober 2013 by b11nk THE EFFECT OF NUTRITION THERAPY : BANANA

FRUIT ON SHORT TERM MEMORY IN 10-12 YEARS OLD CHILDREN AT SDN 3


GRENDENG PURWOKERTO
Nurmala Sari1 Eko Winarto2 Sobihin3
ABSTRACT
Background: The short term memory is a temporary storage items accepted in a short time. An
adult usually can remember until 7 digits numbers in short time, but 10-12 years old children
usually can remember until 3 digits. Increasing the ability of short term memory can be done by
many ways, for example by giving foods that contain enough sugar for body, such as bananas. Fruit
sugar in banana is fructose which has a lower glycemic index than glucose.
Objective: To know the effect of banana therapy toward short term memory in 10-12 years old
children at SDN 3 Grendeng Purwokerto
Method: This study is a quasi experiment with non probability sampling pretest-posttest with
control group design. The method of sampling was a purposive sampling with the amount of 18
treatment group and 18 control groups. Analysis used in this study was the pair t test and non pair t
test statistic test.
Result: The result of statistical analysis with pair t test in treatment groupgot the p value= 0,000
and in control group p value = 0,602. The statistical analysis result with non pair t testgot p value =
0,006.
Conclusion: banana fruit can increase the short term memory in 10-12 years old children at SDN 3
Grendeng Purwokerto
Keywords: nutrition therapy, banana, short term memory, children
PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus yang akan
menentukan kualitas bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Proses tumbuh kembang anak usia
sekolah yang optimal diantaranya ditentukan oleh pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
yang baik serta benar (Onis, 2007).
Performa akademik selain ditentukan fungsi afektif juga bergantung fungsi intelegensi anak.
Intelegensi merupakan aplikasi aspek kognitif dan metakognitif pada proses belajar dan pemecahan
masalah, sedangkan proses kognitif bergantung dari fungsi fungsi otak seperti memori jangka
pendek jangka panjang, encoding & practice (Cuasay, 1992 dalam Putranto, 2009). Fungsi
kognitif di dalam behavioral neurology dibagi menjadi lima domain kognitif yaitu attention,
language, memory, visuospatial, dan executive function (Sidiarto, 2003).Menurut Seifort dan
Hoffnung (1997) jenis informasi yang masuk pada memori jangka pendek biasanya terbatas pada
kira-kira keterangan kecil. Selanjutnya dikatakan bahwa perbedaan antara anak usia 10-12 tahun
dan dewasa pada kemampuan tes digit. Pada anak usia 10-12 tahun biasanya dapat mengingat tiga
digit sedangkan orang dewasa dapat mengingat sampai tujuh digit.
Kecepatan proses kognitif diketahui bergantung pada derajat aktivitas memori jangka pendek
(Cuasay, 1992 dalam Putranto, 2009). Sidiarto (2003) berpendapat adanya peran memori jangka
pendek dalam semua proses kognitif misalnya dalam memahami bahasa, mengerjakan tugas
pemecahan masalah dan juga tugas operasi matematika.
Meningkatkan kemampuan memori jangka pendek bisa dengan berbagai macam hal salah satunya
dengan memberikan nutrisi makanan dan minuman yang mengandung gula yang cukup untuk

tubuh. Di otak, gula berfungsi sebagai sumber energi (glukosa).Gula yang aman untuk anak dan
bisa langsung dipakai untuk metabolisme yaitu gula dalam bentuk disakarida. Glukosa darah sangat
vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan
daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak karena glikogen sebagai
cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya. Glukosa darah terutama didapat dari asupan
makanan sumber karbohidrat. Menurut Prahastuti (2011) buah-buahan mengandung fruktosa dan
glukosa dengan proporsi bervariasi. Kandungan fruktosa dalam buah-buahan antara 5-10%
bobotnya. Makanan yang mengandung tinggi fruktosa yaitu buah anggur, apel dan pisang. Dilihat
dari segi ekonomisnya pisang adalah buah yang paling ekonomis dibanding anggur dan apel.Pisang
adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak
sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis (Mulyati, 2005).
Kusumo dan Farid (1994) mengemukakan bahwa gula pisang merupakan gula buah, yaitu fruktosa
yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga glukosa
cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja
keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan
energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun. Untuk melakukan aktivitasnya, otak
memerlukan energi berupa glukosa.
Pisang ambon adalah pisang yang paling banyak disukai karena memiliki rasa yang lebih manis,
tekstur yang lebih enak dan aroma yang lebih tajam jika dibandingkan dengan pisang yang dapat
dimakan secara langsung lainnya. Pisang ambon telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat tanpa
memiliki efek samping, selain itu pisang ambon memiliki kandungan kalium lebih tinggi dan
natrium lebih rendah dibandingkan dengan buah pisang lainnya, dalam 100g pisang ambon
mengandung 435mg kalium dan hanya 18mg natrium, sedangkan berat rata-rata satu buah pisang
ambon 140g, sehingga dalam satu buah pisang ambon mengandung 600mg kalium dengan
demikian pisang ambon menjadi alternatife dalam peningkatan memori jangka pendek khususnya
pada anak usia sekolah (Almatsier, 1996 dalam Tryastuti, 2012).
METODE
Penelitian menggunakan desain quasi eksperiment dengan rancangan non probability pretestpostest with control group design. Penelitian dilakukan kepada SDN 3 dan 4 Grendeng
Purwokertopada bulan Juni 2013. Desain analisis menggunakan uji t berpasangandant tidak
berpasangan. teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Responden sebanyak
18anak, anak yang diberikan buah pisang dan anak yang mendapatkan pengamatan.
Data dikumpulkan melalui tes digit span forward& backward Wechsler Intelegensi Scale For
Children-Revised (WISC-R) yang masing-masing berjumlah 7 soal dan diberikan secara terpisah.
Variabel yang akan diteliti meliputi variabel bebas tarapi nutrisi buah pisangdan variabel terikat
memori jangka pendek. Terapi nutrisi buah pisang yang diberikansebanyak 100 gram1 kali sehari
dalam 3hari berturut-turut.
Analisis data dilakukan menggunakan bantuan
program statistik. Data univariat dianalisis
untuk menyajikan masing-masing variabel dan Status Gizi
karakteristik responden melalui distribusi
frekuensi, dan tendensi sentral. Data bivariat
dianalisis untuk mengetahui hubungan variabel
bebas dengan variabel terikat menggunakan uji Normal
t berpasangan dan t tidak berpasangan yang
dibuktikan dengan p value. Bila nilai p < 0,05 Kurang
maka terdapat pengaruh yang signifikan,
namun bila p > 0,05 maka tidak terdapat
Total
pengaruh yang bermakna antara dua variabel
tersebut.

Kelompok
Perlakuan

Kelompok Kontrol

10

55,6

44,4

44,4

10

55,6

18

100

18

100

HASIL
Penelitian terapi nutrisi buah pisangterhadap memori jangka pendektelah dilaksanakan selama 3
hari yang dimulai tanggal 3 Juni dan berakhir pada tanggal 5 Juni 2013di SDN 3 dan 4 Grendeng
Purwokerto. Responden penelitian ini adalah anak yang berusia 10-12 tahun. Responden penelitian
sebanyak 36 orang yaitu 18 orang diberikan terapi nutrisi buah pisang sebagai kelompok perlakuan
dan 18 orang dilakukan pengamatan sebagai kelompok kontrol. Terapi nutrisi buah pisang yang
diberikansebanyak 100 gram1 kali sehari dalam 3hari berturut-turut.
Responden penelitian merupakan anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
Data keseluruhan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompokperlakuan dan kelompok
kontrol (n=18)
Jenis
Kelamin

Kelompok
Perlakuan

Kelompok
Kontrol

Frekuensi

Frekuensi

Laki-laki

50

50

Perempuan

50

50

Total

18

100

18

100

Berdasarkan penelitian diperoleh data tentang jenis kelamin responden. Hasil penelitian
menunjukkan jumlah responden anak usia 10-12 tahun berjeniskelamin perempuan yaitu sebanyak
9 orang (50%) pada kelompok perlakuan dan yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 9
orang (50%) pada kelompok control.
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan status gizi (IMT)dapat dilihat secara rinci
pada tabel2.
Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan status gizi (IMT) pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol (n=18)
penelitian diperoleh data tentang status gizi
responden yang dipakai dipenelitian ini
berdasarkan indeks masa tubuh (IMT). Hasil
penelitian menunjukan responden pada
kelompok perlakuan berada pada status gizi
normal sebanyak 10 orang. Data responden
pada kelompok kontrol berada status gizi
kurang sebanyak 10 orang.
Skor memori jangka pendek sebelum
diberikan terapi nutrisi buah pisang pada
kelompok perlakuan dan kontroldapat dilihat
pada tabel 3

Status Gizi

Kelompok
Perlakuan

Kelompok Kontrol

Normal

10

55,6

44,4

Kurang

44,4

10

55,6

18

100

18

100

Total

Tabel 3 Skor memori jangka pendek sebelum diberikan terapi nutrisi buah pisang pada kelompok
perlakuan dan kontrol(n=18)
Variabel

MeanSD Min-Max 95 % CI

Skor Memori
3,721,32
2-7
3,07-4,38
Jangka Pendek
Kelompok
4,612,09
2-9
3,57-5,65
PerlakuanSkor
Memori Jangka
Pendek
Kelompok
Kontrol
Berdasarkan tabel3 hasil penelitian menunjukkanskor memori pada kelompok perlakuan minimal 2
dan maksimal 7, sedangkan pada kelompok kontrol skor memori minimal 2 dan maksimal 9
sebelum diberikan terapi nutrisi: buah pisang. Hasil estimasi interval penelitian disimpulkan bahwa
95% diyakini rata-memori jangka pendek responden pada kelompok perlakuan adalah antara 3,07
sampai 4,38 dan kelompok kontrol antara 3,57 sampai 5,65.
Skor memori jangka pendek setelah diberikan terapi nutrisi buah pisang pada kelompok perlakuan
dan kontroldapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Skor memori jangka pendek setelah diberikan terapi nutrisi buah pisang pada kelompok
perlakuan dan kontrol(n=18)
Variabel

MeanSD Min-Max 95 % CI

Skor Memori
5.221,478
2-9
4,49-5,96
Jangka Pendek
Kelompok
4,332,058
2-10 3,31-5,36
PerlakuanSkor
Memori Jangka
Pendek
Kelompok
control
Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian menunjukkanskor memori pada kelompok perlakuan minimal
2 dan maksimal 9, sedangkan pada kelompok kontrol skor memori minimal 2 dan maksmal 10
setelah diberikan terapi nutrisi buah pisang. Hasil estimasi interval penelitian disimpulkan bahwa
95% diyakini rata-rata memori jangka pendek responden pada kelompok perlakuan adalah antara
4,49 sampai 5,96 dan kelompok kontrol antara 3,31 sampai 5,36.
Perbedaan skor memori jangka pendek anak usia 10-12 tahun sebelum dan setelah diberi terapi
nutrisi buah pisang pada kelompok perlakuan dilihat pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Perbedaan skor memori jangka pendek anak usia 10-12 tahun sebelum dan setelah diberi
terapi nutrisi buah pisang pada kelompok perlakuan (n=18)
Data dianalisa dengan menggunakan uji
Variabel
statistik t berpasangan dengan tingkat
kepercayaan 95% ( = 0,05). Berdasarkan
hasil uji ini, didapatkan nilai p value
Skor
adalah 0,000 dengan demikian p value<
Memori
(0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha
Jangka
diterima. Data analisa tersebut dapat
Pendek
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Sebelum
terapi nutrisi buah pisang terhadap memori
Intervensi
jangka pendek anak usia 10-12 tahun di SDN
Skor
3 Grendeng Purwokerto.
Memori
Perbedaan skor memori jangka pendek anak Jangka
Pendek
Setelah
Intervensi

Mean Min-Max
sd

3,721,
32

Df

2-7

-5,097 17
6,052,
30

p value

2-9

0,000

usia 10-12 tahun sebelum dan setelah mendapatkan pengamatan pada kelompok kontrol dapat
dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Perbedaan skor memori jangka pendek anak usia 10-12 tahun sebelum dan setelah
mendapatkan pengamatan pada kelompok kontrol (n=18)
Variabel
Skor
Memori
Jangka
Pendek
Sebelum
Perlakuan
Skor
Memori
Jangka
Pendek
Setelah
Perlakuan

Meansd Min-max

4,612,09

2-9

4,332,058

2-10

Df p value Data dianalisa dengan menggunakan uji


statistik t berpasangandengan tingkat
kepercayaan 95% ( = 0,05). Berdasarkan
hasil uji ini, didapatkan nilai p value adalah
0,602 dengan demikian p value> (0,915
> 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Data analisa tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh terhadap
0,531 17 0,602 memori jangka pendek pada anak usia 1012 tahun di SDN 4 Grendeng Purwokerto
pada kelompok kontrol setelah
mendapatkan pengamatan.
t

Perbedaan peningkatan skor memori


jangka pendek anak usia 10-12 tahun pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.


Tabel 7. Perbedaan peningkatan skor memori jangka pendek anak usia 10-12 tahun pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol (n=18)
Variabel

Mean Min-Max
SD

Df

p
value

Skor memori 1,501


2-9
jangka pendek ,249
post kelompok
6-10
-2,96 26,79 0,006
perlakuanSkor
memori
0,282
jangka pendek ,218
post kelompok
kontrol
Data dianalisa dengan menggunakan uji statistik t tidak berpasangandengan tingkat kepercayaan
95% ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji ini, didapatkan nilai p value adalah 0,006 dengan demikian p
value< (0,006<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Data analisa tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan peningkatan skor memori jangka pendek yang signifikan antara kelompok
perlakuan dan kelompok control.
Diskusi
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini terdapat 50% yang berjenis
kelamin laki-laki dan 50% yang berjenis kelamin perempuan. Menurut Susanto dkk (2009) Faktor
jenis kelamin mempengaruhi ingatan seseorang, wanita diduga lebih banyak dan cenderung untuk
menjadi pelupa. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormonal, stres yang menyebabkan ingatan
berkurang, akhirnya mudah lupa. Ungkapan ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada kelompok
kontrol bahwa pada jenis kelamin perempuan sebagian besar mengalami penurunan skor memori
jangka pendek.
Penelitian ini menggunakan karakteristik responden dengan status gizi normal dan status gizi

kurang menurut Supriasa (2001). Hasil penelitian menunjukan responden pada kelompok perlakuan
berada pada status gizi normal sebanyak 10 orang. Data responden pada kelompok kontrol berada
status gizi kurang sebanyak 10 orang. Penelitian Frihandini (1996)dan Mc Gregor(2002)
menyebutkan bahwa gangguan kognitif anak juga dipengaruhi faktor anemia, status sosial ekonomi,
kemiskinan, tidak ada stimulasi di rumah, kurangnya kehangatan keluarga, tingkat pendidikan
orangtua, intelegence quetion (IQ), ibu depresi, ketidakhadiran ayah yang lama, infeksi parasit, dan
gizi kurang.
Sebelum dilakukan terapi nutrisi buah pisang pada anak usia 10-12 tahun diketahui skor
minimal yang di dapat pada kelompok perlakuan 2 dan maksimal 9, sedangkan pada kelompok
kontrol didapatkan skor minimal 2 dan maksimal 10. Hasil estimasi interval penelitian disimpulkan
bahwa 95% diyakini rata-rata skor memori jangka pendek pada kelompok perlakuan adalah antara
4,49-5,96, sedangkan pada kelompok kontrol antara 3,31-5,36. Pendapat yang dikemukakan oleh
Arizal (2002) kecukupan zat gizi pada anak merupakan syarat yang sangat penting dalam
perkembangan anak termasuk perkembangan otak. Zat gizi yang dibutuhkan untuk perkembangan
otak bukan hanya zat gizi makro tetapi juga zat gizi mikro. Anak yang mengalami kurang nutrisi
terutama selama periode kritis pertumbuhan otak akan mempunyai nilai yang lebih rendah pada tes
perbendaharaan kata, pemahaman bacaan, aritmetika dan pengetahuan umum serta mengalami
gangguan perkembangan motorik.
Pemberian terapi nutrisi buah pisang kepada anak usia 10-12 tahun dilakukan sebanyak 1 kali sehari
dalam 3 hari. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami
peningkatan skor memori jangka pendek dan ada beberapa mengalami penurunan dan tidak terjadi
perubahan skor memori jangka pendek. Hal ini terjadi karena memori jangka pendek seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan seperti suhu, ventilasi, suara, cahaya, dan
nutrisi. Selain itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tidur seseorang adalah brain injury dan
stress emosional (Koo et al, 2003).Hasil penelitian pada kelompok perlakuan banyak yang
mengalami perbaikan pada memori jangka pendek mereka. Seperti yang dikatakan Widyawati
(2002) Gangguan gizi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan baik fisikmaupun mentalnya.
Skor memori jangka pendek anak pada kelompok perlakuan sebelum dan setelah dilakukan
intervensi dapat dilihat p value adalah 0,000 dengan demikian p value< (0,000 < 0,05), data
analisa tersebut dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh setelah diberikan terapi nutrisi buah pisang.
Kusumo dan Farid (1994) mengemukakan bahwa gula yang terdapat dalam buah pisang merupakan
gula buah, yaitu fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan
glukosa, sehingga glukosa cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat
dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini
merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun.
Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa.
Kelompok kontrol dalam penelitian ini tidak diberikan terapi nutrisi buah pisang, hanya dilakukan
pretest dan posttest dalam selang waktu 3 hari. Data dianalisa dengan menggunakan uji statistik T
Berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji ini, didapatkan nilai
p value adalah 0,602 dengan demikian p value> (0,602 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Data analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pretest dan postest skor memori
jangka pendek anakusia 10-12 tahun di SDN 4 Grendeng Purwokerto.
Daya ingat (ingatan) anak merupakan suatu proses yang terjadi di otaktentunya sangat dipengaruhi
oleh pertumbuhan organ otak dan bagaimanastimulasi atau rangsangan diberikan agar otak dapat
berkembang optimalmenjalankan fungsinya. Keadaan gizi sejak janin dalam kandungan sampai
bayilahir dan usia dini perlu terus dipertahankan secara optimal sampai anak usiasekolah, karena
akan berpengaruh pada perkembangan otak. Menurut Pollit (1990) apabila anak lahir dengan berat
badan rendah akan mengalami gangguan fungsi kognitif dan kecerdasan intelektual pada usia
sekolah. Kekurangan gizi pada masa bayi hingga usia 2 tahun dapat mengakibatkan terganggunya
perkembangan mental dan kemampuan motoriknya, bahkan dapat mengakibatkan cacat permanen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa adaperbedaan peningkatan yang signifikan antara skor memori
jangka pendek pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Supardi (2012) yang menyebutkan adanya perbedaan daya ingat antara kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan setelah diberi terapi warna merah menunjukan nilai p=0,00 (< 0,05).
Peningkatan memori jangka pendek pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ini
dikarenakan pada kelompok perlakuan di beri buah pisang yang di dalamnya terkandung fruktosa,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan terapi nutrisi buah pisang.
Kesimpulan
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol terdapat50% perempuan.Berdasarkan status gizi (IMT) pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrolrata-rata berada pada status gizi normal.
2. Skor memori jangka pendekpada kelompok perlakuan sebelum intervensi rata-rata 3,72 dan
sesudah intervensi rata-rata 5,22.
3. Skor memori jangka pendek pada kelompok kontrol sebelum intervensi rata-rata 4,61 dan
sesudah intervensi rata-rata 4,33.
4. Ada perbedaan peningkatan yang signifikan skor memori jangka pendek anak usia 10-12
tahunantara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengaplikasikan terapi nutrisi buah pisang untuk meningkatkan memori jangka
pendek anak. Karena selain rasanya enak, mudah didapat dan harganya ekonomis, buah pisang juga
mengandung fruktosa yang lebih cepat digunakan otak dan tidak memiliki efek samping.
1. Bagi Institusi Keperawatan
Terapi nutrisibermanfaat bagi institusi pendidikan jurusan keperawatan, diharapkan dapat dijadikan
masukan untuk pengadaan materi mengenai optimalisasi memori jangka pendek anak pada mata
kuliah keperawatan anak dan gizi, dan sebagai masukan untuk mengembangkan penelitian yang
lebih lanjut mengenai terapi-terapi untuk meningkatkan memori jangka pendek anak usia sekolah.
1. Bagi Sekolah
Terapi nutrisi buah pisang dapat dimasukkan ke dalam program sekolah sebagai pemberian
makanan tambahan (PMT) sebagai salah satu cara yang dapat diterapkan dalam meningkatkan
memori jangka pendek anak. Pemberian nutrisi buah pisang dapat dilakukan pada saat jam istirahat
sekolah, agar tidak menganggu konsentrasi belajar anak saat sekolah.
1. Bagi Penelitian
Dapat dilakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini, meliputi:
1. Jumlah sampel lebih diperbanyak dengan desain true experiment.
2. Lebih memperhatikan variabel pengganggu terkait faktor lingkungan, nutrisi,dan status gizi.
3. Tujuan penelitian tidak hanya untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan saja, melainkan
dapat ditambahkan dengan mengetahui hubungan variabel pengganggu dengan memori
jangka pendek setelah mendapat perlakuan terapi nutrisi.
4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi atau gagasan ide dalam
melakukan penelitian terkait dengan memori jangka pendekanak dengan menggunakan
metode penelitian yang lain.
Daftar Pustaka

Arizal, Daris A, Hidayat A. (2002). Gizi dan perannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Frihandini D.(1996). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar seng darah pada anak balita.
Tesis. FK-UNDIP.
Koo JW, Park CH, Choi SH, Kim HS, Choe JC et al. (2003) Postnatal environment can counteract
prenatal effect on cognitive ability, cell proliferation and synaptic protein expression. Journal.
Available from:URL: http//www.fasebj.org/cgi/content/full/17/11/1556.htm.
Kusumo S, Farid A. (1994). Koleksi konservasi, evaluasi plasma nutfah pisang. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
McGregor SG, Ani C. (2002). Areview of studies on the effect of iron defisiensi on cognitive
development in children. Journal;132;2065-8.
Mulyati. (2005). Strategi belajar mengajar Kimia. Jakarta: EGC.
Onis M, A.W. Onyango, E. Borghi, A. Siyam, C. Nishidaa & J. Siekmanna. (2007). Development of
a WHO growth reference for school-aged children and adolescents. Bulletin of the WHO.
Prahastuti, S. (2011). Konsumsi fruktosa berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan
manusia Vol. 10 No.2. Bandung: Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha.
Seifert, K.L & Hoffnung R.B. (1997). Child and Addolescent Development. Houghton Mifflin Co.
USA. Boston.
Sidiarto & Kusumoputro. (2003). Memori anda setelah usia 50. Cetakan I. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Supardi DI. (2012). Pengaruh terapi warna merah terhadap daya ingat pada lansia di Unit
Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap. Skripsi. Unsoed: FKIK
Supriasa IDN, Bakri B, Fajar I. (2001). Penilaian status gizi.Jakarta:EGC.
Susanto, dkk. 2009. Pengaruh olahraga ringan terhadap memori jangka pendek pada wanita
dewasa. Jurnal Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Vol.8 No.2 Februari 2009:
144-150.
Triyastuti D. (2012). Pengaruh konsumsi pisang ambon (Musa paradisiaca S)terhadap tekanan
darah lansia penderita hipertensi sedang di Panti Sosial Wredha Sabai Nanaluih Sicincin Tahun
2012. Skripsi, Fakultas Keperawatan Unand.
Widyawati I. (2002). Penatalaksanaan gangguan belajar pada anak. Jakarta: Perdosri.

You might also like