Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi anak

(Essie Octiara, Susy Fransisca)

GEJALA-GEJALA YANG MENYERTAI


ERUPSI GIGI ANAK
(SURVEI KEPERCAYAAN DAN PENGALAMAN IBU)

Essie Octiara*, Susy Fransisca**

*Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Anak


Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155
** Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155

Abstract

A survey was conducted on mothers at Medan Baru Regency to know the belief and mothers experience
about tooth eruption symptoms in their children. The population was the mothers who had child aged 6
months – 3 years at Medan Baru Regency. Sample was purposedly taken in all public health centers (17)
were still active, and 7 playgroups at Medan Baru Regency. The total samples were 149 mothers. Data was
taken by interviewing mothers based on questioners prepared. Data was analyzed by using the Chi-square
test, a p value of < 0.05 was considered to be significant. The results showed 83.89% mothers believed
teething symptoms and 92.96% had an experience about teething symptoms. The most believable
symptoms related teething were biting 81,16%; fever 73,19%; gum swelling 68.84%; increased fluid intake
66.67% and appetite loss 65.22%. The treatment of teething symptoms done by mothers were treating alone
53.62%; visited general practisioner/ pediatrician 41.30%; and dentist 4.35%. The treatment of mothers
who treated alone were mostly given analgesic and antipyretic namely 58.11%; who did non
pharmacological treatment (such as giving teething toys or teething food) were 48.65%.

Key words: teething belief, teething symptom, teething treatment.

PENDAHULUAN Pertumbuhan gigi sudah banyak


dibicarakan oleh para ahli sejarah dan
Erupsi gigi merupakan proses mereka menyatakan bahwa erupsi gigi
bergeraknya gigi menembus gusi untuk memegang peranan penting dalam
tumbuh ke dalam tulang rahang ke mempengaruhi keadaan umum anak.4,5
posisinya dalam rongga mulut.1 Erupsi Erupsi gigi dapat mengubah mood dan
gigi pada bayi dimulai dari gigi depan tingkah laku anak, dari yang baik
rahang bawah dan disusul gigi depan menjadi lebih rewel.1,4-6 Pengetahuan
rahang atas sampai keduapuluh gigi anak yang dimiliki orangtua terhadap peru-
muncul.1-3 Erupsi gigi biasanya dimulai bahan tingkah laku anak tersebut mem-
antara usia 4-7 bulan, tetapi beberapa buat orangtua mengambil suatu sikap
anak ada yang sudah memiliki gigi atau tindakan yang dapat membantu
ketika ia lahir dan ada juga yang belum anak dalam menangani masalah erupsi
tumbuh gigi sampai usia 12 bulan.2,4 gigi tersebut.5

91
dentika Dental Journal
Vol 9, No. 2, 2004: 91-98

Secara umum diketahui bahwa (67%), berliur (57%) berhubungan


erupsi gigi dapat menimbulkan tanda dengan erupsi gigi.8 Wake, dkk juga
dan gejala yang bervariasi.4,7 Pada mengadakan penelitian observasi
kebanyakan kasus, erupsi gigi susu tidak langsung terhadap gejala-gejala yang
menyebabkan anak maupun orangtua berhubungan dengan erupsi terhadap 21
merasa panik, sehingga keadaan ini orang anak usia antara 6,8-22,5 bulan
sering dianggap remeh, meskipun secara dengan rata-rata 14,4 + 4,9 bulan,
signifikan keadaan ini mempengaruhi didapat bahwa tidak ada hubungan yang
anak dan orangtua karena terkadang erat antara erupsi gigi dengan beberapa
proses ini dapat menyebabkan iritasi, gejala seperti demam, diare, gangguan
baik secara lokal maupun sistemik.1 suasana hati, sakit, gangguan tidur,
Kebanyakan orangtua berpendapat berliur, diare, pipi merah/ruam pada
bahwa erupsi gigi sangat mempengaruhi wajah/tubuh.8 Sementara Macknin ber-
keadaan umum anak sehingga dapat pendapat bahwa erupsi gigi menim-
menyebabkan anak demam, batuk, flu, bulkan gejala-gejala ringan seperti suka
kurang nafsu makan, gelisah dan menggigit, berliur dan menggosok-gosok
gangguan tidur.4 Namun ada juga yang gusi, iritabilitas dan suka menghisap.7
berpendapat bahwa erupsi gigi meru- Carpenter melaporkan bahwa ketika bayi
pakan pengalaman biasa yang dialami mengalami erupsi gigi maka akan terjadi
oleh setiap anak, erupsi gigi dapat gangguan sistemik seperti diare,
disertai gejala-gejala sehingga mempe- rhinorea, dan iritabilitas.7 Sedangkan
ngaruhi keadaan umum anak atau tanpa Hulland mengatakan bahwa ketika gigi
gejala.2 Pada abad ke-4 SM, para ahli bayi tumbuh, gejala-gejala yang muncul
sejarah (Hipocrates, Thomas Phaire dan merupakan gangguan lokal seperti
Marshall Hall) dan orangtua-orangtua pembengkakan pada gusi dengan derajat
dulu juga mempercayai adanya penyakit yang ringan.7
yang muncul bersamaan dengan erupsi Begitu banyak penelitian yang
gigi. Hal ini hanyalah suatu mitos atau dilakukan untuk mengetahui dan
kepercayaan kuno yang diyakini harus memastikan gejala-gejala apa saja yang
terjadi pada setiap anak sehingga hal ini mungkin muncul pada saat erupsi gigi
dianggap sebagai suatu kewajaran bagi terjadi pada anak, dan sampai saat ini
pertumbuhan anak.5 belum ada di Medan yang melakukan
Penelitian Barlow, dkk (2002) survei untuk mengetahui pendapat atau
menyatakan ada lima gejala teratas yang kepercayaan orangtua khususnya ibu
dipercayai orang tua yang menyertai terhadap gejala-gejala yang menyertai
erupsi gigi anaknya, gejala itu adalah erupsi gigi anaknya. Hal inilah yang
inflamasi gusi (100%), iritabilitas membuat penulis tertarik untuk mela-
(100%), pembengkakan gusi (91%), kukan penelitian, mengenai gejala-gejala
susah tidur (87,6%), dan banyak menge- yang berhubungan dengan erupsi gigi
luarkan liur (87,6%).7 Pada penelitian susu pada ibu-ibu yang mempunyai anak
Wake, dkk. (2000) mengenai survey batita di Kecamatan Medan Baru.
kepercayaan dan pengalaman ibu tentang Tujuan penelitian ini adalah
gejala yang menyertai teething dijumpai untuk mengetahui kepercayaan/persepsi
bahwa pipi merah (76% orang tua dan pengalaman ibu tentang gejala-
percaya dan mengalami), iritabilitas gejala yang muncul pada saat erupsi gigi
(71%), gangguan tidur (71%), sakit susu anaknya, faktor-faktor yang mem-

92
Gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi anak
(Essie Octiara, Susy Fransisca)

pengaruhi pendapat antara ibu mengenai rata usia anak adalah 24 bulan.
gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi, Persentase batita laki-laki 53,02 % dan
dan pengobatan yang dilakukan ibu perempuan 46,98%.
apabila gejala-gejala erupsi gigi susu Persentase ibu yang tamat
muncul. Manfaat penelitian ini adalah SMU/D1 adalah 45,64%, diikuti D3/S1/
sebagai bahan masukan untuk dokter S2/S3 sebesar 36,91%, tamat SD/SLTP
gigi dalam memberikan penyuluhan 12,75%, dan ibu yang tidak sekolah/
kepada masya-rakat. tidak tamat SD 4,70%. (Tabel 1)

BAHAN DAN CARA KERJA Tabel 1. Persentase tingkat pendidikan terakhir


ibu.
Rancangan penelitian ini adalah
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
survei deskriptif. Populasi adalah ibu
Tidak sekolah / 7 4,70
yang memiliki batita usia 6 bulan sampai tidak tamat SD
3 tahun di Kecamatan Medan Baru. Tamat SD / SLTP 19 12,75
Jumlah batita yang berusia 6 bulan – 3 Tamat SMU / D1 68 45,64
tahun menurut laporan Puskesmas D3 / S1/ S2/ S3 55 36,91
Padang Bulan Medan adalah 3.866 Jumlah 149 100
orang. Dihitung besar sampel minimum
dengan Cl = 95 %, p = 0,5 dan d = 10 %, Ibu yang tidak bekerja persen-
didapat besar sampel minimum 98 orang tasenya 57,05%, pengusaha/ wiraswasta
batita. Pengambilan sampel dilakukan 22,15%, pegawai negeri 9,40%, pegawai
secara purposif pada semua (17) swasta 8,72% dan ibu yang bekerja tidak
posyandu yang masih aktif di tetap 2,68%. (Tabel 2)
Kecamatan Medan Baru (didapat 87
orang batita), dan 7 buah playgroup (7 Tabel 2. Persentase pekerjaan ibu.
dari 9 playgroup, karena 2 menolak Pekerjaan Jumlah Persentase
dilakukan penelitian) yang ada di Tidak bekerja/ ibu 85 57,05
Kecamatan Medan Baru (didapat 62 rumah tangga
orang batita). Jumlah sampel seluruhnya Pekerja tidak tetap/ 4 2,68
adalah 149 orang. Pengambilan data buruh/petani/
dilakukan dengan cara mewawancarai nelayan
Pegawai Negeri/ 14 9,40
ibu-ibu berpedoman pada kuesioner ABRI
yang disiapkan. Data dianalisis dengan Pegawai Swasta 13 8,72
chi-square test, nilai p<0,05 dianggap Pengusaha/ 33 22,15
signifikan. wiraswasta
Jumlah 149 100
HASIL PENELITIAN
Kepercayaan dan pengalaman ibu
Gambaran responden terhadap gejala erupsi gigi Susu
Jumlah responden yang diwa- Sebanyak 83,89% ibu percaya
wancarai adalah 149 orang ibu yang bahwa erupsi gigi dapat menimbulkan
memiliki batita usia 6 bulan – 3 tahun beberapa gejala, sedangkan ibu yang
dengan persentase usia 6-12 bulan tidak percaya 16,11%. Dari 125 orang
sebesar 14,09 %, 12 -24 bulan 37,58%, ibu yang percaya adanya gejala erupsi
dan 25-36 bulan sebesar 48,32 %. Rata- gigi susu berpendapat kepercayaan
tersebut lebih banyak diperoleh dari

93
dentika Dental Journal
Vol 9, No. 2, 2004: 91-98

pengalaman ibu sendiri terhadap anak- Tabel 4. Kepercayaan dan pengalaman ibu
nya yaitu sebesar 53,60%, mitos terhadap gejala erupsi gigi menurut
tingkat pendidikan terakhir.
38,40%, kawan 19,20%, majalah/buku/
TV 10,40%, sedangkan dari dokter/ Tingkat Jumlah Percayaan Pengalaman
dokter gigi hanya sebesar 3,20%. (Tabel Pendidikan (%) (%)
3) Tidak 7 6 (85,71) 7 (100)
Sekolah/
Tabel 3. Sumber kepercayaan ibu terhadap gejala tidak tamat
erupsi gigi. SD
Tamat 19 16 (84,21) 15 (78,95)
Sumber Kepercayaan Jumlah Persentase SD/SLTP
Mitos 48 38,40 Tamat SMU/ 68 61 (89,71) 64 (94,12)
Pengalaman sendiri 67 53,60 D1
Dari teman 24 19,20 D3/S1/S2/S3 55 42 (76,36) 52 (94,54)
Majalah/Koran/TV 13 10,40
Dokter/dokter gigi 4 3,20
Ibu yang memiliki batita laki-
laki sebanyak 79,75% percaya bahwa
Alasan ibu yang tidak percaya
erupsi gigi dapat menimbulkan gejala,
terhadap adanya gejala erupsi gigi susu
sedangkan ibu yang memiliki batita
sebanyak 66,66% menganggap bahwa
perempuan 88,57% percaya bahwa
hal tersebut hanya mitos belaka; 26,67%
erupsi gigi dapat menimbulkan gejala.
ibu menjawab tidak pernah meng-
Batita yang mengalami gejala erupsi gigi
alaminya, dan 16,67% mengatakan
53,62% adalah laki-laki dan 46,38%
keadaan tersebut tergantung kekebalan/
perempuan. (Tabel 5)
imun anak. Ibu dengan tingkat pendi-
dikan D3/S1/S2/S3 sebanyak 76,36%
percaya bahwa erupsi gigi susu dapat Tabel 5. Kepercayaan dan pengalaman ibu
terhadap gejala erupsi gigi berdasar-
menimbulkan gejala, pendidikan tamat kan jenis kelamin Batita.
SMU/D1 sebesar 89,71%, tidak sekolah/
tidak tamat SD sebesar 85,71%, dan Jenis Jumlah Percaya Penga-
kelompok tamat SD/SLTP sebesar kelamin Jumlah laman
84,21%. (Tabel 4) Batita (%) Jumlah
(%)
Sebanyak 92,62% ibu memiliki
Laki-laki 79 63 74
pengalaman terhadap gejala erupsi gigi (79,75) (93,67)
susu dan hanya 7,38% ibu yang tidak Perempuan 70 62 64
memiliki pengalaman terhadap gejala (88,57) (91,43)
yang menyertai erupsi gigi. Bila penga-
laman erupsi gigi dihubungkan dengan Bila dilihat dari nomor urut anak,
tingkat pendidikan ibu, maka ibu dengan sebanyak 85,25% ibu yang memiliki
tingkat pendidikan tamat SD/SLTP anak pertama percaya bahwa erupsi gigi
sebesar 78,95% memiliki pengalaman, dapat menimbulkan gejala dan 88,52%
tamat SMU/D1 sebesar 94,12%, pendi- memiliki pengalaman gejala erupsi gigi .
dikan D3/S1/S2/S3 sebe-sar 94,54%, Sedangkan ibu yang memiliki anak
sedangkan ibu yang tidak sekolah/tidak kedua 83,72% percaya terhadap gejala-
tamat SD seluruhnya 100% memiliki gejala yang menyertai erupsi gigi dan
pengalaman adanya gejala erupsi gigi 97,67% memiliki pengalaman terhadap
pada anaknya. (Tabel 4) gejala erupsi gigi, dan ibu yang memiliki
anak ketiga atau lebih sebanyak 82,22%

94
Gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi anak
(Essie Octiara, Susy Fransisca)

percaya terhadap gejala–gejala yang yaitu gejala anak suka menggigit


menyertai erupsi gigi dan 93,33% 81,16%, demam 73,19%, pembengkakan
memiliki pengalaman gejala erupsi gigi . gusi 68,84%, banyak minum 66,67%,
(Tabel 6) dan penurunan nafsu makan 65,22%.
(Tabel 8)
Tabel 6. Kepercayaan dan pengalaman ibu
terhadap gejala erupsi gigi berdasarkan Tabel 8. Tanda dan gejala erupsi gigi yang
nomor urut anak. dipercayai Ibu.

Nomor Jumlah Percaya Penga- Tanda dan Gejala Setuju (%)


Urut Anak Jumlah laman Suka menggigit 112 (81,16)
(%) Jumlah Demam 101 (73,19)
(%) Pembengkakan gusi 95 (68,84)
Anak I 61 52 54 Banyak minum 92 (66,67)
(85,25) (88,52) Penurunan nafsu makan 90 (65,22)
Anak II 43 36 42 Iritabilitas 89 (64,49)
(83,72) (97,67) Gelisah 77 (55,80)
> Anak III 45 37 42 Diare 75 (59,35)
(82,22) (93,33)
Gangguan tidur 65 (47,10)
Jumlah 149 125 138
Berliur banyak 63 (45,65)
(83,89) (92,62)
Influenza 34 (24,64)
Batuk 29 (21,01 )
Ibu yang mempunyai batita usia Menarik/menggosok telinga 15 (10,87)
1 tahun ke bawah sebanyak 78,94% Mual/muntah 13 ( 9,42)
menyatakan gejala erupsi gigi muncul Konstipasi 11 (7,97)
pada saat gigi depan anaknya tumbuh Ruam/bercak merah 6 (4,35)
dan 21,05% pada saat gigi belakang Kejang/step 5 (3,62)
tumbuh, sedangkan ibu dengan batita
usia di atas satu tahun 70,58% gejala Pengobatan yang dilakukan ibu
erupsi gigi muncul pada saat gigi depan terhadap gejala erupsi gigi antara lain
tumbuh dan 29,41% pada saat gigi melakukan pengobatan sendiri 53,62%;
belakang tumbuh. (Tabel 7) membawa ke dokter umum/anak
41,30%; melakukan pengobatan ke
Tabel 7. Persentase pengalaman muncul gejala tempat lain seperti ke bidan atau mantri
erupsi gigi berdasarkan lokasi gigi yang kesehatan 10,87%; hanya 4,35% ibu
erupsi dan usia batita. yang membawa anaknya ke dokter gigi.
(Tabel 9)
Gigi Gigi
Usia Batita n Depan Belakang
Tabel 9. Pengobatan yang dilakukan ibu jika
Jumlah Jumlah
gejala erupsi gigi muncul.
(%) (%)
< 1 tahun 19 15 4 Pengobatan Jumlah Persentase
(78,94) (21,05)
Membawa ke 57 41,30
>1 tahun 119 84 35
dokter umum/anak
(70,58) (29,41)
Membawa ke 6 4,35
Jumlah 138 99 39
dokter gigi
(71,73) (28,26)
Mengobati sendiri 74 53,62
Lain-lain 15 10,87
Secara garis besar dapat dilihat
lima gejala terbanyak yang diyakini
berhubungan dengan erupsi gigi susu

95
dentika Dental Journal
Vol 9, No. 2, 2004: 91-98

Tindakan ibu yang mengobati Demikian juga dengan persentase


sendiri paling banyak adalah memberi- kepercayaan dan pengalaman ibu
kan obat sistemik seperti obat analgesik mengenai gejala yang menyertai erupsi
dan antipiretik yaitu 58,11%; yang gigi anaknya secara statistik tidak
melakukan pengobatan nonfarmokologis berbeda antara anak laki-laki dan
(seperti memberikan teething toys atau perempuan (p>0,05, Tabel 5), hal ini
teething food) 48,65%, selebihnya sesuai dengan pendapat Wake dkk
melakukan pengobatan pemijatan dan (2000).8
memberikan obat jamu-jamuan. Menurut Macknin gejala erupsi
gigi lebih sering terlihat jelas muncul
PEMBAHASAN pada saat gigi belakang tumbuh daripada
gigi depan, hal ini disebabkan karena
Hasil wawancara yang dilakukan ukuran gigi belakang yang lebih besar
terhadap 149 ibu yang memiliki batita daripada gigi depan, namun dalam
usia 6 bulan sampai 3 tahun, sebanyak penelitian ini menurut ibu-ibu, persen-
83,89% ibu percaya terhadap gejala yang tase gejala erupsi lebih banyak pada
menyertai erupsi gigi anaknya dan yang gigi depan dibandingkan dengan gigi
menjadi sumber kepercayaan mereka belakang (Tabel 7). Pada umumnya
kebanyakan berasal dari pengalaman ibu teething dapat sebagai penyebab gang-
sendiri 53,60%, mitos 38,40% sedang- guan sistemik pada bayi terutama pada
kan kepercayaan ibu yang diperoleh dari masa erupsi gigi insisivus desidui (usia
dokter/dokter gigi hanya 3,20%. Ini 6-12 bulan), hal ini mungkin
berarti kurangnya peran dokter gigi menyebabkan ibu lebih ingat timbulnya
dalam memberikan penyuluhan kepada gejala erupsi gigi pada gigi depan
masyarakat mengenai pengetahuan ten- anaknya.
tang pertumbuhan gigi anak. Alasan Gejala sistemik seperti diare
ketidakpercayaan ibu mengenai gejala (59,35%) muncul pada saat gigi tumbuh,
erupsi gigi adalah karena mitos/ keper- namun ada sebagian ibu (40,65%) yang
cayaan orangtua dulu (66,66%) dan tidak meyakini hal tersebut sebagai salah
karena tidak memiliki pengalaman gejala satu gejala yang berhubungan dengan
erupsi gigi itu sendiri (16,67%). erupsi gigi, hal ini mungkin karena anak
Menurut Situmorang N (2002), suka memasukkan tangan atau benda
dalam praktek kesehatan ibu pemeli- yang tidak bersih ke mulutnya sehingga
haraan kesehatan gigi anak dipengaruhi anak terkena diare. Penelitian Wake dkk
faktor sosiodemografi antara lain yang mengobservasi langsung gejala
pendidikan ibu.9 Berdasarkan tingkat erupsi pada 21 orang anak mendapatkan
pendidikan terakhir ibu ternyata persen- hasil tidak ada hubungan yang kuat
tase kepercayaan dan pengalaman ibu antara demam dengan erupsinya gigi,
terhadap gejala-gejala yang menyertai sedangkan pada penelitian ini demam
erupsi gigi tidak jauh berbeda pada termasuk dalam salah satu gejala erupsi
masing-masing tingkat pendidikan terbanyak. Ketidaksesuaian ini mungkin
(Tabel 4), secara statistik tingkat pendi- karena penelitian ini merupakan survei
dikan tidak mempengaruhi kepercayaan kepercayaan ibu mengenai gejala yang
dan pengalaman terhadap gejala yang menyertai erupsi, sehingga perlu
menyertai erupsi gigi (p>0,05). dilakukan penelitian lanjutan untuk

96
Gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi anak
(Essie Octiara, Susy Fransisca)

meneliti secara langsung pada anak-anak lignocaine), Bonjela® (berisi choline


yang akan erupsi giginya. salicylate) dapat dioleskan pada
Pengobatan terhadap gejala membran mukosa yang sakit. Anestesi
erupsi gigi pada penelitian ini keba- topikal ini akan segera meresap pada
nyakan dilakukan sendiri oleh ibu membran mukosa sehingga dapat
sebesar 53,62% yaitu dengan pengo- mengurangi rasa sakit. Sedikitnya ibu-
batan farmakologis/obat sistemik (mem- ibu yang datang ke dokter gigi membuk-
berikan obat parasetamol) sebesar tikan bahwa pengetahuan orangtua
58,11% dan nonfarmakologis (teething tentang pertumbuhan gigi anak masih
toys, teething food) sebesar 48,65%. kurang dan kurangnya penyuluhan yang
Tindakan ibu-ibu ini sebagian besar diberikan dokter gigi pada masyarakat
sudah benar, namun perlu diperhatikan luas tentang gejala-gejala yang menyer-
dosis obatnya. Begitu juga pemberian tai erupsi gigi susu dan cara peng-
teething toys (contoh: teething rings) obatannya.
dan teething food (roti/biskuit untuk Perlu dilakukan penyuluhan bagi
bayi, pisang/wortel yang dibekukan), ibu-ibu dengan memberikan penge-
merupakan tindakan yang sudah benar tahuan umum mengenai pertumbuhan
apabila timbul gejala teething pada anak. gigi anak dan kemungkinan-kemung-
Pemberian teething toys dan teething kinan yang dapat terjadi pada saat
food dimaksudkan untuk memuaskan pertumbuhan gigi anak serta mensosiali-
kecenderungan alamiah anak untuk sasikan penanggulangan-penggulangan
menggigit dan menghisap sehingga rasa yang bisa dilakukan jika muncul
sakit yang dirasakan bayi dapat kesulitan-kesulitan pada masa pertum-
berkurang melalui tekanan pada saat buhan gigi anak sehingga ibu dapat
menggigit benda yang keras dan dingin. mengatasi kendala-kendala yang ada
Tindakan ibu yang membawa pada saat gigi anak mereka tumbuh.
anaknya ke dokter umum/anak lebih
baik dibandingkan pengobatan sendiri Daftar Pustaka
karena dokter dapat memeriksa apakah
yang dikeluhkan anak hanya akibat 1. Lucile Packard children’s hospital. Dental
gejala teething atau ada penyakit infeksi/ and Oral Health: Teething,
http://www.lpch.org/DiseaseHealthInfo/Heal
lainnya yang perlu penanganan lebih thLibrary/dental/teething.html>, (10 Feb
lanjut. Dalam penelitian ini terlihat 2004)
bahwa ibu yang membawa anaknya ke 2. Donna D’Elessandro, MD, Lindsay Huth, B.
dokter gigi hanya 4,35%, kecilnya A. Teething.
persentase sangat disayangkan karena <http//www.Vh.org/pediatric/patient/cqqa/te
ething.html> (10 Feb 2004).
dokter gigi dapat mendiagnosa apakah 3. Health information center. Teething,
benar gejala itu merupaka gejala <http://www.healthsquare.com/mc/fgmc030
teething dan dokter gigi juga dapat 3.htm> (2 Agustus 2004).
memberikan obat-obat 4. ------, Is my baby teething?,
sistemik/analgetik dan anti-piretik yang <http://www.homeandhealthfamilynetwork.
com> (10 Feb 2004).
bebas gula maupun obat secara 5. MP. Ashley. It’s only teething. A report of
lokal/topikal untuk mengurangi rasa myth and modern approach to
sakit pada gusi anak. Pemberian bahan teething. <www.nature.com/cgi-
topikal yang dingin dalam bentuk gel taf/DynePage.taf?
seperti Anbesol Teething Gel® (berisi file=/bdj/journal/v191/n1/full/4801098a.htm
l> (22 Maret 2004).

97
dentika Dental Journal
Vol 9, No. 2, 2004: 91-98

6. Zila, Baby teething. <http://www.find articles.com/cf-dls/m


<http://www.zila.com/page/mouthcare_baby 0950/106/68759946/P1/article.jhtml > (22
teething.shtml>, (10 Feb 2004) Maret 2004)
7. B S Barlow, M J Kanellis and R L Slayton, 9. Situmorang N. Praktek kesehatan ibu,
Tooth eruption symtoms: A survey of struktur keluarga, status sosial, dan karies
parents and health profesionals. J Dent Child gigi pada anak. Majalah Ilmiah Kedokteran
2002 ; 69(2): 148-50. Gigi Edisi Khusus Forum Ilmiah VII,
8. Mellisa Wake, Kylie Hesketh, Teething and Oktober 2002: 213-6.
tooth eruption in infants: a cohort study

98

You might also like