Professional Documents
Culture Documents
GENERAL IMV Car Air Conditioner (Operation) JK00500058N
GENERAL IMV Car Air Conditioner (Operation) JK00500058N
GENERAL IMV Car Air Conditioner (Operation) JK00500058N
DAFTAR ISI
1. Gambaran Umum A/C Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1-1. Sistim A/C Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1-2. Komposisi A/C Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1-3. Tipe - tipe A/C . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 2. Dasar Dasar A/C Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 2-1. Dasar - Dasar A/C Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 2-2. Dasar - Dasar Pemanas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 2-3. Sistim A/C Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 3. Konstruksi dan Cara Kerja Komponen Utama A/C . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 3-1. Komponen A/C . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 3-2. Komponen Sirkulasi Pemanas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51 4. Sistim Kontrol A/C Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53 4-1. Sistim Kontrol Blower . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53 4-2. Sistim Kontrol Compressor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54 4-3. Sirkuit Elektrikal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
1.
Suhu
Kelembaban
Mengatur Kelembaban Udara (Cooling Unit) Mengeluarkan Udara (Blower Unit) Mensirkulasikan Udara (Heating Unit/Ducting) Kemurnian Udara (Air Filter) Pengatur Sirkulasi Udara
Sirkulasi Udara
Penyaringan Udara
JKA000191N
Katup Air
Receiver
Condenser
Compressor
JKA000192N
-1-
Blower Unit
JKA000193N
C. Kontrol Panel
Kontrol panel A/C terdapat pada dash board bagian tengah disamping pengemudi untuk memudahkan pengoperasiannya. Melalui kontrol panel dapat dilakukan pengaturan suhu, pengaturan udara masuk fresh / recycle, pengaturan kecepatan blower, mematikan dan menghidupkan compressor.
Pengatur Compressor [on/off] Pengatur Udara Fresh / Recycle
Pengatur Suhu
JKA000194N
A/C Depan
Lokasi Pemasangan
Metode Kontrol
-2-
Cooling Unit
Cooling Unit
Blower Unit
JKA000196N
b.
A/C Belakang (Cooler) Umumnya cooling unit dipasang pada kabin belakang atau diatas kabin bagian tengah mobil, dapat digunakan bersamaan dengan A/C depan. Cooling unit yang dipasang di kabin belakang biasanya tipe ini disebut dengan Dual A/C dan yang dipasang diatas kabin bagian tengah tipe ini biasanya disebut Dual A/C Tambahan. Dual A/C mensirkulasikan udara dibagian depan dan belakang mobil sehingga suhu di dalam ruang penumpang akan lebih merata.
Blower Unit
JKA000198N
-3-
b.
Automatic A/C Pada manual A/C, suhu ruang penumpang dapat naik atau turun dari suhu yang diinginkan, jadi aturlah sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Pada automatic A/C semuanya dikontrol oleh computer dan dapat mempertahankan suhu sesuai dengan kondisi yang diinginkan walaupun ada pengaruh dari luar seperti sinar matahari atau berubahnya suhu udara luar..
Sinar Matahari Suhu Udara Luar Suhu Yang Diinginkan Automatic Kontrol Suhu Udara Yang Keluar
Komputer
Suhu Ruangan
JKA000200N
-4-
2.
Panas
Alkohol atau air mendapat / mengambil panas dari sekitarnya sebab cairan membutuhkan panas saat menguap untuk berubah menjadi gas. Kejadian alam tersebut dimanfaatkan pada Prinsip Dasar A/C.
Gas
Panas Panas
Panas Panas
Panas
Panas
JKA000202N
Sama halnya saat gelas diisi dengan air dingin, sesaat kemudian dibagian luar gelas akan basah. Air tersebut menguap dan terjadi kondensasi pada bagian luar gelas, hal ini karena menyerap panas dari sekitarnya.
SD0150E
Saat suatu wujud dipanaskan atau menerima panas, suhunya dan bentuknya akan berubah. Panas yang menyertai berubah bentuk suatu wujud benda disebut panas latent dan saat berubahnya wujud tersebut akan melepas atau mengambil panas.
Pe
ny
er
ap
an
Cairan
Pe
r ye
ap
an
Pembuangan
JKA000203N
-5-
b.
Dasar-Dasar Komponen A/C Saat mendinginkan ruangan melalui cairan yang menguap dengan mengambil panas disekitarnya, gas yang me nguap tersebut dingin kemudian mencair dan disirkulasikan. Dalam hal ini gas berubah menjadi cairan, kadangkadang panas pada gas harus dibuang, tetapi jika gas dikompresikan dengan tekanan tinggi akan lebih cepat mencair. Pada sistim A/C compressor menaikkan tekanan gas dan condensor melepas/membuang panas gas tersebut.
Gas Pengembunan
Panas
JKA000204N
Umumnya, perlengkapan A/C adalah cairan yang harus mudah menguap [ refrigerant ] pada sirkulasi tertutup dan bersirkulasi ke semua bagian dimana dihubungkan dengan pipa dan berubah menjadi gas, kemudian mencair dan menjadi gas kembali. Pada A/C mobil, gas refrigerant berubah menjadi gas yang bersuhu rendah dan mencair kembali dengan mudah. Refrigerant berubah menjadi gas di dalam evaporator.
Compressor Condenser
Membuang Panas
JKA000205N
-6-
Evaporator
Kabut Refrigerant Suhu Rendah Tekanan Rendah Cairan Refrigerant Suhu Tinggi Tekanan Tinggi Sight Glass Gas Suhu Tinggi Tekanan Tinggi Fan Pendingin Mesin Desicant
JKA000206N
a.
Compressor Compressor menghisap gas yang menguap dari evaporator dan kemudian dikompresikan, gas akan mencair di condenser. Setelah dikompresikan compressor gas berubah menjadi gas yang bersuhu tinggi dan tekanan tinggi.
b.
Condenser Condenser mencairkan gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi dari compressor. Saat refrigerant masuk ke condenser berubah wujud dari gas ke cair sehingga keluar dari condenser berupa cairan refrigerant. Jika pendinginan di condenser kurang sehingga yang keluar dari condenser masih berupa gas menyebabkan kemampuan pendinginan berkurang.
c.
Receiver Receiver adalah tempat menampung sementara refrigerant sebelum dikabutkan di expansion valve. Dalam receiver refrigerant disaring dan dialirkan ke expansion valve sesuai dengan kebutuhan sistim A/C.
-7-
d.
Expansion Valve : Expansion valve menjaga agar tekanan evaporator tetap. Saat dikabutkan, cairan refrigerant yang bertekanan tinggi dirubah menjadi bertekanan rendah, refrigerant yang dikabutkan bersuhu rendah akan mudah menguap.
e.
Evaporator : Di dalam evaporator kabut refrigerant menguap dan mengambil panas dari ruang penumpang sehingga refrigerant yang keluar dari evaporator berbentuk gas.
C. Refrigerant
a. (1) Refrigerant A/C mobil Refrigerant HFC-134a [R134a] digunakan pada sistim A/C mobil karena hal sebagai berikut : Tidak merusak hose dari karet. Ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozone. Panas latent-nya bagus dan mudah mencair. Tidak mudah terbakar atau meledak. Tidak beracun, tidak menyebabkan karatan dan tidak merusak makanan / pakaian. Mudah didapatkan. b. Karakteristik Refrigerant Karakteristik HFC-134a yang digunakan pada A/C mobil seperti tabel dibawah ini. Untuk memudahkan pembacaan tabel, refrigerant yang dikompresikan suhunya akan naik, tetapi pada tekanan rendah menguap dengan mudah sampai suhu -10 C. Sebagai contoh, jika gas yang masuk bersuhu 0 C, suhu evaporator juga 0 C. jika gas yang masuk bersuhu -5 C, suhu evaporator juga -5 C, frost mungkin akan terjadi dan udara yang keluar akan kecil sehingga hasil pendinginan tidak maksimal / tercapai. Kemudian gas refrigerant harus dicairkan kembali, tetapi selama musim panas condenser tidak dapat mempertahankan suhu dibawah 40 C. Ketika suhu condenser 60 C, HFC-134a akan mencair dengan tekanan lebih dari 1.7 Mpa (17kgf/cm2) pada condenser. Oleh karena itu tabel berikut memperlihatkan jika suhu gas yang masuk ke condenser 80 C, condenser hanya perlu mendinginkan 20 sehingga yang keluar berupa cairan.
Suhu Refrigerant (c) 90 80 Gas 60 (Gas) Jika Pendinginan condenser bagus Gas akan mencair
40
(Cairan)
20 Cairan 0
-20 -30 0.00 (0) 0.50 (5.1) 1.00 (10.2) 1.50 (15.3) 2.00 (20.4) 2.50 (25.5)
JKA000207N
-8-
Sirkulasi Pemanas
JKA000208N
B. Klasifikasi
Ada 2 tipe yaitu tipe air mix dan tipe flow control, dimana tipe air mix lebih banyak digunakan. a. Tipe Air Mix Tipe ini mempertahankan suhu dengan mengontrol perbandingan udara panas dan udara dingin melalui dumper air mix.
Heater Core
b.
Tipe Flow Control Katup air mengontrol dan mengatur jumlah air panas yang masuk ke heater core dan sekaligus mengatur suhu heater core.
Heater Core
Katup Air
JKA000210N
-9-
Cooling Unit
DEF
Unit Heater
FACE
FOOT
Unit Blower
JKA000211N
Cooling Unit
Recycle
-10-
Fresh
Recycle
Model Recycle
Model Fresh
JKA000214N
a.
Model Recycle Digunakan saat beban pendinginan besar, dalam terowongan, kondisi macet atau kondisi dimana udara luar kotor dan berdebu.
b.
Model Fresh Digunakan untuk mengambil udara segar dari luar dan menghindari membuka kaca saat hujan atau panas.
-11-
c.
Fresh/Recycle dengan 2 sistim kontrol Ketika menggunakan model fresh [udara luar masuk], dan tiba-tiba suhu udara didalam ruang penumpang naik/panas dengan posisi dumper maksimum panas [max. hot], pada sistim A/C konvensional effesiensi pemanas akan berkurang jika menggunakan model recycle, sebab semua udara luar akan masuk. Pada Fresh/recycle dengan 2 sistim kontrol, fresh diambil dari bagian atas mobil dan recycle dari bagian bawah, tergantung pada sistim kontrol yang digunakan *1. Penggunaan model recycle untuk mempertahankan effesiensi panas, juga untuk mencegah kaca berembun dimana hal ini sangat mudah terjadi jika menggunakan model recycle .
*1: Hal ini dilakukan ketika posisi pengaturan suhu max. panas, pengaturan udara masuk model fresh, dan udara keluar diposisi FOOT atau FOOT/ DEF. Pada beberapa mobil, kecepatan blower dan kecepatan mobil juga beroperasi pada sistim kontrol ini.
C. Kemurnian Udara
Saringan udara dipasang sebelum motor blower berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu udara yang masuk ke ruang penumpang. Beberapa saringan udara ini dilengkapi dengan bahan khusus untuk menyerap bau yang tidak enak.
Unit Blower
Saringan Udara
JKA000216N
Thermistor
JKA000217N
-12-
(FACE)
Blower
Evaporator
b.
Sistim Reheat Sistim kontrol suhunya adalah dengan menghembuskan semua udara dingin dari evaporator ke heater core. Sistim ini tidak membutuhkan dumper air mix, saluran khusus dan juga cukup praktis serta hambatan udaranya sedikit. Tetapi kerugiannya adalah kontrol volume aliran air pendinginan mesinnya lebih rumit.
Evaporator
(FACE)
Blower
-13-
Saluran Udara Saluran Udara Keluar Tengah Samping Cooling/Fan Intermediate Heating Heating/Defrosting Defrosting -
Defrost -
JKA000220N
Kondisi Aliran Udara Jika menginginkan udara keluar dibagian atas [ tengah-samping ]. Jika menginginkan udara keluar dibagian atas [ tengah-samping ] dan bawah [ kaki ]. Jika menginginkan udara keluar dibagian bawah, dan mencegah kaca berembun dengan mengalirkan sebagian udara ke saluran defrost.
Digunakan saat hujan dan cuaca berkabut. Untuk menghilangkan kabut pada kaca.
-14-
G. Tipe Dumper
Umumnya pencampuran udara dan sistim udara keluar menggunakan dumper, tetapi membutuhkan ruang / tempat khusus untuk pergerakannya, sekarang ini beberapa mobil mewah sudah menggunakannya.
Sistim Dumper
Dumper Dumper Evaporator
Dumper
Dumper
Sistim ini terdiri dari film damper, step motor, drive shaft, secondary drive shaft, middle shaft, dan 2 axis transmission mechanism dari wire atau pulley. Film damper selalu melebar atau terbuka dengan adanya gaya pegas pada pulley secondary shaft. Putaran step motor akan menggulung dan menggerakkan film mengelilingi drive shaft sehingga berpindah ke posisi air mix.
Step Motor
Intermediate Shaft
Secondary Shaft
-15-
3.
Fan Condenser
Magnetic Clutch
Compressor
Evaporator
Depan Receiver
Expansion Valve
Condenser
A. Compressor
a. Fungsi Compressor digerakan melalui magnetic clutch dan dihubungkan ke putaran mesin menggunakan v-belt. Pertama sekali cairan refrigerant di evaporator menguap dan berubah menjadi gas bersuhu dan bertekanan rendah dengan mengambil panas dari ruang penumpang. Kemudian compressor mengkompresikan gas refrigerant tersebut menjadi gas yang bersuhu dan bertekanan tinggi, kemudian disirkulasikan ke condenser.
*1: Untuk tipe DL pulley, lihat petunjuk untuk Magnetic Clutch & DL Pulley
Belt
Ke Condenser
Ke Evaporator
Magnetic Clutch
JKA000223N
-16-
b.
Klasifikasi dan Sejarah Compressor Compressor yang digunakan pada a/c mobil diklasifikasikan dalam tipe Resipro dan Rotary. Tipe recipro terdiri dari tipe crank, tipe swash plate, dan tipe wobble plate, dan tipe rotary terdiri dari tipe scroll dan tipe vane. Tabel berikut memperlihatkan sejarah tipe compressor. Walaupun fungsi a/c untuk mendinginkan ruang penumpang tapi tuntutan pasar membutuhkan komponen a/c yang ringan, kecil, tidak bunyi, hemat energi dan praktis sehingga jumlah tipe compressor dikembangkan. Pertama digunakan tipe crank tetapi ada permintaan tipe compressor yang kecil, aman dan tidak bunyi. Tipe scrool adalah salah satu dari tipe rotary yang sekarang digunakan. Kemudian ada permintaan yang membutuhkan compressor yang hemat energi dan praktis, sehingga compressor tipe variable capacity dikembangkan diantara jenis compressor yang ada.
Tipe Crank Tipe Recipro Tipe Swash Plate Tipe Wobble Plate Tipe Scroll Tipe Rotary Tipe Vane
JKA000224N
Compressor
Tahun
1960
1970
1980
1990
2000
Kebutuhan Pasar
Jenis Compressor
JKA000225N
-17-
c.
Tipe Crank
Model Recipro
(1) A)
Compressor Tipe Crank Bentuk dan Ciri-Ciri Terdiri dari crankshaft, connecting rod, dan piston, ini adalah tipe compressor recipro pertama kali. Compressor ini sangat kuat tetapi getarannya besar dan bunyi, tidak nyaman digunakan saat putaran tinggi, sekarang ini sudah tidak digunakan lagi.
Valve Stopper Discharge Valve Valve Plate Suction Valve Piston Pin Piston Shaft Seal Connecting Rod Crankshaft
SD0130E
B)
Konstruksi Putaran dapat dirubah dengan menaikan atau menurun kan piston sesuai dengan crankshaft. Crankshaft dipasang menggunakan bearing. Jika crankshaft berputar satu putaran, piston bergerak ke atas dan ke bawah untuk mengkom presikan gas. Valve plate dilengkapi dengan suction valve dibagian bawah, discharge valve dibagian atas dan dipasang dibagian atas silinder.
Valve Stopper
Discharge Valve
Valve Plate
Suction Valve
JKA000227N
-18-
C) a)
Cara Kerja Langkah Hisap Waktu crankshaft berputar, ketika piston bergerak turun volume silinder jadi besar dan tekanan menjadi rendah. Tekanan ini berbeda dengan tekanan refrigerant saat suction valve dibuka, sehingga refrigerant masuk ke silinder. Kemudian discharge valve ditekan ke valve plate oleh tekanan sisi tekanan tinggi dan tertutup, untuk mencegah tekanan balik dari sisi tekanan tinggi di dalam silinder.
Suction
Suction
Piston
Silinder
Crank
JKA000228N
b)
Langkah Kompresi Saat piston naik, ruang silinder menjadi kecil dan tekanan di dalam silinder naik dan discharge valve terbuka, sehingga gas refrigerant bertekanan tinggi masuk ke condenser. Bersamaan dengan itu suction valve di tekan ke valve plate dan tertutup untuk menghindari gas keluar melalui suction valve.
Discharge
Discharge
Piston
Crank
JKA000229N
-19-
(2) A)
Compressor Tipe Swash Plate Bentuk dan Ciri-Ciri Refrigerant dikompresikan saat swash plate berputar, dimana piston bergerak maju dan mundur. Ada 2 tipe compressor swash plate yaitu tipe double swash plate dimana kedua sisi piston berfungsi dan tipe single swash plate dimana hanya satu sisi piston yang berfungsi. Tipe single swash plate sudah banyak digunakan saat ini karena operasionalnya sangat bagus dan dapat berubah terus menerus dengan kapasitas yang berbeda.
Piston
Swash Plate
Front Housing
CC1326E
-20-
b)
Tipe Single Swash Plate Pada tipe ini hanya satu sisi piston yang digunakan dan cocok digunakan untuk tipe compressor variable capacity. Selama shaft berputar, swash plate juga berputar mengikuti putaran shaft. Gerak putar shaft dirubah menjadi gerak bolak balik dari piston melalui perantaraan shoe, terjadilah langkah hisap, kompresi dan proses mengalirkan gas refrigerant. Kontrol dari perubahan kapasitas compressor dilakukan oleh katup kontrol [control valve], yang mana merubah tekanan di dalam swash plate chamber yang berakibat berubahnya kemiringan dari swash plate dan jumlah gas refrigerant yang dialirkan. Untuk mengetahui kontrol perubahan yang lebih detail, lihat penjelasan tipe compressor Variable Capacity.
Shaft
Swash Plate
Piston
Control Valve
SD0135E
Susunan Piston (10 Silinder) Discharge Valve Piston Piston Swash Plate Silinder Shaft Saluran Keluar Saluran Masuk Silinder
Valve Plate
Suction Valve
Piston
Saat piston bergerak bersamaan dengan bergeraknya swash plate, volume silinder menjadi besar dan tekanan didalam ruang silinder turun, katup hisap [suction valve] membuka dan gas refrigerant masuk kedalam silinder. Bersamaan dengan itu katup discharge [discharge valve] tertekan sehingga tertutup untuk menghindari tekanan tinggi masuk kembali ke dalam ruang silinder.
-21-
b)
Langkah Kompresi Saat piston bergerak maju volume silinder menjadi kecil dan tekanan di dalam ruang silinder naik dan katup discharge terbuka, gas refrigerant dengan suhu dan tekanan tinggi terdorong keluar menuju ke condenser. Bersamaan dengan itu katup suction juga terdorong hingga tertutup untuk menghindari gas refrigerant keluar melalui saluran masuk.
Langkah Hisap (Silinder kanan) Langkah Kompresi (Silinder kiri) Langkah 1 Sisi Tekanan Tinggi Sisi Tekanan Rendah Valve Plate Discharge Valve Langkah 2 Sisi Tekanan Tinggi Sisi Tekanan Rendah
-22-
(3) A)
Compressor Tipe Wobble Plate Bentuk dan Ciri-Ciri Tipe ini hampir sama dengan tipe single swash plate untuk menggerakkan piston. Wobble plate dihubungkan dengan piston melalui connecting rod. Tipe ini memungkinkan untuk merubah kapasitas compressor secara terus menerus, sistim kontrolnya juga berubah dan sangat hemat bahan bakar. Walaupun demikian tipe swash plate lebih bagus dari tipe wobble plate dilihat dari getaran, bunyi, kecepatan tinggi dan daya tahannya sebab jumlah silindernya lebih banyak dan gerakannya lebih stabil.
Lip Seal
B)
Cara Kerja Saat lug plate berputar karena gerakan shaft sehingga drive plate ikut berputar karena terhubung dengan arm pin. Gerakan dari drive plate diteruskan ke wobble plate melalui bearing. Wobble plate tidak berputar tapi bergerak ke kiri dan kanan, hingga piston melakukan satu langkah dengan mengontrol pergerakkan rod. Saat piston bergerak gas refrigerant masuk ke silinder dan dikompresikan.
Shaft
Main Control Valve Guide Ball Guide Groove Swash Plate Chamber Suction Chamber
CC1362E
-23-
d.
Tipe Rotary
(1) A)
Compressor Tipe Scroll Bentuk dan Ciri-Ciri Tipe ini terdiri dari stationary scroll dan moving scroll yang berbentuk seperti spiral. Ketika moving scroll berputar gas refrigerant dari luar masuk dan dialirkan melalui saluran keluar sehingga volume gas refrigerant di dalam silinder berkurang. Gas refrigerant dikompresikan dan dikeluar melalui saluran keluar yang berada di tengah.
Saluran Masuk Saluran Keluar Stationary Scroll Ball Bearing Moving Scroll Shaft Moving Scroll Saluran Keluar Discharge Valve Stationary Scroll High Pressure Service Valve
-24-
B) a)
Cara Kerja Langkah Hisap (Langkah 1) Ketika scroll bergerak dan berputar, volume antara moving scroll dan stationary scroll bertambah besar sehingga refrigerant masuk ke dalam silinder melalui saluran masuk.
b)
Langkah Kompresi (Langkah 2~5) Dengan bergerak dan berputarnya scroll terus menerus sehingga saluran masuk tertutup dan gas refrigerant mulai dikompresikan.
c)
Langkah Buang / Mengalirkan refrigerant (Langkah 6 ~ 8) Setelah scroll bergerak penuh 2,5 putaran, refrigerant sudah dikompresikan menjadi gas refrigerant bertekanan tinggi dan bersamaan dengan itu saluran keluar terbuka sehingga refrigerant keluar dan mengalir ke condenser.
Saluran Keluar
Saluran Masuk
Saluran Masuk
Saluran Keluar
Saluran Keluar
Saluran Keluar
JKA000236N
< PERHATIAN > Cara kerja Moving Scroll : moving scroll tidak berputar pada poros, tetapi berputar dengan gaya/jarak yang sama seperti awal berputarnya. Antara moving scroll yang stationary scroll ada ruang yang berbentuk bulan sabit saat berputar sehingga menimbulkan proses hisap, kompresi dan mengalirkan gas refrigerant, proses ini berlangsung terus menerus.
-25-
(2) A)
Compressor Tipe Through-Vane Bentuk dan Ciri-Ciri Tipe ini mempunyai 2 vane yang terpasang menembus rotor dan silinder. Saat rotor berputar vane bergerak mengikuti alur pada rotor sehingga bersentuhan dengan dinding silinder. Rotor dan vane berputar karena perputaran shaft yang menimbulkan ruang di dalam silinder. Dengan membesar dan mengecilnya ruang tersebut volume gas refrigerant ikut bertambah dan berkurang, sehingga terjadi proses hisap, kompresi dan buang/mengalirkan gas refrigerant. Karakteristik tipe ini adalah tenaga yang terbuang sedikit dan mempunyai kemampuan pendinginan yang besar.
Sensor Suhu
Saluran Masuk
Vane
JKA000237N
-26-
B) a)
Cara Kerja Langkah Hisap (Langkah 1, 2) Vane bergerak bersama dengan rotor, volume tertutup oleh vane dan ruang silinder menjadi besar sehingga gas refrigerant masuk ke dalam silinder melalui saluran masuk.
b) c)
Langkah Kompresi (Langkah 3) Rotor terus berputar dan ruang yang tertutup vane menjadi kecil dan gas refrigerant dikompresikan. Langkah Buang / mengalirkan Refrigerant (Langkah 4, 5) Refrigerant terus dikompresikan sehingga katup discharge terbuka, gas refrigerant mengalir ke ruang pemisah oli dan kemudian terus ke condenser.
d)
Langkah Buang Selesai (Langkah 6) Ketika saluran keluar tertutup oleh ke 2 vane, ruang silinder menjadi besar kembali sehingga proses hisap, kompresi dan buang akan dimulai kembali.
Langkah Hisap Selesai Langkah Kompresi Dimulai
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Saluran Keluar
Saluran Keluar
Saluran Keluar
Saluran Masuk
Saluran Masuk
Saluran Masuk
Langkah 5
Saluran Keluar
Saluran Keluar
Saluran Keluar
-27-
C)
Sensor Suhu Pada tipe compressor through-vane gas refrigerant ditekan/dikompresikan cendrung menjadi lebih tinggi tekanannya karena bentuk dari silindernya, ketika sirkulasi kekurangan refrigerant, jika sisi tekanan tinggi suhunya tinggi / lebih mengakibatkan suhu compressor juga tinggi. Fungsi sensor ini untuk mencegah compressor bekerja pada suhu yang tinggi saat sirkulasi kekurangan refrigerant. Ketika refrigerant kelebihan panas, bimetal pada sensor akan melengkung sehingga kontak point tidak berhubungan dan memutuskan tagangan ke magnetic clutch sehingga compressor tidak bekerja.
Thermostat Switch Kontak Point +B Rod Kontak Point Bimetal Kontak Point Rod Compressor Bimetal
JKA000239N
(3) A)
Compressor Tipe Sliding Vane Bentuk dan Ciri-Ciri Tipe ini terdiri dari silinder berbentuk elips yang memanjang dan rotor dilengkapi dengan vane. Saat rotor berputar vane akan terdorong ke arah luar sehingga bersentuhan dengan dinding silinder. Selama rotor berputar terjadilah proses hisap, kompresi dan buang. Dibandingkan dengan compressor tipe swash plate, jumlah komponennya lebih sedikit dan ukurannya lebih kecil.
Rotor
-28-
B) a)
Cara Kerja Langkah Hisap (Langkah 1) Saat rotor berputar, vane ikut berputar hingga mengenai dinding silinder dan terbentuk ruang tertutup diantara vane, ruangan ini berubah semakin besar sehingga gas refrigerant masuk ke silinder melalui saluran masuk.
b)
Langkah Kompresi (Langkah 2, 3) Setelah proses hisap selesai, rotor dan vane berputar terus dan ruang diantara vane menjadi kecil sehingga gas refrigerant di dalam silinder dikompresikan.
c)
Langkah Buang (Langkah 4, 5) Rotor dan vane berputar terus dan mengkompresikan refrigerant hingga mendorong katup discharge dan terbuka, gas refrigerant terdorong keluar menuju ke condenser. Dengan 5 buah ruang yang tertutup oleh vane di dalam silinder, langkah hisap, kompresi dan langkah buang hanya dilakukan 2 kali pada setiap putaran rotor.
Saluran Masuk
Saluran Masuk
Saluran Masuk
Saluran Masuk
Saluran Masuk
Saluran Masuk
JKA000241N
C)
Sensor Suhu Tipe sensor suhu yang digunakan sama dengan yang digunakan pada compressor tipe through-vane.
-29-
e. (1)
Compressor Tipe Variable Capacity Pada a/c mobil compressor tipe variable capacity sudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan dimana diperlukan compressor yang hemat energi dan praktis, tipe ini menghilangkan kontrol ON/OFF magnetic clutch. Kontrol ON/OFF ini yang biasanya menimbulkan bunyi ketika suhu udara luar berubah atau tombol a/c dioperasikan.
A) a)
Sistim Variable Capacity Sistim ini menggunakan sistim variable stroke untuk merubah langkah piston, gas refrigerant masuk ke sistim variable capacity dari gas refrigerant yang kembali ke sisi tekanan rendah pada saat langkah kompresi, dan sistim operasional variable silinder merubah langkah piston saat bekerja.
Sistim Variable Stroke Compressor tipe single swash plate digunakan sebagai contoh. Sistim ini selalu merubah sudut kerja dari swash plate secara terus menerus menjadi gerak bolak balik seperti compressor tipe swash plate atau wobble plate, dengan demikian merubah langkah piston dan volume silinder. Seperti gambar dibawah, jika tekanan crank ( Pc ) berubah, keseimbangan antara gaya/tekanan pada piston berubah dan sudut dari swash plate juga berubah. Pada volume maksimum piston bagian bawah berada pada posisi paling kiri, swash plate mencapai kemiringan maksimum dan langkah piston lebih panjang. Ketika beban panas kecil, piston bagian bawah berada diposisi sebelah kanan dan kemiringan swash plate berkurang mengakibatkan langkah piston ikut berkurang, dan compressor bekerja pada kapasitas yang kecil. Kemiringan swash plate berubah, tetapi mekanisme khusus yang terpasang pada kontak point shaft dan swash plate membuat posisi piston bagian atas tetap.
Piston
P1
FL Fs
(Pc + Fs + FL)
Pc + Fs + FL
P1 + P2 + P5
P5
Pc
P5
-30-
Sistim Gas Bypass Variable Capacity Sistim ini digunakan pada tipe vane dan tipe scroll. Dengan membuka dan menutupnya saluran bypass di dalam ruang kompresi, sebagian gas refrigerant saat dikompresikan kembali ke saluran masuk dan kapasitas compressor berubah secara tetap dan terus menerus.
Intermediate Pressure Inlet Port Front Housing Keluar Masuk Spool Valve
Bypass
Saluran Bypass
Kompresi
JKA000244N
Sistim Operasional Variable Cylinder Operasional variable cylinder pada tipe swash plate akan dijelaskan sebagai contoh. Sebuah katup solenoid dipasang di bagian belakang compresor swash plate 10 silinder yang dapat membuka dan menutup saluran penghubung suction dan discharge saat katup on dan off. Saat katup solenoid on, saluran suction dan discharge kelima silinder di sisi belakang compresor terhubung sehingga tidak terjadi kompresi. Oleh karena itu kapasitas kompresi bekerja antara 100% (katup solenoid off, 10 silinder bekerja) sampai 50% (katup solenoid on, 5 silinder bekerja) .
Sisi Belakang
5 Silinder
Katup Solenoid
Masuk
JKA000302N
-31-
B) a)
Kontrol Variable Capacity Kontrol variable capacity di kelompokan menjadi 2 tipe. Pertama adalah sistem kontrol variable capacity internal , yang mengatur katup pada compresor dengan memanfaatkan perubahan tekanan pada compresor itu sendiri. Kedua adalah sistem kontrol variable capacity eksternal dimana ECU memanfaatkan sinyal - sinyal sensor untuk mengatur secara kelistrikan dari luar compresor.
Kontrol Variable Capacity Internal Tipe compresor single swash plate variable stroke dijelaskan sebagai contoh. Jika beban pendinginan turun maka tekanan suction compressor Ps turun, Tetapi tekanan tersebut dijaga agar lebih besar dari nilai yang ditentukan sehingga evaporator tidak frost. Contohnya, jika beban pendinginan turun, saat tekanan masuk Ps turun dibawah level yang ditentukan, maka bellow akan mengembang, katup akan bergerak maju, dan control tekanan Pc mendekati sama dengan tekanan Pd. Pada kondisi tersebut sudut swash plate yang diatur oleh Pc akan mengecil dan jarak langkah piston lebih pendek kemudian tekanan suction Ps dikontrol agar kembali ke nilai yang ditentukan. Kontrol ini memungkinkan suhu yang keluar dipertahankan sesuai dengan nilai yang diharapkan.
Piston Tekanan pada Swash Plate Chamber (Pc) Lug Plate Reactive Force (FL) Pegas (A) Pressure Release Port Tekanan pada Swash Plate Chamber (Pc)
P1
Katup
Tekanan Rendah (Ps) (Tekanan Suction) Tekanan pada Swash Plate Chamber (Pc)
-32-
Kontrol Variable Capacity External Kontrol variable capacity internal mengatur tekanan suction untuk menjaga agar evaporator tidak frost dengan cara suhu oulet mendekati 0 C. Karena kontrol variable capacity eksternal dapat mengubah tekanan yang ditentukan dari luar compressor, maka dapat dengan mudah mengatur suhu outlet evaporator tergantung pada kondisinya. Berdasarkan sinyal dari seluruh sensor, A/C komputer (ECU) menghitung kapasitas compressor yang diperlukan dan mengatur katup on atau off untuk menyesuaikan kapasitas compressornya. Jadi kapasitas compressor dapat diatur dengan cara mengatur tekanan kontrol Pc seperti halnya pada kontrol tipe internal. Jika diperlukan untuk menurunkan kapasitas maka katup on lebih lama agar Pc naik, sebaliknya untuk menurunkan kapasitas maka katup on dalam waktu singkat sehingga Pc menurun. .
Piston Tekanan pada Swash Plate Chamber (Pc) Lug Plate Pegas (A) Reactive Force (FL) Tekanan Rendah (Ps) Pressure Release Port Tekanan pada Swash Plate Tekanan Chamber Tinggi (Pc) (Pd)
P1
JKA000300N
-33-
f.
Pelumasan Oli yang mengalir bersamaan dengan aliran refrigerant bekerja sebagai pelumasan compressor. Oli yang kembali ke compressor melalui suction juga melumasi semua bagian yang bergerak sekaligus sebagai pelapis (seal) pada dinding silinder. Secara umum compressor a/c tidak mempunyai penampung oli agar ukurannya kecil dan ringan, tetapi ada yang mempunyai penampung dan pompa oli berukuran kecil. Begitu juga pada compressor tipe van untuk menambah efektifitas pelumasan dan pelapis (sealing), terdapat bentuk seperti oil separator yang terdapat pada komponen compressor sisi discharge yang akan memisahkan oli dengan refrigerant dan kembali ke ruang silinder dengan memanfaatkan tekanan discharge..
CC1330E
Pompa Oli
JKA000299N
Ke Sirkulasi Refrigerant
Oli
Oil
Oil
JKA000298N
-34-
g. (1)
Mekanisme Pengaman Pressure Relief Valve Katup akan membuka dan membuang refigerant jika tekanan sirkulasi naik melampaui tekanan tertentu. Tekanan tinggi yang tidak normal akan menekan pegas sampai katup terbuka dan refrigerant keluar, saat tekanan turun dibawah tekanan pegas maka katup akan tertutup kembali..
(2)
Sensor Compressor Sensor Compressor dipasang pada mobil dengan power steering. Sensor compressor terbuat dari inti besi dan lilitan. Sebuah magnet dipasang pada bagian luar lingkaran swash plate sehingga berputarnya swash plate akan menyebabkan perpotongan fluks magnet pada coil sehingga menghasilkan gelombang tegangan AC. Frekuensi gelombang ini dapat digunakan untuk menghitung rpm compressor .
Swash Plate
Sensor Compressor
-35-
(2)
Konstruksi Magnetic clutch terdiri atas tiga bagian yaitu stator, rotor dan senterpiece. Stator terpasang t etap pada compressor dengan menggunakan snap ring (circlip). Daya magnet dihasilkan oleh coil dan menarik clutch plate untuk menekan rotor. Rotor yang berputar mengikuti putaran mesin akan menghubungkan ke putaran compressor saat clutch plate menekan rotor.
< CATATAN > Sebuah plate spring atau karet digunakan sebagai pemisah antara clutch plate dengan rotor. Untuk menghilangkan noise saat clutch bekerja, karet lebih banyak digunakan. (3) Cara Kerja Saat switch di-on-kan, arus listrik mengalir ke coil dan menghasilkan magnet, yang akan menarik dengan kuat plat besi (center piece) dan menekan plat yang lain (rotor pulley), dan compresor mulai bekerja. Jika arus listrik diputuskan maka fluks magnet hilang sehingga center piece lepas dari rotor pulley dan compressor berhenti.
S Gaya tarik
-36-
(4)
Pemindahan Torsi Transmission Karakteristik yang penting dari clutch adalah pemindahan torsi. yaitu bagaimana memindahkan gerak putar mesin ke compressor, yang merupakan beban bagi mesin. Besarnya pemindahan torsi ditentukan oleh besarnya torsi compressor saat berputar. Oleh karena itu jika torsi pemindahnya sama atau lebih besar dari torsi compressor maka putaran mesin akan memutar compressor. Jika torsi pemindahnya lebih kecil dari torsi putar compressor akibat slip maka putaran mesin tidak bisa memutar compressor bahkan pada kondisi tertentu dapat menyebabkan kerusakan.
b. (1)
DL (Damper & Limiter) Pulley Garis Besar Tuntutan efisiensi bahan bakar dan energi, peningkatan daya akselerasi dan mengurangi kejutan akibat ON/OFF, maka compressor tipe continuous variable capacity (dari 0 hingga 100%) mulai banyak digunakan. Karena sudah memungkinkan untuk perubahan kapasitas secara terus menerus maka tidak diperlukan lagi mekanisme pemindah torsi seperti magnetic clutch. DL pulley saat ini sudah digunakan secara luas untuk menghilangkan fluktuasi torsi compressor serta mekanisme pembatas untuk melindungi belt jika compressor macet.
(2)
Konstruksi dan Cara Kerja Terdiri dari pulley, centerpiece dan damper. Pulley bertumpu pada bearing yang menerima putaran dari mesin melalui belt. Centerpiece meneruskan putaran mesin ke compressor. Damper menghubung kedua bagian (pulley dan centerpiece). Mekanisme limiter dipasang sebagai pengaman bila compressor lock. Pada kondisi normal pulley berputar bersamaan dengan shaft compressor dan centerpiece, tetapi jika compressor lock atau beban berlebih maka mekanisme limiter akan rusak sehingga belt aman.
Damping Mechanism
Centerpiece(Hub)
Resin Pulley
Single Bearing
Limiter
CD0004E
Melindungi Belt Saat Compressor Lock Putaran Bekerja Normal Limiter Shaft Compressor Compressor Lock Beban Maksimum
Limiter Rusak
-37-
Tube Fins
Refrigerant
80 Gas 60
40 Jika didinginkan Gas mencair
Titik A
Titik B
20
Cairan
0
-20 -30 0.00 (0) 0.50 (5.1) 1.00 (10.2) 1.50 (15.3) 2.00 (20.4) 2.50 (25.5)
JKA000292N
-38-
(2)
Tipe dan Konstruksi Condensor terdiri dari tipe plate fin dan corugated fin. Karena konstruksinya berbeda, corugated fin juga terbagai atas tipe serpentin dan multiflow. Sekarang ini multiflow yang lebih efisien sehingga banyak digunakan dari tipe serpentin.
Tube disisipkan dalam fin. Karena tidak diperlukan pengelasan maka biaya pembuatannya lebih murah. tetapi karena penggabungan antara fin dan tube dilakukan secara mekanis sehingga ukurannya menjadi lebih besar. b) Condensor Tipe Corrugated Fin Tipe Serpentine Fin disisipkan diantara lipatan - lipatan tube yang kemudian dibrazing pada permukaannya. Dengan konstruksi demikian memudahkan dalam proses produksinya. Tergantung dari jumlah sambungan dua atau tiga untuk menurunkan hambatan aliran dan menaikkan efisiensi pembuangan panas.
Aliran 1 Aliran 2
-39-
Tipe Multi-Flow Tube dan fin disusun dan dibrazing. Refrigerant mengalir secara berurutan diantara dua tanki untuk mengurangi hambatan aliran dan fin terpasang diantara tube.
JKA000289N
b. (1)
Receiver Fungsi Receiver dipasang diantara condensor dan expansion valve yang berfungsi sbb :.
Masuk
Keluar
a)
Kontrol refrigerant yang keluar dari condensor Bergantung pada beban pendinginan, cadangan refrige rant ditampung sementara di receiver dan dikeluarkan melalui expansion valve sesuai yang dibutuhkan.
b)
Penyerap Udara Setelah pemasangan a/c pemvakuman yang kurang baik atau dari hose dapat memungkinkan udara masuk ke dalam sirkulasi. Untuk mencegah hal tersebut maka udara ditampung dalam receiver.
Desicant
Strainer
c)
Penyerap Uap Air Desicant dipasang di dalam receiver untuk menyerap uap air yang masuk lewat hose. Zeolit digunakan untuk me ningkatkan daya serap yang lebih baik.
JKA000288N
d)
Penyaring Kotoran Kotoran dari gesekan atau benda asing dapat menyebabkan kemampetan, sehingga kotoran tersebut disaring oleh filter yang ada dalam receiver.
e)
Pemeriksaan Volume Refrigerant Terdapat sigh glass pada receiver yang berguna untuk mengetahui kondisi volume refrigerant. Pada beberapa kondisi sigh glass di receiver sulit dilihat sehingga pada kendaraan tertentu sigh glass dipasang tersendiri dan terpisah dari receiver.
-40-
(2)
Tipe dan Konstruksi Terdapat tipe union yang mana dihubungkan dengan pipa menggunakan nut dan union, ada juga tipe block joint dimana dihubungkan dengan pipa menggunakan block joint dan bolt. Block joint lebih banyak digunakan karena mudah dalam pemasangannya. .
Tipe Projection
Masuk
Tipe Union
Sight Glass
Keluar
Masuk
JKA000287N
c.
Sistim Subcool Condenser Jika refrigerant yang keluar dari condensor didinginkan kembali (sub cool) maka efisiensi pendinginannya meningkat. Condensor model konvensional memiliki masalah dengan pemasangan yang lebih sulit, ukurannya besar, volume refrigerant banyak dan berat. Dengan menggunakan sub cool condensor, multiflow condensor dan modulator (pemisah gas cair) maka efisiensi pendinginan meningkat, lebih ringan dan volume refrigerant lebih sedikit, pemasangan lebih mudah dibanding konvensional dengan receiver. Oleh karena itu tipe sub cool lebih banyak digunakan.
Pemisah Gas dan Liquid (Modulator) Sight Glass Sight Glass Receiver Tank
JKA000286N
-41-
A)
Konstruksi dan Cara Kerja Pada sirkulasi dengan receiver (condenser & receiver), campuran antara gas dan cairan refrigerant yang diembunkan dalam condensor dipisahkan di dalam receiver dan hanya cairan yang mengalir ke evaporator. Pada sub cool condensor terbagi menjadi dua yaitu condensing (pengembun) dan sub cool (pendingin) dengan pemisah gas dan cairan (modulator). Saat gas dan cairan terpisah, cairan refrigerant didinginkan kembali sehingga meningkatkan daya pendinginan..
Desicant
Gas Refrigerant
Cairan Refrigerant
Bagian Subcool (super cooler) Cairan refrigerant masuk ke condenser atau modulator (sebagian masih berbentuk gas) dan didinginkan kembali untuk agar menjadi cairan refrigerant 100%.
JKA000285N
B)
Fungsi Pemisah Gas dan Cairan Refrigerant (Modulator) Pemisah gas dan cairan refrigerant mempunyai fungsi kerja yang sama dengan receiver konvensional. Perbedaan mendasar adalah refrigerant keluar dari bagian bawah. Seperti pada receiver konvensional, gas dan cairan terpisah secara efisien dan hanya cairan yang masuk ke sub cool . Pemisahan gas dan cairan sbb :1) Gas mengambang dan berada di bagian atas separator dan didinginkan dengan udara luar sehingga mengembun, dan jumlah cairan dipertahankan pada level tertentu. (2) Jika jumlah gas bertambah maka keseimbangan cairan dan gas berubah akibatnya cairan tertekan dan mengalir ke sirkulasi selanjutnya. (3) Saat aliran gas yang masuk ke separator kembali normal/sedikit maka gas dalam separator didinginkan dan mengembun sehingga level cairan bertambah. Kelebihan kebutuhan cairan refrigerant tersimpan dalam modulator.
Pemisah Gas dan Cairan (Modulator)
Gas
Cairan
JKA000284N
-42-
C)
Pengisian Refrigerant pada Sirkulasi yang menggunakan Sub Cool Condenser Pada sirkulasi dengan receiver, titik dimana gelembung pi pada sirkulasi yang menggunakan sub cool condenser
Tekanan Sisi Tekanan Tinggi
gis
Batas Pengisian Sirkulasi Subcool Daerah Penambahannya batas pengisian 50 100g cukup Tekanan Tinggi Rata/Datar 50g
iha Ke leb nP
titik dimana gelembung menghilang terjadi sebelum daerah pengisian penuh, sehingga perlu ditambahkan 50 100 gram lagi untuk mencapai pengisian sempurna dan penuh.
Gelembung Tidak Kelihatan Batas Pengisian Sirkulasi dengan Receiver Jumlah Refrigerant
Sirkulasi dengan Subcool Sirkulasi dengan Receiver
JKA000283N
d.
Pendinginan Condensor dan Posisi Pemasangan Condensor berada di depan radiator umumnya dipasang di bodi kendaraan dengan dudukan karet. Fan pendingin condenser (extra fan) sama dengan fan pendingin radiator, tetapi pada beberapa model dipasang fan pendingin condenser tersendiri. Kecepatan fan condensor dapat diatur menjadi dua atau tiga tingkat berdasarkan tekanan refrigerant dalam sistim atau suhu air pendingin mesin.
Condenser
JKA000282N
D. Sight Glass
Sight glas memungkinkan kita memeriksa volume refrige rant dalam sistem. Jika pemasangan sight glass sulit dilihat, sulit/tidak mungkin dipasang diatas receiver, atau jika menggunakan sub cool condensor maka sight glass dipasang terpisah pada pipa.
-43-
Ke Pe lebi ng ha isi n an
SD0038E
en
ian
E. Expansion Valve
a. Fungsi Expansion valve berfungsi sebagai (1) Untuk mengabutkan cairan refrigerant bersuhu dan bertekanan tinggi sehingga menjadi kabut yang bertekanan rendah dan bersuhu rendah, (2) Untuk mengatur volume refrigerant yang dikabutkan ke evaporator. Untuk mengefisiensikan fungsi evaporator, volume refrigerant harus selalu diatur dimana penguapan harus sudah selesai pada pipa keluar evaporator setelah cairan refrigerant mengambil panas dari sekitarnya. Dengan kata lain volume refrigerant diatur secara otomatis sehubungan dengan perubahan suhu ruang penumpang (beban pendinginan) dan kecepatan putaran compressor. b. Tipe dan Konstruksi Tipe expansion valve adalah (1) Tipe joint connection dan (2) Tipe box.
Tipe Box
Contoh Pemasangan
Evaporator
Diaphragm
Keluar Konstruksi
Masuk
Pipa Equalizing
Temperature Sensing Bulb Pipa equalizing dan temperature sensing bulb harus terpasang ke pipa keluar evaporator
Didalam pipa Refrigerant yang keluar dari evaporator mengalir melalui expansion valve sehingga tekanan dan suhu dideteksi dari dalam
JKA000281N
Karakteristik
c.
Cara Kerja (Pengaturan Volume Refrigerant) Pada dasarnya untuk pengaturan jumlah volume refrigerant dilakukan melalui membuka dan menutupnya katup yang berhubungan dengan diaphragm chamber. Gas refrigerant juga ada pada diaphragm chamber dan tertutup. Tekanan refrigerant ini akan tinggi jika suhu pipa keluar evaporator tinggi dan sebaliknya. Tekanan pada saluran keluar evaporator diteruskan ke chamber B. Ketika jumlah volume refrigerant yang mengalir sudah cukup, katup tidak bergerak karena tekanan A dan B seimbang antara diaphragm dan tekanan pegas. Jika tekanan chamber A berubah karena perubahan
-44-
beban pendinginan (suhu yang dideteksi) katup akan bergerak ke kiri dan kanan sehingga mengatur volume refrigerant.
Diaphragm
Gas Refrigerant ( Didalam Sensing Bulb) Suhu refrigerant dari pipa keluar evaporator diteruskan ke A.
Pegas Evaporator
d. (1)
Tipe Expansion Valve Box Konstruksi Terdiri dari diaphragm, temperature sensing rod, katup dan bagian atas diaphragm yang tertutup berisi refrigerant. Tekanan dari pipa keluar evaporator terhubung dengan bagian bawah diaphragm.
(Evaporator) Pegas
Diaphragm
Evaporator
Cara Kerja Tekanan gas pada diaphragm chamber turun, jumlah refrigerant didalam diaphragm chamber berkurang dan temperature sensing rod bergerak ke kanan sehingga katup tertutup dan jumlah refrigerant yang mengalir sedikit.
Tekanan gas pada diaphragm chamber naik, jumlah refrigerant didalam diaphragm chamber bertambah dan temperature sensing rod bergerak ke kiri sehingga katup terbuka dan jumlah refrigerant yang mengalir banyak.
-45-
e. (1)
Tipe Expansion Valve Konstruksi Terdiri dari diaphragm, katup, dan temperature sensing bulb. Terbagi atas tipe internally equalized dan tipe externally equalized tergantung pada kondisi pipa equalizing nya. Jika kapasitas evaporator besar digunakan tipe externally equalized, jika kapasitas evaporatornya kecil digunakan tipe internally equalized. Didalam temperature sensing bulb terdapat gas khusus dan dipasang pada pipa keluar evaporator untuk mendeteksi suhu refrigerant.
Diaphragm Chamber
Katup
(2) A) a)
Cara Kerja Sesuai dengan suhu dari refrigerant yang keluar dari evaporator, tekanan gas didalam sensing bulb berubah sehingga mengatur membuka dan menutupnya katup berdasarkan gerakan diaphragm. Tipe Internally Equalized Tekanan evaporator (Pe) terdapat dibawah diaphragm dan terhubung ke bagian bawah expansion valve ( saluran masuk evaporator ).
Pe+Ps Saluran Masuk Tekanan Pegas Screw Pengatur Ps Sensing Bulb Pf Pipa Kapiler Diaphragm Katup Pf
Pe: Tekanan Pipa Masuk Evaporator Ps: Tekanan Pegas Pf : Tekanan Gas pada Sensing Bulb
JKA000276N
Cara Kerja Tekanan gas didalam sensing bulb turun, jumlah refrigerant diatas diaphragm berkurang dan katup tertutup sehingga jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator berkurang. [ Pf < Pe+Ps ]
Tekanan gas didalam sensing bulb naik, jumlah refrigerant diatas diaphragm bertambah dan katup terbuka sehingga jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator bertambah. [ Pf > Pe+Ps ]
-46-
b)
Tipe Externally Equalized Jika dideteksi tekanan pada pipa masuk evaporator (Po) turun, hal ini akan mempengaruhi sistim aliran refrigerant didalam evaporator, juga tekanan yang dideteksi pada pipa keluar evaporator melalui pipa equalizing. Tipe externally equalized digunakan pada tipe evaporator yang berukuran besar untuk menghindari pengaruh atau hambatan yang besar pada sistim aliran refrigerant.
Diaphragm Pf Pipa Kapiler Katup Tekanan Pipa Equalizing Po+Ps Saluran Masuk Tekanan Pegas Pf Ps Sensing Bulb Po
Screw Pengatur Po : Tekanan Pipa Keluar Evaporator Ps : Tekanan Pegas Pf : Tekanan Gas pada Sensing Bulb
JKA000275N
Cara Kerja Tekanan gas didalam sensing bulb turun, jumlah refrigerant diatas diaphragm berkurang dan katup tertutup sehingga jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator berkurang. [ Pf < Po+Ps ]
Tekanan gas didalam sensing bulb naik, jumlah refrigerant diatas diaphragm bertambah dan katup terbuka sehingga jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator bertambah. [ Pf > Po+Ps ]
F. Evaporator
a. Fungsi Pada evaporator terjadi proses penguapan dan tekanannya rendah, dimana cairan refrigerant yang bersuhu rendah yang sudah dicairkan dan didinginkan condenser kemudian dikabutkan oleh expansion valve sehingga tekanannya turun, evaporator mengambil panas dan uap air dari udara yang mengalir / masuk ke evaporator. b. (1) A) Tipe dan Konstruksi Seperti condenser, evaporator terdiri dari tipe plate fin dan tipe corrugated fin dimana disesuaikan dengan bentuk finnya. Tipe corrugated fin adalah bagian dari tipe serpentine dan tipe drawn cup. Evaporator Tipe Plate Fin (Konstruksi dan bentuknya silahkan lihat pada penjelasan Condensers.)
-47-
B) a)
Tipe Evaporator berdasarkan bentuk Fin Tipe Serpentine Terdiri dari beberapa bagian / tingkatan, terbuat dari pipa lebar dan mempunyai banyak lobang didalamnya serta berbelok-belok seperti ular, fin dibrazing diantara bagian yang berbelok-belok. Resiko bocornya sedikit dan tipe ini banyak digunakan, tetapi pemasangan tipe ini agak susah dan dibutuhkan efesiensi yang besar maka tipe drawn cup lebih banyak digunakan saat ini.
Pipa Saluran Masuk Refrigerant Fin
b)
Tipe Drawn Cup ST Evaporator Terdiri dari tank, pipa dan fin pendingin. Pipa terbuat dari plate dengan jumlah yang banyak dan dibrazing bersamaan dari bagian atas dan aliran refrigerant dapat mengalir pada beberapa tempat / posisi.
Saluran Refrigerant
Brazing
MS Evaporator
JKA000272N
Terdiri dari tank, pipa, dan fin pendingin, dimana fin dipasang diantara dua plate dan dibrazing dengan lubang yang sangat kecil untuk aliran refrigerant, sehingga menaikan kemampuan perpindahan panasnya dan ukurannya kecil.
Fin
JKA000271N
-48-
G. Pemipaan
a. Garis Besar Pipa a/c umumnya terbuat dari aluminium dan saling berhubungan antar komponennya. Akan tetapi ada juga hose karet diantara compressor dan condensor untuk meredam getaran. Ukuran pipa dan hose ditentukan berdasarkan kondisi refrigerant. Pipa tekanan rendah (low pressure tube, low pressure hose) saluran dimana gas mengalir dengan cepat dibuat tebal, pipa bertekanan tinggi (liquid tube) saluran dimana cairan mengalir perlahan dibuat tipis, dan pipa gas bertekanan tinggi (high pressure hose, high pressure tube) saluran dimana gas mengalir perlahan dibuat ukuran sedang.
Compressor
Receiver
*1: Tulisan D pada D1/2 dsb menunjukkan diameter dalam pipa dengan satuan inch.
-49-
b. (1) A)
Sambungan - sambungan Sambungan digunakan untuk mengencangkan dan mencegah kebocoran refrigerant. Anti bocor Pertama kali terdapat tipe flare dimana ujung pipa dibentuk flare, tetapi untuk mengurangi kebocoran dibuatlah tipe O ring. Tipe Oring berubah dari tipe face seal menjadi tipe sylindrical faced seal. Tipe sylindical faced seal digunakan pada jenis refrigerant yang baru (R134a).
1 Tipe Flare
JKA000269N
B)
Pengencangan Ada tipe pengencangan dengan nut dan union dimana harus menggunakan 2 buah kunci, tipe block joint yang mana tipe ini lebih baik dan mudah jika pengerjaan dan pemasangannya di line produksi, dan tipe one touch joint yang dapat dikencangkan tanpa menggunakan tool.
Konektor
O-Ring
JKA000268N
-50-
Mesin
Heater Core
Depan
Blower
JKA000267N
B. Heater Core
Heater berfungsi untuk menaikkan suhu ruang penumpang dengan memanfaatkan panas air pendinginan mesin. Untuk menaikkan efisiensi panas saat suhu udara luar dingin, digunakan PTC heater yang dipasang pada heater core. < CATATAN > PTC Heater : Heater dimana dipasang PTC thermistor sebagai elemen pemanas. Pemanas ini lebih cepat dibandingkan dengan pemanas air tetapi konsumsi listrik nya lebih besar.
KELUAR
JKA000266N
Besar
Tahanan
Kecil
Rendah
Suhu
Tinggi 80C
JKA000265N
-51-
C. Water Valve
Water valve mengatur aliran air pendinginan mesin ke dalam heater core, yang juga berguna untuk mengatur suhu ruang penumpang. Tipe ON / OFF digunakan pada air mix heater, dan tipe flow adjusting digunakan pada flow volume control.
Katup Rotary
-52-
4.
Fuse
Motor Blower
Fuse
Lo Me1 Me2 H
-53-
A. Mencegah Frost
Ketika udara panas mengenai fin evaporator akan terjadi pendinginan dan terjadi uap air pada permukaan fin. Jika suhu fin dingin dan kurang dari 0 C, air tersebut akan membeku. Jika terjadi pembekuan, penyerapan dan perpindahan panas akan menurun dan kemampuan pendinginan berkurang atau tidak maksimal. Pada sistim a/c mobil frost dicegah dengan (1) pengaturan ON-OFF compressor, (2) menggunakan EPR, (3) pengaturan volume compressor. a. Pengaturan ON-OFF Compressor. Pengaturan ON-OFF compressor pada dasarnya adalah mematikan compressor saat suhu pada evaporator 0 C atau kurang, tetapi umumnya thermistor dipasang dan mensensor udara yang keluar setelah melalui evaporator. Sebagai contoh ketika suhu 3 C atau kurang compressor akan mati, dan suhu naik sampai 4 C kemudian compressor akan hidup lagi. Thermistor adalah semikonduktor dimana tahanannya akan berubah sesuai dengan perubahan suhu. Pada gambar berikut ditunjukkan karakteristik thermistor yang mana tahanannya akan kecil bila suhu yang disensor tinggi/naik dan sebaliknya. Pengaturan ON-OFF compressor bisa juga menggunakan sistim thermostat yang juga sama baiknya dengan sistim thermistor, tetapi sekarang ini sistim thermostat lebih banyak digunakan.
4.8
IG Switch
Magnetic Clutch
b.
Pengaturan menggunakan EPR EPR adalah katup pengatur tekanan yang terpasang diantara compressor dan evaporator. Ketika tekanan refrigerant di evaporator naik sampai 0.18 MPa (1,8 Kg/cm2), tidak akan terjadi frost karena suhu refrigerant akan tetap diatas 0 C. EPR mengatur jumlah refrigerant yang kembali ke compressor dari evaporator dan mempertahankan tekanan pada
-54-
(
JKA000247N
ON: Ketika suhu yang diterima terminal MGC rendah, Relay Magnetic Clutch ON ( OFF: ketika suhu yang diterima terminal MGC tinggi, relay Magnetic Clutch OFF
evaporator tetap 0.18 MPa (1,8 Kg/cm2), untuk mencegah terjadinya frost pada evaporator.
EPR Evaporator
Expansion Valve
Compressor
AQ0931E
A)
Konstruksi dan Cara Kerja Terdiri dari metal bellow dan piston. Pegas terpasang pada metal bellow, dan bellow terhubung dengan tekanan pada evaporator (Pe), dan menggerakkan piston serta mengatur volume refrigerant.
Bellows
Ps Piston
Pe
Dari Evaporator
Ke Compressor
Ketika beban pendinginan kecil (Pe<Ps).
Metal Bellows
JKA000248N
Ketika beban pendinginan kecil, tekanan di evaporator juga kecil sehingga tekanan pegas (Ps) lebih besar dari tekanan evaporator (Pe) dan piston bergerak ke kanan, katup tertutup dan volume refrigerant yang mengalir sedikit. Ketika beban pendinginan besar (Pe>Ps). Ketika beban pendinginan besar, tekanan refrigerant di evaporator (Pe) lebih besar dari tekanan pegas (Ps) dan piston bergerak ke kiri, katup terbuka dan jumlah refrigerant mengalir ke compressor banyak. Selama a/c bekerja pergerakkan piston tergantung pada tekanan evaporator (Pe) dan tekanan tersebut tidak akan kurang dari 0.18 MPa (1,8 Kg/cm2). c. Pengaturan Kapasitas Compressor Untuk lebih jelasnya mengenai sistim kontrol ini, lihat petunjuk tentang " Tipe Compressor Variable Capacity ".
-55-
Tekanan yang Dideteksi 0.6 0.5 0.4 Tekanan 0.3 (MPa) 0.2 0.1 0 0 Suhu Udara Luar 25C
Compressor
-56-
C) a)
Cara Kerja dan Konstruksi Pressure Switch Tipe dual pressure switch mendeteksi jika tekanan abnormal [ tinggi dan rendah ], dan triple pressure switch adalah dual pressure switch yang ditambahkan dengan pressure switch untuk mengatur kecepatan elektrikal fan [ extra fan ]. Cara Kerja dan Konstruksi Dual Switch
OFF Pegas Terminal Kontak Point P Plate Disc Pegas Diaphragm Tekanan P
ON
OFF
Pin
Tekanan
(a) Konstruksi Pressure Switch (Kondisi Normal Tanpa Tekanan) Pressure Switch
Tekanan Refrigerant Tidak ada tekanan ( Abnormal / rendah ) Kontak Point ON ( Bekerja Normal ) Kontak Point OFF ( Abnormal / Tinggi )
JKA000250N
Cara Kerja Ketika tekanan refrigerant kecil dari tekanan pegas, pegas tetap diatas dan kontak point tetap terbuka / tidak berhubungan (OFF). Ketika tekanan refrigerant lebih besar dari tekanan pegas, pegas akan menekan pressure plate ke bawah dan kontak point berhubungan (ON). Ketika tekanan refrigerant lebih besar dari tekanan disc pegas, disc pegas akan tertekuk dan pin akan tertekan ke bawah, kontak point terdorong dan tidak berhubungan (OFF).
-57-
Konstruksi Triple Pressure Switch Terdiri dari dual pressure switch yang tergabung dengan pressure switch untuk mengatur kecepatan elektrikal fan / extra fan dan roll plate dengan kontak point untuk medium pressure.
0.2MPa OFF
3.1MPa OFF ON
JKA000251N
Tekanan Refrigerant Tidak Ada Tekanan ( Abnormal / rendah ) Sisi Low Pressure ON ( Kondisi Kerja Normal ) Sisi Medium Pressure ON ( Elektrikal Fan ON ) Sisi High Pressure ON ( Abnormal / Tinggi )
Ketika tekanan refrigerant lebih kecil dari tekanan flip low, medium, high pressure flip plate, kontak point low / high pressure dan medium pressure OFF. Ketika tekanan refrigerant lebih besar dari tekanan flip pada low pressure flip plate, high pressure receiver akan mendorong kontak point low/high pressure dan ON. Ketika tekanan refrigerant lebih besar dari tekanan flip pada medium pressure flip plate, medium pressure flip plate akan mendorong lever dan kontak point medium pressure naik dan ON. Ketika tekanan refrigerant lebih besar dari tekanan flip pada high pressure flip plate, lever high pressure mendorong kontak point low/high pressure naik dan OFF.
-58-
b. (1)
Katup Pengaman [ Safety Valve ] Pressure switch melindungi sistim sirkulasi dengan mematikan compressor, tetapi saat terjadi kebakaran/api dan masalah lain dimana suhu sistim a/c terlalu tinggi, pressure relief valve mencegah tekanan naik sampai batas yang telah ditentukan dengan membuang refrigerant.
A)
Pressure Relief Valve Umumya dipasang pada compressor untuk mendeteksi tekanan yang keluar dari compressor. Pemasangan, konstruksi dan cara kerjanya dapat dilihat pada bab yang membahas Compressor.
< CATATAN > Fusible Plug : Umumnya dipasang pada receiver, dan akan meleleh pada suhu tinggi sampai batas yang telah ditetapkan. Berbeda dengan high pressure switch dan katup pengaman [safety valve], saat meleleh refrigerant dalam sirkulasi akan terbuang semua.
JKA000252N
ECU A/C
ECU Mesin
-59-
b.
Sistim Kontrol Low Speed Cut Ketika kecepatan idling mesin dibawah standar, setel kecepatan idling sebelum mesin mati. ECU akan mendeteksi kecepatan mesin dan mematikan magnetic clutch untuk mengurangi beban mesin. Tujuan utama sistim kontrol ini adalah untuk mencegah kecepatan mesin turun dengan cepat / tiba-tiba.
ECU A/C
Compressor
JKA000254N
c.
Sistim Kontrol Compressor Lock-up Cut Ketika compressor dan pompa power steering digerakkan dengan satu belt yang sama, jika terjadi lock pada compressor dan terus beroperasi dapat menyebabkan belt putus dan pompa power steering rusak. Untuk itu magnetic clutch harus dimatikan dan compressor berhenti beroperasi. Sensor ini dipasang pada compressor untuk mendeteksi kecepatan compressor dan dibandingkan dengan kecepatan mesin sehingga diketahui / dideteksi kondisi belt slip. Jika dideteksi belt slip maka magnetic clutch akan dimatikan. .
Pulley Crankshaft
Compressor
JKA000255N
Dideteksi Lock
ECU Mesin
-60-
d.
Sistim Kontrol Electric Fan Umumnya electric fan yang digunakan pada a/c adalah fan condenser dan fan radiator, dan keduanya berputar saat a/c dioperasikan. Tekanan refrigerant dideteksi melalui pressure switch dan suhu air radiator, Fan condenser dan fan radiator dihubungkan dengan rangkaian seri atau paralel untuk pengaturan kecepatan fan tersebut 2 tingkat. Ketika beban pendinginan rendah, kedua fan tersebut terhubung dengan rangkaian seri dan berputar pelan. Saat beban pendinginan besar, kedua fan tersebut terhubung dengan rangkaian paralel dan berputar cepat. Biasanya tipe pressure switch yang digunakan adalah medium pressure switch.
M1
Fan Condenser M1 M2
M2
Fan Radiator
JKA000257N
Condenser
Depan
JKA000258N
-61-
A)
Cara Kerja Kecepatan fan condenser dan fan radiator diatur menjadi 3 tingkat kecepatan sesuai dengan signal ON/OFF dari a/c switch, ON/OFF dideteksi oleh pressure switch untuk mengatur fan electric (medium pressure cut), dan signal ON/OFF dari water temperature switch (tinggi/rendahnya suhu air radiator). Sistim kontrol fan electric akan dijelaskan pada 2 kondisi. (1) Ketika tekanan refrigerant dan suhu air radiator rendah, compressor ON, (2) Ketika tekanan refrigerant atau suhu air radiator tinggi, compressor ON .
+B IG
Kontrol
Switch A/C
Water Temperature Sensor
ON ON OFF
OFF OFF
Pressure Switch
ECU A/C
Pressure Switch
JKA000259N
-62-
Tekanan Rendah dan Suhu Air Radiator rendah, Compressor ON Saat compressor ON (relay magnetic clutch ON), relay fan No. 3 ON. Pressure switch dan water temperature switch OFF, relay fan No.1 & 2 OFF. Kondisi ini fan condenser dan fan radiator terhubung dengan rangkaian seri dan berputar pelan.
+B IG
Pressure Switch
Tekanan Tinggi atau Suhu Air Radiator Tinggi, Compressor ON Saat compressor ON (relay magnetic clutch ON), relay fan No. 3 ON. Tekanan tinggi atau suhu air radiator tinggi, pressure switch atau water temperature switch ON, relay fan No.1 & 2 ON. Fan condenser dan fan radiator terhubung dengan rangkaian paralel dan berputar cepat.
+B IG
ECU A/C
Pressure Switch
JKA000261N
-63-
Condenser Receiver EP Evaporator Depan Katup Solenoid (depan) EP Katup Solenoid (belakang)
Compressor
Evaporator Belakang
JKA000262N
a. (1)
Katup Solenoid Pada sirkulasi refrigerant yang menggunakan 1 compressor dan 2/lebih evaporator, katup solenoid membuka dan menutup aliran refrigerant. Katup solenoid ini membuka jika ada arus/tegangan yang masuk. Jenis katup ini (1) Tipe direct motion dan (2) Tipe pilot.
A)
Tipe Solenoid Direct Motion Plunger digabungkan dengan main valve dan ketika coil menjadi magnet dan mendorong main valve keatas sehingga katup terbuka. Karena gaya elektromagnetik yang besar dibutuhkan untuk menjaga perbedaan tekanan tinggi dan rendah saat main valve terbuka, Jika coil besar maka energi listrik yang dibutuhkan juga besar.
Body
B) Tipe Solenoid Pilot Tipe ini dilengkapi dengan pilot valve, tipe ini memungkinkan mengalirkan refrigerant dalam jumlah besar saat jalur refrigerant terbuka. Gaya elektromagnetik tidak langsung untuk membuka dan menutup aliran refrigerant. Pilot valve terbuka hanya mengontrol tekanan yang balik dari main valve.
SD0058E
Stator
Body Inlet
Body
SD0059E
-64-
IGN LOCK
1 0 TS 1 0
Pick-up Sensor
GND
JKA000263N
b.
Spesifikasi Detail Sistim Kontrol Ketika magnetic clutch hidup dan belt slip lebih dari 80% selama 3 detik, akan dideteksi compressor lock dan magnetic clutch dimatikan.
Compressor Lock
Suhu Evaporator
Suhu evaporator dideteksi melalui signal dari thermistor untuk mematikan dan menghidupkan magnetic clutch. Pada saat a/c hidup, jika suhu yang dideteksi oleh thermistor kurang dari 3 C maka magnetic clutch akan dimatikan, kemudian akan dihidupkan kembali pada suhu 4 C atau lebih.
-65-
Published
: March 2005