Professional Documents
Culture Documents
Prosedur Kloning Domba Dolly
Prosedur Kloning Domba Dolly
Domba Dolly merupakan hewan pertama yang dikloning melalui transfer inti
dari sel somatik yang dikultur dari hewan dewasa. Proses ini, dikenal sebagai SCNT
(somatic cell nuclear transfer) kloning, memungkinkan kloning yang akan dilakukan
pada sejumlah sel yang berpotensi tidak terbatas dari hewan dewasa yang kinerja dan
sifat-sifatnya diketahui. Teknologi ini memungkinkan untuk membuat salinan dari
hewan peternakan yang unggul berdasarkan sifat-sifat mereka dan keturunan mereka.
Prinsip dari teknik ini yaitu DNA yang berasal dari sel telur hewan dihilangkan dan
diganti dengan DNA yang berasal dari sel somatik (kulit, rambut, dan lain-lain)
hewan dewasa lain. Jadi, hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan
secara vegetatif (aseksual) karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
sel akan keluar dari siklus pembelahan sel dan kembali ke fase G0, yang serupa
dengan fase G1, di mana pembelahan sel belum terjadi. Jika nukleus donor tidak
sedang dalam fase G0 atau G1 pada saat digabungkan dengan sel resipien, maka
dapat terjadi kerusakan kromosom yang berakhir pada gagal perkembangan embrio
atau menghasilkan keturunan yang cacat. Kemungkinan lainnya, tentu saja kegagalan
proses kloning secara keseluruhan.
Tahap kedua yaitu isolasi sel telur yang belum dibuahi dari domba blackface
Skotlandia sebagai sel resipien. Kemudian sel telur blackface dihilangkan intinya
dengan cara mengisapnya keluar dari sel menggunakan pipet mikro.
Gambar . Skema transfer inti secara electrofusion di mamalia (dalam bahasa Inggris)
Karena
Wilmut
dan
koleganya
menggunakan
metode
fusi
dalam
menggabungkan 2 sel dan bukan dengan injeksi inti yang sudah diiolasi, semua
komponen seluler akan ikut bergabung menjadi satu. Akibatnya, mitokondria, yang
juga memiliki beberapa gen di dalamnya, juga akan ikut digabungkan dengan sel telur
yang juga memiliki mitokondria tersendiri. Namun, gen yang terdapat dalam
mitokondria tidak akan berpengaruh banyak terhadap sel karena gen di mitokondria
merepresentasikan sedikit bagian saja dari total gen mamalia sehingga penggabungan
2 jenis mitokondria yang berbeda diharapkan tidak akan berpengaruh banyak
terhadap sel.
Sel telur yang tidak berinti yang digunakan dalam teknik fusi hanya akan
memulai proses pembelahan sel jika mengalami aktivasi dengan beberapa sinyal
buatan, seperti sengatan listrik yang digunakan dalam teknik electrofusion. Ketika
nukleus donor masuk ke dalam sel telur yang tidak berinti, biasanya akan dimulai
replikasi DNA, pemecahan membran inti, dan kondensasi kromosom. Setelah aktivasi
sel telur, membran inti akan segera membungkus kromosom sel donor. Sekarang inti
sel donor menjadi seperti inti sel telur yang khas, yakni besar dan seperti bengkak.
Hal itu diasumsikan sebagai proses dimulainya reprogramming atau pemrograman
ulang inti donor yang digabungkan dengan cara membuka kromosomnya ke
sitoplasma sel telur dan memulai pergantian protein dari sel telur menjadi sel inti
donor (Prather and First, 1990). Selanjutnya sel akan mengalami proses pembelahan
sel seperti pada umumnya dengan memiliki inti dan DNA dari sel donor sehingga
akan menghasilkan protein-protein yang identik dengan sel donor.