Hak Asasi Manusia: PPPPTK PKN Dan Ips Malang

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 21

HAK ASASI MANUSIA

DIKLAT GURU PKn SMA Jenjang Dasar




PPPPTK PKn dan IPS MALANG
Human Right could be generally defined as those rights which are inherent in our
nature and without which we can not live as human being (Jan Martenson/Komisi HAM
PBB)
LAHIR
Hukum Kodrat (Nature Law)
Lahir punya hak
Karunia Tuhan Yang Maha Esa
Diatur dalam peraturan (legal right) atau pernyataan
(declaration)
PERKEMBANGAN
1215 - Raja John Lackland Magna Charta
Pajak harus ijin Great Chuncil (Kepala-kepala Daerah)
Orang bebas (free man) perlindungan/ pertimbangan
hukum
- Petition of Rights (Parlemen) Raja Chartes 1628
Pajak/pungutan seijin Parlemen
Tak boleh ditahan tanpa hukum
Tak boleh hukum perang (tentara) dalam keadaan damai
1679 - Raja Charles II Habeas Corpus Act
Penahanan harus syah/legal
Pemeriksaan 2 hari setelah penangkapan
- Glorius Revolution Bill of Rights (Raja Charles II) 1689
Pemilihan Parlemen, bebas-rahasia
Bebas berbicara, mengeluarkan pendapat
Bebas beragama dan beribadat
- Deklarasi Kemerdekaan Koloni-koloni Amerika 1776
Semua orang sama
Tuhan menciptakan dengan hak-hak: hidup, bahagia, dll.
Pemerintah dibentuk untuk menjamin hak-hak
- Revolusi Perancis Declaration des droits de Ihomme at du citoyen 1789
Liberte, egalite, fraternite
- Akhir Perang Dunia II Presiden F.D. Roosevelt 1941
Four Freedom
- 10 Desember Declaration of Human Rights PBB 1948
Fundamental of human rights
Ranaisance (abad XV) - Martabat
Reformasi (abad XVI) - Gereja
Revolusi Amerika Serikat (1776)
Revolusi Perancis (1792)
A. Perjanjian Masyarakat John Locke (1632-1704)
B. Trias Politica Montesquieu (1688-1755)
C. Kedaulatan Rakyat J.J. Rousseau (1712-1778)
D. Negara Hukum Immanuel Kant (1724-1804)
1. Personal Rights
2. Property Rights
3. Political Rights
4. Rights of Legal Equality
5. Social and Culture Right
6. Procedural Rights
Universal-Absolut HAM:
Nilai universal saja
Tidak menghargai sosial budaya masing-
masing bangsa
Universal-Relatif
HAM Universal:
Asas-asas tidak Internasional diakui
Particularistik-Absolut HAM persoalan masing-masing bangsa
Menolak berlaku dokumen inter-nasional
Chauvinis, egois, pasif terhadap HAM
Particularistik-Relatif
HAM persoalan universal dan masing-
masing bangsa
Dokumen internasional disela-raskan
dengan budaya bangsa
Negara Polisi Thesis
Negara Hukum Liberal/Sempit Anti thesis
Negara Hukum dalam arti luas Sinthesis
Walfare State
1. Perlindungan terhadap HAM
2. Pemisahan kekuasaan
3. Berdasarkan pada peraturan perundang-undangan
4. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
A. Sri Sumantri
1. Pemerintah berdasarkan atas
hukum
2. Adanya jaminan terhadap HAM
3. Adanya pembagian kekuasaan
4. Adanya pengawasan peradilan
B. A.V. Dicey Rule of law
1. Supremacy of law
2. Equality before the law
3. Human rights
Rechtsstaat Rule of law
Kontinental (Eropa cs)
Civil law/administratif
(administrasi negara)
Anglo Saxon (AS cs)
Common law/yudical (peradilan)
1. Adanya konstitusi atau UUD
2. Adanya pembagian kekuasaan
3. Diakui dan dilindungi HAM
PEMBAGIAN/PEMISAHAN KEKUASAAN
Organisasi di suatu wilayah
Memaksakan kedudukan
Menetapkan tujuan dari kehidupan bersama
A. John Locke (1632-1704)
Eksekutif
Legislatif
Federatif
B. B.M. Montesquieu (1748)
Eksekutif
Legislatif
Yudikatif
Pemisahan kekuasaan Cheek and
Balance
A. Immanuel Kant (1724-1804)
Negara hukum dalam arti sempit, formal, klasik, murni atau
penjaga malam
Keamanan dan ketertiban negara
Ekonomi dan sosial inisiatif rakyat
B. Kranenburg
Negara hukum dalam arti luas, material, modern, negara, kesejahteraan
Kesejahteraan warga dan negara
C. Unsur-unsur
1. Munas PERSAHI III
a. Pengakuan perlindungan HAM
b. Peradilan yang bebas tak memihak
c. Jaminan kepastian hukum (semua persoalan)
2. AV. DICEY
a. Supremacy of the law
b. Equality before the law
c. Constitution Based on Human Rights
3. Immanuel Kant
a. Pengakuan HAM
b. Pemisahan kekuasaan
c. Tindakan pemerintah berdasar perundang-undangan
d. Pengadilan dalam menyelesaikan masalah
1. The government political sphere (suasana kehidupan politik
pemerintah)
2. The socio-political sphere (suasana kehidupan politik
masyarakat)
ad. 1) Unsur-unsur kehidupan politik pemerintah:
a. Keharusan adanya lembaga Perwakilan Rakyat
b. Adanya Pemilihan Umum yang bebas dan rahasia
c. Adanya Partai Politik
d. Adanya lembaga pelaksana dan bertanggung jawab
terhadap rakyat melalui lembaga perwakilan
ad. 2) Unsur suasana kehidupan politik masyarakat:
a. Partai Politik (Political Party)
b. Golongan kepentingan (Interest Group)
c. Golongan penekan (Pressure Group)
d. Alat komunikasi politik (Media Political Communication)
e. Tokoh politik
(Internasional Commission of Jurist)
1. Proteksi Konstitusional
2. Kekuasaan peradilan yang bebas tidak memihak
3. Pemilu yang bebas
4. Bebas berpendapat dan berserikat
5. Tugas-tugas oposisi
6. Pendidikan Civics
(Bangkok, 15/19 Februari 1965)
INSTR. HAM
UUD 1945 dan Amandemennya
Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
UU No. 39/1999 tentang HAM
UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM
UU No. 9/1998 tentang kemerdekaan penyampaian pendapat di muka umum
Konvensi Internasional Anti Apartheit dalam Olah Raga (Ratifikasi dengan
Keppres No. 48/1993 tanggal 26 Mei 1993)
Konvensi tentang Anak-anak tahun 1989 (Ratifikasi dengan Keppres No.
36/1990 tanggal 25 Agustus 1990)
Konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskri-minasi terhadap perempuan
tahun 1979. (Ratifikasi dengan UU No. 7/1984 tanggal 24 Juli 1984)
Konvensi tentang Hak-hak politik kaum wanita tahun 1953
(Ratifikasi dengan UU No. 68 tanggal 17 Juli 1998)
Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan merendahkan martabat manusia
lainnya tahun 1984 (Ratifikasi dengan UU No. 5 tanggal 28 September 1998)
Konvensi Internasional tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial.
(Ratifikasi dengan UU No. 29 tanggal 25 Mei 1999)
Tanggal 21 Mei 1998
A. UUD 1945
Perub. II
18 Agt. 2000
Bab XA ps. 28A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J
tentang HAM
B. TAP MPR No. XVII/MPR/1998 TENTANG HAM
1. Lembaga negara/aparatur pemerintah HAM
2. Presiden + DPR RI
Meratifikasi instrumen internasional ttg HAM
Tidak bertentangan dengan Pancasila dan
UUD 1945
C. UU NO. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAM
Pasal 9 : hak untuk hidup
Pasal 10 : hak berkeluarga dan melanjut-
kan keturunan
Pasal 11-16 : hak mengembangkan kebutuh-
an dasar
Pasal 17-19 : hak memperoleh keadilan
Pasal 20-27 : hak atas kebebasan dari per-
budakan
Pasal 28-35 : hak atas rasa aman
Pasal 36-42 : hak atas kesejahteraan
Pasal 43-44 : hak turut serta dalam pemerin-
tahan
Pasal 45-51 : hak wanita
Pasal 52-66 : hak anak
Asas equality before the law
Asas retro aktif
Pasal 18 : 1
Pasal 18 : 2
Asas ne bis in idem
Ratifikasi
Konvensi internasional (a.1 = 6)
Konvensi ILO (a.1 = 15)
Pasal 18 : 5
Keppres No. 50 Tahun 1993 tanggal
7 Juni 1993
1. Mengembangkan kondisi kondusif pelaksanaan HAM
2. Perlindungan HAM agar terwujud pembangunan Nasional
(Misalnya: partisipatif)
Pengkajian, penelitian, penyuluh-an,
pemantauan, mediasi
1. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional tentang HAM
2. Mengkaji instrumen PBB tentang HAM ratifikasi
3. Memantau pelaksanaan HAM pemerintah
4. Kerjasama regional dan internasional tentang perlindungan HAM
INDONESIA
PENGADILAN
HAM
UU No. 26 Tahun 2000
Tanggal 23 Nop. 2000
Pengadilan
HAM Ad Hoc
Dasar Pembentukan:
Ekstra Ordinary Crimes (Berat)
Langkah-langkah khusus
Pasal 4
Pengadilan HAM
Bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran HAM yang berat
Pasal 7
Pelanggaran berat meliputi:
Kejahatan Genosida (Pembunuhan Massal)
Kejahatan terhadap kemanusiaan
Pasal 18
Menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama
dengan cara:
1. Membunuh anggota kelompok;
2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota-anggota kelompok;
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagiannya;
4. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah
kelahiran di dalam kelompok; dan
5. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok
tertentu ke kelompok lain (Pasal 28 UU No. 26 Tahun 2000)
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang
meluas dan sistematik.
1. Pembunuhan
2. Pemusnahan
3. Perbudakan
4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain
secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan pokok hukum internasional
6. Penyiksaan
7. Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara
8. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau
perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan
lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional
9. Penghilangan orang secara paksa
10. Kejahatan apartheid (Pasal 9 UU Nomor 26 Tahun 2000)
Pasal 42:1
Pertanggungan jawab seorang Komandan Militer karena tidak melakukan
pengendalian pasukan secara patut (mengetahui dan tidak melakukan tindakan
layak)
Sanksi:
Pidana mati
Pidana seumur hidup
Penjara 10 tahun 25 tahun
Kedudukan : (ps. 45)
Jakarta
Surabaya
Makassar
Medan
KASUS
1. Timor Timur 1999 (Gereja Liquica, Gereja Suai, Warga Kailola, Rumah Gub. Carascalao,
dsb.)
2. Tanjung Priuk 1984 (4 jamaah musholla As Saadah)
3. Sampit 2001 (Madura etnis Dayak)
4. Marsinah 1993 (hilang)
5. Trisakti, Semanggi I dan II 1997
6. Lapindo, Munir, Petrus, Ambon, Poso, Aceh, Papua ?? Dsb.
Pengadilan Pidana Internasional
1 Juli 2002
60 negara ratifikasi
Indonesia tidak termasuk yang beratifikasi
Dideklarasikan tanggal 17 Juli 1998 dalam
1. Artikel 126 Rome Statute of the International Criminal
Court (ICC)
2. Artikel 5 : yurisdiksi ICC meliputi:
a. Kejahatan genosida
b. Kejahatan terhadap kemanusiaan
c. Kejahatan perang
d. Kejahatan agresi
Indonesia dapat diadili ICC bila:
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi
Matur Nuwun
Terima Kasih
Thank You Very Much . .
Mohon Maaf . .

Sampai Jumpa Boss

You might also like