TERAS 1 Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SpF, SH, MSi, DFM (Koordinator Panel Ahli) Bag. Forensik & Medikolegal FKUI/RSUPN-CM 2 Dr. Maman Daljusman Malik, SpRad (Wakil Koord. Panel Ahli) Bag. Radiologi Sahid Sahirman Memorial Hospital 3 Prof. Dr. H. Abdus Syukur, Sp BD (K): Bag. Bedah RSU Dr. Soetomo 4 Prof. DR. Dr. Akmal Taher, SpBU: Bag. Bedah Urologi FKUI/ RSUPN-CM 5 Prof. Dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK: RISTEK BPPT 6 Prof. DR. Daldiyono Hardjosastro, SpPD: Bag. Penyakit Dalam FKUI/RSUPN-CM 7 Prof. DR. Dr. Endang Susalit, SpPD: Bag. Penyakit Dalam FKUI/RSUPN-CM 8 Prof. DR. Dr. H. Idris Idham, SpJP(K), FIHA, FESC, FACC: Dep. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI 9 Prof. Dr. Pranawa, SpPD - KGH: Bag. Ilmu Penyakit Dalam RSU Dr. Soetomo 10 Prof. Dr. Putu Sutisna, DTMH: Guru Besar FK Universitas Udayana 11 Prof. DR. Dr. Soehartati G, SpRad(K), Onk. Rad: Bag. Radiologi FKUI/RSUPN-CM 12 Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K): Bag. Anak FKUI/RSUPN-CM 13 Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP, DTM&H: Bag. Pulmonologi RS Persaha bat an 14 DR. Dr. Ernie Hernawati P., MS: Bag. I Farmasi Kedokteran FKUI 15 DR. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K): Bag. Mata FKUI/RSUPN-CM 16 Dr. Agung P. Sutiyoso, SpBO, FICS, MARS, MM: Bag. Orthopedi RS Fatmawati 17 Dr. Bambang Budi Siswanto, SpJP: Bag. Kardiologi RSUPN Jantung Harapan Kita 18 Dr. Bambang Tridjaja Asmara, SpA(K), MM (Paed): Bag. Anak FKUI/RSUPN-CM 19 Dr. Bambang Tutuko, SpAn, KIC: Bag. Anestesi RS International Bintaro 20 Drg. Budhiantini Bagyo, SpOpth: Bag. Gigi Mulut FKUI/ RSUPN-CM 21 Dr. Budi Iman Santoso, SpOG: Bag. Obstetri & Ginekologi FKUI/RSUPN-CM 22 Dr. Fiastuti, MSc: Bag. Gizi FKUI 23 Dr. Ibrahim Basir, SpBD: Bag. Bedah Digestif FKUI/ RSUPN-CM 24 Dr. Indra G. Mansur, DHES, SpAnd: Bag. Biologi FKUI/ RSUPN-CM 25 Dr. Jose Rizal Batubara, SpA(K): Bag. Anak FKUI/RSUPN-CM 26 Dr. Menaldi Rasmin, SpP(K), FCCP: Bag. Pulmonologi FKUI/ RS Persahabatan 27 Dr. Nina Irawati, SpTHT: Bag: THT FKUI/RSUPN-CM 28 Dr. Sri Aryani Sudharmono, SpKK(K): Bag. Kulit Kelamin FKUI/ RSUPN-CM 29 Dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ: Bag. Kesehatan Jiwa FKUI/RSUPN-CM 30 Drg. Wiwiek Herytha Hilyadi, MARS: Wakil Direktur RS Duren Sawit 31 Dr. Yefta Moenadjat, SpBP: Sub Bag. Bedah Plastik FKUI/RSUPN-CM Panel Ahli FARMACIA Ethical Update D i jaman Hippocrates, penyembuhan dilakukan berdasarkan apa yang sudah disediakan alam. Alam adalah sumber obat terbesar. Meminjam istilah per- jodohan asam di gunung garam di laut akan bertemu di kuali. Demikian pula dengan sejarah obat-obatan yang sangat panjang. Rerumputan di tengah belukar hingga racun binatang di laut dalam, bisa berakhir di laborato- rium dan lahir kembali menjadi obat yang ampuh. Dalam dunia terapi yang sudah super modern, obat- obatan yang sudah diciptakan, diyakini baru sebagian kecil dari jutaan sumber alam lain (flora maupun fauna) yang masih menunggu untuk ditemukan. Penelitian menjadi kunci penemuan obat baru yang bisa menjadi harapan jutaan penduduk bumi yang tergolek sakit. Penelitian akhirnya sampai pada pengobatan yang barangkali paling mutakhir saat ini: terapi berbasis gen. Gen terdiri dari DNA dan RNA, komponen kehidupan terkecil yang ada di inti setiap sel, rupanya memainkan peran luar biasa dalam takdir manusia. Ilmu yang mempelajari rangkaian DNA manusia ini menjadi temuan penting di ranah dunia kedokteran di periode setelah perang dunia kedua berakhir. DNA sendiri sebenarnya mulai disiolasi di tahun 1869, namun baru seabad kemudian berhasil diuraikan. Terobosan terbesar terjadi ketika HC pada tahun 1953 James D. Watson dan Francis Crick membuat gambaran struktur heliks DNA. Hal ini memungkinkan penentuan replikasi DNA, ekspresi gen, sintesis protein, dan seba- gainya. Sama pentingnya adalah penemuan polymerase chain reaction (PCR), yang bisa menguraikan DNA secara otomatis dan memungkinkan amplifikasi DNA dari jumlah sampel yang sangat terbatas pada tahun 1980. Penguraian rangkaian DNA secara otomatis, secara dramatis meningkatkan kecepatan pemetaan genom. PCR memainkan peran kunci dalam Proyek Genom Manusia (Human Genom Project) yang telah selesai pada tahun 2007. Kasus masektomi Angelina Jolie menjadi terobosan penting dalam ilmu genetika. Warisan gen si cantik istri Brad Pitt ini kurang menguntungkan yang membuatnya berpeluang mengalami kanker payudara seperti ibunya yang meninggal karena kanker. Sebelum kanker terjadi, ia membuang jaringan payudaranya dengan harapan kanker tidak mendekat. Apakah harapan akan menjadi kenyataan? Tidak ada yang pasti. Ilmu kedokteran tetap sebuah misteri yang terus digali. Bertepatan dengan ulang tahun majalah FARMACIA ke- 12, kami mengangkat tentang terapi gen ini yang saat ini dianggap jauh panggang dari api. Kemajuan yang dicapai dianggap terlalu lambat dan belum ada yang benar-benar bisa diterapkan secara klinis. Kami ber ha - rap tulisan kali ini bisa merangsang peneliti-peneliti kita untuk mulai melirik ranah yang masih ibarat lautan luas tak bertuan. Siapa tahu terobosan penting akan datang dari peneliti muda Tanah Air. Selamat membaca. F Terapi Gen Daftar Isi FARMACIA 4 September 2013 Pemimpin Redaksi: Hasanuddin. Redaktur Pelaksana: Ana Yuliastanti. Dewan Redaksi: Ahmad Hilyadi, SE, Amelia Adianti, Ana Yuliastanti, Hasanuddin. Tim Redaksi: Ana Yuliastanti, Yuri Alfred, Dr Aswin. Kontributor: Dr Nathalia, Annisa Parasayu, Dr Dian Paramitasari Perancang Grafis: Arief Bu dhi man. Iklan: Dadang Hendrawan, Purwo Waspodo. Sirkulasi dan Distribusi: Dedy Andriyono, Junaedi. Teknologi Informasi: Andra Supit, Hadi Firmanto. Administrasi & Keuangan: Neneng Marlina, Yuniarsih. SDM & Umum: Riza Satrya. Penerbit: PT Amythas Publicita Jl. Kemang Raya No. 17 A, Jakarta 12730. Tel. (021) 7193433 (Hunting) Faks. (021) 7193435 e-mail: redaksi@majalah-farmacia.com http://www.majalah-farmacia.com Konsultan Hukum: BAG & Associates, Gatot Soebiyanto SH. Volume XIII, No. 02 September 2013 14 22 Prominensia Dr. Arijanto Jonosewojo, SpPD, FINASIM: Batal Jadi Kusir Dokar Tekuni Herbal Sedemikian tertariknya Arijanto de - ngan obat-obat herbal, dokter berlatar spesialis penyakit dalam itu lebih banyak berkecimpung dalam penelitian untuk mengetahui manfaat obat-obatan herbal untuk digunakan dalam dunia medis modern. Racikan Utama Revolusi Farmakologi: Riset Genomik, Suatu Hiperbola? Riset di bidang genomik ditunggu-tunggu akan mengubah dunia kedokteran saat ini, meskipun sampai saat ini perkembangannya tidak secepat yang diharapkan. 5 FARMACIA September 2013 Racikan Khusus Jatuh, Bahaya Mengintai Usia Lanjut Kata jatuh sudah jadi bagian dari keseharian orang banyak. Jatuh bisa karena kepeleset, ter- sandung, atau melamun. Anak yang baru belajar jalan sering jatuh. Tapi, jangan sepelekan jatuh yang satu ini. Jatuh pada usia lanjut adalah kondisi medis yang berhubungan dengan instabilitas pos- tural dan bisa mengakibatkan imobilisasi. Bisa jadi awal rawat inap jangka panjang di rumah sakit, morbiditas, bahkan mortalitas. 24 Teras . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2 Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4 Aula . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6 Surat dari Kemang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8 Kilas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10 Simposia: Hari Hepatitis Sedunia 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .32 Ketahui, Cegah dan Obati! Gerai: Onkologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .36 Penggunaan Antimual Pada Pasien Kemoterapi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah . . . . . . . . . . . . . . .37 Studi: Herbal, Turunkan Kolesterol dalam 5 Hari Nutrisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .38 Mengoptimalkan Suplementasi Kalsium Endokrinologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .46 Cegah Obesitas Anak Sejak Dini Hepatologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .48 Kesadaran Deteksi Dini Hepatitis C Rendah Psikiatri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .49 Secercah Harapan untuk Mereka yang Terpasung Oftalologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .52 Skrining Cegah Perburukan AMD Pediatri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .53 Perlu 'KPK' ASI untuk Dukung Ibu Pekerja Rehabilitasi Medis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .54 Radial Shock Wave Therapy untuk Tendenitis Event: KONAS XVI PGI-PEGI dan PIN XX PPHI, Manado . . . . . . . . . . . . .58 Karyawan FARMACIA Lakukan Medical Check Up . . . . . . . . . . . .61 Kesmas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .64 Belantara Tak Bertuan: Informasi Kesehatan, Siapa yang Mau Tanggung Jawab? Universitaria . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .70 Pengukuhan Profesor Epidemiologi Psikiatri dan Infeksi Jamur Kulit Teknika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .74 Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .78 Album . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .80 AULA Efek Samping Obat Herbal Ada tidak pengaruh atau efek samping jika menggunakan tanaman herbal sebagai obat. Apa contoh ta - naman herbal yang dapat digunakan? Apa tidak berbahaya jika lansia di be - ri kan obat secara terus menerus? Sariani sariani_ketut@yahoo.co.id Pilihlah obat herbal yang sudah terstandarisasi, yang sudah terbukti aman. Vitilgo Saya Santa dari Medan berusia 19 tahun. Setelah membaca artikel di FARMACIA tentang Vitiligo, sepertinya saya mengalami hal yang sama. Se - kitar setengah bulan yang lalu di dada saya terdapat belang warna putih tapi saya tidak peduli karena saya pikir itu adalah panu. Setelah beberapa bulan belangnya melebar sampai ke leher dan dagu. Saya berobat ke dokter ka - ta nya kekurangan pigmen, terus dok- ter memberi salep tapi hasilnya sama sekali belum ada. Apakah penyakit saya bisa disembuhkan? Santa Monika merry.trg@gmail.com Dari beberapa artikel yang pernah kami muat, pengobatan vitiligo me - mang kurang memuaskan. Dianjur - kan pada penderita untuk mengguna - kan kamuflase agar kelainan tersebut tertutup dengan cover mask. Untuk te rapi ssitemik bisa berkonsultasi de - ngan dokter Anda. Pengalaman dengan Temulawak Saya salah satu yang suka minum temulawak, caranya, temulawak saya blender seperti jus kira-kira 2cm dita- mbah air hangat, lalu saya diamkan kira-kira lima menit baru saya minum (kira-kira 3 sendok makan). Saya per- nah juga membaca buku yang judul- nya 33 resep menurunkan kolesterol, Dan salah satu dari 33 resep tersebut yaitu temulawak. Dan saya mencoba - nya, alhasil kolesterol LDL saya turun dan berat tubuh saya seimbang de - ngan tinggi badan. Nah sekarang ka - rena saya sering minum temulawak nafsu makan saya jadi bertambah dan be rat badan sayapun jadi naik lagi. Sa ya mau nanya apakah ada dosis atau takaran yang sesuai? Dan kapan seharusnya minum temulawak yang ideal, pagi hari atau malam hari? Se - sudah makan atau sebelum makan. Terimakasih Yuni yunibna@yahoo.co.id Temulawak termasuk tanaman yang dikenal sebagai tanaman obat. Terapi yang Anda lakukan ber da sar - kan pengalaman empiris saja jadi sulit menentukan kadar atau dosis yang sesuai. Alergi Saya memiliki alergi yang baru muncul sekitar 3 bulan yg lalu jenis alergi saya adalah biduran. Biasa ke - luar pada pagi, siang jika berkeri - ngat,dan sore menjelang malam. Saya sekarang mengkionsumsi obat CTM un tuk menghilangkannya tapi tidak me nyembuhkan hanya bersifat hi - lang. Sementara.saya sudah mencoba obat herbal yaitu kunyit dan kapur si - rih yang diminum lalu diusapkan ke - bagian yang gatal hasilnya selama 3 hari biduran saya tetap keluar, Saran mandi garam sudah saya coba tapi hasinya nihil alias NOL besar. Mohon sarannya untuk mengatasi alergi saya agar tidak ketergantungan obat. Se be - lumnya saya ucapkan terimakasih. Tiwi gadis_tiwi@yahoo.com Apakah Anda sudah mengenali pen cetus alergi Anda? Langkah perta- ma mengatasi alergi adalah mengin- dari pencertus atau allergen, seperti udara dingin, debu dll. Majalah FARMACIA me nyediakan rubrik Au la yang berisi ko mentar dan tang gap an terha dap isi ma jalah FARMACIA ser ta masalah-ma sa lah lain yang ber hu bungan de - ngan ke se hat an dan farmasi. Su rat dialamatkan kepada : Redaksi Majalah FARMACIA: Jl. Kemang Raya No. 17 A Jakarta 12730 Telepon : 021 - 7193433 (hunting) Faksimili : 021 - 7193435 E-mail : redaksi@majalah-farmacia.com FARMACIA 6 September 2013 B ulan Syawal baru saja kita lewati, dan se - moga kita sekarang menjadi manusia yang bersih seperti makan Idul Fitri yang baru saja kita rayakan. Seiring dengan berlalunya waktu majalah FARMACIA bertambah usianya di bulan September 2013 ini. Bukanlah hal yang mudah dalam kurun waktu 12 tahun untuk tetap hadir dengan eksis dan harapan kami tentunya semakin bertam- bahnya usia majalah FARMACIA tetap menjadi yang terbaik dan ditunggu kehadirannya oleh para pembaca setianya. Tahun 2013 ini, anak usaha PT. AMYTHAS PUBLICITA, yaitu PT. KITAPOENYA PRODUK- SI juga semakin meluaskan jangkauan usaha, tidak hanya event organizer tetapi above dan below the line. Kami berbahagia bahwa majalah FAR- MACIA versi online www.majalah- farmacia.com kembali aktif setelah sempat setahun vakum untuk per- baikan. Bahkan dengan bangga tahun ini kami akan meluncurkan website untuk awam yang hadir dengan berita-berita yang lebih ringan mudah dicerna serta menge- dukasi masyarakat Indonesia ten- tang kesehatan, dan tengah merintis sebuah klinik gigi dan kecantikan, ANDITA. Para sejawat dan pembaca setia majalah FARMACIA tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesetiannya kepada majalah FARMACIA. Setiap tahun kami tidak akan lelah membuat perbaikan mulai dari para punggawa kami disetiap lini, seperti redaksi, marketing, sales dan distribusi, promosi dan lain-lainnya untuk tetap memberikan yang baik dan semakin baik. Masukan, kritik, dan saran selalu kami tung- gu agar kami terus berubah ke arah perbaikan. Kami sadar tidak bisa menjadikan majalah ini sempurna, namun kemunculannya setiap bulan adalah wujud kerja keras dan semangat kami di Kemang. Semoga di tahun-tahun mendatang, kita terus bertambah baik. Doa kita semua menyertai. F FARMACIA 8 SURAT DARI KEMANG September 2013 Ahmad Hilyadi, SE Direktur Utama PT Amythas Publicita Ulang Tahun Surat Dari Kemang Sept-2013_Fmcia Okto-2011.qxt 8/30/13 10:22 PM Page 8 B aru-baru ini berhasil ditemukan mutasi gen tertentu yang dikaitkan dengan penyebab obesitas berat. Para peneliti dari Ru - mah Sakit Anak Boston me - lakukan sejumlah survei ge - netik dalam beberapa ke - lompok orang yang men de - rita obesitas, serta serang - kaian percobaan genetik pada tikus. Penelitian yang diterbit - kan dalam jurnal Science itu menganalisis gen yang disebut Mrap2 dalam ber - bagai kelompok tikus. Gen tertentu ini memiliki kemi - rip an dengan yang dimiliki manusia, yang menurut pa - ra ilmuwan tampaknya ter- libat dalam mengatur me ta - bolisme dan konsumsi ma - kanan. Protein yang diko - de kan gen Mrap2 mengi - rim kan sinyal pada reseptor di otak yang disebut MC4R. Reseptor ini membantu me - ningkatkan metabolisme dan mengurangi nafsu ma - kan pada rentetan sinyal yang terlibat dalam penga - turan energi. Se-sel lemak mempro- duksi hormon yang disebut leptin. Hormon ini memicu reseptor di otak untuk me - mu lai produksi hormon ke - dua yang disebut aMSH. Mrap2 membantu MC4R mendeteksi hormon aMSH, yang pada dasarnya me - nye babkan penurunan naf - su makan dan berat badan. Para ilmuwan menjelaskan bahwa setiap mutasi pada rantai ini menandakan ke - cenderungan peningkatan risiko obesitas. Dalam percobaan pada dua kelompok tikus, berat badan tikus yang gen Mrap2 nya dihapus dari otak memiliki berat badan lebih besar dibandingkan kelompok tikus yang memi- liki gen yang dihapus dari seluruh tubuh. Kedua ke - lompok ini tumbuh menja- di sekitar dua kali ukuran normal. Tikus yang memi - liki satu duplikat gen yang dihapus masih menunjuk - kan peningkatan nafsu ma - kan dan berat badan. Sebagai bagian dari studi ini, para peneliti me nyeli - diki berbagai kelompok orang yang menderita obe- sitas dari seluruh du nia. Da ri 500 orang yang diana - lisis, terdapat empat mutasi pada manusia setara gen Mrap2 pada pa sien yang menderita obesitas yang be - rat. Semua pasien yang men derita tersebut memiliki satu kopi mutasi. Meskipun temuan ini me nunjukkan bahwa mu ta - si gen ini secara langsung dapat menyebabkan obesi- tas dalam waktu ku rang da - ri 1% dari populasi obesi- tas, para ilmuwan percaya ada kemungkinan bah wa mutasi pada gen lain bisa menjadi lebih umum. Me - re ka menambah kan bahwa mutasi gen juga bisa berin- teraksi dengan faktor ling - kungan dan mu tasi lain yang dapat menyebabkan obesitas. F Suplemen Minyak Ikan untuk Nyeri Kronis S ebuah turunan asam docosahexaenoic (DHA), bahan utama dari suplemen minyak ikan, dapat mengurangi dan men cegah nyeri neu- ropatik yang disebabkan oleh cede ra sistem senso - rik. Hal ter ung kap melalui penelitian dari Duke Uni - versity Me di cal Center yang dilaporkan dalam Annals of Neu ro lo gy. Para penulis mengatakan bahwa turunan DHA - senyawa yang disebut Neu - ro protectin D1 atau D1 pro tectin (NPD1 = PD1) - dapat menjadi alternatif pengganti analgesik. NPD1 adalah bioaktif lipid yang diproduksi untuk menang- gapi rangsangan eksternal. Zat ini hadir di sel darah pu tih manusia dan berpe - ran dalam mengatasi ra - dang otak dan perut. Ke pa - la peneliti, Ru-Rong Ji, pro- fesor anestesiologi dan neu- robiologi di Duke Uni ver si - ty Medical Center, menga - ta kan, senyawa ini berasal dari asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam mi - nyak ikan, tetapi 1.000 kali lebih kuat dari prekursor mereka dalam mengurangi peradangan. Dalam sebuah perco ba - an hewan, para ilmuwan menggunakan model tikus yang cedera saraf untuk men simulasikan gejala nye - ri yang sering dikaitkan de - FARMACIA 10 September 2013 KILAS Mutasi Gen Akibatkan Obesitas? ngan trauma saraf pasca operasi. Tikus diobati de - ngan kimia-disintesis NPD1 = PD1, yang diberikan baik secara lokal atau dengan in jeksi, untuk menentukan apakah senyawa tersebut mungkin meringankan gejala ini. Tidak hanya NPD1 = PD1 meringankan gejala nyeri, tetapi juga mengu- rangi peradangan saraf sete- lah cedera. Senyawa me - ngurangi nyeri dengan menghambat produksi ke - mokin dan sitokin, molekul sinyal kecil yang menarik makrofag inflamasi ke sel- sel saraf. NPD1 = PD1 sel saraf di lindungi dari kerusakan le bih lanjut dengan mence- gah produksi kemokin dan sitokin. Senyawa lipid juga mengurangi penembakan neuron, yang mengakibat - kan rasa sakit kurang untuk tikus terluka. Rasa sakit kro nis akibat prosedur me - dis utama seperti operasi amputasi, dada dan payu- dara adalah masalah se - rius, jelas Ji Obat nyeri neuropatik saat ini, termasuk gaba pen - tin dan beberapa opioid, dapat menyebabkan keter- gantungan dan saraf ke ru - sak an sel sensorik. Sedang - kan NPD1 = PD1 hanya memerlukan dosis rendah untuk nyeri neuropatik, ti - dak menyebabkan keter- gantungan fisik atau me - ning katkan toleransi terha - dap senyawa seperti yang diamati pada tikus dan me - ngurangi peradangan saraf setelah cedera. Ji berharap selanjutnya bisa dilakukan uji klinis. F P ara peselingkuh mung - kin perlu alasan baru untuk tabiat buruknya. Sebuah studi baru dari pa - ra peneliti di UCLA meng - ung kapkan bahwa kecan - duan seksual mungkin ti - dak lebih dari sekedar has- rat seksual yang kuat. Bu - kan suatu kelainan atau gangguan. Penelitian yang baru-ba - ru ini diterbitkan Socio - affective Neuroscience & Psychology, mengukur res - pon otak penderita hiper - seksual yang memiliki ma salah mengatur reaksi me reka terhadap gambar seksual. Hasil menunjuk - kan bahwa respon otak me reka tidak terkait de - ngan tingkat hiperseksuali- tas, melainkan keinginan seksual. The American Psychia - tric Association sengaja me ngecualikan kecandu- an seksual dari edisi pan- duan psikiater terbarunya Diag nos tic and Statistical Ma nual of Mental Disor - ders (DSM-5). Dengan de - mi kian kecanduan seks ti - dak lagi dianggap sebagai gangguan mental. Nicole Prouse, penulis se nior studi tersebut me - nya takan ini adalah perta- ma kalinya para ilmuwan mempelajari respon otak orang-orang yang diidenti- fikasi memiliki masalah hi - perseksual. Dalam peneliti - an, ada 52 orang penderita hiperseksual, 13 perempu - an dan 39 laki-laki. Me re - ka diminta mengalami gam bar rangsang seksual sementara gelombang otak direkam dengan EEG. Para peneliti menyelidiki apa yang terjadi sekitar 300 milidetik se telah setiap gambar terwujud, dikenal sebagai respon P300. Menurut peneliti an, respon P300 lebih tinggi ketika seseorang melihat sesuatu yang sangat menarik untuk mereka. Pada kasus kecanduan, tanggapan P300 terhadap gambar seksual akan me - lonjak, tetapi ternyata tang- gapan P300 peserta tidak me lonjak atau menurun. Arti nya bukan merupakan suatu kecanduan seks. De - ngan kata lain, ini hanya sekadar memiliki libido tinggi. F 11 FARMACIA September 2013 KILAS Kecanduan Seks Bukan Gangguan Mental P enelitian yang diterbit - kan Journal of Cli nical Oncology medio Juli silam menyatakan bah wa sepertiga kasus kanker oro- faringeal dipicu oleh in feksi human papillomavirus (HPV). Peneliti dari Univer - sity of Oxford memban - ding kan sampel darah pra- diagnostik 938 pasien kan - ker kepala dan leher, kan - ker esofagus (tenggorokan) dan kanker orofaringeal, de ngan sampel 1.599 orang tanpa penyakit (kontrol). Sampel digunakan untuk menguji antibodi terhadap E6, protein yang dimiliki HPV tipe 16. Keluarga HPV terdiri dari 200 strain, tapi hanya kurang dari 10 yang terkait dengan kanker, dan hanya satu, HPV 16, sangat terkait dengan kanker oro- faringeal. Hasilnya, antibo - dy E6 ditemukan pada le - bih dari sepertiga penderita kanker orofaringeal, diban - dingkan dengan kurang dari 1% dari kelompok kontrol. Protein ini tidak berhu - bung an dengan kanker lainnya. Jika seseorang memiliki antibodi terhadap E6, arti - nya mereka terinfeksi HPV 16, dan ada kemungkinan besar bahwa proses penye- bab kanker yang memicu E6 telah diaktifkan. E6 akan mematikan protein lain yang disebut p53 yang ber - tugas melindungi sel dari ke rusakan DNA. Kerusakan DNA meningkatkan risiko perkembangan kanker. Itu se babnya p53 sering dise- but penjaga genom. Para peneliti memperki- rakan sekitar 7% wanita non-merokok dan 23% laki-laki non-merokok yang memiliki E6 dalam aliran darah mereka akan me ngem bangkan kanker orofa ringeal lebih dari 10 tahun. Meski demikian, pasien kanker orofaringeal yang ter infeksi HPV16 lebih mung kin untuk bertahan hi dup dibandingkan pasien kanker yang tidak disebab - kan infeksi HPV. Para pe - ne liti menemukan 84% dari pasien yang terinfeksi ma sih bertahan hidup 5 tahun setelah diagnosis diban ding kan dengan hanya 58% pasien kanker yang tidak terinfeksi. F tekanan darah sistolik (SBP) meningkat sedikit (130-159 mmHg) dan diastolik (70- 98 mmHg) justru berkaitan P enelitian pada pasien usia lanjut dengan penyakit ginjal kronis (PGK). Terlalu ketata bisa fatal. Penderita PGK umum- nya mengalami tekanan darah sistolik di atas normal dan diastolik di bawah nor- mal. Panduan memang menyatakan agar tekanan darah pasien PGK dikontrol mendekati normal. Dari Memphis, rumah sakit khusus veteran melakukan penelitian dan mendapatkan bahwa FARMACIA 12 September 2013 KILAS HPV Penyebab dari Kanker Tenggorokan Hati-hati Kontrol Tekanan Darah Pasien PGK dengan angka kematian yang lebih rendah. Memang kombinasi SBP dan DBP lebih rendah lebih baik dalam menekan angka kematian, namun hanya jika DBP lebih rendah dari 70 mmHg. Penelitian yang dipub- likasikan di Annals of Internal Medicine, Agustus lalu, menjabarkan analisis data kesehatan 650.000 veteran di Amerika Serikat antara 2004-2006. Mereka memiliki PGK dengan dera- jat mulai ringan sampai berat namun tidak men- jalani dialisis . Peneliti menganalisis 95 kombinasi tekanan darah sostolik dan diastolic dari <80/<40 hing- ga >210>120 mm Hg. Selama masa follow up 5,8 tahun, lebih dari sepertiga pasien meninggal. Hasil analisis yang me - ngaitkan kaitan antara SBP dan DBP dengan kematian menunjukkan pola huruf J. Pasien yang memiliki hiper - tensi tahap 1 (SBP 140159 mm Hg atau DBP 9099 mmHg) memiliki angka mor talitas lebih rendah. Pasien dengan tekanan darah normal (<120/<80 mm Hg) justru memiliki angka kematian lebih ting- gi, terlepas dari penyebab kematian lain. Penelitian lain pada pasien yang lebih muda yang dilakukan dokter dari Veterans Affairs Healthcare System, San Diego juga menunjukkan kontrol hipertensi yang lebih baik (menurunkan SBP dan DBP sekitar 10 mmHg) justru berkaitan dengan angka kematian. Namun ini meru- pakan penelitian observa- sional dengan banyak keterbatasan. Ke depan diharapkan panduan inter- nasional seperti JNC 8 bisa menentukan berapa target tekanan darah untuk pen- derita PGK. F Cancer Center, dalam edito- rialLancet Oncology, men- jelaskan obat ini sudah di - pre sentasikan dalam Chi - nese Society of Clinical On - co logy belum lama ini. Me - nu rutnya, icotinib mirip ha - nya lah me-too. Sebagai penghambat EGRF ia me mi - liki mekanisme yang sa ma dan hampir tidak ada per - be daan efikasi dan keaman - an dibandingkan pengham- bat EGFR terdahulu: gefiti - nib dan erlotinib (Tarceva, Osi Pharma ceu ticals, Inc.). Kelemahan icotinib ada - lah dosisnya yang besar, 3 kali sehari karena waktu pa ruh yang lebih singkat. Sedangkan obat lain hanya sekali sehari. Namun jika bicara harga, icotinib pasti unggul. Di Cina, harganya duapertiga dari harga erlo - tinib dan gefitinib. Camidge menambahkan, meski di - pastikan akan laku keras di negerinya sendiri, icotinib tidak akan terlalu dianggap penting di dunia interna- sional. F 13 FARMACIA September 2013 KILAS C ina pun tak mau ke - tinggalan membuat obat-obatan kanker berbasis terapi target. Dari Tiongkok, hadir obat untuk kanker paru bukan sel kecil (NSCLC) yang diberi nama icotinib (Conmana, buatan Zhejiang Beta Pharma Co., Ltd.). Obat ini disebut-sebut sebagai obat kanker termu- rah dan diproduksi cukup cepat di Cina sebelum memasuki pasar luar negeri. Icotinib adalah peng - ham bat epidermal growth factor receptor (EGFR) dan- menunjukkan manfaat pada kanker NSCLC yang meng - alami mutasi EGFR. Kabar ini menarik perhatian pengamat dari ne - ga ra-negara Asia ka rena sebagian be sar penderita kan ker paru de - ngan mutasi EGFR terjadi di ASI (lebih dari 60%). Di Ne - ga ra barat hanya sekitar 10%-20%. Menurut peneliti dr Yuankai Shi dari Cancer Institute and Hos pi - tal, Chi nese Academy of Me dical Sciences, Beijing, hasil uji klinis icotinib fase 3 me nun jukkan obat ini ti - dak lebih inferior diban - ding kan gefitinib (Iressa, Astra Zeneca Pharmaceu ti - cals). Studi melibatkan 400 pa sien de ngan NSCLC tingkatlanjut (tidak diseleksi status mutasi EGFR). Me - dian progression-free sur- vival ter nyata tidak terlalu berbeda bermakna: 4,6 bu - lan de ngan icotinib vs 3,4 bulan dengan gefitinib. Dr D. Ross Camidge, MD, PhD, dari University of Colorado Compre hen sive Obat Kanker Paru Murah dari Cina H ippocrates meninggalkan je - jak luar biasa dalam sejarah kedokteran. Namanya pun ma sih disebut-sebut di dunia kedokteran abad ini. Se ba - gian sepakat, Hippocrates adalah Ba - pak Kedokteran modern meskipun kar ya-karyanya diciptakan semasa dia hidup di tahun 430 sebelum Masehi. Hippocrates mengenalkan konsep observasi klinik dengan cara yang sederhana namun masih relevan hing- ga saat ini. Dari buku On forecasting di - seases terdapat nasihat Bapak Ke - dok teran Yunani ini yang mengata - kan, semua dokter harus melihat wa - jah pasien. Jika tidak ada perubahan artinya pertanda baik. Namun jika ter- lihat tanda buruk seperti mata ce - kung, telinga dingin, kulit kering di da hi, warna muka berubah hijau, hi - tam, merah, maka ini menjadi pertan- da adanya penyakit. Dokter juga ha - rus bertanya tentang kebiasaan tidur atau apakah pasien mengalami diare dan sulit makan. Entah darimana Hippocrates men- dapatkan inspirasi dari teorinya terse- but. Yang jelas untuk pertama kalinya ia meninggalkan kepercayaan reli- gious dan sihir dalam pengobatan. Da sar-dasar klinis dan etik dalam prak tik kedokteran saat ini berasal dari Hippocrates. Bagaimana Hippocrates menyem - buh kan pasiennya? Ia menggunakan pengobatan holistik berdasarkan ilmu manusia atau mikrokosmik, menyem- buhkan yang sakit dengan terapi yang ada melalui konservasi maksimal. Obat saat itu tidak tersedia karena il - mu farmakologi belum ada. Herbal da lam arti ilmu tumbuh-tumbuhan pun baru ditemukan satu abad kemu- dian melalui murid Aristoteles yang bernama Theophrastus. Baru di abad ke-19 senyawa kimia pertama ditemukan. Sejak saat itu pe - ne muan obat terjadi sangat cepat ber - dasarkan senyawa-senyawa kimia yang berhasil dikembangkan. Beratus- ratus tahun kemudian, dokter meng - andalkan obat-obatan kimia untuk mengatasi berbagai penyakit. Hingga di di tahun 70 muncul ilmu genomik modern. Ilmu yang mempelajari rang - kaian DNA manusia ini menjadi te - muan penting di ranah dunia kedok- teran di periode setelah perang dunia kedua berakhir. DNA sendiri sebenarnya mulai diisolasi di tahun 1869, namun baru seabad kemudian berhasil diuraikan. Ilmu genomik modern tidak akan mung kin berkembang tanpa kema- juan teknologi pada 1950-an seperti membuat isotop dan molekul biologis radiolabel. Terobosan terbesar terjadi ketika HC pada tahun 1953James D. Watson dan Francis Crick membuat gambaran struktur heliks DNA. Revolusi Farmakologi: Riset Genomik, Suatu Hiperbola? FARMACIA 14 September 2013 RACIKAN UTAMA Hal ini memungkinkan penentuan replikasi DNA, ekspresi gen, sintesis protein, dan sebagainya. Sama pen - tingnya adalah penemuan polymerase chain reaction (PCR), yang bisa me - nguraikan DNA secara otomatis dan memungkinkan amplifikasi DNA dari jumlah sampel yang sangat terbatas pada tahun 1980. Penguraian rang - kai an DNA secara otomatis, secara dra matis meningkatkan kecepatan pe - metaan genom. PCR memainkan pe - ran kunci dalam Proyek Genom Ma - nu sia (Human Genom Project) yang telah selesai pada tahun 2007. Saat ini penelitian sudah berhasil meme ta - kan rangkaian DNA lebih dari 2.700 virus dan lebih dari 1.000 bakteri serta 36 eukariot. Mengubah Wajah Kedokteran Riset di bidang genomik ditunggu- tunggu akan mengubah dunia kedok- teran saat ini, meskipun sampai saat ini perkembangannya tidak secepat yang diharapkan. Sebagian kalangan memandang sinis dengan mengata - kan gembar-gembor genomik selama ini hanyalah hiperbola, tidak seban - ding dengan hasil temuan yang sig- nifikan. Percobaan dengan terapi gen, misalnya, di mana gen versi baru di - suntikkan untuk mengoreksi atau mengganti gen yang hilang untuk mengobati penyakit tertentu, berakhir dengan kegagalan. Padahal tujuan pe - nelitian di bidang genetika ini adalah menemukan terapi yang tepat, bukan sekadar menemukan gen baru. Namun di pihak pendukung, lam- batnya laju penelitian disebabkan hu - bungan antara obat dan penyakit yang sangat rumit. Belum lagi keterse- diaan dana. Dikutip dari Clinical Che - mistry. Dr Ramy Arnaout, DPhil, pen - diri dan anggota Genomic Medicine Initiative di Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC), riset berba- sis genom atau memetakan gen ma - nusia dilakukan untuk mengurangi efek samping pengobatan. Menu rut - nya, biaya yang harus dikeluarkan un - tuk mengatasi efek samping terkait peng gunaan obat mencapai 80 milar dolar setahun, sehingga memang per - lu dilakukan seleksi obat sesuai ge - Riset di bidang genomik ditunggu-tunggu akan mengubah dunia kedokteran saat ini, meskipun sampai saat ini perkembangannya tidak secepat yang diharapkan. 15 FARMACIA September 2013 RACIKAN UTAMA nome seseorang (farmakogenomik). Arnaout, yang juga wakil profesor Patologi di Harvard Medical School mengatakan, dalam wilayah peng - obatan yang maha luas, memang ada tempat spesifik di mana genomik ber - peran mengubah keadaan. Ia meng - akui bahwa dampak pengobatan yang merugikan pasien disebabkan berba- gai faktor, mulai dari ketidakpatuhan pasien, interaksi antara beberapa obat, dan kesalahan medis, yang me - ru gikan jutaan pasien setiap tahun. Na mun pada sebagian kasus dise - bab kan karena faktor yang tidak bisa diubah, yaitu variasi genom. Arnaout mengatakan 30 juta orang Amerika saat ini menggunakan peng - encer darah warfarin. Genom pasien mengandung varian yang membuat do sis standar warfarin terlalu tinggi yang menyebabkan perdarahan, efek samping yang sangat berbahaya. Dia mengatakan tiga perempat dari vari- abilitas dalam persyaratan dosis war- farin adalah karena varian genomik, dan bahwa para ilmuwan telah meng - identifikasi satu set varian dalam enam gen spesifik yang menjelaskan dua-pertiga dari variabilitas. Terapi genomik juga terhalang se - jumlah masalah, mulai dari masalah etik hingga aplikasi secara klinis ter kait pembiayaan. Di luar kapasitas te rapi genomik untuk merevolusi praktek kli- nis, tetapi jika perusahaan asu ransi tidak mau membayar bahkan un tuk sekedar tes genetik, kemajuan penting ini akan terhenti. Pemetaan genom ma - nusia telah menciptakan pe luang baru di bidang tes genetika yang bisa mem- prediksi, mencegah dan mengobati pe - nyakit. Kasus terba ru adalah tindakan artis papan atas Hollywood, Angelina Jollie yang me la kukan pengangkatan jaringan kedua payudaranya menyusul hasil tes ge ne tik menunjukkan ia ter- bukti menda patkan warisan mutasi gen BRCA dari ibunya. Artinya ia berpe - luang besar menderita kanker payudara atau kan ker ovarium kelak. Tes seperti BRCA 1 dan 2 untuk kan ker payudara dan pengujian HNPPC untuk kanker kolorektal dapat menilai risiko penyakit dan menentu - kan panduan dan langkah-langkah pen cegahan. Tes-tes lainnya juga da - pat memprediksi rejimen kemoterapi yang optimal, atau memprediksi ke - mungkinan respon obat atau toksisitas dan menghindari mengekspos pasien untuk rejimen yang tidak efektif atau terlalu toksik. Ada banyak contoh lain dari informasi klinis yang berguna yang tersedia melalui tes genetik baru yang berhasil dikembangkan. Genomik saat ini menjadi ilmu yang berkembang cepat, dengan ber - bagai temuan mengalir keluar dari la - boratorium-laboratorium di seluruh du nia. Setiap bulan, National Human Genome Research Institute menyoroti hasil penelitian apa yang dianggap merupakan sebuah kemajuan genom. Juli lalu misalnya, jurnal mereka me - ngeluarkan temuan bahwa lima per - sen dari seluruh penderita penyakit Al zheimer yang mendapatkan penya - kit nya antara usia 30-65 tahun, memi- liki satu atau beberapa mutasi gen yang diwariskan. Masih banyak te mu - an lain yang menjanjikan (baca: Bu - kan Oming Kosong). Arnaout dan ribuan ilmuwan ge - nomik lainnya di seluruh dunia pasti meyakini, suatu saat apa yang di im - pikan seluruh manusia akan terwujud. Seluruh terapi bisa berbasis gen ma - sing-masing individu. Hanya saja ti - dak bisa dalam waktu cepat. Mari kita tunggu sepuluh tahun, seratus tahun atau satu abad lagi. tan F FARMACIA 16 September 2013 RACIKAN UTAMA Penelitian di wilayah terapi gen sempat terhenti setelah kasus kematian Jesse Gelsinger di tahun 2000 lalu. Kini peneliti mulai bangkit dan menemukan cara yang lebih aman untuk demi impian besar di dunia kedokteran. T erapi genetika yang sudah di - gaungkan sejak beberapa ta - hun terakhir diharapkan bisa menghadirkan revolusi dalam du nia kedokteran. Namun ke - nya taan rupanya masih jauh melam- paui realitas. Percobaan dengan te ra - pi gen, misalnya, di mana gen versi ba ru disuntikkan untuk mengoreksi atau mengganti gen yang hilang untuk mengobati penyakit tertentu, berakhir dengan kegagalan. Padahal tujuan pe - nelitian di bidang genetika ini adalah menemukan terapi yang tepat, bukan sekadar menemukan gen baru. Meski hasilnya masih jauh dari ha - rapan, temuan-temuan di bidang te - rapi genetika bukan sama sekali tidak ada. Salah satu yang terbaru adalah studi yang dilakukan pada penderita hemofilia. Meski hanya studi kecil diikuti 6 orang namun setidaknya ada sedikit harapan. Studi yang dimuat dalam New Eng - land Journal of Medicine belum lama ini meneliti enam pasien yang terbuk- ti tidak memiliki gen yang bertang- gungjawab pada pembentukan Faktor IX (FIX). Pasien dengan hemofilia tipe ini harus menerima infus FIX dua sam pai tiga kali per minggu untuk men cegah mereka dari perdarahan spontan atau perdarahan terlalu ba - nyak bahkan dari luka kecil saja. Kon - disi ini berpotensi fatal. Tapi dalam studi baru, empat dari enam pasien yang menerima terapi gen mampu membuat FIX sendiri, dan cukup un - tuk menghentikan perawatan rutin me reka. Dua pasien lainnya bukan ti - dak mendapatkan manfaat sama se - kali: mereka memang masih menda - patkan infus, tetapi jumlahnya jauh me nurun dibandingkan sebelum me - ne rima terapi gen. Dipimpin oleh Amit Nathwani di University College London, para il - mu wan memperkenalkan gen yang be kerja untuk pembentukan FIX pada pasien hemofilia. Mereka disuntik de - ngan virus flu yang sudah direkayasa sebagai kendaraan masuknya gen. Di - harapkan virus akan menginfeksi sel, dan mulai memproduksi protein un - tuk pembekuan darah yang dibutuh - kan. Sebenarnya ini adalah teknik stan dar yang digunakan dalam terapi gen, tetapi sering gagal karena sistem kekebalan tubuh sudah lebih dahulu membunuh virus sebelum mereka da - pat melakukan pekerjaan mereka. Tim Nathwani mampu mencari cara yang lebih efisien untuk meng - ins tal gen baru. Hasilnya sangat me - muaskan. Di awal penelitian, semua peserta memiliki kurang dari 1% dari tingkat normal FIX dalam darah mere- ka. Pada akhir penelitian, yang di ikuti pasien selama enam sampai 16 bulan, sebagian besar memiliki tingkat FIX 3% sampai 11% dari nilai normal. Temuan ini bukan obat, tetapi se - buah perbaikan, dan merupakan lang - kah yang menjanjikan di bidang tera - pi gen. Penelitian di bidang terapi gen sempat tersandung kasus kematian Jesse Gelsinger pada tahun 2000. Pasien 18 tahun ini menjalani terapi 17 FARMACIA September 2013 RACIKAN UTAMA Jangan Terhenti pada Informasi Genetik gen untuk mengobati penyakit langka ornithine transcarbamylase deficiency yang merupakan gangguan metabolis - me di mana tubuhnya tidak bisa me - metabolisme amonia. Gelsinger me - ninggal akibat komplikasi pengobat - an. Ia rupanya meninggal karena reak si kekebalan tubuhnya menolak vi rus yang digunakan untuk mema - suk kan gen pengoreksi ke dalam sel- sel tubuhnya. Metodenya mirip de - ngan yang digunakan dalam peneliti - an ini. Memang, salah satu peserta he mofilia yang menerima dosis tinggi terapi gen juga menunjukkan tingkat reaksi kekebalan sel tinggi terhadap vektor virus. Untuk menetralkan reak- si ini, peneliti menggunakan glukoko- rtikoid. Para ahli dalam terapi gen optimis bahwa hasil penelitian ini akan ber - gabung dengan temuan-temuan kecil lainnya di lapangan. Salah satu pe ne - liti Dr Edward Tuddenham, direktur Pu sat Hemofilia di Royal Free Hos pi - tal, bahkan mengantisipasi pengobat - an terapi gen akan segera tersedia. Saat ini lebih dari dua puluh pasien akan segera masuk ke penelitian un - tuk mencari dosis virus paling opti- mal. Tujuannya adalah dosis tertinggi diharapkan tidak memicu serangan sis tem kekebalan tubuh, kata Dr Tud - den ham. Jika semua berjalan de ngan baik, pengobatan genetik untuk he - mo filia B dapat tersedia dan diguna - kan secara luas dalam beberapa ta - hun ke depan, katanya. Memang un - tuk sampai pada tahap akhir, akan me makan waktu penelitian yang lebih besar dan lebih banyak riset untuk me mahami sepenuhnya bagaimana te rapi gen dapat dibuat baik aman dan lebih efektif, tapi setidaknya, akhirnya, hasilnya sudah menuju ke arah yang benar. 520 Gen Penyebab Kanker pada Anak Mungkinkah kita mengelabui DNA kita sendiri? Pertanyaan ini menjadi dasar dilakukannya penelitian di bi - dang terapi berbasis gen. Adalah Pe - diatric Cancer Genome Project (PC - GP), yang mencoba membongkar su - sunan genetik penyebab kanker pa da anak. Dalam penelitian yang di ren - canakan berlangsung 3 tahun de ngan biaya 65 juta dolar AS ini mulai me - nunjukkan hasil. Rilis terbaru dari PCGP, yang diter- bitkan dalam jurnal Nature Genetics, memuat 520 sekuens genom dari pa - sien kanker anak. Setengahnya ber a - sal dari materi genetik yang berasal da ri tumor mereka, dan setengah dari jaringan sehat mereka. Dengan men - co cokkan genom tumor dengan sel- sel normal dari pasien yang sama, pe - neliti berharap menemukan perbeda - an dan mendapatkan ide dari mana sel-sel kanker mulai berjalan kacau. Perbedaan dalam kode genetik juga menjadi target terapi baru yang potensial. Dr James Downing, direktur ilmiah dan pemimpin PCGP di St Jude Chil - dren Research Hospital, yang bermi- tra dengan Universitas Wa shing ton un tuk proyek tersebut, me nga takan mustahil menemukan gen pe nyebab kanker tanpa membanding kannya de - ngan gen normal. Yang ada, kita ha - nya menemukan ribuan sampai ratus - an ribu mutasi potensial, dan tidak ada cara untuk memilah-mi lah mana yang berperan penting da lam terja di - nya kanker, ujarnya. Pada akhirnya, tujuan penelitian yang menggunakan informasi genetik FARMACIA 18 September 2013 RACIKAN UTAMA adalah membantu mengembangkan obat baru, pengobatan kanker yang lebih efektif. Terlepas dari kenyataan bahwa tingkat kelangsungan hidup kan ker anak banyak yang telah me - ningkat mencapai 80% sampai 90% da lam beberapa tahun terakhir. Na- mun sebagian besar karena deteksi di - ni dan intervensi cepat dengan peng - obatan konvensional, termasuk pem- bedahan, kemoterapi dan radiasi ter- api. Kenyataannya belum ada obat baru untuk mengobati kanker pedia - trik dalam hampir dua decade ter- akhir. Tingkat kekambuhan kanker ju - ga masih tinggi. Sulit untuk menyatakan bahwa in - formasi genetik yang dikumpulkan oleh PCGP tidak akan berguna, tetapi apakah temuan tersebut bisa meng - ubah kehidupan pasien sekarang? Apa kah bisa membantu dokter untuk merawat penderita kanker anak de - ngan pebih baik? Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa meskipun penerapan informasi genetik dalam me ningkatkan kesehatan, disambut ha ngat, namun menambahkan tes ge - netik ternyata tidak meningkatkan ke - mampuan dokter untuk mempre dik si penyakit seperti kanker payuda ra, dia- betes atau rheumatoid arthritis. Downing mengakui bahwa infor- masi genetik hanyalah sebuah lang - kah awal. Dokter masih harus mampu menafsirkan dan menerapkan semua informasi yang diperoleh dari tumor pasien dan sel-sel sehat untuk mem- buat keputusan cerdas terkait pengo - bat an yang dapat meningkatkan ke - lang sungan hidup dan mungkin bah - kan menyembuhkan kanker mereka. Informasi genetik telah membe ri - kan beberapa petunjuk penting ten- tang bagaimana cara terbaik untuk mengobati kanker pada anak tertentu: decoding genom tumor untuk lym - pho blastic leukemia akut (ALL), misal- nya. Hasil informasi genetika menun- jukkan bahwa selama ini pengobatan kan ker ini dilakukan dengan cara yang salah. ALL tidak sama dengan leu kemia lymphoblastic lainnya, tu - mor ini memiliki lebih banyak ke sa - maan dengan leukemia myeloid akut (AML), yaitu kanker lain dari sumsum tulang dan sel-sel darah. Perla ku an - nya bisa sangat berbeda. Jadi segera kita melihat bahwa kita perlu meng - ubah pendekatan terapi untuk pasien dengan ALL, kata Downing. Nantinya semua informasi genetik pa da kanker pada anak akan di kum - pul kan pada satu tempat, sehingga pe - neliti, dokter, ahli biologi dan pengem- bang obat dapat menganalisis data dan mulai menghubungkan titik-titik me - nu ju pengobatan yang lebih efektif. Da tabase saat ini tersedia me lalui Ero - pa Bioinformatika Institute por tal. Se - mentara upaya itu didanai swasta oleh St Jude Children Research Hospital dan Kay Jewelers. PCGP sen diri akan mem- buat akses ke database secara gratis untuk para peneliti, selama mereka menggunakan informasi ter sebut untuk pe nelitian dan setuju untuk mempubli - kasikan data pene litian. Tujuan akhir dari PCGP adalah un - tuk membuat informasi DNA yang ber guna di klinik, kata Downing. Se - ba gian besar publikasi mencakup be - berapa interpretasi dari materi genetik untuk membantu para ilmuwan me - nerapkannya ke pengobatan klinis efektif. tan F 19 FARMACIA September 2013 RACIKAN UTAMA Dr James Downing, direktur ilmiah dan pemimpin PCGP di St Jude Chil dren Research Hospital. Meski terapi berbasis gen, stem cell, terapi biologi sudah berkembang sedemikian rupa, namun pengembangan obat-obatan yang berasal dari alam tidak lantas mati. Alam adalah lemari obat terlangkap cip- taan Tuhan. Mereka menanti untuk ditemukan! T umbuhan sudah digunakan se - bagai properti pengobatan jauh sebelum sejarah terjadi Tu lis - an-tulisan di papirus dari ja - man Cina dan Mesir kuno meng gambarkan penggunaan tum - buh an sebagai obat sekitar 3.000 se - be lum Masehi. Baru di abad ke-19 se - nyawa kimia pertama ditemukan. Se - jak saat itu penemuan obat terjadi sa - ngat cepat berdasarkan senyawa-se - nya wa kimia yang berhasil dikem- bangkan. Alam adalah lemari obat terbesar dan terlengkap. Kita mendapatkan asam salisilat dari pohon willow, morfin dari bunga poppy. Tak hanya ta naman. Bahkan racun pun bisa menjadi ramuan obat. Sebut saja bisa ular yang bisa dikembangkan menjadi obat anti pembekuan darah. Menariknya, beberapa jenis toksin menjadi sumber pembuatan obat yang bersifat live-saving. Sekitar se - tengah dari obat-obatan yang muncul saat ini berasal dari tanaman atau bi - na tang di sekitar kita, belum termasuk ribuan kandidat obat yang tengah dan menunggu untuk ditemukan. Dikutip dari Time belum lama ini, berikut ada lah racun-racun yang saat ini se - rius diteliti yang bisa jadi akan men- jelma menjadi obat yang sangat ampuh di masa depan. Tetrodotoksin Ikan Buntal: Painkiller Poten Chef-chef berpengalaman tahu ba - gaimana mengolah ikan buntal (puf - ferfish) dengan aman sehingga terhin- dar dari tetrodotoksin, racun mema ti - kan pada ikan berduri yang bisa meng gelembung seperti buah durian ini. Tetrodotoxin bisa mengganggu sis tem saraf dan menyebabkan parali- sis fatal karena menyerang otot-otot yangmengatur pernapasan dan irama jantung. Namun racun ikan buntal ini bisa di manfaatkan untuk mengatasi nyeri kronis, biasanya terkait kemoterapi. Peneliti dari John Theurer Cancer Cen ter berhasil menemukan bahwa ra cun ikan buntal memiliki kekuatan meredakan nyeri 3.000 kali lebih kuat dibandingkan morfin tanpa efek sam - ping berupa kecanduan dan mual. Me reka kemudian menguji tetrodoxin sebagai pereda nyeri pada sejumlah ke cil pasien kanker untuk memastikan keamanan dan efikasinya. Tahap ter- akhir akan dibandingkan dengan obat pereda nyeri kemoterapi yang sudah ada saat ini sebelum minta persetuju an FDA. Kulit Hiu: Menjauhkan Bakteri Hiu tidak hanya menakutkan karena gigi-giginya yang super tajam. Ku lit ikan hiu y a n g k e l i h a t a n n y a kenyal dan lebut seperti karet ternyata jika di - lihat dari dekat sangat kasar mirip pa sir. Adalah Sharklet teknologi, pelopor peniruan kulit hiu untuk alat-alat kesehatan seperti kateter urin. Struktur mirip kulit hiu membuat bakteri se perti staphylococ- cus aureus, methicil lin-resistant staphylococcus aureus (MRSA) dan pseudomonas aeruginosa menjauh. Kateter juga bisa mengu rangi infeksi saluran kemih yang me nimpa seperempat pasien yang menggu- nakan kate ter dalam waktu lebih da ri seminggu. Raja Kobra Pengganti Morfin Satu gigitan Raja Kobra bisa mem- bunuh manusia. Tetapi bisanya yang sangat beracun juga bisa menjadi pe - reda nyeri oten selama operasi. Pro - fesor Manjunatha Kini dari National University of Singapore adalah orang Racun Pemberi Harapan FARMACIA 20 September 2013 RACIKAN UTAMA yang mengembangkan antinyeri dari bisa kobra yang konon kekuatannya 20-200 kali lebih kuat daripada mor - fin. Seperti racun ikan Buntal, Bisa Ra ja Kobra juga tidak menyebabkan adiksi. Dalam waktu dekat, Kini ber ha rap bisa menguji obat temuannya pada pasien. Percobaan pada hewan tikus yang menerima obat ini bisa ber tahan ham- pir dua kali lebih lama da - lam nyeri termal diband- ingkan tikus yangtidak dis- untik bisa raja kobra. Ludah Kutu Pengencer Darah Ketika kutu ini masuk ke dalam da - ging orang yang digigitnya, ia akan me ngeluarkan ludah. Ada zat khusus dalam air liurnya merupakan suple- men penting bagi darah: mencegah penggumpalan darah. Oleh karena itu dipikirkan untuk mencoba zat dari kutu ini untuk menyembuhkan pasien yang mengalami penyumbatan pem- buluh darah. Lagi-lagi, profesor Man - junatha Kini dari National University of Singapore mengisolasi molekul dari air liur kutu ini dan mengembangkan obat yang 70 kali lebih poten diban - ding kan pengencer darah yang dite - mu kan di dalam tubuh manusia. Per - co baan pada binatang sejauh ini cu - kup menjanjikan. Dalam waktu seta - hun akan dimulai percobaan pada manusia. Anemon Laut Kuatkan Sistem Imun Kineta, perusahaan biote- knologi ber basis di Seattle, saat ini tengah me ngembangkan ter- api berbasis racun ane mon laut. Anemon adalah predator bawah laut yang bentuknya jelita luar biasa. Ikan badut seperti Nemo, gemar bergerom- bol di balik anemone dengan tangan-tangannya yang ber - go yang, berwarna-warni, lem- but dan kadang berbunga in - dah. Anemon bisa mengeluar - kan racun yang bermanfaat bagi pasien penderita penya - kit auto imun seperti multiple sclerosis. Toksin dikeluarkan saat anemone terancam dari predator seperti lobster. Ra - cun ane mone mengandung senyawa yang disebut ShK-186 yang mempe - nga ruhi saluran potassium di tubuh ma nusia. Antibodi yang merusak sa - lur an ini ber tanggungjawab pada beberapa kon disi autoimun sehingga ia dija di kan target terapi. Terapi yang saat ini di gunakan sering me lum - puhkan sistem imun membuat pasien rentan meng alami gangguan imun yang beragam. CEO Kineta, Dr. Chuck Magness, men jelaskan bahwa obat dari ane mone ini juga bisa men- gatur metabolism, sehingga kemungk- inan bisa un tuk terapi obesitas. Saat ini obat dari racun anemone laut te - ngah mema suki uji klinis fase 1. Racun Kodok Penyembuh Luka Kodok kecil dengan kulit belang- belang menyala, oleh karena itu dise- but fire-bellied toad ini, mengeluar - kan toksin mematikan dari pori-pori ku litnya jika ia merasa terancam. Ada kandungan protein dalam racun yang bermanfaat menyembuhkan luka. Pep tida-peptida dalam racun ini me - micu pertumbuhan pembuluh darah, seperti dijelaskan Profesor Christo - pher Shaw dari Queens University di Belfast School of Pharmacy yang me - neliti katak ini. Obat yang menggu- nakan racun kodok ini bisa memini- malisir pertumbuhan jaringan parut de ngan mempercepat proses penyem- buhan. Dalam waktu kurang dari satu tahun ke depan obat akan memasuki uji klini pada manusia dan sudah di - pa tenkan di Cina dan Amerika. tan F 21 FARMACIA September 2013 RACIKAN UTAMA J ika sebagian besar dokter cen- derung mengesampingkan obat- obatan herbal, tidak de mi kian hal nya dengan Dr. Ari janto Jo - no sewojo, SpPD., FINA SIM, Ke - pa la Poliklinik Peng obat an Komple - men ter- Alternatif RSU. Dr. Soetomo, Surabaya. Bisa dibilang, Ari janto ada - lah satu dari segelintir aka demisi yang memperjuangkan penggunaan obat- obatan herbal da lam terapi beberapa jenis penyakit. Se demikian tertariknya Arijanto de ngan obat-obat herbal, dok- ter berlatar spesialis penyakit dalam itu lebih ba nyak berkecimpung dalam penelitian untuk mengetahui manfaat obat-obat an herbal untuk digunakan dalam du nia medis modern. Lihat saja, di po li klinik yang dipimpinnya itu, Ari - janto bertugas mencari khasiat kli nis obat-obat herbal dan berusaha meng - ga bung kannya dengan pengobatan mo dern. Hasilnya semakin terlihat. Sejak per tama kali berdiri tahun 1999 silam hingga saat ini, Poliklinik Pengobatan Komplementer- Alternatif RSU. Dr. Soetomo telah dapat menangani pe - nya kit-penyakit seperti darah tinggi, dia betes, hiperkolesterol, hepatitis, asam urat, asma, batu ginjal, reu ma tik, kanker paliatif batu empedu, ke pu - tihan, dan obesitas. Penyakit-pe nya kit tersebut diterapi menggunakan obat- obatan herbal murni maupun kombi- nasi dengan obat modern. Berbagai jabatan lain yang disan- dang Arijanto juga tidak jauh-jauh da ri hal-hal yang terkait dengan pengobat - an herbal. Saat ini, bapak tiga anak itu merupakan Ketua Program Studi D3 Pe ngobat Tradisional Fakultas Ke dok - teran Universitas Airlangga, se buah pro gram studi yang membawahi tiga ju rusan, yakni bidang jamu atau obat herbal, akupunktur, dan pijat. Kementerian Kesehatan merenca - na kan 40 rumah sakit pemerintah akan mempunyai poliklinik Kom ple menter Alternatif pada th 2015. Lu lusan Prog - ram Studi D3 Pengobatan Tradisional antara lain dapat mengisi posisi di poli- klinik-poliklinik yang akan dibentuk tersebut, ujar Arijanto kepada FAR MA - CIA, beberapa waktu lalu. Disamping jabatan fungional, dok- ter yang telah melakukan 12 penelitian terkait obat-obatan herbal ini juga aktif di berbagai orgnisasi. Saat ini, Ia dike- tahui menjadi Ketua Perhim pun an Dok ter Herbal Medik Cabang Su ra ba - ya. Arijanto juga menjadi Ang go ta Ko - mi si Nasional Saintifikasi Jamu. Se ba - gai dokter dan dosen tentunya sa ya ingin meneliti apakah obat-obat an tra- disional kita terutama Jamu bisa di pa - kai bersamaan dengan pengobat an for- mal, dan bagaimana khasiat dan efek sampingnya. Itu yang sangat pen ting bagi saya supaya bisa melindungi ma - syarakat dari keadaan yang mung kin merugikan mereka, tutur Arijanto me - nambahkan Bekerja di Bawah Bayang- bayang cap Terkun Keakraban Arijanto dengan obat- obatan herbal rupanya sudah terjadi sejak ia masih kecil. Keluarganya yang berasal dari Mangkunegaran So lo su - dah terbiasa memakai jamu se ba gai obat selain menggunakan obat mo - dern. Arijanto kecil juga kerap di suruh Eyang Putrinya mencari tanam an Me - FARMACIA 22 September 2013 Dr. Arijanto Jonosewojo, SpPD, FINASIM: Batal jadi Kusir Dokar, Tekuni Herbal PROMINENSIA niran untuk dijadikan obat. Selepas lulus menjadi dokter umum dari Fakultas Kedokteran Uni versitas Airlangga, 1981 silam, pria yang pada masa kecilnya pernah ber cita-cita jadi pilot dan kusir dokar ini semula ketat menerapkan pengobatan medis kon- vensional barat sesuai hasil pendidikan profesi kedokterannya. Na mun semua - nya itu berbalik pada ta hun 1998. Kala itu Arijanto me me gang jabatan koordi- nator Pelayanan Me dik di Instalasi Ra - wat Jalan RSUD Dr. Soetomo. Salah satu tugasnya pa da waktu itu adalah mem buka poli klinik baru karena RSUD dr. Soetomo merencanakan mem buka poliklinik Ke dokteran Olah Raga, poliklinik Me nopause dan poli - klinik Obat Tradisional Indonesia (OTI). Untuk Poli Olah Raga dan Me no - pause setelah jadi SDM nya sudah ada, sedangkan poli Pengobatan Tra di sio - nal tidak ada yang mau me me gang ta - kut dicap Terkun (Dokter Du kun). Sing katnya direktur rumah sakit yang saat itu dipegang Prof Dikman Angsar SpOG menunjuk saya untuk me me - gang poli OTI tersebut, ke nang bapak tiga anak itu. Memimpin poliklinik pertama di In - donesia yang mengedapankan tera pi menggunakan obat-obatan herbal, Ari - janto merasakan berbagai macam tan- tangan. Salah satunya adalah re sis tensi yang bahkan datang dari rekan se jawat dokter sendiri. Namun ke mu dian me - re ka mulai memahami ka lau dokter ikut mengembangkan pe ng obatan tra- disional berarti dokter ikut melindungi masyarakat dari cara pengobatan yang salah. Karena dokter akan selalu me ng - utamakan kesela mat an masya ra kat, Ari janto menuturkan. Tidak Kalah Manjur Bicara tentang posisi obat-obatan herbal di dunia terapetik kedokteran, Arijanto melihat para dokter di Indo ne - sia hingga kini belum menerima ja mu sebagai salah satu pilihan pengobatan. Wajar saja, belum semua fa kul tas ke - dok teran memasukkan pe man faatan jamu ini dalam kurikulum pengajaran- nya. Di samping itu, un dang-undang tentang praktek kedokteran juga de - ngan tegas melarang dok ter membe ri - kan pengobatan bila belum terbukti manfaatnya. Sementara nasib obat-obatan her bal di dalam negeri masih dalam ta hap pertumbuhan, saat ini pengguna an obat herbal di Eropa sudah sangat ma - ju. Padahal menurut dia, pemakai an obat herbal mempunyai prospek cu - kup baik bila memiliki data-data il - miah yang valid. Beberapa uji klinis yang pernah di - la kukan menunjukkan bagaimana obat herbal yang dikombinasikan de ngan obat kimia mampu memberikan hasil positif terhadap pengobatan sua tu pe - nya kit tertentu. Salah satunya ada lah uji klinik penggunaan obat her bal pada diabetes melitus dimana penderita dia- betes yang mendapat teh hitam saja, kelompok yang mendapat metformin sa ja, dan kelompok kombinasi teh hi - tam dengan metformin. Hasil yang didapatkan dari peneli ti - an tersebut, pada kelompok pembe ri an teh hitam terjadi penurunan HbA1C. Demikian pula, pada kelompok met- formin juga terjadi penurunan HbA1C yang hampir sama dengan ke lompok 1. Sementara pada kelompok 3 penu- runan HbA1C paling sedikit di ban - dingkan kelompok 1 dan 2. Selama ada data ilmiah yang me - nye butkan sebuah obat herbal aman, ber manfaat dan berkualitas pasti dok- ter akan memakainya. Hal tersebut di - karenakan profesi dokter terikat de - ngan Undang-undang Kedokteran di - ma na dokter harus menggunakan obat-obatan yang telah berbasis pe ne - litian Ilmiah. Pemakaian obat Herbal ini bisa sebagai promotif, preventif, ku - ratif atau rehabilitatif, serta alliatif, im - buh Arijanto. Arijanto yakin perkembangan obat Herbal di Indonesia di masa menda - tang akan semakin baik dibandingkan dengan masa la lu. Hal tersebut diya - kininya karena sekarang sudah ada link antara Pemerintah, akademisi dan pelaku usaha. Perkembangan yang po - si tif ini didukung pula oleh tren di ma - syarakat yang cenderung mengguna - kan obat berbahan. Tren yang lagi di sukai diseluruh dunia pada saat ini adalah Back to Nature, katanya me - nam bahkan. yap F 23 FARMACIA September 2013 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X PROMINENSIA Kata jatuh sudah jadi bagian dari keseharian orang banyak. Jatuh bisa karena kepeleset, tersandung, atau melamun. Anak yang baru belajar jalan sering jatuh. Tapi, jangan sepelekan jatuh yang satu ini. Jatuh pada usia lanjut adalah kondisi medis yang berhubungan dengan instabilitas postural dan bisa mengakibatkan imobilisasi. Bisa jadi awal rawat inap jangka panjang di rumah sakit, morbiditas, bahkan mortalitas. J atuh bukanlah perkara sederha - na pada seorang usia lanjut. Ja - tuh bisa diakibatkan kondisi me dis lain seperti stroke atau bi sa menjadi ujung dari insta- bilitas postural (gangguan keseim - bang an) yang umumnya dialami orang berusia lanjut. Jatuh bisa jadi akibat dan bisa jadi sebab rangkaian masalah lain pada usia lanjut. Jatuh bisa mengakibatkan seseorang butuh rawat inap, penurunan status fungsio - nal, imobilisasi, luka dekubitus, mal- nutrisi, infeksi paru-paru, sampai ber - akhir pada kematian. Marilah kita li - hat sebuah ilustrasi kasus (diambil da - ri kasus nyata) berikut ini. Seorang laki-laki, Tn. AG, berusia 86 tahun hampir tidak pernah men de - rita penyakit serius sepanjang hidup- nya. Meskipun sudah berusia sepuh, ia beraktivitas dengan mandiri di ru - mahnya, berjalan dengan bantuan tong kat, masih bisa berkomunikasi, ma kan, dan tidur dengan baik. Ia me - miliki daya ingat yang baik, di atas rata-rata orang seusianya, tidak depre- si, dan tidak cemas. Ia terdiagnosis hipertensi sejak setahun lalu, dan di - sa rankan untuk minum obat anti-hi - pertensi rutin. Selama ini ia memiliki kendali tekanan darah yang baik. Ia tidak memiliki riwayat sakit jantung, diabetes, dan sakit ginjal. Ia pernah dikatakan stroke ringan setahun lalu dan sejak itulah ia menggunakan tong kat sebab jalannya jadi lambat dan butuh bantuan penopang agar le - bih seimbang. Ia pernah jatuh satu ka - li setahun lalu dan cepat pulih (tidak ada cedera serius saat itu). Sampai satu hari sebelum ia jatuh di kamar mandi saat ini, ia beraktivi- tas baik di dalam rumah, berjemur di pagi dan sore hari, makan dalam porsi yang cukup, menonton televisi dan membaca koran. Suatu hari ia jatuh di kamar mandi (ini adalah jatuh yang kedua kalinya), terpeleset dan meng - alami luka. Ia nyeri kepala dan ber - obat, dikatakan stroke ulang dan men jalani perawatan selama tiga Jatuh, Bahaya Mengintai Usia Lanjut RACIKAN KHUSUS FARMACIA 24 September 2013 minggu akibat infeksi paru-paru ru - mah sakit. Sejak saat itu, kondisinya terus memburuk. Kondisi infeksi ber - ulang berkembang menjadi sepsis (sem pat rawat jalan 1 minggu lalu per burukan lagi karena imobilisasi dan ketergantungan berat, dan infeksi berulang menjadi sepsis), hingga ter- jadi penurunan kesadaran dan kema - ti an (total 2 bulan sejak peristiwa ja - tuhnya). Pasien gagal pulih akibat usia sangat lanjut (imunokompro- mais), imobilisasi, sepsis (infeksi be - rat), stroke berulang, ketergantungan total, dan malnutrisi selama pera wat - an. Jatuh menjadi akibat (dari stroke) dan entry (awal) dari kondisi medis yang kompleks pada pasien selama rawat hingga berakhir dengan mor - talitas. Ilustrasi kasus di atas adalah salah kasus yang dapat ditemui di bangsal perawatan di rumah sakit mana pun di Indonesia dan seluruh dunia. Ma sa lah bisa jadi lebih kompleks bila pa sien mengalami fraktur dan membutuhkan operasi ortopedi, atau perda rah an di otak sehingga membutuhkan interven- si bedah saraf. Ada banyak pa sien jatuh di usianya yang lanjut. Ke - banyakan memang bisa pulih, ha nya sebagian yang akhirnya berlanjut de - ngan berbagai morbiditas dan ber akhir dengan mortalitas. Di poliklinik usia lanjut, banyak pasien yang me ng alami gangguan keseimbangan (ins tabilitas) dan riwayat jatuh. Ba nyak pula yang membutuhkan kursi roda dan tongkat untuk membantu mobilisasi. Profesor Siti Setiati, pakar geriatri dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mendefinisikan instabilitas sebagai kondisi ketidakseimbangan tubuh sehingga memudahkan seseo- rang mengalami jatuh, sementara ja - tuh sendiri didefinisikan sebagai kon- disi bergeraknya seseorang menuju ta nah atau lantai, atau tempat yang lebih rendah tanpa dikehendakinya. Gangguan keseimbangan ini memang menjadi faktor risiko seseorang untuk jatuh. Ganggun keseimbangan dapat disebabkan perubahan kontrol postu - ral, perubahan cara berjalan, dan ber - bagai kondisi medis lainnya yang ber - hubungan. Berbagai kondisi medis yang mengganggu keseimbangan an - tara lain stroke, kelemahan otot, gang guan penglihatan dan pende - ngar an, demensia, dan parkinsonis - me. Dalam menggali anamnesis me - ngenai jatuh sendiri, kadang tidak mu dah. Pasien atau keluarga sering - kali tidak mengiyakan begitu saja bila ditanya dengan kata jatuh, mereka mengingatnya sebagai pengalaman terpeleset, tersandung, atau tertum- buk. Untuk yang satu ini saya punya pengalaman di poliklinik saat ber ta - nya kepada pasien, apakah ibu per- nah jatuh? jawaban pertama lang- sung tidak. Lalu saya bertanya hal- hal lain lagi, dan sampailah saya di pertanyaan kegiatan sehari-hari, me - ngenai kemampuan menggunakan toilet dan mandi sendiri, pasien men- jawab dengan ringan, bisa sendiri dok, tapi harus hati-hati juga, saya per nah kepeleset dok di kamar man - di. Nah lho. Saya jadi balik lagi, ja - di ibu pernah jatuh di kamar mandi?, pasien kembali menjawab, tidak dok, hanya kepeleset saja kok, gak apa-apa, cuman sakit sebentar, lalu udah baikan. 25 FARMACIA September 2013 RACIKAN KHUSUS Instabilitas bisa kita lihat dari cara berjalan pasien. Hal ini gampang- gam pang susah juga. Penggunaan tong kat, walker, dan gaya berjalan par kinsonisme dapat kita kenali de - ngan relatif mudah, namun jangan sampai terkecoh. Kadang kita kurang awas dan menyangka pasien yang ga - ya berjalannya baik-baik saja tidak pernah jatuh, namun bila kita anam- nesis dan lakukan pemeriksaan fisik keseimbangan dengan cermat, kita akan mendapatkan instabilitas dan (ternyata) ada riwayat jatuh. Mengenali faktor risiko instabilitas dan jatuh Bila instabilitas memiliki faktor ri - siko stroke, kelemahan otot (frailty), gangguan penglihatan dan pende - ngar an, demensia, parkinsonisme, dan banyak kondisi medis lain terkait seperti infeksi berat (infeksi paru atau infeksi saluran kencing), malnutrisi dan ketergantungan, maka jatuh sebe- narnya merupakan kelanjutan dari ins tabilitas. Namun demikian, jatuh ju ga memiliki faktor risikonya sendiri (tumpang tindih dengan instabilitas). Dr. Lainie Van Moncada, Fellow Ge - riatric Medicine dari University Me di - cal Center Lafayette, Louisiana, mem- bagi faktor risiko jatuh pada usia lan- jut menjadi faktor yang tidak dapat di - modifikasi (non-modifiable) dan fak- tor yang dapat dimodifikasi (modi - fiable). Tabel berikut ini disadur lan- sung dari naskahnya yang berjudul Ma nagement of Falls in Older Persons: a Prescription for Pre ven - tion (Am Fam Physician. 2011;84 (11):1267-76). Disadur langsung dari naskah Moncada LV. Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76. Disadur langsung dari naskah Moncada LV. Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76. Dalam salah satu naskahnya, Pro - fesor Siti Setiati menyebutkan bahwa penyebab ekstrinsik jatuh antara lain permukaan lantai tidak rata, lantai li - cin, adanya air tergenang, pencaha ya - an kurang, tidak tersedianya alat ban - tu jalan, transfer pasien antara kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya, toilet terlalu rendah, dan aksesoris se - perti pakaian, alas kaki yang mem - buat seseorang bisa tersandung. Se - mentara faktor intriksik terbagi menja- di proses menua normal (gangguan peng lihatan dan pendengaran), gang- guan neurologi (stroke, neuropati, de - mensia, vertigo), gangguan kardiovas - kuler (hipotensi ortostatik, aritmia, angina), gangguan muskuloskeletal (osteoartritis, deconditioning dalam waktu lama, kelemahan otot), gang- guan metabolisme (hipertiroidisme, hipoglikemia, diabetes, gangguan elektrolit misalnya hipokalemia), dan penggunaan obat-obatan seperti fu ro - semid, aminoglikosida, dan aspirin, pe nyebab lain adalah infeksi dan gangguan mental. Terkait dengan penggunaan obat- obatan yang bisa menjadi faktor risiko jatuh, Moncada sudah merangkum- nya sebagai berikut. Tabel berikut ju - ga disadur dari naskahnya di jurnal American Family Physician. Disadur langsung dari naskah Moncada LV. Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76. FARMACIA 26 September 2013 RACIKAN KHUSUS Penilaian Pasien: Keterampilan Klinis Berperan Penting Bila kita menerima pasien yang me ngalami instabilitas dan ada riwa - yat jatuh, maka anamnesis umum pe - nyakit dalam (dan pengkajian paripur- na pasien geriatri atau comprehensive geriatric assessment) penting dila ku - kan. Selanjutnya, kita harus mela ku - kan anamnesis terarah, antara lain ri - wayat jatuh sebelumnya, obat-obatan yang dikonsumsi (arahkan ke obat- obat risiko tinggi yang ada di daftar di atas), penyebab jatuh yang menjadi dugaan pasien, lingkungan pasien saat jatuh (ada genangan air atau ben - da-benda di lantai), gejala-gejala atau kondisi medis yang dialami yang seki- ranya memicu jatuh, misalnya pusing berputar, lemas, sempoyongan, sen- sasi mau pingsan, berdebar-debar, se - sak nafas, dan sebagainya. Kita ditun- tut untuk jeli dalam membayangkan si tuasi yang memicu jatuh pada pa - sien sehinga kita bisa menduga pe - nyebab ekstrinsik dan intrinsik yang di alami pasien. Hal ini penting untuk intervensi ke depannya (baik interven- si kondisi medis maupun lingkungan pasien). Pemeriksaan fisis umum dan spesi- fik perlu kita kerjakan. Perhatikan tan - da vital, kulit (apakah ada bekas trau- ma), mata, telinga, kardiovasuler, dan neu rologi (status men- tal, kekuatan otot, serebelar, tremor, bra - dikinesia, mengamati pasien ba ngun dari duduk dan berjalan). Uji lain yang spesifik dan per lu dipelajari adalah single leg stance atau tandem stance (normal di atas 10 detik), time up and go test (normal < 15 detik), dan uji gait (cara berjalan pasien). Selain ahli neurologi dan re ha bilitasi me - dik, ahli pe nyakit da - lam dan dokter umum (dokter ke luarga atau dokter di pela yan an pri mer) seyogyanya bi sa me ngerjakan uji- uji se der hana ini. Berikut adalah gam- bar-gam bar nya. Setelah pemeriksa - an fisik yang leng kap, kita lanjutkan de ngan pe me riksaan laborato- rium terutama darah pe rifer lengkap, elek- trolit, fungsi ginjal, 27 FARMACIA September 2013 RACIKAN KHUSUS Single leg stance (posisi tangan dapat dimodifikasi) Tandem stance Time up and go test Pengkajian gait (cara berjalan), dapat dilakukan bersamaan dengan time up and go test urinalisis, dan fungsi liver. Pe me rik - saan he mostatis lengkap juga pen ting sebab diketahui bahwa hi per ko - agulabilitas merupa kan salah satu fak - tor ri siko jatuh, hal mana yang di - ungkap oleh Kris Pra nar ka, pakar ge - riatri dari Fakultas Ke dokteran Uni - versitas Diponegoro da lam salah satu naskahnya. Peme rik saan radiologi di - la kukan bila ada in dikasi; foto tulang (terutama bila ada kecurigaan fraktur), CT Scan kepala, serta pemeriksaan pe nunjang lain misalnya EKG atau echocardiography pada kelainan jan- tung. Masing-ma sing pemeriksaan ti - dak boleh di ja dikan rutinitas saja me - lainkan wajib memiliki tujuan yang sudah dipi kir kan sebelumnya. Pemeriksaan labo ra torium da pat mem bantu mengarahkan ki ta pada fak tor risiko terkait instabilitas dan ja - tuh, misalnya hipo glikemia me nye bab - kan pe nurunan kesa dar an dan ja tuh, atau hipokalemia menyebab kan ke - lemahan otot eks tre mi tas yang me - ningkatkan risiko jatuh. Sementara pe - meriksaan radio logi ju ga harus de ngan indikasi yang jelas, mi salnya ada nya ke curigaan ke arah stroke (da ri anam- nesis dan pemeriksa an fisik yang ba - gus) membuat kita me mutus kan pasien di-CT Scan otak, tidak bo leh semata- mata langsung me la ku kan nya karena kebiasaan saja. Peng kajian harus dila - ku kan sebaik mung kin. Pencegahan dan Penatalaksanaan Jatuh Profesor Siti Setiati menyebutkan em pat penatalaksanaan umum insta - bi litas dan jatuh, yaitu (1) modifikasi lingkungan, (2) alat bantu berjalan, (3) obati underlying disease (penyakit dasar, misalnya stroke, sepsis, gang- guan elektrolit, dehidrasi), dan (4) te - rapi fisik rehabilitasi. Selain itu, meng hindari sedapat mungkin obat- obat yang meningkatkan risiko jatuh juga dapat disarankan. Kerja sama de - ngan neurologi dan rehabilitasi medik untuk diagnosis dan terapi sangat baik sehingga kita membentuk tim inter- disipliner demi kepentingan pasien. Di negara-negara maju, kerja sama dengan pihak pengembang properti untuk menyediakan hunian yang aman dan nyaman bagi populasi lan- jut usia merupakan hal yang jamak, namun masih belum berkembang di Indonesia. Moncada merangkum beberapa re - ko mendasi untuk kepentingan praktis para klinisi sebagai berikut: FARMACIA 28 September 2013 RACIKAN KHUSUS Disadur langsung dari naskah Moncada LV. Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76. Dalam beberapa publikasi, latihan tai chi (senam dari Cina yang banyak menekankan pada keseimbangan), suplementasi vitamin D, modifikasi ling kungan, penggunaan alas kaki yang tepat, dan menghindari obat- obat risiko tinggi disebut-sebut memi- liki nilai pencegahan yang sangat baik bagi instabilitas dan jatuh. Pence gah - an sangat dianjurkan sebelum pasien sampai memiliki pengalaman jatuh se bab jatuh merupakan faktor risiko terkuat bagi kejadian jatuh selanjut- nya. Selain itu, pengobatan bagi pe - nya kit dasar (underlying disease) tidak boleh dia- baikan sebab pe nyakit dasar merupakan kondisi akut yang mencetuskan seorang dengan ins tabiltas jadi jatuh. Moncada juga menya - rankan kartu ri siko jatuh yang bermanfaat untuk me ngingatkan pasien, ke - luarga, dan dok ter terha - dap adanya risiko jatuh pa - da pasien sehingga pence- gahan di la kukan lebih op timal. Kartu risiko ja tuh ini belum populer pengguna annya di pelayanan kese- hatan di ne gara kita namun bisa men- jadi saran ke de pannya. Adapun kartu ini be r isikan ca tatan (atau semacam check list) faktor risiko multipel yang dapat diguna kan untuk identifikasi adanya riwayat jatuh dan gangguan keseimbangan (ins tabilitas) pada pa - sien. Selamat mencoba pada pasien- pasien kita. sno F Berikut adalah algoritme pence gah an jatuh ada usia lanjut: (disadur dari Moncada LV. Am Fam Physician. 2011;84(11):1267-76.) 29 FARMACIA September 2013 RACIKAN KHUSUS A da berbagai faktor penyebab hilangnya organ eks tremitas, terbanyak akibat truma se - hingga harus di la kukan am - pu tasi, atau karena faktor ca - cat lahir. Untuk me ngem ba li - kan fung si ge rak se se orang yang ke hi lang an tangan atau kaki, sejak dulu sudah di ke - nal peng gunaan ta ngan atau kaki artifi sial. Perkem bang an ta ngan dan ka ki buat an ini se - karang su dah sa ngat ma ju bahkan bisa nyaris me ngem - ba li kan fung si ta ngan dan kaki seutuhnya. Awalnya, kaki atau ta ngan pal su terbuat dari ka yu, ka ret, kemudian di kem bang kan ka - ki dan ta ngan palsu da ri si li - kon de ngan du kungan elektrikal. Je - nis-jenis kaki pal su ini me nentukan harga dan ke nyamanan yang di ra sa - kan peng guna. Mes ki pun kaki dan ta ngan palsu tersebut tidak bisa FARMACIA 30 September 2013 ADVERTORIAL FARMACIA 30 STANDING WITH HOPE Jakarta Prosthetic & Orthotic Center Indonesia Sitem organ gerak pada manusia tidak sesederhana yang kita bayangkan. Organ gerak utama seperti tangan dan kaki, yang disebut ekstremitas, dosokong oleh tulang rangka dan otot agar bisa menjalankan fungsinya. Hilangnya organ gerak ini akan mengganggu fungsi pergerakan dan mobilitas yang berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang. meng gantikan organ asli yang di cip - ta kan Tuhan Yang Ma ha Kua sa, te ta - pi kaki dan tangan palsu tersebut sa - ngat membantu pengguna menja lan - kan aktifitas sehari-hari. Jakarta Prosthetic & Orthotic Cen - ter Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan JPOC, ada lah salah satu per usahaan yang ber gerak di bi - dang penyediaan alat-alat kesehatan dan pusat rehabilitasi medik yang ber konsentrasi di bidang pros tetik dan ortotik. Alat kesehatan yang di - se diakan JPOC ada lah alat kesehatan keluarga yang mandiri, artinya alat- alat ini dapat diguna kan tanpa ban- tuan te naga medis. Semua ini karena alat yang dikembangkan mu dah di - gu na kan, akurat dan nyaman bagi pengguna. Salah satu merk yang di - distri bu sikan JPOC adalah VISSCO health care di mana JPOC se bagai Sole Agen, Dis tri bu tor dan Mar - keting untuk wilayah In do - nesia. Selain menyediakan ka ki dan ta ngan buatan, di mana ter- masuk salah satu yang pa ling mo dern di In do nesia, JPOC ju - ga me la yani pa sien mulai dari pe me rik saan, peng u kur an, produksi dan paska produksi. Hal ini penting ka rena ke butuhan setiap individu berbeda, se hingga kete pat an pe la - yanan dan kepuasan pasien men jadi prioritas utama. Pe la yanan diberikan oleh te naga ahli profe sional da ri da - lam mau pun luar ne ge ri yang me - mang memi liki kompetensi di bi - dang nya. Kom binasi te - naga ker ja yang te ram pil dan mahir serta tek nologi terkini, menja di kan JPOC menjadi pi lih an pasien yang kehilangan or gan gerak agar bisa hidup la - yak nya orang normal. Info lebih lanjut, kunjungi www.jpoc-indonesia.com/www.ta - ngankakipalsu.com, 021-653091 56 - /57 dan 021-4222097 atau langsung me nuju ke lokasi showroom kami ke Jl. Gunung Sahari 1 no 28 Jakarta Pu - sat atau klinik kami Jl. Agung Niaga IV Blok G5 No 19, Jakarta Utara. Untuk memudahkan pasien yang membutuhkan, kami juga membe ri - kan la yanan online untuk produk- pro duk tertentu kami di www.orto - pe di-on line.com. 31 FARMACIA September 2013 ADVERTORIAL B erdasarkan sidang Majelis Ke- sehatan Sedunia atau World Health Assembly (WHA) 2010, Indonesia, Brazil dan Kolombia telah menjadi spon- sor utama terbitnya resolusi WHA 63.18 tentang pengendalian Virus He- patitis. Hepatitis saat ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian lebih. Di- perkirakan 2 miliar orang di dunia per- nah terinfeksi Hepatitis B. Sekitar 240 juta orang di antaranya merupakan pengidap Hepatitis B kronik dan 450 juta orang lainnya adalah pembawa (carrier). Sedangkan, jumlah penderita Hepatitis C kronik mencapai 170 juta orang. Dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day (WHA) yang jatuh pada tanggal 28 Juli 2013, Ikatan Dokter Anak Indo- FARMACIA 32 September 2013 SIMPOSIA Hari Hepatitis Sedunia 2013: KETAHUI, CEGAH DAN OBATI! nesia (IDAI) menyelenggarakan simp- soium yang bertemakan Saatnya Pe- duli Hepatitis: Ketahui, Cegah dan Obati, yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta. Simposium ini di- adakan dengan tujuan antara lain mensosialisasikan pentingnya vaksi- nasi Hepatitis B nol hari pada bayi. Direktur Jendral Pengendalian Pe- nyakit dan Penyehat Lingkungan Ke- mentrian Kesehatan (Dirjen P2PL Ke- menkes), Prof. dr. Tjandra Yoga Adi- tama, Sp.P(K), MARS., DTM & H., DTCE., menyatakan dalam keynote speech-nya, simposium ini bertujuan untuk meningkatkan awareness ten- tang Hepatitis, baik di kalangan masyarakat maupun tenaga kese- hatan. Beban yang besar dari Hepatitis pada dasarnya dapat diatasi karena penyakit ini dapat dicegah dan dio- bati, khususunya untuk Hepatitis A, B dan C. Hepatitis A dan B dapat dice- gah dengan memberikan imunisasi, paparnya. Prioritas pada upaya pen- cegahan dilakukan secara bertahap seiring dengan peningkatan akses pengobatan. Upaya pencegahan yang dilakukan selain imunisasi Hepatitis B antara lain promosi peri- laku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyebaran virus Hepatitis, penapisan darah donor oleh PMI terhadap Hepatitis B dan C serta pengembangan jejaring surveilans epidemiologi, pungkasnya. dr. Badriul Hegar, Sp.A(K), Ph.D, selaku ketua IDAI menyatakan, simpo- sium ini ditujukan agar masyarakat lebih waspada akan bahaya Hepatitis. Semakin dini dilakukan upaya pence- gahan maka bayi akan semakin terlin- dungi dari infeksi virus Hepatitis B, yaitu dengan cara pemberian vaksin bagi bayi berusia 0 hari, pungkasnya. Fakta dibalik Virus Hepatitis B Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B dan dapat menyebabkan kematian dini akibat kegagalan fungsi hati, siro- sis maupun kanker hati. Keganasan yang terjadi akibat Hepatitis B kronik menduduki urutan ke-2 sebagai pe- nyebab kanker tertinggi setelah rokok. Penderita yang terinfeksi virus He- patitis B memiliki resiko 200 kali lebih besar untuk menderita kanker hati dibandingkan orang yang tidak terin- feksi. Faktanya, virus Hepatitis B lebih mudah menular 50-100 kali lebih besar dibandingkan human immuno- deficiency virus (HIV). Berdasarkan data WHO 2003, Pre- valensi Hepatitis B di Indonesia terma- suk dalam angka yang cukup tinggi. Sebanyak 1 dari 10 penduduk Indone- sia mengidap Hepatitis B dan seba- gian besar tidak menyadari sampai timbul komplikasi. Fenomena gunung es pada Hepatitis B menyebabkan penderita yang asimtomatis menjadi tidak terdeteksi. Penderita yang men- dapatkan pengobatan hanya mereka yang mengalami keluhan dan terde- teksi pada saat dilakukan skrining. Data di RSCM menyebutkan, pasien Hepatitis B datang berobat dengan ke- luhan akibat komplikasi sirosis, hepa- toma, alasan ditolak untuk menjadi donor darah di PMI, ditolak bekerja maupun saat sedang melakukan medi- cal check up berkala. Resiko penularan terkait semakin mudanya usia bayi Penularan Hepatitis B terjadi mela- lui kontak cairan tubuh penderita, an- tara lain, darah, cairan vagina maupun sperma yang masuk ke dalam tubuh orang yang tidak terinfeksi. Prof. dr. Mohammad Juffrie, Ph.D., Sp. AK., menjelaskan bahwa transmisi atau pe- nularan Hepatitis B yang terjadi, ter- utama melalui penularan ibu ke bayi- nya atau transmisi vertikal. Oleh se- bab itu, bayi sangat rentan terinfeksi Hepatitis B kronik. Semakin muda usia bayi, maka akan semakin bere- siko terhadap infeksi Hepatitis B kro- nik. Untuk itu, vaksinasi Hepatitis B merupakan pencegahan utama yang dilakukan pada bayi baru lahir. Pada tahun 2011, IDAI merekomendasikan agar vaksin Hepatitis B diberikan da- 33 FARMACIA September 2013 SIMPOSIA lam jangka waktu 12 jam setelah bayi lahir. Berdasarkan hasil penelitian, 70- 95% infeksi perinatal Hepatitis B ter- bukti dapat dicegah dengan cara ini. Hepatitis B dan Tenaga Kesehatan Selain bayi, pekerja kesehatan juga termasuk dalam kelompok yang bere- siko tinggi terinfeksi Hepatitis B. Da- lam salah satu sesi, dr. Irsan Hasan, Sp.PD., K-GEH., mengulas tentang Hepatitis B dan Pekerja Kesehatan. Faktanya, tidak sedikit para tenaga ke- sehatan yang terdeteksi menderita He- patitis B. Data menyebutkan, resiko pekerja kesehatan terinfeksi Hepatitis B di Amerika Serikat lebih besar 2-10 kali lipat dibandingkan resiko popu- lasi, yakni 0.5-5% dibandingkan 0.1%. Tenanga kesehatan merupakan populasi yang beresiko tinggi terinfek- si virus Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV. Penelitian Heiko Himmerlreich menyebutkan, kasus tertusuk jarum berdasarkan profesi menunjukkan physicians memiliki frekuensi tertinggi yaitu 39.1%, perawat 33.9%, maha- siswa kedokteran 14.3% dan maha- siswa kedokteran gigi 8.1%. Sampai hari ini prevalensi Hepatitis B di Indonesia masih tinggi. Proble- matika Hepatitis B adalah pengobatan yang sulit, komplikasi yang fatal serta kemampuan tatalaksana yang ter- batas. Tindakan terbaik adalah pence- gahan dengan memberikan vaksinasi. Pekerja kesehatan termasuk dalam ke- lompok resiko tinggi tertular Hepatitis B, oleh karena itu harus diberikan vak- sinasi agar memiliki antibodi. Pengendalian Virus Hepatitis khu- susnya virus Hepatitis B pada hakekat- nya dimulai dengan mencegah penu- laran dari ibu kepada bayi yang dikan- dung. Penanganan ibu yang mengidap Hepatitis B serta pemberian imunisasi pada bayi yang baru dilahirkan akan memutus mata rantai pertama penu- laran penyakit ini dan merupakan langkah kunci dalam menciptakan generasi baru yang bebas Hepatitis B. Keberhasilan pengendalian virus He- patitis sangat ditentukan oleh dukun- gan semua pihak, termasuk dukungan jajaran Lintas sektor pemerintah pusat dan daerah, organisasi profesi, organ- isasi kemasyarakatan serta dukungan seluruh lapisan masyarakat. F FARMACIA 34 September 2013 SIMPOSIA M ual dan muntah terkait pengobatan kemoterapi atau Chemotherapy-induced nausea and vomi- ting (CINV) merupakan efek samping yang umum dijumpai pada pasien kanker yang men- dapatkan terapi, baik kemoterapi maupun radio- terapi. CINV biasanya diklasifikasikan dalam kategori akut (terjadi dalam waktu 24 jam setelah terapi), lambat (>24 jam) dan kategori yang bisa diantisipasi Mual dan muntah diketahui menjadi momok kedua pa- ling ditakuti pasien kanker dan keluarganya, Tahun 1983, Coates dkk menemukan, di antara pasien kanker yang menjalani kemoterapi, mual dan muntah menjadi efek samping terberat di urutan pertama dan kedua. Lebih dari 20% pasien pada waktu itu menolak diberi agan emetogenik atau obat antimuntah karena dosisnya ting- gi dan menimbulkan efek samping baru. Namun sejak tahun 90-an, mulai dikembangkan kelas-kelas baru antiemesis dan kini menjadi terapi standar untuk pasien kemoterapi. Mana- jemen terhadap pasien kanker pun menjadi lebih optimal karena efek samping pengobatan bisa diatasi. Selain meningkatkan terapi menjadi lebih optimal, menekan efek samping yang memberatkan pasien ini juga bisa memperbaiki kualitas hidup pasien kanker. Ada bebe- rapa agen antiemesis yang digunakan saat ini. Perbedaan kelas obat ini memberikan efikasi berbeda pada masing- masing pasien. Pemilihan antiemesis untuk pasien yang menjalani kemoterapi biasaya disesuaikan dengan jenis agen kemoterapi yang diberikan. Beberapa kelas antieme- sis di antaranya serotonin (5-HT3) antagonist, steroid, do- pamine antagonist, antiansietas, dan kannabinoid. Serotonin (5-HT3) antagonist seperti dolasetron, granisetron, ondansetron, dan palonosteron, bekerja den- gan menghambat aksi serotonin yang bisa memicu mual dan muntah. Obat diberikan sebelum kemoterapi dan kemudian beberap ahari setelah terapi. Obat ini bisa diberikan bersama-sama dengan steroid. Beberapa efek samping serotonin (5-HT3) antagonist ini antara lain nyeri kepala, cegukan, diare, atau konstipasi. Pada beberapa pasien bisa mempengaruhi aktivitas listrik jantung. Penelitian Hamadani dkk dari Oklahoma University Health Sciences Center tahun 2005 mencoba memban- dingkan penggunaan ondansetron, granisetron dan dolasetron yang di- kombinasikan dengan dex- amethasone untuk pencega- han CINV pasien yang mendap- atkan kemoterapi berbasis plat- inum. Sebelumnya belum ada studi yang membandingkan 3 obat antiemesis dari kelas yang sama ini. Ada 90 pasien yang bisa di- analisis dan menyelesaikan studi. Dari 90 pasien yang menerima 369 siklus kemoterapi berbasis platinum, diacak untuk diberi antiemesis antara dolasetron, granisetron, dan ondansetron dan semuanya dikombinasikan dengan dexamethasone. Ternyata, pasien ini bisa terkendali sepenuhnya untuk muntah sebesar 89,8%, 95,5% dan 92,3%. Mual dan muntah bisa dik- endalikan sepenuhnya pada 68,1% (dolasetron), 75,3% (granisetron) dan 69,4% (ondansetron). Dexamethasone 20 mg maupun 10 mg tidak membawa perbedaan singi- fikan. Ditinjau dari kemoterapi, terlihat bahwa pe- ngendalian mual dan muntah secara signifikan lebih baik pada penerima cisplatin dibandingkan carbo- platin (78,8% vs 68,25%). Penelitian ini menunjukkan, dari 3 antiemesis dari kelas 5-HT3 antagonist, tidak menunjukkan perbedaan efikasi dalam mengendalikan VINV. Penambahan dosis steroid juga tidak terlalu berdampak signifikan. F FARMACIA 36 September 2013 GERAI Onkologi PENGGUNAAN ANTIMUAL Pada Pasien Kemoterapi 37 FARMACIA September 2013 GERAI K olesterol merupakan faktior ri- siko utama Penyakit Jantung Ko- roner atau PJK. Kolesterol me- rupakan senyawa lemak yang kompleks, berwarna kuning dan bersifat seperti lilin. Kolesterol beredar dan melayang-layang di dalam darah. Hiperkolesterolemia ditandai jika kadar kolesterol total di atas 200 mg/dL, kolesterol LDL >100 mg/dL dan trigliserida, lemak yang didapatkan dari makanan juga 100 mg/dL. Kolesterol sendiri diproduksi di hati dan hanya 20% yang didap- atkan dari makanan. Oleh karena itu, seseorang yang menderita kolesterol tinggi, tidak cukup hanya menjalani diet menghindari makanan rendah lemak saja untuk menurunkan kolesterol. Harus di- bantu dengan obat penurun koles- lerol. Erwin Parengkuan, penulis buku Smart Eating, dan juga selebritis senior dalam sebuah seminar media tentang kolesterol belum lama ini mengakui, meski sudah menjalani diet sehat namun faktor genetik membuat kadar kolesterolnya tinggi. "Saya diberi obat penurun kolesterol oleh dokter dan harus dikonsumsi setiap hari," ujarnya. Anjuran ini dirasakan terlalu me- nyiksa. Secara rutin Erwin memeriksa kadar kolesterolnya dibantu olahraga. Alhasil kadar kolesterolnya turun na- mun tidak terlalu signifikan. Belum lama ini penyiar radio ini juga men- gonsumi suplemen herbal untuk me- nurunkan kadar kolesterol. Diet sehat tetap ia jalani karena sudah menjadi kebiasaan di keluarganya. Suplemen penurun kolesterol dari herbal, kini banyak ditemui di pasar obat bebas. Namun tentu tidak se- muanya bagus. Suplemen maupun obat yang bagus harus sudah terbukti memiliki efek terapi dan aman. Untuk mengetahui efek terapi dan profil ke- amanan obat atau suplemen, harus di- buktikan dengan uji klinis. Dr Aulia Sani SpJP ahli penyakit jan- tung dan pembuluh darah dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta, dalam acara yang sama memaparkan hasil uji klinis suplemen penurun kolesterol dari kombinasi kandungan Red Yeast Rice, Guggulipid, dan Chromium Picolinat. Ada 40 pasien kolesterol tinggi (>200 mg/d) berusia antara 32-77 tahun. Semuanya tidak sedang mengonsumsi obat penurun kolesterol. Penelitian dilakukan selama 5 hari setelah pengambilan sampel darah untuk cek kadar kolesterol. Menurut Aulia, dalam 5 hari uji kli- nis tersebut menggunakan 2 kali 2 kapsul, rata-rata terjadi penurunan kolesterol total 21 mg/dL, penurunan LDL rata-rata 18,87 mg/dL. kadar trigliserida mengalami penurunan rata-rata 17,1 mg/dL, sedangkan HDL tetap stabil atau tidak terjadi kenaikan atau penurunan. Aulis menyimpulkan, suplemen ini dalam 5 hari pemakaian bisa menurunkan kolesterol total, LDL dan triglid- erida. Cara kerja suplemen berisi Red Yeast Rice, Guggulipid, dan Chromium Picolinat ini adalah menekan produksi kolesterol di hati. Karena dibuat dari bahan alami, maka menurut Aulia, aman dikosnsumsi jangka pan- jang tanpa mengganggu fungsi hati. Aulia menyambut gembira hasil studi ini dan berharap ke depan dilakukan penelitian den- gan melibatkan pasien lebih banyak lagi. Penurunan koles- terol yang cepat, hanya dalam 5 hari, tambah Aulia merupakan hal yang menggembirakan. Dengan statin yang merupakan obat penurun koles- terol standar, lanjutnya, kadang dibu- tuhkan waktu terapi lebih lama untuk mencapai hasil yang diharapkan. Apa- lagi penggunaan statin dosis tinggi se- karang dikaitkan dengan efek samping baru seperti misalnya membuat gula darah naik. Jika dengan suplemen ini kadar kolesterol bisa diturunkan maka menurut Aulia, tidak perlu lagi dikom- binasikan dengan statin. tan F Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Studi: Herbal, Turunkan Kolesterol dalam 5 Hari K alsium adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah ba- nyak oleh tubuh, untuk ber- bagai metabolisme tubuh. Se- bagian besar kalsium yang masuk di tubuh diserap oleh tulang dan gigi. Oleh karena itu dampak ke- kurangan kalsium yang paling umum adalah keropos tulang atau osteoporo- sis dan kerusakan gigi. Namun sebenarnya fungsi kalsium tidak sebatas pada mempertahankan kepadatan tulang. Beberapa fungsi kal- sium yang penting adalah untuk men- jaga irama jantung, transmisi impuls sa- raf, kontraksi otot, mengendalikan te- kanan darah dan membantu proses pembekuan darah. Kekurangan kal- sium dengan sendirinya berdampak pa- da berbagai gangguan kesehatan. Ge- jala kram otot, jantung berdebar, bisa jadi merupakan indikasi kekurangan kalsium. Hipertensi juga salah satunya disebabkan kekurangan kalsium. Dijelaskan Dr Nanny Djaja, ahli gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Uni- versitas Atmadjaja, bahawa tubuh se- cara alami akan mengalami penurunan masa kalsium di tulang setelah mele- wati usia 35 tahun. Penurunan sekitar 1% pertahun. "Memasuki usia 50 tahun maka kalsium akan berkurang sebanyak 30% dan umur 70 tahun berkurang 50%," jelas Nanny yang berbicara da- lam rangka peluncuran suplemen kal- sium Caltrate di Jakarta, akhir Juni lalu. Kalsium yang masuk ke tubuh, baik dari makanan atau suplemen, hanya di- FARMACIA 38 September 2013 GERAI N U T R I S I MENGOPTIMALKAN Suplementasi Kalsium serap sekitar 10-15% saja. Selebihnya dibuang melalui urin. Misalnya dalam satu hari dikonsumsi 1000 mg kalsium, maka yang diserap hanya sekitar 350 mg saja. Penyerapan dilakukan di usus di mana kalsium masuk ke cairan eks- tra seluler yang kemudian disalurkan ke tulang. Kalsium yang tidak diserap sebagian dibuang atau disimpan di gin- jal. Jika dewaktu-waktu tubuh memer- lukan maka akan diambil kembali. Agar penyerapan kalsium dalam tubuh maksimal maka dibutuhkan vi- tamin D dan mineral lain seperti mag- nesium. Dengan bantuan vitamin D, kalsium yang diserap bisa mencapai 40-50%. Lebih optimal lagi jika dikombinasikan kalsium, vitamin D dan magnesium. Sumber utama vita- min D adalah sinar matahari atau ma- kanan seperti minyak ikan atau da- ging, telur dan sereal. Rekomendasi kebutuhan vitamin D sehari adalah 400-800 IU/hari. Nanny menam- bahkan seperti halnya kalsium, seiring penambahan usia, kemampuan kulit manusia menyerap sinar matahari ju- ga berkurang. Pada penderita gang- guan fungsi hati dan ginjal, juga sering ditemui kekurangan vitamin D akibat konversi vitamin D di hati dan ginjal tidak maksimal. Vitamin D terbukti memberikan manfaat besar di luar manfaat mence- gah osteoporosis. Penelitian yang di- presentasikan di European Society of Human Genetics di Paris, 12 Juli lalu menunjukkan bahwa setiap 10% pe- ningkatan vitamin D dapat menurun- kan 8,1% tekanan darah. "Tentunya selain vitamin D, juga harus mengu- rangi makan garam dan menjalankan gaya hidup sehat," jelas Nanny. Magnesium sebagai pelengkap juga merupakan mineral penting dalam penyerapan dan metabolism kalsium. Beberapa manfaat magnesium antara lain untuk kesehatan saraf, otot, dan mencegah kenaikan tekanan darah. Pada remaja bisa mengurangi gejala pre-menstruation syndrome (PMS). Magnesium juga mencegah pengen- dapan kalsium di ginjal dan empedu, jelas Nanny. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk menguji suplemen- tasi yang menggabungkan kalsium karbonat, vitamin D dan magnesium menunjukkan manfaat lebih baik di- bandingkan placebo. Penelitian pada 466 perempuan yang mengalami PMS dan diberi kalsium karbonat menun- jukkan sekitar 50% mengalami penu- runan gejala PMS. Jurnal American od Clinical Nutrition melaporkan bahwa suplementasi kalsium ditambah mag- nesium, dan potasium bisa menurun- kan tekanan darah. Hasil penelitian di Amerika tentang efek kombinasi kalsium 500 mg dan vi- tamin D 700 IU dalam bentuk suple- men yang diberikan secara rutin pada laki-laki maupun perempuan, terbukti menurunkan risiko patah tulang. Wa- nita sangat dianjurkan mengonsumsi kalsium cukup karena perempua beri- siko mengalami penurunan masa tulang lebih besar dibandingkan pria. tan F 39 FARMACIA September 2013 GERAI S troke tergolong penyak- it mematikan. Penyakit ini juga berpotensi me- nyerang 1 di antara 6 orang. Penanganan pe- nyakit stroke tidak boleh sem- barangan, melainkan harus dilakukan secara terpadu. Pe- nanganan stroke juga berpacu dengan waktu. Keberhasilan mencegah kerusakan saraf ter- gantung pada cepatnya pende- rita mendapatkan penanganan setelah terjadi serangan stroke. Waktu sangatlah penting bagi penderita stroke. Time sensitive. Waktu sangat berharga untuk meminimalisir kerusakan akibat stroke, papar dr. Setyo Widi, Sp.BS (K), Spesialis Bedah Saraf Eka Hospital BSD. Time is Brain juga menjadi moto kami. Pasalnya, pada pasien yang mengalami stroke, kerusakan pada otak akan berjalan dengan cepat. Sehingga dibutuhkan pe- nanganan yang cepat pula. Waktu sangatlah sensitif, ung- kapnya. Kunci keberhasilan pena- nganan stroke salah satunya adalah melakukan tindakan secepat mungkin pasca terja- dinya serangan. Terutama pada stroke yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah yang bertugas menyuplai darah ke bagian penting di otak. Di- butuhkan kesigapan dan kece- patan dalam penanganan kasus stroke agar risiko kerusakan otak dapat diminimalkan. Pen- cegahan kerusakan juga mem- berikan kesempatan pada pa- sien untuk kembali pulih. Wak- tu terbaik pasien datang ke rumah sakit adalah paling lama 3 jam setelah terjadinya se- rangan, atau sering disebut se- bagai golden period, untuk mengoreksi penyumbatan yang terjadi. Untuk menunjang keberhasi- lan dalam penanganan stroke, Eka Hospital menerapkan sis- tem manajemen penanganan stroke terpadu khususnya stroke akut dan diperlengkapi dengan fasilitas penunjang diagnosis seperti MSCT (Multi Slice Computed Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging), sampai dengan CathLab (ruang angiography). Selain itu didu- kung oleh fasilitas penunjang operasi bedah saraf, Neuro Intensive Care Unit, serta Neuro Rehabilitation. Detail perangkat yang kami miliki yaitu sistem penunjang dan sumber daya manusia, yang terdiri dari: tim Unit Gawat Darurat (UGD), tim saraf, tim bedah saraf, tim jantung, tim penyakit dalam, tim radiologi, dan juga para perawat, seluruh- nya bekerja sama secara efektif dan solid dalam penanganan pasien stroke. Semuanya telah dipersiapkan secara seksama. Kompetensi para SDM yang bertugas di bidangnya terjaga dengan baik, dengan adanya pelatihan-pelatihan penangan stroke yang dilakukan secara rutin dan berkala. tambah Widi. Dengan segala inovasi, Eka Hospital ingin memberikan layanan kepada masyarakat dengan menyediakan layanan stroke terpadu dan menyeluruh mulai dari tahap preventif, diag- nostik, pengobatan, rehabili- tatif, sampai dengan home care. Pusat Layanan Stroke ini dihara- pkan ke depannya dapat mem- bantu menekan angka penyakit stroke di Indonesia, bahkan ide- alnya dapat menciptakan area bebas stroke di wilayah sekitar Eka Hospital. F FARMACIA 40 September 2013 GERAI TIME SENSITIVE! Saat waktu begitu berharga B erdasarkan data yang dikutip dari World Health Organi- zation (WHO), sekitar 55.000 orang meninggal akibat ra- bies setiap tahun yang seba- gian besar terjadi di Asia dan Afrika. Hasil penelitian menyatakan, resiko tinggi terjangkit penyakit rabies cen- derung mengalami peningkatan. Se- banyak lebih dari 1.4 milyar orang di wilayah Asia Tenggara memiliki resiko tinggi terjangkit rabies dan diperki- rakan sekitar 3.8 juta pasien meneri- ma post-exposure rabies prophylaxis (PEP) setelah terpajan dengan gigitan hewan yang diduga terinfeksi rabies. Rabies merupakan suatu penyakit virus mematikan yang ditularkan me- lalui hewan, terutama anjing, kepada manusia maupun hewan lainnya. Virus zoonosis ini ditularkan melalui air liur dari hewan yang terinfeksi den- gan cara gigitan, goresan, jilatan pada kulit yang rusak serta membran mu- kosa. Seiring dengan gejala penyakit yang berkembang, rabies dapat berak- ibat fatal bagi hewan dan manusia. Rabies bidik Anak Usia Sekolah Hasil studi menyatakan bahwa 40% kelompok anak berusia 5-15 tahun pernah terpajan gigitan anjing pada wilayah endemis rabies. Namun, kebanyakan dari kasus gigitan yang terjadi tidak dikenali maupun dila- porkan oleh orangtua mereka sehing- ga tidak mendapatkan PEP secara baik dan tepat. Masih terdapat kemungki- nan tingginya angka kematian oleh karena infeksi rabies yang tidak ter- diagnosis. Untuk itu, anak-anak pada area enzootik memerlukan suatu per- lindungan diri terhadap infeksi rabies. Diketahui berdasarkan data bahwa rabies merupakan suatu penyakit me- matikan yang masih menjadi endemik di banyak negara. Walaupun semua kelompok usia rentan terhadap penya- kit ini, rabies lebih sering menyerang anak-anak usia di bawah 15 tahun dengan 30-50% PEP diberikan pada anak-anak usia 5-14 tahun. Anak berada dalam Resiko Tinggi Terinfeksi Rabies Resiko anak-anak untuk digigit oleh hewan diperkirakan 4 kali lebih besar daripada orang dewasa. Survei pada 20.000 sekolah dengan anak hingga usia 15 tahun di Thailand me- nyatakan bahwa 25% dari mereka pernah mengalami gigitan anjing. Untuk mencegah terjadinya infeksi virus rabies, beberapa perilaku yang beresiko tinggi terhadap paparan ha- rus dihindari, seperti; terlalu aktif, ti- dak mampu mengenali dan menghin- dari perilaku yang mengancam jiwa dan tidak mampu melindungi dirinya sendiri atau menghindari apabila ter- jadi serangan. Kedua, akibat dari keti- daktahuan atau tidak mengenali cara penularan infeksi tersebut. Misalnya, sudah terjadi jilatan, atau luka sebe- lumnya walau tidak pernah digigit oleh anjing. Selain itu, adanya gigitan yang tidak disadari oleh anak maupun orang tua. Terjadinya gigitan yang ti- dak diketahui orangtua juga dapat ter- jadi, misalnya anak takut untuk mela- porkan kepada orangtua, atau tidak disadarinya resiko yang akan terjadi akibat gigitan tersebut. Dengan tidak adanya pengobatan secara medis bagi pasien yang terinfek- si rabies serta progresivitas penyakit yang mengarah pada resiko kematian, kebanyakan dari korban infeksi rabies meninggal di tempat tinggal mereka daripada kasus kematian yang ditemu- kan di rumah sakit. Kejadian ini menan- dakan bahwa masih kurangnya pen- gawasan terhadap data dan serta keti- dakperdulian terhadap masalah kese- hatan. Selain itu, rabies masih dirasakan sebagai penyakit yang jarang terjadi dan bukan merupakan suatu prioritas dalam bidang kesehatan. Tidak dibentuknya program nasional dalam pengendalian rabies seperti di kebanyakan negara dan adanya peningkatan populasi anjing merupakan tantangan besar guna men- cegah terjadinya pajanan gigitan anjing terhadap manusia dan pencapaian tingkat yang diinginkan terhadap ca- kupan vaksinansi anjing. Pedoman WHO Cegah Infeksi Rabies Dalam waktu yang sama, rabies 100% mematikan, namun 100% da- pat dicegah. Penyakit ini menggam- barkan angka kemiskinan, menyerang populasi yang rentan serta anak-anak. Alat dan metode yang digunakan untuk mengendalikan serta mencegah FARMACIA 42 September 2013 GERAI PrEP dan PEP: Vaksinasi Cegah Rabies Si Mematikan 43 FARMACIA September 2013 GERAI rabies pada manusia dan anjing telah tersedia dan terbukti layak untuk men- geliminasi rabies di Jepang, Singapura dan Malaysia. Program eliminasi rabies terutama difokuskan pada vaksinasi masal anjing yang telah dile- galkan keamananya untuk menjadi program pencegahan rabies. WHO merekomendasikan lima langkah utama yang dapat dilakukan oleh negara di kawasan Asia Tenggara, antara lain, mengembangkan program nasional pengendalian rabies secara komprehensif, mempromosikan per- awatan yang tepat dan cepat dari luka gigitan anjing. Selain itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan akses ter- hadap vaksin kultur sel atau tissue-cell culture vaccine (TCVs). TCVs terbukti aman dan efektif, dengan angka kega- galan sangat kecil. Multi-site intra-der- mal TCVs secara besar dapat menu- runkan biaya dari perawatan post-expo- sure tanpa mengorbankan keamanan dan efikasi vaksin. Rekomendasi WHO untuk melakukan penghentian ter- hadap nerve-tissue vaccine (NTVs), dimana vaksin tersebut masih dipro- duksi dan digunakan oleh 2 negara, yakni Bangladesh dan Myanmar. NTV memiliki angka tinggi terhadap adverse reaction dan kegagalan serta memiliki efiksasi yang rendah. Mencegah anjing rabies dengan vaksinasi anjing dan pengendalian populasi anjing. Vaksinasi, Cara Terbaik Atasi Resiko Kematian Akibat Rabies Pada wilayah Asia Tenggara, Sri Lanka dan Thailand, dibuktikan keber- hasilan penurunan yang begitu signifi- kan terhadap jumlah kematian manu- sia akibat penyakit rabies dengan ada- nya kampanye besar vaksinasi anjing, peningkatan jangkauan PEP serta sis- tem pengiriman vaksin efektif. Kedua negara tersebut telah megadopsi vak- sinasi rabies cost-effective intradermal atau hemat biaya untuk mengontrol penyakit rabies pada manusia. Vaksin Rabies berbasis Kultur Sel: Lebih Aman! Terdapat dua jenis vaksin yang ber- guna sebagai pencegahan terhadap infeksi rabies pada manusia, yakni berupa vaksin jaringan saraf dan vak- sin kultur sel. WHO merekomendas- ikan penggantian vaksin jaringan saraf dengan vaksin yang mempunyai efi- kasi lebih baik serta lebih aman di- kembangkan melalui kultur sel. Vaksin kultur sel yang lebih terjangkau dan memerlukan lebih sedikit vaksin telah dikembangkan di akhir tahun. Imunisasi intradermal menggu- nakan vaksin rabies berbasis kultur sel merupakan alternatif yang diterima se- bagai pemberian standar intramusku- lar. Vaksinasi intradermal telah terbuk- ti aman dan bersifat imunogenik, memerlukan lebih sedikit vaksin, baik PrEP maupun PEP serta hemat biaya. Mereka yang Dianjurkan PrEP dan PEP Pre-exposure prophylaxis (PrEP) di- anjurkan bagi mereka yang memiliki ri- siko tinggi terkena virus rabies, baik dengan memelihara hewan peliharaan ataupun terkait dengan pekerjaan. Di sisi lain, rekomendasi pemberian PEP tergantung pada jenis kontak dengan hewan yang diduga terkena rabies. Un- tuk Pajanan yang termasuk dalam kate- gori I (menyentuh atau memberi makan hewan, jilatan pada kulit utuh) tidak memerlukan profilaksis. Untuk kategori II (gigitan pada kulit terbuka, goresan kecil atau lecet tanpa pendarahan) me- merlukan vaksinasi segera. Untuk kate- gori III (satu atau beberapa gigitan yang menembus kulit, cakaran, kontaminasi selaput lendir dengan air liur dari jila- tan, jilatan pada kulit rusak) membu- tuhkan vaksinasi segera dan dianjurkan untuk mendapat imunoglobulin rabies. Suntikan penguat (booster) yang diberikan secara periodik dianjurkan bagi orang-orang yang memiliki resiko tinggi karena terus-menerus terpajan host. Hal ini ditujukan sebagai tin- dakan pencegahan ekstra. Jika terse- dia pemantauan antibodi pada orang- orang yang beresiko lebih disukai dengan administrasi booster rutin. VERORAB terbukti Aman dan Efektif sebagai PrEP dan PEP Rabies PrEP atau biasa yang disebut vaksi- nasi rabies, oleh WHO direkomendasi- kan bagi siapa saja yang memiliki resiko tinggi terkena penyakit rabies. Reko- mendasi itu dimaksudkan bagi anak- anak yang tinggal di daerah enzootik serta pada wilayah yang memiliki resiko lebih besar terkena penyakit rabies. Apa keuntungan dari PrEP pada anak-anak? Hal pertama adalah seba- gai proteksi atau perlindungan. PrEP dapat memberikan perlindungan pada paparan gigitan yang tidak diketahui, pasca gigitan, perlindungan pada pe- nanganan post-exposure yang tertun- da serta (rabies immunoglobulin) RIG yang tidak tersedia. PrEP terbukti aman dan nyaman untuk digunakan. Rekomendasi yang diberikan adalah dengan menggunakan Verorab, yakni 3 injeksi primer lalu booster pada 1 ta- hun pertama dan 6 tahun berikutnya berupa subsequent. Verorab merupa- kan vaksin pilihan sebagai PrEP pada anak-anak. Keamanan penggunaannya telah terbukti pada studi yang dilaku- kan bahwa Verorab aman digunakan pada berbagai kelompok usia termasuk bayi, anak-anak, orang dewasa serta ibu hamil. Studi yang dilakukan apda kelompok anak usia 5-12 tahun me- nunjukkan bahwa Verorab memiliki to- leransi yang baik dan merupakan vak- sin yang aman yang dapat digunakan sebagai injeksi primer serta booster PrEP imunisasi. Selain itu, profile imunogenesitas Verorab terbukti baik serta mudah digunakan. F 45 FARMACIA September 2013 Mulai Edisi Bulan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Profesi : oDokter oApoteker oLainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . kode pos : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Telepon (R) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (K) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . HP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Email : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Petunjuk Pembayaran : l Tunai, ke Divisi Sirkulasi Majalah FARMACIA l Transfer, melalui Bank Mandiri cabang Jakarta Melawai, Rek. No. 126.000.1208486 atas nama PT Amythas Publicita. Kirimkan formulir ini beserta bukti transfer lewat pos, atau faksimile ke: Majalah FARMACIA Ethical Update Jl. Kemang Raya No. 17 A, Jakarta 12730, Tel. (021) 7193433 (Hunting) Faks. (021) 7193435 Sudah termasuk ongkos kirim Ya saya ingin mendapatkan majalah FARMACIA secara teratur: o 3 bulan o 6 bulan o 1 tahun Wilayah 3 Bulan 6 Bulan 1 Tahun Jabodetabek Rp 85.000 Rp 165.000 Rp 315.000 Jawa Rp 94.000 Rp 183.000 Rp 351.000 Luar Jawa Rp 100.000 Rp 195.000 Rp 375.000 PAKET BERLANGGANAN WAHANA KOMUNIKASI LINTAS SPESIALIS E T H I C A L
U P D A T E Atau dapatkan Majalah FARMACIA di alamat terdekat di kota Anda (lihat hal. 69) FORMULIR LANGGANAN O besitas telah merebak menja- di salah satu masalah kese- hatan paling serius di abad ke 21. Tidak hanya terjadi pada yang telah berumur, obesitas kini semakin banyak ditemukan pada mereka yang berusia di bawah 25 ta- hun. Berbagai penelitian yang telah dilakukan mengungkap peningkatan yang dramatis prevelensi gemuk pada anak dan remaja, yang menjadi pe- micu timbulnya berbagai penyakit komplikasi, antara lain Diabetes Me- litus tipe 2. Di Amerika Serikat, misal- nya, data yang dikeluarkan American Diabetes Association 2010 meng- ungkap 2 juta remaja, atau 1 dari 4 re- maja gemuk usia 12-19, telah berada dalam tahap pre-diabetes akibat resis- tensi terhadap insulin sebagai buntut dari obesitas yang mereka alami. Hal tersebut diungkapkan Dr Aman B. Pulungan SpA(K), dari Divisi Endo- krinologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak, pada media gather- ing yang dilaksanakan di Jakarta, 18 Juli silam. Aman meneruskan, seiring pemerataan kesejahteraan yang diiku- ti dengan perubahan gaya hidup yang mencakup perubahan gaya hidup, membuat obesitas bukan lagi melulu hanya menjadi masalah bagi negara- negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara di belahan bumi Eropa. Dewasa ini, semakin banyak anak remaja dengan berat badan berlebih ditemukan di negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Angka obesitas anak di Indonesia tak kalah menghawatirkan. Perubahan gaya hidup yang ditandai dengan kon- sumsi makanan dengan gizi tidak berimbang diklaim sebagai pemicu timbulnya obesitas. Lingkungan yang juga turut berubah - terutama di kota- kota besar di Indonesia - mengaki- batkan semakin kurangnya aktivitas anak-anak juga memberi kontribusi lahirnya generasi dengan berat badan berlebih. Riskesdas 2010 mencatat, terdapat 19,6% anak di Jakarta masuk dalam kategori gemuk. Dari hasil riset yang lakukan pada 182 anak dengan obesi- FARMACIA 46 September 2013 GERAI ENDOKRINOLOGI Cegah OBESITAS ANAK Sejak Dini tas usia 12-15 tahun menunjukkan 3,8% mengalami intoleransi glukosa (impared fasting glucose), sedangkan 93,9% menunjukkan acanthosis nigri- cans, suatu penanda insulin resistens pada kulit yang berupa kehitaman pada bagian tengkuk, ketiak dan tan- gan, Aman memaparkan. Riset lain yang dilakukan IDAI pada 92 anak obesitas usia 12-15 tahun 2012 menunjukkan hasil 8,7% meng- alami intoleransi glukosa dan 71,7% menunjukkan acanthosis nigricans. Hasil Riset tersebut, menurut Aman, menyimpulkan bahwa anak obesitas memiliki kecenderungan resistensi insulin yang mengarah pada diabetes. Dari data registrasi IDAI juga dite- mukan kejadian diabetes tahap 1 pada anak cenderung naik di bulan Juni-Juli dan Desember-Januari, yang meru- pakan masa liburan panjang anak sekolah, tambahnya. Cegah sedini mungkin Penelitian yang dilakukan oleh Franks,dan kawan-kawan, NEJM, 2010 mengungkapkan obesitas, into- leransi terhadap glukosa, dan hiper- tensi pada masa kanak-kanak terkait erat dengan kematian prematur di ba- wah usia 55 tahun. Oleh karena itu, selain melihat tanda-tanda kehitaman pada bagian tengkuk, ketiak dan ta- ngan, adalah sangat penting untuk melakukan skrining sedini mungkin pada mereka yang berisiko. Dijelas- kan Aman, waktu tepat untuk mela- kukan skrining terkait hal tersebut adalah pada usia 10 tahun yang meru- pakan awal pubertas. Frekuensi skrin- ing dapat dilakukan setiap dua tahun sekali menggunakan metode fasting plasma glucose dan penilaian klinis harus ddigunakan untuk pengetesan DM pada pasien yang berisiko tinggi yang tidak masuk dalam kriteria-krite- ria metode sebelumnya. Obesitas pada anak sebenarnya dapat dicegah dengan menjalankan pola hidup yang benar. Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK, dokter spesialis klinik dari Fakultas Kedok- teran Universitas Indonesia menjelas- kan, untuk mencegah obesitas pada anak perlu diperhatikan jumlah kalori sesuai kebutuhan, jenis makanan de- ngan komposisi karbohidrat, protein dan lemak seimbang, serta waktu ma- kan yang baik. WHO merekomen- dasikan untuk meningkatkan konsum- si sayur, buah dan biji-bijian, atasi asupan kalori dari lemak jenuh dan ganti dengan lemak tak jenuh serta membatasi asupan gula, ujar Fiastuti. Buah dan sayur sangat baik dikon- sumsi sebagai salah satu upaya untuk mencegah obesitas. Buah dan sayur mengandung serat larut yang akan membantu penyerapan gula lebih lambat dan mencegah peningkatan kadar gula agar tidak berlebihan dan juga tidak menurun drastis. Terutama bagi penderita diabetessangat penting menjaga kadar gula tetap normal, sa- lah satunya adalah dengan memper- banyak buah dan sayur dalam menu harian. Namun tidak sembarang buah, karena buah yang manis pun memiliki kadar gula yang tinggi. Kiwi memiliki glycaemix index yang ren- dah sehingga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes, tutur Fiastuti. Aman Pulungan menambahkan, dengan menjalankan gaya hidup yang berpedoman pada 5 2 1 0, masalah obesitas dapat dicegah. Metode terse- but adalah konsumsi buah dan sayur 5 porsi sehari, jangan duduk lebih dari 2 jam, lakukan aktivitas fisik selama 1 jam tiap hari dan 20 menit kegiatan olahraga minimal 3 kali seminggu. Batasi konsumsi gula dan lebiha banyak air mineral. Fakta bahwa 93,6% penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun masuk dalam kategori kurang makan buah & sayur harus segera diatas dengan mulai membia- sakan konsumsi buah dan sayur secara teratur, imbuhnya. yap/tan F 47 FARMACIA September 2013 GERAI H epatitis C masih menjadi per- masalahan di kawasan Asia Pasifik, termasuk di Indone- sia. Data menyebutkan lebih dari 70% populasi penderita hepatitis berada di wilayah ini. Se- mentara di Indonesia sendiri, data Ris- kesdas 2007 menyebut Hepatitis C sebagai penyakit penyebab kematian kedua dalam kelompok penyakit in- feksi. Diperkirakan 2% dari penduduk atau sekitar 4-5 juta jiwa menderita Hepatitis C. Dari jumlah tersebut, sek- itar 75-85% akan menjadi penyakit hepatitis kronis. Bila tidak diobati den- gan baik makan 5-20% diantaranya dapat memburuk menjadi sirosis hati dan 1-5% meninggal karena sirosis atau kanker hati. Hal tersebut diungkapkan DR. dr Rino A. Gani SpPD-KGEH, presiden Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), pada acara buka puasa ber- sama media, 23 Juli silam di Jakarta. Tingkat kesadaran masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan diri ha- nya sekitar 5%. Padahal hepatitis C dapat disembuhkan dengan peng- obatan anti virus yang tepat. standar baku terapi yang digunakan saat pe- luang kesembuhan hingga 95%, Rino menambahkan. Melihat seriusnya permasalahan hepatits C ini, PPHI, Unit Transfusi Darah Pusat- Palang Merah Indonesia (UTDP-PMI) dan PT. ROCHE Indone- sia meluncurkan kerjasama dalam program kesehatan Save Your Liver, Save Your Life. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ma- syarakat tentang hepatits C, mencegah penularan lebih lanjut dan membantu pasien Heapatitis C untuk sembuh. Dr. dr Yuyun SM Soedarmono, Di- rektur UTDP-PMI menyambut baik pro- gram Save Your Liver, Save Your Life. Program ini menurutnya merupakan salah satu cara pencegahan penularan penyebaran Hepatitis C di tingkat hulu. Tata laksana program ini adalah dengan uji saring transfusi darah untuk menge- tahui jika ada darah pendonor reaktif hepatitis. Selama ini jika menemukan pendonor yang darahnya mengandung Hepatitis, kami bingung untuk menindaklanjutinya. Melalui program ini, para pendonor yang darahnya dike- tahui reaktif Hepatitis kini dapat diban- tu untuk sembuh. Yuyun melanjutkan, pada tahun 2012 dideteksi 3.475 pendonor reaktif Hepatits C, atau sekitar 0,47% dari 746.770 pendonor yang tersebar di 24 cabang UTDP di seluruh Indonesia. Selain melakukan skrining terhadap Hepatits C, PMI kemudian bersepakat untuk masuk dalam kolaborasi ber- sama PPHI dan PT Roche Indonesia untuk membantu pendonor dengan edukasi langsung melalui pengiriman informasi penyakit kepada pendonor reaktif dan menyarankan pendonor reaktif tersebut untuk memeriksakan diri lebih lanjut kepada dokter spe- sialis hati yang tergabung dalam PPHI. Mike Crichton, Presiden Direktur PT Roche Indonesia menyampaikan, program kolaborasi ini mewakili ko- mitmen pihaknya dalam melawan Hepatitis C. Dalam kerjasama terse- but, Roche memberikan keringanan biaya bagi para pendonor yang harus melakukan terapi pengobatan Hepa- titis C. Keringanan biaya tersebut dise- suaikan dengan kebutuhan pasien. Kolaborasi Roche dengan PPHI dan PMI ini dapat memperluas akses bagi masyarakat. Dengan harapan kesem- buhan yang tinggi dan berbagai akses pengobataqn yang tersedia, kami ber- harap satu saat nanti Indonesia baisas terbebas dari Hepatitis C, imbuh Mike. yap F FARMACIA 48 September 2013 GERAI Hepatologi Kesadaran Deteksi Dini Hepatitis C Rendah E rik namanya, seorang pria mu- da yang baru saja menamatkan pendidikannya Institut Tekno- logi Bandung (ITB). Meraih titel sarjana dengan capaian cum- laude membuat ia dan kedua orang tuanya patut berbangga hati, terlebih karena Erik merupakan Orang Dengan Skizofrenia (ODS), suatu penyakit gangguan jiwa yang tergolong berat. Perhatian dan dukungan yang penuh dari orang tua, terutama sang ibu, serta orang-orang di sekitarnya mem- buat Erik bisa menerima kondisinya dan mau menerima pengobatan. Di samping itu, pengetahuan orang tua- nya mengenai penyakit jiwa yang di- alami Erik membuatnya mendapatkan pengobatan yang maksimal sehingga kemudian mampu menjalani hidup la- yaknya orang normal. Kisah Erik di atas adalah satu dari jutaan ODS yang beruntung lantaran menerima pengobatan yang baik. Namun di luar sana, tidak sedikit para pengidap gangguan jiwa yang ber- akhir di jalanan atau rantai pasungan. Tengok saja Riskesdas 2007. Data tersebut melaporkan, terdapat 0,56% penderita gangguan jiwa berat di In- donesia dan dari total populasi be- risiko sebanyak 1.093.150 orang ter- nyata hanya 3,5% atau 38.260 orang yang terlayani dengan perawatan memadai di Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Umum maupun Pusat Kesehatan Masyarakat. Peliknya permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia lantas membuka mata beberapa pihak. Perhimpunan 49 FARMACIA September 2013 GERAI Psikiatri Secercah Harapan untuk Mereka yang Terpasung Lighting the Hope for Schizophrenia Masa-masa di mana penderita gangguan jiwa dipasung barangkali sudah mulai berkurang, meskipun di tengah masyarakat masih bisa dijumpai praktik tidak manusiawi ini. Tetapi penerimaan masyarakat terhadap penderita skizofrenia, salah satu gangguan jiwa yang sering ditemui di masyarakat, masih rendah. Secara fisik mereka bebas namun jiwanya tetap saja terpasung. Perlu kerjsama semua pihak agar penderita tertolong dan berhasil sembuh. Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa In- donesia (PDSKJI) bersama dengan Ko- munitas peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), dan Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI) meluncurkan sebuah inisiatif bersama Kampanye Kesadaran Publik Lighting the Hope for Schizo- phrenia, beberapa waktu lalu di Ja- karta. Ini adalah sebuah inisiatif ga- bungan pertama di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan peneri- maan masyarakat terhadap skizofre- nia. Inisiatif bersama ini didukung pu- la oleh Kementrian Koordinator Bi- dang Kesejahteraan Rakyat dan ke- menterian Kesehatan Republik Indo- nesia. Ketua ARSAWAKOI, Dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ mengungkapkan dukungannya terhadap pentingnya kampanye ini. Dalam sambutannya pada acara buka bersama wartawan, 20 Juli silam di Jakarta, di ia meng- ilustrasikan RSJ Dokter Radjiman Wi- diodiningrat Lawang yang saat ini ber- kapasitas 700 tempat tidur, hampir 90 persen pasien rawat inapnya adalah orang dengan skizofrenia. Masih banyak dari para pasien ter- sebut mendapat penolakan dari ma- syarakat dan bahkan dari keluarga sendiri setelah mereka selesai melaku- kan perawatan. Pengetahuan yang ku- rang dari masyarakat terhadap skizo- frenia membuat mereka, para penderi- ta gangguan jiwa tersebut juga tidak mendapat pendampingan yang semes- tinya di rumah sehingga makin lama orang dengan skizofrenia itu makin menghilang dari dari pantauan RSJ karena frekuensi kontrolnya semakin jarang. Mereka kemudian datang kembali ke RSJ dengan keparahan yang luar biasa, papar Bambang. Bambang mengakui, sumber daya manusia yang di miliki RSJ dan RS Ke- tergantungan Obat untuk melakukan pendampingan di masyarakat sangat terbatas. Untuk menyiasati hal terse- but, pihaknya selama ini telah mela- kukan training of trainers untuk bebe- rapa daerah di masing-masing wilayah rumah sakit. Namun demikian, hasil usaha ARSAWAKOI dalam kegiatan- nya itu telah menunjukkan hasil an- tara lain dengan makin berkurangnya korban pasung dan para penderita di- bawa ke rumah sakit atas inisiatif ma- syarakat sendiri. Tentunya kami sangat merasa ter- bantu apabila ada perhatian dan du- kungan khusus bagi permasalahan ke- sehatan jiwa - khususnya skizofrenia bagi masyarakat. Melalui inisiatif ber- sama di kampanye ini kami dapat me- lakukan upaya yang sejalan dengan program yang ada dan meningkatkan pelayanan baik di puasat dn daerah, Bambang menambahkan. Selain melibatkan pihak medis, kampanye Kesadaran Publik Lighting the Hope for Schizophrenia juga me- libatkan relawan-relawan orang De- ngan Skizofrenia (ODS) dan keluarga mereka melalui penggalangan komu- nitas yang dilakukan KPSI. Ketua KPSI Bagus utomo menjelaskan, keluarga merupakan lingkungan terdekat de- ngan pasien, yang memberikan sup- port system bagi kembalinya produk- tivitas OSD dalam masyarakat. De- ngan kombinasi dukungan medis dan keluarga, kami yakin akan semakin banyak ODS yang menjalani hidup mereka dengan lebih baik bahkan menyalurkan bakat-bakat terpendam mereka yang belum digali sebelum- nya, tutur Bagus. Kegiatan awal kampanye kesadaran FARMACIA 50 September 2013 GERAI Publik 'Lighting the Hope for Schizo- phrenia' sendiri telah dimulai sejak Juni 2013 yang lalu melalui kegiatan pelatihan bagi tenaga-tenaga kese- hatan jiwa di Bali. Bekerja sama den- gan RSJ propinsi Bali di Bangli, kam- panye ini kini tengah menjalankan program Mobil Edukasi Skizofrenia, sebuah mobil kesehatan yang dileng- kapi dengan perangkat penyebaran informasi dan tenaga kesehatan guna memberikan edukasi dan pelayanan medis langsung kepada masyarakat bali selama satu tahun ke depan. Tantangan Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, Phd, Wakil Menteri Kesehatan RI yanghadir di acara yangs ama mengungkapkan, di Indonesia pe- nyakit kesehatan jiwa menempati uru- tan kedua terbesar sebagai penyebab beban disabilitas dalam masyarakat. Salah satu tantangan yang perlu ditanggapi bersama adalah rendahnya cakupan angka layanan penyakit jiwa, dimana saat ini hanya 10 persen dari total ODS yang mendapatkan layanan yang memadai. Sementara 90 persen sisanya tidak mendapatkan layanan yang mendorong mereka untuk sem- buh. Tidak maksimalnya tatalaksana gangguan jiwa di masyarakat menye- babkan tingginya angka perlakuan yang salah pada ODS seperti tindakan pemasungan dan penelantaran. Hal ini kemudian mengakibatkan masalah yang terkait langsung maupun tidak dengan morbalitas dan morbiditas dan bahkan hingga kasus-kasus bunuh diri. Kementerian Kesehatan menyam- but positif kampanye ini sebagai dalam melakukan treathment tidak saja bagi pasien, melainkan juga bagi masyarakat dan keluarga ODS. Kami juga mendorong agar ini menjadi suatu upaya lintas sektoral dimana ka- mi juga turut mendorong Kementerian Dalam negeri dan Pemerintah Daerah untuk turut juga menaruh perhatian pada masalah ini, Ali Ghufron me- lanjutkan. Ali Ghufron melan- jutkan, tuntutan interna- sional baik global maupun regional semakin kuat dalam menurunkan kesenjangan pengobatan gangguan kesehatan jiwa termasuk skizofrenia, melalui penyediaan layanan kese- hatan jiwa yang komperhensif dan kontinyu, peningkatan upaya kese- hatan jiwa melalui pemberdayaan masyarakat, serta penyediaan data. Penyediaan data ini juga menjadi hal yang dititik beratkan karena ini penting untuk menyusun rencana dan kebijakan serta strategi penanganan kesehatan jiwa. Hingga saat ini kita belum tahu apakah angka 90 persen pasien dari penderita skizofrenia yang tidak mendapatkan pelayanan men- cakup pula jumlah ODS yang tidak terdeteksi, tutur Ali Ghufron. Di lain pihak, Ghufron mengakui keterbatasan Indonesia dalam hal pe- layanan kesehatan jiwa. Hingga saat ini masih terdapat 7 provinsi yang ti- dak memiliki rumah sakit jiwa dan 4 provinsi yang tidak memiliki tenaga profesional kesehatan jiwa. Oleh ka- rena itu pemanfaatan sumber daya yang telah dimiliki dan kerjasama lin- tas sektor menjadi sangat krusial. Pe- layanan kesehatan masyarakat di ting- kat primer terus diperkuat dan di- harapkan memiliki peran penting dalam membentuk suatu layanan ke- sehatan ji- wa yang t e r p a d u . Menjelang implemen- tasi SJSN per 1 April 2014, maka hal yang kita harapkan sangat berbeda dengan sebelum implemen- tasi adalah dokter yang menangani ke- sehatan di tingkat primer dapat men- diagnosis dan menangani 155 jenis penyakit dimana salah satunya adalah kesehatan jiwa. Demikian pula, peran profesional di tingkat sekunder dan tersier juga di- anggap penting, tidak hanya dalam sis- tem rujukan dan latihan, tetapi juga dalam melakukan supervisi dan pembi- naan layanan primer di wilayahnya, serta membangun sistem informasi de- ngan bekerjasama dengan dinas kese- hatan setempat ataupun juga lintas sek- tor yang lain, imbuh Ghufron. yap F 51 FARMACIA September 2013 GERAI K ebutaan masih tinggi di Indo- nesia. Berdasarkan survei Kese- hatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996, angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dari total penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Setiap tahun ada diperkirakan ada penamba- han kebutaan sebesar 240.000 kasus. Angka ini merupakan yang terbesar di wilayah Asia Tenggara. Salah satu penyebab kebutaan di Indonesia adalah degenerasi makula atau biasa dikenal dengan Age-related Macular Degeneration (AMD). AMD disebabkan kerusakan makula pada bola mata. Makula atau biasa dikenal dengan bintik kuning berfungsi me- nyaring sinar yang merusak mata de- ngan cara mengikat radikal bebas yang dipancarkan oleh sinar biru (blue rays). Sumber sinar biru adalah cahaya yang dipancarkan alat elektronik seperti layar komputer, televisi atau telepon genggam. Dijelaskan Dr Elvioza SpM, staf ahli divisi vitreo-retina FKUI/RSCM di Jakarta, awal Agustus lalu, makula me- rupakan bagian penting retina, meru- pakan pusat penglihatan di bagian da- lam bola mata. Ia berfungsi sebagai titik tangkap cahaya, terdiri dari jutaan foto reseptor. Makula mengandung pigmen berwarna kekuningan atau sering disebut yellow oily, yang memi- liki unsur karotinoid lutein dan zeax- antin, jelasnya. Pigmen retina ini, lanjut Elvioza, merupakan faktor risiko penting untuk AMD. Pigman retina berfungsi melin- dungi retina. Semakin tipis pigmen, maka semakin rentan retina rusak oleh energi sinar biru dan menyebabkan degenerasi makula dan hilangnya pandangan. AMD berisiko pada usia lanjut ( >50 tahun). Ada beberapa tipe AMD. Per- tama, wet macular degeneration atau late AMD. Penyakit ini bisa terbentuk sangat cepat dan kondisinya biasanya jauh lebih serius dibandingkan dry macular degeneration. Hanya 10% kasus AMD bertipe Wet AMD ini. Meski begitu secara klinis jauh lebih ganas. 90% penderitanya akan men- galami kebutaan. Gejala-gejala wet AMD yang utama adalah distorsi pandangan. Garis lurus akan terlihat bengkok dan tidak berat- uran bagi pasien. Penderita juga meli- hat titik gelap atau abu-abu di pan- dangan mereka, ukuran obyek atau warna obyek tidak sama dilihat dari dengan dua mata, dan cepat membu- ruk. Dari hasil pemeriksaan terlihat ada pembuluh darah di makula. Tipe AMD kering mencapai 90% dari kasus AMD secara keseluruhan. Untuk tipe ini tidak ada pengobatan hingga saat ini. Pasien mengalami padangan kabur atau kesulitan mem- baca, membutuhkan sinar tambahan untuk melihat jelas, sulit menyesuikan dari gelap ke terang, sulit mengenali wajah orang, dan bisa menimpa ke- dua mata, Elvioza memaparkan be- berapa gejala AMD tipe kering. Dalam pemeriksaan terlihat bercak-bercak kuning disebuut drusen. Selain usia beberapa faktor risiko AMD di antaranya gaya hidup, penyakit tertentu sepertihipertensi, penyakit jan- tung koroner, dan diabetes, serta faktor genetik, riwayat operasi katarak, papar- an sinar matahari dan sebagainya. Mencegah AMD bisa dilakukan dengan mendeteksi gejala sedini mungkin, terutama melihat kadar pui- men macular, mengubah gaya hidup dan rutin melakukan skrining. Untuk mendeteksi kadar pigmen macular bi- sa dilakukan dengan alat pendeteksi pigmen makular. Penggunaannya cu- kup mudah hanya membutuhkan waktu 2 menit sudah bisa diketahui apakah kadar pigmen makular rendah atau tinggi. Alat ini cukup portable dan mudah diakses. Tesnya cepat dan hasilnya akurat. PT SOHO Global Me- dika, anak perusahaan PT SOHO Group yang khusus menjual alat-alat kesehatan, sudah menyediakan peng- ukur pigmen makular ini dengan merk MPSII yang diluncurkan secara resmi akhir Agustus dalam Kongres Dokter Mata Se-Indonesia di Palembang. tan F FARMACIA 52 September 2013 GERAI Oftamologi SKRINING Cegah Perburukan AMD M eskipun Pemerintah telah menetapkan peraturan dan Undang-undang yang men- dukung mengenai hak ibu pekerja untuk memberikan ASI eksklusif, namun impelementasi- nya hingga saat ini masih belum ber- jalan. Data Survei Sosial Ekonomi Na- sional 2010 melaporkan hanya 33,6% bayi umur 0-6 bulan yang menerima ASI eksklusif. Sementara data yang dicatat Riskesdas 2010 lebih mempri- hatinkan, dimana hanya 15,3% bayi umut kurang dari 6 bulan yang men- dapat ASI eksklusif. Hal tersebut diungkapkan dr. Eli- zabeth Yohmi, SpA, IBCLC, SATGAS ASI IDAI, pada seminar media, 21 Agustus silam di kantor IDAI Jakarta. Implementasi regulasi yang mandeg mengakibatkan para pemberi kerja, baik swasta maupun instansi pemerin- tah urung menyediakan fasilitas yang memadai bagi para ibu menyusui. De- mi bayi mereka, para ibu ini harus ter- paksa memerah ASI di toilet, gudang kantor, atau di tempat-tempat lain yang tidak terjamin kebersihannya. Mereka juga seringkali harus berhenti menyu- sui atau mulai memberikan tambahan sebelum usia bayi menginjak 6 bulan. Selain itu, banyak pula dari mereka yang harus kembali bekerja hanya beberapa minggu pasca melahirkan. Dukungan kepada ibu pekerja yang menyusui di Indonesia sangat rendah. Padahal kita punya pasal 83 UU no. 13/2003 tentang ketenaga ker- jaan, pasal 128 UU no. 39/2009 ten- tang kesehatan, PP no. 33 tahun 2013 tentang pemberian ASI eksklusif, dan beberapa peraturan yang lain, Yohmi menuturkan. Padahal, papar Yohmi, sebuah pene- litian yang tahun 1995 pada dua per- usahaan di Amerika Serikat meng- ungkapkan ASI juga memberikan man- faat bagi pemberi kerja yakni meng- urangi absensi yang mengarah kepada penghematan biaya. Memberikan dukungan kepada karyawati yang menyusui merupakan biaya manfaat serta mengurangi turnover/ pergantian dan pelatihan untuk karyawan baru. Selain regulasi nasional, strategi global dan konvensi ILO juga telah menegaskan kewajiban pemberi kerja terhadap para karyawatinya. Pemberi kerja harus memastikan bahwa hak melahirkan dengan tetap mendapat gaji untuk semua wanita bekerja ter- penuhi termasuk istirahat menyusui atau pengaturan tempat kerja lainnya untuk memfasilitasi pemberian ASI setelah cuti melahirkan selesai. Hal senanda diungkapkan dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, Ketua Sen- tra laktasi Indonesia. Ia mengungkap- kan, nampaknya harus ada semacam KPK-nya ASI untuk mendorong imple- mentasi serangkaian UU dan peratu- ran demi mendukung ibu pekerja yang menyusui di Indonesia, khusus- nya mengenai ketentuan pidana da- lam UU kesehatan. Pasal 200 UU no 36/2009 menen- tukan bahwa setiap orang yang de- ngan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif seba- gaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat (2) dipidana dengan pidana pen- jara paling lama satu tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah, Utami memaparkan. Namun Utami mengingatkan, demi tegaknya Undang-undang ini Kemen- terian Kesehatan tidak dapat bekerja sendiri dan harus berkolaborasi de- ngan Kementerian Tenaga Kerja serta Kemenkuham dan pihak kepolisian. Terkait UU kesehatan dengan anca- man pidana ini, tampaknya delik aduan tidak cukup bagi seorang ibu untuk melawan tindakan perusahaan tempat ia bekerja yang tidak memberi- nya hak sebagaimana diatur dalam pa- sal 128 UU no. 39/2009 tentang kese- hatan. Ini harus jadi delik murni, sehingga siapa saja yang melihat ma- salah ini bisa melaporkan, tambah Utami. yap F 53 FARMACIA September 2013 GERAI Perlu 'KPK' ASI untuk Dukung Ibu Pekerja dr. Elizabeth Yohmi dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM T endinitis, juga dikenal sebagai tendonitis, merupakan salah sa- tu jenis penyakit tendon (ten- dinopathy) berupa peradangan atau iritasi yang menyebabkan rasa sakit dan nyeri di sekitar persen- dian. Tendon adalah jaringan berserat yang melekatkan otot ke tulang, bersi- fat fleksibel namun kuat dan mampu menahan ketegangan. Tendinitis umum terjadi di sekitar siku, bahu, per- gelangan tangan dan tumit, tendinitis biasanya mendapat sebutan sesuai dengan bagian tubuh yang terlibat, contohnya: Achilles tendinitis yang mempengaruhi tendon Achilles, atau patellar tendinitis yang mempenga- ruhi tendon patela (jumpers knee). Menurut Dr. Laura Djurian- tina, Sp. KFR, Spesialis Kedok- teran Fisik dan Rehabilitasi RS Pondok Indah-Pondok Indah, di Jakarta, belum lama ini, Gejala ten- dinitis yang biasanya dialami pa- sien antara lain nyeri pada area tertentu dan semakin terasa sakit jika bagian tersebut dig- erakkan; juga adanya pem- bengkakan, termasuk te- rasa panas dan menjadi merah; serta teraba ben- jolan sepanjang tendon yang nyeri. Lebih lanjut pada pemeriksaan oleh dokter akan terasa ada- nya tendon yang ber- derak. Tendinitis kebanyakan dialami kalangan yang memasuki usia pertengahan dimana tendon tubuh menja- di lebih peka terhadap cedera karena kehilangan elastisitas dan melemah. Namun ten- dinitis juga bisa dialami di usia muda, terutama karena olahraga berlebihan atau aki- bat gerakan yang dilakukan berulang-ulang. Lari, tenis, berenang, basket, golf, FARMACIA 54 September 2013 GERAI Radial Shock Wave Therapy untuk Tendenitis Radial Shock Wave Therapy untuk Tendenitis REHABI L I TASI MEDI S bowling dan baseball termasuk olah- raga yang bisa berpotensi terkena ten- dinitis. Beberapa waktu lalu contoh- nya pemain bola dari Brazil, Kaka, ter- kena tendinitis hingga harus absen bermain. Selain itu, pekerja yang mengutamakan kegiatan fisik dengan pengulangan gerakan, posisi tak biasa, banyak getaran dan pengerahan tena- ga berlebih juga harus waspada, pa- par Laura. Beberapa jenis tendinitis antara lain: Achilles tendinitis merupakan ce- dera olahraga umum yang mengenai tendon Achilles yang berada diantara tumit dan otot betis; Suprastinatus ten- dinitis merupakan peradangan pada tendon di bagian atas sendi bahu yang menimbulkan rasa nyeri ketika lengan digerakkan terutama ke arah atas; be- berapa penderita bahkan merasa sakit ketika berbaring; Tennis/golfers elbow (lateral epicondylitis) berupa rasa nye- ri di tengah siku yang umum diderita pegolf dan pemain tenis; rasa nyeri se- makin akut ketika mencoba untuk mengangkat beban dan terkadang menjalar ke pergelangan tangan, dan Patellar tendinitis, cedera yang mem- pengaruhi otot yang menghubungkan tempu- rung (patella) dengan tulang kering, dise- babkan stres berulang pada tendon lutut yang dapat menyebabkan sobekan atau peradangan tendon. Dialami atlit olahraga yang sering melakukan aktiv- itas meloncat, berlari, atau menen- dang. Meski terkesan tidak berbahaya, ten- dinitis yang tidak dirawat dengan tepat bisa dengan mudah berujung pada kerusakan tendon; kondisi serius yang membutuhkan penanganan lebih lan- jut berupa pembedahan. Karenanya sebelum sampai tahap operasi, ada beberapa perawatan/pengobatan ten- dinitis yang bisa dilakukan. Pada intinya, pengobatan tendinitis ditujukan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi peradangan. Is- tirahat menjadi prioritas utama bagi penderita. Pasien harus berhenti me- lakukan apa pun kegiatan yang me- nyebabkan tendinitis, entah olahraga ataupun pekerjaan. Jika memang ber- henti total tidak mungkin, maka pa- sien harus ada proses penurunan akti- vitas tersebut secara signifikan, tegas Laura. Pada temuan awal tendinitis, kom- pres es ataupun handuk hangat juga sangat disarankan karena mampu mengurangi pembengkakan pada bagian yang terkena tendinitis. Jika memang rasa sakit tak tertahankan, pereda rasa nyeri terpaksa diberikan. Beberapa kasus juga menyebutkan suntikan kortikosteroid pada bagian yang terkena, namun jika terus me- nerus dilakukan justru berisiko terjadi- nya ruptur/robekan tendon dan bah- kan merusak, lanjut Laura. Lebih lanjut, penderita tendinitis harus menjalani terapi fisik atau fi- sioterapi dari ahli terapi fisik untuk mempercepat proses penyembuhan. Laura juga menyarankan penderita tendinitis untuk mengikuti program latihan khusus yang dirancang untuk meregangkan dan memperkuat ten- don. Yang sangat krusial dan masih banyak disepelekan, pemanasan/ pendinginan dan peregangan sebelum dan seusai olahraga membantu pen- cegahan tendinitis, tegas Laura. Cara Kerja RSWT Penanggulangan tendinitis juga bisa dilakukan dengan Radial Shock Wave Therapy (RSWT) atau terapi ge- lombang kejut bertekanan tinggi yang ditransmisikan melalui jaringan pada daerah yang sakit. Gelombang kejut yang dihasilkan merupakan suatu stre- sor mekanik berupa kejutan bertekan- an tinggi, dekompresi, dan regangan. RSWT bekerja menghilangkan nyeri pada bagian badan dan meningkatkan kesembuhan jaringan lunak yang sakit. RSWT juga dapat dipakai untuk men- gatasi masalah nyeri musculos- keletal atau nyeri pada bagian otot rangka/ skeletal. Keuntungan menggunakan alat ini adalah pen- gobatan yang relatif cepat dan efektif, meminimalkan pemberian obat oral, penggunaan kortison dan injeksi berulang, serta memini- malkan tindakan bedah/ operasi. Radial shockwave terbukti ber- manfaat pada kasus kronis, dimana jaringan tubuh sebelumnya tidak dapat menyembuhkan diri sendiri (melakukan proses healing) sehingga menjadi kronis. Shockwave menstim- ulasi aktivitas metabolik di daerah nyeri dan melancarkan peredaran darah. Jangan heran jika dalam keadaan kronis, pengobatan konservatif yang dirancang untuk fase akut (kondisi radang) tidak memberikan respon se- perti yang diharapkan. Inilah kekhu- susan RSWT, salah satu dari sedikit teknologi khusus yang dapat bekerja baik ketika suatu cedera sudah dalam stadium kronis, tanpa kemampuan 55 FARMACIA September 2013 GERAI proses penyembuhan. Jaringan yang rusak secara bertahap melakukan re- generasi dan pada akhirnya sembuh, ungkap Laura. Dosis RSWT diberikan dengan per- timbangan dapat menstimulasi pe- nyembuhan yang diharapkan, tanpa merugikan jaringan tubuh lain yang sehat. RSWT sering dipakai pada ma- salah yang berkenaan dengan tempat perlekatan tendon atau ligamen sendi- sendi besar seperti sendi bahu (rotator cuff), sendi siku (epicondylitis atau tennis elbow), sendi panggul dan lutut (tendinitis). Bagian badan lain yang sering juga diobati dengan RSWT adalah bagian kaki. Beberapa masalah kaki yang dio- bati adalah plantar fasciitis (nyeri pada tumit), achilles tendinitis (cedera olah- raga yang mengenai tendon Achilles yang berada pada tumit dan betis), cal- cific tendinitis (randang tendon karena pengapuran), cedera pada sendi dan nyeri otot, tenosynovitis (radang pada cairan sendi) pada kaki dan ankle, hammer toe (jari kaki yang menekuk dan menyudut), luka dan penyembuh- an fraktur/ patah tulang yang terlam- bat. Banyak pasien segera merasakan perbaikan rasa nyeri pasca pengobat- an dengan menggunakan RSWT pada jaringan tubuh. Perlu beberapa hari untuk memulai proses penyembuhan dan kebanyakan pasien merasakan perbaikan sekitar akhir minggu kedua, tergantung penyakit yang diobati. Proses penyembuhan sempurna dapat berlangsung beberapa minggu bahkan bulan, tetapi yang jelas rasa nyeri su- dah menghilang, jelas Laura. Plantar Faciitis : Serang Tumit dan Telapak kaki Ganggun atau cedera yang juga sering dialami pasien adalah Plantar Faciitis. Plantar Fascia, adalah jaringan semacam pita (ligamen) yang meng- hubungkan tulang tumit ke tulang jari kaki, menyangga lengkung kaki. Jika plantar fascia terlalu sering teregang, akan menjadi lemah, membengkak, dan meradang. Akibatnya tumit atau telapak kaki nyeri saat berdiri atau berjalan. Plantar Fasciitis dapat terjadi pada satu kaki atau kedua kaki ber- sama. Sering mengenai mereka yang paruh baya, tapi tidak menutup kemu- ngkinan terkena orang yang lebih muda dan banyak menggunakan kaki dalam aktifitasnya. Plantar Fasciitis disebabkan mere- gangnya ligamen yang menyangga lengkungan kaki. Beban berulang bisa menyebabkan cabikan atau robekan kecil-kecil pada ligamen yang men- gakibatkan nyeri dan pembengkakan. Ini kerap kali terjadi jika ada faktor- faktor risiko seperti: usia, di mana pal- ing sering terjadi antara umur 40 dan 60 tahun. Jenis latihan juga mempengaruhi. Aktifitas dengan banyak bertumpu p- ada tumit seperti berlari jarak jauh, menari balet dan aerobik. Selain itu bentuk kaki atau mekanik kaki yang salah seperti kaki leper, lengkung kaki berlebih. Atau, pola berjalan yang ab- normal dapat mempengaruhi penye- baran berat badan dan menambah te- kanan pada plantar fascia. Kegemukan akan menambah tekanan ekstra pada plantar fascia, pekerjaan yang banyak bertumpu pada kaki terutama mereka yang menghabiskan kebanyakan jam kerja mereka dengan berdiri atau ber- jalan pada permukaan keras dan penggunaan sepatu tidak cocok. Me- nurut Laura hendakanya pasien di- edukasi untuk menghindari sepatu bertelapak tipis dan longgar, serta se- patu tanpa arch support yang cukup untuk menyerap shock. Gejala Plantar Fasciitis yang umum- nya adalah nyeri jika melangkah sete- lah bangun dari tempat tidur atau sete- lah duduk lama. Rasa kaku sedikit berkurang setelah berjalan beberapa langkah, tetapi kaki menjadi terasa lebih nyeri setelah hari makin siang. Nyeri juga bertambah kalau menaiki anak tangga atau berdiri lama. Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menyingkirkan hal-hal lain yang potensial sebagai penyebab nyeri tu- mit atau kaki. Umumnya kita akan menemukan adanya pengapuran pada bagian depan tulang tumit (calca- neous). Pemeriksaan ultrasonografi atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) akan memperlihatkan adanya pembengkakan atau perubahan lain- nya pada fascia. Pada permulaan, ten- tu penting untuk mengistirahatkan ba- gian yang nyeri pada penderita Plantar Fasciitis. Caranya, kurangi jalan atau olah raga yang banyak memakai kaki. Kompres dingin sangat bermanfaat. Untuk pengobatan, dapat diberikan obat anti radang (non steroid) atau kortikosteroid. Obat tersebut dapat di- berikan dengan teknik iontophoresis. Cara pemberian lain adalah dengan suntikan. Plantar Fasciitis juga bisa diobati dengan fisioterapi. Pemberian modali- tas berupa microwave diathermy, ul- trasound diathermy atau TENS mem- bantu mengurangi nyeri dan menyem- buhkan gejala penyakit. Latihan stret- ching dan penguatan otot-otot tungkai bawah juga berguna dan dapat men- cegah kekambuhan. Night splint. Dipakai waktu malam, berguna untuk stretching otot betis dan pertahankan lengkung kaki. Peng- gunaan Orthotic (alat bantu) seperti Heel pad atau arch support berguna membantu menyebarkan beban pada tumit lebih merata, pertahankan leng- kung kaki. Cara lain pengobatan Plan- tar Fasciitis adalah dengan Radial Shock Wave Therapy (RSWT). Terapi ini diberikan untuk kasus yang kronis, dan terbukti bermanfaat. Pembedahan membebaskan Plantar Fascia, untuk yang tidak sembuh dengan tindakan konservatif. tan F FARMACIA 56 September 2013 GERAI P ada Kongres Nasional Gastro Hepato ini PT. Combiphar mengadakan kegiatan ilmiah berupa: Simposium di Hotel Arya- duta Manado, 22-24 Ags 2013 pada acara Konas XVI PGI (Per- kumpulan Gastroenterologi Indo- nesia) - PEGI (Perhimpunan En- doskopi dan Gastrointestinal In- donesia) dan PIN XX PPHI (Per- himpunan Peneliti Hati Indone- sia). Simposium ini mengangkat topik: Hepatoprotector With Nanotechnology: New Option For Liver Protection. Bertindak sebagai Moderator : dr. Agus Waspodo, SpPD, K-GEH, FINA- SIM. Co-Moderator : dr. B. Jim- my Waleleng, SpPD, K-GEH. Speaker: dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM, Dr. dr. Bega- wan Bestari, SpPD, K-GEH, M.Kes, FASGE dan DR. Heni Rachmawati, Apt. MS. selaku Ahli Nanoteknologi dari Fakultas Farmasi ITB. Pada simposium ini, PT. Com- biphar menjelaskan tentang pro- duk terbarunya, Hezandra hepa- toprotector pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Nano pada Curcuminoid, yaitu: Nanocurcuminoid. Hezandra mengandung 7 komposisi zat aktif, diantaranya: Nanocurcu- FARMACIA 58 September 2013 EVENT KONGRES NASIONAL XVI PGI-PEGI PEKAN ILMIAH NASIONAL XX PPHI Manado, Hotel Aryaduta 22-24 Agustus 2013 minoid, Silymarin, Schizandra, Succus Liquiritiae, Choline, Vit B6 dan Vit E. Yang membedakan Hezandra dengan produk sejenis adalah produk ini menggunakan teknologi nano pada curcumi- noid yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan hay- atinya, yang pada akhirnya dapat memaksimalkan khasiatnya seba- gai hepatoprotector. DR. Heni Rachmawati, Kon- sultan Nanoteknologi, Fakultas Farmasi ITB mengungkapkan, Nanoteknologi adalah suatu teknologi yang mampu memani- pulasi suatu material secara fisik untuk menghasilkan produk-pro- duk baru yang lebih baik, unik dan lebih berkhasiat. Penerapan teknologi nano pada produk He- zandra akan memberikan keung- gulan ketersediaan hayati sebesar 7 kali lebih baik, konsentrasi maksimal dalam darah 9,8 kali serta efektivitas dan stabilitas le- bih baik dibandingkan dengan curcuminoid konvensional. F EVENT 59 FARMACIA September 2013 61 FARMACIA September 2013 EVENT S ebuah keramaian kecil terlihat di salah satu ruangan kantor Majalah Farmacia, pada 5 Juli silam. Menjelang puasa Ramadhan, majalah ke- sehatan tersebut kedangan tamu dari Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta yang hendak melakukan medical Check up terhadap kar- yawan Farmacia yang berkantor di Jl Kemang Raya Jakarta. Meski bukan pertama kali melakukan check up kesehatan, acara pagi itu disambut antusias sekitar 20 karyawan PT Amythas Publicita sebagai penerbit maja- lah Farmacia, dan puluhan kar- yawan lain yang ada di gedung yang sama. Satu-persatu menunggu gili- ran memasuki ruang rapat yang disulap jadi ruang pemeriksaan. Satu orang secara bergiliran Karyawan FARMACIA Lakukan Medical Check Up Medical Check Up dilakukan pemeriksaan dasar berupa pengukuran berat dan tinggi badan, pengambilan sampel untuk pengujian gula darah puasa, dilanjutkan pe- meriksaan kadar lemak. Petugas kese- hatan dari RSU Bunda dengan sigap melayani meksipun ruangan terkesan gaduh. Semua data dicatat sebagai data analisis selanjutnya. Pemeriksaan juga melibatkan Elec- trocardiography (EKG) yang sengaja didatangkan RSU Bunda untuk meme- riksa irama jantung para karyawan Ma- jalah Farmacia. Sayangnya, tidak se- mua orang yang mau diperiksa irama jantungnya. Padahal hal tersebut sangat penting untuk mendeteksi kelainan pada jantung. Fasilitas yang paling laku dan ba- nyak peminat adalah fisioterapi. Ru- panya banyak karyawan farmacia yang mengeluhkan gangguan otot dan kele- lahan. Di ruangan yang disekat kain, seorang karyawan nampak intens berdikusi dengan fisioterapis. Rupanya ia mengalami gangguan pada pung- gungnya. Oleh fisioterapis tersebut, sang karyawan tersebut disuruh berbaring pada sebuah tempat tidur yang telah tersedia. Punggungnya yang sakit itu kemudian disinari den- gan sebuah lampu infra merah sehing- FARMACIA 62 September 2013 EVENT 63 FARMACIA September 2013 EVENT Karyawan FARMACIA mendapatkan hadiah istimewa menjelang hari ulang tahunnya ke-12, berupa pemeriksaan kese- hatan gratis di kantor. Meskipun bergerak di bidang kesehatan, baru terungkap bahwa tidak semua karyawan menjalankan gaya hidup sehat, terutama berolahraga dan diet sehat. Terbukti banyak yang dinyatakan kelebihan berat badan! ga karyawan tersebut nampak rileks, sebelum dipijat dengan alat khusus. Satu sesi terapi membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Tak heran antrian ter- panjang ada di layanan ini. Diungkapkan dr Jang Fara Andriza, Manager Medical Check Up RSU Bun- da yang ikut men- dampingi anak buah- nya dan juga mem- berikan konsultasi gra- tis, medical check up atau pemeriksaan me- dis lengkap sebaiknya rutin dilakukan setahun sekali khususnya bagi mereka yang telah ber- usia di atas 30 tahun. Pemeriksaan yang wajib dilakukan adalah pemeriksaan fisik, mata, tes darah lengkap dan re- kam jantung Se- mentara untuk mere- ka yang telah berusia di atas 35 tahun di- anjurkan untuk me- meriksa kemungkin- an diabetes melitus dan tekanan da- rah, katanya me- nambahkan. Di l a n j u t k a n Fara, sebagian orang mengang- gap bahwa check up kesehatan hanya buang- buang waktu dan uang. Ini mem- buat aktivitas tersebut hanya dilakukan jika ada per- mintaan dari pihak tertentu atau men- dapat fasilitas dari tempatnya bekerja. Sementara beberapa penyakit serius seperti seperti tuberculosis, osteoporo- sis, atau kanker misalnya, akan sangat menguntungkan jika ditemukan pada stadium yang lebih dini. Banyak penyakit yang kehadirannya sering tak terdeteksi. Di sini letak pen- tingnya medical check up. Semakin di- ni suatu penyakit terdeteksi, semakin besar peluang kita terhindar dari penge- luaran dana yang besar untuk meng- obati diri jika suatu penyakit sudah ter- lanjur parah, imbuh Farah. yap F FARMACIA 64 September 2013 KESMAS A wal Agustus 2013 yang cerah, hanya beberapa hari menje- lang Hari Raya Idul Fitri, be - berapa editor dari Medical Jour nal of Indonesia, jurnal il - miah resmi FKUI, berkesempatan me - ngikuti Asia Pacific Association of Me dical Journal Editors (APAME) Con vention di Distrik Komagome, pu - sat kota Tokyo, Jepang. Kongres dan rapat ini, selain menempatkan jurnal kami dalam salah satu jurnal yang ter- gabung di dalam organisasi APAME dan IMSEAR (Index Medicus of South East Asian Region), juga memberikan kami kesempatan dalam melakukan networking dengan para editor kedok- teran (di dalamnya termasuk kesehat - an masyarakat, epidemiologi, biome - dik, keperawatan, kedokteran gigi, far masi) di kawasan Asia Pasifik, serta menambah wawasan kami dalam ba - nyak hal, salah satunya adalah me - ngenai informasi kesehatan. Organisasi Asia Pacific Association of Medical Journal Editors (APAME) tidak hanya menyorot masalah riset, penulisan ilmiah, dan publikasinya se mata (hal-hal yang bersifat aka de - mis). Meskipun hal-hal tersebut meru- pakan domain APAME secara umum, na mun APAME sebagai wadah per - kumpulan para editor kedokteran juga memberikan perhatian pada etika dan integritas riset, publikasi, dan infor- masi kesehatan (substansi) yang di - sam paikan. Saya kira, ini adalah salah satu hakikat dari perjalanan riset, pe - Belantara Tak Bertuan: Informasi Kesehatan, Siapa yang Mau Tanggung Jawab? Laurentius Aswin Pramono Informasi kesehatan (health information) seolah dunia tanpa batas, begitu luas dan bertambah setiap waktu, tanpa ada yang dapat mengendalikannya. Informasi kese hatan, mungkin sama halnya dengan informasi politik dan ekonomi, begitu vital bagi kehidupan masyarakat. Salah atau benar informasi, bisa berpengaruh pada kebijakan dan keputusan klinis, pengobatan sendiri (over the counter), referensi bagi media atau corong informasi lain, dan kebijakan publik. Pertanyaan saya, siapa yang bertang gung jawab di belantara tak bertuan? Para peserta Asia Pacific Association of Me dical Journal Editors (APAME) Con vention di Distrik Komagome, pu sat kota Tokyo, Jepang. 65 FARMACIA September 2013 KESMAS nulisan, dan publikasi ilmiah di mana informasi kesehatan yang diberikan ha rus tepat dan etis, untuk kepenting - an pasien, masyarakat, tenaga kese- hatan, bangsa dan negara. Saya menyederhanakannya seperti ini. Riset, penulisan ilmiah, dan pub- likasinya ke kalangan akademis (pub- likasi ilmiah atau akademis melalui jurnal ilmiah) hanyalah satu step da - lam sosialisasi informasi ilmiah. Pu - bli kasi ilmiah ini akan berlanjut ke step berikutnya di mana bercabang menjadi (1) keputusan klinis (clinical desicion) yang dilakukan oleh profesi medis (dokter) (2) kebijakan pub - lik/kesehatan masyarakat (public health policy) yang dilakukan oleh para ahli kesehatan masyarakat dan stake holder (pengambil kebijakan se - perti kemenkes, BPOM, dinas kese - hat an), (3) referensi bagi riset, pene lu - suran informasi, perumusan masalah lebih lanjut lagi yang dilakukan oleh para peneliti, klinisi, dan epidemiolo- gis, (4) pengobatan diri sendiri yang di lakukan oleh masyarakat awam (bu - kan dari profesi medis) yang lebih di - kenal dengan istilah over the counter medicine, (5) bahan informasi bagi me dia (massa) lain (majalah kesehat - an populer, koran, website, televisi, radio, leaflet perusahaan farmasi). Ke - lima cabang ini semuanya berujung pada kepentingan masyarakat di ma - na kitalah yang akan menjadi penggu- na/konsumen suatu kebijakan klinis dari dokter atau dokter spesialis (mi - sal nya diagnosis dan terapi), menggu- nakan obat-obatan, baik herbal, tradi- sional, maupun obat-obatan yang di - jual bebas (maupun yang sebenarnya tidak dijual bebas), mendengarkan in - formasi kesehatan di televisi atau ra - dio, serta terpengaruh terhadap kebi- jakan kesehatan yang spesifik misal- nya pelarangan menggunakan obat ter tentu sebab sudah dinyatakan ber - bahaya oleh BPOM, atau mengkaran - ti na unggas di sekitar rumah, dan se - bagainya. Bagaimana pun kebijakan kedok ter - an (klinis) dan kesehatan (kesehat an masyarakat) berpengaruh pada se mua orang, tanpa kecuali. Mulai dari dalam poliklinik geriatri di mana para lansia bertanya kritis ini dan itu terhadap manfaat dan interaksi obat, se be rapa efektif obat atau teknik rehabi litasi dibandingkan terapi lainnya, sampai kebijakan kesehatan di tingkat nasion- al atau lokal (misalnya saat wa bah atau KLB). Semuanya dicari orang, saya be - rani mengatakannya de mikian. Rantai informasi kesehatan tidak akan pernah putus sebab (1) do kumentasi informasi kesehatan cukup baik, (2) perkem - bang annya dapat di ikuti dari waktu ke waktu, dari dekade ke dekade, (3) in - formasi kesehatan me rupakan jualan yang sangat gurih, di mana banyak orang memanfaat kannya untuk ke pen - tingan komersial, (4) informasi kese- hatan dekat dengan banyak orang (me - nyentuh kebutuhan orang), adapun ke - se hatan merupakan materi yang me - narik bagi orang ba nyak. Permasalahan muncul bila infor - ma si kesehatan yang diberikan (1) ti - dak etis, artinya diperoleh dari hasil ri set dan publikasi yang curang (fraud), (2) tidak berdasarkan kajian, riset, dan pendapat yang ilmiah dan berbasis bukti (contohnya klinik-kli - nik pengobatan tradisional atau Cina gadungan), (3) tidak diterima secara me rata (tidak dapat diakses oleh se - mua orang), (4) diberikan pada orang yang salah (misalnya iklan obat bagi profesi medis diletakkan di majalah un tuk orang awam), dan (5) salah pe - nyampaian kepada penerima infor - ma si yang membuat informasi kese - hat an yang sudah benar menjadi sa - lah, misalnya disampaikan secara ti - dak utuh, hanya sepotong-sepotong, FARMACIA 66 September 2013 KESMAS atau tidak sistematis, atau salah pa - ham. Demikianlah maka rantai infor- masi kesehatan sangat penting dijaga da ri segala sudut; kejujuran, kesahih - an, keandalan, sistematika, komuni - ka si, sampai evaluasinya. Saya mem- berikan urutan pada kalimat di atas. Kejujuran Akademis dan Informasi Kesehatan Istilah academic honesty ber hu- bungan dengan kata itikad. Dalam se - mua sesi kuliah dan workshop me - nge nai etika riset dan publikasi, kita se lalu ditekankan mengenai adanya ke salahan yang dilakukan tanpa se - nga ja, disebabkan ketidaktahuan me - ngenai suatu metode dalam pengerja - an dan penulisan hasil riset, laporan ka sus, atau review, atau perhitungan statistik dan metode epidemiologi. Na mun, ada pula kesalahan yang di - sebut sebagai misconduct atau fraud (kecurangan). Bila kesalahan tanpa se ngaja dapat diperbaiki dengan bim - bingan peneliti senior, pengkajian dan review oleh peer group, dan edit- ing (sampai penolakan) oleh peer re - viewer atau editor jurnal, pelanggaran misconduct atau fraud sulit untuk di - deteksi, diperbaiki, dan belum ada hu kuman (pidananya). Misconduct atau fraud berhubungan dengan atti- tude atau manner (misbehave). Kejujuran dalam riset, penulisan, dan publikasi (ketiganya dibaca urut) me rupakan hal yang paling utama. Ke jujuran merupakan pijakan awal ba gi kebenaran sebuah informasi ke - sehatan. Data-data hasil fraud (falsi- fikasi dan fabrikasi) tidak akan mem- berikan apa-apa (nothing) bagi ilmu pengetahuan dan kepentingan klinis. Bila falsifikasi dan fabrikasi merupa - kan kecurangan terbesar dalam dunia riset, maka plagiarisme adalah dosa dalam proses penulisan. Plagiarisme di definisikan sebagai mengambil ide atau kalimat orang lain seolah menja- di ide atau kalimatnya sendiri, tanpa merujuk pada pemilik kalimat dan ide tersebut, dan hal ini merugikan orang lain. Plagiarisme adalah tindakan yang tidak jujur dan hal itu menun - juk kan bahwa periset atau penulis ti - dak memiliki originalitas. Plagiarisme sesungguhnya dapat di mulai dari tahap riset, namun ke - banyakan kasus ditemukan pada ta - hap penulisan. Sebagian besar peneli- ti memang benar melakukan riset atas ide dan keingintahuannya sendiri na - mun pada saat penulisan, mereka ter- bentur ide penulisan sehingga akhir - nya mencontek kalimat orang lain. Plagiarisme juga bisa dilakukan tanpa sengaja karena ketidaktahuan batas- batas plagiarisme. Pada tahap publikasi, kecurangan bisa terjadi melalui praktek duplikasi dan salamy publication (belum ada ba hasa Indonesianya, saya bahasa In - donesiakan dengan publikasi salami saja). Duplikasi adalah mempubli ka - si kan suatu hasil penelitian ke berba- gai jurnal ilmiah atau kongres secara berulang kali, sementara publikasi sa - lami adalah memotong (saya sebut me motong bukan membagi) hasil-ha - sil riset dan publikasi menjadi bebera- pa bagian dengan tujuan memperoleh kredit publikasi sebanyak-banyaknya. Pada suatu riset besar dengan banyak data yang diambil, seorang peneliti dapat membagi (sekarang saya sebut membagi, bukan memotong) hasil-ha - sil riset ke dalam beberapa publikasi dan hal ini dapat dibenarkan. Ter ka - dang, batasan suatu publikasi salami hanya dapat dirasakan dan bukan di - ungkapkan panjang lebar dalam teori atau definisi. Sebagai editor yang ke - rap melihat naskah demi naskah, saya agak lebih mudah membaca kapan suatu naskah dipublikasikan dengan teknik salami atau tidak. Seperti saya katakan tadi, semuanya dapat di ra - sakan tanpa terlalu banyak dijelaskan panjang lebar. Semua kecurangan akademis ber - dam pak buruk terhadap informasi ke - sehatan yang disampaikan. Saya ka ta - kan, semuanya akan mengacaukan in formasi kesehatan dan bisa menye- satkan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat. Pada falsifikasi dan fabri - kasi data jelas, rasanya tak perlu dije- laskan lagi. Duplikasi dan publikasi salami akan merusak tatanan publi ka - si ilmiah dan mengacaukan sistem 67 FARMACIA September 2013 pen dataan informasi kesehatan yang bisa merugikan penerima informasi ter sebut. Keduanya akan merugikan pro ses pengumpulan informasi (misal- nya pada pembuatan systematic re - view atau meta-analisis) di mana ada dua atau lebih naskah yang sebenar - nya menghasilkan temuan dan kesim- pulan yang sama tetapi dipubli ka si - kan dalam dua naskah yang berbeda. Plagiarisme akan merusak tatanan pub likasi ilmiah, meskipun informasi ke sehatan yang diperoleh benar dan tidak fraud (bukan hasil falsifikasi atau fabrikasi). Bagaimanapun, ketiga tin- dakan yang disebut terakhir tetap di - sebut tidak jujur dan merugikan peer group maupun ilmu pengetahuan yang sebenarnya sangat dijunjung tinggi di dalam riset, penulisan, dan publikasi ilmiah. Integritas riset dan publikasi yang etis membangun budaya untuk jujur dalam semua kegiatan tersebut. Kong - res dan rapat APAME tahun ini meng - ha silkan Deklarasi Tokyo yang me ne - kankan pada kedua hal tersebut; in - tegritas riset dan publikasi yang etis (To kyo Declaration on Research Inte - grity and Ethical Publication in Scien ce and Medicine in Asia Pacific Re gion). Saya kira, hal ini tidak hanya berlaku bagi jurnal ilmiah tetapi juga pada media massa lainnya (termasuk media kesehatan populer, tentu saja de ngan berbagai penyesuaian). In for masi kese- hatan sebagai produk dari riset, pe - nulisan, dan publikasi ilmiah itu akan menjadi referensi bagi semua praktek klinis maupun kebijakan ke se hatan, dan semuanya semata-mata bagi ke - pentingan manusia (humanisme). Informasi kesehatan yang bertanggungjawab Bila kita mau bicara gamblang, ma ka informasi kesehatan yang salah (tidak jujur, tidak sahih, tidak andal, tidak sistematis, tidak disampaikan de ngan komunikasi yang baik, dan ti - dak mendapat evaluasi) akan ber dam - pak buruk bagi kesehatan (baik indi- vidu maupun populasi, masyarakat, bangsa dan negara). Tanggung jawab terhadap informasi kesehatan ada pa - da semua pihak; mulai dari peneliti, penulis, peer group yang menilai dan mengkaji hasil riset, editor jurnal dan pemimpin redaksi (editor in chief), peer review, perusahaan farmas yang terlibat, pemberi dana hibah, dokter yang mengambil informasi tersebut, stakeholder yang menerima informasi tersebut, media massa yang menso - sialisasikan informasi tersebut, sampai masyarakat sendiri. Betapa luas dampak dan tanggung ja wab bila informasi kesehatan sampai salah dan merugikan banyak orang. Ti - dak ada satu titik atau pihak yang da - pat kita persalahkan kecuali bila sam- pai terjadi fraud yang sangat nyata, yang menimbulkan skandal ri set atau akademis. Kebanyakan orang mencari pihak yang dapat dipersa lah kan supaya bisa dimintai pertang gung ja - wab annya. Dalam hal ini, kita bi sa belajar dari negara penyelengga ra ko - ng res APAME tahun ini, yaitu Je pang sendiri. Negeri Sakura ini merupakan salah satu negara dengan ang ka pe na - rikan (retraksi) publikasi yang paling tinggi di dunia (setelah Ame rika Seri - kat), imbas dari terungkapnya kasus- kasus fraud (falsifikasi dan fabrikasi da - ta) di kemudian hari (pasca-publikasi, artinya pasca-review, editing, pener - bitan, bahkan sampai ada yang pasca- publikasi guideline-guideline kedok- KESMAS FARMACIA 68 September 2013 teran terkait publikasi tersebut). Sesungguhnya retraksi sendiri bu - kanlah cara yang enak (sebisa mung - kin dihindari sejak awal dengan pro - ses penapisan artikel, kejelian peer group dan peer review, serta seleksi artikel oleh editor jurnal yang ketat). Hal ini dipilih untuk mengembalikan ilmu pengetahuan pada tempat yang sesungguhnya, dan bukan semata- ma ta untuk menghukum pelakunya, hal mana yang diungkap oleh Pro fe - sor Eva Baranyiova dari Republik Ce - ko, Wakil Ketua European Association of Science Editor, yang merupakan pembicara pada sesi Plennary Lecture di Tokyo. Sejatinya, retraksi tidak ha - nya merugikan kredibilitas penulis ta - pi juga merugikan ilmu pengetahuan, organisasi profesi, dan institusi yang terlibat. Tanggung jawab terhadap infor- masi kesehatan melibatkan banyak pi - hak, bersifat luas dan kompleks. Di ti - tik ini, kepentingan banyak orang ber - main. Urusan riset, penulisan, dan pub likasi ilmiah mungkin masih bisa diatur (oleh institusi akademik, dewan editor jurnal, peer review, dan peer group), lalu bagaimana dengan media massa lain seperti majalah atau surat kabar populer, televisi, dan radio? In - formasi yang benar di tatanan aka de - mis, bisa jadi ngawur dan multi-inter- pretasi oleh masyarakat awam (non- medis). Belum kalau sudah menyang - kut komersialisme. Sebagai contoh, ka lau ada klinik-klinik pengobatan herbal atau Cina di iklan-iklan radio dan televisi siapa yang dipersalahkan? Informasi kesehatan yang seperti apa lagi yang dapat dipercaya. Jangankan bukti-bukti ilmiah yang kita bisa cari, wong obat-obat apa yang mereka berikan saja kita tidak pernah tahu. Saya paham bahwa hal ini terjadi bukan saja di Indonesia tapi juga di ba nyak negara lain di seluruh dunia. Selain informasi kesehatan yang be - nar, kita membutuhkan pendidikan dan promosi kesehatan yang benar ke pada masyarakat. Informasi kese- hatan yang salah dan ngawur demi ke pentingan komersialisme semata dapat kita hadapi dengan pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang baik. Selain itu, profesi kesehatan (dok ter, perawat, bidan, dokter gigi, far masi, ahli kesehatan masyarakat, epidemiologi, pengambil kebijakan ke sehatan) harus bersatu dalam mem- berikan (dan mengedukasi) informasi kesehatan yang tepat dan etis kepada masyarakat dan terus memerangi in - for masi kesehatan yang salah di ma - syarakat. Tentu saja pembicaraan me - ngenai hal ini membutuhkan ruang luas, namun intinya, informasi kese- hatan adalah hal yang kita semua per- juangkan saat ini. Kepentingan ma - sya rakat sebagai konsumen adalah yang paling utama. Kongres APAME di Tokyo bulan la - lu menyadarkan saya (saya sudah me - nuliskannya dalam editorial Medical Journal of Indonesia volume 22 no mor 3, Juli-September 2013) bahwa riset, penulisan, dan publikasi ilmiah tidak semata-mata pekerjaan aka de mis atau rutinitas seorang peneliti, dok ter, dan epidemiologis. Kegiatan tu lis-menulis di bidang kesehatan ada lah kerja besar (big job) yang me nuntut tanggung ja - wab besar untuk me nyampaikan (de - liver) informasi ke sehatan kepada seja - wat dokter, seja wat peneliti, teman-te - man lain yang bergerak di bidang kese- hatan dan pa ra pengambil kebijakan kesehatan, ser ta yang terutama semua - nya berujung pada kepentingan ma - sya rakat luas. Informasi kesehatan ha - rus dimulai dari kejujuran dan etika, dan berujung pada kesehatan masya ra - kat luas. Saya menemukan bahwa ri - set, pe nu lisan, dan publikasi di bidang kesehatan telah memberikan penghar- gaan yang setinggi-tingginya pada ke - hormatan ilmu pengetahuan dan ke se - hat an masyarakat, lebih lanjut bagi ke - sejahteraan umat manusia. Writing and publishing papers are a task of dig- nity. But, it is more clear if I say that research and publication is now not on ly work of academic and science, but also a work of art, humanity, and in tegrity (Med J Indones. 2013;22(3):3-4). F KESMAS 69 FARMACIA September 2013 JAKARTA TIMUR APOTEK 1. Apotek K-24 Pondok Bambu Jl Pahlawan Revolusi No 15, Pondok Bambu. Tlp (021) 86613859 2. Apotek K-24 Kalimalang-3 Jl Raya Kalimalang Kav 23, Duren Sawit (sebelah Polsek Duren Sawit). Tlp (021) 86607737 3. Apotek K-24 Buaran Jl Buaran Raya No 9, Klender, Duren Sawit. Tlp (021) 86802736 4. Apotek K-24 Rawamangun Jl Balai Pustaka Timur 16, Rawa ma - ngun. Tlp (021) 4705724, 4703996 5. Apotek K-24 Dewi Sartika Jl Dewi Sartika No 134D Cawang. Tlp (021) 80888670 6. Apotek Rini Jl Balai Pustaka Timur 11, Rawama - ngun. Tlp (021) 4753004, 4753126 7. Apotek Mustajab Jl Kejaksaan Raya Blok A No 8B, Pondok Bambu. Tlp (021) 8632712 8. Apotek & Klinik Al-Falah Jl Pahlawan Revolusi No 5, Pondok Bambu. Tlp (021) 86613319 9. Apotek & Klinik Dermaga Raya Jl Dermaga Raya No 79, Klender. Tlp (021) 86602590 10. Apotek Samara Jl Monumen Pancasila Sakti No 18, Lubang Buaya, Cipayung. Tlp (021) 37703030 11. Apotek Guci Medika Jl Lapangan Tembak No 17, Cibubur. Tlp (021) 8710633 12. Apotek Raudha Farma Jl Raya Ceger No 39. Tlp (021) 84591731/8454679 13. Apotek Budi Lestari Komp PTB Blok ID/16, Jl Kelapa Dua Wetan. Tlp (021) 8713808 RUMAH SAKIT Rumah Sakit Harum Jl Tarum Barat, Kalimalang. Tlp (021) 8617212 JAKARTA UTARA K-24 Kelapa Gading Jl Boulevard Raya Blok WD 2 No 10. Tlp (021) 4531958 JAKARTA BARAT K-24 Greenville Jl Ratu Kemuning Komp Greenville Blok AS No 37C, Duri Kepa, Kebon Jeruk. Tlp (021) 5601623 JAKARTA SELATAN APOTEK 1. Apotek & Klinik Esti Jl Bangka Raya No 28. Tlp (021) 7181477 2. Apotek Terogong Jl Raya Terogong. Tlp (021) 7657487 3. Apotek & Klinik Jati Jl RS Fatmawati Raya No 50 Blok C-1 Ruko Festival. Tlp (021) 7519314 4. Apotek & Klinik Namira Jl Jati Padang Raya No 62, Pasar Minggu. Tlp (021) 7820645 5. Apotek & Klinik Mediko Farma Jl Pinang Raya No 10, Pondok Labu. Tlp (021) 7505488 6. Apotek & Klinik Karang Pola Jl Raya Pasar Minggu. Tlp (021) 7818410 7. Klinik Global Doctor MC Jl Kemang Raya No 87. Tlp (021) 7194565 8. Kemang Medical Care Jl Ampera Raya No 34. Tlp (021) 27545454/2755400 RUMAH SAKIT RS Prikasih Jl Raya Fatmawati Raya No 47. Tlp (021) 7504669, 75900174 JAKARTA PUSAT 1. Ibu Nung (bursa buku FKUI-RSCM) Jl Salemba Raya No 6. Tlp (021) 31926364 2. RS AL Mintohardjo Jl Benhil No 17. Tlp 081230186061 (Ibu Mayor Sofie) 3. RS Jakarta Jl Jend Sudirman Kav 49. Tlp (021) 5732241 4. RS Bhakti Mulya Jl KS Tubun No 79. Tlp 5481625 DEPOK APOTEK 1. Apotek & Klinik Sofa Marwa Jl H Asmawi No 110, Beji. Tlp (021) 33340300 2. Apotek Mudita Jl H Asmawi No 65, Beji. Tlp (021) 77202081 3. Apotek Pancoran Mas Jl Kartini No 24. Tlp (021) 7775415 4. Apotek K-24 Kartini Jl Kartini Ruko No 2B, Pancoran Mas. Tlp (021) 77218101 5. Apotek Pala Farma Jl Nusantara Raya No 97. Tlp (021) 7522049 6. Apotek Margonda Medika Jl Margonda Raya No 269. Tlp (021) 7522324 4. Apotek K-24 Margonda Jl Margonda Raya No 20, Kemiri Muka. Tlp (021) 77210714 5. Apotek Riani Cinere Jl Cinere Raya Blok 49 No 58, Limo, Cinere (depan Samsat Cinere). Tlp (021) 7532504 6. Apotek An-Najah Jl Parung Bingung Raya No 1. Tlp (021) 77881273 7. Apotek Amandara Jl Siliwangi No 3. Tlp (021) 77212048 8. Apotek K-24 Akses UI Jl Akses UI No 21, Tugu, Cimanggis. Tlp (021) 8724033 9. Apotek Kasih Jl Akses UI No 4, Tugu, Cimanggis. Tlp (021) 8724314 10. Apotek El Rapha Jl Raya Bogor Km 31 No 5, Cimanggis. Tlp (021) 87720327 RUMAH SAKIT 1. RS Cinere Jl Marbaya No 1 Puri Cinere. Tlp (021) 7545488 2. RS Bunda Margonda Jl Margonda Raya No 28, Pondok Cina. Tlp (021) 78890551 BEKASI 1. Apotek K-24 Jatiwaringin Jl Jatiwaringin 227 A, Pondok Gede. Tlp (021) 84978954 2. Apotek K-24 Pondok Gede Jl Raya Pondok Gede No 69. Tlp (021) 8404835 3. Apotek Zamzam Mulia Jl Jatiwaringin 308, Pondok Gede. Tlp (021) 84990609 Medan, Sumatera Utara Apotek Thamrin Jl Thamrin No 75 Ki-Li Medan 20214 - Sumatera Utara Majalah FARMACIA kini bisa Anda dapatkan di: Untuk pengguna Android dan iPad bisa mendapat majalah FARMACIA versi soft copy di www.scoop.com S abtu, 24 Agustus 2013 adalah hari yang istimewa bagi Fa - kultas Kedokteran Universitas Indonesia, khususnya Depar - te men Psikiatri dan Departe - men Kulit dan Kelamin. Hari ini, dua orang senior, kedua-duanya seorang perempuan, dikukuhkan sebagai Gu - ru Besar Tetap FKUI dalam sebuah seremoni yang dipimpin oleh Ketua De wan Guru Besar Universitas In do - nesia, Prof. Dr. dr. Biran Affandi, SpOG(K). Perbandingan guru besar laki-laki dan perempuan di kampus kedokter- an tertua di Indonesia ini memang be - lum sama. Laki-laki mendominasi daf- tar guru besar tetap di kampus Sa - lemba. Namun, hari itu, dua orang pe rempuan sekaligus dikukuhkan se - ba gai guru besar. Profesor. Dr. dr. Ra - den Irawati Ismail Marsubrin, SpKJ(K), M.Epid adalah yang pertama diku - kuhkan. Psikiater anak dan remaja yang juga terjun di bidang psikiatri komunitas, maternal, dan usia lanjut ini membawakan pidato sesuai ke pa - karannya yang lain, epidemiologi. Doktor Ilmu Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas In - donesia yang lulus dengan predikat cum laude itu membawakan pidato - nya yang berjudul Epidemiologi Psi - kiatri Masa Kini dan Harapan Masa Depan di Indonesia. Permasalahan psikiatri mencakup area yang sangat luas. Berbagai suku, agama, ras, dan budaya yang sangat be ragam membuat permasalahan ke - sehatan jiwa berbeda dengan faktor risiko yang beragam. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perma sa - lahan psikiatri yang spesifik perlu di - teliti dengan pendekatan epidemiolo- gi multivariat untuk memperoleh gam baran yang utuh. Faktor-faktor de terminan yang berhasil diidentifi - kasi akan memberikan kemudahan dalam hal intervensi di area klinis. Ung kap Profesor Irawati, pendekatan epidemiologi psikiatri yang merupa - kan bagian dari epidemiologi klinik perlu diperkenalkan secara luas da - lam rangka mengontrol berbagai fak- tor determinan. Epidemiologi psikiatri merupakan ilmu yang mempelajari distribusi ma - salah psikiatri serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ma - salah psikiatri. Sesuai dengan kaidah FARMACIA 70 September 2013 UNIVERSITARIA Profesor. Dr. dr. Raden Irawati Ismail Marsubrin, SpKJ(K), M.Epid Epidemiologi Psikiatri Masa Kini dan Harapan Masa Depan di Indonesia epidemiologi, tambah Mantan Kepala Puskesmas Inpres Babulu Darat, Ka li - mantan Timur di tahun 1984 ini, epi- demiologi psikiatri juga dibagi menja- di dua tipe, yaitu tipe observasional dan eksperimental. Kedua-duanya mem berikan manfaat kepada peneliti dan klinisi untuk merencanakan stra - tegi pencegahan dan intervensi pada gangguan dan kelainan di bidang psi - kiatri. Pada generasi pertama epidemi- ologi psikiatri di tahun 1939-1958, ki - ta mengenal adanya catatan peng - obatan di bidang psikiatri. Pada gene - rasi ini, para ahli psikiatri mencari hu - bungan antara berbagai aspek so - siodemografi dengan gangguan men- tal spesifik. Catatan mengenai per - kembangan ini dituangkan dalam sa - lah satu buku yang ditulis oleh Faris dan Dunham pada tahun 1939 ber - judul Mental Disorders in Urban Areas dan Social Class and Mental Ill - ness yang ditulis oleh Hollingshead dan Redlich pada tahun 1958. Ge ne - ra si kedua (periode tahun 1963- 1968), epidemiologi psikiatri berkem- bang dengan adanya penggunaan metode sensus dan survey pada po - pulasi umum dan pelaksanaan eva - luasi prevalensi distres dan gejala psi - kiatri. Berbeda dengan generasi perta- ma, pada generasi kedua, para ahli tidak berfokus pada gangguan psikia- tri yang spesifik. Hasil riset dari ge - nerasi kedua ini dirangkum dalam monograf yang berjudul Social Status and Psychological Disorder karya Dohrenwend dan Dohrenwend pada tahun 1969. Perkembangan ini berlanjut ke ge - nerasi ketiga mulai 1969 hingga saat ini di mana para ahli menggabungkan pendekatan survey lapangan dengan fokus pada gangguan psikiatri yang spesifik, misalnya pada buku Epi de - mio logic Catchment Area karya Ea - ton, Regier, dan Locke pada tahun 1981. Organisasi dunia di bidang epi- demiologi psikiatri sudah mulai di - ben tuk dengan adanya pertemuan dua tahunan World Psychiatrys Sec - tion on Epidemiology and Community Psychiatry. Epidemiologi psikiatri ha - ri ini banyak bersifat deskriptif, anali- tik terbatas, dan kausaistik dalam po - pu lasi terbatas, ungkap nenek dari dua cucu ini. Profesor Irawati juga memaparkan riset doktoralnya yang banyak dikenal luas mengenai depresi pra-bersalin dan pasca-bersalin. Profesor Irawati me nerangkan hubungan dan faktor- faktor risiko depresi pra-bersalin dan pasca-bersalin yang difokuskannya pa da aspek dukungan sosial dan ke - sesuaian hubungan suami istri. Di ser - tasi ini mengantarkannya dalam pe - nemuan model epidemiologi yang su - dah mendapatkan hak kekayaan in te - lektual dari Universitas Indonesia. Dari hasil riset ini juga, perempuan yang sehari-hari lembut dan sabar ini memperoleh prestasi cum laude Dok - toral Epidemiologi, sebuah prestasi yang tidak mudah mengingat ilmu yang sangat luas dan kompleks. Profesor Irawati memulai karirnya sebagai dokter inpres PTT di Ka li - mantan Timur hingga menjadi kepala puskesmas di tahun 1984. Sebelum stu di spesialisasi, ia pernah bekerja se bagai dokter umum di Rumah Sakit Jiwa Grogol Jakarta, tempat di mana ia menemukan minatnya pada bidang ilmu kedokteran jiwa. Menamatkan spesialis ilmu kedokteran jiwa (SpKJ) pada tahun 1990, ia langsung di ang - kat menjadi staf pengajar di divisi psi - kiatri anak dan remaja serta aktif di di - visi psikiatri komunitas. Ia mendapat - kan gelar konsultan pada tahun 1995. Minat pada dunia epidemiologi meng antarkannya pada gelar Magister Epidemiologi (M.Epid) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas In - do nesia pada tahun 1997 dan Doktor Ilmu Epidemiologi pada tahun 2002 dari fakultas yang sama. Sejak itu, istri dari dr. Marsubrin Daramin, SpM ini banyak sekali melakukan riset dan pu blikasi ilmiah. Publikasinya menca- pai puluhan di berbagai jurnal na sio - nal dan internasional terakreditasi. Seorang guru yang sangat lembut, sabar, namun juga disiplin adalah sosok Profesor Irawati di kalangan si - vi tas akademika dan terutama para ma hasiswa dan PPDS-nya sangat meng hormati dan menyayanginya karena sifatnya yang down to earth dan empati yang tinggi pada sesama. Hal lain yang menonjol pada sosok Irawati adalah ia hafal dan ingat ba - nyak hal (ingatannya sangat baik), ter - utama dalam mengingat peserta di - dik nya satu per satu. Fisiknya yang mu ngil tidak menghalanginya berak- tivitas banyak dan bergerak gesit ke sa na kemari. Ia adalah panutan ba - nyak psikiater lain di Indonesia, se - buah bidang spesialisasi yang mem - bu tuhkan sifat empati yang tinggi. Da - lam upacara ini, Profesor Irawati mem perlihatkan sisi kelembutan hati - nya. Ia sempat menitikkan air mata saat mengenang mendiang orang tua - nya. Proficiat Profesor Raden Irawati Ismail Marsubrin, Anda telah menjadi teladan bagi ahli psikiatri, epidemio - logi, dan dokter di Indonesia. sno F 71 FARMACIA September 2013 UNIVERSITARIA G uru besar kedua yang diku - kuh kan hari itu berusia 63 ta - hun saat menerima gelar pro- fesornya. Beliau adalah Pro fe - sor Kusmarinah Bramono, SpKK(K), PhD. Dokter Puskesmas Te - la dan Tingkat Nasional tahun 1982 ini adalah sosok yang pintar dan ka - lem. Menamatkan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas In - donesia pada tahun 1974, ia bekerja di puskesmas selama 8 tahun sebelum akhirnya duduk di bangku sekolah spe sialisasi ilmu kesehatan kulit dan ke lamin, yang ditamatkannya pada ta - hun 1987 atau pada usia 37 tahun. Usia bukanlah halangan seseorang un tuk terus belajar dan berkarya, ia meneruskan studi diploma di bidang Dermatomycology Research di Jun - ten do University School of Medicine, Tokyo, Jepang pada tahun 1992, yang diteruskannya dengan program dok- toral (PhD) dari institusi yang sama pada tahun 2006. Karir yang panjang di dunia kedok- teran dan spesialisasi ilmu kesehatan kulit dan kelamin membawanya men - ja di pribadi yang sangat matang dari segi keilmuan dan profesionalisme. Ia adalah Ketua Umum Perhimpunan Dok ter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI) pada periode 2005-2008 dan pernah menjabat Ketua Kolegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin In - donesia (2008-2011). Sampai hari ini ia masih duduk sebagai Ketua Pro - gram Studi Pendidikan Dokter Spe - sialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Ke la - min Fakultas Kedokteran Universitas In donesia. Di bidang keilmuan, ia ada lah pakar dermatomikologi (infek- si jamur kulit). Sejak awal berkarir, ia memang sudah terjun dalam bidang ini bersama Prof. Dr. dr. Unandar Bu - dimulya, SpKK(K) dan dr. Kus wa dji, SpKK(K), kedua seniornya yang kini sudah almarhum. Infeksi jamur kulit merupakan rak- sasa yang kini bangkit lagi, demikian papar salah satu ahli kulit dan ke la - min dunia, ungkap Profesor Kus ma ri - nah. Hal itu disebabkan kondisi imu - no kompromais akibat infeksi HIV/ - AIDS yang banyak memunculkan in - feksi oportunistik, terutama jamur ku - Profesor Kusmarinah Bramono, SpKK(K), PhD Sejak Awal Berkarir Menekuni Infeksi Jamur Kulit FARMACIA 72 September 2013 UNIVERSITARIA lit yang banyak menyerang pasien-pa - sien pada populasi ini. Kompetensi dokter umum sesungguhnya diharap- kan mampu menangani kasus-kasus ja mur kulit seperti panu dan kurap di tingkat pelayanan primer. Namun sa - yangnya, kompetensi ini belum terca- pai sepenuhnya mengingat banyak - nya kasus rujukan ke poliklinik RSCM untuk kasus-kasus yang sebenarnya se derhana dan cukup dilayani di ting - kat primer. Memang, pada kasus-ka - sus sulit, rujukan perlu dibuat ke spe- sialis kulit dan kelamin, dan kasus-ka - sus sistemik membutuhkan pelayanan multidisiplin, ucap istri Ir. Bambang Bramono ini. Kasus infeksi jamur masih menjadi permasalahan di negara tropik seperti Indonesia. Dampaknya sangat besar terhadap kualitas hidup maupun be - ban ekonomi. Sayangnya, perhatian dan support untuk bidang ini masih be lum optimal. Profesor Kusmarinah pun menghimbau agar di area ini, kita wajib memberikan perhatian, teruta- ma untuk aspek riset agar bidang ini ti dak diambil oleh peneliti atau ahli dari mancanegara (luar negeri). Sudah sepatutnya para ahli di Indonesia me - miliki concern terhadap ilmu penge- tahuan dan riset. Masih ada banyak penyakit kulit yang sudah tidak ditemukan di ne - gara-negara lain namun masih menja- di permasalahan di negara kita. Di si - ni lah tugas seorang dokter secara umum dan dokter spesialis kulit dan ke lamin untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan ini. Profesor Kusmarinah sendiri prihatin dengan ada nya asosiasi dan plesetan SpKK menjadi spesialis kulit dan kecantik - an. Padahal masalah utama yang di - ha dapi mayoritas rakyat Indonesia bu - kanlah masalah estetika. Profesor Kus - marinah mengarahkan perhatian dok- ter spesialis kulit dan kelamin In do - nesia agar difokuskan pada kebutuh - an masyarakat luas saat ini. Di In do - nesia, berbagai daerah termasuk dae - rah tujuan wisata dunia seperti Raja Am pat masih mengalami beban pe - nya kit jamur kulit. Ia sangat menya - yang kan hal ini. Area yang tidak banyak digeluti orang, mungkin itulah yang banyak dipikirkan orang saat mendengar bi - dang infeksi jamur kulit (derma ta mi - ko logi). Di bidang inilah pengabdian hidup seorang Kusmarinah selama pu luhan tahun. Publikasi nasional dan internasionalnya sangat banyak di area ini, mulai dari riset, review, sampai laporan kasus yang berjumlah puluhan. Sampai sekarang, ini masih duduk sebagai Ketua Umum Per him - punan Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan Indonesia (PMKI), sebuah organisasi yang mencakup para ahli lintas disiplin mengenai infeksi jamur pada manusia dan hewan. Ia juga ang gota International Society for Hu - man and Animal Mycology (ISHAM) dan menjadi salah satu pendiri or - gani sasi Asia Pacific Society for Me - dical Mycology (APSMM). Di bidang riset dan publikasi il miah, ia sudah meraih beberapa pres tasi di tingkat universitas dan diundang be be - rapa kali di forum nasional dan inter- nasional untuk menyampai kan maka - lah nya terutama di bidang nya, infeksi jamur kulit. Di akhir buku pidatonya, ia mengutip kalimat Ki Ha jar De wan - tara, apapun yang diperbuat oleh se - seorang itu, hendaknya dapat berman- faat bagi dirinya sendiri, bangsa, dan manusia di dunia pada umumnya. Pro ficiat Profesor Kus ma ri nah Bra mo - no. Anda telah membe ri kan banyak ba gi ilmu pengetahuan dan profesi An - da. Semoga cita-cita dan harapannya terhadap dokter umum dan dokter spe- sialis kulit dan kelamin di Indonesia da pat terwujud. sno F 73 FARMACIA September 2013 Profesor Kusmarinah Bramono, SpKK(K), PhD dan Profesor. Dr. dr. Ra den Irawati Ismail Marsubrin, SpKJ(K), M.Epid UNIVERSITARIA P encarian obat baru, ter- masuk untuk kanker, se makin dipercepat ber kat teknik penelitian ba - ru yang ditemukan oleh pa - ra ilmuwan di Nanyang Tech nological University (NTU) yang baru-baru ini di publikasikan di Science, salah satu jurnal ilmiah terkemuka dunia. Dinamakan Cellular Thermal Shift Assay (CET - SA), para ilmuwan kini da - pat mengetahui dengan pas - ti apakah obat telah men - capai protein target da lam tubuh, yang merupa kan langkah penting dalam menentukan efektivitas ke - banyakan obat-obatan. Saat ini, para ilmuwan hanya bisa berhipotesis jika obat memang mencapai pro tein target, yang berbun- tut kepada proses pengem- bangan obat mahal dan ber - kepanjangan. CETSA akan membantu para il mu wan untuk tidak perlu lagi menebak-nebak dalam pe - ngembangan obat. Kebanyakan obat bekerja dengan mengikat satu atau lebih protein. Para il mu wan di seluruh dunia ke rap hadapi hambatan umum: bagaimana meng identifikasi protein te pat sa saran dan bagai ma na me rancang mo - le kul obat yang mampu se - cara efisien mencari dan mengikat protein tersebut. Penemu CETSA, Profesor Pr Nordlund dari NTU School of Biological Scien - ces, mengatakan me tode ba ru mereka tidak hanya akan meringankan dua ma - salah tersebut, tetapi juga memiliki aplikasi penting dalam memantau kemajuan pasien, misalnya, selama pengobatan kanker. Lantas bagaimana CET SA bekerja? Ketika obat be - reaksi dengan protein target dalam sel, protein mampu menahan suhu tinggi se be - lum berubah menjadi solid. Contoh presipitasi protein adalah ketika putih telur cair (yang merupakan pro- tein) dimasak (menjadi pa - dat) pada panas tinggi. Dengan memanas kan sampel protein dan mencari tahu mana pro tein dima - sak dan yang tersisa men- tah karena itu menjadi le - bih tahan panas, kita bisa me ngetahui apa kah obat te - lah mencapai sel target me - re ka dan jika telah me nye - bab kan pengikatan protein yang diinginkan dan mem- blokir fung sinya, jelas Nor - d lund. Dengan CETSA, sik- lus pengembangan obat ma hal dapat dibuat lebih efisien. F Robot Disinfection Pembasmi Kuman Super S ebuah studi baru-baru ini berjudul First UK evaluation of an auto- mated ultraviolet-C room decontamination device (TRU-D(TM)) menegaskan efektivitas TRU-D Smart - UVC (TM) dalam menghi - lang kan kuman super da - lam lingkungan perawatan kesehatan. Penelitian ini dilakukan oleh Department of Clinical Microbiology and Infection Prevention and the Control Department di kampus QMC Nottingham Uni ver si - ty Hospitals NHS Trust, Nottingham, Inggris, dan di terbitkan dalam Journal of Infection Hospital (N. Mahida, et al., 2013). Pene - li tian ini menemukan TRU- D membasmi patogen MRSA, MRA dan VRE hing- ga 99,99 persen. Selain itu, studi ini dilengkapi dengan kemudahan penggunaan dan pengangkutan perang - kat, serta waktu desinfeksi yang cepat. TRU-D adalah satu-satu - nya perangkat yang diguna - kan dalam penelitian ini. Ia merupakan disinfector ka - mar berteknologi ultravio- let. TRU-D adalah satu-sa - tunya portabel sistem desin- feksi UV di pasaran yang de ngan tepat mengukur emisi UV-C dengan Sen - sor360 (TM) yang bisa se - ca ra otomatis menghitung dosis UV yang diperlukan FARMACIA 74 September 2013 TEKNIKA CETSA: Teknik Mengefektifkan Obat un tuk membasmi patogen mematikan pada lingkung - an perawatan kesehatan. Dosis yang tepat dari sinar UV-C dapat memodifikasi struktur DNA dari sel me - nu lar sehingga tidak dapat bereproduksi dan karena itu tidak dapat menginvasi dan menyebar. Setelah sebuah ruangan rumah sakit dibersihkan de - ngan menggunakan metode tradisional, TRU-D masuk ke ruangan untuk menye- lesaikan pekerjaan. Penga - tur an cepat dan mudah ser - ta tidak memerlukan input pengukuran ruangan atau menutupi jendela dan venti- lasi. Mesin dihidupkan da ri luar ruangan mengguna kan remote genggam. Dari pen- empatan tunggal dekat pusat ruangan, teknologi Sensor360 (TM) langsung menganalisa konten yang unik, bentuk dan ukuran ruangan, memenuhi seluruh ruangan dengan dosis ku - man yang ditargetkan. TRU- D memerlukan 20 sampai 35 menit untuk meng hi - lang kan infeksi ku man dari permukaan yang terkonta - mi nasi sebelum memberita - hu kan kepada operator bah - wa desinfeksi selesai. Dalam studi ini, TRU-D digunakan dalam enam ka - mar di unit terapi intensif, ruang operasi dan ruang isolasi bangsal dengan ka - mar mandi di Nottingham University Hospital. Pe - rang kat ini ditempatkan di tengah ruangan, dan lem- peng kontak diinokulasi de - ngan strain klinis MRSA, MRA, VRE dan aspergillus ditempatkan di 15 permu - ka an yang berhadapan lang sung maupun tidak langsung dengan TRU-D. Setelah satu siklus desinfek- si, lempeng kemudian diter- apkan kembali ke permu ka - an secara langsung ber de - kat an dengan lokasi pelat asli. Studi ini secara khusus mencatat kemampuan TRU-D secara signifikan mengurangi patogen no so - komial (MRSA, VRE, MRA) dalam lingkungan rumah sakit, termasuk ruang ope - rasi, dan bahwa keuntun- gan termasuk kesederha na - an perangkat dan pelatihan mudah yang dibutuhkan oleh staf untuk mengope ra - sikan TRU-D. F N eurobiologists dari Uni versity of Leicester menemukan bahwa ang gota badan serangga da - pat bergerak tanpa otot. Te - mu an ini mungkin meng ins - pi rasi cara-cara baru un tuk meningkatkan kontrol ang - go ta badan tiruan atau ro - bot. Serangga bisa mengen- dalikan gerakan mereka meng gunakan interaksi kon- trol saraf dan trik biome ka - nik pintar, kata pe mim pin pe neliti Dr Tom Matheson. Dalam studi yang dipub- likasikan dalam jurnal Cur - rent Biology, para pe ne liti menunjukkan bahwa struk- tur dari beberapa sendi kaki serangga menyebab kan kaki memungkinkan ber gerak bah kan tanpa ada nya otot. Sesuatu yang disebut ga - bung an kekuatan pa sif ber - fungsi untuk me ngem bali - kan anggota ba dan kembali ke posisi istirahat yang di su - kai. Melalui gerakan pasif di - tunjukkan bahwa struktur sen di secara khusus dise - suai kan untuk melengkapi kekuatan otot. Para peneliti mengusulkan skema kontrol motor untuk sendi tubuh se - rangga di mana tidak se mua gerakan didorong oleh otot. Dr Matheson, dari De - partm ent of Biology, me - nga takan, beberapa hewan menyimpan energi dalam otot tendon elastis dan struk tur lainnya. Pe nyim - pan an energi tersebut me - mung kinkan kekuatan un - tuk diterapkan secara eks - plosif sehingga mengha sil - kan gerakan yang jauh le bih cepat daripada yang da pat dihasilkan oleh kontraksi otot saja. Contohnya ketika belalang atau kutu me - lompat. Gabungan kekuatan pa sif benar-benar mengimbangi kekuatan otot fleksor atau ekstensor di kaki be la lang. Temuan ini membantu men jelaskan bagaimana se - rangga mengendalikan ge - rakan mereka mengguna kan interaksi dekat kontrol saraf dan trik biomekanik pintar. Dengan wawasan baru ini, diharapkan bisa memacu pemahaman tentang baga i - mana anggota badan beker- ja dan dapat dikendalikan, de ngan tidak hanya serang- ga, tetapi de ngan hewan lain, orang, dan bahkan oleh robot, Matheson me - nyimpulkan. F 75 FARMACIA September 2013 Inspirasi Kaki Palsu dari Serangga Tanpa Otot TEKNIKA M agnet bisa menjadi alat untuk mengarah - kan sel punca seba- gai terapi pada penyakit jan tung atau penyakit pem- buluh darah. Caranya de - ngan mengumpankan sel pun ca kepada partikel kecil yang terbuat dari magnet ok sida besi, para ilmuwan di Emory dan Georgia Tech kemudian dapat mengguna - kan magnet untuk menarik sel-sel ke lokasi tertentu da - lam tubuh tikus setelah in - jek si intravena. Penelitian eksperimen ini dipublika si - kan secara online dalam jur nal Small edisi Agustus. Jenis sel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sel-sel batang mesenchy- mal, bukan sel-sel induk em brionik. Sel batang me - senchymal dapat segera di - peroleh dari jaringan de wa - sa seperti sumsum tulang atau lemak. Mereka mam pu menjadi tulang, lemak dan sel-sel tulang rawan, te tapi P ara peneliti berhasil mengembangkan tek - nik pemberian obat diabetes di mana bahan se - perti spons mengelilingi inti insulin. Spons mengem- bang dan berkontraksi da - lam menanggapi kadar gula darah untuk melepaskan in - sulin yang diperlukan. Tek - nik ini juga dapat diguna - kan untuk pengiriman obat yang ditargetkan pada sel- sel kanker. Kami ingin meniru fung si sel beta, yang mem- produksi insulin dan me - ngontrol pelepasan dalam tubuh yang sehat, kata Dr Zhen Gu, peneliti utama dalam program kerjasama rekayasa biomedis North Carolina State University dan University of North Carolina di Chapel Hill. Para peneliti menciptakan sebuah bola, matriks seperti spons dari kitosan, sebuah bahan yang ditemukan da - lam udang dan cangkang kepiting. Di seluruh matriks ini tersebar nanocapsules kecil terbuat dari polimer berpori yang mengandung oksidase glukosa atau en - zim katalase. Matriks seper- ti spons ini mengelilingi re - servoir yang mengandung insulin. Seluruh matriks sphere berdiameter sekitar 250 mikrometer dan dapat disuntikkan ke pasien. Ketika gula darah pasien diabetes meningkat, glu ko - sa memicu reaksi yang me - nyebabkan enzim nanocap- sules melepaskan ion hi - drogen. Ion-ion tersebut mengikat untai molekul spons kitosan, memberi me reka muatan positif. Helai kitosan bermuatan positif kemudian saling men jauh dari satu sama lain, menciptakan kesen- jangan besar dalam pori- pori spons yang memung - kinkan insulin untuk me la - ri kan diri ke dalam aliran darah. Ketika insulin di le - pas kan, kadar glukosa tu - buh mulai menurun. Hal ini menyebabkan kitosan ke hilangan muatan positif, dan kemudian saling mera- pat. Ukuran pori-pori da - lam spons kembali menyu - sut, menjebak insulin yang tersisa. Meskipun pekerjaan ini diciptakan ion hidrogen de - ngan menggunakan enzim yang responsif terhadap glukosa, teknik ini juga bisa disederhanakan untuk tera - pi tergat pada kanker de - ngan menghilangkan enzim sama sekali. Lingkungan asam tumor memiliki kon- sentrasi tinggi ion hidrogen. Jika reservoir spons diisi de - ngan obat antikanker, obat akan dilepaskan ketika ki to - san bersentuhan dengan ion hidrogen dalam ja ring - an tumor atau sel kanker. Kami juga dapat me - nye suaikan ukuran matriks keseluruhan spons sesuai kebutuhan, hingga sekecil 100 nanometer, kata Gu. Dan kitosan itu sendiri da - pat diserap oleh tubuh, se - hingga tidak ada efek kese- hatan jangka panjang. Dalam tes yang menggu- nakan tikus yang menderita diabetes, para peneliti men- emukan matriks spons efek- tif dalam mengurangi gula darah hingga 48 jam. Na - mun, para peneliti juga men ciptakan sebuah sis- tem pintar yang terpisah un tuk pengiriman insulin yang dapat mempertahan - kan kadar gula darah nor- mal selama 10 hari. F FARMACIA 76 September 2013 TEKNIKA Spons Pengirim Insulin Memandu Sel Punca dengan Magnet tidak untuk otot atau otak. Mereka mensekresi berba- gai faktor gizi dan an ti-in fla - masi, sehingga menjadikan sel tersebut alat yang ber - har ga untuk meng obati kon- disi seperti pe nya kit jantung atau gangguan autoimun. Nanopartikel oksida besi magnet sudah disetujui FDA untuk tujuan diagnostik de - ngan MRI. Ilmuwan lain te - lah mencoba me muat sel pun ca dengan partikel yang sama, tetapi me ne mukan bahwa lapisan pa da partikel itu beracun atau mengubah sifat sel. Na - no par tikel yang diguna kan dalam pe - ne litian ini me miliki lapisan glikol po lietilen yang melin- dungi sel dari kerusakan. Fi - tur lain yang unik adalah bah wa tim menggunakan medan magnet untuk men- dorong partikel ke dalam sel, bu kan bahan kimia se - ba gai ma na yang digunakan se be lumnya. Partikel-partikel yang di - lapisi dengan polimer poli- etilen glikol tidak beracun, dan memiliki inti oksida besi yaitu sekitar 15 nano - me ter. Sebagai perbanding - an, sebuah molekul DNA adalah 2 nanometer lebar dan virus influenza tunggal adalah minimal 100 na no - meter Partikel terjebak dalam lisosom sel, yang merupa - kan bagian dari sel yang me mecah limbah. Partikel- partikel tetap ditempatkan selama setidaknya satu ming gu dan kebocoran ti - dak dapat dideteksi. Para il - muwan mengukur kan - dungan zat besi dalam sel setelah mereka dimuat dan menentukan bahwa setiap sel menyerap sekitar 1,5 juta partikel. F nakan 442 sampel forma- lin-fixed spesimen parafin- embedded dari pasien kan - ker paru-paru di UNC dan University of Utah Health Sciences Center. Penulis per tama Matius Wilkerson, PhD, menjelaskan, Perta - nya an kami adalah, Bisa - kah histologi diprediksi se - ca ra akurat oleh ekspresi gen? Kami memiliki gen kanker paru yang berbeda sesuai jenis tumor, jadi ka - mi mengukurnya dalam spe simen paraffin tumor. Selanjutnya kami mengem- bangkan prediktor di sam- pel tumor. Kami kemudian membandingkan prediktor untuk diagnosis klinis yang sebenarnya dan mengguna - kan ahli patologi tambahan untuk meninjau sampel. Ka mi menemukan akurasi setidaknya sama baiknya dengan ahli patologi. Pre - dik tor kami menunjukkan akurasi rata-rata 84 persen, dan bila dibandingkan de - ngan ahli patologi diagno- sis, menghasilkan akurasi dan presisi yang sama seba- gai patolog. F 77 FARMACIA September 2013 M emastikan jenis kan - ker paru sangat pen - ting untuk menentu - kan obat mana yang akan berhasil dan mana terapi yang paling aman. Bagi ahli patologi anatomi, kunci un - tuk membuat penilaian ada lah spesimen tumor yang memadai sebagai ba - han menentukan histologi tumor, deskripsi molekul tumor yang didasarkan pa - da munculnya sel di bawah mikroskop. Tapi tidak se - mua spesimen sempurna, dan kadang-kadang begitu kompleks sehingga diagno- sis definitif menjadi sebuah tantangan. Para ilmuwan di Uni ver - sitas North Carolina dan Utah belum lama ini me - ngembangkan prediktor his- tologi dari jenis yang paling umum dari kanker paru-paru yaitu ade- nokarsino- ma, karsi- noid, sel kecil karsi- noma dan karsinoma sel skua mosa. Prediktor ini dapat mengkonfirmasi diag- nosis histologis dalam sam- pel parafin yang dikumpulkan secara rutin dari pasien tumor dan dapat meleng kapi dan menguatkan pa to logi temuan. Temuan mereka dilaporkan dalam Jour nal of Molecular Diagnos tics edisi 2013. Para ilmuwan menggu- Diagnosis Kanker Paru dengan Parafin TEKNIKA Pharmacology for the Primary Care Provider Penulis : Marilyn Winterton Ed munds PhD ANP/ GNP dan Maren Stewart Mayhew MS ANP Edisi : Keempat, 880 halaman Penerbit : Mosby, 15 Juli 2013 Harga : Rp 2.220.000 D itulis oleh dan untuk praktisi pe - rawat, serta cocok pula untuk asisten dokter, Pharmacology for the Primary Care Provider, 4th Edition berfokus pada apa yang perlu diketa - hui untuk meresepkan obat secara aman dan efektif untuk perawatan pri - mer. Penekanan pada pengajaran pa - sien membantu pembaca mendapat - kan kepatuhan pasien terhadap reji- men obat yang diresepkan, serta pe - doman untuk membantu promosi ke - sehatan dalam menjaga dan mening - kat kan kesehatan pasien. Hadir dalam tampilan berwarna, edisi ini memper- luas penekanan buku tentang prioritas QSEN keselamatan dan praktek ber - basis bukti, dan menambahkan ca - kup an obat baru, golongan obat baru, dan penggunaan obat terapi baru. Di - tulis oleh praktisi terkemuka perawat berwenang Marilyn Winterton Ed - munds dan Maren Stewart Mayhew, Pharmacology for the Primary Care Provider mengajarkan prinsip-prinsip pharmacotherapeutics menggunakan obat yang paling umum digunakan saat ini. Pharmacology: A Nursing Process Approach Penulis : Joyce LeFever Kee MS RN, Evelyn R. Hayes PhD MPH FNP BC dan Linda E. Mc Cuis tion PhD RN ANP CNS Edisi : Ketujuh, 1008 halaman Penerbit : Saunders, 8 Maret 2011 Harga : Rp 1.545.000 H adir dengan tampilkan ringkas dan cakupan langsung, Pharma - co logy: A Nursing Process Ap - proach, 7th Edition menempatkan kon sep farmakologi keperawatan dan keterampilan perhitungan obat esen- sial ke dalam konteks keperawatan praktis agar pemberian obat kepada pasien dalam praktik sehari-hari bisa lebih dipertanggungjawabkan. Edisi ini telah direvisi dan diperbarui de - ngan informasi keperawatan farma ko - logi terbaru yang tersedia. Bahasan- ba hasan inovatif seperti Prototype Drug Charts, Nursing Process Sum ma - ries, an extensive math/dosage calcu- lation section, dan NCLEX Exami na - tion-style study membuat farmakologi keperawatan lebih dimengerti daripa- da buku-buku sebelumnya. Pharmacology for Nursing Care Penulis : Richard A. Lehne PhD Edisi : Kedelapan, 1480 halaman Penerbit : Saunders, 8 Mei 2012 Harga : Rp 1.635.000 D iklaim sebagai buku favorit di an - ta ra mahasiswa keperawatan, Phar macology for Nursing Care, 8th Edition, hadir dengan fitur antara lain gaya penulisan yang unik dan me narik, penjelasan yang jelas, dan presisi klinis yang tepat untuk mem- bantu pembaca mendapatkan pema- haman yang kuat tentang obat kunci dan implikasinya - ketimbang hanya menghafal fakta tertentu. Pem ba has - an-pembahasan dalam buku ini men- cakup pendekatan prototipe obat, penggunaan cetakan tulisan maupun ilustrasi berukuran besar dan kecil un - tuk membedakan konten yang ha rus diketahui versus konten yang baik un - tuk diketahui, dan fokus pada impli - kasi keperawatan utama menghemat waktu belajar dengan mengarahkan perhatian Anda pada informasi yang patut pembaca ketahui. Edisi baru ini juga dilengkapi update konten yang melimpah untuk menjaga pembaca tetap berada di urutan terdepan, baik di kelas maupun dalam praktek profe- sional. F FARMACIA 78 September 2013 PUDSTAKA 79 FARMACIA September 2013 PUSTAKA Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . No. Tel. : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . HP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Judul Buku : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Banyaknya : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Harga : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Formulir Pemesanan Buku-buku Farmakologi Judul Penulis Edisi Diterbitkan Harga*(Rp) Pharmacology For The Prehospital Jeffry Guy Pertama, Jones & Bartlett Learning; 1.650.000 Professional 456 halaman Pap/DVD Re edition, 22Oktober 2012 Pharmacology Clear & Simple: A Guide to Cynthia Watkins RN MSN Kedua, F. A. Davis Company, Drug Classifications and Dosage Calculations 504 halaman 8 Maret 2013 Focus on Nursing Pharmacology Amy M. Karch MSN RN Pertama, Lippincott Williams & Wilkins, 1.550.000 1080 halaman 23 oktober 2012 Pharmacology for Nurses: Michael Adams, Leland Holland Ph.D. Keempat, Pretince Hall, A Pathophysiologic Approach dan Carol Urban Ph.D RN 944 halaman 1 Februari 2013 1.520.000 Tarascon Pocket Pharmacopoeia 2013 Richard J. Hamilton Keempat belas, Tarascon, 915.000 Deluxe Lab-Coat Edition 426 halaman 14 Desember 2012 * Harga belum termasuk ongkos kirim Harga dapat berubah tanpa pemberitahuan Pembayaran ke rekening atas nama PT Amythas Publicita No. Rek. 126.000.120.8486 - Bank MandiriMelawai Jakarta Kirimkan formulir ini bersama bukti pembayaran Anda melalui fax. atau surat ke: Bagian Sirkulasi FARMACIAEthical Update Jl. Kemang Raya 17 A, Jakarta 12730. Tel. (021) 7193433 (Hunting) - Fax. 7193435 P T Samsung Electronics Indonesia menggelar S4 Run Series, sebuah program seri lari yang terdiri dari 3 lomba lari yang diadakan di Jakarta. Kegiatan S4 Run Series ini akan diselenggarakan di 3 tempat; race pertama start di FX Lifestyle Xnter pada 1 September 2013, race kedua diadakan di Green Office, BSD City pada 13 oktober 2013, dan race terakhir diadakan Epicentrum Rasuna Said, 3 November 2013. Kesempatan itu juga dimanfaatkan Samsung mem- perkenalkan aplikasi terbarunya. S Health pada Samsung Galaxy S4, nama aplikasi tersebut, adalah sebuah aplikasi gaya hidup sehat yang dapat mengukur langkah, kalori, memantau berat badan, tekanan darah juga detak jantung, bahkan temperatur. Fitur ini merupakan sahabat tepat bagi masyarakat yang peduli dan tertarik menjaga kesehatan tubuhnya. FARMACIA 80 September 2013 ALBUM N ovo Nordisk bersama dengan Kementrian Kesehatan melun- curkan laporan Blueprint for Change yang merupakan laporan terkait kondisi penyakit diabetes meli- tus di Indonesa. Laporan ini mengi- dentifikasi empat hambatan utama dalam diabetes serta diberikan solusi bagaimana para pemangku kepentin- gan dapat berkolaborasi untuk hasil yang lebih baik. Menjelang pelun- curan program yang diadakah di Kementrian kesehatan pada 3 Septem- ber, Novo Nordisk mengundang se- jumlah media untuk makan siang dan berbincang-bincang seputar Blueprint for Change di kediaman Duta Besar Denmakr untuk Indonesia, Martin Her- mann. Novo Nordisk adalah per- usahaan multinasional asal Denmark dengan produk utamanya insulin un- tuk diabetes.