This document provides an overview of human rights in Indonesia, including:
1. The origins and development of human rights from documents like the Magna Carta to the UN Declaration of Human Rights.
2. Key concepts in human rights like the universalist vs particularist approaches and the distinction between negative and positive rights.
3. The constitutional basis for human rights in Indonesia including laws protecting rights and ratification of international agreements.
4. The establishment of human rights courts in Indonesia to prosecute serious human rights violations like genocide and crimes against humanity.
This document provides an overview of human rights in Indonesia, including:
1. The origins and development of human rights from documents like the Magna Carta to the UN Declaration of Human Rights.
2. Key concepts in human rights like the universalist vs particularist approaches and the distinction between negative and positive rights.
3. The constitutional basis for human rights in Indonesia including laws protecting rights and ratification of international agreements.
4. The establishment of human rights courts in Indonesia to prosecute serious human rights violations like genocide and crimes against humanity.
This document provides an overview of human rights in Indonesia, including:
1. The origins and development of human rights from documents like the Magna Carta to the UN Declaration of Human Rights.
2. Key concepts in human rights like the universalist vs particularist approaches and the distinction between negative and positive rights.
3. The constitutional basis for human rights in Indonesia including laws protecting rights and ratification of international agreements.
4. The establishment of human rights courts in Indonesia to prosecute serious human rights violations like genocide and crimes against humanity.
This document provides an overview of human rights in Indonesia, including:
1. The origins and development of human rights from documents like the Magna Carta to the UN Declaration of Human Rights.
2. Key concepts in human rights like the universalist vs particularist approaches and the distinction between negative and positive rights.
3. The constitutional basis for human rights in Indonesia including laws protecting rights and ratification of international agreements.
4. The establishment of human rights courts in Indonesia to prosecute serious human rights violations like genocide and crimes against humanity.
PPPPTK PKn dan IPS MALANG Human Right could be generally defined as those rights which are inherent in our nature and without which we can not live as human being (Jan Martenson/Komisi HAM PBB) LAHIR Hukum Kodrat (Nature Law) Lahir punya hak Karunia Tuhan Yang Maha Esa Diatur dalam peraturan (legal right) atau pernyataan (declaration) PERKEMBANGAN 1215 - Raja John Lackland Magna Charta Pajak harus ijin Great Chuncil (Kepala-kepala Daerah) Orang bebas (free man) perlindungan/ pertimbangan hukum - Petition of Rights (Parlemen) Raja Chartes 1628 Pajak/pungutan seijin Parlemen Tak boleh ditahan tanpa hukum Tak boleh hukum perang (tentara) dalam keadaan damai 1679 - Raja Charles II Habeas Corpus Act Penahanan harus syah/legal Pemeriksaan 2 hari setelah penangkapan - Glorius Revolution Bill of Rights (Raja Charles II) 1689 Pemilihan Parlemen, bebas-rahasia Bebas berbicara, mengeluarkan pendapat Bebas beragama dan beribadat - Deklarasi Kemerdekaan Koloni-koloni Amerika 1776 Semua orang sama Tuhan menciptakan dengan hak-hak: hidup, bahagia, dll. Pemerintah dibentuk untuk menjamin hak-hak - Revolusi Perancis Declaration des droits de Ihomme at du citoyen 1789 Liberte, egalite, fraternite - Akhir Perang Dunia II Presiden F.D. Roosevelt 1941 Four Freedom - 10 Desember Declaration of Human Rights PBB 1948 Fundamental of human rights Ranaisance (abad XV) - Martabat Reformasi (abad XVI) - Gereja Revolusi Amerika Serikat (1776) Revolusi Perancis (1792) A. Perjanjian Masyarakat John Locke (1632-1704) B. Trias Politica Montesquieu (1688-1755) C. Kedaulatan Rakyat J.J. Rousseau (1712-1778) D. Negara Hukum Immanuel Kant (1724-1804) 1. Personal Rights 2. Property Rights 3. Political Rights 4. Rights of Legal Equality 5. Social and Culture Right 6. Procedural Rights Universal-Absolut HAM: Nilai universal saja Tidak menghargai sosial budaya masing- masing bangsa Universal-Relatif HAM Universal: Asas-asas tidak Internasional diakui Particularistik-Absolut HAM persoalan masing-masing bangsa Menolak berlaku dokumen inter-nasional Chauvinis, egois, pasif terhadap HAM Particularistik-Relatif HAM persoalan universal dan masing- masing bangsa Dokumen internasional disela-raskan dengan budaya bangsa Negara Polisi Thesis Negara Hukum Liberal/Sempit Anti thesis Negara Hukum dalam arti luas Sinthesis Walfare State 1. Perlindungan terhadap HAM 2. Pemisahan kekuasaan 3. Berdasarkan pada peraturan perundang-undangan 4. Peradilan yang bebas dan tidak memihak A. Sri Sumantri 1. Pemerintah berdasarkan atas hukum 2. Adanya jaminan terhadap HAM 3. Adanya pembagian kekuasaan 4. Adanya pengawasan peradilan B. A.V. Dicey Rule of law 1. Supremacy of law 2. Equality before the law 3. Human rights Rechtsstaat Rule of law Kontinental (Eropa cs) Civil law/administratif (administrasi negara) Anglo Saxon (AS cs) Common law/yudical (peradilan) 1. Adanya konstitusi atau UUD 2. Adanya pembagian kekuasaan 3. Diakui dan dilindungi HAM PEMBAGIAN/PEMISAHAN KEKUASAAN Organisasi di suatu wilayah Memaksakan kedudukan Menetapkan tujuan dari kehidupan bersama A. John Locke (1632-1704) Eksekutif Legislatif Federatif B. B.M. Montesquieu (1748) Eksekutif Legislatif Yudikatif Pemisahan kekuasaan Cheek and Balance A. Immanuel Kant (1724-1804) Negara hukum dalam arti sempit, formal, klasik, murni atau penjaga malam Keamanan dan ketertiban negara Ekonomi dan sosial inisiatif rakyat B. Kranenburg Negara hukum dalam arti luas, material, modern, negara, kesejahteraan Kesejahteraan warga dan negara C. Unsur-unsur 1. Munas PERSAHI III a. Pengakuan perlindungan HAM b. Peradilan yang bebas tak memihak c. Jaminan kepastian hukum (semua persoalan) 2. AV. DICEY a. Supremacy of the law b. Equality before the law c. Constitution Based on Human Rights 3. Immanuel Kant a. Pengakuan HAM b. Pemisahan kekuasaan c. Tindakan pemerintah berdasar perundang-undangan d. Pengadilan dalam menyelesaikan masalah 1. The government political sphere (suasana kehidupan politik pemerintah) 2. The socio-political sphere (suasana kehidupan politik masyarakat) ad. 1) Unsur-unsur kehidupan politik pemerintah: a. Keharusan adanya lembaga Perwakilan Rakyat b. Adanya Pemilihan Umum yang bebas dan rahasia c. Adanya Partai Politik d. Adanya lembaga pelaksana dan bertanggung jawab terhadap rakyat melalui lembaga perwakilan ad. 2) Unsur suasana kehidupan politik masyarakat: a. Partai Politik (Political Party) b. Golongan kepentingan (Interest Group) c. Golongan penekan (Pressure Group) d. Alat komunikasi politik (Media Political Communication) e. Tokoh politik (Internasional Commission of Jurist) 1. Proteksi Konstitusional 2. Kekuasaan peradilan yang bebas tidak memihak 3. Pemilu yang bebas 4. Bebas berpendapat dan berserikat 5. Tugas-tugas oposisi 6. Pendidikan Civics (Bangkok, 15/19 Februari 1965) INSTR. HAM UUD 1945 dan Amandemennya Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM UU No. 39/1999 tentang HAM UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM UU No. 9/1998 tentang kemerdekaan penyampaian pendapat di muka umum Konvensi Internasional Anti Apartheit dalam Olah Raga (Ratifikasi dengan Keppres No. 48/1993 tanggal 26 Mei 1993) Konvensi tentang Anak-anak tahun 1989 (Ratifikasi dengan Keppres No. 36/1990 tanggal 25 Agustus 1990) Konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskri-minasi terhadap perempuan tahun 1979. (Ratifikasi dengan UU No. 7/1984 tanggal 24 Juli 1984) Konvensi tentang Hak-hak politik kaum wanita tahun 1953 (Ratifikasi dengan UU No. 68 tanggal 17 Juli 1998) Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan merendahkan martabat manusia lainnya tahun 1984 (Ratifikasi dengan UU No. 5 tanggal 28 September 1998) Konvensi Internasional tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial. (Ratifikasi dengan UU No. 29 tanggal 25 Mei 1999) Tanggal 21 Mei 1998 A. UUD 1945 Perub. II 18 Agt. 2000 Bab XA ps. 28A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J tentang HAM B. TAP MPR No. XVII/MPR/1998 TENTANG HAM 1. Lembaga negara/aparatur pemerintah HAM 2. Presiden + DPR RI Meratifikasi instrumen internasional ttg HAM Tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 C. UU NO. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAM Pasal 9 : hak untuk hidup Pasal 10 : hak berkeluarga dan melanjut- kan keturunan Pasal 11-16 : hak mengembangkan kebutuh- an dasar Pasal 17-19 : hak memperoleh keadilan Pasal 20-27 : hak atas kebebasan dari per- budakan Pasal 28-35 : hak atas rasa aman Pasal 36-42 : hak atas kesejahteraan Pasal 43-44 : hak turut serta dalam pemerin- tahan Pasal 45-51 : hak wanita Pasal 52-66 : hak anak Asas equality before the law Asas retro aktif Pasal 18 : 1 Pasal 18 : 2 Asas ne bis in idem Ratifikasi Konvensi internasional (a.1 = 6) Konvensi ILO (a.1 = 15) Pasal 18 : 5 Keppres No. 50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993 1. Mengembangkan kondisi kondusif pelaksanaan HAM 2. Perlindungan HAM agar terwujud pembangunan Nasional (Misalnya: partisipatif) Pengkajian, penelitian, penyuluh-an, pemantauan, mediasi 1. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional tentang HAM 2. Mengkaji instrumen PBB tentang HAM ratifikasi 3. Memantau pelaksanaan HAM pemerintah 4. Kerjasama regional dan internasional tentang perlindungan HAM INDONESIA PENGADILAN HAM UU No. 26 Tahun 2000 Tanggal 23 Nop. 2000 Pengadilan HAM Ad Hoc Dasar Pembentukan: Ekstra Ordinary Crimes (Berat) Langkah-langkah khusus Pasal 4 Pengadilan HAM Bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat Pasal 7 Pelanggaran berat meliputi: Kejahatan Genosida (Pembunuhan Massal) Kejahatan terhadap kemanusiaan Pasal 18 Menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan cara: 1. Membunuh anggota kelompok; 2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok; 3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya; 4. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; dan 5. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (Pasal 28 UU No. 26 Tahun 2000) KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematik. 1. Pembunuhan 2. Pemusnahan 3. Perbudakan 4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa 5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional 6. Penyiksaan 7. Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara 8. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional 9. Penghilangan orang secara paksa 10. Kejahatan apartheid (Pasal 9 UU Nomor 26 Tahun 2000) Pasal 42:1 Pertanggungan jawab seorang Komandan Militer karena tidak melakukan pengendalian pasukan secara patut (mengetahui dan tidak melakukan tindakan layak) Sanksi: Pidana mati Pidana seumur hidup Penjara 10 tahun 25 tahun Kedudukan : (ps. 45) Jakarta Surabaya Makassar Medan KASUS 1. Timor Timur 1999 (Gereja Liquica, Gereja Suai, Warga Kailola, Rumah Gub. Carascalao, dsb.) 2. Tanjung Priuk 1984 (4 jamaah musholla As Saadah) 3. Sampit 2001 (Madura etnis Dayak) 4. Marsinah 1993 (hilang) 5. Trisakti, Semanggi I dan II 1997 6. Lapindo, Munir, Petrus, Ambon, Poso, Aceh, Papua ?? Dsb. Pengadilan Pidana Internasional 1 Juli 2002 60 negara ratifikasi Indonesia tidak termasuk yang beratifikasi Dideklarasikan tanggal 17 Juli 1998 dalam 1. Artikel 126 Rome Statute of the International Criminal Court (ICC) 2. Artikel 5 : yurisdiksi ICC meliputi: a. Kejahatan genosida b. Kejahatan terhadap kemanusiaan c. Kejahatan perang d. Kejahatan agresi Indonesia dapat diadili ICC bila: Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Matur Nuwun Terima Kasih Thank You Very Much . . Mohon Maaf . .