Professional Documents
Culture Documents
Bab 6
Bab 6
Bab 6
2NH4+ (aq) + SO42- (aq) + 2K+ (aq) + 2OH- (aq) 2NH3 (g) + 2H2O (g) +
2K+ (aq) + SO42- (aq)
2NH4+ (aq) + 2OH- (aq)
e. 2Al (s) + 3CuSO4 (aq)
2.
3.
a. basa
f. oksida asam
b. garam
g. oksida asam
c. logam
h. oksida basa
d. oksida basa
i. basa
e. asam
j. logam
a. larut
b. larut
4.
c. sukar larut
g. tidak larut
d. larut
h. larut
e. larut
i. tidak larut
f. larut
j. tidak larut
a. elektrolit kuat
d. elektrolit kuat
b. elektrolit lemah
e. elektrolit kuat
c. elektrolit kuat
5.
6.
a. 2HNO2 (aq)
b. NH4OH (aq)
c. H2CO3 (aq)
d. H2S2O3 (aq)
H2O (l)
H2O (l)
7.
NH4NO3 (aq)
CH3COONH4 (aq)
NH4+ (aq)
Cu(OH)2 (s)
a) Al
2AgCl (s)
RR : 2Al(s) + 3H2SO4(aq)
Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
2Al3(aq) + 3SO42-(aq) +
3H2(g)
RIB : 2Al(s) + 6H+(aq)
b) Ag
c) Zn
RR : Zn(s) + CuSO4(aq)
2Al3+(aq) + 3H2(g)
ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn2+(aq) + Cu(s)
e) Fe
RR : Fe(s) + 3AgNO3(aq)
Fe(NO3)3(aq) + 3Ag(s)
Fe3+(aq)+ 3Ag(s)
Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
14.
(CH3COO)2Ca(s) + H2O
M = 10-1 M
Karena tujuan penambahan Ca(OH)2 adalah penetralan maka volume Ca(OH)2 juga
harus sama dengan volume CH3COOH yaitu 50 ml
15. Reaksi : A(s) + 2HCl(aq)
ACl2(aq) + H2(g)
2 = 40
0,05
PbCl2(s) + 2NaNO3(aq)
BaSO4(s) +2NaNO3(aq)
Ion-ion yang terdapat dalam larutan setelah reaksi : Ba2+, SO42-,Na+, dan NO3-
Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
2,7 g
Mol Al = ------- = 0,1 mol
27
Mol H2SO4 = 500 ml x 2 M = 1000 mmol = 1 mol
Mol Al
0,1
---------- = ----- = 0,05
Koef Al
2
Mol H2SO4
1
----------------- = ---- = 0,33
Koef H2SO4
3
Oleh karena hasil bagi Al lebih kecil maka pereaksi pembatasnya
adalah Al
a) mol H2 = 3/2 x 0,1 mol = 0,15 mol
Volume H2 = 0,15 x 22,4 = 3,36 L
b) mol H2SO4 sisa = 1 (3/2 x 0,1) = 1 0,15 = 0,85 mol
Reaksi penetralan : mol H+ = mol OH2 x mol H2SO4 = Volume x M
2 x 0,85 mol = V x 1 M
V
= 1,7 L
19. Untuk menyelesaikan persoalan ini perlu digunakan tabel yang menggambarkan
perubahan mol reaktan dan produk :
Reaksi
: H2SO4(aq) + 2NaOH(aq)
Mula-mula
100
Bereaksi
Akhir
-0,05V
(0,4 V + 40)
Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
0,1 V
-0,1 V
0,05 V
0,1 V
0,05 V
0,1 V
CaO(s) + 2HCl(aq)
28
28
2Al(s) + 3H2SO4(aq)
2
Persamaan total = x + (0,75 x) = 35 x 10-3 mol
24
16
Cu(s) + HCl(aq)
ZnCl2(aq)+ H2(g)
16
2,24 L/mol
23.
a) Kegunaan fenol ftalein adalah untuk mengindikasikan apakah asam dan basa yang
bereaksi sudah tetap ekivalen atau belum (atau untuk mengidentifikasi titik ekivalen)
b) Kita tidak dapat menentukan titik ekivalen tanpa larutan PP karena reaksi yang terjadi
tidak kasat mata
c) Kita dapat mengganti PP dengan indikator lain bromtimol biru. Bedanya BB
memberikan warna biru saat titik akhir tercapai. Atau menggunakan indikator metil
merah yang akan memberi warna kuning saat titik akhir tercapai.
d) Indikator PP dapat ditempatkan dalam buret; hanya saja volumenya harus
diperhitungkan dengan cermat agar perhitungan volume NaOH 0,1 M yang dipakai
tepat.
24. Langkah kerja penentuan kadar larutan NaOH dengan kegunaan ion HCl 0,1 M
1) masukan 20 ml larutan HCl dan 3 tetes pH ke dalam sebuah gelas erlenmeyer
2) Isi buret dengan ion NaOH hingga garis 0 ml
3) Tetesi ion HCl dengan on NaOH hingga terjadi perubahan warnanya menjadi merah
muda
4) Ulangi ketiga langkah diatas sampai diperoleh 3 data yang hampir sama
25. Kemolaran ion asam asetat :
V1 M1 = V2 M2
Vasam . Masam = Vbasa . Mbasa
25 ml . Masam = 18 ml . 0,1 M
Masam = 18 . 0,1 = 0,072 M
25
26.
a) Reaksi KOH(aq)
K+(aq) + OH-(aq)
Valensi basa = 1
= 20,04 ml
0,1 0,0001
e) kurva titrasi
13 pH pada titik
ekivalen
pH
74 20
Volume HCl 0,1 M
f) indikator yang dapat digunakan untuk reaksi ini adalah :
- Bromtimol biru
- PP
27.
a) Reaksi : KOH(aq)
K+(aq) + OH-(aq)
Valensi basa = 1
pH
20
Volume CH3COOH
e) karena secara teori titik ekivalen tercapai pada pH sekitar 8 9, maka sebaiknya
digunakan PP sebagai sebagai indikator sehingga saat pH larutan sudah mencapai 8 9
langsung terjadi perubahan warna. PP akan merubah warna larutan merahnya menjadi
bening.
28. Trayek pH MM adalah 4,2 6,3. Secara teori titik ekivalen titrasi Al dengan BK adalah 8
9 yang akan mengakibatkan kegagalan pengamatan karena saat titik ekivalen tercapai, tidak
ada perubahan warna.
29.
a) Reaksi : HCl(aq)
H+(aq) + Cl-(aq)
Valensi asam = 1
= -log [H+]
= -log (M x valensi asam)
= -log (0,1 x 1)
=1
pH
120
Volume NH3 0,1 M
e) Karena secara teori titik ekivalen tercapai pada pH sekitar 6 -7 maka sebaiknya
digunakan MM sebagai indikator sehingga pada saat pH larutan sudah mencapai 6 -7,
langsung terjadi perubahan warna.
MM akan mengubah warna larutan dari merah menjadi kuning.
30. Trayek pH PP adalah 8,3 10,0. Secara teori titik ekivalen titrasi BL dengan AK adalah 6
7 yang akan mengakibatkan kegagalan pengamatan karena saat titik ekivalen tercapai, tidak
ada perubahan warna.
LATIHAN 6.1
1.
RR : Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq)
CaCl2(aq) + 2H2O(l)
2H2O(l)
RR : Mg(OH)2(s) + 2HNO3(aq)
MgCl2(aq) + 2H2O(l)
RR : Al(OH)3(s) + 3HCl(aq)
AlCl3(aq) + 3H2O(l)
4.
5.
Al3+(aq) + 3H2O(l)
RR : CuO(s) + 2HCl(aq)
CuCl2(s) + H2O(l)
CuCl2(s) + H2O(l)
CuCl2(s) + H2O(l)
RR : CO2(g) + 2NaOH(aq)
Na2CO3(aq) + H2O(l)
RR : P2O5(s) + 6KOH(aq)
2K3PO4(s) + 3H2O(l)
2K3PO4(s) + 3H2O(l)
2K3PO4(s) + 3H2O(l)
RR : NH3(g) + HNO3(aq)
7.
6.
Mg2+ + 2H2O(l)
NH4NO3(aq)
NH4+(aq) + NO3-(aq)
NH4+(aq)
RR : Na2CO3(aq) + H2SO4(aq)
Na2SO4(aq) + H2O(l)
9.
H2O(l) + CO2(g)
RR : ZnS(s) + 2HCl(aq)
ZnCl2(aq) + + H2S(g)
Zn2+(aq) + H2S(g)
RR : 2AgNO3(aq) + CaCL2(aq)
2AgCl(s) + Ca(NO3)2(aq)
RR : CaSO4(aq) + Na2CO3(aq)
2AgCl(s)
CaCO3(s) + Na2SO4(aq)
(aq)
RR : MgCl2(aq) + 2NaOH(aq)
CaCO3(s)
2NaCl(aq) + Mg(OH)2(aq)
RR : 3BaCL2(aq) + 2Na3PO4(aq)
Mg(OH)2(aq)
6NaCl(aq) + Ba3(PO4)2(s)
RR : 2Al(s) + 3H2SO4(aq)
Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
15.
Ba3(PO4)2(s)
2Al3+(aq) + 3H2(g)
RR : 2Al(s) + 3CuSO4(aq)
Al2(SO4)3(aq) + 3Cu(s)
2Al3+(aq) + 3Cu(s)
LATIHAN 6.2
1. Larutan netral berarti mol asam = mol basa
a) mol H+ = mol OHmol HCl = mol NaOH
VxM=VxM
20 ml x 0,2 M = V x 0,1 M
V = 40 ml
b) mol H+ = mol OHmol CH3COOH = mol NaOH
VxM=VxM
20 ml x 0,2 M = V x 0,1 M
V = 40 ml
c) Ca(OH)2 adalah ion basa sehingga saat direaksikan dengan NaOH yang terjadi
bukanlah reaksi asam basa. Poin C ini tidak perlu dikerjakan
2. Reaksi : 2Al(s) + 3H2SO4(aq)
Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
= 0,037
27 g/mol
- zat yang ditanyakan adalah H2SO4 dan H2
Mol H2SO4 = 3/2 x mol Al = 3/2 x 0,037
= 0,056
Mol H2 = 3/2 x mol Al = 3/2 x 0,037
= 0,056
Volume H2 = n x Vm = 0,056 x 22,4
= 1,254
3. Reaksi : 2Na3PO4(aq) + 3CaCl2(aq)
- zat yang diketahui adalah Na3PO4
Ca3(PO4)2(s) + 6NaCl(aq)
CaCl2(aq) + 2H2O(l)
1000
= 0,541 M
100
BaCl2(aq) + 2H2O(l)
Ion-ion yang terdapat dalam campuran adalah ion H+, Cl-, Ba2+, dan OHMol H+ = mol HCl
= 2 x [Ba2+]
= 2 x 0,1 = 0,2 M
Ca(NO3)2(aq) + 2H2O(l)
1
= 3 =1,5
Koef HNO3
Oleh karena hasil bagi HNO3 lebih kecil maka yang lebih dulu habis adalah HNO3.
Artinya tersisa Ca(OH)2 sebanyak : 2 (1/2 x 3) = 0,5 mmol
Jadi, sifat campuran tersebut adalah asam dan harus ditambahkan HNO3 0,1 M untuk
menetralkannya.
Penetralan terjadi jika mol asam = mol basa
Mol H+ = mol OHMol HNO3 = mol Ca(OH)2
0,1 M x V ml = 0,5 mmol
V = 0,5 = 5 ml
0,1
8. Reaksi : 2Al(s) + 3CuSO4(aq)
Al2(SO4)3(aq) + 3Cu(s)
40 g = 1,482
27 g/mol
Mol CuSO4 = 1,5 M x 2L = 3
Mol Al
= 1,482 = 0,741
Koef Al
Mol CuSO4 = 3 = 1
Koef CuSO4
Oleh karena hasil bagi Al lebih kecil maka yang menjadi preaksi pembatas adalah Al
- Massa Cu yang dibebaskan
= mol Cu x Ar Cu
= ( 3/2 x mol Al ) x 63,5
= ( 3/2 x 1,482) x 63,5
= 141,161 g
9. Reaksi :
CaCO3(s) + 2HCl(aq)
Ca(OH)2(s) + 2HCl(aq)
40 % x 25 g = 0,1 mol
Mr CaCO3
(40 + 12 + (3x16)
60 % x 25 g = 0,203 mol
(40 + 2 x (16 +1)
2V = 0,2 + 0,406
V = 0,2 + 0,406 = 0,303 L
2
= 303 ml
10. Reaksi :
Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq)
50 ml
Pada reaksi 2 : massa CaCO3
= mol CaCO3
Mr CaCO3
= mol Na2CO3
(40 + 12 + 48)
= 100 ml x 0,08 M = 0,08 mg
100
Mr
= 1,8 x 106
1,25 x 20
= 7,632 %
12. Reaksi : xM(a) + H2SO4(aq)
M2(SO4)x(aq) + H2(g)
1M2(SO4)x + cH2
Zat
Sebelum
Sesudah
Persamaan
M
H
S
O
bereaksi
a
2b
b
4b
bereaksi
2
2c
x
4x
a = 2..(1)
2b = 2c b = c ..(2)
b = x .....(3)
4b = 4x b = x .(4)
Dari persamaan(3) didapat bahwa b=x sehingga persamaan(2) bisa diubah menjadi :
b=c
c=x
2M + xH2SO4
Mol M
= Koef M
Mol H2SO4
1M2(SO4)x + xH2
Koef H2SO4
0,1
=2
Mol H2
0,1
= 2
0,1
x=2
M2(SO4)2 + 2H2
2MSO4 + 2H2
Setelah disederhanakan :
M + H2SO4
13.
Diket :
MSO4 + H2
Dit : Mr = .?
Jawab:
PV nRT V n.R
P1.V 1 P 2.V 2
R1
R2
V1 V 2
R1 R 2
V1 V 2
6
5
6 0,25
n1
0,3
n1
n2
n1 0,25
5
2
0,3 0, 2 mol
3
5,49 gr
massa
27 gr/mol
mol
0,2 mol
14.
15.
Diket:
2,87 endapan
2,87 gr
0,02 mol total 2 0,02 0,04 mol
143,5 gr/mol
x
x
n AgNO 3
58,5
58,5
2,02 - x
2,02 - x
n MgCl 2
n AgNO 3 2
95
95
4,04 2 x
95
n NaCl
Persamaan :
x
4,04 x
Susunan :
NaCl 0,64 gram
22 x 14,04
- 14,04
x
0,64 gr
- 22
16.
mol NaCl
1,775 gr
0,03
58,5 gr/mol
x
x
n HCl
84
84
1,9-x
1,9 - x
n Na 2 CO 3
n HCl 2
106
106
1,9 x
53
n NaHCO 3
53 x 1,9 x 84 0,03 53 84
53 x 159,6 84 x 133,56
31x 26,6
- 26,6
x
0,84 gr
- 31
Latihan 6.3
1.
a. > 7
b. < 7
c. sekitar 7
Persamaan :
x
1,9 x
Susunan :
NaCl 0,84 gram
MgCl 2 1,9 - 0,84 1,06 gram
2.
a.
pH awal
25 0,15
37,5 mL
0,1
3.
a.
NH3
pH awal
NH4OH
[OH-] = 0,12 M
pOH = 2 log 12, maka pH = 14 (2 - log 12) = 12 + log 12
b. pH pada titik akhir titrasi = 6 7
c. pada titik ekivalen pH netral
mol asam = mol basa
V1 . M 1 V2 . M 2
25 2 V2 V2
25 0,12
30 mL
0,1
d. Indikator yang digunakan adalah MM (metil merah) karena range pH pada saat titik
ekivalen antara 6-7 dimana indikator pp dapat bekerja secara baik, sehingga hasil
perubahan warna akan tampak jelas dan mudah diamati.
e.
4.
a. (i) pH = 7
mol HCl = mol NaOH
V1 . M 1 V2 . M 2
20 0,10,1 V2 V2
20 0,1
20 mL
0,1
5.
25 0,1
40 mL
0,05
143 gr/mol
mol
0,01 mol
143 - 106 37
Mr Na 2 CO 3 106 Mr anhidrat
2,055 2
18
18
Rumus : Na 2 CO 3 .2H 2 O
6.
x
x
0,0215
0,215 M
0,1
7.
a). Persamaan ion adalah suatu cara pemaparan reaksi kimia yang melibatkan larutan
elektrolit yang juga merupakan reaksi antarion.
b). Kurva titrasi adalah grafik yang menyatakan perubahan pH pada titrasi asam-basa.
c). Titik ekivalen adalah titik yang menyatakan pH pada saat asam dan basa tepat sama
(ekivalen) pada titrasi.
d). Titik akhir titrasi adalah titik yang menyatakan pH pada saat indikator tepat
menunjukkan perubahan warna pada titrasi.
2.
3.
a).
b).
c).
4.
a). Indikator yang sesuai untuk titrasi asam kuat dan basa kuat antara lain metil merah,
bromtimol biru, atau fenolftalein (PP) sesuai dengan pH range kerja mereka, karena pada
daerah titik ekivalen pH antara 4 10. Namun, perubahan warna yang ditunjukkan oleh
PP lebih tajam, maka PP sering digunakan sebagai indikator pada titrasi ini.
b). Pada titrasi asam lemah dan basa kuat, indikator yang digunakan biasanya adalaha PP.
Indikator ini memiliki range kerja pada pH 8-10. Pada titrasi ini pada daerah titik ekivalen
pH antara 8 10.
c). Pada titrasi basa lemah dan asam kuat, pada daerah sekitar titik ekivalen pH antara 4
7. Indikator yang sesuai adalah metil merah karena range kerjanya pada pH 4 6.
5.
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, titik ekivalen tidak dapat ditunjukkan dengan
indikator metil merah. Hal ini disebabkan karena, pada titik ekivalen pH adalah 7
sedangkan metil merah bekerja pada pH 4 6. Sehingga sebelum titik ekivalen terjadi
indikator telah menunjukkan perubahan warna yang bisa mengakibatkan pengamatan
kurang akurat.
6.
Karena antara asam HX dan NaOH memiliki valensi yang sama yaitu 1, maka volum
NaOH yang diperlukan untuk menitrasi HX kurang lebih sebanding. Maka semakin kuat
asam HX maka volum NaOH yang diperlukan akan semakin banyak.
C (Sudah jelas)
2.
C (Sudah jelas)
3.
A (Sudah jelas)
4.
C (Sudah jelas)
5.
B (Sudah jelas)
6.
E (Sudah jelas)
7.
n Fe 2 (SO 4 ) 3
V
8.
4 gram
0,01 mol mol H2SO4 3 0,01 0,03 mol
400 gram/mol
n
0,03
0,3 L 300 mL
M
0,1
5,4 gram
3
0,2 mol mol H 2 0,2 0,3 mol
27 gram/mol
2
V H 2 22,4 L/mol 0,3 6,72 L
n Al
9.
A (Sudah jelas)
10.
0,02
2
0,01 0,01 mol
2
11.
Mula` 0,2
0,05
BRx
0,05
0,05
0,1
0,05
0,1
0,1
Set Rx 0,1
12.
Mula 10 mmol
20 mmol
BRx
10 mmol
6,67 mmol
1/3 10 mmol
Set Rx
13,33 mmol
3,33 mmol
13.
1
0,2 0,1 mol
2
massa 5,8 gram
Mr
58 gram/mol
mol
0,1 mol
Ar M Mr - (2 Ar H 2 Ar O) 58 - (2 1 2 16) 58 - (2 32)
58 - 34 24
n M(OH) 2
14.
15,6 gram
3
0,2 mol mol H 2 A 0,2 0,3 mol
78 gram/mol
2
29,4 gram
massa
Mr
98 gram/mol
mol
0,3 mol
n L(OH) 3
15.
16.
1 mol
n H2
17.
33,6 L
3
mol L
22,4 L/mol 2
56 L
1
2,5 mol mol L 2,5 2,5 mol
22,4 L/mol
1
60 gram
massa
Mr
24 gram/mol
mol
2,5 mol
n H2
18.
CO2 (g)
n CO 2 0,5 mol PbSO 4 mol PbSO 4 2 mol CO 2
19. C
7,175 g
n AgCl=
0,05 mol
143,5 g/mol
n NaCl = 0,05 mol
20. D
maka x = 1
2,84%
x 10
1, 03 10
M NaCl=
m
m
0,73 g
V=
0, 61 mL
V
1,2 g/mL
n AgCl=
Kadar=
0,61 mL
100% = 36%
1,7 mL
PV = n RT
nRT 0,02 0,082 300
V=
=
=0,492 L
P
1
0,492 L
Kadar =
100% 0, 492% 0, 49%
100 L
II. ESAI
25. Diket:
[HCl] pada lambung = 0,08 M, jika lambung asam [HCl] mencapai 0,1 M
Antacid mengandung 400 mg NaAl(OH)2CO3
Dit:
normal
setelah meminum 1 tablet antacid dengan air 200 mL?
Jawab:
0,4 g
2,8.103 mol
144 g/mol
n
0,0688 mol
=
0, 0688 0, 07 M , maka kondisi lambung
V total
1L
Dit:
Jawab:
V1.M1 =V2 .M 2
0,25 L1,023 mol/L V2 1 V2 =
0,256 mol
= 0,256 L
1 mol/L
27. a).
V1.M1 =V2 .M 2
0,012 L1 mol/L V2 2 V2 =
0,012 mol
= 0,006 L= 6 mL
2 mol/L
(ii) mol NaHSO4 = mol Na2SO4, maka volum NaOH yang dibutuhkan untuk
mengubah H2SO4 menjadi Na2SO4 = 2 x 6 mL = 12 mL
b).
Mula 1 mol
1,2 mol
BRx 1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
Set Rx
0,2 mol
1 mol
1 mol
0,2 mol
0,2 mol
0,2 mol
0,2 mol
0,2 mol
28. Diket:
pH air danau = 4
Dit:
W kapur mati (ton) yang diperlukan untuk mentralkan 1 juta m3 air danau?
Jawab:
pH = 4 H + 104
1 juta m3 air danau = 1.106 m3 x 103 dm3/m3 = 1.109 dm3 = 1.109 L
n air = M x V = 1.10-4 1.109 1.105 mol
V1 . M1 20 mL 0,2 M
0,18 M
V2
22 mL
30. a).
pH
Kurva Titrasi
14
12
10
8
6
4
2
0
9.1
10
20
30