Pengaruh Tenaga Kerja Modal Dan Peralatan Teknologi Untuk Produksi Sarong Di Samarinda

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

1

Jurnal Ekonomi Page 1



Pengaruh Tenaga Kerja Modal dan Peralatan Teknologi untuk Produksi
Sarong di Samarinda.

Norbaiti Zarta
Megister Ilmu Ekonomi Fakultas EkonomiUniversitas Mulawarman
H.A. Waris
Fakultas EkonomiUniversitas Mulawarman
Siti Amalia
Fakultas EkonomiUniversitas Mulawarman


ABSTRACT
The objective of this research was to know :The influence of simultanedusly
capital,labor and equipment technology to sarong productionproduction was
significantly. The influence of capital to sarong production was significantly. The
influence of labor to sarung production was significantly. The influence of
equipment technology to sarong production was significantly. The tools of
analysis used Cobb-Douglas production,function, the result of this research
indicated,that the f test was significantly (a=0.000 )and t test was significantly.It
could be concluded, that variable of capital labor and equipment technology lad
simultancously correlated and also the partial lad correlated to sarong production.
Production function in this research was : Y= 6,18
-11
X
1
1,612
X
2
0,058
X
0
0,037x3.
R
2
=
0,9. The elasticity of capital to production was 1,612 it mean, that in crease of
capital 1 percent, that production increade 1,612 percent. The other hand the
elasticity of labor to production was 0,058, it mean, that increase of labor 1
percent, that production in crease0,058 percent.
Keywords: Elasticity of Capital Labor and Equipment Technology to
Production

1. PENDAHULUAN
Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan era perdagangan
bebas, Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia juga dapat diharapkan
menjadi salah satu pemain penting. UKM diharapkan sebagai pencipta pasar di
dalam maupun di luar negeri dan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus
neraca perdagangan dan jasa atau neraca pembayaran. Untuk melaksanakan
2

Jurnal Ekonomi Page 2

peranan tersebut, UKM Indonesia harus membenahi diri, yakni menciptakan daya
saing globalnya (Supratiwi , 2003, hal 16-18).
Sarung Samarinda adalah sebuah karya kerajinan rakyat berupa tenunan
tradisional dari kota Samarinda yang terkenal di seluruh Indonesia bahkan sampai
mancanegara. Kerajinan ini berasal dari daerah Sulawesi Selatan, dibawa oleh
orang-orang Bugis ke Samarinda tepatnya Samarinda Seberang pada sekitar abad
ke 18, berkaitan erat dengan sejarah kedatangan suku Bugis ke Kalimantan Timur.
Pentingnya peran usaha kecil ini membuat pemerintah memberikan
perhatian yang serius dan sungguh-sungguh dalam penanganannya. Demikian
juga dengan Pemerintah Kota Samarinda yang terus memberikan perhatian dan
menetapkan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan industri kecil di
Kota Samarinda.
Permasalahan lain yang terjadi adalah adanya kelebihan produksi,
sehingga langkah yang diambil adalah menjual kepada sesama pengrajin dan hal
ini berdampak bagi adanya persaingan diantara para pengrajin Sarung Samarinda
sendiri. Walau sempat mengalami masa surut dalam beberapa tahun lalu, Sarung
Samarinda produksi Kota Samarinda pada tahun-tahun sebelumnya dikabarkan
mulai bergeliat bahkan berprospek cerah bersamaan dengan semakin beragamnya
model dan bahan tenun yang diproduksi perajin Kota Samarinda ini. Kondisi
tersebut merupakan persoalan nyata yang secepatnya perlu untuk dirumuskan dan
diimplikasikan formula pengembangannya, hal ini di dukung dengan kondisi dan
faktor sebagai berikut :
1. Faktor geografi, yaitu pembuatan sarung Samarinda ini terletak di
suatu kawasan pemukiman yang berada di luar Kota Samarinda
sehingga para penenun akan lebih berkonsentrasi dalam proses
pembuatannya, disamping akses menuju pemasaran juga sangat
mendukung dengan berada di tepi jalan dan tidak terlalu sulit untuk di
capai,selain itu akses menuju pasar sangat mudah dilakukan dengan
menggunakan angkutan sungai yang mempercepat waktu tempuh.
2. Faktor sosial budaya, membuat sarung tenun Samarinda perlu
ketrampilan khusus dan ketelitian dan kecermatan sangat di
perlukan,bahkan terkadang sebagai keahlian yang turun menurun.
Kondisi pembuatan sarung samarinda saat ini di dominasi oleh etnis
tertentuyang mempunyai keahlian turun temurun se3hingga para
penenun tetap eksis meneruskan pembuatan tenun ini, dengan
perkembangan waktu saat ini ternyata beberapa warga telah membaur
dan bisa juga menjadi penenun, ini karena produk yang dibuat dapat
menghasilkan nilai tambah bagi pembuatnya.



2. TINJAUAN PUSTAKA
3

Jurnal Ekonomi Page 3

2.1 Penelitian Sebelumnya
Leni Diana (2007). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi
ikan laut di Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan variable modal dan
tenaga kerja. Hasil analisa data diketahui Variabel modal dan tenaga kerja
memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai produksi ikan laut di Kota
Samarinda.
Fadly (2006) meneliti tentang kajian faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan Usaha UKM di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan
variable bebas kemampuan diri (usia dan pendidikan), penjualan, harga, modal
usaha, desain, kemampuan bersaing dan jenis usaha. Hasil analisa data diketahui
bahwa faktor yang paling mempengaruhi perkembangan UKM yaitu pengadaan
bahan baku, peningkatan skill tenaga kerja, stabilitas harga, jumlah produksi dan
lama berusaha.
2.2 Teori Produksi
2.2.1 Pengertian Produksi
Kebutuhan manusia sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam
coraknya. Kita memerlukan makanan, minuman, pakaian, sepatu, buku dan alat-
alat sekolah, sepeda, dan lain sebagainya yang tiada batas jumlahnya. Ada
kebutuhan yang kita rasakan sangat mendesak atau sangat intensif untuk dipenuhi,
ada pula yang kurang untuk dipenuhi. Kebutuhan pangan terasa lebih intensif
daripada kebutuhan menonton film. Kita dapat membuat suatu daftar kebutuhan
atau skala kebutuhan, dimulai dari kebutuhan yang sangat intensif sampai kepada
kebutuhan yang kurang intensif.
Menurut istilah ekonomi produksi adalah tiap-tiap pembuatan yang
menjadikan barang yang lebih sempurna memenuhi kebutuhan manusia atau
tiap-tiap pembuatan yang menciptakan atau menambah nilai suatu barang.
(R. Djoerban Wachid, 1999 : 2).
Menurut Sofyan Assauri (1999 : 7) Produksi adalah segala kegiatan
dalam menciptakan dan menambah kegunaan dari suatu barang atau jasa
untuk suatu kegiatan apapun diperlukan atau kebutuhan faktor-faktor produksi
yang ada dalam ilmu ekonomi berupa tanah.
2.3 Teknologi (Pengaruh perubahan Teknologi)
Teori ini berpendapat bahwa perubahan teknologi disebabkan oleh faktor-
faktor ekonomi lain, seperti perubahan faktor, permintaan dan pertumbuhan
(Dixon, 1997: 1518). Dalam teori induced technological change, menurut Ruttan
(1997:1520-1526), ada tiga tradisi utama yang mencoba untuk
mengkonfrontasikan dampak-dampak perubahan dalam lingkungan ekonomi
terhadap perubahan tingkat atau arah perubahan teknologi. Tiga tradisi tersebut,
sebagaimana direview oleh Ruttan, adalah sebagai berikut:
a. Pertama, tradisi tarikan permintaan (demand pull), yang menekankan
pentingnya perubahan permintaan pasar terhadap pengetahuan dan
teknologi. Griliches (1957) menunjukkan peran permintaan dalam
menentukan waktu dan lokasi penemuan. Schmooker (1962, 1966)
menyimpulkan bahwa permintaan lebih penting dalam mendorong
penemuan daripada kemajuan ilmu pengetahuan.
4

Jurnal Ekonomi Page 4

b. Kedua, tradisi teori pertumbuhan atau ekonomi makro. Tradisi ini muncul
dari perdebatan pada awal 1960-an mengenai alasan stabilitas dalam
pangsa faktor pada kondisi tingkat kenaikan upah yang sangat cepat.
Keterbatasan utama dari versi teori pertumbuhan ekonomi adalah batas
kemungkinan inovasi (Innovation Possibility Frontier) yang tidak masuk
akal Menurut Kennedy, bentuk dari Innovation Possibility Frontier tidak
tergantung pada bias jalur perubahan teknologi. Selama perubahan
teknologi tidak ada efek trade off antara perubahan teknologi yang
disebabkan tenaga kerja dan kapital.
c. Ketiga, tradisi ekonomi mikro. Model mikro dibangun pada awal
pengamatan yang dilakukan oleh Hicks. Hicks mengatakan bahwa
perubahan relatif harga faktor-faktor produksi mendorong inovasi dan
penemuan sesuatu yang diarahkan pada penggunaan faktor yang
digunakan relatif lebih mahal menjadi ekonomis (Hicks, 1932: 124-5).
Model ini digerakkan oleh perubahan eksogen dalam lingkungan ekonomi
dimana perusahaan-perusahaan atau agen riset publik menemukan
perubahan eksogen tersebut oleh diri mereka sendiri. Model ekonomi
mikro dihasilkan oleh sejumlah besar penelitian empiris dan bermanfaat
untuk mengklarifikasi proses historis suatu perubahan, terutama pada
tingkat industri atau sektor di dalam atau antar negara (Hayami and
Ruttan, 1970, 1971, 1985; Binswanger, 1974; Binswanger and Ruttan,
1978; Thirtle and Ruttan, 1987). Kelemahan utama dari model ekonomi
mikro adalah bahwa mekanisme internalnya mempelajari, meneliti, dan
proses formal R&D masih tetap di dalam kotak hitam.



2.4 Konsep/ Teori Modal, Struktur Modal
Dalam ilmu ekonomi, istilah capital (modal) merupakan konsep yang
pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran
pemikiran (school of thought) yang dianut. Secara historis konsep modal juga
mengalami perubahan/perkembangan (Snavely, dalam Encyclopedia Americana
1980:595). Dalam abad ke-16 dan 17 istilah capital dipergunakan untuk
memnunjuk kepada (a) stok uang yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik
yang kemudian dijual guna memperoleh keuntungan, atau (b) stok komoditi itu
sendiri. Pada waktu itu istilah stock dan istilah capital sering dipakai secara
sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan dalam masa itu atas dasar
saham misalnya, dikenal sebagai join stock companies atau capital stock
companies.
Adam Smith dalam The Wealth of Nation (1776 dalam Wnardii, 2008:3)
juga menggunakan istilah capital dan circulating capital. Pembedaan ini
didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu terkonsumsi dalam
jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam jangka
waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil)
nilainya menjadi susut, maka unsur itu disebut fixed capital (misal mesin,
bangunan, dan sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total,
5

Jurnal Ekonomi Page 5

maka ia disebut circulating capital (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana
produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan sampai
sekarang), mendapat kritik dari Marx.

3. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan pendekatan :
1. Regresi berganda melalui variabel Dummy
2. Fungsi produksi Cobb-Douglas
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sarung di kota samarinda
dapat diturunkan menjadi model ekonometrika, sehingga hubungan linearnya
dapat ditulis dalam persamaan regresi berganda (Multiple Regression) sebagai
berikut :
Y = b
0
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Y = 1 = (b
0
+ b
3
) + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Y = 0 = b
0
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
Y = b
0
X
1
b1
X
2
b2
e b
3
x
3
+

b
4
x
4
I
n
Y = I
n
b
0
+ b
1
I
n
X
1
+ b
2
I
n
X
2
+

I
n
e b
3
x
3
+

b
4
x
4

Di mana : Y : jumlah produksi sarung samarinda
X
1
: modal
X
2
: tenaga kerja

X
3
: Teknologi
0 = ATT
1 = ATBM
3.7.2 Teknik Pengujian
3.7.2.1 Uji t (Uji parsial / secara terpisah)
Pengujian koefisien regresi dilakukan secara terpisah (uji parsial) antara
variabel X
1
dengan Y serta X
2
dengan Y dan X
3
dengan Y , dengan menggunakan
uji t pada tingkat kepercayaan 95 % digunakan rumus sebagai berikut (
Widarjono, 2005 : 58 ) :
1. Uji hipotesis
0 :
0 :
1
1 0
<
>
|
|
a
H
H

6

Jurnal Ekonomi Page 6

2. menghitung nilai statistik t ( t hitung ) dan mencari nilai t kritis dari tabel
distribusi t pada dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung
dapat dicari dengan formula sebagai berikut :
|
.
|

\
|

=
^
1
1
^
1
|
| |
se
t
Dimana
1
| merupakan nilai pada hipotesis nul.
3. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau
menerima Ho sebagai berikut :
1. Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka Ho ditolak atau menerima
Ha
2. Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka Ho diterima atau menolak
Ha
3.7.2.2 Uji F (Uji simultan / secara bersama-sama)
Pengujian koefisien regresi secara bersama-sama (uji simultan) digunakan
pengujian hipotesis uji F pada tingkat kepercayaan 95 %. Adapun rumus tersebut
adalah sebagai berikut :

( ) ( ) k n R
k R
F
h


=
/ 1
1 /
2
2
...........................................(Sugiono, 2005 : 223)
Dari rumusan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
R
2
= Koefisien determinasi
k = Banyaknya variabel
1 = Bilangan konstan
n = banyaknya sampel
Kriteria yang digunakan dalam uji F adalah :
Bila F
hitung
> F
tabel
maka H
0
di tolak dan menerima H
i
Bila F
hitung
< F
tabel
maka H
0
di terima dan menolak H
i
Proses pengujiannya adalah :
1. H
0
:
1
=
2
= 0 berarti variabel X
1
dan X
2
secara bersama-sama tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
2. H
i
:
1
=
2
= 0 berarti variabel X
1
dan X
2
secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.



7

Jurnal Ekonomi Page 7

2.5 ANALISIS

Analisa dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
sarung tenun di Samarinda dengan menggunakan Regresi Berganda menggunakan
SPSS 18,00
Coefficients menentukan persamaan regresi
Coefficients
a

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -10.209 2.618 -3.900 .001
J.Modal 1.612 .398 1.035 4.053 .001
J.TK .058 .195 .076 1.298 .048
A.Teknolog
i
.037 .018 .119 2.014 .031
a. Dependent Variable: J.Produksi

Sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut :
Log Y = -10,209+1,612 log X
1
+ 0,058 log X
2
+ 0,037 log X
3
Di mana :
Y : Jumlah produksi sarung untuk bulan September 2012
X1 : Modal awal produksi
X2 : Jumlah tenaga kerja
X3 :Alat teknologi, di mana ATT = 0 dan ATBM = 1
Kemudian persamaan 1 di dummy-kan untuk X3 sehingga hasilnya
sebagai berikut :
Persamaan untuk ATT (alat tenun tradisional) :
Log Y = -10,209+1,612 log X
1
+ 0,058 log X
2
+ 0,037 log X
3
(0)
Log Y = -10,209+1,612 log X
1
+ 0,058 log X
2

Persamaan untuk ATBM (alat tenun bukan mesin) :
Log Y = -10,209+1,612 log X
1
+ 0,058 log X
2
+ 0,037 log X
3
(1)
Log Y = -10,209+1,612 log X
1
+ 0,058 log X
2


Uji T (Uji parsial)
Dari variabel tersebut untuk mengukur signifikansi masing-masing
variabel secara individu melalui Uji t-statistik. Berdasarkan Tabel 5.6, semua
variabel berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi tingkat (sig < 0,05).
Variabel Modal berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi yaitu (0,001
< 0,05). Variabel jumlah tenaga kerja (0,048 < 0,05). berpengaruh signifikan.
Variabel alat teknologi berpengaruh signifikan yaitu (0,031 < 0,05). Dari
semua variabel diatas yang berpengaruh paling dominan adalah variabel mesin
produksi terhadap jumlah produksi, karena nilai koefisien beta lebih besar
dibandingkan variabel lain.
8

Jurnal Ekonomi Page 8

Uji F (Simultan)
Uji F dipergunakan untuk mengetahui apakah semua variabel yang diteliti
secara bersama-sama atau keseluruhan memberikan pengaruh positif terhadap
jumlah produksi sarung tenun per bulan di Samarinda. Utnuk menentukan uji F
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Anova untuk menentukan uji F
ANOVA
b

Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .429 3 .143 96.288 .000
a

Residual .024 16 .001
Total .452 19
a. Predictors: (Constant), A.Teknologi, J.Modal, J.TK
b. Dependent Variable: J.Produksi

Secara bersama-sama variabel modal, variabel jumlah tenaga kerja serta
variabel alat teknologi yang dipergunakan menunjukkan bahwa nilai
probabilitas F-statistiknya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (0,000 >
0,05) pada tingkat kepercayaan 5% ( = 5%). Sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel modal, variabel jumlah tenaga kerja serta variabel alat teknologi yang
digunakan dalam model ini secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap jumlah produksi permintaan

2.6 PEMBAHASAN

1. Pengaruh Modal terhadap jumlah produksi sarung samarinda
Untuk menguji signifikansi masing-masing variabel secara individu
dilakukan Uji t-statistik. Variabel modal berpengaruh signifikan, yaitu 5%
terhadap jumlah produksi sarung Samarinda, karena tingkat (sig < 0,05) yaitu
(0,001 < 0,05).
Artinya Ho: ditolak, karena probabilitas t < 0,05.
2. Pengaruh tenaga kerja terhadap jumlah produksi sarung samarinda
Untuk menguji signifikansi masing-masing variabel secara individu
dilakukan Uji t-statistik. Variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan, yaitu 5%
terhadap jumlah produksi sarung Samarinda, karena tingkat (sig < 0,05) yaitu
(0,048 < 0,05).
Artinya Ho: ditolak, karena probabilitas t < 0,05.

3. Pengaruh variabel alat teknologi terhadap jumlah produksi sarung
samarinda
9

Jurnal Ekonomi Page 9

Untuk menguji signifikansi masing-masing variabel secara individu
dilakukan Uji t-statistik. Variabel modal berpengaruh signifikan, yaitu 5%
terhadap jumlah produksi sarung Samarinda, karena tingkat (sig < 0,05) yaitu
(0,031 < 0,05).
Artinya Ho: ditolak, karena probabilitas t < 0,05.

4. Pengaruh variabel modal, tenaga kerja dan alat teknologi terhadap
jumlah produksi sarung samarinda
Pengujian dengan menggunakan uji F-statistik menunjukkan bahwa nilai
probabilitas F-statistik lebiih kecil dari taraf nyata yang digunakan (0,000< 0,05).
Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua variabel bebas yang digunakan dalam
model ini berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap jumlah
produksi sarung samarinda
Artinya Ho: ditolak, karena probabilitas F < 0,05.
2.7 SARAN


Partisipasi pemerintah kota Samarinda dalam memberikan bantuan kredit bagi
pelaku usaha, dengan cara menginformasikan kemudahan kredit atau bantuan
modal bagi masyarakat kota Samarinda, sehingga menjadi jalan bagi masyarakat
untuk menjadi enterprenuer.
Himbauan pemerintah kota Samarinda dalam memperkenalkan budaya sarung
tenun baik domestik maupun internasional, sehingga banyak wisatawan yang
datang untuk melihat sarung tenun Samarinda, sehingga secara tidak langsung
akan memberikan profit yang tinggi kepada pelaku usaha.
Perlu training-training atau pelatihan tentang pembuatan sarung tenun ataupun
penggunaan mesin yang dapat menunjang pembuatan produksi sarung tenun.
Untuk itu perlu perhatian pemerintah kota Samarinda agar telaksana pelatihan ini.
Sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya, maka peneliti perlu
menambahkan variabel penelitian ini, yang terkait dengan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA


Aditya, 2003, Metode Reseach (Penelitian llmiah), Bumi Aksara, Jakarta.
Arie Benggolo,. 1973, Kerja dan Pembangunan, Yayasan Jasa Karya, Jakarta.
Arief (2005,) melakukan penelitian terhadap masyarakat penenun di Kawasan
Industri Kota Makassar
Djamhari (2006) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sentra
UKM menjadi klaster dinamis
Djojohadikusumo, 2001, Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta, STIE YKPN.
10

Jurnal Ekonomi Page 10

Dixon and David Dodd (2000). Security Analysis. McGrawHill Book Company.
Eko Restu Minto, 2005, Indentifikasi Daya Tarik Investasi Di Kawasan Industri
Kota Samarinda, Institute Teknologi Bandung Wikipedia.
Fadly (2006) meneliti tentang kajian faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan Usaha UKM di Sumatera Utara.
Graham. 2000, Ekonomi Pembangunan, Penterjemah : Widodo Tri Edisi 1
Cetakan Pertama, Yogyakarta. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
Leni Diana (2007). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi ikan laut
di Kota Samarinda
Payaman Simanjuntak. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta :
LPFE-UI.
Ruttan, (1997), "A Contribution to the Theory of Economic Growth," Quarterly
Journal of Economics.
Rosenberg (1996, 2nd ed.). "Investment," The Concise Encyclopedia of
Economics. Library of Economics and Liberty.
Sadono Sukirno , 1992, Pengantar Teori Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Samuelsen, Paul A & William D. Nordhaus, 2000, Makro Ekonomi, Erlangga,
Safrida .1999. Ekonomi Moneter .BPFE-Yogyakarta .Yogyakarta
Sastrowardoyo, Siswanto. 2002. Ekonomi Pembangunan. Pustaka
Ekonomi, Jakarta
Sastrowardoyo, 2002. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan.
Penerbit Salemba Empat Edisi Ketiga, 2003.
Subri, Mulyadi. 2003. Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Erlangga .Jakarta.
Supratiwi, 2003, Persoalan Pembangunan Ekonomi Indonesia, Citra Harta Prima,
Jakarta
Winardi, 2000, Kamus Ekonomi (Inggris/Indonesia), Alumni Bandung, Bandung.

You might also like