Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 31

Pertumbuhan Ekonomi, Meningkatkan Kesejahteraan Pedesaan dan Manfaat Lingkungan yang bertumpu pada Hutan Indonesia

Tantangan dan Pilihan Kebijakan Rsa ah Eksekutif

Draft (September 13, 2004) Menciptakan

!raft for Re"ie#


Disusun Oleh Center for International Forestry Research (CIFOR) Untuk Bank Dunia Bogor, Indonesia 13 e!te"#er, $%%&

1 Draft (September 13, 2004)

'reface
This background paper on Indonesia s forestr! sector has been commissioned b! the "or#d $ank%s Indonesia countr! office and prepared b! the &enter for Internationa# 'orestr! (esearch (&I')()* It is a desk stud! that re+ie,s and s!nthesi-es e.isting #iterature, and is not based on ne, research* The centra# purpose of this stud! is to he#p the "or#d $ank and others to better understand the current situation in Indonesia%s forestr! sector and to consider ho, best to support a constructi+e forestr! po#ic! dia#ogue ,ith the /o+ernment* To this end, the stud! presents a number of po#ic! options that are intended to promote the generation of e0uitab#e economic gro,th, secure rura# #i+e#ihoods, and sustainab#e en+ironmenta# benefits from Indonesia s forests* The po#ic! options presented are based, in part, on the 1inistr! of 'orestr!%s e.isting po#ic! priorities, inc#uding decentra#i-ation, industria# restructuring, i##ega# #ogging, de+e#oping forest p#antations and combating forest fires* 'inding effecti+e so#utions in each of these areas is, indeed, of critica# importance for #ong2term sustainab#e management of Indonesia%s forest resources, and the 1inistr! has taken significant steps in this direction* The stud! a#so presents some po#ic! steps that e.tend be!ond these areas, in order to co+er the broad range of issues that need to be addressed* 3#timate#!, the success of forestr! reform ,i## depend on Indonesian stakeho#ders de+e#oping a shared +ision for ho, the countr!%s remaining forests shou#d be managed4 creating broad a##iances among go+ernment agencies, ci+i# societ! organi-ations, and the pri+ate sector at a## #e+e#s4 and bui#ding po#itica# ,i## to imp#ement meaningfu# reform in a sustained manner* The presentation of po#ic! options in this stud! does not imp#! that these measures are endorsed b! the "or#d $ank* The "or#d $ank is using the stud! as the basis for consu#tations ,ith the 1inistr! of 'orestr! and other stakeho#ders at +arious #e+e#s* $ased on these consu#tations, the "or#d $ank ma! #ater de+e#op its o,n po#ic! position paper*

2 Draft (September 13, 2004)

Menghasi kan Pertumbuhan Ekonomi, Mata Pencaharian Pedesaan, dan Manfaat Lingkungan dari Hutan Indonesia
Tantangan dan Pilihan Kebijakan Rsa ah Eksekutif (espon !ang ter#ambat terhadap krisis kehutanan Indonesia te#ah membuat pihak2pihak !ang berkepentingan di semua tingkat mas!arakat men5adi frustrasi* 6da perasaan pesimis !ang me#uas mengenai kemungkinan hutan !ang tersisa dapat dike#o#a secara adi# dan berkesinambungan* 3ntuk mengubah keadaan itu diper#ukan +isi baru !ang memberikan gambaran bagaimana sektor kehutanan dapat meningkatkan kese5ahteraan, adi#, mampu bersaing, dike#o#a dengan baik, dan ramah #ingkungan* Da#am satu dasa,arsa mendatang, sektor kehutanan harus me#akukan beberapa transisi !ang sa#ing berkaitan, termasuk7 1 8 9ksp#oitasi sumberda!a ka!u, dari hutan a#am ke penciptaan sebuah basis sumberda!a hutan !ang #estari, me#a#ui pengembangan hutan tanaman dan peningkatan mana5emen hutan* 2 8 :etergantungan terhadap rente dan subsidi bahan baku ke persaingan !ang berdasarkan pada efisiensi* 3 8 1emberikan keuntungan !ang besar kepada se5um#ah keci# orang (e#it) ke mena,arkan keuntungan !ang cukup kepada ban!ak pemangku kepentingan* 4 8 1emanfaatkan 5asa #ingkungan secara gratis ke penge#o#aan #anskap !ang sudah rusak dan terpecah2pecah untuk pe#estarian keanekaragaman ha!ati, persediaan air, kesuburan tanah dan pengikatan karbon di hutan, dan ; 8 Suatu kerangka tata2#aksana dan bangun2pra5a (governance) !ang menimbu#kan korupsi, pertentangan dan pe#anggaran hukum, ke tata2#aksana dan bangun2pra5a !ang baik dan bersih berdasarkan pada partisipasi dan transparansi, serta memberikan kepastian hukum* <erubahan diatas tidak#ah mudah untuk diker5akan, akan tetapi bukan ha# !ang mustahi# untuk di,u5udkan* =egara2negara #ain te#ah me#akukan transisi semacam itu sehingga tidak ada a#asan mengapa Indonesia tidak dapat me#akukann!a* :ese#uruhan ha# diatas

3 Draft (September 13, 2004) membutuhkan tindakan !ang n!ata berdasarakan sikap !ang tegas, ana#isa !ang baik dan ker5asama !ang #uas, !ang me#ibatkan ban!ak pihak !ang berkepentingan* "a#aupun terdapat kecenderungan negatif, da#am beberapa tahun be#akangan ini te#ah ter5adi berbagai kema5uan !ang penting* <emerintah te#ah menun5ukkan keinginan !ang #ebih besar untuk men!ampaikan informasi mengenai berbagai permasa#ahan kehutanan secara terbuka, dan mas!arakat #ebih memahami tingkat kesu#itan dan dampak permasa#ahan kehutanan tersebut bagi kehidupan mereka* Departemen :ehutanan (Dephut) te#ah me#akukan berbagai usaha untuk men!ampaikan persoa#an2persoa#an penting di sektor kehutanan secara efektif da#am beberapa bidang* 3ang semakin ban!ak tersedia di daerah dan desa !ang memi#iki hutan dan perusahaan2 perusahaan #ebih bersedia untuk berunding dan bermitra dengan petani dan mas!arakat* $erbagai perusahaan keci# me#akukan penanaman pohon dan teramati adan!a kema5uan da#am pengembangan hutan tanaman komersia#* $ $% Kehi angan dan !egradasi Hutan

Indonesia pada ,aktu ini memi#iki >0 sampai 100 5uta ha hutan* Se#ama dua dasa,arsa terakhir, Indonesia te#ah kehi#angan hutan se#uas 122 5uta ha per tahun* <enebangan ka!u merupakan pen!ebab dari hampir semua kerusakan itu, secara #angsung atau tidak #angsung* <er#uasan hutan tanaman keras ada#ah sebab utama dari penggundu#an hutan* Se5um#ah besar hutan 5uga te#ah diambi# ka!un!a, tetapi tidak ditanami kemba#i atau te#ah men5adi daerah kebakaran !ang beru#ang, !ang pada akhirn!a men5adi padang rumput atau a#ang2a#ang* <enebangan ka!u te#ah men!ebabkan degradasi dari 20? sampai 40? hutan !ang masih tersisa* <emegang @<@ sering menebang ka!u #ebih ban!ak dari !ang dii-inkan, menebang pohon dengan diameter di ba,ah diameter minimum !ang bo#eh ditebang, dan menebang di daerah !ang be#um dii-inkan untuk ditebang kemba#i* Tidak ada bukti kuat !ang mendukung pern!ataan bah,a penebangan pohon dan penggundu#an hutan meningkat men!o#ok da#am tahun2tahun be#akangan ini* "a#aupun demikian penebangan pohon dan penggundu#an hutan sudah sampai pada tingkat !ang sangat parah* :arena para pencari ka!u te#ah kehabisan pohon besar di ka,asan konsesi hutan !ang datar atau #andai, mereka me#akukan penebangan di daerah perbukitan,

4 Draft (September 13, 2004) menebang pohon2pohon !ang #ebih keci# !ang memi#iki ni#ai ekonomis #ebih rendah , menebang u#ang di ka,asan hutan !ang te#ah ditebang sebe#umn!a, dan me#akukan penenbangan di ka,asan hutan #indung dan hutan konser+asi* :a#au kecenderungan ini terus ber#an5ut, Indonesia mungkin masih memi#iki sekitar A0 atau >0 5uta ha ka,asan !ang dapat disebut hutan pada satu dasa,arsa dari sekarang, akan tetapi ka,asan hutan di dataran rendah dan hutan ra,a daerah pantai sudah tidak memi#iki pohon2 pohon besar karena sudah habis ditebang* @utan dataran rendah !ang tersisa mungkin seka#i sudah da#am keadaan rusak atau terpisah2pisah (terfragmentasi)* $ &% Pengembangan Hutan dan Ekonomi

@utan ada#ah sumber pendapatan ekspor terbesar ketiga Indonesia di #uar sektor min!ak* Da#am tahun 2003, ni#ai resmi ekspor kehutanan ada#ah 3SBC,C mi#iar dan merupakan 13,D? pendapatan ekspor non2min!ak* :a!u #apis, ka!u gerga5ian, produk penger5aan ka!u #ainn!a dan ka!u ge#ondongan menghasi#kan 3SB2,A mi#iar4 pu#p dan produk kertas menghasi#kan 3SB2,4 mi#iar dan mebe# 3SB1,1 mi#iar* Eika dimasukkan ekspor #oka# !ang tidak terdaftar, tota# pendapatan ekspor kehutanan tahun 2003 mungkin me#ebihi 3SBA mi#iar* Se#ama dasa,arsa !ang #a#u, ekspor kehutanan berf#uktuasi antara 3SBC,1 mi#iar dan 3SBD,2 mi#iar, dan menurun da#am ni#ai sebenarn!a* <angsa ekspor non min!ak dan gas merosot dari 22,A? da#am tahun 1>>3 men5adi kurang dari 1;?* Sekitar D0? dari ka!u gerga5ian Indonesia, C0? dari kertas dan papan kertas, dan 1;? dari ka!u #apis di5ua# di pasar da#am negeri* <roduksi industri ka!u #apis menurun drastis* <roduksi 5atuh dari 11,C 5uta m 3 da#am tahun 1>>3 men5adi han!a D,0 5uta m3 da#am tahun 2003, sedangkan pendapatan menurun dari 3SB4,C mi#iar men5adi 3SB1,A mi#iar* Indonesia memi#iki 110 pabrik ka!u #apis !ang beroperasi, dengan kapasitas 11,3 5uta m3 per tahun* Sekurang2kurangn!a 30 pabrik te#ah ditutup dan sisan!a keban!akan beroperasi di ba,ah kapasitas* :eban!akan produsen ka!u #apis memi#iki beban hutang !ang besar dan dihadapkan pada persoa#an kekurangan bahan baku ka!u karena menurunn!a pasokan ka!u dari hutan a#am dan ketatn!a persaingan me#a,an ekspor ka!u i##ega#* Se#ain itu para produsen ka!u #apis 5uga menghadapi persaingan !ang meningkat ta5am dari produsen di negara #ain, dan menga#ami kesu#itan untuk men5ua# di pasar2pasar tertentu* <abrik mereka sebagian besar masih menggunakan tekno#ogi !ang kuno, sementara pohon2 pohon !ang besar semakin #angka* Sebagian produser ka!u #apis bera#ih menggunakan bahan baku ka!u !ang

; Draft (September 13, 2004) berni#ai #ebih murah dan memakai tekno#ogi !ang memungkinkan pemanfaatan ka!u dengan diameter !ang #ebih keci#* 1eningkatn!a industri pu#p dan kertas secara umum menggantikan kemerosotan industri ka!u #apis* $erbeda dengan ka!u #apis, pabrik pu#p tidak memer#ukan bahan baku pohon dengan diameter besar* Se5ak a,a# tahun 1>>02an industri pu#p dan kertas tumbuh sembi#an ka#i #ipat, dipacu o#eh in+estasi moda# sebesar 3SB1; mi#iar* 9nam pabrik pu#p terbesar memi#iki #ebih dari >0? tota# kapasitas produksi pu#p dan kertas di Indonesia* <erusahaan2perusahaan pu#p besar memi#iki ketergantuangan bahan baku ka!u keras dari hutan a#am* Seban!ak D0? dari kebutuhan serat pu#p mereka dipero#eh dari hutan a#am, sehingga memberikan tekanan !ang sangat besar kepada sumberda!a ka!u !ang masih ada sekarang* Seban!ak 31 5uta m3 serat diper#ukan o#eh industri pu#p dan kertas !ang berarti #ima ka#i #ebih ban!ak dari 5um#ah tebangan tahunan !ang dii-inkan untuk hutan a#am ( Annual Allowable Cut, 66&) pada tahun 2004* "a#aupun ada subsidi besar bagi hutan tanaman industri (@TI) untuk memasok kebutuhan pabrik pu#p, pertumbuhan @TI terbukti ber5a#an #ambat, sementara kapasitas produksi pabrik pu#p te#ah berkembang 5auh #ebih cepat dari pengembangan @TIn!a* $an!ak perusahaan !ang men!atakan kepada pemerintah bah,a mereka akan mempero#eh bahan baku dari @TI, akan tetapi !ang ter5adi mereka memakai ka!u murah dari hutan a#am agar bia!a bahan baku rendah* Departemen :ehutanan te#ah menge#uarkan i-in untuk mengembangkan @TI pu#p di atas #ahan se#uas 3,4 5uta ha, tapi han!a 1,2 5uta ha #ahan !ang kemudian ditanami* Dana (eboisasi (D() te#ah memberikan hibah dan pin5aman bersubsidi kepada perusahaan @TI sebesar 3SB400 5uta* $erbagai perusahaan @TI !ang menerima subsidi ini me#akukan pengge#embungan bia!a, dike#o#a o#eh mana5emen !ang #emah dan menghadapi permasa#ah teknis perkebunan !ang men!ebabkan rendahn!a hasi# dari kebun ka!u mereka* :ebi5akan memberikan akses kepada perusahaan2perusahaan untuk mendapatkan ka!u murah dari hutan a#am te#ah menghambat usaha untuk membangun @TI* Fahan !ang tersedia 5uga #ebih sedikit dari !ang semu#a diperkirakan* 3ntuk dapat bersaing, @TI pu#p memer#ukan #ahan !ang subur, di #okasi !ang mudah dicapai atau dekat dengan

C Draft (September 13, 2004) pe#abuhan atau fasi#itas2fasi#itas pengo#ahan* 1ereka harus bersaing dengan perkebunan ke#apa sa,it dan mas!arakat !ang te#ah menguasai ban!ak #ahan !ang cocok untuk @TI* :eberhasi#an masa depan industri pu#p tergantung dari tersedian!a tanah !ang cocok* <asokan serat #ega# dari hutan a#am !ang dekat dengan pabrik te#ah menipis* :arena @TI !ang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pengo#ahan pu#p, industri pu#p kemudian mengembangkan @TI mereka sendiri, akan tetapi kemudian mereka menghadapi kesu#itan da#am penge#o#aan @TI mereka* 3ntuk beberapa tahun kedepan, pabrik2pabrik pu#p Indonesia tidak dapat beroperasi dengan menggunakan bahan baku !ang berasa# dari @TI sa5a* Sumber bahan baku dari hutan a#am masih tetap diper#ukan o#eh industri pu#p dan kertas karena keci#n!a produksi ka!u di @TI* $an!ak penanaman baru di#akukan di tanah gambut, !ang merupakan strategi !ang beresiko besar* @utan tanaman akasia di tanah gambut se#ain maha# bia!an!a, 5uga sedikit hasi#n!a dan ra,an kebakaran* 9kspor pu#p dan kertas akan terus tumbuh, tapi #ebih #ambat* $eberapa perusahaan merencanakan untuk meningkatkan kapasitas* =amun, berkurangn!a pero#ehan bahan baku !ang murah dan sumber moda# (dana) !ang baru akan membatasi pengembangan usaha pu#p dan kertas, kecua#i bi#a mereka menerima subsidi baru* <endapatan ekspor pu#p dan kertas dapat menggantikan penerimaan de+isa dari ekspor ka!u #apis !ang terus menurun, meskipun ha# itu men!ebabkan kerugian !ang besar di pihak pemerintah dan ekonomi rak!at secara kese#uruhan* <emerintah dan kreditur s,asta menderita kerugian mi#iaran do##ar ketika perusahaan2perusahaan pu#p dan kertas gaga# da#am memba!ar bunga dan cici#an pokok pin5aman mereka* Sumber keuntungan perusahaan2perusahaan itu da#am beberapa tahun terakhir ada#ah penghapusan hutang dari para kreditor mereka, ibarat mempero#eh %durian runtuh%* Indonesia memi#iki 2300 sampai 3;00 pabrik penggerga5ian ka!u !ang keban!akan berska#a keci#* :apasitas produksi !ang dii-inkan da#am tahun 1>>AG>> ada#ah 11,0 5uta m 3 per tahun tetapi kapasitas sebenarn!a #ebih tinggi* 9kspor ka!u gerga5ian naik dari 3SB3C3 5uta da#am tahun 1>>3 men5adi 3SBC;> 5uta da#am tahun 2002* $eberapa produsen ka!u gerga5ian te#ah mu#ai memproduksi produk dengan ni#ai tambah, seperti #antai, pintu dan 5ende#a* Da#am tahun 2002 ekspor Indonesia untuk produk2produk

D Draft (September 13, 2004) semacam itu berni#ai 3SB1,3 mi#iar* 9kspor mebe# meningkat dari 3SB24A 5uta da#am tahun 1>>A men5adi 3SB1,1 mi#iar da#am tahun 2003* Sampai pertengahan tahun 1>>02an penebangan ka!u keban!akan ter5adi di daerah konsesi ka!u (@<@)* Da#am tahun 1>A02an sistem @<@ menghasi#kan 2C22D 5uta m 3 ka!u bu#at per tahun* Se5ak tahun 1>>0, kemampuan sistem @<@ untuk memasok bahan baku ka!u berkurang ban!ak* Da#am tahun 1>>0G>1 Indonesia memi#iki ;CD konsesi aktif !ang me#iputi C0 5uta ha4 pada tahun 2002, han!a tersisa 2D0 @<@, dengan #uas 2A 5uta ha* <roduksi ka!u tahunan pemegang @<@ !ang disetu5ui turun dari 23,A 5uta m3 per tahun men5adi han!a 3 5uta m3 * @i#angn!a hutan dataran rendah di Sumatera dan :a#imantan ban!ak men!ebabkan merosotn!a produksi ka!u @<@* <asokan ka!u berdiameter besar menipis dan penebangan ka!u di daerah terpenci# te#ah meningkatkan bia!a* Dephut te#ah membata#kan sebagian i-in @<@ dan tidak memperpan5ang sebagian @<@* 3ntuk mengimbangi kekurangan ka!u !ang meningkat di Sumatera dan :a#imantan, Dephut te#ah menga#okasikan #ebih ban!ak @<@ di <apua* Sampai tahun 2002, seban!ak ;0 @<@ !ang me#iputi daerah se#uas 10,D 5uta ha sudah aktif di sana, !ang mencapai 3A? dari daerah konsesi* Da#am tahun2tahun be#akangan ini penebang ka!u !ang beroperasi dengan i-in dari <emerintah :abupaten te#ah memasok sebagian besar kebutuhan bahan baku ka!u* Departemen :ehutanan berusaha menghapuskan i-in2i-in semacam itu, dengan hasi# !ang beragam* :onsesi hutan !ang besar mungkin akan terus menurun, dengan konsesi !ang tersisa keban!akan terdapat di <apua* @utan !ang tersisa akan tetap menghasi#kan ka!u, akan tetapi keban!akan merupakan ka!u !ang berasa# dari pohon !ang #ebih keci# dengan ni#ai ekonomis !ang #ebih rendah, dari daerah perbukitan dan terpenci#, atau diambi# dari hutan !ang te#ah diambi# ka!un!a (log over area) dan hutan !ang te#ah terpecah men5adi petak2petak hutan !ang keci#* Indonesia menghadapi masa#ah ke#ebihan kapasitas* 3ntuk men5aga agar pabrikn!a tetap beroperasi mendekati kapasitas, industri itu membutuhkan C02D; 5uta m3 ka!u setiap tahunn!a* =amun, hutan a#am han!a mampu memasok 20 5uta m3 per tahun secara berkesinambungan* :arena hutan a#am tidak dapat terus memasok ka!u dengan tingkat kebutuhan seperti sekarang ini, tidak dapat die#akkan #agi akan ter5adi pengurangan

A Draft (September 13, 2004) 5um#ah dan kapasitas industri perka!uan* @a# !ang sama ber#aku bagi industri !ang tergantung pada <erhutani* @a# itu kemudian men!ebabkan berkurangn!a ekspor ka!u #apis dan perabotan rumah (furniture) !ang terbuat dari 5ati dan rotan* Se#ama bertahun2tahun pemerintah te#ah memberikan subsidi !ang mencapai mi#iaran do##ar kepada produsen2produsen hutan pa#ing besar di Indonesia* Subsidi diberikan da#am bentuk ro!a#ti !ang rendah, hibah tunai dan pin5aman bebas bunga serta s!arat2s!arat !ang #unak bagi pemba!aran kemba#i pin5aman !ang diberikan o#eh bank2bank mi#ik pemerintah, keringanan pa5ak !ang #onggar, termasuk pembebasan pa5ak se#ama periode tertentu, dan pembebasan bea masuk* Dengan memberikan fasi#itas pasokan ka!u murah dan subsidi keuangan kepada produsen2produsen pu#p, pemerintah te#ah mendorong mereka untuk mengembangkan kapasitas produksi tanpa ter#ebih dahu#u mengamankan pasokan bahan baku !ang #ega# dan berkesinambungan* <emberian subsidi dan kehi#angan pendapatan dari pungutan !ang rendah te#ah mengurangi ketersediaan dana untuk program sosia#* Se5ak krisis keuangan, subsidi pa#ing besar kepada kong#omerat kehutanan Indonesia ada#ah dihapuskann!a hutang !ang dinikmati o#eh industri kehutanan* 6ntara tahun 1>>> dan 2001, $<<= te#ah mengambi# a#ih (p* 21,D tri#iun kredit macet !ang berhubungan dengan kegiatan kehutanan* $<<= 5uga mengambi# a#ih aset dari dua kong#omerat terbesar di sektor kehutanan sebagai 5aminan pemba!aran kemba#i kredit sebesar 3SB4,> mi#iar* Se#ain ha# diatas, $<<= te#ah mengambi# a#ih asset seni#ai (p* 23 tri#iun dari :e#ompok Sinar 1as* <emindahan hutang dan kepemi#ikan ekuiti dari bank2bank !ang bermasa#ah kepada $<<= men5adikan instansi itu pemegang hutang dan asset kehutanan terbesar* =amun $<<= tidak mampu menagih hutang itu, dan sekurang2kurangn!a D0? dari ni#ai tota# dihapuskan, !ang merugikan negara sebesar #ebih dari 3SB2,1 mi#iar* $<<= men!epakati hasi# negosiasi dengan debitur kehutanan !ang sifatn!a menguntungkan perusahaan2perusahaan tersebut* <rusahaan2 perusahaan itu memba!ar kemba#i hutang mereka dengan 5um#ah !ang #ebih rendah, ,aktu pemba!arann!a !ang diperpan5ang dan han!a sedikit pengamanan !ang digunakan untuk me#indungi pemerintah dari kemungkinan kegaga#an pengemba#ian pin5aman kong#omerat tersebut di masa mendatang* $<<= me#akukan sedikit seka#i usaha untuk memaksa perusahaan2 perusahaan !ang berhutang men5a#ankan usaha mereka dengan cara #ega# dan bertanggung 5a,ab*

> Draft (September 13, 2004) $<<= men5ua# hampir semua hutang !ang dikuasain!a dengan harga !ang sangat murah* $ank 1andiri membe#i sekurang2kurangn!a 3SB1,3 mi#iar hutang kehutanan* :arena $ank 1andiri ada#ah bank mi#ik pemerintah, pen5ua#an itu tidak memberikan pendapatan kepada pemerintah* <emerintah han!a memindahkan se5um#ah besar pin5aman dari sebuah pembukuan #embaga pemerintah ke pembukuan perushaan pemerintah !ang #ain* Tidak 5e#as berapa ban!ak hutang kehutanan !ang masih dikuasai o#eh $ank 1andiri* Se#an5utn!a, #ima ke#ompok pengusaha di sektor kehutanan Indonesia memi#iki #ebih dari 3SB1D mi#iar ke,a5iban !ang masih harus dise#esaikan kepada kreditur #uar negeri, dimana 6<< Indonesia bertanggung 5a,ab terhadap se5um#ah 3SBC,; mi#iar* 6<< berhenti memba!ar hutang pada tahun 2001* :reditur internasiona# !ang ter#ibat da#am proses restrukturisasi hutang 6<< te#ah men!atakan kekece,aan mereka karena keterbatasan kesempatan !ang diberikan untuk mengupa!akan pengemba#ian pin5aman me#a#ui mekanisme hukum Indonesia* 6da !ang menge#uh, bah,a posisi $<<= sebagai kreditur terbesar 6<<, dengan k#aim !ang diutamakan atas hampir semua asset ke#ompok itu di Indonesia, mengakibatkan terbatasn!a pe#uang kreditur internasiona# untuk mendapatkan pemba!aran !ang memadai atas hutang !ang te#ah mereka berikan ke 6<<* Tanpa peraturan keuangan !ang #ebih baik, pemeriksaan keuangan !ang te#iti dan tegas, serta reformasi hukum !ang efektif, han!a soa# ,aktu sa5a sebe#um perusahaan2perusahaan kehutanan menanggung beban kredit macet kemba#i, untuk hutang mereka !ang baru maupun hutang #ama !ang te#ah direstrukturisasi* $ank pemerintah dan s,asta memandang remeh risiko keuangan da#am memin5amkan uang kepada kong#omerat kehutanan !ang sudah terbukti bermasa#ah* Sementara pasokan bahan baku murah ke industri menipis, bia!a produksi se#a#u meningkat* <emerintah Indonesia dan berbagai $adan :redit 9kspor Internasiona# mungkin dapat secara tersurat maupun tersirat men5amin sebagian dari hutang2hutang itu dan tak ada !ang akan mencegah pemerintah untuk menebus perusahaan2perusahaan dengan kredit macet raksasa seka#i #agi* :egaga#an memper#akukan para kreditur !ang merundingkan hutang industri pu#p dan kertas dengan adi# te#ah membuat pemberian pin5aman di masa !ang akan datang kepada perusahaan2perusahaan s,asta di Indonesia kurang menarik*

10 Draft (September 13, 2004) '% Hutan dan Pengurangan Kemiskinan Sekitar ;0 5uta penduduk tingga# di hutan negara dan 20 5uta penduduk tingga# di desa2desa dekat hutan, dari 5um#ah mana sekitar C 5uta mempero#eh sebagian besar dari pendapatan mereka dari hutan* @utan memberikan bahan bakar, obat, makanan dan bahan bangunan dan berfungsi sebagai 5aring pengaman se#ama masa2masa su#it* Se#ama masa krisis 1>>D21>>A, persentase rumahtangga di desa2desa hutan !ang menerima pendapatan tunai dari hutan meningkat dari 23,3? men5adi 32,>?* Da#am tahun 1>>D, kegiatan kehutanan forma# mempeker5akan satu 5uta buruh, atau 1,1? dari tenaga ker5a* Se5ak ,aktu itu, buruh kehutanan forma# te#ah merosot dan itu akan merosot #agi dengan berkurangn!a sumberda!a* $uruh pu#p dan kertas naik sedikit, tetapi penutupan pabrik2 pabrik ka!u #apis !ang ban!ak memakai tenaga buruh akan #ebih menambah kemerosotan itu* 9ksp#oitatasi hutan 5ati <erhutani !ang ber#ebihan dapat memba,a kepada kehi#angan peker5aan pada produksi mebe# dan kera5inan* Eika kecenderungan ini ber#an5ut, pabrik ka!u #apis dan mebe# sa5a akan kehi#angan beberapa ribu #apangan peker5aan da#am dasa,arsa mendatang* <eker5a da#am penebangan ka!u tidak resmi, kegiatan !ang me#ibatkan hasi# hutan non2ka!u (=T'<) dan penanaman pohon ska#a keci# mungkin me#ebihi peker5a di sektor forma#* <enebangan ka!u tidak resmi memberikan sekitar 230*000 sampai 4C0*000 peker5aan sepan5ang tahun* <eker5aan ini tingkat perputarann!a tinggi, dengan keban!akan peker5a han!a beker5a untuk ,aktu sebu#an atau dua bu#an sa5a* Eadi mungkin beberapa 5uta peker5a ter#ibat* Sekitar >0 5enis hasi# hutan non ka!u (=T'<) memberikan pendapatan kepada beberapa ribu rumahtangga* $er5uta25uta rumahtangga memakai =T'< untuk mata pencaharian* =T'< !ang pa#ing ban!ak diperdagangkan termasuk rotan, kemen!an, gaharu, ukiran ka!u, dan ka!u cendana* <erkembangan pasar perkotaan dan g#oba# menciptakan kesempatan baru bagi kegiatan pedagang keci# =T'<* =amun, karena sifat akses !ang terbuka dari ban!ak sumberda!a, ini mungkin 5uga men5urus kepada pengusahaan !ang ber#ebihan* <enggundu#an hutan dan penebangan pohon te#ah men!ebabkan sebagian =T'< tidak dapat #agi dipero#eh* =T'< #ain menghadapi persaingan dari pengganti !ang #ebih murah* (umahtangga

11 Draft (September 13, 2004) miskin petani hasi# hutan non ka!u cenderung untuk dike#uarkan dari pengangkutan dan pemasaran* <engurangan sumberda!a hutan dan penurunan pasar bagi =T'< dapat men!ebabkan penurunan da#am kesempatan peker5aan musiman bagi ratusan dari ribuan, dan mungkin bahkan beberapa 5uta ke#uarga* Sebagian akan mendapatkan peker5aan a#ternatif* =amun, itu akan su#it bagi daerah pebukitan dan terpenci# dan tempat2tempat dengan tanah tidak subur* Ini mungkin akan menimbu#kan kantong2kantong kemiskinan baru* <emerintah baru2baru ini member#akukan #agi #arangan bagi ekspor rotan mentah* Ini dapat memberikan pengaruh negatif pada pendapatan petani rotan miskin dan mengha#angi pengembangan sistem produksi !ang berkesinambungan* Seba#ikn!a, kebi5akan !ang menguntungkan te#ah mendorong pertumbuhan tanaman 5ati mas!arakat di Ea,a* <e#aksanaan 33 =o* 22 tahun 1>>> pada mu#an!a berakibat penduduk setempat menerima keuntungan !ang #ebih besar dari ka!u* 6ntara 1>>> dan 2002, pemerintah kabupaten !ang menge#uarkan i-in penebangan pohon sering mengharuskan penebang pohon untuk memba!ar sumbangan kepada penduduk desa setempat untuk menebang di ka,asan hutan mereka* Sumbangan ini menambah cukup ban!ak pada pendapatan ke#uarga, ,a#aupun 5um#ahn!a tetap rendah dibandingkan dengan ni#ai ka!u !ang ditebang* :eban!akan mas!arakat berhenti menerima sumbangan ini sete#ah Dephut menarik kemba#i ,e,enang pemerintah kabupaten untuk menge#uarkan i-in penebangan pohon da#am tahun 2002* :a,asan @utan =egara Indonesia me#iputi #ebih dari D0? dari ,i#a!ah negara* Febih dari sepertiga #uas itu tidak memi#iki hutan* :a,asan ini memberikan mata pencaharian kepada 5utaan mas!arakat !ang menguasi tanahGka,asan ska#a keci#* Sebagian dari D0? produksi karet dan sebagian besar dari hasi# tanaman keras #ainn!a berasa# dari hutan* :aret merupakan sumber utama pendapatan bagi tu5uh 5uta penduduk* Tidak adan!a pengamanan bagi hak tanam petani da#am :a,asan @utan =egara memper#ambat penanaman pohon dan merongrong keber#an5utan mana5emen sumberda!a* $ (% Hutan dan Layanan Lingkungan

@utan Indonesia memberikan habitat bagi 10220? "ertebrata dan tanaman +asku#ar dunia, termasuk binatang2binatang #angka, seperti orang hutan, harimau, dan badak*

12 Draft (September 13, 2004) Sebagian teracam kepunahan* :emerosotan !ang #ain akan mengganggu proses eko#ogi dan penghidupan* Se5um#ah ekosistem te#ah me#i,ati ambang batas, !ang diba#ik itu akan su#it untuk dipu#ihkan kemba#i* :a,asan !ang di#indungi merupakan pendekatan untuk me#indungi keragaman ha!ati* :a,asan !ang di#indungi me#iputi 1A,4 5uta ha atau hampir 10? dari #uas negara* =amun, ka,asan ini te#ah menderita perusakan !ang #uas, dan usaha untuk menghentikann!a han!a berpengaruh sedikit* Sementara sumberda!a ka!u @<@ men5adi #angka, industri berbasis ka!u te#ah meno#eh ke ka,asan #indung sebagai sumber ka!u* Tidak seperti di bagian #ain dunia, han!a sedikit bukti !ang menun5ukkan bah,a kerusakan hutan di ka,asan !ang di#indungi di Indonesia #ebih sedikit dibandingkan dengan ka,asan !ang tidak di#indungi* Di :a#imantan, #ebih dari ;C? hutan dataran rendah !ang di#indungi te#ah musnah antara tahun 1>A; dan 2001* Sementara ka,asan !ang di#indungi berada da#am keadaan kritis, sama pentingn!a untuk menge#o#a hutan di #uar ka,asan !ang di#indungi* <ada ,aktu ini, keban!akan penebangan pohon tidak memenuhi standard resmi, !ang menghi#angkan kua#itasn!a sebagai habitat dan bahkan penebangan pohon !ang tidak memenuhi standard resmi te#ah memberikan dampak !ang ber#ebihan pada keragaman ha!ati* :ebakaran te#ah merusak ka,asan hutan !ang #uas, terutama se#ama peristi,a 9# =ino* :eban!akan kebakaran di#akukan dengan senga5a, ,a#aupun sebagian men!ebar me#i,ati ka,asan !ang dimaksudkan* <enebangan pohon men!ebabkan kebakaran makin me#uas dengan memberikan bahan bakar dan membuka akses* :ebakaran terburuk ter5adi da#am tahun 1>>DG1>>A, ketika sekitar 11,D 5uta ha hutan dan #ahan #ainn!a terbakar* Se#ama tahun2tahun 9# =ino, kebakaran han!a mempengaruhi sebagian keci# ka,asan itu* Seba#ikn!a, kebakaran 1>>DG1>>A te#ah mempengaruhi D; 5uta penduduk dan men!ebabkan kerusakan berni#ai mi#iaran do##ar* :ebakaran itu me#epaskan kira2kira de#apan persen emisi gas rumah kaca g#oba# da#am tahun itu* Dengan harga karbon 3SB; per ton ini berarti kerugian sebesar 3SB3 mi#iar* :ebakaran hutan utama akan men5adi ha# !ang biasa bi#a ka,asan !ang ra,an kebakaran men5adi #ebih #uas disebabkan o#eh penebangan pohon dan akses !ang #ebih besar dan peristi,a 9# =ino men5adi #ebih sering ter5adi* Di ka,asan2ka,asan !ang #ebih kering

13 Draft (September 13, 2004) kebakaran !ang beru#ang akan mengubah ka,asan tambahan !ang #ebih besar men5adi padang rumput dengan produkti+itas rendah* 6pi di tanah gambut ban!ak menimbu#kan asap, kabut, dan emisi karbon* :abut penting da#am hubungan Indonesia dengan Singapura dan 1a#a!sia* :ebakaran tanah gambut merupakan C0? dan >0? dari emisi gas rumah kaca dan kabut asap dari kebakaran 1>>DG>A* <erusahaan2 perusahaan ban!ak men!ebabkan kebakaran tanah gambut* Tidak 5e#as se5auh mana peran penting petani2petani keci# da#am ha# ini* <eraturan2peraturan !ang me#arang kebakaran di :a,asan @utan =egara tidak ban!ak meno#ong* :eban!akan usaha untuk me#a,an kebakaran te#ah gaga#* :adang2kadang api merupakan a#at !ang cocok* :erusakan hutan sering menimbu#kan erosi tanah, sedimentasi, dan ban5ir ska#a keci#* 3ntuk menghindari ini orang harus men5aga penutup tanah dan kapasitas tanah untuk menahan air* <erkebunan !ang dike#o#a dengan baik, tanaman keras, dan pemakaian tanah #ainn!a dapat me#akukan ha# ini, sebagaimana 5uga hutan*dapat me#akukann!a* <ro!ek2pro!ek rehabi#itasi hutan te#ah memakan bia!a beberapa mi#iar do##ar, tapi han!a mencapai sedikit hasi# !ang n!ata* $an!ak pro!ek !ang gaga# karena masa#ah teknis atau ke#embagaan atau tidak ada dukungan mas!arakat* @ampir semua kehi#angan hutan digantikan o#eh pemakaian tanah !ang memberikan daerah a#iran air !ang #ebih sedikit dan keragaman ha!ati !ang 5auh #ebih sedikit* =amun, hutan bekas penebangan, hutan sekunder, hutan tandus, hutan sepan5ang tebing dan sungai, ke#ompok2 ke#ompok hutan keci# dan 6groferest te#ah me#iputi daerah Indonesia !ang makin #uas, dan 5ika dike#o#a dengan baik, dapat memberikan ban!ak, tapi 5e#as tidak sama seperti #a!anan #ingkungan !ang pernah diberikan o#eh hutan a#am !ang matang* 1isa#n!a, hutan karet memberi tempat pada sekitar setengah dari keragaman 5enis !ang terdapat pada hutan primer* Daerah2 daerah semacam itu memberikan porsi keragaman ha!ati !ang bertambah besar, pengasingan karbon (carbon sequestration) dan manfaat daerah a#iran sungai* )% Hutan dan Pemerintahan Da#am tahun 1>>>, Indonesia memu#ai proses desentra#isasi !ang cepat dan 5auh 5angkauann!a* =amun, 3ndang23ndang :ehutanan tahun 1>>> dan keputusan2keputusan

14 Draft (September 13, 2004) kehutanan !ang muncu# kemudian bertentangan dengan undang2undang desentra#isasi* Dephut dan kabupaten sering berbeda pendapat atas kenda#i sumberda!a dan pendapatan dari hutan* Tuntutan !ang sa#ing bersaingan dari pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dan mas!arakat te#ah mengha#angi perusahaan2perusahaan untuk mengamankan hak2hak mereka untuk menge#o#a hutan* <e5abat2pe5abat pusat 5uga te#ah kehi#angan kenda#i atas mana5er regiona# dari status hutan, sebagian dari mereka te#ah me#ikuidasi sumberda!a hutan di ba,ah ,e,enang mereka untuk keuntungan pribadi* 3ndang2undang !ang baru menetapkan bah,a 40? dari dana reboisasi !ang dipungut di daerah harus dikemba#ikan ke hutan itu* <emerintah pusat dan ,i#a!ah2,i#a!ah miskin hutan harus menerima sisa !ang C0?* 3ndang2undang itu dimaksudkan untuk membagi pendapatan dengan merata antara kabupaten2kabupaten* =amun, tidak adan!a transparansi dan efisiensi te#ah meningkatkan ketegangan antara pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat* Sebagian kabupaten menerima #ebih sedikit dari kabupaten !ang #ain !ang men!umbangkan 5um#ah !ang sama* <eraturan <emerintah =o*CG1>>A mengi-inkan kabupaten untuk menge#uarkan konsesi penebangan ka!u !ang #uasn!a 100 ha* <eraturan <emerintah =o*34 memba#ikkan ha# itu da#am tahun 2002, tetapi kabupaten2kabupaten !ang memi#iki hutan mempergunakan masa transisi untuk menge#uarkan ratusan i-in2i-in semacam ini dan meningkatkan pendapatan mereka !ang berkaitan dengan hutan* :abupaten2kabupaten !ang menga#okasikan i-in penebangan ka!u ska#a keci# sering #ebih peka terhadap tuntutan mas!arakat dari pada pemerintah pusat* 1ereka berusaha #ebih keras untuk membagi keuntungan dari penebangan ka!u dan me#ibatkan penduduk setempat da#am keputusan2keputusan pemakaian tanah* <emerintah kabupaten menghadapi ban!ak tantangan ketika mereka mengambi# tanggung 5a,ab kehutanan !ang baru* 1ereka tidak memi#iki kapasitas teknis dan ke#embagaan dan pedoman !ang cukup, dan da#am ban!ak kasus tindakan mereka te#ah meningkatkan tekanan pada hutan* Sementara pengeritik menun5ukkan kegaga#an kabupaten untuk mengenda#ikan pemegang i-in ska#a keci#, masa#ah !ang sama te#ah menghantui konsesi2konsesi @<@ besar dan daerah !ang di#indungi !ang dibentuk dan dike#o#a o#eh pemerintah pusat* <enebangan pohon i#ega# merupakan masa#ah tata ke#o#a hutan !ang n!ata* "a#aupun bagaimana, kontro+ersi tetap ada mengenai apakah !ang disebut #ega#* 1embata#kan

1; Draft (September 13, 2004) hak kabupaten untuk menge#uarkan i-in menempatkan ban!ak operasi penebangan pohon da#am status #ega# !ang tidak pasti* $an!ak mas!arakat !ang mengatakan bah,a hukum Indonesia memberi hak kepada mereka atas hutan dan bah,a keputusan pemerintah !ang gaga# mengakui hak ini#ah !ang i#ega#* @ukum masih harus memberikan pedoman !ang 5e#as bagi masa#ah ini dan para pihak !ang berkepentingan masih harus mencari suatu kesepakatan* Tidak semua kegiatan !ang dianggap i#ega# o#eh se5um#ah stakeho#der ada#ah negatif* 3ndang2 undang kehutanan !ang ada te#ah memberikan keuntungan #ebih besar kepadaa perusahaan2 perusahaan ska#a besarbesar, dan sering merugikan mas!arakat* "a#aupun definisi mengenai apa !ang i#ega# berbeda2beda, disetu5ui secara #uas bah,a bagian terbesar dari penebangan pohon sekarang ini, dan mungkin merupakan ma!oritas, ada#ah i#ega# da#am perspektif pemerintah pusat* <enebangan pohon i#ega# meningkatkan tekanan pada hutan dan te#ah merusak sebagian besar dari hampir semua daerah !ang di#indungi* <enge#akan pa5ak hutan diperkirakan te#ah merugikan negara sekitar 3SB1,; mi#iar per tahun da#am bentuk pendapatan !ang hi#ang* :orupsi !ang berhubungan dengan penebangan pohon i#ega# me#ibatkan ban!ak pe5abat instansi pemerintah* Sebagai pengakuan atas masa#ah kapasitas #ebih industri, Dephut secara sistematis te#ah mengurangi 5um#ah resmi pengambi#an ka!u tahunan !ang dii-inkan* "a#aupun begitu, pengambi#an ka!u tetap tinggi, karena pe5abat pemerintah !ang beker5a pada tingkat #oka# secara informa# te#ah mengi-inkan penebangan pohon i#ega# * <enge#akan pa5ak hutan dan penebangan pohon !ang tidak dii-inkan te#ah memberikan subsidi !ang besar seka#i kepada sektor kehutanan* Ini te#ah memungkinkan operasi kehutanan tetap menguntungkan, ,a#aupun basis sumberda!a berkurang, dan men!ebabkan tingkat penebangan pohon !ang #ebih tinggi* :etidak sanggupan pemerintah untuk menghentikan ekpor ka!u i#ega# ke negara2negara tetangga te#ah memperkuat ha# itu* :erangka ker5a hukum !ang kabur dan sa#ing bertentangan merongrong penegakan hukum* <eraturan penebangan pohon !ang ada me#ibatkan proses !ang sangat birokratis !ang mendorong korupsi dan meningkatkan bia!a penebangan pohon !ang #ega#* <enegakan hukum !ang #emah te#ah memperburuk keadaan*

1C Draft (September 13, 2004) <emerintah te#ah menge#uarkan :eputusan <residen !ang mengharuskan tindakan !ang #ebih tegas terhadap penebang2penebang pohon i##ega#, menanda tangani =ota :esepahaman dengan negara2negara #ain untuk me#akukan usaha bersama da#am memerangi penebangan pohon i#ega#, dan meningkatkan koordinasi penegakan hukum kehutanan antara Dephut, mi#iter dan po#isi* <emerintah 5uga te#ah ban!ak menangkap truk2truk dan kapa#2kapa#, men!ita ka!u !ang ban!ak seka#i, menangkap ban!ak orang* =amun, han!a sekitar ;? dari kasus2kasus itu !ang sampai ke pengadi#an* )rang2orang !ang di5adikan sasaran cenderung ada#ah penebang2penebang pohon !ang miskin, sementara kepentingan2kepentingan orang kuat !ang sering membantu mereka bertindak, bebas dari hukum* Da#am tahun 2003, Indonesia te#ah men5adi negara pertama membuat Hke5ahatan kehutananI dan Hke5ahatan #ingkunganI sebagai pe#anggaran bagi pencucian uang* Sebagai hasi#n!a, sekarang bank2bank dapat dituntut 5ika mereka secara sadar menerima dana !ang dihasi#kan dari kegiatan krimina# !ang berhubungan dengan hutan* 3ndang2undang ini potensia# untuk men5adi a#at !ang ampuh untuk menghentikan ke5ahatan !ang berhubungan dengan hutan* :onf#ik sumberda!a a#am ter5adi dan sering dengan kekerasan* Ini terutama ter5adi bi#a orang #uar mendapat keuntungan dan penduduk #oka# menanggung bia!an!a* 1as!arakat #oka# makin menuntut apa !ang mereka pandang sebagai hak tanah tradisiona#* Tuntutan semacam ini dihadapi dengan cara khusus dan tidak sama* Sementara pemakaian tanah secara tradisiona# dan hak untuk mendapatkan tanah diakui dan dinegosiasikan pada tingkat #apangan* =amun peraturan nasiona# dan peraturan kabupaten be#um sampai pada perkembangan ini* Tanpa reformasi hak mi#ik, konf#ik antara berbagai tingkat pemerintah, antara instansi pemerintah, perusahaan dan mas!arakat, dan da#am mas!arakat sendiri akan ber#an5ut* :onf#ik semacam itu kadang2kadang me#etus men5adi kekerasan sporadis* Febih sering mereka mengha#angi kemitraan !ang efektif, mengurangi in+estasi, dan menga#ihkan sumberda!a men5adi hak mi#ik* Pi ihan Kebijakan Da#am bagian ini, diuraikan beberapa pi#ihan kebi5akan !ang dapat dipertimbangkan* Sebagian dari pi#ihan kebi5akan ini berdasarkan prioritas kebi5akan Departemen

1D Draft (September 13, 2004) :ehutanan saat ini, termasuk desentra#isasi, restrukturisasi industri, penebangan #iar, pembangunan hutan tanaman, dan menghentikan kebakaran hutan* 6#ternatif kebi5akan diba,ah ini memper#uas opsi kebi5akan tersebut dengan #angkah2#angkah khusus !ang dapat diambi# o#eh pemerintah da#am bidang #ain 5uga* =amun demikian, diskusi a#ternatif kebi5akan untuk sektor kehutanan ini tidak dimaksudkan untuk memihak kepada siapapun pemenang pemi#ihan presiden !ang akan datang* 6#ternatif kebi5akan ini dapat diterapkan o#eh siapapun !ang memerintah di negeri ini* <ada intin!a, kesuksesan dari a#ternatif pi#ihan kebi5akan ini akan bergantung kepada kehendak po#itik (political will) !ang ada untuk me#aksanakan reformasi di sektor kehutanan* $ $% Informasi *ektor Hutan

a% Meningkatkan Pemantauan Hutan dan Kehutanan Terdapat ke#emahan informasi kuantitatif mengenai hutan Indonesia dan sektor kehutanan !ang cukup mengha,atirkan* Da#am ban!ak ha#, ada keraguan bukan han!a mengenai besarn!a kecenderungan, tapi 5uga terhadap arah kecenderungan itu sendiri* Informasi !ang #ebih baik per#u untuk merancang strategi !ang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kehidupan pedesaan, me#indungi #ingkungan, dan mendorong tata ke#o#a !ang baik* Informasi !ang #ebih baik 5uga dapat meningkatkan kesadaran pub#ik mengenai masa#ah kehutanan* Indonesia membutuhkan suatu sistem untuk memantau penutup hutan a#am, degradasi hutan, dan pembentukan hutan tanaman berdasarkan tekno#ogi penginderaan 5arak 5auh dan sur+ai #apangan* Sistem itu bisa mencontoh kepada sistem !ang dipakai di $ra-i# saat ini* Da#am 5angka pendek, pemerintah dapat mengumumkan pembentukan sistem semacam itu dan mas!arakat internasiona# dapat ber5an5i untuk membantu membia!ai beroperasi sistem tersebut* =amun demikian, dengan adan!a kesu#itan di masa #a#u dengan pemantauan hutan o#eh pemerintah, kunci utama sistem itu ada#ah adan!a kebebasan untuk memasukkan partisipasi dari pemerintah, akademia, dan badan2badan pene#iti independen* Semua informasi !ang dihasi#kan sistem itu harus berada da#am daerah kenda#i pub#ik* Se#an5utn!a, Indonesia 5uga per#u meningkatkan kemampuan untuk mengumpu#kan dan mengana#isa data mengenai aspek #ain dari hutan dan kehutanan, termasuk produksi kehutanan, hak pakai hutan, peran hutan da#am kehidupan pedesaan, kecenderungan

1A Draft (September 13, 2004) da#am #a!anan #ingkungan, dan penegakan hukum hutan* Diper#ukan pendanaan !ang #ebih besar untuk mengumpu#kan data statistik pemerintah dan untuk pene#itian !ang berhubungan dengan hutan* $ + +% Pertumbuhan Ekonomi a% Restrukturisasi Industri Hutan

Dengan satu dan #ain cara, kekurangan ka!u dari hutan a#am !ang meningkat pada akhirn!a akan mengarah kepada penurunan kapasitas industri berbasis ka!u* 1engikuti sebuah proses restrukturisasi !ang terencana, !ang mencoba untuk memu#uskan proses transisi, dapat mengurangi goncangan ekonomi, sosia# dan #ingkungan !ang disebabkann!a* Tu5uan akhir seharusn!aa ada#ah untuk menciptakan sektor pengo#ahan ka!u !ang dapat bersaing secara g#oba# dimana produser pun!a akses !ang aman ke pasokan bahan baku !ang #ega# dan berkesinambungan, dan han!a memakai bahan semacam itu* Sebuah gugus tugas antar instansi pemerintah dapat merestrukturisasi industri kehutanan Indonesia berdasarkan peni#aian empiris atas sup#ai dan permintaan ka!u* /ugus tugas itu sebaikn!a termasuk ,aki# dari Departemen :ehutanan, Industri dan <erdagangan, :euangan dan $adan 3saha 1i#ik =egara, serta mi#iter, po#isi dan kantor 5aksa agung, dan instansi2instansi tingkat propinsi dan kabupaten* /ugus tugas ini memer#ukan basis hukum !ang 5e#as dan kriteria !ang transparan, dan sebaikn!a ada mekanisme !ang efektif untuk penga,asan !ang independen* (estrukturisasi industri sebaikn!a men!angkut #ebih dari han!a menurunkan kapasitas industri pengo#ahan ka!u* Fangkah2#angkah 5uga per#u diambi# untuk mengamankan pasokan ka!u !ang berkesinambungan, meningkatkan pengemba#ian hutang, memberikan peker5aan pada peker5a2 peker5a !ang dipindahkan, dan memperkuat penegakan hukum* 1empertahankan peker5a2 peker5a sektor hutan !ang dipindahkan akan memer#ukan pendanaan khusus* 1engenai industri pu#p dan kertas, pemerintah dapat me,a5ibkan setiap produser pu#p !ang besar untuk membuat sebuah rencana tindak !ang berkesinambungan, !ang me#iputi baik masa#ah sosia# maupun #ingkungan* (encana tindak ini termasuk sasaran khusus untuk meningkatkan produksi serat hutan tanaman, mengakhiri pemakaian ka!u dari hutan a#am, membe#i ka!u han!a dari sumber2sumber #ega# !ang sudah diperiksa,

1> Draft (September 13, 2004) me#indungi hutan !ang di#estarikan, memadamkan kebakaran di da#am dan di sekitar konsesi4 mencari bahan baku me#a#ui sistem penanam di#uar ka,asan, dan men!e#esaikan konf#ik pemakaian tanah* Sebaikn!a, suatu dia#og para stakeho#der disusun untuk membicarakan sasaran2sasaran ini, dan perusahaan menandatangani sebuah per5an5ian !ang mengikat untuk mentaatin!a* Sebuah komisi mu#ti2stakeho#der 5uga dapat dibentuk untuk memantau pe#aksanaann!a* <emerintah dapat mengumumkan secara terbuka bah,a di masa !ang akan datang, setiap i-in, #isensi dan bantuan untuk perusahaan tergantung dari peran2serta perusahaan da#am proses ini dengan niat baik dan memenuhi semua sasaran !ang diusu#kan* :arena industri pu#p sekarang ini tidak sanggup sepenuhn!a mendapatkan serat dari hutan tanaman, Departemen <erdagangan dan <erndustrian dapat mengumumkan penangguhan resmi untuk menge#uarkan i-in baru untuk mengembangkan kapasitas pabrik pu#p sampai pabrik2 pabrik !ang ada te#ah mengamankan pasokan ka!u !ang #ega# dan berkesinambungan* @a# ini akan menghi#angkan tekanan pada hutan a#am dan mendorong industri untuk meningkatkan #uas hutan tanamann!a* $ b% Pengembangan Hutan ,anaman

3ntuk meningkatkan pasokan ka!u !ang berkesinambungan, Indonesia per#u mendorong pengembangan hutan tanaman* 3ntuk ini Dephut sebaikn!a beker5asama dengan pemerintah propinsi dan kabupaten dan organisasi mas!arakat sipi# untuk mengetahui #ahan tanpa hutan !ang cocok untuk pengembangan perkebunan, dengan mempertimbangkan baik faktor #ingkungan maupun tuntutan tanah #oka#* $iar hutan tanaman tidak menekan hutan a#am, sebaikn!a <emerintah tidak membiarkan perusahaan @TI merambah hutan a#am tambahan* Sebaikn!a dana reboisasi (D() dipakai berdasarkan kriteria ekonomi, pemerataan dan #ingkungan !ang te#ah didefinisikan dengan 5e#as dan ditetapkan #ebih dahu#u* 3ntuk meningkat tranparensi, rekening keuangan dan informasi D( mengenai siapa !ang te#ah menerima pendanaan dapat merupakan informasi pub#ik dan dipero#eh secara #uas* <emantauan pemakaian dana dan efekti+itas sebaikn!a ditingkatkan dan hasi#n!a disebar #uaskan* $ c% Reformasi *ektor Keuangan

20 Draft (September 13, 2004) 1asa depan sektor kehutanan Indonesia sangat tergantung dari reformasi sektor keuangan !ang #ebih #uas* Indonesia sangat memer#ukan undang2undang kepai#itan !ang baru, suatu pengadi#an !ang kuat dan independen !ang bersedia untuk menerapkan hukum itu, dan kemauan po#itik untuk menagih hutang !ang sudah 5atuh tempo* $ank Indonesia dan pengatur keuangan #ainn!a harus 5uga memastikan bah,a bank2bank cukup independen dari perusahaan2perusahaan !ang mereka berikan pin5aman* 3ntuk menghindari %mora# ha-ard% dan mempertahankan kesehatan keuangan dari sistem bank, $ank Indonesia dan pengatur keuangan #ainn!a per#u mengembangkan pedoman untuk pemeriksaan kepatutan dan kepantasan keuangan !ang berhubungan dengan pin5aman2pin5aman kehutanan, dan per#u memantau bah,a bank2bank itu menerapkan pedoman itu* <emerintah dapat menga#ami kerugian sebesar 3SB1 mi#iar atau #ebih dari hutang kehutanan !ang potensia# dapat ditagih kemba#i dan saat ini otoritasn!a dipegang o#eh $ank 1andiri* 3ntuk memastikan bah,a hutang2hutang !ang be#um diba!ar !ang berada di tangan $ank 1andiri dan bank2bank mi#ik negara #ainn!a tidak dihapuskan, pemeringtah dapat7 me,a5ibkan $ank 1andiri menagih hutang2hutang sektor kehutanan !ang tidak distrukturisasi da#am bukun!a sebe#um me#an5utkan dengan pen5ua#an saham di masa !ang akan datang4 adakan dia#og antara Dephut dan $ank 1andiri untuk menentukan pi#ihan untuk menutup perusahaan2perusahaan !ang berhutang !ang gaga# memba!ar pin5aman mereka4 dan mendorong $ank 1andiri untuk memantau perusahaan2perusahaan kehutanan da#am portofo#ion!a untuk memastikan bah,a perusahaan2perusahaan itu beroperasi secara #ega# dan komersia# !ang bertanggung a5a,ab* $ + &% Pengurangan Kemiskinan a% Reformasi Hak dan Pengaturan atas Hutan

$an!ak masa#ah2masa#ah !ang berhubungan dengan sistem hak dan pengaturan atas hutan Indonesia !ang su#it dise#esaikan* @ak merupakan sa#ah satu dari masa#ah2masa#ah !ang pa#ing ban!ak dipersengketakan dan bernuansa po#itik !ang dihadapi o#eh sektor kehutanan* =amun, sistem hak dan pengaturan !ang sekarang menimbu#kan konf#ik, mengha#angi in+estasi 5angka pan5ang, dan seringka#i tidak adi#* Sistem itu memer#ukan reformasi*

21 Draft (September 13, 2004) 3ntuk mu#ai mencari pemecahan, pemerintah dapat mengadakan dia#og nasiona# mengenai hak mi#ik atas hutan, !ang me#ibatkan se5um#ah stakeho#der* Sebuah komisi nasiona# atau #embaga non pemerintah !ang dikena# independen dapat memimpin dia#og itu* Da#am dia#og itu tiga masa#ah pokok !ang per#u dibahas ada#ah7 i) apa !ang dapat menggantikan sistem konsesi hutan !ang sudah #ama (@<@)J ii) apa hak2hak !ang harus dimi#iki mas!arakat atas hutan dan bagaimana men5amin hak2hak iniJ Dan iii) apa !ang harus di#akukan mengenai tanah da#am :a,asan @utan =egara !ang tidak memi#iki hutan dan mungkin seka#i tidak akan pun!a hutan da#am ,aktu !ang dekatJ Sistem apapun !ang menggantikan sistem @<@, per#u diperhitungkan keadaan keban!akan hutan !ang tergradasi dan terpisah2pisah, serta kesu#itan pemerintah untuk secara efektif memantau dan mengatur pengambi#an ka!u da#am 5um#ah besar dari hutan2hutan !ang makin keci#, terkeping2 keping dan makin susah dicapai* <emerintah pusat, propinsi dan kabupaten harus memi#iki peran !ang 5e#as dan konsisten da#am menentukan hak dan ke,a5iban dan da#am memantau dan menegakkann!a4 ,a#aupun peran mereka !ang tepat mungkin berubah dengan ,aktu* Euga diper#ukan mekanisme untuk berkonsu#tasi dengan mas!arakat sebe#um perusahaan #uar diberi hak untuk memakai hutan di da#am ,i#a!ah mereka* Indonesia dapat ban!ak be#a5ar dari penga#aman negara 6sia #ainn!a dengan men!erahkan hak2 hak atas hutan2hutan !ang terpisah2pisah dan tergradasi kepada mas!arakat*Tidak ada satu mode#pun !ang dapat diikuti* =amun, bukti menun5ukkan bah,a sistem mana5emen bersama dimana mas!arakat ber5an5i akan meme#ihara dan memu#ihkan sumberda!a a#am sebagai imba#an dari hak untuk mendapatkan manfaat, dapat merupakan a#at !ang efektif untuk me#akukan rehabi#itasi hutan* 3ntuk berhasi#, setiap pendekatan !ang dipakai harus mengakui keragaman !ang tinggi dari kondisi ke#embagaan !ang ada dan tingkat moda# sosia# ( social capital) !ang terdapat dise#uruh daerah, dan bersikap cukup f#eksibe# untuk men!esuaikan dengan ken!ataan2ken!ataan ini* :arena sebagian besar dari :a,asan @utan =egara be#um ditanami pohon se#ama bertahun2 tahun atau berada da#am penge#o#aan "anatani (agroforest) !ang memberikan keuntungan !ang berarti, barangka#i sudah ,aktun!a untuk mempertimbangkan untuk menge#uarkan daerah ini dari :a,asan @utan =egara* Ini akan meningkatkan keamanan hak mi#ik dari ke#ompok !ang beroperasi disana, mendorong in+estasi 5angka pan5ang,

22 Draft (September 13, 2004) dan memungkinkan Dephut untuk memusatkan perhatian pada daerah berhutan atau daerah !ang mungkin berhutan di masa !ang akan datang* 3ntuk mendorong orang menghindari penga#ihan hutan #ebih #an5ut o#eh ke#ompok2ke#ompok !ang berharap akan mendapatkan hak mi#ik atas tanah, pemerintah mungkin per#u mu#ai berkonsentrasi pada daerah !ang sudah memi#iki s!stem agro !ang sudah matang, dan daerah !ang 5auh dari hutan !ang tersisa* $ b% Mendorong Perusahaan *ka a Keci dan Kehutanan Masyarakat

@utan tanaman ska#a keci# dan agroforest, pabrik penggerga5ian, perusahaan kera5inan dan mebe#, dan kegiatan2kegiatan hasi# hutan non ka!u menghasi#kan #apangan ker5a dan ni#ai tambah !ang cukup ban!ak* <emerintah harus memakai pendekatan 3saha :eci# dan 1enengah dan reformasi peraturan untuk mendukung kegiatan berbasis hutan ska#a keci#* Kang pertama termasuk organisasi mas!arakat sipi# pengontrak, untuk memberikan kredit non2kon+ensiona#, informasi pasar, pe#atihan mana5emen dan tekno#ogi baru bagi indi+idu dan perusahaan2 perusahaan keci# !ang ter#ibat da#am kegiatan ini* Kang terakhir dapat termasuk mencabut pembatasan2pembatasan, dan men!ederhanakan prosedur bagi pengangkutan dan pen5ua#an pohon2pohon !ang ditanam o#eh petani* <emerintah dapat men!ingkirkan pembatasan2 pembatasan pada ekspor rotan* $ c% Promosikan Kemitraan Masyarakat - Perusahaan

Da#am ban!ak kasus, kemitraan antara perusahaan dan mas!arakat dapat meningkatkan pendapatan pedesaan, sementara memberi perusahaan kehutanan pasokan bahan mentah !ang berkesinambungan* 1ereka 5uga dapat mengurangi konf#ik antara mas!arakat, perusahaan dan instansi pemerintah* =amun, kemitraan semacam itu 5uga memba,a risiko baik bagi mas!arakat maupun perusahaan* 1as!arakat sering pun!a informasi terbatas dan dorongan !ang keci# untuk bernegosiasi secara efektif* Ini sering memba,a mereka menerima kontrak !ang tidak adi#, untuk ha# mana mereka tak pun!a ban!ak per#indungan 5ika sebuah perusahaan gaga# memenuhi ke,a5ibann!a* <ada ,aktu !ang bersamaan, perusahaan sering menemukan bah,a beker5a dengan mas!arakat me#ibatkan bia!a transaksi !ang tinggi dan kadang2kadang efisiensi dan produkti+itas !ang menurun* <erusahaan2perusahaan

23 Draft (September 13, 2004) 5uga pun!a sedikit penga#aman membina kemitraan !ang efektif atau men!e#esaikan konf#ik dengan mas!arakat bi#a konf#ik timbu#* 3ntuk membantu mengurangi risiko ini, instansi pemerintah dan FS1 dapat memberikan informasi kepada mas!arakat mengenai pasar dan masa#ah2masa#ah kontrak dan memperkuat ketrampi#an mereka berunding, reso#usi konf#ik antara perusahaan dan mas!arakat, dan memperkuat mekanisme untuk men5a#ankan kontrak* Sebaggai bagian dari rencana keber#an5utan !ang dikemukakan sebe#umn!a, pemerintah dapat mendorong perusahaan pu#p untuk merangsang sistem penanam di #uar ka,asan dan menetapkan target bah,a 2;? dari daerah perkebunan hutan !ang baru !ang ditanami da#am #ima tahun mendatang memakai s!stem hutan tanaman rak!at* 1 + 4* Layanan Lingkungan a% Memperkuat !aerah yang !i indungi

<endekatan !ang sekarang untuk ka,asan !ang di#indungi 5e#as tidak ber5a#an dengan baik* Sudah ,aktun!a untuk menin5au kemba#i dan mencari 5a#an bagaimana untuk ma5u* @a# pertama !ang per#u di#akukan ada#ah meni#ai keadaan !ang sekarang dan ancaman utama da#am tiap ka,asan utama !ang di#indungi* Dan menentukan ka,asan dengan prioritas tinggi, dimana tindakan !ang tegas dapat memberikan hasi# !ang n!ata* 1ungkin per#u untuk meningga#kan daerah2daerah !ang tak dapat di#indungi dan memusatkan perhatian pada daerah !ang dapat di#indungi* Sete#ah itu, diper#ukan adan!a penin5auan #angkah pe#estarian mana !ang terbukti pa#ing berhasi# sampai sekarang dan suatu rencana tindak disiapkan berdasarkan atas hasi# tersebut* :egiatan penegakan hukum kehutanan !ang dibicarakan di ba,ah ini 5uga diper#ukan untuk memberikan prioritas kepada ka,asan !ang di#indungi !ang berni#ai tinggi !ang dianggap pemerintah dapat dise#amatkan* $ b% Menge o a Lanskap untuk Layanan Lingkungan

:eban!akan #a!anan #ingkungan datang dari #uar ka,asan !ang di#indungi, dan meningkat dari ka,asan2ka,asan !ang terganggu, !ang termasuk hutan !ang te#ah diambi# ka!un!a, hutan sekunder, hutan hak mi#ik, ke#ompok2ke#ompok hutan, hutan agro, #ahan tandus, dan #ahan panen* Di ka,asan2ka,asan ini instansi pemerintah dan organisasi mas!arakat sipi# per#u memakai kebi5akan hak mi#ik, pe#atihan, per#uasan pertanian dan kehutanan, program kredit, usaha organisasi, pro!ek2pro!ek pengembangan

24 Draft (September 13, 2004) pasar, dan perencanaan pemakaian tanah untuk mendorong pemakaian tanah !ang memberikan #a!anan #ingkungan !ang #ebih besar* 3saha semacam itu akan memacu reduced impact logging, agroforestr!, reboisasi dan rehabi#itasi hutan a#am, pe#estarian tanah dan air, a#ternatif untuk membakar, dan konser+asi hutan tandus* $an!ak negara !ang me#akukan percobaan sistem pemba!aran #a!anan #ingkungan dengan dana pub#ik (pemerintah)* <emerintah Indonesia per#u me#akukan percobaan serupa dengan memba!ar mas!arakat !ang me#estarikan hutan dan mendorong regenerasi hutan secara a#ami* Dana (eboisasi mungkin dapat dipakai untuk maksud ini* $ c% .entuk Prakarsa /pi ,anah 0ambut

:ebakaran hutan dari daerah !ang re#atif keci# dari tanah gambut menghasi#kan hampir semua emisi karbon dan kabut, terutama se#ama tahun2tahun 9# =ino* <emerintah dapat mengumumkan prakarsa khusus untuk memerangi kebakaran hutan, pemanasan g#oba#, dan kabut di tanah gambut* <rakarsa ini sebaikn!a termasuk7 a) bantuan teknis, perangsang ekonomi, dan usaha2 usaha penegakan hukum untuk mendorong perusahaan2perusahaan kehutanan dan pertanian untuk membersihkan #ahan secara mekanis, dan bukan dibakar4 b) pembatasan penanaman moda# da#am prasarana !ang men5adikan tanah gambut dapat dicapai dan pemakaian tanah gambut untuk hutan tanaman dan program transmigrasi4 c) program2program se#ama tahun2tahun kering !ang memberikan bantuan kemanusiaan dan pi#ihan mata pencaharian !ang tidak memer#ukan pembakaran kepada penduduk di tanah gambut berisiko tinggi4 dan e) program untuk men!e#esaikan konf#ik hak mi#ik !ang mungkin men!ebabkan pembakaran di daerah tanah gambut* $ + (% ,ata Ke o a a% Memperkuat Instansi Kabupaten dan Propinsi dengan !ukungan Pemerintah Pusat

6da kebingungan mengenai bagaimana ,e,enang dan tanggung5a,ab atas aspek utama penge#o#aan hutan dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah* 3ntuk penge#o#aan hutan !ang efektif per#u ke5e#asan peran dan tanggung 5a,ab tiap tingkat pemerintah* <emerintah kabupaten sebaikn!a tetap ter#ibat da#am kehutanan secara aktif, pemerintah

2; Draft (September 13, 2004) propinsi #ebih ter#ibat, dan Dephut dan instansi pusat #ainn!a memberikan dukungan dan pedoman teknis kepada kabupaten dan propinsi, serta me#aksanakan penga,asan* 3ntuk memperkuat instansi kabupaten dan propinsi dengan dukungan pemerintah pusat, per#u diupa!akan pen!e#esaian pertentangan di da#am kerangka hukum dan peraturan untuk penge#o#aan hutan* 1isa#n!a, 3ndang2undang :ehutanan tahun 1>>> dan peraturan pe#aksanaann!a per#u dicocokkan dengan undang2undang desentra#isasi !ang #ebih #uas* 3ntuk menghindari proses berkepan5angan pembuatan u#ang rancangan, pemerintah dapat menun5uk sebuah komisi <residen dengan mandat untuk men!e#esaikan ketidak 5e#asan hukum dan untuk men5e#askan peran dan kekuasaan instansi pemerintah !ang ter#ibat da#am penge#o#aan hutan pada setiap tingkat* $i#a komisi itu tak berhasi# men!e#esaikan kontrakdisi semacam itu, komisi itu bisa merangkum ha#2ha# penting da#am kerangka ker5a peraturan dimana peraturan baru dibutuhkan* $eberapa #angkah tambahan 5uga diper#ukan* <ertama, instansi pemerintah pada semua tingkat per#u menga#ihkan perhatian mereka dari bersaing untuk rente ekonomi !ang tersisa !ang berhubungan dengan sumberda!a hutan kepada bagaimana untuk membagi tanggung 5a,ab untuk menge#o#a #anskap hutan !ang tergradasi* :edua, kapasitas ke#embagaan dari birokrasi kehutanan pada tingkat kabupaten dan propinsi per#u diperkuat* :etiga, ada kebutuhan untuk meningkatkan akuntabi#itas dari pemerintah kabupaten dan pemerintah propinsi (baik eksekutif maupun D<(D) untuk mengurangi korupsi dan ke#ompok e#it mengambi# keuntungan !ang berhubungan dengan kegiatan kehutanan* 6khirn!a, ada kebutuhan untuk meningkatkan transparansi da#am pengambi#an keputusan di sektor kehutanan pada semua tingkat* $ b% ,egakkan 1ndang2undang Kehutanan

3ntuk membentuk kredibi#itas dari kerangka hukum bagi kehutanan, per#u menentukan tu5uan !ang rea#istis, upa!a untuk mencapain!a dengan gigih, dan secara teratur mengkomunikasikan hasi#n!a kepada pub#ik* Sukses akan memer#ukan kesadaran pub#ik, konsensus !ang #uas tentang tu5uan, aturan !ang rea#istis, pendekatan !ang i#miah dan partisipatif pada penegakan hukum, dan tuntutan !ang efektif pada mereka !ang didenda dan ditangkap* 3saha harus difokuskan pada mereka !ang bertanggung 5a,ab akan pe#anggaran2pe#anggaran utama*

2C Draft (September 13, 2004) :ema5uan !ang berarti memer#ukan koordinasi !ang be#um pernah ter5adi sebe#umn!a antara Dephut, po#isi, angkatan bersen5ata, pengadi#an, unit ke5ahatan keuangan, pe5abat bea cukai, dan pemerintah kabupaten dan pemerintah propinsi* 3ntuk mencapai koordinasi semacam itu, <residen dapat menun5uk seorang ,aki# khusus tingkat tinggi bagi kegiatan kehutanan i#ega# dan membentuk gugus tugas penegakan hukum hutan antar instansi, !ang dikepa#ai o#eh ,aki# tersebut* <emerintah per#u memberi is!arat dini bah,a pemerintah sungguh2sungguh mengenai penuntutan pada pe#anggaran berat dari hukum kehutanan !ang ada dan bah,a tidak ada orang atau perusahaan !ang tidak ter5angkau o#eh hukum* 3ntuk mengirim pesan !ang keras bah,a pemerintah memberi prioritas pada masa#ah ini, sa#ah satu opsi bagi pemerintah ada#ah menuntut antara #ima sampai sepu#uh pe#aku !ang pa#ing terkena# dari kegiatan penebangan pohon i#ega#, mempub#ikasikan penuntutan ini, dan memastikan hukuman !ang berat bagi terhukum* 6kan baik seka#i bi#a sekurang2kurangn!a seorang dari penuntut memakai hukum anti pencucian uang Indonesia !ang baru untuk menciptakan preseden !ang 5e#as, untuk mencegah bank membia!ai penebangan ka!u i#ega# *1engkoordinir usaha untuk menuntut kasus2kasus ini mungkin akan merupakan sa#ah satu tugas pertama dari gugus tugas <residen* Da#am 5angka pendek, <residen dapat menun5uk seorang ,aki# khusus dan gugus tugas antar instansi dan me#akukan beberapa penangkapan ke#as tinggi dari orang2orang !ang ter#ibat da#am kegiatan kehutanan i#ega#* Euga penting bagi pemerintah untuk memberi is!arat dini bah,a pemerintah memberi prioritas tinggi pada agenda internasiona#n!a bagi usaha2usaha untuk menghentikan ekspor ka!u i#ega# ke 1a#a!sia, &ina dan Singapura* <enutupan ketiga pasar ini bagi ekspor produk hutan i#ega# merupakan kunci untuk membuat kema5uan !ang berarti da#am penegakan hukum kehutanan* <erundingan diam2diam mungkin akan terbukti #ebih efektif dari pada bersikap di depan umum membu5uk tetangga2tetangga Indonesia untuk beker5asama* "a#aupun bagaimana, pemerintah Indonesia mungkin mempertimbangkan untuk mengadakan pertemuan regiona# dari para kepa#a negara dimana topik ini memainkan peran utama da#am agenda* Da#am 5angka ,aktu !ang agak #ebih #ama, pemerintah dan pihak2pihak !ang berkepentingan #ainn!a dapat7 1 8 1eneruskan usaha untuk mendefinisikan sebuah definisi i##ega# #ogging !ang dapat di#aksanakan dan diterima secara #uas4

2D Draft (September 13, 2004) 1 8 1emerioritaskan7 a) penghentian pengambi#an ka!u, penggundu#an hutan, dan perburuan komersia# di daerah !ang di#indungi !ang masih mempertahankan keban!akan dari integritas eko#ogin!a, b) mencegah perusahaan pu#p dan kertas mencari bahan baku dari sumber2 sumber i#ega#, c) me#arang pembakaran untuk membersihkan #ahan untuk panen ka!u dan hutan tanaman di ka,asan dengan tanah gambut, d) menghentikan pengiriman ka!u ke negara2negara tetangga, dan e) mendukung prakarsa mas!arakat untuk menghentikan kegiatan kehutanan i#ega# di ,i#a!ah mereka* 2 8 1e#aksanakan sistem pene#usuran ka!u nasiona# untuk mengetahui sumber ka!u dan menghindari penge#akan pa5ak* 3 8 1embuat operasiona# undang2undang anti pencucian uang !ang merupakan #andmark Indonesia, !ang men!atakan ke5ahatan kehutanan dan #ingkungan sebagai ke5ahatan asa# !ang dapat dikenakan pidana ke5ahatan pencucian uang, dengan membuat prosedur bagi bank untuk mengetahui kegiatan kehutanan !ang mencurigakan dan bagi instansi pemerintah untuk me#akukan tindak #an5ut dengan in+estigasi !ang efektif, penuntutan, dan pen!itaan dari hasi# ke5ahatan4 4 8 1en!etu5ui undang2undang !ang baru !ang men5amin akses pub#ik ke informasi !ang berhubungan dengan hak2hak atas hutan pub#ik dan penegakan hukum kehutanan* ; 8 $entuk tempat untuk mengumpu#kan dan men!ebarkan informasi itu, dengan memberikan perhatian khusus kepada pemantauan apa !ang ter5adi sete#ah penangkapan a,a# di#akukan dan produkn!a disita* 3 c% 4egah dan *e esaikan Konf ik 5ang .erhubungan dengan Hutan

<emerintah pada semua tingkat sebaikn!a beker5a dengan stakeho#der !ang #ain untuk menerapkan strategi koordinasi !ang dapat mencegah dan men!e#esaikan konf#ik seandain!a konf#ik itu ter5adi* 1endapatkan pemahaman !ang #ebih baik mengenai 5enis dan dinamika konf#ik !ang berhubungan dengan hutan dan menentukan sebabn!a akan per#u untuk ha# ini* 1engembangkan sebuah strategi !ang efktif untuk menangani konf#ik hutan akan memer#ukan tindakan terkoordinasi* <emerintah kabupaten dan pemerintah propinsi dapat membuat mekanisme untuk men!ampaikan kepedu#ian stakeho#der dan men!e#esaikan konf#ik !ang timbu# da#am ,i#!ahn!a sebe#um ter5adi kekerasan*

2A Draft (September 13, 2004) 1ekanisme semacam itu mungkin termasuk pemakaian dengar pendapat pub#ik untuk memungkinkan berbagai pihak da#am konf#ik itu untuk men!ampaikan masa#ah mereka dan membicarakan pi#ihan pen!e#esaian4 pembentukan pusat pen!e#esaian konf#ik untuk membantu pen!e#esaian damai !ang adi# dari konf#ik2konf#ik di #uar proses hukum forma#4 dan pen!ediaan bantuan hukum bagi mas!arakat hutan dan ke#ompok #ainn!a, untuk memberi mereka akses !ang #ebih baik pada s!stem pengadi#an* <emerintah kabupaten dan pemerintah propinsi 5uga dapat membentuk tim Hcepat tanggapI untuk membantu men!e#esaikan konf#ik !ang berhubungan dengan hutan segera sete#ah konf#ik itu ter5adi dan sebe#um konf#ik tersebut me#uas dan mengganas* Tim tersebut harus dibentuk dari pribadi2pribadi !ang dapat diperca!ai dan dihormati baik !ang ber#atar be#akang organisasi mas!arakat !ang terkemuka, FS1, instansi pemerintah L dan bi#a re#e+an, sektor s,asta* Tim2 tim ini akan membantu pihak2pihak ter#ibat untuk mencari 5a#an bagi pen!e#esaian konf#ik mereka tanpa kekerasan* <emerintah pusat dan mas!arakat internasiona# dapat memantau ketegangan di Htitik2titik panasI !ang diketahui dan men!e#esaikan masa#ah2masa#ah !ang men5adi dasar konf#ik !ang mungkin te#ah #ama atau sedang ber#angsung, untuk memastikan bah,a konf#ik itu tidak ter5adi #agi* Di daerah2daerah dimana konf#ik kekerasan te#ah ter5adi, ini mungkin per#u me#ibatkan proses perdamaian di antara pihak2pihak !ang berse#isih* 3ntuk men!e#esaikan sebab2sebab dari konf#ik !ang berhubungan dengan hutan, beberapa #angkah tambahan per#u diambi#7 1 8 <emerintah dapat menaikkan standard bagi peni#aian dampak sosia# !ang diper#ukan bagi konsesi ka!u, pengembangan hutan tanaman, operasi penambangan, dan pro!ek2pro!ek prasarana* <roses ini per#u me#ibatkan pihak ketiga !ang independen, dan hasi#n!a sebaikn!a dapat dipero#eh o#eh umum dan disetu5ui o#eh mas!arakat !ang terkena dampak* Fembaga2 #embaga keuangan seckor pemerintah dan s,asta dan badan donor !ang ter#ibat da#am pro!ek2pro!ek semacam itu 5uga per#u me#akukan peni#aian terhadap dampak sosia# masing2 masing* 8 <emerintah dapat memberi prioritas untuk men!e#esaikan konf#ik !ang ban!ak ter5adi antara tuntutan tradisiona# atas #ahan hutan, sumberda!a hutan dan undang2undang kehutanan nasiona#* Tidak adan!a 5aminan hak untuk mas!arakat hutan dan persaingan k#aim atau tuntutan berbagai pihak atas #ahan hutan !ang ditemukan pada

2> Draft (September 13, 2004) 1 s!stem !ang ber#aku sekarang ini merupakan sa#ah satu akar dari konf#ik !ang berhubungan dengan hutan*

30

You might also like