- The document discusses a study on improving learning outcomes of Basic Audio Signals for 10th grade students at SMK Negeri 5 Jakarta vocational high school.
- The study applied classroom action research methods and used peer tutoring group discussion learning methods. Three cycles of learning were conducted over four meetings.
- Results showed improved learning outcomes, with the percentage of students meeting the minimum criteria increasing from 93% after the first cycle to 100% after the third cycle. A student survey also found that 64.29% of students agreed the peer tutoring group discussion method improved their learning of Basic Audio Signals.
- The document discusses a study on improving learning outcomes of Basic Audio Signals for 10th grade students at SMK Negeri 5 Jakarta vocational high school.
- The study applied classroom action research methods and used peer tutoring group discussion learning methods. Three cycles of learning were conducted over four meetings.
- Results showed improved learning outcomes, with the percentage of students meeting the minimum criteria increasing from 93% after the first cycle to 100% after the third cycle. A student survey also found that 64.29% of students agreed the peer tutoring group discussion method improved their learning of Basic Audio Signals.
- The document discusses a study on improving learning outcomes of Basic Audio Signals for 10th grade students at SMK Negeri 5 Jakarta vocational high school.
- The study applied classroom action research methods and used peer tutoring group discussion learning methods. Three cycles of learning were conducted over four meetings.
- Results showed improved learning outcomes, with the percentage of students meeting the minimum criteria increasing from 93% after the first cycle to 100% after the third cycle. A student survey also found that 64.29% of students agreed the peer tutoring group discussion method improved their learning of Basic Audio Signals.
Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Dengan Tutor Sebaya
Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dasar-Dasar Sinyal Audio Bagi Siswa Kelas X TAV SMK Negeri 5 Jakarta
Ahmad Hakim Alumni Angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika , Teknik Elektro FT-UNJ Bambang Dharmaputra Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika , Teknik Elektro FT-UNJ Mufti Masum Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika , Teknik Elektro FT-UNJ Hanna Sadeya Safira (5215127138) Mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika , Teknik Elektro FT-UNJ
Abstract Research aim to increase result of learning Dasar-dasar Sinyal Audio with study method Group Discussion with Tutor of the same age . Research is done in SMK Negeri 5 Jakarta in March sd. May 2012. Research is done with Penelitian Tindakan Kelas (PTK), what observed by collaborator teacher as discussion friend, study method Group Discussion with Tutor of the same age. Subject taken is Based Signal Audio. Research subject taken is class X Technical Audio Video (TAV) 3 in school year 2011/2012. Researcher takes three cycles in four meetings with three indicators. In cycle I happened two meetings with result in meeting first of class gets value 79,3 (meeting mean value first and second) with 93 % completed because there are 2 student assessing below/under Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Value KKM 70. In cycle II gets value 80,3) with 96 % completed because there are 1 student assessing below/under KKM. In cycle III gets value 88,4 with 100 % completed. Out of 28 students given enquette, result of of 64,29% express agreing (satisfies) study method Group Discussion with Tutor of the same age can increase result of learning to do Based Signal Audio at class X TAV-3 SMK Negeri 5 Jakarta in school year 2011/2012. Counted 31,35 % express hardly agreing, as for 13,48 % 3,97 % express disagree, 0.39 %express hardly disagree. Result of research concludes that the students agrees (satisfies) study methode of Group Discussion with Tutor of the same age can increase result of learning Based Signal Audio as according to Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 at class X TAV-3 SMK Negeri 5 Jakarta.
Keyword: peningkatan hasil belajar, metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya , KKM sebesar 70, para siswa setuju (merasa puas).
Latar Belakang Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada permasalahan klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. SMK Negeri 5 Jakarta merupakan salah satu bagian dari pendidikan formal yang memiliki beberapa program studi diantaranya yaitu Audio Video. Program Studi Audio Video mempunyai beberapa standar kompetensi salah satunya diantaranya adalah Dasar-dasar Sinyal Audio berdasarkan pengamatan peneliti pada saat melakukan Program Pengenalan Lapangan di SMK negeri 5 Jakarta. Penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh peneliti dengan dibantu oleh guru kolaborator yaitu guru yang mengajarkan Dasar-dasar Sinyal Audio di SMK negeri 5 Jakarta. Penelitian tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam menerapkan pendekatan pembelajaran, sehingga membuat pembelajaran lebih aktif. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja simulasikan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. (Arikunto, Suharsimi,2007:3) Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas professional guru dan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran, khususnya masalah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, peneliti berharap dengan menerapkan metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya dan mengadakan praktek dapat mengaktifkan siswa sehingga meningkatkan hasil belajar Dasar-dasar Sinyal Audio pada kompetensi dasar Menjelaskan Decibel dikelas X TAV-3 SMK Negeri 5 Jakarta. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ialah untuk meningkatkan hasil belajar Dasar-dasar Sinyal Audio dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 melalui penerapan metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya di kelas X TAV-3 SMKN 5 Jakarta.
Manfaat Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas diharapkan dapat bermanfaat bagi : Siswa Siswa kelas X TAV-3 SMKN 5 Jakarta mampu menggembangkan kemapuan berfikir, belajar mandiri, serta kerja sama serta meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran Dasar dasar Sinyal Audio pada kompetensi dasar Menjelaskan Decibel. Guru Sebagai bahan masukan guru kelas X TAV-3 SMKN 5 Jakarta dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya serta menjadi umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa yang dihadapi siswa. Sekolah Agar prestasi belajar siswa kelas X TAV-3 SMKN 5 Jakarta lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain serta berbagi informasi dengan sekolah lain dalam menerapkan metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya pada kegiatan pembelajaran. Peneliti Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya , melakukan seleksi materi, dan mengembangkan seleksi instrument.
Kerangka Teoretis Hakikat Belajar Jadi, dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa seseorang dikatakan telah belajar apabila telah terjadi suatu perubahan pada dirinya. Perubahan tersebut terjadi berkat adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Sehingga untuk dapat belajar seorang pelajar tidak dapat terlepas dari orang lain, dalam hal ini guru dan teman belajar. Dengan demikian dapat dikatakan seorang pelajar tidak dapat belajar dengan baik bila hanya sendirian saja, dia juga perlu guru untuk membimbing dan teman untuk berdiskusi.
Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan indikator dari keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran yang ditetapkan dalam sistem pendidikan nasional. Pengungkapan hasil belajar idealnya melalui segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar mengajar. Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja (performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2010: 144) Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penggunaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Berdasrkan teori yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sebuah perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar-dasar Sinyal Audio pada kompetensi dasar memahami Decibel.
Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah ditentukan melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Sedangkan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempata pada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincanagan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan pebincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Diskusi yang baik bukan semata timbul dari peran guru. Akan tetapi lebih tepat apabila timbul dari murid setelah memahami masalah dan situasi yang dihadapinya. Tetapi dalam hal berdiskusi guru dapat pula memberikan arahan kepada siswa dalam memperoleh tema atau masalah yang tepat untuk didiskusikan, yang sebelumnya kepada para siswa diberikan tugas untuk memahami masalah yang menjadi topik diskusi. (Taniredja, Tukiran, Efi, dan Sri, 2011: 23) Ada beberapa kelebihan metode Diskusi kelompok, antara lain (1) memungkinkan adanya interaksi antara guru dengan siswa (2) guru dapat menilai pemahaman siswa terhadap suatu konsep apakah mereka salah mengerti atau bias terhadap konsep tersebut. Metode diskusi memiliki keuntungan: (1) mempertinggi peran serta secara perorangan; (2) mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan; memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain. (Taniredja, Tukiran, Efi, dan Sri, 2011: 23) Keuntungan metode diskusi cukup banyak, yakni (1) melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar; (2) setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannnya masing-masing (3) dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah; (4) dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaaan akan kemampuan diri sendiri; (5) dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. (Taniredja, Tukiran, Efi, dan Sri, 2011: 23) Metode diskusi dalam proses pembelajaran memiliki maksud (1) melibatkan murid sebagai bagian komponen sistem; (2) menstimulasi dan memotivasi siswa; (3) melatih siswa agar berpikir kritis dalam menganalisa; dan (4) mengembangkan kemampuan bekerja sama. (Taniredja, Tukiran, Efi, dan Sri, 2011: 23)
Tutor Sebaya Tutor sebaya (pemimpin diskusi) adalah seorang yang bertugas memimpin diskusi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Metode Tutor dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum faham. Metode Tutor sebaya banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode Tutor sebaya dengan memberi pengarahan dan lain-lain Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, Tutor sebaya dapat terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil. Ada beberapa keunggulan dan kekurangan dengan menggunakan tutor sebaya, seperti yang dikemukakan Arikunto (1995) berikut ini. Keunggulan dari tutor sebaya: 1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. 2. Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas. 3. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. 4. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. Kekurangan dari tutor sebaya: 1. Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan. 2. Ada beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya. 3. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan. 4. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkannya kembali kepada teman-temannya. Menurut Ischak dan Warji (1987) tutor sebaya artinya siswa yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang punya umur sebaya dengan dia.
Kriteria-kriteria untuk menjadi tutor sebaya menurut Ischak dan Warji (1987) adalah sebagai berikut : 1. Memiliki hubungan emosional yang baik, bersahabat dan menunjang situasi tutoring. 2. Diterima atau disetujui oleh siswa yang akan ditutor. 3. Menguasai bahan yang akan ditutorkan. 4. Mampu menyampaikan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima bantuan. 5. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan atau bantuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas ialah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. (Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2010 :58) PTK mempunyai tujuan antara lain: 1). Meningkatkan mutu, misi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah; 2). Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas; 3). Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan; 4). Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. (Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2010 :60) Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Konsep pokok PTK terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). (Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2010 :27) Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan hasil belajar Dasar-dasar Sinyal Audio pada kompetensi dasar Decibel dengan metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya kelas X TAV 3 di SMKN 5 Jakarta semester genap tahun ajaran 2011-2012.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2012 di SMK Negeri 5 pada kelas X TAV 3 Jakarta semester genap tahun ajaran 2011-2012.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas, yaitu: 1. Metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Dasar-dasar Sinyal Audio pada siswa kelas X TAV-3 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Jakarta semester genap tahun ajaran 2011-2012. 2. Metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya dapat meningkatkan presentasi ketuntasan hasil belajar Dasar-dasar Sinyal Audio siswa kelas X TAV-3 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Jakarta semester genap tahun ajaran 2011-2012. 3. Semua siswa merasa puas (sangat setuju) dengan metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Dasar-dasar Sinyal Audio siswa kelas X TAV-3 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Jakarta semester genap tahun ajaran 2011- 2012. 4. Hasil yang dicapai siswa dalam menggunakan metode pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya Dasar-dasar Sinyal Audio siswa kelas X TAV-3 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Jakarta semester genap tahun ajaran 2011-2012 jauh melebihi nilai KKM sebesar 70.
Saran Saran yang dapat peneliti berikan: 1. Metode pembelajaran Diskusi kelompok dengan Tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Dasar-dasar Sinyal Audio siswa TAV-3 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Jakarta maka perlu dilanjutkan oleh guru. 2. Dalam melakukan PTK sebaiknya perlu dilakukan secara kolaboratif sebab peneliti dengan kolaborator perlu berdiskusi untuk langkah selanjutnya yang harus dilakukan. 3. Pihak sekolah perlu memperbanyak guru-guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas sehingga guru tersebut mendapatkan variatif metode pembelajaran yang lain untuk digunakan pada mata pelajaran yang diajarkan.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Siregar, Evelin dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalih Indonesia. Taniredja, Tukiran, Efi, dan Sri. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.