Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 115

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

Penanggungjawab
Megawati
(Dekan Fakultas Hukum)
Pimpinan Redaksi
Siti Zuliyah
Wakil Pemimpin Redaksi
Norma Sari
Ediitor
Gatot Sugiharto
Nurul Satria Abdi
Rahmat Muhair Nugroho
Penyunting Ahli
Subardo
Nurul Zuhria !r"an
Suryadi
Mitra Bestari
#ro$% Dr% Marsudi &riatmoo' SH% ((M%
Dr% Rusli Muhammad' SH% MH%
Sekretariat
Suratman
!ndah Dwi Astuti )ndriani
Alamat Redaksi
*am+us )) ,ni"ersitas Ahmad Dahlan
-l% #ramuka No% ./ 0ogyakarta 11232
&el+ (4/5.) 65/721' Fa8% (4/5.) 13.34.
DAFAR !S!
Da$tar )si 99999999999999999999999999999 i
!ditorial 99999999999999999999999999999 ii
"uali#ikasi Resiko Medis Dalam ransaksi erapeutik
Norma Sari %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
2 : 2.
Sinkronisasi $ak Asasi Manusia Dalam Peraturan Daerah
entang Perijinan dan "esempatan Berusaha dikota
%ogyakarta
Suryadi %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
21 : /2
indak Pidana "orupsi Di Bidang Perpajakan
Sulistio Adi ;inarto %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
// : 6/
Prospek Dewan Perwakilan Daerah Pas&a Pemilu '(()
Subardo %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
66 : .4
!mplikasi Putusan Mahkamah "onstitusi entang Mekanisme
Penetapan *alon Anggota +egislati# '(() ,Studi tentang
%udi&ial Re-iew Pasal './ 00 1o2 .( ahun '((34
&ri ;ahyuningsih %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
.2 : 1/
1egara Demokratis Dalam Perspekti# Syariah
Nurul Satria Abdi %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
16 : 3/
Struktur5struktur Mediasi Sebagai Sarana rans#ormasi 1ilai
Demokrasi
Siti Zuliyah %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
36 : 35
Man#aat "etentuan Pemaa# Dalam $ukum Pidana Positi# dan
$ukum Pidana !slam
)mmawan ;ahyudi %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
3< : <2
!mplementasi 0ndang50ndang 1o2 6' ahun '(() entang
Pengelolaan +ingkungan $idup Dalam Swakelola Sampah
Dusun "uden Sitimulyo Piyungan Bantul %ogyakarta
Surahma Asti Mulasari %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
</ : <<
ED!7R!A+
Assalamu =alaikum wr% wb%
Alhamdulillahi robbil =alamin' -urnal )lmu Hukum No"elty telah
kembali hadir di tengah:tengah +emba>ara sekalian% #ada edisi kali ini
terda+at sembilan tulisan yang ditam+ilkan dengan beragam tema se+utar
+erkembangan hokum yang aktual di )ndonesia% Diawali dengan tulisan
Norma Sari' yang mengulas tentang *uali$ikasi Resiko Medis dalam
&ransaksi &era+eutik' tulisan kedua masih masalah #erdata yakni
mengenai Sinkronisasi Hak Asasi Manusia dalam #eraturan Daerah
&entang #eriinan dan *esem+atan ?erusaha di *ota 0ogyakarta oleh
Suryadi' tulisan yang ketiga mengangkat tema &indak #idana *oru+si
Dibidang #er+aakan oleh Sulistio Adi ;inarto' tulisan ini meru+akan
wa>ana yang menarik dan aktual untuk di+erbin>angkan +ada saat ini%
&ulisan berikutnya bertemakan Hukum &ata Negara oleh Subardo
dengan udul #ros+ek Dewan #erwakilan Daerah #as>a #emilu /447'
kemudian tulisan berikutnya masih bertemakan sama yakni )m+likasi
#utusan Mahkamah *onstitusi &entang Mekanisme #eneta+an @alon
Anggota (egislati$ /447 (Studi &entang 0udi>ial Re"iw #asal /2. ,, Nomor
24 &ahun /44< oleh &ri ;ahyuningsih) kemudian dua tulisan berikutnya
bertemakan Demokrasi Aleh Nurul Satria Abdi dengan udul Negara
Demokratis Dalam #res+ekti$ Syari=ah dan oleh Siti Zuliah dengan udul
Struktur:struktur Mediasi Sebagai Sarana &rans$ormasi Nilai Demokrasi%
Selanutnya sebagai +enutu+ dihadirkan dua tulisan mengenai
Man$aat *etentuan #emaa$ Dalam Hukum #idana #ositi$ dan hukum
#idana )slam oleh )mmawan ;ahyudi dan ditutu+ dengan tema
(ingkungan Hidu+ oleh Surahma Asri Mulasari Dengan -udul #enera+an
,ndang:undang Nomor 6/ &ahun /447 &entang #engelolaan (ingkungan
Hidu+ Dalam Swakelola Sam+ah Dusun *uden Sitimulyo #iyungan ?antul
0ogyakarta%
Demikian bebera+a tulisan yang da+at kami suguhkan +ada edisi
kali ini' semoga tulisan:tulisan tersebut teta+ menarik untuk diba>a oleh
+emba>a sekalian dan layak untuk diadikan re$erensi bagi tulisan:tulisan
berikutnya%
Selamat memba>a dan terimakasih%
;assalamu =alaikum wr% wb%

Redaksi -urnal
Redaksi mengundang +ara akademisi dan +raktisi untuk
mengirimkan naskah la+oran +enelitian dan ilmiah konse+tual yang
rele"an dengan misi urnal hukum ini% Naskah yang dikirim minimal
21 halaman maksimal /4 halaman' diketik s+asi ganda dan disertai
biodata% Redaksi berhak mengubah naskah se+anang tidak
mengubah subtansinya% Setia+ naskah yang dimuat akan diberikan
imbalan
KUALIFIKASI RESIKO MEDIS DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK
Norma Sari
Abstract
The problems studied in this research is how clear the
medical risks qualitatively and what difference between the
concept of medical risk and the medical malpractice. Focused
on the former issue, the qualifications of medical risk in
therapeutic transactions and second, what are the differences
between medical risk with medical malpractice (kok
sepertinya pengulangan sj?.
!oth the primary data and secondary data are obtained
through library research and field work. The primary data is
collected using the semi"structured interview technigue. !y
adopting the purposive sampling method, the respondents are
selected from the population of the #ndonesian $octors
%ssociation !ranch &hairman of the 'pecial (egion of
)ogyakarta. %s for the secondary data was done by
identifying, classifying, and analy*ing material literature
written in the form of legislation, documents, books and
studies related to the discussion of research. +verall the data
are obtained and analy*ed qualitatively. (esults of primary
and secondary data analysis will then be arranged in the form
of research reports.
The results show that the qualification including (i the
medical risks where the patient must bear in mind because he
is receiving treatments taken by doctors, (ii loss of physical
and psychological, (iii the incidence of loss is the result of
medical treatment, not because of outside medical
treatment, iv there is a causal relationship between the
losses with the actions of doctors, and (v the loss is beyond
the doctor-s fault. $ifferences between medical risk and the
medical malpractice is the latter subject in a responsible
physician where there is the element of a fault conducted by
doctor or more importantly there is a violation of medical
professional standards, and doctors should not be
predicted. .hile the medical risks, the subject is responsible
patient, outside of medical misconduct, the doctor did not
violate the standards of the medical profession, and doctors
are able to predict.
PENGANTAR
Kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
seseorang. Tingginya derajad kesehatan seseorang merupakan salah satu
indikasi tingginya kualitas hidup seseorang. Hak atas kesehatan ini
merupakan hak yang dapat dinikmati setiap orang. Konvensi internasional
seperti The /niversal $eclaration of 0uman (ighst 1948 dan #nternational
&ovenant on &ivil and 1olitical (ights 1966 mengatur mengenai hak ini.
Ketentuan lain juga terdapat dalam Undangundang Kesehatan !o "# tahun
199" yang menyatakan bah$a %setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajad kesehatan yang optimal&. 'engan demikian
setiap orang mendapat jaminan perlindungan hukum untuk mendapatkan
haknya atas kesehatan.
Hubungan antara seorang dokter dengan pasien dalam melakukan
upaya kesehatan adalah suatu hubungan yang saling timbal balik. Hubungan
ini pada beberapa $aktu yang lalu dapat digambarkan sebagai hubungan
yang si(atnya paternalistik )*hristia$an+ ",,# - ./. 0eiring dengan dinamika
masyarakat maka terjadi pergeseran hubungan antara dokter dengan
pasien. Hubungan antara dokter dengan pasien beralih pada hubungan yang
lebih egalitarian+ yakni bersi(at hori1ontal kontraktual yakni transaksi
terapeutik. Transaksi terapeutik dapat dipahami sebagai hubungan hukum
antara dokter dengan pasien dalam pelayanan medis se2ara pro(esional
berdasarkan kompetensi yang sesuai dengan keahlian dan ketrampilan
tertentu di bidang kedokteran )Komala$ati+ ",,"-1/.
Hubungan antara dokter dengan pasien tidak selamanya berjalan
dengan lan2ar dan mulus. 3dakalanya hubungan diantara mereka
mengalami suatu krisis berupa ketidakpuasan pasien dengan upaya
penyembuhan yang berujung pada tuntutan malpraktek. 4ersoalannya+
masyarakat yang tidak memahami selukbeluk kedokteran 2enderung lebih
melihat pera$atan dari hasilnya. 4adahal+ mengingat hasil pera$atan yang
tidak dapat diprediksi se2ara pasti+ seorang dokter dalam praktiknya hanya
memberikan jaminan proses yang sebaik mungkin )inspanningsverbintenis/+
serta sama sekali tidak menjanjikan hasil )resultaatsverbintenis/.
Kesalahpahaman sema2am ini sering kali berujung dengan gugatan
malpraktek.
5anakala perdebatan antara resiko medis dan dugaan malpraktek
terhadap suatu kegagalan praktek sudah memasuki $ilayah pertikaian
hukum dengan segala argumentasinya+ hal ini tentu saja menjadi hal yang
sangat meresahkan para dokter. 5engatasi persengketaan hukum
membutuhkan kemampuan di luar bidang kedokteran. 0isi lain+ pasien juga
dihadapkan pada ketidaktahuan akan konsep resiko medis. Hal ini terkait
dengan minimnya in(ormasi yang dia dapatkan selama proses upaya
penyembuhan dari dokter. Hak atas in(ormasi tidak didapatkan pasien
se2ara optimal dari dokter yang mera$atnya. 4asien tidak mendapatkan
penjelasan yang memadai mengenai proses pengobatan yang dilakukan
maupun resikoresiko yang timbul sehubungan dengan pengobatan tersebut.
4ersoalan lain+ dalam kenyataan seharihari tidak mudah membedakan
risiko medis dengan malpraktek medis.
Rumusan Masalah
6erdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengkaji permasalahan aspek hukum rekam medis yakni kuali(ikasi resiko
medis dalam transaksi terapeutik dengan rumusan masalah sebagai berikut-
1. 6agaimanakah kuali(ikasi resiko medis dalam transaksi terapeutik7
2. 3pa saja perbedaan antara resiko medis dengan malpraktek medis 7
CARA PENELITIAN
4enelitian ini berjenis penelitian hukum normati( sedangkan dari
segi si(at laporannya adalah penelitian deskripti( analitis. 6ersi(at deskripti(
artinya melalui hasil penelitian diharapkan akan memberikan gambaran
yang menyeluruh mengenai kuali(ikasi resiko medis dalam transaksi
terapeutik dan bersi(at analitis karena kemudian akan dilakukan suatu
analisis terhadap hal tersebut. 4enelitian ini menggunakan dua data+ yaitu
data primer yang diperoleh melalui $a$an2ara dengan responden dan
narasumber+ serta data sekunder yang didapat dengan melakukan
penelitian kepustakaan dengan 2ara mengumpulkan dan mengkaji studi
dokumen berupa bahanbahan hukum yang bersi(at primer+ sekunder dan
tertier. 'atadata yang diperoleh kemudian dianalisis se2ara kualitati(.
ASIL PENELITIAN DAN PEM!AASAN
A" Kuali#i$asi r%si$o m%&is &alam transa$si t%ra'%uti$
Hubungan dokter dengan pasien dalam transaksi terapeutik
se2ara umum memang diatur dalam 4asal 1#1# jo 1#", KUH 4erdata.
Tetapi transaksi terapeutik tidak serta merta sama dengan transaksi
lainnya. 0ebagai bentuk perikatan inspannings verbintenis+ transaksi
terapeutik tidak menjamin hasil kesembuhan seperti harapan pasien.
Harapan idealnya memang pasien yang berdasarkan keper2ayaan kepada
dokter kemudian melakukan transaksi terapeutik+ menginginkan hasil
berupa kesembuhan penyakitnya. !amun harapan ideal tersebut tidak
dapat dibebankan kepada dokter semata. Kondisi pasien yang satu
dengan yang lain tidaklah sama+ karena memang demikianlah hakekat
manusia sebagai 2iptaan Tuhan yang tidak ada satupun di dunia ini yang
memiliki kesamaan se2ara keseluruhan. Tidak ada dua kasus yang
diselesaikan dengan hasil yang sama. 0elain itu+ ilmu kedokteran
berdasarkan ilmu dan pengetahuan )art and science/ yang dimatangkan
dengan pengalaman )0oe$ono+ ",,8 - 1"8/.
3pabila seorang dokter telah melakukan upaya dengan hatihati
dan penuh kesungguhan+ tetapi hasilnya tidak memuaskan pasien atau
keluarganya maka pasien tidak dapat serta merta mengatakan dokter
tersebut telah melalaikan ke$ajibannya melakukan malpraktek.
Hasil akhir suatu upaya penyembuhan sangat bergantung pada
banyak (aktor. Hasil akhir yang berupa 2a2at atau kematian antara lain
dapat merupakan akibat dari )0oe$ono+ ",,8 - 1"8/-
1. 4erjalanan dan komplikasi dari penyakitnya sendiri )&linical course
of the desease/
". 9esiko medis )2edical risk/
#. 9esiko Tindakan :perati( )'urgical risk/
4. ;(ek samping pengobatan dan tindakan )%dverse effect or reaction/
8. Keterbatasan <asilitas )3imitation of resources/
6. Ke2elakaan 5edik ) 2edical %ccident/
.. Ketidaktepatan diagnose )4rror of 5udgement/
8. Kelalaian medik )2edical 6egligence/
9. 5alpraktek 5edik )2edical malpractice/
9esiko yang ditanggung pasien ada # ma2am bentuknya -
(" Ke2elakaan
4ada kasus ke2elakaan yang menanggung resiko adalah pasien. 4ada
umumnya dokter tidak dapat dipersalahkan+ karena meskipun dia
telah bekerja dengan teliti+ hatihati+ memenuhi standar medik yang
telah ditentukan+ pada akhirnya peristi$a tersebut tetap terjadi.
5isalnya masalah surgey mishap yang dimuat di majalah 0tarits Time
tanggal "8 :ktober 1986.
4eristi$anya adalah+ di sebuah 9umah 0akit pemerintah +
seorang ahli bedah yang ternama telah melakukan operasi tumor
agak besar yang letaknya sangat sulit yaitu pada paru sebelah atas
dekat pembuluh arteri. Tidak ada alternati( ain ke2uali harus
dilakukan operasi+ karena jika tidak maka pasien dalam $aktu
maksimal enam bulan akan meninggal. :perasi yang dilakukan penuh
resiko karena berdekatan dengan jantung. 4ada saat dilakukan
pembedahan+ dua pembuluh darah tertusuk dengan tidak sengaja
dan pendarahan tidak dapat dihentikan. 0eorang saksi ahli jantung
senior mengatakan bah$a operasi tersebut sangat sulit banyak
terdapat perlekatan. 6ahkan seorang ahli bedah yang paling senior
pun sulit untuk melaksanakan operasi tersebut. 4asienpun akhirnya
meninggal )0oe$ono+ ",,8 - 1"6/.
)" 9esiko tindakan medis
0etiap tindakan dokter baik ianostik maupun terapeutik akan
selalu mengandung uatu resiko yang melekat pada tindakan itu
sendiri. =ika dilakukan se2ara hatihati dan teliti menurut standar
pro(esi medis maka dokternya tidak dapat dipersalahkan. 5isalnya
kulit menjadi hitam dan hangus atau rambut rontok karena
radiotherapy, tulang patah karena electro confusive therapy,
anaflaktik shock (alergic reaction pada anestesi.
Terdapat suatu putusan %rrondissement (echtbank
%msterdam tanggal ", <ebruari 1988 dimana pada $aktu penegakan
diagnosa dengan pembuatan suatu arthogra(i telah timbul komplikasi
)in(eksi yang mengakitbatkan pasien lututnya menjadi invalid
sebelah. Karena sudah dikerjakan dengan hatihati dana memenuhi
standar pro(esi+ maka dokter tidak dapat dipersalahkan. Kasus
demikian disebut sebagai risk of threatment )0oe$ono+ ",,8 - 1"./.
*" Kesalahan penilaian
0uatu bentuk lain yang mirip adalah apa yang disebut dengan
error of judgement atau error of human est. 0ebgai 2ontoh diambil
kasus >hitehouse vs =ordan )198,/ megenai seorang dokter obgyn
kenamaan. ?a dipersalahkan telah menariknarik terlalu lama dan
terlampau keras seorang bayi pada saat persalinan yang sangat
sukar. 3kibatnya bayi dilahirkan dengan 2a2at berat paa otak. 4ada
pengadilan tingat pertama+ dokter dinyatakan bersalah. 'alam
pengadilan tingkat banding dokter dimenangkan. @ang terpenting
adalah u2apan hakim Aord 'enning yang tersohor+ yang mengatakan
bah$a apabila dokter dokter dianggap bertanggung ja$ab bla
terjadi sesuatu atau bila tidak berhasil menyembuhkan+ maka hal ini
akan sangat merugikan bukan saja pro(esi kedokteran tetapi juga
masyarakat. 'alam hal seorang pro(esional melakukan kesalahan
penilaian )error of judgement/+ mungkin penilainnya keliru+ tetapi
dokter lain juga tidak mungkin selalu benar )0oe$ono+ ",,8 - 1"./.
4engertian resiko medis tidak dirumuskan se2ara eksplisit dalam
peraturan perundangundangan yang ada. !amun se2ara tersirat resiko
medis ini disebutkan dalam beberapa pernyataan sebagai berikut -
a. #nformed consent se2ara tertulis merupakan salah satu 2ara yang
perlu dilakukan untuk melindungi dokter dari tuntutan pasien. Hal
ini dikarenakan dalam in(ormed 2onsent+ pasien telah sepakat untuk
mendapatkan perlakuan tindakan medis yang akan dilakukan oleh
dokter. 'ari kesepakatan ini pasien tidak akan melakukan tuntutan
apapun terhadap dokternya.
b. 4ernyataan ?katan 'okter ?ndonesia )?'?/ tentang informed consent
dalam Aampiran 0K6 ?'? !o 1#9B4B63B88 butir ## yang
berbunyi -&0etiap tindakan medis yang mengandung resiko 2ukup
besar mengharuskan adanya persetujuan tertulis yang ditanda
tangani oleh pasien+ setelah sebeumnya pasien menerima in(ormasi
yang adekuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan
serta resiko medis yang berkaitan dengannya.
2. 4asal " ayat )#/ + 4asal # ayat )1/+ dan 4asal . ayat )"/ 4eraturan
5enteri Kesehatan !o 888B5en.KesB4erB?CB1989 tentang
4ersetujuan Tindakan 5edis menyebutkan istilah resiko medis se2ara
eksplisit dan tersirat+ antara lain -
4asal " ayat )#/
%4ersetujuan sebagaimana dimaksud ayat )1/ diberikan setelah
pasien mendapatkan in(ormasi yang adekuat tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat
ditimbulkan.
4asal # ayat )1/
0etiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang hendak
memberikan persetujuan.
4asal . ayat )"/
4erluasan operasi yang tidak dapat diduga sebelumnya dapat
dilakukan untuk menyelamatkan ji$a pasien.
'ari beberapa hal sebagaiman ter2antum dalam pasalpasal
tersebut maka dapat disimpulkan bah$a hubungan pelayanan medik
antara dokter dengan pasien sering terjadi atau ada hal kemungkinan
timbulnya halhal yang tidak diinginkan pasien maupun dokter yang
menanganinya sendiri. Halhal tersebut adalah resiko yang mempunyai
beberapa pengertian pokok sebagai berikut -
a. 6ah$a di dalam tindakan medik ada kemungkinan resiko yang dapat
terjadi+ dimana hal ini tidak sesuai dengan harapan pasien+ sehingga
karena tidak adanya pengertian pasien mengakibatkan diajukannya
dokter ke pengadilan
b. 'alam tindakan medik ada tindakan yang beresiko tinggi
2. 6ah$a resiko tinggi tersebut berkaitan dengan keselamatan ji$a
pasien
Untuk men2egah terjadinya resiko yang tidak diharapkan+
seorang pro(esional harus berpikir 2ermat+ teliti+ hatihati dalam
bertindak agar dapat mengantisipasi resiko yang mungkin akan terjadi.
6ila dikaitkan dengan pendapat 0tolker maka pengertian berpikir se2ara
2ermat+ hatihati+ merupakan norma yang sama artinya dengan 2akap
dan berpikir akal sehat )redelijk bekwaam geneester/. 3tau seperti kata
Diesen bah$a seorang pro(esional harus menunjukkan suatu tingkat
keahlian yang (air+ masuk akal+ kompeten )reasonable and competent
degree of skill/. Hal ini dimaksudkan agar bila terjadi resiko yang
merugikan pasien maka dokter tidak dipersalahkan )0oe$ono+ ",,8 -
1"./.
3gar tidak terjadi salah pengertian tentang timbulnya resiko
yang merugikan pasien+ diperlukan adanya in(ormasi yang jelas dan
lengkap oleh dokter dengan bahasa yang muda dimengerti oleh pasien
dan dengan mengingat dimana komunikasi tersebut dilakukan. 'i sinilah
pentingnya $a$an2ara kesehatan+ sehingga pada akhirnya pasien
bersedia memberikan persetujuan atas tindakan medis yang akan
dilakukan dokter dalam usaha menyembuhkan penyakitnya pada
transaksi terapeutik.
Transaksi terapeutik se2ara umum tidak terjadi tanpa adanya
kesepakatan antara pasien dengan dokter. Kesepakatan tersebut dapat
diuraikan prosesnya sebagai berikut -
1. Kesepakatan untuk melakukan transaksi terapeutik. Kesepakatan ini
dimulai dari pena$aran dokter yang bekerja di tempat prakteknya
atau di suatu rumah sakit. 3tas pena$aran se2ara terbuka dokter
yang memiliki surat ijin praktek tersebut+ pasien berhak
menyepakati atas dasar keper2ayaan agar dokter yang bersangkutan
mengupayakan kesembuhan penyakitnya. 4enda(taran pasien
merupakan bentuk persetujuannya ditangani dokter tersebut. 4ada
kondisi ini pasien mempunyai kebebasan memilih dokter yang dia
yakini akan mengupayakan kesembuhannya sebagai bentuk
implementasi asas kebebasan berkontrak.
". 4ersetujuan Tindakan 5edis
4ersetujuan ini dikenal dengan dengan istilah informed consent.
@aitu adalah persetujuan dari pasien atau keluarganya terhadap
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya atau
keluarganya setelah mendapat penjelasan yang adekuat dari dokter.
4ersetujuan Tindakan 5edik telah diatur dalam 4eraturan
5enteri Kesehatan !o 888 tahun 1989. 4ersetujuan Tindakan 5edik
sebenarnya lebih mengarah kepada proses kejelasan kesepakatan
perjanjian dan komunikasi dokter pasien+ bukan sematamata
pengisian dan penandatanganan (ormulir. :leh karena itu seorang
dokter harus pandai memberikan in(ormasi mengenai penyakit
maupun tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
dengan bahasa yang mudah dipahami.
4ada dasarnya 4ersetujuan Tindakan 5edik berasal dari hak
asasi pasien dalam hubungan dokter pasien yaitu-
1. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
". Hak untuk mendapatkan in(ormasi
'ari sudut pandang dokter 4ersetujuan Tindakan 5edik ini
berkaitan dengan ke$ajiban dokter untuk memberikan in(ormasi
kepada pasien dan ke$ajiban untuk melakukan tindakan medik
sesuai dengan standar pro(esi medik.
In#ormasi A&%$uat
?n(ormasi dokter yang adekuat adalah in(ormasi yang meliputi-
1. 'iagnosis
". Tindakan yang diusulkan atau diren2anakan
#. 4rosedur alternati( jika ada
4. Kepentingan dan man(aat dari tindakan medik tersebut
8. 4rosedur pelaksanaan atau 2ara kerja dokter dalam tindakan
medik tersebut
6. 9isiko yang terjadi bila tidak dilakukan tindakan tersebut
.. 9isiko medis dalam tindakan tersebut
8. Kon(irmasi pemahaman pasien terhadap in(ormasi yang
disampaikan sehingga mampu mengambil keputusan
9. Kesukarelaan pasien dalam memberikan i1in.
1,. 4rognosis
?n(ormasi tersebut harus diberikan oleh dokter kepada pasien
atau keluarganya dengan bahasa yang mudah dipahami. 'okter juga
harus mengkon(irmasi atau meyakinkan bah$a pasien atau
keluarganya benarbenar sudah memahami in(ormasi yang
disampaikan.. ?n(ormasi sebaiknya diberikan oleh dokter yang akan
melakukan tindakan tersebut se2ara langsung.
'ari uraian di atas menunjukkan pentingnya resiko medis ini
dijelaskan kepada pasien. 4asien diberi in(ormasi mengenai halhal
yang berkaitan dengan tindakan medis yang akan dilakukan+
termasuk resikonya.
9esiko medis berdasarkan pengertian resiko se2ara umum+
ajaran hukum+ dan beberapa aturan yang menyebutkan mengenai
resiko medis se2ara sederhana dapat diartikan sebagai ke$ajiban
menanggung kerugian oleh pasien atas tindakan di luar kesalahan
dokter dalam transaksi terapeutik. 9esiko demikian memunyai si(at
kekhususan karena resiko yang mun2ul adalah dalam tindakan medis
yang dilakukan pada saat para pihak terlibat transaksi terapeutik.
'ari pengertian sederhana tersebut+ maka dapat diuraikan
unsurunsurnya sebagai berikut -
1. Ke$ajiban menangung
Ke$ajiban menangung adalah ke$ajiban yang timbul di pihak
pasien untuk memikul beban.
". Kerugian
Kerugian yang diderita pasien dapat berupa kerugian se2ara (isik
maupun psikis. 3kibat lebih lanjut dari kerugian ini dapat
berimbas berupa kerugian (inasial untuk pemulihan (isik dan
psikis tersebut.
#. :leh pasien
Kerugian ini diderita oleh pasien yang menjalani upaya
penyembuhan. =adi kerugian ini adanyaBtimbulnya dalam upaya
penyembuhan transaksi terapeutik.
4. 3tas tindakan
Kerugian yang dialami merupakan akibat adanya tindakan.
Tindakan disini maksudnya adalah tindakan medis.
8. 'i luar Kesalahan 'okter
Tindakan medis yang mengakibatkan kerugian adalah di luar
kesalahan dokter. =adi dalam hal ini unsur kesalahan dokter tidak
ada. 'okter sudah melakukan tindakan sesuai dengan standar pro(esi
medis.
Unsurunsur pengertian tersebut perlu diperjelas dengan
menentukan kuali(ikasi resiko medis. Kuali(ikasi resiko medis belum
dapat ditemukan dalam peraturan perundangundangan di ?ndonesia.
Kuali(ikasi ini tidak dapat serta merta disamakan dengan pengertian
resiko berdasarkan KUH4. Hal ini karena ada karakteristik yang
berbeda antara perjanjian pada umumnya dengan transaksi
terapeutik.
9esiko medis menurut 'r 3dam ketua ?'? '?@ tidak dapat
dijelaskan se2ara umum kuali(ikasinya. 9esiko demikian si(atnya
kasuistik bergantung pada tindakan medis yang dilakukan. 9esiko
demikian juga terkait dengan kondisi asien yang menjalani
pera$atan. 9esiko pada pasien yang satu dengan yang lain tidak
mesti sama meskipun tindakan medis yang dilakukan sama. 'okter
pada dasarnya dapat memprediksikan resiko medis yang akan timbul
pada pasien.
Kuali(ikasi resiko medis dengan demikian dapat diambil dari
pengertian resiko medis
1. 4asien $ajib menanggung
0ubyek yang berke$ajiban menangung ditegaskan yaitu
pasien. Karena dia yang menerima upaya enyembuhan dari
dokter
". Kerugian
Kerugian berupa (isik maupun psikis
#. 3tas tindakan dokter
Timbulnya kerugian merupakan akibat adanya tindakan
medis+ bukan karena di luar tindakan medis
4. 3da hubungan kausalitas antara kerugian dengan tindakan
dokter
3danya kerugian merupakan akibat dari tindakan yang
dilakukan dokter
8. Kerugian tersebut di luar kesalahan dokter
Kerugian tersebut di luar kesalahan tindakan medis yang
dilakukan oleh dokter. 'okter sudah berupaya melakukan
penyembuhan dengan mendasarkan pada standar pro(esi
medis.
!" P%rb%&aan antara r%si$o m%&is &%n+an mal'ra$t%$ m%&is
4embedaan antara resiko medis dengan malpraktek medis
dilakukan dengan terlebih dahulu menegaskan pengertian kedua hal
tersebut. 4engertian dan kuali(ikasi resiko medis+ serta pengertian
malpraktek telah diuraikan pada alenia sebelumnya. 6erikut adalah
pembahasan mengenai unsurunsur malpraktek.
Kelalaian menurut =usu( Hana(iah maksudnya adalah sikap
kurang hatihati yaitu tidak melakukan apa yang se$ajarnya dilakukan+
atau sebaliknya melakukan apa yang tidak seharusnya dilakukan.
Kelalaian juga merupakan tindakan kedokteran di ba$ah standar
pelayanan medis.
Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan+
jika kelalaian tersebut tidak sampai memba$a pada kerugian atau
2edera pada orang lain dan orang lain itu dapat menerimanya. ?ni
berdasarkan prinsip hukum de minimis noncurat le7 yang berarti hukum
tidak men2ampuri halhal yang dianggap sepele. Tetapi jika kelalaian
itu mengakibatkan kerugian materi+ men2elakakan bahkan merenggut
nya$a orang lain+ maka ini diklasi(ikasikan sebagai kelalaian berat
)2ulpa lata/ serus dan kriminal )Hana(iah+ 1998 - 88/. =ika suatu
peristi$a terjadi karena unsur kelalaian maka hal itu termasuk
kesalahan )sculhd/ dalam arti negligence )Du$andi+ ",,8 - 6,/.
5enurut =onkers suatu kesalaan )s2huld/ mengandung 4 unsur
yaitu -
a. tindakan itu bertentangan dengan hukum )wederrechttelijkheid/
b. akibatnya sebenarnya dapat dibayangkan sebelumnya
)voor*iendbaarheid/
2. akibat itu sebenarnya dapat di2egah atau dihindarkan
)vermijbaarheid/
d. timbulnya akibat itu dapat dipersalahkan pada si pelaku )
verwijtbarheid/
'ari uraian =onkers di atas dapat ditarik kesimpulan bah$a suatu
peristi$a yang tidak mengandung keempat unsur tadi bukanlah
kesalahan )negligence/.
'okter dikatakan melakukan malpraktek jika )Hana(iah+ 1998 -
88/ -
a. dokter kurang menguasai iptek kedokteran yang sudah berlaku
umum di kalangan pro(esi kedokteran
b. memberikan pelayanan kedokteran di ba$ah standar pro(esi
2. melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan yang
tidak hatihati
d. melakukan tindaan medik yang bertentangan dengan hukum
>.A. 4rosser dalam buku The 3aw of Torts yang dikutip oleh
'agi+ T.< dalam tulisannya yang berjudul &ause and &ulpability di
5ournal of 2edicine and 1hilosophy Eol. 1+ !o. 4+ 19.6+ menyebutkan
beberapa unsur malpraktek yaitu-
a. 3danya perjanjian dokterpasienF
b. 3danya pengingkaran perjanjianF
2. 3danya hubungan sebab akibat antara tindakan
pengingkaran itu dengan musibah yang terjadiF
d. Tindakan pengingkaran itu merupakan penyebab
utama dari musibah
e. 5usibah itu dapat dibuktikan keberadaannya
)www.hukumonline.com)
3sri 9asad menyebutkan unsurunsur malpraktek adalah
kelalaian+ kesalahan medis+ dan kerugian bagi pasien )0oe$ono+
",,8 - 144/.
0e2ara perdata+ malpraktek dapat dimintakan sebagai perbuaan
mela$an hukum apabila memenuhi 4 syarat dalam 4asal 1#68 KUH
4erdata -
1. 4asien menderita kerugian
". 3da kesalahanBkelalaian
#. 3da hubungan kausalitas antara kerugian dengan kesalahan
4. 4erbuatan itu melanggar hukum
Kuali(ikasi malpraktek juga dimiliki oleh hukum pidana. Unsur
unsur untuk sesuatu dikategorikan sebagai malpraktek menurut hukum
pidana adalah -
1. Harus ada perbuatan yang dapat dipidana
". 4erbuatan tersebut bertentangan dengan hukum
#. Harus ada kesalahan.
Unsur kesalahan atau kelalaian adalah kesalahan atau kelalaian
penilaiannya adalah terhadap seorang dokter dalam tingkat kepandaian
dan ketrampilan ratarata bukan dengan dokter yang terpandai.
Kuali(ikasi malpraktek medis diukur dengan standar medis.
0ampai saat ini standar medis yang berlaku se2ara universal tidak ada.
4engertian standar pro(esi medis juga tidak ditemukan dalam peraturan
perundangundangan di ?ndonesia. Karena sumber hukum peraturan
perundangundangan di ?ndonesia belum ada yang mengatur mengenai
standar pro(esi medis se2ara khusus maka harus di2ari sumber hukum
yang lain seperti doktrin atau ajaran hukum.
Aeenen memberikan ukuran standar pro(esi medis sebagai
bertindak hatihati seperti seorang dokter yang mempunyai kemampuan
ratarata dalam bidang keahlian yang sama+ dalam situasi dan kondisi
yang sama untuk men2apai tujuan pengobatan se2ara konkrit )0oe$ono+
",,8 - 1"4/
Hukum hanya mensyaratkan standar pro(esi yang $ajar + bukan
yang istime$a. 3pabila ada 3pabila terjadi keatian atau 2a2at
disebabkan karena lalai+ kuran hatihati+ maka dokter dapat dimintakan
pertanggungja$abannya. Tindakan seperti ini dinamakan tidak
memenuhi standar pro(esi medis.
0eorang dokter dikatakan melakukan kesalahan pro(esional
apabila ia tidak memeriksa+ tidak menilai+ tidak berbuat atau
mengabaikan halhal yang oleh dokter pada umumnya dianggap baik
dalam situasi yang sama diperiksa+ dnilai+ diperbuat+ atau diabaikan
)Komala$ati+ 1989 - 1",/.
Kesalahan pro(esional di bidang medik )medical malpractice/
adalah kesalahan dalam menjalankan pro(esi medik sesuai dengan
standar pro(esi medik sesuai dengan pro(esi medis+ atau tindakan medik
menurut ukuran tertentu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan medik
dan pengalaman yang ratarata dimiliki seorang dokter meurut situasi
dan kondisi dimana tindakan medik itu dilakukan )0oe$ono+ ",,8 - 146/.
'ari unsurunsur tersebut maka perbedaan antara resiko medis
dengan malpraktek medis adalah bah$a dalam malpraktek medis+
subyek yang bertanggung ja$ab adalah dokter karena dokter dalam hal
ini yang melakukan tindakan di luar standar pro(esinya. 'okter dimintai
pertanggungja$aban karena ada unsur kesalahannya yaitu lalai tidak
mendsarkan tindakannya pada standar pro(esi medis.
'alam resiko medis+ subyek yang bertanggung ja$ab justru
pasien. 4asienlah yang harus menanggung kerugian. Ke$ajiban
menanggung ini didasari bah$a dokter sudah menjalankan tindakan
medis sesuai dengan standar pro(esi medis. 'okter telah menjalankan
aktivitasnya sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang
tidak seharusnya dilakukan.
Kesesuaian ini lebih dipertegas bah$a di sana tidak ada unsur
kesalahan dari dokter dalam melakukan tindakan medis. Tidak adanya
kesalahan baik itu kesengajaan maupun kekhila(an menjadi syarat
dalam resiko medis ini.
5alpraktek medis seharusnya tidak diprediksikan akan terjadi+
karena asumsi dasarnya dokter melakukan tindakan berdasarkan standar
pro(esi medis. 0edangkan dalam resiko medis+ dokter sudah dapat
memprediksikan meskipun belum tentu akan terjadi karena asumsi
dasarnya dokter menjalankan sesuai standar pro(esi medis.
KESIMPULAN DAN SARAN
K%sim'ulan
6erdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan bah$a -
b%r&asar$an uraian &i atas ma$a &a'at &itari$ $%sim'ulan bah,a
$uali#i$asi r%si$o m%&is a&alah -
1. 4asien $ajib menanggung. 0ubyek yang berke$ajiban menangung
ditegaskan yaitu pasien. Karena dia yang menerima upaya
penyembuhan dari dokter.
". Kerugian
Kerugian berupa (isik maupun psikis
#. 3tas tindakan dokter
Timbulnya kerugian merupakan akibat adanya tindakan medis+
bukan karena di luar tindakan medis
4. 3da hubungan kausalitas antara kerugian dengan tindakan dokter
3danya kerugian merupakan akibat dari tindakan yang dilakukan
dokter
8. Kerugian tersebut di luar kesalahan
dokter
Kerugian tersebut di luar kesalahan tindakan medis yang dilakukan
oleh dokter. 'okter sudah berupaya melakukan penyembuhan
dengan mendasarkan pada standar pro(esi medis.
4erbedaan antara resiko medis dengan malpraktek medis adalah
dalam malprakek medis subyek yang bertanggung ja$ab dokter+ ada unsur
kesalahan dokter+ ada pelanggaran standar pro(esi medis+ dan dokter
seharusnya tidak dapat memprediksikan. 0edangkan resiko medis+ subyek
yang bertanggung ja$ab pasien+ di luar kesalahan tindakan medis+ dokter
tidak melanggar standar pro(esi medis+ dan dokter sudah dapat
memprediksikan
Saran
!%r&asar$an hasil '%n%litian. &a'at &ib%ri$an saran bah,a-
1. P%rlu '%raturan /an+ s%cara $husus m%n+atur
m%n+%nai '%n+%rtian &an $uali#i$asi r%si$o m%&is a+ar &i&a'at$an"
2. P%rlu sosialisasi m%n+%nai r%si$o m%&is &an
mal'ra$t%$ m%&is a+ar mas/ara$at m%mahami $ons%' t%rs%but
s%cara 0%las. s%hin++a ti&a$ t%r0a&i misint%r'r%tasi" Misint%r'r%tasi
ini s%rin+$ali b%ru0u+ 'a&a s%n+$%ta &i '%n+a&ilan /an+ s%harusn/a
ti&a$ '%rlu t%r0a&i"

DAFTAR PUSTAKA
!u$u
*hristian+ 9.+ ",,#+ %spek 0ukum 8esehatan $alam /paya 2edis
Transplantasi +rgan Tubuh+ Universitas 3tma =aya @ogyakarta+
@ogyakarta
Komala$ati+ E.+ ",,"+ 1eranan #nformed &onsent dalam Transaksi
Terapeutik+ *itra 3ditya 6akti+ 6andung
0oe$ono+ ",,8+ !atas 1ertanggungjawaban $okter dalam 2alpraktek
2edis+ =akarta
Kon1%nsi Int%rnasional &an P%raturan P%run&an+2un&an+an
The /niversal $eclaration of 0uman (ights 1948
#nternational &ovenant on &ivil and 1olitical (ights 1966.
Undangundang Kesehatan !o "# tahun 199"
Situs
$$$.pelita.2om
$$$.hukumonline.2om
SINKRONISASI AK ASASI MANUSIA DALAM PERATURAN DAERA TENTANG
PERI3INAN DAN KESEMPATAN !ERUSAA DI KOTA 4OG4AKARTA
Sur/a&i
Abstract
!ased on identification problems occur, in this study
the authors limit the e7istence of three main problems as the
main study, the discriminatory treatment in the form of
restrictions, harassment, and e7ceptions to every citi*en in
obtaining permits to carry on business in the city of )ogyakarta.
The study concerns specifically three primary issues faced by
every citi*en in obtaining a bussiness license in )ogyakarta
including (i discrimination i.e. restriction, (ii harrassment and
(iii e7clusion of the service.
'ource of data used in this study are secondary data sources,
including primary legal materials, secondary legal materials.$ata
collection was conducted by qualification, identification, review
and analy*e all the data into research studies, particularly of 9
(seven samples of local regulation relating to licensing issues on
business in the city of )ogyakarta. $ata analysis was done using
qualitative analysis methods, namely by describing all the
research findings with a normative approach.
The data is collected from the secondary sources both the
primary and secondary legal material through qualification,
identification, review and analysis of seven local council acts
related to the bussines license issue in the city of )ogyakarta.
The analysis gives emphasis on using qualitative methods by
describing the whole reserch findings in details in normative
terms.
!ased on the results of the analysis of 9 (seven (egional
(egulations governing the licensing neighbor problem in the city
of )ogyakarta, it was found that in the preamble has not
implemented the values of 0uman (ights as the basic
philosophical and juridical, this is systematically the potential to
cause violations of 0uman (ights 2an. #n bagia !ody of 9 (seven
who studied regional regulation found any provisions of the
articles that are limiting, whereas the nature of harassment and
e7clusion is not found.
The study reveals the absence of the human rights principles in
the preamble of those local council acts which potentially cause
the violation of human rights. To some e7tent, despite free from
the potential harrasment and e7clusion, in the contents of those
acts it is found several rules that allows institutional
discrimination
A " P%n&ahuluan
(" Latar !%la$an+ Masalah
Hak 3sasi 5anusia merupakan hak dasar yang se2ara kodrati
telah melekat pada diri setiap manusia se2ara universal dan
langgeng+ oleh karena itu hak asasi manusia $ajib dihormati+
dimajukan+ dipenuhi+ dilindungi dan tidak boleh diabaikan+ dikurangi
atau dirampas oleh siapapun. Untuk menghormati+ memajukan+
memenuhi dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan konsepsi
negara hukum+ maka pelaksanaannya perlu untuk dikembangkan dan
ditingkatkan se2ara lebih sungguhsungguh dan komprehensi( dalam
segala kehidupan manusia.
Komitmen ?ndonesia terhadap pengakuan+ penghargaan dan
pemenuhan atas hak asasi manusia merupakan 2ita2ita ideal yang
telah dirumuskan sebelum dikeluarkannya 'eklarasi Universal Hak
3sasi 5anusia oleh 4erserikatan 6angsa6angsa pada tahun 1948
sebagaimana ter2antum dalam 4embukaan UndangUndang 'asar
1948 sebagai tujuan nasional bangsa ?ndonesia. 'i dalam pembukaan
UndangUndang 'asar 1948 se2ara tegas disebutkan bah$a tujuan
nasional ?ndonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa
?ndonesia dan seluruh tumpah darah ?ndonesia+ memajukan
kesejahteraan umum+ men2erdaskan kehidupan bangsa+ serta ikut
melaksankan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan+
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan nasional yang
ter2antum dalam pembukaan UndangUndang 'asar 1948 merupakan
Eisi bangsa ?ndonesia dalam bidang hak asasi manusia untuk
me$ujudkan masyarakat ?ndonesia yang adil dan sejahtera.
Upaya implementasi atas penghormatan dan pengakuan hak
asasi manusia yang telah dirumuskan se2ara mendasar dalam
UndangUndang 'asar 1948 tentu membutuhkan perhatian dan
kesungguhan dari berbagai komponen bangsa+ khususnya oleh
penyelenggara negara sebagai penanggung ja$ab upaya
perlindungan+ pemajuan+ penegakan dan pemenuhan hak asasi
manusia. 4enegakan hak asasi manusia merupakan mata rantai yang
tidak terputus dari prinsip demokrasi+ kedaulatan rakyat dan negara
hukum )Handoyo+",,# - "6#/.
Upaya penghormatan+ pemajuan+ pemenuhan dan
perlindungan hak asasi manusia bagi semua $arga negara dilakukan
berdasarkan prinsipprinsip kesatu paduan+ keseimbangan dan
pengakuan atas kondisi nasional. 4rinsip kesatu paduan mengandung
arti bah$a hakhak sipil+ politik+ ekonomi+ sosial+ budaya+ dan hak
pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah
pisahkan dalam implementasinya+ pemantauan maupun dalam
penilaian pelaksanaannya.
4rinsip keseimbangan menempatkan hak asasi manusia
perorangan dan kolekti(. Tanggung ja$ab perorangan terhadap
masyarakat dan bangsa memerlukan keseimbangan dan keselarasan
anatara kebebasan dan tanggung ja$ab yang keduanya merupakan
dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dalam kerangka penghormatan+
pemajuan+ pemenuhan+ dan perlindungan hak asasi manusia.
Komitmen pemerintah ?ndonesia dalam me$ujudkan
penghormatan+ pemajuan+ pemenuhan dan perlindungan hak asasi
manusia antara lain telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan
nasional tahun ",,, G ",,4 )4ropenas/ dengan pembentukan
kelembagaan dan pembuatan peraturan perundangan yang berkaitan
dengan hak asasi manusia. Komitmen kongkrit dari pemerintah mulai
tahun 1998 G ",,# telah dibentuk dan di2anangkan adanya 9en2ana
3ksi !asional Hak asasi 5anusia ) 93!H35/+ sekalipun dalam
pelaksanaannya menghadapi kendalakendala dan belum sepenuhnya
dapat dilaksanakan sesuai dengan yang sudah diren2anakan.
0alah satu kendala utama adalah belum adanya 93!H35 di
tingkat daerah+ oleh karena itu untuk me$ujudkan 9en2ana 3ksi
!asional Hak 3sasi 5anusia tahun ",,4 G ",,9 di daerahdaerah
dibentuk 93!H35 daerah guna mendukung upaya peningkatan
penghormatan+ pemajuan+ pemenuhan dan perlindungan hak asasi
manusia dalam bentuk aksi nyata di daerah.
0alah satu daerah yang telah membentuk 93!H35 'aerah
adalah 4emerintah Kota @ogyakarta. @ogyakarta sebagai kota
pendidikan+ kota budaya dan industri pari$isata selama ini telah
menjadi barometer dalam kehidupan berbangsa dan bernegara+ oleh
karena itu 4emerintah Kota @ogyakarta tentu berke$ajiban dan
memiliki tanggung ja$ab untuk ikut meningkatkan penghormatan+
pemajuan+ pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia+
khususnya di tingkat daerah.
6erdasarkan 4eraturan >ali Kota @ogyakarta !omor 68 tahun
",,6 tentang 4elaksanaan 9en2ana 3ksi !asional Hak 3sasi 5anusia
tahun ",,4 G ",,9 di Kota @ogyakarta+ salah satu ren2ana aksi yang
hendak di$ujudkan adalah adanya harmonisasi 4eraturan 'aerah
dan penerapan norma standar hak asasi manusia.
:tonomi daerah telah memberikan banyak peluang dan
kesempatan yang seluasluasnya pada daerah untuk mengatur dan
mengembangkan setiap potensi yang dimiliki oleh daerah. 0ejalan
dengan kebebasan dan otonomi yang diberikan daerah+ tentu
dibutuhkan perangkat 4eraturanperaturan 'aerah yang sejalan
dengan 2ita2ita dasar nasional untuk me$ujudkan masyarakat
?ndonesia yang sejahtera dan adil dengan menempatkan demokrasi+
hukum dan hak asasi manusia sebagai pilarpilar utamanya.
Upaya harmonisasi 4eraturan 'aerah dan penerapan norma
dan standar hak asasi manusia merupakan ke$ajiban dan keharusan
untuk dilakukan oleh setiap penyelenggara pemerintahan di daerah
sebagai bentuk peningkatan penghormatan+ pemajuan+ pemenuhan
dan perlindungan hak asasi manusia. Upaya pelaksanaan harmonisasi
4eraturan 'aerah dengan parameter hak asasi manusia tentu tidak
dapat dilaksankan se2ara serentak terhadap seluruh peraturan
daerah yang sudah ada. Harmonisasi hak asasi manusia terhadap
peraturan daerah tentu perlu dilaksanakan se2ara bertahap dan
sistematis dan disesuaikan dengan bidangbidang yang trategis dan
bersentuhan langsung dengan kehidupan manusia.
4eraturan daerah yang mengatur kegiatan di bidang
pembangunan ekonomi+ khususnya yang mengatur bidang peri1inan
dan kesempatan dalam bidang usaha bagi setiap $arga negara
memiliki arti yang trategis dan penting bagi pengembangan
kehidupan setiap $arga negara. 4ertauranperaturan daerah yang
mengatur masalah peri1ian dan kesempatan berusaha dalam
pengaturannya harus mampu memberikan peluang dan kesempatan
yang sama dan non diskriminati( bagi setiap $arga negara sebagai
per$ujudan hak asasi manusia.
6erdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas+
dalam kerangka upaya harmonisasi peraturan daerah yang mengatur
tentang masalah peri1inan dan kesempatan berusaha di Kota
@ogyakarta perlu adanya kajian dan penelitian se2ara mendasar
apakah parameterparameter hakhak asasi manusia yang sudah
ditetapkan juga sudah diterapkan dalam peraturan peraturan
daerah yang sudah dikeluarkan oleh 4emerintah Kota @ogyakarta
)" Rumusan Masalah
6erdasarkan pemikiran dan latar belakang masalah serta
pembatasan masalah perlakuan diskriminati( dalam bentuk
pembatasan+ pele2ehan atau penge2ualian dalam perijianan dan
kesempatan berusaha sebagai upaya sinkronisasi peraturan
peraturan daerah yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan H35+
maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut ini.
a. 3pakah peraturan daerah yang mengatur tentang masalah
peri1inan dan kesempatan dalam berusaha ada perlakuan
diskriminati( dalam bentuk pembatasan bagi setiap $arga negara
7
b. 3pakah peraturan daerah yang mengatur tentang masalah
peri1inan dan kesempatan berusaha ada perlakuan diskriminati(
dalam bentuk pele2ehan bagi setiap $arga negara 7
2. 3pakah peraturan daerah yang mengatur tentang masalah
peri1inan dan kesempatan berusaha ada perlakuan diskriminati(
dalam bentuk penge2ualian bagi setiap $arga negara 7
*" Tu0uan P%n%litian
'alam penelitian ini tujuan yang hendak di2apai berdasarkan
rumusan masalah seperti tersebut diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut.
a. untuk mengidenti(ikasi ada tidaknya perlakuan diskriminati(
dalam bentuk pembatasan bagi $arga negara dalam 4eraturan
'aerah yang mengatur tentang peri1inan dan kesempatan
berusaha.
b. Untuk mengidenti(ikasi ada tidaknya perlakuan diskriminati(
dalam bentuk pele2ehan bagi $arga negara dalam 4eraturan
'aerah yang mengatur tentang peri1inan dan kesempatan
berusaha.
2. Untuk mengidenti(ikasi ada tidaknya perlakuan diskriminati(
dalam bentuk penge2ualian bagi $arga negara dalam 4eraturan
'aerah yang mengatur tentang peri1inan dan kesempatan
berusaha.
5" Man#aat P%n%litian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positi( dalam pemajuan perlindungan hak asasi
manusia di ?ndonesia+ khususnya di Kota @ogyakarta terhadap
perlakuan non diskriminati( dalam 4eraturan 'aerah di bidang
perijinan dan kesempatan berusaha bagi setiap $arga negara. Hasil
penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan masukan bagi
4emerintah 'erah Kota @ogyakarta untuk melakukan revisi terhadap
4eraturan 'aerah yang belum sesuai dengan parameterparameter
dasar Hak 3sasi 5anusia.
0e2ara teoritis hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu hukum+
khususnya kajian hak asasi manusia yang bersi(at interdisipliner
sesuai dengan perkembangan peradaban manusia dan perkembangan
ilmu hukum itu sendiri.
!. Tin0auan Pusta$a
(" P%raturan Da%rah S%ba+ai Instrum%n u$um
0etelah terjadinya perubahan atas UndangUndang 'asar
1948 untuk yang ke empat kalinya + maka berdasarkan Undang
Undang 'asar 1948 dan landasan yuridis T34 549 !o.?B549B",,#
serta UndangUndang !omor #" Tahun ",,4 =o UndangUndang
!omor 1, Tahun ",,4 kedudukan 4eraturan 'aerah+ baik 4eraturan
'aerah 4ropinsi maupun 4eraturan 'aerah Kabupaten B Kota
mempunyai kedudukan yang 2ukup kuat sebagai salah satu sumber
hukum di ?ndonesia. 4eraturan 'aerah sebagai salah satu sumber
hukum di daerah merupakan salah satu instrumen hukum sarana
pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraam
masyarakat di daerah. 4eraturan 'aerah sebagai sumber hukum dan
instrumen pembangunan di daerah pembentukannya harus tunduk
pada prinsipprinsip dasar pembentukan peraturan perundangan
sebagaimana yang telah ditentukan dalam UndangUndang !omor 1,
tahun ",,4.
4eraturan 'aerah sebagai salah satu sumber hukum dan
instrumen pembangunan di daerah memiliki beberapa (ungsi )'irjen
4eraturan 4erundangUndangan+ ",,. -11/
a. sebagai instrumen kebijakan dalam melaksanakan pemerintahan
di daerah yang luas dan bertanggung ja$ab+ yang tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatF
b. sebagai peraturan pelaksana atas peraturan perundangundangan
yang lebih tinggi+ dalam (ungsinya ini 4erda harus taat asas
hirarki peraturan perundangundangan dan tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang lebih
tinggi. 4erda merupakan instrumen hukum yang bersi(at
pendelegasian dan atribusi ke$enangan dalam penyelenggaran
pemerintahanF
2. sebagai tempat penyaluran aspirasi masyarakat di daerah yang
bersi(at khusus dalam me$ujudkan tujuan pembangunan di
daerah dalam bidang sosial+ ekonomi+ politik+ dan kebudayaanF
d. sebagai instrumen trans(ormasi perubahan di daerah+ dalam
(ungsinya ini 4erda diharapkan menjadi instrumen yang mampu
memberikan ruang yang lebih dinamis bagi sistem pemerintahan
dan pembangunan di daerah dan mampu memberikan peluang
yang luas bagi masyarakat untuk turut serta dalam
pembangunanF
e. sebagai harmonisator dari berbagai kepentingan masyarakat dan
pembangunan+ baik daerah maupun nasional.
0ebagai instrumen hukum untuk pembangunan di daerah
pembentukan 4eraturan 'aerah dalam kontek penyelenggaraan
pemerintahan di daerah harus mampu menjadi instrumen pengendali
terhadap pelaksanaan pemerintahan di daerah itu sendiri yang
bersi(at mandiri. 4embentukan 4eraturan 'aerah harus
memperhatikan asas pembentukan peraturan perundangan yang
baik+ asas muatan materi peraturan daerah+ persyaratan (ormal dan
material pembentukan peraturan perundangan.
5uatan materi peraturan daerah+ menga2u pada ketentuan
4asal 6 UndangUndang !omor 1, Tahun ",,4 =o 4asal 1#8 Undang
Undang !omor #" Tahun ",,4 harus memenuhi adanya asas
pengayoman+ kemanusiaan+ kebangsaan+ kekeluargaan+
kenusantaraan+ bhinneka tunggal ika+ keadilan+ kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan+ ketertiban dan
kepastian hukum+ danBatau keseimbangan+ keserasian+ dan
keselarasan.
)" P%n+int%+rasian Prinsi' AM &alam P%raturan Da%rah
6erdasarkan UndangUndang !omor #" Tahun ",,4 +
4emerintah 'aerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi ke$enangannya+ ke2uali urusan pemerintahan yang menjadi
urusan pemerintah pusat. 4emerintah daerah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah memiliki otonomi
seluasluasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan berdasar asas otonomi dan tugas pembantuan.
Urusan pemerintahan daerah terdiri dari urusan yang bersi(at
$ajib dan urusan yang bersi(at pilihan+ urusan yang bersi(at $ajib
merupakan urusan yang berkaitan dengan pelayanan dasar bagi
masyarakat+ sementara urusan yang bersi(at pilihan adalah urusan
urusan yang terkait dengan upaya pengembangan potensi daerah
yang bersi(at unggulan.
Urusan pemerintah daerah yang bersi(at $ajib ada "6 urusan+
yang terdiri dari urusan pendidikan+ kesehatan+ lingkungan hidup+
pekerjaan umum+ penataan ruang+ peren2anaan pembangunan+
perumahan+ kepemudaan dan olah raga+ penanaman modal+ koperasi
dan usaha ke2il dan menengah+ kependudukan dan 2atatan sipil+
ketenagakerjaan+ ketahanan pangan+ pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak+ keluarga beren2ana dan keluarga sejahtera+
perhubungan+ komunikasi dan in(ormatika+ pertanahan+ kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri+ otonomi daerah+ pemerintahan
umum+ administrasi keuangan daerah+ perangkat daerah+
kepega$aian+ dan persandian+ pemberdayaan masyarakat dan desa+
sosial+ kebudayaan+ statistik+ kearsipan+ dan perpustakaan.
6erdasarkan penyerahan urusan daerah tersebut pemerintah
daerah memiliki dasar ke$enangan untuk mengatur dan menentukan
kebijakan daerah untuk memberikan layanan pada masyarakat+
meningkatkan peran serta+ prakarsa+ dan pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
4enyusunan kebijakan pemerintah daerah terkait dengan urusan
urusan pemerintah daerah akan melahirkan adanya berbagai hak dan
ke$ajiban yang diperuntukkan bagi pemerintah sendiri maupun bagi
rakyat di daerah. Hak bagi rakyat akan melahirkan ke$ajiban pada
pemerintah untuk memenuhi hakhak rakyat tersebut. 'i samping
hakhak rakyat yang timbul sebagai akibat adanya kebijakan yang
di2iptakan oleh pemerintah di daerah+ rakyat juga memiliki hakhak
yang bersi(at dasar yang melekat se2ara asasi dalam diri rakyat
se2ara kodrati yang juga harus diperhatikan dan dijamin
pemenuhannya oleh penyelenggara pemerintahan.
Hak asasi pada hakekatnya merupakan hak yang bersi(at
universal yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai bentuk anugerah
dari 3llah yang $ajib dijunjung tinggi dan dihormati sebagai bentuk
penghargaan dan penghormatan harkat dan martabat manusia. Hak
asasi manusia bagi bangsa ?ndonesia sesungguhnya bukan hal yang
baru+ perjuangan panjang untuk memerdekakan diri dari penjajahan
merupakan bentuk penegakan hak asasi manusia yang paling
mendasar.
Upaya penghormatan+ pemajuan+ pemenuhan dan
perlindungan hak asasi manusia bagi semua $arga negara dilakukan
berdasarkan prinsipprinsip kesatupaduan+ keseimbangan+ dan
pengakuan atas kondisi nasional. 4rinsip kesatupaduan berarti
bah$a hakhak sipil+ politik+ ekonomi+ sosial+ budaya+ dan hak
pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain+ baik dalam penerapan+ pemantauan+ maupun dalam
penilaian pelaksanaannya. 4rinsip keseimbangan mengandung
pengertian bah$a di antara hak asasi manusia perorangan dan
kolekti(+ serta tanggungja$ab perorangan terhadap masyarakat dan
bangsa memerlukan keseimbangan dan keselarasan+ yang sudah
menjadi 2iri dasar si(at manusia sebagai makluk individu dan makluk
sosial. Keseimbangan dan keselarasan antara kebebasan dan
tanggungja$ab merupakan dua sisi yang harus seiring dan menjadi
(aktor penting dalam penghormatan+ pemajuan+ pemenuhan dan
perlindungan hak asasi manusia.
4enegakan hak asasi manusia merupakan mata rantai yang
tidak dapat diputuskan dengan prinsip demokrasi+ kedaulatan
rakyat+ dan konsep negara hukum. Tanpa ada penghargaan terhadap
hak asasi manusia tidak mungkin penegakan terhadap pemerintahan
yang demokratis dan berkedaulatan rakyat dapat di$ujudkan dengan
baik ) Handoyo+",,# - "6# /.
Hak asasi manusia merupakan hak yang bersi(at universal dan
masyarakat ?nternasional telah mengakui dan menyepakati bah$a
pelaksanaannya merupakan tanggungja$ab dan $e$enang bagi
setiap pemerintahan negara+ baik pemerintahan pusat maupun
daerah dengan tetap memperhatikan sepenuhnya keanekaragaman
tata nilai+ sejarah+ kebudayaan+ sistem politik+ sistem sosial+ dan
tara( kemajuan ekonomi+ serta (aktor(aktor lain yang bersangkutan
dengan asas demokrasi+ good governance dan supremasi hukum.
Ke$ajiban dan tanggungja$ab pemerintah dalam menghormati+
melindungi+ menegakkan dan memajukan hak asasi manusia meliputi
langkah implementasi yang e(ekti( dalam bidang hukum+ politik+
ekonomi+ sosial+ budaya+ pertahanan+ keamanan dan bidang lain
) 4asal .1 dan 4asal ." UndangUndang !omor #9 Tahun 1999
Tentang Hak 3sasi 5anusia /
'alam pengakuan dan pelaksanaan penerapan perlindungan
hak asasi manusia disadari dan diakui terdapat kelompokkelompok
masyarakat yang rentan terhadap perlakuan dan pelanggaran hak
asasi manusia+ misalnya kelompok minoritas+ kelompok miskin+
penyandang 2a2at+ perbedaan jenis kelamin+ suku+ ras dan
sebagainya. Kelompok masyarakat yang rentan mendapatkan
perlakuan yang tidak sesuai prinsipprinsip hak asasi manusia perlu
mendapatkan perhatian se2ara khusus agar kepentingankepentingan
asasinya dapat dipenuhi+ terakomodasi dan terakses dengan baik.
4erlakuan diskriminasi dalam bentuk pembatasan+ pele2ehan
atau penge2ualian yang langsung atau tidak langsung didasarkan
pada perbedaan manusia atas dasar agama+ suku+ keyakinan politik
yang berakibat pengurangan+ penyimpangan atau penghapusan ras
etnik+ kelompok+ golongan+ status sosial+ status ekonomi+ jenis
kelamin+ bahasa++ pengakuan+ pelaksanaan+ atau penggunaan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan+ baik individu
maupun kolekti( dalam bidang politik+ ekonomi+ hukum+ sosial+
budaya+ dan aspek kehidupan lainnya merupakan pelanggaran hak
asasi manusia ) 4asal 1 butir ke # UndangUndang !omor #9 Tahun
1999 Tentang Hak 3sasi 5anusia /
4erlakuan diskriminati( dapat di$ujudkan dalam bentuk
pengaturan maupun berupa tindakan dan perbuatan+ baik yang
dilakukan oleh penguasa+ maupun individu dan kelompok orang
tertentu. 0etiap orang berhak atas pengakuan+ jaminan+
perlindungan+ dan pengakuan hukum yang adil serta memperoleh
kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum+ serta
berhak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan meningkatkan
tara( kehidupannya se2ara bebas H 4asal # ayat )"/ dan 4asal 9
UndangUndang !omor #9 Tahun 1999 Tentang Hak 3sasi 5anusia I.
6erdasarkan urusan pemerintah daerah+ baik yang bersi(at
$ajib maupun yang bersi(at pilihan yang kemudian dituangkan
dalam bentuk kebijakan pemerintahan daerah dalam bentuk
peraturan daerah maupun kebijakankebijakan lainnya+ sudah
barang tentu juga harus memperhatikan hakhak dasar yang dimiliki
oleh setiap manusia sebagai bentuk pemenuhan atas hak asasi
manusia. 'alam proses pemenuhan hak asasi manusia bentuk
interaksi yang harus di$ujudkan oleh pemerintah daerah sebagai
pemegang mandat urusan pemerintahan di daerah yang diberikan
se2ara luas telah menempatkan posisi pemerintah daerah sebagai
sentral pemenuhan atas hakhak dasar manusia. >ujud nyata dari
tanggung ja$ab pemerintahan di daerah atas pemenuhan hak asasi
manusia adalah adanya ke$ajiban untuk menempatkan dan
memasukkan prinsipprinsip hak asasi manusia ke dalam instrumen
kebijakan pemerintah daerah yang dibuat+ khususnya dalam
peraturan daerah.
4elembagaan hakhak dasar manusia dengan prinsipprinsip
hak asasi manusia harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
perumusan normanorma kebijakan yang dibuat dan disusun
pemerintah daerah+ khususnya yang berbentuk peraturan daerah.
4rinsipprinsip hak asasi manusis akan menjadi landasan etik moral
bagi setiap penyelenggaraan pemerintahan daerah. 4emerintah
daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di daerah+
baik yang bersi(at $ajib maupun yang bersi(at pilihan memiliki
ke$ajiban untuk menghormati+ melindungi dan memenuhi hak asasi
manusia.
Ke$ajiban pemerintah daerah untuk menghormati hak asasi
manusia menempatkan institusi pemerintah daerah maupun
aparaturnya untuk tidak membuat kebijakan dan bertindak apapun
yang melanggar integritas atau martabat kemanusiaan dari individu
atau kelompok sebagai prinsipprinsip dasar hak asasi manusia yang
dilindungi oleh hukum. Ke$ajiban untuk melindungi hak asasi
manusia me$ajibkan pada institusi pemerintah daerah dan
aparaturnya untuk membuat kebijakan dan melakukan tindakan
untuk melindungi hakhak dasar $arga dari kemungkinan
pelanggaran. Ke$ajiban untuk memenuhi hak asasi manusia
me$ajibkan pada pemerintah daerah untuk melakukan tindakan
yang mampu menjamin dapat terpenuhinya hakhak dasar dari
setiap $arga sebagaimana yang telah ditetapkan dalam instrumen
hak asasi manusia.
4eraturan daerah sebagai instrumen hukum dalam
penyelenggaran urusan pemerintahan di daerah+ muatan materinya
adalah seluruh materi penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan
tugas pembantuan+ serta kondisikondisi khusus di daerah dan
sekaligus merupakan implementasi atas peraturan perundangan yang
lebih tinggi. 4enyelenggaran urusan pemerintahan daerah yang luas
telah mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan ideide
kreati( dan inovati( serta mandiri+ hal ini ditandai dengan lahirnya
berbagai peraturan daerah yang dibuat oleh pemerintah daerah.
Kondisi ini+ satu sisi menunjukkan ada perubahan dan perkembangan
yang positi( pada penyelenggaran pemerintahan di daerah+ akan
tetapi pada sisi yang lain mun2ul persoalan baru di berbagai daerah
banyak ditemukan peraturanperaturan daerah yang ternyata
melanggar peraturan perundangan yang lebih tinggi dan juga
mengabaikan prinsipprinsip penyelenggaran pemerintahan yang
baik.
6erdasarkan data per 1, 'esember ",,8 4emerintah 4usat
telah membatalkan sebanyak ".#98 4eraturan 'aerah mengenai
4ajak 'aerah dan 9etribusi dari 11.4,1 4eraturan daerah yang
berlaku dan juga membatalkan "6. 9an2angan 4eraturan 'aerah
dari ".18, 9an2angan 4eraturan 'aerah yang diajukan oleh
4emerintah 'aerah. 4embatalan 4eraturan 'aerah dan 9an2angan
4eraturan 'aerah ini karena dinilai bertentangan dengan peraturan
perundangan yang lebih tinggi )K9+ Tanggal 1" 'esember ",,8/.
'ata 4eraturan 'aerah yang dibatalkan seperti tersebut di atas baru
4erda4erda yang berkaitan dengan bidang perpajakan+ belum
4erda4erda bidang lainnya.
4elanggaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
penyusunan peraturan daerah salah satunya adalah banyak
diabaikannya prinsip penghormatan atas hak asasi manusia sebagai
hak dasar yang dimiliki masyarakat. 6erdasarkan kajian terhadap
peraturan daerah yang bermasalah+ khususnya dalam perspekti(
perlindungan hak asasi manusia+ ditemukan bah$a tingkat
pelanggaran yang terjadi+ mulai pada tahap penyusunannya+ pada
materi pengaturannya+ dan pada tingkat implementasi dan
penegakannya ) 'ep. Hukum dan H35+ ",,. - 46 /
'alam perspekti( perlindungan dan penegakan hak asasi
manusia di daerah+ se2ara subtansial yang harus dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah dengan memasukkan rumusan prinsip
prinsip hak asasi manusia se2ara jelas dan tegas ke dalam setiap
peraturan daerah yang dikeluarkan+ sebagai bentuk penghormatan
dan jaminan atas hak asasi manusia yang bersi(at mengikat. 'alam
penyusunan peraturan daerah yang sesuai dengan perspekti(
perlindungan dan penegakan hak asasi manusia+ dua hal yang harus
diperhatikan oleh pemerintahan daerah+ yaitu yang pertama adanya
hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sesuai dengan kodratnya
dan yang ke dua adalah ketentuanketentuan pengaturan hak asasi
manusia yang telah ditentukan dalam peraturan perundangan yang
lebih tinggi. 'ua subtansi tersebut harus menjadi a2uan dan
parameter bagi pemerintah daerah dalam penyusunan setiap
peraturan daerah dalam menempatkan penghormatan dan
perlindungan atas hak asasi manusia.
C. M%to&% P%n%litian
1. 0umber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder yang berupa bahan hukum primer+ yaitu . ) tujuh /
4eraturan 'aerah yang mengatur tentang peri1inan dalam berusaha
di Kota @ogyakarta yaitu 4;9'3+ bahan hukum sekunder yang berupa
bukubuku+ jurnal+ hasilhasil penelitian yang ada terlebih dahulu
maupun tulisantulisan para ahli lainnya.
2. 5etode pengumpulan data dilakukan dengan 2ara melakukan
kuali(ikasi+ identi(ikasi+ mengkaji dan menganalisis seluruh bahan
bahan hukum yang menjadi sumber penelitian+ baik yang berupa
bahan hukum primer+ bahan hukum sekunder.
3. 3nalisis 'ata
'alam penelitian ini analisis data akan dilakukan dengan
menggunakan metode analisis kualitati(. 0emua bahan hukum yang
telah dikumpulkan dan dikuali(ikasikan serta diidenti(ikasi sesuai
dengan tujuan yang akan di2apai dalam penelitian ini+ kemudian
dilakukan pendiskripsian atas semua kajiankajian dan hasil
penelitian dengan membuat konklusikonklusi dari masalahmasalah
yang bersi(at umum ke dalam masalahmasalah yang lebih bersi(at
khusus.

D" asil P%n%litian
Hasil dari penelitian atas sinkronisasi 4rinsip4rinsip H35 pada .
)tujuh/ 4eraturan 'aerah yang mengatur tentang peri1inan dalam
kegiatan usaha di Kota @ogyakarta se2ara sistematis dapat ditemukan
bah$a dalam . )tujuh/ 4eraturan 'aerah yang menjadi obyek kajian
dilihat dari subtansi pengaturannya pada bagian konsideran+ khususnya
pada bagian menimbang dan mengingat belum men2antumkan 4rinsip
4rinsip H35 sebagai dasar (iloso(i maupun dasar yuridis. Konsideran
merupakan bagian yang penting dari sebuah peraturan perundang
undangan+ pada bagian konsideran inilah dasar argumentasi se2ara
(iloso(is maupun yuridis yang menjelaskan nilai penting dan keman(aat
dari sebuah peraturan perundangundangan.
4ada bagian 6atang Tubuh+ subtansi isi pasalpasalnya dari .
)tujuh / 4eraturan 'aerah yang menjadi obyek kajian dapat ditemukan
adanya persamaan bentuk ke2enderungan timbulnya pelanggaran atas
4rinsip4rinsip H35 dalam masalah i1in usaha di Kota @ogyakarta. 3da
tiga masalah utama dalam 6atang Tubuh yang mun2ul dari . )tujuh/
4eraturan 'aerah yang dikaji yaitu
1. 4ada ketentuan pasal yang mengatur tentang badan usaha yang
dapat menjadi $adah kegiatan usaha+ dari . )tujuh/ 4eraturan
'aerah yang dikaji telah menempatkan ,badan yayasan sebagai
badan usaha yang bersi(at pro(it. 0e2ara (iloso(is jelas 4erda ini
sudah tidak benar+ oleh karena berdasarkan Undangundang
tentang yayasan+ se2ara (iloso(is badan yayasan bukan
merupakan badan pro(it+ melainkan sebagai badan non pro(it
yang bergerak dalam bidang sosial dan keagamaan. 0e2ara
subtansi ketentuan ini tidak se2ara langsung melanggar 4rinsip
4rinsip H35+ akan tetapi ketentuan ini dapat menimbulkan
bentukbentuk penyimpangan dalam penggunaan lembaga
yayasan yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat dan
pemerintah sendiri dan memungkinkan adanya pelanggaran
4rinsip4rinsip H35F
". 4ada ketentuan pasal yang mengatur tentang 4embatalan ?1in Usaha
ditemukan adanya dua masalah pokok yang 2enderung bersi(at
pembatasan bagi $arga negara dalam menjalankan kegiatan
usaha. 4ertama adalah adanya ketentuan bah$a meninggalnya
pemegang i1in usaha dapat menyebabkan tidak berlakunya i1in
usaha yang bersangkutan. Kegiatan usaha dan ?1innya merupakan
satu kesatuan yang melekat sebagai hak milik privat+ oleh karena
itu kegiatan usaha dan i1innya tentu juga dapat di$aris oleh ahli
$arisnya. 4e$arisan dan meninggalnya seseorang tidak dapat
membatalkan i1in usaha yang sudah dimiliki+ dalam ketentuan ini
yang perlu diatur adalah adanya proses mutasi pengalihan hak
sebagai akibat pe$arisan. 4elaporan oleh ahli $aris lebih
bersi(at administrati( bukan menjadi syarat untuk tetap dapat
dimilikinya i1in usaha yang bersangkutan. 4ermasalahan kedua
adalah berkaitan dengan adanya pengalihan atau
pemindahtanganan i1in usaha pada pihak lain harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari >alikota dan tidak
adanya i1in tertulis dari >alikota akan berakibat tidak
berlakunya i1in usaha yang bersangkutan. Ketentuan ini juga
potensi menimbulkan terjadinya pelanggaran atas 4rinsip4rinsip
H35 yang menghambat investasi dan pembatasan kebebasan
dan keterbukaan dalam bertransaksi .
'alam ketentuan 6atang Tubuh dari . )tujuh / 4eraturan 'aerah
yang dikaji tidak ditemukan adanya ketentuan yang bersi(at
diskriminati( dalam bentuk pele2ehan dan penge2ualian bagi setiap
$arga negara dalam memperoleh i1i usaha. 4ada ketentuan 4enutup
dan Ketentuan 4eralihan juga tidak ditemukan adanya diskriminasi yang
berbentuk pembatasan+ pele2ehan+ dan penge2ualian bagi setiap $arga
negara dalam memperoleh i1i usaha.
0e2ara umum 4eraturan4eraturan 'aerah yang mengatur
tentang i1in usaha di @ogyakarta+ dari . 4eraturan 'aerah yang dikaji
ketentuanketentuan pasalnya tidak e(isien+ karena pada subtansi pasal
yang bersi(at administrati( hanya bersi(at pengulangan atas ketentuan
4eraturan daerah yang lain.
E" K%sim'ulan &an Saran
(" K%sim'ulan
a. 4ada bagian Konsideran dari . )tujuh/ 4eraturan 'aerah yang
mengatur tentang i1in usaha di Kota @ogyakarta belum
men2antumkan 4rinsip4rinsip H35 sebagai landasan (iloso(i dan
yuridis+ hal ini se2ara sistematis berpotensi menimbulkan
terjadinya pelanggaran H35 pada ketentuan 6atang Tubuhnya.
b. 4ada bagian 6atang Tubuhnya dari . )tujuh/ 4eraturan 'aerah
yang mengatur tentang i1in usaha di Kota @ogyakarta+ dapat
ditemukan adanya pasalpasal yang bersi(at pembatasan bagi
setiap $arga negara dalam memperoleh i1in usaha+ hal ini dapat
dilihat dari ketentuan yang berkaitan dengan 4embatalan ?1in
Usaha sebagai akibat meninggalnya pemegang i1in dan karena
adanya peralihan hak yang tidak memperoleh persetujuan
tertulis dari >alikota.
c. 4ada bagian Konsideran+ 6atang Tubuh+ 3turan 4enutup+ dan
3turan 4eralihan dari . )tujuh / peraturan 'aerah yang dikaji
tidak ditemukan adanya diskriminasi dalam bentuk pele2ehan
dan penge2ualian bagi setiap $arga negara dalam memperoleh
i1in usaha di Kota @ogyakarta.
)" Saran2Saran
a. 4eraturan 'aerah yang mengatur tentang i1in usaha+ . )tujuh/
4erda yang diteliti pada prinsipnya subtansi isinya adalah sama
dan tidak ada perbedaan yang prinsip+ oleh karena itu untuk
memperoleh kesatuan hukum dalam bidang peri1inan 2ukup
dibuat satu 4eraturan 'aerah yang mengatur berbagai aspek
kegiatan usaha. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka untuk
memudahkan dan menge(isiensikan sistem birokrasi dan
pengaturan dalam bidang peri1inan+ khususnya dalam bidang
usaha.
b. 4erlu segera adanya harmonisasi untuk 4erda4erda yang
mengatur tentang ?1in Usaha dengan 4rinsip4rinsip H35 sebagai
bentuk penghormatan+ perlindungan +dan penegakan hak dasar
yang dimiliki setiap manusia+ terutama dalam memperoleh
kesempatan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. 'alam 4eraturan 'aerah yang mengatur tentang i1in usaha perlu
juga diatur tentang pengalihan hak usaha dan i1inya baik sebagai
akibat jual beli+ hibah maupun karena terjadinya pe$arisan
tanpa harus menyebabkan hilangnya i1in usaha yang
besangkutan. 'alam peralihan hak atas kegiatan usaha tentu
tidak perlu adanya 2ampur tangan dari pemerintah+ pemerintah
2ukup mengatur masalah mutasi dan balik nama kepemilikannya.
d. Untuk e(isiensi pengaturan tentang i1in usaha dan agar tidak
terjadi pengulangan pasalpasal pada 4eraturan 'aerah yang
sejenis+ 4eraturan 'aerah yang mengatur tentang i1in usaha
perlu diatur dalam satu 4eraturan 'aerah yang bersi(at
komprehensi( yang menjadi satu kesatuan untuk semua jenis
kegiatan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
6. Hestu *ipto Handoyo.",,#. 0ukum Tata 6egara, 8ewarganegaraan dan
0ak %sasi 2anusia. @ogyakarta - Universitas 3tmajaya
'epartemen Hukum dan H35. ",,.. 1anduan 2emahami 1erancangan
1eraturan $aerah.=akarta- *344A;9 4roje2t
0oehino.1991.#lmu 6egara. @ogyakarta - Aiberty.
UndangUndang 'asar 1948 dan amandemennya
UndangUndang !omor #9 Tahun 1999 Tentang Hak 3sasi 5anusia.
UndangUndang !omor #" Tahun ",,4 Tentang 4emerintahan 'aerah
Keputusan 4residen !omor 4, Tahun ",,4 Tentang 9en2ana 3ksi !asional
Hak 3sasi 5anusia ?ndonesia ",,4",,9.
4eraturan >alikota @ogyakarta !omor 68 Tahun ",,6 Tentang 4elaksanaan
9en2ana 3ksi !asional Hak 3sasi 5anusia ",,4",,9 di Kota
@ogyakarta.
6uletin H35 Kemanusiaan+ >ahana ?n(ormasi Hak 3sasi 5anusia ;disi E
Eolume 1 ",,6
Harian Kedaulatan 9akyat+ tanggal 1" 'esember ",,8
TINDAK PIDANA KORUPSI DI !IDANG PERPA6AKAN
Sulistio A&i 7inarto
(
Abstract
%lmost can not deny, that are the mainstay of income ta7
money for a state. The state use ta7 money to finance public
welfare, governance, and other defense. so that purpose was
fulfilled, it is held for residents willing to assume coercion or
state meet the form of contributions on"call Ta7. This ta7 will
be used primarily to finance routine e7penses and if there is
still commonly called the surplus, the surplus could be used
to finance public investment. #f the ta7 as a source of revenue
for the state money in such a big role, if always done
1
Staff Pengajar Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember
(easonable efforts towards improving the collection.
1rof.(ochmat 'oemitro stated that improvement ta7 done
with standard progressive ta7ation, the provision of facilities
and ta7 e7emption on sectors that are important and
productive as well as infrastructure improvements and ta7
authorities to improve discipline, coupled with the imposition
of strict sanctions for the offenders. #t is important to
underline is the imposition of strict sanctions for the
offenders. 'anctions in the form of legislation ta7ation
administrative penalties and criminal sanctions. &riminal
sanction is one of the substance of criminal law prohibitions
san sidamping forth. &riminal sanctions and prohibited acts in
the ta7 law is its own rules. !ut the imposition of sanctions
for violation of ta7 rules, as the imposition of sanctions for
violations of other legal norms are in place #ndonesia as the
'tate 3aw.This is in accordance with the principles of rule of
law which holds that the imposition of criminal sanctions only
upon a clear legal power by a legitimate court.
8eywords: &orruption, &orruption in the Field of Ta7ation,
&orruption 1revention 4fforts in the Field of Ta7ation..
A" PENDAULUAN
'alam UndangUndang !omor #1 Tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak 4idana Korupsi+ menetapkan suatu pasal
tentang tindak pidana korupsi yang sulit pembuktiannya+ yang
penyidikannya di lakukan oleh tim gabungan di ba$ah koordinasi =aksa
3gung. 4asal di maksud adalah pasal ". yang menyatakan sebagai
berikutF
JK'alam hal ditemukan tindak pidana korupsi yang sulit
pembuktiannya maka dapat di bentuk tim gabungan di ba$ah
koordinasi =aksa 3gungKK.
5engenai tindak pidana korupsi yang sulit pembuktiaannya+
penjelasan pasal ". Undangundang !omor #1 Tahun 1999
menyebutkan antara lain+ tindak pidana koropsi di bidang perbankan+
perpajakan+ pasar modal+ perdagangan dan industri+ komoditi
berjangka+ atau di bidang moneter dan keuangan yang F
1. bersi(at lintas sektoral+
". dilakukan dengan menggunakan teknologi 2anggih+
#. 'ilakukan oleh tersangka atau terdak$a yang berstatus sebagai
penyelenggara !egara Undangundang !omor "8 Tahun 1999
=ika pajak sebagai sumber pemasukan uang bagi negara
sedemikian besar peranannya+>ajar apabila selalu dilakukan usaha
usaha kearah penyempurnaan pemungutannya. 4ro(.9o2hmat 0oemitro
menyatakan bah$a penyempurnaan pungutan pajak dilakukan dengan
pengenaan pajak bertara( progresi(+ pemberian (asilitas dan
pembebasan pajak pada sektorsektor yang penting dan produkti( serta
perbaikanperbaikan prasarana dan peningkatan disiplin aparat
perpajakan+ disertai dengan pengenaan sanksi yang tegas bagi para
pelanggarnya. )9o2hmat 0oemitro+ 198"+ 1,/.
4enting untuk digaris ba$ahi adalah mengenai pengenaan
sanksi yang tegas bagi para pelanggarnya. 0anksi dalam undangundang
perapjakan berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana. 0anksi pidana
merupakan salah satu subtansi hukum pidana disamping larangan
larangan dan sebagainya. 0anksi pidana dan perbuatan yang dilarang
dalam undangundang pajak merupakan kaidahkaidah tersendiri.
Tetapi pengenaan sanksi atas pelanggaran kaidah pajak itu+
sebagaimana pengenaan sanksi atas pelanggaran kaidah hukum lainnya
berada dalam $adah ?ndonesia sebagai !egara Hukum yang ter2ermin
dalam 4asal 6 Undangundang !o.14 Tahun 19.,. Hal itu sesuai dengan
prinsip rule of law yang berpendirian bah$a pengenaan sanksi pidana
hanya atas kekuatan hukum yang jelas oleh suatu peradilan yang sah
)0oeparman+ 1994+ .8/.
4ada Tahun 198# dan Tahun 1988 telah dilakukan suatu
pembaruan perpajakan )Ta7 reform/. 6eberapa undangGundang pajak
telah di buat untuk menggantikan semua undangundang pajak lama+
baik yang di buat pada 1aman pemerintahan Hindia 6elanda maupun
yang dibuat oleh pemerintahan 9? sendiri. Undangundang tersebut
salah satu diantaranya adalah Undangundang !omor 6 Tahun 198#
Tentang Ketentuan Umum dan Tata *ara 4erpajakan yang kemudian
berturutturut diganti dengan Undangundang !omor 9 Tahun 1994
)perubahan pertama/ dan Undangundang !omor 16 Tahun ",,,
)perubahan kedua dan yang saat ini berlaku/.
Ketentuan pidana dalam Undangundang !omor 16 Tahun ",,,
ditetapkan dalam 4asal #8+ 4asal #9+ 4asal 41+ 4asal 41 3 dan 4asal 41
6. 4asalpasal tersebut uraiannya 0ebagai berikut-
1. 4asal #8 adalah tindakan pidana karena kealpan tentang 04T )0urat
4emberitahuan / yang tidak disampaikan dan 04T yang di sampaikan+
tetapi isinya tidak benar+
". 4asal #9 merupakan tindak pidana dengan sengaja tidak memiliki
!4>4+ 04T yang tidak disampaikan dan 04T yang tidak
benar+menolak dilakukan pemeriksaan+perpajakan+tidak
menyelenggarakan pembukuan+ memperlihatkan pembukuan yang
tidak benar+ tidak menyetor pajak yang telah dipotong atau
dipungut dan tindak pidana restitusi pajak+
#. 4embo2oran rahasia >ajib pajak oleh pejabat pajak)4asal 41/+
4. 5enolak memberikan keterangan keterangan dan buktibukti
perpajakan)4asal 41 3/
8. 5enghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan)4asal 41 6/.
6ertitik tolak dari lima golongan tindak pidana di bidang
perpajakan sebagaimana tersebut di atas itulah yang mendorong
penulis ingin mengkaji se2ara lebih mendalam berkait dengan tindak
pidana korupsi di bidang perpajakan mengingat tindak pidana korupsi
di bidang perpajakan ini dikategorikan sebagai tindak pidana yang sulit
pembuktianya sebagaimana penjelasan 4asal ". Undangundang !omor
#1 Tahun 1991 Tentang 4emberantasan Tindak 4idana Korupsi. 'i sisi
lain+ 4enulis juga ingin menarik satu benang merah antara ketentuan
pidana perpajakan sebagaimana diuraikan dalam Undangundang
!omor 16 Tahun ",,,+ dalam 4asal #8+ 4asal #9+ 4asal 41+ 4asal 41 3+
dan 4asal 41 6 dengan ketentuan tindak pidana korupsi sebagaimana
dikuali(ikasikan dalam Undangundang !omor #1 Tahun1999 Tentang
4emberantasan Tindak 4idana Korupsi yang beberapa pasalnya telah
diamandemen oleh Undangundang !omor ", Tahun ",,1. 3dakah
dalam undangundang perpajakan itu di atur juga mengenai tindak
pidana korupsi7 bagaimanakah kuali(ikasi tindak pidana korupsi di
bidang perpajakan itu7 dan bagaimanakah upaya pen2egahan tindak
pidana korupsi di bidang perpajakan7
!" PEM!AASAN
Tin&a$ Pi&ana Koru'si
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruption )<o2kema
3ndreae-1981/ atau corruptus )>ebster 0tudent
di2tionary-196,/selanjutnya disebutkan bah$a corruption itu berasal
pula dari kata asal corrumpere+ suatu kata latin yang lebih tua. 'ari
kata bahasa latin itulah turun ke banyak bahasa ;ropa seperti ?nggris -
corruption, corrupt, 4eran2is: corruptionF dan 6elanda corruptie
)korruptie/ dan selanjutnya dalam bahasa ?ndonesia dengan sebutan
korupsi )3ndi Ham1ah+ 1991-./
5emperhatikan Undangundang !o.#1 Tahun 1999 dan Undang
undang !o. ", Tahun ",,1+ maka tindak pidana korupsi itu dapat
dilihat dari " )dua/ segi+ yaitu korupsi pasi( )'ar$an 4rinst",,"-"/
3dapun yang dimaksud dengan korupsi akti( adalah
sebagaimana diatur dalam Undang undang !o. #1 Tahun 1999 dalam
4asal "+ 4asal #+ 4asal 4+ 4asal 1# dan 4asal 18 serta dalam Undang
undang !o. ", Tahun ",,1 dalam 4asal 8 ayat )1/ huru( a dan b+ 4asal 6
ayat )1/ huru( a+ 4asal . ayat )1/ huru( a+b+2+ dan d+ 4asal 8+ 4asal9+
4asal 1,+ 4asal 1" huru( e+(+g+h+ dan i.
0edangkan korupsi pasi( adalah sebagaimana diatur dalam
Undangundang !o.", Tahun ",,1 dalam 4asal 8 ayat )"/+ 4asal 6 ayat
)"/+ 4asal . ayat )"/+ 4asal 11+ 4asal 1" huru( )a/+)b/+)2/ dan )d/.
Tindak pidana korupsi merupakan salah satu masalah besar
yang selalu menjadi sorotan dan sekaligus keprihatinan masyarakat.
Tidak hanya menjadi keprihatinan nasional+ tetapi juga keprihatian
dunia internasional. Hal ini sangat berasalan karena akibat dari korupsi
tersebut dapat menghan2urkan e(ektivitas potensial dari semua jenis
program pemerintah+ menggangguBmenghambat pembangunan+ serta
menimbulkan korban individual maupun kelompok masyarakat.
5engingat keadaan yang demikian itu+ 466 melalui beberapa
konggresnya menganjurkan pada setiap negara anggotanya untuk
menetapkan strategi anti korupsi sebagai prioritas utama di dalam
peren2anan pembangunan sosial dan ekonomi.
0alah satu strategi+ meskipun bukan segalagalanya+ dalam
mengatasi masalah korupsi tersebut adalah melalui kebijakan penal di
samping kebijakan non penal. Untuk kebijakan penal+ ?ndonesia juga
telah mempunyai undangundang pemberantasan korupsi yang baru
yaitu Undangundang !omor #1 Tahun 1999 yang beberapa pasalnya
telah diamandemen oleh Undangundang !omor ", Tahun ",,1.
3pabila kita 2ermati dalam Undangundang !omor #1 Tahun
1999 tentang 4emberantasan Tindak 4idana korupsi terdapat beberapa
golongan tindak pidana korupsi. Dolongan pertama adalah tindak
pidana korupsi yang ditetapkan sendiri oleh Undangundang !omor #1
Tahun 1999. masuk dalam golongan pertama ini antara lain adalah yang
ditetapkan dalam pasal " ayat )1/+ 4asal#+ 4asal1#+ dan 4asal 14
Undangundang !omor #1 Tahun 1999. Dolongan kedua adalah pasal
pasal KUH4 yang dimasukkan ke dalam Undangundang !omor #1 Tahun
1999 dengan menyebutkan se2ara lengkap unsur pasalpasal KUH4
tersebut. 4asalpasal KUH4 yang dimaksud adalah 4asal ",9+ 4asal
"1,+4asala #8.+ 4asal #88+ 4asal 418+ 4asal 416+ 4asal 41.+ 4asal 418+
4asal 419+ 4asal 4",+ 4asal 4"#+ 4asal 4"8 dan 4asal 4#8. 0etelah
dimasukkan ke dalam Undangundang !omor #1 Tahun 1999+ pasal
pasal KUH4 tersebut di2abutBdinyatakan tidak berlaku berdasarkan
ketentuan 4asal 4# 6 Undangundang !omor ", Tahun ",,1 tentang
4erubahan atas Undangundang !omor #1 Tahun 1999 tentang
4emberantasan Tindak 4idana Korupsi. Dolongan ketiga adalah tindak
pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi+ diantara yang
masuk dalam golongan ketiga ini yaitu ditetapkan dalam pasal "1 yang
mengatur tentang an2aman hukuman pidana terhadapa setiap orang
yang dengan sengaja men2egah+ mengahalangi atau menggagalkan
se2ara langsung atau tidak langsung penyidikan+ penuntutan dan
pemeriksaan di siding pengadilan. 4asal "" beris an2aman pidana bagi
tersangka yang tidak mau memberikan keterangan tentang seluruh
harta benda+ harta benda isteri atau suami+ anak dan orang lain atau
korporasi. 4asal ini juga mengan2am hukuman terhadap Dubernur 6ank
?ndonesia yang dengan sengaja tidak mau memberikan keterangan+
atau memberikan keterangan atau tidak benar keadaan keuangan
tersangka atau terdak$a. 'ian2aman hukuman oleh 4asal "" Undang
undang !omor #1 Tahun 1999 adalah juga orang termasuk mereka yang
mempunyai pekerjaan+ harkat dan martabat+ jabatannya di$ajibkan
menyimpan rahasia ke2uali petugas agama yang menolak memberi
keterangan kepada saksi atau saksi ahli.
4asal "# menetapkan tentang pelanggaran pasalpasal "",+
"#1+4"1+4""+4"9 KUH4 atau pasal 4#" KUH4 yang berhubungan dengan
tindak pidana korupsi. 4asalpasal KUH4 ini tidak di2abut+ sebagaimana
pasalpasal ",9+ "1,+#8.+#88+418+416+41.+418+419+4",+4"#+4"8+ dan
4#8 KUH4 yang dinyatakan tidak berlaku berdasarkan ketentuan 4asal
4# 6 Undangundang !omor ", Tahun ",,1. 'i atas telah disinggung
tentang tindak pidana korupsi yang ditetapkan sendiri dalam Undang
undang !omor #1 Tahun 1999+ yaitu dalam pasal "+ 4asal #+ 4asal1#+
dan 4asal 14. Kutipan pasalpasal tersebut sebagai berikut-
4asal "
)1/ 0etiap orang yang mela$an hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara ataupun perekonomian negara+
di pidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 )empat/ tahun dan paling lama ", )dua
puluh/ tahun dan denda paling sedikit 9p.",,.,,,.,,,+,,)dua
ratus juta rupiah/ dan paling banyak 9p.1.,,,.,,,.,,,.,,)satu
milyar rupiah/.
)"/ 'alam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam
ayat )1/ dilakukan dalam keadaan tertentu+ pidana mati dapat di
jatuhkan.
4asal #
0etiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi+ menyalahgunakan ke$enangan+
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara+ di pidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 )satu/ tahun dan paling lama ", )dua puluh /
tahun dan atau dendan paling sedikit 9p.8,.,,,.,,,+,, )lima puluh
juta rupiah/ dan paling banyak 9p.1.,,,.,,,.,,,+,, )satu milyar
rupiah/.
4asal 1#
0etiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pega$ai negeri
dengan mengingat kekuasan atau $e$enang yang melekat pada
jabatan atau kedudukan+ atau oleh pemberi hadiah atau janji di
anggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut+ di pidana
dengan pidana penjara paling lama # )tiga/ tahun dan atau denda
paling banyak 9p.18,.,,,.,,,+,, )seratus lima puluh juta rupiah/
4asal 14
0etiap orang yang melanggar undangundang yang se2ara tegas
mengatakan bah$a pelanggaran terhadap ketentuan undangundang
tersebut sebagai tindak pidana korupsi berlaku ketentuan yang di atur
dengan undangundang ini.
'alam pasalpasal tersebut unsur umum yang berlaku bagi
semua tindak pidan korupsi adalah 8S%tia' oran+9 . 0ubjek hukum
tindak pidana korupsi adalah setiap orang. 0edangkan dalam Undang
undang !omor #1 Tahun 1999 menetapkan bah$a yang dimaksud
adalah dengan setiap orang adalah 8'%roran+an atau t%rmasu$ 0u+a
$or'orasi9" 'engan demikian+ peraku tindak pidan korupsi menurut
pasal ini adalah %setiap orang&+ tidak ada keharusan 4ega$ai !egeri.
=adi juga dapat dilakukan oleh orang yang tidak berstatus sebagai
pega$ai negeri atau korporasi+ yang dapat berbentuk badan hukum
atau perkumpulan )'aru$an 4rinst+ ",,"+ "9/
Unsur lain yang juga berlaku umum adalah 8&a'at m%ru+i$an
$%uan+an n%+ara atau '%r%$onomian n%+ara9. Kedua unsur tersebut
terdapat dalam 4asal " dan 4asal # Undangundang !omor Tahun #1
Tahun 1999.
Unsur lainnya dalam 4asal " ayat )1/ Undangundang !omor #1
Tahun 1999 adalah m%la,an hu$um.dan m%m'%r$a/a &iri s%n&iri
atau oran+ lain atau suatu ba&an. 4enjelasan 4asal " ayat )1/
disebutkan bah$a mela$an hukum men2akup perbuatan mela$an
hukum dalam arti (ormil ataupun dalam arti marteriil+ yakni meskipun
perbuatan diduga korupsi tidak diatur dalam peraturan perundang
undangan+ namun apabila perbuatan tersebut dianggap ter2ela karena
tidak sesuai dengan rasa keadilan atu normanorma sosial dalam
masyarakat+ maka perbuatan tersebut dapat di pidana.
Unsur memperkaya diri sendiri+ atau orang lain atau suatu
badan tidak se2ara tegas ditetapkan dalam Undangundang !omor #1
Tahun 1999. !amun hal ini dapat kita kembalikan pada pena(siran yang
sudah ada+ yakni jika tambahan kekayaan tidak seimbang dengan
penghasilan terdak$a+ berarti dia telah memperkaya diri sendiri.
4ena(siran ini sesuai dengan ketentuan 4asal #. ayat )4/ Undang
undang !omor #1 Tahun 1999 yang menetapkan dalm hal terdak$a
tidak dapat membuktikan tentang kekayaan yang tidak seimbang
dengan penghasilannya atau sumber penambahan kekayaannya+ maka
keterangan tersebut dapat digunakan untuk memperkuat alat bukti
yang sudah ada bah$a terdak$a telah melakukan tindak pidana
korupsi.
'alam 4asal # Undangundang !omor #1 Tahun 1999+ unsur
yang paling menentukan adalah unsur menyalah gunakan ke$enangan
unsur kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan. 0ehubungan dengan unsur tersebut lebih lanjut akan
diuraikan berkait dengan tindak pidana korupsi di bidang pajak.
Koru'si Di !i&an+ P%r'a0a$an
Telah disinggung di muka+ bah$a tindak pidana korupsi di
bidang perpajakan merupakan salah satu tindak pidana korupsi yang
sulit pembuktiannya sebagaimana penjelasan 4asal ". Undangundang
!omor #1 Tahun 1999. 0ulit tidak berarti tindak pidana korupsi di
bidang perpajakan itu tidak ada. 3pabila kita 2ermati+ maka kesulitan
dalam hal ini lebih disebabkan karena sistem hukum pajak+ khususnya
mengenai penanganan penyimpangan ketentuan atas undangundang
pajak. 0ebagai 2ontoh mengenai 04T )0urat 4emberitahuan/. =ika $ajib
pajak terlambat menyampaikan 04T 5asa+ maka $ajib pajak di
kenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 9p.8,.,,,+,, untuk
04T Tahunan dendanya sebesar 9p.1,,.,,,.,, )4asal . ayat )1/
Undangundang !omor 16 Tahun ",,,/. 0edangkan jika 04T tidak di
sampaikan tepat pada $aktunya dan setelah di tegur se2ara tertulis
tidak disampaikan dalam $aktu sebagaimana ditentukan 0urat Teguran
maka terhadap $ajib pajak di kenakan 0urat Ketetapan 4ajak )0K4/
yang di dalamnya berisi sanksi administrasi. 4enanganan selanjutnya
terhadap $ajib pajak yang diterbitkan 0K4 adalah dikeluarkan 0urat
Tagihan 4ajak dan 0urat 4aksa+ berturutturut sampai pada penyitaan+
pelelangan+ dan penyanderan. =ika sudah membayar pajak sesuai
dengan 0urat Ketetapan 4ajak Kurang 6ayar )0K4K6/ maka
persoalannya selesai. >ajib pajak tidak dikenai sanksi pidana + dengan
kata lain dalam hal kelambatan 04T dan pajaknya telah dibayar+ bukan
merupakan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana
lainnya.
0ebagaimana diuraikan dimuka bah$a mengenai tindak pidana
di bidang perpajakan+ yang di dalamnya terdapat tindak pidana 04T+
adalah baik yang ditetapkan dalam 4asal #8 maupun 4asal #9 Undang
undang !omor #1 Tahun 1999. 'alam kedua pasal itu unsur utama
tindak pidananya adalah %Terlambat menyampaikan 04T& dan % Tidak
menyampaikan 04T&+ dengan begitu seorang >ajib 4ajak tidak
menyampaikan 04T+ bisa saja dianggap terlambat menyampaikan 04T.
Tindaknya bukan diajukan ke 4engadilan+ melainkan diselesaikan
se2ara administrativ dengan diterbitkanya 0urat Ketetapan 4ajak.
6agaimana halnya jika $ajib pajak tidak membayar pajak 7
kebanyakan orang menganggap bah$a orang tidak membayar pajak
akan dijatuhi hukluman penjara. Ternyata jika orang tidak membayar
pajak tidak di hukum. 'alam ketentuan pidana Undangundang pajak
tidak ditetapkan an2aman pidana terhadap orang tidak membanyar
pajak. 4enyelesaiannya dengan sanksi administrativ+ se2ara berturut
turut dari ringan sampai ringan+ tetapi bukan merupakan sanksi pidana.
0anksinya berupa bunga sebesar "L sebulan dari pajak yang kurang
atau tidak dibayar+ untuk paling lama "4 bulan. =ika 0urat Tagihan
4ajak )0T4/ di patuhi+ artinya jumlah pajak yang ditetapkan dalam 0T4
di bayar sepenuhnya dan tepat $aktu+ maka selesailah persoalannya.
=ika 0T4 tidak dipatuhi+ $ajib pajaknya diberikan 0urat Teguran
selanjutnya di tingkatkan menjadi 0urat 4aksa )4enagihan 4ajak
dengan 0urat 4aksa/+ sebagaimana 4asal 8 ayat )1/ a Undangundang
!omor 19 Tahun ",,, tentang perubahan Undangundang !omor 19
Tahun 199. Tentang 4enagihan 4ajak dengan 0urat 4aksa. 3pabila
dengan 0urat 4aksa tetap tidak diindahkan oleh $ajib pajak+ artinya
tetap tidak mau membayar pajak+ maka terhadapnya dilakukan
penyitaan terhadap barang milik $ajib pajak untuk kemudian dilakukan
pelelangan guna melunasi pajak yang belum atau tidak dibayar.
Tindakan lain yang dilakukan terhadap $ajib pajak yang dapat
dilakukan penyitaan karena itikadnya kurang baik dan atau utang
pajaknya sekurangkurangnya 9p. 1,,.,,,.,,,+,, lebih adalah
penyanderan )4asal "# ayat )1/ Undangundang !omor 19 Tahun ",,,/.
Aama penyanderaan maksimum enam bulan dan dapat diperpanjang
selama enam bulan lagi.
'ari uraian di atas tampak betapa sulit mamba$a $ajib pajak
yang melakukan pelanggaran undangundang pajak ke pengadilan.
Tidak hanya itu saja+ bahkan terhadap $ajib pajak yang dilakukan
pemeriksaan oleh 'irektur =enderal 4ajak untuk menguji kepatuhan
ke$ajiban perpajakan dan untuk tujuan lain+ sebagaimana ketentuan
4asal "9 ayat )1/ Undangundang !omor 16 Tahun ",,,+ dan dalam
pemeriksaan ditemukan bukti permulaan tindak pidana di bidang
perpajakan masih juga serta $ajib pajak diajukan ke pengadilan.
'alam petunjuk teknis penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan yang merupakan bagian keputusan 'irjen 4ajak !omor K;4
,"B4jB199,+ ditetapkan jika pemeriksa pajak yang melakukan
pemeriksan pajak yang menemukan bukti permulan tindak pidana di
bidang perpajakan+ pemeriksa pajak harus mengamankan barang
barang bukti dan membuat laporan kepada 'irjen 4ajak. 3tas laporan
tersebut+ 'irjen 4ajak menentapkan apakah terhadap $ajib pajak
dilakukan penyidikan atau ditertibkan 0K4K6. 'i sini tampak sekalipun
ditemukan bukti permulan tindak pidana+ belum tentu diikuti dengan
penyidikan. Tergantung pada keputusan 'irjen 4ajak. 0ebagaimana
ketentuan 4asal 44 b ayat )1/ Undangundang !omor 9 Tahun 1999+
bah$a 'irjen 4ajak dengan melalui 5enteri keuangan dapat meminta
kepada =aksa 3gung untuk menghentikan penyidikan yang dilakukan
oleh 44!0 4ajak+ dengan alasan demi penerimaan keuangan negara.
6agaimana halnya dengan korupsi melalui perpajakan7 =ika
diperhatikan 4asal #9 Undangundang !omor 16 Tahun ",,,+ tampak
ada tidak pidana yang ditetapkan dalam ayat )1/ g yang bunyinya-
%0etiap orang yang dengan sengaja tidak menyetorkan pajak
yang telah dipotong atau dipungut+ sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara+ dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 )enam/ tahun dan denda paling tinggi 4 )empat/ kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar&.
6agaimana orang bisa memotong atau memungut pajak 7
4emotongan atau pemungutan pajak ditetapkan oleh 5entri Keuangan
berdasarkan ketentuan 4asal ", Undangundang !omor 1, Tahun 1994
yang masih berlaku dengan diundangkannya Undangundang !omor 16
Tahun ",,,. Kutipannya sebagai berikut -
%4ajak yang diperkirakan akan terutang dalam satu tahun
pajak+ dilunasi oleh $ajib pajak dalam tahun berjalan melalui
pemotongan dan pemungutan pajak oleh pihak lain+ serta pembayaran
pajak oleh $ajib pajak sendiri&.
4asal ", ayat )"/
%4elunasan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat )1/
dilakukan untuk setiap bulan atau masa lain yang tetapkan oleh
5enteri Keuangan&.
5aksud pemotongan dan pemungutan pajak ini adalah untuk
pengansuran pajak+ sehingga pada akhir tahun pajak+ pembayaran
pajak tidak terlalu memberatkan $ajib pajak. 'engan demikian jelas
bah$a pemotong dan pemungut pajak mempunyai $e$enang atas
kekuatan undangundang+ demikian pula pemotong dan pemungut
pajak tersebut mempunyai kesempatan atau sarana+ yaitu perangkat
administrasi perpajakan yang disediakan oleh 'irjen pajak. 4ara
pemotong dan memungut pajak+ juga atas kekutan Undangundang.
=ika para pemotong dan pemungut pajak tidak menyetorkan pajak yang
telah dipungut atau dipotongnya+ uang pajak menjadi tidak masuk ke
kas negara+ maka negara telah dirugikan. 'engan demikian tindakan
pemotong dan pemungut pajak dapat digolongakan sebagai tindak
pidana korupsi+ yaitu melanggar 4asal # Undangundang !omor #1
Tahun 1999+ Karena sesuai dengan rumusan pasal tersebut.
4emotong dan pemungut pajak juga dapat digolongkan telah
melakukan tindak pidan korupsi+ sesuai dengan rumusan 4asal "
Undangundang !omor #1 Tahun 1999+ @akni ketika pemotong dan
pemungut pajak tidak menyetorkan pajak yang sudah dipotong atau
dipungut kepada negara+ maka dianggap telah melakukan tindak
mela$an hukum sebagaimana dimaksud 4asal " Undangundang !omor
#1 Tahun 1999.
3pabila tindak pidana tersebut merupakan tindak pidana
korupsi melanggar pasal " atau 4asal # Undangundang !omor #1 Tahun
1999+ pertanyaan selanjutnya adalah apakah tindak pidana tersebut
memenuhi syarat sebagai tindak pidana korupsi yang sulit
pembuktiannya+ yaitu bersi(at lintas sektoral+ dilakukan dengan
menggunakan teknologi 2anggih atau dilakukan oleh 4enyelenggaraan
!egara. Untuk tindak pidana korupsi yang bersi(at lintas sektoral bisa
dilihat dari apakah tindak pidana korupsi tersebut melibatkan " instansi
atau tidak tentang penggunaan teknologi 2anggih dapat dilihat dari
penggunaan 2omputer+ internet+ kas register dan sebagainya.
5engenai pejabat negara+ bisa dilihat pada Undangundang !omor "8
Tahun 1999 Tentang 4enyelenggaran !egara yang bersih dan bebas dari
korupsi+ kolusi+ dan !epotisme.
0iapakah yang dapat mengetahui pemotong pajak yang tidak
menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungutnya7 6isa
dipastikan yang bisa mengetahui untuk pertama kali adalah petugas
pajak pada $aktu melakukan tindakan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan
pemeriksa pajak harus dilaporkan kepada 'irjen 4ajak+ untuk
ditetapkan apakah hasil pemeriksaan tersebut di tindak lanjuti dengan
penyidikan atau 0K4K6 atau penyidikan untuk tindak pidana
pelanggaran pasal #9 ayat )1/ g. 4enyidikan tindak pidana pelanggaran
pasal #9 ayat )1/ g sudah ditunjukanoleh Undangundang !omor #1
Tahun 1999 dengan memberikan tiga syarat yaitu dilakukan se2ara
lintas sektoral+ dengan peralatan 2anggih atau dilakukan oleh pejabat
!egara. =ika pelanggaran 4asal #9 ayat )1/ g memenuhi syarat itu maka
'irjen 4ajak 5enentapkan dilakukannya penyidikan se2ara gabungan
yang dikoordinasikan oleh =aksa 3gung.
U'a/a P%nc%+ahan Tin&a$ Pi&ana Koru'si Di !i&an+ P%r'a0a$an
0logan % 5en2egah lebih utama daripada memberantas&
merupakan slogan yang se2ara umum dipergunakan untuk halhal yang
dapat menimbulkan aspekaspek yang tidak diinginkan+ $alaupun
kadangkadang tampah disadari dengan seksama tentang hakekat dari
makna atau arti kata % 4revensiKitu.
Undangundang !omor #1 Tahun 1999 memuat kata
%pen2egahan& dalam penjelasan+tetapi tidak mengutarakan lebih
lanjut tentang perbuatanperbuatan pen2egahan tersebut. pada
hakikatnya tidak dapat disangkal bah$a tindakan represi( mengandung
juga preventi(+ namun perlu disadari bah$a prevensi yang
sesungguhnya berupa upaya maksimal untuk tidak ter jadi tindakan
pidana korupsi. ?barat imunisasi tentang suatu penyakit sehingga orang
yang telah diimunisasi tersebut tidak terkena penyakit tersebut.
0e2ara umum ada beberapa upaya pen2egahan tindak pidana
korupsi yang menurut hemat penulis dapat diterapkan juga se2ara
khusus pada tindak pidana di bidang perpajakan. upayaupaya tersebut
meliputi-
1. 4embangunan 5ental dan budi pekerti
". 0istem yang baik
#. 4erilaku masyarakat
4. 5anajemen
8. Kesejahteraan 4ega$ai !egeri
6. 4emberantasan Tindak pidana korupsi Tanpa 4andang 6ulu )Aeden
marpaung+",,1-.8/.
3dapun uraian singkat mengenai hal tersebut di atas adalah sebagai
berikut-
(" P%mban+unan M%ntal &an !u&i P%$%rti
4embangunan mental dan budi pekerti )ji$a/ masyarakat
?ndonesia selama masa orde baru )19681998/ tampak tidak
diperhatikan+ meskipun telah diingatkan lirik lagu kebangsaan
?ndonesia raya+ antara lain- %M.6angunlah ji$anya+ bangunlah
badannya.&+ dan masih banyak lagi pepatah+ pantun atau puisi para
leluhur bangsa yang dimaksudkan untuk membangun ji$a berbudi
generasi penerus yang luhur.
5elihat kenyataan bah$a banyaknya uang negara dalam
%kredit ma2et& dan 6A6?+ sungguh hal yang tidak masuk akal jika
!egara )pemerintah/ tidak berkemampuan untuk merealisasikan
4asal #4 telah merupakan %amanah&UU' 1948 $alaupun di era orde
6aru sering terdengar u2apan telah merupakan %amanah&UU' 1948
$alaupun di era orde 6aru sering terdengar u2apan %melaksanakan
UU' 1948 murni dan konsekuen&+tetapi pasal #4 tersebut belum
dilaksanakan.
4ada prevensi tindak pidana korupsi+ hanya ji$a yang baik+
ji$a yang bersih+ ji$a yang mengandung nilainilai luhur yang tidak
mau melakukan korupsi. oleh karena itu seyogyanya pembangunan
ji$a asli ?ndonesia mendapat perhatian semua pihak.
)" Sistim 4an+ !ai$
mengamati sistem penga$asan yang dijalankan selama ini+ baik
penga$asan (ungsional+ penga$asan melekat maupun penga$asan
masyarakat+ seolaholah tidak memadai. penga$asan (ungsional
yang terdiri dari 6adan 4enga$as Keuangan )64K/. 6adan 4enga$as
Keuangan dan 4embangunan )64K4/+ ?nspektur =endral )?rjen/ dan
aparat penga$as ditingkat propinsi dan tingkat KabupatenBkota
5adya+ perlu diamati dan teliti serta pikirkan guna menemukan
ketidak berhasilnya selama ini untuk meredam kebo2oran keuangan
negara.
*" P%rila$u Mas/ara$at
4erilaku masyarakat dalam upaya men2egah KK! sangat besar+
khususnya masyarakat yang termasuk golongan %bisnis& yang selalu
berprinsip time is mone y dengan perhitungan dan kalkulasi yang
2ermat+ mereka dalam mengurus segala sesuatu selalu
mempertimbangkan untungBrugi. 6agi golongan bisnis tersebut
perlu ditumbuhkan kesadaran bah$a perbuatan untuk melakukan
pembayaran di luar ketentuan+ merupakan perbuatan ter2ela+
merusak jalannya pemerintahan.
0elain itu perlu di tumbuhkan kesadaran bagi setiap $arga
negara bah$a melaporkan suatu korupsi+ merupakan perbuatan
berpahala karena dapat membantu memberantas KK!.
4eran serta masyarakat dalam upaya memberantas korupsi ini
sangat besar sekali+mengingat di masyarakatlah sebenarnya gejala
atau a$al mula tindakan korupsi tersebut dapat diidenti(ikasi
se2ara dini sebagai suatu tindakan penyimpangan yang dapat
merusak suatu tatanan+ baik sikap mental+ moral maupun sistem
yang ada. :leh karena itu sangatlah tepat manakala Undangundang
!omor #1 Tahun 1999 Tentang 4emberantasan Tindak 4idana
Korupsi mengenai peran serta masyarakat ini di tempatkan dalam
bab tersendiri+ yaitu dalam 6ab E. yang terdiri dari 4asal 41 dan
4asal 4".
5" Mana0%m%n
Kenyataan bah$a manajemen organisasi dan tata kerja setiap
satuan kerja baik di pusat maupun di daerah selama ini bersi(at
sektoral sangat ra$an terhadap mun2ulnya KK!. Untuk itu
seyogyanya manajemen di laksanakan dengan bertitik tolak pada
pelayanan masyarakaat sehingga dapat di eliminir semaksimal
mungkin hahhal yang bernuansa KK!.
0ebagai 2ontoh tentang hal ini antara lain adalah mengenai
rekrutmen 4ega$ai !egeri. 5eskipun syaratsyarat sudah jelas+
namun penerimaan pega$ai negeri tidak dapat di sangkal sangat
ra$an terhadap KK!. Untuk itu sebaiknya test masuk di serahkan
kepada pihak ketiga atau dilakukan oleh suatu tim yang independen
dan terper2aya. 4ersoalan lain yang sejeni adalah terhadap
kenaikan pangkat atau jabatan dan mutasi. Halhal tersebut
seyogyanya dilakukan se2ara obyekti( dan transparan+ tidak di
tentukan berdasarkan like or dislike
:" K%s%0aht%raan P%+a,ai N%+%ri
6eberapa tahun terakhir mun2ul keinginan masyarakat agar
pega$ai negeri mengemban tugasnya se2ara pro(essional. Tentunya
pro(esionalisme tersebut selain mengandung unsur e7pert dan
e7perience, juga terkandung di dalamnya bayaranBgaji+ karena baik
e7pert dan eNperien2e+ semua memerlukan dukungan misalnya
bukubuku+ majalahmajalah ilmiah serta peralatan yang memadai
untuk bekerja se2ara pro(essional.
Kenyataan saat ini masih sangat minimnya kesejahteraan yang
di berikan pada pega$ai negeri+ bahkan minimnya dukungan
peralatan guna melaksaanakan tugas dan ke$ajibannya untuk
memenuhi tuntutan akan pro(esionalisme tersebut menjadi sulit
ter2apai. :leh karena itu mengenai kesejahteraan pega$ai negeri
ini tidak dapat di tunda lagi. 4enundaan dengan alasan keuangan
negara belum berkemampuan+ merupakan hal yang kurang dapat di
terima dengan melihat besarnya danadana negara yang di
pergunakan tanpa arah seperti 6A6?+ kredit ma2et+ serta KK! oleh
oknumoknum tertentu. =adi tanpa gaji yang memadai+ mustahil
pega$ai negeri rersebut dapat bekerja se2ara pro(essional+ tulus
dan jujur dalam melayani masyarakat.
;" P%mb%rantasan Tin&a$ Pi&ana Koru'si Tan'a Pan&an+ !ulu
0eharusnyalah bah$a pemberantasan tindak pidana korupsi di
?ndonesia tersebut tidak hanya berhenti sebatas slogan atau
konsep saja+ akan tetapi harus dilakukan dengan sungguhsungguh
dengan asumsiasumsi yang jelas dan terukur. 0ehingga tekat untuk
men2iptakan clean governance dengan jalan memberantas tindak
pidana korupsi tak pandang bulu tersebut bukan hanya bersi(at
$a2ana.
0emua pelaku korupsi baik dalam jumlah besar ataupun jumlah
ke2il )pungutan liar/+ harus di ajukan ke pengadilan tanpa pandang
bulu+ dengan tanpa diberi maa( meskipun kerugian keuangan
negara telah dikembalikan+ sebagai mana di atur dalam 4asal 4
Undangundang !omor #1 Tahun 1999.
C" KESIMPULAN
6erdasarkan uraianuraian tersebut sampailah kita pada
kesimpulan berkaitan dengan rumusan masalah sebagaimana telah
dikemukakan diatas sebagai berikut-
1. 6ah$a yang dapat dikuali(ikasikan sebagai tindak pidana korupsi
dibidang perpajakan adalah perbuatan pemotong pajak dan
pemungut pajak yang tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong
atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara+ sebagai mana diatur dalam 4asal #9 ayat )1/
huru( g Undangundang !omor 16 Tahun ",,, Tentang 4erubahan
Kedua atas Undangundang !omor 6 Tahun 198# Tentang Ketentuan
Umum 'an Tata *ara 4erpajakan.
". 3dapun upaya pen2egahan terhadap tindak pidana korupsi pada
umumnya dan tindak pidana korupsi di bidang perpajakan pada
khususnya dapat dilakukan melalui halhal yang berkaitan dengan -
1. 4embangunan 5ental 6ukti pekertiF
". 0istem yang baik
#. 4erilaku 5asyarakat
4. 5enejemen
8. Kesejahteraan 4ega$ai !egeri
6. 4emberantasan Tindak 4idana Korupsi Tanpa 4andang 6ulu
'engan melalui pendekatan halhal tersebut di atas+ yang
dilakukan se2ara sadar dan sungguhsungguh bagi setiap $arga negara
dihadapkan upaya pen2egahan tindak pidan korupsi umumnya dan
tindak pidana korupsi di bidang perpajakan pada khususnya+ dapat
di2apai maksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
3ndi Ham1ah.1991. 8orupsi di #ndonesia, 2asalah dan 1emecahannya.
=akarta- 4T.Dramedia 4ustaka .
'ar$an 4rinst. ",,". 1emberantasan Tindak 1idana 8orups. 6andung-
4T.*itra 3ditya.
Aeden 5arpaung. ",,1. Tindak 1idana 8orupsi 1emberantasan dan
1encegahan. =akarta- 4T.'jambatan.
9o2hmat 0oemitro. 198". 1ajak dan 1embangunan. !andung: 4T.;res2o.
0oeparman. 1994. Tindak 1idana di !idang 1erpajakan. !andung: 4T.*itra
3ditya.
P%raturan P%run&an+2un&an+an
- Undangundang !o.16 Tahun ",,, Tentang 4erubahan Ke" atas Undang
undang !o.6 Tahun 198# Tentang Ketentuan Umum dan Tata
*ara 4erpajakan.
- Undangundang !o.#1 Tahun 1999 tentang 4emberantasan Tindak
4idana Korupsi
- Undangundang !o.", Tahun ",,1 Tentang 4erubahan 3tas Undang
undang !o.#1 Tahun 1999 Tentang pemberantasan Tindak 4idana
korupsi
- Undangundang !o."8 tahun 1999 tentang 4enyelenggar !egara yang
bersih dan bebas dari korupsi+kolusi+dan !epotisme.
PROSPEK DE7AN PER7AKILAN DAERA PASCA PEMILU )<<=
Subar&0o
Abstract
The (egional (epresentatives &ouncil ($1$ is
formed initially with the primary goal to replace
the ;roup (epresentative (/tusan ;olongan and the (egional
(epresentatives (/tusan $aerah in order to incorporate local
councils in the national political decision making process.
;iven the fact that the representative system introduced in
the amendment of the <=>? &onstitution is the blurred
bicameral system, $1$ is only privileged to propose bills to the
0ouse of the (epresentatives ($1(. 0ence, $1$ is
automatically e7cluded from any public policy decision making
related to issues on regional autonomies, national"local
government relationship,
formation and e7pansion and regional integration, resource
management natural and other economic resources as well as
the financial balance between national"local governments. The
situation, by no means, relegates the $1$@s roles in making the
final decision on the matter of the proposed bill, granting the
approval for a certain state policy and so forth. The position of
the $1$ is simply circumscribed as the companion of the $1(
where all primary roles in budgeting and forming the
legislation in the hand of the latter body.
#t must be noted that there is a need to evaluate the
function of legislation and the structural system of the
parliament in order to form a joint session and to establish a
bicameral system where the two"representative bodies work
together.
of the gray only in charge
of proposing draft legislation to 1arliament,matters relating to
regional autonomy, the
central relationship anddaeran, formation and e7pansion and r
egional integration, resource management natural and other
economic resources as well as matters related to financial
balance between central and local
governments. $1$ has no power to make the final
decisionon the
proposed legislation, granting approval for certain statepositio
ns, the result of budget monitoring, the final
decisionremains in the $1(, $1$ is positioned as a
companion 0ouse of (epresentatives. Fore need to
be reviewed legislative function and structure ofparliament so
that the %ssembly strongly as 5oint session (joint
session and ultimately become an institution which is
actuallytwo"room structure
A. PENDAHULUAN
4erubahan Ke Tiga UndangUndang 'asar Tahun 1948
memperkenalkan sebuah lembaga per$akilan baru yang bernama 'e$an
4er$akilan 'aerah yang didesain sebagai kamar kedua (second
chamber parlemen ?ndonesia yang dengan sendirinya merubah struktur
per$akilan ?ndonesia kedalam dua kamar )bikameral/. !ikameralisme
yang la1im jika kedudukan dua kamar itu samasama kuat disebut
%strong bicameralism& tetapi jika kedua kamar tidak sama kuat disebut
%soft bicameralism&.
0istem per$akilan yang diperkenalkan UndangUndang 'asar
Tahun 1948 hasil perubahan adalah sebuah (ormat kompromi politik
yang tidak bisa disebut menganut sistem bikameral sama sekali+ weak
bicameralism maupun strong bicameralism. 6ikameralisme yang dianut
?ndonesia berjalan di $ilayah tanpa paradigma teori. Kendatipun di
dunia hanya dikenal struktur parlemen unikameral dan bikameral tetapi
UndangUndang 'asar Tahun 1948 memperkenalkan sistem per$akilan
tiga kamar )trikameral/. 0e2ara (ormal per$akilan ?ndonesia bersi(at
bikameral karena terdiri atas '49+ '4'+ se2ara struktural parlemen
?ndonesia bersi(at trikameral karena terdiri atas 549+ '49 dan '4'+
se2ara praktis parlemen ?ndonesia bersi(at unikameral karena hak
pernuh legislasi berada di '49.
6erdasarkan 4asal "" ' UndangUndang 'asar Tahun 1948 dan
4asal 4" sampai dengan 4asal 46 UndangUndang !omor "" Tahun ",,#
Tentang 0U0'UK+ '4' hanya bertugas memberi pertimbangan kepada
'49 yang berkaitan dengan otonomi daerah+ hubungan pusat dan
daerah+ pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah+
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. '4'
tidak memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan akhir atas usulan
undangundang+ pemberian persetujuan atas jabatan kenegaraan
tetentu+ hasil penga$asan anggaran. Keputusan akhir tetap pada '49
sedang '4' diposisikan sebagai pendamping tugas konstitusional '49.
Kenyataan tersebut menunjukkan kepada kita semua bah$a '4'
subordinat diba$ah '49. '4' bahkan tidak memiliki kekuasaan untuk
menentukan susunan dan kedudukannya sendiri. 4asal "" * ayat )4/
menyebutkan susunan dan kedudukan '4' diatur dalam undangundang+
padahal kekuasaan membentuk UndangUndang berada di '49 yang
dibahas dan disetujui bersama 4residen )4asal ", UU' 1948/.
Kelemahankelemahan tersebut membuat '4' 9? menjelma
sebagai sebuah anomali. ?ndonesia negara satusatunya di dunia di mana
lembaga sema2am %0enat&nya di 3merika 0erikat dipilih se2ara langsung
tetapi ke$enangannya terbatas. Kedudukan dan ke$enangan yang serba
terbatas tidak mendukung ter2apainya sistem presidensial yang
mengandalkan penguatan 2he2ks and balan2es bukan antar 2abang
eksekuti(+ legislati(+ yudikati(+ tetapi juga dalam 2abang kekuasaan
legislati( itu sendiri )'49 dan '4'/. Karena itu '4' harus diperkuat
dalam rangka memperkuat sistem presidensial di ?ndonesia dan
parlemen bikameral yang sesuai %ruh& sistem bikameral yang
sebenarnya.
B. PEMBAHASAN
3pabila di2ermati se2ara (iloso(is sistem bikameral bervariasi
mulai dari upaya untuk memelihara peran kaum bangsa$an dalam
proses legislasi )di ?nggris/+ kompromi antara negara bagian yang
berpenduduk banyak dengan yang sedikit )di 3merika 0erikat/+ sampai
melindungi kepentingan negara bagian dari kebijakan atau peraturan
pemerintah (ederal )di =erman/. 4erbedaan latar belakang dan tujuan
sistem bikameral menentukan besarnya ke$enangan yang dimiliki+ 2ara
pemilihan anggota+ pengambilan keputusan di kamar kedua )Kompas+ "#
5aret ",,. - 6/
Tetapi kalau ditilik esensinya %ruh& sistem dua kamar merupakan
mekanisme 2he2ks and balan2es antara kamar parlemen+ namun 2he2ks
and balan2es hori1ontal hanya bisa berjalan jika kedua kamar memiliki
ke$enangan sama+ setidaktidaknya (ungsi legislasi. 6erdasarkan
konstruksi dan kekuasaan legislasi yang tidak jelas dalam perubahan
Undangundang 'asar Tahun 1948 karena perubahan Undang G undang
'asar Tahun 1948 itu terjadi lebih banyak didorong oleh suatu kekuatan
politik yang besar daripada didorong oleh proses hukum itu sendiri.
4roses hukum yang dimaksudkan bah$a langkahlangkah perubahan
yang dilakukan nampaknya kurang memperhatikan aspek hukum.
3tas dasar hal itu+ maka sesungguhnya prospek lembaga
per$akilan yang sekarang ini dianut Undangundang 'asar Tahun 1948
tidak akan mampu bertahan lama. Hal ini sangat mungkin tatkala
kekuatan politik yang saat ini berkuasa tergeser oleh satu kekuatan
politik lainnya. 0eharusnya menjadi perhatian bagi 549 bah$a
perubahan Undangundang 'asar Tahun 1948 kalau dilakukan lagi tidak
boleh hanya berdasarkan kondisi dan realitas politik+ akan tetapi yang
lebih penting dan pokok justru menitikberatkan pada pendekatan
pendekatan teoritik+ baik dikaji dari segi (ilsa(at+ historis+ yuridis dan
politis.
Karenanya suatu proses perubahan konstitusi yang ideal harus
dilakukan dengan mengidenti(ikasi nilainilai dan hukum yang hidup
dalam masyarakat )living la$/ sehingga pertentangan antara norma
lama dan norma baru dapat diusahakan seminimal mungkin. 4erubahan
kostitusi harus dapat mengartikulasi keadaan masa lalu+ kini dan
mendatang. )Krishna Harahap+ ",,4 - 1#/
Hal serupa disampaikan pakar Hukum Tata !egara yang juga tim
ahli 6adan 4ekerja 549 yaitu %Tidak ada grand design atau pola yang
jelas dalam amandemen Undang G undang 'asar tahun 1948 selama ini.
3kibatnya tanpa grand design yang jelas inilah mun2ul bagianbagian
yang satu dengan yang lainnnya tidak serasi. ?ni menjadi mengemuka
karena kepentingan politik yang didahulukan. 'i2ontohkan oleh 0ri
0oemantri disatu sisi menghendaki sistem presidensial+ tetapi sisi yang
lain '49 diberi kekuasan lebih dibanding '4' sehingga tidak ada 2he2ks
and balan2es. Untuk itulah pentingnya grand design karena tanpa grand
design yang jelas akan terjadi konsluiting. 0elain dari itu untuk
mengubah UndangUndang 'asar Tahun 1948 yang akan datang harus
ada panitia yang bertugas mendalami persoalan+ mengkaji apa yang
harus diamandemen+ pola apa yang harus dituju+ sistem apa yang dianut
maka akan memberikan arahan yang jelas )Kedaulatan 9akyat+ 18 5aret
",,. - "#/
6erdasarkan aspek substansi perubahan yang jelas dan terarah
ini akan dituangkan dalam bentuk kerangka hukum yang akan memuat
berbagai ma2am teori yang relevan+ seperti teori demokrasi+ sistem
kepartaian+ 2he2ks and balan2es dan lainlain.
4ola sinergi dilakukan se2ara terarah dan tidak terkesan se2ara
sporadis+ sehingga akan menghindari mun2ulnya interpretasi atas sistem
bikameral yang digunakan. 'i samping itu dalam menentukan kekuasaan
atau ke$enangan juga tidak akan jauh menyimpang sistem per$akilan
yang dianut yaitu sistem dua kamar atau bikameral.
4emikiran di atas+ sebenarnya tidak terlepas dari apa yang
selama ini terjadi di berbagai negara+ yang mana kamar kedua
bervariasi ada yang kuat+ lemah+ ada yang anggotanya dipilih se2ara
langsung oleh seluruh rakyat negara bagian+ ada yang ditunjuk.
Untuk itu kedepan 4enulis memprediksi ada tiga kemungkinan
prospek sistem per$akilan di ?ndonesia yang akan datang yaitu -
a. 4rospek pertama+ struktur dan substansi 'e$an 4er$akilan 'aerah
di lembaga per$akilan !egara Kesatuan 9epublik ?ndonesia akan
semakin jelas+ tegas+ asalkan para anggota de$an legislati( dapat
menangkap %ruh& re(ormasi dengan benar+ khususnya %ruh&
re(ormasi lembaga per$akilan sistem bikameral yang sebenarnya.
4aling tidak %ruh& yang ditangkap akan mengakhiri %kontroversi&
atau debatable sistem dua kamar )bikameral/ yang masih multi
interpretasi. 'i sini ketegasan tadi akan mun2ul manakala ada
dukungan dari politik konkrit )politi2al $ill/ berupa kesepakatan
yuridis )mengikat/ dan komitmen untuk benarbenar konsisten
dengan sistem dua kamar )bikameral/. 6agaimanapun+ asumsinya
dengan sistem yang jelas dan tegas kita sebenarnya telah
meletakkan %dasar& sistem politik yang mengarah kepada
kede$asaan+ sekaligus mengakhiri kontroversi yang selama ini terus
mun2ul. ?ni berarti energi kita yang terus berdebat tentang sistem
dua kamar )'4' dan '49/ yang berbeda ke$enangan akan berakhir
dengan sistem dua kamar sesuai dengan %ruhnya& atau bikameral
yang sebenarnya+ tegas dan jelas ke$enangan masingmasing
kamarnya.
0eperti dikatakan 0aldi ?sra+ bah$a sistem ketatanegaraan di
?ndonesia memang tidak jelas )Kedaulatan 9akyat+ 18 5aret ",,./.
'i2ontohkan keberadaan '4' itu termasuk lembaga legislati( atau
bukan+ kalau lembaga legislati( kenapa yang disebut (ungsi legislasi
hanya '49+ '4' dikemanakan+ 4residen tidak dapat membubarkan
'49+ tetapi tidak ada larangan terhadap '4'. Termasuk kita ini mau
unikameral+ bikameral atau trikameral. Karena menurut 6agir 5anan
bah$a rumusan Undangundang 'asar Tahun 1948 pas2a amandemen
belum men2erminkan sistem per$akilan dua kamar+ mengingat 549
mempunyai anggota dan lingkungan $e$enang sendirisendiri+
demikian pula '49 dan '4'. Harapan dengan prediksi pertama ini
akan ter$ujud dengan struktur dan substansi yang tegas dan jelas
dalam sistem dua kamar+ dan untuk me$ujudkan itu perlunya
dilakukan amandemen generasi kedua atau amandemen kelima
Undangundang 'asar Tahun 1948.
Untuk keperluan itu yang penting dalam amandemen generasi kedua
atau amandemen kelima adalah menata ulang (ungsi legislasi dengan
tegas dan jelas dalam Undangundang 'asar Tahun 1948+ sebab
dengan menata ulang (ungsi legislasi akan menyentuh semua
lembaga baik '49+ '4'+ dan juga 4residen serta lembagalembaga
lainnya.
b. 4rospek kedua+ struktur dan substansi 'e$an 4er$akilan 'aerah di
lembaga per$akilan !egara Kesatuan 9epublik ?ndonesia akan tetap
seperti sekarang sampai pemilu ",,9+ hanya saja implementasinya
tidak murni atau tetap abuabu. Tambal sulam akan tetap berjalan
yang sebenarnya lebih mirip involuti( )berjalan di tempat/ jika
prediksi kedua ini benar+ maka perdebatan akan terus berlanjut
tentu saja merugikan se2ara politik ketatanegaraan+ karena masih
saja dalam sistem %abuabu&. 3lasan untuk tidak merubah Undang
undang 'asar Tahun 1948 antara lain Undangundang 'asar 1948
sebagai dasar yang paling dasar di sebuah negara %tidak mudah
diubah& ke2uali kekuatan politik menghendaki )seperti amandemen
Undangundang 'asar Tahun 1948 disakralkan di 1aman :rde 6aru
tetapi diubah di 1aman 9e(ormasi/.
Untuk itu jika dibiarkan terus seperti ini akan mempertahankan
ketidakjelasan dalam sistem parlemen dan akan melunturkan
penguatan demokrasi lokal.
2. 4rospek ketiga+ '4' sebagai salah satu kamar dalam parlemen
bikameral akan dibubarkan + tetapi ini sangat ke2il kemungkinannya
karena dalam perspekti( historis dan re(ormasi+ mandat perluasan
peran daerah dalam pemerintahan pusat di$akili oleh '4'+ juga
untuk memperkuat integrasi nasional dan mengurangi gejolak
kedaerahan. 0ehingga '4' adalah sebagai sarana menghilangkan
sentralisasi. 6ahkan dapat dikatakan membubarkan '4' dengan
sendirinya membubarkan 549 )5ajelis 4ermusya$aratan 9akyat/+
karena 4asal " ayat )1/ perubahan Undangundang 'asar Tahun 1948
bah$a 5ajelis 4ermusya$aratan 9akyat terdiri dari anggota '49 dan
'4'.
Tidak kalah pentingnya+ kita harus se2ara jujur mengakui
ketidaksempurnaan sistem itu sendiri untuk kemudian membuka diri
guna terus menerus diperbaiki+ dan itulah ranah akademik.
6agaimanapun ranah praktik tata negara adalah ajang kompromi+
ta$ar mena$ar+ dan upaya peme2ahan masalah+ untuk selalu
mengoreksi apa yang salah dalam sistem itu.
C" K%sim'ulan
4erkenankanlah kami menyampaikan rangkuman yang telah
diuraikan di atas. 4rospek lembaga per$akilan di ?ndonesia hasil
perubahan Undangundang 'asar Tahun 1948 menurut penulis tidak akan
mampu bertahan lama+ dengan alasan )1/ ke$enangan legislasi '4'
dengan '49 dalam hasil perubahan Undangundang 'asar Tahun 1948
masih belum sesuai dengan %ruh& sitem dua kamar sehingga terus
memun2ulkan perdebatan yang berkepanjanganF )"/ demokraasi yang
masih dalam transisi menyebabkan kedudukan 549 sebagai $adah '49
dan '4' tidak jelas+ apakah sebagai joint session atau berdiri sendiri
ketiga kamarnyaF )#/ ke$enangan '49 dan '4' belum mampu
me$ujudkan 2he2ks and balan2es antara kedua kamarnya sehingga
perdebatan akan terus menggelindingF )4/ kekuatan politik yang
sekarang berkuasa belum tentu nanti berkuasa lagi+ dan apabila terjadi
pergeseran politik akhirnya berubah pula sistem dua kamar dalam
Undangundang 'asar Tahun 1948 melalui kekuatan politik baru ituF )8/
usulan amandemen seri kedua atau amandemen kelima terhadap
Undangundang 'asar Tahun 1948 untuk menata ulang (ungsi legislasi
antara kedua kamar selalu didesakkan oleh '4' yang didukung berbagai
kekuatan politik di belakangnya+ dan akan selalu menggelinding terus
menerus tanpa hentihentinnya sampai dipenuhinnya tuntutan itu.
6erikutnya berkenaan dengan struktur lembaga per$akilan yang dianut
bangsa ?ndonesia berjalan di $ilayah tanpa paradigma teori+ karena
didunia hanya dikenal struktur parlemen unikameral dan bikameral
tetapi Undangundang 'asar Tahun 1948 memperkenalkan sistem
per$akilan tiga kamar )trikameral/. 0e2ara (ormal per$akilan ?ndonesia
bersi(at bikameral karena terdiri atas '49 dan '4'+ tetapi se2ara
struktural bersi(at trikameral karena terdiri atas 549+ '49 dan '4'.
0e2ara praktis parlemen ?ndonesia bersi(at unikameral karena kekuasaan
legislasi se2ara penuh ada di '49. Untuk itu kedepan ke2uali meninjau
ulang (ungsi legislasi juga menata ulang struktur parlemen tersebut
sehingga 549 betulbetul sebagai joint session )sidang bersama/ dan
akhirnya menjadi lembaga struktur dua kamar yang sebenarnya.
4engkajian ulang nanti hendaknya didasarkan juga pada aspekaspek
teori dasar yang berhubungan dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara seperti konsep 2ita negara+ sistem demokrasi+ konsep
pemisahanBpembagian kekuasaan+ sistem pemerintahan+ konsep 2he2ks
and balan2es antara lembaga negara. 'i sini tidak boleh hanya
didasarkan pada kepentingan kelompok atau politik tertentu dan perlu
%ada badan khusus& untuk mendalami terlebih dahulu persoalannya+
sehingga tahu persis apa yang harus dilakukan dalam amandemen
Undangundang 'asar Tahun 1948.
'emikianlah pokok pikiran tentang perlunya amandemen kelima
UndangUndang 'asar 1948+ yang semuanya di dalam kerangka untuk
memperbaiki dan menyempurnakan sistem ketatanegaraan ?ndonesia
agar lahir sebuah pemerintahan yang e(ekti( dan demokratis guna
menjamin ter2apainya tujuan nasional yang kita 2ita2itakan bersama.
5udahmudahan ini didengar oleh para anggota '49 dan '4' hasil
pemilu ",,9 untuk dijadikan agenda amandemen kelima Undangundang
'asar Tahun 1948.
D" Da#tar Pusta$a
*e2ep 0yari(uddin+ 2emperkuat 'istem 1residensial, 0ekretariat <K6+
=akarta+ ",,6.
'ahlan Thaib+ 8onsepsi 8edaulatan (akyat 2enurut //$ <=>? dan
#mplementasinya dalam 1raktek 8etatanegaraan, )disertasi/
4rogram 4as2asarjana Universitas 4adjajaran+ 6andung+
",,,.
.+ 2enuju 1arlemen !ikameral, )0tudi Konstitusional
4erubahan Ketiga UU' 1948/ 4idato 4engukuhan Duru 6esar+
U??+ @ogyakarta+ 4 5ei ",,".
;ko 4rasojo )Duru 6esar U?/ Kompas "# 5aret ",,. dengan judul $1$
dan 1enguatan $emokrasi, hlm. 6.
Krisna Harahap+ 8onstitusi (epublik #ndonesia 'ejak 1roklamasi 0ingga
(eformasi, Dra(itri 6udi Utami+ 6andung+ ",,4
5oh. 5ah(ud 5'.+ 1erdebatan 0ukum Tata 6egara 1asca %mandemen
8onstitusi, A4#;0+ =akarta+ ",,..
0aldi ?sra+ %mandemen //$ Tanpa A;rand $esignB Kedaulatan 9akyat
18 5aret ",,..
0ri 0oemantri 5.+ %mandemen //$ Tanpa A;rand $esignB Kedaulatan
9akyat 18 5aret ",,..
.+ 'eminar #nternasional 2engenai !ikameralisme dan
1erubahan 8onstitusi, <orum 9ektor ?ndonesia+ Hotel
Hilten+ =akarta+ 8 =uni ",,8.
0ubardjo+ $ewan 1erwakilan $aerah %ntara 0arapan dan 8enyataan,
'ini 5edia 4ro+ @ogyakarta+ ",,8.
IMPLIKASI PUTUSAN MAKAMA KONSTUTUSI TENTANG MEKANISME
PENETAPAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF )<<=
>Stu&i t%ntan+ 4u&icial R%1i, Pasal )(5 UU No (< Tahun )<<?@
Tri,ah/unin+sih
A!STRACT
This article aims to explain the various implications of the
Constitutional Court's decision on the establishment of legislature
candidates 2009 on Judicial Review Article 2! of Act "o# 0 on
200$# The Constitutional Court declared Article 2! a% b% c% d% and e of
Act "o# 0 on 200$ about the &lection of 'embers of (ouse of
Representatives% Regional Representatives Council% and the Regional
(ouse of Representatives are contrar) to the Constitution
on 9!*# +iving the right to elect candidates based on the serial
number are loc, people-s political rights to vote their choice of the
people's voice into it tantamount to select candidates based on choice
and ignore the legitimac) level of candidates elected based on ma.orit)
vote# (ence% it will have positive impact for improving the /ualit) of
parliamentar) representation# 0ecision of the Constitutional Court
concerning the mechanism of a ma.orit) vote at least to brea, the
chain of oligarch) led b) political parties in determining candidates# 1or
long2term context% this decision will encourage a shift in the power
oligarch) determination of candidates from political part) leaders to the
sovereignt) of the people 3voters4#
Act "o 0 on 200$ about &lection adopts 5ipper s)stem% which
re/uires the existence of at least one female candidate for ever) 6
candidates 3Article **4# This s)stem is expected to raise women
representation in legislative bodies# (owever% with the ma.orit) vote
provision% the purpose of affirmative action cannot be reached# 7omen
candidates must compete face to face with men candidates# As a
result% the original intention to give 'positive discrimination' to women is
nil% because Article ** are not implemented automaticall)#
Conse/uentl)% the positive side of decision of the Court in the
development of democrac) in 8ndonesia are9 1irst% are li,el) to
stimulate the spirit of competition among candidates fairl)# :econd% the
choice to remove the serial number is certainl) a positive impact on
optimism voters to participate in the event the election#
;e)words9 implications% the decision of the Court% Judicial review
Article 2! of the Act "o 0% 200$#
A" P%n&ahuluan
4emilihan umum se2ara langsung oleh rakyat merupakan sarana
per$ujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara
yang demokratis. 0ebuah pemerintahan demokratis+ menurut 9obert 3.
'ahl ada lima kriteria yaitu - )a/ persamaan hak pilih dalam
menentukan keputusan kolekti( yang mengikat )b/ partisipasi e(ekti(+
yaitu kesempatan yang sama bagi semua $arga negara dalam proses
pembuatan keputusan se2ara kolekti( )2/ pembeberan kebenaran+ yaitu
adanya peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan
penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan se2ara
logis )d/ kontrol terakhir terhadap agenda+ yaitu adanya kekuasaan
ekslusi( bagi masyarakat untuk menentukan agenda mana yang harus
dan tidak harus diputuskan melalui proses pemerintahan+ termasuk
mendelegasikan kekuasaan itu pada orang lain atau lembaga yang
me$akili masyarakatF )e/ pen2akupan+ yaitu terliputnya masyarakat
men2akup semua orang de$asa dalam kaitannya dengan hukum );ep
0ae(ulloh <atah+ 1994 - 6/.
5enurut Aijphart )3(an Da((ar+ ",,4 - "88/ sistem pemilihan
umum diartikan sebagai satu kumpulan metode atau 2ara $arga
masyarakat memilih para $akil mereka. 5anakala sebuah lembaga
per$akilan rakyat baik '49 maupun '49' dipilih+ maka sistem
pemilihan umum mentrans(er jumlah suara ke dalam jumlah kursi.
5enurut Usep 9ana$idjaja dalam bukunya 'ahlan Thaib+
pengaruh kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi dilembagakan
melalui kaedah hukum )",,,- 8/-
1. =aminan mengenai hakhak asasi dan kebebasan manusia+ syarat
dapat ber(ungsi kedauilatan rakyat.
". 4enentuan dan pembatasan $e$enang pejabat negara.
#. 0istem pembagian tugas antar lembaga yang bersi(at saFling
membatasi dan mengimbangi )check and balance.
4. Aembaga per$akilan sebagai penjelm+aan kedaulatan rakyat dengan
tugas perundangundangan dan mengendalikan badan eksekuti(.
8. 4emilihan umum yang bebas dan rahasia.
6. 0istem kepartaian yang menjamin kemerdekaan politik rakyat )multi
atau dua partai/.
.. 4erlindungan dan jaminan bagi kelangsungan oposisi mereka sebagai
potensi alternative pelaksanaan kedaulatan rakyat.
8. 'esentralisasi teoritik kekuasaan negara untuk memperluas
partisipasi rakyat dalam pengelolaan negara.
9. Aembaga per$akilan yang bebas dari kekuasaan badan eksekuti(.
9umusanrumusan tersebut di atas memberikan gambaran bah$a pada
hakekatnya negara tidak lain adalah suatu organisasi dalam bentuk
pemerintahan sebagai alat untuk men2apai tujuan yaitu melindungi
dan menjaga kepentingan rakyat. )'ahlan Thaib+ ",,,- 8/.
4emilihan Umum se2ara langsung oleh rakyat merupakan syarat
mutlak sebuah !egara yang menganut sistem politik demokrasi+ seperti
!egara 9epublik ?ndonesia karena pemilu merupakan sarana
me$ujudkan kedaulatan rakyat. 4enyelenggaraan pemilihan umum
se2ara langsung+ umum+ bebas dan rahasia+ jujur dan adil dapat
ter$ujud apabila terdapat Undangundang yang akuntabel. Untuk
menghadapi pemilihan umum ",,9 telah terbentuk Undangundang
!omor 1, Tahun ",,8 Tentang 4emilihan Umum+ sebagai
penyempurnaan Undangundang !omor. 1" Tahun ",,#.
6erdasarkan Undangundang !omor "4 Tahun ",,# dalam 4asal
1, 5ahkamah Konstitusi ber$enang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya (inal untuk )a/ menguji undangundang
terhadap Undangundang 'asar 9epublik ?ndonesia Tahun 1948 )b/
memutus sengketa ke$enangan lembaga negara yang ke$enangannya
diberikan oleh Undangundang 'asarTahun l948 )2/ memutus
pembubaran partai politik )d/ memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.
4asal "14 Undangundang !omor 1, Tahun ",,8 Tentang
4emilihan Umum dinyatakan bah$a mekanisme penetapan 2alon
anggota legislati( berdasarkan nomor urut.
4utusan 5ahkamah Konstitusi !omor "" dan "4B4UUE?B",,8
membatalkan 4asal "14 tersebut di atas+ menggantinya dengan sistem
suara terbanyak. 'i satu sisi putusan tersebut sebagai penghormatan
asas kedaulatan rakyat 4utusan tersebut juga dapat memutus mata
rantai oligarki pimpinan partai dalam penetapan 2alon anggota
legislative+ juga mendorong para 2aleg untuk bekerja keras meraih
dukungan dan simpati publik
!amun di sisi lain kalau memperhatikan Undangundang !mor
1, Tahun ",,8+ 5ahkamah Konstitusi menghapuskan sistem 2aleg
parpol )4asal 8"/ dengan ambang batas keterpilihan + menggagalkan
tindakan a(irmati( bagi 2aleg perempuan pada %nomor jadi& )4asal 88/.
4artai politik peserta pemilihan umum melaksanakan seleksi
bakal 2alon anggota '49+ '49' 4rovinsi dan '49' Kabupaten BKota.
0eleksi dilakukan se2ara demokratis dan terbuka sesuai dengan
mekanisme internal partai politik. 6akal 2alon anggota legislati(
tersebut disusun dalam da(tar bakal 2alon oleh partai politik masing
masing. Untuk '49 4usat oleh 4engurus 4artai politik pusat+ '49'
4rovinsi oleh pengurus partai politik peserta pemilu tingkat 4rovinsi dan
bakal 2alon anggota '49' kabupaten Bkota ditetapkan oleh pengurus
4artai 4olitik 4eserta 4emilu tingkat Kabupaten kota )4asal 8"/. 'a(tar
bakal 2alon tersebut di atas memuat paling sedikit #,L keter$akilan
perempuan. !amanama 2alon dalam da(tar 2alon disusun berdasarkan
nomor urut.
'alam penyusunan da(tar bakal 2alon tersebut + dalam setiap
#)tiga/ orang bakal 2alon terdapat sekurangkurangnya l)satu/ orang
perempuan bakal 2alon. :leh karena itu 4utusan 5ahkamah Konstitusi
yang menganulir 4asal "14 dengan menggantinya dengan sistem suara
terbanyak berarti menggagalkan tindakan a(irmati( bagi 2aleg
perempuan pada %nomor jadi& )4asal 88/. Tulisan berikut bermaksud
menjelaskan berbagai implikasi putusan 5ahkamah Konstitusi tentang
mekanisme penetapan 2alon anggota legislati( yakni @udi2ial 9evi$
4asal "14 Undangundang !omor 1, Tahun ",,8 tentang terhadap
perkembangan demokrasi di ?ndonesia 7
!" P%mbahasan
(" Latar !%la$an+ Putusan MK
5ahkamah Konstitusi menyatakan 4asal "14 a+ b+ 2+ d+ dan e
Undangundang !omor 1, Tahun ",,8 tentang 4emilihan Umum
3nggota 'e$an 4er$akilan 9akyat+ 'e$an 4er$akilan 'aerah+ dan
'e$an 4er$akilan 9akyat 'aerah )UU 4emilu/ bertentangan dengan
UndangUndang 'asar Tahun 1948 )UU' 1948/. Hal ini dinyatakan
Ketua 5K+ 5oh. 5ah(ud 5' dalam pemba2aan putusan perkara
!o.""O"4B4UUE?B",,8+ 0elasa )"#B1"/+ di ruang sidang pleno
5K)httpB $$$. kompas. 2om/
4erkara !o. ""B4UUE?B",,8 dimohonkan oleh 5uhammad
0holeh+ 2alon anggota '49' =a$a Timur periode ",,9",14 untuk
daerah pemilihan satu 0urabaya0idoarjo dari 4artai 'emokrasi
?ndonesia 4erjuangan )4'?4/. 4emohon meminta 5K menyatakan
4asal 88 ayat )1/ bertentangan dengan + 4asal "8' ayat )1/+ 4asal
"8' ayat )#/ dan pasal "8? ayat )"/ Undangundang 'asar Tahun
1948. sementara itu+ 4erkara !o. "4B4UUE?B",,8 dimohonkan oleh
perorangan $arga negara antara lain+ 0utjipto+ 0.H.+ 5.Kn )*alon
anggota '49 9? dari 4artai 'emokrat/+ 0epti !otariana+ 0.H.+ 5. Kn.+
)*alon anggota '49 9? dari 4artai 'emokrat/ dan =ose 'ima 0atria+
0.H.+ 5.Kn.+ )2alon pemilih ",,9/. 5ereka meminta 5K menyatakan
4asal ",8 ayat )4/ dan ayat )"/ serta 4asal "14 UU 4;5?AU
bertentangan dengan 4asal 1 ayat )"/+ 4asal 63 ayat )1/+ 4asal 63
ayat )4/+ 4asal ""; ayat )1/ dan 4asal "8' ayat)1/ Undangundang
'asar Tahun 1948.
5enurut 5ahkamah Konstitusi + ketentuan 4asal "14 UU !omor
1, Tahun ",,8 yang menentukan bah$a 2alon terpilih adalah 2alon
yang mendapat di atas #, persen dari 644+ atau menempati nomor
urut lebih ke2il+ jika tidak ada yang memperoleh #, persen dari 644+
atau yang menempati nomor urut yang lebih ke2il jika yang
memperoleh #, persen dari 644 lebih dari jumlah kursi proposional
yang diperoleh suatu partai politik peserta pemilu adalah
inkonstitusional+ karena bertentangan dengan makna substantive
kedaulatan rakyat sebagaimana telah diuraikan di atas dan
dikuali(isir bertentangan dengan prinsip keadilan sebagaimana diatur
dalam 4asal "8' ayat )1/ Undangundang 'asar Tahun 1948.
Hal tersebut+ menurut 5K+ merupakan pelanggaran atas
kedaulatan rakyat jika kehendak rakyat yang tergambar dari pilihan
mereka tidak diindahkan dalam penetapan anggota legislati(. 3kan
benarbenar melanggar kedaulatan rakyat dan keadilan+ jika ada dua
orang 2alon yang mendapatkan suara yang jauh berbeda se2ara
ekstrem+ terpaksa 2alon yang mendapatkan suara terbanyak
dikalahkan 2aleg yang mendapatkan suara ke2il+ tetapi nomor urut
ke2il. 5K juga menyatakan+ memberi hak kepada 2aleg terpilih
sesuai nomor urut sama artinya memasung suara rakyat untuk
memilih 2aleg sesuai pilihannya dan mengabaikan tingkat legimitasi
2aleg terpilih berdasarkan suara terbanyak.
)" Im'li$asi Putusan Mah$amah Konstitusi
a" Kualitas K%t%r,a$ilan
'ilihat dari dimensi keadilan dalam pembangunan politik+
pada saat ini ?ndonesia telah menganut system pemilihan
langsung untuk 4residen dan >akil 4residen+ '4'+ Kepala
'aerah dan >akil Kepala 'aerah+ sehingga menjadi adil pila jika
pemilihan anggota '49 atau '49' juga bersi(at langsung
memilih tanpa mengurangi hakhak politik partai politik+
sehingga setiap 2alon anggota legislative pada semua tingkatan
sesuai dengan perjuangan dan perolehan dukungan suara
masingmasing.
0elain itu+ dasar (iloso(i dari setiap pemilihan atas orang
untuk menentukan pemenang adalah berdasarkan suara
terbanyak+ maka penentuan 2alon terpilih harus pula didasarkan
pada siapapun 2alon anggota legislative yang mendapat suara
terbanyak se2ara berurutan+ dan bukan atas dasar nomor urut
terke2il yang telah ditetapkan.
'engan kata lain+ setiap pemilihan tidak lagi menggunakan
standar ganda+ yaitu menggunakan nomor urut dan perolehan
suara masingmasing *aleg. %5emberlakukan ketentuan yang
memberikan hak kepada 2alon terpilih berdasarkan nomor urut
berarti memasung hak suara rakyat untuk memilih sesuai
dengan pilihannya dan mengabaikan tingkat legitimasi politik
2alon terpilih berdasarkan jumlah suara terbanyak&. 3danya
pengakuan terhadap kesamaan kedudukan hukum dan
kesempatan yang sama dalam pemerintahan )equality and
opportunity before the law# sebagaiman diadopsi dalam 4asal
". ayat )1/ dan 4asal "8 ' ayat )#/ UndangUndang 'asar Tahun
1948+ artinya setiap 2alon anggota legislative mempunyai
kedudukan yang sama di hadapan hukum+ memberlakukan suatu
ketentuan hukum+ memberlakukan suatu ketentuan hukum yang
tidak sama atas dua keadaan yang sama adalah sama tidak
adilnya dengan memberlakukan suatu ketentuan hukum yang
sama atas dua keadaan yang tidak sama. 5enurut 5ahkamah+
ketentuan 4asal "14 Undangundang !omor 1, Tahun ",,8
mengandung standar ganda sehingga dapat dinilai
memberlakukan hukum yang berbeda terhadap keadaan yang
sama sehingga dinilai tidak adil.
4enerapan sistem nomor urut sebelumnya menyebabkan
terjadinya split loyalty+ dimana 2aleg akan lebih loyal kepada
elite atau pimpinan parpol ketimbang pemilih yang di$akilinya.
Konsekuensi dari kondisi itu+ maka bagi yang berkeinginan
menjadi anggota legislati( berpotensi akan lebih mengabdi
kepada para petinggi partai daripada kepentingan rakyat.
Kesetiaan seorang $akil rakyat dinilai bukan kepada rakyat atau
pemilih+ tetapi kepada (igure pimpinan parpol.
Karena itu+ sistem pemilu dengan berdasarkan nomor urut
hanya mementingkan kepentingan 2aleg yang dimiliki kedekatan
dengan pimpinan partai. Kondisi seperti ini menjadikan para
$akil rakyat ter2erabut dari basis pemilih )rakyat/ dan hanya
menjadi $akil partai+ bukan $akil rakyat. Hubungan $akil
rakyat dengan rakyat yang di$akilinya dalam situasi seperti itu
dalam istilah Dilbert 3b2arian )196./ 'alam 5. 9usli Karim
)1991 - "1/ merupakan tipe partisan+ yaitu seorang $akil rakyat
bertindak hanya berdasarkan keinginan partainya. 0etelah
terpilih dalam pemilu+ maka lepaslah hubungannya dengan para
pemilih. Kualitas keter$akilan seperti ini tentunya sangat
rendah.
0elain tipe partisan+ tiga tipe lainnya menurut Dilbert
3b2arian adalah trustee+ delegate+ dan politi2o. 0eorang $akil
rakyat digolongkan dalam tipe trustee bila $akil rakyat tersebut
bebas bertindak atau mengambil keputusan menurut
pertimbangannya sendiri tanpa perlu berkonsultasi dengan yang
di$akilinya. Kebalikannya adalah tipe delegate+ yakni $akil
rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan konstituennya. ?a
bertindak sebagai utusan dari yang di$akilinya. 0edangkan tipe
politi2o menggabungkan semua tipe sebelumnya ditambah
keterikatan dengan hati nuraninya+ $akil rakyat yang masuk
dalam tipe ini akan selalu bertindak atas dasar pertimbangan
pemilihn)2onstituen2y/+ partai asalnya )party/ dan juga hati
nuraninya )2ons2ien2e/.
Karena itu+ putusan 5K tentang mekanisme suara terbanyak
dalam penentuan 2aleg juga akan mendorong terjadinya
pergeseran pola hubungan anggota legislati( dengan pemilih+
dari tipe partisan ke tipe politi2o atau delegate + yaitu adanya
keterikatan $akil rakyat dengan pemilihnya. Karena itu sistem
suara terbanyak akan berdampak positi( bagi peningkatan
kualitas keter$akilan anggota parlemen. Untuk konteks jangka
panjang+ sistem suara terbanyak akan mendekatkan pemilih
dengan $akil$akilnya di parlemen. 4enggunaan sistem suara
terbanyak juga akan mendorong anggota legislati( terpilih untuk
tetap terus bersinergi dengan kepentingan konstituen di dapil
yang di$akilinya. =ika tidak pandai memelihara dukungan
publik+ memungkinkan mun2ul %pemak1ulan& dari publi2 atau
setidaknya tidak dipilih lagi di pemilu berikutnya. Hal ini juga
akan mendorong para anggota legislati( untuk lebih aspirati(
terhadap kepentingan konstituen yang di$akilinya. 0eandainya
anggota legislati( lebih memilih kebijakan yang tidak populis di
mata publik+ maka akan menuai resiko. Kondisi ini akan
membuka ruang partisipasi konstituen dalam proses
pengambilan keputusan di parlemen.
Terlepas dari itu semua+ putusan 5K ini patut diapresiasi
sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap
kedaulatan rakyat. 4utusan tersebut sekaligus menjadi
momentum untuk meningkatkan kualitas hubungan $akil rakyat
dan pemilih yang di$akilinya.
b" Rantai Oli+ar$i
4enerapan sistem proposional terbuka terbatas yang
sebelumnya masih menggunakan nomor urut+ $akil rakyat lebih
ditentukan daripada oleh rakyat. Ketika itu+ 2aleg yang
memperoleh suara terbanyak tetapi tidak dapat memenuhi
6ilangan 4embagi 4emilih )644/ akan tergusur oleh 2aleg yang
berada di nomor urut atas. 4ada kondisi itu+ hegemoni politik
akan menampakkan $ujud aslinya+ dimana politik oligarki
tumbuh subur dan elite parpol kerap menjalankan politik ala
rente dengan menjajakan setiap jumlah suara yang diaraih demi
keuntungan kelompok oligarkis masingmasing.
0istem proporsional terbuka terbatas dengan sistem nomor
urut ini merupakan upaya elite parpol untuk mempertahankan
kultur yang sudah hidup selama ini+ yaitu menjadikan elite
oligarkis pimpinan parpol sebagai (a2tor yang paling dominan
atas terpilih atau tidaknya seorang 2aleg. 0istem seperti ini
tentu akan menyuburkan praktik oligarki di tubuh parpol.
Karena keputusan 2aleg akan dihegemoni oleh segelintir elite
saja.
Karena itu putusan 5K tentang mekanisme suara terbanyak
setidaknya dapat memutus mata rantai oligarki pimpinan parpol
dalam penentuan 2aleg. Ke$enangan partai politik yang semula
2ukup besar dalam penentuan 2aleg terpilih+ otomatis akan
berkurang sebagai dampak dari putusan 5K ini. 0elain itu+
putusan 5K juga akan memotong satu mata rantai praktik jual
beli nomor urut yang diduga kuat masih menjadi tradisi parpol
di ?ndonesia. Untuk konteks jangka panjang+ keputusan ini akan
mendorong pergeseran kekuasaan penentuan 2aleg dari oligarki
pimpinan parpol ke kedaulatan rakyat )pemilih/.
c" K%t%r,a$ilan P%r%m'uan
5ahkamah Konstitusi mengabulkan uji materi 4asal "14
huru( a+ b+ 2+ d+ dan e Undangundang !omor 1, Tahun ",,8
Tentang 4emilu ",,9. 3kibatnya+ penetapan 2aleg terpilih tidak
lagi memakai nomor urut+ tapi digantikan dengan suara
terbanyak. 4utusan ini atas dasar pertimbangan pasal di atas
bertentangan dengan makna substanti( dan prinsip keadilan
sebagaimana diatur dalam 4asal "8 ayat 1 Undangundang 'asar
Tahun 1948.
Keputusan 5K ini bisa saja merupakan keputusan (air bagi
rakyat. *aleg yang terpilih adalah mereka yang paling
diinginkan oleh mayoritas rakyat. 4utusan ini juga semakin
memantapkan sistem proposional terbuka. Keputusan tersebut
lebih mendekati aspirasi masyarakat+ sehingga tidak harus 2aleg
nomor 1 yang terpilih. !amun di sisi putusan ini menjadi batu
sandungan untuk para 2aleg $anita. 0emula UU 4emilu
mengadopsi *ipper system atau sistem selangseling seperti gigi
resleting+ yang me$ajibkan adanya minimal satu 2aleg
perempuan untuk setiap # 2aleg )pasal 88/. 0istem ini
diharapkan mampu meningkatkan keter$akilan perempuan di
lembaga legislati(. !amun+ dengan ketentuan suara terbanyak+
maksud affirmative action itu jadi tidak ter2apai.
0ebab di nomor berapa pun 2aleg perempuan dipasang+
tetap saja akan menentukan keterpilihannya adalah berapa
jumlah suara yang bisa diraup. 'an untuk itu+ ia harus bersaing
se2ara langsung dengan 2aleg lakilaki. 3kibatnya+ maksud
semula untuk memberi Jdiskriminasi positi(K kepada perempuan
jadi nihil+ Keter$akilan perempuan menemukan titik terang
saat Undangundang 4emilu !omor 1, Tahun ",,8
mengakomodasi keter$akilan perempuan+ ironisnya semangat
itu berubah menjadi duka bagi gerakan perempuan+ saat 5K
mengabulkan judi2al revie$. 5enurut 0ekjen K4?+ 5asru2rah
sistem suara terbanyak merupakan langkah mundur bagi
perjuangan terpenuhinya keter$akilan perempuan.0ementara
itu
Derakan 4erempuan 4embela 'emokrasi ?ndonesia )D4'?/
juga menolak keputusan 5K. 5enurut anggota D4'?+ @udha
?rlang+ 5K sama sekali tidak melihat sejarah pembuatan UU
tersebut yang telah disepakati oleh '49 bersama pemerintah.
5K juga telah menggembosi perjuangan perempuan. 0elain itu+
sistem proporsional terbuka terbatas adalah roh dari Undang
undang !omor 1, Tahun ",,8 tentang pemilu yang
mengedepankan asas keter$akilan proposionalitas dan
perlindungan pada kelompok marjinal+ bukan persaingan bebas.
)$$$. seputarindonesia.2om/
a. 0isi positi( putusan 5K
Pertama+ kemungkinan besar akan dapat
menggairahkan semangatberkompetisi antar2alon se2ara
sehat. 0ebab 2ara ini akan mendorong 2alon untuk terus
memperluas jaringan dan memelihara konstitusinya se2ara
serius.
*ara ini jelas konstituen akan diuntungkan+ karena ia
akan terus diperhatikan oleh $akil pilihannya di parlemen
yang mengurusi semua problem kesehariannya. 'i titik ini
konstituen punya bargain of power yang 2ukup kuat dengan
2alon. 0emakin dekat hubungan 2alon dengan konstituen+
maka semakin terbuka untuk popular dan dipilih+ sebaliknya
semakin jauh hubungan antara 2alon dan konstituen semakin
tertutup kemungkinan popular dan terpilih. 4endeknya+
setiap 2alon tidaj boleh lagi berlehaleha dan hanya
memperhatikan konstituen setiap menjelan pemilu.
*ara ini jelas men2erdaskan antar2alon dalam
berkompetisi mendekati hati dan kebutuhan konstituen
untuk men2ari 2ara dan mendesain programprogram yang
dibutuhkan konstituen. 6egitu juga konstituen dilatih untuk
berpikir kritis dan rasional dalam menilai setiap tindakan
2alon+ semakin buruk prilaku 2alon semakin terbuka dipilih.
Kedua, pilihan menghapus nomor urut ini dipastikan
berdampak positi( pada optimisme pemilih untuk ikut dalam
perhelatan pemilu. 3tau dengan kata lain akan dapat
menekan angka golput dan absennya pemilih. 0ebab pemilih
betul betul menjadi kata kun2i keberhasilan pemilu.
6anyak analis politik beranggapan+ bah$a tingginya
angka golput salah satunya karena pemili tak merasa
menjadi bagian dari penentu 2alon untuk menjadi politisi di
parlemen sebab selama pemilu ",,4 lalu parpollah
penentunya. 0edangkan parpol sendiri di mata rakyat kian
hari kian terpuruk untuk diper2aya akibat buruknya kinerja
dan perilaku elitenya yang mendistorsi 2alon (avorit pilihan
hanya karena angkanya kurang dari 644 dan berada di nomor
sepatu.
Keti!a, dipastikan tak ada lagi istilah 2alon titipan dan
2alon yang hanya dekat se2ara emosi dengan pengurus harian
parpol. *ara ini pada jangka panjang akan mendorong
lahirnya politisi yang mengakar kuat di mata konstituen
bukan di mata pengurus harian parpol.
Keempat, memangkas tradisi perebutan parpol dan
pengurus parpol. 0ejak 4emilu 1999 dan ",,4 dan menjelang
pemilu ",,9 ini sepertinya telah menjadi tradisi dalam
keperpolitikan kita betapa perebutan parpol dan pengurus
parpol terusmenerus me$arnai perjalanan dunia kepartaian
kita hanya disebabkan oleh soalsoal sepele+ salah satunya
gagal menjadi %2aleg jadi& karena berada di nomor sepatu.
Karena itu+ putusan 5K yang menghapuskan nomor urut
ini memungkinkan tak ada la!i perebutan pengurus parpol.
0ebab orientasi menjadi politisi ke depan+ bukan menjadi
pengurus parpol+ tapi pada soal kedekatan dengan
konstituen. 3palah artinya menjadi pengurus teras parpol+
namun jauh dari konstuen+ namun akan berarti hanya 2ukup
menjadi kader loyal sebuah parpol tanpa menjadi pengurus
teras parpol namun memiliki hubungan strategis dengan
konstituen akan jauh lebih berguan dalam mengeantarkan
karir seorang politisi di parlemen.
b. 0isi negative putusan 5K
4utusan 5K dengan menetapkan 2alon terpilih berdasar
suara terbanyak ini bagaimanapun harus diakui tetap
memiliki kelemahan+ yakni-
Pertama, rendah dan minimalisnya loyalitas akti(is
parpol pada institusi partai sein!!a pada saat menjadi
politisi di parlemen sangat mungkin akan berseberangan
dengan garis perjuangan partai. 'i titik ini garis komando
partai akan terputus dan akan melahirkan krisis ke$iba$aan
partai.
Kedua, akti(itas parpol berkemungkinan untuk tidak
tertarik menjadi pengurus partai karena dalam pilihan sistem
ini hanya akan bermakna menjadi asesoris belaka atau
sema2am institusi event organi1er saja untuk mengantarkan
seseorang menjadi 2alon. 0etelah itu tak ada lagi
ke$enangan yang mengikat bagi pengurus parpol dalm
mengurusi politisinya di parlemen.
Keti!a, akan membuka peluang bagi 2alon2alon yang
popular untuk dipilih tanpa kompetensi ketimbang 2alon
2alon berkompeten tapi tidak popular. Tiga kelemahan atas
model penentuan 2alon terpilih berdasar suara terbanyak
melalui putusan 5K ini adalah sesuatu yang $ajar lahir dari
pilihan tradisi sistem baru dalam pemilu.
Karena memang tak pernah ada sistem yang sempurna
pasti terdapat kekurangan dan kelebihannya. Tetapi pilihan
menempatkan 2alon terpilih berdasar suara terbanyak jauh
lebih memiliki nilai positi( bagi pelembagaan demokrasi
sekaligus perubahan $ajah parlemen dan model keter$akilan
politik kita di masa mendatang.
C" K%sim'ulan
5ahkamah Konstitusi menyatakan 4asal "14 a+ b+ 2+ d+ dan e
Undangundang !omor 1, Tahun ",,8 tentang 4emilihan Umum 3nggota
'e$an 4er$akilan 9akyat+ 'e$an 4er$akilan 'aerah+ dan 'e$an
4er$akilan 9akyat 'aerah )UU 4emilu/ bertentangan dengan Undang
Undang 'asar Tahun 1948 )UU' l948 /. 5emberi hak kepada 2aleg
terpilih sesuai nomor urut sama artinya memasung suara rakyat untuk
memilih 2aleg sesuai pilihannya dan mengabaikan tingkat legimitasi
2aleg terpilih berdasarkan suara terbanyak
Karena itu sistem suara terbanyak akan berdampak positi( bagi
peningkatan kualitas keter$akilan anggota parlemen. Untuk konteks
jangka panjang+ sistem suara terbanyak akan mendekatkan pemilih
dengan $akil$akilnya di parlemen. 4enggunaan sistem suara terbanyak
juga akan mendorong anggota legislati( terpilih untuk tetap terus
bersinergi dengan kepentingan konstituen di dapil yang di$akilinya. =ika
tidak pandai memelihara dukungan publik+ memungkinkan mun2ul
%pemak1ulan& dari publik atau setidaknya tidak dipilih lagi di pemilu
berikutnya. Hal ini juga akan mendorong para anggota legislati( untuk
lebih aspirati( terhadap kepentingan konstituen yang di$akilinya.
0eandainya anggota legislati( lebih memilih kebijakan yang tidak populis
di mata publik+ maka akan menuai resiko. Kondisi ini akan membuka
ruang partisipasi konstituen dalam proses pengambilan keputusan di
parlemen.
4utusan 5K tentang mekanisme suara terbanyak setidaknya dapat
memutus mata rantai oligarki pimpinan parpol dalam penentuan 2aleg..
!amun+ ke$enangan partai politik yang semula 2ukup besar dalam
penentuan 2aleg terpilih+ otomatis akan berkurang sebagai dampak dari
putusan 5K ini. 0elain itu+ putusan 5K juga akan memotong satu mata
rantai praktik jual beli nomor urut yang diduga kuat masih menjadi
tradisi parpol di ?ndonesia. Untuk konteks jangka panjang+ keputusan ini
akan mendorong pergeseran kekuasaan penentuan 2aleg dari oligarki
pimpinan parpol ke kedaulatan rakyat )pemilih/.
!amun di sisi lain putusan ini juga menjadi batu sandungan untuk
para 2aleg perempuan.0emula UU 4emilu mengadopsi "ipper s#stem
atau sistem selangseling seperti gigi resleting+ yang me$ajibkan adanya
minimal satu 2aleg perempuan untuk setiap # 2aleg )pasal 88/. 0istem
ini diharapkan mampu meningkatkan keter$akilan perempuan di
lembaga legislati(. !amun+ dengan ketentuan suara terbanyak+ maksud
affirmative action itu jadi tidak ter2apai. 0ebab di nomor berapa pun
2aleg perempuan dipasang+ tetap saja akan menentukan keterpilihannya
adalah berapa jumlah suara yang bisa diraup. 'an untuk itu+ ia harus
bersaing se2ara langsung dengan 2aleg lakilaki. 3kibatnya+ maksud
semula untuk memberi Jdiskriminasi positi$K kepada perempuan jadi
nihil+ karena pasal 88 se2ara otomatis jadi tidak berarti.
:leh karena itu sisi positi( putusan 5K dalam perkembangan
demokrasi di ?ndonesia adalah-
Pertama. kemungkinan besar akan dapat menggairahkan semangat
berkompetisi antar2alon se2ara sehat. 0ebab 2ara ini akan mendorong
2alon untuk terus memperluas jaringan dan memelihara konstitusinya
se2ara serius.*ara ini jelas konstituen akan diuntungkan+ karena ia akan
terus diperhatikan oleh $akil pilihannya di parlemen yang mengurusi
semua problem kesehariannya. 'i titik ini konstituen punya bar!ain o$
po%er yang 2ukup kuat dengan 2alon. 0emakin dekat hubungan 2alon
dengan konstituen+ maka semakin terbuka untuk popular dan dipilih+
sebaliknya semakin jauh hubungan antara 2alon dan konstituen semakin
tertutup kemungkinan popular dan terpilih Kedua, pilihan menghapus
nomor urut ini dipastikan berdampak positi( pada optimisme pemilih
untuk ikut dalam perhelatan pemilu. 3tau dengan kata lain akan dapat
menekan angka golput dan absennya pemilih. 0ebab pemilih betulbetul
menjadi kata kun2i keberhasilan pemilu. Tingginya angka golput salah
satunya karena pemilih tak merasa menjadi bagian dari penentu 2alon
untuk menjadi politisi di parlemen sebab selama pemilu ",,4 lalu
parpollah penentunya. 0edangkan parpol sendiri di mata rakyat kian
hari kian terpuruk untuk diper2aya akibat buruknya kinerja dan perilaku
elitenya yang mendistorsi 2alon (avorit pilihan hanya karena angkanya
kurang dari 644 dan berada di nomor sepatu
Keti!a. dipastikan tak ada lagi istilah 2alon titipan dan 2alon yang
hanya dekat se2ara emosi dengan pengurus harian parpol. *ara ini pada
jangka panjang akan mendorong lahirnya politisi yang mengakar kuat di
mata konstituen bukan di mata pengurus harian parpol.
Keempat. memangkas tradisi perebutan pengurus parpol. 0ebab
orientasi menjadi politisi ke depan+ bukan menjadi pengurus parpol+
tapi pada soal kedekatan dengan konstituen. 3palah artinya menjadi
pengurus teras parpol+ namun jauh dari konstuen+ namun akan berarti
hanya 2ukup menjadi kader loyal sebuah parpol tanpa menjadi pengurus
teras parpol namun memiliki hubungan strategis dengan konstituen akan
jauh lebih berguna dalam mengantarkan karir seorang politisi di
parlemen.
DAFTAR PUSTAKA
A" !UKU
3(an Da((ar. ",,6. 1olitik #ndonesia Transisi 2enuju $emokrasi.
@ogyakarta. 4ustaka 4elajar.
'ahlan Thaib. ",,,.$1( dan 'istem 8etatanegaraan (epublik
#ndonesia . @ogyakarta - Aiberty
;ep 0yai(ulloh <atah+. 1994. 2asalah dan 1rospek demokrasi di
#ndonesia. Dhalia ?ndonesia. =akarta.
5. 9usli Karim. 1991. 1emilu $emokratis 8ompetitif. @ogyakarta - Tiara
>a2ana
!" PERUNDANG2UNDANGAN-
UndangUndang 'asar 1948
UndangUndang !o 1, Tahun ",,8 tentang 4emilihan Umum
",,9.0urabaya- Kesindo Utama
UndangUndang !,. "4 Tahun ",,# tentang 5ahkamah Konstitusi
C" SURAT KA!AR
httpC www. compas. com
httpC www.seputarindonesia.com
httpC www.hukumonline.com
NEGARA DEMOKRATIS DALAM PERSPEKTIF S4ARIA
!urul 0atria 3bdi
3bstra2t
The political system of modern states has now pursed in a
democratic system, with a variety of derivations and colors to suit local
culture. %s a discourse that is present in the life of modern society,
democracy is an inseparable part of #slamic society. The modern political
scientists, especially those in #slamic countries consider the similarities or
parallels between #slamic and democratic political order. %lthough in
reality, they (the #slamic system and democracy also has a difference
equal to the side of the equation. #n the conte7t of state, #slamic political
order is not completely sovereign in the will of the people but is limited
by the sovereignty of ;od. Therefore, #slam can@t fully be classified as a
democracy but it is more correct to say as a nomokrasi.
PENDAULUAN
'emokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi setiap
$a2ana perbin2angan berbagai lapisan masyarakat+ baik dari lapisan
masyarakat kelas ba$ah )grass root/+ masyarakat kelas menengah )middle
class/+ hingga atas )the elite/. 'an sering sekali dikaitkan dengan berbagai
persoalan yang berhubungan dengan keagamaan dan bidang keilmuan
lainnya+ seperti- %?slam dan 'emokrasi&+ %;konomi dan 'emokrasi&+
%Hukum dan 'emokrasi&+ dan lain sebagainya. 0edang dalam ilmu sosiologi+
demokrasi adalah sikap hidup yang berpijak pada sikap egaliter )mengakui
persamaan derajat/ dan kebebasan berpikir.
0ebagai $a2ana yang menghampiri setiap sendi kehidupan
masyarakat modern saat ini+ demokrasi juga menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat negara pada negaranegara yang
mayoritas 5uslim. 4erdebatan terjadi+ dan bahkan 2enderung mengarah
pada pengka(iran pada kelompok masyarakat tertentu )prodemokrasi/.
Konsep demokrasi senyatanya memang mun2ul dari 6arat );ropa/+
tapi nilainilai demokrasi itu ada di dalam ?slam. 3pa yang kita kenal
dengan 4iagam 5adinah yang dimun2ulkan oleh !abi 5uhammad 0a$. dan
umat ?slam di 5adinah merupakan konsep pertama di dalam dunia ?slam
mengenai demokrasi. Ain2oln memberi makna demokrasi adalah dari rakyat
oleh rakyat untuk rakyat+ kemudian melindungi semua kepentingan rakyat.
=adi+ ?slam identik dengan demokrasi. !amun+ apakah demokrasi 6arat dan
?slam memiliki paradigma dan perspekti( yang sama ataukah ada titik temu
dan perbedaan padanya7 4ada $a2ana inilah kemudian ummat ?slam
berbeda pandangan karena ideologi+ pemahaman+ dan metode ta(sir yang
dianut dan diyakini masingmasing.
?stilah demokrasi dalam sejarah ?slam tetaplah asing+ karena
sistem demokrasi tidak pernah dikenal oleh kaum muslimin sejak a$al.
:rangorang ?slam hanya mengenal kebebasan )al"hurriyah/ yang
merupakan pilar utama demokrasi yang di$arisi semenjak jaman !abi
5uhammad+ termasuk di dalamnya kebebasan memilih pemimpin+
mengelola negara se2ara bersamasama )syuro/+ kebebasan mengkritik
penguasa+ kebebasan berpendapat. 0ikap bebas dan demokratis merupakan
2iri kehidupan yang hilang dari tengantengah sebagian besar ummat ?slam
pada saat ini+ baik dalam bermasyarakat maupun bernegara.
PEM!AASAN
A" P%ma$naan D%mo$rasi
'emokrasi sebagai salah satu konsep kenegaraan pada
prinsipnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori kedaulatan
rakyat yang mendasarkan pada konsep kekuasaan mutlak rakyat atau
$arga negara. Kekuasaan mutlak )absolute power/ apapun bentuknya
selalu ada kemungkinan untuk disele$engkan atau disalahgunakan+
termasuk oleh rakyat sendiri. 0ebagai penyempurna dari konsep
kedaulatan rakyat+ maka demokrasi memberikan batasanbatasan yang
mesti dijalankan oleh rakyat dan pemerintah.
>.3. 6onger menyatakan bah$a demokrasi bukan sematamata
bentuk ketatanegaraan saja tetapi juga merupakan bentuk kegiatan
organisasi di luar ketatanegaraan+ misalnya yang terdapat dalam dunia
perkumpulan yang merdeka. 'emokrasi dalam perkumpulan di luar
ketatanegaraan adalah suatu bentuk pimpinan+ suatu kolektivitet tanpa
mempersoalkan apakah itu suatu pergaulan hidup paksaan seperti
negara atau sutu perkumpulan yang merdeka. 0edangkan demokrasi
dalam ketatanegaraan adalah suatu bentuk pemerintahan );ndang
0udarja+ 1986- 1988/. 3tau dapat pula dikatakan sebagai suatu sistem
politik yang seringkali dipertentangkan dengan otoriterianisme.
'emokrasi dalam tinjauan bahasa )etimology/ baik asal kata
maupun asal bahasanya adalah gabungan dari dua kata dalam bahasa
@unani+ yaitu %$emos& yang berarti rakyat atau penduduk suatu
$ilayah+ dan %&ratein& atau %&ratos& yang berarti pemerintahan atau
pemerintahanBotoritas+ 0ehingga demokrasi sederhananya mengandung
arti berarti pemerintahan rakyat atau kedaulatanBotoritas rakyat
)9uslan 3bdulgani+ 1988- 1/.
'emokrasi dalam konsep ilmu pengetahuan modern+ khususnya
dalam kajian politik dan hukum ketatanegaraan pertama kali
dilaksanakan di negara 3thena yang berbentuk polis+ dimana dalam
pelaksanaan pemerintahan yang berhubungan dengan kepentingan
kepentingan umum )public/+ masyarakat dilibatkan dalam kebijakan
pengambilan keputusan. *iri utama pemerintahan demokrasi 3thena ini
adalah adanya partisi(asi atau keterlibatan langsung masyarakat dalam
pemerintahan+ tanpa melihat apakah masyarakat yang dilibatkan
tersebut mengerti atau tidak. =adi titik sentral dari pemerintahan
demokrasi saat itu adalah partisi(asi masyarakat dalam bidangbidang
pemerintahan sebagai dampak dari kedaulatan rakyat.
5oh. 5ah(ud 5' menyatakan bah$a negara yang menganut
asas demokrasi+ maka kekuasaan pemerintah berada di tangan rakyat.
4ada negara yang menganut asas demokrasi ini didalamnya
mengandung unsurF pemerintahan dari rakyat )government of the
people/+ pemerintahan oleh rakyat )government by the people/+ dan
pemerintahan untuk rakyat )government for the people/ )1999- 8/.
'emokrasi dalam menjalankan usahanya untuk men2apai
tujuan yang dikehendaki+ selalu didasarkan pada prinsipprinsip yang
ada padanya. 3dapun prinsipprinsip demokrasi tersebut se2ara
sederhana dirumuskan oleh 9obert 0. 'ahl dengan tujuh prinsipnya+
yaitu- 1ertama+ kontrol atas keputusan pemerintahF kedua+ pemilihan
yang teliti dan jujurF ketiga+ adanya hak memilihF keempat+ adanya hak
untuk dipilihF kelima+ kebebasan menyetakan pendapat tanpa
an2amanF keenam+ kebebasan mengakses demokrasiF ketujuh+
kebesasan berserikat )U. Ubaidillah+ ",,,- 169/. 4rinsipprinsip ini
harus bersinergi antara satu dengan yang lainnya+ karena kalau prinsip
prinsip ini berjalan berjalan tanpa diikuti oleh prinsipprinsip yang
lainnya maka demokrasi tidak akan dapat berjalan dengan baik.
!" Islam &an D%mo$rasi
(" Islam &an u$um Islam
?slam merupakan agama universal yang dipilih 3llah untuk
semua manusia dan baginya diberikan kesempurnaan dalam tataran
nilai dan kaidah yang mengatur perikehidupan dalam tata pergaulan
manusia baik se2ara vertical maupun hori*ontal+ antara manusia
dengan Tuhan )3llah/+ manusia dengan manusia dan manusia dengan
makhluk Tuhan lainnya. 0ebagai suatu kaidah )norma/ yang
mengatur+ ?slam menempatkan pengaturan tersebut dalam suatu
sumber hukum sekaligus hukum dasar yang disebut syariah+ yaitu-
3lPurKan dan 3s0unnah dimana se2ara tekstual kedua hukum ini
telah berhenti setelah $a(atnya !abi 5uhammad 03>. 'isamping
syariah+ dalam kha1anah ilmu hukum ?slam dikenal juga istilah fiqh,
yaitu hukum ?slam yang berkembang dari hasil pemikiran dan
pena(siran para ulama )fuqaha/ terhadap teks hukum )preskripsi
syar@i/ yang sarat dengan muatan ruang dan $aktu yang
melingkupinya.
Hukum ?slam bukan lahir dari yang hampa )eksnihilo/ dan di
ruang hampa )innihilo/+ melainkan terlahir ditengah dinamika
pergulatan kehidupan masyarakat sebagai ja$aban solusi atas
problematika aktual yang mun2ul. 4roblematika masyarakat selalu
berkembang dan berubah seiring dengan perkembangan dan
perubahan masyarakat itu sendiri )5ujiyono 3bdillah+ ",,#- 1/.
)" N%+ara &alam P%rs'%$ti# u$um Islam
?slam merupakan agama totalitas+ yang men2akup semua
aspek kehidupan manusia dan tidak mengenal doktrin pemisahan
kehidupan agama dan kehidupan masyarakat )5uharram 5ar1uki+
",,"- ".4/. 4endapat ini didasarkan pada 3lPurKan surat 3li ?mran
ayat 11".
__ _xq|_ __ _x _ ac_ __q oo _
_:o_x oo _ x___x |_ oo _ ___x
_xq|_ _':q:__ _ : _ox ac _oxq__ ____
_ _oc|____x _____, _ _.:o : _ : :_ ac_
acx _ox____
5ereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada+ ke2uali
jika mereka berpegang kepada tali )agama/ 3llah dan tali
)perjanjian/ dengan manusia+ dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari 3llah dan mereka diliputi kerendahan. yang
demikian itu karena mereka ka(ir kepada ayatayat 3llah dan
membunuh 4ara !abi tanpa alasan yang benar. yang demikian
itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
'oktrin totalitas ?slam berikutnya dapat dtemukan pada surat
3n!isaK ayat 8889.
_ o _ ___ ox ax: __ ' __, q :o|.x :_x
___:q:o __ '_ ox ac_q_x :_ o _ _ q__
o q o _ _o _ '_ xx__ __ ac__
acx _ acx_x _c_ x_x _, _q' a o_:
___': qx: q _ c__x o _
_oc': _ c___x _: : _ : : oox_x _x:
88. 0esungguhnya 3llah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya+ dan )menyuruh kamu/
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. 0esungguhnya 3llah memberi
pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. 0esungguhnya 3llah
adalah 5aha mendengar lagi 5aha melihat.
89. Hai orangorang yang beriman+ taatilah 3llah dan taatilah 9asul
)!ya/+ dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu
berlainan 4endapat tentang sesuatu+ 5aka kembalikanlah ia
kepada 3llah )3l Puran/ dan 9asul )sunnahnya/+ jika kamu
benarbenar beriman kepada 3llah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama )bagimu/ dan lebih baik akibatnya.
6erdasarkan pada ayatayat di atas+ para (uQaha klasik
maupun kontemporer mengambil kesimpulan bah$a ?slam
sesunguhnya memiliki konsep tata kemasyarakatan yang juga dapat
berkembang menjada tata kenegaraan. 'imana pada ayatayat
tersebut dinyatakan adanya unsur pemimpin )pemerintah/ yang
amanat dan berhukum adil+ serta ummat )rakyat/ yang berketaatan.
6aik unsur pemimpin maupun ummat dalam konteks negara modern
merupakan unsur konstituti( sebuah negara dengan terminologi yang
agak berbeda+ yaitu rakyat dan pemerintah yang berdaulat.
'alam tataran praktek hubungan ?slam dan Kenegaraan juga
memiliki pertalian yang erat+ hal ini dapat dilihat dari kenyataan
yang ada pada masa 9asulullah 0a$ dan Khula(a 3r9asyidin dalam
periode !egara 5adinah+ masa 'inasti ?slamiyah di ja1irah 3rab+
3ndalusia dan ?ndia+ maupun kontek kekinian.
0ebagai agama yang memberikan ruang bagi kehidupan
bernegara maka ?slam juga memberikan ramburambu bagi jalannya
suatu negara+ dimana 3lPurKan dan 3ssunnah adalah asas )dasar/
bagi negara dan terlaksananya ajaranajaran 3lPurKan dan 0unnah
9asul dalam kehidupan masyarakat+ menuju kepada ter2apainya
kesejahteraan hidup di dunia+ material dan spiritual+ perseorangan
dan kelompok serta mengantarkan kepada ter2apainya kebahagiaan
di akhirat kelak adalah tujuannya )3. 31har 6asyir+ ",,,- "."8/.
Tijani 3bd. Padir Hamid+ memberikan kesimpulan bah$a
perintah yang diberikan 3llah kepada !abi 5uhammad 03> untuk
menegakkan keadilan diantara ummat manusia merupakan indikasi
adanya keharusan untuk mendirikan sebuah negara. Untuk
membedakan negara ?slam dengan negara lainnya+ Tijani juga
memberikan karakteristik negara ?slam tersebut+ yaitu )Tijani
3.Padir Hamid+ ",,1- 1181",/-
a. !egara tauhid yang bebas. 0elama keadilan )al"adl/
diloyalitaskan kepada 3llah 0>T maka hasilnya penyatuan
loyalitas tersebut akan membebaskan manusia. Kedaulatan
tertinggi adalah milik 3llah 0>T+ karena itu kese$enang
$enangan terhadap manusia oleh manusia maupun oleh negara
tidak dibenarkan. !egara bukan sebagai alat untuk menghisap
kebebasan individuindividu+ namun negara didirikan untuk
mengembangkan kemampuan individu untuk bebas dan
membantu mereka untuk menyukseskan proyek tauhid.
b. !egara yang diperuntukkan untuk manusia. 3lPurKan merupakan
dasar bagi 9asulullah untuk menegakkan keadilan pada manusia
serta untuk membentuk !egara. =ika 3lPurKan itu pada
prinsipnya %diperuntukkan bagi manusia&+ maka !egara yang
berdiri di atas 3lPurKan ini juga merupakan !egara %yang
diperuntukkan bagi manusia. !egara tidak boleh menjadi milik
seseorang+ sekelompok atau kelas tertentu. 3rtinya bah$a
!egara yang dibentuk berdasarkan 3lPurKan )agama/ adalah
demi kepentingan manusia.
2. !egara undangundang. 'alam negara ?slam baik pemimpin
maupun rakyat bertahkim kepada syariat yang telah dikenal.
Undangundang tidak boleh berasal )bersumber/ dari orang
perorangan sebagaimana biasa dilakukan pada masa imperium
9oma$i.
d. !egara yang bukan teokrasi. Terminologi negara teokrasi
pertama kali timbul untuk menggambarkan negara @ahudi
setelah $a(atnya !abi 5usa 3.0.+ dimana orangorang ?srael
kembali keajaran lama dan menjauh dari tauhid. 4ada masa itu
jika terjadi pertentangan diantara mereka dalam mena(sirkan
teks 3lkitab mereka men2ari penyelesaian kepada biara$an
sinagog+ yang berikutnya berkembang menjadi kelas pendeta
penjaga @ah$e. 3khirnya mun2ullah tiga serangkai antara-
sinagog+ 3lkitab+ dan pendeta. Tiga serangkai ini beralih
menjadi kekuasaan yang bersi(at misterius+ eksklusi(+ dan rahasia
yang berujung pada penguasaan agama+ politik+ dan perang
*" D%mo$rasi &alam Islam
5ayoritas ahli politik modern+ terutama yang berada
dinegaranegara ?slammelihat adanya persamaan dan kemiripan
antara ?slam dan demokrasi. 0ambil mengesampingkan praduga
bah$a barangkali yang mendorong mereka untuk berkata seperti itu
adalah karena sistem demokrasi adalah sistem pemerintahan yang
saat ini menjadi trend di duniadunia barat+ yang pada gilirannya
juga mengkampanyekan sistem ini+ memujinya+ dan mengangkatnya.
>alau dalam kenyataannya+ keduanya )sistem ?slam dan demokrasi/
juga mempunyai perbedaan yang sama besar dengan sisi
persamaannya. 6ahkan+ barang kali ungkapan yang paling tepat
adalah sisisisi perbedaan antara keduanya lebih besar atau lebih
penting dibandingkan degan sisi persamaannya )5. 'hiaduddin 9ais+
",,1- #,6/.
=ika yang dimaksud dengan demokrasi adalah seperti yang
dide(enisikan oleh Ain2oln+ yaitu pemerintahan rakyat+ melalui
rakyat+ dan untuk kepentingan rakyat+ tanpa diragukan lagi telah
ter2akup dalam sistem pemerintahan ?slam. 5enurut 'hiaduddin
9ais+ perbedaan mendasar antara sistem ?slam dan sistem demokrasi
)6arat/ terdapat dalam tiga unsur yang ada+ yaitu )",,1- #,9#11/-
a. Terminologi rakyat atau bangsa dalam demokrasi modern seperti
dikenal dalam dunia 6arat adalah rakyat yang terbatas pada
lingkup territorial geogra(is yang hidup dalam suatu daerah
tertentu+ dan disatukan oleh ikatan darah+ ras+ bahasa+ dan
tradisi yang sama. 0edangkan system ?slam disatukan oleh
kesatuan aQidah+ atau dalam pemikiran dan emosi. 0iapapun
yang menganut ?slam dari ras manapun+ $arna kulit apapun+ dan
$arna negara manapun adalah $arga negara ?slam. 4andangan
?slam dalam hal ini adalah humanism dan berorientasi universal.
b. Tujuantujuan demokrasi 6arat hanya berorientasi pada materi
dan dunia. 3dapun sistem ?slam disamping men2akup tujuan
dunia dengan memberikan kebutuhannya juga membidik tujuan
rohani yang mendasar dan paling tinggi. ?bnu Khaldun
menyatakan bah$a+ keimamahan bertujuan me$ujudkan
kemaslahatan akhirat dan dunia$i manusia yang kembali
kepadanya )akhirat/.
2. Kekuasaan ummat )rakyat/ dalam demokrasi 6arat bersi(at
mutlak. Ummat adalah pemegang kekuasaan atau kedaulatan.
3dapun dalam ?slam+ kekuasaan ummat )rakyat/ tidak semutlak
itu+ tetapi terikat oleh syariat yaitu agama 3llah yang $ajib
dilaksanakan oleh setiap ?ndividu.
PENUTUP
?slam merupakan agama totalitas+ men2akup urusan vertikal
)ibadah/ dan hori1ontal )tanggungja$ab kemasyarakatan/. 'alam
hubungannya dengan konteks kenegaraan+ ?slam tidak sepenuhnya
berdaulat pada kehendak manusia tetapi dibatasi oleh kedaulatan tuhan+
sehingga ?slam tidak dapat seutuhnya dikatakan sebagai negara demokrasi
tetapi lebih dekat pada konsep negara nomokrasi. 'imana 3turan Tuhan
berada pada kedudukan yang supreme dan kehendak rakyat sebagai tujuan
bernegara yang berkesesuaian dengan kehendak ?lahi.
DAFTAR PUSTAKA
3lPurKan
3hmad 31har 6asyir+ ",,,+ 6egara dan 1emerintahan dalam #slam+ U??
4ress+ @ogyakarta
;ndang 0udarja+ 1986+ 1olitik 8enegaraan+ Karunika+ =akarta
Tijani 3bd. Padir Hamid+ 1998+ Ushulul <ikris 0iyaasi (il PurKaanil 5akki
)terj/ 1emikiran 1olitik dalam %l"Dur@an (EFF<+ Dema ?nsani 4ress+
=akarta
5. 'hiaduddin 9ais+ tt+ 3n!a1hariyatu 3s0iyasatul ?slamiyah )terj/ Teori
1olitik #slam )",,1/+ Dema ?nsani 4ress+ =akarta
5oh.5ah(ud 5'+ 1999+ 0ukum dan 1ilar"pilar $emokrasi+ Dama 5edia+
@ogyakarta
5uharam 5ar1uki+ dkk+ ",,"+ #slam untuk $isiplin #lmu 0ukum+ 'epag9?
5ujiyono 3bdillah+ ",,#+ $ialektika 0ukum #slam dan 1erubahan 'osial
'ebuah (efleksi 'osiologis atas 1emikiran #bn Dayyim %l"5au*iyah+
5U4+ 0urakarta
9uslan 3bdulgani+ 1998+ !eberapa &atatan tentang 1engamalan 1ancasila
dengan 1enekanan kepada Tinjauan 'ila ke"> yaitu $emokrasi
1ancasila+ dalam $emokrasi #ndonesia Tinjauan 1olitik, 'ejarah,
4konomi"8operasi dan 8ebudayaan+ @ayasan >idya 4atria+
@ogyakarta
U. Ubaidillah+ ",,,+ 1endidikan 8ewarganegaraan: $emokrasi, 0%2 dan
2asyarakat 2adani+ ?3?! =akarta 4ress+ =akarta
STRUKTUR2STRUKTUR MEDIASI SE!AGAI SARANA TRANSFORMASI NILAI
DEKOMRASI
0iti Ruliyah
Abstract
The presence of structures of mediation in the society
consisting of families, neighbourhoods, social"religious
institutions and local social groups is a social institution
constructed to bridge between private and public lives.
Furthermore, those structures, however, have a vital function
to transform either societal moral values or democratic
principles. 0aving e7amined the capacity of thos structures to
adapt and inovate under the changeable socio"politico
ciscumstances, it is suitable to use them in order to encourage
social empowerment and the development of democratic
cultures in indonesia.
P%n&ahuluan
Kehidupan bangsa ?ndonesia dimasa kini semakin tertuju pada
model interaksi sosial yang mendabakan ter$ujudnya nilainilai demokrasi.
<enomena ini merupakan peluang yang amat berharga dalam menunjang
pengembangan nilainilai demokrasi+ khususnya melalui strukturstrukrur
mediasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan merupakan hal yang amat
signi(ikan. 'emokrasi ditingkat negara sangat membutuhkan dukungan dari
berbagai strukturstruktur dan lembagalembaga sosial dalam masyarakat.
'emi ter$ujudnya 2ita2ita kehidupan berdemokrasi+ maka setiap
$arga sebagaimana 2ermin dalam struktur sosial+ sejak dini harus dapat
memahami berbagai komponen yang dapat menopang terealisasinya
kehidupan demokratis tersebut. 'iantaranya pemahaman tentang hak+ dan
ke$ajiban+ penanaman nilainilai+ dukungan maupun perlindungan dan
sebagainya demi ter$ujudnya akselerasi kehidupan sosial yang demokratis.
'engan demikian pertanyaan yang mun2ul adalah bagaimana peran
strukturstruktur mediasi tersebut mampu dijadikan sarana tran(ormasi
nilanilai demokrasi.
Tulisan ini bermaksud akan menja$ab pertanyaan tersebut+ dia$ali
dengan pembahasan tentang strukturstruktur mediasi dalam masyarakat+
peran strukturstruktur mediasi sebagai sarana trans(ormasi nilai demokrasi
dan sebuah 2atatan akhir.
Stru$tur2Stru$tur M%&iasi &alam Mas/ara$at
4roblema yang sering mun2ul dimasyarakat yaitu adanya si(at
impersonal+ tidak responsi( dan 2ampur tangan yang berlebihan dari
pemerintah atas $ilayah publik. 6ersamaan dengan itu ironisnya terjadi
peningkatan biayabiaya sosial namun sekaligus terjadi penurunan kualitas
pelayanan publik. 4elayanan publik antara lain kebijakan pembebasan
kemiskinan+ peningkatan pendidikan+ kesehatan dan sebagainya.
Kondisi tersebut sering memun2ulkan sebuah krisis bagi individu
yang selalu harus melakukan tindakan penyeimbangan antara permintaan
lingkungan publik dan kehidupan privat. !amun diantara mereka mampu
meman(aatkan lemagalembaga mediasi sebagai sarana menjembatani
antara dua bidang kehidupan tersebut. Aembagalembaga ini disatu sisi
memberikan makna privat tetapi disisi lain mempunyai arti pbulik+
sehingga mampu mentrans(er makna dari nilai privat kedalam pemaknaan
struktur makro.
0trukturstruktur mediasi yang dimaksudkan dalam tulisan ini
adalah lembagalembaga yang mempunyai posisi diantara kehidupan
individu dengan lembagalembaga makro yang berhubungan dengan
kehidupan publik. 5enurut 6erger dan !euhaus )19../ membagi struktur
struktur atau lembagalembaga mediasi kedalam empat Kategori yaitu+
lembaga keluarga+ lembaga ketetanggaan+ lembaga keagamaan dan
kelompok s$adaya masyarakat.
L%mba+a K%luar+a
0e2ara umum yang dimaksud keluarga adalah kelompok orang
orang yang disatukan oleh ikatanikatan perka$inan+ darah atau adopsi
yang terdiri atas ayah )suami/+ ibu )istri/+ dan anakanaknya. 0edangkan
menurut )Khaeruddin+ 1988 - "./ mende(inisikan keluarga sebagai kelompok
yang terdiri dari ayah+ ibu dan anakanak yang belum de$asa atau belum
ka$in. 0edangkan keluarga luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih
dari satu generasi dan suatu lingkungan kaum keluarga yang lebih luas dari
pada hanya ayah+ ibu dan anakanaknya.
Keluarga iti disebut 0omah+ yaitu kesatuan sosial yang terdiri dari
suami+ isteri dan anakanaknyanya+ serta keluarga luas yang terdiri dari
suami+ isti dan anakanaknya ditambah juga dengan nenek+ paman+ bibi+
kemenakan dan saudarasaudara lainnya )0T. Eembriarto+ 198" - #./.
'idalam keluarga untuk pertama kalinya individu mempelajari
bagaimana peranperan sosialnya+ bagaimana hubungan dengan orang lain+
termasuk juga kaedahkaedah+ normanorma serta nilainilai sosial yang
berlaku di masyarakat.
'i dunia modern sekarang ini peran keluarga 2enderung mengalami
perubahan+ yang pada a$alnya lembaga keluarga memiliki (ungsi dalam
pendidikan dan ekonomi+ namun saat ini 2enderung menjadi sekedar
lembaga untuk reproduksi+ karena dunia sekarang ini lembaga keluarga
lebih mempunyai arti privat dan bagi sebagian besar individu merupakan
sesuatu yang bermakna dalam kehidupan mereka masih mengembangkan
perasaan subyekti(. 'alam lembaga keluarga individuindividu membuat
komitmen moral+ menginvestasikan emosiemosi dan meren2anakan masa
depan mereka bersama.
'alam hal mendidik anak+ sebagian besar masyarakat modern
2enderung kehilangan hak pilihnya. Keluarga hanya menjadi sekedar agen
yang bersi(at melengkapi negara dalam bidang pendidikan karena mulai usia
lima atau enam tahun anakanak sudah terkena aturan $ajib belajar oleh
pemerintah. :leh karena itu para orangtua dari lapisan mampu dan yang
tidak mampu 2enderung men2iptakan diskriminasi dalam bidang pendidkan+
sehingga dunia anakpun menjadi terpe2ah+ yaitu dunia pendidikan anak
mampu dan tidak mampu. 3nak yang berasal dari keluarga tidak mampu
menjadi kurang berdaya+ bagi mereka tidak ada pilihan lain ke2uali
memperoleh pendidikan yang kurang berkualitas.
Terdapat suatu paradoks yang dialami lembaga keluarga dalam
dunua modern sekarang ini+ pada satu sisi trukturstruktur makro dari
pemerintahan+ bisnis+ komunikasi masa dan lainnya memberikan ruang
gerak keluarga untuk menjadi realitas aturan bagi aspirasi dan pemenuhan
kebutuhan individu. !amun pada sisi lain+ strukturstruktur makro tersebut
sering melanggar dan mensubordinasikan institusi keluarga dengan
menjadikannya sebagai obyek bisnis.
Hal ini berarti ada pengakuan publik terhadap keluarga sebagai
sebuah lembaga. 4engakukan itu lebih bersi(at seruan karena setiap
masyarakat mempunyai sebuah kepentingan yang tidak dapat dielakkan+
yaitu kepentingan tentang bagaimana anakanak ditumbuhkan+ bagaimana
nilainilai ditrans(ormasikan terhadap generasi berikutnya termasuk dalam
hal ini nilainilai demokrasi.
L%mba+a K%t%tan++aan"
Aingkungan ketetanggaan adalah tempat yang se2ara relati(
eksistensinya utuh dan memberikan perasaan aman bagi $arganya.
Aingkungan ini memberikan perlindungan kepada para $arganya. Aembaga
ketetanggaan seyogyanya dilihat sebagai kun2i dari struktur mediasi dalam
penyusunan kembali kehidupan nasional yang lebih bermakna bagi individu
karena lembaga ketetanggaan yang kuat dapat dipakai sebagai sarana untuk
men2apai keadilan yang lebih besar bagi sebuah masyarakat atau negara.
5engenai de(inisi lingkungan ketetanggaan yang baik dan ideal
hingga saat ini belum ada de(inisi yang jelas+ namun untuk menentukan
konsep lingkungan ketetanggaan yang baik salah satu 2irinya adalah sistem
ketetanggaan yang bertumpu pada kohesi sosial dan ketetanggaan yang
memperhitungkan kebebasan memilih bagi individu. 0istem lingkungan
ketetanggaan ini menjadi e(ekti( kalau pada anggautanya homogen dari
segi pelapisan sosialnya. 'isamping hal tersebut lembaga ketetanggaan
dapat lebih berdaya dan eksis kalau para $arga dari sebuah lingkungan
ketetanggaan se2ara demokratis menentukan pilihan kepentingan dan nilai
nilai tanpa determinasi dari pihak luar )Heru !ugroho+ 1994 - 8/. 3rgumen
ini tidak berla$anan dengan modernitas yang homogen dan berskala makro
tetapi justru ingin memberikan nuansa yang lebih manusia$i dari proses
tersebut.
L%mba+a K%a+amaan
'i era modern sekarang ini+ peran lembaga keagamaan semakin
diperlukan sebagai gantungan moral bagi kehidupan masyarakat+
mengingat modernisasi maupun liberalisasi dapat berdampak pada
sekularisasi. 6erdasarkan pertimbangan historis peran agama pada
masyarakat 3merika 0erikat sekitar tahun 198, terjadi apa yang disebut
sebagai religius boom+ yakni kenyataan meskipun masyarakat 3merika
telah memasuki era ultra modern+ $arganya masih banyak yang tergantung
pada lembagalembaga agama+ baik untuk kepentingan religius maupun
praktis. Hal ini berarti pada masyarakat sekuler peran agama semain
diperlukan sebagai gantungan moral kehidupan.
0truktur mediasi seperti agama merupakan lembagalembaga sosial
yang tidak saja penting bagi individuindividu dalam keluarga+ tetapi juga
dalam sistem ketetanggaan maupun organisasi atau asosiasiasosiasi dalam
masyarakat. Aembaga agama merupakan agen utama untuk trans(ormasi
nilainilai operati( dalam masyarakat. ?ni tidak hanya berarti sebagian
besar orang identitasnya dipengaruhi karakter nilainilai agama+ tetapi juga
dalam pengertian nilainilai yang memun2ulkan diskursus publik tidak
dapat dipisahkan dalam tradisi agama yang spesi(ik.
'alam kenyataan lembaga keagamaan sering membantu pelayanan
publik ketika pemerintah tidak mampu atau tidak men2akup dalam
memberikan pelayanan kepada publik+ antara lain memberikan palayanan
pendidikan dan pelayanan sosial seperti banyaknya pantipanti jompo dan
rumahrumah yatim piatu yang didirikan dan di sponsori oleh lembagaG
lembaga keagamaan+ yang mestinya merupakan ke$ajiban dan
tanggungja$ab negara dalam memberikan pelayanan sosial kepada
masyarakat. 'engan demikian peran lembaga keagamaan tidak hanya
sebagai sarana trans(ormasi nilainilai moral akan tetapi juga dalam rangka
me$ujudkan kontribusi maksimum terhadap kepentingan publik.
K%lom'o$2$%lom'o$ s,a&a/a mas/ara$at
Kelompokkelompok s$adaya masyarakat yang dimaksud adalah
sebuah asosiasi sukarela yang dapat memainkan peran mediasi dalam
masyarakat. 0edangkan yang dimaksud asosiasi sukarela yaitu sekumpulan
orang yang se2ara sukarela telah mengorganisasi dirinya sendiri dalam
mengejar tujuantujuan tertentu. 0ekarang ini di ?ndonesia terdapat
banyak asosiasi sukarela yang memiliki kekuatan sebagai struktur atau
lembaga mediasi dalam kebijakan publik+ seperti - Kelompok atas dasar
daerah+ etnis+ pro(esi+ kegiatan dan sebagainya.
0truktur mediasi seperti kelompokkelompok s$adaya masyarakat ini
keberadaannya amat diperlukan khususnya dalam menstran(ormasikan nilai
nilai sosial kepada masyarakat+ misalnya nilai kepedulian sosial+
kebersamaan+ tolong menolong+ solidaritas sosial dan sebagainya.
'isamping itu keberadaan kelompokkelompok s$adaya masyarakat juga
berperan dalam membantu memberikan pelayananpelayanan sosial kepada
masyarakat+ namun tidak jarang pula struktur Gstruktur mediasi ini
dikooptasi oleh pemerintah untuk membantu menyampaikan program
program pemerintah. *ontoh kasus adalah berbagai bentuk kelompok
arisan yang akhirnya hanya sekedar dijadikan sarana penyebar in(ormasi
kebijakan dan bukannya sebagai sarana evaluasi kebijakan )heru !ugroho+
1994 - 1,/.
Stru$tur2stru$tur M%&iasi s%ba+ai sarana trans#ormasi nilai &%mo$rasi
0trukturstruktur mediasi yang meliputi - keluarga+ ketetanggaan+
lembaga agama dan kelompok s$adaya masyarakat+ pada dasarnya tidak
hanya berperan dalam mentrans(ormasikan nilainilai moral maupun sosial+
akan tetapi juga bermakna dalam mentrans(ormasikan nilainilai politik
yakni nilai demokrasi. Untuk itu berikut ini se2ara berurutan akan dibahas
peran strukturstruktur mediasi tersebut.
K%luar+a. aktualisasi nilainilai demokrasi ditengah pergulatan
keluarga kontemporer de$asa ini dapat di$ujudkan melalui prinsip
penegakan rule of law yang disepakati bersama. 5isalnya pada pengaturan
$aktu+ baik pada $aktu belajar+ nonton TE ataupun pekerjaan rumah
tangga hendaknya dapat dipatuhi bersama. 0elain penegakan rule of law,
nilai musya$arah juga perlu dibudayakan dalam keluarga untuk
memperoleh kesepakatan dalam setiap pengambilan keputusan. 5elalui
prinsip kesepakatan dan musya$arah+ masingmasing pihak bisa
mendapatkan dan melaksanakan hak dan ke$ajibannya se2ara
bertanggungja$ab+ ini akan berimplikasi positi( bagi upaya pengembangan
nilainilai demokrasi. Hal ini berarti musya$arah dan kesepakatan dalam
keluarga merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran
demokrasi dalam keluarga.
K%t%tan++aan. setiap anggauta pada kelompok ketetanggaan $ajib
menyadari bah$a demokrasi mensyaratkan adanya pemerintahan mandiri
yang bertanggungja$ab se2ara individual. Karakter privat+ seperti
tanggungja$ab moral+ disiplin diri+ dan penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia adalah $ajib dimiliki oleh setiap anggota+ disamping juga
karakter publik+ seperti kepedulian sosial+ kesopanan+ mematuhi aturan+
kritis dan berkompromi merupakan karakter yang diperlukan dalam
meningkatkan budaya demokrasi. 'emikian pula dukungan baik dalam
bentuk dukungan moril dan materiil maupun aspek perlindungan sosial
lannya mutlak diperlukan dari dan oleh anggota kelompok ketetanggaan.
Hal yang perlu di2ermati demi lebih ter$ujudnya nilai demokrasi yaitu
kalau para $arga ketetanggaan se2ara demokratis menentukan pilihan
kepentingan maupun nilainilai tanpa determinasi pihak luar )Heru !ugroho+
1994 - 8/
L%mba+a A+ama+ lembaga agama selain berperan sebagai sarana
trans(ormasi nilainilai moral religius+ namun juga bermakna pada nilai
nilai politik yakni nilai demokrasi. 4eran dari para pemuka agama
hendaknya memiliki ke$ajiban moral untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat+ sekaligus upaya pembebasan dari berbagai pengaruh yang
dapat merusak moral bangsa sesuai kapasitasnya. Aembaga agama harus
harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi segenap anggauta
masyarakat+ baik berupa santunan moral+ ilmu pengetahuan maupun
santunan sosial. 'engan demikian lembaga keagamaan juga $ajib
memberikan dukungan maupun perlindungan sosial kepada umat dan demi
terpenuhinya berbagai bentuk dukungan dan perlindungan sosial tersebut+
upaya pengembangan nilainilai demokrasi menjadi sangat signi(ikan.
3pabila pengetahuan agama dapat dikembangkan se2ara edukati( dan
apresiati( se2ara jangka panjang maka hal ini akan memberikan konstribusi
positi( bagi pengambangan demokrasi .
K%lom'o$ s,a&a/a mas/ara$at+ 3ktualisasi nilainilai demokrasi
pada kelompok s$adaya masyarakat dapat di$ujudkan melalui sikap
memupuk rasa persaudaraan dan rasa kesatuan+ kerjasama+ toleransi+
perlakuan yang sama+ solidaritas sosial+ kebersamaan dan sebagainya. !ilai
nilai demokrasi tersebut dalam bentuk konkritnya dapat saja disesuaikan
dengan pola hidup dan adat istiadat masingmasing komunitas masyarakat.
5asingmasing anggota dalam kelompok s$adaya masyarakat memiliki hak
dan ke$ajiban yang sama+ dan apabila setiap anggauta dapat memenuhi
hak dan ke$ajibannya se2ara adil+ transparan dan berkeadaban+ ini akan
berimplikasi positi( bagi upaya pengembangan nilainilai demokrasi di
tengahtengah kehidupan bermasyarakat+ berbangsa dan bernegara.
Catatan A$hir
Keberadaan strukturstruktur mediasi dalam masyarakat tidak hanya
berperan sebagai sarana menjebatani antara bidang kehidupan privat
dengan bidang kehidupan publik+ akan tetapi juga bermakna dalam
mentrans(ormasikan nilainilai demokrasi. 0eandainya lembagalembaga
mediasi ini eksistensinya menguat dapat diakui dalam kebijakan publik+
maka individu 2enderung akan lebih merasa &at home& dalam masyarakat
dan susunan politik akan lebih bermakna bagi individu.
Tanpa proses perkembangan yang nyata atas struktur struktur
mediasi ini+ susunan politik ter2erabut dari akar nilainilai dan realitas
kehidupan individu+ sehingga mun2ul gejala krisis legitimasi politik yaitu
hilangnya landasan moral dari politik sehingga susunan politik menjadi
&deligitimated&. Kalau hal ini terjadi maka tindakan instrumental yang
berupa paksaan dari pemegang kekuasaan akan lebih menonjol dari pada
kesepakaan politik sehingga demokrasi teran2am tumbang.
'emokrasi yang dihambat oleh erosi makna individual yang terjadi
dalam lembagalembaga modern sehingga strukturstruktur mediasi menjadi
krusial untuk keberadaan demokrasi. Keberadaan strukturstruktur mediasi
tersebut sebaiknya dilembagakan dalam struktur politik+ karena mediasi ini
mempunyai kapasitas untuk melakukan adaptasi dan inovasi diba$ah
kondisi yang berubahubah.
K%sim'ulan
1. 0trukturstruktur mediasi yang meliputiF keluarga+ ketetanggaan+
lembaga agama dan kelompok s$adaya masyarakat+ pada dasarnya tidak
hanya berperan dalam mentrans(ormasikan nilainilai moral maupun
sosial akan tetapi juga bermakna dalam mentrans(ormasikan nilainilai
demokrasi.
". !ilainiai demokrasi dalam keluarga di$ujudkan melalui prinsip rule o(
la$ maupun nilai musya$arah untuk memperoleh kesepakatan+ sehingga
masingmasing anggauta keluarga dapat melaksanakan hak dan
ke$ajibannya se2ara bertanggungja$ab.
#. Kelompok ketetanggaan akan e(ekti( apabila para $arganya se2ara
demokratis menentukan pilihan kepentingan maupun nilainilai sosial
tanpa determinasi dari pihak luar.
4. 3pabila pengetahuan agama dapat dikembangkan se2ara edukati( dan
apresiati( dalam jangka panjang pada masyarakat+ maka akan
memberikan konstribusi positi( bagi pengembangan demokrasi.
8. 3pabila masingmasing anggauta pada kelompok s$adaya masyarakat
mampu memenuhi hak dan ke$ajibannya se2ara adil dan terbuka+
maka hal ini akan berimplikasi positi( bagi upaya pengembangan nilai
nilai demokrasi.
Da#tar Pusta$a
6erger O !euhous+ 19..+ to empo$er people - the role of 2ediating
structures in public policy, .ashingtonF 3mari2an ;nterprise
?nstitute (or publi2 poli2y resear2h.
!ugroho Heru+ 1994+ &'truktur"'truktur 2ediasi sebagai 'arana
2emberdayakan 2asyarakat+& <orum 'iskusi pada 4usat
4engkajian 0trategi dan Kebijakan )440K/+ @ogyakarta. "9 3pril
1994.
Khairuddin+ 1988+ 'osiologi 8eluarga+ @ogyakarta+ !ur2ahaya.
5ajelis 'ikti Aitbang )445/+ ",,#+ 1endidikan 8ewargaan 6egara,
@ogyakarta - A4# U5@.
Eembriarto 0T.+ 198"+ 'osiologi 1endidikan+ @ogyakarta+ 4aramita.
MANFAAT KETENTUAN PEMAAF
DALAM UKUM PIDANA POSITIF DAN UKUM PIDANA ISLAM
Imma,an 7ah/u&i
Abstract
BENEFIT PROVISIONS forgiving
CRIMINAL LAW IN POSITIVE AND ISLAMIC CRIMINAL
LAW
This a!r is si"#$ r!s!nt!% &n%!r
th! co"arativ! "!tho% in or%!r to rovi%! a
roortiona# osition #!ga# th!or$ r!#!vant to
th! r!s!nt an% f&t&r!' In a%%ition( th! &ros! of this
a!r is to g!t a ict&r! an% #oo) far ah!a%
an% insiration !s!cia##$ for th! #ann!rs #!ga# !*!rts'
Th! s&bstanc! of this r!vi!+ is that th!
#a+ in !ss!nc! is th! r!s&#t of socia# r!a#it$' Th!r!for! th!
#a+ is for"!% fro" a conc!tion that "an is as an
in%ivi%&a# as an$thing b!ca&s! th!r! is rais!% b$ a## th!
things that !*ist in socia# r!a#it$ that s&rro&n%s th!"'
Th!r!for!( it is !ss!ntia# fro" this st&%$ is to #ac! th! #a+
for "an( not "an for th! #a+ oth!r+is!'
A" PENDAULUAN
Aa1imnya masyarakat berasumsi bah$a penegakan hukum
se2ara otomatis akan memba$a akibat ter$ujudnya keadilan.
4andangan sema2am ini sesungguhnya lebih merupakan imbas dari
kesimpulan teoritik yang terakumulasi dengan harapan. 0ebab dalam
kenyataannya+ penegakan hukum pidana misalnya+ tidak jarang
memba$a akibat yang justru sangat tidak diinginkan oleh masyarakat
itu sendiri.
'alam kaitan dengan persoalan tersebut di atas+ membahas sisi
lain dari sanksi hukum yang dirasakan oleh masyarakat sebagai
sesuatu yang bersi(at keras dan menakutkan+ perlu diimbangi dengan
membahas sisi lain $ajah hukum yakni adanya peluang seseorang
memperoleh ampunan atas suatu tindak kejahatan. Hal ini sekurang
kurangnya akan memberikan beberapa makna sebagai berikut.
4ertama+ memberikan visi yang dapat mengantarkan perlunya
kesadaran bah$a pada hakikatnya hukum harus dapat memberikan
pemenuhan hakhak dasar manusia khususnya dalam hal memperoleh
kesejahteraan. Kedua+ bah$a si(at tolak belakang antara tujuan
idealnormati( hukum dengan praktik hukum merupakan $ujud
bah$a hukum itu sendiri merupakan problem sosial yang senantiasa
memerlukan penyempurnaan baik se2ara konseptual maupun
dalam aplikasinya. Ketiga+ ketentuan pemaa( dalam hukum positi(
maupun hukum ?slam adalah salah satu bukti bah$a sedari mula
se2ara normati( penegakan hukum harus menghindari terjadinya
penderitaan manusia karena hukum.
4ernyatanpernyataan yang dilontarkan oleh 5enteri Hukum dan
H35 9?+ 4atrialis 3kbar+ sebagaimana banyak dilansir media massa
tentang perlunya mempertimbangkan pemberian grasi bagi narapidana
anakanak dan orang yang sudah lanjut usia+ mempertimbangkan perlu
tidaknya seseorang ditahan atau diadili karena keterbatasan (isik
maupun kondisi sosial ekonominya+ merupakan gambaran adanya
kegelisahan terhadap pelaksanaan hukum yang menimbulkan problem
sosial. Hal ini menumbuhkan inspirasi bah$a semestinya hukum tidak
ditempatkan sebagai instrumen yang kaku dan absolut dalam
merespon persoalan sosial+ agar hukum tidak menjadi bagian dari
problem itu sendiri. 4ernyataanpernyataan itu juga menyadarkan kita
akan adanya realita bah$a penegakan se2ara *akelijk dan
mengabaikan realitas sosial yang ada justru menimbulkan kegelisahan
sosial. :leh sebab itu diperlukan 2ara pandang dan kebijakan serta
dasardasar teoritik penerapan hukum yang holistik agar
menempatkan manusia dipandang sepenuhnya sebagai mahluk mulia
dan dengan hukum kemuliaan manusia dipelihara bersama.
Kasuskasus seperti 4rita 5ulyasari yang berhadapan dengan 90
:mni karena persoalan UU Teknologi ?n(ormasi+ mbok 5inah yang
diadili karena memungut kakao beberapa buah yang jatuh di kebun
milik suatu perusahaan+ anak dan bapak yang terpaksa memetik
sebuah buah semangka karena kehausan+ dan terakhir mbah 9asminah
yang ditahan karena mengambil piring 6 )enam/ buah dan sebungkus
sop buntut milik majikannya+ serta kasuskasus yang sejenis+ adalah
2ontoh kongkret bah$a penegakan hukum tidak selalu sejalan dengan
rasa keadilan dan harapan masyarakat terhadap man(aat hukum.
Tulisan ini se2ara agak dominman mendasarkan pada pemikiran
3hli Hukum 4idana dari UD5 yakni 4ro(. 'r. 6ambang 4oernomo.
Tulisan sederhana ini disajikan dengan metoda komparasi dengan
maksud untuk memberikan posisi se2ara proporsional teori hukum
yang relevan dengan masa sekarang dan yang akan datang+ antara
hukum pidana positi( dan hukum pidana ?slam. 'i samping itu+ maksud
tulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pandangan jauh
kedepan+ serta inspirasi terutama bagi para ahliahli peren2ana
hukum. 3dapun substansi dari kajian ini adalah bah$a hukum pada
hakikatnya merupakan hasil kenyataan sosial. 0ebab itu hukum
dibentuk dari suatu konsepsi bah$a manusia sebagai individu seperti
apapun adanya adalah hasil dari realitas sosial yang melingkupinya.
:leh sebab itu+ hal yang essensial dari kajian ini adalah menempatkan
hukum untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk hukum.
!" PEM!AASAN
(" A+ama. u$um &an R%alita Sosial
5ani(estasi semangat 9enaissan2e dalam hukum positi(
menampakkan diri dalam mun2ulnya gerakan kesadaran
masyarakat yang semakin mendambakan tatanan hukum yang
berdasarkan akal budi+ sejalan dengan kesadaran terhadap
perlunya demokrasi yang mun2ul pada abad ke 18. 'alam
masyarakat yang demikian ini akal budi sangat diharapkan mampu
menggantikan posisi moral dan agama.
!amun demikian pada masa modern juga masih ada sarjana
yang berpandangan sebaliknya. 5isalnya Aeon 5ayhe$ yang
mengatakanF
SHukum bukanlah untuk dianggap sebagai suatu rangkaian
peraturanperaturan+ tetapi harus dianggap sebagai suatu
proses. Hanya dengan memahami proses inilah kita dapat
memahami bagaiamana (ungsi norma hukum dalam organisasi
sosial dan bagaimana organiasasi sosial membentuk proses
hukum.S )=uhaya+ 198" - 8/
Hukum pada hakikatnya merupakan hasil kenyataan
kenyataan sosial+ yang tidak mulai dengan suatu konsepsi manusia
sebagai individu dengan mengutamakan hakhaknya terhadap
masyarakat+ tetapi mulai dengan konsepsi bah$a manusia hidup
di tengahtengah masyarakat yang terikat oleh kepentingan
kepentingannya sendiri menurut aturan untuk turut serta dalam
kehidupan bersama. Hukum tidak bergantung pada kehendak
seseorang atau penguasa atau negara karena semua itu terikat
tunduk kepada hukum+ dan bah$a peraturan dapat menjadi hukum
sebelum peraturan itu diakui oleh negara+ apabila peraturan
mendapat dukungan e(ekti( dari masyarakat+ karena perundang
undangan sesungguhnya tidak men2iptakan hukum melainkan hanya
menentukan apa yang sudah ada )4oernomo+ 199"/.
4ada sisi lain banyak ahli yang berpendapat bah$a
agama tetap merupakan (aktor yang menentukan dalam
kehidupan manusia dan sering menjadi moti( bagi keputusan
politik+ peraturanperaturan ekonomi+ pernyataanpernyataan
kebudayaan. Kita akan dapat mengerti perilaku dan reaksireaksi
suatu bangsa kalau kita mempunyai pandangan atas struktur
agamanya. )6leeker+ 1964 - #/
)" u$um Pi&ana /an+ M%n/%0aht%ra$an
4erlu dikemukakan di sini telaah yang berkaitan dengan
si(at dasar dan respon masyarakat terhadap hukum pidana. Hal
itu berkaitan dengan asumsi yang la1im yang men2itrakan
hukum pidana se2ara stereotipe keras dan menakutkan. 'ari
asumsiasumsi yang demikian ini yang memba$a inspirasi penulis
untuk mengungkapkan sisi kemanusiaan dari hukum pidana dan
tentunya juga harapanharapan agar hukum pidana lebih
berkembang ke arah yang sejalan dengan ikhtiar negara
menyejahterakan masyarakat.
5enurut 3ndi Ham1ah )199# - "4"8/+ tujuan pemidanaan
yang berkembang dari 1aman dahulu hingga sekarang mengarah
pada pemidanaan yang 2enderung kian rasional. 'ia$ali dari
pembalasan )revenge/+ penghapusan dosa )e7piation/ atau retribusi
)retribution/+ hingga akhirnya sampai pada penjeraan. 4enjeraan
ditujukan bagi pelanggar hukum yang memiliki potensi menjadi
penjahat+ perlindungan kepada masyarakat dari gangguan
penjahat+ dan perbaikan )re(ormasi/ bagi penjahat. Hal yang
terakhir ini dinilai sebagai bentuk pemidanaan yang menganut teori
modern.
4enegakan hukum pidana hampir menjurus pada situasi
krisis hukum di !egara Hukum ?ndonesia. Krisis hukum pidana ini
tidak kalah gentingnya dengan krisis di bidang ekonomi+ yakni
ketika hubungan antara hukum pidana dan hak asasi manusia
terlihat men2emaskan. 5eskipun pemikiran ini merupakan ide yang
sudah le$at belasan tahun yang lalu perlu penulis ungkapkan
karena relevansinya dengan situasi saat ini. 6ambang 4oernomo
dalam tulisannya mendesak agar para pemimpin negara segera
mengambil tindakan men2ari jalan keluar menanggulangi proses
penahanan yang tidak $ajar dan tunggakan perkara pidana di
semua tingkat pengadilan. 6ambang 4oernomo mengingatkan
bah$a pada a$al :rde 6aru hal tersebut dilaksanakan dalam
bentuk 0urat 4erintah 4ejabat 4residen 9epublik ?ndonesia
tertanggal 18 3gustus 196. !omor 9.,.B4resB8B196. )4oernomo+
1989/.
0elanjutnya 6ambang 4oernomo menegaskan bah$a
berbagai tanggapan dari masyarakat dan (ungsionaris hukum
yang menunjukkan posisi hukum pidana menjadi satu jenis
hukum yang unik+ karena penuh misteri dengan persoalan
kepentingan kemanusiaan dan kemasyarakatan. 0esungguhnya
sumber persoalan bisa bersarang di dalam hukum itu sendiri+
mengingat hukum pidana punya si(at keras. Terkadang
kekerasannya menimbulkan kesusahan yang tidak perlu+ yakni
menjadikan resah orang banyak. =ika demikian hukum pidana
tidak ideal. 0e2ara anatomis bisa disebut sebagai hukum yang tidak
sehat. 5isalnya+ sanksi siksaan tanpa batas seperti dirantai dalam
rumah penyekapan+ kerja paksa+ penempatan terpidana dalam
kapal terapung dan berbagai siksaan lain tidak terkendali.
'alam kaitan ini 6ambang 4oernomo )199# - ",4/ melihat
pentingnya unsur agama dalam pembaharuan hukum. 6ambang
menyatakanF SKeterbatasan kemampuan norma hukum pidana
untuk pen2egahan kejahatan hendaknya didukung oleh norma
agama+ karena pada hakikatnya kejahatan itu merupakan Smasalah
kemanusiaanS yang tidak dapat diatasi sematamata dengan hukum
pidana. S 4enegasan 6ambang 4oernomo )1991 - 1,#/ ini nampak
urgensinya jika dihubungkan dengan penegasannya yang lainF
Sbah$a ternyata kemampuan hukum pidana itu terbatas untuk
melaksanakan pen2egahan kejahatan $alaupun telah dikembangkan
aspekaspeknya+ (ungsi dan modelmodelnya.&
*" K%t%ntuan P%maa# &alam u$um Positi#
6ab ??? Kitab UndangUndang Hukum 4idana )KUH4/ memuat
pasalpasal yang berkenaan dengan Halhal yang 5enghapuskan+
5engurangi atau 5emberatkan 4idana. 'iantara pasalpasal yang
menegaskan ditiadakannya hukuman bagi seseorang dengan
alasanalasan tertentu adalah sebagai berikut. 'alam 4asal 48
ditegaskanF S6arang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh
daya paksa tidak dipidana.S 0elanjutnya 4asal 49 )ayat 1/
menyatakanF STidak dipidana+ barang siapa melakukan pembelaan
terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain+ kehormatan
kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain+ karena
ada serangan atau an2aman serangan yang dekat pada saat itu
yang mela$an hukum.S )ayat "/ S4erintah jabatan tanpa
$e$enang+ tidak menyebabkan hapusnya pidana+ ke2uali jika
yang diperintah+ dengan iktikad baik mengira bah$a perintah
diberikan dengan $e$enang dan pelaksanaannya termasuk dalam
lingkungan pekerjaannya.S )9edaksi 0inar Dra(ika+ 1996 - )"1""/
4ada sisi lain+ 6ab E??? KUH4 memuat pasalpasal yang
berkenaan dengan Hapusnya Ke$enangan 5enuntut 4idana dan
5enjalankan 4idana. 4asalpasal dalam bab ini tidak tergolong
dalam apa yang penulis bahas sebagai unsur pemaa( dalam
hukum pidana. 0ebab+ pasalpasal dalam 6ab ??? KUH4 ini
berkaitan dengan tidak adanya tuntutan dua kali terhadap tindak
pidana yang sama+ ke2uali dalam hal kemungkinan masih adanya
peluang diulanginya tuntutan hakim )4asal .6 )1/+ selanjutnya
tidak adanya tuntutan karena tertuduh meninggal dunia )4asal ../
dan hapusnya ke$enangan menuntut karena dalu$arsa )4asal .8/.
)9edaksi 0inar Dra(ika+ 1996 - #,/. !amun demikian jelas sekali
menggambarkan adanya perlindungan yang bersi(at manusia$i dan
yang kurang lebih akan memberikan dampak psikologis sema2am
pemaa(an.
3rah perkembangan hukum pidana di dunia sebagaimana
terungkap dalam pemikiran dan analisis atas (akta oleh para
pakar hukum dalam pembahasan hukum pidana yang
menyejahterakan nampaknya akan kian memperoleh tempat.
'emikian pula kemungkinannya di ?ndonesia. Hal itu antara lain
ter2ermin dalam ran2angan KUH4 baru yang dinilai oleh 3ndi
Ham1ah )199# - 84/ sebagai bentuk inovasi. 5isalnya 4asal ., yang
isinya bah$a hakim dalam mengadili terdak$a yang melakukan
tindak pidana yang dian2am dengan pidana pemasyarakatan paling
lama tujuh tahun dapat menjatuhkan pidana penga$asan. 4idana
penga$asan dilakukan oleh pejabat pembina 'epartemen
Kehakiman yang dapat minta bantuan dari pemerintah daerah+
lembaga sosial atau orang lain )4asal ., ayat 4/.
0e2ara teoretis di negara kita sistem kepenjaraan dialihkan
ke sistem pemasyarakatan yang selaras dengan perkembangan yakni
mengubah dari sistem retribusi )pembalasan seimbang/ ke arah
sistem re(ormasi )perbaikan/ bagi penjahat+ meskipun
kenyataannya masih mengalami banyak kendala. )3ndi Ham1ah+
199# - 11#/. Hal yang tidak dapat kita abaikan dalam hukum positi(
kita adalah adanya Kitab UndangUndang Hukum 32ara 4idana
)KUH34/. KUH34 pada hakikatnya memberikan batasanbatasan
normati( agar hukum pidana tidak menjadikan penderitaan bagi
masyarakat. 'emikian pula kita mengenal adanya grasi yakni
lembaga pengampunan dari 4residen. 'engan melihat dua hal
tersebut maka sesungguhnya dalam hukum positi( dapat ditemukan
2ukup alat untuk menyeimbangkan si(at keras dan menakutkan dari
hukum pidana dengan si(at kemanusiaan yang berorientasi pada
kesejahteraan+ sepanjang digunakan se2ara proporsional.
5" K%t%ntuan P%maa# &alam u$um Pi&ana Islam
'alam menetapkan hukum+ 3llah memberikan prinsipprinsip
yang pada akhirnya aturan hukum tersebut mudah dilaksanakan+
diturunkan se2ara bertahap dan tidak banyak merepotkan
manusia. Hal ini tidak berarti harus menghapuskan aturanaturan
)perintahperintah/ sama sekali+ agar ke2enderungan ji$a manusia
terhadap keburukan dapat dibatasi. 'an yang lebih penting adalah
bah$a hukum dijadikan sebagai instrumen untuk menjaga
kepentingan kehidupan manusia se2ara keseluruhan. )Hana(i+ 19.,
- "9 ##/
Ketentuanketentuan dalam hukum ?slam sesuai dengan
kepentingankepentingan yang baik dari pemeluknya. 0ebab itu+
maka lembaga ijtihad yang diakui keabsahannya dalam hukum
?slam pada suatu kurun menunda+ mengurangi atau bahkan
membatalkan apabila keadaan masyarakat menghendaki demikian+
dan diganti dengan aturan lain. ?slam telah se2ara tegas
memandang semua orang sama kedudukannya. 4rinsip ini akan
sangat urgen bagi penegakan hukum se2ara adil karena+ tidak ada
si(at diskriminati( yang se2ara substanti( dan permanen
membedakan $arga negara. 0ebab itu+ tidak ada penguasa yang
terlindungi oleh kekuasaannya apabila ia berbuat ke1aliman.
Hukum pidana ?slam ialah kumpulan aturan yang mengatur
2ara melindungi dan menjaga keselamatan hakhak dan
kepentingan masyarakat )negara/ dan anggotaanggotanya+ dari
perbuatanperbuatan yang tidak dibenarkan. <uQaha(uQaha ?slam
membi2arakan lapangan hukum pidana dalam bab S=inayatS atau
SHududS. )Hana(i+ 19., - 4./
:leh karena itu+ maka lembaga ijtihad yang diakui
keabsahannya dalam hukum ?slam pada suatu kurun $aktu akan
menunda+ mengurangi atau bahkan membatalkan apabila keadaan
masyarakat menghendaki demikian+ dan diganti dengan aturan lain
yang sejalan dengan kepentingan kesejahteraan manusia. Hukum
pidana ?slam dalam artinya yang khusus membi2arakan tentang
satupersatunya perbuatan beserta unsurunsurnya yang
membentuk jarimah dibagi dalam tiga golongan+ yaitu golongan
hudud+ golongan qishash, diyat dan golongan ta-*ir. Hukum pidana
?slam yang terlepas dari pembi2araan tentang jarimah"jarimah
)delik+ tindak pidana/ khusus seperti yang kita dapati pada sistim
hukum pidana positi( modern+ tetapi di2ampur menjadi satu.
'alam golongan qishash"diyat ada lima+ yaitu pembunuhan
sengaja+ pembunuhan semi sengaja+ pembunuhan tidak sengaja+
penganiyaan sengaja dan penganiyaan tidak sengaja. 0elain kedua
golongan jarimah+ tersebut termasuk dalam golongan ta-*ir.
6eberapa ma2am jarimah ta-*ir saja yang telah ditentukan oleh
syaraT antara lain menggelapkan titipan+ menipu takaran+
keterangan palsu+ riba+ memakimaki+ suapan+ berjudi+
memasuki rumah orang lain tanpa persetujuannya )0yah+ 1991 -
""1 G ""8 dan 5usli2h+ ",,6 - 1. G ",/
0emua perbuatan tersebut di atas sebagai perbuatan
jarimah dan dikenakan hukuman karena mengganggu
keselamatan ji$a+ hartabenda+ nama baik+ keturunan+ akal
(ikiran+ agama dan ketentraman umum. Teoriteori kepidanaan
dalam hukum pidana ?slam dan ketelitian serta kesistimatisan
pembahasanpembahasannya tidak kalah dengan hukum pidana
positi( modern. )Hana(i+ 19., - 4.49/
Kemaslahatan manusia seluruhnya baik di dunia dan akhirat
adalah merupakan tujuan syaraT dalam menetapkan hukum.
'engan prinsip ini hukum ?slam mengenal 8 )lima/ maksud
ditetapkannya hukum yakni - 1/ untuk memelihara kemaslahatan
agama+ "/ untuk memelihara ji$a+ #/ untuk memelihara akal+ 4/
untuk memelihara keturunan+ dan 8/ untuk memelihara harta
benda dan kehormatan. )5uhammad 0yah+ 1991 - 68/
Hukum pidana ?slam mengenal adanya 4 )empat/ prinsip
dalam mengoperasionalkan ketentuan hukuman+ yang muaranya
akan sangat berarti bagi penegakan keadilan dan perlindungan
Hak 3sasi 5anusia. 0ebab+ dengan prinsipprinsip tersebut akan
sangat membatasi kese$enang$enangan pengambil keputusan
dalam melaksanakan hukuman. 1ertama+ hukuman hanya
ditimpakan kepada orang yang benarbenar berbuat pidana )al
3nTam - 164/. 8edua, adanya unsur kesengajaan berbuat pidana )an
!isaT 9"/. 8etiga+ hukuman hanya dijatuhkan se2ara sangat
meyakinkan bah$a kejahatan telah diperbuat. 'alam hal ini !abi
0a$ bersabda - &Tinggalkanlah menghukum dalam perkara yang
meragukan )syubhat/+ sesungguhnya hakim itu apabila bersalah
karena memaa(kan lebih baik dari pada bersalah karena
menghukum.& 8eempat+ sejalan dengan prinsip ketiga maka+
hakim harus berhatihati dalam menjatuhkan hukuman. Aalu+
membiarkan tidak menghukum dan menyerahkannya kepada 3llah
apabila kekurangan bukti. )5uhammad 0yah+ 1991 - ""8""9/
6entuk penegasan pemaa(an dalam kejahatan yang disebut
dalam alPurTan dan as0unnah tersebut+ menurut penulis 2ukup
me$akili untuk menyatakan adanya ketentuan pemaa( dalam
hukum pidana ?slam.
1ertama, bentuk penyebutan se2ara kumulati( dalam alPurTan
tentang beberapa tindak kejahatan yang ditegaskan pemaa(annya
terdapat dalam surat al<urQanF
S'an orangorang yang tidak menyembah tuhan yang lain
beserta 3llah dan tidak membunuh ji$a yang diharamkan 3llah
)membunuhnya/ ke2uali dengan alasan yang benar+ dan tidak
ber1ina+ barang siapa yang melakukan demikian itu+ nis2aya
dia mendapat )pembalasan/ dosanya. )@akni/ akan dilipat
gandakan a1ab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal
dalam a1ab itu dalam keadaan terhina. Ke2uali orangorang
yang bertaubat+ beriman dan mengerjakan amal saleh+ maka
kejahatan mereka diganti 3llah dengan kebajikan. 'an adalah
3llah 5aha 4engampun lagi 5aha 4enyayang. 'an orang yang
bertaubat dan mengerjakan amal saleh+ maka sesungguhnya dia
bertaubat kepada 3llah dengan taubat yang sebenarbenarnya.
)P.0. "8 )al<urQan/ - 68 .1/.
!ampak jelas bah$a hukuman dalam hukum ?slam tidak
ditujukan untuk memberikan penderitaan terhadap manusia.
0ebaliknya hukuman ditujukan agar manusia tetap terpelihara
kesempurnaannya sebagaimana ditegaskan dalam surat atTien
ayat 4+ dan terpelihara kemuliaannya sebagaimana ditegaskan
dalam surat al?sraK ayat ., bah$a manusia adalah semuliamulia
2iptaan 3llah.
8edua+ bentuk penyebutan tindak pidana se2ara tunggal yang
ditegaskan pema(aannya dalam satu ketentuan. Hal ini dapat kita
temukan dalam surat 3l6aQarah yang artinya-
&Hai orangorang yang beriman+ di$ajibkan atas kamu
Qishaash berkenaan dengan orangorang yang dibunuhF orang
merdeka dengan orang merdeka+ hambadengan hamba dan
$anita dengan $anita. 5aka barang siapa yang mendapat
suatu pemaa(an dari saudaranya+ hendaklah )yang memaa(kan/
mengikuti dengan 2ara yang baik+ dan hendaklah )yang diberi
maa(/ membayar )diat/ kepada yang memberi maa( dengan
2ara yang baik )pula/+ yang demikian itu adalah suatu keringanan
dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. 6arang siapa yang
melampuai batas sesudah itu+ maka baginya siksa yang sangat
pedih. 'an dalam Qishaash itu ada )jaminan kelangsungan/
hidup bagimu+ hai orangorang yang berakal+ supaya kamu
bertaQ$a.& )P0. " )al6aQarah/ - 1.81.9/.
4ada surat lain 3llah ber(irmanF
&'an janganlah kamu membunuh ji$a yang diharamkan
3llah )membunuhnya/+ melainkan dengan suatu )alasan/ yang
benar. 'an barang siapa dibunuh se2ara 1alim+ maka
sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli
$arisnya+ tetapi janganlah ahli $aris itu melampui batas
dalam membunuh+ karena sesungguhnya ia dalah orang yang
mendapat pertolongan.& )P0. 1. )al?sra/ - ##/.
'alam hal Qishash hukumannya dilakukan dengan dua jalan
yakni Qishash itu sendiri+ atau diberikan maa( dengan
membayar diyat. Hal inimenunjukkan bah$a ?slam telah
mengambil jalan tengah antara berlebihanlebihan dan
menganggap enteng dalam segala hal. Umat ?slam dijadikan
sebagai umat pertengahan )wasatha/ dalam peranannya
melakukan kesaksian atas kehidupan manusia )P. 0. - " )al
6aQarah/ - 14#/.
0ejalan dengan hal tersebut di atas ?slam telah pula
menentukan 2ara2ara untuk melindungi masyarakat manusia
dari berbagai tindak kejahatan+ baik yang menyangkut
kejahatan harta benda+ kehormatan maupun kejahatan
terhadap ji$a. 0ehingga perlu ditegaskan di sini bah$a untuk
tindakan preventi( ?slam menentukan hukuman Qishash bagi
pelaku kejahatan pembunuhan. Hukuman qishash )balasan
setimpal/ didasarkan pada sumber hukum alPurTan dan as
0unnah. 0e2ara lebih tegas Qishash dinyatakan penerapan
hukumnya dengan dua jalan yakniQishash itu sendiri+ atau
diberikan maa(+ sebagaimana tertera dalam surat al6aQarah
1.8. 0edang landasan (iloso(is dari hukumanQishash dinyatakan
dalam ayat berikutnya yang menegaskan bah$a
di$ajibkannya hukumanQishash itu agar ada jaminan
keselamatan bagi kehidupan manusia. )P.0.- " )al6aQarah/ -
1.9/
8etiga+ di samping ketentuan pemaa( terhadap tindak kejahatan
yang tersurat dalam nash alPurTan dan as0unnah+ dalam hukum
?slam juga dikenal adanya praktik pemaa(an terhadap tindak
kejahatan berdasarkan ijtihad )menggali hukum syaraT yang belum
ditegaskan dalam alPurTan dan as0unnah/. Hal yang terakhir
ini menga2u kepada tujuan hukum )maqaasid asy"syari-at atau ruh
"asyari"-at/. 4ara fuqaha )ahli (iQh/ merumuskan bah$a tujuan
hukum adalah untuk ter2apainya kebaikan hidup manusia )mashalih
al"khalq/ terpenuhinya kepentingan hidup manusia dalam menuju
kebaikan hidup di dunia dan akhirat. 3plikasi dari konsep
tersebut adalah sebagaimana dilakukan oleh Khali(ah Umar bin
Khaththab membebaskan pen2uri dari hukuman potong tangan
karena pen2urian itu dilakukan oleh desakan ekonomi masa
pa2eklik. Umar menilai (aktor keterpaksaan telah menjadi
dorongan kuat terjadinya pen2urian tersebut. )9ahmat+ 1988 - 89/
4raktik qishash yang kemudian dibatalkan karena adanya
kesediaan ahli $aris terbunuh memaa(kan pembunuh di 3rab
0audi adalah sebagaimana yang terjadi pada kasus !asiroh tahun
199.+ dan 'imyati Usro tahun 1998 )9epublika+ #, 5aret 1998/
C" KESIMPULAN
Hasil dari suatu perbandingan hukum akan menemukan
persamaanpersamaan+ perbedaanperbedaan+ dan man(aatman(aat.
5enurut hemat penulis hasilhasil perbandingan antara ketentuan
pemaa( dalam hukum pidana positi( dengan hukum ?slam adalah
sebagai berikut. 4ersamaan antara unsur pemaa( dalam KUH4
dengan Hukum 4idana ?slam sekurangkurangnya ada " )dua/.
1ertama: adanya ketentuan yang melembaga dalam upaya
menilai suatu tindak pidana se2ara lu$es yang memungkinkan
adanya koreksi se2ara internal oleh hukum sehingga seseorang yang
telah berbuat suatu yang bisa dikategorikan sebagai tindak pidana
dibebaskan dari sanksi hukum+ atau memperoleh keringanan
hukuman.
8edua, adanya kesamaan orientasi pada dasardasar
kemanusiaan yang bisa diterjemahkan sebagai per$ujudan dari
hubungan erat antara hukum mengatur kehidupan bermasyarakat
dengan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. 4erbedaan unsur
pemaa( dalam KUH4 lebih bersi(at parsial sesuai dengan jenis
perbuatan+ latar belakang+ dan posisi pelakunya. 5enurut hemat
penulis hal demikian ini dapat disebut sebagai ketentuan yang
bersi(at eksternal. 0edang dalam hukum pidana ?slam unsur pemaa(
menyatu dalam semua aturan tentang kejahatan + baik dalam al
PurKan maupun dalam as0unnah. 'engan demikian+ menurut hemat
penulis dapat disebut sebagai ketentuan yang bersi(at internal. 0e2ara
spesi(ik ketentuan pemaa( dalam hukum ?slam didasarkan
keyakinan bah$a manusia harus tunduk kepada 3llah dan hanya 3llah
semata yang berhak dan bisa menghapuskan dosa manusia. Hal ini
berarti bah$a ketentuan pemaa( dalam hukum pidana ?slam
memiliki dimensi spiritual yang sangat mendalam karena bersumber
dari hubungan 3llah sebagai 1at yang diimani dan manusia sebagai
mahluk yang mengimani.
3dapun man(aat dari perbandingan antara unsur pemaa( dalam
KUH4 dan Hukum 4idana ?slam antara lain -
1. 3bsolutisme dalam melaksanakan hukum pidana sesungguhnya
telah sedemikian dipersempit kemungkinannya baik oleh
KUH4 maupun KUH34. Hal itu akan menjadi lebih bermakna
jika disertai dengan mengapresiasi Hukum 4idana ?slam yang
se2ara normati( bisa menggambarkan sinkroniasi antara 3sas
Keimanan dan KetaQ$aan terhadap Tuhan @ang 5aha .
". 'ari segi teoretiknormati( maupun segi realitas sosial+ Hukum
4idana ?ndonesia memerlukan pembaharuanpembaharuan
terutama yang berkait dengan man(aat bagi kelangsungan
kehidupan manusia se2ara lebih substanti( dan mensejahterakan.
Hal itu akan menjadi lebih besar semangatnya bila kita
mengapresiasi dan mengakomodasi unsur hukum ?slam yang
se2ara substanti( demikian kaya akan kedalaman makna eksistensi
manusia. 0ebab pada hakikatnya hukum buatan manusia
hanyalah untuk urusan dunia )peno (orensik/. 6erbeda dengan
hukum yang bersumber dari $ahyu Tuhan yang ditujukan untuk
(ungsi dunia dan akhirat )peno naturalis/.
#. Unsur pemaa( baik dalam Hukum 4ositi( maupun dalam Hukum
4idana ?slam dapat dikembangkan kearah semangat
spiritualitas hukum nasional. Hal ini akan lebih sejalan dengan
realita bangsa ?ndonesia sebagai masyarakat sosioreligius.
6ahkan dalam perkembangannya de$asa ini semakin
menunjukkan gejala yang sangat kuat untuk kembali kepada
ajaran agama.
4. 4embangunan hukum nasional akan memperoleh legitimasi yang
lebih mendalam dan lebih kuat+ apabila bahasa dan semangat
agama yang dianut oleh mayoritas $arganegara memperoleh
tempat yang baik. 'alam kaitan ini hukum sebagai ketentuan
hidup bermasyarakat yang lebih memberikan jaminan
diperolehnya kesejahteraan sosial+ harus diberi tempat untuk
mengimbangi realita ke2enderungan penyimpangan hukum yang
mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat.
8. 4emikiran di atas semakin hari akan semakin mengkristal melihat
gejolak tuntutan re(ormati( terutama di bidang politik+
ekonomi dan hukum yang pada hakikatnya adalah juga tuntutan
untuk memperoleh kesejahteraan telah semakin berkembang
menjadi kesadaran hidup masyarakat ?ndonesia de$asa ini.

G #mmawan .ahyudi, tahun <=H9 menyelesaikan studi '< di Fakultas
'yari@ah 'unan 8alijaga 5urusan 1idana dan 1erdata #slam, dengan
menulis 'kripsi berjudul : B14(!%6$#6;%6 T4+(# 8464;%(%%6 %6T%(%
%3#(%6 '/66# $%6 ')#@#.B Tahun EFFE menyelesaikan studi 'E di 2agister
#lmu 0ukum /##, dengan menulis Tesis berjudul: B64;%(% #'3%2, 8%5#%6
!4!4(%1% '4;# /6$%6; /6$%6; $%'%( (41/!3#8 #'3%2 #(%6.B 'aat ini
sedang menyiapkan disertasi pada program 'I #lmu 0ukum /##.
DAFTAR PUSTAKA
3ndi Ham1ah+ 0H.+ 'r.+ 'istem 1idana dan 1emidanaan di #ndonesia+ 199#+
4radnya 4aramita+ =akarta. Hana(i+ 3. 5.3.+ 4engantar dan 0ejarah
Hukum ?slam+ 19.,+ 6ulan 6intang+ =akarta.
6ambang 4oernono+ 0H.+ 4ro(.+ 'r.+ 6askah 1idato 1engukuhan ;uru !esar.
+ 1idato #lmiah 1embukaan 1asca 'arjana /;2 Tahun
<==EC<==I.
6arda !a$a$i 3ri(+ 0H.+ 'r.+ 1erbandingan 0ukum 1idana+ 199,+ 4. T.
9aja Dra(indo 4ersada+ =akarta.
6ahreisy+ 0alim dan 0aid 6ahreisy+ Terjemah 'ingkat Tafsir #bnu 8atsir+ 6ina
?lmu+ 0urabaya+ 199,.
6asah+ 0ja2hran+ 0H.+ 4ro(.+ 'r.+ 8apita 'elekta 1erbandingan 0ukum+
1991+ 4. T. *itra 3ditya 6akti+ 6andung.
6ogdan+ 5i2hael+ &omparative 3aw, 1994+ Klu$er+ !orstedts =uridik+
!or$ay+ Tano.
6leeker+ =. *.+ 4ro(.+ 'r.+ 1ertemuan %gama"%gama $unia+ Terj. 6arus
0iregar 1964+ 0umur 6andung+ 6andung.
'e$antara+ !anda 3gung+ 0.H.+ 8emampuan 0ukum 1idana $alam
2enanggulangi 8ejahatan"kejahatan !aru yang !erkembang dalam
2asyarakat+ 1988+ Aiberty+ @ogyakarta.
KUH34 dan KUH4+ 1996+ dihimpun oleh 9edaksi 0inar Dra(ika+ =akarta.
5uslehuddin+ 5uhammad+ 'r.+ Filsafat 0ukum #slam dan 1emikiran
+rientalis " 'tudi 1erbandingan 'istem 0ukum #slam, 1991+ Tiara
>a2ana+ @ogyakarta.
5uslih+ 3hmad >ardi+ 'rs. 1engantar dan %sas 0ukum 1idana #slam+ 0inar
Dra(ika+ =akarta+ ",,6.
=uhaya 0. 4raja+ 4ro(.+ 'r.+ dan 3hmad 0yihabuddin+ 'rs. $elik %gama
dalam 0ukum 1idana #ndonesia+ 198"+ 3ngkasa+ 6andung.
9ahmat+ =alaluddin+ 'r.+ );d./+ #jtihad $alam 'orotan+ 5i1an+ 6andung+
1988.
?smail 5uhammad 0yah+ 0H.+ 4ro(.+ 'r.+ 'kk.+ Filsafat 0ukum #slam+ 198.+
6umi 3ksara 'epartemen 3gama 9?+ =akarta 0yaltout+ 5ahmoud+
4ro(.+ 'r.+ ?slam 0ebagai 3Qidah dan 0yariTah+ 1969+ 6ulan
6intang+ =akarta.
0oeroso+ 9.+ 0H.+ 1erbandingan 0ukum 1erdata+ 1998+ 0inar Dra(ika+
=akarta.
IMPLEMENTASI UNDANG2UNDANG NOMOR *) TAUN )<<= TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN IDUP DALAM
S7AKELOLA SAMPA DUSUN KUDEN SITIMUL4O PI4UNGAN !ANTUL
4OG4AKARTA
#mplementation from (egulation of (# 6umber IE The year EFF= in process
of waste self management 8uden 'itimulyo 1iyungan !antul
0urahma 3sti 5ulasari
<akultas Kesehatan 5asyarakat Universitas 3hmad 'ahlan @ogyakarta
;mail - rahmastiU(kmuadVyahoo.2om
A!STRAC
Back!round : 4nvironment according to (egulation of (# 6umber
IE The year EFF= about environment management be unity of
object cum all space, energy, situation, and other species,
including human being and their behavior, what influences
continuity of life and prosperity of human being and other
species, while management of environment is striving to
preserve neighbourhood function of life covering settlement
wisdom, e7ploiting, e7pansion, keeping, recovery, observation,
and operation of environment. &ontents of the regulation clearly
depicts function of e7istence of human being to determinant
place of in residing, remains, and does the activities. .aste self
management has become one of way recommended by
government $#) to manage waste . 8uden, 'itimulyo, 1iyungan,
!antul, )ogyakarta is one of area e7ecuting waste self
management to handle problems of waste and increase benefit
from waste . #n process of 8uden waste self management, there
is settlement policy of area, waste e7ploiting, and control of
contamination of waste . .aste self management done by
community with behavior which can increase environmental
capacity and increases prosperity that community. The purpose
of the research was to know implementation from (egulation of
(# 6umber IE The year EFF= in process of waste self
management.
Metod : (esearch method was qualitative with case study
design. The unit analysis was waste self management in $usun
8uden 'itimulyo 1iyungan !antul. (esearch subject was taken in
proposive sampling, and the sample taken from stakeholder that
related to waste self management with triangulation analysis.
$ata analysis done with e7planation"building result of interview,
analysis result of observation, and analysis documents.
&esult : 'wakelola 'ampah $usun 8uden has as according to
management target of environment like the one written in
(egulation of (# 6umber IE The year EFF= 'ection 9F. 'wakelola
'ampah $usun 8uden has guaranteed fufilled it rights and
obligations member of public according to (egulation of (#
6umber IE The year EFF= 'ections J? and J9.
'onclusion : (egulation of (# 6umber IE The year EFF= has been
implementation in e7ecution of waste self management 8uden
'itimulyo 1iyungan !antul.
Key $ords - implementation+ $aste sel( management
Intisari
Latar !%la$an+ - Aingkungan hidup menurut UndangUndang 9? !omor #"
Tahun ",,9 Tentang 4erlindungan dan 4engelolaan Aingkungan Hidup
)UU4AH/ merupakan kesatuan ruang dengan semua benda+ daya+ keadaan+
dan mahluk hidup+ termasuk manusia dan perilakunya+ yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lain+ sedangkan pengelolaan lingkungan hidup sendiri merupakan upaya
terpadu untuk melestarikan (ungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan+ peman(aatan+ pengembangan+ pemeliharaan+
pemulihan++ penga$asan+ dan pengendalian lingkungan hidup. ?si undang
undang tersebut jelas menggambarkan (ungsi keberadaan manusia sebagai
penentu keberlangsungan lingkungan tempat di berada+ tinggal+ dan
melakukan segala aktivitasnya. 0$akelola sampah telah menjadi salah satu
2ara yang direkomendasikan 4emerintah '?@ untuk mengelola sampah.
Kuden+ 0itimulyo+ 4iyungan+ 6antul+ @ogyakarta merupakan salah satu
daerah yang melaksanakan s$akelola sampah untuk menangani
permasalahan sampah dan menggali potensi sampah sehingga dapat
meningkatkan man(aat dari sampah. 'alam proses s$akelola sampah Kuden
terdapat kebijakan penataan lingkungan+ peman(aatan sampah+ dan
pengendalian pen2emaran akibat sampah. 0$akelola sampah dilakukan oleh
masyarakat sekitar dengan perilaku yang dapat meningkatkan daya dukung
lingkungan bahkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Tu0uan &an Man#aat P%n%litian - 6erdasarkan hal tersebut peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang tentang implementasi Undangundang 9?
!omor #" Tahun ",,9 dalam proses s$akelola sampah dengan harapan hasil
penelitian ini dapat lebih menyakinkan pemerintah untuk menerapkan
kebijakan tentang s$akelola sampah dan dapat menjadi salah satu dasar
pemerintah untuk membuat kebijakan yang mengikat untuk menangani
permasalahan sampah di '?@.
M%to&% - 5etode penelitian yang digunakan adalah kualitati( dengan
ran2angan studi kasus. Unit analisisnya yaitu s$akelola sampah di 'usun
Kuden 0itimulyo 4iyungan 6antul. 0ubjek penelitian diambil se2ara
proposive sampling yaitu sampel diambil dari stakeholder yang terkait
dengan s$akelola sampah. 'ata pendukung diambil dari dokumendokumen
terkait dalam rangka triangulasi. 3nalisis data dilakukan dengan
e7planation"building hasil $a$an2ara+ analisis hasil observasi dan analisi
dokumen.
asil - 0$akelola 0ampah 'usun Kuden telah sesuai dengan sasaran
pengelolaan lingkungan hidup seperti yang tertuang dalam Undangundang
!omor #" Tahun ",,9 4asal ., 0$akelola 0ampah 'usun Kuden telah
menjamin terpenuhinya hak dan ke$ajiban $arga masyarakat sesuai
Undangundang !omor #" Tahun ",,9 4asal 68 dan 6..
K%sim'ulan - Undangundang !omor #" Tahun ",,9 telah terimplementasi
dalam pelaksanaan s$akelola sampah Kuden 0itimulyo 4iyungan 6antul.
8ey words - implementasi+ s$akelola sampah
PENDAULUAN
Aingkungan hidup menurut Undangundang 9? !omor #" Tahun ",,9
Tentang 4erlindungan dan 4engelolaan Aingkungan Hidup )UU4AH/
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda+ daya+ keadaan+ dan
mahluk hidup+ termasuk manusia dan perilakunya+ yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lain+ sedangkan pengelolaan lingkungan hidup sendiri merupakan upaya
terpadu untuk melestarikan (ungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan+ peman(aatan+ pengembangan+ pemeliharaan+
pemulihan+ penga$asan+ dan pengendalian lingkungan hidup. ?si undang
undang tersebut jelas menggambarkan (ungsi keberadaan manusia sebagai
penentu keberlangsungan lingkungan tempat di berada+ tinggal+ dan
melakukan segala aktivitasnya.
Aingkungan hidup tidak mungkin menjadi sasaran kepemilikan.
Aingkungan bukan merupakan milik perorangan+ kelompok+ atau juga milik
lembaga seperti negara+ karena lingkungan adalah untuk kepentingan
seluruh mahluk hidup sepanjang 1aman )0oemartono+ 1996/. Undangundang
tentang 4engelolaan Aingkungan Hidup )UU4AH/ merupakan salah satu dasar
yang dijadikan a2uan dalam penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan
dengan pelestarian lingkungan hidup )>ardhana+ ",,4/.
'alam pasalpasal UU4AH ini termuat jelas tentang komponen
pengelolaan lingkungan hidup. Ketentuan Umum 4asal 1 ayat )"/
memberikan pengertian 4erlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
(ungsi lingkungan hidup dan men2egah terjadinya pen2emaran danBatau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi peren2anaan+ peman(aatan+
pengendalian+ pemeliharaan+ penga$asan+ dan penegakan hukum.
4engelolaan lingkungan hidup membutuhkan adanya dasar )asas/+ tujuan
dan sasaran pengelolaan+ sehingga implementasi UU4AH menjadi e(ekti(
)tetap sasaran/ dan e(isien )tepat guna/. 'alam rangka e(ekti(itas dan
e(isiensi tersebut maka ditetapkanlah dalam 4asal 1 ayat )#/ UU4AH bah$a
4engelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan untuk me$ujudkan
pembangunan berkelanjutan yang ber$a$asan lingkungan hidup dalam
rangka pembangunan manusia ?ndonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat ?ndonesia seluruhnya. 4embangunan berkelanjutan adalah
upaya sadar dan teren2ana yang memadukan aspek lingkungan hidup+
sosial+ dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan+ kemampuan+ kesejahteraan+
dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 4engelolaan
lingkungan hidup tersebut diharapkan dapat sejalan dan memperhatikan
keari(an lokal sesuai dengan pasal 1 ayat )#,/. Keari(an lokal adalah nilai
nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain
melindungi dan mengelola lingkungan hidup se2ara lestari.
4er$ujudan pembangunan berkelanjutan yang ber$a$asan lingkungan
ialah 4elestarian (ungsi lingkungan hidup )ayat 6/. 4elestarian (ungsi
lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
'alam kontek pengelolaan lingkungan hidup peran serta masyarakat
tersebut diatur pada ketentuan 4asal ., ayat )1/ + )"/ dan )#/ -
)1/ 5asyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluasluasnya
untuk berperan akti( dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
)"/ 4eran masyarakat dapat berupa-
a. penga$asan sosialF
b. pemberian saran+ pendapat+ usul+
2. keberatan+ pengaduanF danBatau
d. penyampaian in(ormasi danBatau laporan.
)#/ 4eran masyarakat dilakukan untuk-
a. meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidupF
b. meningkatkan kemandirian+ keberdayaan masyarakat+ dan
kemitraanF
2. menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakatF
d. menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk
melakukan penga$asan sosialF dan
e. mengembangkan dan menjaga budaya dan keari(an lokal dalam
rangka pelestarian (ungsi lingkungan hidup.
4elaksanaan peran serta masyarakat berdasarkan ketentuan 4asal . UU4AH
tersebut pada dasarnya merupakan pengeja$antahan dari hak yang
diberikan )atribusi/ dari ketentuan 4asal 68 UU4AH+ yaitu-
a. 0etiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
sebagai bagian dari hak asasi manusia.
b. 0etiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup+
akses in(ormasi+ akses partisipasi+ dan akses keadilan dalam
memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. 0etiap orang berhak mengajukan usul danBatau keberatan terhadap
ren2ana usaha danBatau kegiatan yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
d. 0etiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang
undangan.
Aingkungan hidup yang baik dan sehat dapat dinikmati oleh setiap orang+
apabila didukung oleh hak atas in(ormasi lingkungan yang pasti+ tepat
$aktu+ lengkap+ dapat dipahami+ dan pemberitahuan. 'alam tataran inilah
terjadinya interaksi hak dan ke$ajiban negara )pemerintah/ dengan
$arganegara atau antara pemerintah dengan $arga negara asing baik
individu )personal/ atau pun kelompok.
5anusia diharapkan dapat mengelola lingkungan hidup dengan
sebaikbaiknya untuk menjamin keberlangsungan lingkungan tersebut+
termasuk mengelola sampah. Hal tersebut dalam kenyataannya justru tidak
terjadi. 5anusia sering kali merusak lingkungan di sekitarnya+ baik
disengaja ataupun tidak. 3ktivitas manusia menjadikan lingkungan rusak
dan ter2emar+ sebagai akibatnya daya dukung lingkungan menjadi
berkurang. 3ktivitas seharihari yang berpotensi men2emari lingkungan
adalah perilaku masyarakat dalam membuang sampah. 0ampah dibuang
sembarangan di sungai+ tepi jalan+ ataupun saluran air. Tumpukan sampah
memberikan banyak permasalahan di lingkungan pemukiman penduduk+
kesehatan+ bahkan kerugian material dan meminta korban nya$a.
4ermasalahan sampah yang sangat kompleks menjadi perhatian
besar bagi seluruh kotakota besar di ?ndonesia yang telah mengupayakan
berbagai 2ara pengelolaan sampah+ termasuk diantaranya adalah metode
s$akelola sampah. 5etode ini dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat
untuk berpartisipasi akti( serta bertanggung ja$ab terhadap pengelolaan
sampah yang mereka hasilkan sendiri. 4rinsip s$akelola sampah adalah
memilah sampah antara organik dan anorganik+ kemudian sampah organik
dibuat kompos alami sedangkan anorganik yang masih bernilai ekonomis
seperti organik+ kertas+ dan logam dikumpulkan untuk dijual. 4engelolaan
s$akelola ini berguna untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke
Tempat 4embuangan 0ampah 3khir+ mengendalikan pen2emaran dan
kerusakan lingkungan+ menghindari mun2ulnya $abah penyakit karena
sampah+ serta apabila memungkinkan dapat menambah penghasilan
masyarakat serta mengintergritaskan dengan penghijauan )3hmad+ ",,1/.
4roses s$akelola sampah telah menjadi salah satu metode yang
banyak dipakai untuk mengelola sampah di 'aerah ?stime$a @ogyakarta
)'?@/. 0$akelola sampah telah menjadi salah satu 2ara yang
direkomendasikan pemerintah '?@ untuk mengelola sampah. Kuden+
0itimulyo+ 4iyungan+ 6antul+ @ogyakarta merupakan salah satu daerah yang
melaksanakan s$akelola sampah untuk menangani permasalahan sampah
dan menggali potensi sampah sehingga dapat meningkatkan man(aat dari
sampah.
'usun Kuden+ 0itimulyo+ 4iyungan+ 6antul+ @ogyakarta merupakan
yang luas dan padat penduduk. Auas $ilayah Kuden #..8..+8 m
"
+ yang
terdiri dari luas sa$ah #".9,8+, m
"
+ kebun ,+.468 m
"
+ pekarangan 1,..9#+8
m
"
+ lainlain ".4#"+8 m
"
. 'ari hasil data yang kami peroleh yaitu 'usun
Kuden mempunyai jumlah peduduk 6"1 ji$a yang terdiri dari lansia+
de$asa+ anak dan balita. 'usun Kuden dibagi sembilan 9ukun Tetangga
)9T/+ 9T 1 G 9T 8 merupakan perkampungan penduduk+ sedangkan 9T 6 G 9T
9 merupakan daerah yang terpisah dengan 9ukun Tetangga lainnya dan
berupa perumahan. =umlah 9T yang telah melakukan s$akelola yaitu 9T 1
9T 4. Tidak menyeluruhnya program s$akelola sampah ini dikarenakan
kurangnya kesadaran sebagian masyarakat untuk mengola sampah.
'alam proses s$akelola sampah Kuden terdapat kebijakan penataan
lingkungan+ peman(aatan sampah+ dan pengendalian pen2emaran akibat
sampah. 0$akelola sampah dilakukan oleh masyarakat sekitar dengan
perilaku yang dapat meningkatkan daya dukung lingkungan bahkan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 6erdasarkan hal tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang tentang implementasi
Undangundang 9? !omor #" Tahun ",,9 dalam proses s$akelola sampah
dengan harapan hasil penelitian ini dapat lebih menyakinkan pemerintah
untuk menerapkan kebijakan tentang s$akelola sampah.
METODE PENELITIAN
=enis penelitian ini adalah kualitati( dengan ran2angan studi kasus
karena sangat 2o2ok untuk diterapkan pada kasus kontemporer ketika
peneliti hanya memiliki peluang yang sangat ke2il atau bahkan tidak
memiliki peluang untuk mengontrol peristi$a tersebut )@in+ ",,4/. Aokasi
penelitian dalam penelitian ini adalah 'usun Kuden+ 0itimulyo+ 4iyungan+
6antul+ @ogyakarta Unit analisis dalam penelitian ini adalah manajemen
s$akelola sampah di 'usun Kuden+ 0itimulyo+ 4iyungan+ 6antul+ @ogyakarta.
0ubjek penelitian terdiri dari $arga masyarakat yang melaksanakan
s$akelola+ panitiaBseksi s$akelola+ perangkat desa s$akelola+ pemuka
masyarakat+ dan petugas pengangkut sampah di daerah s$akelola. 'ata
diambil dengan $a$an2ara mendalam+ observasi+ dan analisis dokumen
terkait untuk analisis triangulasi. 0ampel diambil se2ara puposive
sampling . Eariabel penelitian adalah variabel tunggal yaitu s$akelola
sampah 'usun Kuden+ 0itimulyo+ 4iyungan+ 6antul+ @ogyakarta. 3nalisis
data dilakukan dengan teknik penjelasan )e7planation"building/.
Dambar 1. Kerangka Konsep 4enelitian
ASIL PENELITIAN DAN PEM!AASAN
1. Im'l%m%ntasi Un&an+2un&an+ RI Nomor *) Tahun )<<= T%ntan+
P%rlin&un+an &an P%n+%lolaan lin+$un+an hi&u' &alam s,a$%lola
sam'ah &i Dusun Ku&%n. Sitimul/o. Pi/un+an. !antul.4o+/a$arta"
0$akelola sampah menurut hasil $a$an2ara dapat digunakan
untuk menjaga kelestarian lingkungan sesuai dengan isi dari Undang
undang !omor #" Tahun ",,9+ 4asal 6. yaitu -
a. tidak ada pen2emaran sampah di lingkungan sekitar tempat tinggal
)termasul sungai/
b. tidak men2emari air tanah
2. tidak ada pen2emaran udara )bau dan asap akibat pembakaran
sampah/
Hal tersebut sesuai dengan hasil $a$an2ara dengan responden 1 -
%Mkalau sampah pilah atau dikomposkan kan tidak ada sampah
lagi yang dibuang ke sungai+ air tidak ter2emar+ halaman bersih+ nggak
perlu dibakar jadi nggak ada asap akhirnya sehat M& )9esponden 1/
0$akelola 0ampah yang telah dilaksanakan di Kuden apabila
ditinjau dari Undangundang !omor #" Tahun ",,9 menjadi bentuk
implemetasi 4asal ., ayat )#/+ yaitu tujuan dilakukannya peran serta
masyarakat sebagai berikut-
a. meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidupF
b. meningkatkan kemandirian+ keberdayaan masyarakat+ dan
kemitraanF
2. menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakatF
d. menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk
melakukan penga$asan sosialF dan
e. mengembangkan dan menjaga budaya dan keari(an lokal dalam
rangka pelestarian (ungsi lingkungan hidup.
Undangundang !omor #" Tahun ",,9 mengatur tentang
4erlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 'alam undang
undang tersebut dijamin kelestarian lingkungan hidup oleh negara.
5anusia dalam undangundang ini dituntut untuk dapat men2iptakan
keselarasan+ keserasian+ dan keseimbangan dengan lingkungannya.
5anusia diharuskan untuk dapat mengelola dan meman(aatkan
lingkungan hidup se2ara bijaksanan agar kepentingan generasi yang
akan datang tetap terjamin dan (ungsi lingkungan tetap berjalan.
Konsep masyarakat dapat dipahami dengan dua teori yaitu teori
sistem ekologi dan sistem sosial. 0istem ekologi untuk mempelajari
konsep geogra(i dalam masyarakat+ (okus pembelajaran ada pada
karakteristik masyarakat+ besarnya populasi+ densitas+ dan
heterogenitasF lingkungan (isikF organisasi sosial atau struktur
masyarakatlF dan e(ekti(itas teknologi. 0istem sosial ber(okus pada
organisasi (ormal yang beroperasi dalam masyarakat+ menggali
interaksi subsistem dalam masyarakat )misalnya F ekonomi+ politik dan
sebagainya/ dan hubungan antar anggota masyarakat serta hubungan
dengan organisasi masyarakat yang lain )5inkler and >allerstein+
",,9/.
0$akelola sampah berbasis masyarakat hakikatnya adalah
masyarakat yang mengelola sampahnya )mengumpulkan+ memilah+
mengolah/ sampahnya se2ara mandiri sehingga timbulan sampah dari
sumbernya menjadi berkurang. Hal tersebut merupakan $ujud peran
serta masyarakat. 4ada akhirnya pemerintah terbantu dalam
penanganan sampah rumah tangga yang membebani dari segi
pembiayaan dan operasional. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
dari ?s$anto )",,8/+ yaitu peran masyarakat dalam mengelola sampah
le$at s$akelola dapat digunakan untuk meringankan peran
pemerintah dalam mengelola sampah
0$akelola sampah dilaksanakan oleh masyarakat untuk
men2iptakan keselarasan+ keserasian+ dan keseimbangan antara
manusia dengan lingkungannya. Kelestarian lingkungan sangat
diperlukan sebagai $arisan bagi generasi yang akan datang. Konsep
pembangunan berkelanjutan ditanamkan kepada masyarakat sebagai
$ujud kepedulian manusia terhadap kelestarian lingkungannya.
;ksploitasi untuk kepentingan ekonomi hendaknya diimbangi dengan
penjagaan terhadap daya dukung lingkungan. 'aya dukung lingkungan
merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung pemenuhan
kebutuhan manusia oleh alam. 3pabila alam tersebut rusak se2ara
otomatis kepentingan manusianpun akan teranggu.
4erasaan memiliki dari suatu masyarakat merupakan (aktor
pendorong keberhasilan pengelolaan lingkungan. 4engelolaan
lingkungan termasuk pengelolaan sampah di Kuden merupakan $ujud
rasa memiliki masyarakat terhadap lingkungan. Hal tersebut sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh *havis et al. )1986/. 4erasaan
memiliki sebagai (aktor pendukung terlaksananya peran serta
masyarakat menjadi simbol keari(an lokal.
0$akelola sampah di dusun Kuden dapat dikatakan telah
men2apai sasaran sesuai tujuan peran serta masyarakat dalam
Undangundang !omor #" Tahun ",,9 4asal ., karena dengan
masyarakat di sana mengelola sampahnya se2ara mandiri maka tidak
ada pen2emaran lingkungan akibat sampah di lingkungan mereka.
5asyarakat menjadi sehat+ lingkungan bersih+ nyaman+ sehingga
keharmonisan hidup di masyarakat akan ter$ujud yang pada akhirnya
ter2ipta keharmonisan+ keselarasan+ keserasian+ dan keseimbangan
antara manusia dan lingkungannya. 5asyarakat akan tenang dan
tentram beraktivitas sehingga kualitas masyarakat meningkat.
4rogram s$akelola sampah yang di galakkan di 'usun Kuden
membentuk manusia Kuden menjadi manusia yang sikap dan tindak
melindungi dan membina lingkungan hidup karena dalam program ini
masyarakat dituntut untuk dapat bertanggung ja$ab mengolah
sampah yang ditimbulkan di dalam rumah tangganya dan bekerja sama
dengan anggota keluarga yang lain untuk mengolah sampah. 0etiap
orang memiliki ke$ajiban moral untuk mensukseskan program ini.
Keluarga yang belum sadar diingatkan untuk mengolah sampahnya+
bahu membahu men2iptakan perilaku sadar lingkungan. Kebiasaan
berperilaku sadar sampah ini menjamin (ungsi lingkungan hidup
sebagai daya dukung bagi manusia. 4elestarian (ungsi lingkungan
hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 5eman(aatkan sampah
sesuai dengan hukum termodinamika juga merupakan implementasi
dari undang undang ini+ karena dengan mengelola sampah+ baik untuk
dijual atau diman(aatkan kembali+ berarti telah meman(aatkan
sumber daya se2ara bijaksana dan bahkan akan mengurangi
pen2emaran lingkungan.
". Untu$ m%n+%tahui im'l%m%ntasi Un&an+2un&an+ RI Nomor *) Tahun
)<<= T%ntan+ ha$ &an $%,a0iban mas/ara$at P%rlin&un+an &an
'%n+%lolaan lin+$un+an hi&u' &alam s,a$%lola sam'ah &i Dusun
Ku&%n. Sitimul/o. Pi/un+an. !antul.4o+/a$arta
?n(ormasi tentang s$akelola sampah masyarakat Kuden diperoleh
dari pemuka masyarakat+ perangkat desa+ 9anting 5uhammadiyah+ dan
<akultas Kesehatan 5asyarakat Universitas 3hmad 'ahlan @ogyakarta
sesuai yang dinyatakan oleh 9esponden " sebagai berikut -
%Mmasayrakat tau tentang pengelolaan sampah dari in(o pak dukuh+ pak
9T+ ?55 dan dari U3' M& )9esponden "/
0$akelola sampah berbasis masyarakat hakikatnya adalah
masyarakat yang mengelola sampahnya )mengumpulkan+ memilah+
mengolah/ sampahnya se2ara mandiri sehingga timbulan sampah dari
sumbernya menjadi berkurang. 4ada akhirnya pemerintah terbantu
dalam penanganan sampah rumah tangga yang membebani dari segi
pembiayaan dan operasional. Hal tersebut sesuai dengan peran
masyarakat dalam mengelola sampah le$at s$akelola dapat digunakan
untuk meringankan peran pemerintah dalam mengelola sampah
Undangundang !omor #" Tahun ",,9 mengatur hak dan
ke$ajiban masyarakat untuk mengelola lingkungan yaitu khususnya pada
pasal 68 dan 6. sebagai berikut -
Undangundang !omor #" Tahun ",,9+ 4asal 68+ tentang hak masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan -
)1/ 0etiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
sebagai bagian dari hak asasi manusia.
)"/ 0etiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup+
akses in(ormasi+ akses partisipasi+ dan akses keadilan dalam
memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
)#/ 0etiap orang berhak mengajukan usul danBatau keberatan
terhadap ren2ana usaha danBatau kegiatan yang diperkirakan
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
)4/ 0etiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
Undangundang !omor #" Tahun ",,9+ 4asal 6.+ tentang ke$ajiban
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan -
%0etiap orang berke$ajiban memelihara kelestarian (ungsi
lingkungan hidup serta mengendalikan per2emaran danBatau
kerusakan lingkungan hidup&.
5asyarakat memiliki hak dan ke$ajiban terhadap lingkungan
hidup di sekitarnya. Hak merupakan hal yang seharusnya diterima
masyarakat sedangkan ke$ajiban adalah sesuatu yang harus
dilaksanakan masyarakat. Hak dan ke$ajiban masyarakat adalah
sesuatu yang $ajib ditaati di ?ndonesia yang merupakan !egara
hukum. 'ipenuhinya hak dan ke$ajiban menjamin ketentraman
$arga negara.
4elaksanaan s$akelola sampah di Kuden menjadikan
lingkungan bersih dari sampah. 5asyarakat Kuden di$ajibkan untuk
mengumpulkan sampah yang dihasilkan dalam rumah tangganya.
0etelah itu dipilah antara sampah organi2 dengan anorganik. 0ampah
organi2 dikomposkan sedangkan anorganik didaur ulang atau dijual.
'engan pelaksanaan s$akelola sampah tersebut tidak ada sampah
yang terbuang ke alam. Hal tersebut berarti telah menyediakan
lingkungan yang bersih dan sehat. Aingkungan yang bersih yang sehat
berarti telah memberikan hak masyarakat sesuai Undangundang
!omor #" Tahun ",,9 4asal 68.
Hal tersebur sejalan dengan 4enelitian yang dilakukan
Kar$asra dan 0ang$an )",,8/ bah$a masyarakat dapat dilibatkan
dalam manajemen sampah untuk me$ujudkan lingkungan bersih dan
sehat. Aingkungan bersih dan sehat dapat ter$ujud ketika
masyarakat dibekali dengan pengetahuan yang benar dan ada
kesediaan untuk melaksanakan.
Hak $arga terhadap in(ormasi lingkungan hidup sehingga
dapat berperan di dalamnya dalam studi kasus di dusun Kuden telah
diberikan oleh !egara dan juga oleh lembaga lain yang konsen
terhadap lingkungan. Hal tersebut terlihat dari pembinaan kelurahan
0itimulyo berupa penyuluhan+ perlombaan dan bantuan stimulus
dana. 0edangkan in(ormasi dari lembaga lain adalah dari <akultas
Kesehatan 5asyarakat Universitas 3hmad 'ahlan @ogyakarta.
4embinaan berupa penyuluhan+ pengabdian masyarakat+ bantuan
sarana prasarana+ pendampingan+ dan laboratorium lapangan. Hak
$arga !egara atau masyarakat terhadap in(ormasi lingkungan hidup
merupakan per$ujudan Undangundang !omor #" Tahun ",,9 4asal
68.
0$akelola sampah memberikan hak kepada masyarakat untuk
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup khususnya tentang
sampah. 0$akelola sampah merupakan salah satu 2ara sederhana
untuk ikut berperan dalam pengelolaan lingkungan. 'engan
memberikan kesempatan kepada seseorang untuk ikut beperan serta
dalam suatu kegiatan maka akan meningkatkan keper2ayaan diri+
perasaan dihargai dan motivasi untuk lebih berguna.
Terselenggarannya s$akelola sampah di Kuden merupakan komitmen
bersama untuk melaksanakan peran sebagai pengelola lingkungan.
*havis et al )1986/ menyatakan perasaan menjadi bagian dari suatu
kelompok+ memiliki kebersamaan dan bekerja sama memberikan
kepuasan terhadap kebutuhan dan berbagi rasa. Undangundang
!omor #" Tahun ",,9 6ab ??? 4asal 8 )#/ mengatur hak masyarakat
dalam berperan serta dalam pengelolaan lingkungan dengan adanya
undangundang ini maka keberlangsungan s$akelola sampah di
Kuden telah terjamin.
Ke$ajiban sebagai anggota masyarakat untuk mengelola
lingkungan tertuang dalam Undangundang !omor #" Tahun ",,9+
4asal 6. yang pada intinya me$ajibkan setiap orang untuk
memelihara kelestarian (ungsi lingkungan hidup serta men2egah dan
menanggulangi per2emaran dan perusakan lingkungan hidup. 'engan
adanya undangundang ini maka setiap masyarakat di ?ndonesia
memiliki ke$ajiban terhadap lingkungannya. 0$akelola sampah
dusun Kuden dapat dinyatakan sebagai $ujud ketaatan masyarakat
terhadap undangundang tersebut. 0$akelola sampah dalam
rangkaian aktivitasnya mengatur penimbulan sampah oleh
masyarakat sehingga masyarakat tidak memiliki potensi untuk
men2emari lingkungan dan me$ujudkan kesehatan lingkungan.
'engan melaksanakan ke$ajiban+ maka hak orang lain telah
diberikan+ dalam artian s$akelola sampah telah dilaksanakan maka
hak untuk hidup di lingkungan yang bersih dan sehat telah
ditunaikan.
4elaksanaan s$akelola sampah di Kuden memberikan
gambaran bah$a implementasi Undangundang !omor #" Tahun
",,9 4asal 68 dan 6.+ tentang hak dan ke$ajiban masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan+ telah dipenuhi. 'isadari atau tidak oleh
masyarakat Kuden mereka telah patuh dan taat terhadap peraturan
yang berlaku. Ketidaksadaran mereka bah$a s$akelola sampah yang
meraka laksanakan sebenarnya telah mengimplementasikan undang
undang tersebut dikarenakan kebanyakan masyarakat mereka masih
berpendidikan rendah dengan pengalaman pekerjaan yang terbatas
akses in(ormasinya sehingga pengetahuan mereka masih kurang.
UCAPAN TERIMA KASI
Terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada Aembaga
4enelitian dan 4engembangan )A44/ Universitas 3hmad 'ahlan @ogyakarta
atas bantuan dana penelitian Tahun ",,9 sehingga penelitian ini dapat
selesai.
KESIMPULAN DAN SARAN
A" K%sim'ulan
1. 0$akelola 0ampah 'usun Kuden telah sesuai dengan sasaran
pengelolaan lingkungan hidup dengan meman(aatkan peran serta
masyarakat seperti yang tertuang dalam Undangundang !omor
#" Tahun ",,9 4asal .,.
". 0$akelola 0ampah 'usun Kuden telah menjamin terpenuhinya
hak dan ke$ajiban $arga masyarakat sesuai Uundangundang
!omor #" Tahun ",,9 4asal 68 dan 4asal 6..
!" Saran
1. 5asyarakat hendaknya tetap dapat mempertahankan s$akelola
sampah karena keuntungan bagi lingkungan sangat banyak dan
menjamin terlaksanakanaya Undangundang !omor #" Tahun
",,9.
". 0osialisasi dan pendampingan kepada masayrakat Kuden harus
terus dilaksanakan oleh semua pihak karena masih ada
keterbatasan masayrakat dalam mengakses in(ormasi.
DAFTAR PUSTAKA
3hmad ?.+ )",,1/ 'wakelola sampah di tingkat kelurahan. Kompas. 8
'esember. 'iambil dari
http-BB$$$.kompas.2omBkompas2etakB,11"B,8B5;T9:Bkota18.h
tm )'iakses pada tanggal ,6 =uni ",,6/
*havis+ '.5.+ Hogge+ =.H.+ 525illan+ '.>.+O >andersman )1986/ 0ense o(
2ommunity through bruns$i2kKs lens- a (irst look. 5ournal +f
&ommunity 1sychology. 14 )1/+ 4p "44,.
?s$anto )",,8/ 'istem pengelolaan sampah produktif berbasis masyarakat
ala 'ukunan. 'epartemen Kesehatan 9?. 4oliteknik Kesehatan
@ogyakarta. =urusan Kesehatan Aingkungan.
Kas$asra dan 0ang$an )",,8/ 3 studi on mode o( garbage disporsal by
urban (amilies. 5ournal 0uman 4cology. 18 )#/. 4p. ",#",8.
5inkler and >allerstein )",,9/ #mproving health through community
organi*ation and community building. ?n Dlan1+ K. <ran2es+ 5.A.+
6arbara+ K.9. 0ealth behavior and health education : theory,
research, and practise. "nd ;d. =ossey6ass 4ublishers. 0an
<ran2is2o.
0oemartono )1996/ 0ukum lingkungan #ndonesia. 4enerbit 0inar Dra(ika.
=akarta
>ardhana )",,4/ $ampak pencemaran lingkungan. 4enerbit 3ndi.
@ogyakarta
@in+ 9.K. )",,4/ 'tudi kasus desain dan metode. *etakan Kelima. 'evisi
6uku 4erguruan Tinggi. 4T 9ajaDra(indo 4ersada. =akarta.

You might also like