Professional Documents
Culture Documents
8teknik Menentukan Hutan Lestari Edit
8teknik Menentukan Hutan Lestari Edit
8teknik Menentukan Hutan Lestari Edit
=
=
24
1
1
n
ti t
P
n
P
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188
81
dimana :
P : Kadar bahan kimia ke t ( t =
Phospat, Nitrat, BOD, COD, Salinitas)
i : Tambak ke i ( i =1, 2, ., n ; untuk
n =24)
n : J umlah tambak yang diamati
Data utama yang dipergunakan adalah
data kualitas air tanah yang diambil dari lokasi
penelitian. Untuk memperoleh data tersebut,
terlebih dahulu dilakukan analisis laboratorium
yang dilakukan di Lab. Pusat Universitas
Trunojoyo Madura (hasil terlampir). Tidak
semua kadar bahan kimia dianalisis, tetapi
dipilih jenis-jenis tertentu yang memegang
peranan penting dalam menentukan kualitas air
tanah, seperti: kebutuhan oksigen biokimiawi
atau Biological Oxygen Demend (BOD) dan
Salinitas. Keterbatasan pemilihan senyawa
biokimia yang dianalisis tersebut disebabkan
karena faktor keterbatasan dana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Nontji (2002), kehidupan
berbagai jenis fitoplankton dan juga zooplankton
bergantung pada salinitas. Peranan salinitas di
perairan lebih menentukan terjadinya suksesi
dari pada produktivitas secara keseluruhan.
Salinitas merupakan salah satu parameter
perairan yang berpengaruh pada fitoplankton.
Variasi salinitas mempengaruhi laju fotosintesis,
terutama di daerah estuaria khususnya pada
fitoplankton yang hanya bisa bertahan pada
batasan salinitas yang sempit. Sebaran kadar
salinitas di kawasan hutan mangrove berkisar
antara 20 30%o masih dibawah rata-rata
kadar salinitas yang ada di tambak yang
mencapai rata-rata 30,25%o. Menurut Kinne
(1964) keragaman dan jumlah spesies berturut-
turut menurun pada perairan dengan salinitas
kurang dari 0,5%o ; 0,5 30%o ; dan 30
80%o. Pada contoh data kualitas air
sebagaimana tersaji pada Tabel 1. jelas bahwa
semakin masuk kearah kedalaman hutan
mangrove semakin tinggi kadar salinitasnya
semakin tinggi pula keragaman spesies-nya.
Kebutuhan oksigen biokimiawi atau
Biological Oxygen Demend (BOD) menunjukan
jumlah oksigen yang dipergunakan dalam proses
oksidasi. Bahan yang dapat diuraikan oleh
kegiatan organisme pembongkar (bakteri)
secara tidak langsung merupakan indikasi
jumlah bahan organik. Laju pertambahan BOD
di dalam air merupakan indikasi jumlah bahan
organik yang telah diuraikan sesuai dengan
keseimbangan kecepatan pemakaian oksigen
dalam menguraikan limbah organik dan
kecepatan oksigen dalam air atau reoksigenasi.
Nilai standar pasti ukuran kualitas air yang
didasarkan BOD sulit diterapkan, karena
berkaitan dengan reoksigenasi (Boyd, 1989).
Teknik Menentukan Batasan ... 77 87 (Slamet Subari)
82
Tabel 1. Data Kualitas Air Tanah
(The Data of soil water quality)
No. Sampel Salinitas
(%
0
)
BOD
(mg/l)
No. Sampel Salinitas
(%
0
)
BOD
(mg/l)
1 TM 1-0 20 0,4625 17 TM 6-50 25 0,1250
2 TM 1-50 25 0,4100 18 TM 6-100 32 0,2000
3 TM 1-100 30 0,2825 19 TM 7-0 25 0,1100
4 TM 2-0 20 0,4850 20 TM 7-50 25 0,1175
5 TM 2-50 25 0,4100 21 TM 7-100 30 0,6500
6 TM 2-100 32 0,2525 22 TM 8-0 25 0,3725
7 TM 3-0 22 0,5525 23 TM 8-50 25 0,3350
8 TM 3-50 25 0,4100 24 TM 8-100 29 0,3050
9 TM 3-100 32 0,3125 25 ST0 30 0,3575
10 TM 4-0 22 0,4250 26 ST1 30 0,4025
11 TM 4-50 26 0,4025 27 ST2 29 0,2075
12 TM 4-100 31 0,2675 28 ST3 32 0,1850
13 TM 5-0 23 0,3650 29 SG 35 0,3500
14 TM 5-50 26 0,2975 30 AP1 39 0,1175
15 TM 5-100 30 0,2600 31 AP2 41 0,2375
16 TM 6-0 23 0,2675
Analisis regresi dengan metode OLS
dengan menggunakan paket program perangkat
lunak SPSS diperoleh nilai-nilai dugaan
parameter ; intersep dan koefisien regresi
masing-masing senyawa biokimia (salinitas dan
BOD). Untuk salinitas dugaan parameternya
adalah ; A = 22,55 %o ; b =- 0,001547.
Sehingga pada tingkat salinitas rata-rata air
tambak P = 30,25 %o terjadi pada ketebalan
mangrove 105,68 meter dari garis pantai.
Sementara untuk kebutuhan oksigen biokimiawi
(BOD) dugaan parameternya adalah ; A =
33,26 mg/l ; b =- 0,001547. Sehingga pada
tingkat kandungan BOD rata-rata air tambak
sebesar 28,8 mg/l terjadi pada ketebalan
mangrove 93,18 meter dari garis pantai.
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188
83
Curve Fit
MODEL: MOD_1.
Dependent var i abl e. . Y1 Met hod. . EXPONENT
Li st wi se Del et i on of Mi ssi ng Dat a
Mul t i pl e R . 81130
R Squar e . 65821
Adj ust ed R Squar e . 64267
St andar d Er r or . 08538
Anal ysi s of Var i ance:
DF Sumof Squar es Mean Squar e
Regr essi on 1 . 30884510 . 30884510
Resi dual s 22 . 16037572 . 00728981
F = 42. 36671 Si gni f F = . 0000
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Var i abl es i n t he Equat i on - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Var i abl e B SE B Bet a T Si g T
X . 002779 . 000427 . 811300 6. 509 . 0000
( Const ant ) 22. 551643 . 621442 36. 289 . 0000
Salinitas (0/00)
J arak Dari Grs Pantai
120 100 80 60 40 20 0 -20
34
32
30
28
26
24
22
20
18
Observed
Exponential
Teknik Menentukan Batasan ... 77 87 (Slamet Subari)
84
y = 22.552e
0.0028x
R
2
= 0.6582
0
5
10
15
20
25
30
35
40
-50 0 50 100 150
Jarak dari Gari s Pantai (M)
S
a
l
i
n
i
t
a
s
(
0
/
0
0
)
Curve Fit
MODEL: MOD_2.
Dependent var i abl e. . Y2 Met hod. . EXPONENT
Li st wi se Del et i on of Mi ssi ng Dat a
Mul t i pl e R . 14038
R Squar e . 01971
Adj ust ed R Squar e - . 02485
St andar d Er r or . 46529
Anal ysi s of Var i ance:
DF Sumof Squar es Mean Squar e
Regr essi on 1 . 0957457 . 09574567
Resi dual s 22 4. 7628333 . 21649242
F = . 44226 Si gni f F = . 5129
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Var i abl es i n t he Equat i on - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Var i abl e B SE B Bet a T Si g T
X - . 001547 . 002326 - . 140380 - . 665 . 5129
( Const ant ) . 332658 . 049956 6. 659 . 0000
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188
85
y = 0.3327e
-0.0015x
R
2
= 0.0197
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
-50 0 50 100 150
Jarak dari Gari s Pantai (M)
B
O
D
(
m
g
/
l
t
)
BOD(mg/lt)
J arak Dari Grs Pantai
120 100 80 60 40 20 0 -20
.7
.6
.5
.4
.3
.2
.1
Observed
Exponential
Perhitungan Jarak dari Pantai J ika Nilai Salinitas (Y) =30.25
Y =22.5516exp (0.002779 X)
30.25 =22.5516exp (0.002779 X)
30.25/22.5516 =exp (0.002779 X)
1.341366 =exp (0.002779 X)
Ln (1.341366) =Ln (exp (0.002779 X))
Teknik Menentukan Batasan ... 77 87 (Slamet Subari)
86
0.293688 =0.002779 X
X =0.293688/0.002779
X =105.6812 meter
Perhitungan Jarak dari Pantai J ika Nilai BOD (Y) =0.288
Y =0.332658exp (-0.001547 X)
0.288 =0.332658exp (-0.001547 X)
0.288/0.33266 =exp (-0.001547 X)
0.86575402 =exp (-0.001547 X)
Ln (0.865754) =Ln (exp (-0.001547 X))
-0.1441545 =-0.001547 X
X =-0.1441545/-0.001547
X =93.1832289 meter
Ada dua nilai prediksi ketebalan hutan
mangrove, namun untuk tujuan penetapan
ketebalan minimal hutan mangrove harus dipilih
yang paling besar nilainya yaitu 105,68 meter
dari garis pantai (untuk kasus kadar salinitas).
Dengan begitu maka otomatis sudah menjamin
keamanan bagi senyawa biokimia pencemar
lainnya khususnya BOD.
Panjang garis pantai Kabupaten Sidoarjo
adalah mencapai 27.000 meter, sehingga jika
ketebalan hutan tersebut dikonversi kedalam
satuan hektar mencapai; 105,68 meter x 27.000
meter =285,33924 Ha. Angka ini jauh lebih
kecil dari kondisi ketebalan hutan mangrove
yang ada sekarang yang mencapai 267,53 meter
atau setara dengan 722,331 hektar apalagi jika
dibandingkan dengan amanat Perda No. 17
Tahun 2003 yang mengharuskan kawasan
lindung mangrove mencapai ketebalan 400
meter dari garis pantai atau setara dengan 1080
hektar. Menurut hasil perhitungan Subari
(2006), dengan pendekatan model Goal
Programming, penetapan kawasan lindung
mangrove sebesar 1110 hektar, berpotensi
mengurangi tingkat keuntungan total yang
diperoleh masyarakat pesisir Kabupaten
Sidoarjo sebesar Rp 36.299.806.908,- / tahun.
EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188
87
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa ambang
batas minimal hutan mangrove yang diperlukan
sebagai biofilter di Kabupaten Sidoarjo yaitu
105,68 meter dari garis pantai. Ketebalan ini
jauh dibawah ambang batas hutan mangrove
lestari yang diamanatkan oleh Perda Kabupaten
Sidoarjo No. 17 Tahun 2003. Artinya jika
amanat Perda dilaksanakan maka ada potensi
kerugian secara ekonomis sebesar Rp
36.299.806.908,- / tahun
DAFTAR PUSTAKA
BPS dan BAPPEKAB. 2004. Kabupaten
Sidoarjo Dalam Angka. Badan Pusat
Statistik dan BAPPEKAB Sidoarjo,
Sidoarjo.
Boyd, C. E. 1989. Water Quality Management
and Aeration in Shrimp Farming,
American Soybean Association - US
Wheat Association.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Sidoarjo. 2004. Laporan Tahunan
Bidang Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo.
Intermulti Planindo PT. 2004. Rehabilitasi
Ekosistem Mangrove di Kabupaten
Sidoarjo Propinsi J awa Timur.
J akarta.
Kinne O. 1964. The Effect of Temperature and
Salinity on Marine and Brackish Water
Animal. George Allen and Uwin Ltd.,
London
Maryani. 2003. Peranan Ekstrak Kelopak dan
Buah Mangrove Sonneratia caseolaris
(L) Terhadap Infeksi Bakteri Vibrio
Harveyi pada Udang Windu (Penaeus
Monodon Fabr.). Tesis Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit
Djambatan, J akarta.
Siregar, D.D. 2004. Manajemen Aset: Strategi
Penataan Konsep Pembangunan
Berkelanjutan Secara Nasional Dalam
Konteks Kepala Daerah Sebagai CEOs
Pada Era Globalisasi dan Otonomi
Daerah. PT. Gramedia, J akarta.
Sukardjo, S. dan S. Akhmadi. 1982. The
Mangrove Forest of J ava and Bali
Biotrop Special Publication 1982.
Subari S. 2006. Optimalisasi Penggunaan
Lahan Untuk Pengembangan Ekonomi
dan Konservasi Sumberdaya Alam
(Disertasi) Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Bogor.