Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE


DI KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA TASIKMALAYA
TAHUN AJARAN 2012/2013


JURNAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi




Oleh

WIDANINGSIH SONJAYA
092154075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013
IMPLEMENTATION of COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE of
THREE LAYERS DISCUSSION in KINGDOM PLANTAE CONCEPT in
10
th
GRADE of the 6
th
PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL at
TASIKMALAYA


Widaningsih Sonjaya *)
Purwati Kuswarini Suprapto*)
widaningsih.sonjaya@gmail.com
*) Biology Education Program Teacher Training and Education Faculty of the
University of Siliwangi Tasikmalaya
Jl. Siliwangi. 24 Post Office Box 164 Tel (0265) 330 634 46 115 Tasikmalaya,
e-mail: info@unsil.ac.id

ABSTRACT

This study aimed to know the effect of cooperative learning model type of
three layered discussion to increasing of study result, on kingdom plantae concept
in 10
th
grade of the 6
th
Public Senior High School at Tasikmalaya.
This research was held on November 2012 April 2013 using true
experimental design. Collected data were pre and post test results that taken
before and after learning proccess activity. The instrument used in this study was
test of student research of learning at the concept of kingdom plantae. The
population in this research held was 10
th
grade of the 6th Public Senior High
School at Tasikmalaya many as 10 classes. The sample used in this study is the X-
1 class as the experimental class and X-4 as the control class taken by random
cluster sampling technique. Analysis using t test with significance level = 0,05
calculation result obtained t is in the rejection H
o
with t
calculate
= 4,5 and t
tab
= 0,03.
Results showed that the experimental class an average N-gain = 0.43
(moderate category) and a control class an average N-gain = 0.34 (moderate
category). The results showed that there was an increase in student learning
process using cooperative learning model type of three layered discussion on the
concept of kingdom plantae in 10
th
class of the 6
th
Public Senior High School at
Tasikmalaya year 2012/2013.


Keyword: cooperatif learning model, three layered discussion, kingdom plantae









PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI
TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE DI KELAS X
SMA NEGERI 6 KOTA TASIKMALAYA


Widaningsih Sonjaya*)
Purwati Kuswarini Suprapto *)
Widaningsih.sonjaya@gmail.com
*)Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115,
e-mail : info@unsil.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil
belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe diskusi tiga lapis pada konsep kingdom plantae di kelas X SMA
Negeri 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 April 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen murni. Teknik
pengumpulan data berupa tes hasil belajar yang dilakukan sebelum dan sesudah
kegiatan belajar mengajar selesai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes hasil belajar siswa pada konsep kingdom plantae. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 6 Tasikmalaya sebanyak 10
kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas X-1 sebagai kelas
eksperimen dan X-4 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik cluster
random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji t dengan taraf nyata =
0,05 hasil perhitungan diperoleh t
hitung
berada di daerah penolakan Ho dengan
t
hitung
= 4,5 dan t
tabel
= 0,03.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki rata-rata
N-gain = 0,43 (kategori sedang) dan kelas kontrol memiliki rata-rata N-gain =
0,34 (kategori sedang). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe diskusi tiga lapis pada konsep kingdom plantae di kelas X SMA
Negeri 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013.


Kata Kunci : model pembelajaran kooperatif, diskusi tiga lapis, kingdom plantae







Pendahuluan
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan.
Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu dilihat dari
segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam
lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai
kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Harapan yang
tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang
disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas, sehingga diperoleh
hasil belajar yang memuaskan. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar
bergantung pada situasi dan kondisi tertentu baik terletak pada diri murid sebagai
pelajar, guru, sarana dan prasarana maupun dalam proses belajar mengajar. Maka
dari itu, dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam
kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Dengan demikian dalam
proses pembelajaran diperlukan penyempurnaan baik dari peningkatan kualitas
guru maupun penerapan perangkat belajar lain, misalnya dengan menggunakan
model pembelajaran agar hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 6
Tasikmalaya, nilai rata-rata ulangan harian biologi siswa kelas X tahun ajaran
2011/2012 pada konsep kingdom plantae masih dibawah KKM yaitu 68,
sedangkan nilai KKM yang harus dicapai adalah 70. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung menggunakan metode
pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas,
serta kurangnya penerapan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa
merasa jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil
belajar siswa pada konsep tersebut kurang memuaskan, oleh sebab itu peneliti
akan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu diskusi tiga
lapis.
Model pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis proses
pembelajarannya diawali dengan demonstrasi materi yang disampaikan oleh guru
kemudian terjadi diskusi interaktif dengan pembagian kelompok siswa
membentuk tiga lapisan lingkaran dimana tiap lapisan merupakan tiap kelompok
dan diakhiri dengan evaluasi siswa. Sehingga pada setiap pertemuannya siswa
tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga dapat melatih kecakapan siswa
berkomunikasi serta menguji kemampuan dirinya tentang penguasaan materi yang
baru saja diperoleh.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan
hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis pada konsep kingdom plantae di
kelas X SMA Negeri 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental
design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 6
Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 10 kelas yang berjumlah 359
orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang
diambil dengan menggunakan cluster random sampling (teknik random atas
himpunan) yang diambil dari populasi. Pada penelitian ini terpilih kelas X-1
sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe diskusi tiga lapis dan kelas X-4 sebagai kelas control dengan menggunakan
model pembelajaran langsung.
Disain penelitian yang akan dilakukan adalah pre test-post test control
group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adalah
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam disain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pre test (tes awal) dengan soal yang telah di uji validitas dan
reliabilitas. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan,
diberikan post test (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep
Kingdom Plantae. Tes berupa pilihan ganda dengan lima option dengan jumlah
50 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Tasikmalaya
semester dua tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian dianalisis dengan mengunakan uji t. Untuk
pre-test -post-test mengunakan uji t dependent, sedangkan untuk N-gain
mengunakan uji t independent.
Untuk pre-test -post-test hipotesis yang diuji adalah :
Ho : hasil pre test sama dengan hasil post test
Ha : hasil pre test tidak sama dengan hasil post test
Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah Terima H
0
jika
- t
tabel
< t
hitung
+t
tabel
. Dari hasil analisis data tersebut diperoleh Pre-test -
Post-test di kelas eksperimen memiliki t
hitung
-6,24
dan
t
tabel
2,03 sehingga
kesimpulannya tolak H
0
karena t
hitung
<+t
tabel
yang berarti bahwa hasil pre-
test tidak sama dengan hasil post-test. Sedangkan Pre-test -Post-test di
kelas kontrol memiliki t
hitung
-4,37
dan
t
tabel
2,03 sehingga kesimpulannya
tolak H
0
karena t
hitung
<+t
tabel
yang berarti bahwa hasil pre-test tidak sama
dengan hasil post-test.
Untuk N-gain eksperimen N-gain kontrol, hipotesis yang diuji
adalah :
Ho : tidak ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe diskusi tiga lapis pada konsep kingdom plantae di kelas X
SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya
Ha : ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga
lapis pada konsep kingdom plantae di kelas X SMA Negeri 6
Kota Tasikmalaya.
Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah Terima H
0
jika
- t
tabel
< t
hitung
+t
tabel
. Dari hasil perhitungan,diperoleh t
hitung
= 4,5 dan
t
tabel
= 0,03 sehingga kesimpulannya tolak H
0
karena t
tabel
<+ t
hitung
yang
berarti bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
diskusi tiga lapis pada konsep kingdom plantae di kelas X SMA Negeri 6
Kota Tasikmalaya. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1
Ringkasan Hasil Uji t dependent

Pre-test -
Post-test
eksperimen
t
hitung
t
tabel

Hasil
Analisis
Kesimpulan
Kesimpulan
Analisis
-6,24 2,03 t
hitung
<+t
tabel
Tolak H
0

Hasil pre-test
tidak sama
dengan hasil
post-test
Pre-test
Post-test
kontrol
-4,37 2,03 t
hitung
<+t
tabel
Tolak H
0

Hasil pre-test
tidak sama
dengan hasil
post-test








Tabel 2
Ringkasan Hasil Uji t independent

N-gain
eksperimen
N-gain
kontrol
t
hitung
t
tabel

Hasil
Analisis
Kesimpulan
Kesimpulan
Analisis
4,5 0,03 t
tabel
<+t
hitung
Tolak H
0

ada peningkatan
hasil belajar
siswa yang
proses
pembelajarannya
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
diskusi tiga lapis
pada konsep
kingdom plantae
di kelas X SMA
Negeri 6 Kota
Tasikmalaya.

b. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di kelas X SMA Negeri 6 Kota
Tasikmalaya, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa
yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe diskusi tiga lapis yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen,
dengan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannnya menggunakan
model pembelajaran langsung yaitu kelas X-4 sebagai kelas kontrol, pada
konsep kingdom plantae. Untuk lebih jelasnya, skor hasil belajar siswa
dapat dilihat dari diagram berikut ini.

Gambar 4 : Diagram Skor Rata-rata pre-test, post-test, dan N-gain
Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa rata-rata N-gain di
kelas eksperimen adalah 0,43 (kategori sedang), sedangkan rata-rata N-
gain di kelas kontrol adalah 0,34 (kategori sedang). Hal tersebut
menunjukan N-gain di kelas eksperimen lebih besar dari N-gain di kelas
kontrol, walaupun sama-sama mempunyai kategori sedang. Rata-rata post-
test di kelas eksperimen 24,61 sedangkan rata-rata post-test di kelas
kontrol 23,90. Adapun KKM mata pelajaran Biologi kelas X di SMA
Negeri 6 Tasikmalaya hasil konversi adalah 24,50. Dari data tersebut
diketahui bahwa kelas eksperimen telah mencapai KKM sedangkan kelas
kontrol belum mencapai KKM. Hal ini menegaskan bahwa pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis
dapat merangsang minat belajar siswa, sehingga memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran langsung di kelas
kontrol. Berarti ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
diskusi tiga lapis pada konsep kingdom plantae di kelas X SMA Negeri 6
Tasikmalaya.
0
5
10
15
20
25
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Pre test 15.88 17.78
Post test 24.61 23.9
N-gain 0.43 0.34
Adapun perbedaan kegiatan proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis dengan model
pembelajaran langsung dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Perbedaan Proses Pembelajaran yang Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskusi Tiga Lapis dengan Model
Pembelajaran Langsung

No Kegiatan
Model Pembelajaran
Diskusi Tiga Lapis
Model
Pembelajaran
Langsung
1 Penyampaian materi
oleh guru

2 Diskusi -
3 Presentasi -
4 Tanya Jawab

Model pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis dapat
meningkatkan hasil belajar siswa karena dalam proses pembelajarannya
siswa yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif karena dituntut untuk
menguasai dan mengembangkan kemampuan dalam dirinya pada materi
yang sedang dipelajari, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan
bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Selain itu, dengan membentuk
formasi tiga lingkaran membuat siswa merasakan suasana diskusi yang
berbeda sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan siswa lebih termotivasi
belajar baik secara individu maupun kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis merupakan
model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk selalu aktif
berpartisipasi, komunikatif, siswa dilatih untuk berpikir kritis dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ciri
khas diskusi ini yaitu pembentukan formasi tiga lapis lingkaran. Model
pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis diawali dengan pembagian
kelompok siswa menjadi tiga kelompok kemudian tiap kelompok diberi
topik atau sub konsep yang berbeda. Kelompok 1 diberi sub konsep yang
pertama (Tumbuhan Lumut) membentuk lingkaran lapisan pertama,
kelompok 2 diberi sub konsep yang kedua (Tumbuhan Paku) membentuk
lingkaran lapisan kedua, dan kelompok 3 diberi sub konsep yang ketiga
(Tumbuhan Berbiji) membentuk lingkaran lapisan ketiga. Secara
bergantian, masing-masing kelompok mendiskusikan atau
mempresentasikan topik atau sub konsep sesuai dengan yang sub konsep
diterimanya. Hal ini menjadikan siswa lebih aktif dan lebih menguasai
materi dibanding dengan pembelajaran langsung, dimana siswa tidak
mencari sendiri informasi hanya menerima saja dari guru. Selain itu,
dalam proses diskusi setiap anggota dalam masing-masing kelompok
berkesempatan mengutarakan pendapatnya, menyampaikan informasi
kepada kelompok lain sehingga siswa yang kurang aktif menjadi aktif, dan
dapat meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri juga dapat
menghilangkan kebiasaan atau budaya dimana siswa yang pandai
berbicara lebih mendominasi ruang diskusi. Diskusi ini ditunjang dengan
pembentukan formasi lingkaran. Jadi siswa dapat merasakan suasana
diskusi yang berbeda dengan diskusi pada umumnya, diskusi ini lebih
santai tetapi dapat menerima informasi dengan jelas sehingga suasana
diskusi lebih hidup dan menyenangkan. Selain itu dengan konsep yang
tepat, misalnya dengan konsep kingdom plantae ini dimana setiap
kelompok membawa contoh tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan berbiji
yang asli membuat siswa lebih tertarik. Hal ini terlihat dari antusias siswa
pada saat diskusi.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
proses pembelajarannya hanya satu arah. Siswa cenderung pasif karena
hanya mendengar dan menerima semua informasi dari guru saja,
sedangkan siswa tidak berperan dalam pembentukan pengetahuannya
sendiri, sehingga siswa cepat merasa bosan dan kurang termotivasi untuk
mengikuti pelajaran yang disampaikan guru.
Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas kontrol yang
proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung
diperoleh rata-rata skor pre-test 17,78, dan rata-rata skor post-test 23,90,
sedangkan untuk hasil uji t dependent skor pre-test post test kelas
kontrol adalah tolak Ho karena t
hitung
< t
tabel
. Hal ini menunjukkan bahwa
skor hasil pre-test dan post-test tidak sama dan ada peningkatan.
Kesimpulan
1. hasil rata-rata N-gain di kelas eksperimen adalah 0,43 sedangkan hasil N-gain
di kelas kontrol adalah 0,34. Nilai rata-rata post test di kelas eksperimen yang
memakai pembelajaran diskusi tiga lapis yaitu 24,61 dan nilai rata-rata post
test dikelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung adalah
23,90; dan
2. ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis pada
konsep kingdom plantae di kelas X SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya.
Saran
1. Sebelum melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model diskusi
tiga lapis, sebaiknya pilihlah ruangan yang lebih luas atau terbuka disesuaikan
dengan jumlah siswa.
2. Pada proses pembelajaran yang menggunakan model diskusi tiga lapis, guru
harus memperhatikan waktu dalam membagi waktu presentasi atau diskusi tiap
kelompok.
3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat mencoba menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe diskusi tiga lapis pada konsep yang berbeda dari
konsep yang telah peneliti gunakan di SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Suprijono, Agus. (2012). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berdiati, Ika. (2010).Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatis, Efektif dan Menyenangkan). Bandung:
Sega Arsy.

Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana
Pustaka.

Riwayat Penulis
Widaningsih Sonjaya adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan

You might also like