Rahimakumullah Subhanahu Wa Ta'ala Subhanahu Wa Ta'ala Subhanahu Wa Ta'ala

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya

.


Jamaah Jumat rahimakumullah,
Sesungguhnya kemulian seorang hamba terletak pada ketaatannya
menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Taala; Kekuatan
seorang Muslim, terletak pada rasa tawakkalnya kepada
Allah Subhanahu wa Taala; Keselamatannya, terletak pada baiknya
kwalitas shalat yang ditunaikan; Bagusnya kesudahan, terletak pada
ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu wa Taala; Kelapangan dada
atau kebahagiaannya, terletak pada baktinya kepada orang tua,
silaturrahim, dan berbuat baik kepada makhluk. Ketenangan hatinya,
terletak pada dzikirnya kepada Allah Subhanahu wa Taala yang Maha
Pemberi Nikmat.

Keteraturan dan keistiqamahan mereka, terletak pada ketaatannya


menjalankan syariat dan meninggalkan yang diharamkan, seraya
menyerahkan semua perkara kepada Sang Pencipta yang Maha
Mengatur, dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, tidak menunda
dan bermalas-malasan.
Sebaliknya, kerugian serta kehinaan seorang hamba, terletak pada
kecondongan dan kecintaannya kepada dunia, lupa terhadap kehidupan
akhirat, serta berpaling dan tidak melaksanakan ibadah kepada
Allah Subhanahu wa Taala.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman,



}7



}8

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharap pertemuan dengan


Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram
dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka
kerjakan. (QS. Yunus:7-8).





Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling
daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan
kepada orang-orang yang dosa (QS. As-Sajadah: 22)
Sungguh Allah Subhanahu wa Taala telah memberikan banyak
pelajaran pada kisah ummat-ummat terdahulu. Allah Subhanahu wa
Taala telah memberi mereka umur panjang, mengalirkan sungai-sungai
buat mereka, memberi kemampuan sehingga bisa membangun istana;
Mereka diberi kekuatan fisik, pendengaran, dan penglihatan. Allah
kokohkan mereka di muka bumi, dan memudahkan bagi mereka segala
sebab, akan tetapi semua itu tidak bermanfaat bagi mereka.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman, yang artinya,

Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam


hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal
itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran,
penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka
tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu
mengngkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang
dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqof: 26)
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa semua kebaikan terkumpul pada ibadah kepada
Allah Subhanahu wa Taala. Ibadah yang sesuai
dengan Sunnah Rasulullah Shallallohu alaihi wasallam dibarengi rasa
ikhlas serta cinta kepada Allah dan RasulNya. Seseorang tidak akan
mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Taala, tidak akan
masuk surga, dan tidak akan bahagia di dunia dan setelah meningalnya,
kecuali dengan ibadah kepada Allah. Untuk ibadah inilah,
Allah Subhanahu wa Taala menciptakan makhluk-Nya.
Salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dan
kedermawanan-Nya yang luas adalah Allah Subhanahu wa
Taala mensyariatkan berbagai ibadah kepada semua hamba yang
sudah baligh dan berakal sehat agar mereka bisa mendekatkan diri
kepada Allah dengannya. Allah Subhanahu wa Taala menjelaskan
waktu-waktu yang pahala ibadah padanya berlipat ganda agar mereka
memperbanyak kebaikan. Jikalau Allah tidak menyampaikan, niscaya
mereka tidak mengetahuinya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman,

..serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.


(QS. Al-Baqarah:151)

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan mereka untuk mendekatkan
diri dengan ibadah. Saat sebagian mereka tidak mampu melakukannya,
maka Allah membukakan pintu-pintu ketaatan lainnya. Allah syariatkan
ibadah yang sejenis dengan ibadah yang tidak mampu mereka lakukan,
agar setiap hamba mendapatkan kemuliaan ketaatan dan pahala
ibadah-ibadahnya. seperti, seseorang yang tidak berjumpa dengan
orang tuanya, maka Allah mensyariatkan kepadanya untuk berdoa,
bersedekah, dan juga berhaji atas nama mereka berdua, kemudian
menyambung silaturahim mereka, memuliakan kawan-kawan mereka.
Dan barang siapa yang berjumpa dengan kedua orang tuanya kemudian
mereka meninggal dunia, maka ia tetap wajib berbakti kepada
keduanya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Begitu pula, orang yang tidak mampu bersedekah maka hendaklah ia
bekerja untuk kemaslahatan pribadinya kemudian bersedekah dengan
hasilnya. Dari Said bin Abi Burdah, dari bapaknya dan dari kakeknya,
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:





.
.

.








.





Wajib bagi setiap muslim bersedekah, kemudian dikatakan kepada


beliau: bagaimana seandainya ia tidak mampu? Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda: Hendaklah ia bekerja dengan kedua tangannya
untuk kemaslahatannya, kemudian ia bersedekah, dikatakan lagi
kepada beliau, Kalau ia masih belum mampu? Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, Dia bisa membantu orang yang membutuhkan
dikatakan lagi Bagaimana kalau masih belum mampu?
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Dia bisa memerintahkan
yang maruf atau kebaikan. Ada yang berkata, Bagaimana kalau ia
tidak bisa melakukannya? Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Dia menahan diri dari keburukan. Itu adalah sedekah (HR. Muslim)

Sedangkan untuk mereka yang belum mampu berhaji dan berumrah,


mereka masih bisa meraih pahala kedua ibadah bersar itu dengan
ibadah yang lain. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:




: - -
:
.

Barangsiapa shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian ia duduk


berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat,
maka dia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah Perawi
mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
sempurna, sempurna, sempurna!
Juga bagi mereka yang belum mampu menunaikan haji, maka
disyariatkan baginya puasa Arafah. Dalam hadits disebutkan bahwa
puasa Arafah menghapus dosa, setahun yang telah lalu dan setahun
yang akan datang. Allah Subhanahu wa Taala juga mensyariatkan
untuk taqarrub kepadaNya dengan berbagai ibadah pada sepuluh hari
pertama bulan Dzulhijjah.

:
:
:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, beliau berkata: Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Tiada hari yang lebih Allah cintai amal
shalih padanya selain amalan pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh
hari pada bulan Dzulhijjah. Perawi hadits ini mengatakan, Para sahabat
bertanya, Tidak pula jihad, wahai Rasulullah? Beliau shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, Tidak pula jihad fi sabilillah, kecuali seorang lakilaki yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak
kembali dengannya sedikitpun. (HR. al-Bukhari)
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Pada hari-hari yang penuh keutamaan, diantaranya 10 hari pertama
bulan Dzulhijjah nanti, dzikir merupakan amalan yang paling afdhal,
dan ibadah yang paling mulia. Dulu, para salafush-shalih mengeraskan
suara mereka untuk berdzikir kepada Allah pada sepuluh hari bulan
Dzulhijjah.

Begitulah Ibnu Umar radhiyallahu anhu dan Abu Hurairah radhiyallahu


anhu keluar ke pasar seraya bertakbir, kemudian para sahabat ikut
bertakbir bersama mereka.

Khutbah Kedua

:


Dalam hadits Abdullah bin Yusr radhiyallahu anhu, ia berkata, Ada
seorang lelaki yang berkata, Ya, Rasulullah! Sesungguhnya
syariat Islam telah banyak, maka beritahukanlah kepadaku ibadah yang
akan aku lakukan terus, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah (HR.
at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani)
Adapun sebaik-baik dzikir ialah membaca al-Quran al-Karim.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
} 14
}14




Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah(dengan menyebut nama)
Allah, dzikir sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepadaNya di waktu
pagi dan petang. (Al-Ahzab: 41-42)

Akhirnya, kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala, semoga


Allah Subhanahu wa Taala senantiasa memberikan kekuatan kepada
kita semua untuk senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Taala. Karena hanya dengan hidayah dan pertolongan dari-Nya kita
bisa beribadah.

You might also like