Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DEMAM REUMATIK AKUT DAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK ANAK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG

TUA
(Studi di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang)

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat strata-1 kedokteran umum

ANNINDITA KARTIKA FEBRI G2A008026

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPOEGORO 2012

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DEMAM REUMATIK AKUT DAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK ANAK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA
(Studi di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang)

Disusun oleh

ANNINDITA KARTIKA FEBRI G2A008026

Telah disetujui

Semarang, Agustus 2012

Pembimbing I

Pembimbing II

dr. Anindita Soetadji, Sp.A(K) 19660930 200122 2 001

dr. Hari Peni Julianti, Mkes, SpKFR 19700704 199802 2 001

Ketua Penguji

Penguji

Dra. Ani Margawati, Mkes, PhD 19650525 199303 2 001

Dr. dr. Mexitalia Setiawati EM, Sp.A(K) 19670227 199509 2 001

THE EFFECT OF COUNSELING ON CHILDREN ACUTE RHEUMATIC FEVER AND RHEUMATIC HEART DISEASE TO THE INCREASE IN PARENTS KNOWLEDGE (Study in Panti Wilasa Dr. Cipto Hospital Semarang)

Annindita Kartika Febri*, Anindita Soetadji**, Hari Peni Julianti***

ABSTRACT

Background Acute rheumatic fever and rheumatic heart disease are the main cause of acquired heart disease in children. However, in reality parents knowledge on children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease is still low so it is necessary to find an instrument that can increase the parents knowledge on children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease, in this research used counseling method. Aim To analyze the effect of counseling on children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease to the increase in parents knowledge. Methods This research used quasi-experimental of one group pretest posttest design. The sample is taken by consecutive sampling. The sample was 36 parents who visited Pediatric Clinic of Panti Wilasa Dr. Cipto Hospital in Semarang in May to June 2012. Researcher gave questionnaires that have been tested for validity and reliability to the sample as a pretest. Once the pretest is done, researcher provided counseling on children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease to the sample. Fifteen days after the counseling conducted, researcher gave posttest via telephone because of the difficulty to meet the respondents. Wilcoxon test is used for data analysis. Results Parents knowledge on children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease is still low but parents knowledge on children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease increased to 35,33 after counseling (p<0,001). The topics include the definition, etiology, prevention, treatment, transmission, complication and special treatment about children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease. Conclusion Counseling can be used as an instrument to increase the parents knowledge on children acute rheumatic fever and rheumatic heart disease. Key Words: counseling, knowledge, acute rheumatic fever, rheumatic heart disease Undergraduate Student, Medical Faculty of Diponegoro University ** Pediatric Department Staff, Medical Faculty of Diponegoro University *** Public health Department Staff, Medical Faculty of Diponegoro University

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DEMAM REUMATIK AKUT DAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK ANAK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang)

Annindita Kartika Febri*, Anindita Soetadji**, Hari Peni Julianti***

ABSTRAK
Latar Belakang Demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak merupakan penyebab utama penyakit jantung didapat pada anak. Namun, pada kenyataannya pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak masih rendah sehingga perlu ditemukan alat untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak, dalam penelitian ini menggunakan metode penyuluhan. Tujuan Menganalisis pengaruh penyuluhan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak terhadap peningkatan pengetahuan orang tua. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental one group pretest posttest design. Sampel diambil secara consecutive sampling dan didapatkan 36 orang tua yang berkunjung di Poliklinik Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang pada bulan Mei sampai Juni 2012. Peneliti memberikan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas kepada sampel sebagai pretest. Setelah pretest dilakukan, diberikan penyuluhan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak kepada responden. Posttest dilakukan setelah 15 hari dilakukan intervensi melalui telepon dikarenakan kesulitan pertemuan dengan responden. Digunakan uji wilcoxon untuk analisis statistik. Hasil Sebelum dilakukan penyuluhan, tingkat pengetahuan responden masih kurang. Akan tetapi, setelah dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuan meningkat menjadi 35,33 (p<0,001). Pengetahuan yang diteliti meliputi definisi, etiologi, pencegahan, penanganan, penularan, komplikasi, perlakuan khusus tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. Kesimpulan Penyuluhan dapat dipakai sebagai alat untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. Kata kunci: penyuluhan, pengetahuan, demam reumatik akut, penyakit jantung reumatik anak Mahasiswa program pendidikan S1 kedokteran umum Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro *** Staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN Demam reumatik akut merupakan penyakit peradangan akut yang dapat menyertai faringitis dan ada pada 0,3% kasus faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A.1,2 Penyakit ini bisa terjadi secara akut atau berulang dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea, nodul subkutan, dan eritema marginatum.3 Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab terpenting penyakit jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh dunia.1 Puncak insiden demam reumatik akut terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.4 Demam reumatik akut yang menimbulkan gejala sisa pada katup-katup jantung disebut sebagai penyakit jantung reumatik.1 Demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik sering terjadi pada daerah kumuh dan padat. Di negara berkembang, demam reumatik akut merupakan penyebab utama dalam kelainan kardiovaskular (25%-45%)5 Prevalensi demam reumatik akut/penyakit jantung reumatik yang diperoleh dari penelitian World Health Organization (WHO) mulai tahun 1984 di 16 negara sedang berkembang di Afrika, Amerika Latin, Timur jauh, Asia Tenggara dan Pasifik Barat berkisar 0,1 sampai 12,6 per 1.000 anak sekolah, dengan prevalensi ratarata sebesar 2,2 per 1.000. Prevalensi pada anak-anak sekolah di beberapa negara Asia pada tahun 1980-an berkisar 1 sampai 10 per 1.000. Dari suatu penelitian yang dilakukan di India Selatan diperoleh prevalensi sebesar 4,9 per 1.000 anak sekolah, sementara angka yang didapatkan di Thailand sebesar 1,2 sampai 2,1 per 1.000 anak sekolah.6 Prevalensi pada orang dewasa homogen dan stabil pada beberapa negara yang berbeda sejak 1980.7 Namun, ada pula penelitian yang menyatakan bahwa screening dengan echocardiografi akan memberikan hasil 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan klinis biasa. Jadi, cara screening

pun akan mempengaruhi prevalensi dari demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak ini.8 Prevalensi demam reumatik akut di Indonesia belum diketahui secara pasti, meskipun beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung reumatik anak berkisar 0,3 sampai 0,8 per 1.000 anak sekolah. Dengan demikian, secara kasar dapat diperkirakan bahwa prevalensi demam reumatik akut di Indonesia pasti lebih tinggi dan angka tersebut, mengingat penyakit jantung reumatik anak merupakan akibat dari demam reumatik akut.6 Pada penelitian yang dilakukan oleh John H Kennel, Eleanor Soroker, Paula Thomas, dan Marvin Wasman9 didapatkan bahwa pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan manajemen profilaksis untuk demam reumatik akut ini masih rendah. Rendahnya pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor lingkungan serta kurangnya komunikasi antara dokter-pasien, dokter-orang tua, dan orang tua-anak (pasien). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil topik pengaruh penyuluhan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak terhadap peningkatan pengetahuan orang tua. Peneliti mengambil topik tersebut karena melihat bahwa demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak merupakan penyebab utama penyakit jantung didapat pada anak. Namun, pada kenyataannya pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak masih rendah. Metode pendekatan yang akan ditempuh adalah pendekatan individual dengan penyuluhan menggunakan media kombinasi lembar balik dan leaflet dengan sasaran orang tua mencapai pengetahuan sampai tahap tahu. Karena itulah diharapkan adanya penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak ini sehingga angka kejadian demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak ini pun bisa mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.

Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penyuluhan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak terhadap peningkatan pengetahuan orang tua. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) menganalisis karakteristik orang tua pasien di rumah sakit. (2) menganalisis pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak sebelum penyuluhan. (3) menganalisis pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak sesudah penyuluhan. (4) menganalisis perbedaan pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak sebelum dan sesudah penyuluhan. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah (1) sebagai bahan informasi mengenai pengaruh penyuluhan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak terhadap peningkatan pengetahuan orang tua. (2) sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. (3) sebagai data bagi penelitian selanjutnya.

METODE Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental one group pretest posttest design. Sampel dipilih secara consecutive sampling dan didapatkan 36 orang tua yang berkunjung ke poliklinik anak rumah sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang pada bulan Mei sampai Juni 2012. Media yang digunakan adalah kuesioner, lembar balik, dan leaflet tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. Metode penyuluhan adalah pendekatan individual. Peneliti memberikan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas kepada sampel sebagai pretest. Setelah pretest dilakukan, diberikan penyuluhan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak kepada responden. Posttest dilakukan

setelah 15 hari dilakukan intervensi melalui telepon dikarenakan kesulitan pertemuan dengan responden. Digunakan uji wilcoxon untuk analisis statistik.

HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Usia Responden termuda dalam penelitian ini berusia 23 tahun dan usia tertua adalah 56 tahun. Responden dibagi menjadi 4 kategori usia berdasarkan range. Jumlah terbanyak berada pada kategori usia 21-30 tahun, yaitu sebanyak 15 orang (41,7%). Rerata responden berusia 34,14 7,798 tahun. Responden terbanyak berusia 29 tahun. (Tabel 1) Tabel 1. Distribusi frekuensi responden menurut usia
Usia 21-30 th 31-40 th 41-50 th >50 th Jumlah Frekuensi 15 14 5 2 36 % 41,7 38,9 13,9 5,6 100

Jenis kelamin Responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 31 orang (86,1%). Hal ini dikarenakan yang biasa mengantar anak berobat adalah ibunya, sedangkan ayah biasanya bekerja sehingga tidak dapat menemani anaknya berobat. (Tabel 2) Tabel 2. Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Frekuensi 5 31 36 % 13,9 86,1 100

Pekerjaan Pekerjaan ayah yang terbanyak adalah swasta, yaitu sebanyak 20 orang (55,6%). Mayoritas ibu swasta, yaitu sebanyak 17 orang (47,2%). (Tabel 3) Tabel 3. Distribusi frekuensi pekerjaan ayah dan ibu Ayah Ibu Frekuensi % Frekuensi % PNS 7 19,4 7 19,4 Swasta 20 55,6 17 47,2 Wiraswasta 7 19,4 3 8,3 Pendeta 1 2,8 0 0 Pensiun 1 2,8 1 2,8 Tidak bekerja 0 0 8 22,2 Jumlah 36 100 18 100 Untuk pekerjaan responden didapatkan mayoritas responden bekerja di bidang swasta yaitu Jenis Pekerjaan sebanyak 18 orang (50%). (Tabel 4) Tabel 4. Distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan Jenis Pekerjaan PNS Swasta Wiraswasta Lain-lain Tidak bekerja Jumlah Pendidikan Frekuensi 7 18 3 1 7 36 % 19,4 50 8,3 2,8 19,4 100

Salah satu kriteria inklusi subjek penelitian ini adalah dengan tingkat pendidikan SMAPerguruan Tinggi. Tingkat pendidikan ayah terbanyak adalah SMA, yaitu 17 orang (47,2%) dan tingkat pendidikan ibu terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 20 orang (55,6%).(Tabel 5) Tabel 5. Distribusi frekuensi pendidikan ayah dan ibu Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA Perguruan tinggi Pasca sarjana Jumlah Ayah Frekuensi % 0 0 0 0 2 5,6 17 47,2 17 47,2 0 0 36 100 Ibu Frekuensi 0 0 0 20 16 0 36

% 0 0 0 55,6 44,4 0 100

Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 19 orang (52,8%). (Tabel 6) Tabel 6. Distribusi frekuensi responden menurut pendidikan Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA Perguruan tinggi Pasca sarjana Jumlah Frekuensi 0 0 0 19 17 0 36 % 0 0 0 52,8 47,2 0 100

Sumber biaya kesehatan Sebagian besar responden menggunakan asuransi kesehatan berupa biaya pribadi sebagai sumber biaya kesehatan, yaitu sebanyak 22 orang (61,1%). (Tabel 7) Tabel 7. Distribusi frekuensi responden menurut biaya kesehatan Sumber biaya kesehatan Askeskin/Jamkesmas/Jamkesda Askes/Jamsostek Pribadi Inhealth Jumlah Frekuensi 1 10 22 3 36 % 2,8 27,8 61,1 8,3 100

Tingkat pengetahuan orangtua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak Pengetahuan orangtua sebagai responden dikategorikan dalam 3 kelompok berdasarkan skor total jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mengenai pengetahuan orangtua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. Responden memiliki tingkat pengetahuan baik bila skor total yang diperoleh 41-53, kategori sedang bila skor total 31-41, dan kurang bila skor total <31.10

Tingkat pengetahuan sebelum diberi penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan pengetahuan semua responden berada dalam kategori kurang. Semua responden tidak pernah mendengar istilah demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. Hal ini merupakan suatu temuan penelitian yang tidak diduga sebelumnya.

Tingkat pengetahuan sesudah diberi penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sesudah diberi penyuluhan mayoritas berpengetahuan sedang, yaitu sebanyak 19 orang (52,8%), dan 8 orang responden (22,2%) berpengetahuan kurang, sedangkan 9 orang responden (25%) berpengetahuan baik. Akan tetapi semua responden mengalami peningkatan jumlah skor total dari kuesioner yang ditanyakan setelah diberi penyuluhan. Tabel 8. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang demam reumatik akut sesudah penyuluhan Pengetahuan tentang demam reumatik akut Definisi Etiologi Pencegahan Penanganan Penularan Komplikasi Perlakuan khusus Frekuensi Tahu n (%) 29 (80,6) 28 (77,8) 25 (69,4) 26 (72,2) 30 (83,3) 21 (58,3) 24 (66,7) Tidak Tahu n (%) 7 (19,4) 8 (22,2) 11 (30,6) 10 (27,8) 6 (16,7) 15 (41,7) 12 (33,3)

Dari tabel di atas didapatkan bahwa pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut sudah cukup baik dalam hal definisi, etiologi, dan penularan. Namun, dalam hal pencegahan, penanganan, komplikasi, dan perlakuan khusus pada anak dengan demam reumatik akut masih kurang baik. (Tabel 8)

Tabel 9. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang penyakit jantung reumatik sesudah penyuluhan Pengetahuan tentang demam reumatik akut Frekuensi

Tahu Tidak Tahu n (%) n (%) Definisi 24 (66,7) 12 (33,3) Etiologi 25 (68,3) 11 (31,7) Pencegahan 27 (75) 9 (25) Penanganan 27 (75) 9 (25) Penularan 29 (80,6) 7 (19,4) Komplikasi 14 (38,9) 22 (61,1) Perlakuan khusus 28 (77,8) 8 (22,2) Pengetahuan orang tua dalam hal penularan dan perlakuan khusus pada penyakit jantung reumatik sudah cukup baik. Namun, pengetahuan orang tua tentang definisi, etiologi, pencegahan, penanganan, dan komplikasi dari penyakit jantung reumatik anak masih kurang. (Tabel 9)

Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan rerata skor total pengetahuan responden sebelum diberi penyuluhan adalah 0,00 dan sesudah diberi penyuluhan meningkat menjadi 35,33 dengan Z hitung sebesar -5,236 serta nilai probabilitas (p<0,001), oleh karena (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. (Tabel 10) Tabel 10. Perbedaan rerata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan Variabel Sebelum Pengetahuan Sesudah Rerata nilai 0,000,000 35,335,616 Z -5,236 p <0,001

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan orang tua tentang demam reumatik dan penyakit jantung reumatik anak sebelum dan sesudah penyuluhan. (Gambar 1)

Gambar 1. Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan

PEMBAHASAN Tingkat pengetahuan orangtua sebelum diberi penyuluhan Semua orang tua yang menjadi responden dalam penelitian ini mengaku belum pernah mendengar tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua sebelum penyuluhan masih sangat kurang. Pada penelitian yang dilakukan oleh John H Kennel, Eleanor Soroker, Paula Thomas, dan Marvin Wasman9 pun menunjukkan pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan manajemen profilaksis untuk demam reumatik akut di negara sedang berkembang masih rendah. Hal ini merupakan temuan penelitian yang sangat disayangkan karena angka kejadian demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak di Indonesia cukup tinggi. Hasil pretest yang menunjukkan pengetahuan dasar orang tua sebelum diberi penyuluhan ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Parisa Kasmei, Zahra AtrkarRoushan, Fereshteh Majles, dan Farahnaz Joker11 yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang demam reumatik cukup baik dalam topik penanganan (86%), epidemiologi (34%), gejala (4%), rute infeksi (27%), dan komplikasi (10,5%). Perbedaan ini mungkin disebabkan

karena responden di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang tidak pernah mendapatkan edukasi tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak.

Tingkat pengetahuan orangtua sesudah diberi penyuluhan Pengetahuan orangtua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak sesudah diberikan penyuluhan mengalami peningkatan. 1. Pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut Pengetahuan orang tua bahwa demam reumatik akut adalah penyakit jantung didapat pada anak meningkat menjadi 80,6% responden dan 83,3% responden setuju bahwa demam reumatik akut bukan penyakit yang menular. Pengetahuan orang tua tentang kemungkinan penyebab demam reumatik akut juga mengalami peningkatan, yaitu karena bukan akibat obat yang diminum saat hamil (69,4%), bukan akibat penyakit yang diderita saat hamil (61,1%), merupakan akibat dari radang tenggorokan (94,4%), bukan akibat pengaruh roh/setan (97,2%), dan bukan akibat terganggunya psikologis anak (66,7%). Selain itu, 77,8% orang tua mengetahui bahwa demam reumatik akut dapat menjadi penyakit jantung reumatik. Terdapat peningkatan pengetahuan orang tua tentang bagaimana penanganan demam reumatik akut menjadi 66,7%. Semua orang tua setuju bahwa anak dengan demam reumatik akut perlu pemeriksaan secara teratur dan juga bersedia mengikuti saran dokter untuk tindakan medik yang akan diambil setelah diberi penyuluhan. Sebagian besar orang tua sudah mengetahui bahwa anak dengan demam reumatik akut perlu pengaturan makanan tertentu (77,8%) dan guru di sekolah perlu mengetahui mengenai penyakit yang diderita anak didiknya (75%). Namun, belum seluruhnya memahami bahwa anak dengan demam reumatik akut tidak memerlukan perlakuan khusus saat beraktivitas (52,8%).

2. Pengetahuan orang tua tentang penyakit jantung reumatik anak Pengetahuan orang tua bahwa penyakit jantung reumatik anak adalah penyakit jantung didapat pada anak meningkat menjadi 66,7% responden dan 80,6% responden setuju bahwa penyakit jantung reumatik anak bukan penyakit yang menular. Pengetahuan orang tua tentang kemungkinan penyebab penyakit jantung reumatik anak juga mengalami peningkatan, yaitu karena bukan akibat obat yang diminum saat hamil (47,2%), bukan akibat penyakit yang diderita saat hamil (66,7%), merupakan akibat dari demam reumatik (77,8%), bukan akibat pengaruh roh/setan (100%), dan bukan akibat terganggunya psikologis anak (50%). Namun, hanya 38,9% orang tua yang mengetahui bahwa penyakit jantung reumatik anak dapat menyebabkan gangguan katup jantung. Terdapat peningkatan pengetahuan orang tua tentang bagaimana penanganan penyakit jantung reumatik anak menjadi 69,4%. Semua orang tua setuju bahwa anak dengan penyakit jantung reumatik perlu pemeriksaan secara teratur tetapi tidak semua orang tua yang mengetahui bahwa anak dengan penyakit jantung reumatik memerlukan

penanganan seumur hidup (61,1%) dan perlu kontrol walaupun tidak sakit (47,2%). Sebagian besar orang tua sudah mengetahui bahwa anak dengan penyakit jantung reumatik perlu pengaturan makanan tertentu (80,6%) dan guru di sekolah perlu mengetahui mengenai penyakit yang diderita anak didiknya (77,8%). Namun, belum seluruhnya memahami bahwa ada keterbatasan aktivitas pada anak dengan penyakit jantung reumatik (52,8%).

Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan orangtua Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak terhadap tingkat pengetahuan orangtua. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rerata total pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan, dimana terjadi peningkatan menjadi 35,33 setelah diberi penyuluhan. Hal ini sesuai dengan teori menurut WHO yang dikutip dalam Notoatmodjo bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan pemberian informasi yang dapat dilakukan dengan penyuluhan. Hal ini pun sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Faramitha12 yang menyatakan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang penyakit jantung bawaan. Penyuluhan dengan metode ceramah secara individual dinilai sangat efektif karena kontak antara pemberi penyuluhan dengan sasaran penyuluhan lebih intensif, sehingga setiap masalah penerima penyuluhan dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya, tetapi dari segi dari segi jumlah sasaran yang dicapai metode ini kurang efektif. Penyuluhan individual ini dapat pula digunakan sebagai media konseling. Kesiapan mental dan kesediaan masyarakat dapat kita bangun melalui penyuluhan individual karena cara ini menciptakan suatu hubungan yang lebih intensif antara petugas kesehatan dan masyarakat, sehingga masyarakat pun lebih terbuka untuk menceritakan masalah atau alasan yang berhubungan dengan penerimaan atas suatu pengetahuan atau perilaku baru. Di sini petugas kesehatan bisa membantu masyarakat untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi sehingga pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan dapat diterima dan masyarakat menjadi sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan mengubah perilaku menjadi lebih baik lagi.

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, didapatkan bahwa penyuluhan dapat dipakai sebagai alat untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak. Selain itu, juga didapatkan adanya

perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan orangtua sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, masyarakat awam terutama orangtua perlu diberikan penyuluhan kesehatan tentang demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik anak terutama tentang pencegahan, penanganan, komplikasi, dan perlakuan khusus pada anak dengan demam reumatik akut serta definisi, etiologi, pencegahan, penanganan, dan komplikasi dari penyakit jantung reumatik anak. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya rentang waktu tiap responden sebelum dan sesudah penyuluhan dipastikan sama. Selain itu, untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid diharapkan perlakuan saat pretest dan posttest bisa sama. Perlu diteliti lebih lanjut penyebab ketidaktahuan orang tua tentang demam reumatik akutdan penyakit jantung reumatik anak.

DAFTAR PUSTAKA 1) Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, editor. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000. 2) Pediatric rheumatic Heart Disease [Internet]. No date [cited 2012 Jan 25]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview#showall 3) Siregar A. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik Permasalahan Indonesia [USU e-Repository]. 2008 [cited 2012 Jan 25]. Available from: repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/750/1/08E00203.pdf 4) Purnama G, Baehaqi A. Demam Reumatik [UII e-Repository]. No date [cited 2012 Jan 25]. Available from:http://repository.uii.ac.id/710/SK/I/0/00/000/000103/uiiskripsi-tingkat%20pengetahuan%20-01711153GESIT%20PURNAMA%20GIANA%20D-8984262128-cover.pdf 5) Olivier C. Rheumatic Fever-Is it still a problem? [Internet].2000 [cited 2012 February 12]; Journal of Antimicrobial Chemotherapy 45, Topic T1, 13-21. Available from: http://jac.oxfordjournals.org/content/45/suppl_1/13.full.pdf+html

6)

Kisworo B. Demam Rematik. Cermin Dunia Kedokteran No.116 [Internet]. 1997 [cited 2012 Jan 25]; p.25-28. Available from: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/116972528.pdf

7)

The prevalence of rheumatic diseases in the elderly in developed countries and its evolution over time [Internet]. 2004 Oct 8 [cited 2012 Jan 25]. Available from: http://www.springerlink.com/content/k812p1376332344t/

8)

Marijon E, Ou P, Celermajer DS, Ferreira B, Mocumbi A O, Jani D, et al. Prevalence of Rheumatic Heart Disease Detected by Echocardiographic Screening. N Engl J Med [Internet]. 2007 Agustus 2 [cited 2012 Januari 30]: 357:470-6. Available form: http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMoa065085

9)

Kennell JH, Soroker E, Thomas P, Wasman M. What Parents of Rheumatic Fever Patients Dont Understand About The Disease and Its Prophylactic Management. Pediatric [Internet]. 1969 [cited 2012 Januari 28]: 43:160. Available form: http://pediatrics.aappublications.org/content/43/2/160.full.pdf+html

10)

Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

11)

Kasmei

Parisa,

Zahra

Atrkar-Roushan,

Fereshteh

Majles,

dan

Farahnaz

Joker.Mothers knowledge about acute rheumatic fever [Internet].Pediatric Nursing vol 2 no 9.November 2008[cited 2012 July 18].Available

from:nursingstandard.rcnpublishing.co.uk/archive/article-mothers-knowledge-aboutacute-rheumatic-fever/ 12) Izzaty, F N. Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan orang tua pada anak dengan penyakit jantung bawaan.Semarang:Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro;2011. 13) Opdenakker, Raymond.Advantages and Disadvantages of Four Interview Techniques in Qualitative Research [Internet].Forum Qualitative Research Volume 7 No 4 Art 11.September 2006 [cited 2012 July 18].Available from:www.qualitative-

research.net/index.php/fqs/article/view/175/392 14) Telephone Interviews Mackman Research [Internet].2009 [cited 2012 July

18].Available from:http://www.mackmanresearch.co.uk/research-methods/telephoneinterviews/

You might also like