R a i h a n Department of Child Health Faculty of Medicine Syiah Kuala University Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Topik yang akan dibahas Epidemiologi Spektrum klinis infeksi virus dengue Diagnosis klinis dan laboratoris DBD Emergensi pada DBD - Manifestasi klinis - Tatalaksana - Monitoring - Unusual manifestation Pitfall Kesimpulan Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 2.5 billion people live in high risk of infection Incidence Rate Indonesia 2008 <5 5-20 20-50 >50 Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 1 9 6 8 1 9 6 9 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 INSIDENS TAHUN INSIDENS & CASE FATALITY RATE (CFR) DBD PER TAHUN DI INDONESIA TAHUN 1968-2007 CFR INSIDENS KAB/KOTA Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 VIRUS DENGUE http://www.microbiologybytes.com/ virology/3035pics/dengue.jpg Produced by CDC Atlanta Dengue virus tissue culture O Famili flaviviridae (arbovirus) O 4 serotipe : den-1, den-2 , den- 3, & den-4 O Single-stranded RNA O Infeksi pada manusia oleh satu jenis serotipe virus O menghasilkan imunitas jangka panjang guna melawan reinfeksi virus dengue serotipe yang sama O mencegah sementara infeksi virus dengue serotipe lain Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Transmission of Dengue Virus by Aedes aegypti Viremia Viremia Extrinsic incubation period DAYS 0 5 8 12 16 20 24 28 Human #1 Human #2 Illness Mosquito feeds / acquires virus Mosquito refeeds / transmits virus Intrinsic incubation period Illness CDC Atlanta Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Infeksi dengue Demam Anoreksia Muntah Manifestasi perdarahan Hepatomegali Kompleks Ag-Ab + Komplemen Trombositopenia Peningkatan permeabilitas kapiler Perembesan plasma Hemokonsentrasi Hipovolemia Syok Anoksia Kematian (asidosis) Perdarahan Sal.cerna DIC Dehidrasi DBD/DSS DD I
II
III
IV C C C C C
Vaskulopati Trombositipenia Koagulopati Hipoproteinemia Efusi pleura, asites Spektrum Klinis Infeksi virus dengue Simtomatik Undifferentiated febrile illness (Viral syndrome) Demam Dengue (DD) Demam Berdarah Dengue (DBD) Perembesan plasma Dengan perdarahan Tanpa perdarahan Dengan syok Tanpa syok DD DBD Asimtomatik Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 INFEKSI PRIMER DAN SEKUNDER VIRUS DENGUE PADA ANAK 1-14 TAHUN
Perbedaan antara Demam Dengue dengan Demam Berdarah Dengue Plasma leakage (perembesan plasma) hari sakit ke 3-7 berlangsung selama 24-48 jam
Time of fever defervesence terjadi pada saat suhu reda perpindahan dari fase demam ke fase syok (kritis)
Demam dengue selalu infeksi primer Demam dengue tidak pernah disertai syok Prognosis DD lebih baik dari DBD
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Demam Berdarah Dengue Plasma leakage (perembesan plasma) hari sakit ke 3-7 berlangsung selama 24-48 jam
Time of fever defervesence terjadi pada saat suhu reda perpindahan dari fase demam ke fase syok (kritis) Tips diagnosis DBD Pada DBD setelah suhu turun: klinis memburuk, lemah, gelisah, tangan kaki dingin, nafas cepat, diuresis berkurang, tidak ada nafsu makan
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 DIAGNOSIS KLINIS DAN LABORATORIUM INFEKSI DENGUE Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Dengue guidelines 1997 2009 2011 T i t l e
Guideline for treatment of DF and DHF in small hospitals WHO Searo 1999 Dengue Guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control WHO TDR 2009 Comprehensive guideline for prevention and control of Dengue and DHF WHO Searo 2011 P a g e s
33 160 212 C o n t e n t
Clinical manifestation, diagnosis, case management Chapters : (6) Epidemiology and burden of disease, clinical management, vector management, lab diagnostic tests, surveillance and emergency response, new avenues Chapters : (15) Epidemiology, disease burden,clinical manifestation and diagnosis, lab diagnosis, management, surveillance, vector, vector management, IVM, Combi, PHC approach, case investigation, monitoring, strategic plan (bi-regional plan) Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Diagnosis Classification 1997 2009 2011 Dengue fever Dengue without warning signs Dengue fever DHF grade I Dengue with warning signs DHF grade I DHF grade II DHF grade II DHF grade III Severe dengue ( severe plasma leakage, severe hemorrhage, severe organ involvement) DHF grade III DHF grade IV DHF grade IV * Expanded dengue syndrome Adult management Adult management
KRITERIA DIAGNOSIS DBD WHO 1997 Klinis demam mendadak tinggI 2 - 7 hari perdarahan ( termasuk uji bendung + ) seperti petekie, epistaksis dll hepatomegali syok: nadi kecil & cepat dengan tekanan nadi <20, atau hipotensi disertai gelisah dan akral dingin
Laboratorik trombositopenia (<100.000) hemokonsentrasi (kadar Ht lebih 20% dari baseline)
Nilai normal hematokrit: Anak-anak : 33 - 38 vol% Dewasa laki-laki : 40 - 48 vol% Dewasa perempuan : 37 - 43 vol% Untuk puskesmas yang tidak ada alat untuk pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan estimasi nilai Ht = 3 x kadar Hb.
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 MUNCULNYA IgM DAN IgG PADA PASIEN YANG TERINFEKSI VIRUS DENGUE Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN IgM dan IgG IgM IgG Interpretasi (+) (-) Infeksi primer (+) (+) Infeksi sekunder (-) (+) Tersangka infeksi sekunder (-) (-) Tidak ada infeksi Perubahan Ht, Trombosit & LPB dalam Perjalanan Penyakit DBD 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 % 0 50 100 150 200 250 X 1000 LPB Ht Trombosit Fase demam Fase syok Fase penyembuhan Hari demam Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 FOTO RONTGEN TORAKS RLD Posisi anak saat pengambilan foto Hasil yang didapat Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Grade Sign and Symptoms Laboratory DF DHF without plasma leakage DHF I Fever with non-specific constitutional symptoms; the only hemorrhagic manifestation is a positive tourniquet test &/or easy bruising evidence of plasma leakage Thrombocytopenia (platelet count 100,000/L)
hemoconcentration (Ht > 20% from baseline )
II DHF grade I plus spontaneous bleeding III Circulatory failure manifested by a rapid, weak pulse, narrowing of pulse pressure, or hypotension, cold & clammy skin, restlessness IV Profound shock with undetectable blood pressure DSS Mengapa syok pada DBD perlu mendapat perhatian serius? Syok pada DBD ` kelainan primer, kelainan lain adalah akibat dari syok harus segera diatasi (<60 menit), karena dapat meninggal dalam waktu 10-24 jam
Dehidrasi dapat mempercepat terjadinya syok Prolonged shock (>90 menit) menyebabkan hipoksia berat dan memicu DIC perdarahan hebat
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013
Tanda Syok pada DBD
Keadaan umum mendadak memburuk, gelisah atau letargi Nyeri perut merupakan tanda awal syok (anak besar) Akral dingin, nadi cepat dan lemah Penyempitan tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik 20 mmHg) atau hipotensi Capillary refill memanjang >2 detik Oliguria (diuresis < 1ml/kgbb/jam) Hematokrit tetap naik walaupun sedang mendapat cairan intravena Syok berat disertai hipoksia berat + kesadaran menurun + kejang Warning Signs for Dengue Shock When Patients Develop DSS: 3 to 6 days after onset of symptoms Initial Warning Signals Disappearance of fever Drop in platelets Increase in hematocrite Alarm Signals Severe abdominal pain Prolonged vomiting Abrupt change from fever to hypothermia Change in level of consciousness (irritability or somnolence) Four Criteria for DHF Fever Hemorrhagic manifestations Excessive capillary permeability 100,000/mm 3 platelets Ref: CDC Atlanta, 2003 Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Pentingnya pemantauan demam
Hari sakit/demam emp Time of fever defervescence (Saat suhu reda) Tips Pada Demam Dengue: setelah suhu reda, klinis & nafsu makan membaik Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Time of fever defervescence Demam Berdarah Dengue
Hari sakit emp Tips Pada DBD setelah suhu turun: Klinis memburuk, lemah, gelisah, tangan kaki dingin, nafas cepat, diuresis berkurang, tidak ada nafsu makan Fase syok Fase demam Fase konv Time of fever defervescence Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Tersangka Infeksi Virus Dengue Demam tinggi, mendadak <7 hari lesu, tidak ada ISPA
Syok Kejang Kesadaran menurun Perdarahan Tidak ada kedaruratan Uji Torniquet positif negatif Leukosit <5000/ul Leukosit normal Rawat jalan Demam menetap >3 hari Periksa Hb, Ht, leukosit, trombosit Nasehat orang tua Rawat inap Rawat sehari Observasi 24 jam Klinis & lab kontrol tiap hari sp demam reda Ada kedaruratan Skema 1 + Trombo 100.000/ul + Ht meningkat >10% + Apakah semua pasien tersangka DBD perlu dirawat inap? Secara umum tidak semua pasien tersangka DBD perlu dirawat, hanya 1/3 kasus akan mengalami syok Lihat hari sakit: apakah masuk fase syok? Apabila ragu-ragu: rawat di ruang rawat sehari (one day care): observasi 24 jam, beri cairan rumatan
Indikasi rawat inap C terdapat tanda kegawatan C pada pemantauan dijumpai kadar Ht berkala meningkat trombosit < 100.000 sel/mm3 perdarahan spontan (selain petekie) DBD syok O2 2-4 l/menit Larutan isotonis 20ml/kgbb/jam RL / RA / NS Evaluasi 30 menit, syok telah teratasi? Ya Tidak Tetesan sesuaikan Evaluasi ketat Klinis stabil Stop cairan tidak >48 jam setelah syok teratasi Lanjutkan ringer laktat + Koloid + Koreksi asidosis Evaluasi 1 jam Tidak teratasi Teratasi Ht turun naik koloid transfusi Tdk ada perbaikan Inotropik Skema 2 secepatnya (bolus dalam 30 menit) Penggantian Volume Plasma (volume replacement) ringer laktat, ringer asetat, normal saline Cairan kristaloid isotonik mengandung base korektor dan Na + Memilih jenis cairan diperlukan pada 25% DBD syok Cairan koloid cairan segera distop, tidak melebihi 48 jam Syok teratasi & tanda vital stabil Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Cepat terdistribusi dalam plasma & ruang intertisial untuk mempertahankan osmolaritas Tidak dapat masuk ke ruang intraselular Normal saline (NaCl 0.9%), RL, RA Isotonik Kadar Na + lebih rendah dari plasma Terdistribusi dlm ketiga ruangan tubuh Proporsi cairan yang masuk ke ruang intra selular tergantung kadar Na +
Half-normal saline (NaCl 0.45%) atau dextrose 5% dalam NaCl 0.18 Hipotonik Cairan Kristaloid Indikasi Pemberian koloid
Syok tidak teratasi dalam 60 menit (maksimal 90 menit) Dosis 10-30 ml/kgbb/jam Melalui jalur infus berbeda dengan cairan rumatan 25% kasus DBD syok memerlukan koloid Perhatikan pemilihan jenis cairan koloid
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Jenis Cairan Koloid Sifat Dextran Gelatin (hemacel gelafundin) Hydroxyl ethyl starch (HES) Isotonik
Kontraindikasi DIC Apabila volume > 1500 ml Asidosis Koreksi asidosis diberikan bersamaan pengobatan syok DBD der III: cukup diatasi dengan ringer laktat DBD der IV: perlu tambahkan bikarbonat Hipoksia Beri oksigen 2-4 liter/menit pada semua pasien syok Hipoksia memicu DIC Pengobatan Asidosis & Hipoksia
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Pemantauan selama perawatan Klinis: tanda vital kesadaran tekanan darah frek.nadi, jantung, nafas
Pembesaran hati nyeri tekan hipokondrium kanan
Diuresis (>1ml/kgbb/jam) Kadar Hb, leukosit, Ht, trombosit Balans cairan Analisa gas darah
Tulis dalam formulir pemantauan Klinis Laboratorium Terapi Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Monitor H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10 Tek darah Nadi Frek nafas Suhu Kesadaran Jantung Paru Hati Lingkaran perut Refleks Diuresis Hb Leukosit & HJ Hematokrit Trombosit AGD & elektrolit Cairan Obat-obatan Foto toraks Diuresis Transfusi darah Pemantauan berkala selama perawatan 1. PF 2. Pem penunjang 3. Balans cairan 4. Obat-obatan
Catat N, TD, RR, t setiap 15-30 menit/lebih sering, sampai syok dapat teratasi. Periksa HCT tiap 4-6 jam sp keadaan klinis pasien stabil. setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, jenis cairan, jumlah dan tetesan, untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi. Jumlah dan frekuensi diuresis PEMANTAUAN LABORATORIUM
Tips Apabila setelah resusitasi 2 jam (kristaloid & koloid) syok belum teratasi Periksa kadar Ht Meningkat Menurun Perembesan plasma masih berlangsung Perdarahan Transfusi darah Koloid Dugaan Terjadinya Perdarahan Tanda klinik Gelisah, kesakitan Nyeri tekan pada daerah hipokondrium kanan Abdomen membuncit Lingkaran perut bertambah (ukur tiap hari)
Monitor Hb, Ht (menurun) Awasi pasca syok berkepanjangan (>60) Penurunan Hb, Ht pada fase penyembuhan disebabkan hemodilusi, bukan perdarahan. Tidak perlu ditransfusi Perdarahan pada DBD Penyebab perdarahan multifaktor trombositopenia kelainan pembuluh darah darah (vaskulopati) kelainan koagulasi DIC Penting diingat perdarahan sal cerna masif mengikuti syok berat, dapat mematikan Mencegah & mengobati syok, kunci keberhasilan mencegah perdarahan Hematom pada bekas tusukan Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Perdarahan saluran cerna pada DSS Pembesaran hati korelasi positif dengan perdarahan sal cerna Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Perdarahan pada DIC
Kasa basah, darah segar merembes Perdarahan hebat Transfusi Darah Jenis transfusi whole blood, komponen darah (packed red cells, fresh frozen plasma, suspensi trombosit)
Indikasi pemberian trombosit klinis terdapat perdarahan harus disertai pemberian FFP (kadang + PRC) suspensi trombosit tidak pernah diberikan sebagai profilaksis jumlah trombosit rendah bukan indikasi Tips Pemberian obat atas indikasi Monitor berkala, karena perjalanan DBD sulit diramal Pengobatan tidak memuaskan Perbaiki oksigenasi ,gangguan asam basa & elektrolit Atasi perdarahan Manifestasi DBD yang Tidak Lazim (unusual manifestations) DBD yang mempunyai perjalanan penyakit yang tidak lazim (unusual) Ensefalopati Disfungsi hati Gagal ginjal Gangguan miokard Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Ensefalopati dengue Terjadi pada 3% kasus DBD, meninggal Gejala DBD disertai kesadaran menurun Dengan atau tanpa syok Dengan atau tanpa kejang Sering dijumpai pada anak < 2thn Dapat disertai diare DD/ Ensefalitis (misalnya Japanese ensefalitis) Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Penyebab Dengue Ensefalopati Hepatic encephalopathy Syok berat menyebabkan hipoksis & iskemia (udema) disebabkan pemberian cairan yang tidak tepat (misal overloaded) Sindrom Reye Obat hepatotoksik Penyakit hati: hepatitis, thalasemia Kelainan metabolik: hipoglikemia Gangguan elektrolit: hiponatremia, hipokalsemia Perdarahan intrakarnial, trombosis serebral/iskemia
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Pemeriksaan Penunjang Encefalopati Dengue SGOT/SGPT , bilirubin direk kadang meningkat PT, PTT memanjang gula darah seringkali turun amoniak meningkat analisis gas darah (asidosis) elektrolit (penurunan Na, K, Ca) Japanese B Encephalitis: pada awal perjalanan penyakit kelainan neurologik tampak lebih mencolok Pemeriksaan serologik IgM dengue : IgM JE
Ratio >1: infeksi dengue akut, IgM dengue >40 Ratio <1: infeksi JE akut, IgM JE >40 U Pengobatan Ensefalopati Dengue Mencegah peningkatan tekanan intrakranial kurangi volume cairan, setelah syok teratasi perbaiki oksigenasi & gangguan gas darah berikan diamox kortikostroid (bila tidak ada perdarahan)
Pertahankan gula darah >60mg% Cegah infeksi sekunder (antibiotika empiris) Mengurangi produksi amoniak Laktulosa 5-10ml, 3-4x/hari (menginduksi diare osmotik) Neomisin 50mg/kgbb/hari (max 1 g/hari), tidak diperlukan apabila telah mendapat antibiotik sistemik Vit K 3-10 mg, 3 x sehari Asam amino rantai pendek (aminoleban) Hindarkan pemberian obat yang tidak perlu
Transfusi darah bila perlu H 2 blocker pd perdarahan saluran cerna masif Hindarkan obat-obatan yang tidak perlu Transfusi tukar apabila keadaan umum memburuk disertai peningkatan SGOT/SGPT Hemodialisis pada gagal ginjal dan overloaded cairan Asam amino rantai pendek (aminoleban) pada fase penyembuhan
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Pengobatan Ensefalopati Dengue Laboratorium Rerata Minimal Maksimal Natrium (meq/L) 132,5 113,0 151,0 Kalium (meq/L) 4,2 2,0 7,7 SGOT (mg/dl) 357,8 25,0 1850 SGPT (mg/dl) 299,0 10,0 1785 Asidosis (%) 89,1 Transaminase pada DBD meningkat SGOT : 90% meningkat SGPT : 62,8% meningkat DBD berat 47,0% SGOT > 100 U 18,9% SGPT > 100 U Gagal Hati Akut Umumnya menyertai ensefalopati dengue Dapat disertai ikterus, peningkatan kadar transaminase
Miokarditis Terjadi pada fase penyembuhan Sering pada anak besar (umur > 10 tahun)
Gejala: bradikardia, ireguler, jarang terjadi gagal jantung (kecuali pada keadaan volume -overload)
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Tidak perlu pengobatan khusus, kecuali frekuensi jantung <50x/menit berikan isopril Reversible, perlu monitor
Penyebab adalah prolonged shock Bila perlu transfusi darah Fase demam : PRC Fase syok lebih dianjurkan fresh whole blood Perhatikan balans cairan Periksa ureum & kreatinin Bila perlu hemodialisis Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Gagal Ginjal Dual infections Di daerah endemis, DBD dapat disertai penyakit lain Mempersulit diagnosis DBD + diare - DBD + campak, varisela DBD + pneumonia - DBD + malaria DBD + demam tifoid - DBD + ISK
Lain-lain, tidak berhubungan infeksi langsung reaksi transfusi hepatitis perdarahan sal cerna masif reaksi obat overloaded cairan
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Kriteria Memulangkan Pasien Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik Tampak perbaikan klinis Tiga hari syok teratasi Nafsu makan membaik Jumlah trombosit cenderung meningkat (>50.000/ul), tidak perlu ditunggu sampai normal Hematokrit stabil Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis) Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Demam + perdarahan = DBD Perlu 4 kriteria WHO, plasma leakage
Infeksi dengue yang tidak diobati akan menjadi DBD Infeksi dengue bila tidak diobati dengan baik akan menjadi berat, tapi DBD merupakan spektrum klinis yang berbeda tetap terjadi walaupun diobati dengan baik
Kematian pada DBD disebabkan oleh perdarahan Perdarahan terjadi akibat syok tidak teratasi (syok berkepanjangan & syok berulang)
Pitfalls dalam Demam Berdarah Dengue Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Pitfalls dalam Pengobatan
Saat fase demam, cairan diperlukan hanya untuk rumatan (jenis & jumlah sesuai kebutuhan) bukan sebagai cairan pengganti karena perembesan plasma belum terjadi
Jenis dan jumlah cairan harus disesuaikan/diganti apabila pada saat time of fever defervescence cenderung terjadi syok
Perlu diingat bahwa cairan pengganti tidak diperlukan pada DD (tidak ada perembesan plasma) Penggantian volume cairan terlalu dini Terlambat memberi koloid pada fase kritis Bila syok tidak berhasil diatasi dalam 30 menit dengan kristaloid maka cairan koloid harus segera diberikan
Pitfalls dalam Pengobatan Kegagalan mendeteksi perdarahan dan pemberian transfusi darah Syok berat (> 60 menit), bila telah diresusitasi dengan kristaloid dan koloid namun syok belum teratasi maka amati terjadinya perdarahan sehingga perlu transfusi darah segar minimal 100 ml
Inotropik diberikan bila telah diberi cairan memadai (volume intravaskular cukup) namun syok tetap tidak teratasi (CVP >10 mmH 2 0) Kegagalan dalam pemantauan penggantian volume cairan Setelah fase krisis terlampaui, cairan yang berada dalam ekstravaskular akan masuk kembali ke dalam intravaskular (hemodilusi). Penghentian cairan intravena akan mengurangi kemungkinan terjadinya udem paru (distres pernafasan) sebagai akibat kelebihan cairan Monitor tanda vital, jumlah urin (minimal 1ml/kg berat badan/jam) sangat membantu dalam menentukan apakah syok telah teratasi atau belum.
Pada saat fase penyembuhan apabila Hb turun bukan berarti terjadi perdarahan tetapi terjadinya hemodilusi sehingga Hb kembali ke nilai awal sebelum sakit. Pada anak yang pada awalnya menderita anemia akan tampak kadar hemoglobin rendah, hati-hati tidak perlu ditransfusi! Pitfalls dalam Pengobatan Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Trombosit suspensi sebagai profilaksis perdarahan Pemberian trombosit konsentrat sesuai pedoman indikasi penyakit darah pada umumnya Dipertimbangkan bila secara klinis terjadi perdarahan Tidak dianjurkan memberi untuk mencegah agar tidak terjadi perdarahan pada trombositopeni. Umumnya diperlukan pada DIC.
Bila diperlukan pemberian trombosit suspensi harus diikuti dengan FFP (masih mengandung faktor pembekuan) untuk mencegah terjadinya agregrasi trombosit lebih hebat lagi
Apabila kadar hemoglobin rendah dapat ditambahkan pula packed red cells (PRC). Namun apabila tidak tersedia komponen darah, dapat diberikan transfusi darah segar
Pitfalls dalam Pengobatan Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Contoh kasus Diagnosis masuk RS: ensefalitis (virus) dan diobati sebagai ensefalitis. Ternyata selanjutnya pasien menderita syok yang tidak terdiagnosis sehingga terjadi perdarahan saluran cerna masif dan meninggal.
Tips pada kasus anak kecil dengan tersangka ensefalitis, tidak ada salahnya monitor tanda syok, periksa darah perifer lengkap & monitor Hb, Ht, trombosit Seorang anak berumur kurang dari 2 th menderita demam tinggi, disertai diare dan kejang Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Contoh kasus
Nyeri perut pada DBD sebenarnya khas, dapat diketahui dengan palpasi di abdomen daerah bawah arkus kosta kanan dan bukan pada epigastrium (gastritis akibat asetosal atau ibuprofen)
Terdapat korelasi positif antara nyeri perut dengan perdarahan saluran cerna (Sumarmo, 1983) Anak besar menderita demam tinggi disertai nyeri perut hebat diagnosis apendisitis akut atau pankreatitis, dilakukan laparatomi namun pasien meninggal karena perdarahan yang tidak dapat dihentikan Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 KESIMPULAN Infeksi virus dengue tidak selalu menyebabkan DBD. Perbedaan DD dengan DBD adalah adanya kebocoran plasma. Hindari terlambat/salah diagnosis (perhatikan perjalanan penyakit), fase kritis ditandai demam turun (24 48 jam. Resusitasi awal menentukan prognosis, atasi syok sesegera mungkin (tidak lebih dari 60 menit). Kristaloid diberikan untuk resusitasi awal. Koloid diberikan untuk mempertahankan volume plasma & menarik cairan ke dalam intravaskular Segera perbaiki gangguan asam basa & elektrolit, apabila hasil pengobatan tidak memuaskan.
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 Waspada terhadap tanda kegawatan tepat dalam memberikan cairan tepat dalam memilih jenis cairan tepat dalam pemberian koloid tepat dalam pemberian transfusi darah tidak memperberat gejala dengan memberikan obat obatan yang tidak perlu Monitor klinis dan laboratorium secara cermat. Apabila terjadi syok berulang perlu difikirkan adanya perdarahan.
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 KESIMPULAN Tidak dianjurkan transfusi trombosit untuk profilaksis Perdarahan dapat dicegah dengan mengatasi syok cepat dan tepat. Perlu diwaspadai unusual manifestation pada IVD. Kelainan yang tidak lazim pada dengue dapat menjadi berat apabila menyertai syok, perdarahan sal cerna masif Perlu pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis
Pediatric Emergency Update Symposium RSIA 1 December 2013 KESIMPULAN Tata laksana DBD derajat I & II Cairan awal 6-7ml/kgbb/jam RLD5% atau RAD5% Tetesan dikurangi 5ml/kgBB/jam
3ml/kgBB/jam
Stop dalam 24-48jam Monitor tanda vital Hb, Ht, trombo tiap 6-12jam Perbaikan Gelisah Distres nafas Frek nadi naik Ht tinggi Tek nadi <20mmHg Diuresis kurang Evaluasi 12-24jam Tidak ada perbaikan Tetesan dinaikkan 10-15 ml/kgBB/jam Tanda vital tidak stabil Tatalaksana DSS (Skema 4) Tidak gelisah Nadi kuat Tek drh stabil Ht turun Diuresis 1 ml/kgBB/jam Skema 2