Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 83

Teras Aula Agust-2013_Teras dll Februari-2013 7/24/13 7:14 PM Page 1

FARMACIA 2 September 2013


TERAS
1 Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SpF, SH, MSi, DFM (Koordinator Panel Ahli)
Bag. Forensik & Medikolegal FKUI/RSUPN-CM
2 Dr. Maman Daljusman Malik, SpRad (Wakil Koord. Panel Ahli)
Bag. Radiologi Sahid Sahirman Memorial Hospital
3 Prof. Dr. H. Abdus Syukur, Sp BD (K): Bag. Bedah RSU Dr. Soetomo
4 Prof. DR. Dr. Akmal Taher, SpBU: Bag. Bedah Urologi FKUI/ RSUPN-CM
5 Prof. Dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK: RISTEK BPPT
6 Prof. DR. Daldiyono Hardjosastro, SpPD: Bag. Penyakit Dalam FKUI/RSUPN-CM
7 Prof. DR. Dr. Endang Susalit, SpPD: Bag. Penyakit Dalam FKUI/RSUPN-CM
8 Prof. DR. Dr. H. Idris Idham, SpJP(K), FIHA, FESC, FACC: Dep. Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI
9 Prof. Dr. Pranawa, SpPD - KGH: Bag. Ilmu Penyakit Dalam RSU Dr. Soetomo
10 Prof. Dr. Putu Sutisna, DTMH: Guru Besar FK Universitas Udayana
11 Prof. DR. Dr. Soehartati G, SpRad(K), Onk. Rad: Bag. Radiologi FKUI/RSUPN-CM
12 Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K): Bag. Anak FKUI/RSUPN-CM
13 Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP, DTM&H: Bag. Pulmonologi RS Persaha bat an
14 DR. Dr. Ernie Hernawati P., MS: Bag. I Farmasi Kedokteran FKUI
15 DR. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K): Bag. Mata FKUI/RSUPN-CM
16 Dr. Agung P. Sutiyoso, SpBO, FICS, MARS, MM: Bag. Orthopedi RS Fatmawati
17 Dr. Bambang Budi Siswanto, SpJP: Bag. Kardiologi RSUPN Jantung Harapan Kita
18 Dr. Bambang Tridjaja Asmara, SpA(K), MM (Paed): Bag. Anak FKUI/RSUPN-CM
19 Dr. Bambang Tutuko, SpAn, KIC: Bag. Anestesi RS International Bintaro
20 Drg. Budhiantini Bagyo, SpOpth: Bag. Gigi Mulut FKUI/ RSUPN-CM
21 Dr. Budi Iman Santoso, SpOG: Bag. Obstetri & Ginekologi FKUI/RSUPN-CM
22 Dr. Fiastuti, MSc: Bag. Gizi FKUI
23 Dr. Ibrahim Basir, SpBD: Bag. Bedah Digestif FKUI/ RSUPN-CM
24 Dr. Indra G. Mansur, DHES, SpAnd: Bag. Biologi FKUI/ RSUPN-CM
25 Dr. Jose Rizal Batubara, SpA(K): Bag. Anak FKUI/RSUPN-CM
26 Dr. Menaldi Rasmin, SpP(K), FCCP: Bag. Pulmonologi FKUI/ RS Persahabatan
27 Dr. Nina Irawati, SpTHT: Bag: THT FKUI/RSUPN-CM
28 Dr. Sri Aryani Sudharmono, SpKK(K): Bag. Kulit Kelamin FKUI/ RSUPN-CM
29 Dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ: Bag. Kesehatan Jiwa FKUI/RSUPN-CM
30 Drg. Wiwiek Herytha Hilyadi, MARS: Wakil Direktur RS Duren Sawit
31 Dr. Yefta Moenadjat, SpBP: Sub Bag. Bedah Plastik FKUI/RSUPN-CM
Panel Ahli FARMACIA Ethical Update
D
i jaman Hippocrates, penyembuhan dilakukan
berdasarkan apa yang sudah disediakan alam. Alam
adalah sumber obat terbesar. Meminjam istilah per-
jodohan asam di gunung garam di laut akan bertemu di
kuali. Demikian pula dengan sejarah obat-obatan yang
sangat panjang. Rerumputan di tengah belukar hingga
racun binatang di laut dalam, bisa berakhir di laborato-
rium dan lahir kembali menjadi obat yang ampuh.
Dalam dunia terapi yang sudah super modern, obat-
obatan yang sudah diciptakan, diyakini baru sebagian
kecil dari jutaan sumber alam lain (flora maupun fauna)
yang masih menunggu untuk ditemukan. Penelitian
menjadi kunci penemuan obat baru yang bisa menjadi
harapan jutaan penduduk bumi yang tergolek sakit.
Penelitian akhirnya sampai pada pengobatan yang
barangkali paling mutakhir saat ini: terapi berbasis gen.
Gen terdiri dari DNA dan RNA, komponen kehidupan
terkecil yang ada di inti setiap sel, rupanya memainkan
peran luar biasa dalam takdir manusia. Ilmu yang
mempelajari rangkaian DNA manusia ini menjadi
temuan penting di ranah dunia kedokteran di periode
setelah perang dunia kedua berakhir.
DNA sendiri sebenarnya mulai disiolasi di tahun
1869, namun baru seabad kemudian berhasil diuraikan.
Terobosan terbesar terjadi ketika HC pada tahun 1953
James D. Watson dan Francis Crick membuat gambaran
struktur heliks DNA. Hal ini memungkinkan penentuan
replikasi DNA, ekspresi gen, sintesis protein, dan seba-
gainya. Sama pentingnya adalah penemuan polymerase
chain reaction (PCR), yang bisa menguraikan DNA
secara otomatis dan memungkinkan amplifikasi DNA
dari jumlah sampel yang sangat terbatas pada tahun
1980. Penguraian rangkaian DNA secara otomatis,
secara dramatis meningkatkan kecepatan pemetaan
genom. PCR memainkan peran kunci dalam Proyek
Genom Manusia (Human Genom Project) yang telah
selesai pada tahun 2007.
Kasus masektomi Angelina Jolie menjadi terobosan
penting dalam ilmu genetika. Warisan gen si cantik istri
Brad Pitt ini kurang menguntungkan yang membuatnya
berpeluang mengalami kanker payudara seperti ibunya
yang meninggal karena kanker. Sebelum kanker terjadi,
ia membuang jaringan payudaranya dengan harapan
kanker tidak mendekat. Apakah harapan akan menjadi
kenyataan? Tidak ada yang pasti. Ilmu kedokteran tetap
sebuah misteri yang terus digali.
Bertepatan dengan ulang tahun majalah FARMACIA ke-
12, kami mengangkat tentang terapi gen ini yang saat
ini dianggap jauh panggang dari api. Kemajuan yang
dicapai dianggap terlalu lambat dan belum ada yang
benar-benar bisa diterapkan secara klinis. Kami ber ha -
rap tulisan kali ini bisa merangsang peneliti-peneliti kita
untuk mulai melirik ranah yang masih ibarat lautan luas
tak bertuan. Siapa tahu terobosan penting akan datang
dari peneliti muda Tanah Air.
Selamat membaca.
F
Terapi Gen
Daftar Isi
FARMACIA 4 September 2013
Pemimpin Redaksi:
Hasanuddin.
Redaktur Pelaksana:
Ana Yuliastanti.
Dewan Redaksi:
Ahmad Hilyadi, SE, Amelia Adianti,
Ana Yuliastanti, Hasanuddin.
Tim Redaksi:
Ana Yuliastanti, Yuri Alfred,
Dr Aswin.
Kontributor:
Dr Nathalia, Annisa Parasayu,
Dr Dian Paramitasari
Perancang Grafis:
Arief Bu dhi man.
Iklan:
Dadang Hendrawan,
Purwo Waspodo.
Sirkulasi dan Distribusi:
Dedy Andriyono, Junaedi.
Teknologi Informasi:
Andra Supit, Hadi Firmanto.
Administrasi & Keuangan:
Neneng Marlina, Yuniarsih.
SDM & Umum:
Riza Satrya.
Penerbit:
PT Amythas Publicita
Jl. Kemang Raya No. 17 A, Jakarta 12730.
Tel. (021) 7193433 (Hunting)
Faks. (021) 7193435
e-mail: redaksi@majalah-farmacia.com
http://www.majalah-farmacia.com
Konsultan Hukum:
BAG & Associates, Gatot Soebiyanto SH.
Volume XIII, No. 02 September 2013
14
22
Prominensia
Dr. Arijanto Jonosewojo, SpPD,
FINASIM:
Batal Jadi Kusir Dokar
Tekuni Herbal
Sedemikian tertariknya Arijanto de -
ngan obat-obat herbal, dokter
berlatar spesialis penyakit dalam itu
lebih banyak berkecimpung dalam
penelitian untuk mengetahui manfaat
obat-obatan herbal untuk digunakan
dalam dunia medis modern.
Racikan Utama
Revolusi Farmakologi:
Riset Genomik, Suatu Hiperbola?
Riset di bidang genomik ditunggu-tunggu akan mengubah dunia
kedokteran saat ini, meskipun sampai saat ini perkembangannya
tidak secepat yang diharapkan.
5 FARMACIA September 2013
Racikan Khusus
Jatuh, Bahaya Mengintai
Usia Lanjut
Kata jatuh sudah jadi bagian dari keseharian
orang banyak. Jatuh bisa karena kepeleset, ter-
sandung, atau melamun. Anak yang baru belajar
jalan sering jatuh. Tapi, jangan sepelekan jatuh
yang satu ini. Jatuh pada usia lanjut adalah kondisi
medis yang berhubungan dengan instabilitas pos-
tural dan bisa mengakibatkan imobilisasi. Bisa jadi
awal rawat inap jangka panjang di rumah sakit,
morbiditas, bahkan mortalitas.
24
Teras . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
Aula . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
Surat dari Kemang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
Kilas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10
Simposia:
Hari Hepatitis Sedunia 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .32
Ketahui, Cegah dan Obati!
Gerai:
Onkologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .36
Penggunaan Antimual Pada Pasien Kemoterapi
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah . . . . . . . . . . . . . . .37
Studi: Herbal, Turunkan Kolesterol dalam 5 Hari
Nutrisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .38
Mengoptimalkan Suplementasi Kalsium
Endokrinologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .46
Cegah Obesitas Anak Sejak Dini
Hepatologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .48
Kesadaran Deteksi Dini Hepatitis C Rendah
Psikiatri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .49
Secercah Harapan untuk Mereka yang Terpasung
Oftalologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .52
Skrining Cegah Perburukan AMD
Pediatri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .53
Perlu 'KPK' ASI untuk Dukung Ibu Pekerja
Rehabilitasi Medis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .54
Radial Shock Wave Therapy untuk Tendenitis
Event:
KONAS XVI PGI-PEGI dan PIN XX PPHI, Manado . . . . . . . . . . . . .58
Karyawan FARMACIA Lakukan Medical Check Up . . . . . . . . . . . .61
Kesmas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .64
Belantara Tak Bertuan: Informasi Kesehatan,
Siapa yang Mau Tanggung Jawab?
Universitaria . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .70
Pengukuhan Profesor Epidemiologi Psikiatri dan Infeksi Jamur Kulit
Teknika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .74
Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .78
Album . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .80
AULA
Efek Samping Obat Herbal
Ada tidak pengaruh atau efek
samping jika menggunakan tanaman
herbal sebagai obat. Apa contoh ta -
naman herbal yang dapat digunakan?
Apa tidak berbahaya jika lansia di be -
ri kan obat secara terus menerus?
Sariani
sariani_ketut@yahoo.co.id
Pilihlah obat herbal yang sudah
terstandarisasi, yang sudah terbukti
aman.
Vitilgo
Saya Santa dari Medan berusia 19
tahun. Setelah membaca artikel di
FARMACIA tentang Vitiligo, sepertinya
saya mengalami hal yang sama. Se -
kitar setengah bulan yang lalu di dada
saya terdapat belang warna putih tapi
saya tidak peduli karena saya pikir itu
adalah panu. Setelah beberapa bulan
belangnya melebar sampai ke leher
dan dagu. Saya berobat ke dokter ka -
ta nya kekurangan pigmen, terus dok-
ter memberi salep tapi hasilnya sama
sekali belum ada. Apakah penyakit
saya bisa disembuhkan?
Santa Monika
merry.trg@gmail.com
Dari beberapa artikel yang pernah
kami muat, pengobatan vitiligo me -
mang kurang memuaskan. Dianjur -
kan pada penderita untuk mengguna -
kan kamuflase agar kelainan tersebut
tertutup dengan cover mask. Untuk
te rapi ssitemik bisa berkonsultasi de -
ngan dokter Anda.
Pengalaman dengan
Temulawak
Saya salah satu yang suka minum
temulawak, caranya, temulawak saya
blender seperti jus kira-kira 2cm dita-
mbah air hangat, lalu saya diamkan
kira-kira lima menit baru saya minum
(kira-kira 3 sendok makan). Saya per-
nah juga membaca buku yang judul-
nya 33 resep menurunkan kolesterol,
Dan salah satu dari 33 resep tersebut
yaitu temulawak. Dan saya mencoba -
nya, alhasil kolesterol LDL saya turun
dan berat tubuh saya seimbang de -
ngan tinggi badan. Nah sekarang ka -
rena saya sering minum temulawak
nafsu makan saya jadi bertambah dan
be rat badan sayapun jadi naik lagi.
Sa ya mau nanya apakah ada dosis
atau takaran yang sesuai? Dan kapan
seharusnya minum temulawak yang
ideal, pagi hari atau malam hari? Se -
sudah makan atau sebelum makan.
Terimakasih
Yuni
yunibna@yahoo.co.id
Temulawak termasuk tanaman
yang dikenal sebagai tanaman obat.
Terapi yang Anda lakukan ber da sar -
kan pengalaman empiris saja jadi sulit
menentukan kadar atau dosis yang
sesuai.
Alergi
Saya memiliki alergi yang baru
muncul sekitar 3 bulan yg lalu jenis
alergi saya adalah biduran. Biasa ke -
luar pada pagi, siang jika berkeri -
ngat,dan sore menjelang malam. Saya
sekarang mengkionsumsi obat CTM
un tuk menghilangkannya tapi tidak
me nyembuhkan hanya bersifat hi -
lang. Sementara.saya sudah mencoba
obat herbal yaitu kunyit dan kapur si -
rih yang diminum lalu diusapkan ke -
bagian yang gatal hasilnya selama 3
hari biduran saya tetap keluar, Saran
mandi garam sudah saya coba tapi
hasinya nihil alias NOL besar. Mohon
sarannya untuk mengatasi alergi saya
agar tidak ketergantungan obat. Se be -
lumnya saya ucapkan terimakasih.
Tiwi
gadis_tiwi@yahoo.com
Apakah Anda sudah mengenali
pen cetus alergi Anda? Langkah perta-
ma mengatasi alergi adalah mengin-
dari pencertus atau allergen, seperti
udara dingin, debu dll.
Majalah FARMACIA me nyediakan rubrik Au la yang berisi ko mentar dan tang gap an
terha dap isi ma jalah FARMACIA ser ta masalah-ma sa lah lain yang ber hu bungan de -
ngan ke se hat an dan farmasi. Su rat dialamatkan kepada :
Redaksi Majalah FARMACIA: Jl. Kemang Raya No. 17 A Jakarta 12730
Telepon : 021 - 7193433 (hunting) Faksimili : 021 - 7193435
E-mail : redaksi@majalah-farmacia.com
FARMACIA 6 September 2013
B
ulan Syawal baru saja kita lewati, dan se -
moga kita sekarang menjadi manusia yang
bersih seperti makan Idul Fitri yang baru
saja kita rayakan. Seiring dengan berlalunya
waktu majalah FARMACIA bertambah usianya
di bulan September 2013 ini.
Bukanlah hal yang mudah dalam kurun
waktu 12 tahun untuk tetap hadir dengan eksis
dan harapan kami tentunya semakin bertam-
bahnya usia majalah FARMACIA tetap menjadi
yang terbaik dan ditunggu kehadirannya oleh
para pembaca setianya.
Tahun 2013 ini, anak usaha PT. AMYTHAS
PUBLICITA, yaitu PT. KITAPOENYA PRODUK-
SI juga semakin meluaskan jangkauan usaha,
tidak hanya event organizer tetapi
above dan below the line. Kami
berbahagia bahwa majalah FAR-
MACIA versi online www.majalah-
farmacia.com kembali aktif setelah
sempat setahun vakum untuk per-
baikan. Bahkan dengan bangga
tahun ini kami akan meluncurkan
website untuk awam yang hadir
dengan berita-berita yang lebih
ringan mudah dicerna serta menge-
dukasi masyarakat Indonesia ten-
tang kesehatan, dan tengah merintis
sebuah klinik gigi dan kecantikan,
ANDITA.
Para sejawat dan pembaca setia
majalah FARMACIA tidak lupa saya
ucapkan terima kasih atas kesetiannya kepada
majalah FARMACIA. Setiap tahun kami tidak
akan lelah membuat perbaikan mulai dari para
punggawa kami disetiap lini, seperti redaksi,
marketing, sales dan distribusi, promosi dan
lain-lainnya untuk tetap memberikan yang baik
dan semakin baik.
Masukan, kritik, dan saran selalu kami tung-
gu agar kami terus berubah ke arah perbaikan.
Kami sadar tidak bisa menjadikan majalah ini
sempurna, namun kemunculannya setiap bulan
adalah wujud kerja keras dan semangat kami di
Kemang. Semoga di tahun-tahun mendatang,
kita terus bertambah baik.
Doa kita semua menyertai.
F
FARMACIA 8
SURAT DARI KEMANG
September 2013
Ahmad Hilyadi, SE
Direktur Utama
PT Amythas Publicita
Ulang Tahun
Surat Dari Kemang Sept-2013_Fmcia Okto-2011.qxt 8/30/13 10:22 PM Page 8
B
aru-baru ini berhasil
ditemukan mutasi gen
tertentu yang dikaitkan
dengan penyebab obesitas
berat. Para peneliti dari Ru -
mah Sakit Anak Boston me -
lakukan sejumlah survei ge -
netik dalam beberapa ke -
lompok orang yang men de -
rita obesitas, serta serang -
kaian percobaan genetik
pada tikus.
Penelitian yang diterbit -
kan dalam jurnal Science
itu menganalisis gen yang
disebut Mrap2 dalam ber -
bagai kelompok tikus. Gen
tertentu ini memiliki kemi -
rip an dengan yang dimiliki
manusia, yang menurut pa -
ra ilmuwan tampaknya ter-
libat dalam mengatur me ta -
bolisme dan konsumsi ma -
kanan. Protein yang diko -
de kan gen Mrap2 mengi -
rim kan sinyal pada reseptor
di otak yang disebut MC4R.
Reseptor ini membantu me -
ningkatkan metabolisme
dan mengurangi nafsu ma -
kan pada rentetan sinyal
yang terlibat dalam penga -
turan energi.
Se-sel lemak mempro-
duksi hormon yang disebut
leptin. Hormon ini memicu
reseptor di otak untuk me -
mu lai produksi hormon ke -
dua yang disebut aMSH.
Mrap2 membantu MC4R
mendeteksi hormon aMSH,
yang pada dasarnya me -
nye babkan penurunan naf -
su makan dan berat badan.
Para ilmuwan menjelaskan
bahwa setiap mutasi pada
rantai ini menandakan ke -
cenderungan peningkatan
risiko obesitas.
Dalam percobaan pada
dua kelompok tikus, berat
badan tikus yang gen
Mrap2 nya dihapus dari
otak memiliki berat badan
lebih besar dibandingkan
kelompok tikus yang memi-
liki gen yang dihapus dari
seluruh tubuh. Kedua ke -
lompok ini tumbuh menja-
di sekitar dua kali ukuran
normal. Tikus yang memi -
liki satu duplikat gen yang
dihapus masih menunjuk -
kan peningkatan nafsu ma -
kan dan berat badan.
Sebagai bagian dari studi
ini, para peneliti me nyeli -
diki berbagai kelompok
orang yang menderita obe-
sitas dari seluruh du nia.
Da ri 500 orang yang diana -
lisis, terdapat empat mutasi
pada manusia setara gen
Mrap2 pada pa sien yang
menderita obesitas yang be -
rat. Semua pasien yang
men derita tersebut memiliki
satu kopi mutasi.
Meskipun temuan ini
me nunjukkan bahwa mu ta -
si gen ini secara langsung
dapat menyebabkan obesi-
tas dalam waktu ku rang da -
ri 1% dari populasi obesi-
tas, para ilmuwan percaya
ada kemungkinan bah wa
mutasi pada gen lain bisa
menjadi lebih umum. Me -
re ka menambah kan bahwa
mutasi gen juga bisa berin-
teraksi dengan faktor ling -
kungan dan mu tasi lain
yang dapat menyebabkan
obesitas.
F
Suplemen
Minyak Ikan
untuk Nyeri
Kronis
S
ebuah turunan asam
docosahexaenoic
(DHA), bahan utama
dari suplemen minyak
ikan, dapat mengurangi
dan men cegah nyeri neu-
ropatik yang disebabkan
oleh cede ra sistem senso -
rik. Hal ter ung kap melalui
penelitian dari Duke Uni -
versity Me di cal Center
yang dilaporkan dalam
Annals of Neu ro lo gy.
Para penulis mengatakan
bahwa turunan DHA -
senyawa yang disebut Neu -
ro protectin D1 atau D1
pro tectin (NPD1 = PD1) -
dapat menjadi alternatif
pengganti analgesik. NPD1
adalah bioaktif lipid yang
diproduksi untuk menang-
gapi rangsangan eksternal.
Zat ini hadir di sel darah
pu tih manusia dan berpe -
ran dalam mengatasi ra -
dang otak dan perut. Ke pa -
la peneliti, Ru-Rong Ji, pro-
fesor anestesiologi dan neu-
robiologi di Duke Uni ver si -
ty Medical Center, menga -
ta kan, senyawa ini berasal
dari asam lemak omega-3
yang ditemukan dalam mi -
nyak ikan, tetapi 1.000 kali
lebih kuat dari prekursor
mereka dalam mengurangi
peradangan.
Dalam sebuah perco ba -
an hewan, para ilmuwan
menggunakan model tikus
yang cedera saraf untuk
men simulasikan gejala nye -
ri yang sering dikaitkan de -
FARMACIA 10 September 2013
KILAS
Mutasi Gen Akibatkan Obesitas?
ngan trauma saraf pasca
operasi. Tikus diobati de -
ngan kimia-disintesis NPD1
= PD1, yang diberikan baik
secara lokal atau dengan
in jeksi, untuk menentukan
apakah senyawa tersebut
mungkin meringankan
gejala ini.
Tidak hanya NPD1 =
PD1 meringankan gejala
nyeri, tetapi juga mengu-
rangi peradangan saraf sete-
lah cedera. Senyawa me -
ngurangi nyeri dengan
menghambat produksi ke -
mokin dan sitokin, molekul
sinyal kecil yang menarik
makrofag inflamasi ke sel-
sel saraf.
NPD1 = PD1 sel saraf
di lindungi dari kerusakan
le bih lanjut dengan mence-
gah produksi kemokin dan
sitokin. Senyawa lipid juga
mengurangi penembakan
neuron, yang mengakibat -
kan rasa sakit kurang untuk
tikus terluka. Rasa sakit
kro nis akibat prosedur me -
dis utama seperti operasi
amputasi, dada dan payu-
dara adalah masalah se -
rius, jelas Ji
Obat nyeri neuropatik
saat ini, termasuk gaba pen -
tin dan beberapa opioid,
dapat menyebabkan keter-
gantungan dan saraf ke ru -
sak an sel sensorik. Sedang -
kan NPD1 = PD1 hanya
memerlukan dosis rendah
untuk nyeri neuropatik, ti -
dak menyebabkan keter-
gantungan fisik atau me -
ning katkan toleransi terha -
dap senyawa seperti yang
diamati pada tikus dan me -
ngurangi peradangan saraf
setelah cedera. Ji berharap
selanjutnya bisa dilakukan
uji klinis.
F
P
ara peselingkuh mung -
kin perlu alasan baru
untuk tabiat buruknya.
Sebuah studi baru dari pa -
ra peneliti di UCLA meng -
ung kapkan bahwa kecan -
duan seksual mungkin ti -
dak lebih dari sekedar has-
rat seksual yang kuat. Bu -
kan suatu kelainan atau
gangguan.
Penelitian yang baru-ba -
ru ini diterbitkan Socio -
affective Neuroscience &
Psychology, mengukur res -
pon otak penderita hiper -
seksual yang memiliki
ma salah mengatur reaksi
me reka terhadap gambar
seksual. Hasil menunjuk -
kan bahwa respon otak
me reka tidak terkait de -
ngan tingkat hiperseksuali-
tas, melainkan keinginan
seksual.
The American Psychia -
tric Association sengaja
me ngecualikan kecandu-
an seksual dari edisi pan-
duan psikiater terbarunya
Diag nos tic and Statistical
Ma nual of Mental Disor -
ders (DSM-5). Dengan de -
mi kian kecanduan seks ti -
dak lagi dianggap sebagai
gangguan mental.
Nicole Prouse, penulis
se nior studi tersebut me -
nya takan ini adalah perta-
ma kalinya para ilmuwan
mempelajari respon otak
orang-orang yang diidenti-
fikasi memiliki masalah hi -
perseksual. Dalam peneliti -
an, ada 52 orang penderita
hiperseksual, 13 perempu -
an dan 39 laki-laki. Me re -
ka diminta mengalami
gam bar rangsang seksual
sementara gelombang otak
direkam dengan EEG. Para
peneliti menyelidiki apa
yang terjadi sekitar 300
milidetik se telah setiap
gambar terwujud, dikenal
sebagai respon P300.
Menurut peneliti an, respon
P300 lebih tinggi ketika
seseorang melihat sesuatu
yang sangat menarik untuk
mereka.
Pada kasus kecanduan,
tanggapan P300 terhadap
gambar seksual akan me -
lonjak, tetapi ternyata tang-
gapan P300 peserta tidak
me lonjak atau menurun.
Arti nya bukan merupakan
suatu kecanduan seks. De -
ngan kata lain, ini hanya
sekadar memiliki libido
tinggi.
F
11 FARMACIA September 2013
KILAS
Kecanduan Seks Bukan
Gangguan Mental
P
enelitian yang diterbit -
kan Journal of Cli nical
Oncology medio Juli
silam menyatakan bah wa
sepertiga kasus kanker oro-
faringeal dipicu oleh in feksi
human papillomavirus
(HPV). Peneliti dari Univer -
sity of Oxford memban -
ding kan sampel darah pra-
diagnostik 938 pasien kan -
ker kepala dan leher, kan -
ker esofagus (tenggorokan)
dan kanker orofaringeal,
de ngan sampel 1.599 orang
tanpa penyakit (kontrol).
Sampel digunakan untuk
menguji antibodi terhadap
E6, protein yang dimiliki
HPV tipe 16. Keluarga HPV
terdiri dari 200 strain, tapi
hanya kurang dari 10 yang
terkait dengan kanker, dan
hanya satu, HPV 16, sangat
terkait dengan kanker oro-
faringeal. Hasilnya, antibo -
dy E6 ditemukan pada le -
bih dari sepertiga penderita
kanker orofaringeal, diban -
dingkan dengan kurang dari
1% dari kelompok kontrol.
Protein ini tidak berhu -
bung an dengan kanker
lainnya.
Jika seseorang memiliki
antibodi terhadap E6, arti -
nya mereka terinfeksi HPV
16, dan ada kemungkinan
besar bahwa proses penye-
bab kanker yang memicu
E6 telah diaktifkan. E6 akan
mematikan protein lain
yang disebut p53 yang ber -
tugas melindungi sel dari
ke rusakan DNA. Kerusakan
DNA meningkatkan risiko
perkembangan kanker. Itu
se babnya p53 sering dise-
but penjaga genom.
Para peneliti memperki-
rakan sekitar 7% wanita
non-merokok dan 23%
laki-laki non-merokok
yang memiliki E6 dalam
aliran darah mereka akan
me ngem bangkan kanker
orofa ringeal lebih dari 10
tahun.
Meski demikian, pasien
kanker orofaringeal yang
ter infeksi HPV16 lebih
mung kin untuk bertahan
hi dup dibandingkan pasien
kanker yang tidak disebab -
kan infeksi HPV. Para pe -
ne liti menemukan 84%
dari pasien yang terinfeksi
ma sih bertahan hidup 5
tahun setelah diagnosis
diban ding kan dengan
hanya 58% pasien kanker
yang tidak terinfeksi.
F
tekanan darah sistolik (SBP)
meningkat sedikit (130-159
mmHg) dan diastolik (70-
98 mmHg) justru berkaitan
P
enelitian pada pasien
usia lanjut dengan
penyakit ginjal kronis
(PGK). Terlalu ketata bisa
fatal. Penderita PGK umum-
nya mengalami tekanan
darah sistolik di atas normal
dan diastolik di bawah nor-
mal. Panduan memang
menyatakan agar tekanan
darah pasien PGK dikontrol
mendekati normal.
Dari Memphis, rumah
sakit khusus veteran
melakukan penelitian dan
mendapatkan bahwa
FARMACIA 12 September 2013
KILAS
HPV Penyebab dari Kanker
Tenggorokan
Hati-hati Kontrol Tekanan
Darah Pasien PGK
dengan angka kematian
yang lebih rendah.
Memang kombinasi SBP
dan DBP lebih rendah lebih
baik dalam menekan angka
kematian, namun hanya
jika DBP lebih rendah dari
70 mmHg.
Penelitian yang dipub-
likasikan di Annals of
Internal Medicine, Agustus
lalu, menjabarkan analisis
data kesehatan 650.000
veteran di Amerika Serikat
antara 2004-2006. Mereka
memiliki PGK dengan dera-
jat mulai ringan sampai
berat namun tidak men-
jalani dialisis . Peneliti
menganalisis 95 kombinasi
tekanan darah sostolik dan
diastolic dari <80/<40 hing-
ga >210>120 mm Hg.
Selama masa follow up 5,8
tahun, lebih dari sepertiga
pasien meninggal.
Hasil analisis yang me -
ngaitkan kaitan antara SBP
dan DBP dengan kematian
menunjukkan pola huruf J.
Pasien yang memiliki hiper -
tensi tahap 1 (SBP 140159
mm Hg atau DBP 9099
mmHg) memiliki angka
mor talitas lebih rendah.
Pasien dengan tekanan
darah normal (<120/<80
mm Hg) justru memiliki
angka kematian lebih ting-
gi, terlepas dari penyebab
kematian lain.
Penelitian lain pada
pasien yang lebih muda
yang dilakukan dokter dari
Veterans Affairs Healthcare
System, San Diego juga
menunjukkan kontrol
hipertensi yang lebih baik
(menurunkan SBP dan DBP
sekitar 10 mmHg) justru
berkaitan dengan angka
kematian. Namun ini meru-
pakan penelitian observa-
sional dengan banyak
keterbatasan. Ke depan
diharapkan panduan inter-
nasional seperti JNC 8 bisa
menentukan berapa target
tekanan darah untuk pen-
derita PGK.
F
Cancer Center, dalam edito-
rialLancet Oncology, men-
jelaskan obat ini sudah di -
pre sentasikan dalam Chi -
nese Society of Clinical On -
co logy belum lama ini. Me -
nu rutnya, icotinib mirip ha -
nya lah me-too. Sebagai
penghambat EGRF ia me mi -
liki mekanisme yang sa ma
dan hampir tidak ada per -
be daan efikasi dan keaman -
an dibandingkan pengham-
bat EGFR terdahulu: gefiti -
nib dan erlotinib (Tarceva,
Osi Pharma ceu ticals, Inc.).
Kelemahan icotinib ada -
lah dosisnya yang besar, 3
kali sehari karena waktu
pa ruh yang lebih singkat.
Sedangkan obat lain hanya
sekali sehari. Namun jika
bicara harga, icotinib pasti
unggul. Di Cina, harganya
duapertiga dari harga erlo -
tinib dan gefitinib. Camidge
menambahkan, meski di -
pastikan akan laku keras di
negerinya sendiri, icotinib
tidak akan terlalu dianggap
penting di dunia interna-
sional.
F
13 FARMACIA September 2013
KILAS
C
ina pun tak mau ke -
tinggalan membuat
obat-obatan kanker
berbasis terapi target. Dari
Tiongkok, hadir obat untuk
kanker paru bukan sel kecil
(NSCLC) yang diberi nama
icotinib (Conmana, buatan
Zhejiang Beta Pharma Co.,
Ltd.). Obat ini disebut-sebut
sebagai obat kanker termu-
rah dan diproduksi cukup
cepat di Cina sebelum
memasuki pasar luar
negeri.
Icotinib adalah peng -
ham bat epidermal growth
factor receptor (EGFR) dan-
menunjukkan manfaat pada
kanker NSCLC yang meng -
alami mutasi EGFR. Kabar
ini menarik perhatian
pengamat dari ne -
ga ra-negara Asia
ka rena sebagian
be sar penderita
kan ker paru de -
ngan mutasi EGFR
terjadi di ASI (lebih
dari 60%). Di Ne -
ga ra barat hanya
sekitar 10%-20%.
Menurut peneliti
dr Yuankai Shi dari
Cancer Institute and Hos pi -
tal, Chi nese Academy of
Me dical Sciences, Beijing,
hasil uji klinis icotinib fase
3 me nun jukkan obat ini ti -
dak lebih inferior diban -
ding kan gefitinib (Iressa,
Astra Zeneca Pharmaceu ti -
cals). Studi melibatkan 400
pa sien de ngan NSCLC
tingkatlanjut (tidak diseleksi
status mutasi EGFR). Me -
dian progression-free sur-
vival ter nyata tidak terlalu
berbeda bermakna: 4,6 bu -
lan de ngan icotinib vs 3,4
bulan dengan gefitinib.
Dr D. Ross Camidge,
MD, PhD, dari University of
Colorado Compre hen sive
Obat Kanker Paru Murah
dari Cina
H
ippocrates meninggalkan je -
jak luar biasa dalam sejarah
kedokteran. Namanya pun
ma sih disebut-sebut di dunia
kedokteran abad ini. Se ba -
gian sepakat, Hippocrates adalah Ba -
pak Kedokteran modern meskipun
kar ya-karyanya diciptakan semasa dia
hidup di tahun 430 sebelum Masehi.
Hippocrates mengenalkan konsep
observasi klinik dengan cara yang
sederhana namun masih relevan hing-
ga saat ini.
Dari buku On forecasting di -
seases terdapat nasihat Bapak Ke -
dok teran Yunani ini yang mengata -
kan, semua dokter harus melihat wa -
jah pasien. Jika tidak ada perubahan
artinya pertanda baik. Namun jika ter-
lihat tanda buruk seperti mata ce -
kung, telinga dingin, kulit kering di
da hi, warna muka berubah hijau, hi -
tam, merah, maka ini menjadi pertan-
da adanya penyakit. Dokter juga ha -
rus bertanya tentang kebiasaan tidur
atau apakah pasien mengalami diare
dan sulit makan.
Entah darimana Hippocrates men-
dapatkan inspirasi dari teorinya terse-
but. Yang jelas untuk pertama kalinya
ia meninggalkan kepercayaan reli-
gious dan sihir dalam pengobatan.
Da sar-dasar klinis dan etik dalam
prak tik kedokteran saat ini berasal
dari Hippocrates.
Bagaimana Hippocrates menyem -
buh kan pasiennya? Ia menggunakan
pengobatan holistik berdasarkan ilmu
manusia atau mikrokosmik, menyem-
buhkan yang sakit dengan terapi yang
ada melalui konservasi maksimal.
Obat saat itu tidak tersedia karena il -
mu farmakologi belum ada. Herbal
da lam arti ilmu tumbuh-tumbuhan
pun baru ditemukan satu abad kemu-
dian melalui murid Aristoteles yang
bernama Theophrastus.
Baru di abad ke-19 senyawa kimia
pertama ditemukan. Sejak saat itu pe -
ne muan obat terjadi sangat cepat ber -
dasarkan senyawa-senyawa kimia
yang berhasil dikembangkan. Beratus-
ratus tahun kemudian, dokter meng -
andalkan obat-obatan kimia untuk
mengatasi berbagai penyakit. Hingga
di di tahun 70 muncul ilmu genomik
modern. Ilmu yang mempelajari rang -
kaian DNA manusia ini menjadi te -
muan penting di ranah dunia kedok-
teran di periode setelah perang dunia
kedua berakhir.
DNA sendiri sebenarnya mulai
diisolasi di tahun 1869, namun baru
seabad kemudian berhasil diuraikan.
Ilmu genomik modern tidak akan
mung kin berkembang tanpa kema-
juan teknologi pada 1950-an seperti
membuat isotop dan molekul biologis
radiolabel. Terobosan terbesar terjadi
ketika HC pada tahun 1953James D.
Watson dan Francis Crick membuat
gambaran struktur heliks DNA.
Revolusi Farmakologi:
Riset Genomik,
Suatu Hiperbola?
FARMACIA 14 September 2013
RACIKAN UTAMA
Hal ini memungkinkan penentuan
replikasi DNA, ekspresi gen, sintesis
protein, dan sebagainya. Sama pen -
tingnya adalah penemuan polymerase
chain reaction (PCR), yang bisa me -
nguraikan DNA secara otomatis dan
memungkinkan amplifikasi DNA dari
jumlah sampel yang sangat terbatas
pada tahun 1980. Penguraian rang -
kai an DNA secara otomatis, secara
dra matis meningkatkan kecepatan pe -
metaan genom. PCR memainkan pe -
ran kunci dalam Proyek Genom Ma -
nu sia (Human Genom Project) yang
telah selesai pada tahun 2007. Saat
ini penelitian sudah berhasil meme ta -
kan rangkaian DNA lebih dari 2.700
virus dan lebih dari 1.000 bakteri
serta 36 eukariot.
Mengubah Wajah
Kedokteran
Riset di bidang genomik ditunggu-
tunggu akan mengubah dunia kedok-
teran saat ini, meskipun sampai saat
ini perkembangannya tidak secepat
yang diharapkan. Sebagian kalangan
memandang sinis dengan mengata -
kan gembar-gembor genomik selama
ini hanyalah hiperbola, tidak seban -
ding dengan hasil temuan yang sig-
nifikan. Percobaan dengan terapi gen,
misalnya, di mana gen versi baru di -
suntikkan untuk mengoreksi atau
mengganti gen yang hilang untuk
mengobati penyakit tertentu, berakhir
dengan kegagalan. Padahal tujuan pe -
nelitian di bidang genetika ini adalah
menemukan terapi yang tepat, bukan
sekadar menemukan gen baru.
Namun di pihak pendukung, lam-
batnya laju penelitian disebabkan hu -
bungan antara obat dan penyakit
yang sangat rumit. Belum lagi keterse-
diaan dana. Dikutip dari Clinical Che -
mistry. Dr Ramy Arnaout, DPhil, pen -
diri dan anggota Genomic Medicine
Initiative di Beth Israel Deaconess
Medical Center (BIDMC), riset berba-
sis genom atau memetakan gen ma -
nusia dilakukan untuk mengurangi
efek samping pengobatan. Menu rut -
nya, biaya yang harus dikeluarkan un -
tuk mengatasi efek samping terkait
peng gunaan obat mencapai 80 milar
dolar setahun, sehingga memang per -
lu dilakukan seleksi obat sesuai ge -
Riset di bidang genomik ditunggu-tunggu akan mengubah
dunia kedokteran saat ini, meskipun sampai saat ini
perkembangannya tidak secepat yang diharapkan.
15 FARMACIA September 2013
RACIKAN UTAMA
nome seseorang (farmakogenomik).
Arnaout, yang juga wakil profesor
Patologi di Harvard Medical School
mengatakan, dalam wilayah peng -
obatan yang maha luas, memang ada
tempat spesifik di mana genomik ber -
peran mengubah keadaan. Ia meng -
akui bahwa dampak pengobatan yang
merugikan pasien disebabkan berba-
gai faktor, mulai dari ketidakpatuhan
pasien, interaksi antara beberapa
obat, dan kesalahan medis, yang me -
ru gikan jutaan pasien setiap tahun.
Na mun pada sebagian kasus dise -
bab kan karena faktor yang tidak bisa
diubah, yaitu variasi genom.
Arnaout mengatakan 30 juta orang
Amerika saat ini menggunakan peng -
encer darah warfarin. Genom pasien
mengandung varian yang membuat
do sis standar warfarin terlalu tinggi
yang menyebabkan perdarahan, efek
samping yang sangat berbahaya. Dia
mengatakan tiga perempat dari vari-
abilitas dalam persyaratan dosis war-
farin adalah karena varian genomik,
dan bahwa para ilmuwan telah meng -
identifikasi satu set varian dalam
enam gen spesifik yang menjelaskan
dua-pertiga dari variabilitas.
Terapi genomik juga terhalang se -
jumlah masalah, mulai dari masalah
etik hingga aplikasi secara klinis ter kait
pembiayaan. Di luar kapasitas te rapi
genomik untuk merevolusi praktek kli-
nis, tetapi jika perusahaan asu ransi
tidak mau membayar bahkan un tuk
sekedar tes genetik, kemajuan penting
ini akan terhenti. Pemetaan genom ma -
nusia telah menciptakan pe luang baru
di bidang tes genetika yang bisa mem-
prediksi, mencegah dan mengobati pe -
nyakit. Kasus terba ru adalah tindakan
artis papan atas Hollywood, Angelina
Jollie yang me la kukan pengangkatan
jaringan kedua payudaranya menyusul
hasil tes ge ne tik menunjukkan ia ter-
bukti menda patkan warisan mutasi gen
BRCA dari ibunya. Artinya ia berpe -
luang besar menderita kanker payudara
atau kan ker ovarium kelak.
Tes seperti BRCA 1 dan 2 untuk
kan ker payudara dan pengujian
HNPPC untuk kanker kolorektal dapat
menilai risiko penyakit dan menentu -
kan panduan dan langkah-langkah
pen cegahan. Tes-tes lainnya juga da -
pat memprediksi rejimen kemoterapi
yang optimal, atau memprediksi ke -
mungkinan respon obat atau toksisitas
dan menghindari mengekspos pasien
untuk rejimen yang tidak efektif atau
terlalu toksik. Ada banyak contoh lain
dari informasi klinis yang berguna
yang tersedia melalui tes genetik baru
yang berhasil dikembangkan.
Genomik saat ini menjadi ilmu
yang berkembang cepat, dengan ber -
bagai temuan mengalir keluar dari la -
boratorium-laboratorium di seluruh
du nia. Setiap bulan, National Human
Genome Research Institute menyoroti
hasil penelitian apa yang dianggap
merupakan sebuah kemajuan genom.
Juli lalu misalnya, jurnal mereka me -
ngeluarkan temuan bahwa lima per -
sen dari seluruh penderita penyakit
Al zheimer yang mendapatkan penya -
kit nya antara usia 30-65 tahun, memi-
liki satu atau beberapa mutasi gen
yang diwariskan. Masih banyak te mu -
an lain yang menjanjikan (baca: Bu -
kan Oming Kosong).
Arnaout dan ribuan ilmuwan ge -
nomik lainnya di seluruh dunia pasti
meyakini, suatu saat apa yang di im -
pikan seluruh manusia akan terwujud.
Seluruh terapi bisa berbasis gen ma -
sing-masing individu. Hanya saja ti -
dak bisa dalam waktu cepat. Mari kita
tunggu sepuluh tahun, seratus tahun
atau satu abad lagi. tan
F
FARMACIA 16 September 2013
RACIKAN UTAMA
Penelitian di wilayah terapi
gen sempat terhenti setelah
kasus kematian Jesse
Gelsinger di tahun 2000
lalu. Kini peneliti mulai
bangkit dan menemukan cara
yang lebih aman untuk
demi impian besar di dunia
kedokteran.
T
erapi genetika yang sudah di -
gaungkan sejak beberapa ta -
hun terakhir diharapkan bisa
menghadirkan revolusi dalam
du nia kedokteran. Namun ke -
nya taan rupanya masih jauh melam-
paui realitas. Percobaan dengan te ra -
pi gen, misalnya, di mana gen versi
ba ru disuntikkan untuk mengoreksi
atau mengganti gen yang hilang untuk
mengobati penyakit tertentu, berakhir
dengan kegagalan. Padahal tujuan pe -
nelitian di bidang genetika ini adalah
menemukan terapi yang tepat, bukan
sekadar menemukan gen baru.
Meski hasilnya masih jauh dari ha -
rapan, temuan-temuan di bidang te -
rapi genetika bukan sama sekali tidak
ada. Salah satu yang terbaru adalah
studi yang dilakukan pada penderita
hemofilia. Meski hanya studi kecil
diikuti 6 orang namun setidaknya
ada sedikit harapan.
Studi yang dimuat dalam New Eng -
land Journal of Medicine belum lama
ini meneliti enam pasien yang terbuk-
ti tidak memiliki gen yang bertang-
gungjawab pada pembentukan Faktor
IX (FIX). Pasien dengan hemofilia tipe
ini harus menerima infus FIX dua
sam pai tiga kali per minggu untuk
men cegah mereka dari perdarahan
spontan atau perdarahan terlalu ba -
nyak bahkan dari luka kecil saja. Kon -
disi ini berpotensi fatal. Tapi dalam
studi baru, empat dari enam pasien
yang menerima terapi gen mampu
membuat FIX sendiri, dan cukup un -
tuk menghentikan perawatan rutin
me reka. Dua pasien lainnya bukan ti -
dak mendapatkan manfaat sama se -
kali: mereka memang masih menda -
patkan infus, tetapi jumlahnya jauh
me nurun dibandingkan sebelum me -
ne rima terapi gen.
Dipimpin oleh Amit Nathwani di
University College London, para il -
mu wan memperkenalkan gen yang
be kerja untuk pembentukan FIX pada
pasien hemofilia. Mereka disuntik de -
ngan virus flu yang sudah direkayasa
sebagai kendaraan masuknya gen. Di -
harapkan virus akan menginfeksi sel,
dan mulai memproduksi protein un -
tuk pembekuan darah yang dibutuh -
kan. Sebenarnya ini adalah teknik
stan dar yang digunakan dalam terapi
gen, tetapi sering gagal karena sistem
kekebalan tubuh sudah lebih dahulu
membunuh virus sebelum mereka da -
pat melakukan pekerjaan mereka.
Tim Nathwani mampu mencari
cara yang lebih efisien untuk meng -
ins tal gen baru. Hasilnya sangat me -
muaskan. Di awal penelitian, semua
peserta memiliki kurang dari 1% dari
tingkat normal FIX dalam darah mere-
ka. Pada akhir penelitian, yang di ikuti
pasien selama enam sampai 16 bulan,
sebagian besar memiliki tingkat FIX
3% sampai 11% dari nilai normal.
Temuan ini bukan obat, tetapi se -
buah perbaikan, dan merupakan lang -
kah yang menjanjikan di bidang tera -
pi gen. Penelitian di bidang terapi gen
sempat tersandung kasus kematian
Jesse Gelsinger pada tahun 2000.
Pasien 18 tahun ini menjalani terapi
17 FARMACIA September 2013
RACIKAN UTAMA
Jangan Terhenti
pada Informasi Genetik
gen untuk mengobati penyakit langka
ornithine transcarbamylase deficiency
yang merupakan gangguan metabolis -
me di mana tubuhnya tidak bisa me -
metabolisme amonia. Gelsinger me -
ninggal akibat komplikasi pengobat -
an. Ia rupanya meninggal karena
reak si kekebalan tubuhnya menolak
vi rus yang digunakan untuk mema -
suk kan gen pengoreksi ke dalam sel-
sel tubuhnya. Metodenya mirip de -
ngan yang digunakan dalam peneliti -
an ini. Memang, salah satu peserta
he mofilia yang menerima dosis tinggi
terapi gen juga menunjukkan tingkat
reaksi kekebalan sel tinggi terhadap
vektor virus. Untuk menetralkan reak-
si ini, peneliti menggunakan glukoko-
rtikoid.
Para ahli dalam terapi gen optimis
bahwa hasil penelitian ini akan ber -
gabung dengan temuan-temuan kecil
lainnya di lapangan. Salah satu pe ne -
liti Dr Edward Tuddenham, direktur
Pu sat Hemofilia di Royal Free Hos pi -
tal, bahkan mengantisipasi pengobat -
an terapi gen akan segera tersedia.
Saat ini lebih dari dua puluh pasien
akan segera masuk ke penelitian un -
tuk mencari dosis virus paling opti-
mal. Tujuannya adalah dosis tertinggi
diharapkan tidak memicu serangan
sis tem kekebalan tubuh, kata Dr Tud -
den ham. Jika semua berjalan de ngan
baik, pengobatan genetik untuk he -
mo filia B dapat tersedia dan diguna -
kan secara luas dalam beberapa ta -
hun ke depan, katanya. Memang un -
tuk sampai pada tahap akhir, akan
me makan waktu penelitian yang lebih
besar dan lebih banyak riset untuk
me mahami sepenuhnya bagaimana
te rapi gen dapat dibuat baik aman
dan lebih efektif, tapi setidaknya,
akhirnya, hasilnya sudah menuju ke
arah yang benar.
520 Gen Penyebab Kanker
pada Anak
Mungkinkah kita mengelabui DNA
kita sendiri? Pertanyaan ini menjadi
dasar dilakukannya penelitian di bi -
dang terapi berbasis gen. Adalah Pe -
diatric Cancer Genome Project (PC -
GP), yang mencoba membongkar su -
sunan genetik penyebab kanker pa da
anak. Dalam penelitian yang di ren -
canakan berlangsung 3 tahun de ngan
biaya 65 juta dolar AS ini mulai me -
nunjukkan hasil.
Rilis terbaru dari PCGP, yang diter-
bitkan dalam jurnal Nature Genetics,
memuat 520 sekuens genom dari pa -
sien kanker anak. Setengahnya ber a -
sal dari materi genetik yang berasal
da ri tumor mereka, dan setengah dari
jaringan sehat mereka. Dengan men -
co cokkan genom tumor dengan sel-
sel normal dari pasien yang sama, pe -
neliti berharap menemukan perbeda -
an dan mendapatkan ide dari mana
sel-sel kanker mulai berjalan kacau.
Perbedaan dalam kode genetik juga
menjadi target terapi baru yang
potensial.
Dr James Downing, direktur ilmiah
dan pemimpin PCGP di St Jude Chil -
dren Research Hospital, yang bermi-
tra dengan Universitas Wa shing ton
un tuk proyek tersebut, me nga takan
mustahil menemukan gen pe nyebab
kanker tanpa membanding kannya de -
ngan gen normal. Yang ada, kita ha -
nya menemukan ribuan sampai ratus -
an ribu mutasi potensial, dan tidak
ada cara untuk memilah-mi lah mana
yang berperan penting da lam terja di -
nya kanker, ujarnya.
Pada akhirnya, tujuan penelitian
yang menggunakan informasi genetik
FARMACIA 18 September 2013
RACIKAN UTAMA
adalah membantu mengembangkan
obat baru, pengobatan kanker yang
lebih efektif. Terlepas dari kenyataan
bahwa tingkat kelangsungan hidup
kan ker anak banyak yang telah me -
ningkat mencapai 80% sampai 90%
da lam beberapa tahun terakhir. Na-
mun sebagian besar karena deteksi di -
ni dan intervensi cepat dengan peng -
obatan konvensional, termasuk pem-
bedahan, kemoterapi dan radiasi ter-
api. Kenyataannya belum ada obat
baru untuk mengobati kanker pedia -
trik dalam hampir dua decade ter-
akhir. Tingkat kekambuhan kanker ju -
ga masih tinggi.
Sulit untuk menyatakan bahwa in -
formasi genetik yang dikumpulkan
oleh PCGP tidak akan berguna, tetapi
apakah temuan tersebut bisa meng -
ubah kehidupan pasien sekarang?
Apa kah bisa membantu dokter untuk
merawat penderita kanker anak de -
ngan pebih baik? Sebuah penelitian
baru menunjukkan bahwa meskipun
penerapan informasi genetik dalam
me ningkatkan kesehatan, disambut
ha ngat, namun menambahkan tes ge -
netik ternyata tidak meningkatkan ke -
mampuan dokter untuk mempre dik si
penyakit seperti kanker payuda ra, dia-
betes atau rheumatoid arthritis.
Downing mengakui bahwa infor-
masi genetik hanyalah sebuah lang -
kah awal. Dokter masih harus mampu
menafsirkan dan menerapkan semua
informasi yang diperoleh dari tumor
pasien dan sel-sel sehat untuk mem-
buat keputusan cerdas terkait pengo -
bat an yang dapat meningkatkan ke -
lang sungan hidup dan mungkin bah -
kan menyembuhkan kanker mereka.
Informasi genetik telah membe ri -
kan beberapa petunjuk penting ten-
tang bagaimana cara terbaik untuk
mengobati kanker pada anak tertentu:
decoding genom tumor untuk lym -
pho blastic leukemia akut (ALL), misal-
nya. Hasil informasi genetika menun-
jukkan bahwa selama ini pengobatan
kan ker ini dilakukan dengan cara
yang salah. ALL tidak sama dengan
leu kemia lymphoblastic lainnya, tu -
mor ini memiliki lebih banyak ke sa -
maan dengan leukemia myeloid akut
(AML), yaitu kanker lain dari sumsum
tulang dan sel-sel darah. Perla ku an -
nya bisa sangat berbeda. Jadi segera
kita melihat bahwa kita perlu meng -
ubah pendekatan terapi untuk pasien
dengan ALL, kata Downing.
Nantinya semua informasi genetik
pa da kanker pada anak akan di kum -
pul kan pada satu tempat, sehingga pe -
neliti, dokter, ahli biologi dan pengem-
bang obat dapat menganalisis data dan
mulai menghubungkan titik-titik me -
nu ju pengobatan yang lebih efektif.
Da tabase saat ini tersedia me lalui Ero -
pa Bioinformatika Institute por tal. Se -
mentara upaya itu didanai swasta oleh
St Jude Children Research Hospital dan
Kay Jewelers. PCGP sen diri akan mem-
buat akses ke database secara gratis
untuk para peneliti, selama mereka
menggunakan informasi ter sebut untuk
pe nelitian dan setuju untuk mempubli -
kasikan data pene litian.
Tujuan akhir dari PCGP adalah un -
tuk membuat informasi DNA yang
ber guna di klinik, kata Downing. Se -
ba gian besar publikasi mencakup be -
berapa interpretasi dari materi genetik
untuk membantu para ilmuwan me -
nerapkannya ke pengobatan klinis
efektif. tan
F
19 FARMACIA September 2013
RACIKAN UTAMA
Dr James Downing, direktur ilmiah dan pemimpin PCGP di St Jude Chil dren Research Hospital.
Meski terapi berbasis gen,
stem cell, terapi biologi
sudah berkembang
sedemikian rupa, namun
pengembangan obat-obatan
yang berasal dari alam tidak
lantas mati. Alam adalah
lemari obat terlangkap cip-
taan Tuhan. Mereka menanti
untuk ditemukan!
T
umbuhan sudah digunakan se -
bagai properti pengobatan jauh
sebelum sejarah terjadi Tu lis -
an-tulisan di papirus dari ja -
man Cina dan Mesir kuno
meng gambarkan penggunaan tum -
buh an sebagai obat sekitar 3.000 se -
be lum Masehi. Baru di abad ke-19 se -
nyawa kimia pertama ditemukan. Se -
jak saat itu penemuan obat terjadi sa -
ngat cepat berdasarkan senyawa-se -
nya wa kimia yang berhasil dikem-
bangkan.
Alam adalah lemari obat terbesar
dan terlengkap. Kita mendapatkan
asam salisilat dari pohon willow,
morfin dari bunga poppy. Tak hanya
ta naman. Bahkan racun pun bisa
menjadi ramuan obat. Sebut saja bisa
ular yang bisa dikembangkan menjadi
obat anti pembekuan darah.
Menariknya, beberapa jenis toksin
menjadi sumber pembuatan obat
yang bersifat live-saving. Sekitar se -
tengah dari obat-obatan yang muncul
saat ini berasal dari tanaman atau bi -
na tang di sekitar kita, belum termasuk
ribuan kandidat obat yang tengah dan
menunggu untuk ditemukan. Dikutip
dari Time belum lama ini, berikut
ada lah racun-racun yang saat ini se -
rius diteliti yang bisa jadi akan men-
jelma menjadi obat yang sangat
ampuh di masa depan.
Tetrodotoksin Ikan Buntal:
Painkiller Poten
Chef-chef berpengalaman tahu ba -
gaimana mengolah ikan buntal (puf -
ferfish) dengan aman sehingga terhin-
dar dari tetrodotoksin, racun mema ti -
kan pada ikan berduri yang bisa
meng gelembung seperti buah durian
ini. Tetrodotoxin bisa mengganggu
sis tem saraf dan menyebabkan parali-
sis fatal karena menyerang otot-otot
yangmengatur pernapasan dan irama
jantung.
Namun racun ikan buntal ini bisa
di manfaatkan untuk mengatasi nyeri
kronis, biasanya terkait kemoterapi.
Peneliti dari John Theurer Cancer
Cen ter berhasil menemukan bahwa
ra cun ikan buntal memiliki kekuatan
meredakan nyeri 3.000 kali lebih kuat
dibandingkan morfin tanpa efek sam -
ping berupa kecanduan dan mual.
Me reka kemudian menguji tetrodoxin
sebagai pereda nyeri pada sejumlah
ke cil pasien kanker untuk memastikan
keamanan dan efikasinya. Tahap ter-
akhir akan dibandingkan dengan obat
pereda nyeri kemoterapi yang sudah
ada saat ini sebelum
minta persetuju an FDA.
Kulit Hiu:
Menjauhkan
Bakteri
Hiu tidak hanya
menakutkan karena
gigi-giginya yang super
tajam. Ku lit ikan hiu
y a n g k e l i h a t a n n y a
kenyal dan lebut seperti
karet ternyata jika di -
lihat dari dekat sangat
kasar mirip pa sir. Adalah Sharklet
teknologi, pelopor peniruan kulit hiu
untuk alat-alat kesehatan seperti
kateter urin. Struktur mirip kulit hiu
membuat bakteri se perti staphylococ-
cus aureus, methicil lin-resistant
staphylococcus aureus (MRSA) dan
pseudomonas aeruginosa menjauh.
Kateter juga bisa mengu rangi infeksi
saluran kemih yang me nimpa
seperempat pasien yang menggu-
nakan kate ter dalam waktu lebih da ri
seminggu.
Raja Kobra
Pengganti Morfin
Satu gigitan Raja Kobra bisa mem-
bunuh manusia. Tetapi bisanya yang
sangat beracun juga bisa menjadi pe -
reda nyeri oten selama operasi. Pro -
fesor Manjunatha Kini dari National
University of Singapore adalah orang
Racun Pemberi Harapan
FARMACIA 20 September 2013
RACIKAN UTAMA
yang mengembangkan antinyeri dari
bisa kobra yang konon kekuatannya
20-200 kali lebih kuat daripada mor -
fin. Seperti racun ikan Buntal, Bisa
Ra ja Kobra juga tidak menyebabkan
adiksi. Dalam waktu dekat,
Kini ber ha rap bisa menguji
obat temuannya pada
pasien. Percobaan pada
hewan tikus yang menerima
obat ini bisa ber tahan ham-
pir dua kali lebih lama da -
lam nyeri termal diband-
ingkan tikus yangtidak dis-
untik bisa raja kobra.
Ludah Kutu
Pengencer Darah
Ketika kutu ini masuk ke dalam da -
ging orang yang digigitnya, ia akan
me ngeluarkan ludah. Ada zat khusus
dalam air liurnya merupakan suple-
men penting bagi darah: mencegah
penggumpalan darah. Oleh karena itu
dipikirkan untuk mencoba zat dari
kutu ini untuk menyembuhkan pasien
yang mengalami penyumbatan pem-
buluh darah. Lagi-lagi, profesor Man -
junatha Kini dari National University
of Singapore mengisolasi molekul dari
air liur kutu ini dan mengembangkan
obat yang 70 kali lebih poten diban -
ding kan pengencer darah yang dite -
mu kan di dalam tubuh manusia. Per -
co baan pada binatang sejauh ini cu -
kup menjanjikan. Dalam waktu seta -
hun akan dimulai percobaan pada
manusia.
Anemon Laut
Kuatkan Sistem Imun
Kineta, perusahaan biote-
knologi ber basis di Seattle,
saat ini tengah me ngembangkan ter-
api berbasis racun ane mon laut.
Anemon adalah predator bawah laut
yang bentuknya jelita luar biasa. Ikan
badut seperti Nemo, gemar bergerom-
bol di balik anemone dengan
tangan-tangannya yang ber -
go yang, berwarna-warni, lem-
but dan kadang berbunga in -
dah. Anemon bisa mengeluar -
kan racun yang bermanfaat
bagi pasien penderita penya -
kit auto imun seperti multiple
sclerosis. Toksin dikeluarkan
saat anemone terancam dari
predator seperti lobster. Ra -
cun ane mone mengandung senyawa
yang disebut ShK-186 yang mempe -
nga ruhi saluran potassium di tubuh
ma nusia. Antibodi yang merusak sa -
lur an ini ber tanggungjawab pada
beberapa kon disi autoimun sehingga
ia dija di kan target terapi. Terapi yang
saat ini di gunakan sering me lum -
puhkan sistem imun membuat pasien
rentan meng alami gangguan imun
yang beragam. CEO Kineta, Dr.
Chuck Magness, men jelaskan bahwa
obat dari ane mone ini juga bisa men-
gatur metabolism, sehingga kemungk-
inan bisa un tuk terapi obesitas. Saat
ini obat dari racun anemone laut te -
ngah mema suki uji klinis fase 1.
Racun Kodok
Penyembuh Luka
Kodok kecil dengan kulit belang-
belang menyala, oleh karena itu dise-
but fire-bellied toad ini, mengeluar -
kan toksin mematikan dari pori-pori
ku litnya jika ia merasa terancam. Ada
kandungan protein dalam racun yang
bermanfaat menyembuhkan luka.
Pep tida-peptida dalam racun ini me -
micu pertumbuhan pembuluh darah,
seperti dijelaskan Profesor Christo -
pher Shaw dari Queens University di
Belfast School of Pharmacy yang me -
neliti katak ini. Obat yang menggu-
nakan racun kodok ini bisa memini-
malisir pertumbuhan jaringan parut
de ngan mempercepat proses penyem-
buhan. Dalam waktu kurang dari satu
tahun ke depan obat akan memasuki
uji klini pada manusia dan sudah di -
pa tenkan di Cina dan Amerika. tan
F
21 FARMACIA September 2013
RACIKAN UTAMA
J
ika sebagian besar dokter cen-
derung mengesampingkan obat-
obatan herbal, tidak de mi kian
hal nya dengan Dr. Ari janto Jo -
no sewojo, SpPD., FINA SIM, Ke -
pa la Poliklinik Peng obat an Komple -
men ter- Alternatif RSU. Dr. Soetomo,
Surabaya. Bisa dibilang, Ari janto ada -
lah satu dari segelintir aka demisi yang
memperjuangkan penggunaan obat-
obatan herbal da lam terapi beberapa
jenis penyakit. Se demikian tertariknya
Arijanto de ngan obat-obat herbal, dok-
ter berlatar spesialis penyakit dalam itu
lebih ba nyak berkecimpung dalam
penelitian untuk mengetahui manfaat
obat-obat an herbal untuk digunakan
dalam du nia medis modern. Lihat saja,
di po li klinik yang dipimpinnya itu, Ari -
janto bertugas mencari khasiat kli nis
obat-obat herbal dan berusaha meng -
ga bung kannya dengan pengobatan
mo dern.
Hasilnya semakin terlihat. Sejak
per tama kali berdiri tahun 1999 silam
hingga saat ini, Poliklinik Pengobatan
Komplementer- Alternatif RSU. Dr.
Soetomo telah dapat menangani pe -
nya kit-penyakit seperti darah tinggi,
dia betes, hiperkolesterol, hepatitis,
asam urat, asma, batu ginjal, reu ma tik,
kanker paliatif batu empedu, ke pu -
tihan, dan obesitas. Penyakit-pe nya kit
tersebut diterapi menggunakan obat-
obatan herbal murni maupun kombi-
nasi dengan obat modern.
Berbagai jabatan lain yang disan-
dang Arijanto juga tidak jauh-jauh da ri
hal-hal yang terkait dengan pengobat -
an herbal. Saat ini, bapak tiga anak itu
merupakan Ketua Program Studi D3
Pe ngobat Tradisional Fakultas Ke dok -
teran Universitas Airlangga, se buah
pro gram studi yang membawahi tiga
ju rusan, yakni bidang jamu atau obat
herbal, akupunktur, dan pijat.
Kementerian Kesehatan merenca -
na kan 40 rumah sakit pemerintah akan
mempunyai poliklinik Kom ple menter
Alternatif pada th 2015. Lu lusan Prog -
ram Studi D3 Pengobatan Tradisional
antara lain dapat mengisi posisi di poli-
klinik-poliklinik yang akan dibentuk
tersebut, ujar Arijanto kepada FAR MA -
CIA, beberapa waktu lalu.
Disamping jabatan fungional, dok-
ter yang telah melakukan 12 penelitian
terkait obat-obatan herbal ini juga aktif
di berbagai orgnisasi. Saat ini, Ia dike-
tahui menjadi Ketua Perhim pun an
Dok ter Herbal Medik Cabang Su ra ba -
ya. Arijanto juga menjadi Ang go ta Ko -
mi si Nasional Saintifikasi Jamu. Se ba -
gai dokter dan dosen tentunya sa ya
ingin meneliti apakah obat-obat an tra-
disional kita terutama Jamu bisa di pa -
kai bersamaan dengan pengobat an for-
mal, dan bagaimana khasiat dan efek
sampingnya. Itu yang sangat pen ting
bagi saya supaya bisa melindungi ma -
syarakat dari keadaan yang mung kin
merugikan mereka, tutur Arijanto me -
nambahkan
Bekerja di Bawah Bayang-
bayang cap Terkun
Keakraban Arijanto dengan obat-
obatan herbal rupanya sudah terjadi
sejak ia masih kecil. Keluarganya yang
berasal dari Mangkunegaran So lo su -
dah terbiasa memakai jamu se ba gai
obat selain menggunakan obat mo -
dern. Arijanto kecil juga kerap di suruh
Eyang Putrinya mencari tanam an Me -
FARMACIA 22 September 2013
Dr. Arijanto Jonosewojo, SpPD, FINASIM:
Batal jadi Kusir Dokar,
Tekuni Herbal
PROMINENSIA
niran untuk dijadikan obat.
Selepas lulus menjadi dokter umum
dari Fakultas Kedokteran Uni versitas
Airlangga, 1981 silam, pria yang pada
masa kecilnya pernah ber cita-cita jadi
pilot dan kusir dokar ini semula ketat
menerapkan pengobatan medis kon-
vensional barat sesuai hasil pendidikan
profesi kedokterannya. Na mun semua -
nya itu berbalik pada ta hun 1998. Kala
itu Arijanto me me gang jabatan koordi-
nator Pelayanan Me dik di Instalasi Ra -
wat Jalan RSUD Dr. Soetomo. Salah
satu tugasnya pa da waktu itu adalah
mem buka poli klinik baru karena
RSUD dr. Soetomo merencanakan
mem buka poliklinik Ke dokteran Olah
Raga, poliklinik Me nopause dan poli -
klinik Obat Tradisional Indonesia
(OTI).
Untuk Poli Olah Raga dan Me no -
pause setelah jadi SDM nya sudah ada,
sedangkan poli Pengobatan Tra di sio -
nal tidak ada yang mau me me gang ta -
kut dicap Terkun (Dokter Du kun).
Sing katnya direktur rumah sakit yang
saat itu dipegang Prof Dikman Angsar
SpOG menunjuk saya untuk me me -
gang poli OTI tersebut, ke nang bapak
tiga anak itu.
Memimpin poliklinik pertama di In -
donesia yang mengedapankan tera pi
menggunakan obat-obatan herbal, Ari -
janto merasakan berbagai macam tan-
tangan. Salah satunya adalah re sis tensi
yang bahkan datang dari rekan se jawat
dokter sendiri. Namun ke mu dian me -
re ka mulai memahami ka lau dokter
ikut mengembangkan pe ng obatan tra-
disional berarti dokter ikut melindungi
masyarakat dari cara pengobatan yang
salah. Karena dokter akan selalu me ng -
utamakan kesela mat an masya ra kat,
Ari janto menuturkan.
Tidak Kalah Manjur
Bicara tentang posisi obat-obatan
herbal di dunia terapetik kedokteran,
Arijanto melihat para dokter di Indo ne -
sia hingga kini belum menerima ja mu
sebagai salah satu pilihan pengobatan.
Wajar saja, belum semua fa kul tas ke -
dok teran memasukkan pe man faatan
jamu ini dalam kurikulum pengajaran-
nya. Di samping itu, un dang-undang
tentang praktek kedokteran juga de -
ngan tegas melarang dok ter membe ri -
kan pengobatan bila belum terbukti
manfaatnya.
Sementara nasib obat-obatan her bal
di dalam negeri masih dalam ta hap
pertumbuhan, saat ini pengguna an
obat herbal di Eropa sudah sangat ma -
ju. Padahal menurut dia, pemakai an
obat herbal mempunyai prospek cu -
kup baik bila memiliki data-data il -
miah yang valid.
Beberapa uji klinis yang pernah di -
la kukan menunjukkan bagaimana obat
herbal yang dikombinasikan de ngan
obat kimia mampu memberikan hasil
positif terhadap pengobatan sua tu pe -
nya kit tertentu. Salah satunya ada lah
uji klinik penggunaan obat her bal pada
diabetes melitus dimana penderita dia-
betes yang mendapat teh hitam saja,
kelompok yang mendapat metformin
sa ja, dan kelompok kombinasi teh hi -
tam dengan metformin.
Hasil yang didapatkan dari peneli ti -
an tersebut, pada kelompok pembe ri an
teh hitam terjadi penurunan HbA1C.
Demikian pula, pada kelompok met-
formin juga terjadi penurunan HbA1C
yang hampir sama dengan ke lompok
1. Sementara pada kelompok 3 penu-
runan HbA1C paling sedikit di ban -
dingkan kelompok 1 dan 2.
Selama ada data ilmiah yang me -
nye butkan sebuah obat herbal aman,
ber manfaat dan berkualitas pasti dok-
ter akan memakainya. Hal tersebut di -
karenakan profesi dokter terikat de -
ngan Undang-undang Kedokteran di -
ma na dokter harus menggunakan
obat-obatan yang telah berbasis pe ne -
litian Ilmiah. Pemakaian obat Herbal
ini bisa sebagai promotif, preventif, ku -
ratif atau rehabilitatif, serta alliatif, im -
buh Arijanto.
Arijanto yakin perkembangan obat
Herbal di Indonesia di masa menda -
tang akan semakin baik dibandingkan
dengan masa la lu. Hal tersebut diya -
kininya karena sekarang sudah ada
link antara Pemerintah, akademisi dan
pelaku usaha. Perkembangan yang po -
si tif ini didukung pula oleh tren di ma -
syarakat yang cenderung mengguna -
kan obat berbahan. Tren yang lagi
di sukai diseluruh dunia pada saat ini
adalah Back to Nature, katanya me -
nam bahkan. yap
F
23 FARMACIA September 2013
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
PROMINENSIA
Kata jatuh sudah jadi bagian dari keseharian orang banyak.
Jatuh bisa karena kepeleset, tersandung, atau melamun.
Anak yang baru belajar jalan sering jatuh. Tapi, jangan
sepelekan jatuh yang satu ini. Jatuh pada usia lanjut adalah
kondisi medis yang berhubungan dengan instabilitas postural
dan bisa mengakibatkan imobilisasi. Bisa jadi awal rawat
inap jangka panjang di rumah sakit, morbiditas, bahkan
mortalitas.
J
atuh bukanlah perkara sederha -
na pada seorang usia lanjut. Ja -
tuh bisa diakibatkan kondisi
me dis lain seperti stroke atau
bi sa menjadi ujung dari insta-
bilitas postural (gangguan keseim -
bang an) yang umumnya dialami
orang berusia lanjut. Jatuh bisa jadi
akibat dan bisa jadi sebab rangkaian
masalah lain pada usia lanjut. Jatuh
bisa mengakibatkan seseorang butuh
rawat inap, penurunan status fungsio -
nal, imobilisasi, luka dekubitus, mal-
nutrisi, infeksi paru-paru, sampai ber -
akhir pada kematian. Marilah kita li -
hat sebuah ilustrasi kasus (diambil da -
ri kasus nyata) berikut ini.
Seorang laki-laki, Tn. AG, berusia
86 tahun hampir tidak pernah men de -
rita penyakit serius sepanjang hidup-
nya. Meskipun sudah berusia sepuh,
ia beraktivitas dengan mandiri di ru -
mahnya, berjalan dengan bantuan
tong kat, masih bisa berkomunikasi,
ma kan, dan tidur dengan baik. Ia me -
miliki daya ingat yang baik, di atas
rata-rata orang seusianya, tidak depre-
si, dan tidak cemas. Ia terdiagnosis
hipertensi sejak setahun lalu, dan di -
sa rankan untuk minum obat anti-hi -
pertensi rutin. Selama ini ia memiliki
kendali tekanan darah yang baik. Ia
tidak memiliki riwayat sakit jantung,
diabetes, dan sakit ginjal. Ia pernah
dikatakan stroke ringan setahun lalu
dan sejak itulah ia menggunakan
tong kat sebab jalannya jadi lambat
dan butuh bantuan penopang agar le -
bih seimbang. Ia pernah jatuh satu ka -
li setahun lalu dan cepat pulih (tidak
ada cedera serius saat itu).
Sampai satu hari sebelum ia jatuh
di kamar mandi saat ini, ia beraktivi-
tas baik di dalam rumah, berjemur di
pagi dan sore hari, makan dalam porsi
yang cukup, menonton televisi dan
membaca koran. Suatu hari ia jatuh di
kamar mandi (ini adalah jatuh yang
kedua kalinya), terpeleset dan meng -
alami luka. Ia nyeri kepala dan ber -
obat, dikatakan stroke ulang dan
men jalani perawatan selama tiga
Jatuh,
Bahaya Mengintai Usia Lanjut
RACIKAN KHUSUS
FARMACIA 24 September 2013
minggu akibat infeksi paru-paru ru -
mah sakit. Sejak saat itu, kondisinya
terus memburuk. Kondisi infeksi ber -
ulang berkembang menjadi sepsis
(sem pat rawat jalan 1 minggu lalu
per burukan lagi karena imobilisasi
dan ketergantungan berat, dan infeksi
berulang menjadi sepsis), hingga ter-
jadi penurunan kesadaran dan kema -
ti an (total 2 bulan sejak peristiwa ja -
tuhnya). Pasien gagal pulih akibat
usia sangat lanjut (imunokompro-
mais), imobilisasi, sepsis (infeksi be -
rat), stroke berulang, ketergantungan
total, dan malnutrisi selama pera wat -
an. Jatuh menjadi akibat (dari stroke)
dan entry (awal) dari kondisi medis
yang kompleks pada pasien selama
rawat hingga berakhir dengan mor -
talitas.
Ilustrasi kasus di atas adalah salah
kasus yang dapat ditemui di bangsal
perawatan di rumah sakit mana pun di
Indonesia dan seluruh dunia. Ma sa lah
bisa jadi lebih kompleks bila pa sien
mengalami fraktur dan membutuhkan
operasi ortopedi, atau perda rah an di
otak sehingga membutuhkan interven-
si bedah saraf. Ada banyak pa sien
jatuh di usianya yang lanjut. Ke -
banyakan memang bisa pulih, ha nya
sebagian yang akhirnya berlanjut de -
ngan berbagai morbiditas dan ber akhir
dengan mortalitas. Di poliklinik usia
lanjut, banyak pasien yang me ng alami
gangguan keseimbangan (ins tabilitas)
dan riwayat jatuh. Ba nyak pula yang
membutuhkan kursi roda dan tongkat
untuk membantu mobilisasi.
Profesor Siti Setiati, pakar geriatri
dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia mendefinisikan instabilitas
sebagai kondisi ketidakseimbangan
tubuh sehingga memudahkan seseo-
rang mengalami jatuh, sementara ja -
tuh sendiri didefinisikan sebagai kon-
disi bergeraknya seseorang menuju
ta nah atau lantai, atau tempat yang
lebih rendah tanpa dikehendakinya.
Gangguan keseimbangan ini memang
menjadi faktor risiko seseorang untuk
jatuh. Ganggun keseimbangan dapat
disebabkan perubahan kontrol postu -
ral, perubahan cara berjalan, dan ber -
bagai kondisi medis lainnya yang ber -
hubungan. Berbagai kondisi medis
yang mengganggu keseimbangan an -
tara lain stroke, kelemahan otot,
gang guan penglihatan dan pende -
ngar an, demensia, dan parkinsonis -
me.
Dalam menggali anamnesis me -
ngenai jatuh sendiri, kadang tidak
mu dah. Pasien atau keluarga sering -
kali tidak mengiyakan begitu saja bila
ditanya dengan kata jatuh, mereka
mengingatnya sebagai pengalaman
terpeleset, tersandung, atau tertum-
buk. Untuk yang satu ini saya punya
pengalaman di poliklinik saat ber ta -
nya kepada pasien, apakah ibu per-
nah jatuh? jawaban pertama lang-
sung tidak. Lalu saya bertanya hal-
hal lain lagi, dan sampailah saya di
pertanyaan kegiatan sehari-hari, me -
ngenai kemampuan menggunakan
toilet dan mandi sendiri, pasien men-
jawab dengan ringan, bisa sendiri
dok, tapi harus hati-hati juga, saya
per nah kepeleset dok di kamar man -
di. Nah lho. Saya jadi balik lagi, ja -
di ibu pernah jatuh di kamar mandi?,
pasien kembali menjawab, tidak
dok, hanya kepeleset saja kok, gak
apa-apa, cuman sakit sebentar, lalu
udah baikan.
25 FARMACIA September 2013
RACIKAN KHUSUS
Instabilitas bisa kita lihat dari cara
berjalan pasien. Hal ini gampang-
gam pang susah juga. Penggunaan
tong kat, walker, dan gaya berjalan
par kinsonisme dapat kita kenali de -
ngan relatif mudah, namun jangan
sampai terkecoh. Kadang kita kurang
awas dan menyangka pasien yang ga -
ya berjalannya baik-baik saja tidak
pernah jatuh, namun bila kita anam-
nesis dan lakukan pemeriksaan fisik
keseimbangan dengan cermat, kita
akan mendapatkan instabilitas dan
(ternyata) ada riwayat jatuh.
Mengenali faktor risiko
instabilitas dan jatuh
Bila instabilitas memiliki faktor ri -
siko stroke, kelemahan otot (frailty),
gangguan penglihatan dan pende -
ngar an, demensia, parkinsonisme,
dan banyak kondisi medis lain terkait
seperti infeksi berat (infeksi paru atau
infeksi saluran kencing), malnutrisi
dan ketergantungan, maka jatuh sebe-
narnya merupakan kelanjutan dari
ins tabilitas. Namun demikian, jatuh
ju ga memiliki faktor risikonya sendiri
(tumpang tindih dengan instabilitas).
Dr. Lainie Van Moncada, Fellow Ge -
riatric Medicine dari University Me di -
cal Center Lafayette, Louisiana, mem-
bagi faktor risiko jatuh pada usia lan-
jut menjadi faktor yang tidak dapat di -
modifikasi (non-modifiable) dan fak-
tor yang dapat dimodifikasi (modi -
fiable). Tabel berikut ini disadur lan-
sung dari naskahnya yang berjudul
Ma nagement of Falls in Older
Persons: a Prescription for Pre ven -
tion (Am Fam Physician. 2011;84
(11):1267-76).
Disadur langsung dari naskah Moncada LV.
Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76.
Disadur langsung dari naskah Moncada LV. Am Fam
Physician. 2011;84(11):1267-76.
Dalam salah satu naskahnya, Pro -
fesor Siti Setiati menyebutkan bahwa
penyebab ekstrinsik jatuh antara lain
permukaan lantai tidak rata, lantai li -
cin, adanya air tergenang, pencaha ya -
an kurang, tidak tersedianya alat ban -
tu jalan, transfer pasien antara kursi
roda ke tempat tidur atau sebaliknya,
toilet terlalu rendah, dan aksesoris se -
perti pakaian, alas kaki yang mem -
buat seseorang bisa tersandung. Se -
mentara faktor intriksik terbagi menja-
di proses menua normal (gangguan
peng lihatan dan pendengaran), gang-
guan neurologi (stroke, neuropati, de -
mensia, vertigo), gangguan kardiovas -
kuler (hipotensi ortostatik, aritmia,
angina), gangguan muskuloskeletal
(osteoartritis, deconditioning dalam
waktu lama, kelemahan otot), gang-
guan metabolisme (hipertiroidisme,
hipoglikemia, diabetes, gangguan
elektrolit misalnya hipokalemia), dan
penggunaan obat-obatan seperti fu ro -
semid, aminoglikosida, dan aspirin,
pe nyebab lain adalah infeksi dan
gangguan mental.
Terkait dengan penggunaan obat-
obatan yang bisa menjadi faktor risiko
jatuh, Moncada sudah merangkum-
nya sebagai berikut. Tabel berikut ju -
ga disadur dari naskahnya di jurnal
American Family Physician.
Disadur langsung dari naskah Moncada LV.
Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76.
FARMACIA 26 September 2013
RACIKAN KHUSUS
Penilaian Pasien:
Keterampilan Klinis
Berperan Penting
Bila kita menerima pasien yang
me ngalami instabilitas dan ada riwa -
yat jatuh, maka anamnesis umum pe -
nyakit dalam (dan pengkajian paripur-
na pasien geriatri atau comprehensive
geriatric assessment) penting dila ku -
kan. Selanjutnya, kita harus mela ku -
kan anamnesis terarah, antara lain ri -
wayat jatuh sebelumnya, obat-obatan
yang dikonsumsi (arahkan ke obat-
obat risiko tinggi yang ada di daftar di
atas), penyebab jatuh yang menjadi
dugaan pasien, lingkungan pasien
saat jatuh (ada genangan air atau ben -
da-benda di lantai), gejala-gejala atau
kondisi medis yang dialami yang seki-
ranya memicu jatuh, misalnya pusing
berputar, lemas, sempoyongan, sen-
sasi mau pingsan, berdebar-debar, se -
sak nafas, dan sebagainya. Kita ditun-
tut untuk jeli dalam membayangkan
si tuasi yang memicu jatuh pada pa -
sien sehinga kita bisa menduga pe -
nyebab ekstrinsik dan intrinsik yang
di alami pasien. Hal ini penting untuk
intervensi ke depannya (baik interven-
si kondisi medis maupun lingkungan
pasien).
Pemeriksaan fisis umum dan spesi-
fik perlu kita kerjakan. Perhatikan tan -
da vital, kulit (apakah ada bekas trau-
ma), mata, telinga,
kardiovasuler, dan
neu rologi (status men-
tal, kekuatan otot,
serebelar, tremor, bra -
dikinesia, mengamati
pasien ba ngun dari
duduk dan berjalan).
Uji lain yang spesifik
dan per lu dipelajari
adalah single leg
stance atau tandem
stance (normal di atas
10 detik), time up and
go test (normal < 15
detik), dan uji gait
(cara berjalan pasien).
Selain ahli neurologi
dan re ha bilitasi me -
dik, ahli pe nyakit da -
lam dan dokter umum
(dokter ke luarga atau
dokter di pela yan an
pri mer) seyogyanya
bi sa me ngerjakan uji-
uji se der hana ini.
Berikut adalah gam-
bar-gam bar nya.
Setelah pemeriksa -
an fisik yang leng kap,
kita lanjutkan de ngan
pe me riksaan laborato-
rium terutama darah
pe rifer lengkap, elek-
trolit, fungsi ginjal,
27 FARMACIA September 2013
RACIKAN KHUSUS
Single leg stance (posisi tangan dapat dimodifikasi)
Tandem stance
Time up and go test
Pengkajian gait (cara berjalan), dapat dilakukan bersamaan
dengan time up and go test
urinalisis, dan fungsi liver. Pe me rik -
saan he mostatis lengkap juga pen ting
sebab diketahui bahwa hi per ko -
agulabilitas merupa kan salah satu fak -
tor ri siko jatuh, hal mana yang di -
ungkap oleh Kris Pra nar ka, pakar ge -
riatri dari Fakultas Ke dokteran Uni -
versitas Diponegoro da lam salah satu
naskahnya. Peme rik saan radiologi di -
la kukan bila ada in dikasi; foto tulang
(terutama bila ada kecurigaan fraktur),
CT Scan kepala, serta pemeriksaan
pe nunjang lain misalnya EKG atau
echocardiography pada kelainan jan-
tung. Masing-ma sing pemeriksaan ti -
dak boleh di ja dikan rutinitas saja me -
lainkan wajib memiliki tujuan yang
sudah dipi kir kan sebelumnya.
Pemeriksaan labo ra torium da pat
mem bantu mengarahkan ki ta pada
fak tor risiko terkait instabilitas dan ja -
tuh, misalnya hipo glikemia me nye bab -
kan pe nurunan kesa dar an dan ja tuh,
atau hipokalemia menyebab kan ke -
lemahan otot eks tre mi tas yang me -
ningkatkan risiko jatuh. Sementara pe -
meriksaan radio logi ju ga harus de ngan
indikasi yang jelas, mi salnya ada nya
ke curigaan ke arah stroke (da ri anam-
nesis dan pemeriksa an fisik yang ba -
gus) membuat kita me mutus kan pasien
di-CT Scan otak, tidak bo leh semata-
mata langsung me la ku kan nya karena
kebiasaan saja. Peng kajian harus dila -
ku kan sebaik mung kin.
Pencegahan dan
Penatalaksanaan Jatuh
Profesor Siti Setiati menyebutkan
em pat penatalaksanaan umum insta -
bi litas dan jatuh, yaitu (1) modifikasi
lingkungan, (2) alat bantu berjalan, (3)
obati underlying disease (penyakit
dasar, misalnya stroke, sepsis, gang-
guan elektrolit, dehidrasi), dan (4) te -
rapi fisik rehabilitasi. Selain itu,
meng hindari sedapat mungkin obat-
obat yang meningkatkan risiko jatuh
juga dapat disarankan. Kerja sama de -
ngan neurologi dan rehabilitasi medik
untuk diagnosis dan terapi sangat baik
sehingga kita membentuk tim inter-
disipliner demi kepentingan pasien.
Di negara-negara maju, kerja sama
dengan pihak pengembang properti
untuk menyediakan hunian yang
aman dan nyaman bagi populasi lan-
jut usia merupakan hal yang jamak,
namun masih belum berkembang di
Indonesia.
Moncada merangkum beberapa re -
ko mendasi untuk kepentingan praktis
para klinisi sebagai berikut:
FARMACIA 28 September 2013
RACIKAN KHUSUS
Disadur langsung dari naskah Moncada LV. Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76.
Dalam beberapa publikasi, latihan
tai chi (senam dari Cina yang banyak
menekankan pada keseimbangan),
suplementasi vitamin D, modifikasi
ling kungan, penggunaan alas kaki
yang tepat, dan menghindari obat-
obat risiko tinggi disebut-sebut memi-
liki nilai pencegahan yang sangat baik
bagi instabilitas dan jatuh. Pence gah -
an sangat dianjurkan sebelum pasien
sampai memiliki pengalaman jatuh
se bab jatuh merupakan faktor risiko
terkuat bagi kejadian jatuh selanjut-
nya. Selain itu, pengobatan bagi pe -
nya kit dasar (underlying
disease) tidak boleh dia-
baikan sebab pe nyakit
dasar merupakan kondisi
akut yang mencetuskan
seorang dengan ins tabiltas
jadi jatuh.
Moncada juga menya -
rankan kartu ri siko jatuh
yang bermanfaat untuk
me ngingatkan pasien, ke -
luarga, dan dok ter terha -
dap adanya risiko jatuh pa -
da pasien sehingga pence-
gahan di la kukan lebih op timal. Kartu
risiko ja tuh ini belum populer
pengguna annya di pelayanan kese-
hatan di ne gara kita namun bisa men-
jadi saran ke de pannya. Adapun kartu
ini be r isikan ca tatan (atau semacam
check list) faktor risiko multipel yang
dapat diguna kan untuk identifikasi
adanya riwayat jatuh dan gangguan
keseimbangan (ins tabilitas) pada pa -
sien. Selamat mencoba pada pasien-
pasien kita. sno
F
Berikut adalah algoritme pence gah an jatuh ada usia lanjut:
(disadur dari Moncada LV. Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76.)
29 FARMACIA September 2013
RACIKAN KHUSUS
A
da berbagai faktor penyebab
hilangnya organ eks tremitas,
terbanyak akibat truma se -
hingga harus di la kukan am -
pu tasi, atau karena faktor ca -
cat lahir. Untuk me ngem ba li -
kan fung si ge rak se se orang
yang ke hi lang an tangan atau
kaki, sejak dulu sudah di ke -
nal peng gunaan ta ngan atau
kaki artifi sial. Perkem bang an
ta ngan dan ka ki buat an ini se -
karang su dah sa ngat ma ju
bahkan bisa nyaris me ngem -
ba li kan fung si ta ngan dan
kaki seutuhnya.
Awalnya, kaki atau ta ngan
pal su terbuat dari ka yu, ka ret,
kemudian di kem bang kan ka -
ki dan ta ngan palsu da ri si li -
kon de ngan du kungan elektrikal. Je -
nis-jenis kaki pal su ini me nentukan
harga dan ke nyamanan yang di ra sa -
kan peng guna. Mes ki pun kaki dan
ta ngan palsu tersebut tidak bisa
FARMACIA 30 September 2013
ADVERTORIAL
FARMACIA 30
STANDING
WITH HOPE
Jakarta Prosthetic & Orthotic Center Indonesia
Sitem organ gerak pada manusia tidak sesederhana yang
kita bayangkan. Organ gerak utama seperti tangan dan kaki,
yang disebut ekstremitas, dosokong oleh tulang rangka dan
otot agar bisa menjalankan fungsinya. Hilangnya organ gerak
ini akan mengganggu fungsi pergerakan dan mobilitas yang
berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang.
meng gantikan organ asli yang di cip -
ta kan Tuhan Yang Ma ha Kua sa, te ta -
pi kaki dan tangan palsu tersebut sa -
ngat membantu pengguna menja lan -
kan aktifitas sehari-hari.
Jakarta Prosthetic & Orthotic Cen -
ter Indonesia atau yang lebih dikenal
dengan sebutan JPOC, ada lah salah
satu per usahaan yang ber gerak di bi -
dang penyediaan alat-alat kesehatan
dan pusat rehabilitasi medik yang
ber konsentrasi di bidang pros tetik
dan ortotik. Alat kesehatan yang di -
se diakan JPOC ada lah alat kesehatan
keluarga yang mandiri, artinya alat-
alat ini dapat diguna kan tanpa ban-
tuan te naga medis. Semua ini karena
alat yang dikembangkan mu dah di -
gu na kan, akurat dan nyaman bagi
pengguna. Salah satu merk yang di -
distri bu sikan JPOC adalah VISSCO
health care di mana JPOC se bagai
Sole Agen, Dis tri bu tor dan Mar -
keting untuk wilayah In do -
nesia.
Selain menyediakan ka ki
dan ta ngan buatan, di mana ter-
masuk salah satu yang pa ling
mo dern di In do nesia, JPOC ju -
ga me la yani pa sien mulai dari
pe me rik saan, peng u kur an, produksi
dan paska produksi. Hal ini penting
ka rena ke butuhan setiap individu
berbeda, se hingga kete pat an pe la -
yanan dan kepuasan pasien men jadi
prioritas utama. Pe la yanan diberikan
oleh te naga ahli profe sional da ri da -
lam mau pun luar ne ge ri yang me -
mang memi liki kompetensi di bi -
dang nya. Kom binasi te -
naga ker ja yang te ram pil
dan mahir serta tek nologi
terkini, menja di kan JPOC
menjadi pi lih an pasien
yang kehilangan or gan
gerak agar bisa hidup la -
yak nya orang normal.
Info lebih lanjut, kunjungi
www.jpoc-indonesia.com/www.ta -
ngankakipalsu.com, 021-653091 56 -
/57 dan 021-4222097 atau langsung
me nuju ke lokasi showroom kami ke
Jl. Gunung Sahari 1 no 28 Jakarta Pu -
sat atau klinik kami Jl. Agung Niaga
IV Blok G5 No 19, Jakarta Utara.
Untuk memudahkan pasien yang
membutuhkan, kami juga membe ri -
kan la yanan online untuk produk-
pro duk tertentu kami di www.orto -
pe di-on line.com.
31 FARMACIA
September 2013
ADVERTORIAL
B
erdasarkan sidang Majelis Ke-
sehatan Sedunia atau World
Health Assembly (WHA)
2010, Indonesia, Brazil dan
Kolombia telah menjadi spon-
sor utama terbitnya resolusi WHA
63.18 tentang pengendalian Virus He-
patitis. Hepatitis saat ini telah menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang
perlu mendapat perhatian lebih. Di-
perkirakan 2 miliar orang di dunia per-
nah terinfeksi Hepatitis B. Sekitar 240
juta orang di antaranya merupakan
pengidap Hepatitis B kronik dan 450
juta orang lainnya adalah pembawa
(carrier). Sedangkan, jumlah penderita
Hepatitis C kronik mencapai 170 juta
orang.
Dalam rangka memperingati Hari
Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis
Day (WHA) yang jatuh pada tanggal
28 Juli 2013, Ikatan Dokter Anak Indo-
FARMACIA 32 September 2013
SIMPOSIA
Hari Hepatitis Sedunia 2013:
KETAHUI, CEGAH
DAN OBATI!
nesia (IDAI) menyelenggarakan simp-
soium yang bertemakan Saatnya Pe-
duli Hepatitis: Ketahui, Cegah dan
Obati, yang diselenggarakan di Balai
Kartini, Jakarta. Simposium ini di-
adakan dengan tujuan antara lain
mensosialisasikan pentingnya vaksi-
nasi Hepatitis B nol hari pada bayi.
Direktur Jendral Pengendalian Pe-
nyakit dan Penyehat Lingkungan Ke-
mentrian Kesehatan (Dirjen P2PL Ke-
menkes), Prof. dr. Tjandra Yoga Adi-
tama, Sp.P(K), MARS., DTM & H.,
DTCE., menyatakan dalam keynote
speech-nya, simposium ini bertujuan
untuk meningkatkan awareness ten-
tang Hepatitis, baik di kalangan
masyarakat maupun tenaga kese-
hatan. Beban yang besar dari Hepatitis
pada dasarnya dapat diatasi karena
penyakit ini dapat dicegah dan dio-
bati, khususunya untuk Hepatitis A, B
dan C. Hepatitis A dan B dapat dice-
gah dengan memberikan imunisasi,
paparnya. Prioritas pada upaya pen-
cegahan dilakukan secara bertahap
seiring dengan peningkatan akses
pengobatan. Upaya pencegahan
yang dilakukan selain imunisasi
Hepatitis B antara lain promosi peri-
laku hidup bersih dan sehat (PHBS)
untuk mencegah penyebaran virus
Hepatitis, penapisan darah donor oleh
PMI terhadap Hepatitis B dan C serta
pengembangan jejaring surveilans
epidemiologi, pungkasnya.
dr. Badriul Hegar, Sp.A(K), Ph.D,
selaku ketua IDAI menyatakan, simpo-
sium ini ditujukan agar masyarakat
lebih waspada akan bahaya Hepatitis.
Semakin dini dilakukan upaya pence-
gahan maka bayi akan semakin terlin-
dungi dari infeksi virus Hepatitis B,
yaitu dengan cara pemberian vaksin
bagi bayi berusia 0 hari, pungkasnya.
Fakta dibalik Virus
Hepatitis B
Hepatitis B merupakan infeksi hati
yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B dan dapat menyebabkan kematian
dini akibat kegagalan fungsi hati, siro-
sis maupun kanker hati. Keganasan
yang terjadi akibat Hepatitis B kronik
menduduki urutan ke-2 sebagai pe-
nyebab kanker tertinggi setelah rokok.
Penderita yang terinfeksi virus He-
patitis B memiliki resiko 200 kali lebih
besar untuk menderita kanker hati
dibandingkan orang yang tidak terin-
feksi. Faktanya, virus Hepatitis B lebih
mudah menular 50-100 kali lebih
besar dibandingkan human immuno-
deficiency virus (HIV).
Berdasarkan data WHO 2003, Pre-
valensi Hepatitis B di Indonesia terma-
suk dalam angka yang cukup tinggi.
Sebanyak 1 dari 10 penduduk Indone-
sia mengidap Hepatitis B dan seba-
gian besar tidak menyadari sampai
timbul komplikasi. Fenomena gunung
es pada Hepatitis B menyebabkan
penderita yang asimtomatis menjadi
tidak terdeteksi. Penderita yang men-
dapatkan pengobatan hanya mereka
yang mengalami keluhan dan terde-
teksi pada saat dilakukan skrining.
Data di RSCM menyebutkan, pasien
Hepatitis B datang berobat dengan ke-
luhan akibat komplikasi sirosis, hepa-
toma, alasan ditolak untuk menjadi
donor darah di PMI, ditolak bekerja
maupun saat sedang melakukan medi-
cal check up berkala.
Resiko penularan terkait
semakin mudanya usia bayi
Penularan Hepatitis B terjadi mela-
lui kontak cairan tubuh penderita, an-
tara lain, darah, cairan vagina maupun
sperma yang masuk ke dalam tubuh
orang yang tidak terinfeksi. Prof. dr.
Mohammad Juffrie, Ph.D., Sp. AK.,
menjelaskan bahwa transmisi atau pe-
nularan Hepatitis B yang terjadi, ter-
utama melalui penularan ibu ke bayi-
nya atau transmisi vertikal. Oleh se-
bab itu, bayi sangat rentan terinfeksi
Hepatitis B kronik. Semakin muda
usia bayi, maka akan semakin bere-
siko terhadap infeksi Hepatitis B kro-
nik. Untuk itu, vaksinasi Hepatitis B
merupakan pencegahan utama yang
dilakukan pada bayi baru lahir. Pada
tahun 2011, IDAI merekomendasikan
agar vaksin Hepatitis B diberikan da-
33 FARMACIA September 2013
SIMPOSIA
lam jangka waktu 12 jam setelah bayi
lahir. Berdasarkan hasil penelitian, 70-
95% infeksi perinatal Hepatitis B ter-
bukti dapat dicegah dengan cara ini.
Hepatitis B dan Tenaga
Kesehatan
Selain bayi, pekerja kesehatan juga
termasuk dalam kelompok yang bere-
siko tinggi terinfeksi Hepatitis B. Da-
lam salah satu sesi, dr. Irsan Hasan,
Sp.PD., K-GEH., mengulas tentang
Hepatitis B dan Pekerja Kesehatan.
Faktanya, tidak sedikit para tenaga ke-
sehatan yang terdeteksi menderita He-
patitis B. Data menyebutkan, resiko
pekerja kesehatan terinfeksi Hepatitis
B di Amerika Serikat lebih besar 2-10
kali lipat dibandingkan resiko popu-
lasi, yakni 0.5-5% dibandingkan
0.1%. Tenanga kesehatan merupakan
populasi yang beresiko tinggi terinfek-
si virus Hepatitis B, Hepatitis C dan
HIV. Penelitian Heiko Himmerlreich
menyebutkan, kasus tertusuk jarum
berdasarkan profesi menunjukkan
physicians memiliki frekuensi tertinggi
yaitu 39.1%, perawat 33.9%, maha-
siswa kedokteran 14.3% dan maha-
siswa kedokteran gigi 8.1%.
Sampai hari ini prevalensi Hepatitis
B di Indonesia masih tinggi. Proble-
matika Hepatitis B adalah pengobatan
yang sulit, komplikasi yang fatal serta
kemampuan tatalaksana yang ter-
batas. Tindakan terbaik adalah pence-
gahan dengan memberikan vaksinasi.
Pekerja kesehatan termasuk dalam ke-
lompok resiko tinggi tertular Hepatitis
B, oleh karena itu harus diberikan vak-
sinasi agar memiliki antibodi.
Pengendalian Virus Hepatitis khu-
susnya virus Hepatitis B pada hakekat-
nya dimulai dengan mencegah penu-
laran dari ibu kepada bayi yang dikan-
dung. Penanganan ibu yang mengidap
Hepatitis B serta pemberian imunisasi
pada bayi yang baru dilahirkan akan
memutus mata rantai pertama penu-
laran penyakit ini dan merupakan
langkah kunci dalam menciptakan
generasi baru yang bebas Hepatitis B.
Keberhasilan pengendalian virus He-
patitis sangat ditentukan oleh dukun-
gan semua pihak, termasuk dukungan
jajaran Lintas sektor pemerintah pusat
dan daerah, organisasi profesi, organ-
isasi kemasyarakatan serta dukungan
seluruh lapisan masyarakat.
F
FARMACIA 34 September 2013
SIMPOSIA
M
ual dan muntah terkait pengobatan kemoterapi
atau Chemotherapy-induced nausea and vomi-
ting (CINV) merupakan efek samping yang
umum dijumpai pada pasien kanker yang men-
dapatkan terapi, baik kemoterapi maupun radio-
terapi. CINV biasanya diklasifikasikan dalam kategori akut
(terjadi dalam waktu 24 jam setelah terapi), lambat (>24
jam) dan kategori yang bisa diantisipasi
Mual dan muntah diketahui menjadi momok kedua pa-
ling ditakuti pasien kanker dan keluarganya, Tahun 1983,
Coates dkk menemukan, di antara pasien kanker yang
menjalani kemoterapi, mual dan muntah menjadi efek
samping terberat di urutan pertama dan kedua.
Lebih dari 20% pasien pada waktu itu menolak diberi
agan emetogenik atau obat antimuntah karena dosisnya ting-
gi dan menimbulkan efek samping baru. Namun sejak tahun
90-an, mulai dikembangkan kelas-kelas baru antiemesis dan
kini menjadi terapi standar untuk pasien kemoterapi. Mana-
jemen terhadap pasien kanker pun menjadi lebih optimal
karena efek samping pengobatan bisa diatasi.
Selain meningkatkan terapi menjadi lebih optimal,
menekan efek samping yang memberatkan pasien ini juga
bisa memperbaiki kualitas hidup pasien kanker. Ada bebe-
rapa agen antiemesis yang digunakan saat ini. Perbedaan
kelas obat ini memberikan efikasi berbeda pada masing-
masing pasien. Pemilihan antiemesis untuk pasien yang
menjalani kemoterapi biasaya disesuaikan dengan jenis
agen kemoterapi yang diberikan. Beberapa kelas antieme-
sis di antaranya serotonin (5-HT3) antagonist, steroid, do-
pamine antagonist, antiansietas, dan kannabinoid.
Serotonin (5-HT3) antagonist seperti dolasetron,
granisetron, ondansetron, dan palonosteron, bekerja den-
gan menghambat aksi serotonin yang bisa memicu mual
dan muntah. Obat diberikan sebelum kemoterapi dan
kemudian beberap ahari setelah terapi. Obat ini bisa
diberikan bersama-sama dengan steroid. Beberapa efek
samping serotonin (5-HT3) antagonist ini antara lain nyeri
kepala, cegukan, diare, atau konstipasi. Pada beberapa
pasien bisa mempengaruhi aktivitas listrik jantung.
Penelitian Hamadani dkk dari Oklahoma University
Health Sciences
Center tahun 2005
mencoba memban-
dingkan penggunaan
ondansetron, granisetron
dan dolasetron yang di-
kombinasikan dengan dex-
amethasone untuk pencega-
han CINV pasien yang mendap-
atkan kemoterapi berbasis plat-
inum. Sebelumnya belum ada
studi yang membandingkan 3
obat antiemesis dari kelas yang
sama ini.
Ada 90 pasien yang bisa di-
analisis dan menyelesaikan studi.
Dari 90 pasien yang menerima
369 siklus kemoterapi berbasis
platinum, diacak untuk diberi
antiemesis antara dolasetron,
granisetron, dan ondansetron dan
semuanya dikombinasikan dengan
dexamethasone. Ternyata, pasien ini
bisa terkendali sepenuhnya untuk
muntah sebesar 89,8%, 95,5% dan
92,3%. Mual dan muntah bisa dik-
endalikan sepenuhnya pada 68,1%
(dolasetron), 75,3% (granisetron) dan
69,4% (ondansetron). Dexamethasone 20 mg
maupun 10 mg tidak membawa perbedaan singi-
fikan. Ditinjau dari kemoterapi, terlihat bahwa pe-
ngendalian mual dan muntah secara signifikan lebih
baik pada penerima cisplatin dibandingkan carbo-
platin (78,8% vs 68,25%).
Penelitian ini menunjukkan, dari 3
antiemesis dari kelas 5-HT3 antagonist,
tidak menunjukkan perbedaan efikasi
dalam mengendalikan VINV. Penambahan
dosis steroid juga tidak terlalu berdampak
signifikan.
F
FARMACIA 36 September 2013
GERAI
Onkologi
PENGGUNAAN ANTIMUAL
Pada Pasien
Kemoterapi
37 FARMACIA September 2013
GERAI
K
olesterol merupakan faktior ri-
siko utama Penyakit Jantung Ko-
roner atau PJK. Kolesterol me-
rupakan senyawa lemak yang
kompleks, berwarna kuning
dan bersifat seperti lilin. Kolesterol
beredar dan melayang-layang di dalam
darah. Hiperkolesterolemia ditandai
jika kadar kolesterol total di atas 200
mg/dL, kolesterol LDL >100 mg/dL dan
trigliserida, lemak yang didapatkan
dari makanan juga 100 mg/dL.
Kolesterol sendiri diproduksi di
hati dan hanya 20% yang didap-
atkan dari makanan. Oleh karena
itu, seseorang yang menderita
kolesterol tinggi, tidak cukup
hanya menjalani diet menghindari
makanan rendah lemak saja untuk
menurunkan kolesterol. Harus di-
bantu dengan obat penurun koles-
lerol.
Erwin Parengkuan, penulis buku
Smart Eating, dan juga selebritis
senior dalam sebuah seminar
media tentang kolesterol belum
lama ini mengakui, meski sudah
menjalani diet sehat namun faktor
genetik membuat kadar kolesterolnya
tinggi. "Saya diberi obat penurun
kolesterol oleh dokter dan harus
dikonsumsi setiap hari," ujarnya.
Anjuran ini dirasakan terlalu me-
nyiksa. Secara rutin Erwin memeriksa
kadar kolesterolnya dibantu olahraga.
Alhasil kadar kolesterolnya turun na-
mun tidak terlalu signifikan. Belum
lama ini penyiar radio ini juga men-
gonsumi suplemen herbal untuk me-
nurunkan kadar kolesterol. Diet sehat
tetap ia jalani karena sudah menjadi
kebiasaan di keluarganya.
Suplemen penurun kolesterol dari
herbal, kini banyak ditemui di pasar
obat bebas. Namun tentu tidak se-
muanya bagus. Suplemen maupun
obat yang bagus harus sudah terbukti
memiliki efek terapi dan aman. Untuk
mengetahui efek terapi dan profil ke-
amanan obat atau suplemen, harus di-
buktikan dengan uji klinis.
Dr Aulia Sani SpJP ahli penyakit jan-
tung dan pembuluh darah dari Pusat
Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta,
dalam acara yang sama memaparkan
hasil uji klinis suplemen penurun
kolesterol dari kombinasi kandungan
Red Yeast Rice, Guggulipid, dan
Chromium Picolinat. Ada 40 pasien
kolesterol tinggi (>200 mg/d) berusia
antara 32-77 tahun. Semuanya tidak
sedang mengonsumsi obat penurun
kolesterol. Penelitian dilakukan selama
5 hari setelah pengambilan sampel
darah untuk cek kadar kolesterol.
Menurut Aulia, dalam 5 hari uji kli-
nis tersebut menggunakan 2 kali 2
kapsul, rata-rata terjadi penurunan
kolesterol total 21 mg/dL, penurunan
LDL rata-rata 18,87 mg/dL. kadar
trigliserida mengalami penurunan
rata-rata 17,1 mg/dL, sedangkan HDL
tetap stabil atau tidak terjadi kenaikan
atau penurunan. Aulis menyimpulkan,
suplemen ini dalam 5 hari
pemakaian bisa menurunkan
kolesterol total, LDL dan triglid-
erida.
Cara kerja suplemen berisi
Red Yeast Rice, Guggulipid, dan
Chromium Picolinat ini adalah
menekan produksi kolesterol di
hati. Karena dibuat dari bahan
alami, maka menurut Aulia,
aman dikosnsumsi jangka pan-
jang tanpa mengganggu fungsi
hati. Aulia menyambut gembira
hasil studi ini dan berharap ke
depan dilakukan penelitian den-
gan melibatkan pasien lebih
banyak lagi. Penurunan koles-
terol yang cepat, hanya dalam 5
hari, tambah Aulia merupakan hal
yang menggembirakan. Dengan statin
yang merupakan obat penurun koles-
terol standar, lanjutnya, kadang dibu-
tuhkan waktu terapi lebih lama untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Apa-
lagi penggunaan statin dosis tinggi se-
karang dikaitkan dengan efek samping
baru seperti misalnya membuat gula
darah naik. Jika dengan suplemen ini
kadar kolesterol bisa diturunkan maka
menurut Aulia, tidak perlu lagi dikom-
binasikan dengan statin. tan
F
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Studi: Herbal, Turunkan
Kolesterol dalam 5 Hari
K
alsium adalah mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah ba-
nyak oleh tubuh, untuk ber-
bagai metabolisme tubuh. Se-
bagian besar kalsium yang
masuk di tubuh diserap oleh tulang
dan gigi. Oleh karena itu dampak ke-
kurangan kalsium yang paling umum
adalah keropos tulang atau osteoporo-
sis dan kerusakan gigi.
Namun sebenarnya fungsi kalsium
tidak sebatas pada mempertahankan
kepadatan tulang. Beberapa fungsi kal-
sium yang penting adalah untuk men-
jaga irama jantung, transmisi impuls sa-
raf, kontraksi otot, mengendalikan te-
kanan darah dan membantu proses
pembekuan darah. Kekurangan kal-
sium dengan sendirinya berdampak pa-
da berbagai gangguan kesehatan. Ge-
jala kram otot, jantung berdebar, bisa
jadi merupakan indikasi kekurangan
kalsium. Hipertensi juga salah satunya
disebabkan kekurangan kalsium.
Dijelaskan Dr Nanny Djaja, ahli gizi
klinik dari Fakultas Kedokteran Uni-
versitas Atmadjaja, bahawa tubuh se-
cara alami akan mengalami penurunan
masa kalsium di tulang setelah mele-
wati usia 35 tahun. Penurunan sekitar
1% pertahun. "Memasuki usia 50 tahun
maka kalsium akan berkurang sebanyak
30% dan umur 70 tahun berkurang
50%," jelas Nanny yang berbicara da-
lam rangka peluncuran suplemen kal-
sium Caltrate di Jakarta, akhir Juni lalu.
Kalsium yang masuk ke tubuh, baik
dari makanan atau suplemen, hanya di-
FARMACIA 38 September 2013
GERAI
N U T R I S I
MENGOPTIMALKAN
Suplementasi Kalsium
serap sekitar 10-15% saja. Selebihnya
dibuang melalui urin. Misalnya dalam
satu hari dikonsumsi 1000 mg kalsium,
maka yang diserap hanya sekitar 350
mg saja. Penyerapan dilakukan di usus
di mana kalsium masuk ke cairan eks-
tra seluler yang kemudian disalurkan
ke tulang. Kalsium yang tidak diserap
sebagian dibuang atau disimpan di gin-
jal. Jika dewaktu-waktu tubuh memer-
lukan maka akan diambil kembali.
Agar penyerapan kalsium dalam
tubuh maksimal maka dibutuhkan vi-
tamin D dan mineral lain seperti mag-
nesium. Dengan bantuan vitamin D,
kalsium yang diserap bisa mencapai
40-50%. Lebih optimal lagi jika
dikombinasikan kalsium, vitamin D
dan magnesium. Sumber utama vita-
min D adalah sinar matahari atau ma-
kanan seperti minyak ikan atau da-
ging, telur dan sereal. Rekomendasi
kebutuhan vitamin D sehari adalah
400-800 IU/hari. Nanny menam-
bahkan seperti halnya kalsium, seiring
penambahan usia, kemampuan kulit
manusia menyerap sinar matahari ju-
ga berkurang. Pada penderita gang-
guan fungsi hati dan ginjal, juga sering
ditemui kekurangan vitamin D akibat
konversi vitamin D di hati dan ginjal
tidak maksimal.
Vitamin D terbukti memberikan
manfaat besar di luar manfaat mence-
gah osteoporosis. Penelitian yang di-
presentasikan di European Society of
Human Genetics di Paris, 12 Juli lalu
menunjukkan bahwa setiap 10% pe-
ningkatan vitamin D dapat menurun-
kan 8,1% tekanan darah. "Tentunya
selain vitamin D, juga harus mengu-
rangi makan garam dan menjalankan
gaya hidup sehat," jelas Nanny.
Magnesium sebagai pelengkap juga
merupakan mineral penting dalam
penyerapan dan metabolism kalsium.
Beberapa manfaat magnesium antara
lain untuk kesehatan saraf, otot, dan
mencegah kenaikan tekanan darah.
Pada remaja bisa mengurangi gejala
pre-menstruation syndrome (PMS).
Magnesium juga mencegah pengen-
dapan kalsium di ginjal dan empedu,
jelas Nanny.
Beberapa penelitian yang pernah
dilakukan untuk menguji suplemen-
tasi yang menggabungkan kalsium
karbonat, vitamin D dan magnesium
menunjukkan manfaat lebih baik di-
bandingkan placebo. Penelitian pada
466 perempuan yang mengalami PMS
dan diberi kalsium karbonat menun-
jukkan sekitar 50% mengalami penu-
runan gejala PMS. Jurnal American od
Clinical Nutrition melaporkan bahwa
suplementasi kalsium ditambah mag-
nesium, dan potasium bisa menurun-
kan tekanan darah.
Hasil penelitian di Amerika tentang
efek kombinasi kalsium 500 mg dan vi-
tamin D 700 IU dalam bentuk suple-
men yang diberikan secara rutin pada
laki-laki maupun perempuan, terbukti
menurunkan risiko patah tulang. Wa-
nita sangat dianjurkan mengonsumsi
kalsium cukup karena perempua beri-
siko mengalami penurunan masa tulang
lebih besar dibandingkan pria. tan
F
39 FARMACIA September 2013
GERAI
S
troke tergolong penyak-
it mematikan. Penyakit
ini juga berpotensi me-
nyerang 1 di antara 6
orang. Penanganan pe-
nyakit stroke tidak boleh sem-
barangan, melainkan harus
dilakukan secara terpadu. Pe-
nanganan stroke juga berpacu
dengan waktu. Keberhasilan
mencegah kerusakan saraf ter-
gantung pada cepatnya pende-
rita mendapatkan penanganan
setelah terjadi serangan stroke.
Waktu sangatlah penting bagi
penderita stroke. Time sensitive.
Waktu sangat berharga untuk
meminimalisir kerusakan akibat
stroke, papar dr. Setyo Widi,
Sp.BS (K), Spesialis Bedah Saraf
Eka Hospital BSD. Time is
Brain juga menjadi moto kami.
Pasalnya, pada pasien yang
mengalami stroke, kerusakan
pada otak akan berjalan dengan
cepat. Sehingga dibutuhkan pe-
nanganan yang cepat pula.
Waktu sangatlah sensitif, ung-
kapnya.
Kunci keberhasilan pena-
nganan stroke salah satunya
adalah melakukan tindakan
secepat mungkin pasca terja-
dinya serangan. Terutama pada
stroke yang disebabkan oleh
tersumbatnya pembuluh darah
yang bertugas menyuplai darah
ke bagian penting di otak. Di-
butuhkan kesigapan dan kece-
patan dalam penanganan kasus
stroke agar risiko kerusakan
otak dapat diminimalkan. Pen-
cegahan kerusakan juga mem-
berikan kesempatan pada pa-
sien untuk kembali pulih. Wak-
tu terbaik pasien datang ke
rumah sakit adalah paling lama
3 jam setelah terjadinya se-
rangan, atau sering disebut se-
bagai golden period, untuk
mengoreksi penyumbatan yang
terjadi.
Untuk menunjang keberhasi-
lan dalam penanganan stroke,
Eka Hospital menerapkan sis-
tem manajemen penanganan
stroke terpadu khususnya stroke
akut dan diperlengkapi dengan
fasilitas penunjang diagnosis
seperti MSCT (Multi Slice
Computed Tomography), MRI
(Magnetic Resonance Imaging),
sampai dengan CathLab (ruang
angiography). Selain itu didu-
kung oleh fasilitas penunjang
operasi bedah saraf, Neuro
Intensive Care Unit, serta Neuro
Rehabilitation.
Detail perangkat yang kami
miliki yaitu sistem penunjang
dan sumber daya manusia, yang
terdiri dari: tim Unit Gawat
Darurat (UGD), tim saraf, tim
bedah saraf, tim jantung, tim
penyakit dalam, tim radiologi,
dan juga para perawat, seluruh-
nya bekerja sama secara efektif
dan solid dalam penanganan
pasien stroke. Semuanya telah
dipersiapkan secara seksama.
Kompetensi para SDM yang
bertugas di bidangnya terjaga
dengan baik, dengan adanya
pelatihan-pelatihan penangan
stroke yang dilakukan secara
rutin dan berkala. tambah
Widi.
Dengan segala inovasi, Eka
Hospital ingin memberikan
layanan kepada masyarakat
dengan menyediakan layanan
stroke terpadu dan menyeluruh
mulai dari tahap preventif, diag-
nostik, pengobatan, rehabili-
tatif, sampai dengan home care.
Pusat Layanan Stroke ini dihara-
pkan ke depannya dapat mem-
bantu menekan angka penyakit
stroke di Indonesia, bahkan ide-
alnya dapat menciptakan area
bebas stroke di wilayah sekitar
Eka Hospital.
F
FARMACIA 40 September 2013
GERAI
TIME SENSITIVE!
Saat waktu begitu berharga
B
erdasarkan data yang dikutip
dari World Health Organi-
zation (WHO), sekitar 55.000
orang meninggal akibat ra-
bies setiap tahun yang seba-
gian besar terjadi di Asia dan Afrika.
Hasil penelitian menyatakan, resiko
tinggi terjangkit penyakit rabies cen-
derung mengalami peningkatan. Se-
banyak lebih dari 1.4 milyar orang di
wilayah Asia Tenggara memiliki resiko
tinggi terjangkit rabies dan diperki-
rakan sekitar 3.8 juta pasien meneri-
ma post-exposure rabies prophylaxis
(PEP) setelah terpajan dengan gigitan
hewan yang diduga terinfeksi rabies.
Rabies merupakan suatu penyakit
virus mematikan yang ditularkan me-
lalui hewan, terutama anjing, kepada
manusia maupun hewan lainnya.
Virus zoonosis ini ditularkan melalui
air liur dari hewan yang terinfeksi den-
gan cara gigitan, goresan, jilatan pada
kulit yang rusak serta membran mu-
kosa. Seiring dengan gejala penyakit
yang berkembang, rabies dapat berak-
ibat fatal bagi hewan dan manusia.
Rabies bidik Anak Usia
Sekolah
Hasil studi menyatakan bahwa
40% kelompok anak berusia 5-15
tahun pernah terpajan gigitan anjing
pada wilayah endemis rabies. Namun,
kebanyakan dari kasus gigitan yang
terjadi tidak dikenali maupun dila-
porkan oleh orangtua mereka sehing-
ga tidak mendapatkan PEP secara baik
dan tepat. Masih terdapat kemungki-
nan tingginya angka kematian oleh
karena infeksi rabies yang tidak ter-
diagnosis. Untuk itu, anak-anak pada
area enzootik memerlukan suatu per-
lindungan diri terhadap infeksi rabies.
Diketahui berdasarkan data bahwa
rabies merupakan suatu penyakit me-
matikan yang masih menjadi endemik
di banyak negara. Walaupun semua
kelompok usia rentan terhadap penya-
kit ini, rabies lebih sering menyerang
anak-anak usia di bawah 15 tahun
dengan 30-50% PEP diberikan pada
anak-anak usia 5-14 tahun.
Anak berada dalam Resiko
Tinggi Terinfeksi Rabies
Resiko anak-anak untuk digigit
oleh hewan diperkirakan 4 kali lebih
besar daripada orang dewasa. Survei
pada 20.000 sekolah dengan anak
hingga usia 15 tahun di Thailand me-
nyatakan bahwa 25% dari mereka
pernah mengalami gigitan anjing.
Untuk mencegah terjadinya infeksi
virus rabies, beberapa perilaku yang
beresiko tinggi terhadap paparan ha-
rus dihindari, seperti; terlalu aktif, ti-
dak mampu mengenali dan menghin-
dari perilaku yang mengancam jiwa
dan tidak mampu melindungi dirinya
sendiri atau menghindari apabila ter-
jadi serangan. Kedua, akibat dari keti-
daktahuan atau tidak mengenali cara
penularan infeksi tersebut. Misalnya,
sudah terjadi jilatan, atau luka sebe-
lumnya walau tidak pernah digigit
oleh anjing. Selain itu, adanya gigitan
yang tidak disadari oleh anak maupun
orang tua. Terjadinya gigitan yang ti-
dak diketahui orangtua juga dapat ter-
jadi, misalnya anak takut untuk mela-
porkan kepada orangtua, atau tidak
disadarinya resiko yang akan terjadi
akibat gigitan tersebut.
Dengan tidak adanya pengobatan
secara medis bagi pasien yang terinfek-
si rabies serta progresivitas penyakit
yang mengarah pada resiko kematian,
kebanyakan dari korban infeksi rabies
meninggal di tempat tinggal mereka
daripada kasus kematian yang ditemu-
kan di rumah sakit. Kejadian ini menan-
dakan bahwa masih kurangnya pen-
gawasan terhadap data dan serta keti-
dakperdulian terhadap masalah kese-
hatan. Selain itu, rabies masih dirasakan
sebagai penyakit yang jarang terjadi dan
bukan merupakan suatu prioritas dalam
bidang kesehatan. Tidak dibentuknya
program nasional dalam pengendalian
rabies seperti di kebanyakan negara dan
adanya peningkatan populasi anjing
merupakan tantangan besar guna men-
cegah terjadinya pajanan gigitan anjing
terhadap manusia dan pencapaian
tingkat yang diinginkan terhadap ca-
kupan vaksinansi anjing.
Pedoman WHO Cegah
Infeksi Rabies
Dalam waktu yang sama, rabies
100% mematikan, namun 100% da-
pat dicegah. Penyakit ini menggam-
barkan angka kemiskinan, menyerang
populasi yang rentan serta anak-anak.
Alat dan metode yang digunakan
untuk mengendalikan serta mencegah
FARMACIA 42 September 2013
GERAI
PrEP dan PEP: Vaksinasi Cegah Rabies
Si Mematikan
43 FARMACIA September 2013
GERAI
rabies pada manusia dan anjing telah
tersedia dan terbukti layak untuk men-
geliminasi rabies di Jepang, Singapura
dan Malaysia. Program eliminasi
rabies terutama difokuskan pada
vaksinasi masal anjing yang telah dile-
galkan keamananya untuk menjadi
program pencegahan rabies.
WHO merekomendasikan lima
langkah utama yang dapat dilakukan
oleh negara di kawasan Asia Tenggara,
antara lain, mengembangkan program
nasional pengendalian rabies secara
komprehensif, mempromosikan per-
awatan yang tepat dan cepat dari luka
gigitan anjing. Selain itu, diperlukan
usaha untuk meningkatkan akses ter-
hadap vaksin kultur sel atau tissue-cell
culture vaccine (TCVs). TCVs terbukti
aman dan efektif, dengan angka kega-
galan sangat kecil. Multi-site intra-der-
mal TCVs secara besar dapat menu-
runkan biaya dari perawatan post-expo-
sure tanpa mengorbankan keamanan
dan efikasi vaksin. Rekomendasi WHO
untuk melakukan penghentian ter-
hadap nerve-tissue vaccine (NTVs),
dimana vaksin tersebut masih dipro-
duksi dan digunakan oleh 2 negara,
yakni Bangladesh dan Myanmar. NTV
memiliki angka tinggi terhadap adverse
reaction dan kegagalan serta memiliki
efiksasi yang rendah. Mencegah anjing
rabies dengan vaksinasi anjing dan
pengendalian populasi anjing.
Vaksinasi, Cara Terbaik
Atasi Resiko Kematian
Akibat Rabies
Pada wilayah Asia Tenggara, Sri
Lanka dan Thailand, dibuktikan keber-
hasilan penurunan yang begitu signifi-
kan terhadap jumlah kematian manu-
sia akibat penyakit rabies dengan ada-
nya kampanye besar vaksinasi anjing,
peningkatan jangkauan PEP serta sis-
tem pengiriman vaksin efektif. Kedua
negara tersebut telah megadopsi vak-
sinasi rabies cost-effective intradermal
atau hemat biaya untuk mengontrol
penyakit rabies pada manusia.
Vaksin Rabies berbasis
Kultur Sel: Lebih Aman!
Terdapat dua jenis vaksin yang ber-
guna sebagai pencegahan terhadap
infeksi rabies pada manusia, yakni
berupa vaksin jaringan saraf dan vak-
sin kultur sel. WHO merekomendas-
ikan penggantian vaksin jaringan saraf
dengan vaksin yang mempunyai efi-
kasi lebih baik serta lebih aman di-
kembangkan melalui kultur sel. Vaksin
kultur sel yang lebih terjangkau dan
memerlukan lebih sedikit vaksin telah
dikembangkan di akhir tahun.
Imunisasi intradermal menggu-
nakan vaksin rabies berbasis kultur sel
merupakan alternatif yang diterima se-
bagai pemberian standar intramusku-
lar. Vaksinasi intradermal telah terbuk-
ti aman dan bersifat imunogenik,
memerlukan lebih sedikit vaksin, baik
PrEP maupun PEP serta hemat biaya.
Mereka yang Dianjurkan
PrEP dan PEP
Pre-exposure prophylaxis (PrEP) di-
anjurkan bagi mereka yang memiliki ri-
siko tinggi terkena virus rabies, baik
dengan memelihara hewan peliharaan
ataupun terkait dengan pekerjaan. Di
sisi lain, rekomendasi pemberian PEP
tergantung pada jenis kontak dengan
hewan yang diduga terkena rabies. Un-
tuk Pajanan yang termasuk dalam kate-
gori I (menyentuh atau memberi makan
hewan, jilatan pada kulit utuh) tidak
memerlukan profilaksis. Untuk kategori
II (gigitan pada kulit terbuka, goresan
kecil atau lecet tanpa pendarahan) me-
merlukan vaksinasi segera. Untuk kate-
gori III (satu atau beberapa gigitan yang
menembus kulit, cakaran, kontaminasi
selaput lendir dengan air liur dari jila-
tan, jilatan pada kulit rusak) membu-
tuhkan vaksinasi segera dan dianjurkan
untuk mendapat imunoglobulin rabies.
Suntikan penguat (booster) yang
diberikan secara periodik dianjurkan
bagi orang-orang yang memiliki resiko
tinggi karena terus-menerus terpajan
host. Hal ini ditujukan sebagai tin-
dakan pencegahan ekstra. Jika terse-
dia pemantauan antibodi pada orang-
orang yang beresiko lebih disukai
dengan administrasi booster rutin.
VERORAB terbukti Aman
dan Efektif sebagai PrEP
dan PEP Rabies
PrEP atau biasa yang disebut vaksi-
nasi rabies, oleh WHO direkomendasi-
kan bagi siapa saja yang memiliki resiko
tinggi terkena penyakit rabies. Reko-
mendasi itu dimaksudkan bagi anak-
anak yang tinggal di daerah enzootik
serta pada wilayah yang memiliki resiko
lebih besar terkena penyakit rabies.
Apa keuntungan dari PrEP pada
anak-anak? Hal pertama adalah seba-
gai proteksi atau perlindungan. PrEP
dapat memberikan perlindungan pada
paparan gigitan yang tidak diketahui,
pasca gigitan, perlindungan pada pe-
nanganan post-exposure yang tertun-
da serta (rabies immunoglobulin) RIG
yang tidak tersedia. PrEP terbukti
aman dan nyaman untuk digunakan.
Rekomendasi yang diberikan adalah
dengan menggunakan Verorab, yakni 3
injeksi primer lalu booster pada 1 ta-
hun pertama dan 6 tahun berikutnya
berupa subsequent. Verorab merupa-
kan vaksin pilihan sebagai PrEP pada
anak-anak. Keamanan penggunaannya
telah terbukti pada studi yang dilaku-
kan bahwa Verorab aman digunakan
pada berbagai kelompok usia termasuk
bayi, anak-anak, orang dewasa serta
ibu hamil. Studi yang dilakukan apda
kelompok anak usia 5-12 tahun me-
nunjukkan bahwa Verorab memiliki to-
leransi yang baik dan merupakan vak-
sin yang aman yang dapat digunakan
sebagai injeksi primer serta booster
PrEP imunisasi. Selain itu, profile
imunogenesitas Verorab terbukti baik
serta mudah digunakan.
F
45 FARMACIA September 2013
Mulai Edisi Bulan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Profesi : oDokter oApoteker oLainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . kode pos : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Telepon (R) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (K) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
HP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Email : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Petunjuk Pembayaran :
l Tunai, ke Divisi Sirkulasi Majalah FARMACIA
l Transfer, melalui Bank Mandiri cabang Jakarta Melawai, Rek. No. 126.000.1208486
atas nama PT Amythas Publicita. Kirimkan formulir ini beserta bukti transfer lewat pos, atau faksimile ke:
Majalah FARMACIA Ethical Update Jl. Kemang Raya No. 17 A, Jakarta 12730,
Tel. (021) 7193433 (Hunting) Faks. (021) 7193435
Sudah termasuk ongkos kirim
Ya saya ingin mendapatkan majalah FARMACIA secara teratur:
o 3 bulan o 6 bulan o 1 tahun
Wilayah 3 Bulan 6 Bulan 1 Tahun
Jabodetabek Rp 85.000 Rp 165.000 Rp 315.000
Jawa Rp 94.000 Rp 183.000 Rp 351.000
Luar Jawa Rp 100.000 Rp 195.000 Rp 375.000
PAKET
BERLANGGANAN
WAHANA KOMUNIKASI LINTAS SPESIALIS
E
T
H
I
C
A
L

U
P
D
A
T
E
Atau dapatkan Majalah FARMACIA
di alamat terdekat di kota Anda (lihat hal. 69)
FORMULIR LANGGANAN
O
besitas telah merebak menja-
di salah satu masalah kese-
hatan paling serius di abad ke
21. Tidak hanya terjadi pada
yang telah berumur, obesitas
kini semakin banyak ditemukan pada
mereka yang berusia di bawah 25 ta-
hun. Berbagai penelitian yang telah
dilakukan mengungkap peningkatan
yang dramatis prevelensi gemuk pada
anak dan remaja, yang menjadi pe-
micu timbulnya berbagai penyakit
komplikasi, antara lain Diabetes Me-
litus tipe 2. Di Amerika Serikat, misal-
nya, data yang dikeluarkan American
Diabetes Association 2010 meng-
ungkap 2 juta remaja, atau 1 dari 4 re-
maja gemuk usia 12-19, telah berada
dalam tahap pre-diabetes akibat resis-
tensi terhadap insulin sebagai buntut
dari obesitas yang mereka alami.
Hal tersebut diungkapkan Dr Aman
B. Pulungan SpA(K), dari Divisi Endo-
krinologi Anak Departemen Ilmu
Kesehatan Anak, pada media gather-
ing yang dilaksanakan di Jakarta, 18
Juli silam. Aman meneruskan, seiring
pemerataan kesejahteraan yang diiku-
ti dengan perubahan gaya hidup yang
mencakup perubahan gaya hidup,
membuat obesitas bukan lagi melulu
hanya menjadi masalah bagi negara-
negara maju seperti Amerika Serikat
dan negara-negara di belahan bumi
Eropa. Dewasa ini, semakin banyak
anak remaja dengan berat badan
berlebih ditemukan di negara-negara
di kawasan Asia Tenggara.
Angka obesitas anak di Indonesia
tak kalah menghawatirkan. Perubahan
gaya hidup yang ditandai dengan kon-
sumsi makanan dengan gizi tidak
berimbang diklaim sebagai pemicu
timbulnya obesitas. Lingkungan yang
juga turut berubah - terutama di kota-
kota besar di Indonesia - mengaki-
batkan semakin kurangnya aktivitas
anak-anak juga memberi kontribusi
lahirnya generasi dengan berat badan
berlebih.
Riskesdas 2010 mencatat, terdapat
19,6% anak di Jakarta masuk dalam
kategori gemuk. Dari hasil riset yang
lakukan pada 182 anak dengan obesi-
FARMACIA 46 September 2013
GERAI
ENDOKRINOLOGI
Cegah OBESITAS
ANAK Sejak Dini
tas usia 12-15 tahun menunjukkan
3,8% mengalami intoleransi glukosa
(impared fasting glucose), sedangkan
93,9% menunjukkan acanthosis nigri-
cans, suatu penanda insulin resistens
pada kulit yang berupa kehitaman
pada bagian tengkuk, ketiak dan tan-
gan, Aman memaparkan.
Riset lain yang dilakukan IDAI pada
92 anak obesitas usia 12-15 tahun
2012 menunjukkan hasil 8,7% meng-
alami intoleransi glukosa dan 71,7%
menunjukkan acanthosis nigricans.
Hasil Riset tersebut, menurut Aman,
menyimpulkan bahwa anak obesitas
memiliki kecenderungan resistensi
insulin yang mengarah pada diabetes.
Dari data registrasi IDAI juga dite-
mukan kejadian diabetes tahap 1 pada
anak cenderung naik di bulan Juni-Juli
dan Desember-Januari, yang meru-
pakan masa liburan panjang anak
sekolah, tambahnya.
Cegah sedini mungkin
Penelitian yang dilakukan oleh
Franks,dan kawan-kawan, NEJM,
2010 mengungkapkan obesitas, into-
leransi terhadap glukosa, dan hiper-
tensi pada masa kanak-kanak terkait
erat dengan kematian prematur di ba-
wah usia 55 tahun. Oleh karena itu,
selain melihat tanda-tanda kehitaman
pada bagian tengkuk, ketiak dan ta-
ngan, adalah sangat penting untuk
melakukan skrining sedini mungkin
pada mereka yang berisiko. Dijelas-
kan Aman, waktu tepat untuk mela-
kukan skrining terkait hal tersebut
adalah pada usia 10 tahun yang meru-
pakan awal pubertas. Frekuensi skrin-
ing dapat dilakukan setiap dua tahun
sekali menggunakan metode fasting
plasma glucose dan penilaian klinis
harus ddigunakan untuk pengetesan
DM pada pasien yang berisiko tinggi
yang tidak masuk dalam kriteria-krite-
ria metode sebelumnya.
Obesitas pada anak sebenarnya
dapat dicegah dengan menjalankan
pola hidup yang benar. Dr. dr. Fiastuti
Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK, dokter
spesialis klinik dari Fakultas Kedok-
teran Universitas Indonesia menjelas-
kan, untuk mencegah obesitas pada
anak perlu diperhatikan jumlah kalori
sesuai kebutuhan, jenis makanan de-
ngan komposisi karbohidrat, protein
dan lemak seimbang, serta waktu ma-
kan yang baik. WHO merekomen-
dasikan untuk meningkatkan konsum-
si sayur, buah dan biji-bijian, atasi
asupan kalori dari lemak jenuh dan
ganti dengan lemak tak jenuh serta
membatasi asupan gula, ujar Fiastuti.
Buah dan sayur sangat baik dikon-
sumsi sebagai salah satu upaya untuk
mencegah obesitas. Buah dan sayur
mengandung serat larut yang akan
membantu penyerapan gula lebih
lambat dan mencegah peningkatan
kadar gula agar tidak berlebihan dan
juga tidak menurun drastis. Terutama
bagi penderita diabetessangat penting
menjaga kadar gula tetap normal, sa-
lah satunya adalah dengan memper-
banyak buah dan sayur dalam menu
harian. Namun tidak sembarang
buah, karena buah yang manis pun
memiliki kadar gula yang tinggi. Kiwi
memiliki glycaemix index yang ren-
dah sehingga aman dikonsumsi bagi
penderita diabetes, tutur Fiastuti.
Aman Pulungan menambahkan,
dengan menjalankan gaya hidup yang
berpedoman pada 5 2 1 0, masalah
obesitas dapat dicegah. Metode terse-
but adalah konsumsi buah dan sayur 5
porsi sehari, jangan duduk lebih dari 2
jam, lakukan aktivitas fisik selama 1
jam tiap hari dan 20 menit kegiatan
olahraga minimal 3 kali seminggu.
Batasi konsumsi gula dan lebiha
banyak air mineral. Fakta bahwa
93,6% penduduk Indonesia berusia di
atas 10 tahun masuk dalam kategori
kurang makan buah & sayur harus
segera diatas dengan mulai membia-
sakan konsumsi buah dan sayur secara
teratur, imbuhnya. yap/tan
F
47 FARMACIA September 2013
GERAI
H
epatitis C masih menjadi per-
masalahan di kawasan Asia
Pasifik, termasuk di Indone-
sia. Data menyebutkan lebih
dari 70% populasi penderita
hepatitis berada di wilayah ini. Se-
mentara di Indonesia sendiri, data Ris-
kesdas 2007 menyebut Hepatitis C
sebagai penyakit penyebab kematian
kedua dalam kelompok penyakit in-
feksi. Diperkirakan 2% dari penduduk
atau sekitar 4-5 juta jiwa menderita
Hepatitis C. Dari jumlah tersebut, sek-
itar 75-85% akan menjadi penyakit
hepatitis kronis. Bila tidak diobati den-
gan baik makan 5-20% diantaranya
dapat memburuk menjadi sirosis hati
dan 1-5% meninggal karena sirosis
atau kanker hati.
Hal tersebut diungkapkan DR. dr
Rino A. Gani SpPD-KGEH, presiden
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia
(PPHI), pada acara buka puasa ber-
sama media, 23 Juli silam di Jakarta.
Tingkat kesadaran masyarakat yang
berisiko untuk memeriksakan diri ha-
nya sekitar 5%. Padahal hepatitis C
dapat disembuhkan dengan peng-
obatan anti virus yang tepat. standar
baku terapi yang digunakan saat pe-
luang kesembuhan hingga 95%, Rino
menambahkan.
Melihat seriusnya permasalahan
hepatits C ini, PPHI, Unit Transfusi
Darah Pusat- Palang Merah Indonesia
(UTDP-PMI) dan PT. ROCHE Indone-
sia meluncurkan kerjasama dalam
program kesehatan Save Your Liver,
Save Your Life. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran ma-
syarakat tentang hepatits C, mencegah
penularan lebih lanjut dan membantu
pasien Heapatitis C untuk sembuh.
Dr. dr Yuyun SM Soedarmono, Di-
rektur UTDP-PMI menyambut baik pro-
gram Save Your Liver, Save Your Life.
Program ini menurutnya merupakan
salah satu cara pencegahan penularan
penyebaran Hepatitis C di tingkat hulu.
Tata laksana program ini adalah dengan
uji saring transfusi darah untuk menge-
tahui jika ada darah pendonor reaktif
hepatitis. Selama ini jika menemukan
pendonor yang darahnya mengandung
Hepatitis, kami bingung untuk
menindaklanjutinya. Melalui program
ini, para pendonor yang darahnya dike-
tahui reaktif Hepatitis kini dapat diban-
tu untuk sembuh.
Yuyun melanjutkan, pada tahun
2012 dideteksi 3.475 pendonor reaktif
Hepatits C, atau sekitar 0,47% dari
746.770 pendonor yang tersebar di 24
cabang UTDP di seluruh Indonesia.
Selain melakukan skrining terhadap
Hepatits C, PMI kemudian bersepakat
untuk masuk dalam kolaborasi ber-
sama PPHI dan PT Roche Indonesia
untuk membantu pendonor dengan
edukasi langsung melalui pengiriman
informasi penyakit kepada pendonor
reaktif dan menyarankan pendonor
reaktif tersebut untuk memeriksakan
diri lebih lanjut kepada dokter spe-
sialis hati yang tergabung dalam PPHI.
Mike Crichton, Presiden Direktur
PT Roche Indonesia menyampaikan,
program kolaborasi ini mewakili ko-
mitmen pihaknya dalam melawan
Hepatitis C. Dalam kerjasama terse-
but, Roche memberikan keringanan
biaya bagi para pendonor yang harus
melakukan terapi pengobatan Hepa-
titis C. Keringanan biaya tersebut dise-
suaikan dengan kebutuhan pasien.
Kolaborasi Roche dengan PPHI dan
PMI ini dapat memperluas akses bagi
masyarakat. Dengan harapan kesem-
buhan yang tinggi dan berbagai akses
pengobataqn yang tersedia, kami ber-
harap satu saat nanti Indonesia baisas
terbebas dari Hepatitis C, imbuh
Mike. yap
F
FARMACIA 48 September 2013
GERAI
Hepatologi
Kesadaran Deteksi Dini
Hepatitis C Rendah
E
rik namanya, seorang pria mu-
da yang baru saja menamatkan
pendidikannya Institut Tekno-
logi Bandung (ITB). Meraih titel
sarjana dengan capaian cum-
laude membuat ia dan kedua orang
tuanya patut berbangga hati, terlebih
karena Erik merupakan Orang Dengan
Skizofrenia (ODS), suatu penyakit
gangguan jiwa yang tergolong berat.
Perhatian dan dukungan yang penuh
dari orang tua, terutama sang ibu,
serta orang-orang di sekitarnya mem-
buat Erik bisa menerima kondisinya
dan mau menerima pengobatan. Di
samping itu, pengetahuan orang tua-
nya mengenai penyakit jiwa yang di-
alami Erik membuatnya mendapatkan
pengobatan yang maksimal sehingga
kemudian mampu menjalani hidup la-
yaknya orang normal.
Kisah Erik di atas adalah satu dari
jutaan ODS yang beruntung lantaran
menerima pengobatan yang baik.
Namun di luar sana, tidak sedikit para
pengidap gangguan jiwa yang ber-
akhir di jalanan atau rantai pasungan.
Tengok saja Riskesdas 2007. Data
tersebut melaporkan, terdapat 0,56%
penderita gangguan jiwa berat di In-
donesia dan dari total populasi be-
risiko sebanyak 1.093.150 orang ter-
nyata hanya 3,5% atau 38.260 orang
yang terlayani dengan perawatan
memadai di Rumah Sakit Jiwa, Rumah
Sakit Umum maupun Pusat Kesehatan
Masyarakat.
Peliknya permasalahan kesehatan
jiwa di Indonesia lantas membuka
mata beberapa pihak. Perhimpunan
49 FARMACIA September 2013
GERAI
Psikiatri
Secercah Harapan untuk
Mereka yang Terpasung
Lighting the Hope for Schizophrenia
Masa-masa di mana penderita gangguan jiwa dipasung barangkali sudah mulai berkurang,
meskipun di tengah masyarakat masih bisa dijumpai praktik tidak manusiawi ini.
Tetapi penerimaan masyarakat terhadap penderita skizofrenia, salah satu gangguan jiwa
yang sering ditemui di masyarakat, masih rendah. Secara fisik mereka bebas
namun jiwanya tetap saja terpasung. Perlu kerjsama semua pihak agar penderita
tertolong dan berhasil sembuh.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa In-
donesia (PDSKJI) bersama dengan Ko-
munitas peduli Skizofrenia Indonesia
(KPSI), dan Asosiasi Rumah Sakit Jiwa
dan Ketergantungan Obat Indonesia
(ARSAWAKOI) meluncurkan sebuah
inisiatif bersama Kampanye Kesadaran
Publik Lighting the Hope for Schizo-
phrenia, beberapa waktu lalu di Ja-
karta. Ini adalah sebuah inisiatif ga-
bungan pertama di Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran dan peneri-
maan masyarakat terhadap skizofre-
nia. Inisiatif bersama ini didukung pu-
la oleh Kementrian Koordinator Bi-
dang Kesejahteraan Rakyat dan ke-
menterian Kesehatan Republik Indo-
nesia.
Ketua ARSAWAKOI, Dr. Bambang
Eko Sunaryanto, SpKJ mengungkapkan
dukungannya terhadap pentingnya
kampanye ini. Dalam sambutannya
pada acara buka bersama wartawan,
20 Juli silam di Jakarta, di ia meng-
ilustrasikan RSJ Dokter Radjiman Wi-
diodiningrat Lawang yang saat ini ber-
kapasitas 700 tempat tidur, hampir 90
persen pasien rawat inapnya adalah
orang dengan skizofrenia.
Masih banyak dari para pasien ter-
sebut mendapat penolakan dari ma-
syarakat dan bahkan dari keluarga
sendiri setelah mereka selesai melaku-
kan perawatan. Pengetahuan yang ku-
rang dari masyarakat terhadap skizo-
frenia membuat mereka, para penderi-
ta gangguan jiwa tersebut juga tidak
mendapat pendampingan yang semes-
tinya di rumah sehingga makin lama
orang dengan skizofrenia itu makin
menghilang dari dari pantauan RSJ
karena frekuensi kontrolnya semakin
jarang. Mereka kemudian datang
kembali ke RSJ dengan keparahan
yang luar biasa, papar Bambang.
Bambang mengakui, sumber daya
manusia yang di miliki RSJ dan RS Ke-
tergantungan Obat untuk melakukan
pendampingan di masyarakat sangat
terbatas. Untuk menyiasati hal terse-
but, pihaknya selama ini telah mela-
kukan training of trainers untuk bebe-
rapa daerah di masing-masing wilayah
rumah sakit. Namun demikian, hasil
usaha ARSAWAKOI dalam kegiatan-
nya itu telah menunjukkan hasil an-
tara lain dengan makin berkurangnya
korban pasung dan para penderita di-
bawa ke rumah sakit atas inisiatif ma-
syarakat sendiri.
Tentunya kami sangat merasa ter-
bantu apabila ada perhatian dan du-
kungan khusus bagi permasalahan ke-
sehatan jiwa - khususnya skizofrenia
bagi masyarakat. Melalui inisiatif ber-
sama di kampanye ini kami dapat me-
lakukan upaya yang sejalan dengan
program yang ada dan meningkatkan
pelayanan baik di puasat dn daerah,
Bambang menambahkan.
Selain melibatkan pihak medis,
kampanye Kesadaran Publik Lighting
the Hope for Schizophrenia juga me-
libatkan relawan-relawan orang De-
ngan Skizofrenia (ODS) dan keluarga
mereka melalui penggalangan komu-
nitas yang dilakukan KPSI. Ketua KPSI
Bagus utomo menjelaskan, keluarga
merupakan lingkungan terdekat de-
ngan pasien, yang memberikan sup-
port system bagi kembalinya produk-
tivitas OSD dalam masyarakat. De-
ngan kombinasi dukungan medis dan
keluarga, kami yakin akan semakin
banyak ODS yang menjalani hidup
mereka dengan lebih baik bahkan
menyalurkan bakat-bakat terpendam
mereka yang belum digali sebelum-
nya, tutur Bagus.
Kegiatan awal kampanye kesadaran
FARMACIA 50 September 2013
GERAI
Publik 'Lighting the Hope for Schizo-
phrenia' sendiri telah dimulai sejak
Juni 2013 yang lalu melalui kegiatan
pelatihan bagi tenaga-tenaga kese-
hatan jiwa di Bali. Bekerja sama den-
gan RSJ propinsi Bali di Bangli, kam-
panye ini kini tengah menjalankan
program Mobil Edukasi Skizofrenia,
sebuah mobil kesehatan yang dileng-
kapi dengan perangkat penyebaran
informasi dan tenaga kesehatan guna
memberikan edukasi dan pelayanan
medis langsung kepada masyarakat
bali selama satu tahun ke depan.
Tantangan
Prof. Dr. Ali Ghufron
Mukti, MSc, Phd,
Wakil Menteri
Kesehatan RI
yanghadir di
acara yangs ama
mengungkapkan,
di Indonesia pe-
nyakit kesehatan
jiwa menempati uru-
tan kedua terbesar sebagai penyebab
beban disabilitas dalam masyarakat.
Salah satu tantangan yang perlu
ditanggapi bersama adalah rendahnya
cakupan angka layanan penyakit jiwa,
dimana saat ini hanya 10 persen dari
total ODS yang mendapatkan layanan
yang memadai. Sementara 90 persen
sisanya tidak mendapatkan layanan
yang mendorong mereka untuk sem-
buh. Tidak maksimalnya tatalaksana
gangguan jiwa di masyarakat menye-
babkan tingginya angka perlakuan
yang salah pada ODS seperti tindakan
pemasungan dan penelantaran. Hal
ini kemudian mengakibatkan masalah
yang terkait langsung maupun tidak
dengan morbalitas dan morbiditas dan
bahkan hingga kasus-kasus bunuh
diri.
Kementerian Kesehatan menyam-
but positif kampanye ini sebagai
dalam melakukan treathment tidak
saja bagi pasien, melainkan juga bagi
masyarakat dan keluarga ODS. Kami
juga mendorong agar ini menjadi
suatu upaya lintas sektoral dimana ka-
mi juga turut mendorong Kementerian
Dalam negeri dan Pemerintah Daerah
untuk turut juga menaruh perhatian
pada masalah ini, Ali Ghufron me-
lanjutkan.
Ali Ghufron melan-
jutkan, tuntutan interna-
sional baik global maupun regional
semakin kuat dalam menurunkan
kesenjangan pengobatan gangguan
kesehatan jiwa termasuk skizofrenia,
melalui penyediaan layanan kese-
hatan jiwa yang komperhensif dan
kontinyu, peningkatan upaya kese-
hatan jiwa melalui pemberdayaan
masyarakat, serta penyediaan data.
Penyediaan data ini juga menjadi
hal yang dititik beratkan karena ini
penting untuk menyusun rencana dan
kebijakan serta strategi penanganan
kesehatan jiwa. Hingga saat ini kita
belum tahu apakah angka 90 persen
pasien dari penderita skizofrenia yang
tidak mendapatkan pelayanan men-
cakup pula jumlah ODS yang tidak
terdeteksi, tutur Ali Ghufron.
Di lain pihak, Ghufron mengakui
keterbatasan Indonesia dalam hal pe-
layanan kesehatan jiwa. Hingga saat
ini masih terdapat 7 provinsi yang ti-
dak memiliki rumah sakit jiwa dan 4
provinsi yang tidak memiliki tenaga
profesional kesehatan jiwa. Oleh ka-
rena itu pemanfaatan sumber daya
yang telah dimiliki dan kerjasama lin-
tas sektor menjadi sangat krusial. Pe-
layanan kesehatan masyarakat di ting-
kat primer terus diperkuat dan di-
harapkan memiliki peran penting
dalam membentuk suatu
layanan ke-
sehatan ji-
wa yang
t e r p a d u .
Menjelang
implemen-
tasi SJSN
per 1 April 2014, maka hal
yang kita harapkan sangat
berbeda dengan sebelum implemen-
tasi adalah dokter yang menangani ke-
sehatan di tingkat primer dapat men-
diagnosis dan menangani 155 jenis
penyakit dimana salah satunya adalah
kesehatan jiwa.
Demikian pula, peran profesional
di tingkat sekunder dan tersier juga di-
anggap penting, tidak hanya dalam sis-
tem rujukan dan latihan, tetapi juga
dalam melakukan supervisi dan pembi-
naan layanan primer di wilayahnya,
serta membangun sistem informasi de-
ngan bekerjasama dengan dinas kese-
hatan setempat ataupun juga lintas sek-
tor yang lain, imbuh Ghufron. yap
F
51 FARMACIA September 2013
GERAI
K
ebutaan masih tinggi di Indo-
nesia. Berdasarkan survei Kese-
hatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran tahun 1993-1996,
angka kebutaan di Indonesia
mencapai 1,5% dari total penduduk
atau setara dengan 3 juta orang. Setiap
tahun ada diperkirakan ada penamba-
han kebutaan sebesar 240.000 kasus.
Angka ini merupakan yang terbesar di
wilayah Asia Tenggara.
Salah satu penyebab kebutaan di
Indonesia adalah degenerasi makula
atau biasa dikenal dengan Age-related
Macular Degeneration (AMD). AMD
disebabkan kerusakan makula pada
bola mata. Makula atau biasa dikenal
dengan bintik kuning berfungsi me-
nyaring sinar yang merusak mata de-
ngan cara mengikat radikal bebas
yang dipancarkan oleh sinar biru (blue
rays). Sumber sinar biru adalah cahaya
yang dipancarkan alat elektronik
seperti layar komputer, televisi atau
telepon genggam.
Dijelaskan Dr Elvioza SpM, staf
ahli divisi vitreo-retina FKUI/RSCM di
Jakarta, awal Agustus lalu, makula me-
rupakan bagian penting retina, meru-
pakan pusat penglihatan di bagian da-
lam bola mata. Ia berfungsi sebagai
titik tangkap cahaya, terdiri dari jutaan
foto reseptor. Makula mengandung
pigmen berwarna kekuningan atau
sering disebut yellow oily, yang memi-
liki unsur karotinoid lutein dan zeax-
antin, jelasnya.
Pigmen retina ini, lanjut Elvioza,
merupakan faktor risiko penting untuk
AMD. Pigman retina berfungsi melin-
dungi retina. Semakin tipis pigmen,
maka semakin rentan retina rusak oleh
energi sinar biru dan menyebabkan
degenerasi makula dan hilangnya
pandangan.
AMD berisiko pada usia lanjut ( >50
tahun). Ada beberapa tipe AMD. Per-
tama, wet macular degeneration atau
late AMD. Penyakit ini bisa terbentuk
sangat cepat dan kondisinya biasanya
jauh lebih serius dibandingkan dry
macular degeneration. Hanya 10%
kasus AMD bertipe Wet AMD ini.
Meski begitu secara klinis jauh lebih
ganas. 90% penderitanya akan men-
galami kebutaan.
Gejala-gejala wet AMD yang utama
adalah distorsi pandangan. Garis lurus
akan terlihat bengkok dan tidak berat-
uran bagi pasien. Penderita juga meli-
hat titik gelap atau abu-abu di pan-
dangan mereka, ukuran obyek atau
warna obyek tidak sama dilihat dari
dengan dua mata, dan cepat membu-
ruk. Dari hasil pemeriksaan terlihat
ada pembuluh darah di makula.
Tipe AMD kering mencapai 90%
dari kasus AMD secara keseluruhan.
Untuk tipe ini tidak ada pengobatan
hingga saat ini. Pasien mengalami
padangan kabur atau kesulitan mem-
baca, membutuhkan sinar tambahan
untuk melihat jelas, sulit menyesuikan
dari gelap ke terang, sulit mengenali
wajah orang, dan bisa menimpa ke-
dua mata, Elvioza memaparkan be-
berapa gejala AMD tipe kering. Dalam
pemeriksaan terlihat bercak-bercak
kuning disebuut drusen.
Selain usia beberapa faktor risiko
AMD di antaranya gaya hidup, penyakit
tertentu sepertihipertensi, penyakit jan-
tung koroner, dan diabetes, serta faktor
genetik, riwayat operasi katarak, papar-
an sinar matahari dan sebagainya.
Mencegah AMD bisa dilakukan
dengan mendeteksi gejala sedini
mungkin, terutama melihat kadar pui-
men macular, mengubah gaya hidup
dan rutin melakukan skrining. Untuk
mendeteksi kadar pigmen macular bi-
sa dilakukan dengan alat pendeteksi
pigmen makular. Penggunaannya cu-
kup mudah hanya membutuhkan
waktu 2 menit sudah bisa diketahui
apakah kadar pigmen makular rendah
atau tinggi. Alat ini cukup portable
dan mudah diakses. Tesnya cepat dan
hasilnya akurat. PT SOHO Global Me-
dika, anak perusahaan PT SOHO
Group yang khusus menjual alat-alat
kesehatan, sudah menyediakan peng-
ukur pigmen makular ini dengan merk
MPSII yang diluncurkan secara resmi
akhir Agustus dalam Kongres Dokter
Mata Se-Indonesia di Palembang. tan
F
FARMACIA 52 September 2013
GERAI
Oftamologi
SKRINING
Cegah Perburukan AMD
M
eskipun Pemerintah telah
menetapkan peraturan dan
Undang-undang yang men-
dukung mengenai hak ibu
pekerja untuk memberikan
ASI eksklusif, namun impelementasi-
nya hingga saat ini masih belum ber-
jalan. Data Survei Sosial Ekonomi Na-
sional 2010 melaporkan hanya 33,6%
bayi umur 0-6 bulan yang menerima
ASI eksklusif. Sementara data yang
dicatat Riskesdas 2010 lebih mempri-
hatinkan, dimana hanya 15,3% bayi
umut kurang dari 6 bulan yang men-
dapat ASI eksklusif.
Hal tersebut diungkapkan dr. Eli-
zabeth Yohmi, SpA, IBCLC, SATGAS
ASI IDAI, pada seminar media, 21
Agustus silam di kantor IDAI Jakarta.
Implementasi regulasi yang mandeg
mengakibatkan para pemberi kerja,
baik swasta maupun instansi pemerin-
tah urung menyediakan fasilitas yang
memadai bagi para ibu menyusui. De-
mi bayi mereka, para ibu ini harus ter-
paksa memerah ASI di toilet, gudang
kantor, atau di tempat-tempat lain yang
tidak terjamin kebersihannya. Mereka
juga seringkali harus berhenti menyu-
sui atau mulai memberikan tambahan
sebelum usia bayi menginjak 6 bulan.
Selain itu, banyak pula dari mereka
yang harus kembali bekerja hanya
beberapa minggu pasca melahirkan.
Dukungan kepada ibu pekerja
yang menyusui di Indonesia sangat
rendah. Padahal kita punya pasal 83
UU no. 13/2003 tentang ketenaga ker-
jaan, pasal 128 UU no. 39/2009 ten-
tang kesehatan, PP no. 33 tahun 2013
tentang pemberian ASI eksklusif, dan
beberapa peraturan yang lain, Yohmi
menuturkan.
Padahal, papar Yohmi, sebuah pene-
litian yang tahun 1995 pada dua per-
usahaan di Amerika Serikat meng-
ungkapkan ASI juga memberikan man-
faat bagi pemberi kerja yakni meng-
urangi absensi yang mengarah kepada
penghematan biaya. Memberikan
dukungan kepada karyawati yang
menyusui merupakan biaya manfaat
serta mengurangi turnover/ pergantian
dan pelatihan untuk karyawan baru.
Selain regulasi nasional, strategi
global dan konvensi ILO juga telah
menegaskan kewajiban pemberi kerja
terhadap para karyawatinya. Pemberi
kerja harus memastikan bahwa hak
melahirkan dengan tetap mendapat
gaji untuk semua wanita bekerja ter-
penuhi termasuk istirahat menyusui
atau pengaturan tempat kerja lainnya
untuk memfasilitasi pemberian ASI
setelah cuti melahirkan selesai.
Hal senanda diungkapkan dr Utami
Roesli, SpA, IBCLC, FABM, Ketua Sen-
tra laktasi Indonesia. Ia mengungkap-
kan, nampaknya harus ada semacam
KPK-nya ASI untuk mendorong imple-
mentasi serangkaian UU dan peratu-
ran demi mendukung ibu pekerja
yang menyusui di Indonesia, khusus-
nya mengenai ketentuan pidana da-
lam UU kesehatan.
Pasal 200 UU no 36/2009 menen-
tukan bahwa setiap orang yang de-
ngan sengaja menghalangi program
pemberian air susu ibu eksklusif seba-
gaimana dimaksud dalam pasal 128
ayat (2) dipidana dengan pidana pen-
jara paling lama satu tahun dan denda
paling banyak seratus juta rupiah,
Utami memaparkan.
Namun Utami mengingatkan, demi
tegaknya Undang-undang ini Kemen-
terian Kesehatan tidak dapat bekerja
sendiri dan harus berkolaborasi de-
ngan Kementerian Tenaga Kerja serta
Kemenkuham dan pihak kepolisian.
Terkait UU kesehatan dengan anca-
man pidana ini, tampaknya delik
aduan tidak cukup bagi seorang ibu
untuk melawan tindakan perusahaan
tempat ia bekerja yang tidak memberi-
nya hak sebagaimana diatur dalam pa-
sal 128 UU no. 39/2009 tentang kese-
hatan. Ini harus jadi delik murni,
sehingga siapa saja yang melihat ma-
salah ini bisa melaporkan, tambah
Utami. yap
F
53 FARMACIA September 2013
GERAI
Perlu 'KPK' ASI untuk
Dukung Ibu Pekerja
dr. Elizabeth Yohmi dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM
T
endinitis, juga dikenal sebagai
tendonitis, merupakan salah sa-
tu jenis penyakit tendon (ten-
dinopathy) berupa peradangan
atau iritasi yang menyebabkan
rasa sakit dan nyeri di sekitar persen-
dian. Tendon adalah jaringan berserat
yang melekatkan otot ke tulang, bersi-
fat fleksibel namun kuat dan mampu
menahan ketegangan. Tendinitis umum
terjadi di sekitar siku, bahu, per-
gelangan tangan dan tumit, tendinitis
biasanya mendapat sebutan sesuai
dengan bagian tubuh yang terlibat,
contohnya: Achilles tendinitis yang
mempengaruhi tendon Achilles, atau
patellar tendinitis yang mempenga-
ruhi tendon patela (jumpers knee).
Menurut Dr. Laura Djurian-
tina, Sp. KFR, Spesialis Kedok-
teran Fisik dan Rehabilitasi RS
Pondok Indah-Pondok Indah, di
Jakarta, belum lama ini, Gejala ten-
dinitis yang biasanya dialami pa-
sien antara lain nyeri pada area
tertentu dan semakin terasa
sakit jika bagian tersebut dig-
erakkan; juga adanya pem-
bengkakan, termasuk te-
rasa panas dan menjadi
merah; serta teraba ben-
jolan sepanjang tendon
yang nyeri. Lebih lanjut
pada pemeriksaan oleh
dokter akan terasa ada-
nya tendon yang ber-
derak.
Tendinitis kebanyakan
dialami kalangan yang
memasuki usia pertengahan
dimana tendon tubuh menja-
di lebih peka terhadap cedera
karena kehilangan elastisitas
dan melemah. Namun ten-
dinitis juga bisa dialami di
usia muda, terutama karena
olahraga berlebihan atau aki-
bat gerakan yang dilakukan
berulang-ulang. Lari, tenis,
berenang, basket, golf,
FARMACIA 54 September 2013
GERAI
Radial Shock
Wave Therapy
untuk Tendenitis
Radial Shock
Wave Therapy
untuk Tendenitis
REHABI L I TASI MEDI S
bowling dan baseball termasuk olah-
raga yang bisa berpotensi terkena ten-
dinitis. Beberapa waktu lalu contoh-
nya pemain bola dari Brazil, Kaka, ter-
kena tendinitis hingga harus absen
bermain. Selain itu, pekerja yang
mengutamakan kegiatan fisik dengan
pengulangan gerakan, posisi tak biasa,
banyak getaran dan pengerahan tena-
ga berlebih juga harus waspada, pa-
par Laura.
Beberapa jenis tendinitis antara
lain: Achilles tendinitis merupakan ce-
dera olahraga umum yang mengenai
tendon Achilles yang berada diantara
tumit dan otot betis; Suprastinatus ten-
dinitis merupakan peradangan pada
tendon di bagian atas sendi bahu yang
menimbulkan rasa nyeri ketika lengan
digerakkan terutama ke arah atas; be-
berapa penderita bahkan merasa sakit
ketika berbaring; Tennis/golfers elbow
(lateral epicondylitis) berupa rasa nye-
ri di tengah siku yang umum diderita
pegolf dan pemain tenis; rasa nyeri se-
makin akut ketika mencoba untuk
mengangkat beban dan terkadang
menjalar ke pergelangan tangan, dan
Patellar tendinitis, cedera yang mem-
pengaruhi otot yang
menghubungkan tempu-
rung (patella) dengan
tulang kering, dise-
babkan stres berulang
pada tendon lutut yang
dapat menyebabkan sobekan atau
peradangan tendon. Dialami atlit
olahraga yang sering melakukan aktiv-
itas meloncat, berlari, atau menen-
dang.
Meski terkesan tidak berbahaya, ten-
dinitis yang tidak dirawat dengan tepat
bisa dengan mudah berujung pada
kerusakan tendon; kondisi serius yang
membutuhkan penanganan lebih lan-
jut berupa pembedahan. Karenanya
sebelum sampai tahap operasi, ada
beberapa perawatan/pengobatan ten-
dinitis yang bisa dilakukan.
Pada intinya, pengobatan tendinitis
ditujukan untuk menghilangkan rasa
sakit dan mengurangi peradangan. Is-
tirahat menjadi prioritas utama bagi
penderita. Pasien harus berhenti me-
lakukan apa pun kegiatan yang me-
nyebabkan tendinitis, entah olahraga
ataupun pekerjaan. Jika memang ber-
henti total tidak mungkin, maka pa-
sien harus ada proses penurunan akti-
vitas tersebut secara signifikan, tegas
Laura.
Pada temuan awal tendinitis, kom-
pres es ataupun handuk hangat juga
sangat disarankan karena mampu
mengurangi pembengkakan pada
bagian yang terkena tendinitis. Jika
memang rasa sakit tak tertahankan,
pereda rasa nyeri terpaksa diberikan.
Beberapa kasus juga menyebutkan
suntikan kortikosteroid pada bagian
yang terkena, namun jika terus me-
nerus dilakukan justru berisiko terjadi-
nya ruptur/robekan tendon dan bah-
kan merusak, lanjut Laura.
Lebih lanjut, penderita tendinitis
harus menjalani terapi fisik atau fi-
sioterapi dari ahli terapi fisik untuk
mempercepat proses penyembuhan.
Laura juga menyarankan penderita
tendinitis untuk mengikuti program
latihan khusus yang dirancang untuk
meregangkan dan memperkuat ten-
don. Yang sangat krusial dan masih
banyak disepelekan, pemanasan/
pendinginan dan peregangan sebelum
dan seusai olahraga membantu pen-
cegahan tendinitis, tegas Laura.
Cara Kerja RSWT
Penanggulangan tendinitis juga
bisa dilakukan dengan Radial Shock
Wave Therapy (RSWT) atau terapi ge-
lombang kejut bertekanan tinggi yang
ditransmisikan melalui jaringan pada
daerah yang sakit. Gelombang kejut
yang dihasilkan merupakan suatu stre-
sor mekanik berupa kejutan bertekan-
an tinggi, dekompresi, dan regangan.
RSWT bekerja menghilangkan nyeri
pada bagian badan dan
meningkatkan kesembuhan
jaringan lunak yang sakit. RSWT
juga dapat dipakai untuk men-
gatasi masalah nyeri musculos-
keletal atau nyeri pada bagian
otot rangka/ skeletal. Keuntungan
menggunakan alat ini adalah pen-
gobatan yang relatif cepat dan
efektif, meminimalkan pemberian
obat oral, penggunaan kortison
dan injeksi berulang, serta memini-
malkan tindakan bedah/ operasi.
Radial shockwave terbukti ber-
manfaat pada kasus kronis, dimana
jaringan tubuh sebelumnya tidak
dapat menyembuhkan diri sendiri
(melakukan proses healing) sehingga
menjadi kronis. Shockwave menstim-
ulasi aktivitas metabolik di daerah
nyeri dan melancarkan peredaran
darah.
Jangan heran jika dalam keadaan
kronis, pengobatan konservatif yang
dirancang untuk fase akut (kondisi
radang) tidak memberikan respon se-
perti yang diharapkan. Inilah kekhu-
susan RSWT, salah satu dari sedikit
teknologi khusus yang dapat bekerja
baik ketika suatu cedera sudah dalam
stadium kronis, tanpa kemampuan
55 FARMACIA September 2013
GERAI
proses penyembuhan. Jaringan yang
rusak secara bertahap melakukan re-
generasi dan pada akhirnya sembuh,
ungkap Laura.
Dosis RSWT diberikan dengan per-
timbangan dapat menstimulasi pe-
nyembuhan yang diharapkan, tanpa
merugikan jaringan tubuh lain yang
sehat. RSWT sering dipakai pada ma-
salah yang berkenaan dengan tempat
perlekatan tendon atau ligamen sendi-
sendi besar seperti sendi bahu (rotator
cuff), sendi siku (epicondylitis atau
tennis elbow), sendi panggul dan lutut
(tendinitis).
Bagian badan lain yang sering juga
diobati dengan RSWT adalah bagian
kaki. Beberapa masalah kaki yang dio-
bati adalah plantar fasciitis (nyeri pada
tumit), achilles tendinitis (cedera olah-
raga yang mengenai tendon Achilles
yang berada pada tumit dan betis), cal-
cific tendinitis (randang tendon karena
pengapuran), cedera pada sendi dan
nyeri otot, tenosynovitis (radang pada
cairan sendi) pada kaki dan ankle,
hammer toe (jari kaki yang menekuk
dan menyudut), luka dan penyembuh-
an fraktur/ patah tulang yang terlam-
bat.
Banyak pasien segera merasakan
perbaikan rasa nyeri pasca pengobat-
an dengan menggunakan RSWT pada
jaringan tubuh. Perlu beberapa hari
untuk memulai proses penyembuhan
dan kebanyakan pasien merasakan
perbaikan sekitar akhir minggu kedua,
tergantung penyakit yang diobati.
Proses penyembuhan sempurna dapat
berlangsung beberapa minggu bahkan
bulan, tetapi yang jelas rasa nyeri su-
dah menghilang, jelas Laura.
Plantar Faciitis : Serang
Tumit dan Telapak kaki
Ganggun atau cedera yang juga
sering dialami pasien adalah Plantar
Faciitis. Plantar Fascia, adalah jaringan
semacam pita (ligamen) yang meng-
hubungkan tulang tumit ke tulang jari
kaki, menyangga lengkung kaki. Jika
plantar fascia terlalu sering teregang,
akan menjadi lemah, membengkak,
dan meradang. Akibatnya tumit atau
telapak kaki nyeri saat berdiri atau
berjalan. Plantar Fasciitis dapat terjadi
pada satu kaki atau kedua kaki ber-
sama. Sering mengenai mereka yang
paruh baya, tapi tidak menutup kemu-
ngkinan terkena orang yang lebih
muda dan banyak menggunakan kaki
dalam aktifitasnya.
Plantar Fasciitis disebabkan mere-
gangnya ligamen yang menyangga
lengkungan kaki. Beban berulang bisa
menyebabkan cabikan atau robekan
kecil-kecil pada ligamen yang men-
gakibatkan nyeri dan pembengkakan.
Ini kerap kali terjadi jika ada faktor-
faktor risiko seperti: usia, di mana pal-
ing sering terjadi antara umur 40 dan
60 tahun.
Jenis latihan juga mempengaruhi.
Aktifitas dengan banyak bertumpu p-
ada tumit seperti berlari jarak jauh,
menari balet dan aerobik. Selain itu
bentuk kaki atau mekanik kaki yang
salah seperti kaki leper, lengkung kaki
berlebih. Atau, pola berjalan yang ab-
normal dapat mempengaruhi penye-
baran berat badan dan menambah te-
kanan pada plantar fascia. Kegemukan
akan menambah tekanan ekstra pada
plantar fascia, pekerjaan yang banyak
bertumpu pada kaki terutama mereka
yang menghabiskan kebanyakan jam
kerja mereka dengan berdiri atau ber-
jalan pada permukaan keras dan
penggunaan sepatu tidak cocok. Me-
nurut Laura hendakanya pasien di-
edukasi untuk menghindari sepatu
bertelapak tipis dan longgar, serta se-
patu tanpa arch support yang cukup
untuk menyerap shock.
Gejala Plantar Fasciitis yang umum-
nya adalah nyeri jika melangkah sete-
lah bangun dari tempat tidur atau sete-
lah duduk lama. Rasa kaku sedikit
berkurang setelah berjalan beberapa
langkah, tetapi kaki menjadi terasa
lebih nyeri setelah hari makin siang.
Nyeri juga bertambah kalau menaiki
anak tangga atau berdiri lama.
Pemeriksaan radiologis diperlukan
untuk menyingkirkan hal-hal lain yang
potensial sebagai penyebab nyeri tu-
mit atau kaki. Umumnya kita akan
menemukan adanya pengapuran pada
bagian depan tulang tumit (calca-
neous). Pemeriksaan ultrasonografi
atau Magnetic Resonance Imaging
(MRI) akan memperlihatkan adanya
pembengkakan atau perubahan lain-
nya pada fascia. Pada permulaan, ten-
tu penting untuk mengistirahatkan ba-
gian yang nyeri pada penderita Plantar
Fasciitis. Caranya, kurangi jalan atau
olah raga yang banyak memakai kaki.
Kompres dingin sangat bermanfaat.
Untuk pengobatan, dapat diberikan
obat anti radang (non steroid) atau
kortikosteroid. Obat tersebut dapat di-
berikan dengan teknik iontophoresis.
Cara pemberian lain adalah dengan
suntikan.
Plantar Fasciitis juga bisa diobati
dengan fisioterapi. Pemberian modali-
tas berupa microwave diathermy, ul-
trasound diathermy atau TENS mem-
bantu mengurangi nyeri dan menyem-
buhkan gejala penyakit. Latihan stret-
ching dan penguatan otot-otot tungkai
bawah juga berguna dan dapat men-
cegah kekambuhan.
Night splint. Dipakai waktu malam,
berguna untuk stretching otot betis
dan pertahankan lengkung kaki. Peng-
gunaan Orthotic (alat bantu) seperti
Heel pad atau arch support berguna
membantu menyebarkan beban pada
tumit lebih merata, pertahankan leng-
kung kaki. Cara lain pengobatan Plan-
tar Fasciitis adalah dengan Radial
Shock Wave Therapy (RSWT). Terapi
ini diberikan untuk kasus yang kronis,
dan terbukti bermanfaat. Pembedahan
membebaskan Plantar Fascia, untuk
yang tidak sembuh dengan tindakan
konservatif. tan
F
FARMACIA 56 September 2013
GERAI
P
ada Kongres Nasional
Gastro Hepato ini PT.
Combiphar mengadakan
kegiatan ilmiah berupa:
Simposium di Hotel Arya-
duta Manado, 22-24 Ags 2013
pada acara Konas XVI PGI (Per-
kumpulan Gastroenterologi Indo-
nesia) - PEGI (Perhimpunan En-
doskopi dan Gastrointestinal In-
donesia) dan PIN XX PPHI (Per-
himpunan Peneliti Hati Indone-
sia). Simposium ini mengangkat
topik: Hepatoprotector With
Nanotechnology: New Option
For Liver Protection. Bertindak
sebagai Moderator : dr. Agus
Waspodo, SpPD, K-GEH, FINA-
SIM. Co-Moderator : dr. B. Jim-
my Waleleng, SpPD, K-GEH.
Speaker: dr. Irsan Hasan, SpPD,
K-GEH, FINASIM, Dr. dr. Bega-
wan Bestari, SpPD, K-GEH,
M.Kes, FASGE dan DR. Heni
Rachmawati, Apt. MS. selaku
Ahli Nanoteknologi dari Fakultas
Farmasi ITB.
Pada simposium ini, PT. Com-
biphar menjelaskan tentang pro-
duk terbarunya, Hezandra hepa-
toprotector pertama di Indonesia
yang menggunakan teknologi
Nano pada Curcuminoid, yaitu:
Nanocurcuminoid. Hezandra
mengandung 7 komposisi zat
aktif, diantaranya: Nanocurcu-
FARMACIA 58 September 2013
EVENT
KONGRES NASIONAL XVI PGI-PEGI
PEKAN ILMIAH NASIONAL XX PPHI
Manado, Hotel Aryaduta 22-24 Agustus 2013
minoid, Silymarin, Schizandra,
Succus Liquiritiae, Choline, Vit
B6 dan Vit E. Yang membedakan
Hezandra dengan produk sejenis
adalah produk ini menggunakan
teknologi nano pada curcumi-
noid yang bertujuan untuk
meningkatkan ketersediaan hay-
atinya, yang pada akhirnya dapat
memaksimalkan khasiatnya seba-
gai hepatoprotector.
DR. Heni Rachmawati, Kon-
sultan Nanoteknologi, Fakultas
Farmasi ITB mengungkapkan,
Nanoteknologi adalah suatu
teknologi yang mampu memani-
pulasi suatu material secara fisik
untuk menghasilkan produk-pro-
duk baru yang lebih baik, unik
dan lebih berkhasiat. Penerapan
teknologi nano pada produk He-
zandra akan memberikan keung-
gulan ketersediaan hayati sebesar
7 kali lebih baik, konsentrasi
maksimal dalam darah 9,8 kali
serta efektivitas dan stabilitas le-
bih baik dibandingkan dengan
curcuminoid konvensional.
F
EVENT
59 FARMACIA September 2013
61 FARMACIA September 2013
EVENT
S
ebuah keramaian
kecil terlihat di salah
satu ruangan kantor
Majalah Farmacia, pada
5 Juli silam. Menjelang
puasa Ramadhan, majalah ke-
sehatan tersebut kedangan tamu
dari Rumah Sakit Umum Bunda
Jakarta yang hendak melakukan
medical Check up terhadap kar-
yawan Farmacia yang berkantor
di Jl Kemang Raya Jakarta.
Meski bukan pertama kali
melakukan check up kesehatan,
acara pagi itu disambut antusias
sekitar 20 karyawan PT Amythas
Publicita sebagai penerbit maja-
lah Farmacia, dan puluhan kar-
yawan lain yang ada di gedung
yang sama.
Satu-persatu menunggu gili-
ran memasuki ruang rapat yang
disulap jadi ruang pemeriksaan.
Satu orang secara bergiliran
Karyawan FARMACIA Lakukan
Medical Check Up
Medical Check Up
dilakukan pemeriksaan dasar berupa
pengukuran berat dan tinggi badan,
pengambilan sampel untuk pengujian
gula darah puasa, dilanjutkan pe-
meriksaan kadar lemak. Petugas kese-
hatan dari RSU Bunda dengan sigap
melayani meksipun ruangan terkesan
gaduh. Semua data dicatat sebagai
data analisis selanjutnya.
Pemeriksaan juga melibatkan Elec-
trocardiography (EKG) yang sengaja
didatangkan RSU Bunda untuk meme-
riksa irama jantung para karyawan Ma-
jalah Farmacia. Sayangnya, tidak se-
mua orang yang mau diperiksa irama
jantungnya. Padahal hal tersebut sangat
penting untuk mendeteksi kelainan
pada jantung.
Fasilitas yang paling laku dan ba-
nyak peminat adalah fisioterapi. Ru-
panya banyak karyawan farmacia yang
mengeluhkan gangguan otot dan kele-
lahan. Di ruangan yang disekat kain,
seorang karyawan nampak intens
berdikusi dengan fisioterapis. Rupanya
ia mengalami gangguan pada pung-
gungnya. Oleh fisioterapis tersebut,
sang karyawan tersebut disuruh
berbaring pada sebuah tempat tidur
yang telah tersedia. Punggungnya
yang sakit itu kemudian disinari den-
gan sebuah lampu infra merah sehing-
FARMACIA 62 September 2013
EVENT
63 FARMACIA September 2013
EVENT
Karyawan FARMACIA mendapatkan hadiah istimewa
menjelang hari ulang tahunnya ke-12, berupa pemeriksaan kese-
hatan gratis di kantor. Meskipun bergerak di bidang kesehatan,
baru terungkap bahwa tidak semua karyawan menjalankan gaya
hidup sehat, terutama berolahraga dan diet sehat. Terbukti
banyak yang dinyatakan kelebihan berat badan!
ga karyawan tersebut nampak rileks,
sebelum dipijat dengan alat khusus.
Satu sesi terapi membutuhkan waktu
sekitar 30 menit. Tak
heran antrian ter-
panjang ada di
layanan ini.
Diungkapkan dr
Jang Fara Andriza,
Manager Medical
Check Up RSU Bun-
da yang ikut men-
dampingi anak buah-
nya dan juga mem-
berikan konsultasi gra-
tis, medical check up
atau pemeriksaan me-
dis lengkap sebaiknya
rutin dilakukan setahun
sekali khususnya bagi
mereka yang telah ber-
usia di atas 30 tahun.
Pemeriksaan yang wajib dilakukan
adalah pemeriksaan fisik, mata, tes
darah lengkap dan re-
kam jantung Se-
mentara untuk mere-
ka yang telah berusia
di atas 35 tahun di-
anjurkan untuk me-
meriksa kemungkin-
an diabetes melitus
dan tekanan da-
rah, katanya me-
nambahkan.
Di l a n j u t k a n
Fara, sebagian
orang mengang-
gap bahwa check
up kesehatan
hanya buang-
buang waktu dan
uang. Ini mem-
buat aktivitas
tersebut hanya dilakukan jika ada per-
mintaan dari pihak tertentu atau men-
dapat fasilitas dari tempatnya bekerja.
Sementara beberapa penyakit serius
seperti seperti tuberculosis, osteoporo-
sis, atau kanker misalnya, akan sangat
menguntungkan jika ditemukan pada
stadium yang lebih dini.
Banyak penyakit yang kehadirannya
sering tak terdeteksi. Di sini letak pen-
tingnya medical check up. Semakin di-
ni suatu penyakit terdeteksi, semakin
besar peluang kita terhindar dari penge-
luaran dana yang besar untuk meng-
obati diri jika suatu penyakit sudah ter-
lanjur parah, imbuh Farah. yap
F
FARMACIA 64 September 2013
KESMAS
A
wal Agustus 2013 yang cerah,
hanya beberapa hari menje-
lang Hari Raya Idul Fitri, be -
berapa editor dari Medical
Jour nal of Indonesia, jurnal il -
miah resmi FKUI, berkesempatan me -
ngikuti Asia Pacific Association of
Me dical Journal Editors (APAME)
Con vention di Distrik Komagome, pu -
sat kota Tokyo, Jepang. Kongres dan
rapat ini, selain menempatkan jurnal
kami dalam salah satu jurnal yang ter-
gabung di dalam organisasi APAME
dan IMSEAR (Index Medicus of South
East Asian Region), juga memberikan
kami kesempatan dalam melakukan
networking dengan para editor kedok-
teran (di dalamnya termasuk kesehat -
an masyarakat, epidemiologi, biome -
dik, keperawatan, kedokteran gigi,
far masi) di kawasan Asia Pasifik, serta
menambah wawasan kami dalam ba -
nyak hal, salah satunya adalah me -
ngenai informasi kesehatan.
Organisasi Asia Pacific Association
of Medical Journal Editors (APAME)
tidak hanya menyorot masalah riset,
penulisan ilmiah, dan publikasinya
se mata (hal-hal yang bersifat aka de -
mis). Meskipun hal-hal tersebut meru-
pakan domain APAME secara umum,
na mun APAME sebagai wadah per -
kumpulan para editor kedokteran juga
memberikan perhatian pada etika dan
integritas riset, publikasi, dan infor-
masi kesehatan (substansi) yang di -
sam paikan. Saya kira, ini adalah salah
satu hakikat dari perjalanan riset, pe -
Belantara Tak Bertuan:
Informasi Kesehatan, Siapa
yang Mau Tanggung Jawab?
Laurentius Aswin Pramono
Informasi kesehatan (health information) seolah dunia
tanpa batas, begitu luas dan bertambah setiap waktu,
tanpa ada yang dapat mengendalikannya. Informasi kese
hatan, mungkin sama halnya dengan informasi politik dan
ekonomi, begitu vital bagi kehidupan masyarakat. Salah
atau benar informasi, bisa berpengaruh pada kebijakan
dan keputusan klinis, pengobatan sendiri (over the
counter), referensi bagi media atau corong informasi lain,
dan kebijakan publik. Pertanyaan saya, siapa yang bertang
gung jawab di belantara tak bertuan?
Para peserta Asia Pacific Association of Me dical Journal Editors (APAME) Con vention di Distrik Komagome, pu sat kota Tokyo, Jepang.
65 FARMACIA September 2013
KESMAS
nulisan, dan publikasi ilmiah di mana
informasi kesehatan yang diberikan
ha rus tepat dan etis, untuk kepenting -
an pasien, masyarakat, tenaga kese-
hatan, bangsa dan negara.
Saya menyederhanakannya seperti
ini. Riset, penulisan ilmiah, dan pub-
likasinya ke kalangan akademis (pub-
likasi ilmiah atau akademis melalui
jurnal ilmiah) hanyalah satu step da -
lam sosialisasi informasi ilmiah. Pu -
bli kasi ilmiah ini akan berlanjut ke
step berikutnya di mana bercabang
menjadi (1) keputusan klinis (clinical
desicion) yang dilakukan oleh profesi
medis (dokter) (2) kebijakan pub -
lik/kesehatan masyarakat (public
health policy) yang dilakukan oleh
para ahli kesehatan masyarakat dan
stake holder (pengambil kebijakan se -
perti kemenkes, BPOM, dinas kese -
hat an), (3) referensi bagi riset, pene lu -
suran informasi, perumusan masalah
lebih lanjut lagi yang dilakukan oleh
para peneliti, klinisi, dan epidemiolo-
gis, (4) pengobatan diri sendiri yang
di lakukan oleh masyarakat awam (bu -
kan dari profesi medis) yang lebih di -
kenal dengan istilah over the counter
medicine, (5) bahan informasi bagi
me dia (massa) lain (majalah kesehat -
an populer, koran, website, televisi,
radio, leaflet perusahaan farmasi). Ke -
lima cabang ini semuanya berujung
pada kepentingan masyarakat di ma -
na kitalah yang akan menjadi penggu-
na/konsumen suatu kebijakan klinis
dari dokter atau dokter spesialis (mi -
sal nya diagnosis dan terapi), menggu-
nakan obat-obatan, baik herbal, tradi-
sional, maupun obat-obatan yang di -
jual bebas (maupun yang sebenarnya
tidak dijual bebas), mendengarkan in -
formasi kesehatan di televisi atau ra -
dio, serta terpengaruh terhadap kebi-
jakan kesehatan yang spesifik misal-
nya pelarangan menggunakan obat
ter tentu sebab sudah dinyatakan ber -
bahaya oleh BPOM, atau mengkaran -
ti na unggas di sekitar rumah, dan se -
bagainya.
Bagaimana pun kebijakan kedok ter -
an (klinis) dan kesehatan (kesehat an
masyarakat) berpengaruh pada se mua
orang, tanpa kecuali. Mulai dari dalam
poliklinik geriatri di mana para lansia
bertanya kritis ini dan itu terhadap
manfaat dan interaksi obat, se be rapa
efektif obat atau teknik rehabi litasi
dibandingkan terapi lainnya, sampai
kebijakan kesehatan di tingkat nasion-
al atau lokal (misalnya saat wa bah atau
KLB). Semuanya dicari orang, saya be -
rani mengatakannya de mikian. Rantai
informasi kesehatan tidak akan pernah
putus sebab (1) do kumentasi informasi
kesehatan cukup baik, (2) perkem -
bang annya dapat di ikuti dari waktu ke
waktu, dari dekade ke dekade, (3) in -
formasi kesehatan me rupakan jualan
yang sangat gurih, di mana banyak
orang memanfaat kannya untuk ke pen -
tingan komersial, (4) informasi kese-
hatan dekat dengan banyak orang (me -
nyentuh kebutuhan orang), adapun ke -
se hatan merupakan materi yang me -
narik bagi orang ba nyak.
Permasalahan muncul bila infor -
ma si kesehatan yang diberikan (1) ti -
dak etis, artinya diperoleh dari hasil
ri set dan publikasi yang curang
(fraud), (2) tidak berdasarkan kajian,
riset, dan pendapat yang ilmiah dan
berbasis bukti (contohnya klinik-kli -
nik pengobatan tradisional atau Cina
gadungan), (3) tidak diterima secara
me rata (tidak dapat diakses oleh se -
mua orang), (4) diberikan pada orang
yang salah (misalnya iklan obat bagi
profesi medis diletakkan di majalah
un tuk orang awam), dan (5) salah pe -
nyampaian kepada penerima infor -
ma si yang membuat informasi kese -
hat an yang sudah benar menjadi sa -
lah, misalnya disampaikan secara ti -
dak utuh, hanya sepotong-sepotong,
FARMACIA 66 September 2013
KESMAS
atau tidak sistematis, atau salah pa -
ham. Demikianlah maka rantai infor-
masi kesehatan sangat penting dijaga
da ri segala sudut; kejujuran, kesahih -
an, keandalan, sistematika, komuni -
ka si, sampai evaluasinya. Saya mem-
berikan urutan pada kalimat di atas.
Kejujuran Akademis dan
Informasi Kesehatan
Istilah academic honesty ber hu-
bungan dengan kata itikad. Dalam se -
mua sesi kuliah dan workshop me -
nge nai etika riset dan publikasi, kita
se lalu ditekankan mengenai adanya
ke salahan yang dilakukan tanpa se -
nga ja, disebabkan ketidaktahuan me -
ngenai suatu metode dalam pengerja -
an dan penulisan hasil riset, laporan
ka sus, atau review, atau perhitungan
statistik dan metode epidemiologi.
Na mun, ada pula kesalahan yang di -
sebut sebagai misconduct atau fraud
(kecurangan). Bila kesalahan tanpa
se ngaja dapat diperbaiki dengan bim -
bingan peneliti senior, pengkajian
dan review oleh peer group, dan edit-
ing (sampai penolakan) oleh peer re -
viewer atau editor jurnal, pelanggaran
misconduct atau fraud sulit untuk di -
deteksi, diperbaiki, dan belum ada
hu kuman (pidananya). Misconduct
atau fraud berhubungan dengan atti-
tude atau manner (misbehave).
Kejujuran dalam riset, penulisan,
dan publikasi (ketiganya dibaca urut)
me rupakan hal yang paling utama.
Ke jujuran merupakan pijakan awal
ba gi kebenaran sebuah informasi ke -
sehatan. Data-data hasil fraud (falsi-
fikasi dan fabrikasi) tidak akan mem-
berikan apa-apa (nothing) bagi ilmu
pengetahuan dan kepentingan klinis.
Bila falsifikasi dan fabrikasi merupa -
kan kecurangan terbesar dalam dunia
riset, maka plagiarisme adalah dosa
dalam proses penulisan. Plagiarisme
di definisikan sebagai mengambil ide
atau kalimat orang lain seolah menja-
di ide atau kalimatnya sendiri, tanpa
merujuk pada pemilik kalimat dan ide
tersebut, dan hal ini merugikan orang
lain. Plagiarisme adalah tindakan
yang tidak jujur dan hal itu menun -
juk kan bahwa periset atau penulis ti -
dak memiliki originalitas.
Plagiarisme sesungguhnya dapat
di mulai dari tahap riset, namun ke -
banyakan kasus ditemukan pada ta -
hap penulisan. Sebagian besar peneli-
ti memang benar melakukan riset atas
ide dan keingintahuannya sendiri na -
mun pada saat penulisan, mereka ter-
bentur ide penulisan sehingga akhir -
nya mencontek kalimat orang lain.
Plagiarisme juga bisa dilakukan tanpa
sengaja karena ketidaktahuan batas-
batas plagiarisme.
Pada tahap publikasi, kecurangan
bisa terjadi melalui praktek duplikasi
dan salamy publication (belum ada
ba hasa Indonesianya, saya bahasa In -
donesiakan dengan publikasi salami
saja). Duplikasi adalah mempubli ka -
si kan suatu hasil penelitian ke berba-
gai jurnal ilmiah atau kongres secara
berulang kali, sementara publikasi sa -
lami adalah memotong (saya sebut
me motong bukan membagi) hasil-ha -
sil riset dan publikasi menjadi bebera-
pa bagian dengan tujuan memperoleh
kredit publikasi sebanyak-banyaknya.
Pada suatu riset besar dengan banyak
data yang diambil, seorang peneliti
dapat membagi (sekarang saya sebut
membagi, bukan memotong) hasil-ha -
sil riset ke dalam beberapa publikasi
dan hal ini dapat dibenarkan. Ter ka -
dang, batasan suatu publikasi salami
hanya dapat dirasakan dan bukan di -
ungkapkan panjang lebar dalam teori
atau definisi. Sebagai editor yang ke -
rap melihat naskah demi naskah, saya
agak lebih mudah membaca kapan
suatu naskah dipublikasikan dengan
teknik salami atau tidak. Seperti saya
katakan tadi, semuanya dapat di ra -
sakan tanpa terlalu banyak dijelaskan
panjang lebar.
Semua kecurangan akademis ber -
dam pak buruk terhadap informasi ke -
sehatan yang disampaikan. Saya ka ta -
kan, semuanya akan mengacaukan
in formasi kesehatan dan bisa menye-
satkan tenaga kesehatan, pasien, dan
masyarakat. Pada falsifikasi dan fabri -
kasi data jelas, rasanya tak perlu dije-
laskan lagi. Duplikasi dan publikasi
salami akan merusak tatanan publi ka -
si ilmiah dan mengacaukan sistem
67 FARMACIA September 2013
pen dataan informasi kesehatan yang
bisa merugikan penerima informasi
ter sebut. Keduanya akan merugikan
pro ses pengumpulan informasi (misal-
nya pada pembuatan systematic re -
view atau meta-analisis) di mana ada
dua atau lebih naskah yang sebenar -
nya menghasilkan temuan dan kesim-
pulan yang sama tetapi dipubli ka si -
kan dalam dua naskah yang berbeda.
Plagiarisme akan merusak tatanan
pub likasi ilmiah, meskipun informasi
ke sehatan yang diperoleh benar dan
tidak fraud (bukan hasil falsifikasi atau
fabrikasi). Bagaimanapun, ketiga tin-
dakan yang disebut terakhir tetap di -
sebut tidak jujur dan merugikan peer
group maupun ilmu pengetahuan
yang sebenarnya sangat dijunjung
tinggi di dalam riset, penulisan, dan
publikasi ilmiah.
Integritas riset dan publikasi yang
etis membangun budaya untuk jujur
dalam semua kegiatan tersebut. Kong -
res dan rapat APAME tahun ini meng -
ha silkan Deklarasi Tokyo yang me ne -
kankan pada kedua hal tersebut; in -
tegritas riset dan publikasi yang etis
(To kyo Declaration on Research Inte -
grity and Ethical Publication in Scien ce
and Medicine in Asia Pacific Re gion).
Saya kira, hal ini tidak hanya berlaku
bagi jurnal ilmiah tetapi juga pada
media massa lainnya (termasuk media
kesehatan populer, tentu saja de ngan
berbagai penyesuaian). In for masi kese-
hatan sebagai produk dari riset, pe -
nulisan, dan publikasi ilmiah itu akan
menjadi referensi bagi semua praktek
klinis maupun kebijakan ke se hatan,
dan semuanya semata-mata bagi ke -
pentingan manusia (humanisme).
Informasi kesehatan yang
bertanggungjawab
Bila kita mau bicara gamblang,
ma ka informasi kesehatan yang salah
(tidak jujur, tidak sahih, tidak andal,
tidak sistematis, tidak disampaikan
de ngan komunikasi yang baik, dan ti -
dak mendapat evaluasi) akan ber dam -
pak buruk bagi kesehatan (baik indi-
vidu maupun populasi, masyarakat,
bangsa dan negara). Tanggung jawab
terhadap informasi kesehatan ada pa -
da semua pihak; mulai dari peneliti,
penulis, peer group yang menilai dan
mengkaji hasil riset, editor jurnal dan
pemimpin redaksi (editor in chief),
peer review, perusahaan farmas yang
terlibat, pemberi dana hibah, dokter
yang mengambil informasi tersebut,
stakeholder yang menerima informasi
tersebut, media massa yang menso -
sialisasikan informasi tersebut, sampai
masyarakat sendiri.
Betapa luas dampak dan tanggung
ja wab bila informasi kesehatan sampai
salah dan merugikan banyak orang. Ti -
dak ada satu titik atau pihak yang da -
pat kita persalahkan kecuali bila sam-
pai terjadi fraud yang sangat nyata,
yang menimbulkan skandal ri set atau
akademis. Kebanyakan orang mencari
pihak yang dapat dipersa lah kan
supaya bisa dimintai pertang gung ja -
wab annya. Dalam hal ini, kita bi sa
belajar dari negara penyelengga ra ko -
ng res APAME tahun ini, yaitu Je pang
sendiri. Negeri Sakura ini merupakan
salah satu negara dengan ang ka pe na -
rikan (retraksi) publikasi yang paling
tinggi di dunia (setelah Ame rika Seri -
kat), imbas dari terungkapnya kasus-
kasus fraud (falsifikasi dan fabrikasi da -
ta) di kemudian hari (pasca-publikasi,
artinya pasca-review, editing, pener -
bitan, bahkan sampai ada yang pasca-
publikasi guideline-guideline kedok-
KESMAS
FARMACIA 68 September 2013
teran terkait publikasi tersebut).
Sesungguhnya retraksi sendiri bu -
kanlah cara yang enak (sebisa mung -
kin dihindari sejak awal dengan pro -
ses penapisan artikel, kejelian peer
group dan peer review, serta seleksi
artikel oleh editor jurnal yang ketat).
Hal ini dipilih untuk mengembalikan
ilmu pengetahuan pada tempat yang
sesungguhnya, dan bukan semata-
ma ta untuk menghukum pelakunya,
hal mana yang diungkap oleh Pro fe -
sor Eva Baranyiova dari Republik Ce -
ko, Wakil Ketua European Association
of Science Editor, yang merupakan
pembicara pada sesi Plennary Lecture
di Tokyo. Sejatinya, retraksi tidak ha -
nya merugikan kredibilitas penulis ta -
pi juga merugikan ilmu pengetahuan,
organisasi profesi, dan institusi yang
terlibat.
Tanggung jawab terhadap infor-
masi kesehatan melibatkan banyak pi -
hak, bersifat luas dan kompleks. Di ti -
tik ini, kepentingan banyak orang ber -
main. Urusan riset, penulisan, dan
pub likasi ilmiah mungkin masih bisa
diatur (oleh institusi akademik, dewan
editor jurnal, peer review, dan peer
group), lalu bagaimana dengan media
massa lain seperti majalah atau surat
kabar populer, televisi, dan radio? In -
formasi yang benar di tatanan aka de -
mis, bisa jadi ngawur dan multi-inter-
pretasi oleh masyarakat awam (non-
medis). Belum kalau sudah menyang -
kut komersialisme. Sebagai contoh,
ka lau ada klinik-klinik pengobatan
herbal atau Cina di iklan-iklan radio
dan televisi siapa yang dipersalahkan?
Informasi kesehatan yang seperti apa
lagi yang dapat dipercaya. Jangankan
bukti-bukti ilmiah yang kita bisa cari,
wong obat-obat apa yang mereka
berikan saja kita tidak pernah tahu.
Saya paham bahwa hal ini terjadi
bukan saja di Indonesia tapi juga di
ba nyak negara lain di seluruh dunia.
Selain informasi kesehatan yang be -
nar, kita membutuhkan pendidikan
dan promosi kesehatan yang benar
ke pada masyarakat. Informasi kese-
hatan yang salah dan ngawur demi
ke pentingan komersialisme semata
dapat kita hadapi dengan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat yang
baik. Selain itu, profesi kesehatan
(dok ter, perawat, bidan, dokter gigi,
far masi, ahli kesehatan masyarakat,
epidemiologi, pengambil kebijakan
ke sehatan) harus bersatu dalam mem-
berikan (dan mengedukasi) informasi
kesehatan yang tepat dan etis kepada
masyarakat dan terus memerangi in -
for masi kesehatan yang salah di ma -
syarakat. Tentu saja pembicaraan me -
ngenai hal ini membutuhkan ruang
luas, namun intinya, informasi kese-
hatan adalah hal yang kita semua per-
juangkan saat ini. Kepentingan ma -
sya rakat sebagai konsumen adalah
yang paling utama.
Kongres APAME di Tokyo bulan la -
lu menyadarkan saya (saya sudah me -
nuliskannya dalam editorial Medical
Journal of Indonesia volume 22 no mor
3, Juli-September 2013) bahwa riset,
penulisan, dan publikasi ilmiah tidak
semata-mata pekerjaan aka de mis atau
rutinitas seorang peneliti, dok ter, dan
epidemiologis. Kegiatan tu lis-menulis
di bidang kesehatan ada lah kerja besar
(big job) yang me nuntut tanggung ja -
wab besar untuk me nyampaikan (de -
liver) informasi ke sehatan kepada seja -
wat dokter, seja wat peneliti, teman-te -
man lain yang bergerak di bidang kese-
hatan dan pa ra pengambil kebijakan
kesehatan, ser ta yang terutama semua -
nya berujung pada kepentingan ma -
sya rakat luas. Informasi kesehatan ha -
rus dimulai dari kejujuran dan etika,
dan berujung pada kesehatan masya ra -
kat luas. Saya menemukan bahwa ri -
set, pe nu lisan, dan publikasi di bidang
kesehatan telah memberikan penghar-
gaan yang setinggi-tingginya pada ke -
hormatan ilmu pengetahuan dan ke se -
hat an masyarakat, lebih lanjut bagi ke -
sejahteraan umat manusia. Writing
and publishing papers are a task of dig-
nity. But, it is more clear if I say that
research and publication is now not
on ly work of academic and science,
but also a work of art, humanity, and
in tegrity (Med J Indones.
2013;22(3):3-4).
F
KESMAS
69 FARMACIA September 2013
JAKARTA TIMUR
APOTEK
1. Apotek K-24 Pondok Bambu
Jl Pahlawan Revolusi No 15, Pondok
Bambu. Tlp (021) 86613859
2. Apotek K-24 Kalimalang-3
Jl Raya Kalimalang Kav 23, Duren
Sawit (sebelah Polsek Duren Sawit).
Tlp (021) 86607737
3. Apotek K-24 Buaran
Jl Buaran Raya No 9, Klender, Duren
Sawit. Tlp (021) 86802736
4. Apotek K-24 Rawamangun
Jl Balai Pustaka Timur 16, Rawa ma -
ngun. Tlp (021) 4705724, 4703996
5. Apotek K-24 Dewi Sartika
Jl Dewi Sartika No 134D Cawang. Tlp
(021) 80888670
6. Apotek Rini
Jl Balai Pustaka Timur 11, Rawama -
ngun. Tlp (021) 4753004, 4753126
7. Apotek Mustajab
Jl Kejaksaan Raya Blok A No 8B,
Pondok Bambu. Tlp (021) 8632712
8. Apotek & Klinik Al-Falah
Jl Pahlawan Revolusi No 5, Pondok
Bambu. Tlp (021) 86613319
9. Apotek & Klinik Dermaga Raya
Jl Dermaga Raya No 79, Klender. Tlp
(021) 86602590
10. Apotek Samara
Jl Monumen Pancasila Sakti No 18,
Lubang Buaya, Cipayung. Tlp (021)
37703030
11. Apotek Guci Medika
Jl Lapangan Tembak No 17, Cibubur.
Tlp (021) 8710633
12. Apotek Raudha Farma
Jl Raya Ceger No 39.
Tlp (021) 84591731/8454679
13. Apotek Budi Lestari
Komp PTB Blok ID/16, Jl Kelapa Dua
Wetan. Tlp (021) 8713808
RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Harum
Jl Tarum Barat, Kalimalang. Tlp (021)
8617212
JAKARTA UTARA
K-24 Kelapa Gading
Jl Boulevard Raya Blok WD 2 No 10.
Tlp (021) 4531958
JAKARTA BARAT
K-24 Greenville
Jl Ratu Kemuning Komp Greenville
Blok AS No 37C, Duri Kepa, Kebon
Jeruk. Tlp (021) 5601623
JAKARTA SELATAN
APOTEK
1. Apotek & Klinik Esti
Jl Bangka Raya No 28. Tlp (021) 7181477
2. Apotek Terogong
Jl Raya Terogong. Tlp (021) 7657487
3. Apotek & Klinik Jati
Jl RS Fatmawati Raya No 50 Blok C-1
Ruko Festival. Tlp (021) 7519314
4. Apotek & Klinik Namira
Jl Jati Padang Raya No 62,
Pasar Minggu. Tlp (021) 7820645
5. Apotek & Klinik Mediko Farma
Jl Pinang Raya No 10, Pondok Labu.
Tlp (021) 7505488
6. Apotek & Klinik Karang Pola
Jl Raya Pasar Minggu. Tlp (021) 7818410
7. Klinik Global Doctor MC
Jl Kemang Raya No 87.
Tlp (021) 7194565
8. Kemang Medical Care
Jl Ampera Raya No 34.
Tlp (021) 27545454/2755400
RUMAH SAKIT
RS Prikasih
Jl Raya Fatmawati Raya No 47. Tlp
(021) 7504669, 75900174
JAKARTA PUSAT
1. Ibu Nung (bursa buku FKUI-RSCM)
Jl Salemba Raya No 6.
Tlp (021) 31926364
2. RS AL Mintohardjo
Jl Benhil No 17. Tlp 081230186061
(Ibu Mayor Sofie)
3. RS Jakarta
Jl Jend Sudirman Kav 49.
Tlp (021) 5732241
4. RS Bhakti Mulya
Jl KS Tubun No 79. Tlp 5481625
DEPOK
APOTEK
1. Apotek & Klinik Sofa Marwa
Jl H Asmawi No 110, Beji.
Tlp (021) 33340300
2. Apotek Mudita
Jl H Asmawi No 65, Beji.
Tlp (021) 77202081
3. Apotek Pancoran Mas
Jl Kartini No 24. Tlp (021) 7775415
4. Apotek K-24 Kartini
Jl Kartini Ruko No 2B, Pancoran Mas.
Tlp (021) 77218101
5. Apotek Pala Farma
Jl Nusantara Raya No 97.
Tlp (021) 7522049
6. Apotek Margonda Medika
Jl Margonda Raya No 269.
Tlp (021) 7522324
4. Apotek K-24 Margonda
Jl Margonda Raya No 20, Kemiri Muka.
Tlp (021) 77210714
5. Apotek Riani Cinere
Jl Cinere Raya Blok 49 No 58, Limo,
Cinere (depan Samsat Cinere).
Tlp (021) 7532504
6. Apotek An-Najah
Jl Parung Bingung Raya No 1.
Tlp (021) 77881273
7. Apotek Amandara
Jl Siliwangi No 3. Tlp (021) 77212048
8. Apotek K-24 Akses UI
Jl Akses UI No 21, Tugu, Cimanggis.
Tlp (021) 8724033
9. Apotek Kasih
Jl Akses UI No 4, Tugu, Cimanggis.
Tlp (021) 8724314
10. Apotek El Rapha
Jl Raya Bogor Km 31 No 5, Cimanggis.
Tlp (021) 87720327
RUMAH SAKIT
1. RS Cinere
Jl Marbaya No 1 Puri Cinere.
Tlp (021) 7545488
2. RS Bunda Margonda
Jl Margonda Raya No 28, Pondok Cina.
Tlp (021) 78890551
BEKASI
1. Apotek K-24 Jatiwaringin
Jl Jatiwaringin 227 A, Pondok Gede. Tlp
(021) 84978954
2. Apotek K-24 Pondok Gede
Jl Raya Pondok Gede No 69.
Tlp (021) 8404835
3. Apotek Zamzam Mulia
Jl Jatiwaringin 308, Pondok Gede.
Tlp (021) 84990609
Medan, Sumatera Utara
Apotek Thamrin
Jl Thamrin No 75 Ki-Li
Medan 20214 - Sumatera Utara
Majalah FARMACIA
kini bisa Anda
dapatkan di:
Untuk pengguna Android dan iPad bisa mendapat
majalah FARMACIA versi soft copy di www.scoop.com
S
abtu, 24 Agustus 2013 adalah
hari yang istimewa bagi Fa -
kultas Kedokteran Universitas
Indonesia, khususnya Depar -
te men Psikiatri dan Departe -
men Kulit dan Kelamin. Hari ini, dua
orang senior, kedua-duanya seorang
perempuan, dikukuhkan sebagai Gu -
ru Besar Tetap FKUI dalam sebuah
seremoni yang dipimpin oleh Ketua
De wan Guru Besar Universitas In do -
nesia, Prof. Dr. dr. Biran Affandi,
SpOG(K).
Perbandingan guru besar laki-laki
dan perempuan di kampus kedokter-
an tertua di Indonesia ini memang be -
lum sama. Laki-laki mendominasi daf-
tar guru besar tetap di kampus Sa -
lemba. Namun, hari itu, dua orang
pe rempuan sekaligus dikukuhkan se -
ba gai guru besar. Profesor. Dr. dr. Ra -
den Irawati Ismail Marsubrin, SpKJ(K),
M.Epid adalah yang pertama diku -
kuhkan. Psikiater anak dan remaja
yang juga terjun di bidang psikiatri
komunitas, maternal, dan usia lanjut
ini membawakan pidato sesuai ke pa -
karannya yang lain, epidemiologi.
Doktor Ilmu Epidemiologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas In -
donesia yang lulus dengan predikat
cum laude itu membawakan pidato -
nya yang berjudul Epidemiologi Psi -
kiatri Masa Kini dan Harapan Masa
Depan di Indonesia.
Permasalahan psikiatri mencakup
area yang sangat luas. Berbagai suku,
agama, ras, dan budaya yang sangat
be ragam membuat permasalahan ke -
sehatan jiwa berbeda dengan faktor
risiko yang beragam. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perma sa -
lahan psikiatri yang spesifik perlu di -
teliti dengan pendekatan epidemiolo-
gi multivariat untuk memperoleh
gam baran yang utuh. Faktor-faktor
de terminan yang berhasil diidentifi -
kasi akan memberikan kemudahan
dalam hal intervensi di area klinis.
Ung kap Profesor Irawati, pendekatan
epidemiologi psikiatri yang merupa -
kan bagian dari epidemiologi klinik
perlu diperkenalkan secara luas da -
lam rangka mengontrol berbagai fak-
tor determinan.
Epidemiologi psikiatri merupakan
ilmu yang mempelajari distribusi ma -
salah psikiatri serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi ma -
salah psikiatri. Sesuai dengan kaidah
FARMACIA 70 September 2013
UNIVERSITARIA
Profesor. Dr. dr. Raden Irawati Ismail Marsubrin, SpKJ(K), M.Epid
Epidemiologi Psikiatri Masa Kini
dan Harapan Masa Depan
di Indonesia
epidemiologi, tambah Mantan Kepala
Puskesmas Inpres Babulu Darat, Ka li -
mantan Timur di tahun 1984 ini, epi-
demiologi psikiatri juga dibagi menja-
di dua tipe, yaitu tipe observasional
dan eksperimental. Kedua-duanya
mem berikan manfaat kepada peneliti
dan klinisi untuk merencanakan stra -
tegi pencegahan dan intervensi pada
gangguan dan kelainan di bidang psi -
kiatri.
Pada generasi pertama epidemi-
ologi psikiatri di tahun 1939-1958, ki -
ta mengenal adanya catatan peng -
obatan di bidang psikiatri. Pada gene -
rasi ini, para ahli psikiatri mencari hu -
bungan antara berbagai aspek so -
siodemografi dengan gangguan men-
tal spesifik. Catatan mengenai per -
kembangan ini dituangkan dalam sa -
lah satu buku yang ditulis oleh Faris
dan Dunham pada tahun 1939 ber -
judul Mental Disorders in Urban
Areas dan Social Class and Mental Ill -
ness yang ditulis oleh Hollingshead
dan Redlich pada tahun 1958. Ge ne -
ra si kedua (periode tahun 1963-
1968), epidemiologi psikiatri berkem-
bang dengan adanya penggunaan
metode sensus dan survey pada po -
pulasi umum dan pelaksanaan eva -
luasi prevalensi distres dan gejala psi -
kiatri. Berbeda dengan generasi perta-
ma, pada generasi kedua, para ahli
tidak berfokus pada gangguan psikia-
tri yang spesifik. Hasil riset dari ge -
nerasi kedua ini dirangkum dalam
monograf yang berjudul Social Status
and Psychological Disorder karya
Dohrenwend dan Dohrenwend pada
tahun 1969.
Perkembangan ini berlanjut ke ge -
nerasi ketiga mulai 1969 hingga saat
ini di mana para ahli menggabungkan
pendekatan survey lapangan dengan
fokus pada gangguan psikiatri yang
spesifik, misalnya pada buku Epi de -
mio logic Catchment Area karya Ea -
ton, Regier, dan Locke pada tahun
1981. Organisasi dunia di bidang epi-
demiologi psikiatri sudah mulai di -
ben tuk dengan adanya pertemuan
dua tahunan World Psychiatrys Sec -
tion on Epidemiology and Community
Psychiatry. Epidemiologi psikiatri ha -
ri ini banyak bersifat deskriptif, anali-
tik terbatas, dan kausaistik dalam po -
pu lasi terbatas, ungkap nenek dari
dua cucu ini.
Profesor Irawati juga memaparkan
riset doktoralnya yang banyak dikenal
luas mengenai depresi pra-bersalin
dan pasca-bersalin. Profesor Irawati
me nerangkan hubungan dan faktor-
faktor risiko depresi pra-bersalin dan
pasca-bersalin yang difokuskannya
pa da aspek dukungan sosial dan ke -
sesuaian hubungan suami istri. Di ser -
tasi ini mengantarkannya dalam pe -
nemuan model epidemiologi yang su -
dah mendapatkan hak kekayaan in te -
lektual dari Universitas Indonesia.
Dari hasil riset ini juga, perempuan
yang sehari-hari lembut dan sabar ini
memperoleh prestasi cum laude Dok -
toral Epidemiologi, sebuah prestasi
yang tidak mudah mengingat ilmu
yang sangat luas dan kompleks.
Profesor Irawati memulai karirnya
sebagai dokter inpres PTT di Ka li -
mantan Timur hingga menjadi kepala
puskesmas di tahun 1984. Sebelum
stu di spesialisasi, ia pernah bekerja
se bagai dokter umum di Rumah Sakit
Jiwa Grogol Jakarta, tempat di mana
ia menemukan minatnya pada bidang
ilmu kedokteran jiwa. Menamatkan
spesialis ilmu kedokteran jiwa (SpKJ)
pada tahun 1990, ia langsung di ang -
kat menjadi staf pengajar di divisi psi -
kiatri anak dan remaja serta aktif di di -
visi psikiatri komunitas. Ia mendapat -
kan gelar konsultan pada tahun 1995.
Minat pada dunia epidemiologi
meng antarkannya pada gelar Magister
Epidemiologi (M.Epid) dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas In -
do nesia pada tahun 1997 dan Doktor
Ilmu Epidemiologi pada tahun 2002
dari fakultas yang sama. Sejak itu, istri
dari dr. Marsubrin Daramin, SpM ini
banyak sekali melakukan riset dan
pu blikasi ilmiah. Publikasinya menca-
pai puluhan di berbagai jurnal na sio -
nal dan internasional terakreditasi.
Seorang guru yang sangat lembut,
sabar, namun juga disiplin adalah
sosok Profesor Irawati di kalangan si -
vi tas akademika dan terutama para
ma hasiswa dan PPDS-nya sangat
meng hormati dan menyayanginya
karena sifatnya yang down to earth
dan empati yang tinggi pada sesama.
Hal lain yang menonjol pada sosok
Irawati adalah ia hafal dan ingat ba -
nyak hal (ingatannya sangat baik), ter -
utama dalam mengingat peserta di -
dik nya satu per satu. Fisiknya yang
mu ngil tidak menghalanginya berak-
tivitas banyak dan bergerak gesit ke
sa na kemari. Ia adalah panutan ba -
nyak psikiater lain di Indonesia, se -
buah bidang spesialisasi yang mem -
bu tuhkan sifat empati yang tinggi. Da -
lam upacara ini, Profesor Irawati
mem perlihatkan sisi kelembutan hati -
nya. Ia sempat menitikkan air mata
saat mengenang mendiang orang tua -
nya. Proficiat Profesor Raden Irawati
Ismail Marsubrin, Anda telah menjadi
teladan bagi ahli psikiatri, epidemio -
logi, dan dokter di Indonesia. sno
F
71 FARMACIA September 2013
UNIVERSITARIA
G
uru besar kedua yang diku -
kuh kan hari itu berusia 63 ta -
hun saat menerima gelar pro-
fesornya. Beliau adalah Pro fe -
sor Kusmarinah Bramono,
SpKK(K), PhD. Dokter Puskesmas Te -
la dan Tingkat Nasional tahun 1982
ini adalah sosok yang pintar dan ka -
lem. Menamatkan pendidikan dokter
di Fakultas Kedokteran Universitas In -
donesia pada tahun 1974, ia bekerja
di puskesmas selama 8 tahun sebelum
akhirnya duduk di bangku sekolah
spe sialisasi ilmu kesehatan kulit dan
ke lamin, yang ditamatkannya pada ta -
hun 1987 atau pada usia 37 tahun.
Usia bukanlah halangan seseorang
un tuk terus belajar dan berkarya, ia
meneruskan studi diploma di bidang
Dermatomycology Research di Jun -
ten do University School of Medicine,
Tokyo, Jepang pada tahun 1992, yang
diteruskannya dengan program dok-
toral (PhD) dari institusi yang sama
pada tahun 2006.
Karir yang panjang di dunia kedok-
teran dan spesialisasi ilmu kesehatan
kulit dan kelamin membawanya men -
ja di pribadi yang sangat matang dari
segi keilmuan dan profesionalisme. Ia
adalah Ketua Umum Perhimpunan
Dok ter Spesialis Kulit dan Kelamin
(PERDOSKI) pada periode 2005-2008
dan pernah menjabat Ketua Kolegium
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin In -
donesia (2008-2011). Sampai hari ini
ia masih duduk sebagai Ketua Pro -
gram Studi Pendidikan Dokter Spe -
sialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Ke la -
min Fakultas Kedokteran Universitas
In donesia. Di bidang keilmuan, ia
ada lah pakar dermatomikologi (infek-
si jamur kulit). Sejak awal berkarir, ia
memang sudah terjun dalam bidang
ini bersama Prof. Dr. dr. Unandar Bu -
dimulya, SpKK(K) dan dr. Kus wa dji,
SpKK(K), kedua seniornya yang kini
sudah almarhum.
Infeksi jamur kulit merupakan rak-
sasa yang kini bangkit lagi, demikian
papar salah satu ahli kulit dan ke la -
min dunia, ungkap Profesor Kus ma ri -
nah. Hal itu disebabkan kondisi imu -
no kompromais akibat infeksi HIV/ -
AIDS yang banyak memunculkan in -
feksi oportunistik, terutama jamur ku -
Profesor Kusmarinah Bramono, SpKK(K), PhD
Sejak Awal Berkarir Menekuni
Infeksi Jamur Kulit
FARMACIA 72 September 2013
UNIVERSITARIA
lit yang banyak menyerang pasien-pa -
sien pada populasi ini. Kompetensi
dokter umum sesungguhnya diharap-
kan mampu menangani kasus-kasus
ja mur kulit seperti panu dan kurap di
tingkat pelayanan primer. Namun sa -
yangnya, kompetensi ini belum terca-
pai sepenuhnya mengingat banyak -
nya kasus rujukan ke poliklinik RSCM
untuk kasus-kasus yang sebenarnya
se derhana dan cukup dilayani di ting -
kat primer. Memang, pada kasus-ka -
sus sulit, rujukan perlu dibuat ke spe-
sialis kulit dan kelamin, dan kasus-ka -
sus sistemik membutuhkan pelayanan
multidisiplin, ucap istri Ir. Bambang
Bramono ini.
Kasus infeksi jamur masih menjadi
permasalahan di negara tropik seperti
Indonesia. Dampaknya sangat besar
terhadap kualitas hidup maupun be -
ban ekonomi. Sayangnya, perhatian
dan support untuk bidang ini masih
be lum optimal. Profesor Kusmarinah
pun menghimbau agar di area ini, kita
wajib memberikan perhatian, teruta-
ma untuk aspek riset agar bidang ini
ti dak diambil oleh peneliti atau ahli
dari mancanegara (luar negeri). Sudah
sepatutnya para ahli di Indonesia me -
miliki concern terhadap ilmu penge-
tahuan dan riset.
Masih ada banyak penyakit kulit
yang sudah tidak ditemukan di ne -
gara-negara lain namun masih menja-
di permasalahan di negara kita. Di si -
ni lah tugas seorang dokter secara
umum dan dokter spesialis kulit dan
ke lamin untuk membantu mengatasi
permasalahan kesehatan ini. Profesor
Kusmarinah sendiri prihatin dengan
ada nya asosiasi dan plesetan SpKK
menjadi spesialis kulit dan kecantik -
an. Padahal masalah utama yang di -
ha dapi mayoritas rakyat Indonesia bu -
kanlah masalah estetika. Profesor Kus -
marinah mengarahkan perhatian dok-
ter spesialis kulit dan kelamin In do -
nesia agar difokuskan pada kebutuh -
an masyarakat luas saat ini. Di In do -
nesia, berbagai daerah termasuk dae -
rah tujuan wisata dunia seperti Raja
Am pat masih mengalami beban pe -
nya kit jamur kulit. Ia sangat menya -
yang kan hal ini.
Area yang tidak banyak digeluti
orang, mungkin itulah yang banyak
dipikirkan orang saat mendengar bi -
dang infeksi jamur kulit (derma ta mi -
ko logi). Di bidang inilah pengabdian
hidup seorang Kusmarinah selama
pu luhan tahun. Publikasi nasional
dan internasionalnya sangat banyak
di area ini, mulai dari riset, review,
sampai laporan kasus yang berjumlah
puluhan. Sampai sekarang, ini masih
duduk sebagai Ketua Umum Per him -
punan Mikologi Kedokteran Manusia
dan Hewan Indonesia (PMKI), sebuah
organisasi yang mencakup para ahli
lintas disiplin mengenai infeksi jamur
pada manusia dan hewan. Ia juga
ang gota International Society for Hu -
man and Animal Mycology (ISHAM)
dan menjadi salah satu pendiri or -
gani sasi Asia Pacific Society for Me -
dical Mycology (APSMM).
Di bidang riset dan publikasi il miah,
ia sudah meraih beberapa pres tasi di
tingkat universitas dan diundang be be -
rapa kali di forum nasional dan inter-
nasional untuk menyampai kan maka -
lah nya terutama di bidang nya, infeksi
jamur kulit. Di akhir buku pidatonya,
ia mengutip kalimat Ki Ha jar De wan -
tara, apapun yang diperbuat oleh se -
seorang itu, hendaknya dapat berman-
faat bagi dirinya sendiri, bangsa, dan
manusia di dunia pada umumnya.
Pro ficiat Profesor Kus ma ri nah Bra mo -
no. Anda telah membe ri kan banyak
ba gi ilmu pengetahuan dan profesi An -
da. Semoga cita-cita dan harapannya
terhadap dokter umum dan dokter spe-
sialis kulit dan kelamin di Indonesia
da pat terwujud. sno
F
73 FARMACIA September 2013
Profesor Kusmarinah Bramono, SpKK(K), PhD dan
Profesor. Dr. dr. Ra den Irawati Ismail Marsubrin, SpKJ(K), M.Epid
UNIVERSITARIA
P
encarian obat baru, ter-
masuk untuk kanker,
se makin dipercepat
ber kat teknik penelitian ba -
ru yang ditemukan oleh pa -
ra ilmuwan di Nanyang
Tech nological University
(NTU) yang baru-baru ini
di publikasikan di Science,
salah satu jurnal ilmiah
terkemuka dunia.
Dinamakan Cellular
Thermal Shift Assay (CET -
SA), para ilmuwan kini da -
pat mengetahui dengan pas -
ti apakah obat telah men -
capai protein target da lam
tubuh, yang merupa kan
langkah penting dalam
menentukan efektivitas ke -
banyakan obat-obatan.
Saat ini, para ilmuwan
hanya bisa berhipotesis jika
obat memang mencapai
pro tein target, yang berbun-
tut kepada proses pengem-
bangan obat mahal dan ber -
kepanjangan. CETSA akan
membantu para il mu wan
untuk tidak perlu lagi
menebak-nebak dalam pe -
ngembangan obat.
Kebanyakan obat bekerja
dengan mengikat satu atau
lebih protein. Para il mu wan
di seluruh dunia ke rap
hadapi hambatan umum:
bagaimana meng identifikasi
protein te pat sa saran dan
bagai ma na me rancang mo -
le kul obat yang mampu se -
cara efisien mencari dan
mengikat protein tersebut.
Penemu CETSA, Profesor
Pr Nordlund dari NTU
School of Biological Scien -
ces, mengatakan me tode
ba ru mereka tidak hanya
akan meringankan dua ma -
salah tersebut, tetapi juga
memiliki aplikasi penting
dalam memantau kemajuan
pasien, misalnya, selama
pengobatan kanker.
Lantas bagaimana CET SA
bekerja? Ketika obat be -
reaksi dengan protein target
dalam sel, protein mampu
menahan suhu tinggi se be -
lum berubah menjadi solid.
Contoh presipitasi protein
adalah ketika putih telur
cair (yang merupakan pro-
tein) dimasak (menjadi pa -
dat) pada panas tinggi.
Dengan memanas kan
sampel protein dan mencari
tahu mana pro tein dima -
sak dan yang tersisa men-
tah karena itu menjadi le -
bih tahan panas, kita bisa
me ngetahui apa kah obat te -
lah mencapai sel target me -
re ka dan jika telah me nye -
bab kan pengikatan protein
yang diinginkan dan mem-
blokir fung sinya, jelas Nor -
d lund. Dengan CETSA, sik-
lus pengembangan obat
ma hal dapat dibuat lebih
efisien.
F
Robot
Disinfection
Pembasmi
Kuman Super
S
ebuah studi baru-baru
ini berjudul First UK
evaluation of an auto-
mated ultraviolet-C room
decontamination device
(TRU-D(TM)) menegaskan
efektivitas TRU-D Smart -
UVC (TM) dalam menghi -
lang kan kuman super da -
lam lingkungan perawatan
kesehatan.
Penelitian ini dilakukan
oleh Department of Clinical
Microbiology and Infection
Prevention and the Control
Department di kampus
QMC Nottingham Uni ver si -
ty Hospitals NHS Trust,
Nottingham, Inggris, dan
di terbitkan dalam Journal of
Infection Hospital (N.
Mahida, et al., 2013). Pene -
li tian ini menemukan TRU-
D membasmi patogen
MRSA, MRA dan VRE hing-
ga 99,99 persen. Selain itu,
studi ini dilengkapi dengan
kemudahan penggunaan
dan pengangkutan perang -
kat, serta waktu desinfeksi
yang cepat.
TRU-D adalah satu-satu -
nya perangkat yang diguna -
kan dalam penelitian ini. Ia
merupakan disinfector ka -
mar berteknologi ultravio-
let. TRU-D adalah satu-sa -
tunya portabel sistem desin-
feksi UV di pasaran yang
de ngan tepat mengukur
emisi UV-C dengan Sen -
sor360 (TM) yang bisa se -
ca ra otomatis menghitung
dosis UV yang diperlukan
FARMACIA 74 September 2013
TEKNIKA
CETSA: Teknik
Mengefektifkan Obat
un tuk membasmi patogen
mematikan pada lingkung -
an perawatan kesehatan.
Dosis yang tepat dari sinar
UV-C dapat memodifikasi
struktur DNA dari sel me -
nu lar sehingga tidak dapat
bereproduksi dan karena itu
tidak dapat menginvasi dan
menyebar.
Setelah sebuah ruangan
rumah sakit dibersihkan de -
ngan menggunakan metode
tradisional, TRU-D masuk
ke ruangan untuk menye-
lesaikan pekerjaan. Penga -
tur an cepat dan mudah ser -
ta tidak memerlukan input
pengukuran ruangan atau
menutupi jendela dan venti-
lasi. Mesin dihidupkan da ri
luar ruangan mengguna kan
remote genggam. Dari pen-
empatan tunggal dekat
pusat ruangan, teknologi
Sensor360 (TM) langsung
menganalisa konten yang
unik, bentuk dan ukuran
ruangan, memenuhi seluruh
ruangan dengan dosis ku -
man yang ditargetkan. TRU-
D memerlukan 20 sampai
35 menit untuk meng hi -
lang kan infeksi ku man dari
permukaan yang terkonta -
mi nasi sebelum memberita -
hu kan kepada operator bah -
wa desinfeksi selesai.
Dalam studi ini, TRU-D
digunakan dalam enam ka -
mar di unit terapi intensif,
ruang operasi dan ruang
isolasi bangsal dengan ka -
mar mandi di Nottingham
University Hospital. Pe -
rang kat ini ditempatkan di
tengah ruangan, dan lem-
peng kontak diinokulasi de -
ngan strain klinis MRSA,
MRA, VRE dan aspergillus
ditempatkan di 15 permu -
ka an yang berhadapan
lang sung maupun tidak
langsung dengan TRU-D.
Setelah satu siklus desinfek-
si, lempeng kemudian diter-
apkan kembali ke permu ka -
an secara langsung ber de -
kat an dengan lokasi pelat
asli. Studi ini secara khusus
mencatat kemampuan
TRU-D secara signifikan
mengurangi patogen no so -
komial (MRSA, VRE, MRA)
dalam lingkungan rumah
sakit, termasuk ruang ope -
rasi, dan bahwa keuntun-
gan termasuk kesederha na -
an perangkat dan pelatihan
mudah yang dibutuhkan
oleh staf untuk mengope ra -
sikan TRU-D.
F
N
eurobiologists dari
Uni versity of Leicester
menemukan bahwa
ang gota badan serangga da -
pat bergerak tanpa otot. Te -
mu an ini mungkin meng ins -
pi rasi cara-cara baru un tuk
meningkatkan kontrol ang -
go ta badan tiruan atau ro -
bot. Serangga bisa mengen-
dalikan gerakan mereka
meng gunakan interaksi kon-
trol saraf dan trik biome ka -
nik pintar, kata pe mim pin
pe neliti Dr Tom Matheson.
Dalam studi yang dipub-
likasikan dalam jurnal Cur -
rent Biology, para pe ne liti
menunjukkan bahwa struk-
tur dari beberapa sendi kaki
serangga menyebab kan kaki
memungkinkan ber gerak
bah kan tanpa ada nya otot.
Sesuatu yang disebut ga -
bung an kekuatan pa sif ber -
fungsi untuk me ngem bali -
kan anggota ba dan kembali
ke posisi istirahat yang di su -
kai.
Melalui gerakan pasif di -
tunjukkan bahwa struktur
sen di secara khusus dise -
suai kan untuk melengkapi
kekuatan otot. Para peneliti
mengusulkan skema kontrol
motor untuk sendi tubuh se -
rangga di mana tidak se mua
gerakan didorong oleh otot.
Dr Matheson, dari De -
partm ent of Biology, me -
nga takan, beberapa hewan
menyimpan energi dalam
otot tendon elastis dan
struk tur lainnya. Pe nyim -
pan an energi tersebut me -
mung kinkan kekuatan un -
tuk diterapkan secara eks -
plosif sehingga mengha sil -
kan gerakan yang jauh le bih
cepat daripada yang da pat
dihasilkan oleh kontraksi
otot saja. Contohnya ketika
belalang atau kutu me -
lompat.
Gabungan kekuatan pa sif
benar-benar mengimbangi
kekuatan otot fleksor atau
ekstensor di kaki be la lang.
Temuan ini membantu
men jelaskan bagaimana se -
rangga mengendalikan ge -
rakan mereka mengguna kan
interaksi dekat kontrol saraf
dan trik biomekanik pintar.
Dengan wawasan baru ini,
diharapkan bisa memacu
pemahaman tentang baga i -
mana anggota badan beker-
ja dan dapat dikendalikan,
de ngan tidak hanya serang-
ga, tetapi de ngan hewan
lain, orang, dan bahkan
oleh robot, Matheson me -
nyimpulkan.
F
75 FARMACIA September 2013
Inspirasi Kaki Palsu dari
Serangga Tanpa Otot
TEKNIKA
M
agnet bisa menjadi
alat untuk mengarah -
kan sel punca seba-
gai terapi pada penyakit
jan tung atau penyakit pem-
buluh darah. Caranya de -
ngan mengumpankan sel
pun ca kepada partikel kecil
yang terbuat dari magnet
ok sida besi, para ilmuwan
di Emory dan Georgia Tech
kemudian dapat mengguna -
kan magnet untuk menarik
sel-sel ke lokasi tertentu da -
lam tubuh tikus setelah in -
jek si intravena. Penelitian
eksperimen ini dipublika si -
kan secara online dalam
jur nal Small edisi Agustus.
Jenis sel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
sel-sel batang mesenchy-
mal, bukan sel-sel induk
em brionik. Sel batang me -
senchymal dapat segera di -
peroleh dari jaringan de wa -
sa seperti sumsum tulang
atau lemak. Mereka mam pu
menjadi tulang, lemak dan
sel-sel tulang rawan, te tapi
P
ara peneliti berhasil
mengembangkan tek -
nik pemberian obat
diabetes di mana bahan se -
perti spons mengelilingi inti
insulin. Spons mengem-
bang dan berkontraksi da -
lam menanggapi kadar gula
darah untuk melepaskan in -
sulin yang diperlukan. Tek -
nik ini juga dapat diguna -
kan untuk pengiriman obat
yang ditargetkan pada sel-
sel kanker.
Kami ingin meniru
fung si sel beta, yang mem-
produksi insulin dan me -
ngontrol pelepasan dalam
tubuh yang sehat, kata Dr
Zhen Gu, peneliti utama
dalam program kerjasama
rekayasa biomedis North
Carolina State University
dan University of North
Carolina di Chapel Hill.
Para peneliti menciptakan
sebuah bola, matriks seperti
spons dari kitosan, sebuah
bahan yang ditemukan da -
lam udang dan cangkang
kepiting. Di seluruh matriks
ini tersebar nanocapsules
kecil terbuat dari polimer
berpori yang mengandung
oksidase glukosa atau en -
zim katalase. Matriks seper-
ti spons ini mengelilingi re -
servoir yang mengandung
insulin. Seluruh matriks
sphere berdiameter sekitar
250 mikrometer dan dapat
disuntikkan ke pasien.
Ketika gula darah pasien
diabetes meningkat, glu ko -
sa memicu reaksi yang me -
nyebabkan enzim nanocap-
sules melepaskan ion hi -
drogen. Ion-ion tersebut
mengikat untai molekul
spons kitosan, memberi
me reka muatan positif.
Helai kitosan bermuatan
positif kemudian saling
men jauh dari satu sama
lain, menciptakan kesen-
jangan besar dalam pori-
pori spons yang memung -
kinkan insulin untuk me la -
ri kan diri ke dalam aliran
darah. Ketika insulin di le -
pas kan, kadar glukosa tu -
buh mulai menurun. Hal
ini menyebabkan kitosan
ke hilangan muatan positif,
dan kemudian saling mera-
pat. Ukuran pori-pori da -
lam spons kembali menyu -
sut, menjebak insulin yang
tersisa.
Meskipun pekerjaan ini
diciptakan ion hidrogen de -
ngan menggunakan enzim
yang responsif terhadap
glukosa, teknik ini juga bisa
disederhanakan untuk tera -
pi tergat pada kanker de -
ngan menghilangkan enzim
sama sekali. Lingkungan
asam tumor memiliki kon-
sentrasi tinggi ion hidrogen.
Jika reservoir spons diisi de -
ngan obat antikanker, obat
akan dilepaskan ketika ki to -
san bersentuhan dengan
ion hidrogen dalam ja ring -
an tumor atau sel kanker.
Kami juga dapat me -
nye suaikan ukuran matriks
keseluruhan spons sesuai
kebutuhan, hingga sekecil
100 nanometer, kata Gu.
Dan kitosan itu sendiri da -
pat diserap oleh tubuh, se -
hingga tidak ada efek kese-
hatan jangka panjang.
Dalam tes yang menggu-
nakan tikus yang menderita
diabetes, para peneliti men-
emukan matriks spons efek-
tif dalam mengurangi gula
darah hingga 48 jam. Na -
mun, para peneliti juga
men ciptakan sebuah sis-
tem pintar yang terpisah
un tuk pengiriman insulin
yang dapat mempertahan -
kan kadar gula darah nor-
mal selama 10 hari.
F
FARMACIA 76 September 2013
TEKNIKA
Spons Pengirim Insulin
Memandu Sel Punca
dengan Magnet
tidak untuk otot atau otak.
Mereka mensekresi berba-
gai faktor gizi dan an ti-in fla -
masi, sehingga menjadikan
sel tersebut alat yang ber -
har ga untuk meng obati kon-
disi seperti pe nya kit jantung
atau gangguan autoimun.
Nanopartikel oksida besi
magnet sudah disetujui FDA
untuk tujuan diagnostik de -
ngan MRI. Ilmuwan lain te -
lah mencoba me muat sel
pun ca dengan partikel yang
sama, tetapi me ne mukan
bahwa lapisan pa da partikel
itu beracun atau mengubah
sifat sel. Na -
no par tikel
yang diguna kan dalam pe -
ne litian ini me miliki lapisan
glikol po lietilen yang melin-
dungi sel dari kerusakan. Fi -
tur lain yang unik adalah
bah wa tim menggunakan
medan magnet untuk men-
dorong partikel ke dalam
sel, bu kan bahan kimia se -
ba gai ma na yang digunakan
se be lumnya.
Partikel-partikel yang di -
lapisi dengan polimer poli-
etilen glikol tidak beracun,
dan memiliki inti oksida
besi yaitu sekitar 15 nano -
me ter. Sebagai perbanding -
an, sebuah molekul DNA
adalah 2 nanometer lebar
dan virus influenza tunggal
adalah minimal 100 na no -
meter
Partikel terjebak dalam
lisosom sel, yang merupa -
kan bagian dari sel yang
me mecah limbah. Partikel-
partikel tetap ditempatkan
selama setidaknya satu
ming gu dan kebocoran ti -
dak dapat dideteksi. Para il -
muwan mengukur kan -
dungan zat besi dalam sel
setelah mereka dimuat dan
menentukan bahwa setiap
sel menyerap sekitar 1,5
juta partikel.
F
nakan 442 sampel forma-
lin-fixed spesimen parafin-
embedded dari pasien kan -
ker paru-paru di UNC dan
University of Utah Health
Sciences Center. Penulis
per tama Matius Wilkerson,
PhD, menjelaskan, Perta -
nya an kami adalah, Bisa -
kah histologi diprediksi se -
ca ra akurat oleh ekspresi
gen? Kami memiliki gen
kanker paru yang berbeda
sesuai jenis tumor, jadi ka -
mi mengukurnya dalam
spe simen paraffin tumor.
Selanjutnya kami mengem-
bangkan prediktor di sam-
pel tumor. Kami kemudian
membandingkan prediktor
untuk diagnosis klinis yang
sebenarnya dan mengguna -
kan ahli patologi tambahan
untuk meninjau sampel.
Ka mi menemukan akurasi
setidaknya sama baiknya
dengan ahli patologi. Pre -
dik tor kami menunjukkan
akurasi rata-rata 84 persen,
dan bila dibandingkan de -
ngan ahli patologi diagno-
sis, menghasilkan akurasi
dan presisi yang sama seba-
gai patolog.
F
77 FARMACIA September 2013
M
emastikan jenis kan -
ker paru sangat pen -
ting untuk menentu -
kan obat mana yang akan
berhasil dan mana terapi
yang paling aman. Bagi ahli
patologi anatomi, kunci un -
tuk membuat penilaian
ada lah spesimen tumor
yang memadai sebagai ba -
han menentukan histologi
tumor, deskripsi molekul
tumor yang didasarkan pa -
da munculnya sel di bawah
mikroskop. Tapi tidak se -
mua spesimen sempurna,
dan kadang-kadang begitu
kompleks sehingga diagno-
sis definitif menjadi sebuah
tantangan.
Para ilmuwan di Uni ver -
sitas North Carolina dan
Utah belum lama ini me -
ngembangkan prediktor his-
tologi dari
jenis yang
paling
umum dari
kanker
paru-paru
yaitu ade-
nokarsino-
ma, karsi-
noid, sel
kecil karsi-
noma dan karsinoma sel
skua mosa. Prediktor ini
dapat mengkonfirmasi diag-
nosis histologis dalam sam-
pel parafin yang
dikumpulkan secara rutin
dari pasien tumor dan
dapat meleng kapi dan
menguatkan pa to logi
temuan. Temuan mereka
dilaporkan dalam Jour nal of
Molecular Diagnos tics edisi
2013.
Para ilmuwan menggu-
Diagnosis Kanker Paru
dengan Parafin
TEKNIKA
Pharmacology for the Primary
Care Provider
Penulis : Marilyn Winterton Ed munds
PhD ANP/ GNP dan Maren
Stewart Mayhew MS ANP
Edisi : Keempat, 880 halaman
Penerbit : Mosby, 15 Juli 2013
Harga : Rp 2.220.000
D
itulis oleh dan untuk praktisi pe -
rawat, serta cocok pula untuk
asisten dokter, Pharmacology for
the Primary Care Provider, 4th Edition
berfokus pada apa yang perlu diketa -
hui untuk meresepkan obat secara
aman dan efektif untuk perawatan pri -
mer. Penekanan pada pengajaran pa -
sien membantu pembaca mendapat -
kan kepatuhan pasien terhadap reji-
men obat yang diresepkan, serta pe -
doman untuk membantu promosi ke -
sehatan dalam menjaga dan mening -
kat kan kesehatan pasien. Hadir dalam
tampilan berwarna, edisi ini memper-
luas penekanan buku tentang prioritas
QSEN keselamatan dan praktek ber -
basis bukti, dan menambahkan ca -
kup an obat baru, golongan obat baru,
dan penggunaan obat terapi baru. Di -
tulis oleh praktisi terkemuka perawat
berwenang Marilyn Winterton Ed -
munds dan Maren Stewart Mayhew,
Pharmacology for the Primary Care
Provider mengajarkan prinsip-prinsip
pharmacotherapeutics menggunakan
obat yang paling umum digunakan
saat ini.
Pharmacology:
A Nursing Process Approach
Penulis : Joyce LeFever Kee MS RN,
Evelyn R. Hayes PhD MPH FNP
BC dan Linda E. Mc Cuis tion PhD
RN ANP CNS
Edisi : Ketujuh, 1008 halaman
Penerbit : Saunders, 8 Maret 2011
Harga : Rp 1.545.000
H
adir dengan tampilkan ringkas
dan cakupan langsung, Pharma -
co logy: A Nursing Process Ap -
proach, 7th Edition menempatkan
kon sep farmakologi keperawatan dan
keterampilan perhitungan obat esen-
sial ke dalam konteks keperawatan
praktis agar pemberian obat kepada
pasien dalam praktik sehari-hari bisa
lebih dipertanggungjawabkan. Edisi
ini telah direvisi dan diperbarui de -
ngan informasi keperawatan farma ko -
logi terbaru yang tersedia. Bahasan-
ba hasan inovatif seperti Prototype
Drug Charts, Nursing Process Sum ma -
ries, an extensive math/dosage calcu-
lation section, dan NCLEX Exami na -
tion-style study membuat farmakologi
keperawatan lebih dimengerti daripa-
da buku-buku sebelumnya.
Pharmacology for Nursing Care
Penulis : Richard A. Lehne PhD
Edisi : Kedelapan, 1480 halaman
Penerbit : Saunders, 8 Mei 2012
Harga : Rp 1.635.000
D
iklaim sebagai buku favorit di an -
ta ra mahasiswa keperawatan,
Phar macology for Nursing Care,
8th Edition, hadir dengan fitur antara
lain gaya penulisan yang unik dan
me narik, penjelasan yang jelas, dan
presisi klinis yang tepat untuk mem-
bantu pembaca mendapatkan pema-
haman yang kuat tentang obat kunci
dan implikasinya - ketimbang hanya
menghafal fakta tertentu. Pem ba has -
an-pembahasan dalam buku ini men-
cakup pendekatan prototipe obat,
penggunaan cetakan tulisan maupun
ilustrasi berukuran besar dan kecil un -
tuk membedakan konten yang ha rus
diketahui versus konten yang baik un -
tuk diketahui, dan fokus pada impli -
kasi keperawatan utama menghemat
waktu belajar dengan mengarahkan
perhatian Anda pada informasi yang
patut pembaca ketahui. Edisi baru ini
juga dilengkapi update konten yang
melimpah untuk menjaga pembaca
tetap berada di urutan terdepan, baik
di kelas maupun dalam praktek profe-
sional.
F
FARMACIA 78 September 2013
PUDSTAKA
79 FARMACIA September 2013
PUSTAKA
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. Tel. : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . HP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Judul Buku : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Banyaknya : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Harga : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Formulir Pemesanan
Buku-buku Farmakologi
Judul Penulis Edisi Diterbitkan Harga*(Rp)
Pharmacology For The Prehospital Jeffry Guy Pertama, Jones & Bartlett Learning; 1.650.000
Professional 456 halaman Pap/DVD Re edition,
22Oktober 2012
Pharmacology Clear & Simple: A Guide to Cynthia Watkins RN MSN Kedua, F. A. Davis Company,
Drug Classifications and Dosage Calculations 504 halaman 8 Maret 2013
Focus on Nursing Pharmacology Amy M. Karch MSN RN Pertama, Lippincott Williams & Wilkins, 1.550.000
1080 halaman 23 oktober 2012
Pharmacology for Nurses: Michael Adams, Leland Holland Ph.D. Keempat, Pretince Hall,
A Pathophysiologic Approach dan Carol Urban Ph.D RN 944 halaman 1 Februari 2013 1.520.000
Tarascon Pocket Pharmacopoeia 2013 Richard J. Hamilton Keempat belas, Tarascon, 915.000
Deluxe Lab-Coat Edition 426 halaman 14 Desember 2012
* Harga belum termasuk ongkos kirim
Harga dapat berubah tanpa pemberitahuan
Pembayaran ke rekening atas nama
PT Amythas Publicita
No. Rek. 126.000.120.8486 - Bank MandiriMelawai Jakarta
Kirimkan formulir ini bersama bukti pembayaran Anda melalui fax. atau surat ke:
Bagian Sirkulasi FARMACIAEthical Update
Jl. Kemang Raya 17 A, Jakarta 12730. Tel. (021) 7193433 (Hunting) - Fax. 7193435
P
T Samsung Electronics Indonesia menggelar S4 Run Series, sebuah program seri lari yang terdiri dari 3 lomba lari
yang diadakan di Jakarta. Kegiatan S4 Run Series ini akan diselenggarakan di 3 tempat; race pertama start di FX
Lifestyle Xnter pada 1 September 2013, race kedua diadakan di Green Office, BSD City pada 13 oktober 2013, dan
race terakhir diadakan Epicentrum Rasuna Said, 3 November 2013. Kesempatan itu juga dimanfaatkan Samsung mem-
perkenalkan aplikasi terbarunya. S Health pada Samsung Galaxy S4, nama aplikasi tersebut, adalah sebuah aplikasi gaya
hidup sehat yang dapat mengukur langkah, kalori, memantau berat badan, tekanan darah juga detak jantung, bahkan
temperatur. Fitur ini merupakan sahabat tepat bagi masyarakat yang peduli dan tertarik menjaga kesehatan tubuhnya.
FARMACIA 80 September 2013
ALBUM
N
ovo Nordisk bersama dengan
Kementrian Kesehatan melun-
curkan laporan Blueprint for
Change yang merupakan laporan
terkait kondisi penyakit diabetes meli-
tus di Indonesa. Laporan ini mengi-
dentifikasi empat hambatan utama
dalam diabetes serta diberikan solusi
bagaimana para pemangku kepentin-
gan dapat berkolaborasi untuk hasil
yang lebih baik. Menjelang pelun-
curan program yang diadakah di
Kementrian kesehatan pada 3 Septem-
ber, Novo Nordisk mengundang se-
jumlah media untuk makan siang dan
berbincang-bincang seputar Blueprint
for Change di kediaman Duta Besar
Denmakr untuk Indonesia, Martin Her-
mann. Novo Nordisk adalah per-
usahaan multinasional asal Denmark
dengan produk utamanya insulin un-
tuk diabetes.

You might also like