Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

ILMIAH Volume 1V No.

1, 2011

Sri Porwani. Peranan Motivasi

PERANAN MOTIVASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN Sri Porwani
Dosen Tetap Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Darussalam Jl. Demang Lebar Daun No. 8 - 9 Palembang 30137, No. Hp. 081367765078, e-mail: porwani_cantik@yahoo.co.id ABSTRACT Delegation of authority, control and direction of subordinates should be coupled with motivation. This is done so that action attitude behavior of subordinates directed to the achievement of organizational goals. In keeping with the aspects of the importance of motivation to subordinates, the leader should be able to provide motivation in the direction of subordinate characteristics. So also with discipline is the procedure to correct or punish subordinates for violating the rules and procedures. Discipline is a form of self-control and implementation of a regular employee and indicates the level of seriousness in team work within an organization. In this study, the authors used the method of research through the Research Library and Field Research by conducting interviews and observations on the employees of PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, and the authors used data analysis was a qualitative descriptive analysis. The purpose of this study was to determine the roles of motivation in knowing Efforts Improving Employee Discipline. While the results of this study was the lack of responsibility of employees in doing the work because they feel bored and tired of their jobs, this is because of the motivation they receivew was still lacking, consequently a lot of work was not completed on time and number of violations committed employees. Since there are close links between incentives immaterial to the job responsibilities of employees, the company should further improve again immaterial incentives to employees so as well as to improve its discipline. Meanwhile, to improve employee motivation leader must know the needs and desires of employees by way of studying the individual characteristics, job characteristics and work situation characteristics. Keywords: Motivation and Discipline Work ABSTRAK Pendelegasian wewenang, pengendalian dan pengarahan bawahan perlu disertai dengan motivasi. Hal ini dilakukan agar tindakan perilaku sikap bawahan terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Sehubungan dengan dengan aspek pentingnya pemberian motivasi kepada bawahan, pemimpin hendaknya dapat memberikan motivasi searah dengan karakteristik bawahan. Begitu juga dengan disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan dan prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian melalui Library Research dan Field Research dengan cara melakukan Interview dan Observasi pada karyawan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan analisa data yang digunakan penulis adalah analisa deskriptif kualitatif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui peranan motivasi dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan. Sedangkan hasil penelitian ini adalah Kurangnya tanggung jawab karyawan dalam mengerjakan pekerjaan dikarenakan karyawan merasa bosan dan jenuh terhadap pekerjaan mereka, hal ini dikarenakan motivasi yang mereka terima masih kurang, akibatnya banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan tepat pada waktunya dan banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan karyawan. Karena terdapat hubungan yang erat antara insentif immaterial terhadap tanggung jawab kerja karyawan, hendaknya perusahaan lebih meningkatkan lagi pemberian insentif immaterial kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan Disiplin kerjanya. Sedangkan untuk meningkatkan motivasi karyawan pemimpin harus mengetahui kebutuhan dan keinginan karyawan dengan cara mempelajari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja. Kata Kunci : Motivasi dan Disiplin Kerja PENDAHULUAN Latar Belakang Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang harus diperhatikan bersama yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas di dalam perusahaan dalam mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada pada keunggulan teknologi, dana operasi yang tersedia, sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 yang harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat bahwa era perdagangan bebas akan segera dimulai, dimana iklim kompetisi yang dihadapi akan sangat berbeda. Hal ini memaksa setiap perusahaan harus dapat bekerja dengan lebih efisien, efektif dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi ini akan memacu tiap perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan persaingan yang tinggi yang dalam hal ini berarti perusahaan harus memberikan perhatian pada aspek sumber daya manusia. Jadi manusia dapat dipandang sebagai faktor penentu karena ditangan manusialah segala inovasi akan direalisir dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan organisasi dapat memberikan andil positif terhadap semua kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja yang tinggi yang diharapkan nantinya akan meningkatkan disiplin kerja yang tinggi. Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen bila mereka menginginkan setiap karyawan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan, karena dengan motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa motivasi, seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun seorang karyawan memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak memiliki motivasi dalam bekerja, hasil akhir dari pekerjaannya tidak akan memuaskan. Mengingat pentingnya motivasi, maka wujud perhatian pihak manajemen mengenai masalah motivasi karyawan dalam bekerja ialah melakukan usaha pemotivasian pada karyawan pada perusahaan melalui serangkaian usaha tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan, sehingga motivasi karyawan dalam bekerja akan tetap terjaga. Untuk memotivasi karyawan, pimpinan perusahaan harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan oleh para karyawan. Satu hal yang harus dipahami bahwa orang mau bekerja karena mereka ingin memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohaniah. Pemotivasian ini banyak macamnya seperti pemberian kompensasi yang layak dan adil, pemberian penghargaan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar apapun yang menjadi kebutuhan karyawan dapat terpenuhi lalu diharapkan para karyawan dapat bekerja dengan baik dan merasa senang dengan semua tugas yang diembannya. Setelah karyawan merasa senang dengan

Sri Porwani. Peranan Motivasi pekerjaannya, para karyawan akan saling menghargai hak dan kewajiban sesama karyawan sehingga terciptalah suasana kerja yang kondusif, pada akhirnya karyawan secara suka rela dan bersungguh-sungguh memberikan kemampuan terbaiknya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan ini berarti disiplin kerjalah yang akan ditunjukkan oleh para karyawan, karena termotivasi dalam melaksanakan tugasnya dalam perusahaan. Dalam hal ini PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran pupuk dengan misinya yaitu menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di tingkat nasional dan regional, sudah seharusnya memiliki karyawan yang penuh semangat dan bermotivasi tinggi dalam bekerja dan melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien, untuk kemudian pada akhirnya menunjukkan kedisiplinan yang tinggi dalam usaha mewujudkan misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil dari pengamatan yang diperoleh, peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang belum diterapkan dengan baik karena masih banyaknya kekurangan dalam melaksanakan tugas ataupun kegiatan yang diperintahkan. Dalam hal motivasi, seorang pimpinan belum memberikan pengarahan ataupun semangat kerja yang baik kepada karyawannya agar mampu bekerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sehingga semangat dan kedisplinan kerja karyawan tersebut menurun dan dapat menjadi hambatan dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Sehubungan dengan hal di atas, maka motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena dapat meningkatkan disiplin kerja karyawan. Sehingga kemampuan manajemen dalam memberikan motivasi akan sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pencapian tujuan perusahaan. Menyadari betapa pentingnya motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan ini, maka dalam penelitian ini penulis tertarik mengambil judul : PERANAN MOTIVASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG . Rumusan Masalah Setiap perusahaan menginginkan agar karyawan mau bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku dan disiplin dalam bekerja, sehingga perusahaan dituntut untuk mampu memberikan motivasi kepada karyawannya untuk bekerja sesuai aturan dan disiplin yang dimaksud agar sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya, tapi tidak

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 semua perusahaan berhasil dalam melaksanakan hal tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah Bagaimanakah peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disilpin kerja karyawan di perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ? Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan motivasi dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan masukan-masukan mengenai Peranan Motivasi Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan, sehingga terjadi pertimbangan dalam melaksanakannya. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Majunya suatu perusahaan tergantung pada pemberian motivasi terhadap karyawan, pemberian motivasi karyawan merupakan kewajiban seseorang pimpinan perusahaan agar disiplin kerja karyawan meningkat dapat diberikan motivasi yang cukup. Dengan pemberian motivasi tersebut para karyawan bekerja dengan segala daya dan upayanya. Motivasi menurut M. Manulang (2001:165) adalah : Daya perangsang atau daya pendorong, yang merangsang mendorong pegawai untuk mau bekerja dengan segiat-giatnya berbeda antara pegawai yang satu dengan yang lainnya. Maksud perbedaan disini adalah disebabkan perbedaan motif, tujuan dan kebutuhan dari masing-masing pegawai untuk bekerja, juga oleh karena perbedaan waktu dan tempat. Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, sebagian dari kebutuhan itu adalah kebutuhan primer, seperti kebutuhan psikologis akan air, udara, makanan, dan tempat tinggal. Kebutuhankebutuhan lain dapat dipandang sebagai kebutuhan sekunder seperti kebutuhan akan harga diri, status, kasih sayang, prestasi dan penonjolan diri kebutuhan-kebutuhan tersebut berbeda dari waktu ke waktu bagi masing-masing orang. Sedangkan motivasi berasal dari kata Motive yaitu segala sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku tertentu atau paling tidak berkeinginan untuk bersikap tertentu. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu hasil kerja orang di samping kemampuan orang. Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Sedangkan menurut Hani Handoko (1995:252): Motivasi adalah suatu konsep yang digunakan untuk menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri individu atau karyawan yang memulai dan mengarahkan prilaku. Motivasi dapat juga diartikan sebagai keadaan untuk melakukan

Sri Porwani. Peranan Motivasi kegiatam-kegiatan tertentu guna mencapai pendorong yang akan mewujudkan suatu prilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Penerapan motivasi dalam suatu perusahaan, akan tergantung bagaimana pendapat atau kepercayaan pimpinan perusahaan yang bersangkutan dalam usaha mengatur para bawahan agar mau bekerja dengan baik. Oleh karena itu, sebelum memutuskan motivasi apa yang akan diterapkan, pimpinan perusahaan harus benar-benar mempertimbangkan segala sesuatunya. Dengan menyatakan bahwa pimpinan perusahaan memotivasi bawahan berarti mereka melakukan hal-hal yang diharapkan dapat memuaskan dorongan bagi bawahan untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan. Meskipun motivasi mencerminkan keinginan, motivasi merupakan presepsi seseorang atas imbalan atau ganjaran, yang memperkuat dorongan memenuhi keinginan tersebut. Seorang manajer dapat berbuat banyak untuk memperkuat motif dengan membina lingkunagn yang sehat dan memberi semangat hidup. Orangorang yang berusaha membina reputasi istimewa dan kualitas tinggi cenderung termotivasi untuk melakukan hal-hal yang mempertinggi reputasi yang telah dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan, motivator adalah sesuatu yang mempengaruhi prilaku seseorang untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Dalam suatu organisasi atau cara penggunaan motivator dan intensif. Orang-orang sering dapat memenuhi keinginan mereka dalam berbagai cara. Oleh karena itu, para manajer harus melakukan penggunaan motivator yang mengarahkan orang untuk bekerja efektif bagi perusahaan dimana tempat mereka bekerja. Faktor-faktor yang dapat menciptakan kepuasan kerja disebut motivator yang meliputi : (Basu Swasta. DH. 1996:194) 1. Pencapaian/penyelesaian pada suatu pekerjaan. 2. Sifat pekerjaan dan tugas itu sendiri. 3. Tanggung jawab untuk penyelesaian pekerjaan. 4. Kelanjutan dan pertumbuhan dalam kemampuan pekerjaan. Pada dasarnya motivasi mengacu kepada dorongan dan upaya untuk memuaskan suatu keinginan. Sedangkan kepuasan mengacu kepada pengalaman yang menyenangkan pada saat terpenuhinya suatu keinginan. Dengan kata lain, motivasi merupakan dorongan ke arah suatu hasil, sedangkan kepuasan merupakan hasil yang telah dicapai. Hal ini dapat berarti bahwa seseorang boleh jadi memiliki kepuasan kerja yang tinggi tetapi tingkat motivasinya terhadap pekerjaan itu rendah, atau dapat terjadi yang sebaliknya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pemotivasian merupakan salah satu

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 pekerjaan manajemen yang sederhana. Dikatakan sederhana karena orang-orang pada dasarnya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan ganjaran. Tetapi rumitnya dalam pemotivasian adalah karena apa yang dipandang seseorang sebagai ganjaran yang penting, mungkin tidak dipandang demikian oleh orang lain. Bahkan penggunaan suatu ganjaran yang penting bagi seseorang sama sekali bukan jaminan bahwa hal itu juga dapat memotivasinya. Teori-teori Motivasi Pemberian motivasi merupakan salah satu tugas pokok dari pada manajer sebagai penggerak agar para karyawan mau melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu perlu kiranya diketahui faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan timbulnya suatu motivasi dari pada karyawan. Menurut Lyman Porter dan Raymond Miles, (1995:87) ada 3 (tiga) perangkat variabel yang berpengaruh terhadap motivasi yaitu : 1) Karakteristik Individu adalah minat, sikap, dan kebutuhan yang dibawa seseorang ke dalam situasi kerja; 2) Karakteristik Pekerjaan adalah sifat dari tugas karyawan dan meliputi jumlah tanggung jawab, macam tugas dan tingkat kepuasan yang diperoleh dari karakteristik itu sendiri; 3) Karakteristik Situasi Kerja adalah faktor-faktor dalam lingkungan kerja seseorang. Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa timbulnya motivasi karena ciriciri kepribadian seseorang, tingkat dan jenis pekerjaan serta lingkungan kerja. a. Teori Hirarki Kebutuhan A.H. Maslow Tingkah laku seseorang pada suatu saat tertentu biasanya ditentukan oleh kebutuhankebutuhan dari pada manusia. Ia menciptakan kebutuhan-kebutuhan dari pada pimpinan mengerti dan memahami faktor yang memotivasi bawahan. A.H. Maslow, berpendapat bahwa Garry Dessler (1993:334) Tingkah laku atau tindakan masing-masing individu pada suatu saat tertentu, biasanya ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak. Oleh sebab itu manager yang ingin memotivasi bawahannya perlu memahami hirarki dari pada kebutuhan-kebutuhan manusia. Dalam teori A.H. Maslow tersebut ada 5 hirarki manusia yaitu : 1) Kebutuhan Fisiologis, berwujud makanan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar ini dapat dipenuhi dengan mendapatkan penghasilan bagi seseorang; 2) Kebutuhan atas jaminan keamanan. Rasa aman, terlindungi dari resiko jasmani dan rohani. Dalam penampilannya manusia ingin aman dan ada kepastian hidupnya dihari tua, dalam pekerjaannya dan dalam pergaulannya

Sri Porwani. Peranan Motivasi dengan masyarakat. Rasa aman ini merupakan kebutuhan untuk kelanjutan kehidupannya; 3) Kebutuhan Sosial, Persahabatan, keharmonisan, penerimaan dan keterikatan. Dan manusia ingin diakui sebagai anggota masyarakat, manusia merasakan kemanusiaannya bilamana berada ditengahtengah masyarakat; 4) Kebutuhan Penghargaan Disegani, diakui, dihormati. Manusia ingin dihormati dirinya dan diakui oleh orang lain. Rasa hormat ini menumbuhkan berbagai perasaan positif, seperti rasa kepercayaan diri, rasa pengendalian diri untuk menegakkan kewibawaan; 5) Kebutuhan Aktualisasi Diri Berwujud Prestasi, karier, tanggung jawab dan kepuasan diri. Manusia yang menurut perkiraannya dapat melakukan sesuatu, harus diberi kesempatan untuk berbuat melaksanakan kemampuannya. Teori ERG Alderfer Clayon P. Alderfer telah mengajukan sebuah variasi dari teori motivasi hirarki kebutuhan Maslow. Akan tetapi menurut Alderfer, hirarki kebutuhannya meliputi tiga perangkat kebutuhan, yaitu : (James L. Gibson, 1992:101) 1) Eksistensi ini adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, air, udara, upah dan kondisi kerja; 2) Keterkaitan merupakan kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antara pribadi yang bermanfaat; dan 3) Pertumbuhan adalah kebutuhan dimana individu merasa puas dengan membuat suatu kontribusi yang kreatif dan produktif. Dengan demikian, dalam beberapa hal teori Alderfer berbeda dengan teori Maslow. Dengan menyederhanakan golongan kebutuhan itu, Alderfer juga menemukan bahwa salah satu golongan kebutuhan dapat tetap kuat. Menurut teori ERG Alderfer juga dikemukakan (James L. Gibson, 1992:102) yaitu sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan yang telah dikemukakan oleh Maslow, juga terjadi proses pengurangan keputusan, yaitu Jika seseorang terusmenerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan, maka pertumbuhan akan keterkaitan muncul kembali sebagai kekuatan motivasi utama yang menyebabkan individu tersebut mengarahkan kembali upayanya menuju pemenuhan kategori kebutuhan yang lebih rendah. Jadi hambatan tersebut mengarah pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Penjelasan tentang motivasi ERG Alderfer menyediakan saran yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang

b.

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 bawahan nampak terhalangi, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan atau kurangnya sumber daya, maka hal ini harus menjadi utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan, teori ERG Alderfer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan itu. Tujuan Motivasi Adapun tujuan motivasi antara lain sebagai sebagai berikut : a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan e. Mengefektifkan pengadaan karyawan f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alatalat dan bahan baku. Peranan Motivasi Motivasi merupakan suatu yang penting di dalam proses manajemen, hal ini karena di dalam proses manajemen keterlibatan sejumlah individu atau kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan melalui kerjasama dengan orang lain, oleh karena itu pengetahuan tentang motivasi perlu diketahui oleh setiap pimpinan agar mempunyai kemampuan untuk memberikan motivasi kepada bawahannya. Motivasi dalam konteks manajemen, menurut Buchari (1998:41) bahwa : Motivasi dapat pula dipandang sebagai bagian integral dari manajemen kepegawaian dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Karena tenaga kerja merupakan unsur terpenting, paling utama dan paling menentukan bagi kelancaran jalannya administrasi dan manajemen, maka soal-soal yang berhubungan dengan konsepsi motivasi patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap orang yang berkepentingan dengan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan usaha kerjasama manusia. Dari kutipan tersebut, maka dikatakan bahwa setiap pihak motivasi tampak sebagai kebutuhan dan sekaligus sebagai pendorong yang dapat menggerakkan semua potensi, baik tenaga kerja maupun sumber daya lainnya. Dilain pihak motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam

Sri Porwani. Peranan Motivasi menggerakkan daya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Adapun peranan motivasi adalah antara lain sebagai berikut : 1. Meningkatkan semangat kerja karyawan. 2. Memberikan kepuasan kerja kepada karyawan. Alat-alat Motivasi Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa : 1. Material Incentive Motivasi yang bersifat materil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan. Yang termasuk material insentive adalah materi yang berbentuk uang dan barang. 2. Nonmaterial Incentive Motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk nonmaterial incentive adalah penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin, piagam penghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar dan lain-lain. 2. Disiplin Kerja Secara etimologis, disiplin berasal dari bahasa inggris dicipline yang berarti pengikut atau penganut pengajaran, latihan dan sebagainya. Muchdarsyah Sinungan (2005:145) : Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orangorang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkannya. Menurut Soegeng Prijodarminto, (1993:15) mengemukakan : Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengan dirinya, maka sikap dan perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya. Sikap dan perilaku yang demikian ini tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengenalan dari keteladanan dari lingkungannya. Disiplin akan membuat dirinya tahu membedakan hal-hal apa yang harus dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang).

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 Soegeng Prijodarminto, (1993:16) berpendapat Disiplin terbagi pada tiga aspek yaitu: 1) Sikap Mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak; 2) Pemahaman yang baik mengenal sistim aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan perhatian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses); 3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesanggupan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Dalam sebuah organisasi, diperlukan pembinaan bagi pegawai untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditentukan. Dan pimpinan memerlukan alat untuk melakukan komunikasi dengan para karyawannya mengenai tingkah laku para pegawai dan bagaimana memperbaiki perilaku para pegawai agar menjadi lebih baik lagi. Fungsi Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh para pegawai. Disiplin sangat diperlukan untuk pmbentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan kedisiplinan yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan. Pendapat tersebut dipertegas oleh pernyataan Tulus Tuu (2004:38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin, yaitu : 1. Menata kehidupan bersama 2. Membangun kepribadian 3. Melatih kepribadian 4. Pemaksaan 5. Hukuman 6. Menciptakan Lingkungan Kondusif. Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam masyarakat dengan begitu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu yang lain menjadi lebih baik dan lancar. Disiplin juga dapat membangun kepribadian seseorang pegawai lingkungan yang memiliki lingkungan yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa menunjukkan kinerja yang baik sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak berbentuk dalam waktu yang lama salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui proses latihan. Latihan tersebut dilaksanakan bersama antar pegawai, pimpinan dan

Sri Porwani. Peranan Motivasi seluruh personil yang ada dalam organisasi tersebut. Disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut dengan pemaksaan, pembiasaan, dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan bahwa disiplin itu penting. Pada awalnya disiplin itu penting karena suatu pemaksaan, namun karena adanya pembiasaan dan proses latihan yang terus menerus maka disiplin dilakukan atas kesadaran dalam diri sendiri dan dirasakan sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Diharapkan untuk dikemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik, positif bermakna dan memandang jauh ke depan disiplin bukan hanya soal mengikuti dan mentaati peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi disiplin berfikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya. Untuk memperoleh pegawai yang memiliki kemampuan dan keterampilan serta semangat kerja yang tinggi, sehingga kualitas dan kedisiplinan kerja meningkat, perlu adanya suatu upaya seorang pemimpin. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas dan kedisiplinan kerja tersebut adalah melalui pemberian motivasi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Motivasi merupakan suatu proses psikologi yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang dan motivasi merupakan sebuah proses psikologi yang timbul karena diakibatkan oleh faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, hal ini timbul karena rangsangan atau insentif. Dalam motivasi material ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan bagi usaha peningkatan kreativitas kerja bawahan. Menurut Siagian (2002:67) jenis-jenis dari motivasi material itu ada enam yaitu: 1. Kenaikan Gaji Seorang karyawan yang merasakan gajinya kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya cenderung menginginkan penghasailan yang lebih untuk menutupi kekurangan yang terjadi. Apabila seorang karyawan dimotivasi dengan memberikan kenaikan gaji apabila hasil kerjanya meningkat dan memuaskan, maka ia akan berusahaa untuk meningkatkan gaji yang diinginkannya. 2. Kompensasi Kompensasi yaitu segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Besar kecilnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 karyawan itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja. 3. Piece Work yaitu pemberian motivasi yang biasa digunakan untuk mendorong para karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya dengan jalan memberikan insentif financial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang dinyatakan dalam unit produksi, maksudnya makin besar banyaknya unit yang mereka hasilkan maka hasilkan maka makin tinggi pula insentif yang diterimanya. 4. Pemberian Bonus Insentif dalam bentuk bonus diberikan pada karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat kreativitas kerja yang baku bisa terlampaui. 5. Pemberian Komisi Komisi adalah upah atas jasa yang telah dilakukan perantara (seseorang atau perusahaan). 6. Tunjangan Motivasi material yang bisa dijadikan pertimbangan yaitu dengan memberikan tunjangan-tunjangan untuk keluarga pegawai ataupun tunjangan jabatan, hal ini ditujukan agar karyawan tidak perlu merasa cemas untuk memikirkan keadaan ekonomi rumah tangganya dan agar mereka lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Adapun indikasi-indikasi turunnya semangat dan disiplin kerja menurut Nitisemito (1990:161) adalah: 1. Turunnya atau rendahnya produktifitas kerja Turunnya produktifitas kerja ini dapat diukur atau dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Produktifitas kerja yang turun dapat terjadi karena kemalasan, penundaan pekerjaan, dan sebagainya. Apabila produktifitas kerja pada suatu perusahaan menurun, hal ini berarti bahwa di perusahaan tersebut telah terjadi semangat dan gairah kerja. 2. Tingkat absensi yang naik/turun Tingkat absensi yang naik, sebenarnya juga merupakan salah satu indikasi turunya semangat kerja dan gairah kerja. Karena itu, bila ada gejala-gejala absensi naik, maka perusahaan harus segera melakukan penelitian guna mengambil tindakan yang diperlukan 3. Tingkat Turnover yang tinggi Keluar masuknya karyawan yang meningkat pada suatu perusahaan terutama disebabkan ketidaksenangan mereka bekerja pada perusahaan tersebut, sehingga berusaha mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih sesuai. 4. Tingkat Kerusakan yang naik/tinggi Naiknya tingkat kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi, maupun peralatan yang digunakan, sebetulnya menunjukkan bahwa perhatian dalam melakukan pekerjaan

Sri Porwani. Peranan Motivasi berkurang, terjadi kecerobohan dalam pekerjaan dan sebagainya. Semua ini menunjukkan adanya penurunan dan semangat dan gairah kerja. 5. Kegelisahan dimana-mana Kegelisahaan dimana-mana akan terjadi bila semangat dan gairah kerja menurun. Kegelisahaan ini dapat terwujud dalam bentuk ketidaktenangan kerja, keluhan, serta hal-hal lain. 6. Tuntutan yang seringkali terjadi Tuntutan sebenarnya merupakan perwujudan dari ketidakpuasan. Dimana pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian para karyawan untuk melakukan tuntutan. 7. Pemogokan Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunya semangat dan gairah kerja bila terjadi pemogokan, karena pemogokan ini merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, kegelisahan, dan sebagainya. Untuk itu motivasi dapat dikatakan sebagai suatu pemberian pengarahan, dorongan atau semangat kepada para karyawan agar mampu bekerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan, demi tercapainya tujuan organisasi dalam suatu perusahaan dengan efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Motivasi sangat berperan penting dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan karena tanpa danya motivasi yang tinggi dari seorang pimpinan perusahaan maka semakin rendah pula tingkat kedisiplinan yang Metode Penelitian Sumber Data Sumber atau jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, data tersebut merupakan suatu data yang penulis simpulkan, data-data penulis dapatkan dari PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2. Data Sekunder Pelengkap yang didapatkan dari hasil studi kepustakaan dengan cara mempelajari bukubuku, mengutip teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Metode Pengambilan Data Didalam usaha untuk mendapatkan data yang mendukung masalah yang di bahas dalam penelitian ini, maka penulis memperoleh data dengan cara : 1. Library Research ( Riset Perpustakaan ) Yaitu riset yang dilakukan oleh penulis dengan membaca dan mempelajari bukubuku, artikel dan bahan kuliah yang ada hubungannya dengan penelitian. 2. Field Research ( Riset Lapangan )

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 Yaitu riset yang dilakukan penulis dengan meninjau dan mengamati langsung ke perusahaan guna memperoleh data yang dibutuhkan. a. Interview : Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan. b. Observasi Metode pengumpulan data yang berhubungan dengan objek penelitian, dimana penyusun melakukan penelitian secara langsung pada perusahaan. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang khususnya bagian Diklat yang lokasinya di Jalan Mayor Zen Palembang 30118. Analisa Data Dalam penelitian ini analisa yang penulis gunakan adalah analisa deskriptif kualitatif. Menurut Lakitan (1998:76) Metode Deskriptif Kualitatif adalah jenis analisa data yang berupa keterangan yang menyajikan hasil pengolahan data-data yang diperoleh dan pembahasan permasalahannya dalam bentuk uraian yang didasarkan pada teori-teori yang melandasi serta tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Identifikasi Variabel V. Independen V. Dependen
Peranan Motivasi Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sri Porwani. Peranan Motivasi persatu. Untuk mempermudah pimpinan dalam mendorong produktivitas kerja karyawan yang tinggi, salah satu hal yang dapat dilakukannya dalam upaya peningkatan tanggung jawab dan disiplin kerja karyawan yaitu dengan memberikan insentif material yang sesuai dengan kebutuhan karyawannya sehingga dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawannya. Mengingat pentingnya motivasi, maka wujud perhatian pihak manajemen mengenai masalah motivasi karyawan dalam bekerja ialah melakukan usaha pemotivasian pada karyawan pada perusahaan melalui serangkaian usaha tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan, sehingga motivasi karyawan dalam bekerja akan tetap terjaga. Untuk memotivasi karyawan, pimpinan perusahaan harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan oleh para karyawan. Satu hal yang harus dipahami bahwa orang mau bekerja karena mereka ingin memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohaniah. 1. Peranan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Kebutuhan seseorang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga nilai intensitas kebutuhannya berbeda-beda. Apabila kebutuhan merupakan faktor penyebab yang mendasari lahirnya perilaku seseorang maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang paling kuat pada saat tertentu akan merupakan daya pendorong yang menggerakkan (motivator) seseorang berperilaku kearah tercapainya tujuan. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar dapat menghasilkan disiplin kerja yang baik PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memberikan beberapa motivasi kepada para karyawannya dalam bidang kesejahteraan pegawai yang diwujudkan dengan pemberian pelayanan kepada para karyawan yang dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu : 1. Menyangkut kesejahteraan ekonomi karyawan, contohnya : Pensiunan dalam hal ini manajemen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memberikan kesempatan kepada para karyawannya untuk ikut serta dalam hiburan atau rekreasi. 2. Bersifat memberikan tambahan fasilitas kepada para karyawannya contoh : pemberian fasilitas makan siang, perumahan, fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya. Pada garis besarnya motivasi diberikan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Motivasi Positif. Adalah proses untuk mencoba memperbaiki orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. 2. Motivasi Negatif.

Motivasi

Disiplin

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam suatu perusahaan pemberian insentif material yang sesuai dapat menentukan tinggi rendahnya tingkat tanggung jawab dan disiplin kerja karyawan yang mana sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemberian insentif material sangat penting karena dengan insentif material ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras. Yang dimaksud dengan insentif disini adalah suatu daya pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada karyawan supaya dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi menurut Sarwoto, (1991:155). Untuk dapat meningkatkan tanggung jawab dan disiplin kerja karyawan, seseorang pimpinan harus dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaannya itu. Hal ini tentu saja bukan persoalan mudah bagi pimpinan, karena pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan karyawannya satu

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 Adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melaksanakan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekerasan-kekerasan. Dalam kegiatan berkerja di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, motivasi negatif tidak diterapkan karena akan berakibat buruk terhadap pekerjaan ataupun tugas karyawan yang diberikan tersebut sehingga dapat menghambat kelancaran bekerja dan sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dari itu, Pihak manajemen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang selalu menanamkan pemberian motivasi positif agar dalam pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan pada pegawai sesuai dengan ketentuan dapat dilaksanakan dengan maksimal dan menghasilkan kinerja yang baik. 2. Peranan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Peran sumber daya manusia dewasa ini menjadi sangat penting dalam kehidupan dunia modern. Dalam usahanya untuk mengembangkan perusahaan pihak manajemen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang selalu menperhatikan kinerja para pegawainya antara lain memperhatikan disiplin kerja pegawainya. Sikap dan perilaku yang demikian ini tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengenalan dari keteladanan dari lingkungannya. Disiplin akan membuat dirinya tahu membedakan hal-hal apa yang harus dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang). Soegeng Prijodarminto, (1993:16) berpendapat Disiplin terbagi pada tiga aspek yaitu: 1. Sikap Mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak. 2. Pemahaman yang baik mengenal sistim aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan perhatian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupkan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses). 3. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesanggupan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam masyarakat dengan begitu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu yang lain menjadi lebih baik dan lancar. Disiplin juga dapat membangun kepribadian seseorang pegawai lingkungan yang memiliki lingkungan yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi

Sri Porwani. Peranan Motivasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa menunjukkan kinerja yang baik sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak berbentuk dalam waktu yang lama salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui proses latihan. Latihan tersebut dilaksanakan bersama antar pegawai, pimpinan dan seluruh personil yang ada dalam organisasi tersebut. Disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut dengan pemaksaan, pembiasaan, dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan bahwa disiplin itu penting. Pada awalnya disiplin itu penting karena suatu pemaksaan, namun karena adanya pembiasaan dan proses latihan yang terus menerus maka disiplin dilakukan atas kesadaran dalam diri sendiri dan dirasakan sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Diharapkan untuk dikemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik, positif bermakna dan memandang jauh kedepan disiplin bukan hanya soal mengikuti dan mentaati peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi disiplin berfikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya. Tingkat disiplin kerja merupakan suatu kombinasi tingkat aspirasi ataupun tingkat kebutuhan dari sejumlah hal yang diperoleh apabila kedua faktor tersebut dalam keadaan seimbang. Pihak manajemen terus berupaya menciptakan disiplin kerja pegawai melalui pengawasan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Selain itu, perusahaan juga memantau sikap para pegawai terhadap bagian hidup lainnya, meliputi aspek politik, sosial, budaya, ekonomi, dan agama. Langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan kedisiplinan pegawai dalam bekerja sehingga kinerja pegawai yang diinginkan perusahaan tercapai. Pada perusahaan ini pegawai merasa puas ketika mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memperoleh bimbingan serta arahan kerja dari atasan. Berdasarkan uraian di atas, manajemen perusahaan perlu memperhatikan disiplin kerja pegawai, misalnya dengan memberikan rasa tanggung jawab yang besar melalui tugas-tugas yang menantang untuk menciptakan rasa kebanggaan bekerja di perusahaan. Selain itu, agar kinerja para pegawai sesuai dengan tujuan perusahaan, maka pihak manajemen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang harus menciptakan disiplin kerja dengan menerapkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban.

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 Untuk dapat menerapkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban tersebut, maka seorang pimpinan harus dapat memahami kebutuhan dan keinginan karyawan dengan cara mempelajari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja. 3. Peranan Motivasi Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Sebagai suatu proses, maka kegiatan disiplin ini meliputi membangun dan mengelola harapan tentang kinerja yang baik dan jelas (terukur) serta pemahaman mengenai isi dari pekerjaan dari cara bagaimana melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien. Pihak manajemen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang terus berupaya meningkatkan disiplin kerja para karyawannya dengan cara selalu memperhatikan kepuasan kerja para karyawannya. Tingkat kepuasan kerja merupakan suatu kombinasi dari tingkat aspirasi ataupun tingkat kebutuhan dari sejumlah hal yang diperoleh apabila kedua faktor tersebut dalam keadaan seimbang, selain itu juga untuk meningkatkan disiplin kerja para karyawannya manajemen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memberikan beberapa motivasi berupa program kesejahteraan kepada para karyawannya. Perilaku para manajer organisasi akan berimplikasi pada penentuan keberhasilan kinerja individu. Keberhasilan tersebut didorong oleh keberhasilan setiap karyawan memacu dirinya untuk meningkatkan motivasi, kepuasan dan akhirnya barulah berdampak pada disiplin kerja yang baik. Seseorang dengan keberhasilan diri yang lebih tinggi terdorong untuk terampil dalam tingkat pencapaian hasil disiplin yang tinggi. Keberhasilan yang dilakukan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dengan melakukan pelatihan pegawai untuk meningkatkan keterampilan yang mereka anggap memadai untuk tampil secara baik. Individu dengan keberhasilan diri tinggi mungkin menanggapi bidang permasalahan dengan cara yang lebih agresif dan korektif dari pada pekerja yang rendah dalam keberhasilan diri. Pemberian motivasi dilingkungan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan para karyawannya, terpenuhinya berbagai kebutuhan karyawan sesuai dengan yang dibutuhkan akan meningkatkan kepuasan kerja dan juga mendorong motivasi kerja yang tinggi dan diharapkan terciptanya suatu disiplin kerja yang baik sesuai dengan keinginan perusahaan. Adapun kebutuhan yang dapat menunjang guna meningkatkan kepuasan kerja dan juga mendorong motivasi kerja yang tinggi yaitu :

Sri Porwani. Peranan Motivasi 1. Karakteristik pekerjaan dalam arti pimpinan harus memperhatikan pegawainya dalam mengerjakan pekerjaan yang dibebani tersebut. 2. Karakteristik individu yaitu memahami sifat dan sikap masing-masing pegawainya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. 3. Karakteristik situasi kerja yang bermaksud pimpinan harus memberikan hiburan atau rekreasi terhadap pegawai agar para pegawai tidak merasa jenuh dan bosan terhadap pekerjaan mereka. Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa timbulnya motivasi karena cirri-ciri seseorang, tingkat dan jenis pekerjaan serta lingkungan kerja. Selain itu, tingkat kedispilinan juga penting karena Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Kedisiplinan ini merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, maka akan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Definisi disiplin kerja yang dikemukakan oleh Nitisemito (1991:199) adalah sebagai berikut: Disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin kerja menurut Hani Handoko (1990:153) adalah sebagai berikut: Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi . Hani Handoko (1990: 153-154) juga mengemukakan bahwa ada dua tipe kegiatan pendisiplinan yaitu : 1. Disiplin Preventif Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawannya untuk mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewenganpenyelewengan dapat dicegah. 2. Disiplin Korektif Kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut, Disiplin menurut Henri Simamora (1995:565) sebagai berikut: Bentuk pengendalian diri karyawan, dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan kesungguhan tim kerja. Menurut pengamatan penulis, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang ini dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya menggunakan tipe kegiatan Disiplin Preventif, karena para karyawan tersebut mematuhi dan mengikuti aturan yang telah dibuat oleh perusahaan agar tidak terjadi penyelewengan dalam melaksanakan pekerjaan, misalnya pada saat datang, para karyawan selalu

ILMIAH Volume 1V No. 1, 2011 datang sebelum bel/suling jam kerja berbunyi sehingga karyawan tersebut tidak akan khawatir terlambat masuk bekerja dan bisa memaksimalkan waktu bekerja dengan baik dan pekerjaan tersebut dapat selesai dengan tepat waktu. Dengan demikian, maka semakin tinggi motivasi yang diberikan oleh pimpinan perusahaan semakin tinggi pula kepuasan pegawai bekerja, maka akan semakin tinggi pula tercapainya disiplin kerja karyawan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari uraian dan pembahasan pada bab terdahulu adalah Kurangnya tanggung jawab karyawan dalam mengerjakan pekerjaan dikarenakan karyawan merasa bosan dan jenuh terhadap pekerjaan mereka, hal ini dikarenakan motivasi yang mereka terima masih kurang, akibatnya banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan tepat pada waktunya dan banyaknya pelanggaranpelanggaran yang dilakukan karyawan. Karena terdapat hubungan yang erat antara insentif immaterial terhadap tanggung jawab kerja karyawan, hendaknya perusahaan lebih meningkatkan lagi pemberian insentif immaterial kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan Disiplin kerjanya. Sedangkan untuk meningkatkan motivasi karyawan pemimpin harus mengetahui kebutuhan dan keinginan karyawan dengan cara mempelajari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja. DAFTAR PUSTAKA Dessler, Garry. 1993. Personnel Manajement. Reston Publishing Company, Inc. Gibson, L. James. 1992. Teori ERG Alderfer. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sri Porwani. Peranan Motivasi Handoko, T. Hani. 1995. Pengertian Motivasi. Yogyakarta : Liberty Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV Haji Masagung. Lakitan, Benyamin. 1998. Metode Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada Manulang, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusi. Edisi 1. Yogyakarta: BBPE. Nitisemito. 1990. Manajemen Persolia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Jakarta : Ghalia Indonesia. Porter, Lyman dan Miles, Raymond. 1995. Tiga Perangkat Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi. Jakarta. (Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hal) Prijidarminto, Soegeng. 1993. Pengertian Disiplin. Yogyakarta: Liberty Sarwoto. 1991. Pengertian Insentif (Manajemen Sumber Daya Manusia). Jakarta: Ghalia Indonesia Siagian, P., Sondang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Simamora, Henri. 1995. Kedisiplinan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sinungan, Muchdarsyah. 2005. Pengertian Disiplin. Jakarta: Rhineka Cipta. SK Direksi PT. Pupuk Sriwidjaja No. SK/DIR/14/1998 Tentang Pedoman Belajar Melalui Program Pendidikan dan Pelatihan bagi Karyawan PT. Pusri. Swastha, Basu DH. 1996. Faktor-faktorYang Dapat Menciptakan Kepuasan Kerja. Jakarta: Bumi Aksara. Tuu, Tulus. 2004. Peran Disiplinpada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Zainun, Buchari 1998. Manajemen dan Motivasi. Edisi Revisi. Cetakan 5. Jakarta: Balai Aksara

You might also like