Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 144

ANALISIS PENGARUH SURPRISE EARNINGS

ANNOUNCEMENT TERHADAP RETURN SAHAM DAN


DIVIDEND PAYOUT DENGAN UJI BEDA POSITIVE
EARNINGS SURPRISE DAN NEGATIVE EARNINGS
SURPRISE PADA PERUSAHAAN LQ-45
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)


Oleh :
CHANDRA DEVI RIDHMADHANTIA
NIM : 206081004145


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010M/1431H













ABSTRACT


This analysis aims to analyze the effect of stock returns and dividend
payout to the surprise earnings announcement through the Standardized
Unexpected Earnings (SUE) and to analyze the difference between earnings
surprise and earnings announcement surprise visits from the positive and negative
earnings surprise. In this study using a sample of companies listed in the LQ-45
index in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2007-2009 which
amounted to 24 companies. Companies are selected during the period 2007-2009
and is also included in the LQ-45 index has been selected in accordance with the
considerations in determining the method of the sample.
In this analysis, the calculation method used linear regression analysis
(Multiple Linear Regression Analysis) and different test (Independent Sample t-
Test). In studies using linear regression analysis (Multiple Linear Regression
Analysis) stock returns and dividend payout collectively have an influence on
Standardized Unexpected Earnings (SUE).Results obtained from different test
(independent sample t-test) that there are significant differences between positive
and negative earnings and earnings surprise.

Keywords: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout and
positive and negative earnings surprise and earnings surprise.


ABSTRAK


Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara return saham
dan dividend payout terhadap surprise earnings announcement melalui
Standardized Unexpected Earnings (SUE) serta untuk menganalisis perbedaan
antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan
negative earnings surprise. Di dalam penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2007-2009 yang berjumlah 24 perusahaan. Perusahaan yang terpilih
selama periode 2007-2009 dan juga termasuk dalam indeks LQ-45 telah diseleksi
sesuai dengan pertimbangan dalam metode penentuan sampel. Dalam analisis ini
digunakan metode perhitungan analisis linear regresi berganda (Multiple Linear
Regression Analysis) dan uji beda (Independent Sample t-Test).
Pada penelitian menggunakan analisis linear regresi berganda (Multiple
Linear Regression Analysis) return saham dan dividend payout secara bersama-
sama memiliki pengaruh terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE).
Hasil yang diperoleh dari uji beda (Independent Sample t-Test) bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings
surprise.

Kata kunci: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout dan
positive earnings surprise dan negative earnings surprise.



KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang menguasai seluruh alam semesta
dan kepada-Nya lah kita meminta pertolongan dari segala urusan. Salawat serta
salam atas junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya sampai pada hari pembalasan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Surprise
Earnings Announcement Terhadap Return Sahan Dan Dividend Payout
Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise Dan Negative Earnings Surprise
Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Karena berkat rahmat serta hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
serta tanggapan yang dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Papa (My Best Father) dan Mama (The Prefect Woman, So Beautiful Worth
More Than Precious Stones, She Keeps My Heart In Step And My Path
Towards Goodness) yang selalu memberikan dukungan morill maupun
materil, semangat dan doa yang selalu dipanjatkan bagi penulis, sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Adikku yang tersayang dan satu-satunya Dicky (My Lovely Brother), yang
sudah banyak ikut mengorbankan waktu buat kakakmu ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) yang memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan bagi para
mahasiswanya agar berguna dikemudian hari.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bagian Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing I yang banyak


memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh
penulis.
5. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE., MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing II yang juga ikut
memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh
penulis.
6. Bapak M. Arief Mufraini, Lc., M. Si, selaku penguji ahli I yang telah
memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M. Si, selaku penguji ahli II yang juga telah
memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik.
8. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis (FEB) atas segala bantuan dan partisipasinya selama penulis
menuntut ilmu.
9. Semua temanku angkatan 2006 baik manajemen keuangan dan manajemen
pemasaran, teman-teman sekelompok KKS-BT (Fachry dan Teh Wanti),
teman seperjuangan (Fajriah Ria, Dede, Lina, Aditya Ale Yudhistira, dan
Ardian Prima Primbray Haryoto), teman-temanku di akuntansi (Sri dan
Rohma), Keluarga besar Ka Novi Zulfayanti, Ka Abdul Khoir, Ka Atiqah, Bu
Yusro, Bu Isna yang sudah banyak membantu, meluangkan waktu dan saling
memberikan semangat hingga akhir penyusunan skripsi.
10. Teman-temanku semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan doa dan motivasi selama penulis menuntut ilmu sampai
mennyelesaikan skripsi ini di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Semoga segala kebaikan atas bantuan yang diberikan oleh penulis terima
selama ini dalam menjalankan pendidikan dari semua yang telah membantu
mendapatkan ridha Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat meberikan sumbangan pikiran dan
saran untuk perkembangan dalam pendidikan.
Wassalammualaikum Wr. Wb
Jakarta, Juni 2010
Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ...................................... iii
LEMBAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF .......................................... iv
LEMBAR PENGUJIAN SIDANG SKRIPSI .......................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. vi
ABSTRACT................................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 13
A. Konsep Laba .............................................................................. 13
B. Earnings ..................................................................................... 17
C. Manajemen Laba ........................................................................ 18
D. Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan .................. 23
E. Hubungan Antara Earning Surprise dan Return Saham ............ 24
F. Standardized Unexpected Earning (SUE) ................................. 25
G. Dividen ....................................................................................... 26


H. Indeks LQ-45 ............................................................................. 28
I. Konsep Dasar Pasar Efisien ...................................................... 30
J. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong
Form) ......................................................................................... 33
K. Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa .................................. 35
L. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 39
M. Kerangka Pemikiran ................................................................... 51
N. Hipotesis ..................................................................................... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 53
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 53
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 53
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 55
D. Metode Analisis ......................................................................... 56
E. Uji Statistik ................................................................................ 61
F. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 63

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 66
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 66
B. Analisa Dan Pembahasan ........................................................... 67
a. Data Objek Penelitian .......................................................... 67
b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression) ........................................................................... 71
c. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple
Linear Regression) ............................................................... 80
d. Interpretasi Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression) ........................................................................... 82
e. Analisis Statistik Uji Beda ................................................... 85
f. Interpretasi Statistik Uji Beda .............................................. 89

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................. 92


A. Kesimpulan ................................................................................ 92
B. Implikasi ................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96




DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman
2.1 Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan
Seseorang tentang Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal
31
2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi 36
2.3 Kerangka Pemikiran 51
3.1 Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel
Durbin-Watson
60
4.1 Gambar Normal Probability Plot (Normal P P Plot) 72
4.2 Uji Heteroskedastis 75




















DAFTAR TABEL


Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya 50
3.1 Daftar Nama Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ-
45 (Periode 2007-2009)
54
4.1 Hasil Perhitungan Standardized Unexpected Earnings
Pada Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009)
68
4.2 Hasil Perhitungan Dividend Payout 69
4.3 Hasil Perhitungan Return Saham 70
4.4 Uji Multikolinearitas 73
4.5 Hasil Uji Autokorelasi 74
4.6 Hasil Uji ANOVA 76
4.7 Hasil Perhitungan Uji-t 77
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi 79
4.9 Hasil Uji Regresi Linear berganda 80
4.10 Hasil Uji Normalitas 85
4.11 Hasil Uji Independent Sample t-Test 87
4.12 Hasil Uji Independent Sample t-Test 87












DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran Keterangan Halaman
1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 2007-
2009)
101
2 DAFTAR HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45
(Periode 2007-2009)
102
3 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM
PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009)
111
4 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND
PAYOUT RATIO PERUSAHAAN LQ-45 (Periode
2007-2009)
120
5 DATA EARNING PER SHARE (EPS)
PERUSAHAAN LQ-45
121
6 DATA DIVIDEND CASH PERUSAHAAN LQ-45 122
7 DATA SUE (Standardized Unexpected Earnings)
PERUSAHAAN LQ-45
123
8 HASIL UJI REGRESI BERGANDA (Multiple Linear
Regression Analysis)
124
9 HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST 128










BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan
swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit
dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka
pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak. Ada
beberapa daya tarik pasar modal.(Suad Husnan, 1998: 3). Pertama,
diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana
selain sistem perbankan umumnya dominan sebagai sistem mobilisasi dana
masyarakat. Bank-bank penghimpun dana tersebut ke pihak-pihak yang
memerlukan sebagian besar perusahaan, tetapi mungkin juga individu
sebagai kredit.(Suad Husnan, 1996). Dengan kata lain, perusahaan-
perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha mereka hanya bisa
memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan
dijelaskan bahwa bagaimanapun juga akan terdapat batasan menggunakan
hutang. Keterbatasan tesebut biasanya diindikasikan dari telah terlalu
tingginya debt to equity ratio (yaitu perbandingan antara hutang dengan


modal sendiri) yang dimiliki perusahaan. Kedua, pasar modal
memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang
sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal,
maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka
dalam sistem perbankan. Dengan adanya pasar modal, para pemodal
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk
portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang
mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.
(Suad Husnan, 1998: 5).
Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan
perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market
Hypothesis) oleh Fama di tahun 1970. Sejak dikemukakan tahun 1970, teori
pasar efisien seakan-akan menjadi magnet bagi peneliti keuangan untuk
terus diuji keabsahannya. Miller (1999), sebagai salah satu penerima hadiah
Nobel bidang Ekonomi dalam artikelnya tentang sejarah keuangan,
berpendapat bahwa Fama juga pantas untuk mendapatkan hadiah Nobel atas
teori yang disampaikannya tersebut. Miller (1999) dan beberapa ahli
keuangan perusahaan dengan tegas mengatakan bahwa salah satu temuan
penting dalam sejarah perkembangan teori keuangan adalah teori pasar
efisien dan dari sekian banyak teori keuangan, teori pasar efisien adalah
yang paling banyak mendapat perhatian dan diuji secara empiris di hampir
semua pasar modal di dunia. Dalam satu artikelnya yang berjudul The
Theory of Corporate Finance: A Historical Overview, Smith (1990)


menyatakan bahwa teori pasar efisien merupakan tonggak penting dalam
perkembangan teori keuangan dan menyebutnya sebagai salah satu kerangka
bangun dasar (fundamental building block) keuangan. Hal senada juga
disampaikan oleh Megginson (1997) serta Shanken dan Smith (1996). Jadi,
teori pasar efisien merupakan bagian penting dalam kita membahas teori
keuangan perusahaan. Menyikapi beberapa pendapat tersebut di atas, tidak
berlebihan kiranya untuk mencoba mengulas lagi tentang teori pasar efisien.
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengungkap teori pasar efisien dengan
memberikan tekanan pada bukti empiris yang pernah ditemukan berkaitan
dengan pengujian teori tersebut. Penyajian tulisan ini diharapkan
menyegarkan kembali ingatan kita tentang pentingnya memahami konsep
pasar efisien yang sampai saat ini masih menjadi topik menarik dalam
manajemen keuangan.
Dalam suatu pasar saham yang efisien, tidak ada perbedaan prestasi
yang nyata antara investor yang berkemampuan mencari informasi yang
belum diserap oleh harga saham dengan investor yang tidak berkemampuan
mencari informasi tersebut. Hasil penelitian yang telah menjadi contoh
klasik adalah penelitian yang dilakukan oleh Fama (1970). Penelitiannya
menunjukkan bahwa di New York Stock Exchange, model Random Walk
berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa New York Stock Exchange adalah pasar
saham yang efisien.
Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat akan membawa
perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Keterbukaan informasi


merupakan kata kunci dalam pasar modal. Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa (event).
Apabila peristiwa (event) mengandung informasi maka diharapkan pasar
akan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa (event) tersebut diterima
pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan sekuritas tersebut.
Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return dan abnormal return
sebagai akibat perubahan harga (Hartono, 1998).
Menurut Yong (1997), istilah pasar efisien petama kali digunakan
dalam konteks pasar sekuritas oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969).
Mereka menyatakan bahwa pasar efisien adalah pasar yang membuat
penyesuaian secara cepat terhadapa informasi baru yang muncul.
Selanjutnya Fama (1970) melanjutkan proses pembentukan resmi konsep
efisiensi ini dalam istilah ekonomi dengan menyatakan bahwa pasar efisien
sebagai suatu pasar yang menunjukkan keadaan harga yang senatiasa
mencerminkan sepenuhnya informasi relevan yang tersedia. Kemudian
Fama (1976) memperbaiki definisinya mengenai pasar efisien dengan
mengatakan bahwa pasar efisien merupakan pasar yang menggunakan
semua informasi secara benar.
Pasar efisien bisa terjadi jika harga-harga berubah secara acak
(random). Perubahan harga tidak dipengaruhi oleh data harga waktu lalu dan
oleh karena itu perubahan harga masa lalu tidak bisa digunakan untuk
menaksir perilaku harga waktu akan datang secara signifikan. Artinya semua
pergerakan harga dari waktu lalu, waktu sekarang dan waktu yang akan


datang adalah bebas. Ada dua asumsi model perubahan acak (Berkman,
1978). Pertama harapan adalah rasional (rational expectation). Dalam proses
pembuatan ramalan, peramal atau investor menggunakan semmua informasi
saat ini (current information) yang relevan. Harapan ini rasional jika
informasi yang relevan dengan sekuritas bersangkutan dipertimbangkan oleh
investor. Kedua pasar modal adalah efisien. Asumsi ini merupakan dasar
bagi model perubahan acak. Pasar modal adalah adalah efisien jika
informasi yang tersedia diserap ke dalam harga saham saat ini dengan cara
yang cepat dan tepat (quickly and accurately). Oleh karena informasi yang
diterima berlaku secara acak dan harga berubah menurut informasi tersebut,
maka hal ini memberi implikasi bahwa harga sekuritas bergerak atau
berubah secara acak.
Haugen (2001) menerangkan bahwa ada empat ciri atau karakteristik
pasar efisien. Pertama, harga sekuritas bertindak secara cepat (quickly) dan
tepat (accurately) bila menerima informasi baru yang relevan. Kedua,
perubahan hasil (return) saham yang diharapkan dari waktu ke waktu
dihubungkan dengan tingkat bunga bebas risiko dan perubahan tingkat risiko
premium atas sekuritas bersangkutan. Ketiga, kita tidak bisa membedakan
antara investasi yang menguntungkan dengan investasi yang yang tidak
menguntungkan untuk waktu yang akan datang berdasar ciri-ciri investasi
saat ini atau waktu lalu. Keempat , jika kita memisahkan investor yang ahli
dengan investor yang tidak ahli (tidak pakar), maka kita tidak dapat


membuat perbedaan secara nyata di antara prestasi kedua kelompok investor
tersebut.
Perkataan efisiensi dalam konsep efisiensi pasar menyangkut efisiensi
penyampaian informasi dari perusahaan emiten ke perusahaan pemodal
(Suad Husnan, 1998:18). Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi
ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris. Ini berarti
semua investor mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya
serta diterima pada saat yang sama. Sebagaimana layaknya sebuah pasar,
pasar modal juga berfungsi sebagai tempat belanja bagi pemodal. Para
pemodal saham mengevaluasi dan menganalisis saham dengan
menggunakan semua informasi yang relevan. Konsep pasar modal efisien
menyebutkan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga pasar saham
merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik
mengenai pasar modal, maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat
dalam pasar modal efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh
semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal maupun
mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalm pasar modal yang
bersangkutan.
Dalam pasar modal kita mengetahui adanya tiga bentuk efisiensi pasar
berdasarkan jenis-jenis informasi yang menyebabkan harga-harga saham
bereaksi dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dan harga-harga yang
berlaku pada saat itu. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama
dari efisiensi pasar, yaitu:


1. Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak Form).
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari
sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Semi Strong Form).
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
dipublikasikan, termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (Strong Form).
Pasar dikatakan efisien bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi privat.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Informasi kinerja perusahaan terutama
profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa mendatang. Informasi
fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja
bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan
arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga
berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. (PSAK No. 1).


Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan.
Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur
melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun
earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga
earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh
perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor
yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para
investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan
earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham
perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital
gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006).
Adanya informasi mengenai earning yang diumumkan oleh
perusahaan emiten akan membuat para (calon) investor melakukan reaksi.
Hal ini dapat dilihat dari sejumlah penelitian sebelumnya diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster at al.(1984),
Naim (2000) dan lain sebagainya. Di Indonesia penelitian mengenai
pengaruh pengumuman earning terhadap harga saham dilakukan oleh Utami
dan Suharmadi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah
informasi earning mempengaruhi harag saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Beza dan
Naim (1998) yang menghasilkan temuan bahwa pengumumna earning
secara statistik signifikan memperngaruhi perdagangan saham perusahaan
pada saat sepuluh hari sebelum dan setelah pengumuman earning.


Hartono (1998) menyatakan bahwa efisiensi pasar bentuk setengah
kuat menurut Fama (1970) dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi
efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan efisiensi pasar
bentuk setengah kuat secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat
secara informasi menekankan kepada fully reflect dan information available,
tapi tidak memperhitungkan kecanggihan pemodal dalam mengolah
informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup
fully reflect, ketersediaan informasi dan kecanggihan pasar.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka akan diteliti analisis
surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian mengenai pengujian pasar efisien bentuk
setengah kuat ini pernah dilakukan oleh Neddham Jones dan Frank Bacon
(2007). Mereka melakukan pengujian terhadap teori efisiensi pasar dengan
menguji pengaruh pada pengumuman positif laba tak terduga secara
kuartalan pada risiko harga-harga saham disesuaikan dengan tingkat
pengembalian (rate of return). Neddham Jones dan Frank Bacon (2007)
melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika
pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa
ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan
tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan.
Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga
memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan


perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat
terhadap informasi publik yang tersedia.
Berdasarkan konsep tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menguji apakah surprise earnings announcement secara
langsung menjadikan hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-
strong form) didasarkan dari kondisi pengumuman dan perubahan harga
saham itu terjadi. Sehingga penelitian ini berjudul tentang Analisis
Pengaruh Surprise Earnings Announcement Terhadap Return Saham
Dan Dividend Payout Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise dan
Negative Earnings Surprise Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek
Indonesia (BEI).

B. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan
dividend payout terhadap surprise earnings announcement?
2. Apakah terdapat perbedaan antara surprise earnings announcement
dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise?






C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara return saham dan dividend payout
terhadap surprise earnings announccement.
2. Untuk menganalisis perbedaan antara surprise earnings announcement
dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise.

b. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan atau Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan yang listing pada indeks LQ-45.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini akan berguna sebagai tambahan wawasan informasi dan
ilmu pengetahuan terhadap kemungkinan-kemungkinan risiko yang
terjadi. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem
bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya
Amerika.




3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami pengujian analisis
surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Kemudian Untuk menguji apakah perusahaan-
perusahaan yang listing pada indeks LQ-45 (kelompok saham 45)
mempunyai pengaruh terhadap surprise earnings annoucement.
Sekaligus sebagai syarat menjadi Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bagi Investor
Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah
mengenai keputusan strategi manajemen dan menggunakan analisis
kuantitatif.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Laba
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba,
penentuan kebijakan investasi dan pembagian hasil. Oleh karena itu, laba
menjadi informasi yang dilihat banyak orang atau profesi akuntansi seperti
pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus dan
sebagainya. (Harahap, 2001: 50). Hal ini menyebabkan adanya berbagai
definisi untuk laba.
1. Laba Ekonomi
Laba ekonomi (economic income) adalah konsep laba yang dibahas oleh
para ahli ekonomi. Adam Smith memberi definisi terhadap laba (income)
sebagai kenaikan dalam kekayaan. (Harahap, 2001:50-51).
2. Laba Akutansi
Laba akuntansi (accounting income) adalah perbedaan atau selisih antara
penghasilan (revenue) yang direalisasi yang berasal dari transaksi pada
periode tertentu dengan biaya-biaya (expense) yang dikeluarkan pada
periode tersebut. Menurut Belkoi dalam Harahap (2001), beberapa sifat
dari laba akuntansi adalah sebagai berikut:



a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
b. Laba akuntansi merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu
(postulat periodik).
c. Laba akuntansi memiliki batasan-batasan tersendiri mengenai
transaksi-transaksi atau pos-pos yang termasuk hasil.
d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan biaya dalam bentuk biaya
historis (historical cost) yang dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan hasil tertentu.
e. Laba akuntansi berdasarkan prinsip penandingan (matching
principle) yaitu hasil dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
atau diterima pada periode yang sama.
3. Laba Operasi
Konsep pelaporan laba operasi (current operating income) menyatakan
bahwa pendapatan yang diakui dalam penhitungan laba atau rugi
hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan
(normal operating income). Sedangkan yang berasal dari kegiatanyang
tidak biasa atau bersifat insidentil dicantumkan dalam laporan laba
ditahan. Konsep ini menganggap bahwa dalam menilai prestasi
manajemen, yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal
tidak termasuk kegiatan insidental dan angka inilah yang lebih tepat
dalam membuat prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba di
masa yang akan datang. (Harahap, 2001:50-52).


4. Laba Komprehensif
Konsep laba komprehensif (all inclusive income) menyatakan bahwa
semua laba (income) yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan
insidental harus dilaporakan dalam laporan laba rugi dan hanya hasil
akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan. Penghitungan
laba dengan konsep all inclusive income (Hendriksen dan Breda, 1992:
90) didasarkan pada:
a. Pembebanan yang berasal dari peristiwa luar biasa dan dari
perbaikan periode-periode sebelumnya cenderung lebih besar dari
kredit, yang menimbulkan lebih dari laba bersih untuk serangkaian
tahun jika ini dihilangkan.
b. Peniadaan beban dan kredit tertentu dari perhitungan laba bersih
memberi peluang untuk manipulasi dan perataan angka penghasilan
tahunan.
c. Laporan laba rugi yang memasukan semua beban dan kredit laba
yang diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah untuk disiapkan
dan lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
d. Pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang
tepat untuk memperoleh pengukuran laba yang lebih tepat daripada
akuntan dan manajemen.
e. Perbedaan antara beban dan kredit operasi dan non-operasi belum
jelas benar.


Kemudian ada beberapa alasan untuk membedakan konsep earnings
yang tersirat dalam harga saham dengan konsep earnings dalam generally
accepted accounting principles (GAAP), yakni konsep earnings dalam
GAAP didasarkan pada notasi akuntansi seperti realisasi dan konservatisme.
Adanya notasi-notasi tersebut membatasi peristiwa yang direfleksikan dalam
pelaporan earnings misalnya perubahan periodik dalam nilai pasar utang
yang berkaitan dengan perubahan tingkat bunga dan timing peristiwa
tersebut, selain itu fokus waktu earnings menurut GAAP adalah periode
masa lalu, sedangkan fokus waktu yang digunakan pada konsep earning
dalam harga saham adalah untuk periode yang akan datang. (Foster, 1986).
Menurut Foster (1986), ada dua hipotesis mengenai hubungan antara
harga saham dan earning yang dilaporkan, yaitu:
1. Hipotesis mekanistik, hipotesis ini menyatakan bahwa pasar modal
ditetapkan pada earning yang dilaporkan tanpa melihat metoda akuntansi
yang digunakan untuk menghitung earning yang dilaporkan tersebut
atau sumber-sumber gain maupun loss yang mendasari earning yang
dilaporkan. Beberapa penelitian yang menggunakan dasar model
penilaian ekuitas memberikan bukti-bukti yang tidak konsisten dengan
hipotesis mekanis ini. Kriteria ekonomik dan statistik digunakan untuk
meranking ukuran earning alternatif dalam rangka menjelaskan
perbedaan-perbedaan pada nilai pasar pasar suatu perusahaan.


2. Hipotesis myopic, hipotesis yang menyatakan bahwa pasar modal
memiliki fokus pada earning pendek yang dilaporkan pada tahun
berjalan.
Penelitian mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman earning telah
dilakukan oleh para peneliti-peneliti sebelumnya. Reaksi pasar
mencerminkan bahwa pengumuman earning direspon oleh para pelaku pasar
melalui fluktuasi harga saham, tingkat likuiditas saham dan lain-lain. Hal ini
disebabkan karena pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi,
sehingga pasar memproses dan mengevaluasi kandungan informasi tersebut.
Pengumuman earning memiliki kandungan informasi apabila pasar
melakukan reaksi di seputar tanggal pengumuman earning.

B. Earnings
Earning merupakan variabel yang sangat penting dalam perusahaan.
Pengumuman earning, seringkali menarik perhtian analisis keuangn
(investor). Investor seringkali pula mendiskusikan berkenaan dengan
kualitas earning (earning quality management). Berkenaan dengan hal ini
sebenarnya berkenaan dengan komponen earning, di mana earning terdiri
dari dua komponen utama yakni accrual dan kas.(Said Kelana Ansawi dan
Chandra Wijaya, 2006: 124). Laba perusahaan atau lebih dikenal sebagai
earnings, adalah nilai keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan
berbagai biaya perusahaan, baik itu biaya operasional, biaya modal, biaya
hutang dan jangka pajak. Dengan kata lain, earnings perusahaan merupakan


nilai keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi dengan berbagai biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan nilai
keuntungan tersebut. Earnings suatu perusahaan memiliki nilai yang tidak
selalu konstan di tiap periodenya.
Dalam pelaporan nilai earnings suatu perusahaan terdapat
kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai
earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement)
dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings
announcement maka terdapat suatu kondisi yang biasa disebut sebagai
earnings surprise. Ada dua bentuk earnings surprise:
a. Positive earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai
earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami peningkatan
pada harga saham.
b. Negative earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai
earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami penurunan
pada harga saham. (Zaenal Arifin, 2005: 30).

C. Manajemen Laba
Ada alasan mendasar mengapa manajer melakukan manajemen laba.
Harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh
laba, risiko dan spekulasi. Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu


mengalami kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan
mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar
dibandingkan persentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan
banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba
sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko.
Secara logika hal itu bisa dipahami karena manusia merupakan pribadi
yang cenderungmenghindari risiko (risk adverse) yang selalu berusaha
mengeliminasi atau meminimalkan kerugian yang mungkin akan
dialaminya, walaupun upaya yang dilakukannya mungkin merugikan pihak
lain. Secara umum ada beebrapa definisi mengenai manajemen laba,
diantaranya: (H. Sri Sulistyanto, 2008: 47-50).
1. Davidson, Stickney dan Weil
Earnings management is the process of taking deliberate step within the
constrains of generally accepted accounting principles to bring about
desired level of reported earnings. (Manajemen laba merupakan proses
untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas
prinsip akuntansi berterima umum menghasilkan tingkat yang diinginkan
dari laba yang dilaporkan).
2. Schipper
Earnings management is a purposes intervention in the external
financial reporting process, with the intent of obtaining some private
gain (a opposed to say, merely faciliting the neutral operation of the
process). (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses


penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan
bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak
memihak dari sebuah proses)).
3. National Association of Certified fraud Examiners
Earnings management is the intentional, deliberate, misstatement or
omission of material facts, or accounting data, which is misleading and
when considered with all the information made available, would cause
the reader to change or alter his or judgement or decision. (manajemen
laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat
laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga
menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat
pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang membacanya
akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya).
4. Fisher dan Rosenzweig
Earnings management is a actions of a manager which serve to increase
(decrease) current reported earings of the unit which the manager is
responsible witout generating a corresponding increase (decrease) in
long term economic profitability of the unit. (Manajemen laba adalah
tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau menurunkan laba
periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa
menyebabkan kenaikkan atau penurunan keuntungan ekonomi
perusahaan jangka panjang).


5. Lewitt
Earnings management is flexibility in accounting allows it to keep pace
with business innovations. Abuses such as earnings occur when people
exploit this pliancy. (Manajemen laba adalah fleksibilitas akuntansi
untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba
ketika publik memanfaatkan hasilnya.)
6. Healy dan Wahlen
Earnings management occurs when managers use judgement in
financial reporting and in structuring transactions to alter financial
reports to either mislead some stakeholders about underlying economics
performance on the reported accounting numbers. (Manajemen laba
muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam
pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan
keuangan untuk mempengaruhi stakeholder yang ingin mengetahui
kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi
hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang
dilaporkan itu).
Melihat definisi di atas ada kesamaan terminologi yang digunakan
setiap definisi itu, yaitu langkah tertentu yang disengaja untuk mengatur laba
(Davidson, Stickney dan Weil) campur tangan dalam penyusunan laporan
keuangan (Schipper), kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam
membuat laporan keuangan (National Association of Fraud Examiners),
tindakan untuk mengatur laba (Fisher dan Rosenzweig), fleksibilitas yang


mendorong penyalahgunaan laba (Lewitt), serta menggunakan keputusan
tertentu untuk mengubah laporan keuangan (Healy dan Wahlen). Walaupun
menggunakan terminologi yang berbeda, definisi-definisi itu mempunyai
benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lainnya,
yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupkan aktivitas manajerial
untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan.
Maka secara singkat manajemen laba dapat dikatakan sebagai perilaku
manajer untuk bermain-main dengan komponen akrual yang discretionary
untuk menentukan besar kecilnya laba, sebab standar akuntansi memang
menyediakan berbagai alternatif metode dan prosedur yang bisa
dimanfaatkan. Upaya ini diakui dan diperbolehkan dalam standar akuntansi
selama apa yang dilakukan perusahaan diungkapkan secara jelas dalam
laporan keuangan. Meski kewajiban untuk mengungkapkan semua metode
dan prosedur akuntansi belum mampu untuk mengeliminasi upaya-upaya
curang manajer untuk memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri.
Atas dasar pemikiran itulah laporan keuangan harus memenuhi kaidah-
kaidah tertentu sehingga dapat menjadi informasi yang berkualitas dan dapat
memenuhi kebutuhan semua orang yang membutuhkannya. Sehingga tidak
hanya manajer sebagai pihak yang menyusun laporan itu yang akan
memperoleh imformasi berkualitas namun juga sumua pihak yang
mempunyai hubungan dengan perusahaan. (H. Sri Sulistyanto, 2008: 50-56).




D. Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi
laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis
informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibanding
alternatif informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan
akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana
perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah
dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor juga akan bisa
menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai
perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah
earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang
saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen
earning per share (EPS). Bagi para investor, informasi earning per share
(EPS) merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna,
karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan.
Oleh karena itu, sebelum membahas manfaat earning per share (EPS)
beserta kelemahannya berikut akan dibahas terlebih dahulu laporan
keuangan perusahaan sebagai dasar untuk memahami komponen earning per
share (EPS)
Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu
perusahaan laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan informasi
akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan
seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-


transaksi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa
memperngaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.
Laporan keuangan sangat berguna untuk menentukan keputusan
investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan analisis terhadap
informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan antara
nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan
bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa
membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan.
(Eduardus Tandelilin, 2010: 364-365).

E. Hubungan Antara Earnings Surprise dan Return Saham
Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan
adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang
diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya
perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings
announcement, maka terdapat gap yang menimbulkan suatu kondisi yang
biasa disebut sebagai earning surprise. Adanya earnings surprise ini,
dengan sendirinya akan berpengaruh pada return saham dari suatu
perusahaan.
Di mana, ketika nilai earning forecast lebih rendah daripada nilai
earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham
biasanya akan mengalami kenaikan. Sedangkan, ketika nilai earnings
forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement (negative


earnings surprise), akan menyebabkan turunnya return saham perusahaan
tersebut.
Perusahaan dengan unexpected earnings yang positif, diharapkan
memberikan respon yang positif terhadap return saham. Sedangkan
perusahaan dengan unexpected earnings negatif, diharapkan memberikan
respon negatif terhadap return saham. Pada saham dengan unexpected
earnings yang positif, umumnya harga saham akan mengalami kenaikan,
sehingga return dari saham tersebut juga ikut meningkat. Demikian, pada
saham dengan unexpected earnings yang negatif, harga saham umumnya
akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham ini, tentunya akan
berimbas pada menurunnya return dari saham tersebut. (Di kutip dari skripsi
Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise
Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise
Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada
32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005)).

F. Standarized Unexpected Earnings (SUE)
Untuk memperoleh earning announcement secara tepat, harus
dibedakan antara expected earnings dan unexpected earnings. Expected
earning adalah informasi yang diharapkan, sudah diduga dan diantisipasi
oleh pasar sehingga pada saat pengumuman, tidak membutuhkan
penyesuaian harga. Sedangkan unexpected earnings adalah bagian yang


tidak terduga, tidak terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian
harga.
Latane, Tuttle dan Jones (1968) mempelajari pengumuman quarterly
earnings dan menemukan adanya korelasi antara pengumuman tersebut
dengan pergerakan harga saham dalam jangka waktu pendek. Hal ini
memberikan indikasi adanya jangka waktu antara informasi pengumuman
quarterly earnings dan proses penyesuaian harga.
Pada 1974, Latane, Jones dan Rieke mengembangkan konsep
Standardized Unexpected Earnings (SUE) dengan tujuan untuk menyelidiki
pendapatan tak terduga (unexpected earnings) pada data triwulan dengan
membuat forecast mengenai pendapatan tersebut. Standardized Unexpected
Earnings (SUE) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengukur
pendapatan tak terduga yang tentu berpengaruh pada harga dari suatu saham.
(Di kutip dari skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh
Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive
Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio
(Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-
2005)).

G. Dividen
Dividen menurut Weston dan Coperland (2005) adalah keuntungan
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para
pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat


pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%)
tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.
Pada perseroan terbatas, pembagian keuntungan kepada pemilik
dilakukan melalui dividen. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba
ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu
peerseroan terbatas tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan
pada akhir tahun masih negatif.
Di samping saldo laba ditahan, dapat tidaknya dividen dibagikan juga
tergantung pada tersedia uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba
ditahan dianggap sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali dalam
persediaan barang dagang, aktiva tetap atau aktiva-aktiva bukan kas yang
lain. Dengan demikian, ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas
kecil walaupun saldo laba ditahannya besar. (Ahmad Rodoni dan Herni Ali,
2010: 121-122).
Kebijakan perusahaan membagikan dividen kepada para investor
adalah kebijakan yang sangat penting. Kebijakan pemberian dividen
(dividend policy) tidak saja membagikan keuntungan yang telah diperoleh
perusahaan kepada para investor. Tetapi kebijakan perusahaan membagikan
dividen harus selalu diikuti dengan pertimbangan adanya kesempatan
investasi kembali (reinvestment). Sehubungan dengan rencana perusahaan
untuk melakukan investasi kembali (reinvestment), ada dua asumsi yang
mendasari kebijakan dividen. Pertama, kebijakan dividen pada perusahaan
yang tidak sedang tumbuh (A Low Investment Rate Plan).


Pada perusahaan-perusahaan yang termasuk kategori ini mampu
membayarkan dividen lebih tinggi pada awal periode tetapi pertumbuhan
dividen pada tahun-tahun berikutnya menjadi lebih rendah. Kedua,
kebijakan dividen dalam perusahaan yang sedang tumbuh (A High
Reinvestment Rate Plan). Perusahaan yang sedang tumbuh akan
memberikan dividen relatif rendah pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan
adanya rencana reinvestasi dari sebagian laba yang diperolehnya. Karena
sebagian perolehan laba tersebut akan dipergunakan sebagai laba ditahan
untuk membiayai aktivitas ekspansinya (reinvestment). Tetapi perusahaan-
perusahaan yang termasuk kelompok perusahaan yang sedang tumbuh akan
mampu menghasilkan tingkat pertumbuhan dividen yang lebih tinggi pada
tahun-tahun berikutnya. (Dyah Ratih Sulistyastuti, 2006: 17-18).

H. Indeks LQ-45
Informasi mengenai kinerja saham seringkali diringkas dalam suatu
indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar
saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di
pasar. Karena merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-
harga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham
(stock price index). (Eduardus Tandelilin, 2010: 86). Intensitas transaksi
setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Setiap sekuritas memiliki
frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal,
namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksi dan


cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat
likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di
bursa efek. Di Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan
menggunakan indeks LQ-45. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar
yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-
kriteria berikut digunakan untuk memilih 45 saham yang masuk dalam
indeks LQ-45 sebagai berikut :
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama paling sedikit 3
bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan
jumlah hari transaksi di pasar reguler.
Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997.
Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100.
Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja
masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ-45.
Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi
kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks


dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. (Eduardus
Tandelilin, 2010: 87-88).

I. Konsep Dasar Pasar Efisien
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakandan dipopulerkan oleh
Fama (1970). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar
modal (capital market) dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila
tidak seorang pun, baik investor, individu maupun investor institusi akan
mampu memperoleh return tidak nnormal (abnormal return), setelah
disesuaikan dengan risiko dan menggunakan strategi perdagangan yang ada.
Artinya harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari
informasi yang ada atau stock prices reflect all available information.
Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien harga-
harga aset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi
yang tersedia tentang asset sekuritas tersebut.
Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan
pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat
mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas.
Dalam hal ini Haugen (2001) membagi kelompok informasi menjadi tiga,
yaitu informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices),
semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available
information including inside or private information). Masing-masing


kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi
suatu pasar.
Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham
(sekuritas) mencerminkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah
diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang
sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi
yang sudah diketahui meliputi dua macam, yaitu informasi masa lalu
(misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu) dan informasi saat ini (current
information) selain juga kejadian atau peristiwa yang telah diumumkan
tetapi masih akan terjadi (misalnya rencana pemisahan saham). Contohnya
untuk informasi yang masih membutuhkan dugaan adalah jika banyak
investor percaya bahwa suku bunga akan segera turun, harga-harga akan
mencerminkan kepercayaan ini sebelum penurunan sebelumnya terjadi.

Gambar 2.1
Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan Seseorang Tentang
Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal
(Sumber : Levy, 1996: 419)

Konsep pasar efisien menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian
harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respons atau
informasi baru yang masuk ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga


tidak harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah
harga yang terbentuk tersebut tidak bias. Dengan demikian, pada waktu
tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap
informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi bukan
merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinstik dari sekuritas tersebut.
Jadi, hal paling penting dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang
terbentuk tidak bisa dengan estimasi harga keseimbangan. Harga
keseimbangan akan terbentuk setelah investor sudah sepenuhnya menilai
dampak dari informasi tersebut.
Ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk tercapainya pasar
yang efisien berikut ini:
1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan
profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar
dengan menganalisis, menilai dan melakukan perdagangan saham. Di
samping itu mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari
satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.
2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama
dengan cara yang murah dan mudah.
3. Informasi yang terjadi bersifat random.
4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga
sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat
informasi tersebut.


Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu
pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga
sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi secara
random), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan secara cepat
dan secara penuh memcerminkan semua informasi yang tersedia. Karena
informasi yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara random
maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independen satu dengan
yang lainnya dan bergerak secara random pula. Artinya perubahan harga
yang terjadi hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi di
waktu lalu karena harga baru tersebuut berdasarkan pada reaksi investor
terhadap informasi baru yang terjadi secara random. (Eduardus Tandelilin,
2010: 219-221).

J. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form)
Menurut hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, Fama (1991)
menyebutnya sebagai studi peristiwa (event studies) yaitu harga
mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Selain merupakan
cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena
informasi yang ada di pasar termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan
dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan
akuntansi. Informasi yang tersedia di publik juga dapat berupa peraturan
keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan beta
saham termasuk rating perusahaan.


Menurut konsep efisiensi pasar bentuk setengah kuat, investor tidak
akan mampu untuk memperoleh abnormal returns dengan menggunakan
strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik.
Dengan kata lain analisis terhadap laporan keuangan tidak memberikan
apapun. Ide dari pandangan ini adalah bahwa sekali imformasi tersebut
menjadi informasi publik (umum), artinya tersebar di pasar maka semua
investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik untuk
mencerminkan semua informasi publik yang ada. Contohnya, informasi
yang baru saja didapat dari membaca Koran Bisnis Indonesia atau Kompas
misalnya mengenai penemuan obat baru atau ancaman akan munculnya
perang di kawasan Asia Timur atau Timur Tengah maka dengan segera
sudah tercermin pada harga sekuritas. Investor sudah tidak mungkin
mendapatkan abnormal return ketika melakukan transaksi di pasar modal
berdasarkan informasi publik tersebut. Harga pada tingkat beli atau jual
saham sudah lebih dahulu mencerminkan informasi tersebut karena pasar
akan dengan segera bereaksi.
Berlawanan dengan pendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah,
pada pasar efisien bentuk setengah kuat ada banyak investor yang berpikir
bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan
pengamatan secara seksama terhadap informasi publik yang tersedia di
pasar, khusunya informasi akuntansi. Investor yang melakukan analisis
dengan menggunakan data atau informasi akuntansi (dari laporan keuangan)
dan dari sumber lain untuk mengidentifikasi saham yang salah harga


(misspriced) disebut investor tersebut melakukan analisis fundamental
(fundamental analysis).

K. Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi
pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman. Event study dapat dilakukan untuk melihat
seberapa cepat harga sekuritas benar-benar bereaksi terhadap informasi yang
diumumkan. Jadi, event study sebenarnya adalah uji bersama, karena uji
tersebut secara simultan melibatkan uji validitas model penetapan harga dan
uji efisiensi pasar. Satu penemuan bahwa harga bereaksi lambat terhadap
informasi dapat disebabkan oleh ketidakefisienan pasar atau disebabkan oleh
penggunaan yang kurang tepat dari model penentuan harga atau karena
disebabkan oleh keduanya. Sebagai contoh dari suatu event study,
pertimbangkan apa yang dalam pasar yang efisien semprna bila suatu
informasi diumumkan. Bila informasi sampai di pasar, harga-harga akan
bereaksi segera dan dalam proses tersebut akan segera bergerak ke nilai
investasinya yang baru.
Banyak event study mengenai harga sekuritas telah dilakukan,
khususnya harga saham terhadap diumumkannya. Suatu informasi seperti
berita (biasanya disebut dengan pengumuman) menyangkut pendapatan dan
dividen, program pembelian kembali saham, stock split, pencatatan saham,
perubahan peringkat obligasi, merger dan akuisisi dan divestitures. Tentu


saja area riset akademis ini telah menjadi satu bidang yang tumbuh
sesungguhnya. (William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, dan Jeffery V.
Bailey, 2005: 91-95).
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari
suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut. Reaksi
pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas
bersangkutan. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari
pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian
melibatkan kecepatan reaksi dan pasar untuk menyerap informasi yang
diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk
lemah.







Gambar 2.2
Efisiensi Pasar Secara Informasi

Pada gambar 2.2 tersebut, terlihat bahwa jika suatu pengumuman tidak
mempunyai nilai ekonomis untuk pasar yang efisien maka seharusnya pasar
tidak bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Sebaliknya jika pasar
Pengumuman
Peristiwa
Ada
Abnormal
Return
Tidak Ada
Abnormal
Return
Cepat
Efisien
Efisien
Lama dan
Berkepanjang
Tidak Efisien


bereaksi untuk pengumuman yang tidak mempunyai nilai ekonomis, maka
pasar tersebut belum efisien karena tidak dapat membedakan pengumuman
yang bernilai informasi ekonomis dengan yang tidak bernilai informasi
ekonomis.
Peristiwa yang menjadi fokus penelitian dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa jenis, antara lain yang paling sering dijumpai dalam studi
peristiwa adalah peristiwa konvensional, peristiwa kluster, peristiwa yang
tak terduga dan peristiwa yang terjadi bersifat relevan dan berurutan.
1. Studi peristiwa konvensional, mempelajari respons pasar terhadap
peristiwa-peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara
terbuka oleh emiten di pasar modal. Studi peristiwa konvensional telah
banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa
contoh studi peristiwa konvensional, antara lain pengumuman laba,
pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger
dan akusisi, pengumuman pembelanjaan kapital, stock split serta bentuk
sejenis lainnya. Oleh karena peristiwa bersifat konvensional, dampak
peristiwa pada umunya mudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Namun
demikian dimungkinkan bahwa publikasi peristiwa oleh perusahaan
tidak selalu mengandung makna yang sama karena manajemen atau
pemilik perusahaan memiliki tujuan yang berbeda. Oleh karena itu,
peneliti perlu melakukan kajian literatur terhadap suatu peristiwa dari
berbagai sudut pandang teori untuk melandasi argumentasi mereka
dalam menyusun hipotesis.


2. Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar
terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada
waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan (kluster
perusahaan) tertentu. Peristiwa kluster memiliki bentuk yang beragam.
Kluster dapat bersifat relatif sempit hingga luas. Contoh peistiwa kluster
adalah pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri
tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan
dalam industri yang bersangkutan.
3. Studi peristiwa tak terduga (unanticipated event), merupakan varian dari
studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap
suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Sesuai dengan
namanya, karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa yang terjadi
bersifat tidak terduga. Penelitian tentang peristiwa tak terduga relatif
belum banyak dilakukan, selain karena sifat peristiwa sangat jarang
terjadi, tidak semua peristiwa tak terduga relevan dengan studi peristiwa
yang terkait dengan pasar modal.
4. Studi peristiwa berurutan (sequential events), merupakan varian dari
studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap
serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam
situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan
informasi menjadi kunci dari respons pasar. (Eduardus Tandelilin, 2010:
566- 569).



L. Penelitian Sebelumnya
Laporan earnings dianggap sebagai sumber informasi terpenting dari
semua jenis laporan tahunan yang disajikan oleh perusahaan. Di Inggris,
laporan keuangan menjadi prioritas utama bagi investor instutisional dan
laporan earnings dianggap lebih penting daripada neraca analisis keuangan
dan investor. Sementara di New Zealand, laporan bagi analisis keuangan
dianggap sebagai sumber informasi utama yang digunakan oleh para
pemakainya dalam pembuatan keputusan investasi. Akibatnya, laporan
earnings menjadi sumber informasi yang relatif penting dari neraca (Foster,
1986).
Penelitian yang dilakukan oleh Beaver (1986) yang menguji reaksi
investor terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan, dengan kata lain
apakah laporan keuangan mempunyai kandungan informasi yang dapat
mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para investor. Dampak
yang diteliti adalah pengaruh kandungan informasi terhadap harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan memiliki
kaitan dengan perilaku investor dalam melakukan transaksi. Kemudian
Parawiyati (2000) meneliti kandungan informasi publikasi laporan keuangan
tahunan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini menggunakan
abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan
keuangan mempunyai kandungan informasi sehingga harga saham
mengalami perubahan.


Kemudian dalam penelitian skripsi Universitas Kristen Petra berjudul
Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda
Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings
Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di
BES Periode 2002-2005), dijelaskan mengenai menganalisa dan memberi
informasi tentang pengaruh earnings surprise terhadap return saham yang
termasuk ke dalam liquidity LQ-45 dan menganalisa dan memberi informasi
tentang hasil uji beda return dan risiko pada positive earnings surprise dan
negative earnings surprise.
Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan.
Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur
melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun
earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga
earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh
perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor
yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para
investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan
earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham
perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital
gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006).
Stefano Della Vigna (2009) menjelaskan dalam problem set on
earnings announcement, the focus of the problem set is two fold. There are
to induce you to work with a data set, prepare the necessary variable and


test hypotheses and to examine three anomalies. The main focus on
literature the earnings announcement has been on the response of investors
to new information.
Cameron Truong dan Philip B. Shane (2008) menjelaskan dalam A
New Measure Of Earnings News And Post Earnings Announcement Drift,
introduces a new proxy for expected value-relevant earnings: the most
optimistic (pessimistic) forecast of earnings that is higher (lower) than the
median of all analysts earnings forecast. Kemudian Needham Jones dan
Frank Bacon (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Surprise Market
Announcement: A Test Of Market Efficiency, melakukan analisis pada 50
perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak
terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga
terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan
peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa
pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap
profitabilitas, kesuksesan masa depan perusahaan, meningkatnya harga
saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang
tersedia.
Setyowati (2002) menguji pengaruh kandungan informasi laporan rugi
laba terhadap abnormal return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa publikasi laba merupakan variabel
berpengaruh terhadap abnormal return yang ditunjukkan dengan beta
standar yang terbesar. Ratih (2002) meneliti pengaruh publikasi laporan


keuangan terhadap abnormal return saham perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap abnormal return. Penelitian Ajie (2003) mencoba
menguji kandungan informasi pelaporan rugi-laba dan hubungannya dengan
return saham. Dan hasilnya menunjukkan bahwa opsi likuidasi adalah
merupakan sesuatu yang relevan bagi penaksiran (valuation) saham dalam
pengujian kandungan informasi dari earning.




















NO JUDUL PENELITI
(Tahun)
VARIABEL ANALISIS KESIMPULAN
1. Relevansi Nilai
Eanings Dengan
Pendekatan
Terintegrasi
Hubungan Non
Linear.
Rahmawati
(2005)
Variabel dependen:
Unexpected Earning
Variabel
independen: return
saham, harga saham
Data populasi dan sampel diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan laporan keuangan tahunan
perusahaan diperoleh dari pojok BEJ
Progran Magister Manajemen UGM.
Sampel penelitian adalah dengan purposive
sampling selama tahun 1998-2002
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
informasi earning mulai kehilangan relevansi
nilainya. Oleh karena itu, investor disarankan
agar menggunakan informasi keuangan
lainnya, seperti informasi arus kas sebagai
dasar pengambilan keputusan.
2. Perkembangan
Peranan Pasar
Derivatif
Membantu
Peningkatan
Efisiensi Pasar
Keuangan
Indonesia
Hinsa
Siahaan
(2006)
Variabel dependen:
transfer of risk

Variabel
independen: future
LQ-45 oleh
BursaEfek
Surabaya,
perdagangan KOS
(Kontrak Opsi
Saham) oleh Bursa
Efek Jakarta (BEJ),
bursa berjangka
dengan
menggunakan
indeks saham luar
negeri dan mata
uang asing (valuta
asing) seperti
perdagangan
kontrak indeks
saham Nikkei, Hang
Pemerintah menyadari sepenuhnya
pentingnya keberadaan pasar derivatif
sebagai sub sistem pasar keuangan
Indonesia, yang memiliki peranan strategis
sebagai mekanisme transfer risiko, price
discovery, market integrity yang membuat
pasar keuangan semakin terpercaya,
enchance efficiency dan enchance liquidity.
Dan karena itu akan terus dikembangkan,
karena kondisinya sekarang ini masih belum
menggembirakan. Kemungkinan penyebab
lambatnya pembangunan pasar derivatif di
Indonesia dewasa ini adalah karena masih
banyak anggapan perdagangan derivatif
adalah judi. Sesungguhnya bukan judi tetapi
spekulasi. Dan citra negative spekulasi dari
percaya spekulator kiranya sudah waktunya
dirubah.
Pasar kontrak dan berjangka sangat berguna
bagi masyarakat Indonesia, sebab secara
makro keberadaan pasar derivatif akam
menbantu terciptanya pasar keuangan yang
efisien sehingga pada akhirnya juga akan
membantu sektor real (dunia usaha)
mendapatkan modal usaha secara efisien.
Dengan pasar keuangan yang efisien dalam
arti transparan dan transaksi tidak tinggi
biayanya sama dengan risiko. Ketidakpastian
berusaha di Indonesia akan semakin kecil dan
dunia luar akan melihat Indonesia sebagai
pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi
capital inflow yang sangat berguna untuk
membantu pembangunan ekonomi di
Indonesia.


Seng dan Indeks
Saham Korea
Selatan
3. Pengaruh Return
Saham, Volume
Perdagangan
Saham dan Varian
Return Saham
Terhadap Bid-Ask
Spread Saham
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Tergabung Dalam
Indeks LQ-45
Periode 2003-
2005.
Sri Dewi Ari
Ambarwati
(2008)
Variabel dependen:
bid-ask spread
relatif

Variabel
independen: return
(sebagai perubahan
relatif harga saham
dari periode
sebelumnya = R
t
),
volume
perdagangan
(jumlah lembar
saham yang
diperdagangkan
pada hari ke-t), dan
varian return
(saham yang dalam
hal ini mewakili
risiko saham).
Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda dihasilkan bahwa
konstanta pada perhitungan menunjukkan
bahwa jika variabel return saham dianggap
konstan maka rata-rata bid-ask spread
saham perusahaan manufaktur yang
dijadikan objek penelitian. Maka variabel
return saham mempunyai pengaruh positif
terhadap bid-ask spread saham. Jadi ketiga
variabel bebas yaitu return saham(X
1
),
volume perdagangan (X
2
) dan varian return
saham (X
3
) yang dimasukkan dalam model
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
bid-ask spread saham (Y). Kemudian pada
uji asumsi dasar klasik regresi ternyata
dianggap tidak terjadi gejala
multikoliniearitas dan tidak terjadi gejala
heterokedastisitas. Oleh karena itu, model
regresi tersebut dapat diteliti lebih lanjut.
Dalam hasil uji pengaruh return saham
terhadap bid-ask spread dan hasil penelitian
ini konsisten menyatakan bahwa return
saham tidak menunjukkan adanya pengatuh
negatif atau terbalik terhadap bid-ask
spread saham. Dalam hasil uji pengaruh
volume perdagangan saham terhadap bid-
ask spread menunjukkan bahwa variabel
Dalam penelitian pada saham perusahaan
manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ-
45 periode tahun 2003-2005, menunjukkan
bahwa secara bersama-sama return saham dan
varian return saham mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap bid-ask spread
saham.


volume perdagangan saham mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap
bid-ask spread saham. Dan dalam hasil uji
pengruh varian return terhadap bid-ask
spread menunjukkan bahwa variabel varian
return saham berpengaruh positif terhadap
bid-ask spread saham pada perusahaan
manufaktur yang tergabung dalam LQ-45
periode 2003-2005 dan hipotesis ketiga
diterima.
4. Random Walks
And Market
Efficiency:
Evidence From
International Real
Estate Markets
Robert T.
Kleiman
James E.
Payne
Anandi P.
sahu
(2002)
Variabel dependen:
Co-integration in the
long run

Variabel
independen: returns
in the varians real
estate markets, real
estates share prices.
This study utilizes stock market indices on
real estate share prices obtained from
Global Property Research (GPR). GPR real
estate stock index series is employed for
three geographical configurations: Europe,
Asia and The Far East (refereed to simply as
Asia or ASI) and North America. Test of
the random walks hypothesis and Co-
integration analysis. Two techniques were
used to analyse the unvariate time series
properties of the real estate data to
determine whether or not the individual
series follow random walks: unit root test
and variance ratio test. Co-movements
among time series were the analyzed using
the Co-integration analysis to examine if the
series have a stable long term relationship.
Co-integration analysis in vector error
correction models. A well known method of
testing for potential diversivication benefits
has been to utilize the Co-integration
This study conduct test of the random walk
hypothesis for international commercial real
estate utilizing stock market radices of real
estate share prices for three geographical
regions: Europe, Asia and North America.
This study contributes to the empirical
literatureon market efficiency in general and
on international commercial real estate in
particular. This article provides evidence that
supports the random walk hyphotesis both in
international real estate markets considered
and associated broader stock markets.
However, since the real estate markets have a
stable long-run retionship, investors in
international real estate derive benefits from
diversification in the short-run but not in the
long-run.
Terjemahan:
Studi ini melakukan pengujian terhadap
hipotesis random walks untuk real estat
komersial internasional memanfaatkan pasar


methodology to examine the presence of
long term stable relationship among returns.
A simple non-parametric runs test has
utilized to examine the weak form
efficiency of returns in the varians real
estate markets. The rns test has been
previously utilized in several studies of
market efficiency.
Terjemahan:
Studi ini menggunakan indeks pasar saham
pada harga saham real estat yang diperoleh
dari Global Property Research (GPR). GPR
real estat indeks saham seri ini digunakan
untuk tiga konfigurasi geografis: Eropa,
Asia dan Timur Jauh (pemisah untuk
sekadar sebagai Asia atau ASI) dan
Amerika Utara. Uji hipotesis berjalan acak
dan analisis penggabungan perusahaan. Dua
teknik yang digunakan untuk menganalisa
sifat-sifat tidak bervariasi deret waktu data
real estate untuk menentukan apakah
random walks mengikuti: pengujian akar
unit dan tes rasio varians. Pergerakan
perusahaan di antara deret waktu adalah
dianalisis menggunakan analisis
penggabungan atau integrasi perusahaan
untuk memeriksa jika seri memiliki
hubungan jangka panjang stabil.
Vektor analisis penggabungan atau
integrasi perusahaan dalam model koreksi
kesalahan. Sebuah metode yang terkenal
saham real estate hingga harga saham selama
tiga wilayah geografis: Eropa, Asia dan
Amerika Utara. Studi ini memberikan
kontribusi untuk penelitian empiris efisiensi
pasar secara umum dan pada real estat
komersial internasional pada
khususnya. Artikel ini memberikan bukti yang
mendukung hipotesis random walks baik di
pasar internasional dianggap real estat dan
terkait pasar saham yang lebih luas. Namun,
karena real estate yang berkerja sama jangka
panjang investor real estate internasional
memperoleh manfaat dari diversifikasi dalam
jangka pendek tetapi tidak dalam jangka
panjang.



untuk pengujian potensi manfaat
diversivikasi telah memanfaatkan
metodologi integrasi perusahaan untuk
memeriksa adanya hubungan yang stabil
jangka panjang antara kembali.
Uji nonparametrik deret sederhana telah
digunakan untuk menguji efisiensi bentuk
lemah kembali dalam varians pasar real
estat. RNS tes yang sebelumnya telah
digunakan dalam beberapa penelitian
efisiensi pasar.

5. Surprise Earnings
Announcement: A
Test Of Market
Efficiency
Needham
Jones
Frank Bacon
(2007)
Variabel dependen:
actual daily return
of each company.

Variabel
independen: the
corresponding S&P
500 daily return
over the pre-event
period (day-180 to
31 or period prior to
the event period of
day 30 to day
+30)to obtain the
intercept alpha and
the standardized
coefficient beta.
This study sample includes 50 randomly
selected firms with third quarter positive
surprise earningas announcements on the
randomly selected dates of October 17,
2006, November 10, 2006 and November
13, 2006. The random sample was selected
from third quarter positive surprise earnings
announcements traded either on NYSE or
NASDAQ. The work analyzed 11, 183
observations using standard risk adjusted
event study methodology and the market
model from the finance literature. In
conducting this event study, appropriate
statistical test for significance were
conducted.
Terjemahan:
Studi ini meliputi 50 sampel perusahaan
yang dipilih secara acak dengan kabar
positif di kuartal ketiga pendapatan
This study tested the effect of the
announcement of third positive quarter
earnings surprises onstock prices risk
adjusted rate of return for 50 randomly
selected firms from the randomly selected
date of October 17, 2006, November 2006 and
November 13, 2006. When a firm announces
positive surprise earnings, investors appear to
perceive a positive signal about the firms
future which causes an increase in the firms
stock price. This study results suggest that
positive surprise earnings announcements do
indeed send a positive signal about the
profitability and future success of a firm.
Positive signal stock prices do increase and
the market reacts quickly to available
information.
Rangkuman:
Studi ini menguji pengaruh pengumuman laba


pengumuman pada tanggal yang dipilih
secara acak 17 Oktober 2006, 10 November
2006 dan 13 November 2006. Sampel acak
dipilih dari kuartal ketiga pendapatan
positif baik pengumuman yang
diperdagangkan di NYSE atau
NASDAQ. Pekerjaan dianalisis 11, 183
pengamatan dengan menggunakan risiko
standar metodologi studi peristiwa
disesuaikan dan pasar keuangan model dari
literatur. Dalam melakukan studi ini, uji
statistik yang sesuai untuk signifikansi
dilakukan.
kuartal ketiga kabar positif harga saham risiko
tingkat pengembalian disesuaikan untuk 50
perusahaan yang dipilih secara acak dari
tanggal yang dipilih secara acak dari 17
Oktober 2006, 10 November 2006 dan 13
November 2006. Ketika perusahaan
mengumumkan pendapatan positif, investor
tampaknya melihat sinyal positif tentang masa
depan perusahaan yang menyebabkan
kenaikan harga saham perusahaan.Hasil studi
ini menunjukkan bahwa pengumuman
penghasilan positif mengejutkan memang
mengirim sinyal positif tentang keuntungan
dan kesuksesan masa depan
perusahaan. Sinyal positif dapat
meningkatkan harga saham dan pasar bereaksi
cepat ke informasi yang tersedia.
6. A Study Of
Autocorrelations
And Lead-Lag
Effects Using
Game-Theoretic
Efficient-Market
Hypotheses
Wei wu

Glenn Shafer
(2007)
Variabel dependen:
theoretic efficient
market hyphotheses.

Variabel
independen:
individual stocks,
size sorted
potofolio, stock
indices.
This section is divided into two interrelated
topics: lead-lag auto-effect on a single
security and lead-lag cross-effect between
any pair of securities. We start with limiting
market by bounding its consecutive returns.
The constraint can be replaced with the use
of options.
Terjemahan:
Bagian ini dibagi menjadi dua topik yang
saling terkait: lead-lag auto-efek pada
penanggungan sendiri dan lead-lag efek
silang antara setiap pasang efek. Kita mulai
dengan membatasi pasar menuju secara
dengan berturut-turut kembali. Kendala
Study predictions concerning autocorrelations
and other lead-lag effects that can be derived
from game-theoretic efficient market
hyphotheses profit that some specifies
security or market index, which we may call
the standard is unlikely to be beaten
substantially by any simple trading strategy
that does not risk bankcruptcy. This implies
constraints on autcorrelation and lead lag
cross effects. It also provides new implication
for lead-lag effects among securities.
Terjemahan:
Studi tentang prediksi autokorelasi dan lead-
lag menyebabkan efek yang dapat diturunkan


dapat digantikan dengan penggunaan
pilihan.

dari keuntungan hipotesis game-teori pasar
yang efisien bahwa beberapa pasar
menentukan keamanan atau indeks, yang kita
sebut standar tidak mungkin dikalahkan
secara substansial oleh strategi perdagangan
yang risiko sederhana yang tidak pailit. Ini
menunjukkan kendala di lag autokorelasi dan
memimpin lintas efek. Ini juga memberikan
implikasi baru untuk memimpin-efek lag
antara sekuritas.

7. Efisiensi Pasar
Modal Indonesia:
Pengamatan
Empirik Selama
Tahun 1996.
Anwar Azazi
(1999)
Variabel dependen:
bursa saham BEJ

Variabel
independen:
perubahan harga
saham mingguan
dan return saham
Penelitian ini berbentuk deskriptif analisis
dengan menggunakan analisis korelasi
perubahan harga saham mingguan di Bursa
Efek Jakarta (BEJ). Semua data yang
diperlukan tedapat pada file IHSG dan
harga saham individual dari semua
perusahaan sampel yang listing di BEJ
selama tahun 1996, kemudia di cross chek
catatan harga saham dan IHSG pada harian
keuangan yang terbit di Indonesia , seperti
Bisnis Indonesia dan Neraca Ekonomi
IHSG dan data harga saham yang digunakan
adalah IHSG dan harga saham mingguan
yaitu pada hari penutupan Bursa Efek
Jakarta setiap hari Jumat (closing price).
Perilaku harga saham mingguan dan IHSG
selama tahun 1996 menunjukkan kondisi yang
cukup bervariatif. Harga saham rata-rata
mingguan maksimum dicapai oleh PT. H.M
Sampurna dan terendah PT. Pakuwon Jati
masing-masing Rp. 23.113,94 dan Rp. 955,77.
Sedangkan voltalitas absolut tertinggi
diperoleh juga PT. H.M Sampurna dan
terendah oleh PT. Tjiwi KImia berturt-turut
sebesar 4705,67 dan 111,65 atau masing-
masing 20,36% dan 11,68% dari harga rata-
ratanya dalam periode yang sama. Sedangkan
rata-rata IHSG mencapai 586,85, tertinggi
632,52 dan terendah 513,85 dengan voltalitas
sebesar 29,29 atau 4,99% dari IHSG rata-rata.
Pasar modal Indonesia adalah efisien
dalam bentuk lemah (weak-form efficiency)
baik dengan menggunakan time lag 1 minggu
maupun 2 minggu. Hasil yang diperoleh
konsisten dengan hasil studi Suad Husnan


(1990). Sedangkan untuk time lag 3
minggu hanya 3 perusahaan yang
menunjukkan bahwa informasi tidak random
dan independen yaitu PT. Tambang Timah,
PT. Bakrie Brothers dan PT. Indofood
Sumber Makmur.
Perilaku harga saham mingguan dan
IHSG dengan menggunakan tes non
parametrik (Kruskal-Wallis) menunjukkan
hasil yang sama dengan tes parametrik, yaitu
pasar modal Indonesia efisien dalam bentuk
lemah.
8. Analisis Pengaruh
Pengumuman
Earning Terhadap
Abnormal Return
Dan Tingkat
Likuiditas Saham:
Analisis Empiris
Pada
Nonsynchronous
Trading.
Indah
Kurniawati

(2006)
Variabel dependen:
pengumuman
earning

Variabel
independen:
perubahan harga
saham yang
ditunjukkan melalui
abnormal return
Penelitian ini dilakukan karena selain
menguji pengaruh earning terhadap
abnormal return yang diperoleh investor,
penelitian ini juga menguji mengenai
tingkat likuiditas saham di seputar
pengumuman earning tersebut. Selain itu,
pada penelitian ini mempertimbangkan
kondisi perdagangan kondisi perdagangan
di Bursa Efek Jakarta yang masih tipis
(Non-Synchronous Tading). Penelitian ini
merupakan event studies dengan windows
period 11 hari perdagangan pengamatan
harga saham lima hari sebelum tanggal
pengumuman earnings.
Pengumuman earning yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa
Efek Jakarta mendapat reaksi dari pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
abnormal return yang diperoleh para pelaku
pasar modal khususnya para investor.
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya



M. Kerangka Pemikiran





















Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia
Efisiensi Pasar Modal
Earnings Annoncement
Analisis Surprise Earnings Announcement Pada
Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Uji Regresi Berganda
(Multiple Linear Regression Analysis)
Uji-t Dua Sampel Independen
(Independent-sample t Test)
Hipotesis
H
0
:
1
= 0 : Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara return saham dan dividend
payout dengan surprise earnings
announcement.
H
a
:
1
0 : Terdapat pengaruh yang
signifikan antara return saham dan dividend
payout dengan surprise earnings
announcement.

Perusahaan LQ 45
Earnings Surprise
Kesimpulan dan Implikasi
Hipotesis
H
0
:
1
=
2
: Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara positive earnings surprise dan
negative earnings surprise.
H
a
:
1

2
: Terdapat perbedaan yang signifikan
antara positive earnings surprise dan negative
earnings surprise.



N. Hipotesis
Hipotetsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. H
0
:
1
= 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara return
saham dan dividend payout dengan surprise earnings
announcement.
H
a
:
1
0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan
dividend payout dengan surprise earnings announcement.

2. H
0
:
1
=
2
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara positive
earnings surprise dan negative earnings surprise .
H
a
:
1

2
: Terdapat perbedaan yang signifikan antara positive
earnings surprise dan negative earnings surprise.












BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini menggunakan sumber data
sekunder yang bersumber dari indeks harga saham harian. Saham-saham
tersebut adalah diperdagangkan dari periode tahun 2007 hingga 2009.
Saham yang dijadikan sebagai sampel dipilih dari saham-saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45.
Alasan memilih perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45,
karena merupakan perusahaan-perusahaan yang sahamnya aktif
diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Selain itu
saham-sahamnya sangat selektif dalam pemilihannya setiap periode 6
bulanan dengan kriteria yang telah ditentukan di Bursa Efek Indonesia
(BEI).

B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian menggunakan metode purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu di mana penentuan sampel
tergantung dari kepentingan penelitian. Dengan langkah data analisis
termasuk ke dalam analisis multivariat yaitu variabel dependen bersifat
kuantitatif dan variabel independen semua kuantitatif atau analisis multi
regresi.


Berdasarkan data perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45
yakni sebanyak 45 perusahaan yang likuid, maka penulis menarik sampel
sebannyak 24 perusahaan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Perusahaan-perusahaan tersebut memenuhi kriteria indeks LQ 45 dan
terdaftar dari tahun 2007-2009.
Tabel 3.1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM
INDEKS LQ-45
(Periode 2007-2009)
No. Kode
Efek
Nama Perusahaan
1. AALI Astra Agro Lestari Tbk
2. ASII Astra Internasional Tbk
3. BBCA Bank Central Asia Tbk
4. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
5. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
6. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
8. BNBR Bakrie & Brothers Tbk
9. BNGA Bank Niaga Tbk
10. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
11. BTEL Bakrie Telecom Tbk
12. BUMI Bumi Resources Tbk
13. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
14. ISAT Indosat Tbk
15. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
16. KLBF Kalbe Farma Tbk
17. LSIP PP London Sumatera Tbk
18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
19. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
20. PNLF Panin Life Tbk
21. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
22. SMCB Holcim Indonesia Tbk
23. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
24. UNTR United Tractors Tbk

2. Tercatat sebagai emiten secara terus menerus (tidak pernah mengalami
delisting) selama periode 2007-2009.


3. Data laporan keuangan tahunan perusahaan (LKT) tersedia berturut-turut
untuk tahun pelaporan dari 2007-2009.
4. Data harga saham tersedia selama periode estimasi dan pengamatan dan
tidak terjadi stock split.
5. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan dengan
menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

C. Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat menganalisis masalah, maka penulis menggunakan data
sekunder dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan penelitian lapangan (field research) adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengutip langsung pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui pusat layanan informasi pada Pusat Referensi
Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini.
2. Melakukan penelitian terhadap earnings announcement perusahaan yang
terdaftar dalam indeks LQ 45 untuk periode 2007-2009 melalui Laporan
Keuangan Tahunan (LKT).
3. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan
literatur-literatur ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dimaksudkan agar penulis
memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoris dari
masalah yang akan penulis bahas.


D. Metode Analisis
Pengukuran dalam metode analisis mengikuti perhitungan sebagai
berikut:
1. Return saham. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return
saham sesungguhnya (return realisasi) harian masing-masing saham
untuk periode tiga hari di seputar tanggal publikasi laporan keuangan.
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham
penutupan (closing price) pada saat periode pengamatan. Penghitungan
return dalam penelitian ini mengabaikan dividen karena di Indonesia
jumlah dividen yang dibagikan relatif kecil. Return saham
sesusngguhnya (return realisasi) dihitung dengan cara sebagai berikut:

P
i,t
P
i,t-1

R
i,t
=
P
i,t-1
Persamaan 3.1

Keterangan: R
i,t
= return realisasi perusahaan i pada periode (hari) t

P
i,t
= harga saham penutupan (closing price)
perusahaan i pada periode (hari) t
P
,t-1
= harga saham penutupan (closing price)
perusahaan i pada periode (hari) sebelumnya
(Sumber: Dewi Astuti, 2004: 64)
2. Divident Payout Ratio (DPR), rasio ini dikenal dengan nama constant
payout ratio, dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat


memperkirakan jumlah pembayaran dividen dengan persentase tetap dari
Earnings Per Share (EPS) akan mempengaruhi posisi harga saham di
pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran dividen juga menurun
dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga.

Dividen Tunai per lembar saham
DPR=
Laba Per Lembar Saham


Persamaan 3.2

3. Standardized Unexpected Earnings, adalah suatu teknik yang digunakan
untuk menyelidiki pendapatan yang tak terduga, yang tentu berpengaruh
pada harga dari suatu saham.

A - F
SUE =
SD

Persamaan 3.3
Keterangan: SUE: Standardized Unexpected Eearnings
A : Actual EPS
F : dividend cash
SD : Standard deviation of return
(Sumber: skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh
Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive
Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise


Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES
Periode 2002-2005)
4. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis
regresi memperhatikan peubah (variabel) yang mungkin merupakan
akibat, selain menelaah dua hal yang dilakukan oleh analisis korelasi.
Ada beberapa pengujian asumsi-asumsi model regresi, diantaranya uji
normalitas, uji autokorelasi, uji homoskedastisitas, uji heterokedastisitas
dan uji multikoliniearitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan
variabel tak bebas mempunyai distribusi normal. Pengujian tersebut
dapat menggunakan metode grafis normal P-P plot dari
standartdized residual cumulative probability. Jika hasil identifikasi
berada di sekitar garis normal, asumsi kenormalan dapat dipenuhi.
Uji Kolmogorov-Sminov dapat digunakan untuk melihat kenormalan
dengan identifikasi. Jika niali p-value lebih besar dari, asumsi
kenormalan dapat diterima. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas
adalah sebagai berikut: (Agus Purwoto, 2007: 96).
H
0
: data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H
1
: data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahi ada tidaknya korelasi antara
faktor pengganggu yang satu dengan yang lainnya (non auto


korelasi). (Agus Purwoto, 2007: 96). Atau untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem
autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak
pakai. Tabel DW terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah (d
L
) dan
batas atas (d
U
). Nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pembanding
uji DW, dengan aturan sebagai berikut: (Nachrowi D. Nachrowi,
2006: 192).
a. Bila DW < d
L
; berarti ada korelasi yang positif atau
kecenderungannya = 1.
b. Bila d
L
< DW < d
U
; kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-
apa.
c. Bila d
U
< DW < 4 d
U
; berarti tidak ada korelasi positif amupun
negatif.
d. Bila 4 d
U
< DW < 4 d
L
; tidak dapat mengambil keputusan
apa-apa.
e. Bila DW > 4 d
L
; berarti ada korelasi negatif.







Korelasi positif Tidak tahu Tidak ada korelasi Tidak tahu Korelasi negatif


0 d
L
d
U
4-d
U
4-d
L
4
Gambar 3.1
Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel
Durbin-Watson

c. Uji Homoskedastisitas
Untuk menguji ada tidaknya kesamaan variabel residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini dapat menggunakan scatter
plot. Sumbu X adalah nilai-nilai prediksi ZPRED= Regression
Standardized Predicted Value dan sumbu Y adalah nilai ZRESID=
Regression Standardized Predicted Value. Jika grafik ini yang
diperoleh menunjukkan adanya pola tertentu dari titik-titik yang ada,
dikatakan terjadinya heteroskedastisitas. Akan tetapi, jika tidak
membentuk pola tertentu, dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
(Agus Purwoto, 2007: 97).
d. Uji Heteroskedastisitas
Dalam praktiknya, heteroskedastisitas banyak ditemui pada data
cross section, karena pengamatan dilakukan pada individu yang
berbeda pada saat yang sama. Akan tetapi bukan berarti
heterokedastisitas tidak ada dalam data time series. Akibat varian
koefisien regresi yang lebih besar, maka akan mengandung berbagai
konsekuensi lain. Uji hipotesis, baik uji-t atau uji-F akan terpengaruh
yang berakibat uji hipotesis tidak akurat dan pada akhirnya akan


membawa dampak pula pada keakuratan kesimpulan. Melihat hal-hal
tersebut, maka cukup banyak alasan untuk memberikan perhatian
cukup pada masalah heteroskedatisitas pada saat membuat model
regresi. (Naachrowi D Nachrowi, 2006: 112).
e. Uji Multikoliniearitas
Multikoliniearitas, yaitu adanya hubungan linear yang pasti
antara peubah-peubah bebasnya. Untuk mengetahui ada tidaknya
masalah multikolinearitas dapat mempergunakan nilai VIF (Variance
Inflation Factory). Menurut Hair, et.al (1998: 45), jika nilai VIF
masih kurang dari 10, multikoliniearitas tidak terjadi. Dengan
terpenuhi semua asumsi regresi linear di atas, model yang dihasilkan
dianggap baik untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel tak bebas. Selanjutnya, model dapat digunakan
sebagai alat peramal. Kemudian, lakukan pengujian terhadap
keandalan model secara keseluruhan (uji simultan) dan pengujian
terhadap keandalan sebagai variabel (uji parsial). (Agus Purwoto,
2007: 97).

E. Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Regresi Berganda (Multiple Linear Regression Analysis),
merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana di mana


terdapat lebih dari satu variabel independen x. Secara umum model
regresi linear berganda:
y
i
= +
1
x
1i
+
2
x
2i
+
3
x
3i
+ .. +
k
x
ki
+
i
Keterangan : = konstanta
= koefisien regresi
x
i
= variabel independen (variabel bebas)
y
i
= variabel dependen
(Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 117)
2. Uji t Dua Sampel Independen (Independent-Samples t- Test),
digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua
sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal.
Adapun rumus untuk uji-t dua sampel independen:
1. Dengan asumsi kedua variance sama besar (equal variances
assumed):


t =




dengan derajat kebebasan: n
x
+ n
y
2

S
p
=


Keterangan: n
x
= besar sampel pertama


n
y
= besar sampel kedua
x = sampel pertama
y = sampel kedua
2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances
not assumsed).

t =



dengan derajat kebebasan (degree of freedom):



v =



v = dibaca nu adalah alphabet Yunani untuk n
(Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 160-161)

F. Operasional Variabel Penelitian
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau
mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub


variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang
mengidentifikasi variabel dan sub variabel ini tidak mudah, karenanya
membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir perlakuannya.
Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam
merumuskan hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan
kelanjutan langkah penelitian yang lain. Sedikitnya sub variabel atau
kategori akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu
luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil).
Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti
dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada
dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang
diperoleh melalui pengamatan terdahulu. Variabel-variabel utama dalam
penelitian ini adalah :
1. Harga saham adalah harga saham harian tiap saham (sampel) yang
terjadi selama periode pengamatan.
2. Harga saham penutupan (closing price) adalah harga yang terjadi pada
transaksi terakhir satu saham. Menggunakan harga saham penutupan
harian yang digunakan untuk mengukur perubahan setiap saham.
3. Indeks LQ-45 adalah suatu indeks yang terdiri dari saham-saham dengan
kapitalisasi pasar besar dan memiliki likuiditas tinggi yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
4. Earnings surprise. Dalam pelaporan nilai earnings suatu perusahaan,
terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast


dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings
announcement). Dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast
dan nilai earnings announcement.
5. Earning per share adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada
pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.
6. Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai
earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini umumnya harga saham akan mengalami peningkatan.
Peningkatan pada harga saham, tentunya akan berimbas pada kenaikan
return dari saham tersebut.
7. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai
earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini pada umumnya harga saham akan mengalami
penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya juga akan berimbas
pada return saham tersebut.
8. Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian
yang diterima selama periode tertentukarena melakukan investasi.
9. Divident Payout Ratio (DPR), yaitu nilai dividen tunai per lembar dibagi
laba per lembar saham.






BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kemajuan pasar modal juga ditentukan oleh kualitas dan efisiensi
bursa efeknya. Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 yang
disusun Bapepam merencanakan untuk melakukan penggabungan BEJ
dan BES pada tahun 2008. Melalui penggabungan ini dan implementasi
dari program-program yang terarah, maka diharapkan terdapat
pengembangan pasar yang lebih terfokus dan terpadu, efisiensi dalam
pengembangan dan pemasaran produk, penghematan biaya dan
pengembangan teknologi informasi, serta perbaikan infrastruktur
perdagangan. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada pengenaan biaya
jasa pelayanan yang semakin murah kepada pelaku pasar yang pada
akhirnya akan meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia.
Penggabungan bursa efek bukanlah berita baru dalam pasar
modal dunia. Beberapa bursa efek dunia telah membentuk aliansi dengan
bursa lain untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditasnya. Contohnya
adalah Euronext (penggabungan antara bursa Paris, Amsterdam dan
Brussel), Newex (penggabungan antara Deutsche Borse dan bursa
Vienna), Norex (penggabungan antara bursa Kopenhagen, Stockholm,
Oslo dan Irlandia) dan penggabungan antara Sidney Future Exchange
dan New Zealand Futures dan Options Exchanges.


Kecenderungan lain yang berkembang adalah demutualisasi
bursa efek. Tujuan dilakukannya demutualisasi bursa efek antara lain
adalah memperluas kepemilikan saham bursa efek, meningkatkan
alternatif sumber dana untuk pengembangan bursa, serta menghindarkan
benturan kepentingan antara bursa dan anggota bursa sebagai pemegang
saham.

B. Analisa danPembahasan
a. Data Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa data utama
yang digunakan sebagai variabel penelitian. Adapun data-data tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Surprise Earnings Announcement
Data Surprise Earning Annoucement diperoleh oleh peneliti
sesuai perhitungan dengan rumus yang berdasarkan kepada
persamaan 3.3 untuk mencari Standarized Unexpected Earnings
(SUE). Pada persamaan tersebut SUE diperoleh dari nilai earnings
actual (earning per share) dikurangi dengan nilai dividend cash
dibagi standar deviasi return saham. Adapun hasil perhitungannya
adalah sebagai berikut:





Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Standarized Unexpected Earnings Pada
Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009)
Kode
Perusahaan
2007 2008 2009
AALI 36.26881 1.048545 27.78649
ASII 16356.24 15791.81 19789.55
BBCA 5528.099 3021.587 3745.255
BNBR 4324.351 5322.506 4734.799
BDMN 3442.489 3453.709 2648.456
BLTA 1963.292 4956.464 145.0723
BMRI 35.13659 247.993 301.282
BNBR 91.16181 -1862.54 4.734248
BNGA 834.5456 413.9516 1279.052
BNII 103.6023 759.2228 102.0206
BTEL 8.996357 5.674443 4.043041
BUMI 1941.817 1990.047 1140.506
INDF 0.506731 0.590061 1.495526
ISAT 39617.61 18222.69 28129.47
KIJA 79.36761 -160.507 111.2564
KLBF 1072.309 1029.229 1092.677
LSIP 4802.299 5480.807 4166.199
PGAS 4015.628 -163.922 1988.86
PNBN 2886.1 2360.484 1776.009
PNLF 793.6693 652.7054 343.4392
PTBA 1146.701 981.3968 6258.333
SMCB 289.5889 482.3862 1530.984
TLKM 6563.79 8281.582 15663.73
UNTR 7056.858 7948.972 7692.754
Sumber: hasil pengolahan data penelitian 2010
Tabel 4.1 adalah merupakan data Standardized Unexpected
Earnings (SUE) yang dihasilkan dari perhitungan secara manual
yang dilakukan oleh peneliti dan akan bertindak sebagai variabel Y
(dependent) dalam penelitian ini.

2. Divident Payout Ratio
Untuk memperoleh data Divident Payout Ratio (DPR)
peneliti melakukan perhitungan melalui berdasarkan kepada rumus


persamaan 3.2 untuk menghitung Divident Payout Ratio (DPR).
Adapun hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Divident Payout Ratio (DPR)
Hasil Divident Payout Ratio (DPR)
Kode
Perusahaan
2007 2008 2009
AALI -1.90939 -0.05563 -3.25253
ASII 0.099357 0.383209 0
BBCA 0.325397 0.42684 0.193761
BNBR 0 0 0
BDMN 0.496671 0.299528 0
BLTA 0.273988 0.014728 0
BMRI 0.887998 0.348444 0.087379
BNBR 0 0 0
BNGA 0.497681 0.450053 0
BNII 0.842548 0 0
BTEL 0 0 0
BUMI 0.20105 0.138938 0
INDF 0.414218 0.398947 0
ISAT 0 0.5 0
KIJA 0 0 0
KLBF 0.143906 0.179598 0
LSIP 0 0.305999 0
PGAS 0 1.512319 0.055078
PNBN 0 0 0
PNLF 0 0 0
PTBA 0.500015 0 0.069024
SMCB 0 0 0
TLKM 0.714387 0.56371 0.057768
UNTR 0 0.262575 0.359244
Sumber: data diolah dari dividend cash dan earning per share di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Tabel 4.2 adalah perolehan perhitungan dividend payout
ratio (DPR). Adapun dividend payout ratio (DPR) dalam penelitian
ini bertindak sebagai variabel X
2
(variabel independen kedua).


3. Return Saham


Untuk memperoleh data return saham peneliti melakukan
perhitungan data dengan menggunakan rumus pada persamaan 3.1.
Adapun hasil perhitungan return saham tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Return Saham
Hasil Perhitungan Return Saham Kode
Perusahaan
2007 2008 2009
AALI 0.0763 (0.0501) 0.0527
ASII 0.0621 (0.0608) 0.1114
BBCA 0.0301 (0.0444) 0.0348
BNBR 0.0338 (0.0253) 0.0514
BDMN 0.0154 (0.0560) 0.0664
BLTA 0.0416 (0.0869) 0.0132
BMRI 1.1763 (0.0308) 0.0782
BNBR 0.0593 (0.0938) 0.0673
BNGA 0.0019 (0.0339) 0.0414
BNII 0.0186 0.0211 (0.0020)
BTEL 0.0536 (1.3721) 0.1295
BUMI 0.1783 (0.1132) 0.1362
INDF 0.0775 (0.0450) 0.0952
ISAT 102.0833 (137.0833) (0.0991)
KIJA 0.0027 (0.0254) 0.0301
KLBF 0.0233 (0.0285) (0.0101)
LSIP 0.0474 (0.1020) 0.0871
PGAS 0.0070 (0.0810) 0.1156
PNBN 0.0481 (0.0694) 0.0983
PNLF 0.0474 (0.0312) 0.1171
PTBA 0.0307 (0.0968) 0.0676
SMCB 0.0162 (0.0006) 0.0298
TLKM 0.0180 (0.0426) 0.0648
UNTR 0.2655 (0.0189) 0.0856
Sumber: data diolah dari harga saham di Bursa Efek ndonesia (BEI) 2010
Tabel 4.3 adalah merupakan data hasil perhitungan return
saham berdarkan kepada rumusan pada persamaan 3.1. Return saham
merupakan variabel X
1
(variabel independen kesatu) dalam
penelitian ini.



b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression)
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan
prosedur statistika inferential. Ada beberapa cara untuk
mengeksplorasi asumsi normalitas ini, antara lain uji normalitas
Shapiro-Wilk dan Uji Normalitas Lilliefors (Kolmogorov-
Smirnov) yang terdapat dalam prosedur SPSS.
Secara grafis dalam prosedur SPSS ada dua jenis yang akan
ditampilkan dalam uji normalitas, yaitu normal probability plot
dan detrended normal plot. Dalam normal probability plot setiap
nilai data yang diamati dipasangkan dengan nilai harapannya
(expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal
dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik
nilai data akan terletak kurang lebih dalam suatu garis normal.
Dalam detrended normal plot yang digambarkan adalah
simpangan dari nilai data terhadap garis lurus. Jika sampel data
berasal dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titik-
titik nilai data tidak akan membentuk pola tertentu dan akan
tersebar di sekitar garis mendatar yang melalui titik nol.
(Stanislaus S. Uyanto, 2009: 41).


Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
normal probability plot, sebagai berikut:
Gambar 4.1
Gambar Normal Probability Plot (Normal P P Plot)








Dari Normal Probability Plot (Normal P-P) gambar 4.1
terlihat bahwa titik-titik data membentuk pola linear sehingga
konsisten dengan distribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas
Digunakannya beberapa variabel bebas tersebut saling
berkorelasi atau yang dikenal dengan adanya multikolinearitas di
antara variabel bebas. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 91)


Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
Colinearity Statistics
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: SUE_Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


Tolerance VIF
.904
.904
1.106
1.106

Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.4 yang dapat terlihat
bahwa nilai VIF dan TOLERANCE dari data penelitian dapat
dikatakan mengandung multikolienaritas memiliki nilai
TOLERANCE lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Hal ini mengindikasikan bahwa antara variabel bebas tidak
ada yang mempunyai korelasi atau persamaan tidak mengandung
multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi
Data yang baik dalam penelitian regresi adalah data yang
tidak memiliki autokorelasi antar variabelnya. Dalam melakukan
uji autokorelasi dengan menggunakan grafik, tidak jarang akan
ditemui kesulitan untuk menentukan ada atau tidaknya
autokorelasi. Penilaian yang subjektif , tentunya akan dapat
mengakibatkan berbedanya kesimpulan antara satu orang dengan
lainnya. Apabila gambar yang dilihat mempunyai skala yang
berbeda. Oleh karena itu, uji formal tetap lebih diutamakan.
Salah satu uji formal yang paling populer untuk mendeteksi


autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. (Nachrowi D Nachrowi,
2006: 189).
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi



Nilai Durbin-Watson dari tabel 4.5 di atas adalah sebesar
1.803. Jika nilai statistik DW dijadikan pendekatan untuk
menghitung autokorelasi, maka:
= 1 DW/2 = 1 1,803/2 = 0,0985
Dari hasil perhitngan tersebut, membuktikan bahwa DW bernilai
2, maka akan bernilai 0 yang berarti tidak ada autokorelasi.
(Nachrowi D Nachrowi, 2006: 225).

d. Uji Heteroskedastisitas
Bila multikolinearitas hanya mungkin terjadi dalam regresi
linear majemuk, maka heteroskedastis ini dapat pula terjadi pada
regresi sederhana. Sebagaimana salah satu asumsi yang harus
dipenuhi agar taksiran parameter dalam model regresi bersifat
BLUE maka var (u
i
) harus sama dengan
2
(konstan) atau dengan
residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi seperti
inilah disebut dengan homoskedastis, sedangkan bila varian tidak
Durbin Watson

1.803


konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastis.
(Nachrowi D Nachrowi, 2006: 109).
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas







Pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat
pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier
berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.

2. Uji Hipotesa
Uji hipotesa ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah
koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud
dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara
statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan
nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk


menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat.
Untuk kepentingan tersebut, maka semua koefisien regresi
harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi
yang dapat dilakukan, yang disebut dengan uji-F dan uji-t. Uji-F
digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersama-
sama, sedangkan uji-t untuk menguji koefisien regresi, termasuk
intercept secara individu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 16).
a. Uji-F (ANOVA)
Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien
(slope) regresi secara bersamaan. Adapun cara pengujian dalam
regresi sederhana maupun regresi majemuk sama, yaitu dengan
menggunakan suatu tabel yang disebut dengan tabel ANOVA
(Analysis of Variance). (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 17).
Tabel 4.6
Hasil Uji ANOVA
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression
70.072 2 35.036 6.057 .005(a)
Residual
242.958 42 5.785
Total
313.030 44

Pada tabel 4.6, dapat dijelaskan nilai dari ketiga komponen
yang ada dalam tabel ANOVA. Dari formulanya dapat terlihat
nilai Sum of Squared Regression (SSR) yaitu sebesar 70,072,
nilai dari Sum of Squared Error/Residual (SSE) yaitu sebesar
242,958 dan nilai dari Sum of Squared Total (SST) yaitu sebesar


313,030. Kemudian degree of freedom (df), di mana k adalah
jumlah variabel bebas (koefisien slope) yaitu sebesar 2.
Kemudian nilai 42 didapat dari n-k-1 yaitu 45-2-1=42 dan 44
didapat dari n-1 yaitu 45-1=44. Didapatkan nilai F hitung adalah
6,057 dengan tingkat signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi,
dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara
bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE).

b. Uji-t (Uji Parsial)
Uji-t (Uji Parsial) dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel
dependen. Setelah melakukan uji koefisien regresi secara
keseluruhan maka langkah selanjutnya adalah menghitung
koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan suatu uji
disebut dengan uji-t. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 18). Berikut
adalah hasil uji-t dari penelitian ini:
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji-t






Coefficients
a
1.332 1.285 1.036 .306
-.596 .254 -.335 -2.344 .024
.617 .194 .454 3.172 .003
(Constant)
RS_X1
DIV_X2
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. T
C
Dependent Variable: SUE_Y
a.



Jika return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized
Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dan
jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized
Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Pada
kolom Sig. nilai return saham adalah 0,024 atau probabilitas di
bawah 5%, maka return saham signifikan terhadap Standardized
Unexpected Earnings (SUE) dan pada kolom Sig. dividend
payout adalah 0,003 atau probabilitas di bawah 5%, maka
dividend payout signifikan terhadap Standardized Unexpected
Earnings (SUE). Untuk menguji apakah masing-masing
koefisien regresi signifikan digunakan uji-t dengan hasil sebagai
berikut:
1. Variabel return saham : H
0
:
1
=0 terhadap H
1
:
1
0, hasil uji-
t: t = -2,344 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42
dan P-value = 0,024 yang lebih kecil dari =0,05. Hal ini
merupakan bukti kuat penolakan H
0
:
1
=0.
2. Variabel dividend payout: H
0
:
2
=0 terhadap H
1
:
2
0, hasil
uji-t: t = 3,172 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42
dan P-value = 0,003 yang lebih kecil dari =0,05. Hal ini
merupakan bukti kuat penolakan H
0
:
2
=0.



c. Uji Koefesien Determinasi (R
2
)
Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan
dengan R
2
, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi,
karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi
yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat
mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi
dengan data sesungguhnya.
Nilai koefisien determinasi (R
2
) ini mencerminkan seberapa
variasi dari variabel terikat Y dapat dijelaskan oleh variabel
bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan nol (R
2
=
0), artinya variasi dari Y tidak dapat dijelaskan oleh X sama
sekali. Sementara bila R
2
= 1, artinya variasi dari Y secara
keseluruhan dapat diterangkan oleh oleh X. Dengan kata lain bila
R
2
= 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis
regresi. Dengan demikian baik atau buruknya persamaan regresi
ditentukan oleh R
2
-nya yang mempunyai nilai antara nol dan
satu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 20).
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Change Statistics Mod
el

R

R
Square

Adjusted R
Square

Std. Error of
the Estimate

R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .473(a) .224 .187 2.40515 .224 6.057 2 42 .005


Pada tabel 4.8 di atas, menunjukkan nilai Koefisien
Determinasi (R
2
). Di samping itu, terlihat pula adanya nilai
Adjusted R Square atau dilambangkan Adj R
2
. Nilai R Square
adalah 0.224 yang berarti 22,4% nilai Standarize Unexpected
Earnings (SUE) dapat dijelaskan oleh variabel return saham dan
dividend payout, sedangkan isinya sebesar 77,6% dijelaskan oleh
variabel lain.

c. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression)
Hasil uji regresi linear berganda Standarized Unexpexted
Earnings (SUE) sebagai variabel dependen return saham dan
dividend payout sebagai variabel independen dilihat dari hasil output
SPSS berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Linear Berganda






Pada tabel 4.9, menyajikan hasil estimasi baik estimasi
tunggal maupun interval. Di samping itu juga terdapat hasil
perhitungan standar error masing-masing koefisien, yang akan
Coefficients
a
1.332 1.285 1.036 .306
-.596 .254 -.335 -2.344 .024 .904 1.106
.617 .194 .454 3.172 .003 .904 1.106
(Constant
RS_X1
DIV_X2
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: SUE_Y
a.


berguna baik untuk menghitung interval keyakinan maupun untuk
melakukan uji signifikansi koefisien (uji-t). Persamaan regresi
berganda yang diperoleh adalah:
Y = 1,332 + (0,596)X
1
+ 0,617 X
2

Keterangan: Y = Standardized Unexpected Earnings (SUE)
X
1
= return saham
X
2
= dividend payout

Dari hasil analisa statistik di atas dapat disimpulkan adanya
informasi Standardized Unexpected Earnings (SUE) mampu
mempengaruhi besarnya return saham dan dividend payout. Jadi,
total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan yang
termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitian ini semuanya
mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang
diperoleh dari Standardized Unexpected Earnings (SUE).
Dari persamaan diatas dapat diketahui apabila nilai return
harga saham dan dividend payout nol maka nilai SUE 1.332. Jika
return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected
Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dengan persyaratan
variabel lain konstan, dan jika perubahan harga saham naik sebesar 1
kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik
sebesar 0,454 kali dengan persyaratan variabel lain konstan.



d. Interpretasi Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression)
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (multiple
linear regression) pengaruh surprise earnings announcement
terhadap return saham dan dividend payout, dinyatakan dalam
beberapa teori penelitian sebelumnya. Indra dan Syam (2004)
mencoba mendapatkan bukti relevansi nilai informasi laba akuntansi,
nilai buku dan total arus kas dalam menjelaskan market value
dengan menggnakan model penilaian harga dan return saham. Hasil
studi menyatakan pengujian dengan model harga menunjukkan
bahwa variabel laba akuntansi, nilai buku dan total arus kas berperan
sebagai dasar eksperktasi investor di masa mendatang.
Studi Das dan Lev (1994) menguji secara memadai
spesifikasi da penjelasan alternatif yang dihubungkan dengan non
linear pada hubungan earnings dan return, di mana hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan non linear antara earnings dan return
dengan menggunakan data estimasi tahunan dan dengan prosedur
non parametrik tidak menunjukkan hubungan khusus dan ada
hubungan non linear antara return saham dengan earnings.
Ball dan Brown (1968), memberikan dua estimasi model
penelitian dalam pengujian salah satu komponen laporan keuangan
yang mempengaruhi harga saham yaitu, pengujian perubahan harga
saham (return studies) dan pengujian dari harga saham (levels


studies). Pada 2001, Hsu juga melakukan penelitian mengenai
earnings surprise dengan menggunakan konsep Standarized
Unexpected Earnings (SUE). Dalam penelitiannya ini, Hsu
menemukan adanya hubungan antara earnings surprise dengan
return saham pada pasar modal Asia/Pasific dan Eropa.
Dalam pasar yang kompetitif, harga keseimbangan dari setiap
barang atau jasa adalah pada saat penawaran (supply) sama dengan
permintaan keseluruhan. Harga ini mencerminkan kesepakatan nilai
dari suatu barang atau jasa yang dicapai oleh pelaku-pelaku di pasar.
Menurut Suad Husnan, berdasarkan semua informasi publik yang
tersedia pada pasar efisien adalah pasar yang harga sekuritas telah
mencerminkan semua informasi yang relevan. (Suad Husnan, 1998:
256).
Hasil dari analisis regresi linear berganda untuk melihat
pengaruh surprise earnings announcement terhadap return saham
dan dividend payout, diperlihatkan deskripsi dari semua variabel
yang diregresikan yaitu variabel Y (Standardized Unexpected
Earnings-SUE) sebagai variabel dependen untuk mengukur nilai
surprise earnings announcement serta variabel X
1
(return saham-
RS) dan variabel X
2
(dividend payout-DIV) sebagai variabel
independen. Didapatkan nilai F hitung adalah 6,507 dengan tingkat
signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa
return saham dan dividend payout secara bersama-sama (simultan)


memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Standardized
Unexpected Earnings (SUE). Dari hasil analisa statistik di atas dapat
dismpulkan adanya informasi Standardized Unexpected Earnings
(SUE) mampu mempengaruhi besarny return saham dan dividend
payout. Jadi, total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan
yang termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitan ini semuanya
mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang
diperoleh dari perhitungan Standardized Unexpected Earnings
(SUE).
Permasalahan serius yang harus dihadapi seperti earnings
announcement ini adalah penting. Alasannya, pertama manajemen
laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate
culture) yang dipraktikan semua perusahaan di dunia. Sebab aktivitas
ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum
tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara
yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika. Kedua,
laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk
menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan
dialami perusahaan selama satu periode.






e. Analisa Statistik Uji Beda
1. Uji Normalitas Variabel Standard Unexpected Earnings (SUE)

Uji normalitas data One Sample Kolmogorov-Smirnov
dilakukan untuk mengetahui jenis alat statistik yang akan
digunakan untuk melakukan uji beda statistik parametrik ataupun
uji beda non-parametrik pada penelitian ini. Jika data terdistribusi
dengan normal maka alat uji beda yang digunakan Independent
Sample Test dan jika data tidak terdistribusi dengan normal maka
alat uji beda yang digunakan Mann Whitney.
Hasil analisa dalam pengujian Standardized Unexpected
Earnings (SUE) menggunakan tingkat signifikansi 5%, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SUE
N 70
Mean 5.3017 Normal Parameters
a

Std. Deviation 2.39520
Absolute .096
Positive .040
Most Extreme Differences
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .801
Asymp. Sig. (2-tailed) .543
a. Test distribution is Normal.




Terlihat pada tabel 4.10, pada uji normalitas diatas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z di atas dapat diketahui
bahwa data sebaran Standardized Unexpected Earnings (SUE)
terdistribusi dengan normal. Hal ini dapat diketahui melalui nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,543 (lebih besar dari 0,05).
Sehingga H
0
ditolak dan H
1
diterima. Dikarenakan data sudah
terdistribusi dengan normal maka untuk uji beda akan dilakukan
dengan menggunakan uji parametrik yaitu independent sample t-
test.

2. Uji Independent Sample t-Test
Uji independent sample t-test digunakan untuk
membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang
independen dengan asumsi data terdistribusi normal.(Stanislaus
S. Uyanto, 2009: 137). Hasil uji independent sample t-test dari
penelitian terhadap positive earnings surprise dan negative
earnings surprise, sebagai berikut:








Tabel 4.11
Hasil Uji Independent Sample t-Test
Sumber: hasil olah data penelitian 2010
Pada table 4.11 di atas menjelaskan bahwa besar sampel
untuk setiap grup adalah positive earnings surprise sebanyak 68
dan negative earnings surprise sebanyak 23. Purata mean adalah
positive earnings surprise 5,4801 dan negative surprise earnings
-0,7619 dan simpangan baku (standard deviation) adalah sebesar
positive earnings surprise sebesar 2,18592 dan negative earnings
surprise sebesar 0,11610.
Tabel 4.12
Hasil Uji Independent Sample t-Test

Sumber: hasil olah data penelitian 2010
Group Statistics

Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Positif Suprise Earning 68 5.4801 2.18592 .26508 SUE
Negatif Suprise Earning 2 -.7619 .11610 .08210

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means




95% Confidence
Interval of the
Difference


F Sig. T Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Lower Upper
Equal variances assumed 2.901 .093 4.010 68 .000 6.24196 1.55670 3.13562 9.34831 SUE
Equal variances not assumed

22.493 49.782 .000 6.24196 .27750 5.68452 6.79941


Pada tabel 4.12 diatas, menejelaskan Uji Levenes Test
For Equality of Variances untuk mengetahui apakah asumsi
kedua varians sama besar atau berbeda. Dari hasil nilai levenes T
test didapat P-value = 0.093 lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa H
0
diterima dan H
1
ditolak.
Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive
earnings surprise dan negative earnings surprise.
Dikarenakan hasil levenes test diatas menyatakan bahwa
asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka kita
akan mengunakan uju t test. Pada hasil t-test diperoleh hasil nilai
t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai P-
value sebesar 0.000 maka P- value (2-tailed) maka dibagi dua :
0,000/2 = 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan antara positive earnings surprise dan negative
earnings surprise.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dalam analisis
surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings
surprise dan negative earnings surprise terdapat perbedaan.
Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap return saham dan
dividend payout. Ketika nilai earnings announcement (positive
earnings surprise), maka return saham biasanya akan mengalami
kenaikan dan dividend payout juga menaik. Ketika nilai earnings


announcement (negative earnings surprise), maka return saham
akan turun dan dividend payout juga menurun.

f. Interpretasi Statistik Uji Beda
Earnings dikenal sebagai laba suatu perusahaan yang
diumumkan setiap periode pelaporan keuangan. Lapran mengenai
nilai earnings perusahaan dilakukan secara berkala baik secara
triwulanan (quarterly) maupun secara tahunan (annual) yang
dipublikasikan melalui laporan keuangan perusahaan.
Pelaporan nilai earnings oleh perusahaan bisa disebut sebagai
earnings announcement. Untuk mengetahui earnings announcement
secara tepat, harus dibedakan antara expected earnings dan
unexpected earnings. Expected earnings adalah informasi yang
diharapkan sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar sehingga pada
saat pengumuman tidak membuuhkan penyesuaian harga. Sedangkan
unexpected earnings adalah bagian yang tidak terduga, tidak
terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian harga.
Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat
kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast
dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings
announcement). Dengan adanya, perbedaan antara nilai earnings
forecast dan nilai earnings announcement maka terdapat gap yang


melahirkan suatu kondisi yang biasa disebut sebagai earnings
surprise.
Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di
mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings
announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan
mengalami peningkatan. Peningkatan pada harga saham tentu akan
berimbas pada kenaikan return dari saham tersebut dan nilai
dividend payout. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi
earnings, di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai
earnings announcement. Dalam kondisi ini umumnya harga saham
akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya
akan berimbas pada penurunan return dari saham tersebut. Selain hal
tersebut juga akan berimbas pada dividend payout pada saat yang
bersamaan. (Zaenal Arifin, 2005: 30).
Hasil analisa dengan menggunakan uji beda dalam pengujian
Standardized Unexpected Earnings (SUE) menggunakan
Independent Sample t-Test terhadap positive earnings surprise dan
negative earnings surprise. Dijelaskan dalam Uji Levenes test For
Equality of variances didapat P-value=0,093 lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H
0
diterima dan H
1

ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive
earnings surprise dengan negative earnings surprise.


Dikarenakan hasil Levenes test menyatakna bahwa asumsi
kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji t-
test. Pada hasil t-test diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t
tabel sebesar 1,980. Nilai P-value sebesar0,000 maka P-value (2-
tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000 kurang dari 0,05. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara positive earnings
surprise dengan negative earnings surprise. Perbedaan tersebut juga
akan berpengaruh terhadap return saham dan dividend payout.
Ketika nilai earnings announcement (positive earnings surprise),
maka return saham dan dividend payout biasanya akan mengalami
kenaikan dan ketika nilai earnings announcement (negative earnings
surprise), maka return saham dan dividend payout akan turun.
Semakin berkembangnya penelitian di bidang keuangan pada
perkembangan perspektif earning yang bukan hanya dalam konteks
informasi (information pperspective), artinya penelitian-penelitian
tidak hanya terfokus pada upaya untuk mendeteksi keberadaan,
bagaimana dan konsekuensi earnings tetapi mengalami perluasan.








BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang didapat dari analisis surprise earnings
announcement, yaitu:
1. Hasil uji regresi berganda mengenai analisis surprise earning
announement terhadap return saham dan dividend payout menunjukkan
bahwa koefisien determinasi R
2
sebesar 0,224. hal ini berarti, variabel
independen (return saham dan dividend payout). Hal ini berarti variabel
dependen (Standardized Unexpected Earnings (SUE)) sebesar 22,4%,
sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji regresi berganda,
menyatakan bahwa jika return saham baik sebesar 1 kali, maka
Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali
dan jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized
Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Dengan F
hitung sebesar 6,057 pada tingkat signifikansi 0,005 (lebih kecil dari
0,05) atau dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout
secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Standardized
Unexpected Earnings (SUE). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham dan dividend payout. Hasil
penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Neddham


Jones dan Frank Bacon (2007) melakukan analisis pada 50 perusahaan
terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga
pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga
terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana
menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya
menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan
pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan
perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat
terhadap informasi publik yang tersedia.
2. Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan independent sample t-
test yang dilakukan dalam penelitian ini, bahwa pada periode sampel
pada tahun 2007 hingga tahun 2009 dengan menggunakan perusahaan
LQ-45 memiliki tingkat signifikansi kurang dari alpha 0,05.
Dikarenakan hasil Levenes test menyatakan bahwa asumsi kedua varian
tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji t-test. Pada hasil t-test
diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai P-
value sebesar0,000 maka P-value (2-tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000
kurang dari 0,05. Dengan demikian H
0
ditolak berarti ada perbedaan
yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings
surprise. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang
berbeda dengan penelitian pada skripsi Universitas Kristen Petra
berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham
dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan


Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-
45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005), dengan hasil uji beda
menggunakan paired sample t-test yang menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada Standardized Unexpected
Earnings (SUE).

B. Implikasi
1. Bagi investor yaitu, disarankan agar menggunakan informasi keuangan
lainnya, seperti informasi arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan
serta untuk melihat pengaruh earnings terhadap jumlah pemegang saham
baik institusional maupun individu.
2. Bagi perusahaan yaitu, kesadaran emiten atau perusahaan untuk lebih
terbuka dalam informasi yang berhubungan dengan perkembangan
perusahaan. Dalam hal ini pembeli saham agar semua informasi yang
dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan dapat diperoleh
dengan mudah dan cepat sehingga pasar modal Indonesia dapat lebih
sehat dan menguntungkan bagi semua pihak.
3. Bagi peneliti, yaitu bagi penelitian selanjutnya adalah perlunya
menambah jumlah sampel yang digunakan dan mempertimbangkan
pengaruh perusahaan besar dan kecil (size effect), melihat pengaruh
secara lebih rinci terhadap sampel penelitian bahwa pengaruh earnings
dapat diuraikan menjadi beberapa kelompok sampel sesuai dengan
penggolongan serta perlunya memperpanjang periode pengamatan


sehingga hasilnya lebih akurat dan perlunya penggunaan variabel nilai
sebagai populasi yang baik untuk earnings di masa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA



Ahmad, Kammaruddin. Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio. Edisi
Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004.


Alhusin, Syahri. Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 for Windows. Edisi
Reivisi. Jakarta: Graha Ilmu, 2002.


Arifin, Zaenal. Teori Keuangan Dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonusa, 2005.


Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002.


Ari Ambarwati, Sri Dewi. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham
Dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode
Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat Bisnis Volume 12 Nomor 1, 2008.


Ary Gumanti, Tatang dan Sri Utami, Elok. Bentuk Pasar efisien Dan
Pengujiannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 14 Nomor 1, 2002.


Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta :
Penerbit Ghalia Indonesia, 2004.


Ball, R dan Brown, P. An Empirical Of Accounting Income Numbers. Journal of
Accounting Research. 6 (2), pp 159-178, 1968.


Beaver, W.H. The Information Content Of Annual Earnings Announcement.
Empirical Research In Accounting: Selected Studies. Journal Of Accounting
Research, page: 67-92, 1968.


Berkman, N. A Primer On Random Walk In The Stock Market. New England
Economic Review: 32-49, 1978.




Dass, S and Lev, B. Nonlinearity In The Returns-Earnings Relation: Test Of
Alternative Spesification And Explanation. Contemporary Accounting Research,
11, pp. 353-379, 1994.


Della V, Stefano. Problem Set On Earnings Announcement. Journal Of
Accounting Research, 2009.


Fama, E.F. Efficient Capital Market: A Review Of An Empirical Work. Journal Of
Finance: 383-417, 1970.


Foster George, Chris Olson dan Terry Shelvin. Earnings Release Anomalies And
The Behaviour Of Security Returns. The Accounting Review Vol. LIX No
4 pp. 63-92, 1984.


Foster, G. Financial Statement Analysis. 2
nd
Edition. New Jeraey: John Willey
and Sons, 1986.


Gunawan, Greta dan Chandra Prasetya, Agatha. Analisis Pengaruh Earnings
Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings
Surprise Portofolio Dengan Negative Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada
32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES 2001-2003). Skripsi Universitas
Kristen Petra, 2005.


Hamid, Abdul. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. FEIS Press, 2007.

Harahap, S. S. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2001.


Harjito, D. Agus. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Di Bursa Saham
Kuala Lumpur. Jurnal Siasat Bisnis, 2003.


Haugen, R.A. Modern Investment Theory. Fifth Edition, New Jersey, Prentice
Hall, 2001.




Husnan, Suad. Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE,
1996.


Husnan, Suad. Dasar-Dasar Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 1998.
Hsu, H. Christine. Earnings Surprise And Stock Returns: Some Evidence From
Asia/Pasific and Europe. Business Quest, 2001.


Indra dan Syam, F. Hubungan Laba, Nilai Buku dan Total Arus Kas Dengan
Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Simposium Nasional
Akuntansi VII. Denpasar, Bali, pp. 931-947, 2004.


Jones, Needham dan Bacon, Frank. Surprise Earnings Announcement: A Test Of
Market Efficiency. Proceddings Of The Academy Of Accounting And
Financial Studies Volume 12 Nomor 1, 2007.


Jones, Charles P.Investment: Analysis And Management. John Willey And Sons
California. 6th Edition, 1998.


Kleiman, Robert T., Payne, James E dan Sahu, Anandi P. Random Walks And
Market Efficiency: Evidence From International Real Estate Markets. JRER
Volume 24 Nomor 3, 2002.


Kurniawati, Indah. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal
Return Dan Tingkat Likuiditas Saham. JAAI Volume 10 No. 2, 2006.


Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2006.


Nachrowi, D Nachrowi dan Usman, Hardius. Pendekatan Populer Dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI, 2006.


Naim Ainun dan Finn Frank. Announcement Effect And Market Efficiency In A
Thin Market. Asia Pasific Journal Of Management pp 243-265, 2000.



Purwoto, Agus. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: PT.
Grasindo, 2007.


Rahmawati. Relevansi Nilai Earnings Dengan Pendekatan Terintegrasi:
Hubungan Non Linear. JAAI Vol 9 No : 45-59, 2005.


Rodoni, Ahmad. Analisis Teknikal Dan Fundamental Pada Pasar Modal
(Disertai Hasil Penelitian). Jakarta: Penerbit Center For Social Economics
Studies (CSES) Press, 2005.


Rodoni, Ahmad dan Ali HT, Herni. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010.


Rodoni, Ahmad dan Yong, Othman. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio.
Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2002.


Setiawan, Doddy. Pengujian Efisiensi Pasar bentuk Setengah Kuat Secara
Keputusan: Analisis pengumuman Dividen Meningkat. Tesis S-2 UGM,
2001.


Setyowati, W. Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal
Return Saham Perusahaan: Studi Kasus Misscellaneous Di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 9 (1), PP 76-88, 2002.


Siahaan, Hinsa. Perkembangan Peranan Pasar Derivatif Membantu Peningkatan
Efisiensi Pasar Keuangan Indonesia. Jurnal Keuangan dan Moneter Volume
9 Nomor 3, 2006.


Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ke Empat. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.



Sulistyanto, H. Sri. Manajemen Laba (Teori Dan Model Empiris). Jakarta:
Penerbit Grasindo, 2008.




Sulistyastuti, Dyah Ratih. Saham Dan Obligasi (Ringkasan Teori Dan Soal
Jawab). Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY),
2002.


Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi
Pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), 2010.


Truong, Cameron dan Shane, Philip B. A New Measure Of Earnings News And
Post Earnings Announcement Drift. Journal University Of Auckland
Business School And Leeds School Of Business At The University Of
Colorado, 2008.


Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Edisi Tiga.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009


Wu, Wei dan Shafer Glenn. A Study Of Autocorrelations And Lead-Lag Effects
Using Game-Theoretic Efficient- Market Hypotheses. Journal Of Rutgers
Business School, 2007.


Yong, O. Introduction To Financial Theory. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1997.


www.idx.co.id


www.yahoo.com



LAMPIRAN 1

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM
INDEKS LQ-45
(Periode 2007-2009)

No. Kode Efek Nama Perusahaan
1. AALI Astra Agro Lestari Tbk
2. ASII Astra Internasional Tbk
3. BBCA Bank Central Asia Tbk
4. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
5. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
6. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
8. BNBR Bakrie & Brothers Tbk
9. BNGA Bank Niaga Tbk
10. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
11. BTEL Bakrie Telecom Tbk
12. BUMI Bumi Resources Tbk
13. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
14. ISAT Indosat Tbk
15. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
16. KLBF Kalbe Farma Tbk
17. LSIP PP London Sumatera Tbk
18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
19. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
20. PNLF Panin Life Tbk
21. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
22. SMCB Holcim Indonesia Tbk
23. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
24. UNTR United Tractors Tbk









LAMPIRAN 2
DAFTAR HARGA SAHAM
PERUSAHAAN LQ-45
(Periode 2007-2009)










Astra Agro Lestari Tbk
(AALI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 12,600 13,200 28,000 30,200 9,800 22,750
Februari 13,200 12,550 30,200 31,600 22,750 22,300
Maret 12,550 12,600 31,600 25,850 22,300 21,650
April 12,600 15,750 25,850 23,700 21,650 21,050
Mei 15,750 15,100 23,700 26,450 21,050 21,500
Juni 15,100 13,750 26,450 29,550 21,500 19,300
Juli 13,750 15,350 29,550 21,900 19,300 16,850
Agustus 15,350 14,300 21,900 17,950 16,850 17,800
September 14,300 16,800 17,950 12,950 17,800 15,800
Oktober 16,800 22,500 12,950 6,050 15,800 14,100
November 22,500 25,450 6,050 8,450 14,100 12,850
Desember 25,450 28,000 8,450 9,800 12,850 10,900
Astra Internasional Tbk
(ASII)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 14,000 14,850 27,300 27,250 10,550 13,000
Februari 14,850 14,050 27,250 27,850 13,000 11,300
Maret 14,050 13,200 27,850 24,250 11,300 14,250
April 13,200 14,400 24,250 20,000 14,250 18,000
Mei 14,400 16,400 20,000 21,000 18,000 20,800
Juni 16,400 16,900 21,000 19,250 20,800 23,800
Juli 16,900 18,750 19,250 22,550 23,800 29,300
Agustus 18,750 17,850 22,550 20,800 29,300 30,150
September 17,850 19,250 20,800 17,100 30,150 33,350
Oktober 19,250 25,600 17,100 9,350 33,350 31,300
November 25,600 25,000 9,350 10,200 31,300 32,350
Desember 25,000 27,300 10,200 10,550 32,350 34,700




Bank Central Asia Tbk
(BBCA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 5,250 5,100 7,300 3,550 3,350 2,750
Februari 5,100 4,925 3,550 3,575 2,750 2,350
Maret 4,925 5,100 3,575 3,250 2,350 3,100
April 5,100 5,300 3,250 3,000 3,125 3,350
Mei 5,300 5,250 3,000 2,775 3,400 3,375
Juni 5,250 5,450 2,775 2,475 3,425 3,525
Juli 5,450 6,300 2,475 3,025 3,525 3,775
Agustus 6,300 6,000 3,025 3,175 3,775 4,250
September 6,000 6,150 3,175 3,150 4,275 4,625
Oktober 6,150 7,300 3,150 2,700 4,700 4,575
November 7,300 7,100 2,700 2,700 4,500 4,800
Desember 7,100 7,300 2,700 3,250 4,800 4,850
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(BBRI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 5,150 5,300 7,400 7,000 4,575 4,550
Februari 5,300 4,750 7,000 7,200 4,550 3,725
Maret 4,750 5,050 7,200 6,300 3,725 4,200
April 5,050 5,250 6,300 5,950 4,200 5,800
Mei 5,250 6,100 5,950 5,800 5,800 6,250
Juni 6,100 5,750 5,800 5,100 6,250 6,300
Juli 5,750 6,300 5,100 6,100 6,300 7,300
Agustus 6,300 6,250 6,100 5,850 7,300 7,600
September 6,250 6,600 5,850 5,400 7,600 7,500
Oktober 6,600 7,750 5,400 3,450 7,500 7,100
November 7,750 7,800 3,450 3,400 7,100 7,400
Desember 7,800 7,400 3,400 4,575 7,400 7,650
Bank Danamon Indonesia Tbk
(BDMN)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 6,800.00 5,900.00 8,000 7,200 3,150 2,275
Februari 6,000 5,750 7,200 7,650 2,250 2,625
Maret 5,800 6,550 7,250 6,900 2,625 3,125
April 6,550 6,450 6,800 5,700 2,450 3,125
Mei 6,350 7,000 5,750 5,700 3,125 3,750
Juni 7,050 6,900 5,700 4,700 3,850 4,825
Juli 6,900 8,450 4,700 5,550 4,825 4,825
Agustus 8,300 8,050 5,500 5,400 4,850 4,700
September 8,050 8,450 5,350 4,900 4,675 4,950
Oktober 8,400 8,650 4,950 2,600 4,975 4,550
November 8,850 8,300 2,725 2,625 4,425 4,425




Desember 8,400 8,000 2,600 3,100 4,350 4,550
Berlian Laju Tanker Tbk
(BLTA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 1,740 1,660 2,650 2,325 610 475
Februari 1,660 1,750 2,325 2,425 475 500
Maret 1,750 1,880 2,350 2,050 500 520
April 1,890 2,025 2,050 2,050 530 650
Mei 2,000 1,950 2,075 2,075 650 820
Juni 1,950 2,050 2,075 1,920 830 850
Juli 2,025 1,890 1,910 1,880 850 830
Agustus 1,880 1,550 1,860 1,760 830 740
September 1,550 1,950 1,750 1,330 740 790
Oktober 1,940 2,175 1,280 650 790 710
November 2,200 2,150 650 450 680 660
Desember 2,200 2,650 430 580 670 650
Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 2,900 2,575 3,500 3,325 2,100 1,820
Februari 2,600 2,325 3,375 3,275 1,820 1,740
Maret 2,350 2,500 3,200 3,150 1,740 2,175
April 2,500 3,075 3,200 2,875 2,225 2,775
Mei 3,075 3,250 2,900 2,900 2,750 2,975
Juni 3,275 3,125 2,900 2,600 3,025 3,175
Juli 3,125 3,525 2,625 2,975 3,150 4,175
Agustus 3,475 3,250 2,950 2,825 4,200 4,100
September 3,250 3,525 2,800 2,650 4,125 4,700
Oktober 3,525 3,775 2,550 1,560 4,725 4,675
November 3,850 3,550 1,600 1,490 4,500 4,450
Desember 3,600 3,500 1,500 2,025 4,400 4,700
Bakrie & Brothers Tbk
(BNBR)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 155 172 290 305 50 50
Februari 172 182 305 345 50 50
Maret 182 187 345 510 50 50
April 187 240 510 510 50 85
Mei 240 300 510 530 87 88
Juni 300 295 530 530 90 90
Juli 295 305 530 400 90 105
Agustus 305 270 400 345 106 132
September 270 300 345 245 132 131
Oktober 300 315 245 145 131 98
November 315 295 145 59 90 89





Desember 295 290 59 50 89 85
Bank Niaga Tbk
(BNGA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 920 900 900 710 495 425
Februari 900 770 720 760 415 395
Maret 770 740 740 750 400 470
April 740 840 750 680 480 700
Mei 830 870 680 960 730 690
Juni 870 820 960 960 700 620
Juli 830 940 960 960 620 700
Agustus 920 900 950 890 710 690
September 900 870 890 720 680 700
Oktober 870 860 720 470 690 680
November 870 850 500 420 660 730
Desember 850 900 420 495 710 710
Bank Internasional Indonesia Tbk
(BNII)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 245 225 285 300 380 340
Februari 225 195 300 340 340 300
Maret 190 193 335 465 295 320
April 192 188 465 460 330 465
Mei 190 192 455 465 455 400
Juni 193 179 465 465 400 380
Juli 179 191 460 460 380 430
Agustus 190 202 460 460 430 390
September 200 235 420 310 395 395
Oktober 235 260 415 465 390 360
November 260 270 465 490 360 345
Desember 270 285 490 370 345 330
Bakrie Telecom Tbk
(BTEL)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 245 255 420 365 51 50
Februari 260 285 365 375 50 52
Maret 285 290 365 340 52 51
April 290 290 345 285 50 109
Mei 290 425 285 270 110 135
Juni 430 410 270 265 140 130
Juli 410 445 265 245 130 138
Agustus 435 360 240 295 139 147




September 355 400 295 250 147 141
Oktober 405 460 230 66 141 113
November 470 420 67 52 108 134
Desember 420 420 52 51 134 147
Bumi Resources Tbk
(BUMI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 900 1,080 6,000 6,400 960 510
Februari 1,080 1,210 6,400 7,700 510 770
Maret 1,210 1,330 7,700 6,200 760 820
April 1,330 1,380 6,200 6,650 820 1,480
Mei 1,380 1,750 6,650 8,050 1,500 1,960
Juni 1,750 2,275 8,050 8,200 2,000 1,860
Juli 2,275 2,700 8,200 6,750 1,860 2,800
Agustus 2,700 2,550 6,750 5,500 2,850 2,900
September 2,550 3,575 5,500 3,200 2,925 3,225
Oktober 3,575 4,800 3,200 2,175 3,225 2,375
November 4,800 5,650 2,175 1,010 2,200 2,350
Desember 5,650 6,000 1,010 910 2,325 2,425
Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 1,350 1,690 2,575 2,825 930 980
Februari 1,690 1,560 2,825 2,925 980 880
Maret 1,560 1,520 2,925 2,325 880 940
April 1,520 1,640 2,325 2,275 940 1,280
Mei 1,640 1,730 2,275 2,800 1,280 1,780
Juni 1,730 2,025 2,800 2,400 1,780 1,890
Juli 2,025 2,000 2,400 2,275 1,890 2,275
Agustus 2,000 1,860 2,275 2,250 2,275 2,500
September 1,860 1,930 2,250 1960 2,500 3,025
Oktober 1,930 2,200 1960 1090 3,025 3,075
November 2,200 2,525 1090 970 3,075 3,075
Desember 2,525 2,575 970 930 3,075 3,550
Indosat Tbk
(ISAT)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 6,750 6,000 8,650 7,100 5,750 5,650
Februari 6,000 5,900 7,100 6,850 5,650 4,200
Maret 5,900 6,250 6,850 7,100 4,200 4,725
April 6,250 6,800 7,100 6,050 4,725 5,600
Mei 6,800 6,750 6,050 5,750 5,600 5,300
Juni 6,750 6,500 5,750 6,750 5,300 4,975
Juli 6,500 7,250 6,750 6,500 4,975 5,450
Agustus 7,250 7,200 6,500 6,150 5,450 5,250





September 7,200 7,700 6,150 6,100 5,250 5,450
Oktober 7,700 8,700 6,100 5,300 5,450 5,150
November 8,700 8,300 5,300 5,100 5,150 4,850
Desember 8,300 8,650 5,100 5,750 4,850 4,725
Kawasan Industri Jababeka Tbk
(KIJA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 155 166 230 181 50 50
Februari 166 179 181 174 50 50
Maret 179 220 174 136 50 50
April 220 195 136 107 50 76
Mei 195 225 107 143 76 100
Juni 225 215 143 128 100 106
Juli 215 265 128 134 106 131
Agustus 265 220 134 119 131 127
September 220 285 119 92 127 133
Oktober 285 240 92 53 133 117
November 240 194 53 50 117 118
Desember 194 230 50 50 118 119
Kalbe Farma Tbk
(KLBF)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 1,190 1,300 1,260 1,200 400 465
Februari 1,300 1,220 1,200 1,050 465 650
Maret 1,220 1,210 1,050 980 650 620
April 1,210 1,260 980 910 620 900
Mei 1,260 1,240 910 880 900 880
Juni 1,240 1,390 880 850 880 1,010
Juli 1,390 1,490 850 800 1,010 1,310
Agustus 1,490 1,360 800 750 1,310 1,270
September 1,360 1,330 750 650 1,270 1,330
Oktober 1,330 1,360 650 365 1,330 1,220
November 1,360 1,220 365 410 1,220 1,250
Desember 1,220 1,260 410 400 1,250 1,300
PP London Sumatera Tbk
(LSIP)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 6,600 5,300 10,650 12,100 2,925 3,000
Februari 5,300 6,000 12,100 12,550 3,000 3,325
Maret 6,000 6,200 12,550 8,950 3,325 3,300
April 6,200 6,550 8,950 9,150 3,300 4,925
Mei 6,550 6,600 9,150 10,300 4,925 5,750




Juni 6,600 6,500 10,300 10,500 5,750 6,000
Juli 6,500 6,600 10,500 7,900 6,000 6,900
Agustus 6,600 6,500 7,900 5,750 6,900 7,800
September 6,500 6,950 5,750 3,550 7,800 7,650
Oktober 6,950 9,650 3,550 1,960 7,650 7,800
November 9,650 10,500 1,960 2,725 7,800 8,100
Desember 10,500 10,650 2,725 2,925 8,100 8,350
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(PGAS)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 11,600 9,400 15,350 13,400 1,860 2,200
Februari 9,400 8,950 13,400 13,800 2,200 1,900
Maret 8,950 9,350 13,800 14,150 1,900 2,150
April 9,350 10,500 14,150 12,100 2,150 2,600
Mei 10,500 10,250 12,100 14,000 2,600 2,875
Juni 10,250 9,450 14,000 13,000 2,875 3,150
Juli 9,450 9,250 13,000 12,200 3,150 3,500
Agustus 9,250 10,250 12,200 2,550 3,500 3,475
September 10,250 12,050 2,550 2,175 3,475 3,650
Oktober 12,050 14,000 2,175 1,400 3,650 3,625
November 14,000 16,900 1,400 1,840 3,625 3,650
Desember 16,900 15,350 1,840 1,860 3,650 3,900
Bank Pan Indonesia Tbk
(PNBN)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 580 590 680 610 580 530
Februari 590 570 610 650 530 430
Maret 570 550 650 640 430 540
April 550 630 640 590 540 610
Mei 630 610 590 620 610 610
Juni 610 640 620 840 610 660
Juli 640 740 840 890 660 720
Agustus 740 670 890 930 720 730
September 670 700 930 760 730 860
Oktober 700 730 760 525 860 780
November 730 660 525 520 780 740
Desember 660 680 520 580 740 760
Panin Life Tbk
(PNLF)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 165 177 195 158 83 75
Februari 177 156 158 164 75 59
Maret 156 169 164 149 59 67
April 169 168 149 170 67 79
Mei 168 168 170 160 79 103





Juni 168 205 160 210 103 110
Juli 205 205 210 210 110 114
Agustus 205 191 210 240 114 135
September 191 191 240 156 135 125
Oktober 191 215 156 81 125 130
November 215 194 81 80 130 165
Desember 194 195 80 83 165 156
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
(PTBA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 3,525 3,125 12,000 11,400 6,900 7,400
Februari 3,125 3,300 11,400 11,450 7,400 7,200
Maret 3,300 3,450 11,450 10,050 7,200 6,750
April 3,450 3,900 10,050 10,600 6,750 9,500
Mei 3,900 5,250 10,600 14,600 9,500 11,250
Juni 5,250 6,550 14,600 16,400 11,250 11,600
Juli 6,550 6,650 16,400 13,650 11,600 13,600
Agustus 6,650 5,750 13,650 14,500 13,600 13,000
September 5,750 6,550 14,500 9,350 13,000 14,100
Oktober 6,550 9,050 9,350 5,475 14,100 15,200
November 9,050 12,100 5,475 6,900 15,200 16,450
Desember 12,100 12,000 6,900 6,900 16,450 17,250
Holcim Indonesia Tbk
(SMCB)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 670 650 1,560 1,380 630 580
Februari 650 660 1,380 1,200 580 550
Maret 660 720 1,200 910 550 700
April 720 760 910 900 700 1,000
Mei 760 950 900 1,110 1,000 1,100
Juni 950 1,010 1,110 1,120 1,100 1,450
Juli 1,010 1,030 1,120 1,160 1,450 1,260
Agustus 1,030 1,140 1,160 1,150 1,260 1,330
September 1,140 1,400 1,150 850 1,330 1,620
Oktober 1,400 1,650 850 445 1,620 1,500
November 1,650 1,750 445 435 1,500 1,550
Desember 1,750 1,560 435 630 1,550 1,630
Telekomunikasi Indonesia Tbk
(TLKM)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 10,100 9,450 10,150 9,250 6,900 6,300
Februari 9,450 8,900 9,250 9,800 6,300 6,300




















Maret 8,900 9,850 9,800 9,650 6,300 7,550
April 9,850 10,500 9,650 8,850 7,550 7,850
Mei 10,500 9,550 8,850 8,100 7,850 7,450
Juni 9,550 9,850 8,100 7,300 7,450 7,500
Juli 9,850 11,200 7,300 7,700 7,500 8,950
Agustus 11,200 10,850 7,700 8,000 8,950 8,400
September 10,850 11,000 8,000 7,150 8,400 8,650
Oktober 11,000 10,750 7,150 5,400 8,650 8,400
November 10,750 10,150 5,400 5,850 8,400 9,000
Desember 10,150 10,150 5,850 6,900 9,000 9,450
United Tractors Tbk
(UNTR)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009


Bulan
Open Close Open Close Open Close
Januari 6,550 6,750 10,900 13,300 4,400 5,050
Februari 6,750 6,950 13,300 13,250 5,050 5,350
Maret 6,950 7,400 13,250 12,550 5,350 6,750
April 7,400 7,900 12,550 12,050 6,750 9,000
Mei 7,900 7,550 12,050 14,450 9,000 10,150
Juni 7,550 8,250 14,450 12,150 10,150 9,950
Juli 8,250 8,600 12,150 11,400 9,950 12,950
Agustus 8,600 8,100 11,400 10,350 12,950 13,500
September 8,100 8,200 10,350 9,450 13,500 15,600
Oktober 8,200 10,950 9,450 3,150 15,600 15,000
November 10,950 11,250 3,150 3,975 15,000 14,950
Desember 11,250 10,900 3,975 4,400 14,950 15,500


LAMPIRAN 3
DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM
PERUSAHAAN LQ-45
(Periode 2007-2009)

Astra Agro Lestari Tbk
(AALI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0476 0.0786 1.3214
Februari (0.0492) 0.0464 (0.0198)
Maret 0.0040 (0.1820) (0.0291)
April 0.2500 (0.0832) (0.0277)
Mei (0.0413) 0.1160 0.0214
Juni (0.0894) 0.1172 (0.1023)
Juli 0.1164 (0.2589) (0.1269)
Agustus (0.0684) (0.1804) 0.0564
September 0.1748 (0.2786) (0.1124)
Oktober 0.3393 (0.5328) (0.1076)
November 0.1311 0.3967 (0.0887)
Desember 0.1002 0.1598 (0.1518)
Return Rata-Rata 0.0763 (0.0501) 0.0527

Astra Internasional Tbk
(ASII)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0607 (0.0018) 0.2322
Februari (0.0539) 0.0220 (0.1308)
Maret (0.0605) (0.1293) 0.2611
April 0.0909 (0.1753) 0.2632
Mei 0.1389 0.0500 0.1556
Juni 0.0305 (0.0833) 0.1442
Juli 0.1095 0.1714 0.2311
Agustus (0.0480) (0.0776) 0.0290
September 0.0784 (0.1779) 0.1061
Oktober 0.3299 (0.4532) (0.0615)
November (0.0234) 0.0909 0.0335
Desember 0.0920 0.0343 0.0726
Return Rata-Rata 0.0621 (0.0608) 0.1114










Bank Central Asia Tbk
(BBCA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.0286) (0.5137) (0.1791)
Februari (0.0343) 0.0070 (0.1455)
Maret 0.0355 (0.0909) 0.3191
April 0.0392 (0.0769) 0.0720
Mei (0.0094) (0.0750) (0.0074)
Juni 0.0381 (0.1081) 0.0292
Juli 0.1560 0.2222 0.0709
Agustus (0.0476) 0.0496 0.1258
September 0.0250 (0.0079) 0.0819
Oktober 0.1870 (0.1429) (0.0266)
November (0.0274) - 0.0667
Desember 0.0282 0.2037 0.0104
Return Rata-Rata 0.0301 (0.0444) 0.0348

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(BBRI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0291 (0.0541) (0.0055)
Februari (0.1038) 0.0286 (0.1813)
Maret 0.0632 (0.1250) 0.1275
April 0.0396 (0.0556) 0.3810
Mei 0.1619 (0.0252) 0.0776
Juni (0.0574) (0.1207) 0.0080
Juli 0.0957 0.1961 0.1587
Agustus (0.0079) (0.0410) 0.0411
September 0.0560 (0.0769) (0.0132)
Oktober 0.1742 (0.3611) (0.0533)
November 0.0065 (0.0145) 0.0423
Desember (0.0513) 0.3456 0.0338
Return Rata-Rata 0.0338 (0.0253) 0.0514

Bank Danamon Indonesia Tbk
(BDMN)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.1324) (0.1000) (0.2778)
Februari (0.0417) 0.0625 0.1667
Maret 0.1293 (0.0483) 0.1905
April (0.0153) (0.1618) 0.2755
Mei 0.1024 (0.0087) 0.2000
Juni (0.0213) (0.1754) 0.2532
Juli 0.2246 0.1809 -
Agustus (0.0301) (0.0182) (0.0309)
September 0.0497 (0.0841) 0.0588
Oktober 0.0298 (0.4747) (0.0854)
November (0.0621) (0.0367) -
111


Desember (0.0476) 0.1923 0.0460
Return Rata-Rata 0.0154 (0.0560) 0.0664
Berlian Laju Tanker Tbk
(BLTA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.0460) (0.1226) (0.2213)
Februari 0.0542 0.0430 0.0526
Maret 0.0743 (0.1277) 0.0400
April 0.0714 - 0.2264
Mei (0.0250) - 0.2615
Juni 0.0513 (0.0747) 0.0241
Juli (0.0667) (0.0157) (0.0235)
Agustus (0.1755) (0.0538) (0.1084)
September 0.2581 (0.2400) 0.0676
Oktober 0.1211 (0.4922) (0.1013)
November (0.0227) (0.3077) (0.0294)
Desember 0.2045 0.3488 (0.0299)
Return Rata-Rata 0.0416 (0.0869) 0.0132

Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.1121) (0.0500) (0.1333)
Februari (0.1058) (0.0296) (0.0440)
Maret 0.0638 (0.0156) 0.2500
April 0.2300 (0.1016) 0.2472
Mei 0.0569 - 0.0818
Juni (0.0458) (0.1034) 0.0496
Juli 0.1280 0.1333 0.3254
Agustus (0.0647) (0.0424) (0.0238)
September 0.0846 (0.0536) 0.1394
Oktober 0.0709 (0.3882) (0.0106)
November (0.0779) (0.0688) (0.0111)
Desember (0.0278) 0.3500 0.0682
Return Rata-Rata 1.1763 (0.0308) 0.0782

Bakrie & Brothers Tbk
(BNBR)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.1097 0.0517 -
Februari 0.0581 0.1311 -
Maret 0.0275 0.4783 -
April 0.2834 - 0.7000
Mei 0.2500 0.0392 0.0115
Juni (0.0167) - -
Juli 0.0339 (0.2453) 0.1667
Agustus (0.1148) (0.1375) 0.2453
September 0.1111 (0.2899) (0.0076)
Oktober 0.0500 (0.4082) (0.2519)


November (0.0635) (0.5931) (0.0111)
Desember (0.0169) (0.1525) (0.0449)
Return Rata-Rata 0.0593 (0.0938) 0.0673
Bank Niaga Tbk
(BNGA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.0217) (0.2111) (0.1414)
Februari (0.1444) 0.0556 (0.0482)
Maret (0.0390) 0.0135 0.1750
April 0.1351 (0.0933) 0.4583
Mei 0.0482 0.4118 (0.0548)
Juni (0.0575) - (0.1143)
Juli 0.1325 - 0.1290
Agustus (0.0217) (0.0632) (0.0282)
September (0.0333) (0.1910) 0.0294
Oktober (0.0115) (0.3472) (0.0145)
November (0.0230) (0.1600) 0.1061
Desember 0.0588 0.1786 -
Return Rata-Rata 0.0019 (0.0339) 0.0414

Bank Internasional Indonesia Tbk
(BNII)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.0816) 0.0526 (0.1053)
Februari (0.1333) 0.1333 (0.1176)
Maret 0.0158 0.3881 0.0847
April (0.0208) (0.0108) 0.4091
Mei 0.0105 0.0220 (0.1209)
Juni (0.0725) - (0.0500)
Juli 0.0670 - 0.1316
Agustus 0.0632 - (0.0930)
September 0.1750 (0.2619) -
Oktober 0.1064 0.1205 (0.0769)
November 0.0385 0.0538 (0.0417)
Desember 0.0556 (0.2449) (0.0435)
Return Rata-Rata 0.0186 0.0211 (0.0020)

Bakrie Telecom Tbk
(BTEL)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0408 (0.1310) (0.0196)
Februari 0.0962 0.0274 0.0400
Maret 0.0175 (0.0685) (0.0192)
April - (0.1739) 1.1800
Mei 0.4655 (0.0526) 0.2273
Juni (0.0465) (0.0185) (0.0714)
Juli 0.0854 (0.0755) 0.0615
Agustus (0.1724) 0.2292 0.0576
September 0.1268 (0.1525) (0.0408)


Oktober 0.1358 (0.7130) (0.1986)
November (0.1064) (0.2239) 0.2407
Desember - (0.0192) 0.0970
Return Rata-Rata 0.0536 (1.3721) 0.1295
Bumi Resources Tbk
(BUMI)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.2000 0.0667 (0.4688)
Februari 0.1204 0.2031 0.5098
Maret 0.0992 (0.1948) 0.0789
April 0.0376 0.0726 0.8049
Mei 0.2681 0.2105 0.3067
Juni 0.3000 0.0186 (0.0700)
Juli 0.1868 (0.1768) 0.5054
Agustus (0.0556) (0.1852) 0.0175
September 0.4020 (0.4182) 0.1026
Oktober 0.3427 (0.3203) (0.2636)
November 0.1771 (0.5356) 0.0682
Desember 0.0619 (0.0990) 0.0430
Return Rata-Rata 0.1783 (0.1132) 0.1362

Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 340 250 (0.0510)
Februari (130) 100 0.1136
Maret (40) (600) (0.0638)
April 120 (50) (0.2656)
Mei 90 525 (0.2809)
Juni 295 (400) (0.0582)
Juli (25) (125) (0.1692)
Agustus (140) (25) (0.0900)
September 70 (290) (0.1736)
Oktober 270 (870) (0.0163)
November 325 (120) -
Desember 50 (40) (0.1338)
Return Rata-Rata 102.0833 (137.0833) (0.0991)

Indosat Tbk
(ISAT)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.1111) (0.1792) (0.0174)
Februari (0.0167) (0.0352) (0.2566)
Maret 0.0593 0.0365 0.1250
April 0.0880 (0.1479) 0.1852
Mei (0.0074) (0.0496) (0.0536)
Juni (0.0370) 0.1739 (0.0613)
Juli 0.1154 (0.0370) 0.0955
Agustus (0.0069) (0.0538) (0.0367)


September 0.0694 (0.0081) 0.0381
Oktober 0.1299 (0.1311) (0.0550)
November (0.0460) (0.0377) (0.0583)
Desember 0.0422 0.1275 (0.0258)
Return Rata-Rata 0.0233 (0.0285) (0.0101)
Kawasan Industri Jababeka Tbk
(KIJA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0710 (0.2130) -
Februari 0.0783 (0.0387) -
Maret 0.2291 (0.2184) -
April (0.1136) (0.2132) 0.5200
Mei 0.1538 0.3364 0.3158
Juni (0.0444) (0.1049) 0.0600
Juli 0.2326 0.0469 0.2358
Agustus (0.1698) (0.1119) (0.0305)
September 0.2955 (0.2269) 0.0472
Oktober (0.1579) (0.4239) (0.1203)
November (0.1917) (0.0566) 0.0085
Desember 0.1856 - 0.0085
Return Rata-Rata 0.0474 (0.1020) 0.0871

Kalbe Farma Tbk
(KLBF)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0924 (0.0476) 0.1625
Februari (0.0615) (0.1250) 0.3978
Maret (0.0082) (0.0667) (0.0462)
April 0.0413 (0.0714) 0.4516
Mei (0.0159) (0.0330) (0.0222)
Juni 0.1210 (0.0341) 0.1477
Juli 0.0719 (0.0588) 0.2970
Agustus (0.0872) (0.0625) (0.0305)
September (0.0221) (0.1333) 0.0472
Oktober 0.0226 (0.4385) (0.0827)
November (0.1029) 0.1233 0.0246
Desember 0.0328 (0.0244) 0.0400
Return Rata-Rata 0.0070 (0.0810) 0.1156

PP London Sumatera Tbk
(LSIP)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.1970) 0.1362 0.0256
Februari 0.1321 0.0372 0.1083
Maret 0.0333 (0.2869) (0.0075)
April 0.0565 0.0223 0.4924
Mei 0.0076 0.1257 0.1675
Juni (0.0152) 0.0194 0.0435
Juli 0.0154 (0.2476) 0.1500


Agustus (0.0152) (0.2722) 0.1304
September 0.0692 (0.3826) (0.0192)
Oktober 0.3885 (0.4479) 0.0196
November 0.0881 0.3903 0.0385
Desember 0.0143 0.0734 0.0309
Return Rata-Rata 0.0481 (0.0694) 0.0983
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(PGAS)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.1897) (0.1270) 0.1828
Februari (0.0479) 0.0299 (0.1364)
Maret 0.0447 0.0254 0.1316
April 0.1230 (0.1449) 0.2093
Mei (0.0238) 0.1570 0.1058
Juni (0.0780) (0.0714) 0.0957
Juli (0.0212) (0.0615) 0.1111
Agustus 0.1081 (0.7910) (0.0071)
September 0.1756 (0.1471) 0.0504
Oktober 0.1618 (0.3563) (0.0068)
November 0.2071 0.3143 0.0069
Desember (0.0917) 0.0109 0.0685
Return Rata-Rata 0.0307 (0.0968) 0.0676

Bank Pan Indonesia Tbk
(PNBN)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0172 (0.1029) (0.0862)
Februari (0.0339) 0.0656 (0.1887)
Maret (0.0351) (0.0154) 0.2558
April 0.1455 (0.0781) 0.1296
Mei (0.0317) 0.0508 -
Juni 0.0492 0.3548 0.0820
Juli 0.1563 0.0595 0.0909
Agustus (0.0946) 0.0449 0.0139
September 0.0448 (0.1828) 0.1781
Oktober 0.0429 (0.3092) (0.0930)
November (0.0959) (0.0095) (0.0513)
Desember 0.0303 0.1154 0.0270
Return Rata-Rata 0.0162 (0.0006) 0.0298

Panin Life Tbk
(PNLF)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0727 (0.1897) (0.0964)
Februari (0.1186) 0.0380 (0.2133)
Maret 0.0833 (0.0915) 0.1356
April (0.0059) 0.1409 0.1791
Mei - (0.0588) 0.3038
Juni 0.2202 0.3125 0.0680


Juli - - 0.0364
Agustus (0.0683) 0.1429 0.1842
September - (0.3500) (0.0741)
Oktober 0.1257 (0.4808) 0.0400
November (0.0977) (0.0123) 0.2692
Desember 0.0052 0.0375 (0.0545)
Return Rata-Rata 0.0180 (0.0426) 0.0648
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
(PTBA)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.1135) (0.0500) 0.0725
Februari (0.0638) 0.0044 (0.0270)
Maret 0.1040 (0.1223) (0.0625)
April 0.1818 0.0547 0.4074
Mei 0.5217 0.3774 0.1842
Juni 0.6795 0.1233 0.0311
Juli 0.2667 (0.1677) 0.1724
Agustus (0.1221) 0.0623 (0.0441)
September (0.0150) (0.3552) 0.0846
Oktober 0.5739 (0.4144) 0.0780
November 0.8473 0.2603 0.0822
Desember 0.3260 - 0.0486
Return Rata-Rata 0.2655 (0.0189) 0.0856

Holcim Indonesia Tbk
(SMCB)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.0299) (0.1154) (0.0794)
Februari 0.0154 (0.1304) (0.0517)
Maret 0.0909 (0.2417) 0.2727
April 0.0556 (0.0110) 0.4286
Mei 0.2500 0.2333 0.1000
Juni 0.0632 0.0090 0.3182
Juli 0.0198 0.0357 (0.1310)
Agustus 0.1068 (0.0086) 0.0556
September 0.2281 (0.2609) 0.2180
Oktober 0.1786 (0.4765) (0.0741)
November 0.0606 (0.0225) 0.0333
Desember (0.1086) 0.4483 0.0516
Return Rata-Rata 0.0775 (0.0450) 0.0952

Telekomunikasi Indonesia Tbk
(TLKM)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari (0.0644) (0.0887) (0.0870)
Februari (0.0582) 0.0595 -
Maret 0.1067 (0.0153) 0.1984
April 0.0660 (0.0829) 0.0397
Mei (0.0905) (0.0847) (0.0510)


Juni 0.0314 (0.0988) 0.0067
Juli 0.1371 0.0548 0.1933
Agustus (0.0313) 0.0390 (0.0615)
September 0.0138 (0.1063) 0.0298
Oktober (0.0227) (0.2448) (0.0289)
November (0.0558) 0.0833 0.0714
Desember - 0.1795 0.0500
Return Rata-Rata 0.0027 (0.0254) 0.0301
United Tractors Tbk
(UNTR)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Bulan
Return Saham Return Saham Return Saham
Januari 0.0305 0.2202 0.1477
Februari 0.0296 (0.0038) 0.0594
Maret 0.0647 (0.0528) 0.2617
April 0.0676 (0.0398) 0.3333
Mei (0.0443) 0.1992 0.1278
Juni 0.0927 (0.1592) (0.0197)
Juli 0.0424 (0.0617) 0.3015
Agustus (0.0581) (0.0921) 0.0425
September 0.0123 (0.0870) 0.1556
Oktober 0.3354 (0.6667) (0.0385)
November 0.0274 0.2619 (0.0033)
Desember (0.0311) 0.1069 0.0368
Return Rata-Rata 0.0474 (0.0312) 0.1171















LAMPIRAN 4
DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND PAYOUT RATIOPERUSAHAAN LQ-45
(Periode 2007-2009)

Nama
Perusahaan
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
AALI -1.90939 -0.05563 -3.25253
ASII 0.099357 0.383209 0
BBCA 0.325397 0.42684 0.193761
BBRI 0 0 0
BDMN 0.496671 0.299528 0
BLTA 0.273988 0.014728 0
BMRI 0.887998 0.348444 0.087379
BNBR 0 0 0
BNGA 0.497681 0.450053 0
BNII 0.842548 0 0
BTEL 0 0 0
BUMI 0.20105 0.138938 0
INDF 0.414218 0.398947 0
ISAT 0 0.5 0
KIJ A 0 0 0
KLBF 0.143906 0.179598 0
LSIP 0 0.305999 0
PGAS 0 1.512319 0.055078
PNBN 0 0 0
PNLF 0 0 0
PTBA 0.500015 0 0.069024
SMCB 0 0 0
TLKM 0.714387 0.56371 0.057768
UNTR 0 0.262575 0.359244








LAMPIRAN 5



DATA EARNING PER SHARE
(EPS)
PERUSAHAAN LQ-45

Nama
Perusahaan
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
AALI 346.39 28 181.56
ASII 1,610.35 2,270.30 1,754.79
BBCA 364.17 234.28 206.44
BBRI 392.77 483.43 430.05
BDMN 420.6 303.21 162.87
BLTA 182.49 339.48 9.79
BMRI 209.46 254.13 220.42
BNBR 8.28 -169.17 0.43
BNGA 62.53 28.33 48.14
BNII 8.32 9.6 1.29
BTEL 7.61 4.8 3.42
BUMI 382.99 364.19 179.72
INDF 103.81 117.81 179.47
ISAT 375.79 345.7 266.82
KIJ A 2.24 -4.53 3.14
KLBF 69.49 69.6 60.62
LSIP 413.34 679.74 358.59
PGAS 346.39 27.6 181.56
PNBN 42.17 34.49 25.95
PNLF 18.58 15.28 8.04
PTBA 329.93 141.18 967.05
SMCB 22.11 36.83 116.89
TLKM 637.75 526.76 461.33
UNTR 523.58 799.77 890.76



LAMPIRAN 6

DATA DIVIDEND CASH
PERUSAHAAN LQ-45

Nama
Perusahaan
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
AALI -661.393 -1.54 -590.529
ASII 160.00 870.00 -
BBCA 118.5 100 40
BBRI - - -
BDMN 208.9 90.82 -
BLTA 50 5 -
BMRI 186 88.55 19.26
BNBR - - -
BNGA 31.12 12.75 -
BNII 7.01 - -
BTEL - - -
BUMI 77 50.6 -
INDF 43 47 -
ISAT - 172.85 -
KIJ A - - -
KLBF 10 12.5 -
LSIP - 208 -
PGAS - 41.74 10
PNBN - - -
PNLF - - -
PTBA 164.97 - 66.75
SMCB - - -
TLKM 455.6 296.94 26.65
UNTR - 210 320



LAMPIRAN 7
DATA SUE (Standardized Unexpected Earnings)
PERUSAHAAN LQ-45

Nama
Perusahaan
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
AALI 36.26881 1.048545 27.78649
ASII 16356.24 15791.81 19789.55
BBCA 5528.099 3021.587 3745.255
BBRI 4324.351 5322.506 4734.799
BDMN 3442.489 3453.709 2648.456
BLTA 1963.292 4956.464 145.0723
BMRI 35.13659 247.993 301.282
BNBR 91.16181 -1862.54 4.734248
BNGA 834.5456 413.9516 1279.052
BNII 103.6023 759.2228 102.0206
BTEL 8.996357 5.674443 4.043041
BUMI 1941.817 1990.047 1140.506
INDF 0.506731 0.590061 1.495526
ISAT 39617.61 18222.69 28129.47
KIJ A 79.36761 -160.507 111.2564
KLBF 1072.309 1029.229 1092.677
LSIP 4802.299 5480.807 4166.199
PGAS 4015.628 -163.922 1988.86
PNBN 2886.1 2360.484 1776.009
PNLF 793.6693 652.7054 343.4392
PTBA 1146.701 981.3968 6258.333
SMCB 289.5889 482.3862 1530.984
TLKM 6563.79 8281.582 15663.73
UNTR 7056.858 7948.972 7692.754



LAMPIRAN 8
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
(Multiple Linear Regression Analysis)

Regression




































Descriptive Statistics
5.5722 2.66727 45
-2.815431 1.4998359 45
4.153014 1.9610845 45
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.195 .350
-.195 1.000 .310
.350 .310 1.000
. .100 .009
.100 . .019
.009 .019 .
45 45 45
45 45 45
45 45 45
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
SUE_Y RS_X1 DIV_X2
Variables Entered/Removed
b
DIV_X2,
RS_X1
a
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.
a.
Dependent Variable: SUE_Y
b.


























a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1
b Dependent Variable: SUE_Y


ANOVA(b)

Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
70.072 2 35.036 6.057 .005(a)
Residual
242.958 42 5.785
Total
313.030 44

a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1
b Dependent Variable: SUE_Y











Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
.224 6.057 2 42 .005 1.803
Model Summary
b
.473
a
.224 .187 2.40515 .224 6.057 2 42 .005 1.803
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1
a.
Dependent Variable: SUE_Y
b.
Coefficients
a
1.332 1.285 1.036 .306
-.596 .254 -.335 -2.344 .024 .904 1.106
.617 .194 .454 3.172 .003 .904 1.106
(Constant)
RS_X1
DIV_X2
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: SUE_Y
a.





Collinearity Diagnostics
a
2.690 1.000 .01 .02 .02
.260 3.216 .00 .40 .29
.050 7.317 .99 .57 .69
Dimension
1
2
3
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) RS_X1 DIV_X2
Variance Proportions
Dependent Variable: SUE_Y
a.










Residuals Statistics
a
1.4287 7.3332 5.5722 1.26196 45
-6.77322 5.07402 .00000 2.34985 45
-3.283 1.395 .000 1.000 45
-2.816 2.110 .000 .977 45
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: SUE_Y
a.
3 2 1 0 -1 -2 -3
Regression Standardized Residual
20
15
10
5
0
F
r
e
q
u
e
n
c
y
Mean =2.77E-16
Std. Dev. =0.977
N =45
Dependent Variable: SUE_Y
Histogram


1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: SUE_Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
2 1 0 -1 -2 -3 -4
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
a
n
d
a
r
d
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
Dependent Variable: SUE_Y
Scatterplot


LAMPIRAN 9

HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SUE
N 70
Mean 5.3017 Normal Parameters
a

Std. Deviation 2.39520
Absolute .096
Positive .040
Most Extreme Differences
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .801
Asymp. Sig. (2-tailed) .543
a. Test distribution is Normal.



Group Statistics

Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Positif Suprise Earning 68 5.4801 2.18592 .26508 SUE
Negatif Suprise Earning 2 -.719 .11610 .08210
















Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means


95% Confidence
Interval of the
Difference


F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Lower Upper
Equal variances
assumed
2.901 .093 4.010 68 .000 6.24196 1.55670 3.13562 9.34831
SUE
Equal variances not
assumed

22.493 49.782 .000 6.24196 .27750 5.68452 6.79941

You might also like