Kuliah Transfusi Darah

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 57

Transfusi Darah

Abdul Salam M. Sofro


Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Untuk apa transfusi?
Mengganti kehilangan darah (kecelakaan,
perdarahan peripartum)
Mengganti darah yang rusak karena
hemolisis (anemia karena berbagai sebab
selain perdarahan, kelainan enzim yg
diturunkan dll.)
Mengganti komponen darah yang kurang
(kurangnya albumin karena penyakit liver,
kurangnya faktor pembeku darah dll.)
Mengatasi metabolit pengganggu dalam
darah (hiperbilirubinemia pada bayi dll.)
Principles of Clinical Transfusion
Practice
Transfusion is only one part of the
patients management
Prescribing should be based on national
guidelines on the clinical use of blood,
taking individual patient needs into
account
Blood loss should be minimized to
reduce the patients need for transfusion
The patient with acute blood loss should
receive effective resuscitation (intravenous
replacement fluids, oxygen, etc.) while the
need for transfusion is being assessed.
The patients hemoglobin value, although
important, should not be the sole deciding
factor in starting transfusion. This decision
should be supported by the need to relieve
clinical signs and symptoms and prevent
significant morbidity or mortality.
The clinician should be aware of the risks
of transfusion-transmissible infections in
the blood products that are available for the
individual patient.
Transfusion should be prescribed only
when the benefits to the patient are likely to
outweigh the risks

The clinician should record the reason for
transfusion clearly.
A trained person should monitor the
transfused patient and respond
immediately if any adverse effects occur


Apa syarat yang diperlukan?
Aman:
Bebas dari penyakit menular lewat darah
Golongan darah cocok
Bermutu (managemen mutu total)
Proses seleksi donor, pengambilan
darah, penapisan (skrining), pengolahan,
penyimpanan dan penyampaian darah
SDM, Metoda, Peralatan, reagensia
pemeriksaan dll
Tersedia cukup, tepat waktu
Dalam praktik transfusi diperlukan
darah yang bermutu, aman, dan
pasokan cukup memerlukan uji saring
(screening) semua darah donasi:
infeksi menular lewat transfusi darah
(IMLTD) termasuk Human
Immunodeficiency Virus (HIV), virus
hepatitis, syphilis and agen infeksi
lain dan
Praktik laboratorium bagus (good
laboratory practice = GLP) dalam
semua aspek penggolongan darah, uji
kompatibilitas, preparasi komponen,
penyimpanan dan transportasi darah
serta produk darah.

methods
Personnel
PROCESS
INPUT
Environment
equipments, reagents
OUTPUT
Factors affecting quality
Transfusion risks?
Transfusion Transmitted Infections
= TTI (infeksi menular lewat
transfusi darah = IMLTD)
Transfusion reactions (Reaksi-
reaksi transfusi)
Blood transfusion complications
Acute Blood Transfusion Reaction:
intravacular hemolysis (hemodynamic
disturbance, respiration, acute renal
failure, DIC)
Urticaria (allergy) to Anaphylactic
hypervolume,
transfusion related acute lung injury
(TRALI)
fever, bacterial sepsis
Hipothermia
Citrate toxicity & Potassium effects

Late Blood Tranfusion Reaction:
extra vascular hemolysis,
TTI,
Alloimunisasi
Penyakit Graft Versus Host terkait transfusi
Pengaruh immunomodulasi
Penimbunan zat besi

COMPLICATIONS:
can be PREVENTED
can be FATAL

Risk factor Estimated frequency per unit transfused
Deaths per
million units
Acute haemolytic reactions 1 in 250 000 to 1 in 1 000 000 0.67
Hepatitis B 1 in 100 000 to 1 in 400 000
*
<0.5
Hepatitis C 1 in 3 000 000

<0.5
HIV 1 in 4 000 000 <0.5
Bacterial contamination of red cell concentrates 1 in 500 000 <0.25
*
Data from Kate Soldan, National Blood Service and Central Public Health Laboratory.

Data from Dr Pat Hewitt and Dr John Barbara, National Blood Service, North London.

Risks of red blood cell transfusion (adapted from British Committee
for Standards in Haematology (2001)
Virus and testing
standard
Window Period
(Days)
Point estimate of
residual risk 'per unit'

HIV 1 and 2 antibody only 22 1 in 2,404,000
HIV antibody + NAT 9 1 in 7,299,000
HCV antibody only 66 1 in 300,000
HCV antibody + NAT 7 1 in 3,663,000
HBV 45 1 in 1,339,000
HTLV I & II 51 Considerably less than
1in 1,000,000
vCJD Possible, not yet reported
in Australia
Taksiran IMLTD dari Medilink, ARCBS October 2004.
Complications of allogeneic blood
transfusion (USA)
Risks Prediction of risks /
unit of transfused blood

1. INFECTIONS:
Hepatitis B 1 in 63,000
Hepatitis C 1 in 103,000
HTLV I and II 1 in 641,000
HIV1 1 in 1,100,000

2. TRANSFUSION REACTIONS:
Febrile reactions 1 in 500
Allergic cutaneous reactions 1 in 200
Anaphylaxis 1 in 150,000
Acute hemolytic reactions 1 in 250,000

Jadi perlu:
Pemeriksaan
laboratorium IMLTD

Pemeriksaan golongan
darah

Uji silang serasi
Blood donor
BTS Staff
Refrigerator/
Freezer
Patient
Cold chain
A SIMPLE COLD CHAIN METHODE
Blood Transfusion
Service (BTS)
Hospital Blood
Bank
Hospital
Inpatient
Storage and transport system of blood and plasma from
donor to patient as SAFE as possible
Dalam transfusi darah, dipersyaratkan
penggunaan darah dan produk darah
yang pas (appropriate), yaitu:
transfusi produk darah untuk suatu
kondisi yang mengarah pada morbiditas
dan mortalitas yang tidak dapat dicegah
atau dikelola secara efektif dengan cara-
cara lain
Transfusi darah berpotensi risiko untuk
pasien dan sering kali tidak diperlukan
Kebutuhan akan transfusi seringkali
dapat dihindarkan atau diperkecil lewat
pencegahan, diagnosis dini dan
pengobatan anemia dan kelainan
penyebab anemia.
Darah seringkali tidak perlu diberikan
untuk meningkatkan kadar Hb sebelum
operasi atau untuk mempercepat
keluarnya dari RS.
Transfusi darah lengkap, SDM atau
plasma seringkali diberikan pada saat
pengobatan lain seperti larutan garam
fisiologis atau cairan pengganti lain
intravena lebih aman, lebih murah dan
efektivitasnya sama untuk pengobatan
pendarahan akut
Kebutuhan transfusi pasien seringkali
dapat diperkecil dengan anaestesi dan
managemen pembedahan yang bagus.

Bilamana darah diberikan pada saat
yang tidak diperlukan, pasien tidak
mendapat manfaat dan malah terpapar
risiko yang tak perlu.
Darah adalah sumber daya jarang dan
mahal. Transfusi yang tidak diperlukan
dapat berakibat terbatasnya produk
darah untuk pasien yang benar-benar
memerlukan

Risiko transfusi
Transfusi mungkin merupakan satu-
satunya cara untuk menolong jiwa atau
memperbaiki kondisi yang parah.
Tetapi sebelum memberikan produk
darah, harus dipertimbangkan risiko
transfusi terhadap risiko tidak transfusi
Misal
Transfusi SDM
Transfusi produk SDM membawa risiko
reaksi transfusi hemolitik parah
Produk darah dapat menularkan
penyebab infeksi termasuk HIV, HBV,
HCV, sifilis, malaria, penyakit Chagas
pada resipien
Produk darah dapat terkontaminasi
bakteri dan sangat berbahaya jika dibuat
atau disimpan dg cara yang tidak benar
Koleksi darah
Transfusi plasma
Plasma dapat menularkan kebanyakan
infeksi yang ada di dalam darah lengkap
Plasma dapat juga menyebabkan reaksi
transfusi
Indikasi transfusi plasma sebenarnya
sangat terbatas. Risikonya seringkali
lebih banyak dibanding kemungkinan
manfaatnya bagi pasien.
normal 1
Keamanan darah
Risiko terkait dengan transfusi darah
tergantung pada beberapa faktor.
Insidensi dan prevalensi infeksi yang
ditularkan lewat transfusi dalam
populasi donor darah.
Keefektifan pendidikan donor darah
dan program rekruitmen serta prosedur
seleksi donor dan penapisan, termasuk
ditolaknya donor yang tidak cocok
Mutu uji saring semua darah donor
terhadap infeksi menular lewat transfusi.
Sejauh mana darah dan produk darah
hanya diberikan ketika tidak ada
alternatif transfusi untuk pasien tertentu.
Keandalan sistem untuk menjamin
bahwa pasien menerima darah yang
kompatibel dalam hal golongan
darahnya, antibodi SDM nya dan
persyaratan khusus lainnya.
Untuk darah yang aman, perlu
diperhatikan:
Donor darah
Penapisan infeksi menular lewat
transfusi darah (IMLTD, transfusion
transmissible infection, TTI)
Penggolongan darah dan uji
kompatibilitas
Darah lengkap & komponen darah
Donor darah
Donor darah sukarela tanpa bayaran:
Memiliki insidensi dan prevalensi TTI
yang rendah
Cenderung mau menyumbang secara
teratur pasokan darah aman dan
memadai
Yang teratur memiliki insidensi &
prevalensi TTI yang lebih rendah
dibanding yang pertama kali atau yang
kadang-kadang
Tidak termotivasi uang untuk
menyumbang darah terlalu sering
Lebih cepat merespons panggilan
donasi pada saat darurat karena
memiliki komitmen menjadi donor
darah sukarela

Donor darah keluarga atau pengganti
Anggota keluarga dalam situasi tertekan
untuk menyumbang darah, sehingga
mungkin menutupi kondisi
kesehatannya, terutama risiko TTI.
Anggota keluarga yang tak mampu
mendapatkan donor, akan mencari
donor yang mau dibayar dengan
kemungkinan risiko TTI.



Ada beban untuk menggunakan darah
yang telah diberikan oleh donor
pengganti meskipun pada dasarnya
pasien belum memerlukannya.
Kebutuhan darah untuk masyarakat
menjadi kurang terpenuhi
Donor darah profesional atau bayaran
sangat berisiko terhadap keamanan
pasokan darah karena:
Menciderai sistem kesukarelaan
dalam donor darah yang menjadi
dasar pasokan darah yang aman
Tingginya insidensi & prevalensi TTI
pada kelompok ini
Seringkali gizi kurang karena seringnya
donor yang tidak direkomendasikan,
sehingga berisiko terhadap
kesehatannya sendiri maupun pasien
yang memperoleh darah yang mungkin
kurang manfaat
Membebani biaya lagi bagi keluarga
pasien yang harus membayar donornya
Secara etis memprihatinkan


Penapisan terhadap IMLTD (TTI)
Penapisan dilakukan terhadap:
HIV
HBV
HCV
Syphilis
Malaria (*)
Penyakit Chagas (*)
Perlu penjaminan mutu (Quality
Assurance, QA) & Praktik Lab yang
baik (GLP)
Tiap unit darah harus ditapis untuk TTI
dengan menggunakan uji yang paling
efektif dan pas, sesuai dengan
kebijakan nasional dan prevalensi
infeksi di populasi donor darah potensial
Semua darah donasi harus diuji saring,
dan bila mungkin, semua darah donasi
juga harus diuji saring untuk penyakit
Chagas dan malaria
Darah dan produk darah tidak boleh
dikeluarkan untuk transfusi kecuali jika
hasil uji menurut persyaratan nasional
negatif.
Penggolongan darah dan uji
kompatibilitas
Semua RS harus memiliki SOP untuk
menjamin bahwa komponen darah yang
akan ditransfusikan kompatibel dengan
SDM pasien dan antibodi dalam plasma
pasien
ISBT Human Blood Group Systems (2007)

ISBT Number Name Abbreviation

001 ABO ABO
002 MNS MNS
003 P P
004 Rh RH
005 Lutheran LU
006 Kell KEL
007 Lewis LE
008 Duffy FY
009 Kidd JK
010 Diego DI
011 Cartwright YT
012 XG XG
013 Scianna SC
014 Dombrock DO
015 Colton CO
016 Landsteiner-Wiener LW
017 Ch ido/Rodgers CH/RG
018 Hh H
019 Kx XK
020 Gerbich GE
021 Cromer CROM
022 Knops KN
023 Indian IN
024 Ok OK
025 Raph RAPH
026 JMH JMH
Unassigned
027 IGNT
028 P
029 GIL
ISBT Human Blood Group Systems (2009)

ISBT Number Name/ Blood group system

Abbreviation / ISBT symbol

001 ABO ABO
002 MNS MNS
003 P P
004 Rh RH
005 Lutheran LU
006 Kell KEL
007 Lewis LE
008 Duffy FY
009 Kidd JK
010 Diego DI
011 Cartwright - Yt YT
012 XG - Xg XG
013 Scianna SC
014 Dombrock DO
015 Colton CO
016 Landsteiner-Wiener LW
017 Chido/Rodgers CH/RG
018 Hh H
019 Kx XK
020 Gerbich GE
021 Cromer CROM
022 Knops KN
023 Indian IN
024 Ok OK
025 RAPH MER2
026 JMH JMH
027 I I
028 Globosde GLOB
029 GIL GIL
030 RHAG RHAG
UNIVERSITAS
Y A R S I
Yang paling aman?
Transfusi darah sendiri (autologous)
adalah cara paling aman, tetapi
memerlukan perencanaan yang baik
dan belum tentu dapat dilakukan
pada semua pasien
Factor Determining the Need for
Transfusion
Blood loss
Haemolysis
Cardiorespiratory state and tissue
oxygenation
Assesment of anemia
Patients tolerance of blood loss and/or
anemia
Anticipated need for blood
The need for transfusion can often be
minimized by:
The prevention or early diagnosis and treatment
of anemia and the conditions that cause anemia
Red cell transfusion is needed only if the
effects of chronic anemia are severe enough to
require rapid raising of the hemoglobin
The correction of anemia and replacement of
depleted iron stores before planned surgery
The use of intravenous fluid replacement with
crystalloids or colloids in cases of acute blood
loss.
Good anaesthetic and surgical
management, including:
Using the best anaesthetic and surgical
techniques to minimize blood loss during
surgery
Stopping anticoagulants and anti-platelet drugs
before planned surgery, where it is safe to do so
Minimizing the blood taken for laboratory use,
particularly in children
Salvaging and reinfusing surgical blood loss
Using alternative approaches such as
desmopressin, aprotinin or erythropoietin.

Use of replacement fluids
Replacement fluids are used to replace
abnormal losses of blood, plasma or other
extracellular fluids by increasing the volume
of the vascular compartment, principally in:
Treatment of patients with established
hypovolemia; e.g. hemorrhagic shock
Maintenance of normovolemia in patients
with ongoing fluid losses: e.g. surgical
blood loss.
Prediction of Blood Loss based on Early Clinical Findings in
Male with Body weight of 70 Kg
(2)
Parameters Class I Class II Class III Class IV


Blood loss (ml) to 750 750 15000 1500 2000 > 2000

Blood loss to 15 % 15 30 % 30 40 % > 40 %
(% volume )

Pulse rate (minute) < 100 >100 > 120 > 140

Blood pressure (mmHg) normal normal decreased decreased

Resp. rate (menit) 14 20 20 30 30 40 > 35

Urine prod. (ml/jam) > 30 20 30 5 15 tidak ada

CNS/mental restless - restless - restless & restless &
status mild moderate confused lethargic

Fluid replacement cristaloid cristaloid cristaloid & cristaloid &
(based on 3:1 rule) blood blood
Based on: The American College of Surgeon Committee on Trauma
(2)
Intravenous replacement
fluids are the first-line treatment
for hypovolemia


Initial treatment with these fluids
may be life-saving and provide some
time to control bleeding and obtain blood
for transfusion, if it becomes necessary
Crystalloid solutions with a similar
concentration of sodium to plasma (normal
saline or balanced salt solutions)
are effective
as replacement fluids


Dextrose (glucose) solutions
do not contain sodium and are poor
replacement fluids
Crystalloid replacement fluids
should be infused in a volume at
least three times the volume lost in
order to correct hypovolemia
Colloid solutions should be
infused in a volume equal to the
blood volume deficit
Check list bagi klinisi:
Tanya diri sendiri sebelum anda memberi
darah atau produk darah kepada pasien:
Perbaikan kondisi klinis pasien macam apa
yang ingin kita capai?
Dapatkah saya memperkecil hilangnya
darah untuk mengurangi kebutuhan
transfusi bagi pasien?
Adakah pengobatan lain yang dapat saya
berikan sebelum memutuskan untuk
transfusi, misalnya cairan pengganti i.v dan
oksigen?
Bagaimana risiko penularan HIV,
hepatitis, sifilis atau agen infeksi lain
lewat darah yang tersedia bagi pasien?
Apakah manfaat transfusi lebih besar
dibanding risiko bagi pasien ybs?
Apa pilihan lainnya seandainya tak ada
darah pada waktunya?
Akankah ada seseorang yang terlatih
memantau pasien ini dan cepat tanggap
jika terjadi reaksi transfusi akut?
Sudahkah saya rekam keputusan dan
alasan saya untuk transfusi pada catatan
pasien dan borang permintaan darah?

Jika masih ragu, akhirnya
tanya:
Jika darah ini diberikan pada saya
atau anak saya, akankah saya
menerima transfusi dalam kondisi
seperti ini?

You might also like