BST Sore Throat

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 57

Nyeri tenggorokan (sore throat)

Stephanie
1301.1210.0104
Definisi
Rasa tidak nyaman, nyeri ataupun gatal pada
daerah tenggorokan
Rasa sakit ini juga menyebabkan sakit ketika
menelan
Klasifikasi dan penyebab
Tergantung dari lokasi yang mengalami
inflamasi :
Pharyngitis
Tonsillitis
Laryngitis
Epiglottitis


URI
URI
Rhinitis
Rhinosinusitis or sinusitis
Nasopharyngitis (rhinopharyngitis/common cold)
Pharyngitis
Epiglottitis (supraglottitis)
Laryngitis
Laryngotracheitis
Tracheitis

URI
Penyebab :
Virus (rhinovirus, RSV, adenovirus,
parainfluenza, etc)
Bakteri (misal, Streptococcal)
Bahan kimia (asap rokok), trauma (potongan
tulang), alergi atau post nasal drip, kanker
Tonsilektomi, manajemen pernapasan
selama operasi, kemoterapi atau radiasi
Bernapas lewat mulut tenggorokan kering
Patofisiologi
Person to person infection
inoculation
Immune defenses
inflammation
local swelling,
erythema,
edema,
secretions,
and fever,
Tanda dan gejala
komplikasi
Rhinorrhea
Sore throat
Cough
Sputum
Fever
Perubahan suara

Diagnosis
Berdasarkan anamsesis dan pemeriksaan
fisis yang lengkap untuk menemukan tanda
dan gejala yang muncul
Symptom Allergy URI Influenza
Itchy, watery eyes common rare; conjunctivitis may occur
with adenovirus
soreness behind eyes, sometimes
conjunctivitis
Nasal discharge common common common
Nasal congestion common common sometimes
Sneezing very common very common sometimes
Sore throat sometimes (postnasal drip) very common sometimes
Cough sometimes common, mild to moderate,
hacking cough
common, dry cough, can be severe
Headache uncommon rare common
Fever never rare in adults, possible in
children
very common, 100-102F or
higher (in young children),
lasting 3-4 days; may have
chills
Malaise sometimes sometimes very common
Fatigue, weakness sometimes sometimes very common, can last for weeks,
extreme exhaustion early in
course
Myalgias never slight very common, often severe
Duration weeks 3-14 days 7 days, followed by additional
days of cough and fatigue
Viral Nasopharingytis
Nasal symptoms: Rhinorrhea, congestion or
obstruction of nasal breathing, and sneezing
are common early in the course.
Pharyngeal symptoms: sore throat,
odynophagia, or dysphagia.
Cough
Foul breath
Hyposmia
Headache
Sinus symptoms
Photophobia or conjunctivitis
Fever
Gastrointestinal symptoms
Severe myalgia
Tipikal untuk infeksi influenza, terutama pada
kondisi nyeri tenggorokan yang tiba-tiba,
demam, menggigil, batuk tidak produktif, dan
sakit kepala
Fatigue or malaise
Pemfis :
Hidung
Mukosa hiperemis (+), sekret (+)
Mulut
Faring hiperemis
Tonsil hipertrofi
Jarang ada eksudat di faring
Leher
Cervical anterior adenopathy

Bacterial Pharyngitis
Sulit untuk membedakan viral dan bacterial pharyngitis hanya
dari anamnesis
Bila gejala bertahan selama 10 hari, atau memburuk dalam 5-7
hari pertama, diperkirakan suatu infeksi bakteri
Pemfis
Hidung
Mukosa hiperemis (+), sekret (+)
Mulut
Faring hiperemis, eksudat (+)
Tonsil hipertrofi
Leher
Cervical anterior adenopathy
Pemeriksaan penunjang : pharyngeal swab
Acute viral/bacterial rhinosinusitis
Nasal discharge
Hyposmia or anosmia
Facial or dental pressure or pain
Oropharyngeal symptoms
Halitosis
Cough
Fever
Fatigue or malaise
Pemfis
Hidung
Mukosa hiperemis (+), sekret (+)
Post nasal drip
Transillumination
Pemeriksaan penunjang
Foto roentgen walter dan caldwell
Epiglottitis
Lebih sering pada anak usia 1 5 tahun
Sore throat
Drooling, odynophagia or dysphagia, nyeri
menelan
Muffled dysphonia or loss of voice
Dry cough or no cough, dyspnea
Fever, fatigue or malaise
Pemeriksaan fisis : laringoskopi indirek

Laryngotracheitis
Nasopharyngeal symptoms
Odynophagia atau dysphagia
Hoarseness or loss of voice
laryngeal involvement
Dry cough
Barking cough
Whooping cough
Posttussive symptoms
Dyspnea and increased work of breathing
Other symptoms: Myalgias, fatigue or malaise
Pemeriksaan fisis : laringoskopi indirek
Penatalaksanaan
Non farmakologis
Minum air lebih banyak (2-3liter per hari)
Farmakologis
Antibiotik tidak diberikan pada infeksi virus, kecuali bila
ada kecurigaan infeksi sekunder bakteri, lini pertama
amoxicillin
Sesuai simptom :
Analgetik
Antipyretik
Corticosteroid
Antihistamin
Antitussive
Dekongestan


Relevansi bagi dokter umum
Insidensi dan transmisi tinggi
Penyebab tertinggi hilangnya waktu bekerja dan sekolah
Diagnosis dengan pemberian resep antibiotik tertinggi sehingga
meningkatkan kejadian resistensi antibiotik



Konseling bahwa bila penyebabnya virus akan sembuh sendiri tanpa antibiotik

Konseling agar tidak langsung membeli antibiotik sendiri

Identitas Pasien
Nama : Ny. T.
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 26 tahun
Alamat : GMP

Anamnesis (14 Mei 2011)
Keluhan utama : nyeri tenggorokan

Sejak 2 hari yang lalu nyeri tenggorokan yang
disertai nyeri menelan. Keluhan diserti batuk
yang tidak berdahak. Suara serak diakui.
Sesak nafas disangkal.

Keluhan disertai dengan demam dan pilek.
Demam mendadak naik, pagi dengan malam
sama, tidak disertai menggigil. Demam tidak
diukur dengan termometer. Pilek dengan
lendir bening dan encer. Hidung tersumbat
diakui.


Nyeri telinga dan wajah disangkal
Pusing diakui. Gangguan BAB dan BAK
disangkal
Keluhan juga disertai nyeri berdenyut pada
leher kiri
Sudah berusaha diobati dengan obat demam
dan batuk pilek yang dibeli di warung,
keluhan membaik kecuali nyeri tenggoran
dan nyeri menelan
Riwayat suka makan gorengan dan es diakui
Riwayat Penyakit dan Pengobatan
terdahulu
Pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
Riwayat gigi berlubang diakui
Riwayat alergi diakui, riwayat asma disangkal
Genogram (Ibu T, 14 Mei 2011)
Sadiman Satinem
Suhartini
1975
Hendro
Sutomo
36
Aryo
Sumardini
Anto
1984
Titik
Arini
26
1946
Separlan
65
1945
Paitun
66
1994
Joko
16
1995
Tiara
15
D. 2011
Riwayat keluarga
Bentuk keluarga inti
Tahap siklus hidup duval tahap 1
Psikodinamika keluarga
Baru menikah selama 1tahun 3 bulan dan
pindah dari Jambi ke Bandung setelah
menikah
Suami dinas di luar kota sehingga pasien
tinggal sendirian di rumah
Hamil setelah 10 bulan menikah dan abortus
pada usia 3bulan kehamilan
Pasien cemas akan masalah reproduksi
Pasien sangat jarang olahraga
Suami perokok aktif
Faktor risiko
Kebiasaan makan gorengan dan es
Cuaca yang dingin





Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5
0
C
RR : 24x/menit
BB : 42 kg
TB : 158 cm
BMI : 16,8

Kepala
Rambut : tidak mudah dicabut
Sclera : tidak ikterik
Conjungtiva : tidak anemik
Telinga : tidak ada sekret
Hidung : sekret (+), bening, cair
Gigi dan Mulut :
faring hiperemis (+), tonsil T2-T1 hiperemis (-)
M3 kiri miring, gingival hiperemis
M2 kiri karies (+)

Leher
KGB tidak teraba membesar
Nyeri tekan pada submandibular kiri
Thorax
Pulmo
Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
Palpasi : dbn
Perkusi : dbn
Auskultasi :
VBs kanan = kiri, slem(-), crackles(-), wheezing(-)
Cor
bunyi jantung murni reguler

Abdomen
Datar dan lembut
Bising usus normal (+)

Ekstremitas
Akral hangat
Capillary refill : < 2 detik
Pemeriksaan penunjang
Dental foto 3.8 + 3.7
Diagnosis banding
Odinophagia ec. Rhinopharyngitis akut +
suspek perikoronitis 3.8 + karies 3.7
Odinophagia ec. Laryngitis akut + suspek
perikoronitis 3.8 + karies 3.7

Diagnosis Holistik
Aspek personal :
Datang ke klinik karena nyeri menelan yang
semakin parah dan tidak sembuh selama 2
hari.

Aspek klinik :
Odinophagia ec. Rhinopharyngitis akut +
suspek perikoronitis 3.8 + karies 3.7

Aspek internal :
Riwayat alergi
Pola hidup yang kurang sehat yaitu kebiasaan
makan gorengan dan es, kurangnya olahraga

Aspek Eksternal :
Cuaca dingin
Tatalaksana
Non-farmakologis
Minum air yang cukup (2-3liter per hari)
Konsul ke dokter gigi
Tatalaksana
Farmakologis
Antibiotik amoxicillin 3x 500mg
Asam mefenamat 3x 500mg
Methylprednisolone 3x 4mg selama 3 hari
Pseudoefedrin 3x 75mg
Paracetamol 3x 500mg bila demam



Rencana pemeliharaan kesehatan
N
o
Nama Status
Kesehata
n
Skrinin
g
Konseling Imunisasi Profilaksis
1
H. S
(36 th)
Tidak ada
keluhan
Kolesterol
Tekanan
darah
Olahraga teratur
Hindari makanan
berlemak
Kurangi berat
badan



Konsumsi
vitamin
2
T. A
(26 th)
Nyeri
menelan
Tekanan
darah
Pap smear
SADARI
Olahraga teratur
Kurangi makan
gorengan
Menjaga
kesehatan
reproduksi
HPV Konsumsi
susu dan
vitamin
Kunjungan rumah

Keluarga
Bentuk keluarga adalah keluarga inti yang
terdiri dari suami dan istri
Demografi keluarga
H. S : suami, 36 tahun, pegawai swasta,
SMA, tidak ada masalah kesehatan kronis

T. A: istri, 26 tahun, guru SD, S1, nyeri
menelan
Lingkungan tempat tinggal
Rumah kontrak
Daerah perumahan sederhana
Lantai keramik
Atap genteng
Dinding tembok dan dicat
Rumah tipe 22 dengan 1 kamar tidur
Terdapat dapur yang tidak dilengkapi
cerobong asap
Jendela terbuka sebagai pencahayaan dan
ventilasi ada 4 dengan luas total 3 m2



Sumber air bersih ada,dengan membeli untuk
keperluan memasak.
Sumber pencemaran air dalam radius<10
meter tidak ada.
Air mudah didapatkan
Kualitas fisik air minum baik (air isi ulang)
Pengolahan air minum sebelum diminum
dipasang ke dispenser

Tempat air minum sebelum dimasak ada
wadah tertutup (dispenser).
Tempat penampungan air limbah dari kamar
mandi/tempat cuci/dapur langsung ke got.
Saluran pembuangan air limbah dari kamar
mandi/dapur/tempat cuci: saluran tertutup.
Ada tempat pembuangan sampah terbuka di
luar rumah.
Bahan bakar memasak sehari-hari gas.
Tidak terdapat ternak.
Akses dan pemanfaatan layanan
kesehatan
Sarana yang paling sering digunakan Klinik
Mitra Sehati
Jarak tempuh rumah-klinik : 300 meter
Waktu tempuh : 5 menit (jalan kaki)
Tarif : terjangkau
Pelayanan yang diberikan : sangat
memuaskan

Lingkungan pekerjaan
Ada anggota keluarga yang bekerja , pasien
dan suami
Pasien (guru SD)
Fisik : ruangan kelas lembab
Psikologis : kadang-kadang stress
menghadapi murid SD dan orangtua murid
Suami (bagian dokumentasi)
Fisik : kecelakaan kendaraan roda dua
Ergonomis : posisi duduk yang lama dan
mengetik terus menerus
Psikologis : stress karena kerja yang banyak
Penatalaksanaan gizi pasien
Berat 42 kg, tinggi 158 cm, BMI: 16,8
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan gizi.
Tidak ada tingkat stres metabolik karena
demam.
Kadang-kadang mengkonsumsi parasetamol
jika demam.
Saat ini mengkonsumsi dalfarol dan asam
folat dari dokter spesialis kandungan
Konsistensi makanan sekarang yaitu lunak.

Berat badan berkurang dalam 6 bulan
terakhir sebanyak lebih kurang 3kg
Tidak terdapat perubahan berat badan dalam
2 minggu terakhir.
Tidak ada keluhan pencernaan lebih dari 2
minggu.
Pasien tidak masuk kerja (hari Sabtu) sejak
mengalami keluhan.
Status gizi underweight


Food recall (13 Mei 2011)
No Waktu Jenis makanan

Bahan
makanan

Jumlah
URT/berat
1 Siang
13 mei11
pk 13.00
Nasi, ayam
bakar, buntil, es
krim
Karbohidrat,pr
otein, lemak,
serat
2 centong nasi,
1 ayam, 1
buntil, 1 gelas
teh es krim
2 Malam
13 mei11
pk 20.00
Nasi, ayam
bakar, buntil
Karbohidrat,
protein, lemak,
serat,
1 centong nasi,
1 ayam, 1
buntil
3 Pagi
14 mei11
pk 07.00
Bubur ayam Karbohidrat,
protein, lemak,
1 mangkok
bubur
Penatalaksanaan gizi
Total kalori: 1566 kkal
Komposisi:
Protein: 167,04 kkal
Lemak: 391,5 kkal
Karbohidrat: 1007,46 kkal
Jenis nutrien spesifik:
Nutrien yang dianjurkan: makanan seimbang terdapat
karbohidrat, protein dan lemak serta serat dalam
jumlah yang cukup.
Nutrien yang tidak dianjurkan: makanan cepat saji dan
jajanan yang kurang sehat.

Bahan Makanan Bahan Penukar Makanan
Makanan pokok Nasi 150 gram atau 7 sdm/ roti
putih 7 iris
Sumber protein hewani Daging ayam potong sedang/
daging sapi potong sedang/ telur
ayam biasa 1 butir
Sumber protein nabati Tahu 50 gram/ tempe 25 gram
Sayur Kangkung tauge/ tomat terong
Buah Jeruk manis 1/ semangka potong
besar
Penatalaksanaan gizi
Konsistensi padat
Pengolahan digoreng atau direbus
Pemberian oral
Frekuensi yang dianjurkan 5 kali sehari
dengan selingannya berupa buah

Penatalaksanaan olahraga
Evaluasi pasien:
Olahraga sangat ringan

Saran:
Setiap hari aktivitas sedang selama >30
Terima Kasih

You might also like