Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

PERMAINAN BAKIAK RACE UNTUK MENINGKATKAN


MOTORIK KASAR ANAK AUTIS HIPOAKTIF





ATIK FITRIYATUL MASUDAH
NIM : 091044210


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2013

PERMAINAN BAKIAK RACE UNTUK MENINGKATKAN
MOTORIK KASAR ANAK AUTIS HIPOAKTIF
ATIK FITRIYATUL MASUDAH DAN SUJARWANTO
(PLB-FIP,email : atikfitriyatul@yahoo.co.id)
Abstract: A gross motor was movements performed by humans in everyday life, such as walking,
running, holding, attractive, including stalling and kicking skills resulting from motor learning.
Hipoactyve children with autism interference in the running so that the learning needs a stimulus
to encourage children to be able to improve gross motor running. One of these stimuli is to use the
traditional game of Bakiak Race. The purpose of this research is to improve gross motor skills in
hipoactyve children with autism running game,Bakiak Race .This study used a type of single-
subject research design with base AB. The data collection techniques used were observation of
direct observation of the child's gross motor running autistic hypoactive and documentation that is
the subject of identity and history of the development of research and photographs. The data
collected from the observations were analyzed with descriptive statistics simply to use the
components in the visual analysis and visual analysis of the condition among the conditions.
Visual analysis of the results in the condition in this study showed that the percentage of stability
at baseline condition (A) is 10% with a range of 7-10 stability and stability in the percentage of
intervention condition (B) was 85,7 % with a range of 7-10 stability. This means an increase in the
intervention graph (B). While visual analysis between conditions suggests that the overlap
percentage is 0 %. The smaller the percentage of overlap, the better the effect of the intervention
(B). Studies conclusion was there is an increase in gross motor running through the game,Bakiak
Race in autistic children in SD Negeri Inclusive Tandes Kidul I Surabaya.

Keywords: gross motor, hipoactyve Children with autism,Bakiak Race

PENDAHULUAN
Pendidikan dapat memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan di
suatu tempat, melalui pendidikan akan dapat
tercipta pengetahuan yang berwawasan luas.
Oleh sebab itu setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan yang layak tanpa
terkecuali anak berkebutuhan khusus. Anak
berkebutuhan khusus tidak dapat di bedakan
dengan anak-anak regular lainnya. Hal ini
terbukti dengan adanya pendidikan inklusif
yang saat ini telah di canangkan oleh
pemerintah. Anak berkebutuhan khusus kini
tidak hanya dapat bersekolah di sekolah SLB
(Sekolah Luar Biasa) tetapi juga dapat
bersekolah di sekolah inklusif.
Sekolah inklusif mempunyai pengertian
yang beragam. Menurut Stainback (dalam
Budiyanto, Th :4) mengemukakan bahwa
sekolah inklusif adalah sekolah yang
menampung semua siswa di kelas yang
sama. Sekolah ini menyediakan program
pendidikan yang layak, menantang, tetapi
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
setiap masing-masing siswa tersebut.
Sekolah inklusif tersebut harus memberikan
dua jenis layanan sekaligus, yaitu layanan
akademik dan layanan non akademik.
Layanan akademik tersebut mencakup
bidang pembelajaran akademik seperti mata
pelajaran yang ada di sekolah tersebut
seperti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan lainnya.
Disamping itu juga memberikan layanan non
akademik yaitu layanan kekhususan sesuai
dengan jenis kelainan/hambatan yang
dimiliki oleh setiap anak berkebutuhan
khusus tersebut.
Menurut pendapat Kirk (dalam
Purwanta, 1996 : 2) Anak berkebutuhan
khusus yaitu anak yang menyimpang dari
anak normal pada karakteristik fisik, mental,
fisikal, atau sosial sehingga memerlukan
modifikasi pelaksanaan persekolahan atau
layanan pendidikan khusus luar biasa supaya
dapat berkembang sesuai dengan
kapasitasnya. Anak berkebutuhan khusus
tersebut terdiri dari Anak Tunanetra, Anak
Tunarunggu, Anak Tunagrahita, Anak
Tunadaksa, Anak Autis, dan masih banyak
lainnya. Anak-anak berkebutuhan khusus
membutuhkan layanan khusus, baik dari segi
akademik maupun non akademik. Salah satu
yang termasuk dalam kategori anak
berkebutuhan khusus adalah anak Autis.
Menurut Danuatmaja B. (2003:2) Autis
merupakan suatu kumpulan siyndrom akibat
kerusakan saraf. Anak Autis terdiri dari dua
golongan yaitu perilaku eksesif (berlebihan)
dan perilaku yang deficit (berkekurangan).
Yang termasuk perilaku eksesif yaitu
perilaku hiperaktif dan tantrum
(mengamuk). Perilaku deficit ditandai
dengan gangguan bicara, perilaku sosial
yang kurang.
Berdasarkan observasi di lapangan,
terdapat anak yang mengalami gangguan
perkembangan pervasive yang disertai
dengan perilaku deficit (berkekurangan).
Perilaku deficit (berkekurangan) tersebut
yaitu anak yang mengalami kurangnya untuk
melakukan gerak. Anak cenderung diam/
pasif dan menyendiri, serta kurangnya
interaksi sosial dengan temannya. Apabila
anak tersebut terus mengalami perilaku
berkekurangan (kurangnya kemampuan
gerak ) maka ini akan berakibat pada system
syarafnya, diantarannya organ geraknya
akan menjadi kaku, bila hal ini akan terus
terjadi maka akan berakibat pada interaksi
sosial dengan lingkungan akan semakin
buruk. Setelah melihat permasalahan yang
terdapat di SDN Inklusif Tandes Kidul I
Surabaya, untuk meningkatkan motorik
kasar berjalan pada anak autis hipoaktif
tersebut di perlukan sesuatu rangsangan
yang dapat membuat anak dapat terdorong
untuk melakukan gerakan motorik kasar
berjalannya.
Menurut Schmidt dalam bukunya
(Decaprio 2013 : 17) Pembelajaran motorik
adalah serangkaian (internal) proses
pembelajaran yang berhubungan dengan
praktek atau pengalaman yang mengarah
kepada perubahan yang relatif permanen
dalam kemampuan menanggapi sesuatu.
Pembelajaran motorik dapat diartikan
sebagai proses belajar keahlian gerakan dan
penghalusan kemampuan motorik, serta
variabel yang mendukung atau menghambat
kemampuan seseorang melalui keahlian
motorik. Untuk membantu dalam
meningkatkan motorik kasar tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan permainan.
Permainan adalah suatu aktifitas yang
dapat dilakukan oleh semua orang, dari
anak-anak hingga orang dewasa , tidak
terkecuali bagi penyandang cacat.
Permainan merupakan bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari kehidupan dan
cenderung merupakan kebutuhan dasar. Para
ahli pendidikan juga mengatakan bahwa
anak-anak identik dengan bermain karena
hampir semua hidupnya tidak lepas dari
bermain.
Menurut Agus Mahendra, (dalam
Thobroni 2005:42) Menjelaskan bahwa
bermain dapat menimbulkan keceriaan,
kelincahan, relaksasi, dan harmonisasi
sehingga seseorang cenderung bergairah dan
dapat melakukan gerakan-gerakan tanpa ada
paksaan dan hambatan. Salah satu dari
contoh permainan untuk meningkatkan
motorik kasarnya tersebut yaitu melalui
permainan Bakiak Race. Untuk itu
diperlukan permainan Bakiak Race
sebagai pengaruh untuk meningkatkan
motorik kasar pada anak autis.
Bakiak race adalah adalah alas kaki
yang terbuat dari kayu yang menimbulkan
suara yang nyaring ketika digunakan dan
mempunyai tali karet berwarna hitam.
Permainan tradisional ini sering kita jumpai
ketika ulang tahun kemerdekaan Indonesia.
Permainan tradisional ini sudah ada sejak
lama, setiap tim minimal berjumlah 3 orang.
Tidak ada perbedaan antara bakiak untuk
kaki kiri dan kaki kanan. Bakiak merupakan
permainan tradisional anak-anak di daerah
Minang, Sumatera Barat. Permainan ini
sudah ada sejak tahun 1970 an. Permainan
Bakiak Race dimainkan oleh beberapa
orang yang kemudian membentuk beberapa
grup. Jumlah orang di setiap grup harus
disesuaikan dengan jumlah tali pada bakiak.
Setiap grup harus memakai sepasang Bakiak
dan berjalan berbarengan/ beriringan dari
garis start sampai garis finish.
Keunggulan dari permainan ini adalah
dapat bertujuan untuk melatih dalam
meningkatkan motorik kasarnya terutama
meningkatkan kemampuan geraknya
khususnya berjalan. Dengan adanya
permainan Bakiak Race ini anak akan dapat
merangsang suatu gerakan motorik kasarnya
seperti gerakan-gerakan yang dapat melatih
kelemasan otot-otot pada anggota tubuhnya.
Dari uraian di atas maka peneliti ingin
mengambil tentang Meningkatkan Motorik
Kasar melalui permainan Bakiak Race
pada anak Autis hipoaktif di SDN Inklusif
Tandes Kidul I Surabaya.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah
Permainan Bakiak Race dapat
berpengaruh terhadap peningkatan Motorik
Kasar pada Anak Autis hipoaktif ?. tujuan
penelitian dalam penelitian ini adalah Untuk
mengetahui pengaruh permainan Bakiak
Race terhadap peningkatan kemampuan
motorik kasar pada anak autis hipoaktif.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian eksperimental yaitu jenis
penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap orang
lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiono :107). Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Arikunto (2006 : 12)
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
didasarkan pada pada penggunaan angka
mulai dari pengumpulan data, penafsiran
data yang digunakan dan hasil dari
penelitian tersebut. Arikunto menambahkan
bahwa penelitian kuantitatif akan lebih baik
apabila disertai dengan tabel,grafik, bagan
atau gambar.
Desain penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian eksperimen dengan
desain penelitian single subject research
(SSR) atau dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan penelitian subjek tunggal. Jenis
penelitian SSR memfokuskan pada data
individu sebagai sample penelitian
(Sunanto.J, 2005: 56). Dalam penelitian ini
menggunakan desain A-B prosedur desain
ini disusun atas dasar apa yang disebut
logika baseline (baseline logic). Logika
baseline menunjukkan suatu pengulangan
pengukuran-pengukuran perilaku atau target
behaviour pada sekurang-kurangnya dua
baseline yaitu kondisi baseline (A) dan
kondisi Intervensi (B). Kondisi baseline (A)
yakni kondisi dimana suatu pengukuran
dilakukan pada keadaan sebelum dilakukan
intervensi, sedangkan kondisi intervensi (B)
yakni kondisi dimana suatu intervensi telah
diberikan dan subjek diukur pada kondisi
tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dngan Single Subject Research
(SSR) desain A-B. Data yang disajikan
merupakan hasil penelitian selama 24 kali
pertemuan yakni 10 kali pertemuan untuk
baseline (A), dan 14 kali pertemuan untuk
intervensi (B). Adapun hasil dari penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
Pencatatan Pengukuran fase Baseline A dan
fase Intervensi B
Hari
Ke
Motorik
Kasar
Berjalan
Baseline
Hari
Ke
Motorik
Kasar
Berjalan
Intervensi
1 3 11 7
2 3 12 8
3 5 13 8
4 4 14 8
5 3 15 9
6 5 16 9
7 5 17 9
8 3 18 9
9 6 19 9
10 7 20 8
21 9
22 8
23 9
24 10
Gangguan yang dialami paling banyak
oleh anak autis adalah gangguan kurangnya
motorik kasar yaitu berjalan pada anak yang
masih kecil. Berdasarkan observasi yang
dilakukan pada penelitian ini, diketahui
bahwa HF merupakan anak autis yang
mengalami gangguan hipoaktif/ pasif.
Karakteristik HF yang cenderung suka
berdiam diri dan juga tidak untuk
melakukan suatu gerakan-gerakan
merupakan beberapa faktor yang dapat
mempengarui perkembangan motorik kasar
pada HF. HF tidak mampu melakukan
gerak-gerak motorik kasar seperti berjalan,
berlari, dan HF terlihat berdiam diri.
Hal ini didukung dengan pendapat Cecco
dan Crawford dalam bukunya Decaprio
(2013 : 17) Mendefinisikan pembelajaran
motorik barangkali pola respons yang lebih
kempleks. Selain pengertian tersebut,
beberapa ahli juga memberikan definisi
tetang pembelajaran motorik. Sehingga
pengertian dari motorik kasar tersebut
banyak sekali berbagi pendapat dan dapat
disimpulkan secara sederhana yaitu suatu
gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari, seperti berjalan,
berlari, memegang, menarik, mengulur, dan
menendang termasuk keterampilan yang
dhasilkan dari pembelajaran motorik.
Untuk mengembangkan Motorik Kasarnya
tersebut, maka dalam penelitian ini maka
latihan motorik kasar ini dilakukan dengan
menggunakan permainan Bakiak Race
Menurut Malahakayanti.dkk., (2012:81)
Permainan ini juga berfungsi melatih
kepemimpinan bagi ketua tim. Bagaimana
caranya agar mengkoordinasikan seluruh
anggota tim agar bisa berjalan/ beriringan
bersama secara serempak dengan langkah
yang sama agar tidak terjatuh,dan dapat
menjalin kerja sama antar teman dalam satu
grup/tim yang berjalan bersama di dalam
satu sandal, untuk melatih kekompakan antar
teman, serta melatih kelenturan pada otot-
otot yang kaku/ bisa meningkatkan motorik
kasarnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
pada penelitian ini, diketahui bahwa HF
merupakan anak autis yang mengalami
gangguan kurangya motorik kasar. Pada fase
baseline (A), HF menunjukkan perilaku suka
mengangkatkan kak dengan menggunakan
permainan bakiak race. Sehinga
perkembangan motorik HF sudah cukup
timbul. Pada fase intervensi (B), perilaku
suka berjalan yang sangat singkat ini
bertambah. Hal ini teradi karena
perkembangan Motorik kasar pada anak
melalui permainan bakiak race menjadi
lebih baik.
Dalam penelitian ini menunjukkan adanya
perubahan rentang motorik kasar HF.
Dimana permainan bakiak race sebagai
intervensi mengindikasikan pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan target
behaviour. Hal ini terbukti bahwa fase
baseline (A) yang dilaksanakan selama 10
menit berkisar 3-7. Kemudian diberikan
intervensi dengan menerapkan permainan
bakiak race pada kondisi di luar ruang
kelas selama 10 menit menunjukkan data
yang stabil yaitu 85,7 %, data tersebut
menunjukkan rentang motorik kasar yang
timbul pada 7-10. Hal ini menunjukkan
bahwa HF pada stimulus permainan Bakiak
racelebih lama dibandingkan dengan secara
mandiri berlatih motorik kasar.
Menurut Agus Mahendra dalam bukunya
M.Thobroni dkk., 2005 :42-43) menjelaskan
bahwa dengan adanya permainan/ bermain
itu dapat menimbulkan keriangan,
kelincahan, relaksasi, dan keharmonian
sehingga seseorang cenderung bergairah/
lebih semangat. Kegairahan dapat
memudahkan timbulnya inspirasi sehingga
anak-anak dapat dengan mudah
melakukannya tanpa harus ada paksaan dan
hambatan. Sebagaimana sifat pada anak-
anak akan mudah terbangkitkan minatnya
untuk bermain.
Permainan yang dapat dilakukan dengan
mudah cenderung menimbulkan tantangan
pada anak untuk mengerahkan semua
ketangkasannya. Bermain tidak lepas dari
gerak sehingga gerak adalah kehidupan dan
apabila gerak tersebut berhenti maka
kehidupannya pun akan berakhir. Sedangkan
menurut Kurikulum Berbasis di Sekolah
Dasar, (2004 :6). Seperti yang telah
dielaskan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan permainan Bakiak race
untuk meningkatkan motorik kasar pada
anak autis dapat memberikan pengaruh yang
signifikan.
KESIMPUAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa
data, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan pada penelitian ini, diketahui
bahwa anak autis mengalami gangguan
dalam motorik kasar berjalan/ kurang
aktifnya. Pada fase baseline (A), HF
menunjukkan perilaku suka
mengangkat kaki, dengan
menggunakan permainan Bakiak
Race. Sehinga perkembangan motorik
HF sudah cukup timbul. Pada fase
intervensi (B), perilaku suka berjalan
yang sangat singkat ini bertambah. Hal
ini terjadi karena Meningkatnya
Motorik kasar pada anak melalui
permainan Bakiak Race menjadi
lebih baik.
2. Perolehan hasil analisa visual dalam
kondisi diantaranya adalah estimasi
kecenderungan arah fase baseline (A)
menunjukkan arah mendatar, fase
intervensi menunjukan arah yang naik,
level stabilitas dan rentang fase
baseline (A) 10 % menunjukkan data
yang variabel atau tidak stabil dengan
rentang 3-7 pada fase intervensi (b)
diperoleh rentang 7-10 dan
menunjukkan tanda (+) yang berarti
perubahan yang membaik. Sedangkan
perolehan hasil pada analisis visual
antar kondisi diantaranya adalah
perubahan kecenderungan stabilitas
fase baseline (A) ke fase intervensi (B)
adalah variabel atau tidak stabil ke
stabil. Perubahan variabel atau tidak
stabil ke stabil. Perubahan level
menunjukkan tanda (+) yang berarti
menaik, dan persentase data overlap
menunjukkan 71,4 %. Berdasarkan
hasil analisis visual dalam kondisi dan
analisis visual antar kondisi maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan
permainan Bakiak Race
mengidentifikasi adanya pengaruh
terhadap perkembangan motorik kasar
yang signifikan pada anak autis.

Saran yang dapat diberikan adalah
1. Guru mempunyai peran dalam
meningkatkan kemampuan motorik
kasar pada anak, sehingga permainan
Bakiak Race ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasarnya.
2. Peran yang sangat penting adalah
keluarga dalam mengembangkan
kemampuan motorik kasar pada anak
autis, hendaknya latihan motorik kasar
ini dapat merangsang dalam
meningkatkan kemampuan motorik
kasar pada anak.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2008. Perkembangan Konsep
Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Arikunto,Suharsimi.2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Baker, Linda dan Welkowitz, Lawrence.
2005. Aspergers Syndrome. London :
Lawrence Elbaum Associates
Publishers.
Bowler, D. M., 2007. Autism Spectrum
Disorders Psychological Theory and
Research. London : Departement of
Psychology City University London.
Budiayanto,dkk.Th.Modul Training
Trainer.Jakarta :KEMENDIKNAS
Danuatmaja, Bonny. 2003. Terapi Anak
Autis.____: Puspa Sehat
Decaprio, Richard. 2013. Aplikasi
Pembelajaran Motorik.Jogjakarta:
Divapress
Delphie, Bandi. 2005. Program
Pembelajaran Individual Berbasis
Gerak Irama. Bandung : Pustaka Bani
Quraisy
Depdiknas.2002. Pedoman Pelayanan
Pendidikan Bagi Anak Autistik. Jakarta
: Departemen Pendidikan Nasional.
Elgisha.wordpress.com/2011/05/21/mengem
bangkan-keterampilan-gerak-dasar-
dengan-permainan-tradisional.pi-
pixs.blogspot.com/2012/04/permainan-
bakiak.html. Diakses 21 Desember
2012
Gargiulo, M. 2012. Special Education in
Contemporary Society. California
: University of Albama At Birmingham
Handojo. 2004. Autisma . Jakarta : PT
Bhuana Ilmu Populer
Hans, Daeng dan Kim Praswil. Pengertian
Permainan .http :
//repository.upi.edu/operator/
upload/s.ikor 0607799 chapter2.pdf.
Diakses tanggal 20 uli 2013
Hartanti,. Dkk. 2012. Permainan Kecil .
Malang : Wineka Media
Heflin, Juane dan Alaimo , Donna. 2007.
Students with Autism Spectrum
Disorders. New Jersey : Upper Saddle
River.
HN, Haeri dan Perwanta, Edi. 1996.
Bimbingan Konseling Anak Luar
Biasa.. Jakarta : Dekdikbud
Idrus,Cica.2012.Meningkatkan
Keseimbangan Berjalan Melalui
Bermain Bakiak Pada Anak
Tunagrahita Sedang. Jurnal Ilmiah
Pedididkan Khusus, (Oneline),Vol.1
,No.3 (http://ejurnal.unp.ac.id,diakses 1
Juni 2013).
Ilham.2011.Pengaruh Permainan Tradisional
Terhadap Peningkatan Kemampuan
Lompat Jauh Tanpa Awalan Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Universitas Jambi Seri Humaniora,
(Oneline), Vol. 13 No. 2,
(http://oneline-journal.unja.ac.id,
diakses 2Juni 2013)
Iswinarti. (2005). Identifikasi Permainan
Tradisional Indonesia. Laporan Hasil
Survey . Malang : Fakultas Psikologi
UMM.
Iswinarti. 2009. Nilai- Nilai Terapi Untuk
Permainan Tradisional Engklek Untuk
Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian .Universitas
Muhammadiyah Malang.(Oneline),
http: // journal.umm.ac.id. Diakses 19
Juli 2013
Krisdyatmiko, (1999). Dolanan Anak
Refleksi Budaya dan Wahana Tumbuh
Kembang Anak. Yogjakarta : Plan
Internasional Indonesia Yogjakarta
dan LPM Sosiatri Fisipol UGM.
Malahayanti, dan Murti, Tendi. 2012. 50
Permainan Edukatif Untuk
Mengembangkan Potensi dan Mental
positif. Yogjakarta : PT Citra Aji
Parama
Martin Sieglinde. 2006. Teaching Motor
kills to Children with Celebral Palsy
and Similar Movement Disorders.
Amerika : United States America
Martini. 2010. Peningkatan Kemampuan
Motorik Kasar Anak Melalui Senam
Fantasi Di Taman Kanak- Kanak Al
Hikmah Lubung Basung. Jurnal
Pesona PAUD. (Oneline). Vol 1, No 7.
(http // www. Paud.ac.id.). Diakes 20
Juli 2013
Meliastari. 2012. Mengurangi Hiperaktif
Pada Anak Attention Deficit /
Hiperaktivity Disorder (ADHD)
Melalui Permainan Tradisional Teropa
Tempurung. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Khusus. (Oneline), Vol. 1, No 2 http : //
eournal.unp.ac.id. Diakses 20 Juli 2013
Rahyubi, Heri. 2012. Teori-Teori Belajar
dan Aplikasi pembelajaran
Motorik.Jawa Barat : Nusa Media
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D).Bandung :
Alfabeta.
Sujarwanto. 2005. Terapi Okupasi Untuk
Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional
Sukamti Endang .R, (2007). Diktat
Perkembangan Motorik . Yogjakarta :
Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNY
Sunanto, Juang dkk. 2005. Pengantar
Penelitian Dengan Subjek Tunggal,
Unevirsity Of Tsukuba : CRICED
Susanti, dkk. 2010. Pengaruh Permainan
Tradisional Terhadap Kompetensi
Interpersonal Dengan Teman Sebaya
Pada Siswa SD. Jurnal Psikologi,
(Oneline) Vol. 8, No 2,
(http//www.undip.ac.id,) Diakses 20
Juli 2013.
Thobroni, dan Mumtaz, Fairuzul. 2011.
Mendongkrak Kecerdasan Anak
Melalui Bermain dan Permainan.
Yogjakarta : Katahati
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan
Dan Penilaian Skripsi. Surabaya :
Unesa University Press.

You might also like