Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 43

Modul 4.

Stuktur Jaringan SS& & Proses


Pensinyalan
Jaringan Telekomunikasi dan Informasi (FEG2E3)
Faculty of Electrical and Communication
Institut Teknologi Telkom
Bandung 2012
2/11/2013
SIGNALLING
Pendahuluan
Pertukaran informasi yang diperlukan bagi pembentukan , pemantauan dan pembubaran
hubungan melalui jaringan dalam suatu aturan dan standar tertentu.
Jenis
Local Loop Signalling
Signalling di local loop antara terminal dan exchange
Network Signalling
Signalling di trunk antar sentral
Fungsi
Operasi
Call set-up, call release, feature setup, feature release dsb.
Administrasi
Pencatatan data call dll.
Maintenance
Laporan sentral ke Pusat Telecommunication Management Network (TMN Centre).
Pendahuluan
Pertukaran informasi yang diperlukan bagi pembentukan , pemantauan dan pembubaran
hubungan melalui jaringan dalam suatu aturan dan standar tertentu.
Jenis
Local Loop Signalling
Signalling di local loop antara terminal dan exchange
Network Signalling
Signalling di trunk antar sentral
Fungsi
Operasi
Call set-up, call release, feature setup, feature release dsb.
Administrasi
Pencatatan data call dll.
Maintenance
Laporan sentral ke Pusat Telecommunication Management Network (TMN Centre).
PSTN Local Loop signalling
PSTN Local Loop Signalling
Tidak ada standar internasional mengenai frekuensi dari tone, tegangan dan arus pada tone dan
ringing, prosedur pensinyalan.
A
B
Calling party
Originating
Exchange
Terminating
Exchange Called party
Seizure (off-hook)
Dial tone
Dialling
Seizing Signal
Proceed to signal
Address Signal
Audible Ringing Ringing
Answer
AnswerSignal
Conversation
Disconnect
(on-hook)
Clear forward signal
Disconnect
(on-hook)
Release-guard signal
A
B
Calling party
Originating
Exchange
Terminating
Exchange Called party
Seizure (off-hook)
Dial tone
Dialling
Seizing Signal
Proceed to signal
Address Signal
Audible Ringing Ringing
Answer
AnswerSignal
Conversation
Disconnect
(on-hook)
Clear forward signal
Disconnect
(on-hook)
Release-guard signal
PSTN Local Loop signalling
Klasifikasi Pensinyalan pada Saluran Pelanggan
Subscriber
Signalling
Line
Signalling
Address
Signalling
Idle on hook (continuous)- backward
Seizureoff hook ( 200 ms)- forward
Answeroff hook ( 300 ms)- backward
Forward Clearon hook ( 500 ms)- forward
Backward Clearon hook ( 600 ms)- backward
Metering50Hz, 16KHz, RP (150 ms)- backward
Decadic Pulsesopen/closed = 60ms/40ms
DTMF(Dual Tone Multi Frequency)
Audible
Signal
Dial Tone
BusyTone
RingingTone
InterruptionTone
Tone
Ringing Current
Subscriber
Signalling
Line
Signalling
Address
Signalling
Idle on hook (continuous)- backward
Seizureoff hook ( 200 ms)- forward
Answeroff hook ( 300 ms)- backward
Forward Clearon hook ( 500 ms)- forward
Backward Clearon hook ( 600 ms)- backward
Metering50Hz, 16KHz, RP (150 ms)- backward
Decadic Pulsesopen/closed = 60ms/40ms
DTMF(Dual Tone Multi Frequency)
Audible
Signal
Dial Tone
BusyTone
RingingTone
InterruptionTone
Tone
Ringing Current
PSTN Local Loop signalling
Decadic Pulse
Merupakan standar bagi direct controlled exchange
Setiap nomor dial direpresentasikan dalam jumlah pulse
Contoh : dial nomor : 31
on-hook
off-hook
dial " 3"
IDT
dial " 1"
t (ms)
Vab
on-hook
off-hook
dial " 3"
IDT
dial " 1"
t (ms)
Vab
Standar ITU
untuk decadic pulse = 10 pulse/menit
untuk IDT = 250 mdetik
Standar sentral
Untuk decadik = 5 24 pulse/menit
Untuk IDT = 100 mdetik
PSTN Local Loop signalling
DTMF
Setiap dial number direpresentasikan dengan pengiriman dual tone
Standar DTMF adalah rekomendasi ITU-T No. Q-23
1 2 3
4 5 6
7 8 9
./* 0 #
697 Hz
770 Hz
852 Hz
941 Hz
1209 Hz 1336 Hz 1447 Hz
on-hook
off-hook
" 3"
IDT
" 1"
50 50 50 50
Vab
t (ms)
1 2 3
4 5 6
7 8 9
./* 0 #
697 Hz
770 Hz
852 Hz
941 Hz
1209 Hz 1336 Hz 1447 Hz
on-hook
off-hook
" 3"
IDT
" 1"
50 50 50 50
Vab
t (ms)
PSTN Network Signalling
PSTN Network Signalling
Pendahuluan
Konsep : Analog signaling, artinya satu sinyal akan merepresentasikan suatu tanda
tertentu (mis. : 1 digit)
Transmit signaling : Analog atau digital
Di Indonesia saat ini :
PSTN Network signaling menerapkan teknik analog-signalling yang ditransmisikan secara
digital
Standar PSTN Network Signalling
CAS (Common Associated Signalling) dan Analog Signaling
Signalling System (SS) No.4
Signalling System (SS) No.5
Signalling System (SS) No. R1
Signalling System (SS) No. R2
CCS (Common Channel Signalling) dan Digital Signalling
Signalling System (SS) No.6
Signalling System (SS) No.7
PSTN Network Signalling
Pendahuluan
Konsep : Analog signaling, artinya satu sinyal akan merepresentasikan suatu tanda
tertentu (mis. : 1 digit)
Transmit signaling : Analog atau digital
Di Indonesia saat ini :
PSTN Network signaling menerapkan teknik analog-signalling yang ditransmisikan secara
digital
Standar PSTN Network Signalling
CAS (Common Associated Signalling) dan Analog Signaling
Signalling System (SS) No.4
Signalling System (SS) No.5
Signalling System (SS) No. R1
Signalling System (SS) No. R2
CCS (Common Channel Signalling) dan Digital Signalling
Signalling System (SS) No.6
Signalling System (SS) No.7
PSTN Network Signalling
Catatan
CAS : Kanal untuk signaling menggunakan kanal yang nantinya dipakai untuk speech channel
bila call setup berhasil
CCS : Kanal untuk signaling disendiakan tersendiri
Data/voice + Signalling
Exchange
Exchange
Data/voice + Signalling
Data/voice + Signalling
Catatan
CAS : Kanal untuk signaling menggunakan kanal yang nantinya dipakai untuk speech channel
bila call setup berhasil
CCS : Kanal untuk signaling disendiakan tersendiri
Data/voice + Signalling
Signalling
Data/voice
Exchange Exchange
PSTN Network Signalling
Standar di Indonesia
Line Signalling (supervisory signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk pendudukan (holding) atau clearing dari suatu
speech channel menggunakan E & M transmisi digital.
Register Signalling (Information signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk call set-up dsb. Menggunakan R2-SMFC
transmisi digital.
Line Signalling di Indonesia
Memanfaatkan timeslot 16 dari PCM 30
Setiap slot terdiri dari 8 bit :
- TS 0 untuk sinkronisasi
- TS 1 s.d. 15 dan TS 17 s.d. 31 untuk speech channel
- TS 16 untuk line signaling secara multiframe
- TS 16 = a1 a2 a3 a4 b1 b2 b3 b4
untuk line signaling digunakan a1 dan b1
Standar di Indonesia
Line Signalling (supervisory signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk pendudukan (holding) atau clearing dari suatu
speech channel menggunakan E & M transmisi digital.
Register Signalling (Information signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk call set-up dsb. Menggunakan R2-SMFC
transmisi digital.
Line Signalling di Indonesia
Memanfaatkan timeslot 16 dari PCM 30
Setiap slot terdiri dari 8 bit :
- TS 0 untuk sinkronisasi
- TS 1 s.d. 15 dan TS 17 s.d. 31 untuk speech channel
- TS 16 untuk line signaling secara multiframe
- TS 16 = a1 a2 a3 a4 b1 b2 b3 b4
untuk line signaling digunakan a1 dan b1
PSTN Network Signalling
Frame Bit a
1
Bit b
1
TS 16, frame 1
TS 16, frame 2
.
.
.
TS 16, Frame 15
TS 1
TS 2
.
.
.
TS 15
TS 17
TS 18
.
.
.
TS 31
0 1 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 2 3
Ch
1
1 0
Ch
3
3
Ch
2
2
Ch
16
17 16
Ch
15
15
Ch
28
29
ch
27
28
Ch
30
31
Ch
29
30
frame : 125 mikrodetik
multiframe : 2 ms
speech channel speech channel
2 1 3 4 5 6 7 8
timeslot : 3,9 mikrodetik
0,488 mikrodetik
lebar pulsa = 0,244 mikrodetik
0 1 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 2 3
Ch
1
1 0
Ch
3
3
Ch
2
2
Ch
16
17 16
Ch
15
15
Ch
28
29
ch
27
28
Ch
30
31
Ch
29
30
frame : 125 mikrodetik
multiframe : 2 ms
speech channel speech channel
2 1 3 4 5 6 7 8
timeslot : 3,9 mikrodetik
0,488 mikrodetik
lebar pulsa = 0,244 mikrodetik
PSTN Network Signalling
Versi ITU
a1 dan b1 = 1 ada sinyal
a1 dan b1 = 0 tidak ada sinyal
Versi Indonesia
a1 dan b1 = 0 ada sinyal
a1 dan b1 = 1 tidak ada sinyal
Line signalling di Indonesia adalah secara link by link (signaling antar dua sentral berhubungan langsung)
A
Register
B
Register
C
Register
D
Register
Originating
Exchange
Transit Exchange
Terminating
Exchange
PSTN Network Signalling
ARTI/MAKSUD LINE SIGNAL (FTP Telkom 96)
NO LINE SIGNAL ARAH SAAT FUNGSI
1 Seizure (f) Awal pemb. hub. Mengubah kond sal : idle busy
2 Proceed to send
(seizure acknowl)
(b) - sda - Konfirmasi bhw. i/c tlh diduduki
3 Forced Release Congestion
Time out ringing
Time out B busy
Time out clear back
Pemutusan hub secara paksa Congestion
Time out ringing
Time out B busy
Time out clear back
4 Answer B menjawab Tanda awal bicara (awal charging)
5 Metering Selama bicara Pembebanan (charging)
6 Clear Back B tutup hs Tanda akhir bicara (akhir charging)
7 Clear Forward A tutup hs Tanda akhir bicara (akhir charging)
8 Release Guard Stlh clear forw -jawaban clear forward
-indikasi perangkat tlh idle
9 Re-answer Stlh clear back dan sblm: -
time out
- ditrm cl.forw
(B ttp hs sebentar)
Tidak membubarkan hub.
10 Trunk Offering Opr. Menghub B -tanda menginterupsi
-penawaran sambungan
11 Blocking -sal terganggu atau
-sedang dites
Agar tdk dpt diduduki
PSTN Network Signalling
Signalling logic dalam versi digital (pada time slot 16) :
bit a = 1 sinyal diaktifkan
bit a = 0 sinyal tidak diaktifkan
bit b = 1 tidak ada alarm
bit b = 0 ada alarm
bit c & d utk saat ini belum dialokasikan, masing-masing diset pada nilai 0 dan 1
Register Signalling
Dikirim secara End to End
A
Register
B
Register
C
Register
D
Register
Originating
Exchange
Transit Exchange
Terminating
Exchange
Signalling logic dalam versi digital (pada time slot 16) :
bit a = 1 sinyal diaktifkan
bit a = 0 sinyal tidak diaktifkan
bit b = 1 tidak ada alarm
bit b = 0 ada alarm
bit c & d utk saat ini belum dialokasikan, masing-masing diset pada nilai 0 dan 1
Register Signalling
Dikirim secara End to End
A
Register
B
Register
C
Register
D
Register
Originating
Exchange
Transit Exchange
Terminating
Exchange
Standar frekuensi signal = standar Signal System No. R2 dari ITU.
Setiap signal dual tone dengan frekuensi DTMF pesawat telepon
Terdiri dari : - 6 frekuensi backward
- 6 frekuensi forward
maka kombinasi dari kedua frekuensi masing-masing terdiri sinyal.
Dari segi arti sinyal : - 45 sinyal forward
- 30 sinyal backward
6
12
C
PSTN Network Signalling
Combination Number
Frekuensi (Hz)
1380 1500 1620 1740 1860 1980 Forward
1140 1020 900 780 660 540 Backward
1 x x
2 x x
3 x x
Tabel Kombinasi Frekuensi SMFC
Contoh :
Sinyal nomor 7
Forward : 1380 dan 1860 Hz
Backward : 1440 dan 660 Hz
Sinyal Backward
3 x x
4 x x
5 x x
6 x x
7 x x
8 x x
9 x x
10 x x
11 x x
12 x x
13 x x
14 x x
15 x x
Backward
Group A : 15 sinyal
Group B : 15 sinyal
A1 = B1
A2 = B2
A15 = B15
dari segi Frekuensi
sama arti berbeda
PSTN Network Signalling
Sinyal Backward
Nomor Group A Group B
1 Kirim digit berikutnya (n+1) Saluran Pelanggan Bebas
2 Kirim digit dari awal lagi Pelanggan Sibuk
3 Nomor lengkap, saya siap kirim group B Kirim tone informasi special (sinyal interception)
4 Kongesti Technical Blocking
5 Nomor langkap sambungkan speech part Saluran pelanggan bebas, tak berbayar 5 Nomor langkap sambungkan speech part Saluran pelanggan bebas, tak berbayar
6 Kirim kategori nomor pemanggil Pelacakan panggilan malicious
7 Cadangan Nomor nasional yang tidak dialokasikan
8 Kirim lagi dari digit terakhir dikurangi satu (n-1) Line out of Service
9 Kirim lagi dari digit terakhir dikurangi dua (n-2) Cadangan
10 Cadangan Cadangan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
15 Cadangan Cadangan
Keterangan
1. Group A : Permintaan sinyal forward atau pindah ke Group B
2. Group B : Kondisi atau kategori dari called station
PSTN Network Signalling
Sinyal Forward
Nomor Group I Group II Group III
1 Digit 1 Natiomal Operator Digit 1
2 Digit 2 Normal Subscriber Digit 2
3 Digit 3 Local Paypone Digit 3
4 Digit 4 Internasional Operator Digit 4
5 Digit 5 Long Distance Paypone Digit 5
6 Digit 6 National Test and Maintenance Equipment Digit 6 6 Digit 6 National Test and Maintenance Equipment Digit 6
7 Digit 7 International Test Equipment Digit 7
8 Digit 8 Cross Border Operator Digit 8
9 Digit 9 International Paypone Digit 9
10 Digit 0 Spare Digit 0
11 Reroute to special sevice Spare Spare
12 Spare Spare Spare
13 Spare Spare Spare
14 Access to maintenance Equip. Spare Spare
15 End of available information End of available information End of available information
Keterangan :
1. Group I : Nomor Called station
2. Group III : Nomor Calling station
3. Group II : Kategori atau jenis opearator
Common Channel Signalling No. 7
Pendahuluan
CCS no. 7 merupakan network signaling (pensinyalan antar
sentral)
Direkomendasikan ITU untuk pensinyalan pada ISDN dan PSTN
yang sudah terintegrasi secara digital (IDN=Integrated Digital
Network)
Common Channel Signalling
Digital signaling, dapat ditransmisikan digital 64 KBps atau analog
14,8 KBps.
Beda dengan R2-digital, karena R2 asalnya signaling MFC analog
yang kemudian transmisinya digital (dalam hal ini, signalling
merupakan kombinasi tone)
Pendahuluan
CCS no. 7 merupakan network signaling (pensinyalan antar
sentral)
Direkomendasikan ITU untuk pensinyalan pada ISDN dan PSTN
yang sudah terintegrasi secara digital (IDN=Integrated Digital
Network)
Common Channel Signalling
Digital signaling, dapat ditransmisikan digital 64 KBps atau analog
14,8 KBps.
Beda dengan R2-digital, karena R2 asalnya signaling MFC analog
yang kemudian transmisinya digital (dalam hal ini, signalling
merupakan kombinasi tone)
Common Channel Signalling No. 7
Arsitektur fungsional CCS no. 7
Aplication Part
(AP)
Data
User
Part
(DUP)
Transaction
Capabilities
(TCAP)
Signalling Connection
Control Part (SCCP)
ISDN
User
Part
(ISUP)
Telephone
User
Part
(TUP)
Message
Transfer Part
(MTP)
Network Function
Link Function
Data Link Function
1 Physical
Data Link
Network
Transport
Session
Presentation
Application
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
Network Service Part (NSP)
Aplication Part
(AP)
Data
User
Part
(DUP)
Transaction
Capabilities
(TCAP)
Signalling Connection
Control Part (SCCP)
ISDN
User
Part
(ISUP)
Telephone
User
Part
(TUP)
Message
Transfer Part
(MTP)
Network Function
Link Function
Data Link Function
1 Physical
Data Link
Network
Transport
Session
Presentation
Application
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
Network Service Part (NSP)
catatan
1. Signalling data link CCs no. 7 setingkat dengan physical layer di OSI (Open System Interfacing).
2. Signalling Link di CCS no. 7 = Message Transfer Part (MTP) = Layer 2 , merupakan protocol pengaturan dasar dari data atau
paket atau sel dari CCS no. 7, setingkat data link layer 3 OSI
Common Channel Signalling No. 7
Layer 1 : Message Transfer Part layer 1
Funsinya antara lain :
Pengaturan untuk bidirectional-transmission part serupa dengan long Signalling CAS
Dasar bit rate = 64 KBps per kanal CCS 7 (dulu menggunakan modem 4,8 KBps)
Standar transmisi, rekomendasi ITU misalkan G704, X-50, X-50 bis dsb.
Prinsipnya
ada sejumlah kanal/timeslot khusus untuk CCS no. 7 (pada CCS no. 7 tidak ada pembagian menjadi line
signalling dan register signalling)
Layer 1 CCS no. 7 ekivalen dengan lapisan fisik OSI
1 Frame PCM
Layer 1 : Message Transfer Part layer 1
Funsinya antara lain :
Pengaturan untuk bidirectional-transmission part serupa dengan long Signalling CAS
Dasar bit rate = 64 KBps per kanal CCS 7 (dulu menggunakan modem 4,8 KBps)
Standar transmisi, rekomendasi ITU misalkan G704, X-50, X-50 bis dsb.
Prinsipnya
ada sejumlah kanal/timeslot khusus untuk CCS no. 7 (pada CCS no. 7 tidak ada pembagian menjadi line
signalling dan register signalling)
Layer 1 CCS no. 7 ekivalen dengan lapisan fisik OSI
1 Frame PCM
Layer fisik mengatur
saluran transmisi
Optik
Radio
dll
elektrik
V
I
dll
Protokol handshaking dari link
dll.
Common Channel Signalling No. 7
Layer 2 : Message Transfer Part layer 2
Fungsinya antara lain :
Mengatur format dasar dari message signal unit
Format standar dari message signaling unit (MSU) CCS no. 7 ( harus dipenuhi oleh seluruh jaringan ccs
no.7 internasional)
Pengisian dari field tertentu (yang sudah didefinisikan pada layer 2)
Ekivalen dengan Data Link Layer pada OSI
Format standar MSU dari CCS no. 7
F = Flag : Awal dan akhir sinyal CCS no. 7,
unik (tidak boleh dipakai oleh unit-unit yang lain)
FCS = Frame check sequence : Forward Error Control (agar penerima dapat mendeteksi dan mengoreksi
error transmisi)
SIF = Signalling Information Link : Diisi dan diterjemahkan oleh layer 3 dan layer 4, merupakan kandungan
atau arti dari suatu message sinyal CCS no.7
Layer 2 : Message Transfer Part layer 2
Fungsinya antara lain :
Mengatur format dasar dari message signal unit
Format standar dari message signaling unit (MSU) CCS no. 7 ( harus dipenuhi oleh seluruh jaringan ccs
no.7 internasional)
Pengisian dari field tertentu (yang sudah didefinisikan pada layer 2)
Ekivalen dengan Data Link Layer pada OSI
Format standar MSU dari CCS no. 7
F = Flag : Awal dan akhir sinyal CCS no. 7,
unik (tidak boleh dipakai oleh unit-unit yang lain)
FCS = Frame check sequence : Forward Error Control (agar penerima dapat mendeteksi dan mengoreksi
error transmisi)
SIF = Signalling Information Link : Diisi dan diterjemahkan oleh layer 3 dan layer 4, merupakan kandungan
atau arti dari suatu message sinyal CCS no.7
F FCS SIF SIO LI
F
I
B
FSN
B
I
B
BSN F
8 16 32 + 8N 8 2 6 1 7 1 7 8 bit
Common Channel Signalling No. 7
SIO = Service information Octet : Menunjukan identifikasi message sinyal unit (apakah TUP,
DUP, SCCP, ISUP atau IN dll)
LI = Length Indicator : Indikasi panjang (jumlah bit dari suatu message) ----
bergantung SIF
FIB = Forward Bit Indicator : Forward sinyal (sinyal yang dikirim oleh sentral yang
memanggil)
FSN = Forward Squence Number : Nomor urut sinyal arah forward (dikirim oleh sentral
pemanggil)
BIB = Backward Bit Indicator : Kalau diisi maka sinyal CCS no. 7 adalah sinyal backward
(sinyal yang dikirim oleh sentral yang dipanggil)
BSN = Backward sequence Number : Nomor urut sinyal arah backward
SIO = Service information Octet : Menunjukan identifikasi message sinyal unit (apakah TUP,
DUP, SCCP, ISUP atau IN dll)
LI = Length Indicator : Indikasi panjang (jumlah bit dari suatu message) ----
bergantung SIF
FIB = Forward Bit Indicator : Forward sinyal (sinyal yang dikirim oleh sentral yang
memanggil)
FSN = Forward Squence Number : Nomor urut sinyal arah forward (dikirim oleh sentral
pemanggil)
BIB = Backward Bit Indicator : Kalau diisi maka sinyal CCS no. 7 adalah sinyal backward
(sinyal yang dikirim oleh sentral yang dipanggil)
BSN = Backward sequence Number : Nomor urut sinyal arah backward
Common Channel Signalling No. 7
Layer 3 : MTP layer 3
Fungsi
Pengaturan service connection (Connection oriented atau connectionless oriented) diatur
oleh SCCP.
Pengaturan berkaitan dengan penomoran dari STP (signaling Transfer Port) dan SP
(Signalling Point) dan peruteannya
SP
STP
SP SP
STP
SP
Jadi terminal CCS no. 7 ( yang umumnya terdapat di sentral) disebut SP kalau merupakan
sentral originating awal atau sentral terminating akhir, jika tidak disebut STP
Common Channel Signalling No. 7
Layer 4 : User Part dan SCCP
Berfungsi untuk mengirimkan pesan-pesan pensinyalan melalui jaringan pensinyalan.
Mendefinisikan arti pesan-pesan yang dikirimkan dan menentukan urutan pesan yang
dikirimkan
SCCP : Harus ada karena merupakan dasar perantara antara user part dengan MTP
layer 3. jadi SCCP adalah layer 3 dan layer 4
TUP : Pengaturan aplikasi berbasis telepon digital :
Telepon
Videophone dll.
DUP : Pengaturan aplikasi berbasis komunikasi data
Videotext
Teletext
Facsimili Group 4
ISUP : ISDN User Part
Pengaturan aplikasi berbasis ISDN service
Layer 4 : User Part dan SCCP
Berfungsi untuk mengirimkan pesan-pesan pensinyalan melalui jaringan pensinyalan.
Mendefinisikan arti pesan-pesan yang dikirimkan dan menentukan urutan pesan yang
dikirimkan
SCCP : Harus ada karena merupakan dasar perantara antara user part dengan MTP
layer 3. jadi SCCP adalah layer 3 dan layer 4
TUP : Pengaturan aplikasi berbasis telepon digital :
Telepon
Videophone dll.
DUP : Pengaturan aplikasi berbasis komunikasi data
Videotext
Teletext
Facsimili Group 4
ISUP : ISDN User Part
Pengaturan aplikasi berbasis ISDN service
Common Channel Signalling No. 7
Terminal CCS no. 7
Terdapat di sentral digital ISDN
Tugas :
Sentral Originating
Penerjemahan layer 4 menjadi SIF
Pengisian SIO, LI, FIB, FSN, BIB, BSN
Perhitungan FCS
Penambahan Flag
Layer 1
Sentral terminating
Deteksi dan koreksi Error FCS
Pembacaan SIO, LI, FIB, FSN, BIB, BSN
Menggantikan SIF yang diterima
Terminal CCS no. 7
Terdapat di sentral digital ISDN
Tugas :
Sentral Originating
Penerjemahan layer 4 menjadi SIF
Pengisian SIO, LI, FIB, FSN, BIB, BSN
Perhitungan FCS
Penambahan Flag
Layer 1
Sentral terminating
Deteksi dan koreksi Error FCS
Pembacaan SIO, LI, FIB, FSN, BIB, BSN
Menggantikan SIF yang diterima
Common Channel Signalling No. 7
Perbedaan Utama dangan CAS ( misal pensinyalan E&M dan R2)
Jumlah kemungkinan signal = 2
8N
Bandingkan dengan E&M = 14 sinyal, R2 = (15 x3)+(15 x 2) = 75 sinyal
Jadi fungsi CCS no.7 bisa dikembangkan secara luas :
- Operation -----------maintenance
- Administration ----- service
- Network management dll.
Pengiriman informasi sekaligus
Misalnya : pengiriman dial number dan calling number
R2 : 1 digit 1 sinyal bolak balik
CCS = kanal signaling tersendiri sedangkan CAS --- Register signaling memanfaatkan speech kanal
Perbedaan Utama dangan CAS ( misal pensinyalan E&M dan R2)
Jumlah kemungkinan signal = 2
8N
Bandingkan dengan E&M = 14 sinyal, R2 = (15 x3)+(15 x 2) = 75 sinyal
Jadi fungsi CCS no.7 bisa dikembangkan secara luas :
- Operation -----------maintenance
- Administration ----- service
- Network management dll.
Pengiriman informasi sekaligus
Misalnya : pengiriman dial number dan calling number
R2 : 1 digit 1 sinyal bolak balik
CCS = kanal signaling tersendiri sedangkan CAS --- Register signaling memanfaatkan speech kanal
I10
A1
I2
A1
A1
I1
CCS : 1 sinyal sekaligus
F F
SIF : diisi dengan dial number,
calling number dll 1 sinyal
Standar pensinyalan C5-C7 dan R1,R2
Sistem Seri Rec ITU-T Line Sig Reg Sig
C5 Q.140-164
2400/2600 Hz
Compelled
MFC 2/6
Non compelled
Link-by-link
2600 Hz
Continuous
Tone-on-idle
MFC 2/6
Non compelled
Link-by-link
CAS R1 Q.310-331
2600 Hz
Continuous
Tone-on-idle
MFC 2/6
Non compelled
Link-by-link
R2 Q.400-490
2850 Hz
Continuous
Tone-on-idle
MFC 2/6
Compelled
End-to-end
CCS
C6 Q.251-297
Data Link
Medium (2400 bps)
C7 Q.701-795
Data Link
Medium (64 Kbps)
Nama-nama standar pensinyalan
Sistem Ruas Jaringan Line Signaling Register Signaling
Subscriber Line
Z-Interface
(On-hook/Off-hook)
Decadic Pulse
DTMF
CAS
Subscriber Line
Z-Interface
(On-hook/Off-hook)
Decadic Pulse
DTMF
Inter-exchange
3wEMD/F6
Phillips Loop
Erisson Loop
2wEMD/F6
Ericsson Loop
2wPhillips/F6
E & M
Decadic Pulse
SMFC
CCS
Subscriber Line DSS1
Inter-exchange SS7
Perioda/siklus waktu SMFC signaling
Berhentinya sinyal = MFC, tapi pengiriman sinyal berikutnya dapat
tdk/tanpa menunggu sampai sinyal berhenti diterima
CCS 7(Common Channel Signalling No. 7)
Jaringan SS7 dibentuk oleh elemen-elemen berupa
titik-titik pensinyalan (node) disebut Signalling Point
(SP) atau Signalling End Point (SEP) dan jalur-jalur
transmisi Signalling Link. (Catatan : Dalam beberapa
pembahasan, istilah SEP sering ditulis SP, sehingga
dalam jaringan hanya ada dua istilah titik pensinyalan
yaitu SP dan STP.
Signalling Point yang hanya mampu memproses
signalling message yang secara langsung ditujukan
kepadanya, tetapi tidak mempunyai kemampuan
untuk mentransfer message SS7 yang ditujukan ke
SP lain.
Jaringan SS7 dibentuk oleh elemen-elemen berupa
titik-titik pensinyalan (node) disebut Signalling Point
(SP) atau Signalling End Point (SEP) dan jalur-jalur
transmisi Signalling Link. (Catatan : Dalam beberapa
pembahasan, istilah SEP sering ditulis SP, sehingga
dalam jaringan hanya ada dua istilah titik pensinyalan
yaitu SP dan STP.
Signalling Point yang hanya mampu memproses
signalling message yang secara langsung ditujukan
kepadanya, tetapi tidak mempunyai kemampuan
untuk mentransfer message SS7 yang ditujukan ke
SP lain.
Signalling Point (SP)
Setiap titik dalam jaringan yang mempunyai
kemampuan untuk mengontrol/memproses signalling
message.
Contoh-contoh Signalling Point dalam jaringan :
Sentral (Switching Center)
Pusat Operasi & Pemeliharaan (OMC)
Service Control Point (SCP)
Signalling Transfer Point (STP)
Signalling Transfer End Point (STEP)
Signalling Link
dll
Signalling Point (SP)
Setiap titik dalam jaringan yang mempunyai
kemampuan untuk mengontrol/memproses signalling
message.
Contoh-contoh Signalling Point dalam jaringan :
Sentral (Switching Center)
Pusat Operasi & Pemeliharaan (OMC)
Service Control Point (SCP)
Signalling Transfer Point (STP)
Signalling Transfer End Point (STEP)
Signalling Link
dll
Signalling Transfer Point (STP)
Merupakan Signalling Point yang mempunyai kemampuan untuk mentransfer signalling
message ke Signalling Point lain.
Signalling Transfer End Point (STEP)
Merupakan Signalling Point yang dapat melakukan fungsi STP & SEP (combined).
Signalling Link
Merupakan media transmisi untuk membawa signalling message antara dua Signalling
Point.
Link set link
Sejumlah signalling link yang menghubungkan dua buah signalling point secara langsung
Link group
Sekumpulan link dalam suatu link set yang mempunyai karakteristik sama/identik.
Originating Point
Signalling Point atau titik asal pengirim signalling message.
Destination Point
Signalling Point atau titik tujuan akhir dari signalling message.
Route signalling
Lintasan message yang telah ditentukan sebelumnya. Lintasan tersebut terdiri dari STP dan
link signalling yang berada di antara Originating Point (OP) dan Destination Point (DP).
Signalling Transfer Point (STP)
Merupakan Signalling Point yang mempunyai kemampuan untuk mentransfer signalling
message ke Signalling Point lain.
Signalling Transfer End Point (STEP)
Merupakan Signalling Point yang dapat melakukan fungsi STP & SEP (combined).
Signalling Link
Merupakan media transmisi untuk membawa signalling message antara dua Signalling
Point.
Link set link
Sejumlah signalling link yang menghubungkan dua buah signalling point secara langsung
Link group
Sekumpulan link dalam suatu link set yang mempunyai karakteristik sama/identik.
Originating Point
Signalling Point atau titik asal pengirim signalling message.
Destination Point
Signalling Point atau titik tujuan akhir dari signalling message.
Route signalling
Lintasan message yang telah ditentukan sebelumnya. Lintasan tersebut terdiri dari STP dan
link signalling yang berada di antara Originating Point (OP) dan Destination Point (DP).
Signalling Link
Merupakan media transmisi untuk membawa signalling message antara dua Signalling
Point.
Link set link
Sejumlah signalling link yang menghubungkan dua buah signalling point secara langsung
Link group
Sekumpulan link dalam suatu link set yang mempunyai karakteristik sama/identik.
link group
link set
signalling link
link group
SP
STP
Gbr. 3.1 Signalling link, link group dan link set
Route signalling
Lintasan message yang telah ditentukan sebelumnya. Lintasan
tersebut terdiri dari STP dan link signalling yang berada di
antara Originating Point (OP) dan Destination Point (DP).
Route signalling
Lintasan message yang telah ditentukan sebelumnya. Lintasan
tersebut terdiri dari STP dan link signalling yang berada di
antara Originating Point (OP) dan Destination Point (DP).
Ket :
Speech/data
channel
Signalling Route
STP STP
OP
DP
Gbr. Rute Signalling
Mode Signalling
Ditinjau dari konfigurasi antara kanal
data/speech dan link pensinyalan, terdapat
dua mode signalling :
Associated dan
Non Associated.
Mode Non Associated dapat berupa
Quasi Associated atau Fully Non Associated.
Mode Signalling
Ditinjau dari konfigurasi antara kanal
data/speech dan link pensinyalan, terdapat
dua mode signalling :
Associated dan
Non Associated.
Mode Non Associated dapat berupa
Quasi Associated atau Fully Non Associated.
Common Channel Signalling No. 7
Prosedur Pensinyalan
Metode Pensinyalan
End to End
Digunakan pada saat sentral originating mengirimkan informasi pensinyalan ke sentral transit
untuk diteruskan ke sentral terminating
Digunakan hanya untuk menangani suplmentary service atau user to user signaling
Link by link
Metode yang paling memungkinkan diterapkan pada CCS no. 7
Informasi permintaan hubungan dikirim link by link
Metode Pengiriman
Overlap sending
Proses ruting dilakukan setelah menerima beberapa informasi saja, infromasi tambahan yang
masih diperlukan dikirim berikutnya/terpisah
Enbloc sending
Proses ruting dilakukan setelah satu blok informasi secara penuh diterima.
Tipe message
Message-message pembangunan hubungan
Message-message selama komunikasi berlangsung
Message-message pembubaran hubungan panggilan
Message-message pengawasan hubungan
Message-message pengawasan group sirkit
Message-message untuk mengaktifkan fasilitas
Prosedur Pensinyalan
Metode Pensinyalan
End to End
Digunakan pada saat sentral originating mengirimkan informasi pensinyalan ke sentral transit
untuk diteruskan ke sentral terminating
Digunakan hanya untuk menangani suplmentary service atau user to user signaling
Link by link
Metode yang paling memungkinkan diterapkan pada CCS no. 7
Informasi permintaan hubungan dikirim link by link
Metode Pengiriman
Overlap sending
Proses ruting dilakukan setelah menerima beberapa informasi saja, infromasi tambahan yang
masih diperlukan dikirim berikutnya/terpisah
Enbloc sending
Proses ruting dilakukan setelah satu blok informasi secara penuh diterima.
Tipe message
Message-message pembangunan hubungan
Message-message selama komunikasi berlangsung
Message-message pembubaran hubungan panggilan
Message-message pengawasan hubungan
Message-message pengawasan group sirkit
Message-message untuk mengaktifkan fasilitas
Common Channel Signalling No. 7
Proses pembangunan hubungan
Hubungan yang berhasil
dialing
complete
IAM
ACM
IAM
ACM
ACM
CPG
CPG
CPG
ANM
ANM
ANM
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
CPG = Call Progress
ANM = Answer
IAM
ring back
tone
ringing
off-hook
(Conversation)
dialing
complete
IAM
ACM
IAM
ACM
ACM
CPG
CPG
CPG
ANM
ANM
ANM
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
CPG = Call Progress
ANM = Answer
IAM
ring back
tone
ringing
off-hook
(Conversation)
Common Channel Signalling No. 7
Hubungan yang tidak berhasil
dialing
complete
IAM
REL
IAM
REL
REL
RLC
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
IAM = Initial Address
REL = Release
RLC = Release Complete
IAM
Congetion
tone
RLC
RLC
dialing
complete
IAM
ACM
IAM
ACM
ACM
REL
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
REL = Release
RLC = Release Complete
IAM
busy
tone
REL
REL
RLC
RLC
RLC
busy
tone
dialing
complete
IAM
REL
IAM
REL
REL
RLC
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
IAM = Initial Address
REL = Release
RLC = Release Complete
IAM
Congetion
tone
RLC
RLC
dialing
complete
IAM
ACM
IAM
ACM
ACM
REL
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
REL = Release
RLC = Release Complete
IAM
busy
tone
REL
REL
RLC
RLC
RLC
busy
tone
Common Channel Signalling No. 7
Proses pemutusan hubungan
REL
REL REL
RLC
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
REL = Release
RLC = Release Complete
on hook
RLC RLC
on hook
Pelanggan yang Dipanggil memutuskan hubungan
REL
REL REL
RLC
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
REL = Release
RLC = Release Complete
on hook
RLC RLC
on hook
Pelanggan yang Dipanggil memutuskan hubungan
REL
REL REL
RLC
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
REL = Release
RLC = Release Complete
on hook
RLC RLC
on hook
Pelanggan yang memanggil memutuskan hubungan
Common Channel Signalling No. 7
Prosedur En Bloc
Set up
Lengkap
alerting
Connect
IAM
ACM
IAM IAM
ACM ACM
CPG CPG CPG
ANM ANM ANM
alerting
Connect
Set up
Terminal
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
Terminal
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
CPG = Call Progress
ANM = Answer
Set up
Lengkap
alerting
Connect
IAM
ACM
IAM IAM
ACM ACM
CPG CPG CPG
ANM ANM ANM
alerting
Connect
Set up
Terminal
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
Terminal
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
CPG = Call Progress
ANM = Answer
Common Channel Signalling No. 7
Prosedur Overlap
Set up
tidak
Lengkap
alerting
Connect
IAM
ACM
IAM
ACM ACM
CPG CPG CPG
ANM ANM ANM
alerting
Connect
Set up
Terminal
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
Terminal
IAM
SAM
SAM SAM
SAM
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
CPG = Call Progress
ANM = Answer
Set up
tidak
Lengkap
alerting
Connect
IAM
ACM
IAM
ACM ACM
CPG CPG CPG
ANM ANM ANM
alerting
Connect
Set up
Terminal
LE
Originating
LT
Originating
LT
Terminating
LE
Terminating
Terminal
IAM
SAM
SAM SAM
SAM
IAM = Initial Address
ACM = Address Complete
CPG = Call Progress
ANM = Answer
SELESAI SELESAI
PSTN Network Signalling
Contoh Pensinyalan R2
PSTN Network Signalling
Lanjutan ..

You might also like