Project (MMP) Dan Model Pembelajaran Think Talk Write

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MI SSOURI MATHEMATI CS

PROJ ECT (MMP) DAN MODEL PEMBELAJARAN THI NK TALK WRI TE


(TTW) BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BENTUK
PANGKAT, AKAR DAN LOGARITMA SISWA KELAS X





ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika


Oleh :
Eko Siswanto
08310599


IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2014
1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MI SSOURI MATHEMATI CS
PROJ ECT (MMP) DAN MODEL PEMBELAJARAN THI NK TALK WRI TE
(TTW) BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BENTUK
PANGKAT, AKAR DAN LOGARITMA SISWA KELAS X
Eko Siswanto
08310599
Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
Effectiveness of Learning Model Missouri Mathematics Project (MMP) and the Learning Model
Think Talk Write (TTW) using Student Worksheet Against Learning Outcomes Mathematics on
the subject form of exponent, roots and logarithms in High School Students Grade X. Results of
the study directing that the average learning outcomes of student in Experiment classroom 1
amounted to 74.941, Experiment classroom 2 amounted to 73.647 and the control classroom
amounted to 62.706. Based on the analysis of ANOVA test obtained F
count
= 15.209 and F
table
=
3.091. So F
count
> F
tabel
then H
o
is rejected , this means that there are differences in the average
learning outcomes of student between Experiment classroom 1, Experiment Classroom 2 , and
Control classrrom. Based on the calculations of the t test right side on students experiment
classroom 1 and control classroom obtained that t
count
= 4.831 and t
table
= 1.669, so t
count
> t
table
and
then H
o
rejected, this means that the average learning outcomes of student Experiment classroom 1
better than Control classrrom. Based on the calculation of the t test right side on students
experiment classroom 2 and control classroom obtained that t
count
= 4.247 and t
table
= 1.669, so
t
count
> t
table
and then H
o
rejected, this means that the average learning outcomes of student
Experiment classroom 2 better than Control classrrom. Based on the calculation of the two -party
test for students in the class Experiment 1 and the class of Experiment 2 obtained t
count
= 0.592 and
t
table
= 1.998. The value of t
count
is -1.998 < 0.592 < 1.998, and then H
o
received, this means there
is no difference - average of the learning outcomes significantly between Experiment Classroom 1
and Experiment Classroom 2.
Keywords : Missouri Mathematic Project , Think Talk Write , Student Worksheet and
Learning Outcomes.
2

A. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang makin pesat dan
perubahan paradigma pembelajaran dari yang semula terpusat pada guru
(teacher center) menjadi terpusat pada siswa (student center) banyak
dikembangkan model model pembelajaran yang mengusung konsep
pembelajaran bermakna. Model model pembelajaran tersebut sering disebut
sebagai model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM). Model model pembelajaran tersebut
diantaranya, Model Pembelajaran Kontekstual, Model Pembelajaran
Langsung, Model Pembelajaran Kooperatife, Model Pembelajaran Realistik
Matematika (RME), Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP), Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Model Penemuan
Terbimbing. Setiap model pembelajaran masing masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Oleh sebab itu seorang guru harus pandai dalam memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan, karakter peserta
didik dan materi yang akan diajarkan.
Model Missouri Mathematics Project (MMP) adalah model
pembelajaran yang terstruktur seperti halnya SPM (Struktur Pembelajaran
Matematika), tetapi MMP mengalami perkembangan dengan langkah-langkah
yang tersruktur dengan baik. Di dalam MMP memiliki banyak kelebihan,
diantaranya banyak materi yang dapat disampaikan kepada siswa, dan siswa
dapat terampil mengerjakan soal karena banyaknya latihan yang diberikan
(Widdiharto, 2004 : 28 29). Model MMP juga memungkinkan siswa untuk
saling bekerja sama dalam sebuah kelompok kecil.
Menurut Suherman (dalam Hadi, Syaiful, 2010 : 31) Model
Pembelajaran Think Talk Write (TTW) merupakan model pembelajaran yang
dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan
alternatif solusi), hasil bacaanya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi,
dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Model pembelajaran ini
memungkinkan siswa untuk saling berdiskusi dan bertukar pendapat dalam
sebuah kelompok kecil. Melalui belajar kelompok diharapkan keaktifan
3

peserta didik dalam pembelajaran matematika akan meningkatan prestasi
belajar, sebab peserta didik ikut berperan aktif dan dapat memperoleh
informasi tambahan dari kelompoknya.
Disamping itu dalam menciptakan suasan belajar dan proses
pembelajaran yang terpusat pada siswa (student center) seorang guru
biasanya menggunakan media dan alat peraga pembelajaran. Salah satu media
yang dapat meningkatkan keaktifan dan dapat meningkatkan keefektifan
pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS merupakan salah satu
perangkat pembelajaran matematika yang cukup penting dan diharapkan
mampu membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep
matematika dan meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian masalah yang dikemukakan di atas, penulis
berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian eksperiment dengan judul
Efektivitas Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Dan
Model Pembelajaran Think Talk Write (Ttw) Berbantuan Lembar Kerja Siswa
Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Bentuk Pangkat,
Akar Dan Logaritma Siswa Kelas X.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan di atas
maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
MMP dan model pembelajaran TTW berbantuan LKS dengan siswa yang
mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
kelas X?
2. Apakah hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran MMP berbantuan LKS lebih
baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
4

model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat,
Akar, dan Logaritma kelas X?
3. Apakah hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran TTW berbantuan LKS lebih
baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat,
Akar, dan Logaritma kelas X?
4. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
MMP berbantuan LKS dengan siswa yang mendapat pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran TTW berbantuan LKS pada
pokok bahasan Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma kelas X?

C. KERANGKA TEORITIK
1. Belajar
Moh. Surya (dalam Rumini dkk, 1993 : 59) setelah
membandingkan batasan dari beberapa ahli, menyimpulkan pengertian
belajar sebagai berikut :
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil penglaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
Dimyati Mahmud (dalam Rumini dkk, 1993 : 59) menyatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat
diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi
dalam diri seseorang karena pengalaman.
2. Pembelajaran
Menurut Suyitno (2004 : 1) pembelajaran adalah upaya
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,
bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi
yang optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa.
5

Nasution (dalam Sugihartono dkk, 2007 : 80) mendefiniskan
pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik
sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak
hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
3. Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran berbeda dengan strategi, metode,
pendekatan, dan prinsip pembelajaran. Menurut Syaiful Sagala (dalam
Indrawati, 2009 : 27) model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik untuk tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Selanjutnya Joyce and Weil (dalam Indrawati, 2009 : 27)
mendefinisikan model pembelajaran sebagai deskripsi dari lingkungan
belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus kursus,
rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku buku pelajaran,
program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer.
4. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
Reynolds dan Mujis (2008 : 55) mengatakan bahwa model
pembelajaran MMP merupakan salah satu contoh dari beberapa model
pembelajaran yang mengusung konsep pengajaran langsung (direct
instruction).
Pengajaran langsung yang juga dikenal dengan sebutan active
teaching (pengajaran aktif) atau whole class teaching (pengajaran seluruh
kelas) mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam
mengusung isi pelajaran kepada murid muridnya dengan
mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas.
Adapun langkah langkah dari model pembelajaran MMP
menurut Reynolds dan Mujis (2008 : 56 57) sebagai berikut :
6

a. Review harian ( 8 menit kecuali senin)
b. Pengembangan ( 20 menit) (mengintroduksikan konsep konsep
baru, mengembangkan pemahaman)
c. Seatwork ( 15 menit)
1) Memberikan praktik yang sukses tanpa interupsi
2) Momentum menjaga agar bola tetap menggelinding membuat
setiap orang terlibat, setelah itu mempertahankan keterlibatan
3) Alerting memberi tahu murid bahwa pekerjaan mereka akan
diperiksa di setiap akhir periode
4) Akuntabilitas memeriksa hasil pekerjaan murid
d. Tugas pekerjaan rumah
1) Memberi pekerjaan rumah secara regular pada akhir setiap
pelajaran matematika
2) Seharusnya melibatkan waktu mengerjakan pekerjaan rumah
sekitar 15 menit di rumah
3) Seharusnya memasukkan satu atau dua soal review
e. Review review khusus
1) Review mingguan
2) Review bulanan
5. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Model pembelajaran TTW merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai belajar dengan
memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif
dalam diskusi kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri
hasil belajar yang diperoleh.
Model pembelajaran TTW terdiri dari tiga tahapan penting, yakni :
Langkah I (Think)
Dalam tahap ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil
secara individual dari apa yang diketahui atau tidak diketahui untuk
dibawa pada forum diskusi di fase talk.
Langkah II (Talk)
7

Dalam tahap ini siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3 5
anggota kelompok yang heterogen untuk membahas catatan kecil serta
perubahan struktur kognitif dalam berpikir menyelesaikan masalah.
Langkah III (Write)
Dalam tahap ini siswa diminta secara individual mengkonstruksi
untuk menyelesaikan LKS melalui tulisan berdasarkan wawasan yang
diperoleh dari diskusi catatan kecil dalam kelompok sebelumnya.
Model pembelajaran Think Talk Write memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir dan berdiskusi dengan dirinya sendiri setelah
membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya
sebelum menulis. Beberapa anggota dalam satu kelompok bertanggung
jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada anggota dalam kelompoknya (Zulkarnaini, 2011 :
148 149).
6. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Hamdani (2011 : 74) LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan
Rencana Pembelajaran yang berupa lembaran kertas berisi informasi
maupun soal soal (pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa). LKS sebaiknya dirancang oleh guru sesuai dengan pokok bahasan
dan tujuan pembelajarannya. LKS dalam kegiatan belajar mengajar
dimanfaatkan pada tahap pemahaman konsep (menyampaikan konsep baru
atau lanjutan dari pemahaman konsep) karena LKS dirancang untuk
membimbing siswa dalam mempelajari topik.
7. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).
Secara garis besar hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Bloom dalam Sudjana,
2004 : 22). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual,
ranah afektif berkenaan dengan sikap, ranah psikomotorik berkenaan
8

dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ketiga ranah
tersebut merupakan objek penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh para
guru.

D. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu
penelitian (Fraenkel dan Walen dalam Rianto : 1996 : 13). Hipotesis
merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang
diajukan dalam penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan
keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
H
a1
: Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran MMP dan
Model pembelajaran TTW berbantuan LKS dengan siswa yang
mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
kelas X semester I SMA Negeri I Guntur tahun pelajaran 2012 / 2013?
H
a2
: Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran MMP berbantuan LKS lebih baik
dari pada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat,
Akar, dan Logaritma kelas X semester I SMA Negeri I Guntur tahun
pelajaran 2012 / 2013?
H
a3
: Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran TTW berbantuan LKS lebih baik
dari pada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat,
Akar, dan Logaritma kelas X semester I SMA Negeri I Guntur tahun
pelajaran 2012 / 2013?
H
o4
: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
MMP berbantuan LKS dengan siswa yang mendapat pembelajaran
9

matematika dengan Model pembelajaran TTW berbantuan LKS pada
pokok bahasan Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma kelas X
semester I SMA Negeri I Guntur tahun pelajaran 2012 / 2013?
Untuk keperluan uji hipotesis maka H
a1
, H
a2
, dan H
a3
diubah menjadi
H
o1
, H
o2
, dan H
o3
yaitu :
H
o1
: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
MMP dan Model pembelajaran TTW berbantuan LKS dengan siswa
yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
kelas X semester I SMA Negeri I Guntur tahun pelajaran 2012 / 2013?
H
o2
: Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran MMP berbantuan LKS tidak lebih
baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat,
Akar, dan Logaritma kelas X semester I SMA Negeri I Guntur tahun
pelajaran 2012 / 2013?
H
o3
: Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran TTW berbantuan LKS tidak lebih
baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Bentuk Pangkat,
Akar, dan Logaritma kelas X semester I SMA Negeri I Guntur tahun
pelajaran 2012 / 2013?
H
o4
: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
MMP berbantuan LKS dengan siswa yang mendapat pembelajaran
matematika dengan Model pembelajaran TTW berbantuan LKS pada
pokok bahasan Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma kelas X
semester I SMA Negeri I Guntur tahun pelajaran 2012 / 2013?


10

E. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Guntur Kab. Demak
mulai 27 Juli 17 September 2012.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Negeri I Guntur tahun pelajaran 2012 / 2013 yang berjumlah 200 siswa
dan terbagi ke dalam enam kelas. Setiap kelas masing masing terdiri
dari 34 siswa, kecuali kelas X
1
yakni 30 siswa.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik Cluster Random Sampling, yaitu mengambil tiga kelas sebagai
subjek penelitian dan satu kelas sebagai kelas uji coba instrumen dari
seluruh kelas X SMA Negeri 1 Guntur yang dilakukan secara acak.
3. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan desain
penelitian yang digunakan adalah randomized pretest posttest control
group desain, dimana ada tiga kelompok yang akan diberi perlakuan
berbeda. Kelompok pertama dan kedua diberi pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics project dan
model pembelajaran Think Talk Write atau disebut kelompok
eksperimen. Kelompok ketiga diberi pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional atau disebut kelompok kontrol. Ketiga
kelompok tersebut baik eksperimen maupun kontrol dikenai variable
perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kemudian kelompok itu
dikenai pengukuran yang sama.
4. Variable Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel penelitian dibedakan menjadi dua,
yakni:
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model
pembelajaran MMP berbantuan LKS (X
1
), Model pembelajaran TTW
11

berbantuan LKS (X
2
) dan Model Pembelajaran Ekspositori tanpa alat
media (X
3
).
b. Variabel tak bebas atau terikat (Y)
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar
pada pokok bahasan akar, pangkat dan logaritma pada siswa kelas X
SMA Negeri I Guntur tahun pelajaran 2012 / 2013, yakni hasil belajar
menggunakan Model pembelajaran MMP berbantuan LKS (Y
1
), hasil
belajar menggunakan Model pembelajaran TTW berbantuan LKS (Y
2
)
dan hasil belajar menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori tanpa
alat media (Y
1
).
5. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan untuk penelitian adalah tes. Tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa
kelas X SMA Negeri I Guntur pada pokok bahasan pangkat, akar dan
logaritma, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes subjektif (soal uraian) yang
berjumlah 14 soal, dengan tiap indikator memuat 1 soal.
6. Teknik dan Analisis Data
a. Analisis Instrumen Penelitian
Analisis terhadap instrumen digunakan untuk mengetahui
mutu instrumen yang telah dibuat dengan cara mengujikan instrumen
tersebut terlebih dahulu pada kelompok siswa yang bukan termasuk
sampel tetapi masih dalam satu populasi. Adapun hal-hal yang
dianalisis dari hasil uji coba instrumen adalah validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran, dan daya benbeda.
b. Analisis Data tes Hasil Belajar untuk Uji Hipotesis
Analisis data tes hasil belajar untuk uji hipotesis meliputi uji
homogenitas, uji normalitas, uji anava, uji t satu pihak dan uji t dua
pihak.


12

F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Uji t Satu Pihak Kanan
Berdasarkan hasil dari perhitungan uji t satu pihak kanan
antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran MMP dan hasil
belajar siswa dengan model pembelajaran ekspositori diperoleh nilai

1
X 74,941
3
X 62,705,
2
1
S 77,390,
2
3
S 140,699,
gab
s
109,044 dan t
hitung
= 4,831 dengan demikian
hitung tabel
> t t yaitu 4,831 >
1,669.
Berdasarkan hasil dari perhitungan uji t satu pihak kanan
antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran TTW dan hasil
belajar siswa dengan model pembelajaran ekspositori diperoleh nilai

2
X 73,647
3
X 62,705,
2
2
S 84,902,
2
3
S 140,699,
gab
s
112,800 dan t
hitung
= 4,247 dengan demikian
hitung tabel
> t t yaitu 4,247 >
1,669.
b. Uji t Dua Pihak
Berdasarkan hasil dari perhitungan uji t dua pihak antara hasil
belajar siswa dengan model pembelajaran MMP dan hasil belajar
siswa dengan model pembelajaran TTW diperoleh nilai
1
X 74,941

2
X 73,647,
2
1
S 77,390,
2
2
S 84,902,
gab
s 81,146 dan t
hitung
=
0,592 dengan demikian , ternyata diperoleh -1,998 <
0,5923 < 1,998.
2. Pembahasan
a. Hipotesis 1
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data akhir yang telah
dilakukan didapat bahwa terdapat perbedaan rata rata hasil belajar
siswa pada kelas dengan model pembelajaran MMP, kelas dengan
model pembelajaran TTW, dan kelas dengan model pembelajaran
ekspositori pada pokok bahasan bentuk pangkat, akar, dan logaritma
1 1
1- 1-
2 2
-t t < t

13

siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Guntur, Demak. Hal ini
dikarenakan dalam proses pembelajaran, tiap-tiap kelas mendapat
perlakuan yang berbeda-beda, seperti penggunaan model
pembelajaran dan media pembelajaran.
b. Hipotesis 2
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa secara statistik
rata rata hasil belajar siswa pada kelas yang mendapat pembelajaran
dengan model pembelajaran MMP lebih baik daripada rata rata hasil
belajar kelas yang mendapat pembelajaran dengan model
pembelajaran ekspositori.
Hal ini dikarenakan pada kelas yang mendapat model
pembelajaran MMP proses pembelajaran yang terjadi tidak berpusat
pada guru (teacher center). Proses pembelajaran terjadi dua arah dari
guru ke siswa dan siswa ke guru. Proses pembelajaran yang terjadi
melibatkan siswa secara aktif sebagai pelaku pembelajaran, sehingga
dapat dikatakan pembelajaran berpusat pada siswa (student center).
c. Hipotesis 3
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa secara statistik
rata rata hasil belajar siswa pada kelas yang mendapat pembelajaran
dengan model pembelajaran TTW lebih baik daripada rata rata hasil
belajar kelas yang mendapat pembelajaran dengan model
pembelajaran ekspositori.
Hal ini dikarenakan pada kelas yang mendapat model
pembelajaran TTW proses pembelajaran yang terjadi tidak berpusat
pada guru (teacher center). Proses pembelajaran terjadi dua arah dari
guru ke siswa dan siswa ke guru. Proses pembelajaran yang terjadi
melibatkan siswa secara aktif sebagai pelaku pembelajaran, sehingga
dapat dikatakan pembelajaran berpusat pada siswa (student center).
d. Hipotesis 4
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat
perbedaan rata rata hasil belajar yang signifikan antara hasil belajar
14

siswa pada kelas yang mendapat model pembelajaran MMP dan kelas
yang mendapat model pembelajaran TTW.
Hal ini dikarenakan pembelajaran yang terjadi pada kelas yang
mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran MMP berbantuan
LKS dan kelas kelas yang mendapat pembelajaran dengan model
pembelajaran TTW berbantuan LKS sama sama mengusung konsep
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM). Pembelajaran yang terjadi sama sama melibatkan peran
siswa secara aktif untuk ikut serta terlibat dalam proses pembelajaran
yang terjadi. Proses pembelajaran yang terjadi tidak hanya terpusat
pada guru saja tetapi juga berpusat pada siswa.

G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika
siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran MMP berbantuan LKS dan siswa yang mendapat
pembelajaran dengan model pembelajaran TTW berbantuan LKS
dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model ekspositori
pada pokok bahasan bentuk pangkat, akar dan logaritma kelas X
semester 1 SMA Negeri 1 Guntur tahun pelajaran 2012 / 2013.
b. Hasil belajar matematika siswa yang mendapat pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran MMP
berbantuan LKS lebih baik dari siswa yang mendapat pembelajaran
dengan model ekspositori pada pokok bahasan bentuk pangkat, akar
dan logaritma kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Guntur tahun
pelajaran 2012 / 2013.
c. Hasil belajar matematika siswa yang mendapat pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran TTW
15

berbantuan LKS lebih baik dari siswa yang mendapat pembelajaran
dengan model ekspositori pada pokok bahasan bentuk pangkat, akar
dan logaritma kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Guntur tahun
pelajaran 2012 / 2013.
d. Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara
siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran MMP berbantuan LKS dan siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
TTW berbantuan LKS.
Dengan demikian maka penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika pada pokok bahasan bentuk pangkat, akar dan
logaritma kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Guntur tahun pelajaran 2012
/ 2013 dengan menggunakan model pembelajaran MMP berbantuan LKS
dan model pembelajaran TTW berbantuan LKS lebih efektif
meningkatkan hasil belajar siswa dari pada pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut :
a. Karena model pembelajaran Missouri Mathematics Project dan model
pembelajaran Think Talk Write lebih efektif meningkatkan hasil
belajar siswa, maka model pembelajaran Missouri Mathematics
Project dan model pembelajaran Think Talk Write dapat dijadikan
alternatif pilihan bagi guru untuk diterapkan di kelas.
b. Sebaiknya guru matematika mengurangi pembelajaran yang bersifat
konvensional karena bersifat monoton, sehingga minat belajar siswa
menjadi berkurang.
c. Untuk memperkuat hipotesis pada skripsi ini perlu adanya penelitian
lanjutan baik dari populasi yang lain atau pada materi yang berbeda.


H. DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi instruksional prinsip teknik prosedur.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara
Hadi, Syaiful. 2010. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui
Model Think Talk Wrie (TTW) Di Kelas VII SMP Negeri 1 Manyar
Gresik. Yogyakarta : PPPPTK Matematika. Jurnal Edukasi
Matematika, ISSN : 2087-0523, Volume 1 No. 2, September 2010
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia
Indrawati dan Wanwan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif Kreatif dan
Menyenangkan : Untuk Guru SD. Jakarta : PPPPTK IPA
Poerwadarminta. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Raynolds, David dan Daniel Mujis. 2008. Effective Teaching: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rianto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan
Dasar. Surabya : SIC Surabaya
Rumini, Sri, dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta
: Rineka Cipta
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
Sukino. 2004. Matematika Untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga


Suyitno, Amin. 2004. Dasar Dasar dan Proses Pembelajaran I. Semarang :
UNNES Pres
Tim Penulis PMPTK Matematika. 2008. Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya. Jakarta : Ditjen PMPTK
Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model Model Pembelajaran Matematika
SMP. Yogyakarta : PPPG Matematika Yogyakarta
Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika 1A untuk SMA Kelas X Semester 1.
Jakarta : Erlangga
Zulkarnaini. 2011. Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan deskripsi dan
Berpikir Kritis. Bandung : Jurnal UPI. ISSN : 1412-565X Edisi
Khusus No. 2, Agustus 2011

You might also like