Jurnal Balanced Scorecard - 1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGUKURANKINERJAPERUSAHAAN

DENGANMETODE BALANCEDSCORECARD PADA


PT. UNILEVERINDONESIATBK
SI SKA ANDRI ANI
Ekonomi Manajemen Universitas Gunadarma
Email: siskaandriani87@yahoo.com
ABSTRACT
The Balanced Scorecard is a new framework for integrating the various
measures derived from corporate strategy. In addition to financial performance
measures, also introduced the Balanced Scorecard performance drivers that
includes the customer perspective, internal business processes, and learning and
growth, derived from the translation process implemented corporate strategy
explicitly and strictly to the various objectives and concrete measures. Types of
data used are secondary data and primary data. Secondary data in the form of a
company's financial statements PT.Unilever Indonesia Tbk for 5 years (2004-
2008) and the primary data customers in the form of questionnaires and
questionnaires of employees. Analysis tools used in the form deskripitif analysis
and analysis of financial statements in the form of ratios calculated as liquidity
ratios, activity ratios, leverage ratios and profitability ratios. Finance perspective
shows that the company's financial performance relative to say good for the
company's financial performance from year to year increase. Customer
perspective shows that the customer was satisfied with the services provided by
the company. Internal business process perspective shows that the employee
agrees to the development of resources committed by the company. Growth and
learning indicates that employees feel satisfied with the agreement or the
policies established by the company. In general the results of data analysis
above, the performance of both companies said.
Keywords: Balanced Scorecard method, financial, customer, internal business
process, growth and learning.
ABSTRAK
Balanced Scorecard suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai
ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran kinerja
keuangan, balanced scorecard juga memperkenalkan pendorong kinerja yang
meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta
pertumbuhan yang diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan
yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan
ukuran yang nyata. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan PT. Unilever
Indonesia Tbk selama 5 tahun (2004-2008) dan data primer berupa kuesener
pelanggan dan kuesener karyawan. Alat analisis yang digunakan berupa analisis
deskripitif dan analisis laporan keuangan yang berupa perhitungan rasio-rasio
seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas.
Perspektif keuangan menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
dikatakan relatif baik karena kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan. Perspektif pelanggan menunjukkan bahwa pelanggan
merasa puas atas pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Perspektif proses bisnis internal menunjukkan bahwa karyawan setuju terhadap
pengembangan sumber daya yang dilakukan oleh perusahaan. Perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan bahwa karyawan merasa setuju
atau puas terhadap kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahan. Secara
umum dari hasil analisis data di atas, kinerja perusahaan dikatakan baik.
Kata Kunci: Balanced Scorecard, keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,
pertumbuhan dan pembelajaran.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri yang semakin lama semakin cepat mendorong
perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya supaya tetap bertahan dan berkembang.
Agar dapat memenuhi persaingan perusahaan dituntut melakukan perbaikan pada tiap
bagian. Perbaikan dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur sistem yang ada,
menganalisa dan untuk memutuskan apakah sistem tersebut perlu diperbaiki atau tidak.
Penilaian kinerja merupakan bagian dalam sistem manajemen dengan membandingkan
antara rencana yang dibuat dan hasil yang dicapai, menganalisa penyimpangan yang
terjadi dan melakukan perbaikan. Balanced Scorecard untuk melengkapi pengukuran
kinerja keuangan dan sebagai alat yang cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk
merefleksikan pemikiran baru dalam era competitiveness dan efektivitas organisasi.
Konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan
menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut sebenarnya merupakan
penjabaran dari apa yang menjadi misi dan strategi perusahaan dalam jangka panjang,
yang digolongkan menjadi empat perspektif yang berbeda yaitu: perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan pembelajaran.
Balanced Scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan
oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan motivasi tinggi,
sementara tetap memerhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui perspektif keuangan.
Perspektif pelanggan mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan mereka dan
segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor
mereka. Perspektif proses bisnis internal perusahaan melakukan pengukuran terhadap
semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk
menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi pelanggan
dan juga para pemegang saham. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan
karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan
karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan
meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil
ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan.
Harapan yang diharapkan dengan adanya sistem penilaian dan perencanaan kinerja
dengan Balanced Scorecard ini adalah sebagai berikut. 1)Membantu pihak manajemen
dalam merancang sistem penilaian kinerja perusahaan yang sejalan dengan visi dan misi
perusahaan 2)Perusahaan dapat mengetahui kondisi dan prestasi keuangan dan non
keuangan yang dimilikinya saat ini beserta potensinya di masa mendatang 3)Membantu
manajemen dalam perencanaan kinerja perusahaan yang bersifat taktis.
Mengukur kinerja perusahaan dengan analisis balanced scorecard dapat
memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan sebagai berikut. 1)Balanced Scorecard
menentukan dan mengkomunikasikan strategi dan arah yang akan ditempu oleh
perusahaan 2)Balanced Scorecard menekankan pada kombinasi pengukuran kinerja
keuangan dan non keuangan, sehingga mengakibatkan manajemen tetap terfokus pada
proses bisnis internal secara keseluruhan dan memberi jaminan bahwa kinerja operasi
aktual yang sedang berjalan selaras dengan strategi jangka panjang perusahaan dan
keinginan perusahaan 3)Adanya balanced scorecard memungkinkan manajer
perusahaan menilai bagaimana divisi mereka melakukan penciptaan nilai saat ini
dengan tetap mempertimbangkan kepentingan dimasa yang akan datang. Jadi yang
diperlakukan bukan hanya perencaanaan jangka pendek tapi harus memikirkan jangka
panjang dan 4)Dengan adanya balanced scorecard memungkinkan manajer menilai apa
yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem
prosedur demi perbaikan di masa yang akan datang.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja PT. Unilever Indonesia Tbk,
berdasarkan analisis balanced scorecard yang terdiri dari empat perspektif. Dari empat
perspektif tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan keuangan, mengukur
tinggi kepuasan dan kepercayaan pelanggan, mengukur kualitas proses operasi dan
proses inovasi, dan mengukur kepuasaan pekerja, produktivitas pekerja dan motivasi
pekerja.
Manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kinerja PT. Unilever
Indonesia Tbk selama 5 tahun berdasarkan empat perspektif seperti perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif
pertumbuhan pembelajaran. Dari perspektif ini dapat dilihat bagaimana keadaan
keuangan perusahaan, seberapa besar kepuasan pelanggan terhadap perusahaan,
seberapa besar perusahaan mengembangkan sumber daya mereka untuk lebih
meningkatkan mutu produk, dan bagaimana kinerja pekerja kepada perusahaan.
Kajian Penelitian Sejenis:
Monika Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu
Pengantar mengatakan bahwa banyak metode yang telah dikembangkan untuk
melakukan pengukuran kinerja suatu perusahaan. dalam manajemen traditional, ukuran
kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran keuangan. Hal ini disebabkan karena
ukuran keuangan inilah yang paling mudah dideteksi, sehingga pengukuran kinerja
personel juga diukur dengan dasar keuangan. Kinerja lain seperti peningkatan komitmen
personel, peningkatan kompetensi dan lain sebagainya sering diabaikan. Dalam
pendekatan balanced scorecard, pengukuran kinerja didasarkan pada aspek keuangan
dan non keuangan. Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena
pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan bersumber dari aspek non keuangan yaitu
peningkatan cost-effectveness proses bisnis, peningkatan komitmen organisasi dan
peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan, sehingga apabila
perusahaan haruslah ditujukan kepada peningkatan kinerja di bidang non-keuangan
karena dari situlah kinerja keuangan berasal.
Menurut IsniarBalanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja dan Alat Pengendali
Sistem Manajemen Strategis mengatakan bahwa perusahaan yang telah mempunyai
sistem pengukuran kinerja yang menyertakan berbagai ukuran keuangan dan non-
keuangan, namun perusahaan tersebut menggunakan ukuran kinerja keuangan hanya
untuk umpan balik taktis dan pengendalian berbagai operasi jangka pendek. Balanced
scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan non-keuangan harus
menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan.
Balanced scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional.
Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuah sistem manajemen
strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang. Balanced scorecard akan memberi
dampak terbesar pada saat dimanfaatkan untuk mendorong terjadinya perubahan
perusahaan. Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen yang menjabarkan
visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan
dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran untuk keempat
perspektif ini tergantung dari strategi yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.
Oleh karena itu balanced scorecard selain dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja,
juga dapat digunakan sebagai alat untuk menilai apakah strategi yang dilakukan
perusahaan sudah tepat dan juga untuk mengawasi apakah strategi perusahaan telah
dijalankan.
Menurut Ferry Sistem Penilaian dan Perencanaan Kinerja Perusahaan
Menggunakan Metode Balanced Scorecard mengatakan bahwa Harapan yang
diharapkan dengan adanya sistem penilaian dan perencanaan kinerja dengan:
1)membantu pihak manajemen dalam merancang sistem penilaian kinerja perusahaan
yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan 2)perusahaan dapat mengetahui kondisi
dan prestasi keuangan dan non-keuangan yang dimilikinya saat ini beserta potensinya di
masa mendatang 3)membantu manajemen dalam perencanaan kinerja perusahaan yang
bersifat taktis. Metode penelitian yang digunakan AHP dan OMAX. AHP digunakan
untuk membobotkan tingkat kepentingan dari perspektif dan indikator-indikator kinerja.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah model pendukung keputusan yang mampu
menguraikan permasalahn yang komplek dengan kriteria yang banyak ke dalam susunan
hirarki, yang mana setiap level disusun oleh elemen-elemen yang spesifik. Penggunaan
AHP dalam alat bantu pengambilan keputusan dengan multi kriteria sangat mudah
dimengerti dan dipahami dengan efektif. Objective Matrix (OMAX) adalah suatu
metode penilaian terhadap kinerja perusahaan, dimana penilaian dilakukan terhadap
kriteria yang berhubungan dengan kinerja perusahaan tersebut. Konsep dari penilaian
ini adalah penggabungan beberapa kriteria kinerja kelompok kerja ke dalam sebuah
matrix. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan
serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan organisasi.
Menurut Imelda Implementasi Balanced Scorecard Pada Organisasi Publik
mengatakan bahwa balanced scorecard dapat digunakan pada organisasi publik setelah
dilakukan modifikasi dari konsep balanced scorecard yang awalnya ditujukan bagi
organisasi bisnis. Modifikasi tersebut antara lain adalah dalam hal misi organisasi
public, sehingga tujuan utama suatu organisasi public adalah memberi pelayanan
kepada masyarakat dapat tercapai secara efektif dan efisien. Metode penelitian yang
digunakan berupa dua jenis pengukuran dalam balanced scorecard, yaitu: 1)outcome
kinerja-outcome (lagging) measurements dan 2)pengendali kinerja-performance driver
(leading) measurement. Lag measure merupakan ukuran yang menggambarkan apa
yang dihasilkan (outcome), sedangkan lead measure adalah ukuran-ukuran yang
menjadi pemicu outcome dimasa yang akan dating. Suatu balanced scorecard yang baik
harus memiliki lead dan lag measures.
Menurut Zagloel, Yadrifil dan Lithrone dalam jurnalnya yang berjudul
Perencanaan Strategi Dalam Upaya Menyelaraskan Tujuan Organisasi dan Tujuan
Karyawan Dengan Pendekatan Total Performance Scorecard yang mengatakan bahwa
Perencanaan strategi menggunakan Total Perfomance Scorecard (TPS) menghasilkan
dua belas diagram hubungan antara rencana kinerja individu, scorecard section dan
scorecard departemen. Artinya secara perencanaan telah dibuat keselarahan antara
rencana kinerja karyawan yang dapat mendukung tujuan section dan tujuan departemen.
METODEPENELITIAN
Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah berupa data sekunder dan
data primer. Data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan PT. Unilever Indonesia
Tbk periode 2004-2008 yang diperoleh dari website www.idx.co.id. Data primer berupa
kuesener yang disebarkan kepada para pelanggan dan karyawan PT. Unilever Indonesia
Tbk. Dari hasil evaluasi kuesener pelanggan yang telah disebarkan akan diperoleh
apakah para pelanggan merasa sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas atau
sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan kepada para pelanggannya.
Dari hasil evaluasi kuesener karyawan yang telah disebarkan akan diperoleh apakah
perusahaan mengembangkan sumberdaya mereka dengan baik atau tidak, mampu atau
tidakkah karyawan dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan mereka
masing-masing, apa yang menjadi motivasi mereka bekerja di perusahaan, dan apa saja
kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang berprestasi di
perusahaan.
Kuesener pelanggan disebarkan berdasarkan studi kasus kelurahan Kota Bambu
Selatan berdasarkan Rt.001 Jakarta Barat, sebanyak 100 responden yang terdiri 15
pernyataan. Pemberian kuesener diberikan kepada penduduk sekitar yang memakai
produk-produk dari unilever. Pernyataan-pernyataan dalam kuesener pelanggan ini
didapatkan dari penelitian-penelitian terdahulu dan dari http://tesis-disertai.blogspot.com.
Kuesener untuk perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan
pembelajaran disebarkan kepada karyawan PT. Unilever Indonesia Tbk, yang berkantor
di Graha Unilever Jln. Jend Gatot Subroto Kav.15 Jakarta 12930 sebanyak 30 responden
yang terdiri dari 8 pernyataan untuk perspektif proses bisnis internal dan 22 pernyataan
untuk perspektif pembelajaran pertumbuhan. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di
kuesener ini didapat dari BSNI (kuesioner SNI Award 2009) tentang perusahaan besar
jasa, kuesener novita sari dari universitas airlangga tentang motivasi kerja, kuesener
setiawan wicaksono dari uni versitas brawijaya, dan dari ht t p:/ /t esis-
disertai.blogspot.com.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis laporan
keuangan. Analisis deskriptif digunakan untuk mengukur dan menganalisis hasil dari
perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran dari
hasil kuesener yang telah disebarkan sebelumnya kepada para responden pelanggan dan
para responden karyawan PT. Unilever Indonesia Tbk. Analisis laporan keuangan ini
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan pada perspektif keuangan dengan
menggunakan analisis rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
leverage dan rasio profitabilitas.
Total Assets Turnover

Penjualan Bersih
receivable turnover
Rasio Likuiditas terdiri dari current ratio dan quick ratio (Martono, Agus, 2005).
Rincian masing-masing sebagai berikut.
1) Current Ratio
Rasio ini menunjukkan posisi kas perusahaan dan kemampuan memenuhi kewajiban
/ hutang jangka pendek.
Aktiva lancar
Current Ratio x
100%
Hutang lancar
2) Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan dalam menyediakan kas dan aktiva lainnya
yang dapat dilikuidasikan dengan segera jika diperlukan.
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Ratio x
Hutang lancar
100%
Rasio Aktivitas terdiri dari inventory turnover, total assets turnover dan receivable
turnover (Martono, Agus, 2005). Rincian masing-masing sebagai berikut.
3) I nventory Turnover
Rasio ini menunjukkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengatur
investasinya dalam persediaan, yang tercermin dalam beberapa kali persediaan itu
diputar selama satu periode tertentu.
Inventory Turnover
Harga Pokok Penjualan
Rata - rata Persediaan
4) Total Assets Turnover
Rasio ini mengukur efesiensi perusahaan dalam pemakaian total aktivanya untuk
menghasilkan penjualan.
Total Aktiva
5) ReceivableTurnover
Rasio ini menyatakan seberapa cepat perusahaan dapat menagih piutang dagangnya
sehingga memperoleh kas.
Penjualan Bersih

Rata - rata Piutang
Rasio Leverage terdiri dari debt ratio dan total debt to equity ratio (Martono, Agus,
2005). Rincian masing-masing sebagai berikut.
6) Debt Ratio
Rasio ini mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai
pembelian atau investasi atas aktiva perusahaan.
Debt Ratio

Total Hutang
Total Aktiva
7) Total Debt toEquityRatio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua total
kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri.
Net profit margin

Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan Bersih
Return on Equity
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Modal Sendiri
Total Debt to Equity Ratio
Total Hutang
Modal Sendiri
Rasio Profitabilitas terdiri dari gross profit margin, net profit margin, return on
investment dan return on equity (Martono, Agus, 2005). Rincian masing-masing sebagai
berikut.
8) Gross Profit Margin
Rasio ini mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan selain
mencerminkan kemampuan manajemen untuk meminimilasi harga pokok penjualan
dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan.
Gross profit margin

Penjualan Bersih - HPP
Penjualan Bersih
9) Net Profit Margin
Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah
harga pokok penjualan, beban operasi / usaha, beban lain-lain dan pajak dalam
hubungannya dengan penjualan.
10) Return on I nvestment
Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya
seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Semakin tinggi
rasio ini menunjukkan semakin efisien dana yang ditanamkan.
Return on Investment
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
11) Return on Equity
Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal
sendiri, mengukur tingkat pengembalian dari modal pemegang saham yang
diinvestasikan ke dalam perusahaan. semakin tinggi nilai persentase rasio ini,
semakin menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. Usaha yang
dilakukan perusahaan memberikan pengembalian hasil yang menguntungkan bagi
pemilik modal yang menginvestasikan modal mereka ke dalam perusahaan.
HASILDANPEMBAHASAN
Perspektif keuangan periode 2004-2008 menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT.
Unilever Indonesia Tbk, dikatakan baik. Rasio likuditas keuangan terjadi penurunan
dari tahun ke tahun, ini disebabkan hutang lancar perusahaan yang dari tahun ke tahun
meningkat. Rasio aktivitas, menunjukkan dari tahun ke tahun kinerja perusahaan
semakin baik karena terjadi penigkatan nilai rasio dari tahun ke tahun. Rasio leverage,
kinerja perusahaan tidaklah terlalu baik karena debt ratio dan total debt to equity ratio
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
menurun untuk membayar seluruh hutang-hutangnya, baik itu hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang. Rasio profitabilitas, kinerja perusahaan dikatakan baik
karena gross profit margin, net profit margin, ROE, ROI dari tahun ke tahun meningkat
ini berarti kinerja perusahaan belumlah stabil dikarenakan keuntungan kotor penjualan
bersih kadang meningkat kadang juga menurun.
Perspektif pelanggan, 49,2% responden dari 100 responden yang mengembalikan
kuesenernya menyatakan puas. 31,2% responden merasa cukup puas, 16% responden
merasa sangat puas, 2,1% responden merasa tidak puas dan 1,5% responden merasa
sangat tidak puas. Perspektif proses bisnis internal, 50% responden dari 30 responden
yang mengembalikan kuesenernya menyatakan setuju, 28,1% karyawan menyatakan
cukup setuju, dan 21,9% karyawan menyatakan sangat setuju terhadap pengembangan
sumber daya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatan lingkungan kerja,
menggunakan standar yang bermutu tinggi, membuat promosi yang sebagus mungkin
untuk setiap lini produk unilever, membuat banyak variasi produk, pendistribusian
produk yang cepat ke para distributor, memberikan pelayanan yang segera kepada
konsumen, menggunakan peralatan dibawah kendali statistik, dan perusahaan
menetapkan perbaikan yang berkelanjutan untuk mendapatkan mutu yang sebaik
mungkin.
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, 41,2% responden dari 30 responden
yang mengembalikan kuesenernya menyatakan setuju, 37,6% karyawan menyatakan
cukup setuju, 18,7% karyawan menyatakan sangat setuju dan 2,5% karyawan
menyatakan tidak setuju terhadap kemampuan karyawan, motivasi karyawan dalam
bekerja dan kompensasi perusahaan kepada karyawan.
SIMPULANDANSARAN
Berikut ini merupakan simpulan dari analisis balanced scorecard berdasarkan dari
keempat perspektif, yaitu sebagai berikut.
A. Perspektif Keuangan
Kesimpulan dari perspektif keuangan periode 2004-2008 di atas menunjukkan
bahwa kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk, dikatakan relatif baik karena
dari tahun ke tahun rasio keuangan perusahaan mengalami kenaikan.
B. Perspektif Pelanggan
Dari hasil analisis kuesener responden yang mengembalikan kuesenernya
didapatkan hasil bahwa 96,4% responden menyatakan puas terhadap pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan dari target perusahaan sebesar 100%.
Tetapi perusahaan juga harus masih meningkatkan pelayanan kepada para pelangaan
mereka, terbukti masih terdapat 3,6% yang menyatakan tidak puas terhadap
pelayanan yang diberikan perusahaan.
C. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dari hasil analisis kuesener responden yang mengembalikan kuesenernya
didapatkan hasil bahwa 100% responden menyatakan setuju terhadap
pengembangan sumber daya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatan
lingkungan kerja, menggunakan standar yang bermutu tinggi, membuat promosi
yang sebagus mungkin untuk setiap lini produk unilever, membuat banyak variasi
produk, pendistribusian produk yang cepat ke para distributor, memberikan
pelayanan yang segera kepada konsumen, menggunakan peralatan dibawah kendali
statistik, dan perusahaan menetapkan perbaikan yang berkelanjutan untuk
mendapatkan mutu yang sebaik mungkin.
D. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dari hasil analisis kuesener responden yang mengembalikan kuesenernya
didapatkan hasil bahwa 97,5% responden menyatakan setuju terhadap kemampuan
karyawan, motivasi karyawan dalam bekerja dan kompensasi perusahaan kepada
karyawan dari target perusahaan sebesar 100%. Perusahaan harus mempertahankan
untuk tahun-tahun yang akan datang guna kelangsungan kemajuan perusahaan.
Tetapi perusahaan juga harus meningkatkan keloyalitasan perusahaan terhadap
karyawan, karena masih ada 2,5% karyawan yang merasa tidak setuju terhadap
kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Berdasarkan simpulan yang telah diterangkan sebelumnya, maka penulis
memberikan beberapa implikasi yang mungkin dapat dimanfaatkan oleh perusahaan,
antara lain sebagai berikut
1. PT. Unilever Indonesia Tbk hendaknya mempertimbangkan untuk menerapkan
konsep balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
2. Pada perspektif keuangan, perusahaan hendaknya lebih memperhatikan posisi
likuiditas perusahaan. Karena proposisi persen rasio likuiditas perusahaan semakin
menurun dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya hutang lancar
perusahaan.
3. Pada perspektif pelanggan perusahaan harus memperbaiki pelayanan yang diberikan
perusahaan kepada para pelanggan. Perusahaan harus meningkatkan pelayanan
mereka kepada para pelanggan agar para pelanggan tidak pindah ke produk-produk
lain. Karena di saat ini persaingan semakin ketat dan para pelanggan setia pun sulit
untuk didapatkan. Maka daripada itu perusahaan harus lebih meningkatkan
pelayanan kepada para pelanggan mereka.
4. Pada perspektif proses bisnis internal perusahaan harus lebih meningkatkan dalam
pengembangan sumber daya. Semua aspek yang terdapat dalam pengembangan
sumber daya ini sangatlah berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan,
jika perusahaan tidak dapat menjalankannya dengan baik maka para konsumen akan
merasa kecewa dan bisa saja para konsumen pindah ke produk-produk yang lain
yang mereka anggap lebih aman untuk digunakan.
5. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perusahaan harus meningkatkan
keloyalitasan perusahaan terhadap karyawan. Karyawan merupakan asset yang
sangat berharga bagi sebuah perusahaan, maka dari pada itu perusahaan harus
memperhatikan para karyawan agar mereka merasa senyaman mungkin. Jika
perusahaan memperhatikan karyawan mereka dengan baik, para karyawan pun akan
memberikan kontribusi yang besar pula untuk perusahaan. Jika karyawan bekerja
dengan baik perusahaan juga akan mendapatkan keuntungannya, karena karyawan
dapat menciptakan ide-ide yang kreatif, dan pemikiran-pemikiran yang jenius
dengan menciptakan produk-produk baru yang bisa menguntungkan bagi
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, A. A., R. D. Bankers and R. S. Kaplan. 1995. Management Accounting.
Prentice-Hall. New Jersey.
Blocher, E. J., K. H. Chen and T. W. Lin. 2000. Manajemen Biaya. Salemba Empat.
Jakarta.
Djarwanto, PS. 1998. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. PT BPFE. Yogyakarta.
Ferry. 2005. Sistem Penilaian dan Perencanaan Kinerja Perusahaan Menggunakan
Metode Balanced Scorecard. Jurnal Teknik Komputer.
Gaspersz, Vincent. 2006. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard
dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Hansen, D. R dan M. M. Mowen. 2000. Manajemen Biaya: Akuntansi dan
Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
Helfert, E. A. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan
Mengukur Kinerja Perusahaan. Erlangga. Jakarta.
Horngren, C. T. 2006. Cost Accounting (A Managerial Emphasis). Pearson Prentice
Hall. New Jersey.
Husein, Umar. 1999. Metodologi Penelitian. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ikhsan, A. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta.
Imelda. 2004. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol.6 No.2 November 2004:106-122.
Isniar. 2005. Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja dan Alat Pengendali
Sistem Manajemen Strategis. Jurnal Teknik Komputer. Vol.6 hal:51-59.
Kaplan, R. S. dan Norton, D. P. 1996. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced
Scorecard. Erlangga. Jakarta.
Martono, S.U. dan A. Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. PT EKONISIA.
Yogyakarta.
Monika. 2006. Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu
Pengantar. Jurnal Akuntansi.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
_____ . 2001. Balanced Scorecard. Salemba Empat. Jakarta.
Napa, J.Awat. 1999. Manajemen Keuangan-Pendekatan Matematis. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Djarwanto, PS. 1998. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. PT BPFE. Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. PT Salemba Empat. Jakarta.
Yuri dan Lithrone. 2008. Perencanaan Strategi dalam Upaya Menyelaraskan Tujuan
Organisasi dan Tujuan Karyawan dengan Pendekatan Total Performance
Scorecard. Jurnal Teknik Industri. Vol.10 No.2 Desember 2008:138-150.
Indonesia Stock Exchange. 2009. Laporan Keuangan Tahunan PT. Unilever Indonesia
T a h u n 2 0 0 4 - 2 0 0 8 .
http://www.idx.co.id/jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=UNVR. (24 Mei 2009).
Unilever Indonesia. 2009. Laporan Keuangan Tahunan PT. Unilever Indonesia Tbk
Tahun 2004-2008.
http://202.155.2.90/corporate actions/new info jsx/jenis informasi/00 Pengum
uman-Bursa/2008/03 Maret/2008-03-26/20080326 UNVR ILK 019 PSR-
Iklan%20Laporan%20Keuangan%20Tahunan%20per%20Des%202007.pdf. (24
Mei 2009).

You might also like