Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 40

Skenario F Blok 23

Kelompok B3
Tutor: Dr. Iskandar

Anggota Kelompok

Rani Iswara Anantya Dianty S. Lia Mahdi Nini Irmadoly M. Addien Prima N. Salsabil Dhia Adzhani Yusti Desita Indriani Muharam Yoga Kharisma Ririn Tri Sabrina Syena Damara

04111401001 04111401004 04111401027 04111401036 04111401037 04111401041 04111401042 04111401043 04111401076 04111401081

Skenario
Mrs. Lina, 29 years old, attends the primary health centre with her husband. They have been trying to get pregnant for 3 years but failed. She has regular menstrual cycles, every 28 days. There was no history of intermenstrual or postcoital bleeding. There was no pain during her period, no contraception used, no history of drug consumption (including alcohol and tobacco). She didnt have previous abdominal surgery, no history of allergies, no pelvic infection, and no chronic disease. Her husband (32 years old) is bank employee. He had no history of mumps and medication for any disease. He was not smoking and no alcohol consumption. He also didnt have any allergies. This couple enjoyed regular intercourse. You act as the doctor in the clinic and be pleased to analyse this case.

In the examination findings: Wife Height = 160 cm; Weight 55 kg; BMI = 21 kg/m2; Blood pressure = 110/70 mmHg; Pulse = 80x/m; RR= 18x/m. Palpebral conjuctiva looked normal, no exophthalmus, no sign of hirsutism, no thyroid enlargement, no galactorhoea, secondary sexual characteristics are normal. External examination: abdomen flat and souffl, symmetric, uterine fundal not palpable, there are no mass, pain tenderness and free fluid sign. Internal examination: Speculum examination: portio not livide, external os closed, no fluor, no fluxus, there are no cervical erotion, laceration or polyp. Bimanual examination: cervix is firm, ther external os closed, uterine size normal, both adnexa and parametrium within normal limit. Laboratory examination: Hb 12 g/dL; WBC 8.000/mm3; RBC 4,3x106/mm3; Ht 36 vol%; platelets 250.000/mm3; ESR 15 mm/hour; blood type A Rh (+); blood film: Normal. Urine: Normal *Ultrasound: normal internal genitalia; sonohysterography: normal uterine and both tubal patency. Postcoital test: normal

Husband Height = 176 cm; weight 72 kg; BMI = 23 kg/m2; Blood pressure= 120/80 mmHg; Pulse = 76 x/m; RR = 20x/m. Palpebral conjunctiva looked normal, no exopthalmus, no thyroid enlargement, no gynecomastia, secondary sexual characteristic are normal. External examination: abdomen flat and tender, symmetric no sign hepatomegaly and inguinal hernia Genitalia examination: Penis: normal; testes: normal size and volume; scrotum: no varicocele. Laboratory examination: Hb 14 g/dL; WBC 8.000/uL; RBC 4,3x106/L; Ht 42 vol%; platelets 350.000/mm3; ESRR 6 mm/hour; blood type O Rh (+); blood film: normal. Blood chemistry: normal. Hormonal: FSH, LH and testosterone level: normal Urine: normal Semen analysis: volume 4,5 ml; sperm concentration 0,1x106/ml; motility 22% forward progression, 15% rapid forward progression; morphology 5% with normal forms.

Klarifikasi Istilah

Menstruation cycle Intermenstrual bleeding Post coital bleeding Contraception Mumps Regular intercourse Hirsustism Galactorrhea

Secondary sexual characteristic Free fluid sign Fluor Fluxus Sonohysterography Post coital test Gynecomastia Varicocele

1. Mrs. Lina, 29 years old, attends the primary health centre with her husband. They have been trying to get pregnant for 3 years but failed.

Oogenesis

Spermatogenesis
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) spermatogonium spermatosit primer (mitosis) melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder spermatid. Spermiogenesis (spermiogensis) spermatid sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis (selama Urethra 2 hari). Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi Penis DNA, Corpus cavernosum 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, Corpus spongiosum 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Prepuce Sertoli. Glans penis Spermiasi (Spermiation) Pelepasan sperma matur dari sel sertoli lumen Testicular lobules tubulus seminiferus epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak Tubuli recti kontraksi otot peritubuler. menuju epididimis karena Rete testis
Prostate Ampulla Seminal vesicle Ejaculatory duct Ductus deferens Ductus Epididymis Ductuli Efferentes

Epididymis

Siklus Menstruasi

Gagal Hamil Selama 3 Tahun


Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa memakai metoda pencegahan selama 1 tahun. Klasifikasi infertilitas : 1. Infertilitas primer 2. Infertilitas sekunder Pada kasus, pasangan ini mengalami infertilitas primer

Etiologi Infertilitas
1. Infertilitas pada wanita a. Masalah vagina b. Masalah serviks

c.
e. a. c.

Masalah uterus
Masalah ovarium Faktor koitus pria Faktor lain (IMS, stress, nutrisi, alkohol dan nikotin)

d. Masalah tuba 2. Infertilitas pada pria b. Masalah ejakulasi

3. Masalah interaktif a. Frekuensi sanggama b. Waktu sanggama c. Perkembangan antibodi terhadap sperma d. Ketidakmampuan sperma untuk melakukan penetrasi ke ovum

d. Faktor pekerjaan

Faktor Usia (>35 tahun)


1. Wanita Deplesi oosit Penuaan oosit (rentan abnormalitas kromosom) Pada kasus ini, usia Ny.Lina (29 tahun) bukanlah faktor risiko infertilitas. 2. Pria Penurunan dalam volume, motilitas, dan morfologi sperma. Pada kasus ini, usia suami Ny.Lina (32 tahun) bukanlah faktor risiko infertilitas.

2. She has regular menstrual cycles, every 28 days. There was no history of intermenstrual or postcoital bleeding. There was no pain during her period, no contraception used, no history of drug consumption (including alcohol and tobacco). She didnt have previous abdominal surgery, no history of allergies, no pelvic infection, and no chronic disease.

Perdarahan Intermenstrual dan Postkoitus


Perdarahan intermenstrual dan perdarahan postkoitus biasanya mengindikasikan adanya: Erosi serviks, polip di serviks, Ca serviks, Ca intrauterine, endometriosis, infeksi pada vagina, adanya AKDR, pemakaian pil KB, infeksi uterus, dll.

Kontrasepsi dan Dismenorea


Pemakaian kontrasepsi dapat menghambat proses kehamilan. Penyebab dismenorea yang bersifat patologis: tumor (mioma) atau kista yang disebabkan oleh endometriosis dan adeomiosis.

Riwayat Konsumsi Alkohol


Pada wanita, konsumsi alkohol akan menekan produksi hormon progesteron dan estrogen, tetapi meningkatkan kadar prolaktin sehingga menghambat proses ovulasi.

Pada pria, konsumsi alkohol menyebabkan :


1. Penurunan jumlah sperma 2. Motilitas sperma yang buruk 3. Morfologi sperma yang buruk

Riwayat Merokok
Pada wanita, merokok menyebabkan penurunan cadangan ovarium dan abnormalitas kromosom pada ovum. Pada pria, merokok menyebabkan :

1. Penurunan jumlah sperma


2. Motilitas sperma yang buruk 3. Morfologi sperma yang buruk

Riwayat Operasi Abdomen


Jika ada riwayat operasi abdomen, maka hal

ini

menunjukkan

kemungkinan

adanya

adhesi yang disebabkan oleh jaringan

parut pada organ reproduksi yang dapat


mengganggu fertilitas.

Riwayat Alergi
Apabila terdapat riwayat alergi maka perlu kita curigai adanya alergi sperma. Alergi sperma adalah reaksi abnormal tubuh seorang wanita terhadap protein baik itu protein yang berasal dari tubuh wanita itu sendiri maupun protein yang bersumber dari cairan semen. Alergi sperma bisa terjadi karena adanya cairan antibodi di mulut rahim (serviks) yang anti atau menolak kedatangan sperma karena dia menganggap sperma sebagai benda asing dan membunuh sel sperma yang datang.

Riwayat Infeksi Pelvis dan Penyakit Kronis


Apabila terdapat infeksi pelvis maka perlu kita pertimbangkan adanya infeksi juga pada organorgan reproduksi, misalnya salfingitis, endometriosis, servisitis, dll. Apabila terdapat penyakit kronis maka kita perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya penggunaan obat-obatan jangka panjang yang dapat mengganggu proses kehamilan.

3. Her husband (32 years old) is bank employee. He had no history of mumps and medication for any disease. He was not smoking and no alcohol consumption. He also didnt have any allergies. This couple enjoyed regular intercourse.

Pekerjaan Suami
Dalam kasus ini pekerjaan suami sebagai pegawai kantoran : terlalu banyak duduk menyebabkan panas berkurangnya jumlah sperma, motilitas dan perubahan morfologi (produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di

bawah temperature tubuh).


Radiasi dari alat elektronik (misalnya HP dan komputer) dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sperma dan motilitas

Riwayat Mumps
Komplikasi mumps yang paling sering adalah

orchitis.

menghancurkan

tubulus

semeniferus

menghentikan produksi sperma sama sekali. Setelah sembuh, orchitis dapat menimbulkan
jaringan parut menghambat pengeluaran sperma

Riwayat Konsumsi Obat-obatan


Spironolakton merusak produksi testosteron dan sperma Sulfasalazin mempengaruhi perkembangan sperma normal Kolkisin dan allopurinol menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi oosit Antibiotik tetrasiklin, gentamisin, neomisin, eritromisin dan nitrofurantoin dosis tinggi mengurangi pergerakan dan jumlah sperma. Simetidin terkadang menyebabkan impotensi dan sperma abnormal Siklosporin dapat menurunkan fertilitas pria

Regular Intercourse
Frekuensi yang dianjurkan adalah

2-3 kali seminggu

memberi waktu testis memperoduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.

Penyakit Tiroid
Hipotiroidisme menekan pelepasan LH dan

FSH sehingga proses ovulasi terganggu


Hipertiroidisme memblok kerja estrogen di

berbagai tempat di dalam tubuh sehingga jaringan


endometrium tidak stabil danmenimbulkan perdarahan uterus yang abnormal.

Galactorrhea
Galaktorea terjadi karena hiperprolaktinemia.

Prolaktin menghambat sekresi hormone gonadotropin


dengan mengganggu sekresi GnRH dari hipotalamus. Hiperprolaktinemia menyebabkan penurunan libido dan memilki disfungsi ereksi pada pria; menyebabkan amenorea pada wanita

Gynecomastia
Ginekomastia merupakan tanda dari Sindroma

Insensitivitas Androgen. Adanya mutasi pada


reseptor androgen menyebabkan organ target tidak peka terhadap stimulus androgen sehingga dapat menyebabkan individu bersifat infertile.

Kriteria Analisa Semen WHO

Semen

analysis:

volume

4,5

ml;

sperm

concentration 0,1x106/ml; motility 22% forward

progression,

15%

rapid

forward

progression;

morphology 5% with normal forms.

Suami Ny. Lina mengalami oligoasthenoterato

zoospermia, yaitu konsentrasi, motilitas, dan


morfologi sperma kurang dari nilai baku.

Cara Mendiagnosis
1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan dalam

4. Pemeriksaan laboratorium
5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Penunjang
Wanita 1. Deteksi Ovulasi Pengkajian basal body temperature Uji lendir serviks 2. Analisa hormon 3. Sitologi vagina 4. Histerosalpinografi 5. Laparoskopi 6. Antisperm antibody
Pria
1. 2. 3.

4. 5.

6. 7. 8.

Analisa Semen Orchidometer USG Colour doppler ultrasound Transrectal ultrasound Biopsi testis Fungsi sperma Mannose-binding test Hemizona assay Sperm penetration assay Acrosome reaction test Urinalisis Kultur urin Fungsi ereksi dan ejakulasi

Penatalaksanaan
1. Diet yang sehat 2. Olahraga teratur 3. Inseminasi buatan : Intracervical insemination Intrauterine insemination Intrauterine tuboperitoneal insemination Intratubal insemination 4. Jika 4-6 kali inseminasi buatan tetap gagal, maka disarankan mencoba IVF (In Vitro Fertilization) atau ICSI (Intracytoplasmic sperm injection) 5. Jika karena gangguan ovulasi: terapi hormone Clomifen sitrat 1x50 mg selama 90 hari 6. Jika ada antisperm antibody : steroid 7. Jika infertilitas pria tidak bida diatasi dengan terapi diatas maka pertimbangkan menggunakan donor sperma atau mengadopsi anak

Indikasi IUI 1. Ketidakmampuan ejakulasi intravagina seperti pada hipospadia, impotensia, retrograd ejakulasi, simpan beku sperma karena penyakit keganasan suami. 2. Abnormalitas factor sperma seperti oligospermia, asthenospermia,- teratospermia 3. Unexplained infertility 4. Faktor serviks mucus serviks jelek dengan tes pasca senggama jelek, adanya antisperm antibody pada pria dan wanita 5. Suami istri pisah karena pekerjaan masing-masing 6. Istri dengan HIV negative dan sementara suami HIV positif. Indikasi ICSI Pada jumlah sperma yang rendah dan bisa digunakan sebagai tatalaksana karena obstruktif dan non-obstruktif azoospermia.

Prognosis
Dubia

Komplikasi
Trauma psikologis bahwa mereka

tidak mampu untuk hamil.

Tingkat kemampuan 3A

Kesimpulan
Pasangan suami istri mengalami infertilitas primer disebabkan oleh faktor suami.

Terima Kasih

You might also like