Professional Documents
Culture Documents
四種決定清淨明誨章 Petikan Buddhosnisa Surangama Sutra tentang EMPAT NASIHAT GAMBLANG BERKENAAN DENGAN KEMURNIAN YANG DEFINITIF
四種決定清淨明誨章 Petikan Buddhosnisa Surangama Sutra tentang EMPAT NASIHAT GAMBLANG BERKENAAN DENGAN KEMURNIAN YANG DEFINITIF
Diterjemahkan oleh ramaa Pramiti dari India Tengah pada Zaman Dinasti Tang (705 M)
NA
FO
3
WU SHANG SHN SHN WEI MIAO FA
Dharma yang menakjubkan, halus, amat dalam, dan tiada taranya, Sukar ditemukan bahkan dalam ratusan, ribuan, laksaan kalpa. Kini kami melihat dan mendengar-Nya, serta dapat menerima dan mempertahankan-Nya. Semoga kami memahami makna Kebenaran Sejati yang disampaikan Tathgata.
TA
CHI YAN MING PEI HSIN CHIAO CHI Y I WEI LAI CHU CHUNG SHNG
KU CHI SHOU PAI FO TA PEI SHIH TSUN WO CHIN I WU
SHNG SHIH TSUN TZ CHU CHUNG SHNG CH FO CHIEN YAN HSIEH SHIH
PETIKAN BUDDHOA RAGAMA STRA TENTANG EMPAT NASIHAT GAMBLANG BERKENAAN DENGAN KEMURNIAN YANG DEFINITIF
Pencerahan diri sendiri sudah sempurna, dan mampu mencerahkan orang lain demikianlah Tathgata menanggapi dunia. Walau aku belum terseberangkan, aku bertekad untuk menyeberangkan semua makhluk di masa akhir. Ya Bhagavan, semakin jauh keberadaan makhlukmakhluk ini dari [zaman] Sang Buddha, guru-guru yang menyebarkan ajaran sesat [banyaknya] bagaikan butir-butir pasir Sungai Gag. Aku berkehendak merangkum batin makhluk-makhluk tersebut supaya mereka memasuki samdhi. Akan tetapi, bagaimanakah mendirikan agar mereka teguh dalam Bodhimaa, jauh dari segala pekerjaan Mra, dan tidak berbalik mundur dari Batin Pencerahan (bodhicitta)?
5
Pendahuluan
nanda merapikan jubahnya, lalu berajali dan bernamaskra di tengah persamuhan besar itu. Lubuk hatinya terang sempurna, berpadu antara kegembiraan dan keibaan. Demi menguntungkan semua makhluk di masa mendatang, ia memberi hormat dan berkata kepada Buddha, Ya Bhagavan yang Maha Pengasih, kini telah kusadari Pintu Dharma (dharmaparyya) untuk mencapai Kebuddhaan. Di dalamnya aku berlatih tanpa keraguan. Seringkali kudengar Tathgata berkata demikian: Belum menyeberangkan diri sendiri, tetapi terlebih dahulu menyeberangkan orang lain inilah aspirasi bodhisattva;
HSIN
WU TUI CH
A NAN TA CHUNG WEI JAN FNG CHIAO
SHUO HSIU HSING SAN CHEH TING I SO WEI SH HSIN WEI CHIEH
YIN CHIEH SHNG TING YIN TING FA HUI SHIH TS MING WEI SAN WU
Pada saat itu di tengah persamuhan besar itu Bhagavan memuji nanda, Bagus! Bagus! Sebagaimana yang kautanyakan, bagaimana mendirikan Bodhimaa, ialah untuk menolong dan menjaga semua makhluk di masa akhir yang terbenam [dalam sasra]. Kini dengarkanlah olehmu baik-baik sebab Aku akan memberitahumu! Maka nanda dan persamuhan besar itu pun bersedia, guna menerima Ajaran.
Tiga Prinsip yang Pasti: Moralitas, Konsentrasi. dan Kebijaksanaan uddha bersabda kepada nanda, Engkau seringkali mendengar di dalam vinaya Aku membabarkan ada tiga prinsip yang pasti (nicaya) dalam berlatih, yakni: merangkum batin untuk membentuk moralitas (la); karena moralitas, lahirlah konsentrasi (samdhi); karena konsentrasi, berkembanglah kebijaksanaan (praj). Maka prinsip ini dinamakan Tiga Latihan Tanpa Kebocoran (ansravs tisra aik). nanda, bagaimanakah merangkum batin yang Kusebut la itu?
CHI HSIN PU
YIN
TS
PU
SUI CHI SHNG SZ HSIANG HS JU HSIU SAN MEI PN CHU CHN LAO
YIN HSIN PU CHU CHN PU KO CHU TSUNG YU TUO CHIH CHAN TING
HSING TAN YIN WEI SHAN CHIH SHIH LING CHU CHUNG SHNG LUO AI CHIEN
KNG SHIH PU TI LU
MING JU LAI HSIEN FO SHIH TSUN TI I CHEH TING CHING CHING MING HUI
SHIH KU A NAN JO PU TUAN YIN HSIU CHAN TING CH
ikalau makhluk-makhluk dalam enam jalur-kelahiran di dunia ini tiada nafsu dalam batinnya, maka mereka takkan terhanyut dalam kesinambungan siklus kelahiran dan kematian. Engkau berlatih samdhi pada pokoknya adalah demi melenyapkan debu kekotoran batin (klea). Namun, selama pikiran penuh nafsu tidak disingkirkan, debu kekotoran batin takkan terlenyapkan. Meskipun seseorang memiliki banyak pengetahuan, tetapi jika nafsu tidak dipotong, maka tatkala dhyna-samdhi muncul, tentulah ia akan terperosok ke jalur Mra: paling tinggi ia dapat menjadi raja mra (mrevara); di tingkat pertengahan ia akan menjadi mra jelata (mrakyika); pada tingkat terendah ia dapat menjadi mra wanita (mrakany). Para mra tersebut juga memiliki kum-
pulan pengikut, dan masing-masing pun mengaku telah mencapai Pencerahan yang Tiada Tara. Setelah Aku parinirva, di masa Akhir Dharma akan banyak sekali gerombolan mra ini yang merajalela di dunia dan menyebarluaskan perilaku keserakahan dan sensualitas. Mereka akan menjadi guru spiritual (kalyaamitra), serta menjerumuskan banyak makhluk ke lubang kecintaan dan pandangan [sesat] sehingga kehilangan jalan menuju Bodhi. Engkau hendaknya mengajar orangorang di dunia: untuk berlatih samdhi, terlebih dahulu potonglah nafsu di dalam batin. Inilah yang disebut nasihat gamblang pertama dari Tathgata serta para Buddha-Bhagavan terdahulu berkenaan dengan kemurnian yang definitif. Oleh sebab itu, nanda, berlatih dhyna-samdhi tetapi tidak memotong
CHIH MING
10
nafsu adalah ibarat mengukus pasir dan mengharapkannya menjadi nasi. Selama ratusan, ribuan kalpa tetap saja ia hanya disebut pasir panas. Mengapa demikian? Sebab pada pokoknya itu bukan nasi, dan hanya akan menjadi pasir. Dengan tubuh penuh nafsu, engkau mengharapkan buah menakjubkan Kebuddhaan. Meskipun engkau memperoleh Penyadaran yang menakjubkan, semuanya hanya berakar dari nafsu. Karena akarnya nafsu, engkau akan berputar-putar dalam tiga jalur-kelahiran rendah (durgati) dan takkan da-
pat keluar. Melalui jalan mana pula engkau akan berlatih dan merealisasi nirva Tathgata? Karenanya, segala aspek dari nafsu haruslah kaupotong, baik secara fisik maupun batin. [Sadari pula] bahwa hakikat memotong pun sesungguhnya tiada. Maka sesudahnya barulah engkau dapat berharap akan Pencerahan (bodhi) Buddha. Ucapan apa pun yang sesuai dengan yang Kukatakan ini merupakan sabda Buddha; segala yang bertentangan dengannya ialah sabda Ppmn1.
NAN
CHN LAO SHA HSIN PU CHU CHN PU KO CHU TSUNG YU TUO CHIH
CHAN TING HSIEN CHIEN JU PU TUAN SHA PI LUO SHN TAO SHANG
PIN CHIH JN WEI TA LI KUI CHUNG PIN TS WEI FEI HSING YEH CHA
CHU KUI SHUAI TNG HSIA PIN TANG WEI TI HSING LO CHA PI CHU
12
nanda, di samping itu, jikalau makhluk-makhluk dalam enam jalur-kelahiran di dunia ini tidak memiliki pikiran membunuh dalam batinnya, maka mereka takkan terhanyut dalam kesinambungan siklus kelahiran dan kematian. Engkau berlatih samdhi pada pokoknya adalah demi melenyapkan debu kekotoran batin (klea). Namun, selama pikiran membunuh tidak disingkirkan, debu kekotoran batin takkan terlenyapkan. Meskipun seseorang memiliki banyak pengetahuan, tetapi jika pembunuhan tidak dipotong, maka tatkala dhyna-samdhi muncul, tentulah ia akan terperosok ke jalur hantu: paling tinggi ia dapat menjadi setan dengan kekuatan besar; di tingkat pertengahan ia akan menjadi yaka yang terbang di angkasa atau [salah satu dari] para panglima setan; pada tingkat terendah ia akan menjadi rkasa yang berjalan di bumi.
Para setan dan hantu tersebut juga memiliki kumpulan pengikut, dan masingmasing pun mengaku telah mencapai Pencerahan yang Tiada Tara. Setelah Aku parinirva, di masa Akhir Dharma akan banyak sekali setan dan hantu ini yang merajalela di dunia dan berkata: Makan daging merupakan jalan untuk memperoleh Bodhi. nanda, Aku memerintahkan para bhiku hanya memakan daging dengan lima jenis kemurnian2. Daging itu selama ini berasal dari transformasi kekuatan spiritual-Ku, dan pada pokoknya tanpa akar kehidupan (jvitendriya). Tanah kalian, India, panas dan memiliki kelembapan tinggi, namun dipenuhi pasir dan bebatuan sehingga sayur-mayur sukar tumbuh. Dengan belas kasih agung, Aku mempergunakan kekuatan spiritual-Ku, dan, karena kasih-sayang yang besar, kalian dapat memuaskan citarasa dengan [transformasi] yang seolah-olah disebut daging. Bagaimana bisa, sesudah Tath-
2 Daging dengan lima jenis kemurnian (pacakoi uddha msa) ialah daging yang berasal dari hewan yang (1) tidak kita lihat dibunuh, (2) tidak kita dengar dibunuh, (3) tidak kita ragukan dibunuh, (4) mati secara alami, dan (5) merupakan sisa-sisa setelah dimakan burung.
13
CHI WEI
NAI
HO
JU
MING WEI SHIH TZ JU TNG TANG CHIH SHIH SHIH JOU JN TSUNG
CHIEH
MING JU LAI HSIEN FO SHIH TSUN TI RH CHEH TING CHING CHING MING HUI
SHIH KU A NAN JO PU TUAN SHA HSIU CHAN TING CH
14
gata parinirva, mereka yang memakan daging makhluk hidup disebut kyaputra? Ketahuilah, kalian semua! Orangorang yang makan daging ini, meskipun telah terbuka batinnya dan berada dalam keadaan serupa samdhi, semuanya merupakan rkasa besar. Setelah akibat [karma baiknya] berakhir, tentulah mereka akan tenggelam dalam lautan penderitaan sasra, dan bukan merupakan siswa Buddha lagi. Orang-orang seperti ini akan saling membunuh dan saling menelan. Apabila saling berbalas makan [dan dimakan] masih belum selesai, bagaimana pula orang-orang ini dapat terbebas dari Tiga Dunia (triloka)? Engkau hendaknya mengajar orangorang di dunia: untuk berlatih samdhi,
maka selanjutnya potonglah pembunuhan makhluk hidup. Inilah yang disebut nasihat gamblang kedua dari Tathgata serta para Buddha-Bhagavan terdahulu berkenaan dengan kemurnian yang definitif. Oleh sebab itu, nanda, berlatih dhyna-samdhi tetapi tidak memotong pembunuhan makhluk hidup, adalah ibarat seseorang yang menyumbat telinganya, lalu berteriak nyaring-nyaring, dan berharap tidak didengar orang. Ini disebut: hendak menyembunyikan apa yang terkuak jelas. Bhiku yang murni serta para bodhisattva bahkan menghindari menginjak rumput sewaktu lewat di persimpangan jalan. Apalagi hingga mencabutnya dengan tangan sendiri! Bagaima-
15
SHOU PA
YN HO
TA
PEI
,
JO CHU PI CHIU PU FU TUNG FANG SZ MIEN CHAN PO CHI SHIH
16
na bisa seseorang yang mengembangkan belas kasih agung, mengambil darah dan daging makhluk hidup untuk dilahapnya? Jikalau para bhiku tidak menggunakan kain sutra halus dari Timur, serta sepatu/bot (kulit) dan mantel bulu dari negeri ini, atau produk-produk susu, dadih, dan minyak samin, maka bhiku yang demikian akan benar-benar terbebas dari dunia ini. Setelah hutang (karma) mereka dari masa lalu terbayar, mereka takkan lagi berkelana di Tiga Dunia. Mengapa demikian? Sebab dengan menggunakan
bagian tubuh [makhluk hidup], seseorang menciptakan kondisi perhubungan dengannya. Hal ini serupa dengan manusia yang memakan aneka padi-padian dari bumi sehingga kakinya tak dapat meninggalkan bumi3. Karenanya, baik secara fisik maupun batin, seseorang hendaknya tidak menggunakan dan tidak memakan tubuh atau bagian tubuh segala makhluk hidup. Orang yang demikian, Kukatakan, akan sungguh-sungguh terbebaskan! Ucapan apa pun yang sesuai dengan yang Kukatakan ini merupakan sabda Buddha; segala yang bertentangan dengannya ialah sabda Ppmn.
3 Merujuk pada kisah manusia-manusia pertama yang menghuni bumi pada awal kalpa, yang berasal dari Surga bhsvara. Semula, dengan tubuh yang ringan, mereka melayang-layang di angkasa. Karena mencicipi padi-padian yang tumbuh di bumi, unsur tanah dalam tubuh mereka bertambah berat. Tubuh mereka mulai menjadi padat, dan akhirnya mereka kehilangan cahaya tubuhnya dan kemampuan melayang.
17
NAN
YU
CHN LAO TOU HSIN PU CHU CHN PU KO CHU TSUNG YU TUO CHIH
CHAN TING HSIEN CHIEN JU PU TUAN TOU PI LUO HSIEH TAO SHANG
PIN CHING LING CHUNG PIN YAO MEI HSIA PIN HSIEH JN CHU MEI SO
HSIEH CHIH SHNG SHIH CHIEN CHIEN NI CHIEN CHI CHNG SHAN CHIH SHIH
WO CHIAO PI CHIU HSN FANG CHI SHIH LING CHI SH TAN CHNG PU
18
nanda, di samping itu, jikalau makhluk-makhluk dalam enam jalur-kelahiran di dunia ini tidak memiliki pikiran mencuri dalam batinnya, maka mereka takkan terhanyut dalam kesinambungan siklus kelahiran dan kematian. Engkau berlatih samdhi pada pokoknya adalah demi melenyapkan debu kekotoran batin (klea). Namun, selama pikiran mencuri tidak disingkirkan, debu kekotoran batin takkan terlenyapkan. Meskipun seseorang memiliki banyak pengetahuan, tetapi jika pencurian tidak dipotong, maka tatkala dhyna-samdhi muncul, tentulah ia akan terperosok ke jalur sesat: paling tinggi ia dapat menjadi roh danyang; di tingkat pertengahan ia akan menjadi siluman; pada tingkat terendah ia akan menjadi orang sesat yang ditempeli makhluk halus. Gerombolan sesat tersebut juga memiliki kumpulan pengikut, dan masing-masing pun mengaku telah menca-
pai Pencerahan yang Tiada Tara. Setelah Aku parinirva, di masa Akhir Dharma akan banyak sekali penyesat ini yang merajalela di dunia, melakukan tipu muslihat dengan sembunyi, dan menyebut diri sebagai guru spiritual (kalyaamitra). Masing-masing akan mengaku telah memperoleh kemampuan adimanusiawi (uttarimanuya dharma), memperdayai yang tidak terpelajar, atau menakut-nakuti mereka sehingga kehilangan akal sehat. Di mana pun para penyesat ini berlalu, mereka akan menyebabkan rumah tangga berantakan tercerai-berai. Aku mengajar para bhiku untuk berkeliling ke segala penjuru mengemis makanan (piapta) agar mereka melepaskan keserakahan dan mencapai Pencerahan Bodhi. Para bhiku tidak memasak makanannya sendiri dan bergantung hidup dari [pemberian] yang disisihkan orang. Singgah sementara di Tiga Dunia, mereka menerapkan [falsafah] datang untuk satu kali saja, dan tidak kembali lagi setelah pergi. Bagaimana bisa para
19
HO TSEI JN CHIA WO
FU
PI FAN
JU
LAI
CHIEH YEN FO FA CHEH FEI CHU CHIA CH CHIEH PI CHIU WEI HSIAO
JO WO MIEH HOU CHI YU PI CHIU FA HSIN CHEH TING HSIU SAN
SHAO I CHIH CHIEH CHI Y SHN SHANG JO I HSIANG CHU WO SHUO
YUNG TO CHU LOU SUI WEI CHI MING WU SHANG CHEH LU SHIH JN
20
pencuri berpura-pura mengenakan jubahKu, mengambil keuntungan dengan menjual [nama] Tathgata, membuat berbagai macam tindakan dan mengatakannya sebagai Buddhadharma; tetapi, sebaliknya, mendiskreditkan bhiku dengan la monastik yang lengkap (upasapannaka) sebagai pengikut Kendaraan Kecil? Karena keraguan dan kesalahpahaman (yang mereka timbulkan), tidak terhitung makhluk hidup terjatuh ke Neraka Avci. Jikalau setelah Aku parinirva terdapat bhiku yang bertekad dengan pasti untuk berlatih samdhi, dan di hadapan pratim Tathgata dapat menyulut sebuah pelita pada tubuhnya, membakar seruas jarinya, atau memanaskan sepotong dupa di atas tubuhnya, maka Kukatakan: orang tersebut dalam sesaat telah mem-
bayar tuntas hutang mereka dari masa lalu yang tak berawal. Mereka akan bertolak selalu dari dunia ini dan terbebas selamanya dari segala kebocoran batin (srava). Walau jalan menuju Pencerahan Tiada Tara belum terang sepenuhnya bagi mereka, orang-orang tersebut telah memperoleh kepastian batin terhadap Dharma. Jika sebab terkecil untuk mengorbankan tubuh seperti ini saja tidak dapat mereka lakukan, maka meskipun mereka mencapai Yang Tak Berkondisi (asaskta), tentulah mereka akan kembali terlahir sebagai manusia dan membayar hutang masa lalunya, sama seperti Aku yang harus memakan dedak kuda4. Engkau hendaknya mengajar orangorang di dunia: untuk berlatih samdhi, yang berikutnya potonglah pencurian.
4 Atas undangan Brhmaa Agnidatta, wali (raja kecil) Kota Vairay, Buddha setuju untuk berdiam selama musim hujan (vara avsana) di kediamannya. Akan tetapi, Agnidatta lupa akan undangan yang telah ia buat, dan mengurung diri di rumahnya selama musim hujan sehingga, ketika Buddha datang bersama lima ratus bhiku, tiada yang menyokong keperluan mereka. Saat itu juga sedang terjadi kelaparan di Vairay, dan mereka sulit memperoleh makanan dengan berpiapta. Akhirnya, dengan terpaksa selama tiga bulan mereka memakan dedak yang dipersembahkan oleh seorang peternak kuda yang berbaik hati.
21
MING JU
LAI
HSIEN FO SHIH TSUN TI SAN CHEH TING CHING CHING MING HUI
SHIH KU A NAN JO PU TUAN TOU HSIU CHAN TING CH
I CHIEH I WU CHU HSEH FO YIN SHIH JN T CHN SAN MEI
HSN SHUO
22
Inilah yang disebut nasihat gamblang ketiga dari Tathgata serta para BuddhaBhagavan terdahulu berkenaan dengan kemurnian yang definitif. Oleh sebab itu, nanda, berlatih dhyna-samdhi tetapi tidak memotong pencurian, adalah ibarat seseorang yang menuang air ke cawan bocor. Mengharapkannya penuh, meskipun selama berkalpa-kalpa sebanyak butiran debu, adalah suatu hal yang mustahil. Jikalau para bhiku tidak mengumpulkan barang apa pun selain jubah dan mangkuk mereka; jikalau kelebihan makanan dari piapta mereka dermakan kepada makhluk yang lapar; jikalau dalam persamuhan besar mereka senantiasa berajali dan menghormati seluruh himpunan tersebut;
jikalau ada orang yang memukul dan memaki, mereka anggap sama seperti pujian; jikalau mereka dapat mengorbankan fisik dan batin mereka, memberikan tubuh, daging, tulang, ataupun darah mereka bagi semua makhluk; jikalau sabda Tathgata yang bermakna tersirat (neyrtha) tidak mereka tafsirkan sendiri seolah-olah sudah mengerti, lalu dijelaskan kepada makhluk lain yang masih pemula sehingga timbul kesalahpahaman; maka Tathgata akan memeteraikan orangorang ini bahwa mereka telah sungguhsungguh memperoleh samdhi! Ucapan apa pun yang sesuai dengan yang Kukatakan ini merupakan sabda Buddha; segala yang bertentangan dengannya ialah sabda Ppmn.
23
NAN
CHUNG SO WEI WEI T WEI T WEI CHNG YEN CHNG HUO CHIU
T HS TO HUAN KUO SZ TO HAN KUO A NA HAN KUO A
SHN SHNG PI MO FA CHIH CHUNG TSO CHUNG CHUNG HSING TU CHU LUN
24
nanda, demikianlah makhluk-makhluk dalam enam jalur-kelahiran di dunia ini, walau tidak membunuh, mencuri, atau bernafsu secara fisik maupun batin, dan telah sempurna dalam tiga perilaku, jikalau melakukan kedustaan besar, maka mereka takkan memperoleh kemurnian samdhi. Mereka akan menjadi Mra Kecintaan dan Pandangan [Sesat], serta kehilangan Benih Tathgata. Yang belum diperoleh akan mereka akui telah diperoleh; yang belum direalisasi akan mereka akui telah direalisasi. Atau berharap menjadi yang terunggul di dunia, mereka akan berkata: Kini aku telah memperoleh Buah Srotpatti, Buah Sakdgmi, Buah Angmi, Pencerahan Arhat, Ken-
daraan Pratyekabuddha, atau berbagai tingkatan Kebodhisattvaan baik praBhmi maupun Sepuluh Bhmi. Mereka akan mengharapkan penghormatan dari orang lain dan melobakan persembahan. Para icchantika seperti ini memadamkan sendiri Benih Kebuddhaannya bagaikan orang yang memotong kayu tla dengan pisau. Tathgata memprediksikan orangorang ini akan rusak akar kebaikannya selamanya, dan takkan lagi memiliki Pengetahuan dan Pandangan (jna darana). Mereka akan tenggelam dalam lautan Tiga Penderitaan dan takkan mencapai samdhi. Setelah Aku parinirva, Aku akan mengutus para bodhisattva dan arhat untuk lahir di masa Akhir Dharma dengan tubuh transformasi, dalam bermacammacam rupa, guna menyeberangkan me-
25
CHUAN
PAI
CH SHIH
JN WANG
TSAI KUAN
CHIEN TOU TU FAN Y CHI TUNG SHIH CHNG TSAN FO SHNG LING CHI
WANG Y SHIH MING JU LAI HSIEN FO SHIH TSUN TI SZ CHEH TING CHING
26
reka yang berputar-putar [dalam roda sasra]. Entah menjadi ramaa, umat awam berjubah putih, raja, menteri, pejabat, pemuda, pemudi, dsb. hingga pelacur, janda, pezinah, pencuri, penjagal, atau penyelundup demikianlah [para bodhisattva dan arhat tersebut] akan menjadi rekan sejawat mereka, memujikan Kendaraan Buddha, dan mengusahakan agar mereka memasuki samdhi baik fisik maupun batin. [Para bodhisattva dan arhat tersebut] sekali-kali takkan berkata: Aku benar-benar bodhisattva, benar-benar arhat; atau membocorkan sebab esoterik Kebuddhaan dengan mengajarkannya secara gampang kepada yang belum siap. Hanya menjelang akhir hayatnya saja mereka akan menyatakan-
nya secara diam-diam (dengan isyarat). Bagaimana bisa orang-orang ini membingungkan makhluk lain dengan melakukan kedustaan besar? Engkau hendaknya mengajar orangorang di dunia: untuk berlatih samdhi, berikutnya juga potonglah segala kedustaan besar. Inilah yang disebut nasihat gamblang keempat dari Tathgata serta para Buddha-Bhagavan terdahulu berkenaan dengan kemurnian yang definitif. Oleh sebab itu, nanda, tidak me motong kedustaan besar adalah ibarat mengukir kotoran manusia menyerupai patung cendana. Mengharapkannya agar beraroma wangi adalah suatu hal yang
27
CHU
WO CHIAO PI CHIU
SZ WEI
28
mustahil. Aku mengajar para bhiku bahwa batin yang lurus adalah Bodhimaa. Dalam keempat sikap tubuh (rypatha)5, dalam segala perilaku, mereka bahkan dilarang bertingkah purapura. Bagaimana bisa mereka menyebut diri telah memperoleh kemampuan adimanusiawi (uttarimanuya dharma)? Seumpama orang miskin yang berbohong mengaku raja, akan menjemput hukuman mati bagi dirinya sendiri. Apalagi yang mengaku-aku sebagai Dharmarja! Bagaimana bisa mereka berbohong demikian? Sebab dasarnya tidak benar, buah yang dihasilkannya pun condong mem-
bengkok. [Bagi mereka] mengharapkan Pencerahan (bodhi) Buddha adalah ibarat berusaha menggigit pusar sendiri siapa pula yang mereka harapkan dapat mencerahkan? Jikalau para bhiku lurus batinnya seumpama tali busur, maka semuanya sungguh-sungguh akan memasuki samdhi, tanpa gangguan Mra sela manya. Aku akan memeteraikan orangorang ini bahwa mereka telah mencapai Pencerahan Tiada Tara para bodhisattva! Ucapan apa pun yang sesuai dengan yang Kukatakan ini merupakan sabda Buddha; segala yang bertentangan dengannya ialah sabda Ppmn.
NAN
JU WN SH HSIN
TI
30
nanda, engkau menanyakan bagaimana merangkum batin; kini terlebih dahulu Kuberitahukan gerbang berlatih dan belajar yang menakjubkan untuk memasuki samdhi. Seseorang yang mengharapkan Jalan Bodhisattva hendaknya terlebih dahulu memegang keempat disiplin ini, murni sebening kristal es. Apabila segala semak belukar6 tidak dapat tumbuh lagi, tentulah tiada sebab tumbuhnya tiga [kejahatan] melalui pikiran dan empat melalui ucapan. nanda, demikianlah jika keempat hal ini tidak dilalaikan, bahkan takkan tercipta kondisi bagi batin berhubungan dengan wujud, bebauan, rasa, dan sentuhan. Bagaimana pula segala pekerjaan Mra akan tumbuh dan berkembang?
6 Secara harfiah: ranting dan daun (Skt. kh-pattra phalgu), yang tidak berguna. Merupakan kiasan untuk kejahatan yang kasar (dauhulya).
31
YAN I TZ KUNG T
PU CHI Y I CHIEH
32
Pariman Gth
Semoga dengan kebajikan ini, Yang melimpah secara universal bagi semuanya, Kami dan semua makhluk Bersama-sama mencapai Kebuddhaan.
33