28 Prof Suwadi PTSD

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 44

1

POST TRAUMATI C
STRESS DI SORDER
( PTSD )
Prof. DR.Dr.H.Soewadi MPH, SpKJ (K)
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UII
YOGYAKARTA
Blok Kegawatdaruratan
2
26 Desember 2004
jam 07:58 WIBB (00:58 GMT)
terjadi gempa bumi tektonik yang berkekuatan
6,8 Skala Rickter (laporan BMG/Badan
Meteorologi dan Geofisika) atau 8,9 Skala
Richter (laporan USGS/United States
Geological Survey)
Pusat gempa di Lautan Hindia,
150 km sebelah selatan Meulaboh, Pantai Barat
Aceh.
Gempa bumi tektonik menghantam:
1. Sebagian besar provinsi Nangroe Aceh
Darussalam dan Sumatera Utara.
2. Malaysia
3. Thailand
4. India
5. Srilangka
6. Maladive
7. Afrika.
3
Pengenalan Gangguan Stress
Paska Trauma
(Post-Traumatic Stress
Disorder = PTSD)
4
Pendahuluan:
- (shell shock, battle fatigue
syndrome)
- terj adi akibat kekerasan atau
bencana
- 10 % populasi pernah
mengalami
- perempuan > laki- laki
5
Modern Day Reasons for Uses of Victim Support
Mayou & Farmer 2002
6
Psychological Consequences of Trauma
Acute anxiety, arousal (acute stress disorder)
Pain and apparently disproportionate disability
Anxiety disorder
Unexplained physical symptoms
Major depressive disorder
Impact on family (such as family arguments, depression in family members)
Post-traumatic symptoms and disorder
Avoidance and phobic anxiety
7
Pendahuluan (cont):
- perj alanan gej ala:
bisa menghilang
bisa menetap sampai beberapa
tahun
Sering disertai gej ala psikiatrik
lain,
misal depresi
- individu dengan trauma:
sebagian tak perlu terapi ( cukup dg
pertolongan teman, keluarga, atau
rohaniawan)
Banyak yang perlu pertolongan
tenaga profesional
8
Types of Modern Trauma
Occupational
Return to work often slower than in other types of injury
Liaison with employer essential
Compensation issues may impede return to work
Sporting
May be associated with physical unfitness or with inappropriate activity for
age
Domestic
Assess role of alcohol, consider possible family and other problems, assess
risk of further incidents
Disasters
Fear of unpredictability and lack of control
9
Types of Modern Trauma
Assault (including sexual)
Assess role of alcohol, keep detailed records, suggest availability of help for
major, and especially for sexual, assault
Road traffic crash
Psychological complications may occur even if no significant physical injury.
Whiplash injuries should be treated by well planned mobilisation and
encouragement, together with alertness to possible psychological
complications
Terrorism
Fear of being killed / injured / captured
Fearful for loved ones
10
Cognitive Behavioural Strategies for PTSD
Talking it through
Encourage victimto discuss and relive feelings about the incident
Tackling avoidance
Discuss graded increase in activities, such as return to travel after a road crash
Coping with anxiety
Anxiety management techniques (relaxation, distraction)
Dealing with anger
Encourage discussion of incident and of feelings
Overcoming sleep problems
Emphasise importance of regular sleep habits and avoidance of excessive
alcohol and caffeine
Treat associated depression
Antidepressant drugs, limited role for hypnotics immediately after
11
Gejala:
- biasanya tampak dalam 3 bln
paska trauma
- DSM I V:
PTSD: > 1 bulan,
Gangguan Stress Akut: < 1
bulan
12
GANGGUAN
PERI LAKU SEDI H
Sakit Kepala.
Nyeri punggung.
Susah tidur.
Sering terbangun tiba-
tiba.
Tidak nafsu makan.
Capek/letih.
Gairah seksual menurun
Menghindar untuk bergaul
dengan orang lain.
Tidak mau bicara.
Sering lupa.
Putus asa.
Bosan.
Merasa tidak berharga.
Merasa gagal menyelamatkan
diri sendiri atau keluarga.
Tidak peduli pada lingkungan
sekitar.
Menunjukkan gejala ingin bunuh
diri.
Fi si k Sur vi vor
mengemuk ak an kel uhan-
kel uhan t ent ang:
Per i l ak u Sur vi vor t er l i hat
at au mengungk apk an
per asaan:
GEJALA
13
Gej ala ( cont) :
Dapat dikelompokkan dalam
1.I ntrusion:
I ngatan tentang trauma yang tak diharapkan
Penghayatan kembali pengalaman traumatis
( flashback)
2. Avoidance:
Menghindar ikatan emosi dengan orang lain
Mati rasa secara emosi
Hanya dapat mengikuti aktifitas rutin dan
bersifat mekanis
Menghindar dari situasi atau aktivitas yang
mengingatkan kembali kej adian traumatis
14
Gej ala ( cont) :
3. Hyperarousal:
I ritabel
Emosi mudah meledak
I nsomnia
Mudah terkej ut
Sulit konsentrasi
4. Lain-lain :
Depresi
Perasaan bersalah mengapa hidup
Sulit mengingat informasi yang baru
Penyalahgunaan alcohol dan zat lainnya
Kontrol diri yang kurang - > resiko bunuh diri
15
GANGGUAN STRES PASCA
TRAUMA
1. Perasaan Penyalahgunaan
NAPZA
2. bersalah
3. Depresi dengan Komplikasi
percobaan bunuh diri lebih
sering terjadi
4. Depresi dengan rasa
bersalah yang luar biasa
sering terjadi pada sindrom
dari seorang yang luput dari
bencana (survival
syndrome).
5. Delusi
6. Halusinasi.
6. Dissosiasi.
7. Serangan panik.
8. Agresi.
9. Kelemahan pengendalian
impuls.
10. Tindak kekerasan.
11. Gangguan daya ingat dan
konsentrasi.
12. Kecacatan fisik akibat
trauma
Kondi si Yang Menyer t ai PTSD
16
GANGGUAN STRES PASCA
TRAUMA
Atasi survivor sesuai dengan gejala yang ada.
Upayakan untuk memperoleh kepercayaan dari
survivor dan keluarga, dengan memberikan rasa
aman dan terlindungi
Survivor dirujuk ke fasilitas kesehatan jiwa bila
membahayakan dirinya atau membahayakan
orang lain atau bila dengan terapi tersebut di
atas secara adekuat tidak ada perbaikan
setelah 2 minggu
Bant uan Psi kol ogi s
17
GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA
Reaksi Emosional : shock, cemas,
marah, merasa bersalah, malu, tidak
berdaya, putus asa, merasa hampa,
hilangnya rasa ketertarikan
Reaksi Kognitif : mudah merasa ragu ,
tidak memiliki orientasi, tidak dapat
mengambil keputusan, penuh
kekhawatiran, menurunnya perhatian,
daya ingat terbata, pola pikir
negatif
Reaksi Fisik : tegangan, mudah merasa
lelah, insomnia, mudah merasa mual,
koordinasi motorik menurun
Reaksi Antarpribadi: tidak percaya,
18
Membantu survivor mandiri
makan, tidur, kebersihan diri
Melakukan pengamatan
Terhadap tingkah laku berbahaya, misalnya usaha untuk bunuh
diri.
Interaksi dengan survivor
Tahap 1. Membenahi kondisi emosi survivor:
Temani dan ajak ngobrol, Dengarkan keluhannya, Beri kalimat-kalimat
yang menyejukkan, Tunjukkan bahwa kita memahami perasaannya
Tahap 2. Medorong survivor untuk mulai beraktivitas:
Membujuk untuk mandi sendiri, makan sendiri, mengajak survivor untuk
berinteraksi dengan keluarga atau orang-orang yang dekat, mengajak
survivor berinteraksi ke luar rumah
Tahap 3. Mempertahankan kemandirian:
Mendorong survivor untuk secara kontinyu bergaul dengan orang lain
Memberi aktivitas ringan seperti : olahraga ringan, mengerjakan pekerjaan
rumahtangga, membaca.
GANGGUAN PERI LAKU SEDI H
BANTUAN PSI KOLOGI S
19
Survivor menunjukkan gejala-gejala bunuh diri atau mengatakan ingin
bunuh diri.
Sulit sekali atau sama sekali tidak mau bicara dengan orang lain.
Menangis terus menerus.
Terlihat sedih berkepanjangan.
GANGGUAN PERI LAKU SEDI H
PEDOMAN RUJ UKAN
BANTUAN PSI KOLOGI S KEPADA KELUARGA
Memfasilitasi kebutuhan makan, minum, kebersihan.
Mengajak keluarga untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan
Ajak keluarga membicarakan kejadian tidak menyenangkan yang
dialami keluarga
Mendorong anggota keluarga untuk membicarakan hal-hal yang
didengar, dirasakan, dilihat dan dipikirkan
Memfasilitasi keluarga untuk berbagi perasaan terhadap perubahan
yang terjadi di dalam keluarga setelah bencana
Membuat prioritas penyelesaian masalah yang ada di keluarga
20
21
22
23
24
Terhadap survivor Membina hubungan saling percaya
Berbicara ramah dan sabar
Memberi kesempatan untuk menyampaikan keluhannya
Menggali informasi dan menjelaskan situasi
Merumuskan pemecahan masalah (spesifik)
Mendukung pilihan pemecahan masalah
GANGGUAN PERI LAKU MARAH
GEJALA TAMPAK
Survivor tidak mau berhubungan
dgn orang lain.
Menyalahkan orang lain.
Menyerang lingkungan .
Prilaku kasar.
MenyalahkanTuhan.
TATA LAKSANA TI NDAKAN
J ika gangguan survivor yang tidak dapat diatasi atau ditangani
Bantu memperoleh pertolongan lanjutan pada sarana yankes yang
tersedia.
Koordinasi dgn fihak Pengamanan apabila kemarahan bersifat massal
PEDOMAN RUJ UKAN
25
Melibatkan kelompok / keluarga dalam penanganan marah
Relaksasi (latihan pernafasan)
Penyaluran energi melalui kegiatan bersama (olahraga, dzikir)
Membuat perencanaan kegiatan harian.
BANTUAN KEPADA KELUARGA
GANGGUAN PERI LAKU MARAH
Penyuluhan Agama
Penyuluhan pembangunan lingkungan secara gotong royong
Penyuluhan tentang kehidupan masa depan .contoh ( mata pencaharian ,
usaha, dan lain-lain)
BANTUAN MASYARAKAT SETEMPAT
BANTUAN MASYARAKAT SETEMPAT
Membangun kerja sama untuk memperbaiki kebutuhan dasar :
makan, minum, air bersih , tempat tinggal , lingkungan aman dan
nyaman.
26
Memberi kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanya
Mendengarkan dengan penuh
perhatian dan pengertian.
Memberikan dukungan emosi
dan moral ketika survivor
tercekam emosi
Misalnya dengan memberi
sentuhan kasih sayang, atau
bahkan dekapan.
TI NDAKAN KEPADA SURVI VOR
GANGGUAN PERI LAKU MARAH
Menjawab pertanyaan survivor dengan
penuh keyakinan, realistis, sederhana,
jelas, dan singkat.
J angan berbohong dan memberi
harapan terlalu berlebihan
J angan menyalahkan, jangan
memberi pernyataan yang
membuat survivor semakin merasa
bersalah.
Beri informasi tentang lokasi yang
aman.
Melakukan upaya relaksasi dengan cara:
Melonggarkan pakaian yang ketat.
Mengajak tarik nafas dalam.
Memberi minum.
Memberikan kata-kata yang menenangkan, misalnya dengan
berzikir dan menyebut kebesaran Tuhan Yang Maha Menolong.
27
Penanganan perorangan tidak berhasil
Membahayakan diri dan orang lain
Survivor mengalami kesulitan tidur, gangguan mimpi buruk, menerita
rasa nyeri yang tak tertahankan, menarik diri dari lingkungan, atau
muncul gagasan/ide bunuh diri.
J ika rujukan ke sarana yang mempunyai tenaga profesional (perawat /
psikolog / dokter umum / psikiater) tersedia
J ika terlihat tanda kesedihan/keputusasaan atau perilaku
marah/amuk/agresif atau trauma maka ikuti petunjuk yang sesuai
dengan tanda yang muncul.
PEDOMAN RUJ UKAN
GANGGUAN PERI LAKU MARAH
28
Beri kesempatan setiap anggota untuk saling mengenal dan
mendengarkan ungkapan perasaan
Saling memperkuat dan memberi dukungan dari sesama anggota
Kelompokan survivor sesuai dengan gejala yang sama
Untuk menggali perasaan kepanikan dan ketakutannya.
Lakukan tindakan relaksasi secara bersama-sama
Tenangkan dan bawa survivor ke lokasi yang aman (posko)
BANTUAN KEPADA KELUARGA
GANGGUAN PERI LAKU MARAH
Ada koordinator yang memberi informasi tentang situasi yang muncul
Informasi disampaikan dengan tenang dan ringkas
Ada posko yang mempunyai sarana dan fasilitas yang memadai
Masyarakat diarahkan ke lokasi aman
Pengadaan tempat-tempat umum
Penyediaan informasi tentang peta lokasi rujukan yang diperlukan
Media massa misalnya koran, radio, orari secara rutin memberi
informasi tentang perkembangan
BANTUAN KEPADA MASYARAKAT SEKI TAR
BANTUAN KEPADA LI NGKUNGAN SEKI TAR
29
Membina hubungan yang baik
Menerima dan memahami orang tersebut secara apa adanya:
Mencoba menenangkan orang tersebut: Gunakan kata-kata yang
lembut, ajak untuk bersikap tenang dan relaks.
Menggali dan memberi kesempatan orang tersebut untuk
mencurahkan perasaan dan pikirannya.
Apabila orang tersebut mengalami halusinasi:
Tidak mendukung tetapi juga tidak membantah hal tersebut. Katakan misalnya:
Saya percaya Anda mendengar suara tersebut, tetapi saya tidak dapat
mendengarnya. Menyarankan cara-cara untuk mengatasi halusinasi, misalnya:
tidak mempedulikan, mengalihkan perhatian dengan mengajak orang lain bicara
atau melakukan kegiatan.
Beri kesempatan mengungkapkan emosi dengan cara yang sehat (menangis)
Segera libatkan orang tersebut dalam kegiatan sehari-hari begitu keadaan
memungkinkan.
BANTUAN PSI KOLOGI S
GANGGUAN PERI LAKU KACAU
30
Apabila langkah-langkah di atas tidak dapat mengatasi kekacauan
perilaku orang tersebut, segera minta bantuan medis atau rujuk.
Untuk tindakan pengamanan bagi diri orang tersebut, maka tindakan
pengikatan sementara dapat dilakukan
Kalau perlu orang tersebut dapat dirawat di rumah sakit
RUJ UKAN
GANGGUAN PERI LAKU KACAU
BANTUAN KEPADA NON PASI EN
KELUARGA
Melibatkan keluarga dalam merawat klien
Membentuk kelompok pendukung yang dapat mensuport orang tersebut dan
membantu dalam mengatasi masalahnya.
Melakukan aktivitas kelompok sesama penderita (berbagi rasa, olah raga,
permainan, musik dan lain-lain
MASYARAKAT SEKI TAR
Memberikan informasi bahwa perilaku kacau tersebut tidaklah disengaja. Hal itu
terjadi akibat kondisi tertekan.
Jangan mengucilkan, mengolok-olok, membedakan, mengucilkan,
menganaktirikan, atau memasung orang tersebut.
Apabila ada anggota masyarakat yang mengalami gejala perilaku kacau, harap
dibantu untuk pergi ke pusat layanan kesehatan terdekat
31
I ndi vi du Yang Rent an Ter hadap
Gangguan
Survivor yang menderita cedera atau luka-luka (terutama
anak-anak)
Survivor yang melihat secara langsung orang-orang yang
menuju kematian
Survivor yang kehilangan tempat tinggal secara
permanen, terpisah dari keluarganya atau kontak dengan
sahabat2 terdekat
Survivor yang memiliki kelelahan, lapar, dan terganggu
tidurnya
Survivor yang terkena kontaminasi racun
Survivor yang memiliki kerentanan psikologis
32
Tingkah laku kacau atau aneh
Bicara kacau atau tidak dapat dimengerti
Bicara atau tertawa sendiri
Mondar mandir tanpa tujuan
Mengulang-ulang perbuatan tertentu tanpa tujuan yang jelas
Keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan budaya
Misalnya: menganggap dirinya utusan Tuhan, yakin ada orang lain
yang akan mencelakakan dirinya dan sebagainya
Mendengar suara atau melihat sesuatu tanpa ada sumbernya
(halusinasi)
Gelisah dan tidak tidur berhari-hari
Tidak mengurus diri (tidak mandi, tidak makan)
GEJALA TAMPAK
GANGGUAN PERI LAKU KACAU
33
Topi k Bahasan
Stres Pasca Trauma
Gangguan Perilaku Sedih
Gangguan Perilaku Marah
Gangguan Perilaku Kacau
34
I KHLAS
35
Konsolidasi Relawan Konseling Dewasa
Terapi Bermain Terapi Menggambar
36
37
DAMPI NG KONSELI NG
38
TERAPI BERMAI N
39
TERAPI BERMAI N
40
TERAPI MENGGAMBAR
41
INDONESIA . . .
MENANGIS . . .
INDONESIA ...
BANGKIT ! ! ! ! !
INDONESIA . BANGKIT ! ! ! ! !
43
Penatalaksanaan
- Terapi tingkah laku
- Psikoterapi Psikodinamik
- Terapi keluarga
- Kelompok diskusi atau kelompok
konseling
- Medikasi: antidepresan membantu
mengontrol gej ala PTSD, sehingga
memungkinkan psikoterapi.
44
GANGGUAN STRES PASCA
TRAUMA
Pasien Mengalami Peristiwa
yang hebat
Sulit berkonsentrasi.
Siaga berlebihan.
Iritabilitas atau luapan amarah
Sulit tidur
Respon tertegun berlebihan
Peristiwa traumatik dihayati
kembali secara terus menerus
Menghindari stimulus yang
berkaitan dengan trauma itu
Peningkatan reaksi terhadap
rangsangan yang menetap
Menghindari pikiran yang terkait
dengan trauma
Tidak mampu mengingat suatu
aspek penting dari trauma
Perasaan terasing dari orang lain
Teringat kembali peristiwa traumatik
secara berulang
Mimpi menakutkan yang berulang
mengenai peristiwa yang menakutkan
tersebut
Distres psikologis yang kuat bila
menghadapi peristiwa yang menyerupai

You might also like