This document analyzes the effect of surprise earnings announcements on stock returns and dividend payout for companies listed on the LQ-45 index on the Indonesia Stock Exchange from 2007-2009. It uses linear regression analysis and independent sample t-tests. The analysis finds that stock returns and dividend payout collectively influence standardized unexpected earnings. It also finds significant differences between positive and negative earnings surprises. The study aims to provide analysis of the relationships between these factors to contribute to knowledge in this area.
This document analyzes the effect of surprise earnings announcements on stock returns and dividend payout for companies listed on the LQ-45 index on the Indonesia Stock Exchange from 2007-2009. It uses linear regression analysis and independent sample t-tests. The analysis finds that stock returns and dividend payout collectively influence standardized unexpected earnings. It also finds significant differences between positive and negative earnings surprises. The study aims to provide analysis of the relationships between these factors to contribute to knowledge in this area.
This document analyzes the effect of surprise earnings announcements on stock returns and dividend payout for companies listed on the LQ-45 index on the Indonesia Stock Exchange from 2007-2009. It uses linear regression analysis and independent sample t-tests. The analysis finds that stock returns and dividend payout collectively influence standardized unexpected earnings. It also finds significant differences between positive and negative earnings surprises. The study aims to provide analysis of the relationships between these factors to contribute to knowledge in this area.
DIVIDEND PAYOUT DENGAN UJI BEDA POSITIVE EARNINGS SURPRISE DAN NEGATIVE EARNINGS SURPRISE PADA PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh : CHANDRA DEVI RIDHMADHANTIA NIM : 206081004145
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010M/1431H
ABSTRACT
This analysis aims to analyze the effect of stock returns and dividend payout to the surprise earnings announcement through the Standardized Unexpected Earnings (SUE) and to analyze the difference between earnings surprise and earnings announcement surprise visits from the positive and negative earnings surprise. In this study using a sample of companies listed in the LQ-45 index in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2007-2009 which amounted to 24 companies. Companies are selected during the period 2007-2009 and is also included in the LQ-45 index has been selected in accordance with the considerations in determining the method of the sample. In this analysis, the calculation method used linear regression analysis (Multiple Linear Regression Analysis) and different test (Independent Sample t- Test). In studies using linear regression analysis (Multiple Linear Regression Analysis) stock returns and dividend payout collectively have an influence on Standardized Unexpected Earnings (SUE).Results obtained from different test (independent sample t-test) that there are significant differences between positive and negative earnings and earnings surprise.
Keywords: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout and positive and negative earnings surprise and earnings surprise.
ABSTRAK
Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara return saham dan dividend payout terhadap surprise earnings announcement melalui Standardized Unexpected Earnings (SUE) serta untuk menganalisis perbedaan antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Di dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2009 yang berjumlah 24 perusahaan. Perusahaan yang terpilih selama periode 2007-2009 dan juga termasuk dalam indeks LQ-45 telah diseleksi sesuai dengan pertimbangan dalam metode penentuan sampel. Dalam analisis ini digunakan metode perhitungan analisis linear regresi berganda (Multiple Linear Regression Analysis) dan uji beda (Independent Sample t-Test). Pada penelitian menggunakan analisis linear regresi berganda (Multiple Linear Regression Analysis) return saham dan dividend payout secara bersama- sama memiliki pengaruh terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Hasil yang diperoleh dari uji beda (Independent Sample t-Test) bahwa ada perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise.
Kata kunci: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout dan positive earnings surprise dan negative earnings surprise.
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang menguasai seluruh alam semesta dan kepada-Nya lah kita meminta pertolongan dari segala urusan. Salawat serta salam atas junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai pada hari pembalasan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Surprise Earnings Announcement Terhadap Return Sahan Dan Dividend Payout Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise Dan Negative Earnings Surprise Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena berkat rahmat serta hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan yang dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain: 1. Papa (My Best Father) dan Mama (The Prefect Woman, So Beautiful Worth More Than Precious Stones, She Keeps My Heart In Step And My Path Towards Goodness) yang selalu memberikan dukungan morill maupun materil, semangat dan doa yang selalu dipanjatkan bagi penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Adikku yang tersayang dan satu-satunya Dicky (My Lovely Brother), yang sudah banyak ikut mengorbankan waktu buat kakakmu ini. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswanya agar berguna dikemudian hari. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing I yang banyak
memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh penulis. 5. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE., MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing II yang juga ikut memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh penulis. 6. Bapak M. Arief Mufraini, Lc., M. Si, selaku penguji ahli I yang telah memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik. 7. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M. Si, selaku penguji ahli II yang juga telah memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik. 8. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) atas segala bantuan dan partisipasinya selama penulis menuntut ilmu. 9. Semua temanku angkatan 2006 baik manajemen keuangan dan manajemen pemasaran, teman-teman sekelompok KKS-BT (Fachry dan Teh Wanti), teman seperjuangan (Fajriah Ria, Dede, Lina, Aditya Ale Yudhistira, dan Ardian Prima Primbray Haryoto), teman-temanku di akuntansi (Sri dan Rohma), Keluarga besar Ka Novi Zulfayanti, Ka Abdul Khoir, Ka Atiqah, Bu Yusro, Bu Isna yang sudah banyak membantu, meluangkan waktu dan saling memberikan semangat hingga akhir penyusunan skripsi. 10. Teman-temanku semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan doa dan motivasi selama penulis menuntut ilmu sampai mennyelesaikan skripsi ini di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Semoga segala kebaikan atas bantuan yang diberikan oleh penulis terima selama ini dalam menjalankan pendidikan dari semua yang telah membantu mendapatkan ridha Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin Akhir kata, semoga skripsi ini dapat meberikan sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan. Wassalammualaikum Wr. Wb Jakarta, Juni 2010 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ...................................... iii LEMBAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF .......................................... iv LEMBAR PENGUJIAN SIDANG SKRIPSI .......................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. vi ABSTRACT................................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1 B. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 10 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 13 A. Konsep Laba .............................................................................. 13 B. Earnings ..................................................................................... 17 C. Manajemen Laba ........................................................................ 18 D. Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan .................. 23 E. Hubungan Antara Earning Surprise dan Return Saham ............ 24 F. Standardized Unexpected Earning (SUE) ................................. 25 G. Dividen ....................................................................................... 26
H. Indeks LQ-45 ............................................................................. 28 I. Konsep Dasar Pasar Efisien ...................................................... 30 J. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form) ......................................................................................... 33 K. Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa .................................. 35 L. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 39 M. Kerangka Pemikiran ................................................................... 51 N. Hipotesis ..................................................................................... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 53 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 53 B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 53 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 55 D. Metode Analisis ......................................................................... 56 E. Uji Statistik ................................................................................ 61 F. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 63
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 66 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 66 B. Analisa Dan Pembahasan ........................................................... 67 a. Data Objek Penelitian .......................................................... 67 b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) ........................................................................... 71 c. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) ............................................................... 80 d. Interpretasi Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) ........................................................................... 82 e. Analisis Statistik Uji Beda ................................................... 85 f. Interpretasi Statistik Uji Beda .............................................. 89
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................. 92
A. Kesimpulan ................................................................................ 92 B. Implikasi ................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman 2.1 Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan Seseorang tentang Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal 31 2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi 36 2.3 Kerangka Pemikiran 51 3.1 Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel Durbin-Watson 60 4.1 Gambar Normal Probability Plot (Normal P P Plot) 72 4.2 Uji Heteroskedastis 75
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman 2.1 Penelitian Sebelumnya 50 3.1 Daftar Nama Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ- 45 (Periode 2007-2009) 54 4.1 Hasil Perhitungan Standardized Unexpected Earnings Pada Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009) 68 4.2 Hasil Perhitungan Dividend Payout 69 4.3 Hasil Perhitungan Return Saham 70 4.4 Uji Multikolinearitas 73 4.5 Hasil Uji Autokorelasi 74 4.6 Hasil Uji ANOVA 76 4.7 Hasil Perhitungan Uji-t 77 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi 79 4.9 Hasil Uji Regresi Linear berganda 80 4.10 Hasil Uji Normalitas 85 4.11 Hasil Uji Independent Sample t-Test 87 4.12 Hasil Uji Independent Sample t-Test 87
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Halaman 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 2007- 2009) 101 2 DAFTAR HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) 102 3 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) 111 4 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) 120 5 DATA EARNING PER SHARE (EPS) PERUSAHAAN LQ-45 121 6 DATA DIVIDEND CASH PERUSAHAAN LQ-45 122 7 DATA SUE (Standardized Unexpected Earnings) PERUSAHAAN LQ-45 123 8 HASIL UJI REGRESI BERGANDA (Multiple Linear Regression Analysis) 124 9 HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST 128
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak. Ada beberapa daya tarik pasar modal.(Suad Husnan, 1998: 3). Pertama, diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan umumnya dominan sebagai sistem mobilisasi dana masyarakat. Bank-bank penghimpun dana tersebut ke pihak-pihak yang memerlukan sebagian besar perusahaan, tetapi mungkin juga individu sebagai kredit.(Suad Husnan, 1996). Dengan kata lain, perusahaan- perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha mereka hanya bisa memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan dijelaskan bahwa bagaimanapun juga akan terdapat batasan menggunakan hutang. Keterbatasan tesebut biasanya diindikasikan dari telah terlalu tingginya debt to equity ratio (yaitu perbandingan antara hutang dengan
modal sendiri) yang dimiliki perusahaan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan. Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. (Suad Husnan, 1998: 5). Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama di tahun 1970. Sejak dikemukakan tahun 1970, teori pasar efisien seakan-akan menjadi magnet bagi peneliti keuangan untuk terus diuji keabsahannya. Miller (1999), sebagai salah satu penerima hadiah Nobel bidang Ekonomi dalam artikelnya tentang sejarah keuangan, berpendapat bahwa Fama juga pantas untuk mendapatkan hadiah Nobel atas teori yang disampaikannya tersebut. Miller (1999) dan beberapa ahli keuangan perusahaan dengan tegas mengatakan bahwa salah satu temuan penting dalam sejarah perkembangan teori keuangan adalah teori pasar efisien dan dari sekian banyak teori keuangan, teori pasar efisien adalah yang paling banyak mendapat perhatian dan diuji secara empiris di hampir semua pasar modal di dunia. Dalam satu artikelnya yang berjudul The Theory of Corporate Finance: A Historical Overview, Smith (1990)
menyatakan bahwa teori pasar efisien merupakan tonggak penting dalam perkembangan teori keuangan dan menyebutnya sebagai salah satu kerangka bangun dasar (fundamental building block) keuangan. Hal senada juga disampaikan oleh Megginson (1997) serta Shanken dan Smith (1996). Jadi, teori pasar efisien merupakan bagian penting dalam kita membahas teori keuangan perusahaan. Menyikapi beberapa pendapat tersebut di atas, tidak berlebihan kiranya untuk mencoba mengulas lagi tentang teori pasar efisien. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengungkap teori pasar efisien dengan memberikan tekanan pada bukti empiris yang pernah ditemukan berkaitan dengan pengujian teori tersebut. Penyajian tulisan ini diharapkan menyegarkan kembali ingatan kita tentang pentingnya memahami konsep pasar efisien yang sampai saat ini masih menjadi topik menarik dalam manajemen keuangan. Dalam suatu pasar saham yang efisien, tidak ada perbedaan prestasi yang nyata antara investor yang berkemampuan mencari informasi yang belum diserap oleh harga saham dengan investor yang tidak berkemampuan mencari informasi tersebut. Hasil penelitian yang telah menjadi contoh klasik adalah penelitian yang dilakukan oleh Fama (1970). Penelitiannya menunjukkan bahwa di New York Stock Exchange, model Random Walk berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa New York Stock Exchange adalah pasar saham yang efisien. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat akan membawa perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Keterbukaan informasi
merupakan kata kunci dalam pasar modal. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa (event). Apabila peristiwa (event) mengandung informasi maka diharapkan pasar akan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa (event) tersebut diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan sekuritas tersebut. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return dan abnormal return sebagai akibat perubahan harga (Hartono, 1998). Menurut Yong (1997), istilah pasar efisien petama kali digunakan dalam konteks pasar sekuritas oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969). Mereka menyatakan bahwa pasar efisien adalah pasar yang membuat penyesuaian secara cepat terhadapa informasi baru yang muncul. Selanjutnya Fama (1970) melanjutkan proses pembentukan resmi konsep efisiensi ini dalam istilah ekonomi dengan menyatakan bahwa pasar efisien sebagai suatu pasar yang menunjukkan keadaan harga yang senatiasa mencerminkan sepenuhnya informasi relevan yang tersedia. Kemudian Fama (1976) memperbaiki definisinya mengenai pasar efisien dengan mengatakan bahwa pasar efisien merupakan pasar yang menggunakan semua informasi secara benar. Pasar efisien bisa terjadi jika harga-harga berubah secara acak (random). Perubahan harga tidak dipengaruhi oleh data harga waktu lalu dan oleh karena itu perubahan harga masa lalu tidak bisa digunakan untuk menaksir perilaku harga waktu akan datang secara signifikan. Artinya semua pergerakan harga dari waktu lalu, waktu sekarang dan waktu yang akan
datang adalah bebas. Ada dua asumsi model perubahan acak (Berkman, 1978). Pertama harapan adalah rasional (rational expectation). Dalam proses pembuatan ramalan, peramal atau investor menggunakan semmua informasi saat ini (current information) yang relevan. Harapan ini rasional jika informasi yang relevan dengan sekuritas bersangkutan dipertimbangkan oleh investor. Kedua pasar modal adalah efisien. Asumsi ini merupakan dasar bagi model perubahan acak. Pasar modal adalah adalah efisien jika informasi yang tersedia diserap ke dalam harga saham saat ini dengan cara yang cepat dan tepat (quickly and accurately). Oleh karena informasi yang diterima berlaku secara acak dan harga berubah menurut informasi tersebut, maka hal ini memberi implikasi bahwa harga sekuritas bergerak atau berubah secara acak. Haugen (2001) menerangkan bahwa ada empat ciri atau karakteristik pasar efisien. Pertama, harga sekuritas bertindak secara cepat (quickly) dan tepat (accurately) bila menerima informasi baru yang relevan. Kedua, perubahan hasil (return) saham yang diharapkan dari waktu ke waktu dihubungkan dengan tingkat bunga bebas risiko dan perubahan tingkat risiko premium atas sekuritas bersangkutan. Ketiga, kita tidak bisa membedakan antara investasi yang menguntungkan dengan investasi yang yang tidak menguntungkan untuk waktu yang akan datang berdasar ciri-ciri investasi saat ini atau waktu lalu. Keempat , jika kita memisahkan investor yang ahli dengan investor yang tidak ahli (tidak pakar), maka kita tidak dapat
membuat perbedaan secara nyata di antara prestasi kedua kelompok investor tersebut. Perkataan efisiensi dalam konsep efisiensi pasar menyangkut efisiensi penyampaian informasi dari perusahaan emiten ke perusahaan pemodal (Suad Husnan, 1998:18). Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris. Ini berarti semua investor mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya serta diterima pada saat yang sama. Sebagaimana layaknya sebuah pasar, pasar modal juga berfungsi sebagai tempat belanja bagi pemodal. Para pemodal saham mengevaluasi dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relevan. Konsep pasar modal efisien menyebutkan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal, maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalam pasar modal efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalm pasar modal yang bersangkutan. Dalam pasar modal kita mengetahui adanya tiga bentuk efisiensi pasar berdasarkan jenis-jenis informasi yang menyebabkan harga-harga saham bereaksi dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dan harga-harga yang berlaku pada saat itu. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar, yaitu:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak Form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Semi Strong Form). Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (Strong Form). Pasar dikatakan efisien bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi privat. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa mendatang. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. (PSAK No. 1).
Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006). Adanya informasi mengenai earning yang diumumkan oleh perusahaan emiten akan membuat para (calon) investor melakukan reaksi. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah penelitian sebelumnya diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster at al.(1984), Naim (2000) dan lain sebagainya. Di Indonesia penelitian mengenai pengaruh pengumuman earning terhadap harga saham dilakukan oleh Utami dan Suharmadi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah informasi earning mempengaruhi harag saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Beza dan Naim (1998) yang menghasilkan temuan bahwa pengumumna earning secara statistik signifikan memperngaruhi perdagangan saham perusahaan pada saat sepuluh hari sebelum dan setelah pengumuman earning.
Hartono (1998) menyatakan bahwa efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut Fama (1970) dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi menekankan kepada fully reflect dan information available, tapi tidak memperhitungkan kecanggihan pemodal dalam mengolah informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup fully reflect, ketersediaan informasi dan kecanggihan pasar. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka akan diteliti analisis surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian mengenai pengujian pasar efisien bentuk setengah kuat ini pernah dilakukan oleh Neddham Jones dan Frank Bacon (2007). Mereka melakukan pengujian terhadap teori efisiensi pasar dengan menguji pengaruh pada pengumuman positif laba tak terduga secara kuartalan pada risiko harga-harga saham disesuaikan dengan tingkat pengembalian (rate of return). Neddham Jones dan Frank Bacon (2007) melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan
perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang tersedia. Berdasarkan konsep tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menguji apakah surprise earnings announcement secara langsung menjadikan hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi- strong form) didasarkan dari kondisi pengumuman dan perubahan harga saham itu terjadi. Sehingga penelitian ini berjudul tentang Analisis Pengaruh Surprise Earnings Announcement Terhadap Return Saham Dan Dividend Payout Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise dan Negative Earnings Surprise Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout terhadap surprise earnings announcement? 2. Apakah terdapat perbedaan antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh antara return saham dan dividend payout terhadap surprise earnings announccement. 2. Untuk menganalisis perbedaan antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise.
b. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan atau Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan yang listing pada indeks LQ-45. 2. Bagi Pemerintah Penelitian ini akan berguna sebagai tambahan wawasan informasi dan ilmu pengetahuan terhadap kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan- perusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika.
3. Bagi Peneliti Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami pengujian analisis surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemudian Untuk menguji apakah perusahaan- perusahaan yang listing pada indeks LQ-45 (kelompok saham 45) mempunyai pengaruh terhadap surprise earnings annoucement. Sekaligus sebagai syarat menjadi Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bagi Investor Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah mengenai keputusan strategi manajemen dan menggunakan analisis kuantitatif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Laba Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba, penentuan kebijakan investasi dan pembagian hasil. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat banyak orang atau profesi akuntansi seperti pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus dan sebagainya. (Harahap, 2001: 50). Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba. 1. Laba Ekonomi Laba ekonomi (economic income) adalah konsep laba yang dibahas oleh para ahli ekonomi. Adam Smith memberi definisi terhadap laba (income) sebagai kenaikan dalam kekayaan. (Harahap, 2001:50-51). 2. Laba Akutansi Laba akuntansi (accounting income) adalah perbedaan atau selisih antara penghasilan (revenue) yang direalisasi yang berasal dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-biaya (expense) yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkoi dalam Harahap (2001), beberapa sifat dari laba akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. b. Laba akuntansi merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu (postulat periodik). c. Laba akuntansi memiliki batasan-batasan tersendiri mengenai transaksi-transaksi atau pos-pos yang termasuk hasil. d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan biaya dalam bentuk biaya historis (historical cost) yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. e. Laba akuntansi berdasarkan prinsip penandingan (matching principle) yaitu hasil dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan atau diterima pada periode yang sama. 3. Laba Operasi Konsep pelaporan laba operasi (current operating income) menyatakan bahwa pendapatan yang diakui dalam penhitungan laba atau rugi hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan (normal operating income). Sedangkan yang berasal dari kegiatanyang tidak biasa atau bersifat insidentil dicantumkan dalam laporan laba ditahan. Konsep ini menganggap bahwa dalam menilai prestasi manajemen, yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal tidak termasuk kegiatan insidental dan angka inilah yang lebih tepat dalam membuat prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba di masa yang akan datang. (Harahap, 2001:50-52).
4. Laba Komprehensif Konsep laba komprehensif (all inclusive income) menyatakan bahwa semua laba (income) yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidental harus dilaporakan dalam laporan laba rugi dan hanya hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan. Penghitungan laba dengan konsep all inclusive income (Hendriksen dan Breda, 1992: 90) didasarkan pada: a. Pembebanan yang berasal dari peristiwa luar biasa dan dari perbaikan periode-periode sebelumnya cenderung lebih besar dari kredit, yang menimbulkan lebih dari laba bersih untuk serangkaian tahun jika ini dihilangkan. b. Peniadaan beban dan kredit tertentu dari perhitungan laba bersih memberi peluang untuk manipulasi dan perataan angka penghasilan tahunan. c. Laporan laba rugi yang memasukan semua beban dan kredit laba yang diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah untuk disiapkan dan lebih mudah dimengerti oleh pembaca. d. Pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang tepat untuk memperoleh pengukuran laba yang lebih tepat daripada akuntan dan manajemen. e. Perbedaan antara beban dan kredit operasi dan non-operasi belum jelas benar.
Kemudian ada beberapa alasan untuk membedakan konsep earnings yang tersirat dalam harga saham dengan konsep earnings dalam generally accepted accounting principles (GAAP), yakni konsep earnings dalam GAAP didasarkan pada notasi akuntansi seperti realisasi dan konservatisme. Adanya notasi-notasi tersebut membatasi peristiwa yang direfleksikan dalam pelaporan earnings misalnya perubahan periodik dalam nilai pasar utang yang berkaitan dengan perubahan tingkat bunga dan timing peristiwa tersebut, selain itu fokus waktu earnings menurut GAAP adalah periode masa lalu, sedangkan fokus waktu yang digunakan pada konsep earning dalam harga saham adalah untuk periode yang akan datang. (Foster, 1986). Menurut Foster (1986), ada dua hipotesis mengenai hubungan antara harga saham dan earning yang dilaporkan, yaitu: 1. Hipotesis mekanistik, hipotesis ini menyatakan bahwa pasar modal ditetapkan pada earning yang dilaporkan tanpa melihat metoda akuntansi yang digunakan untuk menghitung earning yang dilaporkan tersebut atau sumber-sumber gain maupun loss yang mendasari earning yang dilaporkan. Beberapa penelitian yang menggunakan dasar model penilaian ekuitas memberikan bukti-bukti yang tidak konsisten dengan hipotesis mekanis ini. Kriteria ekonomik dan statistik digunakan untuk meranking ukuran earning alternatif dalam rangka menjelaskan perbedaan-perbedaan pada nilai pasar pasar suatu perusahaan.
2. Hipotesis myopic, hipotesis yang menyatakan bahwa pasar modal memiliki fokus pada earning pendek yang dilaporkan pada tahun berjalan. Penelitian mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman earning telah dilakukan oleh para peneliti-peneliti sebelumnya. Reaksi pasar mencerminkan bahwa pengumuman earning direspon oleh para pelaku pasar melalui fluktuasi harga saham, tingkat likuiditas saham dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi, sehingga pasar memproses dan mengevaluasi kandungan informasi tersebut. Pengumuman earning memiliki kandungan informasi apabila pasar melakukan reaksi di seputar tanggal pengumuman earning.
B. Earnings Earning merupakan variabel yang sangat penting dalam perusahaan. Pengumuman earning, seringkali menarik perhtian analisis keuangn (investor). Investor seringkali pula mendiskusikan berkenaan dengan kualitas earning (earning quality management). Berkenaan dengan hal ini sebenarnya berkenaan dengan komponen earning, di mana earning terdiri dari dua komponen utama yakni accrual dan kas.(Said Kelana Ansawi dan Chandra Wijaya, 2006: 124). Laba perusahaan atau lebih dikenal sebagai earnings, adalah nilai keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan berbagai biaya perusahaan, baik itu biaya operasional, biaya modal, biaya hutang dan jangka pajak. Dengan kata lain, earnings perusahaan merupakan
nilai keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi dengan berbagai biaya- biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan nilai keuntungan tersebut. Earnings suatu perusahaan memiliki nilai yang tidak selalu konstan di tiap periodenya. Dalam pelaporan nilai earnings suatu perusahaan terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement) dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings announcement maka terdapat suatu kondisi yang biasa disebut sebagai earnings surprise. Ada dua bentuk earnings surprise: a. Positive earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami peningkatan pada harga saham. b. Negative earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami penurunan pada harga saham. (Zaenal Arifin, 2005: 30).
C. Manajemen Laba Ada alasan mendasar mengapa manajer melakukan manajemen laba. Harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh laba, risiko dan spekulasi. Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu
mengalami kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dibandingkan persentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko. Secara logika hal itu bisa dipahami karena manusia merupakan pribadi yang cenderungmenghindari risiko (risk adverse) yang selalu berusaha mengeliminasi atau meminimalkan kerugian yang mungkin akan dialaminya, walaupun upaya yang dilakukannya mungkin merugikan pihak lain. Secara umum ada beebrapa definisi mengenai manajemen laba, diantaranya: (H. Sri Sulistyanto, 2008: 47-50). 1. Davidson, Stickney dan Weil Earnings management is the process of taking deliberate step within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desired level of reported earnings. (Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan). 2. Schipper Earnings management is a purposes intervention in the external financial reporting process, with the intent of obtaining some private gain (a opposed to say, merely faciliting the neutral operation of the process). (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses
penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses)). 3. National Association of Certified fraud Examiners Earnings management is the intentional, deliberate, misstatement or omission of material facts, or accounting data, which is misleading and when considered with all the information made available, would cause the reader to change or alter his or judgement or decision. (manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya). 4. Fisher dan Rosenzweig Earnings management is a actions of a manager which serve to increase (decrease) current reported earings of the unit which the manager is responsible witout generating a corresponding increase (decrease) in long term economic profitability of the unit. (Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau menurunkan laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikkan atau penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang).
5. Lewitt Earnings management is flexibility in accounting allows it to keep pace with business innovations. Abuses such as earnings occur when people exploit this pliancy. (Manajemen laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya.) 6. Healy dan Wahlen Earnings management occurs when managers use judgement in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about underlying economics performance on the reported accounting numbers. (Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk mempengaruhi stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu). Melihat definisi di atas ada kesamaan terminologi yang digunakan setiap definisi itu, yaitu langkah tertentu yang disengaja untuk mengatur laba (Davidson, Stickney dan Weil) campur tangan dalam penyusunan laporan keuangan (Schipper), kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan keuangan (National Association of Fraud Examiners), tindakan untuk mengatur laba (Fisher dan Rosenzweig), fleksibilitas yang
mendorong penyalahgunaan laba (Lewitt), serta menggunakan keputusan tertentu untuk mengubah laporan keuangan (Healy dan Wahlen). Walaupun menggunakan terminologi yang berbeda, definisi-definisi itu mempunyai benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lainnya, yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupkan aktivitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan. Maka secara singkat manajemen laba dapat dikatakan sebagai perilaku manajer untuk bermain-main dengan komponen akrual yang discretionary untuk menentukan besar kecilnya laba, sebab standar akuntansi memang menyediakan berbagai alternatif metode dan prosedur yang bisa dimanfaatkan. Upaya ini diakui dan diperbolehkan dalam standar akuntansi selama apa yang dilakukan perusahaan diungkapkan secara jelas dalam laporan keuangan. Meski kewajiban untuk mengungkapkan semua metode dan prosedur akuntansi belum mampu untuk mengeliminasi upaya-upaya curang manajer untuk memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri. Atas dasar pemikiran itulah laporan keuangan harus memenuhi kaidah- kaidah tertentu sehingga dapat menjadi informasi yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan semua orang yang membutuhkannya. Sehingga tidak hanya manajer sebagai pihak yang menyusun laporan itu yang akan memperoleh imformasi berkualitas namun juga sumua pihak yang mempunyai hubungan dengan perusahaan. (H. Sri Sulistyanto, 2008: 50-56).
D. Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibanding alternatif informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor juga akan bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen earning per share (EPS). Bagi para investor, informasi earning per share (EPS) merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, sebelum membahas manfaat earning per share (EPS) beserta kelemahannya berikut akan dibahas terlebih dahulu laporan keuangan perusahaan sebagai dasar untuk memahami komponen earning per share (EPS) Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-
transaksi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa memperngaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Laporan keuangan sangat berguna untuk menentukan keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan analisis terhadap informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan. (Eduardus Tandelilin, 2010: 364-365).
E. Hubungan Antara Earnings Surprise dan Return Saham Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings announcement, maka terdapat gap yang menimbulkan suatu kondisi yang biasa disebut sebagai earning surprise. Adanya earnings surprise ini, dengan sendirinya akan berpengaruh pada return saham dari suatu perusahaan. Di mana, ketika nilai earning forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham biasanya akan mengalami kenaikan. Sedangkan, ketika nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement (negative
earnings surprise), akan menyebabkan turunnya return saham perusahaan tersebut. Perusahaan dengan unexpected earnings yang positif, diharapkan memberikan respon yang positif terhadap return saham. Sedangkan perusahaan dengan unexpected earnings negatif, diharapkan memberikan respon negatif terhadap return saham. Pada saham dengan unexpected earnings yang positif, umumnya harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga return dari saham tersebut juga ikut meningkat. Demikian, pada saham dengan unexpected earnings yang negatif, harga saham umumnya akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham ini, tentunya akan berimbas pada menurunnya return dari saham tersebut. (Di kutip dari skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005)).
F. Standarized Unexpected Earnings (SUE) Untuk memperoleh earning announcement secara tepat, harus dibedakan antara expected earnings dan unexpected earnings. Expected earning adalah informasi yang diharapkan, sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar sehingga pada saat pengumuman, tidak membutuhkan penyesuaian harga. Sedangkan unexpected earnings adalah bagian yang
tidak terduga, tidak terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian harga. Latane, Tuttle dan Jones (1968) mempelajari pengumuman quarterly earnings dan menemukan adanya korelasi antara pengumuman tersebut dengan pergerakan harga saham dalam jangka waktu pendek. Hal ini memberikan indikasi adanya jangka waktu antara informasi pengumuman quarterly earnings dan proses penyesuaian harga. Pada 1974, Latane, Jones dan Rieke mengembangkan konsep Standardized Unexpected Earnings (SUE) dengan tujuan untuk menyelidiki pendapatan tak terduga (unexpected earnings) pada data triwulan dengan membuat forecast mengenai pendapatan tersebut. Standardized Unexpected Earnings (SUE) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengukur pendapatan tak terduga yang tentu berpengaruh pada harga dari suatu saham. (Di kutip dari skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002- 2005)).
G. Dividen Dividen menurut Weston dan Coperland (2005) adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat
pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya. Pada perseroan terbatas, pembagian keuntungan kepada pemilik dilakukan melalui dividen. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu peerseroan terbatas tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Di samping saldo laba ditahan, dapat tidaknya dividen dibagikan juga tergantung pada tersedia uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan dianggap sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali dalam persediaan barang dagang, aktiva tetap atau aktiva-aktiva bukan kas yang lain. Dengan demikian, ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas kecil walaupun saldo laba ditahannya besar. (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010: 121-122). Kebijakan perusahaan membagikan dividen kepada para investor adalah kebijakan yang sangat penting. Kebijakan pemberian dividen (dividend policy) tidak saja membagikan keuntungan yang telah diperoleh perusahaan kepada para investor. Tetapi kebijakan perusahaan membagikan dividen harus selalu diikuti dengan pertimbangan adanya kesempatan investasi kembali (reinvestment). Sehubungan dengan rencana perusahaan untuk melakukan investasi kembali (reinvestment), ada dua asumsi yang mendasari kebijakan dividen. Pertama, kebijakan dividen pada perusahaan yang tidak sedang tumbuh (A Low Investment Rate Plan).
Pada perusahaan-perusahaan yang termasuk kategori ini mampu membayarkan dividen lebih tinggi pada awal periode tetapi pertumbuhan dividen pada tahun-tahun berikutnya menjadi lebih rendah. Kedua, kebijakan dividen dalam perusahaan yang sedang tumbuh (A High Reinvestment Rate Plan). Perusahaan yang sedang tumbuh akan memberikan dividen relatif rendah pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan adanya rencana reinvestasi dari sebagian laba yang diperolehnya. Karena sebagian perolehan laba tersebut akan dipergunakan sebagai laba ditahan untuk membiayai aktivitas ekspansinya (reinvestment). Tetapi perusahaan- perusahaan yang termasuk kelompok perusahaan yang sedang tumbuh akan mampu menghasilkan tingkat pertumbuhan dividen yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya. (Dyah Ratih Sulistyastuti, 2006: 17-18).
H. Indeks LQ-45 Informasi mengenai kinerja saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Karena merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga- harga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham (stock price index). (Eduardus Tandelilin, 2010: 86). Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Setiap sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksi dan
cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek. Di Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ-45. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria- kriteria berikut digunakan untuk memilih 45 saham yang masuk dalam indeks LQ-45 sebagai berikut : 1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama paling sedikit 3 bulan. 4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler. Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ-45. Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks
dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. (Eduardus Tandelilin, 2010: 87-88).
I. Konsep Dasar Pasar Efisien Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakandan dipopulerkan oleh Fama (1970). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorang pun, baik investor, individu maupun investor institusi akan mampu memperoleh return tidak nnormal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko dan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock prices reflect all available information. Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien harga- harga aset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang asset sekuritas tersebut. Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. Dalam hal ini Haugen (2001) membagi kelompok informasi menjadi tiga, yaitu informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices), semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available information including inside or private information). Masing-masing
kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi suatu pasar. Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham (sekuritas) mencerminkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang sudah diketahui meliputi dua macam, yaitu informasi masa lalu (misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu) dan informasi saat ini (current information) selain juga kejadian atau peristiwa yang telah diumumkan tetapi masih akan terjadi (misalnya rencana pemisahan saham). Contohnya untuk informasi yang masih membutuhkan dugaan adalah jika banyak investor percaya bahwa suku bunga akan segera turun, harga-harga akan mencerminkan kepercayaan ini sebelum penurunan sebelumnya terjadi.
Gambar 2.1 Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan Seseorang Tentang Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal (Sumber : Levy, 1996: 419)
Konsep pasar efisien menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respons atau informasi baru yang masuk ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga
tidak harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah harga yang terbentuk tersebut tidak bias. Dengan demikian, pada waktu tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi bukan merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinstik dari sekuritas tersebut. Jadi, hal paling penting dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang terbentuk tidak bisa dengan estimasi harga keseimbangan. Harga keseimbangan akan terbentuk setelah investor sudah sepenuhnya menilai dampak dari informasi tersebut. Ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien berikut ini: 1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas. 2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah. 3. Informasi yang terjadi bersifat random. 4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.
Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi secara random), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan secara cepat dan secara penuh memcerminkan semua informasi yang tersedia. Karena informasi yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara random maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independen satu dengan yang lainnya dan bergerak secara random pula. Artinya perubahan harga yang terjadi hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi di waktu lalu karena harga baru tersebuut berdasarkan pada reaksi investor terhadap informasi baru yang terjadi secara random. (Eduardus Tandelilin, 2010: 219-221).
J. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form) Menurut hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, Fama (1991) menyebutnya sebagai studi peristiwa (event studies) yaitu harga mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Selain merupakan cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan akuntansi. Informasi yang tersedia di publik juga dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan beta saham termasuk rating perusahaan.
Menurut konsep efisiensi pasar bentuk setengah kuat, investor tidak akan mampu untuk memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik. Dengan kata lain analisis terhadap laporan keuangan tidak memberikan apapun. Ide dari pandangan ini adalah bahwa sekali imformasi tersebut menjadi informasi publik (umum), artinya tersebar di pasar maka semua investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik untuk mencerminkan semua informasi publik yang ada. Contohnya, informasi yang baru saja didapat dari membaca Koran Bisnis Indonesia atau Kompas misalnya mengenai penemuan obat baru atau ancaman akan munculnya perang di kawasan Asia Timur atau Timur Tengah maka dengan segera sudah tercermin pada harga sekuritas. Investor sudah tidak mungkin mendapatkan abnormal return ketika melakukan transaksi di pasar modal berdasarkan informasi publik tersebut. Harga pada tingkat beli atau jual saham sudah lebih dahulu mencerminkan informasi tersebut karena pasar akan dengan segera bereaksi. Berlawanan dengan pendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah, pada pasar efisien bentuk setengah kuat ada banyak investor yang berpikir bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan pengamatan secara seksama terhadap informasi publik yang tersedia di pasar, khusunya informasi akuntansi. Investor yang melakukan analisis dengan menggunakan data atau informasi akuntansi (dari laporan keuangan) dan dari sumber lain untuk mengidentifikasi saham yang salah harga
(misspriced) disebut investor tersebut melakukan analisis fundamental (fundamental analysis).
K. Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat dilakukan untuk melihat seberapa cepat harga sekuritas benar-benar bereaksi terhadap informasi yang diumumkan. Jadi, event study sebenarnya adalah uji bersama, karena uji tersebut secara simultan melibatkan uji validitas model penetapan harga dan uji efisiensi pasar. Satu penemuan bahwa harga bereaksi lambat terhadap informasi dapat disebabkan oleh ketidakefisienan pasar atau disebabkan oleh penggunaan yang kurang tepat dari model penentuan harga atau karena disebabkan oleh keduanya. Sebagai contoh dari suatu event study, pertimbangkan apa yang dalam pasar yang efisien semprna bila suatu informasi diumumkan. Bila informasi sampai di pasar, harga-harga akan bereaksi segera dan dalam proses tersebut akan segera bergerak ke nilai investasinya yang baru. Banyak event study mengenai harga sekuritas telah dilakukan, khususnya harga saham terhadap diumumkannya. Suatu informasi seperti berita (biasanya disebut dengan pengumuman) menyangkut pendapatan dan dividen, program pembelian kembali saham, stock split, pencatatan saham, perubahan peringkat obligasi, merger dan akuisisi dan divestitures. Tentu
saja area riset akademis ini telah menjadi satu bidang yang tumbuh sesungguhnya. (William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, dan Jeffery V. Bailey, 2005: 91-95). Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dan pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk lemah.
Gambar 2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi
Pada gambar 2.2 tersebut, terlihat bahwa jika suatu pengumuman tidak mempunyai nilai ekonomis untuk pasar yang efisien maka seharusnya pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Sebaliknya jika pasar Pengumuman Peristiwa Ada Abnormal Return Tidak Ada Abnormal Return Cepat Efisien Efisien Lama dan Berkepanjang Tidak Efisien
bereaksi untuk pengumuman yang tidak mempunyai nilai ekonomis, maka pasar tersebut belum efisien karena tidak dapat membedakan pengumuman yang bernilai informasi ekonomis dengan yang tidak bernilai informasi ekonomis. Peristiwa yang menjadi fokus penelitian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain yang paling sering dijumpai dalam studi peristiwa adalah peristiwa konvensional, peristiwa kluster, peristiwa yang tak terduga dan peristiwa yang terjadi bersifat relevan dan berurutan. 1. Studi peristiwa konvensional, mempelajari respons pasar terhadap peristiwa-peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar modal. Studi peristiwa konvensional telah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa contoh studi peristiwa konvensional, antara lain pengumuman laba, pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger dan akusisi, pengumuman pembelanjaan kapital, stock split serta bentuk sejenis lainnya. Oleh karena peristiwa bersifat konvensional, dampak peristiwa pada umunya mudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Namun demikian dimungkinkan bahwa publikasi peristiwa oleh perusahaan tidak selalu mengandung makna yang sama karena manajemen atau pemilik perusahaan memiliki tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kajian literatur terhadap suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang teori untuk melandasi argumentasi mereka dalam menyusun hipotesis.
2. Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan (kluster perusahaan) tertentu. Peristiwa kluster memiliki bentuk yang beragam. Kluster dapat bersifat relatif sempit hingga luas. Contoh peistiwa kluster adalah pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan. 3. Studi peristiwa tak terduga (unanticipated event), merupakan varian dari studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Sesuai dengan namanya, karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa yang terjadi bersifat tidak terduga. Penelitian tentang peristiwa tak terduga relatif belum banyak dilakukan, selain karena sifat peristiwa sangat jarang terjadi, tidak semua peristiwa tak terduga relevan dengan studi peristiwa yang terkait dengan pasar modal. 4. Studi peristiwa berurutan (sequential events), merupakan varian dari studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar. (Eduardus Tandelilin, 2010: 566- 569).
L. Penelitian Sebelumnya Laporan earnings dianggap sebagai sumber informasi terpenting dari semua jenis laporan tahunan yang disajikan oleh perusahaan. Di Inggris, laporan keuangan menjadi prioritas utama bagi investor instutisional dan laporan earnings dianggap lebih penting daripada neraca analisis keuangan dan investor. Sementara di New Zealand, laporan bagi analisis keuangan dianggap sebagai sumber informasi utama yang digunakan oleh para pemakainya dalam pembuatan keputusan investasi. Akibatnya, laporan earnings menjadi sumber informasi yang relatif penting dari neraca (Foster, 1986). Penelitian yang dilakukan oleh Beaver (1986) yang menguji reaksi investor terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan, dengan kata lain apakah laporan keuangan mempunyai kandungan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para investor. Dampak yang diteliti adalah pengaruh kandungan informasi terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan memiliki kaitan dengan perilaku investor dalam melakukan transaksi. Kemudian Parawiyati (2000) meneliti kandungan informasi publikasi laporan keuangan tahunan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini menggunakan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan mempunyai kandungan informasi sehingga harga saham mengalami perubahan.
Kemudian dalam penelitian skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005), dijelaskan mengenai menganalisa dan memberi informasi tentang pengaruh earnings surprise terhadap return saham yang termasuk ke dalam liquidity LQ-45 dan menganalisa dan memberi informasi tentang hasil uji beda return dan risiko pada positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006). Stefano Della Vigna (2009) menjelaskan dalam problem set on earnings announcement, the focus of the problem set is two fold. There are to induce you to work with a data set, prepare the necessary variable and
test hypotheses and to examine three anomalies. The main focus on literature the earnings announcement has been on the response of investors to new information. Cameron Truong dan Philip B. Shane (2008) menjelaskan dalam A New Measure Of Earnings News And Post Earnings Announcement Drift, introduces a new proxy for expected value-relevant earnings: the most optimistic (pessimistic) forecast of earnings that is higher (lower) than the median of all analysts earnings forecast. Kemudian Needham Jones dan Frank Bacon (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Surprise Market Announcement: A Test Of Market Efficiency, melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang tersedia. Setyowati (2002) menguji pengaruh kandungan informasi laporan rugi laba terhadap abnormal return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa publikasi laba merupakan variabel berpengaruh terhadap abnormal return yang ditunjukkan dengan beta standar yang terbesar. Ratih (2002) meneliti pengaruh publikasi laporan
keuangan terhadap abnormal return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return. Penelitian Ajie (2003) mencoba menguji kandungan informasi pelaporan rugi-laba dan hubungannya dengan return saham. Dan hasilnya menunjukkan bahwa opsi likuidasi adalah merupakan sesuatu yang relevan bagi penaksiran (valuation) saham dalam pengujian kandungan informasi dari earning.
NO JUDUL PENELITI (Tahun) VARIABEL ANALISIS KESIMPULAN 1. Relevansi Nilai Eanings Dengan Pendekatan Terintegrasi Hubungan Non Linear. Rahmawati (2005) Variabel dependen: Unexpected Earning Variabel independen: return saham, harga saham Data populasi dan sampel diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan tahunan perusahaan diperoleh dari pojok BEJ Progran Magister Manajemen UGM. Sampel penelitian adalah dengan purposive sampling selama tahun 1998-2002 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi earning mulai kehilangan relevansi nilainya. Oleh karena itu, investor disarankan agar menggunakan informasi keuangan lainnya, seperti informasi arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan. 2. Perkembangan Peranan Pasar Derivatif Membantu Peningkatan Efisiensi Pasar Keuangan Indonesia Hinsa Siahaan (2006) Variabel dependen: transfer of risk
Variabel independen: future LQ-45 oleh BursaEfek Surabaya, perdagangan KOS (Kontrak Opsi Saham) oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ), bursa berjangka dengan menggunakan indeks saham luar negeri dan mata uang asing (valuta asing) seperti perdagangan kontrak indeks saham Nikkei, Hang Pemerintah menyadari sepenuhnya pentingnya keberadaan pasar derivatif sebagai sub sistem pasar keuangan Indonesia, yang memiliki peranan strategis sebagai mekanisme transfer risiko, price discovery, market integrity yang membuat pasar keuangan semakin terpercaya, enchance efficiency dan enchance liquidity. Dan karena itu akan terus dikembangkan, karena kondisinya sekarang ini masih belum menggembirakan. Kemungkinan penyebab lambatnya pembangunan pasar derivatif di Indonesia dewasa ini adalah karena masih banyak anggapan perdagangan derivatif adalah judi. Sesungguhnya bukan judi tetapi spekulasi. Dan citra negative spekulasi dari percaya spekulator kiranya sudah waktunya dirubah. Pasar kontrak dan berjangka sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, sebab secara makro keberadaan pasar derivatif akam menbantu terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya juga akan membantu sektor real (dunia usaha) mendapatkan modal usaha secara efisien. Dengan pasar keuangan yang efisien dalam arti transparan dan transaksi tidak tinggi biayanya sama dengan risiko. Ketidakpastian berusaha di Indonesia akan semakin kecil dan dunia luar akan melihat Indonesia sebagai pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi capital inflow yang sangat berguna untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia.
Seng dan Indeks Saham Korea Selatan 3. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ-45 Periode 2003- 2005. Sri Dewi Ari Ambarwati (2008) Variabel dependen: bid-ask spread relatif
Variabel independen: return (sebagai perubahan relatif harga saham dari periode sebelumnya = R t ), volume perdagangan (jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari ke-t), dan varian return (saham yang dalam hal ini mewakili risiko saham). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dihasilkan bahwa konstanta pada perhitungan menunjukkan bahwa jika variabel return saham dianggap konstan maka rata-rata bid-ask spread saham perusahaan manufaktur yang dijadikan objek penelitian. Maka variabel return saham mempunyai pengaruh positif terhadap bid-ask spread saham. Jadi ketiga variabel bebas yaitu return saham(X 1 ), volume perdagangan (X 2 ) dan varian return saham (X 3 ) yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bid-ask spread saham (Y). Kemudian pada uji asumsi dasar klasik regresi ternyata dianggap tidak terjadi gejala multikoliniearitas dan tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Oleh karena itu, model regresi tersebut dapat diteliti lebih lanjut. Dalam hasil uji pengaruh return saham terhadap bid-ask spread dan hasil penelitian ini konsisten menyatakan bahwa return saham tidak menunjukkan adanya pengatuh negatif atau terbalik terhadap bid-ask spread saham. Dalam hasil uji pengaruh volume perdagangan saham terhadap bid- ask spread menunjukkan bahwa variabel Dalam penelitian pada saham perusahaan manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ- 45 periode tahun 2003-2005, menunjukkan bahwa secara bersama-sama return saham dan varian return saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid-ask spread saham.
volume perdagangan saham mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap bid-ask spread saham. Dan dalam hasil uji pengruh varian return terhadap bid-ask spread menunjukkan bahwa variabel varian return saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan manufaktur yang tergabung dalam LQ-45 periode 2003-2005 dan hipotesis ketiga diterima. 4. Random Walks And Market Efficiency: Evidence From International Real Estate Markets Robert T. Kleiman James E. Payne Anandi P. sahu (2002) Variabel dependen: Co-integration in the long run
Variabel independen: returns in the varians real estate markets, real estates share prices. This study utilizes stock market indices on real estate share prices obtained from Global Property Research (GPR). GPR real estate stock index series is employed for three geographical configurations: Europe, Asia and The Far East (refereed to simply as Asia or ASI) and North America. Test of the random walks hypothesis and Co- integration analysis. Two techniques were used to analyse the unvariate time series properties of the real estate data to determine whether or not the individual series follow random walks: unit root test and variance ratio test. Co-movements among time series were the analyzed using the Co-integration analysis to examine if the series have a stable long term relationship. Co-integration analysis in vector error correction models. A well known method of testing for potential diversivication benefits has been to utilize the Co-integration This study conduct test of the random walk hypothesis for international commercial real estate utilizing stock market radices of real estate share prices for three geographical regions: Europe, Asia and North America. This study contributes to the empirical literatureon market efficiency in general and on international commercial real estate in particular. This article provides evidence that supports the random walk hyphotesis both in international real estate markets considered and associated broader stock markets. However, since the real estate markets have a stable long-run retionship, investors in international real estate derive benefits from diversification in the short-run but not in the long-run. Terjemahan: Studi ini melakukan pengujian terhadap hipotesis random walks untuk real estat komersial internasional memanfaatkan pasar
methodology to examine the presence of long term stable relationship among returns. A simple non-parametric runs test has utilized to examine the weak form efficiency of returns in the varians real estate markets. The rns test has been previously utilized in several studies of market efficiency. Terjemahan: Studi ini menggunakan indeks pasar saham pada harga saham real estat yang diperoleh dari Global Property Research (GPR). GPR real estat indeks saham seri ini digunakan untuk tiga konfigurasi geografis: Eropa, Asia dan Timur Jauh (pemisah untuk sekadar sebagai Asia atau ASI) dan Amerika Utara. Uji hipotesis berjalan acak dan analisis penggabungan perusahaan. Dua teknik yang digunakan untuk menganalisa sifat-sifat tidak bervariasi deret waktu data real estate untuk menentukan apakah random walks mengikuti: pengujian akar unit dan tes rasio varians. Pergerakan perusahaan di antara deret waktu adalah dianalisis menggunakan analisis penggabungan atau integrasi perusahaan untuk memeriksa jika seri memiliki hubungan jangka panjang stabil. Vektor analisis penggabungan atau integrasi perusahaan dalam model koreksi kesalahan. Sebuah metode yang terkenal saham real estate hingga harga saham selama tiga wilayah geografis: Eropa, Asia dan Amerika Utara. Studi ini memberikan kontribusi untuk penelitian empiris efisiensi pasar secara umum dan pada real estat komersial internasional pada khususnya. Artikel ini memberikan bukti yang mendukung hipotesis random walks baik di pasar internasional dianggap real estat dan terkait pasar saham yang lebih luas. Namun, karena real estate yang berkerja sama jangka panjang investor real estate internasional memperoleh manfaat dari diversifikasi dalam jangka pendek tetapi tidak dalam jangka panjang.
untuk pengujian potensi manfaat diversivikasi telah memanfaatkan metodologi integrasi perusahaan untuk memeriksa adanya hubungan yang stabil jangka panjang antara kembali. Uji nonparametrik deret sederhana telah digunakan untuk menguji efisiensi bentuk lemah kembali dalam varians pasar real estat. RNS tes yang sebelumnya telah digunakan dalam beberapa penelitian efisiensi pasar.
5. Surprise Earnings Announcement: A Test Of Market Efficiency Needham Jones Frank Bacon (2007) Variabel dependen: actual daily return of each company.
Variabel independen: the corresponding S&P 500 daily return over the pre-event period (day-180 to 31 or period prior to the event period of day 30 to day +30)to obtain the intercept alpha and the standardized coefficient beta. This study sample includes 50 randomly selected firms with third quarter positive surprise earningas announcements on the randomly selected dates of October 17, 2006, November 10, 2006 and November 13, 2006. The random sample was selected from third quarter positive surprise earnings announcements traded either on NYSE or NASDAQ. The work analyzed 11, 183 observations using standard risk adjusted event study methodology and the market model from the finance literature. In conducting this event study, appropriate statistical test for significance were conducted. Terjemahan: Studi ini meliputi 50 sampel perusahaan yang dipilih secara acak dengan kabar positif di kuartal ketiga pendapatan This study tested the effect of the announcement of third positive quarter earnings surprises onstock prices risk adjusted rate of return for 50 randomly selected firms from the randomly selected date of October 17, 2006, November 2006 and November 13, 2006. When a firm announces positive surprise earnings, investors appear to perceive a positive signal about the firms future which causes an increase in the firms stock price. This study results suggest that positive surprise earnings announcements do indeed send a positive signal about the profitability and future success of a firm. Positive signal stock prices do increase and the market reacts quickly to available information. Rangkuman: Studi ini menguji pengaruh pengumuman laba
pengumuman pada tanggal yang dipilih secara acak 17 Oktober 2006, 10 November 2006 dan 13 November 2006. Sampel acak dipilih dari kuartal ketiga pendapatan positif baik pengumuman yang diperdagangkan di NYSE atau NASDAQ. Pekerjaan dianalisis 11, 183 pengamatan dengan menggunakan risiko standar metodologi studi peristiwa disesuaikan dan pasar keuangan model dari literatur. Dalam melakukan studi ini, uji statistik yang sesuai untuk signifikansi dilakukan. kuartal ketiga kabar positif harga saham risiko tingkat pengembalian disesuaikan untuk 50 perusahaan yang dipilih secara acak dari tanggal yang dipilih secara acak dari 17 Oktober 2006, 10 November 2006 dan 13 November 2006. Ketika perusahaan mengumumkan pendapatan positif, investor tampaknya melihat sinyal positif tentang masa depan perusahaan yang menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan.Hasil studi ini menunjukkan bahwa pengumuman penghasilan positif mengejutkan memang mengirim sinyal positif tentang keuntungan dan kesuksesan masa depan perusahaan. Sinyal positif dapat meningkatkan harga saham dan pasar bereaksi cepat ke informasi yang tersedia. 6. A Study Of Autocorrelations And Lead-Lag Effects Using Game-Theoretic Efficient-Market Hypotheses Wei wu
Glenn Shafer (2007) Variabel dependen: theoretic efficient market hyphotheses.
Variabel independen: individual stocks, size sorted potofolio, stock indices. This section is divided into two interrelated topics: lead-lag auto-effect on a single security and lead-lag cross-effect between any pair of securities. We start with limiting market by bounding its consecutive returns. The constraint can be replaced with the use of options. Terjemahan: Bagian ini dibagi menjadi dua topik yang saling terkait: lead-lag auto-efek pada penanggungan sendiri dan lead-lag efek silang antara setiap pasang efek. Kita mulai dengan membatasi pasar menuju secara dengan berturut-turut kembali. Kendala Study predictions concerning autocorrelations and other lead-lag effects that can be derived from game-theoretic efficient market hyphotheses profit that some specifies security or market index, which we may call the standard is unlikely to be beaten substantially by any simple trading strategy that does not risk bankcruptcy. This implies constraints on autcorrelation and lead lag cross effects. It also provides new implication for lead-lag effects among securities. Terjemahan: Studi tentang prediksi autokorelasi dan lead- lag menyebabkan efek yang dapat diturunkan
dapat digantikan dengan penggunaan pilihan.
dari keuntungan hipotesis game-teori pasar yang efisien bahwa beberapa pasar menentukan keamanan atau indeks, yang kita sebut standar tidak mungkin dikalahkan secara substansial oleh strategi perdagangan yang risiko sederhana yang tidak pailit. Ini menunjukkan kendala di lag autokorelasi dan memimpin lintas efek. Ini juga memberikan implikasi baru untuk memimpin-efek lag antara sekuritas.
7. Efisiensi Pasar Modal Indonesia: Pengamatan Empirik Selama Tahun 1996. Anwar Azazi (1999) Variabel dependen: bursa saham BEJ
Variabel independen: perubahan harga saham mingguan dan return saham Penelitian ini berbentuk deskriptif analisis dengan menggunakan analisis korelasi perubahan harga saham mingguan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Semua data yang diperlukan tedapat pada file IHSG dan harga saham individual dari semua perusahaan sampel yang listing di BEJ selama tahun 1996, kemudia di cross chek catatan harga saham dan IHSG pada harian keuangan yang terbit di Indonesia , seperti Bisnis Indonesia dan Neraca Ekonomi IHSG dan data harga saham yang digunakan adalah IHSG dan harga saham mingguan yaitu pada hari penutupan Bursa Efek Jakarta setiap hari Jumat (closing price). Perilaku harga saham mingguan dan IHSG selama tahun 1996 menunjukkan kondisi yang cukup bervariatif. Harga saham rata-rata mingguan maksimum dicapai oleh PT. H.M Sampurna dan terendah PT. Pakuwon Jati masing-masing Rp. 23.113,94 dan Rp. 955,77. Sedangkan voltalitas absolut tertinggi diperoleh juga PT. H.M Sampurna dan terendah oleh PT. Tjiwi KImia berturt-turut sebesar 4705,67 dan 111,65 atau masing- masing 20,36% dan 11,68% dari harga rata- ratanya dalam periode yang sama. Sedangkan rata-rata IHSG mencapai 586,85, tertinggi 632,52 dan terendah 513,85 dengan voltalitas sebesar 29,29 atau 4,99% dari IHSG rata-rata. Pasar modal Indonesia adalah efisien dalam bentuk lemah (weak-form efficiency) baik dengan menggunakan time lag 1 minggu maupun 2 minggu. Hasil yang diperoleh konsisten dengan hasil studi Suad Husnan
(1990). Sedangkan untuk time lag 3 minggu hanya 3 perusahaan yang menunjukkan bahwa informasi tidak random dan independen yaitu PT. Tambang Timah, PT. Bakrie Brothers dan PT. Indofood Sumber Makmur. Perilaku harga saham mingguan dan IHSG dengan menggunakan tes non parametrik (Kruskal-Wallis) menunjukkan hasil yang sama dengan tes parametrik, yaitu pasar modal Indonesia efisien dalam bentuk lemah. 8. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal Return Dan Tingkat Likuiditas Saham: Analisis Empiris Pada Nonsynchronous Trading. Indah Kurniawati
(2006) Variabel dependen: pengumuman earning
Variabel independen: perubahan harga saham yang ditunjukkan melalui abnormal return Penelitian ini dilakukan karena selain menguji pengaruh earning terhadap abnormal return yang diperoleh investor, penelitian ini juga menguji mengenai tingkat likuiditas saham di seputar pengumuman earning tersebut. Selain itu, pada penelitian ini mempertimbangkan kondisi perdagangan kondisi perdagangan di Bursa Efek Jakarta yang masih tipis (Non-Synchronous Tading). Penelitian ini merupakan event studies dengan windows period 11 hari perdagangan pengamatan harga saham lima hari sebelum tanggal pengumuman earnings. Pengumuman earning yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta mendapat reaksi dari pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang diperoleh para pelaku pasar modal khususnya para investor. Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
M. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Bursa Efek Indonesia Efisiensi Pasar Modal Earnings Annoncement Analisis Surprise Earnings Announcement Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Uji Regresi Berganda (Multiple Linear Regression Analysis) Uji-t Dua Sampel Independen (Independent-sample t Test) Hipotesis H 0 : 1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan surprise earnings announcement. H a : 1 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan surprise earnings announcement.
Perusahaan LQ 45 Earnings Surprise Kesimpulan dan Implikasi Hipotesis H 0 : 1 = 2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. H a : 1
2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise.
N. Hipotesis Hipotetsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. H 0 : 1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan surprise earnings announcement. H a : 1 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan surprise earnings announcement.
2. H 0 : 1 = 2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise . H a : 1
2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang bersumber dari indeks harga saham harian. Saham-saham tersebut adalah diperdagangkan dari periode tahun 2007 hingga 2009. Saham yang dijadikan sebagai sampel dipilih dari saham-saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45. Alasan memilih perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45, karena merupakan perusahaan-perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Selain itu saham-sahamnya sangat selektif dalam pemilihannya setiap periode 6 bulanan dengan kriteria yang telah ditentukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Metode Penentuan Sampel Penelitian menggunakan metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu di mana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian. Dengan langkah data analisis termasuk ke dalam analisis multivariat yaitu variabel dependen bersifat kuantitatif dan variabel independen semua kuantitatif atau analisis multi regresi.
Berdasarkan data perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 yakni sebanyak 45 perusahaan yang likuid, maka penulis menarik sampel sebannyak 24 perusahaan dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan tersebut memenuhi kriteria indeks LQ 45 dan terdaftar dari tahun 2007-2009. Tabel 3.1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 2007-2009) No. Kode Efek Nama Perusahaan 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk 2. ASII Astra Internasional Tbk 3. BBCA Bank Central Asia Tbk 4. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 8. BNBR Bakrie & Brothers Tbk 9. BNGA Bank Niaga Tbk 10. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 11. BTEL Bakrie Telecom Tbk 12. BUMI Bumi Resources Tbk 13. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14. ISAT Indosat Tbk 15. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 16. KLBF Kalbe Farma Tbk 17. LSIP PP London Sumatera Tbk 18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 19. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 20. PNLF Panin Life Tbk 21. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 22. SMCB Holcim Indonesia Tbk 23. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 24. UNTR United Tractors Tbk
2. Tercatat sebagai emiten secara terus menerus (tidak pernah mengalami delisting) selama periode 2007-2009.
3. Data laporan keuangan tahunan perusahaan (LKT) tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2007-2009. 4. Data harga saham tersedia selama periode estimasi dan pengamatan dan tidak terjadi stock split. 5. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
C. Metode Pengumpulan Data Untuk dapat menganalisis masalah, maka penulis menggunakan data sekunder dengan cara sebagai berikut : 1. Melakukan penelitian lapangan (field research) adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung pada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pusat layanan informasi pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. 2. Melakukan penelitian terhadap earnings announcement perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 untuk periode 2007-2009 melalui Laporan Keuangan Tahunan (LKT). 3. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Dimaksudkan agar penulis memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoris dari masalah yang akan penulis bahas.
D. Metode Analisis Pengukuran dalam metode analisis mengikuti perhitungan sebagai berikut: 1. Return saham. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham sesungguhnya (return realisasi) harian masing-masing saham untuk periode tiga hari di seputar tanggal publikasi laporan keuangan. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) pada saat periode pengamatan. Penghitungan return dalam penelitian ini mengabaikan dividen karena di Indonesia jumlah dividen yang dibagikan relatif kecil. Return saham sesusngguhnya (return realisasi) dihitung dengan cara sebagai berikut:
P i,t P i,t-1
R i,t = P i,t-1 Persamaan 3.1
Keterangan: R i,t = return realisasi perusahaan i pada periode (hari) t
P i,t = harga saham penutupan (closing price) perusahaan i pada periode (hari) t P ,t-1 = harga saham penutupan (closing price) perusahaan i pada periode (hari) sebelumnya (Sumber: Dewi Astuti, 2004: 64) 2. Divident Payout Ratio (DPR), rasio ini dikenal dengan nama constant payout ratio, dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat
memperkirakan jumlah pembayaran dividen dengan persentase tetap dari Earnings Per Share (EPS) akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran dividen juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga.
Dividen Tunai per lembar saham DPR= Laba Per Lembar Saham
Persamaan 3.2
3. Standardized Unexpected Earnings, adalah suatu teknik yang digunakan untuk menyelidiki pendapatan yang tak terduga, yang tentu berpengaruh pada harga dari suatu saham.
A - F SUE = SD
Persamaan 3.3 Keterangan: SUE: Standardized Unexpected Eearnings A : Actual EPS F : dividend cash SD : Standard deviation of return (Sumber: skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise
Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005) 4. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi memperhatikan peubah (variabel) yang mungkin merupakan akibat, selain menelaah dua hal yang dilakukan oleh analisis korelasi. Ada beberapa pengujian asumsi-asumsi model regresi, diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi, uji homoskedastisitas, uji heterokedastisitas dan uji multikoliniearitas. a. Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel tak bebas mempunyai distribusi normal. Pengujian tersebut dapat menggunakan metode grafis normal P-P plot dari standartdized residual cumulative probability. Jika hasil identifikasi berada di sekitar garis normal, asumsi kenormalan dapat dipenuhi. Uji Kolmogorov-Sminov dapat digunakan untuk melihat kenormalan dengan identifikasi. Jika niali p-value lebih besar dari, asumsi kenormalan dapat diterima. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: (Agus Purwoto, 2007: 96). H 0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. H 1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahi ada tidaknya korelasi antara faktor pengganggu yang satu dengan yang lainnya (non auto
korelasi). (Agus Purwoto, 2007: 96). Atau untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak pakai. Tabel DW terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah (d L ) dan batas atas (d U ). Nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pembanding uji DW, dengan aturan sebagai berikut: (Nachrowi D. Nachrowi, 2006: 192). a. Bila DW < d L ; berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya = 1. b. Bila d L < DW < d U ; kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa- apa. c. Bila d U < DW < 4 d U ; berarti tidak ada korelasi positif amupun negatif. d. Bila 4 d U < DW < 4 d L ; tidak dapat mengambil keputusan apa-apa. e. Bila DW > 4 d L ; berarti ada korelasi negatif.
Korelasi positif Tidak tahu Tidak ada korelasi Tidak tahu Korelasi negatif
0 d L d U 4-d U 4-d L 4 Gambar 3.1 Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel Durbin-Watson
c. Uji Homoskedastisitas Untuk menguji ada tidaknya kesamaan variabel residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini dapat menggunakan scatter plot. Sumbu X adalah nilai-nilai prediksi ZPRED= Regression Standardized Predicted Value dan sumbu Y adalah nilai ZRESID= Regression Standardized Predicted Value. Jika grafik ini yang diperoleh menunjukkan adanya pola tertentu dari titik-titik yang ada, dikatakan terjadinya heteroskedastisitas. Akan tetapi, jika tidak membentuk pola tertentu, dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. (Agus Purwoto, 2007: 97). d. Uji Heteroskedastisitas Dalam praktiknya, heteroskedastisitas banyak ditemui pada data cross section, karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang sama. Akan tetapi bukan berarti heterokedastisitas tidak ada dalam data time series. Akibat varian koefisien regresi yang lebih besar, maka akan mengandung berbagai konsekuensi lain. Uji hipotesis, baik uji-t atau uji-F akan terpengaruh yang berakibat uji hipotesis tidak akurat dan pada akhirnya akan
membawa dampak pula pada keakuratan kesimpulan. Melihat hal-hal tersebut, maka cukup banyak alasan untuk memberikan perhatian cukup pada masalah heteroskedatisitas pada saat membuat model regresi. (Naachrowi D Nachrowi, 2006: 112). e. Uji Multikoliniearitas Multikoliniearitas, yaitu adanya hubungan linear yang pasti antara peubah-peubah bebasnya. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas dapat mempergunakan nilai VIF (Variance Inflation Factory). Menurut Hair, et.al (1998: 45), jika nilai VIF masih kurang dari 10, multikoliniearitas tidak terjadi. Dengan terpenuhi semua asumsi regresi linear di atas, model yang dihasilkan dianggap baik untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Selanjutnya, model dapat digunakan sebagai alat peramal. Kemudian, lakukan pengujian terhadap keandalan model secara keseluruhan (uji simultan) dan pengujian terhadap keandalan sebagai variabel (uji parsial). (Agus Purwoto, 2007: 97).
E. Uji Statistik Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Regresi Berganda (Multiple Linear Regression Analysis), merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana di mana
terdapat lebih dari satu variabel independen x. Secara umum model regresi linear berganda: y i = + 1 x 1i + 2 x 2i + 3 x 3i + .. + k x ki + i Keterangan : = konstanta = koefisien regresi x i = variabel independen (variabel bebas) y i = variabel dependen (Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 117) 2. Uji t Dua Sampel Independen (Independent-Samples t- Test), digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal. Adapun rumus untuk uji-t dua sampel independen: 1. Dengan asumsi kedua variance sama besar (equal variances assumed):
t =
dengan derajat kebebasan: n x + n y 2
S p =
Keterangan: n x = besar sampel pertama
n y = besar sampel kedua x = sampel pertama y = sampel kedua 2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances not assumsed).
t =
dengan derajat kebebasan (degree of freedom):
v =
v = dibaca nu adalah alphabet Yunani untuk n (Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 160-161)
F. Operasional Variabel Penelitian Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub
variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang mengidentifikasi variabel dan sub variabel ini tidak mudah, karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir perlakuannya. Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang lain. Sedikitnya sub variabel atau kategori akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil). Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui pengamatan terdahulu. Variabel-variabel utama dalam penelitian ini adalah : 1. Harga saham adalah harga saham harian tiap saham (sampel) yang terjadi selama periode pengamatan. 2. Harga saham penutupan (closing price) adalah harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham. Menggunakan harga saham penutupan harian yang digunakan untuk mengukur perubahan setiap saham. 3. Indeks LQ-45 adalah suatu indeks yang terdiri dari saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar dan memiliki likuiditas tinggi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 4. Earnings surprise. Dalam pelaporan nilai earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast
dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings announcement. 5. Earning per share adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. 6. Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini umumnya harga saham akan mengalami peningkatan. Peningkatan pada harga saham, tentunya akan berimbas pada kenaikan return dari saham tersebut. 7. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini pada umumnya harga saham akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya juga akan berimbas pada return saham tersebut. 8. Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian yang diterima selama periode tertentukarena melakukan investasi. 9. Divident Payout Ratio (DPR), yaitu nilai dividen tunai per lembar dibagi laba per lembar saham.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kemajuan pasar modal juga ditentukan oleh kualitas dan efisiensi bursa efeknya. Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 yang disusun Bapepam merencanakan untuk melakukan penggabungan BEJ dan BES pada tahun 2008. Melalui penggabungan ini dan implementasi dari program-program yang terarah, maka diharapkan terdapat pengembangan pasar yang lebih terfokus dan terpadu, efisiensi dalam pengembangan dan pemasaran produk, penghematan biaya dan pengembangan teknologi informasi, serta perbaikan infrastruktur perdagangan. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada pengenaan biaya jasa pelayanan yang semakin murah kepada pelaku pasar yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia. Penggabungan bursa efek bukanlah berita baru dalam pasar modal dunia. Beberapa bursa efek dunia telah membentuk aliansi dengan bursa lain untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditasnya. Contohnya adalah Euronext (penggabungan antara bursa Paris, Amsterdam dan Brussel), Newex (penggabungan antara Deutsche Borse dan bursa Vienna), Norex (penggabungan antara bursa Kopenhagen, Stockholm, Oslo dan Irlandia) dan penggabungan antara Sidney Future Exchange dan New Zealand Futures dan Options Exchanges.
Kecenderungan lain yang berkembang adalah demutualisasi bursa efek. Tujuan dilakukannya demutualisasi bursa efek antara lain adalah memperluas kepemilikan saham bursa efek, meningkatkan alternatif sumber dana untuk pengembangan bursa, serta menghindarkan benturan kepentingan antara bursa dan anggota bursa sebagai pemegang saham.
B. Analisa danPembahasan a. Data Objek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa data utama yang digunakan sebagai variabel penelitian. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Surprise Earnings Announcement Data Surprise Earning Annoucement diperoleh oleh peneliti sesuai perhitungan dengan rumus yang berdasarkan kepada persamaan 3.3 untuk mencari Standarized Unexpected Earnings (SUE). Pada persamaan tersebut SUE diperoleh dari nilai earnings actual (earning per share) dikurangi dengan nilai dividend cash dibagi standar deviasi return saham. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Standarized Unexpected Earnings Pada Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009) Kode Perusahaan 2007 2008 2009 AALI 36.26881 1.048545 27.78649 ASII 16356.24 15791.81 19789.55 BBCA 5528.099 3021.587 3745.255 BNBR 4324.351 5322.506 4734.799 BDMN 3442.489 3453.709 2648.456 BLTA 1963.292 4956.464 145.0723 BMRI 35.13659 247.993 301.282 BNBR 91.16181 -1862.54 4.734248 BNGA 834.5456 413.9516 1279.052 BNII 103.6023 759.2228 102.0206 BTEL 8.996357 5.674443 4.043041 BUMI 1941.817 1990.047 1140.506 INDF 0.506731 0.590061 1.495526 ISAT 39617.61 18222.69 28129.47 KIJA 79.36761 -160.507 111.2564 KLBF 1072.309 1029.229 1092.677 LSIP 4802.299 5480.807 4166.199 PGAS 4015.628 -163.922 1988.86 PNBN 2886.1 2360.484 1776.009 PNLF 793.6693 652.7054 343.4392 PTBA 1146.701 981.3968 6258.333 SMCB 289.5889 482.3862 1530.984 TLKM 6563.79 8281.582 15663.73 UNTR 7056.858 7948.972 7692.754 Sumber: hasil pengolahan data penelitian 2010 Tabel 4.1 adalah merupakan data Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang dihasilkan dari perhitungan secara manual yang dilakukan oleh peneliti dan akan bertindak sebagai variabel Y (dependent) dalam penelitian ini.
2. Divident Payout Ratio Untuk memperoleh data Divident Payout Ratio (DPR) peneliti melakukan perhitungan melalui berdasarkan kepada rumus
persamaan 3.2 untuk menghitung Divident Payout Ratio (DPR). Adapun hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Divident Payout Ratio (DPR) Hasil Divident Payout Ratio (DPR) Kode Perusahaan 2007 2008 2009 AALI -1.90939 -0.05563 -3.25253 ASII 0.099357 0.383209 0 BBCA 0.325397 0.42684 0.193761 BNBR 0 0 0 BDMN 0.496671 0.299528 0 BLTA 0.273988 0.014728 0 BMRI 0.887998 0.348444 0.087379 BNBR 0 0 0 BNGA 0.497681 0.450053 0 BNII 0.842548 0 0 BTEL 0 0 0 BUMI 0.20105 0.138938 0 INDF 0.414218 0.398947 0 ISAT 0 0.5 0 KIJA 0 0 0 KLBF 0.143906 0.179598 0 LSIP 0 0.305999 0 PGAS 0 1.512319 0.055078 PNBN 0 0 0 PNLF 0 0 0 PTBA 0.500015 0 0.069024 SMCB 0 0 0 TLKM 0.714387 0.56371 0.057768 UNTR 0 0.262575 0.359244 Sumber: data diolah dari dividend cash dan earning per share di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 4.2 adalah perolehan perhitungan dividend payout ratio (DPR). Adapun dividend payout ratio (DPR) dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel X 2 (variabel independen kedua).
3. Return Saham
Untuk memperoleh data return saham peneliti melakukan perhitungan data dengan menggunakan rumus pada persamaan 3.1. Adapun hasil perhitungan return saham tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Return Saham Hasil Perhitungan Return Saham Kode Perusahaan 2007 2008 2009 AALI 0.0763 (0.0501) 0.0527 ASII 0.0621 (0.0608) 0.1114 BBCA 0.0301 (0.0444) 0.0348 BNBR 0.0338 (0.0253) 0.0514 BDMN 0.0154 (0.0560) 0.0664 BLTA 0.0416 (0.0869) 0.0132 BMRI 1.1763 (0.0308) 0.0782 BNBR 0.0593 (0.0938) 0.0673 BNGA 0.0019 (0.0339) 0.0414 BNII 0.0186 0.0211 (0.0020) BTEL 0.0536 (1.3721) 0.1295 BUMI 0.1783 (0.1132) 0.1362 INDF 0.0775 (0.0450) 0.0952 ISAT 102.0833 (137.0833) (0.0991) KIJA 0.0027 (0.0254) 0.0301 KLBF 0.0233 (0.0285) (0.0101) LSIP 0.0474 (0.1020) 0.0871 PGAS 0.0070 (0.0810) 0.1156 PNBN 0.0481 (0.0694) 0.0983 PNLF 0.0474 (0.0312) 0.1171 PTBA 0.0307 (0.0968) 0.0676 SMCB 0.0162 (0.0006) 0.0298 TLKM 0.0180 (0.0426) 0.0648 UNTR 0.2655 (0.0189) 0.0856 Sumber: data diolah dari harga saham di Bursa Efek ndonesia (BEI) 2010 Tabel 4.3 adalah merupakan data hasil perhitungan return saham berdarkan kepada rumusan pada persamaan 3.1. Return saham merupakan variabel X 1 (variabel independen kesatu) dalam penelitian ini.
b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika inferential. Ada beberapa cara untuk mengeksplorasi asumsi normalitas ini, antara lain uji normalitas Shapiro-Wilk dan Uji Normalitas Lilliefors (Kolmogorov- Smirnov) yang terdapat dalam prosedur SPSS. Secara grafis dalam prosedur SPSS ada dua jenis yang akan ditampilkan dalam uji normalitas, yaitu normal probability plot dan detrended normal plot. Dalam normal probability plot setiap nilai data yang diamati dipasangkan dengan nilai harapannya (expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik nilai data akan terletak kurang lebih dalam suatu garis normal. Dalam detrended normal plot yang digambarkan adalah simpangan dari nilai data terhadap garis lurus. Jika sampel data berasal dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titik- titik nilai data tidak akan membentuk pola tertentu dan akan tersebar di sekitar garis mendatar yang melalui titik nol. (Stanislaus S. Uyanto, 2009: 41).
Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan normal probability plot, sebagai berikut: Gambar 4.1 Gambar Normal Probability Plot (Normal P P Plot)
Dari Normal Probability Plot (Normal P-P) gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik data membentuk pola linear sehingga konsisten dengan distribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas Digunakannya beberapa variabel bebas tersebut saling berkorelasi atau yang dikenal dengan adanya multikolinearitas di antara variabel bebas. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 91)
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Colinearity Statistics 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c t e d
C u m
P r o b Dependent Variable: SUE_Y Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Tolerance VIF .904 .904 1.106 1.106
Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.4 yang dapat terlihat bahwa nilai VIF dan TOLERANCE dari data penelitian dapat dikatakan mengandung multikolienaritas memiliki nilai TOLERANCE lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antara variabel bebas tidak ada yang mempunyai korelasi atau persamaan tidak mengandung multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi Data yang baik dalam penelitian regresi adalah data yang tidak memiliki autokorelasi antar variabelnya. Dalam melakukan uji autokorelasi dengan menggunakan grafik, tidak jarang akan ditemui kesulitan untuk menentukan ada atau tidaknya autokorelasi. Penilaian yang subjektif , tentunya akan dapat mengakibatkan berbedanya kesimpulan antara satu orang dengan lainnya. Apabila gambar yang dilihat mempunyai skala yang berbeda. Oleh karena itu, uji formal tetap lebih diutamakan. Salah satu uji formal yang paling populer untuk mendeteksi
autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 189). Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson dari tabel 4.5 di atas adalah sebesar 1.803. Jika nilai statistik DW dijadikan pendekatan untuk menghitung autokorelasi, maka: = 1 DW/2 = 1 1,803/2 = 0,0985 Dari hasil perhitngan tersebut, membuktikan bahwa DW bernilai 2, maka akan bernilai 0 yang berarti tidak ada autokorelasi. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 225).
d. Uji Heteroskedastisitas Bila multikolinearitas hanya mungkin terjadi dalam regresi linear majemuk, maka heteroskedastis ini dapat pula terjadi pada regresi sederhana. Sebagaimana salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model regresi bersifat BLUE maka var (u i ) harus sama dengan 2 (konstan) atau dengan residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi seperti inilah disebut dengan homoskedastis, sedangkan bila varian tidak Durbin Watson
1.803
konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastis. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 109). Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Hipotesa Uji hipotesa ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk
menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk kepentingan tersebut, maka semua koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yang disebut dengan uji-F dan uji-t. Uji-F digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersama- sama, sedangkan uji-t untuk menguji koefisien regresi, termasuk intercept secara individu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 16). a. Uji-F (ANOVA) Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Adapun cara pengujian dalam regresi sederhana maupun regresi majemuk sama, yaitu dengan menggunakan suatu tabel yang disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of Variance). (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 17). Tabel 4.6 Hasil Uji ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 70.072 2 35.036 6.057 .005(a) Residual 242.958 42 5.785 Total 313.030 44
Pada tabel 4.6, dapat dijelaskan nilai dari ketiga komponen yang ada dalam tabel ANOVA. Dari formulanya dapat terlihat nilai Sum of Squared Regression (SSR) yaitu sebesar 70,072, nilai dari Sum of Squared Error/Residual (SSE) yaitu sebesar 242,958 dan nilai dari Sum of Squared Total (SST) yaitu sebesar
313,030. Kemudian degree of freedom (df), di mana k adalah jumlah variabel bebas (koefisien slope) yaitu sebesar 2. Kemudian nilai 42 didapat dari n-k-1 yaitu 45-2-1=42 dan 44 didapat dari n-1 yaitu 45-1=44. Didapatkan nilai F hitung adalah 6,057 dengan tingkat signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE).
b. Uji-t (Uji Parsial) Uji-t (Uji Parsial) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan suatu uji disebut dengan uji-t. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 18). Berikut adalah hasil uji-t dari penelitian ini: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji-t
Coefficients a 1.332 1.285 1.036 .306 -.596 .254 -.335 -2.344 .024 .617 .194 .454 3.172 .003 (Constant) RS_X1 DIV_X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. T C Dependent Variable: SUE_Y a.
Jika return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dan jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Pada kolom Sig. nilai return saham adalah 0,024 atau probabilitas di bawah 5%, maka return saham signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE) dan pada kolom Sig. dividend payout adalah 0,003 atau probabilitas di bawah 5%, maka dividend payout signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Untuk menguji apakah masing-masing koefisien regresi signifikan digunakan uji-t dengan hasil sebagai berikut: 1. Variabel return saham : H 0 : 1 =0 terhadap H 1 : 1 0, hasil uji- t: t = -2,344 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42 dan P-value = 0,024 yang lebih kecil dari =0,05. Hal ini merupakan bukti kuat penolakan H 0 : 1 =0. 2. Variabel dividend payout: H 0 : 2 =0 terhadap H 1 : 2 0, hasil uji-t: t = 3,172 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42 dan P-value = 0,003 yang lebih kecil dari =0,05. Hal ini merupakan bukti kuat penolakan H 0 : 2 =0.
c. Uji Koefesien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R 2 , merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) ini mencerminkan seberapa variasi dari variabel terikat Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan nol (R 2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat dijelaskan oleh X sama sekali. Sementara bila R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya persamaan regresi ditentukan oleh R 2 -nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 20). Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Change Statistics Mod el
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .473(a) .224 .187 2.40515 .224 6.057 2 42 .005
Pada tabel 4.8 di atas, menunjukkan nilai Koefisien Determinasi (R 2 ). Di samping itu, terlihat pula adanya nilai Adjusted R Square atau dilambangkan Adj R 2 . Nilai R Square adalah 0.224 yang berarti 22,4% nilai Standarize Unexpected Earnings (SUE) dapat dijelaskan oleh variabel return saham dan dividend payout, sedangkan isinya sebesar 77,6% dijelaskan oleh variabel lain.
c. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) Hasil uji regresi linear berganda Standarized Unexpexted Earnings (SUE) sebagai variabel dependen return saham dan dividend payout sebagai variabel independen dilihat dari hasil output SPSS berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Pada tabel 4.9, menyajikan hasil estimasi baik estimasi tunggal maupun interval. Di samping itu juga terdapat hasil perhitungan standar error masing-masing koefisien, yang akan Coefficients a 1.332 1.285 1.036 .306 -.596 .254 -.335 -2.344 .024 .904 1.106 .617 .194 .454 3.172 .003 .904 1.106 (Constant RS_X1 DIV_X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: SUE_Y a.
berguna baik untuk menghitung interval keyakinan maupun untuk melakukan uji signifikansi koefisien (uji-t). Persamaan regresi berganda yang diperoleh adalah: Y = 1,332 + (0,596)X 1 + 0,617 X 2
Keterangan: Y = Standardized Unexpected Earnings (SUE) X 1 = return saham X 2 = dividend payout
Dari hasil analisa statistik di atas dapat disimpulkan adanya informasi Standardized Unexpected Earnings (SUE) mampu mempengaruhi besarnya return saham dan dividend payout. Jadi, total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitian ini semuanya mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang diperoleh dari Standardized Unexpected Earnings (SUE). Dari persamaan diatas dapat diketahui apabila nilai return harga saham dan dividend payout nol maka nilai SUE 1.332. Jika return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dengan persyaratan variabel lain konstan, dan jika perubahan harga saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali dengan persyaratan variabel lain konstan.
d. Interpretasi Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (multiple linear regression) pengaruh surprise earnings announcement terhadap return saham dan dividend payout, dinyatakan dalam beberapa teori penelitian sebelumnya. Indra dan Syam (2004) mencoba mendapatkan bukti relevansi nilai informasi laba akuntansi, nilai buku dan total arus kas dalam menjelaskan market value dengan menggnakan model penilaian harga dan return saham. Hasil studi menyatakan pengujian dengan model harga menunjukkan bahwa variabel laba akuntansi, nilai buku dan total arus kas berperan sebagai dasar eksperktasi investor di masa mendatang. Studi Das dan Lev (1994) menguji secara memadai spesifikasi da penjelasan alternatif yang dihubungkan dengan non linear pada hubungan earnings dan return, di mana hasil penelitian menunjukkan ada hubungan non linear antara earnings dan return dengan menggunakan data estimasi tahunan dan dengan prosedur non parametrik tidak menunjukkan hubungan khusus dan ada hubungan non linear antara return saham dengan earnings. Ball dan Brown (1968), memberikan dua estimasi model penelitian dalam pengujian salah satu komponen laporan keuangan yang mempengaruhi harga saham yaitu, pengujian perubahan harga saham (return studies) dan pengujian dari harga saham (levels
studies). Pada 2001, Hsu juga melakukan penelitian mengenai earnings surprise dengan menggunakan konsep Standarized Unexpected Earnings (SUE). Dalam penelitiannya ini, Hsu menemukan adanya hubungan antara earnings surprise dengan return saham pada pasar modal Asia/Pasific dan Eropa. Dalam pasar yang kompetitif, harga keseimbangan dari setiap barang atau jasa adalah pada saat penawaran (supply) sama dengan permintaan keseluruhan. Harga ini mencerminkan kesepakatan nilai dari suatu barang atau jasa yang dicapai oleh pelaku-pelaku di pasar. Menurut Suad Husnan, berdasarkan semua informasi publik yang tersedia pada pasar efisien adalah pasar yang harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi yang relevan. (Suad Husnan, 1998: 256). Hasil dari analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh surprise earnings announcement terhadap return saham dan dividend payout, diperlihatkan deskripsi dari semua variabel yang diregresikan yaitu variabel Y (Standardized Unexpected Earnings-SUE) sebagai variabel dependen untuk mengukur nilai surprise earnings announcement serta variabel X 1 (return saham- RS) dan variabel X 2 (dividend payout-DIV) sebagai variabel independen. Didapatkan nilai F hitung adalah 6,507 dengan tingkat signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara bersama-sama (simultan)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Dari hasil analisa statistik di atas dapat dismpulkan adanya informasi Standardized Unexpected Earnings (SUE) mampu mempengaruhi besarny return saham dan dividend payout. Jadi, total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitan ini semuanya mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang diperoleh dari perhitungan Standardized Unexpected Earnings (SUE). Permasalahan serius yang harus dihadapi seperti earnings announcement ini adalah penting. Alasannya, pertama manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikan semua perusahaan di dunia. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika. Kedua, laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan dialami perusahaan selama satu periode.
e. Analisa Statistik Uji Beda 1. Uji Normalitas Variabel Standard Unexpected Earnings (SUE)
Uji normalitas data One Sample Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui jenis alat statistik yang akan digunakan untuk melakukan uji beda statistik parametrik ataupun uji beda non-parametrik pada penelitian ini. Jika data terdistribusi dengan normal maka alat uji beda yang digunakan Independent Sample Test dan jika data tidak terdistribusi dengan normal maka alat uji beda yang digunakan Mann Whitney. Hasil analisa dalam pengujian Standardized Unexpected Earnings (SUE) menggunakan tingkat signifikansi 5%, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SUE N 70 Mean 5.3017 Normal Parameters a
Std. Deviation 2.39520 Absolute .096 Positive .040 Most Extreme Differences Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z .801 Asymp. Sig. (2-tailed) .543 a. Test distribution is Normal.
Terlihat pada tabel 4.10, pada uji normalitas diatas menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z di atas dapat diketahui bahwa data sebaran Standardized Unexpected Earnings (SUE) terdistribusi dengan normal. Hal ini dapat diketahui melalui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,543 (lebih besar dari 0,05). Sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dikarenakan data sudah terdistribusi dengan normal maka untuk uji beda akan dilakukan dengan menggunakan uji parametrik yaitu independent sample t- test.
2. Uji Independent Sample t-Test Uji independent sample t-test digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal.(Stanislaus S. Uyanto, 2009: 137). Hasil uji independent sample t-test dari penelitian terhadap positive earnings surprise dan negative earnings surprise, sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Independent Sample t-Test Sumber: hasil olah data penelitian 2010 Pada table 4.11 di atas menjelaskan bahwa besar sampel untuk setiap grup adalah positive earnings surprise sebanyak 68 dan negative earnings surprise sebanyak 23. Purata mean adalah positive earnings surprise 5,4801 dan negative surprise earnings -0,7619 dan simpangan baku (standard deviation) adalah sebesar positive earnings surprise sebesar 2,18592 dan negative earnings surprise sebesar 0,11610. Tabel 4.12 Hasil Uji Independent Sample t-Test
Sumber: hasil olah data penelitian 2010 Group Statistics
Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Positif Suprise Earning 68 5.4801 2.18592 .26508 SUE Negatif Suprise Earning 2 -.7619 .11610 .08210
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
F Sig. T Df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper Equal variances assumed 2.901 .093 4.010 68 .000 6.24196 1.55670 3.13562 9.34831 SUE Equal variances not assumed
22.493 49.782 .000 6.24196 .27750 5.68452 6.79941
Pada tabel 4.12 diatas, menejelaskan Uji Levenes Test For Equality of Variances untuk mengetahui apakah asumsi kedua varians sama besar atau berbeda. Dari hasil nilai levenes T test didapat P-value = 0.093 lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa H 0 diterima dan H 1 ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Dikarenakan hasil levenes test diatas menyatakan bahwa asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka kita akan mengunakan uju t test. Pada hasil t-test diperoleh hasil nilai t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai P- value sebesar 0.000 maka P- value (2-tailed) maka dibagi dua : 0,000/2 = 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dalam analisis surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap return saham dan dividend payout. Ketika nilai earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham biasanya akan mengalami kenaikan dan dividend payout juga menaik. Ketika nilai earnings
announcement (negative earnings surprise), maka return saham akan turun dan dividend payout juga menurun.
f. Interpretasi Statistik Uji Beda Earnings dikenal sebagai laba suatu perusahaan yang diumumkan setiap periode pelaporan keuangan. Lapran mengenai nilai earnings perusahaan dilakukan secara berkala baik secara triwulanan (quarterly) maupun secara tahunan (annual) yang dipublikasikan melalui laporan keuangan perusahaan. Pelaporan nilai earnings oleh perusahaan bisa disebut sebagai earnings announcement. Untuk mengetahui earnings announcement secara tepat, harus dibedakan antara expected earnings dan unexpected earnings. Expected earnings adalah informasi yang diharapkan sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar sehingga pada saat pengumuman tidak membuuhkan penyesuaian harga. Sedangkan unexpected earnings adalah bagian yang tidak terduga, tidak terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian harga. Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya, perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings announcement maka terdapat gap yang
melahirkan suatu kondisi yang biasa disebut sebagai earnings surprise. Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami peningkatan. Peningkatan pada harga saham tentu akan berimbas pada kenaikan return dari saham tersebut dan nilai dividend payout. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini umumnya harga saham akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya akan berimbas pada penurunan return dari saham tersebut. Selain hal tersebut juga akan berimbas pada dividend payout pada saat yang bersamaan. (Zaenal Arifin, 2005: 30). Hasil analisa dengan menggunakan uji beda dalam pengujian Standardized Unexpected Earnings (SUE) menggunakan Independent Sample t-Test terhadap positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Dijelaskan dalam Uji Levenes test For Equality of variances didapat P-value=0,093 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H 0 diterima dan H 1
ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dengan negative earnings surprise.
Dikarenakan hasil Levenes test menyatakna bahwa asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji t- test. Pada hasil t-test diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai P-value sebesar0,000 maka P-value (2- tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000 kurang dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dengan negative earnings surprise. Perbedaan tersebut juga akan berpengaruh terhadap return saham dan dividend payout. Ketika nilai earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham dan dividend payout biasanya akan mengalami kenaikan dan ketika nilai earnings announcement (negative earnings surprise), maka return saham dan dividend payout akan turun. Semakin berkembangnya penelitian di bidang keuangan pada perkembangan perspektif earning yang bukan hanya dalam konteks informasi (information pperspective), artinya penelitian-penelitian tidak hanya terfokus pada upaya untuk mendeteksi keberadaan, bagaimana dan konsekuensi earnings tetapi mengalami perluasan.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang didapat dari analisis surprise earnings announcement, yaitu: 1. Hasil uji regresi berganda mengenai analisis surprise earning announement terhadap return saham dan dividend payout menunjukkan bahwa koefisien determinasi R 2 sebesar 0,224. hal ini berarti, variabel independen (return saham dan dividend payout). Hal ini berarti variabel dependen (Standardized Unexpected Earnings (SUE)) sebesar 22,4%, sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji regresi berganda, menyatakan bahwa jika return saham baik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dan jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Dengan F hitung sebesar 6,057 pada tingkat signifikansi 0,005 (lebih kecil dari 0,05) atau dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dan dividend payout. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Neddham
Jones dan Frank Bacon (2007) melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang tersedia. 2. Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan independent sample t- test yang dilakukan dalam penelitian ini, bahwa pada periode sampel pada tahun 2007 hingga tahun 2009 dengan menggunakan perusahaan LQ-45 memiliki tingkat signifikansi kurang dari alpha 0,05. Dikarenakan hasil Levenes test menyatakan bahwa asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji t-test. Pada hasil t-test diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai P- value sebesar0,000 maka P-value (2-tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000 kurang dari 0,05. Dengan demikian H 0 ditolak berarti ada perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian pada skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan
Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ- 45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005), dengan hasil uji beda menggunakan paired sample t-test yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Standardized Unexpected Earnings (SUE).
B. Implikasi 1. Bagi investor yaitu, disarankan agar menggunakan informasi keuangan lainnya, seperti informasi arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan serta untuk melihat pengaruh earnings terhadap jumlah pemegang saham baik institusional maupun individu. 2. Bagi perusahaan yaitu, kesadaran emiten atau perusahaan untuk lebih terbuka dalam informasi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan. Dalam hal ini pembeli saham agar semua informasi yang dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan dapat diperoleh dengan mudah dan cepat sehingga pasar modal Indonesia dapat lebih sehat dan menguntungkan bagi semua pihak. 3. Bagi peneliti, yaitu bagi penelitian selanjutnya adalah perlunya menambah jumlah sampel yang digunakan dan mempertimbangkan pengaruh perusahaan besar dan kecil (size effect), melihat pengaruh secara lebih rinci terhadap sampel penelitian bahwa pengaruh earnings dapat diuraikan menjadi beberapa kelompok sampel sesuai dengan penggolongan serta perlunya memperpanjang periode pengamatan
sehingga hasilnya lebih akurat dan perlunya penggunaan variabel nilai sebagai populasi yang baik untuk earnings di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kammaruddin. Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004.
Alhusin, Syahri. Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 for Windows. Edisi Reivisi. Jakarta: Graha Ilmu, 2002.
Arifin, Zaenal. Teori Keuangan Dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonusa, 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002.
Ari Ambarwati, Sri Dewi. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham Dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat Bisnis Volume 12 Nomor 1, 2008.
Ary Gumanti, Tatang dan Sri Utami, Elok. Bentuk Pasar efisien Dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 14 Nomor 1, 2002.
Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 2004.
Ball, R dan Brown, P. An Empirical Of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research. 6 (2), pp 159-178, 1968.
Beaver, W.H. The Information Content Of Annual Earnings Announcement. Empirical Research In Accounting: Selected Studies. Journal Of Accounting Research, page: 67-92, 1968.
Berkman, N. A Primer On Random Walk In The Stock Market. New England Economic Review: 32-49, 1978.
Dass, S and Lev, B. Nonlinearity In The Returns-Earnings Relation: Test Of Alternative Spesification And Explanation. Contemporary Accounting Research, 11, pp. 353-379, 1994.
Della V, Stefano. Problem Set On Earnings Announcement. Journal Of Accounting Research, 2009.
Fama, E.F. Efficient Capital Market: A Review Of An Empirical Work. Journal Of Finance: 383-417, 1970.
Foster George, Chris Olson dan Terry Shelvin. Earnings Release Anomalies And The Behaviour Of Security Returns. The Accounting Review Vol. LIX No 4 pp. 63-92, 1984.
Foster, G. Financial Statement Analysis. 2 nd Edition. New Jeraey: John Willey and Sons, 1986.
Gunawan, Greta dan Chandra Prasetya, Agatha. Analisis Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES 2001-2003). Skripsi Universitas Kristen Petra, 2005.
Hamid, Abdul. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. FEIS Press, 2007.
Harahap, S. S. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Harjito, D. Agus. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Di Bursa Saham Kuala Lumpur. Jurnal Siasat Bisnis, 2003.
Haugen, R.A. Modern Investment Theory. Fifth Edition, New Jersey, Prentice Hall, 2001.
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE, 1996.
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 1998. Hsu, H. Christine. Earnings Surprise And Stock Returns: Some Evidence From Asia/Pasific and Europe. Business Quest, 2001.
Indra dan Syam, F. Hubungan Laba, Nilai Buku dan Total Arus Kas Dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar, Bali, pp. 931-947, 2004.
Jones, Needham dan Bacon, Frank. Surprise Earnings Announcement: A Test Of Market Efficiency. Proceddings Of The Academy Of Accounting And Financial Studies Volume 12 Nomor 1, 2007.
Jones, Charles P.Investment: Analysis And Management. John Willey And Sons California. 6th Edition, 1998.
Kleiman, Robert T., Payne, James E dan Sahu, Anandi P. Random Walks And Market Efficiency: Evidence From International Real Estate Markets. JRER Volume 24 Nomor 3, 2002.
Kurniawati, Indah. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal Return Dan Tingkat Likuiditas Saham. JAAI Volume 10 No. 2, 2006.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Nachrowi, D Nachrowi dan Usman, Hardius. Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006.
Naim Ainun dan Finn Frank. Announcement Effect And Market Efficiency In A Thin Market. Asia Pasific Journal Of Management pp 243-265, 2000.
Purwoto, Agus. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Rahmawati. Relevansi Nilai Earnings Dengan Pendekatan Terintegrasi: Hubungan Non Linear. JAAI Vol 9 No : 45-59, 2005.
Rodoni, Ahmad. Analisis Teknikal Dan Fundamental Pada Pasar Modal (Disertai Hasil Penelitian). Jakarta: Penerbit Center For Social Economics Studies (CSES) Press, 2005.
Rodoni, Ahmad dan Ali HT, Herni. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010.
Rodoni, Ahmad dan Yong, Othman. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio. Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2002.
Setiawan, Doddy. Pengujian Efisiensi Pasar bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis pengumuman Dividen Meningkat. Tesis S-2 UGM, 2001.
Setyowati, W. Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan: Studi Kasus Misscellaneous Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 9 (1), PP 76-88, 2002.
Siahaan, Hinsa. Perkembangan Peranan Pasar Derivatif Membantu Peningkatan Efisiensi Pasar Keuangan Indonesia. Jurnal Keuangan dan Moneter Volume 9 Nomor 3, 2006.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ke Empat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Sulistyanto, H. Sri. Manajemen Laba (Teori Dan Model Empiris). Jakarta: Penerbit Grasindo, 2008.
Sulistyastuti, Dyah Ratih. Saham Dan Obligasi (Ringkasan Teori Dan Soal Jawab). Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), 2002.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), 2010.
Truong, Cameron dan Shane, Philip B. A New Measure Of Earnings News And Post Earnings Announcement Drift. Journal University Of Auckland Business School And Leeds School Of Business At The University Of Colorado, 2008.
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Edisi Tiga. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
Wu, Wei dan Shafer Glenn. A Study Of Autocorrelations And Lead-Lag Effects Using Game-Theoretic Efficient- Market Hypotheses. Journal Of Rutgers Business School, 2007.
Yong, O. Introduction To Financial Theory. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997.
www.idx.co.id
www.yahoo.com
LAMPIRAN 1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 2007-2009)
No. Kode Efek Nama Perusahaan 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk 2. ASII Astra Internasional Tbk 3. BBCA Bank Central Asia Tbk 4. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 8. BNBR Bakrie & Brothers Tbk 9. BNGA Bank Niaga Tbk 10. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 11. BTEL Bakrie Telecom Tbk 12. BUMI Bumi Resources Tbk 13. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14. ISAT Indosat Tbk 15. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 16. KLBF Kalbe Farma Tbk 17. LSIP PP London Sumatera Tbk 18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 19. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 20. PNLF Panin Life Tbk 21. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 22. SMCB Holcim Indonesia Tbk 23. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 24. UNTR United Tractors Tbk
LAMPIRAN 2 DAFTAR HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009)
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 12,600 13,200 28,000 30,200 9,800 22,750 Februari 13,200 12,550 30,200 31,600 22,750 22,300 Maret 12,550 12,600 31,600 25,850 22,300 21,650 April 12,600 15,750 25,850 23,700 21,650 21,050 Mei 15,750 15,100 23,700 26,450 21,050 21,500 Juni 15,100 13,750 26,450 29,550 21,500 19,300 Juli 13,750 15,350 29,550 21,900 19,300 16,850 Agustus 15,350 14,300 21,900 17,950 16,850 17,800 September 14,300 16,800 17,950 12,950 17,800 15,800 Oktober 16,800 22,500 12,950 6,050 15,800 14,100 November 22,500 25,450 6,050 8,450 14,100 12,850 Desember 25,450 28,000 8,450 9,800 12,850 10,900 Astra Internasional Tbk (ASII) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 14,000 14,850 27,300 27,250 10,550 13,000 Februari 14,850 14,050 27,250 27,850 13,000 11,300 Maret 14,050 13,200 27,850 24,250 11,300 14,250 April 13,200 14,400 24,250 20,000 14,250 18,000 Mei 14,400 16,400 20,000 21,000 18,000 20,800 Juni 16,400 16,900 21,000 19,250 20,800 23,800 Juli 16,900 18,750 19,250 22,550 23,800 29,300 Agustus 18,750 17,850 22,550 20,800 29,300 30,150 September 17,850 19,250 20,800 17,100 30,150 33,350 Oktober 19,250 25,600 17,100 9,350 33,350 31,300 November 25,600 25,000 9,350 10,200 31,300 32,350 Desember 25,000 27,300 10,200 10,550 32,350 34,700
Bank Central Asia Tbk (BBCA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 5,250 5,100 7,300 3,550 3,350 2,750 Februari 5,100 4,925 3,550 3,575 2,750 2,350 Maret 4,925 5,100 3,575 3,250 2,350 3,100 April 5,100 5,300 3,250 3,000 3,125 3,350 Mei 5,300 5,250 3,000 2,775 3,400 3,375 Juni 5,250 5,450 2,775 2,475 3,425 3,525 Juli 5,450 6,300 2,475 3,025 3,525 3,775 Agustus 6,300 6,000 3,025 3,175 3,775 4,250 September 6,000 6,150 3,175 3,150 4,275 4,625 Oktober 6,150 7,300 3,150 2,700 4,700 4,575 November 7,300 7,100 2,700 2,700 4,500 4,800 Desember 7,100 7,300 2,700 3,250 4,800 4,850 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 5,150 5,300 7,400 7,000 4,575 4,550 Februari 5,300 4,750 7,000 7,200 4,550 3,725 Maret 4,750 5,050 7,200 6,300 3,725 4,200 April 5,050 5,250 6,300 5,950 4,200 5,800 Mei 5,250 6,100 5,950 5,800 5,800 6,250 Juni 6,100 5,750 5,800 5,100 6,250 6,300 Juli 5,750 6,300 5,100 6,100 6,300 7,300 Agustus 6,300 6,250 6,100 5,850 7,300 7,600 September 6,250 6,600 5,850 5,400 7,600 7,500 Oktober 6,600 7,750 5,400 3,450 7,500 7,100 November 7,750 7,800 3,450 3,400 7,100 7,400 Desember 7,800 7,400 3,400 4,575 7,400 7,650 Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 6,800.00 5,900.00 8,000 7,200 3,150 2,275 Februari 6,000 5,750 7,200 7,650 2,250 2,625 Maret 5,800 6,550 7,250 6,900 2,625 3,125 April 6,550 6,450 6,800 5,700 2,450 3,125 Mei 6,350 7,000 5,750 5,700 3,125 3,750 Juni 7,050 6,900 5,700 4,700 3,850 4,825 Juli 6,900 8,450 4,700 5,550 4,825 4,825 Agustus 8,300 8,050 5,500 5,400 4,850 4,700 September 8,050 8,450 5,350 4,900 4,675 4,950 Oktober 8,400 8,650 4,950 2,600 4,975 4,550 November 8,850 8,300 2,725 2,625 4,425 4,425
Desember 8,400 8,000 2,600 3,100 4,350 4,550 Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 1,740 1,660 2,650 2,325 610 475 Februari 1,660 1,750 2,325 2,425 475 500 Maret 1,750 1,880 2,350 2,050 500 520 April 1,890 2,025 2,050 2,050 530 650 Mei 2,000 1,950 2,075 2,075 650 820 Juni 1,950 2,050 2,075 1,920 830 850 Juli 2,025 1,890 1,910 1,880 850 830 Agustus 1,880 1,550 1,860 1,760 830 740 September 1,550 1,950 1,750 1,330 740 790 Oktober 1,940 2,175 1,280 650 790 710 November 2,200 2,150 650 450 680 660 Desember 2,200 2,650 430 580 670 650 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 2,900 2,575 3,500 3,325 2,100 1,820 Februari 2,600 2,325 3,375 3,275 1,820 1,740 Maret 2,350 2,500 3,200 3,150 1,740 2,175 April 2,500 3,075 3,200 2,875 2,225 2,775 Mei 3,075 3,250 2,900 2,900 2,750 2,975 Juni 3,275 3,125 2,900 2,600 3,025 3,175 Juli 3,125 3,525 2,625 2,975 3,150 4,175 Agustus 3,475 3,250 2,950 2,825 4,200 4,100 September 3,250 3,525 2,800 2,650 4,125 4,700 Oktober 3,525 3,775 2,550 1,560 4,725 4,675 November 3,850 3,550 1,600 1,490 4,500 4,450 Desember 3,600 3,500 1,500 2,025 4,400 4,700 Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 155 172 290 305 50 50 Februari 172 182 305 345 50 50 Maret 182 187 345 510 50 50 April 187 240 510 510 50 85 Mei 240 300 510 530 87 88 Juni 300 295 530 530 90 90 Juli 295 305 530 400 90 105 Agustus 305 270 400 345 106 132 September 270 300 345 245 132 131 Oktober 300 315 245 145 131 98 November 315 295 145 59 90 89
Desember 295 290 59 50 89 85 Bank Niaga Tbk (BNGA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 920 900 900 710 495 425 Februari 900 770 720 760 415 395 Maret 770 740 740 750 400 470 April 740 840 750 680 480 700 Mei 830 870 680 960 730 690 Juni 870 820 960 960 700 620 Juli 830 940 960 960 620 700 Agustus 920 900 950 890 710 690 September 900 870 890 720 680 700 Oktober 870 860 720 470 690 680 November 870 850 500 420 660 730 Desember 850 900 420 495 710 710 Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 245 225 285 300 380 340 Februari 225 195 300 340 340 300 Maret 190 193 335 465 295 320 April 192 188 465 460 330 465 Mei 190 192 455 465 455 400 Juni 193 179 465 465 400 380 Juli 179 191 460 460 380 430 Agustus 190 202 460 460 430 390 September 200 235 420 310 395 395 Oktober 235 260 415 465 390 360 November 260 270 465 490 360 345 Desember 270 285 490 370 345 330 Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 245 255 420 365 51 50 Februari 260 285 365 375 50 52 Maret 285 290 365 340 52 51 April 290 290 345 285 50 109 Mei 290 425 285 270 110 135 Juni 430 410 270 265 140 130 Juli 410 445 265 245 130 138 Agustus 435 360 240 295 139 147
September 355 400 295 250 147 141 Oktober 405 460 230 66 141 113 November 470 420 67 52 108 134 Desember 420 420 52 51 134 147 Bumi Resources Tbk (BUMI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 900 1,080 6,000 6,400 960 510 Februari 1,080 1,210 6,400 7,700 510 770 Maret 1,210 1,330 7,700 6,200 760 820 April 1,330 1,380 6,200 6,650 820 1,480 Mei 1,380 1,750 6,650 8,050 1,500 1,960 Juni 1,750 2,275 8,050 8,200 2,000 1,860 Juli 2,275 2,700 8,200 6,750 1,860 2,800 Agustus 2,700 2,550 6,750 5,500 2,850 2,900 September 2,550 3,575 5,500 3,200 2,925 3,225 Oktober 3,575 4,800 3,200 2,175 3,225 2,375 November 4,800 5,650 2,175 1,010 2,200 2,350 Desember 5,650 6,000 1,010 910 2,325 2,425 Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 1,350 1,690 2,575 2,825 930 980 Februari 1,690 1,560 2,825 2,925 980 880 Maret 1,560 1,520 2,925 2,325 880 940 April 1,520 1,640 2,325 2,275 940 1,280 Mei 1,640 1,730 2,275 2,800 1,280 1,780 Juni 1,730 2,025 2,800 2,400 1,780 1,890 Juli 2,025 2,000 2,400 2,275 1,890 2,275 Agustus 2,000 1,860 2,275 2,250 2,275 2,500 September 1,860 1,930 2,250 1960 2,500 3,025 Oktober 1,930 2,200 1960 1090 3,025 3,075 November 2,200 2,525 1090 970 3,075 3,075 Desember 2,525 2,575 970 930 3,075 3,550 Indosat Tbk (ISAT) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 6,750 6,000 8,650 7,100 5,750 5,650 Februari 6,000 5,900 7,100 6,850 5,650 4,200 Maret 5,900 6,250 6,850 7,100 4,200 4,725 April 6,250 6,800 7,100 6,050 4,725 5,600 Mei 6,800 6,750 6,050 5,750 5,600 5,300 Juni 6,750 6,500 5,750 6,750 5,300 4,975 Juli 6,500 7,250 6,750 6,500 4,975 5,450 Agustus 7,250 7,200 6,500 6,150 5,450 5,250
September 7,200 7,700 6,150 6,100 5,250 5,450 Oktober 7,700 8,700 6,100 5,300 5,450 5,150 November 8,700 8,300 5,300 5,100 5,150 4,850 Desember 8,300 8,650 5,100 5,750 4,850 4,725 Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 155 166 230 181 50 50 Februari 166 179 181 174 50 50 Maret 179 220 174 136 50 50 April 220 195 136 107 50 76 Mei 195 225 107 143 76 100 Juni 225 215 143 128 100 106 Juli 215 265 128 134 106 131 Agustus 265 220 134 119 131 127 September 220 285 119 92 127 133 Oktober 285 240 92 53 133 117 November 240 194 53 50 117 118 Desember 194 230 50 50 118 119 Kalbe Farma Tbk (KLBF) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 1,190 1,300 1,260 1,200 400 465 Februari 1,300 1,220 1,200 1,050 465 650 Maret 1,220 1,210 1,050 980 650 620 April 1,210 1,260 980 910 620 900 Mei 1,260 1,240 910 880 900 880 Juni 1,240 1,390 880 850 880 1,010 Juli 1,390 1,490 850 800 1,010 1,310 Agustus 1,490 1,360 800 750 1,310 1,270 September 1,360 1,330 750 650 1,270 1,330 Oktober 1,330 1,360 650 365 1,330 1,220 November 1,360 1,220 365 410 1,220 1,250 Desember 1,220 1,260 410 400 1,250 1,300 PP London Sumatera Tbk (LSIP) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 6,600 5,300 10,650 12,100 2,925 3,000 Februari 5,300 6,000 12,100 12,550 3,000 3,325 Maret 6,000 6,200 12,550 8,950 3,325 3,300 April 6,200 6,550 8,950 9,150 3,300 4,925 Mei 6,550 6,600 9,150 10,300 4,925 5,750
Juni 6,600 6,500 10,300 10,500 5,750 6,000 Juli 6,500 6,600 10,500 7,900 6,000 6,900 Agustus 6,600 6,500 7,900 5,750 6,900 7,800 September 6,500 6,950 5,750 3,550 7,800 7,650 Oktober 6,950 9,650 3,550 1,960 7,650 7,800 November 9,650 10,500 1,960 2,725 7,800 8,100 Desember 10,500 10,650 2,725 2,925 8,100 8,350 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 11,600 9,400 15,350 13,400 1,860 2,200 Februari 9,400 8,950 13,400 13,800 2,200 1,900 Maret 8,950 9,350 13,800 14,150 1,900 2,150 April 9,350 10,500 14,150 12,100 2,150 2,600 Mei 10,500 10,250 12,100 14,000 2,600 2,875 Juni 10,250 9,450 14,000 13,000 2,875 3,150 Juli 9,450 9,250 13,000 12,200 3,150 3,500 Agustus 9,250 10,250 12,200 2,550 3,500 3,475 September 10,250 12,050 2,550 2,175 3,475 3,650 Oktober 12,050 14,000 2,175 1,400 3,650 3,625 November 14,000 16,900 1,400 1,840 3,625 3,650 Desember 16,900 15,350 1,840 1,860 3,650 3,900 Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 580 590 680 610 580 530 Februari 590 570 610 650 530 430 Maret 570 550 650 640 430 540 April 550 630 640 590 540 610 Mei 630 610 590 620 610 610 Juni 610 640 620 840 610 660 Juli 640 740 840 890 660 720 Agustus 740 670 890 930 720 730 September 670 700 930 760 730 860 Oktober 700 730 760 525 860 780 November 730 660 525 520 780 740 Desember 660 680 520 580 740 760 Panin Life Tbk (PNLF) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 165 177 195 158 83 75 Februari 177 156 158 164 75 59 Maret 156 169 164 149 59 67 April 169 168 149 170 67 79 Mei 168 168 170 160 79 103
Juni 168 205 160 210 103 110 Juli 205 205 210 210 110 114 Agustus 205 191 210 240 114 135 September 191 191 240 156 135 125 Oktober 191 215 156 81 125 130 November 215 194 81 80 130 165 Desember 194 195 80 83 165 156 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 3,525 3,125 12,000 11,400 6,900 7,400 Februari 3,125 3,300 11,400 11,450 7,400 7,200 Maret 3,300 3,450 11,450 10,050 7,200 6,750 April 3,450 3,900 10,050 10,600 6,750 9,500 Mei 3,900 5,250 10,600 14,600 9,500 11,250 Juni 5,250 6,550 14,600 16,400 11,250 11,600 Juli 6,550 6,650 16,400 13,650 11,600 13,600 Agustus 6,650 5,750 13,650 14,500 13,600 13,000 September 5,750 6,550 14,500 9,350 13,000 14,100 Oktober 6,550 9,050 9,350 5,475 14,100 15,200 November 9,050 12,100 5,475 6,900 15,200 16,450 Desember 12,100 12,000 6,900 6,900 16,450 17,250 Holcim Indonesia Tbk (SMCB) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 670 650 1,560 1,380 630 580 Februari 650 660 1,380 1,200 580 550 Maret 660 720 1,200 910 550 700 April 720 760 910 900 700 1,000 Mei 760 950 900 1,110 1,000 1,100 Juni 950 1,010 1,110 1,120 1,100 1,450 Juli 1,010 1,030 1,120 1,160 1,450 1,260 Agustus 1,030 1,140 1,160 1,150 1,260 1,330 September 1,140 1,400 1,150 850 1,330 1,620 Oktober 1,400 1,650 850 445 1,620 1,500 November 1,650 1,750 445 435 1,500 1,550 Desember 1,750 1,560 435 630 1,550 1,630 Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 10,100 9,450 10,150 9,250 6,900 6,300 Februari 9,450 8,900 9,250 9,800 6,300 6,300
Maret 8,900 9,850 9,800 9,650 6,300 7,550 April 9,850 10,500 9,650 8,850 7,550 7,850 Mei 10,500 9,550 8,850 8,100 7,850 7,450 Juni 9,550 9,850 8,100 7,300 7,450 7,500 Juli 9,850 11,200 7,300 7,700 7,500 8,950 Agustus 11,200 10,850 7,700 8,000 8,950 8,400 September 10,850 11,000 8,000 7,150 8,400 8,650 Oktober 11,000 10,750 7,150 5,400 8,650 8,400 November 10,750 10,150 5,400 5,850 8,400 9,000 Desember 10,150 10,150 5,850 6,900 9,000 9,450 United Tractors Tbk (UNTR) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Open Close Open Close Open Close Januari 6,550 6,750 10,900 13,300 4,400 5,050 Februari 6,750 6,950 13,300 13,250 5,050 5,350 Maret 6,950 7,400 13,250 12,550 5,350 6,750 April 7,400 7,900 12,550 12,050 6,750 9,000 Mei 7,900 7,550 12,050 14,450 9,000 10,150 Juni 7,550 8,250 14,450 12,150 10,150 9,950 Juli 8,250 8,600 12,150 11,400 9,950 12,950 Agustus 8,600 8,100 11,400 10,350 12,950 13,500 September 8,100 8,200 10,350 9,450 13,500 15,600 Oktober 8,200 10,950 9,450 3,150 15,600 15,000 November 10,950 11,250 3,150 3,975 15,000 14,950 Desember 11,250 10,900 3,975 4,400 14,950 15,500
LAMPIRAN 3 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009)
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0476 0.0786 1.3214 Februari (0.0492) 0.0464 (0.0198) Maret 0.0040 (0.1820) (0.0291) April 0.2500 (0.0832) (0.0277) Mei (0.0413) 0.1160 0.0214 Juni (0.0894) 0.1172 (0.1023) Juli 0.1164 (0.2589) (0.1269) Agustus (0.0684) (0.1804) 0.0564 September 0.1748 (0.2786) (0.1124) Oktober 0.3393 (0.5328) (0.1076) November 0.1311 0.3967 (0.0887) Desember 0.1002 0.1598 (0.1518) Return Rata-Rata 0.0763 (0.0501) 0.0527
Astra Internasional Tbk (ASII) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0607 (0.0018) 0.2322 Februari (0.0539) 0.0220 (0.1308) Maret (0.0605) (0.1293) 0.2611 April 0.0909 (0.1753) 0.2632 Mei 0.1389 0.0500 0.1556 Juni 0.0305 (0.0833) 0.1442 Juli 0.1095 0.1714 0.2311 Agustus (0.0480) (0.0776) 0.0290 September 0.0784 (0.1779) 0.1061 Oktober 0.3299 (0.4532) (0.0615) November (0.0234) 0.0909 0.0335 Desember 0.0920 0.0343 0.0726 Return Rata-Rata 0.0621 (0.0608) 0.1114
Bank Central Asia Tbk (BBCA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.0286) (0.5137) (0.1791) Februari (0.0343) 0.0070 (0.1455) Maret 0.0355 (0.0909) 0.3191 April 0.0392 (0.0769) 0.0720 Mei (0.0094) (0.0750) (0.0074) Juni 0.0381 (0.1081) 0.0292 Juli 0.1560 0.2222 0.0709 Agustus (0.0476) 0.0496 0.1258 September 0.0250 (0.0079) 0.0819 Oktober 0.1870 (0.1429) (0.0266) November (0.0274) - 0.0667 Desember 0.0282 0.2037 0.0104 Return Rata-Rata 0.0301 (0.0444) 0.0348
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0291 (0.0541) (0.0055) Februari (0.1038) 0.0286 (0.1813) Maret 0.0632 (0.1250) 0.1275 April 0.0396 (0.0556) 0.3810 Mei 0.1619 (0.0252) 0.0776 Juni (0.0574) (0.1207) 0.0080 Juli 0.0957 0.1961 0.1587 Agustus (0.0079) (0.0410) 0.0411 September 0.0560 (0.0769) (0.0132) Oktober 0.1742 (0.3611) (0.0533) November 0.0065 (0.0145) 0.0423 Desember (0.0513) 0.3456 0.0338 Return Rata-Rata 0.0338 (0.0253) 0.0514
Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.1324) (0.1000) (0.2778) Februari (0.0417) 0.0625 0.1667 Maret 0.1293 (0.0483) 0.1905 April (0.0153) (0.1618) 0.2755 Mei 0.1024 (0.0087) 0.2000 Juni (0.0213) (0.1754) 0.2532 Juli 0.2246 0.1809 - Agustus (0.0301) (0.0182) (0.0309) September 0.0497 (0.0841) 0.0588 Oktober 0.0298 (0.4747) (0.0854) November (0.0621) (0.0367) - 111
Desember (0.0476) 0.1923 0.0460 Return Rata-Rata 0.0154 (0.0560) 0.0664 Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.0460) (0.1226) (0.2213) Februari 0.0542 0.0430 0.0526 Maret 0.0743 (0.1277) 0.0400 April 0.0714 - 0.2264 Mei (0.0250) - 0.2615 Juni 0.0513 (0.0747) 0.0241 Juli (0.0667) (0.0157) (0.0235) Agustus (0.1755) (0.0538) (0.1084) September 0.2581 (0.2400) 0.0676 Oktober 0.1211 (0.4922) (0.1013) November (0.0227) (0.3077) (0.0294) Desember 0.2045 0.3488 (0.0299) Return Rata-Rata 0.0416 (0.0869) 0.0132
Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.1121) (0.0500) (0.1333) Februari (0.1058) (0.0296) (0.0440) Maret 0.0638 (0.0156) 0.2500 April 0.2300 (0.1016) 0.2472 Mei 0.0569 - 0.0818 Juni (0.0458) (0.1034) 0.0496 Juli 0.1280 0.1333 0.3254 Agustus (0.0647) (0.0424) (0.0238) September 0.0846 (0.0536) 0.1394 Oktober 0.0709 (0.3882) (0.0106) November (0.0779) (0.0688) (0.0111) Desember (0.0278) 0.3500 0.0682 Return Rata-Rata 1.1763 (0.0308) 0.0782
Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.1097 0.0517 - Februari 0.0581 0.1311 - Maret 0.0275 0.4783 - April 0.2834 - 0.7000 Mei 0.2500 0.0392 0.0115 Juni (0.0167) - - Juli 0.0339 (0.2453) 0.1667 Agustus (0.1148) (0.1375) 0.2453 September 0.1111 (0.2899) (0.0076) Oktober 0.0500 (0.4082) (0.2519)
November (0.0635) (0.5931) (0.0111) Desember (0.0169) (0.1525) (0.0449) Return Rata-Rata 0.0593 (0.0938) 0.0673 Bank Niaga Tbk (BNGA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.0217) (0.2111) (0.1414) Februari (0.1444) 0.0556 (0.0482) Maret (0.0390) 0.0135 0.1750 April 0.1351 (0.0933) 0.4583 Mei 0.0482 0.4118 (0.0548) Juni (0.0575) - (0.1143) Juli 0.1325 - 0.1290 Agustus (0.0217) (0.0632) (0.0282) September (0.0333) (0.1910) 0.0294 Oktober (0.0115) (0.3472) (0.0145) November (0.0230) (0.1600) 0.1061 Desember 0.0588 0.1786 - Return Rata-Rata 0.0019 (0.0339) 0.0414
Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.0816) 0.0526 (0.1053) Februari (0.1333) 0.1333 (0.1176) Maret 0.0158 0.3881 0.0847 April (0.0208) (0.0108) 0.4091 Mei 0.0105 0.0220 (0.1209) Juni (0.0725) - (0.0500) Juli 0.0670 - 0.1316 Agustus 0.0632 - (0.0930) September 0.1750 (0.2619) - Oktober 0.1064 0.1205 (0.0769) November 0.0385 0.0538 (0.0417) Desember 0.0556 (0.2449) (0.0435) Return Rata-Rata 0.0186 0.0211 (0.0020)
Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0408 (0.1310) (0.0196) Februari 0.0962 0.0274 0.0400 Maret 0.0175 (0.0685) (0.0192) April - (0.1739) 1.1800 Mei 0.4655 (0.0526) 0.2273 Juni (0.0465) (0.0185) (0.0714) Juli 0.0854 (0.0755) 0.0615 Agustus (0.1724) 0.2292 0.0576 September 0.1268 (0.1525) (0.0408)
Oktober 0.1358 (0.7130) (0.1986) November (0.1064) (0.2239) 0.2407 Desember - (0.0192) 0.0970 Return Rata-Rata 0.0536 (1.3721) 0.1295 Bumi Resources Tbk (BUMI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.2000 0.0667 (0.4688) Februari 0.1204 0.2031 0.5098 Maret 0.0992 (0.1948) 0.0789 April 0.0376 0.0726 0.8049 Mei 0.2681 0.2105 0.3067 Juni 0.3000 0.0186 (0.0700) Juli 0.1868 (0.1768) 0.5054 Agustus (0.0556) (0.1852) 0.0175 September 0.4020 (0.4182) 0.1026 Oktober 0.3427 (0.3203) (0.2636) November 0.1771 (0.5356) 0.0682 Desember 0.0619 (0.0990) 0.0430 Return Rata-Rata 0.1783 (0.1132) 0.1362
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 340 250 (0.0510) Februari (130) 100 0.1136 Maret (40) (600) (0.0638) April 120 (50) (0.2656) Mei 90 525 (0.2809) Juni 295 (400) (0.0582) Juli (25) (125) (0.1692) Agustus (140) (25) (0.0900) September 70 (290) (0.1736) Oktober 270 (870) (0.0163) November 325 (120) - Desember 50 (40) (0.1338) Return Rata-Rata 102.0833 (137.0833) (0.0991)
Indosat Tbk (ISAT) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.1111) (0.1792) (0.0174) Februari (0.0167) (0.0352) (0.2566) Maret 0.0593 0.0365 0.1250 April 0.0880 (0.1479) 0.1852 Mei (0.0074) (0.0496) (0.0536) Juni (0.0370) 0.1739 (0.0613) Juli 0.1154 (0.0370) 0.0955 Agustus (0.0069) (0.0538) (0.0367)
September 0.0694 (0.0081) 0.0381 Oktober 0.1299 (0.1311) (0.0550) November (0.0460) (0.0377) (0.0583) Desember 0.0422 0.1275 (0.0258) Return Rata-Rata 0.0233 (0.0285) (0.0101) Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0710 (0.2130) - Februari 0.0783 (0.0387) - Maret 0.2291 (0.2184) - April (0.1136) (0.2132) 0.5200 Mei 0.1538 0.3364 0.3158 Juni (0.0444) (0.1049) 0.0600 Juli 0.2326 0.0469 0.2358 Agustus (0.1698) (0.1119) (0.0305) September 0.2955 (0.2269) 0.0472 Oktober (0.1579) (0.4239) (0.1203) November (0.1917) (0.0566) 0.0085 Desember 0.1856 - 0.0085 Return Rata-Rata 0.0474 (0.1020) 0.0871
Kalbe Farma Tbk (KLBF) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0924 (0.0476) 0.1625 Februari (0.0615) (0.1250) 0.3978 Maret (0.0082) (0.0667) (0.0462) April 0.0413 (0.0714) 0.4516 Mei (0.0159) (0.0330) (0.0222) Juni 0.1210 (0.0341) 0.1477 Juli 0.0719 (0.0588) 0.2970 Agustus (0.0872) (0.0625) (0.0305) September (0.0221) (0.1333) 0.0472 Oktober 0.0226 (0.4385) (0.0827) November (0.1029) 0.1233 0.0246 Desember 0.0328 (0.0244) 0.0400 Return Rata-Rata 0.0070 (0.0810) 0.1156
PP London Sumatera Tbk (LSIP) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.1970) 0.1362 0.0256 Februari 0.1321 0.0372 0.1083 Maret 0.0333 (0.2869) (0.0075) April 0.0565 0.0223 0.4924 Mei 0.0076 0.1257 0.1675 Juni (0.0152) 0.0194 0.0435 Juli 0.0154 (0.2476) 0.1500
Agustus (0.0152) (0.2722) 0.1304 September 0.0692 (0.3826) (0.0192) Oktober 0.3885 (0.4479) 0.0196 November 0.0881 0.3903 0.0385 Desember 0.0143 0.0734 0.0309 Return Rata-Rata 0.0481 (0.0694) 0.0983 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.1897) (0.1270) 0.1828 Februari (0.0479) 0.0299 (0.1364) Maret 0.0447 0.0254 0.1316 April 0.1230 (0.1449) 0.2093 Mei (0.0238) 0.1570 0.1058 Juni (0.0780) (0.0714) 0.0957 Juli (0.0212) (0.0615) 0.1111 Agustus 0.1081 (0.7910) (0.0071) September 0.1756 (0.1471) 0.0504 Oktober 0.1618 (0.3563) (0.0068) November 0.2071 0.3143 0.0069 Desember (0.0917) 0.0109 0.0685 Return Rata-Rata 0.0307 (0.0968) 0.0676
Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0172 (0.1029) (0.0862) Februari (0.0339) 0.0656 (0.1887) Maret (0.0351) (0.0154) 0.2558 April 0.1455 (0.0781) 0.1296 Mei (0.0317) 0.0508 - Juni 0.0492 0.3548 0.0820 Juli 0.1563 0.0595 0.0909 Agustus (0.0946) 0.0449 0.0139 September 0.0448 (0.1828) 0.1781 Oktober 0.0429 (0.3092) (0.0930) November (0.0959) (0.0095) (0.0513) Desember 0.0303 0.1154 0.0270 Return Rata-Rata 0.0162 (0.0006) 0.0298
Panin Life Tbk (PNLF) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0727 (0.1897) (0.0964) Februari (0.1186) 0.0380 (0.2133) Maret 0.0833 (0.0915) 0.1356 April (0.0059) 0.1409 0.1791 Mei - (0.0588) 0.3038 Juni 0.2202 0.3125 0.0680
Juli - - 0.0364 Agustus (0.0683) 0.1429 0.1842 September - (0.3500) (0.0741) Oktober 0.1257 (0.4808) 0.0400 November (0.0977) (0.0123) 0.2692 Desember 0.0052 0.0375 (0.0545) Return Rata-Rata 0.0180 (0.0426) 0.0648 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.1135) (0.0500) 0.0725 Februari (0.0638) 0.0044 (0.0270) Maret 0.1040 (0.1223) (0.0625) April 0.1818 0.0547 0.4074 Mei 0.5217 0.3774 0.1842 Juni 0.6795 0.1233 0.0311 Juli 0.2667 (0.1677) 0.1724 Agustus (0.1221) 0.0623 (0.0441) September (0.0150) (0.3552) 0.0846 Oktober 0.5739 (0.4144) 0.0780 November 0.8473 0.2603 0.0822 Desember 0.3260 - 0.0486 Return Rata-Rata 0.2655 (0.0189) 0.0856
Holcim Indonesia Tbk (SMCB) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.0299) (0.1154) (0.0794) Februari 0.0154 (0.1304) (0.0517) Maret 0.0909 (0.2417) 0.2727 April 0.0556 (0.0110) 0.4286 Mei 0.2500 0.2333 0.1000 Juni 0.0632 0.0090 0.3182 Juli 0.0198 0.0357 (0.1310) Agustus 0.1068 (0.0086) 0.0556 September 0.2281 (0.2609) 0.2180 Oktober 0.1786 (0.4765) (0.0741) November 0.0606 (0.0225) 0.0333 Desember (0.1086) 0.4483 0.0516 Return Rata-Rata 0.0775 (0.0450) 0.0952
Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari (0.0644) (0.0887) (0.0870) Februari (0.0582) 0.0595 - Maret 0.1067 (0.0153) 0.1984 April 0.0660 (0.0829) 0.0397 Mei (0.0905) (0.0847) (0.0510)
Juni 0.0314 (0.0988) 0.0067 Juli 0.1371 0.0548 0.1933 Agustus (0.0313) 0.0390 (0.0615) September 0.0138 (0.1063) 0.0298 Oktober (0.0227) (0.2448) (0.0289) November (0.0558) 0.0833 0.0714 Desember - 0.1795 0.0500 Return Rata-Rata 0.0027 (0.0254) 0.0301 United Tractors Tbk (UNTR) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bulan Return Saham Return Saham Return Saham Januari 0.0305 0.2202 0.1477 Februari 0.0296 (0.0038) 0.0594 Maret 0.0647 (0.0528) 0.2617 April 0.0676 (0.0398) 0.3333 Mei (0.0443) 0.1992 0.1278 Juni 0.0927 (0.1592) (0.0197) Juli 0.0424 (0.0617) 0.3015 Agustus (0.0581) (0.0921) 0.0425 September 0.0123 (0.0870) 0.1556 Oktober 0.3354 (0.6667) (0.0385) November 0.0274 0.2619 (0.0033) Desember (0.0311) 0.1069 0.0368 Return Rata-Rata 0.0474 (0.0312) 0.1171
LAMPIRAN 4 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND PAYOUT RATIOPERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009)
LAMPIRAN 8 HASIL UJI REGRESI BERGANDA (Multiple Linear Regression Analysis)
Regression
Descriptive Statistics 5.5722 2.66727 45 -2.815431 1.4998359 45 4.153014 1.9610845 45 SUE_Y RS_X1 DIV_X2 Mean Std. Deviation N Correlations 1.000 -.195 .350 -.195 1.000 .310 .350 .310 1.000 . .100 .009 .100 . .019 .009 .019 . 45 45 45 45 45 45 45 45 45 SUE_Y RS_X1 DIV_X2 SUE_Y RS_X1 DIV_X2 SUE_Y RS_X1 DIV_X2 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N SUE_Y RS_X1 DIV_X2 Variables Entered/Removed b DIV_X2, RS_X1 a . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered. a. Dependent Variable: SUE_Y b.
a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1 b Dependent Variable: SUE_Y
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 70.072 2 35.036 6.057 .005(a) Residual 242.958 42 5.785 Total 313.030 44
a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1 b Dependent Variable: SUE_Y
Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change .224 6.057 2 42 .005 1.803 Model Summary b .473 a .224 .187 2.40515 .224 6.057 2 42 .005 1.803 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics Durbin- Watson Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1 a. Dependent Variable: SUE_Y b. Coefficients a 1.332 1.285 1.036 .306 -.596 .254 -.335 -2.344 .024 .904 1.106 .617 .194 .454 3.172 .003 .904 1.106 (Constant) RS_X1 DIV_X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: SUE_Y a.
Collinearity Diagnostics a 2.690 1.000 .01 .02 .02 .260 3.216 .00 .40 .29 .050 7.317 .99 .57 .69 Dimension 1 2 3 Model 1 Eigenvalue Condition Index (Constant) RS_X1 DIV_X2 Variance Proportions Dependent Variable: SUE_Y a.
Residuals Statistics a 1.4287 7.3332 5.5722 1.26196 45 -6.77322 5.07402 .00000 2.34985 45 -3.283 1.395 .000 1.000 45 -2.816 2.110 .000 .977 45 Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Dependent Variable: SUE_Y a. 3 2 1 0 -1 -2 -3 Regression Standardized Residual 20 15 10 5 0 F r e q u e n c y Mean =2.77E-16 Std. Dev. =0.977 N =45 Dependent Variable: SUE_Y Histogram
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c t e d
C u m
P r o b Dependent Variable: SUE_Y Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 2 1 0 -1 -2 -3 -4 Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 0 -1 -2 -3 R e g r e s s i o n
S t a n d a r d i z e d
R e s i d u a l Dependent Variable: SUE_Y Scatterplot
LAMPIRAN 9
HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SUE N 70 Mean 5.3017 Normal Parameters a
Std. Deviation 2.39520 Absolute .096 Positive .040 Most Extreme Differences Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z .801 Asymp. Sig. (2-tailed) .543 a. Test distribution is Normal.
Group Statistics
Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Positif Suprise Earning 68 5.4801 2.18592 .26508 SUE Negatif Suprise Earning 2 -.719 .11610 .08210
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
F Sig. t Df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper Equal variances assumed 2.901 .093 4.010 68 .000 6.24196 1.55670 3.13562 9.34831 SUE Equal variances not assumed