Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 64

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU, SABAH
NAMA GURU PELATIH : ZURAIDAH BINTI MOKTI NO TEL. : SEKOLAH (TEMPAT BERTUGAS) : NO. KAD PENGENALAN : OPSYEN : KDPM KDC PRA-SEKOLAH KEMAS / PERPADUAN TAJUK SOALAN :
1. Pendidikan Di Malaysia (Pengurusan Grafik Aplikasi Power Point & i-Think: 1.1 Perkembanagan Pendidikan Di Malaysia (Sebelum & Awal Merdeka); 1.2 Pendidikan Masa Kini; 1.3 Falsafah Pendidikan Kebangsaan, 1.4 Falsafah Pendidikan Guru). 2. Pedagogi (Penulisan Akademik : Peranan Guru Dalam Mentafsir Dan Melaksanakan Kurikulum Di Sekolah Ke Arah Memenuhi Aspirasi Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025). 3. Psikologi (3.1 Refleksi Tentang Teori Perkembangan Kanak-kanak; 3.2 Refleksi Tentang Perkembangan Kanak-kanak yang dipelajari secara teori di IPG Kampus Gaya Membantu Mereka Dalam Tingkah Laku Kanak-kanak Serta Amalan Sebagai Guru Prasekolah Yang Berkesan).

NAMA PENSYARAH : BONG KOI SIN, CHAN KOK WAH & KAMSIAH WIDAYANTI RODA HARUN NAMA PENYELARAS KERJA KURSUS : BONG KOI SIN TARIKH HANTAR / SERAH :
____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 0

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


ISI KANDUNGAN

Perkara PENDAHULUAN 1. Pendidikan Di Malaysia (Pengurusan Grafik Aplikasi Power Point) 1.1 Perkembangan Pendidikan Di Malaysia (Sebelum & Awal Merdeka) 1.2 1.3 1.4 2. Pendidikan Masa Kini Falsafah Pendidikan Kebangsaan Falsafah Pendidikan Guru

Muka Surat 2 3 - 27

Pedagogi (Penulisan Akademik) 2.1 Peranan Guru Dalam Mentafsir & Melaksanakan Kurikulum Di Sekolah Ke Arah Memenuhi Aspirasi Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025) 2.1.1 Pengenalan 2.1.2 Konsep Kurikulum 2.1.3 Jenis-jenis Kurikulum 2.1.4 Faktor-faktor Pembentukan & Perubahan Dalam Kurikulum 2.1.5 Kehendak-kehendak Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah & Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah dalam konteks FPK 2.1.6 Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Perubahan Kurikulum Era Teknologi Maklumat & Komunikasi 2.1.7 Persediaan Guru Menangani Ciri-ciri Kurikulum Futuristik 2.1.8 Strategi & Alat-alat Berfikir Dalam Pelaksanaan Kurikulum

28 28

29 30 30 33 36

39

43 44 47 47

3. Psikologi 3.1 Refleksi Tentang Teori Perkembangan Kanak-Kanak (Konsep, Prinsip, Faktor & Teori Perkembangan Kanak-kanak) 3.2 Refleksi Tentang Perkembangan Kanak-Kanak Yang Dipelajari Secara Teori Di IPG Kampus Gaya Membantu Mereka Dalam Tingkah Laku Kanak-Kanak Serta Amalan Sebagai Guru Prasekolah Yang Berkesan RUMUSAN RUJUKAN

57

60 61

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 1

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


PENDAHULUAN Segala puji bagi Allah (s.w.t) Tuhan yang mencipta alam semesta. Selawat & salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad (s.a.w), keluarga dan para sahabat baginda. Saya ingin memanjatkan rasa syukur kepada Allah (s.w.t) di atas hidayah dan pertolonganNya, tugasan bagi kursus Ilmu Pendidikan : PN 1141P (R) ini dapat disiapkan sepenuhnya. Hasil pembelajaran kursus Ilmu Pendidikan ; PN 1141P (R) ini antaranya ialah memahami konsep pendidikan dan prinsip asas keguruan dalam konteks Falsafah Pendidikan Kebangsaan (FPK) & Falsafah Pendidikan Guru (FPG) sebagai persediaan menjadi guru yang profesional dan berkesan; memahami perkembangan dan potensi murid serta peka kepada keseluruhan dan masalah pembelajaran mereka; menguasai dan menggunakan prinsip-prinsip kemahiran asas keguruan dalam menjalankan tugas sebagai guru; menguasai kemahiran interpersonal dan intrapersonal untuk menangani masalah murid yang berisiko; menguasai kemahiran mengurus sumber manusia dalam organisasi; meningkatkan tahap pengurusan ilmu dan kemahiran dalam ilmu keguruan bagi membolehkannya merancang dan melaksanakan pengajaran dengan berkesan dalam era perkembangan teknologi maklumat & komunikasi; seterusnya meningkatkan kepekaan terhadap perkembangan dan perubahan pendidikan yang berasaskan kepelbagaian media serta dapat memainkan peranan yang berkesan sebagai pendidik bestari. Objektif tugasan ini dari sudut pendidikan di Malaysia ialah untuk memahami faktor-faktor yang membawa perubahan dalam pendidikan di Malaysia sebelum merdeka hingga kini; memahami dan menghayati kehendak FPK & FPG dalam perkhidmatan perguruan; dan mengkaji program-program masa kini. Manakala dari sudut pedagogi ialah untuk menerangkan konsep kurikulum, jenis-jenis & faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan dalam kurikulum; mentafsir kehendak-kehendak KBSR & KBSM; menjelaskan peranan guru dalam pelaksanaan perubahan kurikulum era teknologi maklumat & komunikasi; meramalkan ciri-ciri kurikulum futuristik bagi mencadangkan persediaan guru untuk menanganinya; menggunakan strategi dan alat-alat berfikir dalam pelaksanaan kurikulum. Seterusnya dari sudut psikologi pendidikan ialah untuk memahami konsep asas psikologi & psikologi pendidikan; memahami fitrah manusia dan kaitannya dengan potensi; memahami konsep asas, prinsip-prinsip, peringkat-peringkat pertumbuhan & perkembangan; menganalisis fungsi otak untuk mengembangkan potensi manusia; menganalisis & menangani perbezaan individu; serta menjelaskan peranan guru ke arah pembentukan personaliti seimbang. Dalam kesempatan ini, saya ingin merakamkan ucapan jutaan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat sepanjang menjayakan tugasan ini terutamanya kepada En. Bong Koi Sin selaku pensyarah dan penyelaras tugasan ini di atas tunjuk ajar beliau sepanjang meyiapkan tugasan ini.
Zuraidah Binti Mokti (KDPM) 03 Mac 2013

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 2

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 3

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 4

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 5

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 6

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 7

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 8

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 9

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 10

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 11

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 12

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 13

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 14

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 15

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 16

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 17

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 18

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 19

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 20

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 21

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 22

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 23

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 24

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 25

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 26

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 27

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


2.1 Peranan Guru Dalam Mentafsir Dan Melaksanakan Kurikulum Di Sekolah Ke Arah Memenuhi Aspirasi Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025. 2.1.1 Pengenalan Sistem pendidikan negara kita adalah tunjang pembangunan modal sosial dan ekonomi negara. Pendidikan turut berfungsi sebagai pencetus kreativiti dan penjana inovasi yang melengkapkan generasi muda dengan kemahiran yang diperlukan untuk bersaing dalam pasaran kerja dan menjadi pengupaya perkembangan ekonomi keseluruhannya (YAB Dato Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak, 2012). Ia juga berfungsi dalam menjayakan Model Baru Ekonomi, Program Transformasi Ekonomi & Program Transformasi Kerajaan yang menjadi asas perkembangan ekonomi negara dalam persaingan ekonomi global (YAB Dato Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak, 2012). Bagi merealisasikan hasrat murni tersebut pihak kerajaan telah menggubal Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025. Pelan tersebut mengandungi kerangka pembangunan yang menyeluruh untuk menzahirkan transformasi sistem pendidikan secara pantas dan mapan sehingga tahun 2025. Ia merangkumi perubahan dalam aspek kurikulum; pendekatan pembelajaran murid; kaedah pemilihan guru; latihan guru; penyediaan ganjaran kepada guru dan pemimpin sekolah; dan juga pendekatan pengoperasian Kementerian. Bermula dengan pihak guru, pengetua, pentadbir sehinggalah pegawai dan kakitangan sokongan menggalas Pelan Pembangunan

tanggungjawab dan peranan penting dalam memenuhi aspirasi Pendidikan Malaysia 2012-2025.

Sistem pendidikan di negara kita mengamalkan kurikulum yang kemas dan sesuai untuk mewujudkan sistem pendidikan yang dinamik serta selaras dengan cita-cita dan kehendak negara. Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang sentiasa mengalami perubahan. Dalam konteks pendidikan di Malaysia, perancangan dan pembentukan kurikulum seperti KSSR, KBSR dan KBSM adalah didasari oleh falsafah dan matlamat

pendidikan negara yang menentukan arah haluan, asas dan sumber inspirasi kepada semua usaha dan rancangan dalam bidang pendidikan. Di negara kita, matlamat umum pendidikan sama ada Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR); Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) dan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM) adalah untuk melahirkan masyarakat Malaysia yang seimbang dalam segenap bidang. Sehubungan itu, untuk membimbing murid-murid bagi mencapai matlamat pendidikan KBSR, KSSR dan KBSM itu, maka mata pelajaran mengikut bidang disusun dan diajarkan kepada pelajar. Justeru, para guru hendaklah mempunyai pemahaman yang mendalam tentang mata pelajaran yang diajar di sekolah, perlu menyedari kepentingannya serta perkaitannya antara satu dengan lain. Terdapat lebih sepuluh mata pelajaran yang diajar di peringkat sekolah rendah di negara ini. Walaupun dari segi pelaksannaannya mata pelajaran itu diajar secara terpisah-pisah, namun pada prinsipnya setiap mata pelajaran itu merupakan entiti yang saling lengkap-melengkapi ke arah pembentukan pelajar yang berperibadi seimbang ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 28

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


dan harmonis dari segi jasmani, emosi, rohani dan intelek (JERI) selaras dengan kehendak FPK. 2.1.2 Konsep Kurikulum & Definisi Kurikulum Kurikulum atau pun skop kandungan sesuatu pelajaran adalah asas penting dalam sistem pendidikan sesebuah negara. Sebagai sebuah negara yang sedang pesat membangun, Malaysia memerlukan suatu kurikulum yang kemas dan sesuai untuk mewujudkan sistem pendidikan yang dinamik serta selaras dengan cita-cita dan kehendak negara (Kamaruddin Haji Hussin, 1994). Kurikulum adalah core kepada business pendidikan. Ibarat jantung yang mendenyut jasad pendidikan negara. Ia merupakan rancangan pendidikan yang membendung segala ilmu pengetahuan, kemahiran dan ketrampilan, norma dan nilai, serta unsur kebudayaan dan kepercayaan yang menjadi pilihan masyarakat untuk generasi baru. Merujuk kepada Kementerian Pelajaran Malaysia, kurikulum kebangsaan merupakan suatu program pendidikan yang melibatkan aktiviti kurikulum dan kegiatan kokurikulum yang merangkumi semua pengetahuan, kemahiran, norma, nilai, unsur kebudayaan,dan kepercayaan untuk membantu perkembangan seseorang murid dengan sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental, dam emosi serta untuk menanam dan mempertingkatkan nilai moral yang diingini dan untuk menyampaikan pengetahuan (Akta Pendidikan 1996: Peraturan-peraturan , Kurikulum Kebangsaan, Pendidikan 1997). Kerr J. (1968) pula mendefinisikan kurikulum sebagai semua jenis pembelajaran yang dirancang & dipandu oleh sekolah sama ada dalam kumpulan atau secara individu di dalam mahu pun di luar sekolah. Semua pembelajaran yang dirancang dan dipandu oleh sesebuah sekolah, samada dilaksanakan oleh kumpulan atau individu, di dalam atau di luar sekolah ( Kerr J., 2002). Franklin Bobbit (1918), dikenali sebagai Bapa Kurikulum menyatakan bahawa kurikulummerupakan kesemua pengalaman yang memberi fokus kepada perkembangan individu secara menyeluruh. Ia juga merupakan segala pengalaman pendidikan yg disediakan oleh pihak sekolah secara sedar & bertujuan ke atas murid. Ia juga merupakan isu-isu berkaitan dengan persekolahan. Misalnya kaedah, matapelajaran, strategi dan teknik mengajar seterusnya menjadi urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak (Valiga, T. & Magel C., 2001). Kurikulum sekolah adalah satu siri / peristiwa yang terancang bertujuan untuk memberi kesan pendidikan kepada murid di sekolah. Hirst (1975), mendefinisikan kurikulum sebagai satu program yg mengandungi aktiviti-aktiviti pembelajaran & disusun oleh guru utk membolehkan murid-murid mencapai objektif yang telah ditentukan. Secara ringkasnya, kurikulum adalah berkaitan dengan apa pelajar harus ketahui (pengetahuan atau kandungan), apa pelajar harus lakukan

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 29

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


(kemahiran), Bagaimana ia harus diajar (pengajaran), bagaimana ia harus diukur atau dinilai (penaksiran) dan bagaimana sistem pendidikan harus disusun (konteks). 2.1.3 Jenis-jenis Kurikulum Kurikulum tersembunyi terletak di luar konteks pengajaran rasmi, belajar secara implisit. Ia mengandungi peraturan tidak bertulis, konvensi, adat resam, nilai budaya yang dikenali sebagai sekolah, seperti sopan santun, menjaga kebersihan dan jujur. Ia dibentuk berdasarkan faktor seperti status sosioekonomi dan latar belakang pengalaman guru dan murid. Cadangan kurikulum iaitu kurikulum dicadangkan oleh pakar-pakar pendidik, pertubuhan profesional, suruhanjaya pembentuk dan pembuat dasar. Kurikulum bertulis/yang dihasratkan iaitu kurikulum yang dimuatkan dalam panduan kurikulum negeri dan daerah seperti kurikulum kebangsaan iaitu KBSR / KBSM / Kurikulum Kebangsaan Prasekolah. Kurikulum sokongan iaitu kurikulum yang digambarkan dan dibentuk oleh sumber yang disediakan untuk menyokong atau menyampaikannya. Kurikulum yang diajarkan iaitu kurikulum yang dapat dilihat ketika memerhati pengajaran guru. Kurikulum yang diuji iaitu set pembelajaran yang dinilai dalam ujian yang digubal oleh guru, ujian dibina di peringkat daerah dan ujian piawaian. Kurikulum yang dialami/dipelajari iaitu semua perubahan pada nilai, persepsi, dan tingkah laku yang berlaku adalah hasil daripada pengalaman persekolahan. Kurikulum masa depan iaitu merangkumi pendekatan berpusatkan murid yang membolehkan mereka memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing serta berupaya belajar sepanjang hayat; pengalaman belajar direka untuk membantu murid menyepadukan pengetahuan baru dan memurnikannya bagi melahirkan celik akal melalui banding beza, membuat induksi, deduksi dan menganalisis; pengalaman belajar memberikan murid peluang untuk menggunakan pengetahuan secara bermakna bagi membolehkan mereka membuat keputusan dan untuk membentuk pemikiran kritikal, kreatif dan futuristik serta penyelesaian masalah seperti Kajian Masa Depan. Terdapat tiga pendekatan yang boleh digunakan untuk melaksanakannya antaranya kandungan akan dibekalkan melalui pelbagai cara penyampaian dengan menggunkana pelbagai strategi; kurikulum akan dibina sebagai modul dan diakses melalui rangkaian jaringan; dan juga bahan, pengalaman, dan sokongan akan diperolehi daripada pelbagai sumber dan disepadukan ke dalam struktur teras kurikulum. 2.1.4 Faktor-faktor Pembentukan & Perubahan Dalam Kurikulum Faktor-faktor pembentukan dan perubahan dalam kurikulum pertama adalah Falsafah Pendidikan Negara. Falsafah pendidikan negara mempunyai implikasi yang besar ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 30

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


terhadap pembentukan kurikulum. KBSR dan KBSM adalah hasil perubahan yang diaspirasikan dalam Falsafah Pendidikan Negara. Di antara perubahan-perubahan yang jelas terdapat dalam kedua-dua kurilkulum tersebut ialah sukatan pelajaran yang digubal memberi penekanan kepada aspek kesepaduan dan keseimbangan; penekanan baru diberikan kepada penerapan nilai-nilai murni; melahirkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan; pendidikan umum diperkenalkan, pendidikan teknik dan vokasional, bahasa merentasi kurikulum, pemupukan budaya sains dan teknologi; pemupukan budaya keusahawanan dan budaya niaga ditegaskan; pengukuhan dan perluasan bahasa Melayu sebagai satu cabang ilmu pengetahuan; peningkatan individu

pendedahan dan penguasaan bahasa Inggeris; penekanan kepada melahirkan yang berkeyakinan diri dan bersikap berdikari.

Kedua, faktor politik. Francis P. Hunkin (1987) dalam bukunya Curriculum Planning menyatakan : Curriculum Development is also a political process. It requires dealing with people and their various power bases and their views of what makes for good education dan Wiles Bondi (1989) dalam bukunya Curriculum Development : A Guide to Practice turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan perkembangan sesuatu kurikulum. Ketiga, faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai kurikulum yang statik. Oleh itu ia harus diubahsuai mengikut peredaran masa dan kemajuan sains dan teknologi. Menurut Hida Taba (1962), Technology has changed and is changing not only the face of the earth and the institutions of our society, but man itself. Perkembangan kurikulum haruslah sejajar dengan pembangunan negara dan perkembangan dunia. Kandungan kurikulum pendidikan perlu menitikberatkan mata pelajaran sains dan kemahiran teknik atau vokasional kerana tenaga kerja yang mahir diperlukan dalam zaman yang berteknologi dan canggih ini. (Ee Ah Meng, 1995) Keempat, faktor perubahan sosial. Selain menjadi tempat menyalurkan

pengetahuan dan melatih kemahiran akademik, sekolah juga merupakan agen sosial. Melalui pendidikan di sekolah, nilai-nilai sosial yang diperlukan dalam dan luar negara diserapkan. Dengan itu perkembangan kurikulum harus sejajar dengan perubahan sosial agar nilai-nilai murni dalam diri individu tidak pupus ditelan arus pembangunan (Mohammad Nor, 1990; Kamaruddin Hj. Husin, 1994). Kelima, faktor perancang dan pelaksana kurikulum. Perubahan yang begitu pesat dalam masyarakat dan dunia membuat kurikulum hari ini perlu disesuaikan mengikut peredaran masa. Sehubungan dengan itu perancang kurikulum bertanggungjawab menyemak semula dari masa ke semasa. Pengguguran, perubahan atau pertambahan terhadap kurikulum harus dilakukan mengikut peredaran masa, kehendak masyarakat dan ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 31

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


kemajuan negara. Kita hidup dalam masyarakat yang berubah-ubah, iaitu pengetahuan baru sentiasa ditemui, sementara pengetahuan lama yang dibuktikan kurang tepat

diperkemaskinikan. Masalah pertambahan pengetahuan yang banyak menimbulkan masalah pemilihan apa yang hendak dipelajari serta pertimbangan semula bagaimana pembelajaran harus berlaku. Dengan menyedari bahawa murid-murid harus disediakan untuk menyesuaikan diri dengan permintaan masyarakat yang cepat berubah, guru-guru dan perancang kurikulum harus menyemak semula apa yang mereka kemukakan kepada murid-murid (Kamaruddin Hj. Husin, 1994). Keenam, faktor murid, kehendak dan keperluan masyarakat. Pelajar sebagai individu mempunyai kehendak dan keperluan asas yang melibatkan kehendak dan keperluan asas yang melibatkan keselamatan, kasih sayang, bermasyarakat dan kehendak penyempurnaan kendiri. Kurikulum yang akan dibentuk sewajarnya dapat memberi ilmu pengetahuan dan kemahiran agar kehendak dan keperluannya sebagai murid dan individu dapat dipenuhi. Ini bermakna, kurikulum yang dibentuk akan menyediakan segala ilmu pengetahuan dan kemahiran yang merangsang perkembangan potensi mereka secara menyeluruh iaitu merangkumi intelek, jasmani, rohani dan social (Ee Ah Meng, 1995). Perancangan kurikulum yang baik sentiasa mengambil kira keperluan murid serta mampu memberi faedah secara menyeluruh. Ini bermakna faktor minat dan perkembangan individu dalam bidang kognitif, psikomotor dan afektif perlu difikirkan semasa membentuk kurikulum tersebut. Murid adalah individu yang bakal menjadi sebahagian daripada anggota masyarakat. Oleh itu, kurikulum haruslah bertanggungjawab menyediakan murid-murid dengan pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat di mana mereka tinggal dan juga bentuk masyarakat yang akan mereka hadapi kelak. Ketujuh, faktor perkembangan ilmu dan kepentingannya. masa yang berlalu turut membawa perubahan kepada masyarakat yang seterusnya menuntut mereka menerima pendidikan yang lebih sempurna selaras dengan keperluan kemajuan yang kian pesat. Ilmu yang bersifat dinamik menyebabkan ia sentiasa berkembang. Perkembangan ini disebarkan kepada masyarakat menerusi perancangan kurikulum yang lebih kemas dan sesuai dengan kehendak masyarakat dan negara. Penemuan baru dalam pelbagai bidang seperti perubatan, teknologi dan sebagainya menjadikan bidang itu terus berkembang.

Perkembangan ini penting dalam pembentukan kurikulum supaya ia dapat dikemaskini dari masa ke semasa agar ilmu-ilmu baru ini dapat disalurkan kepada murid-murid bagi mengimbangi keperluan zaman. Kelapan, faktor pengaruh psikologi pendidikan. Teori disiplin mental yang berlandaskan konsep falsafah yang dimajukan oleh Plato dan Aristotle banyak mempengaruhi pengajaran aritmetik pada abad ke 19. Salah satu aspek disiplin mental yang penting ialah psikolgi fakulti. Psikologi Fakulti mempunyai pengaruh yang begitu kuat terhadap isu mengapa matematik perlu dipelajari oleh kanak-kanak. Manakala ahli Fahaman Perkaitan menganggap pembelajaran sebagai pembinaan unit-unit kecil yang ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 32

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


terdiri daripada rangkaian R-G untuk menghasilkan tingkah laku. Fahaman ini telah menghasilkan strategi pengajaran aritmatik kepada fakta dan kemahiran kecil untuk diajar dan dinilai secara berasingan. Kesan utama pendekatan ini bterhadap sekolah ialah matematik diajar semata-mata dengan menggunakan teknik latih tubi. (Nik Aziz Nik Pa, 1992). Pemikiran psikologi `behaviourisme telah bertapak dalam kurikulum pendidikan matematik sejak awal 60an. Dalam pemikiran ini murid telah dianggap sebagai gelas kosong. Guru berperanan memasukkan pengetahuan matematik ke dalam gelas tersebut. Pendekatan ini mengenepikan aktiviti pengembangan intelek yang sekaligus membina sikap negatif dalam diri pelajar terhadap matematik. Untuk mengatasi masalah itu, satu kurikulum matematik yang memberikan tumpuan kepada penyelesaian masalah dan pemikiran kritis telah diperkembangkan pada penghujung tahun 70an. Seterusnya dalam KBSM pengajaran dan pembelajaran Matematik ditekankan kepada fahaman ND binaan (konstruktivsm) dan kemahiran berfikir secara kreatif dan kritis. (Nik Aziz Nik Pa, 1992 )

Manakala faktor-faktor luaran antaranya adalah keperluan sistem pendidikan semasa & perubahan-perubahan yang berlaku dalam sistem sejagat seperti ledakan teknologi maklumat & globalisasi. Begitu juga dengan faktor autonomi guru iaitu jika guru diberikan kuasa yang lebih dalam menentukan pendekatan-pendekatan dalam proses pengajaran, pembelajaran & penilaian. Seterusnya faktor keperluan murid-murid di mana sekolah perlu memenuhi semua keperluan mereka seperti keperluan asas (makan, bernafas, membesar), keselamatan, kasih sayang & kesempurnaan kendiri. Seterusnya faktor sistem jadual sekolah, sumber-sumber bahan P&P di sekolah serta polisi-polisi penilaian yang akan digunakan dengan murid-murid. Demikian hasrat kerajaan yang

bermatlamat memperkembangkan potensi murid dengan sepenuhnya selaras dengan hasrat kerajaan untuk menghasilkan pekerja berilmu. Matlamat seperti meningkatkan penglibatan murid yang tinggi serta peningkatan kemahiran berfikir secara kritis & kreatif dalam proses P&P. Seterusnya latar belakang budaya & sosial yang hendak distrukturkan untuk muridmuridnya. 2.1.5 Kehendak-kehendak Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah, Kurikulum

Standard Sekolah Rendah dan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah dalam konteks FPK

Kehendak-kehendak

Kurikulum

Bersepadu Sekolah

Rendah

dan Kurikulum

Bersepadu Sekolah Menengah dalam konteks Falsafah Pendidikan Kebangsaan adalah bertujuan untuk mengembangkan lagi potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu dan seimbang dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan kepada tuhan. Berikut adalah kehendak-kehendak yang terkandung dalam Kurikulum

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 33

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Bersepadu Sekolah Rendah, Kurikulum Standard Sekolah Rendah dan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah dalam konteks FPK. Kursus pengajian dan pakej elektif di peringkat sekolah rendah adalah berdasarkan kepada Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) . KBSR mula dilaksanakan di negara kita pada tahun 1983. Pembentukan KBSR adalah berasaskan kepada Laporan Razak (1956), Ordinan Pelajaran (1957), Laporan Rahman Talib (1960), Akta Pelajaran (1961) dan Laporan Jawatankuasa Kabinet (1979). Pendidikan peringkat rendah menekankan perkembangan menyeluruh dalam bidang intelek, rohani, dan jasmani. Hal ini membolehkan pelajar memperoleh pengetahuan dan menguasai kemahiran melalui pengalaman secara langsung. Aktiviti pengajaran dan pembelajaran harus melibatkan pelajar secara aktif bagi membolehkan pelajar mengemukakan idea dan perasaan, menyelesaikan masalah, bertukar-tukar pendapat serta dapat berfikir secara kreatif dan kritis. Perakuan 2(a) Laporan Jawatankuasa Kabinet mengkaji Perlaksanaan Dasar Pelajaran dalam Laporan (1979) menyatakan, Kementerian Pelajaran mengambil langkah-langkah tertentu supaya

pendidikan di peringkat rendah bercorak pendidikan asas dengan memberikan penegasan kepada pendidikan dalam membaca, menulis, dan mengira (3M). KBSR dibentuk berdasarkan perakuan 57 (a) Laporan Jawatankuasa Kabinet iaitu kurikulum sekolah rendah hendaklah dirancang bagi membolehkan pelajar mencapai kemahiran dalam tiga asas iaitu bidang komunikasi, bidang manusia dan alam sekitar dan bidang perkembangan diri individu sesuai dengan keperluan, minat, bakat, dan kemampuan mental serta kesediaan pelajar (Laporan Jawatankuasa Kabinet,1979). Terdapat tiga komponen dalam KBSR. Pertama, komponen komunikasi iaitu kemahiran asas (membaca, menulis, dan mengira), bahasa, dan matematik. Kedua, manusia dan alam sekitar terdiri daripada kerohanian, nilai dan sikap, kemanusiaan dan alam sekitar, pendidikan agama Islam, pendidikan moral dan alam dan manusia. Ketiga, perkembangan diri individu yang terdiri daripada kesenian dan rekreasi, muzik, pendidikan seni dan pendidikan jasmani, dan kesihatan. Peringkat sekolah rendah terbahagi kepada dua tahap. Tahap I iaitu tahun 1 hingga tahun 3 manakala tahap II iaitu tahun 4 hingga tahun 6. Semua mata pelajaran yang ditawarkan diperingkat ini adalah merupakan pelajaran teras iaitu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh pelajar pada tahap I dan II. Penerapan nilai-nilai murni melalui sistem pendidikan dalam mata pelajaran yang ditawarkan (nilai murni merentasi kurikulum) juga diperkenalkan (Abdullah Sani, 2005: 174-175). Manakala Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) merupakan satu bentuk pengklasifikasian bidang ilmu, kemahiran dan nilai. Konsep ini berfokus kepada pembentukan modal insan seimbang dari segi jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial. Enam tunjang dikenal pasti mewakili bidang ilmu, kemahiran dan nilai yang menjadi asas kepada pembangunan insan yang berfikiran kreatif, kritis dan inovatif. Tunjang-tunjang tersebut menggambarkan penstrukturan secara eksplisit bidang ilmu, kemahiran dan nilai yang perlu dikuasai murid. (Bahagain Perkembangan Kurikulum, KPM, 2011). Dalam KSSR ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 34

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


mata pelajaran disusun mengikut modul dan tunjang. Mata pelajaran Tahap 1 dalam KSSR dikelompokkan kepada tiga modul iaitu Modul Teras Asas, Modul Teras Tema dan Modul Elektif. Mata pelajaran Tahap 2 dikelompokkan kepada dua kategori iaitu Mata Pelajaran Teras dan Mata Pelajaran Elektif. Bagi kategori Mata Pelajaran Teras, mata pelajaran seterusnya diklasifikasikan mengikut lima tunjang iaitu Tunjang Komunikasi, Tunjang Sains & Teknologi, Tunjang Perkembangan Fizikal & Estetika, Tunjang Kerohanian, Sikap & Nilai dan Tunjang Kemanusiaan. Manakala bagi kategori Mata Pelajaran Teras Elektif terdapat satu tunjang iaitu Tunjang Komunikasi Elektif. Penegasan semula mata pelajaran mengikut modul dan tunjang dalam KSSR adalah bagi memastikan murid-murid dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara seimbang dan haronis selaras dengan hasrat Falsafah Pendidikan Kebangsaan. KSSR juga mengandungi penegasan standard kandungan dan standard pembelajaran. Kursus pengajian dan pakej elektif bagi peringkat sekolah menengah pula adalah berdasarkan kepada Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM) yang mula dilaksanakan secara menyeluruh di semua sekolah menengah pada tahun 1989. KBSM ini juga dibentuk berlandaskan Laporan Jawatankuasa Kabinet (1979). Dalam Perakuan 58, Laporan Jawatankuasa Kabinet (1979) menyatakan adalah diperakukan bahawa kurikulum peringkat menengah rendah hendaklah berupaya perkembangan daripada kurikulum sekolah rendah iaitu memperkukuhkan lagi pendidikan asas dan memperkenalkan pendidikan umum yang juga merangkumi aspek-aspek pendidikan pra vokasional (Laporan Jawatankuasa Kabinet,1979). Matlamat pendidikan sekolah menengah adalah bagi memperkembangkan potensi individu secara menyeluruh, seimbang dan bersepadu meliputi aspek-aspek jasmani, emosi, rohani, intelek (JERI) bagi melahirkan insan yang seimbang, harmoni, dan berakhlak mulia. Pada peringkat menengah rendah iaitu tingkatan 1 hingga 3, mata pelajaran dibahagikan kepada kumpulan teras dan kumpulan tambahan. Mata pelajaran kumpulan adalah wajib dipelajari oleh semua pelajar. Dalam Akta Pelajaran

(1961), menyatakan pada peringkat ini ada mata pelajaran yang membolehkan pelajar membuat pilihan yang dikenali sebagai mata pelajaran tambahan yang terdiri daripada bahasa Cina, Tamil, dan Arab. Mata pelajaran tambahan ini diwujudkan bagi memenuhi keperluan pelajar (Abdullah Sani, 2005: 175-178). KBSR dan KBSM digubal berasaskan Falsafah Pendidikan Kebangsaan (FPK). FPK menekankan perkembangan individu secara menyeluruh dan bersepadu ke arah melahirkan insan yang baik berdasarkan kepercayaan, keyakinan serta kepatuhan kepada Tuhan. FPK merupakan aspirasi pendidikan negara. Semua warga pendidikan diharap akan berganding bahu dan berusaha dengan gigih agar FPK dapat dicapai demi kemakmuran negara kita Malaysia. Andai semua pihak yang bertanggungjawab memainkan peranan masing-masing FPK pasti memberi kesan yang diharapkan. Bagi melihat kesan FPK yang ketara, kita mungkin perlu menunggu masa satu atau dua generasi kehidupan (www.myschoolnet.ppk.kpm.my/perkelab). ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 35

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Kehendak-kehendak kurikulum sekolah perlu dilaksanakan di semua sekolah. Jawatankuasa kurikulum sekolah adalah sebuah jawatankuasa professional yang penting bagi melaksanakan pencapaian matlamat kurikulum di sekolah supaya selaras dengan falsafah dan matlamat pendidikan negara iaitu melahirkan insan yang seimbang dan kehendak-kehendak kurikulum kebangsaan tidak dapat dilaksanakan dengan sepenuhnya dan menyeluruh kerana terdapat beberapa kekangan yang masih menjadi penghalang utama kepada perlaksanaan ini. Oleh itu, kerjasama pelbagai pihak amat diperlukan bagi mengatasi kekangan-kekangan yang timbul. harmonis dari segi intelek, rohani, jasmani, dan emosi. 2.1.6 Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Perubahan Kurikulum Era Teknologi Maklumat & Komunikasi Menurut Abdul Manaf Bohari dan rakan-rakan (2006) dalam buku Sistem Maklumat Dalam Organisasi Komtemporari mendefinisikan Teknologi Maklumat & Komunikasi sebagai komunikasi yang menggunakan teknologi terkini sebagai alat untuk berhubung antara satu sama lain tanpa mengira situasi, masa, dan lokasi geografi. Tiga asas utama sistem teknologi maklumat adalah perkakas komputer, perisian komputer dan komunikasi data. Sinergi antara ketiga-tiga teknologi tersebut berupaya menggerak dan mewujud satu kuasa teknologi yang bernilai dan berdaya maju dalam aspek komunikasi atau perhubungan. Teknologi maklumat diperkenalkan bagi memajukan lagi sistem pendidikan harian di sekolah. Oleh yang yang demikian kita sebagai pendidik seharusnya tidak ketinggalan dalam mendalami ilmu bagi bidang Teknologi Maklumat dan Komunikasi. Matlamat kurikulum Teknologi Maklumat peringkat sekolah ialah untuk membentuk pelajar yang berpengetahuan secara menyeluruh tentang teknologi maklumat dan berkemahiran menangani maklumat dengan menggunakan teknik dan perkakasan teknologi maklumat bagi menyelesaikan masalah. Di samping pengetahuan dan kemahiran, Kurikulum Teknologi Maklumat juga membentuk pelajar yang bersikap positif terhadap impak dan sumbangan teknologi maklumat kepada masyarakat dan kehidupan harian, supaya dapat menyumbang secara berkesan dan sepenuhnya dalam masyarakat juga ekonomi berteknologi di tempat mereka hidup dan bekerja. Objektif kurikulum tersebut ialah membolehkan pelajar mengkaji, mengguna dan memahami sistem dan persekitaran yang berkaitan dengan teknologi maklumat; membina pengetahuan tentang prinsip dan proses teknologi maklumat, mengenal pasti serta meneroka keperluan dan peluang yang boleh ditangani melalui teknologi maklumat; menjana idea bagi memajukan teknologi berkaitan dengan keperluan yang dikenal pasti; mengguna teknologi maklumat dengan berkesan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah; dan juga menyedari implikasi penggunaan teknologi maklumat terhadap masyarakat dan kehidupan harian. K-Ekonomi merupakan isu utama yang disarankan oleh Perdana Menteri kita, maka seharusnya pengetahuan tentang teknologi maklumat adalah penting bagi guru-guru dalam membentuk ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 36

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


generasi yang akan datang. Ini sejajar apa yang dikatakan oleh Yusup Hashim dan Razmah Man (2002): Negara beralih dari ekonomi pertanian, perindustrian kepada ekonomi pengetahuan. Ekonomi pengetahuan bermaksud pembinaan, pembangunan, pengagihan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan maklumat untuk meningkatkan produktiviti. Pengetahuan dijadikan faktor pengeluaran menggantikan pertanian atau modal untuk menjana pertumbuhan ekonomi. Penggunaan teknologi maklumat adalah amat penting terutama sekali sebagai alat membantu pengurusan. Ianya digunakan untuk menyusun sistem data supaya menjadi kemas dan teratur selain dari cepat dan terkini. Ianya juga boleh digunakan sebagai alat bantu mengajar yang terbahagi kepada 4 jenis iaitu mod tutorial untuk pengajaran yang lebih interaktif, mod penerokaan untuk murid merasai pengalaman menjalankan eksperimen, mod aplikasi supaya murid akan lebih memberi tumpuan dan mod komunikasi yang amat sesuai untuk proses pengajaran jarak jauh. Guru bertanggungjawab untuk membawa perubahan bagi menjadikan proses pengajaran dan pembelajaran lebih menarik serta menghayati penggunaan teknologi di dalam bidang pendidikan. Menyediakan bahan pengajaran menggunakan teknologi maklumat dan komunikasi sebenarnya banyak melibatkan peruntukan persendirian guru kerana ia memerlukan guru mengorban masa, tenaga dan wang untuk menyediakan bahan tersebut. Walaupun ada kekangan dari sudut kekurangan perisian yang sesuai di pasaran di samping kos yang tinggi untuk mendapatkannya, namun guru perlu menyedari betapa pentingnya menggunakan kaedah terkini agar pelajar tidak ketinggalan di dalam bidang teknologi masa kini. Inilah motivasi untuk golongan guru tersebut menjalankan amanat di dalam bidang pendidikan. Usaha bersungguh-sungguh menggunapakai tenologi dalam pengajaran dan pembelajaran bukan sahaja memanafaatkan tugasan dan pelajar malah ia juga berjaya menjadi contoh kepada rakan seperjuangan dan pelajar lain. Teknik ini dan keberkesanannya telah menjadi ikutan guru-guru lain dan seterusnya menjadi pemangkin kepada pembentukan satu budaya TMK di sekolah. Apa yang penting untuk membentuk budaya TMK di sekolah ialah penekanan dan fokus terhadap guru terutamanya menyediakan kemudahan komputer khas buat guru seperti di dalam bilik guru. Selain dari itu, para guru hendaklah memberi latihan dan menggalakkan pelajar mengikuti aktiviti bagi menyedia bahan pengajaran bersama. Walaupun memakan masa,tenaga dan wang, bahan pengajaran yang dibina berasaskan teknologi hanya perlu dibuat sekali sahaja dan boleh diguna berulang kali untuk kelas yang berlainan dan untuk tahun-tahun seterusnya. Jadi guru tidak lagi perlu menyediakan untuk tahun akan datang tetapi berkemungkinan mereka akan membuat penambahbaikan kepada bahan yang telah mereka sediakan agar ia bersesuaian dengan tahap pelajar pada tahun tersebut. Perkongsian bahan pengajaran tidak memerlukan guru menyediakan semua kerana adanya sebahagian bahan yang boleh dikongsi dengan guru lain yang turut menyediakan bahan berbeza. Ini semestinya dapat menjimat masa guru dan menambah koleksi bahan pengajaran mereka.

Dengan pengenalan teknologi di dalam pendidikan dan penggunaan bahan tersebut, secara ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 37

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


tidak sedar guru sekolah telah celik teknologi maklumat. Sekiranya ditugas mengganti guru yang tidak hadir pun, mereka hanya perlu membawa seunit laptop ke dalam kelas untuk melaksanakan tugasan dengan efektif dan tanpa rasa bosan. Guru sebagai tenaga pengajar dan agen perubahan di sekolah dan alam pendidikan, perlu memainkan peranan sebagai pengajar, pembimbing dan inventor yang positif dan berkesan bagi menjayakan pelaksanaan sistem teknologi maklumat dan komunikasi di sekolah. Guru-guru mesti membuat persediaan yang rapi baik dari segi mental (berfikiran terbuka, positif dan sanggup menerima perubahan serta cabaran), sikap (ingin tahu dan belajar, berkeyakinan diri, kreatif dan inovatif) mahupun dari segi fizikal (penggunaan ABM dengan pengetahuan dan kemahiran TMK). Ini sejajar dengan nasihat yang diberikan oleh Tuan Haji Hussin bin Haji Harun, Tuan Pengarah Pelajaran Perak, dalam Pendidik Bestari: Bicara Bestari (2008) : Keperluan tenaga abad ke 21 dicerakin dan dilaksanakan melalui pembangunan potensi kemanusiaan secara bersepadu, memahami aspirasi dan agenda nasional, menguasai sepenuhnya bidang ICT, mengamalkan pembangunan penyelidikan (R&D), teknologi tinggi (high tech) dan pengurusan kewangan mapan di samping melahirkan generasi ketiga yang berdisiplin, berhemah tinggi, mempunyai jati diri, memiliki ciri-ciri kreatif, inovatif, responsif, proaktif, progresif dan produktif, dalam menghadapi proses dan cabaran globalisasi, menterjemah dalam bentuk realiti sebuah negara Malaysia yang maju dalam acuan sendiri. Masyarakat kita sedang mengalami transformasi menyeluruh. Perubahan itu didorong oleh perkembangan Information Technology and Telecommunications (IT & T). Maka agar guru dan pendidik tetap ikut berperanan dalam era Learning Society abad 21, mesti melakukan transformasi diri: (a) trampil menggunakan teknologi informasi dan (b) menjadi seorang pendidik, yang dari kata-kata, perilaku dan sikapnya dapat mentransfer nilai-nilai kehidupan (soft skill). Justeru, guru merupakan pemimpin yang harus berperanan sebagai agen perubahan untuk melakukan perubahan ke atas sekolah dan bilik darjah (Berita Harian, 20 Julai, 2002). Kenyataan ini mecerminkan bahawa dalam sesebuah sekolah, guru memainkan peranan yang penting secara positif. Malah menjurus kepada pengertian yang lebih mendalam bahawa guru adalah individu yang menggariskan suatu hala tuju, membentuk warga pelajar ke arah merealisasikan hala tuju tersebut dengan nilai-nilai kepemimpinan yang positif (Abdul Ghani Kanesan dan Mohd. Yahya Fadzil Jusoh, 2008). Budaya di sekolah yang mengutamakan TMK dapat dilihat menerusi beberapa peranan guru iaitu menjadi pengajar. Guru merupakan agen mempertingkatkan prestasi pelajaran dan penggunaan TMK pelajar. Mereka perlu memahamkan pelajar tentang konsep dengan mudah, sistematik, seronok dan bermakna. Di samping itu, guru turut sama berperanan sebagai individu yang menjadi jambatan rujukan pengetahuan dan maklumat tentang TMK kepada warga pelajar. Seterusnya guru sebagai pembimbing

Guru membimbing pelajar ke arah bersikap rasional, realitik, kondusif dalam pembelajaran ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 38

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


sistem TMK dan menyelesaikan masalah ekoran cabaran yang ditemui. Apabila pelajar dapat menembusi proses pembelajaran yang kondusif, maka secara tidak langsung situasi ini menyediakan diri mereka dalam aspek pencapaian yang baik. Seterusnya guru sebagai inventor. Guru memperkenalkan inovasi teknik dan sebagai agen perubahan kepada suasana dan persekitaran pembelajaran yang menggunakan teknologi secara giat dan berkesan. Guru harus mempunyai keyakinan dan berdaya tinggi dari aspek kreativiti dan inovasi dalam proses mengajar TMK. Hal ini akan menjadikan pelajar tertarik kepada pengetahuan dan pembelajaran TMK. Jika segala atribut dalam budaya diterapkan oleh guru menjadi ikutan pelajar, maka amalan ini akan membina suatu budaya sekolah. Kerajaan mengambil langkah memberi latihan intensif kepada guru-guru menerusi program dan kursus khas yang dijalankan. Melalui program Latihan

DalamPerkhidmatan (LDP), guru-guru diberi taklimat khas danhands-on penggunaan ICT dalam pengajaran dan pembelajaran pelajar oleh tenaga pengajar yang terlatih. Semasa LDP,guru-guru ini diajar mengenai penggunaan Microsoft Word, Microsoft Excel, pengurusan emel, blog dan sebagainya yang berkaitan. Guru juga telah diberi pinjaman untuk pemilikan komputer bagi meluaskan pengetahuan mereka tentang kemudahan dan penggunaan komputer dan ICT. Pihak kementerian menyarankan guru-guru mengambil inisiatif sendiri untuk membiasakan diri dengan penggunaan ICT. Justeru, peranan guru telah berubah dari instruktor ke fasilitator dan pengajaran berasaskan kaedah eksposisi telah berubah kepada pengajaran yang membolehkan pelajar melakukan eksplorasi sama ada secara individu atau dalam kumpulan kecil. Peluang pembelajaran individu telah diberi kepada pelajar untuk pengajaran dan pembelajaran sejajar dengan perkembangan semasa. Budaya persekolahan seharusnya telah diubah daripada sesuatu yang berdasarkan memori kepada yang berpengetahuan, berpemikiran, kreatif dan penyayang dengan menggunakan teknologi terkini. Kerajaan Malaysia khasnya Kementerian Pelajaran Malaysia telah berusaha mengatasi masalahmasalah yang timbul. Golongan pendidik pula perlu bersikap terbuka dan positif menerima perubahan dalam era pendidikan. Kerjasama daripada semua pihak akan memacu sistem pendidikan negara ke arah kecemerlangan bertaraf dunia. 2.1.7 Persediaan Guru Menangani Ciri-ciri Kurikulum Futuristik Perancangan kurikulum abad ke 21, mestilah bersifat futuristik, fleksibel dan dinamik supaya dapat menentukan corak masyarakat dan profil bangsa dan warganegara Malaysia. Warganegara Malaysia bagi abad ke 21 mestilah dapat menangani cabaran yang akan dibawa arus oleh globalisasi, ledakan ilmu dan maklumat. Warganegara berupaya merancang masa depan mereka dan mampu membuat pilihan yang bijak dan tepat sesuai dengan budaya dan nilai-nilai semasa. Untuk memenuhi matlamat mewujudkan masyarakat Malaysia yang bersikap terbuka dan kreatif, kurikulum yang direncanakan mestilah mampu membekalkan pelajar dengan kesediaan diri yang kukuh dari segi intelek, rohani, jasmani ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 39

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


dan emosi. Fokus pengisian kurikulum semestinya lebih daripada penguasaan pengetahuan dan kemahiran asas tetapi kepada penguasaan berbagai-bagai kemahiran seperti kemahiran berfikir secara kritikal dan kreatif; kemahiran berkomunikasi secara berkesan; kemahiran menikmati keindahan ciptaan dan seni; kemahiran membuat pilihan dan membuat keputusan; kemahiran mencari, menginterpretasikan dan mengaplikasikan maklumat, kemahiran bergaul dan bekerjasama dengan orang lain & kemahiran kepimpinan dan pengurusan. Pengajaran dan pembelajaran merupakan aspek penting dalam pelaksanaan kurikulum. Menjelang abad ke 21 pelajar perlu mendapat segala kemudahan yang disediakan untuk membantu mereka dalam proses pembelajaran. Komputer sudah pasti digunakan secara meluas. Sumber pengetahuan utama abad ke 21 kelak merupakan sumber yang berkaitan dengan teknologi maklumat. Dengan itu kemudahan seperti komputer, multimedia, cekera padat dan lebuh raya maklumat seperti 'internet' perlu disediakan untuk digunakan oleh semua pelajar. Adalah diharapkan pengajaran dan pembelajaran pada abad ke 21 dibantu sepenuhnya oleh komputer. Ini bukan bertujuan menggantikan guru dengan penggunaan teknologi tetapi untuk menimbulkan suasana pengajaran dan pembelajaran yang lebih menyeronokkan, berkesan dan lebih bermakna kepada pelajar. Proses pengajaran dan pembelajaran dalam abad ke 21 masih tetap berpusatkan pelajar. Malah ia perlu dipertingkatkan daripada apa yang diamalkan sekarang. Guru memainkan peranan lebih penting kepada pelajar dengan melibatkan pelajar sepenuhnya secara aktif dalam semua aktiviti sama ada di dalam atau di luar darjah. Guru lebih-lebih lagi berperanan sebagai pemudah (fasilitator) pembelajaran dan berperanan sebagai pembekal maklumat. Pelbagai aktiviti pengajaran dan pembelajaran perlu dirancang oleh guru bagi membina dan mengukuhkan minat murid terhadap pembelajaran. Murid dibimbing supaya bersedia menerima pengajaran dan berupaya untuk meneruskan pembelajarannya sendiri. Pelajar ketika itu perlu dilatih untuk berdikari, yakin pada diri sendiri dan meningkatkan rasa tanggungjawab. Dalam rangka pengajaran dan pembelajaran berpusatkan pelajar, tenaga pengajar/guru di sesebuah bilik darjah sekurang-kurangnya terdiri daripada seorang guru dan seorang pembantu guru untuk membimbing pelajar yang tidak melebihi 25 orang pelajar. Keadaan kelas dengan dua orang guru dengan sekelompok murid patut dijadikan amalan bagi meningkat dan mengukuhkan proses pengajaran dan pembelajaran yang berpusatkan pelajar. Perlu ditegaskan bahawa apa pun bentuk reformasi kurikulum yang dianjurkan tidak akan dapat hasil yang diharapkan jika tidak diikuti dengan penyusunan semula di dalam bidang-bidang lain, kerjasama di antara agensi-agensi di Kementerian Pendidikan dan mengambil perhatian yang berat tentang pelaksanaannya. Dalam menjayakan hasrat penubuhan Sekolah Bestari, tumpuan utama seharusnya diberikan kepada pembangunan prasarana teknologi, penyediaan latihan semula guru, penyediaan bahan kursus dan ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 40

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


format penilaian, di samping penglibatan pihak swasta, ibu bapa dan komuniti dalam menangani tugas yang besar ini. Tuntutan abad ke-21 dilandaskan kepada tuntutan Wawasan 2020 dan Wawasan Pendidikan. Selari dengan tuntutan-tuntutan tersebut penyediaan sumber manusia berkualiti hendaklah dihasilkan oleh sistem pendidikan kita. YAB Perdana Menteri telah menggariskan ciri-ciri generasi yang hendak dilahirkan untuk mewarisi alaf baru akan datang iaitu kaya maklumat (termasuk sains dan teknologi); kekuatan minda (kreatif dan proaktif); nilai-nilai luhur dan murni (termasuk penyayang); semangat jati diri, jaya diri dan keusahawanan; dan juga keterampilan. Untuk menentukan kehendak ciri-ciri manusia berkualiti tersebut dapat dihasilkan, maka para pendidik dan guru-guru pelatih perlulah dilengkapi dengan ciriciri seperti menguasai subjek (kandungan kurikulum); mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran dan pembelajaran); memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka; memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology); memiliki kemahiran kaunseling; menggunakan teknologi terkini; dapat menyaring dapatan-dapatan kajian dan penyelidikan mutakhir; boleh bekerjasama dengan rakan sejawat dan orang lain; memiliki keyakinan terhadap peranan dan sumbangan sebagai pendidik. Satu agenda dalam program pendidikan kini sebagai persediaan abad ke-21, ialah Sekolah Bestari. Perlaksanaan Sekolah Bestari turut mewujudkan tranformasi dalam sistem pendidikan yang meliputi aspek kurikulum, sistem penilaian, pentadbiran, pengurusan pembelajaran. Implikasi kepada reformasi ini, memerlukan persediaan guru. Tan Sri Datuk Dr. Wan Mohd. Zahid bin Mohd. Nordin, memberi ciri-ciri guru bestari ialah guru-guru yang boleh dan bijaksana mengimbangi keperluan Wawasan Pendidikan dengan tuntutan dan cabaran semasa. Pendidikan Bestari antara lain menginginkan guru yang berketrampilan. Tingkat ketrampilannya bukan sekadar mengguna dan menguruskan teknologi, tetapi lebih penting berkeupayaan menyaring, mengadun, mengacu setiap perkara seiring dengan tingkat ketahanan anak bangsa, sejajar dengan budaya halus masyarakat kita dan seterusnya menyumbang untuk terus memperkukuh asas kewujudan kita (1997). Merujuk kepada cabaran besar di atas, para pendidik mempunyai tanggungjawab melaksanakan peranan berikut iaitu : i. Membina Budaya Ilmu Kemampuan para pendidik ialah menyusun dan mensepadukan ilmu dengan perkembangan semasa seperti teknologi dan perkomputeran. Para pendidik seharusnya mengorak langkah dan menggembleng peluang untuk melengkapkan diri berketrampilan sebagai pemimpin ilmu berasaskan teknologi serta bersedia menjurus kepada penguasaan dan penggunaan teknologi maklumat untuk pelbagai bidang dan menjadi mekanisme urusan harian. Seterusnya guru perlu membantu murid mengamalkan kemahiran berfikir dan pemikiran konstruktif. Pelajar-pelajar mestilah dididik menggunakan daya fikiran tinggi dan ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 41

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


minda untuk melahirkan pelajar-pelajar untuk belajar sepanjang hayat dan mempunyai modal intelektual tinggi menghadapi era globalisasi. Kemahiran berfikir dan pemikiran konstruktif perlu juga terarah kepada pandangan jauh dan luar biasa. Seterusnya guru perlu memiliki kebolehan menterjemah dan mengawal kurikulum yang luas. Para pendidik seharusnya mempunyai kemahiran dan berketrampilan mengaitkan domain teori dengan praktis dan mesti bijak membina pengetahuan dan kemahiran secara developmental mengikut kadar pembelajaran (pace of learning) untuk mencapai kemahiran thoughful learning. Kurikulum sepatutnya mempunyai ruang untuk disesuaikan dengan perkembangan semasa berdasarkan keperluan negara, perkembangan semasa dan kemajuan sejagat. Kurikulum era Teknologi Maklumat & Komunikasi ini adalah digubal melalui Four Pillars of Learning iaitu Learning to know (Belajar untuk menguasai ilmu); Learning to do (Belajar untuk menguasai kemahiran); Learning to be (Belajar untuk menjadi insan berguna); dan jugaLearning to live together (Belajar untuk harmoni dan bekerjasama). Selain itu, guru hendaklah menerapkan nilai-nilai murni/moral/akhlak. Nilai-nilai murni menitikberatkan perlakuan baik, peradaban dan tatasusila insan dalam hubungannya sesama manusia, alam dan Tuhan. Elemen ini sangat penting dalam usaha membudayakan masyarakat yang dapat mewujudkan kesejahteraan dan keharmonian negara. Guru juga seharusnya menguasai pengetahuan dan kemahiran industri dan melahirkan generasi untuk pasaran tenaga kerja industri merupakan Dasar Pembangunan Negara. Dengan itu, semua usaha tersebut merupakan sumbangan kepada melahirkan sumber manusia yang

menyumbang kepada tenaga buruh yang berkualiti, serba boleh dan responsif kepada perubahan keadaan perindustrian. Kurikulum dan daya didik di dalam sistem pendidikan hendaklah berupaya merealisasikan masyarakat saintifik, teknologis dan progresif yang inovatif dan berpandangan jauh ke hadapan.

ii. Membentuk Masyarakat Madani Pendidik yang profesional dapat menangani pengajaran dan pembelajaran yang dapat membudayakan masyarakat dengan amalan akhlak dan nilai-nilai murni. Perkembangan dan kemajuan dunia boleh mempengaruhi gaya hidup dan akhlak masyarakat kita. Usaha mengimbangkan perkembangan dan kemajuan dunia aspek teknologi maklumat dan industri hi-tech, dengan pembentukan rohaniah dan ketahanan diri diberikan perhatian serius. Maka konsep masyarakat madani merupakan wadah untuk membudayakan masyarakat Malaysia. Kurikulum dalam sistem pendidikan kita sama ada secara formal atau tidak formal, mampu menyusun dan membentuk masyarakat madani. Dalam merancang pelaksanaan konsep ini, beberapa perkara mesti diberi perhatian dari sudut prinsip berteraskan keimanan dan moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan dan kesejahteraan masyarakat. Mendorong perkembangan individu dari segi pemikiran, budaya, sosial, ekonomi, alam sekitar dan ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 42

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


teknologi. Sistem sosial yang cekap dan saksama serta perlaksanaan pemerintahan mengikut undang-undang dan bukan nafsu atau kepentingan individu.

iii. Mengamalkan Akhlak Terpuji Dan Boleh Diteladani Guru perlu berganding bahu meneruskan usaha mewujudkan masyarakat madani demi melahirkan warga negara yang berpegang kepada teras keimanan dan ketuhanan, mempunyai ketahanan diri, memiliki identiti bangsa Malaysia, tahap kepimpinan yang dinamik, berpandangan jauh, kreatif dan inovatif, citra diri yang tinggi, berdisiplin dan amalan hidup yang cemerlang. Kesimpulannya, guru berperanan sebagai pendidik untuk Kurikulum Futuristik J.M.Cooper berpendapat guru yang berkesan ialah guru yang memperolehi ilmu pengetahuan khusus dan kemahiran mengajar seperti menguasai ilmu pengetahuan dalam teori pembelajaran dan psikologi manusia; menunjukkan sikap jujur yang dapat menggalakkan pembelajaran serta mewujudkan interaksi yang positif dalam pelbagai hala; memperoleh ilmu pengetahuan yang lengkap dlm m/pel yang diajar; dan juga menggunakan kaedah dan teknik mengajar yang memudahkan murid-murid menjalankan aktiviti pembelajaran mereka. 2.1 Peranan Guru dalam Melonjak Transformasi Pendidikan Negara Guru yang inovasi dan kreatif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka sesuai dengan misi dan visi sekolah serta mampu memenuhi matlamat pendidikan negara ke arah meningkatkan kualiti pendidikan seiring dengan cabaran dunia globalisasi. Cabaran global kini memerlukan guru mempunyai keunggulan hasil inovasi dalam pedagogi yang ditentukan oleh cara kurikulum yang dilaksanakan dan disesuaikan dengan konteks budaya yang diwakili oleh setiap murid yang berlainan bangsa. Profesor Emeritus Tan Sri Dr. Khoo Kay Kim menegaskan bahawa untuk melonjak transformasi pendidikan, kerajaan perlu melakukan perubahan terhadap guru terlebih dahulu. Dalam mencapai taraf negara maju pada abad ke 21, Malaysia memerlukan warganegara yang mempunyai pengetahuan dan kemahiran dalam bidang Sains dan Matematik. Antara peranan guru dalam melonjak transformasi pendidikan negara ini adalah dengan mempersiapkan diri untuk membangunkan kemahiran dalam menjadi seorang yang kreatif dan berinovasi. Guru sebagai sumber manusia dalam bidang pendidikan yang bertanggungjawab membina kreativiti dan inovasi dalam setiap program pendidikan secara terancang dan sistematik. Sehubunagn dengan itu, latihan perguruan yang dipraktkikan di institusi pengajian tinggi mesti menyediakan tenaga guru yang dapat menonjolkan peranan mereka dengan lebih efisyen dan berdaya saing dalam menempuh dunia moden disamping melengkapkan diri dengan pengetahuan dan kemahiran insaniah yang diperlukan selaras dengan kehendak Falsafah Pendidikan Kebangsaan. ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 43

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Dalam melengkapkan diri dengan pelbagai kemahiran, guru harus dilengkapi oleh pakej latihan yang dianjurkan oleh Jabatan pelajaran Negeri atau Jabatan Pelajaran Daerah. Melalui pakej latihan yang dianjurkan ini, guru dapat dilatih untuk mengkaji semula, mengenalpasti dan menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran di kelas secara kritis dan kreatif. Pakej latihan dicadangkan menyediakan idea dan aktiviti yang berguna untuk menyokong peningkatan kualiti pembelajaran melalui sumbangan idea daripada guru yang berpengalaman, guru yang berprestasi cemerlang dan guru yang mempunyai kepakaran dalam bidang tertentu. Selain menyertai pakej latihan, guru yang berinovasi juga perlu menghadiri bengkel mengenai e-pembelajaran yang dianjurkan oleh badan kerajaan mahupun swasta. Melalui bengkel ini juga, guru akan didedahkan kepada persepsi umum yang berkaitan dengan kualiti dalam e-pembelajaran. Selain membangunkan dan mempersiapkan diri menjadi guru yang kreatif dan berinovasi, guru berperanan menyediakan bahan bantu mengajar yang dapat dimanfaatkan dalam bilik darjah. Pendidikan kini menekankan penggunaan teknologi komunikasi dan maklumat dalam bilik darjah. Dasar kurikulum baru iaitu kurikulum standard sekolah rendah menekankan penggunaan teknologi komunikasi dan maklumat dalam bilik darjah. Bahan grafik merupakan bahan yang mudah difahami oleh murid selain alat bantu mengajar berbentuk visual. Cabaran dan perubahan pendidikan masa kini menuntut guru menghasilkan bahan bantu mengajar yang dapat mempertingkat mutu dan kualiti pendidikan bertaraf antarabangsa sesuai dengan perkembangan pendidikan masa kini. Bahan inovasi pendidikan pemulihan menggunakan teknologi maklumat dan komunikasi (ICT) ini merupakan salah satu contoh bahan bantu mengajar yang boleh digunakan dalam bilik darjah. Hakikatnya terdapat pelbagai langkah yang boleh dilaksanakan dalam

meningkat kualiti pengajaran guru dalam memastikan peranan guru melonjak transformasi pendidikan negara dilaksanakan. Semua pihak harus memberikan jalinan kerjasama dalam memastikan pendidikan yang diberikan dapat menjamin kualiti dan mutu generasi pemimpin kita pada masa akan datang.

2.1.8

Strategi & Alat-alat Berfikir Dalam Pelaksanaan Kurikulum

Definisi Berfikir : Berfikir merupakan proses menggunakan minda sama ada untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau menyelesaikan masaalah. Proses berfikir melibatkan interaksi antara pengetahuan, kemahiran kognitif serta sikap dan nilai dalam minda individu. Kemahiran berfikir boleh dibahagikan kepada pemikiran kritis dan pemikiran kreatif. Kemahiran berfikir secara kritis ialah kebolehan untuk menilai kemunasabahan idea. Kemahiran berfikir secara kreatif ialah kebolehan untuk mencerna dan menghasilkan idea asli. ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 44

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Strategi Berfikir : Strategi berfikir merupakan proses berfikir yang lebih tinggi peringkatnya. Ia melibatkan beberapa langkah dan setiap langkah pula melibatkan beberapa kemahiran berfikir. Dalam proses mengkonsepsikan, menyelesaikan masalah atau membuat keputusan, kedua-dua KBSB secara kritis dan kreatif digunakan. Kebiasaannya apabila anda berhadapan dengan sesuatu perkara misalnya sesuatu objek, soalan yang seringkali timbul di pemikiran anda ialah :

i. Apakah objek itu? ii. Apakah kegunaannya? iii. Bagaimanakah menggunakannya? iv. Adakah ia memberi manfaat?

Apabila anda menyoal dir i sendiri dan mencari jaw apannya, anda sedang dalam proses berfikir. Untuk mencari jawapan, anda menggunakan aspek yang berikut : i. ii. iii. Pengetahuan- apa yang anda tahu tentang objek itu Kemahiran - menyoal diri sendir i tentang objek itu Sikap / Nilai - keinginan untuk mengetahui tentang objek itu

Oleh yang demikian proses berfikir melibatkan interaksi antara pengetahuan, kemahiran kognitif dan sikap atau nilai.

Alat Berfikir : Alat berfikir ialah alat-alat berfikir membantu kita menggunakan minda dengan lebih bijak dan berkesan. Pemikiran kita menjadi lebih tersusun,luas, jelas dan kita tidak terburuburu melakukan sesuatu. Alat-alat berfikir adalah instrumen yang boleh membantu kita membuat pengurusan lisan, mengurus pemikiran secara visual dan terkawal.Di sini dikemukakan empat alat yang boleh digunakan untuk meningkatkan ketrampilan

berfikir iaitu soalan dan penyoalan; peta minda; pengurusan grafik; dan cort. Soalan dan Penyoalan : Soalan penyoalan membantu kita berfikir secara mendalam dan meluas, sebagai guru, pengetahuan mengenai soalan dan penyoalan membolehkan kita membentuk soalan dan menggunakannya secara berkesan dalam situasi pengajaran dan pembelajaran.Soalan yang baik harus mengambil kira semua aspek iaitu aras, skop dan fokus.

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 45

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Soalan mengikut aras taksonomi Bloom :

Soalan bertumpu dan bercapah : Soalan boleh dikategerikan kepada jenis bertumpu dan bercapah

Soalan Bertumpu

Soalan bercapah

Aras rendah

Aras tinggi

Jawapan atau respon terhad

Jawapan atau respon luas

Berbentuk tertutup

Berbentuk terbuka

Sesusi menguji daya ingatan

Sesuai penafsiran

menguji

penaakulan

dan

Lebih bersifat objektif

Lebih bersifat subjektif

Lingkaran soalan : Soalan jenis ini mula diperkenalkan oleh Christenbury dan Kelly (1983) dan telah diperkenalkan di Malaysia oleh William W. Wilen pada 1994. Lingkaran soalan memberi tumpuan kepada tiga skop khusus iaitu Perkara (P), Individu (I) dan Luar Individu (LI) , kombinasi tiga skop ini akan menjanakan lebih soalan yang boleh meningkatkan kemahiran berfikir

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 46

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


3. 3.1 Psikologi Refleksi Tentang Teori Perkembangan Kanak-Kanak (Konsep, Prinsip-prinsip, Faktorfaktor & Teori-teori perkembangan kanakkanak) Psikologi Pendidikan dalam Kursus Ilmu Pendidikan yang saya pelajari telah memberi pemahaman yang jelas tentang teori perkembangan kanak-kanak. Ini

membolehkan saya membuat perancangan kurikulum dan mencipta teknik mengajar kepada murid-murid mengikut kesesuaian berdasarkan kepada peringkat perkembangan. Saya juga akan lebih bersedia untuk mengenali minat dan potensi murid-murid, memberi dorongan kepada murid-murid sepenuhnya dalam pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Saya turut mempelajari konsep pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak. Konsep pertumbuhan bermaksud perubahan yang boleh dinilai dan diukur secara kuantitatif dari satu peringkat ke satu peringkat perkembangan yang lain. Menurut Karl E. Garrison perkembangan individu boleh dilihat dalam bentuk saiz badan iaitu perubahan otot, tulang, kulit, rambut, dan kelenjar. Atan Long mentakrifkan pertumbuhan kanak-kanak ialah perubahan yang diukur dari satu peringkat ke peringkat yang lain dari semasa ke semasa. Menurut D.S Wright dan Ann Tylor konsep pertumbuhan dalam pelbagai sifat luaran seseorang iaitu dari segi sifat jasmani, saiz tinggi, berat badan dan lain-lain. Manakala perkembangan boleh didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang tersusun dan teratur. Semua perubahan dalam perkembangan ini akan membantu individu dalam proses mencapai kematangan. Perkembangan merupakan perubahan kualitatif yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Perubahan menunjukkan sifat yang berbeza daripada tahap perkembangan yang terdahulu. Perkembangan juga adalah sebagai perubahan pada struktur, pendapat dan tingkah laku individu. Ia terhasil daripada fungsi biologi, faktor pemakanan dan pengaruh alam sekitar. Perkembangan juga merupakan perubahan yang bersifat kualitatif tetapi dapat dilihat dengan membandingkan sifat yang terdahulu dengan sifat yang terbentuk. Dengan kata lain, perkembangan boleh juga dianggap sebagai proses di mana individu itu mencapai kematangan, pengukuhan dan kestabilan. Menurut Crow dan Crow, perkembangan merupakan perubahan secara kualitatif serta cenderung ke arah lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral dan sosial. Manakala menurut Karl E. Garrison, perkembangan adalah dihasilkan daripada tindakan yang saling berkaitan di antara perkembangan jasmani dan pembelajaran. Sementara D.S Wright dan Ann Taylor mentakrifkan perkembangan sebagai perubahan yang berlaku dalam warisan hayat (baka) dan organisasi kepada struktur organisma dalam keadaan saling berkait serta berhubng dengan pertambahan umur. Atan Long menerangkan perkembangan merupakan perubahan yang bersifat kualiti. Perkembangan membawa seseuatu organisma keperingkat matang dan berterusan berlaku walaupun peringkat kematangan telah dilampaui. ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 47

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Seterusnya, saya juga dapat memahami prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak. Terdapat lapan prinsip-prinsip seperti mana yang digariskan oleh Ruffin (2001). Prinsip yang pertama perkembangan berlangsung dari kepala ke bawah. Arah kepala ke kaki yang juga disebut sebagai sefalokandal yang mana perubahan berlaku pada struktur dan fungsi pada bahagian kepala terlebih dahulu kemudian diikuti bahagian belakang badan. Kemudianya perkembangan berlaku di bahagian kaki. Dalam fungsi pergerakan, apabila kanak-kanak ditiarapkan, kanak-kanak itu berupaya mengangkat kepalanya terlebih dahulu sebelum boleh mengangkat dadanya. Contohnya kanak-kanak mula mengawal diri mulai dari kepala, kemudian tangan dan seterusnya kaki. Bayi berkembang bermula dengan kawalan di bahagian kepala, kemudian kawalan di bahagian tangan di mana mereka mempelajari untuk memegang objek-objek. Kemudian mereka akan membina kekuatan dan kawalan pada bahagian kaki dan bermula untuk merangkak, berdiri atau berjalan. Prinsip yang kedua perkembangan berlangsung dari tengah badan ke bahagian luar. Arah tengah ke tepi yang juga disebut sebagai promiksodistal. Perkembangan berlaku secara mendatar iaitu dari arah tengah badan menghala ke bahagian luar badan dan ke bahagian hujung anggota. Dari segi fungsi, didapati kanakkanak menggunakan lengan terlebih dahulu sebelum menggunakan tangan dan jari. Kesimpulannya tahap perkembangan ini menjelaskan bahawa bahagian lengan kanakkanak berkembang dahulu daripada bahagian telapak tangan dan bahagian tangan dan kaki berkembang dahulu daripada jari-jari. Prinsip ketiga merujuk kepada perkembangan bergantung pada kematangan dan pembelajaran. Pada peringkat pertama iaitu selepas lahirnya seorang bayi, mereka hanya dapat menghasilkan gerak balas dengan cara menyeluruh terhadap sesuatu ransangan kerana setiap tulang ototnya belum matang. Sebagai contoh, apabila seseorang bayi hendak mengambil sesuatu objek yang hampir dengannya maka seluruh badannya bergerak bersama-sama dengan lengan dan tangan, sedangkan jari-jari kecilnya tidak dapat digunakannya. Ini menunjukkan bayi tersebut menghasilkan gerak balas terhadap objek tersebut dengan cara menyeluruh. Apabila bayi itu bertambah besar,maka ia akan dapat menggunakan jari sahaja untuk mengambil sesuatu tanpa menggerakkan sebahagian besar anggota badannya yang lain. Prinsip yang seterusnya ialah perkembangan berlangsung daripada mudah (konkrit) kepada yang lebih kompleks. Kanak-kanak hanya boleh memahami contoh-contoh konkrit semasa awal zaman kanak-kanak. Mereka hanya memahami konsep-konsep yang abstrak dan kompleks apabila mencapai zaman keremajaan. Kanak-kanak menggunakan kemahiran kognitif dan bahasa mudah dalam zaman awal kanak-kanak untuk memberi sebab musabab dan menyelesaikan masalah. Selepas itu, kuasa penghujahan mereka bertambah baik kerana ketika itu mereka sudah boleh membezakan dan mengklasifikasikan objek-objek. Selain itu, prinsip

tumbesaran dan perkembangan adalah satu proses berterusan. Kanak-kanak membina pengetahuan dan kemahiran-kemahiran baru berdasarkan pengetahuan lalu. Seperti blok binaan, kanak-kanak membina dan mengumpul pengetahuan beransur-ansur, sedikit demi ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 48

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


sedikit. Semua kanak-kanak mengikut pola perkembangan yang serupa. Satu peringkat mengikut pola perkembangan menjadi asas kepada peringkat perkembangan seterusnya. Kanak-kanak mesti pandai mengawal pergerakan tangan untuk memegang pensil atau krayon sebelum mereka dapat melukis atau menulis. Prinsip perkembangan yang seterusnya ialah tumbesaran dan perkembangan berlangsung daripada umum ke spesifik. Dalam perkembangan motor, kanak-kanak mestilah sudah boleh menggengam objek dengan keseluruhan tangan barulah mereka boleh belajar mengguna ibu jari dan jari telunjuk sahaja. Tumbesaran berlaku daripada pergerakan otot kepada pergerakan otot yang lebih seni. Prinsip yang terakhir iaitu kadar tumbesaran dan perkembangan tersendiri. Setiap kanak-kanak adalah berbeza dan kadar tumbesaran mereka adalah berbeza-beza. Walaupun pola dan ukuran tumbesaran dan perkembangan adalah serupa bagi semua kanak-kanak tetapi kadar pencapaian peringkat tumbesaran bagi setiap kanak-kanak adalah berbeza. Terdapat satu julat bagi setiap tugas perkembangan untuk berlaku. Walau bagaimanapun, ianya tidak seragam di dalam diri seseorang individu kanak-kanak. Contohnya perkembangan intelek seseorang kanak-kanak mungkin maju lebih cepat daripada perkembangan emosi dan sosialnya. Seterusnya saya dapat memahami faktorfaktor mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak. Perkembangan seseorang kanak-kanak amat

dipengaruhi oleh baka atau keturunan dan faktor persekitaran. Baka atau keturunan merupakan ciri-ciri perwarisan yang dibawa oleh ibu bapa kepada anak-anak. Ciri-ciri seperti warna kulit, saiz fizikal, warna mata dan lain-lain. Baka diperturunkan melalui gen-gen ibu bapa kepada anak-anak. Baka ini boleh menguasai penyuburan fizikal dan mental. Baka juga menetapkan had keupayaan, kemampuan mental kita sama ada pandai atau tidak pandai. Sebagaimana yang telah dihuraikan dalam teori perkembangan manusia, bahawa setiap individu menunjukkan ciri-ciri perkembangan yang serupa dalam peringkat-peringkat pertumbuhan yang tertentu. Akan tetapi, kadar perkembangan setiap individu, walaupun dalam peringkat pertumbuhan yang sama, tetap berbeza dari segi fizikal, kognitif, emosi dan sosial. Perkembangan individu pula dipengaruhi oleh pendedahannya kepada sumber teknologi yang terdapat di alam kehidupannya. Sumber teknologi ini merujuk kepada maklumat-maklumat yang diperolehi daripada bahan-bahan bacaan seperti suratkhabar, majalah, iklan, filem, radio, televisyen dan komputer. Seperti yang kita ketahui bahawa pendedahan kanak-kanak kepada sumber teknologi yang sihat akan meningkatkan kadar perkembangan kognitif, emosi dan sosialnya. Sebaliknya, kanak-kanak yang didedahkan kepada sumber teknologi yang berunsur keganasan, kuning atau kezaliman, akan membentuk sikap yang negatif dan personaliti yang tidak diingini. Saya turut memahami secara jelas tentang beberapa teori perkembangan seperti Teori Perkembangan Erik Erikson, Teori Perkembangan Lawrence Kohlberg, Teori Perkembangan Robert Havighust, Teori Perkembangan Arnold Gesell Perkembangan Jean Piaget. Berdasarkan Teori Erik Erikson, manusia berpotensi ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 49 dan Teori

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

mengalami perkembangan psikologi yang sihat dan mampu mengatasi kesulitan mengikut masa dan pringkat perkembangan tertentu. Terdapat lapan peringkat perkembangan emosi manusia yang dikaji oleh Erik Erikson. Setiap peringkat akan timbul tingkah laku positif dan negatif yang membawa masalah penyelesaian psikologikal kerana konflik

emosinya. Peringkat pertama ialah fasa kepercayaan lawan kecurigaan, iaitu pada peringkat umur 0 hingga 18 bulan di mana bayi mula menjalinkan hubungan kasih sayang dan kepercayaan dengan ibu bapa atau membentuk perasaan tidak percaya. Sebagai contoh, dapat dilihat pada kebanyakan bayi yang baru lahir. Bayi akan berasa selamat dan percaya pada ibu bapanya serta dapat merasai kasih sayang yang dicurahkan sepenuh hati. Sebaliknya, bayi akan menangis jika tidak melihat ibu bapa atau orang yang tidak dikenali berhampiran dengannya. Peringkat kedua ialah fasa autonomi lawan keraguan yang berlaku pada kanak-kanak berumur 18 bulan hingga 3 tahun. Pada peringkat ini, kanak-kanak akan cuba berdikari untuk melakukan aktiviti fizikal tanpa memerlukan bantuan orang dewasa. Sebagai contoh, kanak-kanak yang ingin cuba makan dan minum sendiri, membuang air, memakai kasut dan sebagainya. Kanak-kanak yang diberi sokongan untuk meneroka perlakuan fizikal ini akan mempunyai keyakinan diri atau autonomi manakala yang tidak diberi peluang akan merasa ragu-ragu terhadap kebolehan dirinya. Peringkat ketiga ialah fasa ikhtiar lawan rasa bersalah pula akan ditempuhi oleh kanak-kanak yang berumur 3 hingga 6 tahun. Pada peringkat ini, kanak-kanak akan terus bersikap berdikari dengan meneroka persekitaran dan kemahiran baru yang digemarinya. Mereka suka dan kerap kali bertanyakan soalan dan mahukan penjelasan untuk setiap situasi yang berlaku. Sokongan yang diberi akan menggalakkan inisiatif dalam diri kanak-kanak tersebut. Manakala, kanakkanak yang tidak diberi peluang atau dihukum akan rasa bersalah dan tidak yakin terhadap dirinya sendiri. Secara teori, peringkat keempat ialah fasa berdaya usaha lawan rendah diri yang wujud pada kanak-kanak yang berumur 6 hingga 12 tahun. Setiap kanak-kanak akan menghadapi peringkat pembelajaran kemahiran baru atau menghadapai risiko perasaan rendah diri jika menemui kegagalan atau tidak cekap terhadap sesuatu perkara. Contohnya dapat dilihat pada kanak-kanak yang telah memasuki alam persekolahan. Mereka akan berusaha sadaya upaya untuk mendapat kedudukan terbaik di dalam kelas. Mereka sering bersaing dengan rakan dalam apa jua aktiviti yang dilakukan. Kanak-kanak ini akan berasa rendah diri apabila gagal mencapai apa yang diinginkan. Peringkat kelima ialah fasa identiti lawan ego rendah yang berlaku pada kanak-kanak yang sudah meningkat remaja. Mereka mula dan sentiasa mencari identiti diri sama ada dalam personaliti, bidang pekerjaan, perasaan jantina, politik dan agama. Pada peringkat ini, mereka keliru terhadap identiti diri seterusnya mudah terikut dan terpengaruh terutamanya persekitaran sosial

mereka. Memasuki fasa intim lawan bersendirian, individu yang dalam lingkungan umur 20an mula membina hubungan rapat sama ada sebagai kawan atau kekasih. Individu ini mula mengenali diri sendiri. Pada peringkat keenam ini, krisis utama ialah membentuk hubungan ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 50

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

intim melalui perkahwinan serta membina kehidupan berkeluarga. Individu pada peringkat ini sudah berupaya menjaga dan melindungi individu lain (suami atau isteri dan anak) tanpa hilang identiti diri. Mereka yang tidak dapat membina keintiman akan rasa terasing dan akan menghindari perhubungan dengan orang lain. Peringkat ketujuh ialah fasa generatif lawan stagnasi akan dilalui oleh individu dalam lingkungan umur 20-an hingga 50-an. Generatif merujuk kepada usaha seseorang untuk memberi sumbangan untuk generasi akan datang. Seorang dewasa akan berpuas hati sekiranya dapat mambantu masyarakat dan Negara. di samping itu, mereka juga akan menjalani kehidupan berkeluarga dan berkerjaya yang baik. Kegagalan akan membawa kepada perasaan kecewa dan tidak berpuas hati serta

mementingkan diri sendiri. Peringkat kelapan ialah fasa integriti lawan rasa kecewa berlaku pada individu yang menjangkau umur lebih 50 tahun. Individu yang telah sampai ke peringkat ini telah melalui pelbagai pengalaman dan cabaran dalam hidupnya. Individu yang berjaya malaui segala krisis perkembangan akan membawa kepada kedudukan dan kekecewaan di hari tua. Peringkat pertama ialah fasa kepercayaan lawan kecurigaan, iaitu pada peringkat umur 0 hingga 18 bulan. Pada peringkat ini bayi mula menjalinkan hubungan kasih sayang dan kepercayaan dengan ibu bapa atau membentuk perasaan tidak percaya. Sebagai contoh, dapat dilihat pada kebanyakan bayi yang baru lahir. Bayi akan berasa selamat dan percaya pada ibu bapanya serta dapat merasai kasih sayang yang dicurahkan sepenuh hati. Sebaliknya, bayi akan menangis jika tidak melihat ibu bapa atau orang yang tidak dikenali berhampiran dengannya. Seterusnya Teori Perkembangan Lawrence Kohlberg mengatakan bahawa pada tahap perkembangan tertentu, kanak-kanak akan mempelajari apa yang betul dan apa yang salah. Dia juga akan memperaktikkan kebaikan, kejujuran, kesetiaan, kepatuhan dan pelbagai jenis aspek moral yang lain, walaupun beliau tidak mengetahui maksud moral yang sebenar. Teori perkembangan Lawrence Kohlberg berfokus kepada peringkat-peringkat perkembangan moral dalam setiap individu. Lawrence Kohlberg menekankan bahawa individu berbeza membuat penaakulan tentang pendedahan dan dan perkembangan moral masing-masing. Peringkat perkembangan moral bersifat hierarki, berstruktur, bersistematik, dan tidak berbalik. Apabila individu berada pada peringkat yang lebih tinggi bermakna dia telah melalui peringkat moral yang lebih rendah. Cara seseorang menganalisa menginterpretasikan serta membuat keputusan merupakan perkara yang sangat penting dalam perkembangan moral secara keseluruhannya. Tahap yang paling bawah dalam penakulan moral ialah tahap Pra-Konvensional. Pada tahap ini perlakuan dinilai berdasarkan ganjaran dan hukuman yang akan diterima akibat perlakuan tersebut. Dalam tahap ini terdapat dua peringkat iaitu peringkat orientasi kepatuhan dan hukuman dan peringkat orientasi jangkaan individu. Peringkat pertama ialah orientasi kepatuhan dan hukuman. Peringkat ini boleh dilihat pada kanak-kanak yang berumur 4 tahun di mana penilaian oleh kanak-kanak ini bergantung kepada kesan fizikal yang akan dikenakan ke ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 51

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


atas mereka. Kepatuhan kanak-kanak kepada orang dewasa adalah untuk mengelakkan dendaan. Mereka belum mempunyai kebolehan untuk menilai sesuatu dari segi tujuan tetapi lebih tertumpu kepada akibat yang akan diterima. Mereka tidak dapat membezakan apa yang betul atau salah merujuk kepada harapan masyarakat. Peringkat kedua ialah orientasi ganjaran peribadi. Peringkat ini lebih menumpukan kepada kehendak dan perasaan sendiri. Sesuatu perkara itu dinilai baik atau jahat adalah berdasarkan penilaian terhadap kesan ke atas mereka. Ini bermakna apa yang dapat memuaskan hati atau menggembirakan mereka itulah yang dianggap baik dan sebaliknya. Prinsip keadilan bagi mereka ialah sekiranya perkara atau insiden itu berlaku kepada kedua-dua belah pihak. Sebagai contoh jika Ahmad dicubit oleh Arif, jadi untuk berlaku adil Ahmad dibolehkan mencubit Arif. Tahap pertengahan di dalam teori perkembangan moral Kohlberg ialah tahap Konvensional. Dalam tahap ini, inividu sudah mula mengaplikasi peraturan berdasarkan sesuatu yang telah ditetapkan oleh ibubapa, guru dan komuniti. Tahap ini mengandungi dua peringkat iaitu orientasi perlakuan baik dan akur kepada sistem sosial. Peringkat ketiga ialah orientasi perlakuan baik. Pada peringkat ini, ciri utama yang ditunjukkan ialah kecenderungan untuk menolong atau lebih dikenali dengan sifat alturistik. Menolong orang lain yang berada dalam kesusahan atau menyiapkan kerja dianggap sesuatu yang baik. Individu pada tahap ini menolong orang supaya beliau dianggap sebagai orang yang baik. Gelaran budak baik ini penting kerana sikap ini diutamakan dalam kumpulan rakan sebaya. Peringkat keempat ialah akur kepada sisitem sosial dan etika peraturan. Pada peringkat ini kita dapat lihat dari segi penghormatan seseorang individu itu kepada undang-undang sedia ada. Individu pada peringkat ini menghormati undang-undang di atas rasa keyakinan beliau terhadap undang-undang yang ada dan sanggup pula memperjuangkannya. Kohlberg berpendapat seseorang yang berada pada peringkat ini menilai nyawa itu sebagai sesuatu yang kudus atau suci. Ramai remaja dan orang dewasa bertindak berdasarkan pemikiran moral peringkat ini. Tahap penaakulan moral yang paling tinggi dalam perkembangan moral Kohlberg ialah Pos-Konvensional. Pada tahap ini individu mula meneroka pilihan, memilih alternatif-alternatif lain dalam penaakulan moral. Mereka mula mempunyai kod moral dan etika yang tersendiri. Dua peringkat yang terdapat pada tahap ini ialah etika kontrak sosial dan hak individu dari etika prinsip sejagat. Peringkat kelima ialah etik kontrak sosial dan hak individu. Pada peringkat ini, persoalan seperti hak individu, maruah, keadilan, persetujuan serta tanggungjawab bersama menjadi isu yang dititikberatkan. Tingkah laku moral adalah berteraskan kepada kepentingan sosial dan perjuangan ke arah kedaulatan masyarakat. Individu pada peringkat ini menghormati undang-undang tetapi percaya bahawa undang-undang perlu diubah suai untuk kesejahteraan umat atau manusia. Peringkat keenam ialah etika prinsip sejagat. Pada peringkat ini individu menunjukkan ciri-ciri tingkah laku moral berasaskan kesedaran kendiri yang meletakkan nyawa manusia, keadilan dan maruah pada peringkat tertinggi. Kohlberg menyatakan bahawa individu pada peringkat ini melanggar undang-undang bukan kerana tidak menghormatinya tetapi disebabkan oleh rasa tanggungjawab dari segi prinsip etika ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 52

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


hak-hak kemanusiaan. Mereka juga sanggup menerima hukuman di atas kesalahan yang dilakukan dengan rela kerana menghormati undang-undang yang telah ditetapkan. Manakala Teori Perkembangan Robert Havighust menerangkan konsep tugas dalam teori perkembangannya. Menurut beliau, pada setiap peringkat perkembangan, manusia ada tugas yang perlu dicapai. Keupayaan menyempurnakan tugas tersebut dengan jayanya akan membawa kebahagiaan kepada individu manakala kegagalan dalam menyempurnakan tugas tersebut akan menyebabkan individu mengalami masalah dalam tugasan-tugasan berikutnya. Beliau juga percaya bahawa perkembangan manusia dipengaruhi oleh persekitarannya, nilai-nilai, norma dan budaya masyarakat. Setiap kategori tugasan yang timbul adalah akibat daripada kematangan fizikal, perkembangan peribadi dan keperluan masyarakat. Kematangan fizikal merujuk kepada aksi-aksi berjalan, bercakap, akil baligh, tarikan seks dan kesan-kesan monopos. Perkembangan fizikal pula merujuk kepada perkembangan keperibadian, nilai-nilai, pembinaan konsep kendiri, harga diri serta kemahiran untuk berjaya dalam kerjaya. Keperluan masyarakat merujuk kepada proses membina tanggungjawab kepada masyarakat. Robert Havighurst telah menyenaraikan enam peringkat perkembangan manusia dalam teorinya. Peringkat pertama ialah peringkat bayi hingga awal zaman kanak-kanak, iaitu dari kelahiran hingga berumur 5 tahun. Berdasarkan teori, pada peringkat ini bayi mula menjalinkan kasih sayang dengan ibu bapanya. Pada tahap ini, kanak-kanak mencapai kecerdasan deria dan memahami sifat objek. Sebagai contoh, mereka ketawa kerana gembira. Melalui pemerhatian, kanak-kanak mula belajar makan makanan pejal dengan sendiri dan berhubung melalui isyarat, simbol atau tanda. Daripada pengalaman dan penerokaan yang dialami, kanak-kanak ini juga mula memahami tindakan-tindakan yang betul dan yang salah. Peringkat kedua ialah peringkat pertengahan zaman kanak-kanak, iaitu berumur 6 hingga 12 tahun. Pada peringkat ini mereka mula belajar kemahiran-kemahiran fizikal untuk bermain. Contohnya, belajar membaling atau menyambut bola dengan betul. Mereka mula bersosial dengan kanak-kanak yang sebaya dan mula memahami peranan bermasyarakat. Mereka lebih berdikari dan membentuk konsep diri yang positif. Bagi kanak-kanak yang sudah masuk ke alam persekolahan, mereka mula membina kemahiran-kemahiran membaca, menulis dan mengira. Peringkat ketiga ialah peringkat remaja, iaitu berumur 13 hingga 18 tahun. Pada peringkat ini, persahabatan yang lebih matang dibina dengan rakan-rakan yang dipercayai. Mereka ingin mencapai kebebasan emosi daripada ibu bapa dan orang dewasa. Walau bagaimanapun, ibu bapa haruslah memberi lebih perhatian supaya mereka tidak terlalu bebas tanpa pengawasan. Mereka juga mula ingin mengurus kewangan sendiri dan membina ideologi sendiri. Peringkat keempat ialah peringkat awal dewasa. Pada umur 19 hingga 29 tahun, mereka mula membuat pilihan-pilihan kerjaya yang bernas di samping memulakan perhubungan intim. Mereka lebih bersedia untuk berkahwin dan memulakan kehidupan rumah tangga. Pertambahan ahli dalam keluarga mengakibatkan mereka mula membentuk kumpulan sosial sendiri. Peringkat kelima ialah pertengahan dewasa, iaitu ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 53

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

dalam lingkungan umur 30 hingga 60 tahun, mereka mula membantu kanak-kanak dan membenarkan kanak-kanak membuat keputusan. Pada peringkat ini juga mereka berada dalam fasa pengukuhan kerjaya atau mula berkerja sendiri. Peringkat keenam ialah pada peringkat kematangan lewat, iaitu berumur 60 tahun dan ke atas. Pada peringkat ini mereka lebih mementingkan kesihatan diri, gaya hidup yang positif dan pecapaian kerohanian. Mereka sering menggunakan kebijaksanaan dan sering menjadi tumpuan orang lain. Seterusnya Teori Perkembangan Arnold Gesell telah mengemukakan satu teori kematangan biologi yang mengatakan tingkah laku individu berkembang mengikut jadual masa yang tetap. Ini Bermaksud apabila sudah sampai masa perkembangan manusia itu pasti berlaku. Bagi beliau kematangan merupakan faktor yang utama dan menentukan proses pembelajaran. Perkembangan bagi kelakuan, pertumbuhan tisu dan organ serta fungsi-fungsi lain berkembang mengikut pola dan urutan yang terkawal. Oleh yang demikian , perlakuan kanak-kanak boleh diramalkan. Oleh kerana beliau mempercayai kematangan menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Ini bererti beliau mementingkan baka sebagai penggerak utama terhadap perkembangan kanak-kanak . Faktor-faktor persekitaran dan kebudayaan hanya bertindak sebagai pengaruh sekunder yang dapat mengubahsuai kemajuan perkembangan. Beliau menghormati hak dan individualiti kanak-kanak dan

mempercayai kanak-kanak bebas untuk mendapatkan pendidikan. Kanak-kanak harus dibenarkan berkembang mengikut kadar perkembangan sendiri, kanak-kanak tidak perlu dipaksa untuk mencapai suatu peringkat perkembangan . Personaliti, kadar pertumbuhan minat dan kebolehan adalah aspek-aspek yang dimiliki oleh individu. Oleh itu wujud kadar pertumbuhan yang berlainan yang berlaku pada masa yang berlainan. Oleh itu perbezaan individu sering berlaku sangat penting dan harus diketahui di semua peringkat. Beliau membahagikan perkembangan kanak-kanak kepada lima peringkat iaitu peringkat pertama (0 1 tahun). Semasa berumur sebulan bayi boleh menghasilkan tangisan berlainan untuk membezakan tangisan lapar dan tangisan yang inginkan belaian ibu. Semasa berusia 4 bulan , bayi melalui peringkat awal perkembangan emosi seperti ketawa apabila gembira sementara di usia 8 bulan, perkembangan psikomotor bayi telah meningkat di mana bayi boleh menggenggam objek yang diberikan kepadanya. Bagi bayi berusia 1 tahun pula telah boleh berdiri. Peringkat Kedua (1- 2 tahun) kanak-kanak mulai berjalan berjalan, bercakap dan memahami makna jangan. Pada akhir peringkat ini boleh berjalan dan berlari serta mula bercakap tetapi masih pelat. Peringkat ketiga (2 3 tahun) pula kanakkanak mula makan bersendirian dan bercakap menggunakan ayat yang mudah. Dalam peringkat keempat (3 4 tahun) kanak-kanak boleh menunggang basikal roda tiga dan dapat menerima arahan mudah ibu bapa. Dalam peringkat kelima (4 6 tahun) kanak-kanak mula bersosialisasi dan berupaya mengemukakan soalan berperingkat-peringkat.Kanakkanak sudah boleh membezakan di antara yang betul dan yang salah serta sedia mendengar pendapat orang lain. ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 54

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

Akhir sekali Teori Perkembangan Jean Piaget bertumpu kepada pemerhatian kanak-kanak di dalam persekitaran semula jadi mereka. Beliau telah mengkaji

perkembangan tiga anaknya sendiri. Piaget telah memperkenalkan empat konsep yang penting, iaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan adaptasi. Skema adalah potensi am yang ada dalam pemikiran manusia untuk melakukan sesuatu. Skema adalah dalam bentuk pengetahuan dunia berfungsi untuk memandu tingkah laku individu. Manakala adaptasi merupakan proses mental yang wujud akibat keseimbangan antara akomodasi dan asimilasi untuk disesuaikan dengan persekitaran. Dua aspek penyesuaian yang dialami oleh seseorang individu, iaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan akomodasi digunakan oleh kanak-kanak ketika dia belajar untuk menyesuaikan diri dengan persekitarannya. Setiap individu hendaklah menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya apabila umurnya meningkat. Ini melibatkan asimilasi dan akomodasi. Seseorang individu itu menunjukkan asimilasi ketika dia menggunakan gerak balas yang telah dipelajari kepada rangsangan yang baru. Contohnya, seseorang yang tahu menunggang basikal tidak perlu belajar semula tentang cara mengekalkan keseimbangan di atas kenderaan beroda dua. Pembelajaran tentang cara mengekalkan keseimbangan di atas basikal akan membantunya menunggang motosikal. Ini merupakan asimilasi. Walau bagaimanapun, untuk menunggang motosikal, dia perlu mempelajari menggunakan klac motosikal. Perkara baru yang dipelajari disebut akomodasi. Dengan ini jelaslah asimilasi dan akomodasi berinteraksi untuk mendapatkan tingkah laku baru yang membantu seseorang individu membuat penyesuaian dengan alam sekitarnya. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget amat terkenal dengan perkembangan intelek. Menurut beliau, tahap perkembangan kognitif bergantung kepada kemampuan

berfikir, dengan ini tentu perkembangannya dipengaruhi oleh unsur-unsur biologi. Beliau telah mengutarakan empat peringkat perkembangan intelek pertama iaitu perkembangan semasa bayi (Peringkat Deria Motor). Pada pandangan Piaget tahap-tahap

perkembangan pemikiran dapat dibezakan atas empat tahap, iaitu tahap pemikiran deria motor, pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Pemikiran bayi termasuk ke dalam pemikiran deria motor, Tahap deria motor berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira berumur 2 tahun. Selama tahap ini perkembangan mental ditandai dengan perkembangan pesat dengan kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan

mengkoordinasi deria melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fizikal. Dalam hal ini bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat pancainderanya, tetapi juga aktif memberikan respons terhadap rangsangan tersebut, iaitu melalui gerak-gerak reflek. Pada akhir tahap ini ketika anak berusia sekitar 2 tahun, pola-pola deria motor mereka semakin kompleks dan mulai mengadaptasi suatu sistem simbol yang primitif, misalnya, anak usia dua tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan memanipulasi dengan tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 55

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Pada peringkat ini, kanak-kanak banyak menggunakan deria motor (seperti memegang) untuk berinteraksi dan memahami alam sekitarnya. Misalnya, apabila kanak-kanak ini menarik ekor kucing (aktiviti motor) ianya akan menghasilkan jeritan yang kuat (pengalaman kederiaan). Kanak-kanak juga belum memperoleh konsep kewujudan objek. Ini bermakna apabila suatu objek yang pernah dilihatnya telah disimpan, dia menganggap objek itu tidak ada lagi. Anak juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti mama melompat. Kedua, perkembangan semasa awal kanak-kanak (Peringkat Pra Operasi).

Perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap pra operasional (preoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Dalam tahap pra operasional pemikiran masih kacau dan tidak di organisasi secara baik. Pemikiran pra operasional adalah awal dari kemampuan untuk merekonstruksi pada tahap pemikiran apa yang telah ditetapkan dalam tingkah laku. Pemikiran pra operasional juga mencakupi transisi dari penggunaan simbol-simbol primitif kepada yang lebih maju. Pada peringkat ini, kanakkanak menggunakan simbol untuk mewakili objek-objek yang dilihat di sekelilingnya. Kanakkanak mula bertutur tetapi pertuturannya bersifat egosentrik, iaitu dia bercakap sendiri. Mereka juga tidak berminat untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Topik perbualan berkisar tentang dirinya. Kanak-kanak belum memperoleh konsep pengekalan. Sifat pengekalan merujuk kepada bilangan atau jumlah sesuatu elemen tetap walaupun susunan atau penglihatannya telah ditukar (dengan syarat bahan asal itu tidak ditambah atau dikurangkan). Contohnya, apabila dua gelas yang diisi air (isi padu yang sama) dituangkan ke dalam Dua bekas yang berlainan; sebuah yang lebih tinggi dan sempit dan sebuah lagi bekas yang lebar dan pendek. Apabila disoal bekas manakah yang mengandungi lebih banyak air, kanak-kanak pada peringkat ini akan mengatakan bekas yang tinggi dan sempit itu. Konsep transformasi juga belum diperoleh. Contohnya, apabila sebatang kayu diletakkan tegak dan kemudiannya diletakkan secara mendatar,kanak-kanak tidak dapat menggambarkan perubahan yang berlaku itu. Lagipun, perhatian kanak-kanak dipusatkan kepada aspek-aspek yang tertentu sahaja. Ketiga, perkembangan semasa pertengahan dan akhir kanak-kanak (Peringkat Operasi Konkrit). Pemikiran anak-anak pada masa ini disebut pemikiran operasi konkrit (concrete operational thought). Peringkat Operasi Konkrit ini bermula apabila anak-anak itu mencapai umur 7 hingga 11 tahun. Pada peringkat ini,kanak-kanak hanya dapat menyelesaikan satu-satu masalah yang melibatkan peristiwa atau objek yang konkrit (perkara yang boleh dilihat atau disentuh) . Walau bagaimanapun, keupayaan untuk memanipulasikan konsep dan idea pada tahap ni adalah terhad serta bergantung pada objek yang boleh dilihat atau disentuh sahaja. Contohnya, kanak-kanak pada tahap ini tidak mampu untuk berfikir tentang konsep-konsep yang abstrak seperti demokrasi, keadilan dan seumpamanya. Tetapi pada tahap ini mereka mula menerima pendapat orang lain serta berupaya memberi perhatian kepada semua aspek. Kanak-kanak juga dapat memperoleh konsep ruang, kelajuan dan masa. Keempat, perkembangan semasa remaja (Peringkat Operasi Formal). Dari perspektif teori kognitif ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 56

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Piaget (1983), maka pemikiran masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasi formal (formal operational thought), iaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlangsung sehingga remaja mencapai masa dewasa. Pada tahap ini kanak- kanak sudah mulai berfikir abstrak dan hipotesis dan pada masa ini juga kanak- kanak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, iaitu sesuatu yang abstrak. Di samping itu, pada tahap ini juga remaja juga sudah mampu berfikir secara sistematik, mampu memikirkan semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan masalah. Setelah mempelajari semua teori perkembangan kanak-kanak, saya semakin menyedari bahawa pertumbuhan dan perkembangan seseorang kanak-kanak juga di pengaruhi oleh peranan ibu bapa atau guru. Ibu bapa atau guru seharusnya seiring dan bekerjasama dalam merancang sesuatu perkara bagi membantu pencapaian pertumbuhan kanak-kanak secara optimum supaya tahap perkembangan dan pertumbuhan kanak-kanak berkembang seiring. Ibu bapa atau guru perlu menyediakan keperluan yang baik bagi membantu kanak-kanak dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka. 2.2 Refleksi Tentang Teori Perkembangan Kanak-Kanak Yang Dipelajari Secara Teori Di IPG Kampus Gaya Membantu Mereka Dalam Tingkah Laku KanakKanak Serta Amalan Sebagai Guru Prasekolah Yang Berkesan.

Pengetahuan mengenai teori perkembangan dan pertumbuhan kanak-kanak telah memberi banyak faedah kepada saya untuk membuat keputusan mengenai pembelajaran yang perlu ditegaskan. Teori perkembangan dan pertumbuhan memberi banyak implikasi dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Sebagai guru, saya seharusnya sensitif dengan perbezaan individu yang wujud dalam kalangan murid-murid. Secara umumnya, saya juga akan menyediakan objektif, isi pelajaran, bahan dan aktiviti yang sesuai dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan murid-murid bagi tujuan menarik minat mereka di samping persekitaran pengajaran dan pembelajaran yang menyeronokkan. Saya juga boleh merancang aktiviti berkumpulan untuk membantu perkembangan murid. Aktiviti

pembelajaran koperatif dan kolaboratif dapat mambantu tumbesaran dan perkembangan yang berlainan. Selain itu, saya akan pastikan penyediaan bahan bantu mengajar yang sesuai dan pelbagai dapat membentuk konsep yang tepat serta dapat menarik minat murid-murid prasekolah. Ini dapat menjana perkembangan kognitif dalam kalangan murid-

murid. Sekiranya wujud seseorang murid mengalami suatu peringkat tugasan, saya akan memahami kelakuan murid dan membantu membina persekitaran pembelajaran yang akan menolong murid tersebut menguasai ciri-ciri perkembangan dalam peringkat tugasan itu. Isi pelajaran akan saya pastikan supaya sentiasa mudah difahami. Saya juga akan ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 57

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


menyediakan pelajaran bermula daripada senang kepada yang lebih susah, umum kepada khusus dan konkrit kepada abstrak serta memberikan tugasan yang sesuai dengan tahap pencapaian murid. Dengan mempelajari teori-teori perkembangan kanak-kanak ini juga, ia membantu saya dari sudut perkembangan jasmani seperti membolehkan saya menguruskan pengajaran dan permainan serta kerja amali mengikut perkembangan fizikal murid-murid. Saya akan menyediakan aktiviti yang sesuai dengan kematangan murid-murid. Contohnya, mengkehendaki murid-murid menyertai aktiviti permainan sambil belajar yang sesuai, bermakna dan lebih memberansangkan. Dari sudut perkembangan emosi dan rohani pula, saya dapat memupuk emosi yang sihat sesuai dengan peringkat perkembangan dan keperluan murid. Saya juga dapat mengawal atau mencegah tingkah laku yang negatif atau emosi yang tidak diingini bahkan bersifat lebih penyayang dan membantu murid-murid mengawal emosi dalam situasi-situasi tertentu. Saya juga dapat memahami peringkat perkembangan emosi murid-murid dan membimbing mereka menghadapi atau menyelesaikan masalah dengan cara yang betul. Manakala dari sudut perkembangan sosial, saya akan menggunakan pelbagai strategi pengajaran untuk menggalakkan interaksi dan sosialisasi. Aktiviti seperti kuiz, permainan secara kumpulan akan merangsang perkembangan sosial murid-murid. Saya juga akan selalu mengaturkan aktiviti berkumpulan supaya murid dapat berkerjasama menyelesaikan masalah pembelajaran bersama-sama. Terdapat juga amalan-amalan yang lebih berkesan dan bermanfaat untuk saya sebagai pendidik prasekolah. Pertama, saya menjadi lebih peka dengan kebolehan dan minat murid-murid. Komunikasi dan interaksi yang baik dengan murid dapat membantu saya mengetahui kebolehan dan minat mereka. Dengan cara ini, kendiri positif dapat ditingkatkan dalam diri murid. Apabila mereka menyedari keupayaan diri mereka, maka keyakinan diri akan meningkat. Ini membolehkan mereka menjalin persahabatan dengan individu di persekitarannya, berinteraksi dengan baik, gaya percakapan, cara bertindak dan tingkah laku yang baik. Kedua, saya perlu memberi penekanan terhadap perkembangan emosi kanak-kanak supaya dapat mengenalpasti kebolehan murid-murid (kanak-kanak) apabila mengetahui tahap perkembangan mereka. Dengan itu, saya dapat mengenali setiap murid prasekolah dan menyediakan rangsangan yang sesuai untuk mereka. Dengan mengetahui tahap perkembangan murid-murid (kanak-kanak) dapat membantu saya memperkembangkan sosioemosi murid-murid (kanak-kanak) dan membawa mereka kearah kejayaan dan kesejahteraan. Ketiga, sebagai seorang pendidik, meneliti perbezaan fizikal murid-murid adalah sangat penting kerana pendidik perlu melihat potensi dan kekurangan murid dan dapat melaksanakan proses pengajaran mengikut tahap muridnya. Pengaruh perbezaan individu dari aspek fizikal mampu mematikan minat dan masa depan murid-murid (Sheldon, 1992). ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 58

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Dengan mengetahui perbezaan fizikal individu akan membantu guru mengawal dirinya supaya tidak menyinggung hati dan perasaan muridnya. Keempat, sebagai guru saya perlu mempelbagaikan strategi pengajaran dan pembelajaran. Seperti sedia maklum, strategi pengajaran terbahagi kepada 3 jenis iaitu, pemusatan guru, pemusatan murid, pemusatan bahan dan latihan. Pemilihan strategi adalah fleksibel dan mengikut kesesuaian dan keadaan semasa murid. Saya akan pastikan pemilihan strategi pengajaran yang terbaik dan bersesuaian supaya proses P&P menjadi lebih menarik dan berkesan. Kelima, saya akan mempelbagaikan kaedah pengajaran. Antara kaedah mengajar yang biasa diamalkan ialah kaedah kumpulan, koperatif, inkuiri, dan sebagainya. Pemilihan kaedah pengajaran yang tepat akan menjadikan proses P&P lebih menarik dan berkesan. Hal ini demikian kerana, murid-murid mempunyai persepsi yang berbeza terhadap kaedah pengajaran yang digunakan oleh guru mereka. Saya perlu prihatin dan bijak melihat kecenderungan murid agar proses pembelajaran sentiasa menjadi sesi yang menarik. Keenam, saya akan sentiasa merancang variasi penyampaian dengan menggunakan segala kebolehan dan bakat yang dikurniakan contohnya bermain muzik, bercerita dan sebagainya. Selain itu, saya perlu bijak mengawal intonasi suara agar murid-murid sentiasa terhibur. Satu peringatan kepada diri saya sendiri ialah, sentiasa memastikan tahap kemampuan pelajar terlebih dahulu sebelum memulakan pengajaran. Bagi murid yang cerdas, saya perlu membimbing dalam proses pengkayaan ilmu manakala bagi murid yang lembap saya mesti membimbing dan melakukan aktiviti asas yang mudah untuk membantu mereka memahami pembelajaran yang disampaikan. Ketujuh, saya perlulah sentiasa merancang objektif pengajaran dan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan objektif pengajaran mengikut tahap kemampuan murid. Bagi murid yang pintar, objektif pembelajaran seharusnya lebih tinggi berbanding dengan murid yang lemah. Dengan adanya perancangan dan kajian yang teliti berkenaan dengan tahap perkembangan fizikal dan kognitif murid, maka proses pengajaran dan pembelajaran akan berjalan dengan baik dan objektif pengajaran dan pembelajaran akan dapat dicapai dengan jayanya. Secara ringkas, saya telah berjaya mendapat manfaat seperti mengenal subjek perkembangan kanak-kanak dengan lebih terperinci. Selain itu, melalui kerja kursus ini, saya dapat mengetahui konsep perkembangan dan pertumbuhan murid-murid prasekolah (kanakkanak). Dengan itu, pengetahuan saya terhadap konsep sebenar perkembangan dan pertumbuhan murid-murid (kanak-kanak) semakin jelas difahami. Saya juga telah dapat membuat perbandingan antara perkembangan dan pertumbuhan mengetahui perbezaannya adalah merupakan perkara yang penting untuk mengenal konsep sebenar yang telah dipelajari. Saya dapat mendalami psikologi murid-murid prasekolah. Sebagai guru, saya akan sentiasa memantapkan pengetahuan mengenai psikologi kanak-kanak untuk memudahkan sesi pengajaran dan pembelajaran prasekolah. ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 59

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


RUMUSAN

Secara keseluruhannya dapatlah dirumuskan bahawa Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025 mengandungi kerangka pembangunan yang menyeluruh untuk menzahirkan transformasi sistem pendidikan secara pantas dan mapan sehingga tahun 2025. Ia merangkumi perubahan dalam aspek kurikulum; pendekatan pembelajaran murid; kaedah pemilihan guru; latihan guru; penyediaan ganjaran kepada guru dan pemimpin sekolah; dan juga pendekatan pengoperasian Kementerian. kurikulum ialah rancangan untuk pembelajaran. Semua rancangan mengandungi visi yang mentakrifkan nilai sosial dan struktur yang diterjemah ke dalam pengalaman. Perkembangan kurikulum ialah proses yang nilainya diterjemah dan disusun ke dalam pengalaman pembelajaran. Perkembangan dunia aspek ekonomi, sosial, politik dan teknologi seharusnya menjadi indikator asas kepada sistem pendidikan dan persekolahan untuk memenuhi keperluan tenaga manusia yang berteraskan keilmuan yang berkualiti, asas nilai dan moral yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan, memelihara perpaduan rakyat sebagai bangsa Malaysia, dan manusia yang bertaraf dunia. Para pendidik adalah wahana yang boleh menentukan corak manusia yang mampu menghadapi alaf baru, abad ke-21. Sistem pendidikan yang terbaik akan menghasilkan pelajar yang cemerlang dan membentuk modal insan yang berahlak mulia. Guru sememangnya membentuk modal insan yang terbilang, cemerlang dan gemilang. Tahap perkembangan kanak-kanak adalah berbeza dari pelbagai sudut seperti fizikal, kognitif, afektif dan psikologi, dan sosial walaupun masingmasing melalui peringkat pertumbuhan yang sama. Pertumbuhan dan perkembangan seseorang kanak-kanak juga di pengaruhi oleh peranan ibu bapa atau guru. Ibu bapa atau guru seharusnya seiring dan bekerjasama dalam merancang sesuatu perkara bagi membantu pencapaian pertumbuhan kanak-kanak secara optimum supaya tahap

perkembangan dan pertumbuhan kanak-kanak berkembang seiring. Ibu bapa atau guru perlu menyediakan keperluan yang baik bagi membantu kanak-kanak dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka. Semua keperluan dan kepentingan terhadap kanak-kanak adalah saling berkaitan. Penyediaan terhadap keperluan dalam mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan seseorang kanak-kanak haruslah perlu

dititikberatkan dari aspek keselamatan dan kualiti sesuatu perkara agar perkara tersebut memberi kepentingan kepada kanak-kanak tersebut. Faktor persekitaran juga

mempengaruhi tahap pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak. Jika baik persekitaran yang dibina maka pertumbuhan dan perkembangan seseorang kanak-kanak juga baik. Namun jika persekitaran yang dibina ke arah pembentukan yang negatif maka akan mempegaruhi corak pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak.

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 60

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


RUJUKAN

Abdullah Sani Yahaya, 2005. Mengurus Sekolah, Kuala Lumpur : PTS Professional Publishing Sdn. Bhd.

Abdul Ghani Kanesan dan Mohd. Yahya Fadzil Jusoh. (2008). Majalah EP: Ehwal Pendidikan. Satin Timur Sdn. Bhd.: Shah Alam, Selangor.

Abdul Manaf Bohari, Nur Haryani Zakaria, Norliza Katuk & Zahurin Mat Aji, 2006. Sistem Maklumat dalam Organisasi Komtemporari. Prentice Hall. Selangor : Pearson Malaysia Sdn. Bhd..

Bahagian Perkembangan Kurikulum (2010). KSSR : Kurikulum Standard Sekolah Rendah. Kuala Lumpur: Kementerian Pelajaran Malaysia. Ee Ah Meng, 1996. Pendidikan Di Malaysia 1: Falsafah Pendidikan, Guru dan Sekolah, Selangor : Penerbitan Fajar Bakti Sdn. Bhd.

Ee Ah Meng, 2003. Ilmu Pendidikan: Pengetahuan dan Ketrampilan Ikhtisas (semester 1), Selangor : Penerbitan Fajar Bakti Sdn. Bhd.

Galbraith,

J.,

1967.

The

new

industrial

state.

Boston

Houghton

Mifflin.

Havelock, R. G., 1995. The Change Agents Guide, (Edisi ke-2), New Jersey: Educational Technology Publications.

Holemes, W. 1999.. The Transforming Power of Information Technology. Community College Journal, 70 (2), m.s. 2-3.

Hussin bin Haji Harun. 2008. Pendidik Bestari: Bicara Bestari. Buletin Jabatan Pelajaran Negeri Perak. Bil. 1/2008.Rogers, E., 1995). Diffusion of Innovations, (Edisi ke-4), New York: Free Press. Haliza Hamzah, Joy N. Samuel, Rafidah Kastawi, 2008. Perkembangan Kanak-kanak Untuk Program Perguruan Pendidikan Rendah Pengajian Empat Tahun, Kuala Lumpur : Kumpulan Budiman Sdn. Bhd. Ibrahim Mamat, 2001. Pengetua Sekolah Menangani Isu dan Cabaran Dalam Pendidikan, Kuala Lumpur : Kumpulan Budiman Sdn. Bhd. Ikhsan Othman., & Norila Md. Salleh. (2005). Kurikulum dan Pengajaran Sekolah Rendah: Aspek-aspek Yang Berkaitan, Tanjong Malim : Quantum Books. ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 61

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )


Kamarulzaman Kamaruddin, 2009. Psikologi Perkembangan : Panduan Untuk Guru, Tanjung Malim : Penerbit UPSI. Kamaruddin Hj. Husin, 1996. Sekolah dan Perkembangan Kanak-kanak. Kuala Lumpur : Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd.

Laporan Jawatankuasa Kabinet, 1979. Mengkaji Pelaksanaan Dasar, Kuala Lumpur : Kementerian Pelajaran Malaysia.

Mohd Daud Hamzah, 1994. Reka Bentuk Kurikulum Sekolah, Kuala Lumpur : Dewan Bahasa Dan Pustaka. Mok Soon Sang, 2009. Perkembangan Kanak-kanak, Selangor : Multimedia Sdn. Bhd. Mohd Salleh Lebar, 1999. Asas Psikologi Perkembangan. Kuala Lumpur : Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd.

Mok Soon Sang, 2009. Perkembangan Kanak-kanak, Selangor : Penerbitan Multimedia Sdn. Bhd. Noraini bt Tahir, Roszikin bt Zakaria, Zainab bt Zakaria, 2007. Perkembangan Kognitif dan Pembelajaran Kanak-kanak, Kuala Lumpur : Meteor Doc. Sdn. Bhd.

Sharifah Alwiah Alsagoff, 1992). Psiologi Pendidikan 1 Konsep Asas Psikologi dan Psikologi Pendidikan, Psikologi Perkembangan. Subang Jaya : Longman

Rohani Abdullah, 2001. Perkembangan kanak-kanak : Penilaian Secara Portfolio, Serdang: Penerbit UPM.

S. Howard Nicholls dan Audrey Nicholls, 1987. Perkembangan Kurikulum : Satu Panduan Praktis (Terjemahan), Kuala Lumpur: Dewan Budaya dan Pustaka. http://www.jpnpp.edu.my/index.php/2012-04-18-14-10-17/34-laporan-awal-pelan-ngunanpendidikan-malaysia-2013-2025-muat-turun Diakses pada 07.03.2013 http://www.slideshare.net/erwana/savedfiles?s_title=bab-9-pembentukan-dan-pelaksanaankurikulum&user_login=vhere1 Diakses pada 07.03.2013 http://www.slideshare.net/erwana/savedfiles?s_title=bab-1-kurikulum&user_login=doey76 http://www.moe.gov.my/bpk/ Diakses pada 07.03.2013 http://www.jpnpp.edu.my/index.php/2012-04-18-14-10-17/34-laporan-awal-pelanpembangunan-pendidikan-malaysia-2013-2025-muat-turun Diakses pada 07.03.2013 ____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 62

Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )

____________________________________________________________________________ INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 63

You might also like