Kajian Pengaruh .. Kuat Tarik Beton Mudji Suhardiman Kajian Pengaruh Penambahan Serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 26

Kajian Pengaruh ..

Kuat Tarik Beton



Mudji Suhardiman

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU ORI
TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON

Mudji Suhardiman

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Jl. Tentara Rakyat
Mataram No.55 57 Yogyakarta 55231 Telp/Fax. (0274)543676
E-mail: mudji_suhar@yahoo.com



ABSTRAK

The addition of fiber in concrete admixture has been proven be able to improve the
concrete quality. There are many researches about fiber concrete has been done by using many
fiber materials. Bamboo has great opportunity to be a fiber material in concrete admixture,
because of its special characteristic. The price of Ori Bamboo is also usually cheaper than the
other type of Bamboo. This research was experimental research of fiber concrete, which used the
fiber of Ori Bamboo. The objective of this research was to study the impact of using the fiber of
Ori Bamboo on the strength of concrete.
This research used normal mixing of concrete with additional fiber, which was made of
Ori Bamboo. It has 0.5 mm thickness, 0.5 1 mm wide, and 2 cm length. The variations amounts
of fiber are 1%, 1.5% and 2%
of the total weight of cement. The test of compressive strength and tensile strength were
done with standard cylinder, 28 days of age.
The result of this research shows that the higher percentage of fiber, the lower viscosity
of admixture. The addition of fiber by 1%, 1.5%, and 2% give increasing of 17.85%, 16.45% and
3.14% of concrete compression strength, as well as 4.85%, 30.58% and 19.42% of concrete
tensile strength.
Key word : fiber, concrete, Ori bamboo




PENDAHULUAN
perbaikan sifat beton pada beton serat antara

lain baja, plastik, kaca, karbon serta serat dari
Beton serat
bahan alami seperti ijuk, rami maupun serat
Beton merupakan batu buatan yang
dari tumbuhan lain (ACI, 1982).
memiliki kuat tekan cukup tinggi, dibuat dari
Pendekatan teori untuk menjelaskan
campuran semen, pasir, krikil dan air.
mekanisme kerja serat beton sehingga dapat
Perbaikan kualitas serta sifat beton dapat
memperbaiki sifat beton adalah sebagai
dilakukan dengan berbagai cara antara lain
berikut (Soroushian, 1987):
dengan mengganti maupun menambah
a. Spacing concept
material pokok semen dan agregat, sehingga
Teori tersebut menyatakan bahwa dengan
dihasilkan beton dengan sifat-sifat spesifik
mendekatkan jarak antar serat dalam
seperti beton ringan, beton berat, beton tahan
campuran beton, akan membuat beton lebih
bahan kimia tertentu dan sebagainya. Beton
mampu membatasi ukuran retak dan
serat ( fibre reinorced concrete) merupakan mencegah berkembangnya retak menjadi
modifikasi beton konvensional dengan
lebih besar. Kerja serat akan lebih efektif jika
menambahkan serat pada adukannya. Serat
diletakkan berjajar dan seragam tidak
yang digunakan dapat dibuat dari berbagai
tumpang tindih ( overlapping). Pada kondisi jenis bahan antara lain kawat, plastik,
limbah
sebenarnya, penyebaran serat di dalam
kain dan bambu.
adukan beton sulit untuk dibuat beraturan dan
Beton serat didefinisikan sebagai beton
saling menindih, sehingga volume efektif
yang terbuat dari campuran semen, agregat
potongan serat hanya dapat dianggap 41%
halus, agregat kasar dan sejumlah kecil serat/
dari volume sebenarnya.
fibre (ACI Cocommitte 544, 1982). Bahan-b. Composit material concept
bahan serat yang dapat digunakan untuk

88

ISSN 2088 - 3676






JURNAL TEKNIK VOL. 1 NO. 2 / OKTOBER 2011


Merupakan satu konsep pendekatan
adalah
dengan
memperkecil
ukuran
untuk memperkirakan kuat tarik dan lentur
maksimum agregat. ACI Committee (1982)
beton, dengan asumsi bahan penyusun beton
mengisyaratkan ukuran maksimum agregat
saling melekat sempurna, dengan
sebesar 19 mm, untuk memudahkan
memperkirakan kekuatan material komposit
pengadukan dan tersedianya ruang untuk
saat timbul retak pertama ( first crack
serat. Teknik pencampurannya dilakukan
strength).
dengan menaburkan serat sedikit demi
Pada beton serat, hal-hal yang perlu
sedikit, ke dalam adukan yang sudah
mendapatkan perhatian adalah:
tercampur saat proses pengadukan masih
a. Kelecakan adukan beton
berlangsung.
Kelecakan adukan yang sering diukur

dengan nilai slump, berpengaruh besar
Bambu
terhadap sifat dapat dikerjakan ( workability) Bambu merupakan tanaman ordo
campuran beton segar. Penambahan serat ke
Bambooidae yang pertumbuhannya cepat dan
campuran beton akan menurunkan kelecakan
dapat dipanen pada umur sekitar 3 tahun.
campuran, yang dipengaruhi oleh:
Pada masa pertumbuhan, bambu dapat
1. Aspek rasio serat ( fiber aspect ratio), tumtuh vertikal 5 cm per jam atau 120 cm
yaitu nilai banding antara panjang
perhari (Morisco,1996). Umur panen yang
dengan diameter serat. Batas maksimal
relatif singkat tersebut memberikan
aspek rasio serat yang masih
optimisme bahwa pemakaian bambu untuk
memungkinkan pengadukan dapat secara
berbagai keperluan dapat dengan mudah
mudah dilakukan adalah lf/df < 100
tercukupi. Morisco (1996) menyatakan,
dengan lf dan df adalah panjang dan
adanya serabut sklerenkin di dalam batang
diameter serat. Aspek rasio yang tinggi
bambu menyebabkan bambu mempunyai
menyebabkan kecenderungan serat
kekuatan dan dapat digunakan untuk
menggumpal (balling effect) dan sulit
keperluan bahan bangunan. Kekuatan bambu
menyebar merata (Sudarmoko, 1991).
umumnya dipengaruhi oleh jumlah serat
Dari hasil penelitiannya Firman (1998)
sklerenkin dan selulosa di dalam bambu.
menyimpulkan bahwa penambahan serat
Kekuatan bambu bagian luar jauh lebih tinggi
bambu ke dalam campuran beton segar
dibanding bambu bagian dalam. Penelitian
menurunkan kelecakan beton, bervariasi
Morisco (1999) pada bambu ori kering
tergantung dari konsentrasi serat.
tungku menunjukkan kuat tarik sebesar 4170
Semakin tinggi konsentrasi serat, nilai
kg/cm2 pada bambu bagian luar dan 1640
kelecakan dan sifat dapat dikerjakan
kg/cm2 pada bambu bagian dalam, dengan
beton segarnya berkurang.
mengambil benda uji bambu tanpa buku
2. Prosen jumlah serat yang ditambahkan
untuk memperoleh serat yang lurus.
pada adukan beton segarnya ( fiber
Penggunaan kulit bambu ori sebagai
volume friction). Dari hasil penelitiannya bahan serat beton didasarkan
pada
Firman (1998) membuktikan bahwa
pertimbangan bahwa kuat tariknya cukup
penambahan jumlah serat bambu ke
tinggi, pembuatan dari bahan baku menjadi
dalam campuran beton segar
serat cukup mudah dan tidak perlu peralatan
menurunkan kelecakan beton, bervariasi
khusus, serta populasi bambu yang cukup
tergantung dari prosentase jumlah serat
banyak dan tersebar sehingga mudah
yang ditambahkan. Semakin tinggi
diperoleh. Bambu ori sebagai salah satu jenis
prosentase jumlah serat, semakin
bambu di Indonesia, meskipun jarang
berkurang nilai kelecakan dan sifat dapat
dibudidayakan secara khusus, namun banyak
dikerjakan beton segarnya.
tumbuh di lahan-lahan liar seperti di tepi
b. Teknik pencampuran serat ( fiber-
sungai, tebing-tebing dan sebagainya. Bambu
dispersion)
jenis tersebut juga jarang dimanfaatkan
Teknik pencampuran serat merupakan
sebagai bahan pokok bangunan, sehingga
teknik dan upaya pencampuran agar serat
harga di pasaran relatih murah dibanding
yang ditambahkan ke dalam adukan beton
bambu jenis lain.
segar dapat tersebar merata. Salah satu cara
Serat-serat untuk campuran beton dalam
pengatasan agar serat lebih tersebar merata
penelitian ini dibuat dari bahan bambu ori
ISSN 2088 3676

89




Kajian Pengaruh .. Kuat Tarik Beton

Mudji Suhardiman

bagian luar tanpa buku, yang diserut menjadi
sampai 15% dari kuat tekannya (Istimawan,
ukuran sekitar 2 cm x 1mm x 1mm. Serat-
1994)
serat tersebut kemudian direndam 6 hari

dalam air, dan kemudian dikeringkan.
Penelitian dilakukan
untuk
Kuat tekan dan kuat tarik beton
mengetahui pengaruh penambahan serat
Untuk menguji kuat tekan dan kuat tarik
bambu ori terhadap kuat tarik dan kuat tekan
beton, digunakan benda uji berbentuk silinder
beton. Perubahan kuat tekan akan
15 x 30 cm yang diuji pada umur 28 hari,
berpengaruh terhadap mutu betonnya, sedang
sedang proporsi campurannya dirancang
perubahan kuat tarik akan berpengaruh
berdasarkan perancangan adukan menurut
terhadap retak beton pada daerah tarik.
American Concrete Institute (ACI).

a. Kuat tekan beton.
METODE PENELITIAN
Pengujian kuat tekan beton dilakukan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di
dengan mesin uji tekan. Kuat tekan yang
Laboratorium Bahan Bangunan Universitas
tinggi merupakan sifat karakteristik yang
Janabadra Yogyakarta, dengan tahapan
dimiliki beton, dan dipakai sebagai ukuran
penelitian sebagai berikut:
kualitas beton. Kuat tekan beton dipengaruhi
a. Penyiapan bahan, meliputi pembuatan
oleh proporsi campuran, kualitas bahan susun
serat bambu dan persiapan bahan susun
serta kualitas pengerjaannya. Kuat tekan
beton
beton dihitung dengan rumus:
b. Pemeriksaan material bahan susun beton
fc = F/ A .............................
c. Perancangan campuran beton,
1)
d. Pembuatan benda uji, meliputi
Keterangan : fc = kuat tekan beton
pengadukan, uji
kelecakan adukan
(kg/cm2)
dengan pengujian slump, pencetakan
F = beban tekan (kg)
serta perawatannya.
A = luas tampang beton (cm2)
e. Pengujian kuat tekan dan kuat tarik.
b. Pengujian kuat tarik
Pada pembuatan serat dari kulit luar
Pengujian kuat tarik beton lebih sulit
bambu ori, bambu diserut menjadi serat
dibanding dengan pengujian kuat tekan
berukuran sekitar 2 cm x 0,5 mm x 0,5 mm.
beton. Tersedia beberapa metode, dan yang
Serat bambu kemudian direndam di dalam air
paling sering digunakan untuk pengujian ini
selama 6 hari dan kemudian diangin-
adalah pengujian belah silinder (Nawy,
anginkan selama 3 hari di tempat terlindung.
1990). Menurut ASTM C496, pengujian
Pembuatan benda uji beton dilakukan
tersebut dilakukan dengan memberikan
dengan rencana campuran berdasarkan
pembebanan pada sisi silinder sampai pecah
ketentuan American Concrete Institute
atau terbelah. Tegangan tarik yang timbul
(ACI). Benda uji berupa silinder beton tinggi
sesaat benda uji terbelah disebut split
30 cm dan diameter 15 cm, sebanyak 3 benda
cylinder strength, dihitung dengan rumus
uji untuk setiap jenis pengujian.
sebagai berikut:
Digunakan 3 varian prosentase jumlah
fct = (2P)/ (LD) ....... . 2)
serat untuk pengujian desak maupun tarik
Keterangan : fct = kuat tarik silinder
beton serat, yaitu varian A1%, varian B1,5%
P = pembebanan
dan varian C2%. Sebagai pembanding dibuat
= 3,14
pula benda uji beton normal. Varian A1%
L = panjang silinder beton
berarti varian beton serat bernama A dengan
D = diameter silinder
berat serat sebanyak 1% dari berat semennya.
Menurut Wang dan Salmon (1993), kuat tarik
Dari rancangan tersebut dibutuhkan 12 buah
belah fct dianggap sebanding dengan (fc)
silinder untuk uji tekan dan 12 buah silinder
sedemikian hingga diperoleh:
untuk uji tarik. Silinder beton dirawat dengan
fct = 0,5 (fc)0.5sampai 0,6 (fc)0.5 ,
cara direndam selama 3 hari dan diletakkan
untuk beton berbobot normal, ................ 3) fct = 0,4(fc)0.5sampai 0,5 (fc)0.5,
untuk beton berbobot ringan, ................. 4) Dibanding kuat tekannya, kuat tarik
beton relatif kecil, dengan besaran sekitar 9%

90

ISSN 2088 - 3676






JURNAL TEKNIK VOL. 1 NO. 2 / OKTOBER 2011


pada tempat lembab sampai saat dilakukan
b. Pasir : Asal kali Progo
pengujian pada umur 28 hari. Jenis varian,
c. Krikil : Batu pecah asal kali Progo kode dan jumlah benda uji dapat dilihat pada
d. Air : Asal sumur dalam Lab.
Tabel 1.

Sedang bahan penelitian berupa semen, pasir,
e. Serat bambu : Kulit bambu ori asal
krikil, air dan serat bambu berasal dari:
Ngaglik Sleman
a. Semen : Portland Pozzoland Cement
Bahan Bangunan UJB
merek Nusantara kemasan 40 kg.


Tabel 1. Jenis varian, kode dan jumlah benda uji
Pengujian tekan beton
Pengujian tarik beton
Varian
Kode benda uji
Jumlah benda uji
Kode benda uji
Jumlah benda uji
Beton normal
BNd
3
BNt
3
A1%
BS1,0%d
3
BS1,0%t
3
B1,5%
BS1,5%d
3
BS1,5%t
3
C2%
BS2,0%d
3
BS2,0%t
3
Jumlah benda uji
12

12




HASIL DAN PEMBAHASAN



1. Agregat.

Hasil pemeriksaan agregat meliputi
dan agregat halus yang dipakai memenuhi
pemeriksaan agregat kasar ukuran maksimum
persyaratan untuk dipakai sebagai bahan
butir 20 mm dan agregat halus, yang hasilnya
susun beton. Untuk semen dan air
dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil
pemeriksaan hanya dilakukan secara visual
pemeriksaan dapat disimpulkan, agregat kasar
dan memenuhi syarat untuk pembuatan

beton.

Tabel 2: Hasil pemeriksaan agregat halus dan agregat kasar Hasil Pemeriksaan
No
Nama Pemeriksaan
Agregat halus
Agregat Kasar
1 Nama dan asal bahan
Pasir kali Progo
Split kali Progo
2 Kadar Air
0,50%
1,68%
3 Berat Jenis Kondisi SSD
2,57 gram/cm2
2,74 gram/cm2
4 Penyerapan
1,03%
5,01%
5 Berat isi
1,58 gram/cm2
1,15 gram/cm2
6 Nilai keausan
--
38,56%
7 Kandungan Lumpur
0,45%
0,63
8 Modulus Halus Butir
1,81
7,90



2. Pemeriksaan Beton segar
Dari tabel dan grafik pengujian slump

tersebut terlihat adanya penurunan nilai slump
Kelecakan adukan beton segar diukur
seiring dengan bertambahnya konsentrasi
dengan pengujian slump yang hasilnya berupa
serat pada adukan. Hal tersebut sesuai dengan
nilai slump dapat dilihat pada Tabel 3, sedang
ketentuan yang termuat pada ACI, bahwa
grafiknya ditampilkan pada Gambar 1.
penambahan serat pada campuran beton akan

menurunkan kelecakan dan workability beton.
ISSN 2088 3676

91




Kajian Pengaruh .. Kuat Tarik Beton

Mudji Suhardiman



Tabel 3. Hasil pemeriksaan nilai slump
Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan
Nilai
No
Kode benda uji
dengan menggunakan mesin uji tekan pada
Slump
umur 28 hari dengan perawatan normal.
1
BNd dan BNt
6
Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada
2
BS1,0%d dan BS1,0%t
4,5
Tabel 4 dan grafiknya ditampilkan pada
3
BS1,5%d dan BS1,5%t
4
Gambar 2.
4
BS2,0%d dan BS2,0%t
2,5




25
7
24.36
24.07
24
6
23
5
P
22
KAN
4
21.32
UM
E
L
T
S
21
20.67
AI 3
6
L
KUAT
NI
20
4.5
2
4
19
2.5
1
18
0
BN
BS1.0%
BS1.5%
BS2%
BN
BS1,0% BS1,5% BS2,0%
JENIS BETON
JENIS BETON



Gambar 1. Graf
Gambar 2.: Grafik kuat tekan beton 28 hari
ik Nilai Slump



Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Luas
Kuat tekan (f
Kode
Berat
Beban
c )
Jenis beton
tampang
Rata-rata
benda uji
(kg)
(Lbs)
Kg/ cm2
MPa
(cm2)
(Mpa)
BNd1
12,07
180,27
83000
208,851
20,85
Beton
BNd2
11,89
177,42
81500
208,364
20,84
20,67
Normal
BNd3
11,89
176,24
79000
203,322
20,32
BS1,0%d1
12,44
180,50
95000
238,731
23,87
Beton
BS1,0%d2
12,59
178,60
96500
245,080
24,51
24,36
Serat 1%
BS1,0%d3
12,61
179,08
97500
246,964
24,70
BS1,5%d1
12,26
180,74
95000
238,416
23,90
Beton
BS1,5%d2
12,15
175,77
93000
239,996
24,00
24,067
Serat1,5%
BS1,5%d3
12,04
175,77
94000
242,576
24.30
BS2,0%d1
12,03
175,07
84000
217,642
21,76
Beton
BS2,0%d2
12,11
175,54
76000
196,388
19,64
21,32
Serat 2%
BS2,0%d3
12,01
174,83
87000
225,717
22,57

92

ISSN 2088 - 3676






JURNAL TEKNIK VOL. 1 NO. 2 / OKTOBER 2011



Dari hasil tersebut dapat dilihat nilai rata-rata
25
24.36
kuat tekan beton normal, beton konsentrasi
24.07
serat 1%, 1,5% dan 2% diperoleh berturut-
24
turut sebesar 20,67 Mpa, 24,36 Mpa, 24,07
Mpa dan 21,32 Mpa.
23
Penambahan serat pada campuran beton
terbukti menambah kekuatan beton dibanding
22
beton normal.
KAN
21.32
E
Penambahan kuat tekan pada setiap jumlah
T 21
20.67
penambahan serat dapat dilihat pada Tabel 5.
Penambahan 1% dan 2% jumlah serat pada
KUAT 20
campuran normal meningkatkan kekuatan
cukup tinggi, karena beton masih cukup
mudah dikerjakan sehingga dihasilkan beton
19
dengan kepadatan cukup baik, sedang beton
dengan tambahan serat 2% masih mampu
18
meningkatkan kuat tekan pada beton normal
BN
BS1.0%
BS1.5%
BS2%
walaupun prosen kenaikannya relatif kecil.
JENIS BETON
Hal tersebut terjadi karena adukan beton
sudah mulai sulit dikerjakan, akibat kelecakan

yang terlalu rendah


Tabel 5: Penambahan kuat tekan setiap prosen penambahan jumlah serat Prosen
penambahan
Penambahan kuat tekan
Kode benda uji
Kuat tekan (MPa)
serat
MPa
%
BNd
0
20,67
-
-
BS1,0%d
1,00
24,36
3,69
17,85
BS1,5%d
1,50
24,07
3,40
16,45
BS2,0%d
2,00
21,52
0,65
3,14






4. Kuat Tarik Beton
3
Hasil pengujian kuat tarik beton yang
dilaksanakan dengan uji belah ditampilkan
2.69
2.5
pada Tabel 6 dan grafiknya dapat dilihat pada
2.46
Gambar 3. Untuk mengetahui prosentase
)a
2.16
P
perubahan kuat tarik, dilakukan perbandingan
2
2.06
(M
kuat tarik terhadap beton normal, yang
K
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7.
1.5
ARI
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
T

AT
1
penambahan serat mampu meningkatkan kuat
KU
tarik beton, dengan peningkatan kuat tarik
0.5
beton tertinggi pada penambahan serat
sebanyak 1,5% dari berat semennya. Pada
penambahan serat sebanyak 2%, peningkatan
0
kekuatan mulai menurun karena beton
BN
BS1,0%
BS1,5%
BS2,0%
JENIS BETON
semakin sulit dikerjakan akibat kelecakannya

menurun
Gambar 3. Grafik kuat tarik beton

ISSN 2088 3676

93





Kajian Pengaruh .. Kuat Tarik Beton

Mudji Suhardiman


Tabel 6 : Hasil pengujian dan hitungan kuat tarik beton umur 28 hari Kuat Tarik (f
Jenis
Kode
Diameter
Tinggi
Berat
Beban
c )
Ratarata
beton
benda uji
(cm)
(cm)
(kg)
(Lbs)
kg/cm2
MPa
(Mpa)
BNt1
15,05
29,82
11,89
35000
22,520
2,25
Beton
BNt2
15,05
29,62
11,89
22500
19,427
1,94
2,06
Normal
BNt3
14,68
29,80
11,96
30000
19,803
1,98
Beton
BS1,0%t1
15,03
29,87
12,39
35000
22,513
2,25
Serat
BS1,0%t2
14,98
29,92
12,37
30000
19,329
1,93
2,16
1,0%
BS1,0%t3
15,02
29,37
12,36
35000
22,911
2,29
Beton
BS1,5%t1
15,07
29,90
11,99
40000
25,635
2,26
Serat
BS1,5%t2
15,03
29,52
11,97
45000
29,278
2,93
2,69
1,5%
BS1,5%t3
15,05
29,83
12,12
45000
28,945
2,89
Beton
BS2,0%t1
15,05
29,77
12,03
40000
25,781
2,58
Serat
BS2,0%t2
15,00
30,00
11,99
35000
22,460
2,25
2,46
2,0%
BS2,0%t3
15,03
29,98
12,17
40000
25,634
2,56


Tabel 7: Penambahan kuat tarik setiap prosen penambahan jumlah serat Prosen
penambahan
Penambahan kuat tarik
Kode benda uji
Kuat tarik (MPa)
serat
MPa
%
BNd
0
2,06
-
-
BS1,0%d
1,00
2,16
0,10
4,85
BS1,5%d
1,50
2,69
0,63
30,58
BS2,0%d
2,00
2,46
0,40
19,42


5. Posisi serat di dalam beton
Posisi serat di dalam beton diamati
dengan memecah benda uji setelah dilakukan
pengujian, yang hasil fotonya dapat dilihat
pada Gambar 4. Dari hasil foto terlihat:
1. Posisi serat menyebar secara acak ke
seluruh bagian beton dan tidak
menggumpal. Dengan kondisi tersebut,
diharapkan terjadi pengaruh yang
seragam di seluruh volume beton, oleh
penambahan serat pada adukan betonnya.
2. Arah serat yang tidak seragam atau tidak
beraturan dimungkinkan berpengaruh
terhadap kekuatan beton ke berbagai arah
yang berbeda.


KESIMPULAN
1. Penambahan serat bambu ori pada
campuran beton sampai sejumlah 2%
dari berat semen, mampu meningkatkan
kuat tekan maupun kuat tarik beton tanpa


serat.
Gambar 4. Foto posisi serat dalam beton



94

ISSN 2088 - 3676






JURNAL TEKNIK VOL. 1 NO. 2 / OKTOBER 2011


2. Pada penambahan serat sebanyak 2%,
Ismawanto,D. & Husni,A., 1997, Perilaku
kelecakan beton menurun cukup besar,
Mekanika Bambu, Tugas Akhir, JTS
sehingga
pelaksanaan pencampuran,
UII, Yogyakarta
pencetakan dan pemampatannya agak
Kardiyono,T., 1992, Teknologi Beton, JTS
mengalami kesulitan.
Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta

Morisco, 1999, Rekayasa Bambu, Nafiri

Offset, Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Nawy,E.G.,
Reinforced Concrete A
Fundamental Approach, Prentice Hall,
ACI COMMITE 544., May 1982, State Of
inc.
The Art Report On Fibre Reinforced
Soroushian & Bayasi, 1987, Fibre
Concrete, ACI 544. IR-82, ACI, Detroit,
Reinforced Concrete Desighn And
Michigan
Aplication, Seminar Proceeding
Ahmad Antono, 1985, Teknologi Beton, JTS
Composite And Structutre Centre,
Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta.
Michigan State University
Firman, 1998, Bamboos Fibre Cement
Sudarmoko, 1998, Kuat Lentur Beton Serat
Board, Tugas Akhir, JTS UII,
Bendrat Dengan Model Skala Penuh,
Yogyakarta
PAU Ilmu Teknik, UGM, Yogyakarta.



































ISSN 2088 3676

95
Document Outline

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU ORI TERHADAP KUAT TEKAN
DAN KUAT TARIK BETON Mudji Suhardiman Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Janabadra Jl. Tentara Rakyat Mataram No.55 57 Yogyakarta 55231 Telp/Fax.
(0274)543676 E-mail: mudji_suhar@yahoo.com ABSTRAK PENDAHULUAN Beton serat
Bambu Kuat tekan dan kuat tarik beton METODE PENELITIAN Tabel 1. Jenis varian, kode dan
jumlah benda uji HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2: Hasil pemeriksaan agregat halus dan
agregat kasar Kuat Tekan Beton Gambar 2.: Grafik kuat tekan beton 28 hari Tabel 4. Hasil
Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Tabel 5: Penambahan kuat tekan setiap prosen
penambahan jumlah serat Gambar 3. Grafik kuat tarik beton Tabel 6 : Hasil pengujian dan
hitungan kuat tarik beton umur 28 hari Tabel 7: Penambahan kuat tarik setiap prosen
penambahan jumlah serat Gambar 4. Foto posisi serat dalam beton KESIMPULAN DAFTAR
PUSTAKA

You might also like